SISTEM MANAGEMEN KEUANGAN KOPERASI AT TA (1)

SISTEM MANAGEMEN KEUANGAN KOPERASI AT-TARBIYAH
STAIN PAREPARE

RUSNAENA
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Parepare

ST. JAMILAH AMIN
Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Parepare

DAMIRAH
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Parepare

abstract
This article discusses the Cooperative Financial Management System At-MT STAIN Pare Pare, where the main focus
of study to see if the cooperative at-MT attention to the welfare of its members and adhered to the establishment
of cooperative goals are: to help improve the welfare of its members, not to maximize profit cooperative enterprise.
Initial observations the authors see that cooperative At-MT STAIN Pare Pare very helpful members. On the other
hand, criticism and complaints from sebahagian members, as well as distrust in terms of capital and profits in
the can through the division of SHU annually. This research is a field research, data sources used in this study
are: primary data, secondary data, and financial management of the cooperative.This study uses data collection
techniques: (1). Observation, (2). Interviews, and (3). Document. To analyze the data that has been collected, the

data is processed by qualitative analysis techniques.The results of this study indicate that: 1. Systems cooperative
capital STAIN Pare Pare At-MT consists of principal, save mandatory and voluntary savings of the members of the
cooperative. 2. The financial performance of cooperative inadequate and has not been managed well seen by the
presence of some of the bad loans that have not been resolved by the cooperative management STAIN Pare Pare.
3. The health cooperative AT-MT STAIN Pare Pare is still very far from the standard assessment when returning
to the assessment ratio cooperative financial services cooperatives (KJK) both in terms of capital, asset quality,
profitability, and the quantification of management aspects.
Keywords:Financial Management and Cooperative

abstrak
Artikel ini membahas tentang sistem manajemen keuangan koperasi At Tarbiyah STAIN Parepare, dimana
fokus utama dari studi ini adalah untuk melihat apakah sistem manajemen keuangan yang ada memperhatikan
kesejahteraan anggotanya dan berpegang pada tujuan utama pendirian koperasi yaitu untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan anggotanya, bukan untuk menarik keuntungan bagi koperasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa eksistensi koperasi At Tarbiyah sangat membantu. Akan tetapi, Di sisi lain, muncul kritik
dan keluhan dari sebagian anggota serta ketidakpercayaan dalam hal modal dan keuntungan yang di dapat melalui
pembagian SHU per tahun. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data: (1). Observasi, (2). Wawancara,
dan (3). Dokumentasi. Untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, data tersebut diolah dengan teknik
analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Sistem simpanan yang ada dalam koperasi STAIN
adalah simpanan pokok, wajib dan sukarela, 2. Manajemen keuangan koperasi yang tidak dikelola dengan baik

yang dapat dilihat dari adanya kredit macet yang belum diselesaikan secara manajerial, 3. Standarisasi sehatnya
pengelolaan keuangan masih belum dipenuhi baik dari segi permodalan, pengelolaan aset, dan profesionalisme
manajerial.
Kata Kunci : Manajemen Keuangan dan Koperasi

[ 63 ]

Kuriositas, Edisi VII, Vol. 1, Juni 2014

yang di setor anggotanya, keanggotaan bisa
dipindahtangankan, dan pembagian surplus
berdasarkan jumlah modal yang di setor.
Masing-masing perbedaan tersebut membawa
konsekuensi tersendiri perlunya perbedaaan
pengelolaan keuangan perusahaan koperasi
dengan non koperasi.
Koperasi
STAIN
Parepare
sangat

membantu para anggotanya terutama ketika
mereka membutuhkan tambahan dana untuk
suatu keperluan tertentu dan itulah salah
satu jenis usaha yang dilakukan yaitu simpan
pinjam untuk kesejahteraan anggotannya.
Namun di satu sisi sering mendapat kritikan
dan keluhan dari anggotanya karena ada rasa
ketidak percayaan dari koperasi tersebut
baik dari segi permodalan maupun dari segi
keuntungan yang didapat melalui pembagian
SHU setiap tahunnya. Terdapat ketidak
seimbangan antara modal dengan SHU yang
di dapat setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini
adalah mendapatkan informasi tentang kinerja
manajemen keuangan koperasi At- Tarbiyah
STAIN Parepare.
Penelitian ini didasari pada beberapa teori
tentang perkoperasian. Pada Undang-Undang
Perkoperasian No. 25 tahun 1992 dijelaskan
bahwa modal koperasi terdiri dari modal

sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri
dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan
wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan
modal pinjaman dapat berasal dari anggota,
koperasi lain dan atau anggotanya, bank dan
lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi
dan surat hutang lainnya, dan sumber-sumber
lain yang sah.
Selain dari dua sumber di atas, kopersi
dapat pula melakukan pemupukan modal
yang bersal dari modal penyertaan. Modal
penyertaan adalah sejumlah uang atau barang
modal yang dapat di nilai dengan uang yang
ditanamkan oleh pemodal untuk menambah
dan memperkuat struktur permodalan
koperasi dalam meningkatkan kegiatan
usahanya. Modal penyertaan dapat berasal
dari pemerintah, anggota masyarakat, badan

PenDahuluan

Tujuan utama didirikannya koperasi
adalah membantu meningkatkan kesejahteraan anggota, bukan memaksimalkan
keuntungan perusahaan koperasi. Sifat tujuan
koperasi seperti itu mengharuskan cara-cara
memperoleh dana, menggunakan dana, dan
pengukuran kinerja keuangan dilakukan secara
berbeda dengan perusahaan non koperasi yang
bertujuan memaksimalkan keuntungan.
Fokus
pada
upaya
peningkatan
kesejahteraan
anggota
memungkinkan
perusahaan koperasi menggali dana lebih
banyak, memanfaatkan potensi anggota
sebagai pemilik, dan mengalokasikan dana
tersebut
kepada

anggota.
Keuntungan
perusahaan koperasi yang diperoleh melalui
bisnis dengan anggota tidaklah perlu terlalu
besar agar anggota benar-benar menikmati
harga atau bunga murah dan mendapatkan
manfaat langsung dari koperasi miliknya.
Orientasi bisnis koperasi pada anggota
yang bersifat service dan bukan provit orientet
memungkinkan pengukuran-pengukuran rasio
profitabilitas pada koperasi didesain secara
berbeda dengan perusahaan non koperasi
yang berorientasi maksimalisasi profit.
Kinerja koperasi tidak boleh diperhitungkan
hanya
berdasarkan
laporan
keuangan
(neraca dan laporan laba rugi), tetapi aspek
manfaaat langsung keanggotaan juga harus

diperhitungkan dalam pengukuran kinerja
keuangan koperasi.
Persoalan kedua yang mengharuskan
dibedakannya
manajemen
keuangan
koperasi dengan non koperasi adalah adanya
perbedaan
dasar
hukumnya.
Koperasi
adalah organisasi bisnis yang beranggotakan
orang-orang, masing-masing anggota hanya
memiliki satu suara, keanggotaan tidak bisa
dipindahtangankan, dan pembagian surplus
berdasarkan jasa anggota. Perusahaan non
koperasi (misalnya Perseroan Terbatas) adalah
organisasi bisnis yang merupakan kumpulan
suara tergantung pada banyaknya modal
[ 64 ]


Rusnaena, St. Jamilah Amin, Damirah – Sistem Manajemen Keuangan Koperasi At Tarbiyah STAIN Parepare

usaha dan badan-badan usaha lainnya (PP No.
33 Tahun 1998).
Koperasi dapat menghimpun dana dan
menyalurkan dana tersebut melalui kegiatan
usaha simpan pinjam dan untuk anggoat
koperasi yang bersangkutan dan koperasi
lain atau anggotanya (UU No. 25 Tahun
1992). Kegiatan usaha simpan pinjam adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun
dana dan menyalurkannya melalui kegiatan
usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota
koperasi yang bersangkutan, calon anggota
koperasi yang bersangkutan, koperasi lain atau
anggotanya (PP No. 9 Tahun 1995).
Kegiatan usaha simpan pinjam dapat
dilaksanakan oleh Koperasi Simpan Pinjam
atau Unit Simpan Pinjam. Koperasi Simpan

Pinjam dapat berbentuk Koperasi Primer
atau Koperasi Sekunder, demikian juga Unit
Simpan Pinjam dapat di bentuk oleh Koperasi
Primer atau Koperasi Sekunder. Koperasi
Primer adalah koperasi yang didirikan yang
beranggotakan orang seorang, sedangkan
Koperasi Sekunder adalah koperasi yang
didirikan yang beranggotakan koperasi.
Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi
yang kegiatannya hanya usaha simpan pijam.
Sedangkan Unit Simpan Pinjam (USP)
adalah unit koperasi yang bergerak di bidang
usaha simpan pinjam sebagai bagian dari
kegaiatan usaha koperasi yang bersangkutan.
Kegiatan usaha Koperasi Simpan Pinjam dan
Unit Simpan Pinjam adalah: menghimpun
simpanan koperasi berjangka dan tabungan
koperasi dari anggota dan calon anggotanya,
koperasi lain atau anggotanya dan memberikan
pinjaman kepada anggota, calon anggotanya,

koperasi lain dan atau anggotanya.
Etika bisnis usaha Koperasi Simpan
Pinjam atau Unit Simpan Pinjam harus di
bangun dengan kesadaran perhatian utama
pada anggotanya. Apabila anggota sudah
mendapat pelayanan sepenuhnya, barulah
calon anggota dapat dilayani. Apabila anggota
dan calon anggota sudah mendapat pelayanan
sepenuhnya, koperasi lain dan anggotanya

dapat
dilayani
berdasarkan
perjanjian
kerjasama koperasi yang bersangkutan (PP No.
9 Tahun 1995).
Pada saat pendirian, setiap KSP wajib
menyediakan modal disetor dan setiap
pembentukan USP wajib menyediakan modal
tetap dalam bentuk deposito pada Bank

Pemerintah atas nama menteri untuk membiayai
investasi maupun modal kerjanya. Modal
yang disetor pada pendirian KSP terdiri dari
simpanan pokok dan dapat ditambah dengan
simpanan wajib, serta hibah yang besarnya
ditetapkan paling sedikit Rp 15.000.000,00
untuk KSP Primer dan Rp 50.000.000,00
untuk pendirian KSP Sekunder.
Sedangkan modal awal pembentukan USP
Koperasi yang sering disebut modal tetap,
dipisahkan dari harta kekayaan koperasi
yang besarnya ditetapkan paling sedikit Rp
15.000.000,00 untuk pendirian USP pada
Koperasi Primer, dan paling sedikit Rp
50.000.000,00 untuk pendirian USP pada
Koperasi Sekunder. Modal disetor atau modal
tetap tersebut tidak boleh bekurang jumlahya
dan tidak boleh diambil sebelum adanya modal
pengganti (Pemen Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah RI No. 19 Tahun 2008).

Saham Koperasi (Simpanan Pokok)
Sumber pertama modal dasar untuk
membiayai koperasi ialah konstribusi para
anggotanya. Konstribusi keuangan ini tentu
sebab saham dalam koperasi bukanlah
penanaman modal seperti saham dalam
perusahaan perseroan. Seorang anggota
koperasi tidak menanam sebagian uangnya
dalam saham, sebab ia tidak ingin memperoleh
keuntungan dari modalnya itu dalam bentuk
pembagian sisa hasil usaha atau untuk
perspekulasi. Saham koperasi adalah sejumlah
uang yang disediakan oleh para anggota untuk
koperasinya selama keanggotaan itu dapat
membantu membiayai fasilitas bersama.
Simpanan pokok pada dasarnya adalah
saham koperasi karena dengan memiliki
simpanan pokok pada koperasi, seorang
[ 65 ]

Kuriositas, Edisi VII, Vol. 1, Juni 2014

anggota secara otomatis ikut memliki
perusahaan koperasi. Meskipun demikian,
untuk beberapa koperasi tertentu masalah
kepemilikan ini dapat dimodifikasi. Koperasi
dapat menetukan kriteria anggota khusus dan
anggota biasa.
Setiap
anggota
harus
membayar
konstribusi keuangan dan hanya para anggota
yang dapat mengambil alih saham. Kesatuan
keanggotaan dan konstribusi modal saham
minimun ini merupakan alasan mengapa
keanggotaan berubah-ubah dan menyebabkan
modal saham berubah-ubah pula.
Berbeda dengan saham pada perusahaan
non koperasi, simpanan anggota (saham
koperasi) akan terus dimiliki anggotanya selama
ia menjadi anggota koperasi. Simpanan anggota
tidak boleh dipindahtangankan karena koperasi
adalah kumpulan orang, bukan kumpulan
modal. Jika anggota keluar dari keanggotaan
koperasi, maka semua simpanan yang dimiliki
akan diambil, termasuk simpanan pokok, dan
ketika simpanan pokok diambil, pada saat itu
pula ia bukan lagi sebagai anggota koperasi.
Saham koperasi juga tidak dapat dijual kecuali
dengan persetujuan Dewan Pengurus. Saham
koperasi hanya dapat diperoleh seorang pada
waktu bersamaan diterima keanggotaan atau
sudah menjadi anggota.
Suatu saham koperasi diterbitkan sebagai
saham pribadi, tidak dapat di bagi, tidak
dapat dipindahtangankan, dan tidak dapat
diwariskan. Keuntungan atas modal saham
biasanya dibatasi oleh undang-undang,
sehingga saham koperasi bukanlah suatu objek
yang menarik untuk dijadikan spekulasi dalam
menanam modal.

simpanan wajib yang sama bagi semua anggota,
namun secara hukum jumlah simpanan itu
tidak harus sama. Hal ini sangat tergantung
pada ketentuan anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga, kemampuan masing-masing
anggota secara individual, dan kesempatan
awal ketika masuk menjadi anggota koperasi.
Simpanan wajib adalah bentuk simpanan
yang rutin dilakukan anggota koperasi
setiap priode tertentu tapi bukan sebagai
dasar penentuan hak miliknya atas koperasi.
Besarnya simpanan wajib dapat berubah
sewaktu-waktu tergantung dari kesepakatan
anggota pada saat rapat anggota dilakukan,
namun simpanan wajib tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota koperasi.
Simpanan wajib adalah modal utama
koperasi. Oleh karena itu konsekuensi
dari simpanan ini adalah harus dilakukan
oleh semua anggota koperasi dan besarnya
simpanan harus dapat disesuaikan dengan
tujuan usaha koperasi dan kebutuhan dana
yang hendak dikumpulkan. Simpanan wajib
sebenarnya adalah hutang perusahaan
koperasi terhadap anggotanya. Hutang yang
dimaksud cenderung berjangka panjang
karena baru akan dikembalikan pada saat
anggota mengundurkan diri dari keanggotaan
koperasi atau pada saat koperasi dilikuidasi.
Simpanan pokok dan wajib merupakan
sebuah kewajiban anggota terhadap koperasi
karena di dukung oleh anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga sehingga manajemen
tidak membutuhkan daya motivasi yang
kuat,pengumpulan dana melalui simpanan
sukarela
membutuhkan
daya
motivasi
yang sangat kuat. Pihak manajemen perlu
memberikan rangsangan-rangsangan yang
sangat kuat agar anggota secara sukarela
menabung di koperasinya.

Simpanan Wajib
Simpanan wajib berkaitan dengan jumlah
uang tertentu yang tidak harus sama wajib di
bayar anggota kepada koperasi dalam waktu
dan kesempatan tertentu yang tidak dapat
diambil kembali selama bersangkutan masih
menjadi anggota. Meskipun secara umum
banyak koperasi yang menetapkan jumlah

Modal Penyertaan
Perihal modal penyertaan diatur dalm
PP 33 tahun 1998. Modal penyertaan adalah
sejumlah uang atau barang modal yang dapat
[ 66 ]

Rusnaena, St. Jamilah Amin, Damirah – Sistem Manajemen Keuangan Koperasi At Tarbiyah STAIN Parepare

di nilai dengan uang yang di tanamkan oleh
pemodal untuk menambah dan memperkuat
struktur
permodalan
koperasi
dalam
meningkatkan kegiatan usahanya (PP Nomor
33 tahun 1998).

Pengukuran Kinerja Keuangan
Koperasi
Perlukan untuk mengukur keberhasilan
koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu
meningkatkan kesejahteraan anggota serta
kemampuan untuk utang. Kinerja keuangan
koperasi dapat di ketahui melalui analisis
Rasio Keuangan Seperti rasio yaang diuraikan
di bawah ini. Ada 12 rasio pokok yang harus
dipahami oleh kooperator.
Analisis rasio adalah tehnik yang
menunjukkan antara hubungan antara
dua unsur akunting yang memungkinkan
pemilik bisnis menganalisis kinerja keuangan
perusahaan. Secara umum rasio-rasiokeuangan
dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio
utang (solvabilitas,rasio operasi, dan rasio
kemampulabaan/frofitabilitas).
Tingkat perputaran persediaan adalah
ukuran berapa kali persediaan perusahaan
terjual habis, atau berputar selama satu periode
akuntansi. Rasio ini memberikan petunjuk
pada anggota dan manajemen koperasi apakah
persediaan dikelola dengan baik atau tidak.
Rasio ini diukur dengan rumus: tingkat
perputaran persediaan = (HP Persediaan)/
(Persediaan rata-rata).
Persediaan rata-rata adalah jumlah
persediaan awal dan akhir dibagi dua. Tingkat
perputaran persediaan sebesar empat kali
berarti dana yang tertanam dalam persediaan
berputar rata-rata empat kali dalam setahun.
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat barang
dagangan bergerak melalui bisnis itu dan
menyeimbangkan persediaan koperasi pada
garis tipis antara kelebihan dan kekurangan.
Rasio umur piutang adalah rasio untuk
mengukur banyaknya hari yang diperlukan
untuk menguangkan piutang dagangannya.
Rumusnya adalah rasio umur piutang = (365
hari) / (Rasio Putaran Piutang).
Rasio putaran piutang adalah rasio untuk
mengukur berapa kali piutang berputar selama
periode akuntansi. Semakin tinggi rasio

Cadangan Koperasi
Maksud pembentukan PP Nomor 33 tahun
1998 adalah untuk memperkuat struktur
pemodalan koperasi. Pemupukan modal
penyertaan dapat berasal dari pemerintah,
anggota masyarakat, badan usaha atau dari
badan-badan lainnya. Pemupukan modal
penyertaan harus di lakukan berdasarkan
perjanjian secara tertulis antara koperasi
dan pemodal. Perjanjian tersebut sekurangkurangnya : nama koperasi dan pemodal,
besarnya modal penyertaaan, usaha hak dan
kewajiban pemodal dan koperasi, pengelolaan
dan pengawasan, hak dan kewajiban pemodal
dan koperasi, pembagian keuntungan, tata cara
pengaliahan modal penyertaan yang dimiliki
pemodal dan koperasi dan perselisihan.
Di samping itu untuk memupuk modal
penyertaan, koperasi sekurang-kurangnya
harus memenuhi persyaratan di antaranya:
telah memperoleh status sebagai badan
hukum, membuat rencana kegiatan dari usaha
yang akan di biayai dari modal penyertaan dan
mendapat persetujuan rapat anggota.

Utang Jangka Panjang
Usaha untuk mendapatkan modal pinjaman
bagi koperasi biasanya sangat sulit. Bank
atau para kreditur lain menyadari kenyataan
bahwa perusahaan kopersi sering dikelola oleh
pengurus yang kurang berpengalaman dalam
berusaha.

Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek adalah utang yang
jangka waktunyan pakling lama satu tahun.
Sebagian besar utang jangka pendek terdiri
dari kredit perdagangan, yaitu kredit yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan
usahanya (Bambang Riyanto, 2001).
[ 67 ]

Kuriositas, Edisi VII, Vol. 1, Juni 2014

Rumusnya adalah :

putaran piutang, semakin pendek waktu antara
penjualan kredit dan penerimaan kas.
Rasio putaran piutang =
kredit)/ (Piutang dagang)

Rasio Putaran Harta = (Penjualan Bersih)/
(Harta Bersih Total).

(Penjualan

Rasio putaran harta sebesar 1,5 kali berarti
dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
rata-rata dalam satu tahun berputar 1,5 kali
atau setiap rupiah aktiva selama satu tahun
dapat menghasilkan pendapatan sebesar 1,50.
Rasio ini bermanfaat hanya bila dibandingkan
dengan koperasi sejenis. Rasio yang berada di
bawah rata-rata industri menunjukkan bahwa
perusahaan kioperasi tidak dapat menghasikan
penjualan yang cukup dari harta yang dimiliki.
Rasio penjualan bersih atas modal
kerja adalah rasio untuk mengukur seberapa
rupiah penjualan yang dihasilkan UKM
dengan menggunakan setiap rupiah modal
kerja (Harta Lancar) – Utang Lancar. Rasio
ini akan menunjukkan sejauh mana efisiensi
penggunaan modal kerja untuk menghasilkan
penjualan.
Rumusnya adalah:

Rasio umur piutang sebanyak 15 hari
berarti piutang dikumpulkan rata-rata 15 hari
sekali. Makin kecil harinya semakin baik.
Umumnya semakin tinggi rasio umur piutang
semakin tinggi kemungkinan kerugian akibat
piutang ragu-ragu.
Salah satu penerapan yang paling
bermanfaat dari rasio umur piutang, adalah
membandingkannya dengan rasio rata-rata
industri.
Perbandingan ini akan menunjukkan
tingkat pengendalian perusahaan koperasi
terhadap penjualan kredit dan nama
penagihannya. Tapi petunjuk yang paling
mudah adalah agar rasio piutang tidak
melebihi sepertiga persyaratan kredit. Misal,
persyaratan kredit yang diberikan 45 hari maka
rasio umur piutang tidak lebih dari 60 hari.
Rasio umur utang adalah rasio untuk
pengukuran jumlah hari yang diperlukian
perusahaan koperasi untuk membayar
utang dagangannya. Rasio umur utang yang
berlebihan tingginya jelas menunjukkan
bahwa banyak utang yang telah jatuh tempo.
Idealnya, rasio utang sama dengan waktu
yang diperlukan untuk mencairkan persediaan
dalam bentuk penjualan sampai menjadi uang
tunai.
Rumusnya adalah:

Rasio penjualan bersih atas modal kerja =
(Penjualan bersih) / (Modal Kerja)
Rasio penjualan bersih atas modal kerja
sebesar 4,8 kali berarti dana yang tertanam
dalam modal kerja berputar rata-rata 4,8 kali
dalam setahun. Rasio penjualan bersih atas
modal kerja yang sangat rendah menunjukkan
perusahaan koperasi tidak memanfaatkan
modal kerja secara efisien atau menguntungkan.
Rasio manfaat atas penjualan digunakan
untuk mengukur manfaat per rupiah
penjualan. Rasio ini dihitung dengan rumus:
rasio manfaat atas penjualan = (SHU+Manfaat
Langsung )/ (Penjualan)
Rasio manfaat atas penjualan sebesar
25 % mengandung arti bahwa setiap rupiah
m=penjualan bersih menghasilkan manfaat
bversih sebesar 0,25. Bila manfaat atas
penjualan sangat rendah anggota dan pihak
manajemen koperasi haryus memeriksa
margin SHU dan manfaat (Penjualan bersih
– harga Pokok Penjualan yang dinyatakan
dalam persentase dari penjualan bersih)

Rasio umur utang = (365 hari)/ (Rasio
Putaran Utang)
Rasio Putaran utang = (Pembelian)/
(Utang Dagang)
Rasio penjualan Bersih atas harta
total atau rasio perputaran harta adalah
ukuran umum dari pernghasilan penjualan
sehubungan dengan harta yang dipunyainya.
Rasio ini menunjukkan seberapa produktif
perusahaan ini memanfaatkan harta yang
dipunyainya untuk menghasilkan penjualan.

[ 68 ]

Rusnaena, St. Jamilah Amin, Damirah – Sistem Manajemen Keuangan Koperasi At Tarbiyah STAIN Parepare

kuncinya adalah mengetahui SHU + manfaat
langsung untuk setiap usaha tertentu. Bila
SHU + Manfaat langsung terlalu rendah, akan
membawa langsung masa depan koperasi ke
arah bahaya.
Rasio manfaat atas modal (Ekuitas)
diguinakan
untuk
mengukur
tingkat
pengembalian terhadap investasi anggota.
Rasio ini merupakan salah satu indikato yang
paling penting mengenai efisiensi manajemen
koperasi.
Rumusnya adalah rasio manfaat atas
ekuitas = (SHU + Manfaat Langsung)/ (Ekuitas
Pemilik). Rasio manfaat atas ekuitas sebesar
13 % berarti setiap rupiah modal sendiri
anggota yang ditanamkan pada perusahaan
akan menghasilkan SHU + Manfaat langsung
Netto sebesar 0,13 yang tersedia bagi anggota
pemilik.Bila rasio ini terlalu kecil, bagi pemilik
(anggota) modal ini lebih baik dimanfaatkan di
tempat lain.

koperasi dan UKM dan dinas yang membidangi
koperasi di daerah dapat digunakans ebagai
sarana dan penetapan dan implementasi
strategi pembinaan dan pengawasan.
Penilaian KJK diarahkan kepada tujuan
sebagai berikut: menjaga dan meningkatkan
tingkat kepercayaan dari masyarakat terhadap
KJK, mengetahui kinerja KJK, melindungi
harta kekayaan dan para penabung, mengetahui
tingkat kepatuhan KJK pada peraturan yang
berlaku dan mengetahui bussiness plan jasa
keuangan yang akan dikelola KJK.
Aspek penilaian yang dipertimbangkan
dalam penentuan penilaian kesehatan koperasi
sebagai berikut: permodalan (bobot penilaian
20 %), kualitas Aktiva Produktif (bobot
penilaian 30 %), manajemen (bobot penilaian
25 %), rentabilitas (bobot penilaian 15%) dan
likuiditas (bobot penilaian 10%).

Menilai Tingkat Kesehatan Koperasi

Rasio antara Modal Sendiri terhadap
modal Asset, ditetapkan sebagai berikut :

Menghitung Rasio Penilaian Tingkat
Kesehatan KJKPermodalan

Pada tingkat penilaian kesehatan koperasi
khususnya pada koperasi simpan pinjam dan
koperasi yang menyelenggarakan unit simpan
pinjam atau yang sering disebut koperasi
jasa keuangan (KJK). Fokus kajian pada KJK
karena koperasi jenis ini adalah koperasi
yang cukup berkembangn akhir-akhir ini
namun sangan rentan terhadap kebangkrutan
apabila tidak dikelola secara profesional.
Bahkan kebangkrutan salah satu KJK akibat
pengelolaan yang tidak profesional sehingga
menyebabkan koperasi tersebut tidak sehat
akan membawa dampak yang lebih luas
pada industri KJK khususnya penurunan
kepercayaan masyarakat tehadap koperasi.
Kesehatan KJK merupakan suatu indikator
untuk kinerja pengurus/ pengelola KJK yang
dinnyatakan dalam kategori sehat, cukup sehat,
kurang sehat, dan tidak sehat. Hasil penilaian
KJK menjadi satu sarana dalam menetapkan
strategi usaha KJK di waktu yang akan datang
dan bagi pemerintah khususnya kementerian

Modal Sendiri/Total Asset x 100 %
Pada Penilaian Tingkat Kesehatan KJK
ditetapkan nilai kredit sebagai berikut : rasio
permodalan lebih kecil atau sama dengan 0,
diberikan nilai kredit 0, setiap kenaikan rasio
modal 1% mulai dari 0%, nilai kredit ditambah
5 dengan maksimum nilai 100 dan nilai kredit
dikalikan bobot sebesar 10% diperoleh skor
permodalan
Rasio Modal Sendiri Terhadap Pinjaman
Diberikan yang berisiko ditetapkan sebagai
berikut : modal sendiri / Pinjaman diberikan
yang berisiko x 100%. Pada penilaian tingkat
kesehatan KJK ditetapkan nilai kredit sebagai
berikut: rasio permodalan lebih kecil atau
sama dengan 0, diberikan nilai kredit 0, setiap
kenaikan rasio modal 1% mulai dari 0%, nilai
kredit ditambah 1 dengan maksimum nilai 100
dan nilai kredit dikalikan bobot sebesar 1%
diperoleh skor permodalan.

[ 69 ]

Kuriositas, Edisi VII, Vol. 1, Juni 2014

Kualitas Aktiva Produktif

(Cadangan
Risiko/Risiko
Pinjaman
Bermasalah) x 100%. Pada penilaian
tingkat kesehatan KJK ditetapkan nilai
kredit sebagai berikut:Rasio 0 (tidak
mempunyai
cadangan
penghapusan)
diberi nilai 0, setiap kenaikan 1% mulai
dari 0%, maka nilai kredit tersebut
ditambah 1 sampai dengan maksimum 100
dan nilai kredit dikalikan bobot sebesar
10% diperolah skor.

Penilaian
terhadap
kualitas
aktiva
produktif didasarkan pada 3 (tiga) rasio,
yaitu rasio volume pinjaman kepada anggota
terhadap total volume pinjamanyang diberikan,
rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan, dan rasio cadangan
risiko terhadap pinjaman bermasalah.
Suatu pinjaman dikatakan bermasalah
jika memiliki karakteristik sebagaiberikut
:pinjaman kurang lancar, pinjaman yang
diragukan, dan pinjaman yang macet.
Rasio dari kualitas aktiva produksi dapat
dihitung sebagai berikut :

Rentabilitas
Penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas
didasarkan pada 3 (tiga) rasio yaitu rasio
SHU sebelum pajak terhadap pendapatan
operasional, SHU sebelum dikenakan pajak
terhadap total asset tersebut, dan rasio beban
operasional terhadap pendapatan operasional.
Cara perhitungan rasio SHU sebelum
dikenakan pajak terhadap pendapatan
operasional ditetapkan sebagai berikut:

Rasio antara volume pinjaman kepada
Anggota terhadap Total Volume Pinjaman
Diberikan.
(Pinjaman kepada Anggota/Pinjaman
yang Diberikan) x 100%

(SHU
sebelum
pajak/Pendapatan
Operasional) x 100%. Pada penilaian
tingkat kesehatan KJK ditetapkan nilai
kredit sebagai berikut: rasio 0% atau negatif
diberi nilai kredit 0, setiap kenaikan rasio
1% mulai dari 0% nilai kredit ditambah
20 dengan maksimum nilai 100 dan nilai
kredit dikalikan dengan bobot sebesar 5%
diperoleh skor.

Pada penilaian tingkat kesehatan KJK
ditetapkan nilai kredit sebagai berikut: untuk
rasio sama dengan atau lebih besar dari 60%
diberikan nilai kredit 100, untuk rasio lebih
kecil 60% diberikan nilai kredit 0 dan nilai
kredit dikalikan bobot 10 % diperoleh skor.
Rasio antara Risiko pinjaman Bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan, ditetapkan
sebagai:(Risiko
Pinjaman
Bermasalah/
Pinjaman yang Diberikan) x 100%.
Menghitung perkiraan besarnya risiko
pinjaman bermasalah yaitu sebesar jumlah
:50% dari pinjaman diberikan yang kurang
lancar, 75% dari pinjaman diberikan yang
diragukan dan 100% dari pinjaman diberikan
yang macet. Hasil penjumlahan tersebut dibagi
dengan pinjaman yang diberikan

Perhitungan nilai Rasio SHU sebelum
dikenakan pajak terhadap total asset,
ditetapkan sebagai berikut:(SHU Sebelum
Pajak/Total Asset) x 100%. Pada penilaian
tingkat kesehatan KJK ditetapkan nilai kredit
sebagai berikut: rasio 0% atau negatif diberi
nilai kredit 0, setiap kenaikan 1 rasio 1% mulai
dari 0% nilai kredit ditambahkan 10 dengan
maksimum nilai 100 dan nilai kredit dikalikan
dengan bobot sebesar 5% diperoleh skor
Perhitungan nilai kredit dan rasio beban
operasional terhadap pendapatan operasional
dalam periode satu tahun buku, ditetapkan
sebagai
berikut
:(Beban
Operasional/
Pendapatan Operasional) x 100%. Pada
penilaian tingkat kesehatan KJK ditetapkan
nilai kredit sebagai berikut: rasio 100% atau
lebih diberi nilai kredit 0, setiap penurunan
rasio sebesar 1% mulai dari 100%, nilai kredit

Perhitungan Penilaian
Rasio 50% atau lebih diberi nilai kredit
0, setiap penurunan rasio 1% nilai kredit
ditambah 2 dengan masksimal nilai 100 dan
nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh
skor
Rasio Cadangan Risiko terhadap risiko
Pinjaman Bermasalah, dihitung dengan cara
penilaian sebagai berikut:
[ 70 ]

Rusnaena, St. Jamilah Amin, Damirah – Sistem Manajemen Keuangan Koperasi At Tarbiyah STAIN Parepare

koperasinya selama keanggotaan itu dapat
membantu mebiayai fasilitas bersama.
Simpanan pokok pada dasarnya adalah
saham koperasi karena dengan memiliki
simpanan pokok pada koperasi, seorang anggota
secara otomatis ikut memliki perusahaan
koperasi. Meskipun demikian, untuk beberapa
koperasi tertentu masalah kepemilikan ini
dapat dimodifikasi. Koperasi dapat menetukan
kriteria anggota khusus dan anggota biasa.
Anggota khusus biasanya adalah mereka
yang mempunyai konstribusi modal yang
besar terhadap koperasi dan biasanya mereka
adalah pediri organisasi koperasi. Mereka
pada umumnya selain ingin memanfaatkan
pelayanan
koperasi
demi
kepentingan
bisnisnya, juga karena koperasi mempunyai
potensi untuk berkembang. Anggota khusus
ini biasanya diprioritaskan dalam pembagian
SHU dan diberikan proporsi yang lebih
besar sebagai imbalan jasa konstribusi
modal yang besar terhadap koperasi. Mereka
juga merupakan anggota yang mewarnai
keputusan-keputusan pengembangan koperasi
kedepannya. Ketentuan mengenai anggota
khusus ini biasanya diatur dalam anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga koperasi.
Anggota biasa adalah anggota yang
keikutsertaannya mengikuti prosedur umum
yang ditentukan anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga. Biasanya anggota biasa
ini adalah anggota yang keikutsertaannya
hanya ingin memanfaatkan pelayanan yang
disediakan koperasi, seperti ingin mendapat
bantuan kredit, ingin mendapatkan bahan
baku murah, ingin memasarkan barang-barang
dagangannya melalui koperasi dan lain-lain.
Pada koperasi, setiap anggota harus
membayar konstribusi keuangan dan hanya
para anggota yang dapat mengambil alih
saham. Kesatuan keanggotaan dan konstribusi
modal saham minimun ini merupakan alasan
mengapa keanggotaan berubah-ubah dan
menyebabkan modal saham berubah-ubah.
Pada koperasi At-Tarbiyah STAIN Parepare
tidak terdapat anggota khusus hanya anggota

ditambahkan 10 sampai dengan maksimum
100 dan nilai kredit dikalikan dengan bobot
sebesar 5% diperoleh skor

Likuiditas
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas
didasarkan atas rasio antara pinjaman yang
diberikan terhadap dana yang diterima. Dana
yang diterima terdiri dari:modal sendiri,
simpanan anggota (Tabungan Koperasi dan
Simpanan Berjangka), modal pinjaman dan
modal penyertaan.

Kuantifikasi Aspek Manajemen
Penilaian aspek manajemen bersifat
kuantitatif, yaitu :penilaian manajemen
meliputo
beberapa
komponen
yaitu
permodalan, kualitas aktiva produktif,
pengelolaan, rentabilitas, dan lingkungan dan
perhitungan nilai kredit didasarkan kepada
hasil penilaian atas jawabanpertanyaan
manajemen sebanyak 25 (dua puluh lima)
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan
koperasi At-Tarbiyah STAIN Parepare, dan
lama penelitian dilakukan selama 6 bulan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah observasi dan wawancara dan studi
dokumentasi.

Pembahasan
Sumber Permodalan Koperasi At
Tarbiyah STAIN Parepare
Simpanan Wajib Anggota
Sumber pertama modal dasar untutk
membiayai koperasi ialah konstribusi para
anggotanya. Konstribusi keuangan ini tentu
sebab saham dalam koperasi bukanlah
penanaman modal seperti saham dalam
perusahaan perseroan. Seorang anggota
koperasi tidak menanam sebagian uangnya
dalam saham, sebab ia tidak ingin memperoleh
keuntungan dari modalnya itu dalam bentuk
pembagian sisa hasil usaha atau untuk
perspekulasi. Saham koperasi adalah sejumlah
uang yang disediakan oleh para anggota untuk

[ 71 ]

Kuriositas, Edisi VII, Vol. 1, Juni 2014

biasa saja, dan menurut data terakhir yang
berhasil kami himpun sampai dengan tahun
2012 sebanyak 143 0rang dan masing-masing
anggota membayar 50000/orang artinya
jumlah saham anggota sampai 2012 dengan
anggota tersebut di atas berjumlah Rp
7.150.000 ( tujuh juta seratus lima puluh ribu
rupiah).
Berbeda dengan saham pada perusahaan
nonkoperasi, simpanan anggota (saham
koperasi) akan terus dimiliki anggotanya
selama ia menjadi anggota koperasi. Simpanan
anggota tidak boleh dipindahtangankan karena
koperasi adalah kumpulan orang, bukan
kumpulan modal. Jika anggota keluar dari
keanggotaan koperasi, maka semua simpanan
yang dimiliki akan diambil, termasuk
simpanan pokok, dan ketika simpanan pokok
diambil, pada saat itu pula ia bukan lagi sebagai
anggota koperasi. Surah saham koperasi juga
tidak dapat dijual kecuali dengan persetujuan
Dewan Pengurus. Saham koperasi hanya dapat
diperoleh seorang pada waktu bersamaan
diterima keanggotaan atau sudah menjadi
anggota.
Suatu saham koperasi diterbitkan sebagai
saham pribadi, tidak dapat dibagi, tidak
dapat dipindahtangankan, dan tidak dapat
diwariskan,. Keuntungan atas modal saham
biasanya dibatasi oleh undang-undang,
sehingga saham koperasi bukanlah suatu objek
yang menarik untuk dijadikan spekulasi dalam
menanam modal.
Karena koperasi bukan objek yang
menarik untuk menanamkan modal, beberapa
kemungkinan yang dapat digunakan untuk
mendapatkan dana yang cukup adalah:
pembayaran saham dapat dilakukan dengan
dicicil atau dengan membedakan jumlah
yang harus disetor ketika menjadi anggota
dan tinggi daripada pembayaran minimum
atau meningkatkan konstribusi minimum
wajib sebanding dengan penggunaan fasilitas
koperasi yang harus dibiayai, misalnya pada
koperasi perusahaan susu: satu saham untuk
10 ekor sapi yang pertama, jumlah saham yang

harus disetujui oleh anggota dan yang lebih dan
satu saham tambahan bagi setiap tambahan 5
ekor sapi.

Simpanan Pokok Anggota
Simpanan wajib berkaitan dengan jumlah
uang tertentu yang tidak harus sama wajib
dibayar anggota kepada koperasi dalam waktu
dan kesempatan tertentu yang tidak dapat
diambil kembali selama bersangkutan masih
menjasdi anggota. Meskipun secara umum
banyak koperasi yang menetapkan jumlah
simpanan wajib yang sama bagi semua anggota,
namun secara hukum jumlah simpanan itu
tidak harus sama. Hal ini sangat tergantung
pada ketentuan anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga, kemampuan masing-masing
anggota secara individual, dan kesempatan
awal ketika masuk menjadi anggota koperasi.
Berbeda dengan simpanan pokok koperasi
yang hanya dilakukan satu kali selama ia
menjadi anggota koperasi dan menjadi dasar
kepemilikannya atas perusahaan koperasi,
simpanan wajib adalah bentuk simpanan yang
rutin dilakukan anggota koperasi setiap priode
tertentu tapi bukan sebagai dasar penentuan
hak miliknya atas koperasi. Besarnya
simpanan wajib dapat berubah sewaktu-waktu
tergantung dari kesepakatan anggota pada saat
rapat anggota dilakukan, namun simpanan
wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
Simpanan wajib adalah modal utama
koperasi. Oleh karena itu konsekuensi dari
simpanan ini adalah harus dilakukan oleh
semua anggota koperasi dan besarnya simpanan
harus dapat disesuaikan dengan tujuan usaha
koperasi dan kebutuhan dana yang hendak
dikumpulkan. Manajemen koperasi perlu
memotivasi anggota untuk mengumpulkan
segera simpanan ini, sehingga akumulasi
simpanan wajib para anggota dapat diarahkan
pada kegiatan pencapaian tujuan koperasi.
Simpanan wajib sebenarnya adalah hutang
perusahaan koperasi terhadap anggotanya.
Hutang yang dimaksud cenderung berjangka
[ 72 ]

Rusnaena, St. Jamilah Amin, Damirah – Sistem Manajemen Keuangan Koperasi At Tarbiyah STAIN Parepare

mampu memberikan rangsangan manfaat (
tingkat bunga atau bagi hasil) yang lebih baik
di abnding perusahaan pesaingannya atau
paling tidak sama dengan pesaingnya.
Pada koperasi At-Tarbiyah simpanan
sukarela sampai dengan 2012 dari anggotanya
yg berjumlah 143 0rang dengan jumlah
simpanan sukarela sebanyak Rp 29.523.834
(dua puluh sembilan juta lima ratus dua puluh
tiga ribu delapan ratus tiga puluh empat
rupiah).
Koperasi Attarbiyah STAIN Parepare telah
memiliki modal / saham sampai 2012 dari ke
3 sumber modal yang di miliki yaitu simpanan
wajib, simpanan pokok, dan simpanan
sukarela sebanyak Rp 534.897.334 ( lima ratus
tigapuluh empat juta delapan ratus sembilan
puluh tujuh tiga ratus tigapuluh empat)

panjang karena baru akan dikembalikan
pada saat anggota mengundurkan diri dari
keanggotaan koperasi atau pada saat koperasi
dilikuidasi. Atas simpanan wajib yang dilakukan
anggota, koperasi menetapkan tingkat bunga
tertentu sesuai dengan kesepakatan rapat
anggota. Tingkat bunga ini sekaligus akan
dibayarkan ketika anggota mengundurkan
diri dari keanggotaan koperasi atau koperasi
likuidasi.
Pada koperasi At-Tarbiyah stain Parepare
simpanan wajib anggota menurut data terakhir
yang berhasil kami himpun sejak 2012 data ahit
dari anggota yg berjumlah 143 orang dengan
iuran setiap anggota 100.000 ( seratus ribu
rupiah)/anggota berjumlah 508.873.500 (lima
ratus delapan juta delapan ratus tujuh puluh
tiga ribu lima ratus rupih)

Simpanan Sukarela Anggota

Kinerja Keuangan Koperasi AtTarbiyah STAIN Parepare

Simpanan sukarelah adalah simpanan
yang besarnya tidak ditentukan, tetapi
tergantung dari kemauan anggota .Simpanan
sukarelah dapat disetorkan dan diambil setiap
saat. Terhadap simpanan sualarela koperasi
menetapkan tingkat bunga tertentu yang di
sepakati anggota .
Jika simpanan pokok dan wajib merupakan
sebuah kewajiban anggota terhadap koperasi
karena di dukung oleh anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga sehingga manajemen
tidak membutuhkan daya motivasi yang kuat,
pengumpulan dana melalui simpanan sukarela
membutuhkan daya motivasi yang sangat
kuat. Pihak manajemen perlu memberikan
rangsangan-rangsangan yang sangat kuat
agar anggota secara sukarela menabung di
koperasinya.
Tugas manajemen dalam hal ini akan
menjadi sangat berat, karena pesaing-pesaing
koperasi juga memberikan rangsanganrangsangan yang sangat kuuat untuk
menarik anggota koperasi menabung di
perusahaannya. Paling tidak untuk menarik
anggota berpartisipasi aktif dalam simpanan
sukarela ini, perusahaan koperasi harus

Diperlukan untuk mengukur keberhasilan
koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu
meningkatkan kesejahteraan anggota serta
kemampuan untuk utang. Kinerja keuangan
koperasi dapat di ketahui melalui analisis
Rasio Keuangan , seperti rasio yaang diuraikan
di bawah ini. Ada 12 rasio pokok yang harus
dipahami oleh kooperator.
Analisis rasio adalah tehnik yang
menunjukkan antara hubungan antara
dua unsur akunting yang memungkinkan
pemilik bisnis menganalisis kinerja keuangan
perusahaan. Secara umum rasio-rasiokeuangan
dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio
utangn (solvabilitas 0, rasio operasi, dan rasio
kemampulabaan/frofitabilitas).
Rasio-Rasio
likuiditas
menunjukkan
apakah suatu koperasi akan mampu menutup
kewajiban jangka pendek ketika jatuh tempo.
Ukuran likuiditas utama adalah rasio lancar
(current ratio) dan rasio cepat (quick ratio)
Rasio lancar =Harta Lancar/utang Lancar.
Contoh : Rasio Lancar sebesar 250% berarti
setiap utang lancar sebesar Rp 1.00 dijamin
dengan harta lancar sebanyak 2.50
[ 73 ]

Kuriositas, Edisi VII, Vol. 1, Juni 2014

Pada koperasi At-Tarbiyah STAIN parepare
kinerja keuangan dari segi rasio likuiditas ini
tidak sesuai dengan rumus di atas karna sesuai
dengan pengalaman teman-teman yang keluar
dari keanggotaan koperasi mereka menunggu
kadang sampai satu bulan baru kemudian
diberikan uangnya yang tersimpan, baik
simpanan pokok maupun simpanan wajib dan
sukarela yang merupakan utang jangka pendek
koperasi, yang seharusnya kopereasi tersebut
senantiasa menyiapkan sebesar 2,50% untuk
mengantisipasi manakala ada anggota/utang
jangka pendek yang harus dibayar
Rasio lancar kaang-kadang disebut
rasio modal kerja dan merupakan ukuran
kemampuan koperasi dalam membayar
utang-utang lancarnya yang paling sering
digunakan. Umumnya penganalisis keuangan
menyarankan koperasi agar menjaga rasio ini
paling sedikit 200% untuk menjaga tingkat
modal kerja yang cukup.
Rasio
operasi
(Operating
Rasio)
digunankan untuk mengukur sejauh mana
efektivitas koperasi dalam memanfaatkan
sumberdayanya. Operating rasio terdiri dari
tingkat perputaran persediaan, rasio umur
piutang, rasio umur utang, rasio penjualan
bersih atas harta total, rasio penjualan bersi
atas modal kerja.
Tingkat perputaran persediaan maksudnya
ukuran berapakali persediaan perusahaan
terjual habis atau berpurtar satu priode
akuntansi. Rasio ini memberikan petunjuk
pada anggota dan manejeman koperasi apakah
perusahaan di kelola dengan baik atau tidak.
Khususnya pada koperasi AT-Tarbiyah Stain
Parpare hal ini tidak berjalan efektif karena
sesuai dengan keterangan dari bendahara
koperasi
At-Tarbiyah
STAIN
Parepare
(wawancara tgl 5 maret 2014) ternyata
beberapa anggota yang pembayarannya
menunggak alias terjadi kredit macet.Sehingga
menyebabkan perputaran modal yang tidak
lancar makanya ketika angota koperasi AtTarbiyah mau pinjam maka harus menungu
sampai ada modal yang kembali. Kondisi ini

di perkuat dengan keterangan dari sekertaris
koperasi At-Tarbiyah (tgl 7 maret 2014)
Parepare.
Rasio kemampulabaan (Profitabilitas)
adalah rasio untuk menunjukkan seberapa
efisien suatu perusahaan koperasi, atau
seberapa
besar
kemampuan
koperasi
memberikan manfaat atas modal yang
diinvestasikan anggotanya, rasio ini terdiri
dari rasio manfaat keanggotaan atas penjualan
(profit margin) dan rasio manfaat keanggotaan
atas modal. Manfaat masuknya anggota dalam
koperasi dapat berupa manfaat langsung dan
tidak langsung. Manfaat langsung adalah
selisih nilai harga umum dengan harga koperasi
dikalikan kuantitas dengan yang di perjual
belikan. Sedangkan manfaat tidak langsung
akan di terima anggota pada saat pembagian
SHU.
Pada koperasi STAIN Parepare pembagian
SHU pada setiap tahunnya hampir semua
anggota tidak meraskan manfaat tersebut
karena menurut keterangan dari laporan RAT
(Rapat Anggota Tahunan) setiap tahunnya
setiap anggota rata-rata SHU yang mereka
terima hanya sekitar 25000 sangat tidak
sebanding dengan jumlah modal yang ada dari
setiap anggota.

Tingkat kesehatan Koperasi AtTarbiyah STAIN Parepare
Menghitung Rasio Penilaian Tingkat
Kesehatan KoperasiPermodalan.
Rasio modal sendiri terhadap total aset,
ditetapkan sebagai berikut: [modal sendiri/
total Asset] x 100% dan rasio modal sendiri
terhadap pinjaman di berikan yang beresiko
ditet apkan sebagai berikut :[modal sendiri/
pinjaman di berikan beresiko]x 100%
Pada koperasi At-Tarbiyah STAIN
Parepare dari segi permodalan sesuai dengan
keterangan dari Bendahara koperasi [ibu
Herdah, wawancara tgl 15 maret 2014}
mengatakan bahwa aset permodalan boleh
di katakan masih stabil sekalipun harus di
tambah dengan pinjaman dari luar.
[ 74 ]

Rusnaena, St. Jamilah Amin, Damirah – Sistem Manajemen Keuangan Koperasi At Tarbiyah STAIN Parepare

pertumbuhan aset, 2) tingkat pertumbuhan
modal sendiri yang berasal dari anggota
sekurangnya sebesar 10% dibanding tahun
sebelumnya, 3) penyisihan cadangan dari SHU
sama atau besar dari sperempat SHU tahun
berjalan, 4) simpanan (Tabungan Koperasi
dan Simpan Berjangka Koperasi) meningkat
minimal 10% dari tahun sebelumnya, 5)
investasi harta tetap dan inventris serta
biaya ekspansi perkantoran dibiayai dengan
modal sendiri, 6) pinjaman lancar minimal
sebesar 90% dari pinjaman yang diberikan,
7) setiap pinjaman yang diberikan didukung
dengan agunan yang nilainya sama atau lebih
besar dari pinjaman yang diberikan, 8) dana
cadangan penghapusan pinjaman sama atau
lebih besar dari tahunan pinjaman macet,
9) pinjamanmacet tahun lalu dapat ditarik
sekurangnya sepersepuluh, 10) koperasi
senantiasa memanau agar prosedur pinjaman
dilaksanakan dengan baik, 11) memiliki rencana
kerja jangka pendek (tahunan), 12) memiliki
badan organisasi yang memuat secara jelas
garis wewenang dan tanggung jawab setiap unit
kerja dan disiplin kerja, 13) mempunyai sistem
dan prosedur tertulis mengenai pengendalian
intern tentang pengamanan aset koperasi yang
mencakup khas harta tetap dan harta likuid
lainnya, 14) memiliki program pendidikan dan
latihan bagi pegawai dan anggota, 15) memiliki
kebijaksanaan tertulis yang mengatur bahwa
pengurus dan pegawai tidak diperbolehkan
memanfaatkan posisi dan kedudukannya untuk
kepentingan pribadi, 16) memiliki ketentuan
tentang penyisihan penghapusan piutang/
cadangan resiko untuk menutupi kerugian
yang diperkirakan karena macet, 17) memiliki
ketentuan bahwa semua pengeluaran/biaya
harus didukung dengan bukti-bukti yang
dapat dipertanggung jawabkan, 18) memiliki
ketentuan tidak akan memberikan pinjaman
yang bersifat spekulatif yaitu pinjaman
yang menghasilkan keuntungan yang tinggi
tetapi berisiko tinggi, 19) memiliki ketentuan
mengenai pembatasan pemberian pinjaman
kepada anggota baru, 20) dalam pemberian

Akan tetapi tingkat pertumbuhan modal
sendiri yang berasal dari anggota 10% di
banding tahun sebelumnya.

Kualitas aktiva produktif
Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif
di dasarkan pada 3 [tiga] rasio , yaitu rasio
volume pinjaman kepada anggota terhadap
total
volume pinjaman yang diberikan,
rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang di berikan dan resio cadangan
resiko terhadap pinjaman bermasalah.
Suatu pinjaman dikatakan bermasalah
apabila memenuhi kriteria di bawah ini:
pengembalian pinjaman dikatakan bermasalah
jika memiliki kriteria sebagai berikut:

Pinjaman kurang lancar
Pada STAIN ParePare pinjaman kurang
lancar karena terdapat beberapa anggota
yangmembayar tidak tepat waktu sesuai
dengan perjanjian yang telah di sepakati.

Pinjaman yang macet
Menurut keterangan dari Bendahara
Koperasi STAIN ParePare [wawancara tgl 15
April 2014] ada beberapa kredit macet pada
koperasi ini sekitar 30% kredit macet dan
pengembalian dari kredit macet tersbut sangat
di ragukan oleh pengurus koperasi. Hal ini
ada indikasi kalau koperasi tersebut memang
kurang sehat.

Kuntifikasi Aspek Manajemen
Penilaian aspek manajemen meliputi
beberapa komponen yaitu permodalan,
kualitas aktiva produktif, pengelolaan,
rentabilitas dan likuiditas. Kelima hal ini
dapat dijabarkan ke dalam 24 pertanyaan
dan setiap pertanyaan dilakukan kuantifikasi
dengan cara memberi nilai kredit 4 [empat]
untuk setiap aspek yang dinilai positif. Nilai
kredit di kalikan bobot sebesar25% diperoleh
skor manajemen.
Ke 24 pertanyaan manajemen yang di
maksud dalam hal ini terkait dengan Koperasi
STAIN Parepare yaitu:1) tingkat pertumbuhan
modal sendiri sama atau lebih besar dari tingkat
[ 75 ]

Kuriositas, Edisi VII, Vol. 1, Juni 2014

peng adanya beberapa kredit macet yang
belum terselesaikan oleh pengurus koperasi
STAIN Parepare dan c) Tingkat kesehatan
koperasi At-Tarbiyah STAIN Parepare masih
sangat jauh dari standar penilaian bila kembali
kepada rasio penilaian koperasi jasa keuangan
koperasi [KJK] baik dari segi permodalan,
kualitas aktiva produktif, retabilitas, dan
kuantifikasi aspek manajemen.

pinjaman koperasi lebih menitikberatkan atau
kemampuan peminjam untuk mengembalikan
pinjaman dari pada tersedianya agunan, 21)
memiliki kebijaksanaan tertulis mengenai
pengendalian likuiditas, 22) memiliki fasilitas
pinjaman yang akan diterima dari lembaga
lain untuk menjaga likuiditasnya, 23) memiliki
pedoman administrasi yang efektif untuk
memantau kewajiban yang jatuh tempo, 24)
memiliki ketentuan yang mengatur hubungan
antara jumlah pemberian pinjaman dengan
jumlah dana yang ada dan memiliki sistem
informasi manajemen yang memadai untuk
pemantauan likuiditas
Dari 24 pertanyaan diatas,sesuai dengan
hasil wawancara dari pengurus koperasi
peneliti tidak menemukan satu pertanyaan
yang bisa diberikan nilai 4 [empat] untuk
pengelolaan mamajemen kuantifikasi koperasi
At-Tarbiyah STAIN Parepare artinya koperasi
At-Tarbiyah STAIN Parepare belum dapat
dikategorikan sebagai koperasi yang sehat.

Daftar Pustaka
Partomo, Sartika Tiktik dan Abdurrahman
soejoedono. 2004. Ekonomi Skala Kecil/
Menengah dan Koperasi, Bogor Selatan :
Ghalia Indonesia
Widiyanti, Ninik. 2007. Manejemen Koperasi.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Hendar. 2010. Manajemen Perusahaan
Koperasi. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama
Irma, Suwandi. 1985. Koperasi Organisasi
Ekonomi yang Berwatak Sosial. Jakarta :
Batara Karya Aksara

sImPulan

Simamora, Hendry. 1996. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jogjakarta : Bag.
Penerbitan STIE YKPN

Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
kajian dapat disimpulkan bahwa :a) Sistem
permodalan koperasi At-Tarbiyah STAIN
parepare terdiri dari simpanan pokok,
simpan wajib dan simpanan sukarela dari
para anggota koperasi tersebut, b) Kinerja
keuangan koperasi belum memadai dan belum
terkelola dengan baik terlihat dengan masih

Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi
Koperasi Untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta : Lembaga Penerbit FE Universitas
Indonesia
_______, UU No. 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian

[ 76 ]

Dokumen yang terkait

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

A STUDY ON THE IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH USED BY ENGLISH TEACHER IN TEACHING ENGLISH TO LOW LEVEL STUDENTS AT SMP IN MALANG

5 78 21

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERNAK ITIK PETELUR DENGAN SISTEM INTENSIF DAN TRADISIONAL DI KABUPATEN PRINGSEWU

10 119 159

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59