MAKALAH ILMU PENDIDIKAN NASIONAL Kelas P

MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN NASIONAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu Bpk. Sukarman M.Pd.I

Kelas PAI A2
Disusun Oleh :
Agus Ichsanudin

(171310003880)

Dina Sofiana

(171310003849)

Nurul Husna

(171310003854)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Kata Pengantar
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kita dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga
telah dicurahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Sistem Pendidikan Nasional”. Yang kami sampaikan dari berbagai sumber.
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan
penyusun, sehingga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca.
Terimakasih

Jepara, 01 Oktober 2017

Penyusun


2

Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1

Latar Belakang..........................................................................................4

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.3

Tujuan Penulis...........................................................................................4


1.4

Manfaat Penulisan.....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian Sistem Pendidikan Nasional........................................................6
2.2 Dasar dan Tujuan Pendidikan Nasional.........................................................6
2.3 UU SIDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional)..............................................7
2.4 PERMEN (Peraturan Menteri )....................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................................17
Daftar Pustaka........................................................................................................18

3

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu sistem dimana proses pengajaran terjadi di dalamnya

Pendidikan juga sangat diperlukan untuk mencerdaskan anak bangsa agar dapat
memajukan bangsanya. Oleh sebab itu dalam menyelenggarkan pendidikan
memerlukan suatu kesatuan yang mengaturnya. Tujuan adalah untuk memperoleh
proses pendidikan yang berjalan dengan terstruktur.Namun, faktanya sistem
pendidikan yang ada sekarang ini, khusus di indonesia ternyata masih belum
mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang
akan datang. Program pemertaan dan peningkatan kualitas pendidikan yang
selama ini menjadi fokus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol
dalam dunia pendidikan di Indonesia salah satunya masalah internal yang
mendasar dan bersifat kompleks, selain itu pula bangsa indonesia masih
menghadapi sejumlah problematika yang sifatnya berantai sejak janjang
pendidikan mendasar sampai pendidikan tinggi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya untuk membangun SDM yang
berdaya saing tinggi, berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bermoral
dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, semua itu memerlukan
partisispasi yang strategis dari berbagai komponen, seperti pendidikan awal
dikeluarga, kontrol efektif dalam masyarakat dan pentingnya penerapan sistem
pendidikan yang berkualitas oleh Negara.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam penulis Karya Tulis ini adalah sebagai

berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan nasional ?
2. Apa saja Dasar dan Tujuan Pendidikan Nasional ?
3. Apa Isi dari UU SIDIKNAS ?
4. Apa yang dimaksud PERMEN ?
Tujuan Penulis
Tujuan penulisan Karya Tulis ini antara lain :
1. Pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang Pendidikan Nasional.
2. Pembaca dapat memahami dan mengetahui Dasar dan Tujuan Pendidikan
Nasional.

4

3. Pembaca dapat memahami dan mengetahui isi dari UU SIDIKNAS.
4. Pembaca dapat memahami dan mengatahui tentang PERMEN.
1.1 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diperoleh dri penulisan Karya Tulis ini adalah penulis dan
pembaca dapat mengetahui dan memahami lebih dalam tentang pengertian
Pendidikan Nasional, Dasar dan Tujuan Pendidikan Nasional, Isi dari UU
SIDIKNAS, pengertian PERMEN.


5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Pendidikan Nasional
Sistem Pendidikan Nasional secara umum adalah satu kesatuan yang utuh
dan menyeluruh yang saling bertautan dan berhubungan dalam suatu sistem untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum.
Menurut Sunarya (1969) pendidikan nasional yaitu suatu sistem pendidikan yang
berdiri diatas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya
bersikap mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional bangsa tersebut .
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976) Pendidikan Nasional
adalah suatu usaha untuk membimbing para warga negara Indonesia menjadi
berkepribadian bangsa yaitu kepribadian berdasarkan ketuhanan berkesadaran
masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar .
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendidikan Nasional
adalah kesatuan Integral dari sejumlah unsur pendidikan yang saling berpengaruh
terarah terhadap tercapainya tujuan pendidikan yang akan menghasilkan keluaran
yang berkualitas demi kemajuan bangsa.

2.2 Dasar dan Tujuan Pendidikan Nasional
Yang dimaksud Dasar disini adalah sesuatu yang menjadi kekuatan bagi
tegaknya suatu bangunan atau dasar pelaksanaannya yang mempunyai peranan
penting untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan disekolah
atau dilembaga yang lain .
Adapun dasar pendidikan dinegara Indonesia antara lain :
1. Undang –undang tentang pendidikan dan pengajaran Nomor 4 Tahun
1950, Nomor 2 Tahun1945 Bab III Pasal 4 yang berbunyi : pendidikan dan
pengajaran berdasarkan atas
Asas-asas yang termaktub dalam pancasila. UUD RI dan kebudayaan
bangsa.
2. Ketetapan MPRS No.XXVII/MPRS/1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi :
Dasar pendidikan adalah Falsafah negara Pancasila.
3. Dalam GBHN Tahun 1973. GBHN tahun 1978, GBHN tahun 1983, dan
GBHN Tahun 1988 Bab IV bagian pendidikan yang berbunyi : pendidkan
nasional berdasaran pancasila

6

4. Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian

pendidikan yang berbunyi : Pendidikan Nasional (yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
5. UU RI No2 Tahun 1989 , tentang sistem pendidikan Nasional berdasarkan
pancasila dan UUD 1945.
6. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang , Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan Pendidkan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional Adalah untuk mengembangkan kemampuan
dan membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdasarkan kehidupan bangsa, agar berkembang menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia,berilmu,kreatif,mandiri,dan menjadi
warga yang demokratis serta bertanggung jawab .
2.3 UU SIDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Dengan persetujuan bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG SISTEM PENDIDIKA
N NASIONAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang
-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilainilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman.

7

3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang

saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
4. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia padajalur, jenjang, dan jenis
pendidikan
tertentu.
5. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
6. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fas
ilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan.
7. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan.
8. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan.

9. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan
pendidikan
suatu satuan pendidikan.
10. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan
jenis
pendidikan.
11. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yangterstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
12. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
13. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
14. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
15. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar
melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.

8

16. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan
kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai
perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
17. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
18. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh
warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan pemeri
ntah daerah.
19. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedomanpenyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
20. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
21. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu
pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang,
dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
22. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakanprogram dalam satuan
pendidikan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
23. Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat,
dana, sarana, dan prasarana.
24. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai
unsur
masyarakat yang peduli pendidikan.
25. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiriyang beranggotakan orang
tua/wali
peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
26. Warga negara adalah warga negara Indonesia baik yang tinggal di wilayah
Negara
Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
27. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang
mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan.
28. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
29. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau
pemerintahkota.
30. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab
dalam bidang pendidikan nasional.

9

BAB II
DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN
Pasal 2
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik
Indonesia Tahun 1945.
Pasal 3
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
Marusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
BAB III
PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pasal 4
(1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa.
(2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan
sistem terbuka dan multimakna.
(3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
(4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
(5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat.
(6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
pendidikan

10

2.4 PERMEN (Peraturan Menteri )
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2010
TENTANG
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU BAGI GURU DALAM
JABATANDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONALTENTANG PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI GURU BAGI GURU DALAMJABATAN.
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus.
2. Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Dalam Jabatanyang
selanjutnya disebut program
Pendidikan Profesi Guru (PPG)
adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan guru agar
menguasaikompetensi guru
secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat
memperoleh sertifikat pendidik.
3. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah perguruan tinggi
yang diberi tugas oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan program PPGpada
pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
4. Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional.
5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan Nasional.
Pasal 2
Program PPGbertujuan untuk menghasilkan guru profesional
yang memiliki kompetensidalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran;
menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan,
dan pelatihan peserta didik; dan mampu melakukan penelitian dan
mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan.

11

Pasal 3
(1) Program PPGdiselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki lembaga
pendidikan tenaga kependidikan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh
Menteri.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah sebagai berikut:
a. memiliki program studi kependidikan strata satu (S-1) yang:
1) sama dengan program PPG yang akan diselenggarakan;
2) terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
dengan nilai minimal B;
3) memiliki dosen tetapsekurang-kurangnya 2 (dua)orang
berkualifikasi doktor (S3) dengan jabatan akademik paling rendah
Lektor, dan 4 (empat)orang berkualifikasi Magister (S2) dengan
jabatan akademik paling rendah Lektor Kepala berlatar belakang
pendidikan sama dan/atau sesuai dengan program PPG yang akan
diselenggarakan;
4) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada angka 3) minimal salah satu latar
belakangpendidikannya adalah bidang kependidikan.
b. memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan untuk menunjang
penyelenggaraan program PPG;
c. memiliki program peningkatan dan pengembangan aktivitas
instruksional atau yang sejenis dan berfungsi efektif;
d. memiliki program dan jaringan kemitraan dengan sekolah-sekolah mitra
terakreditasi paling rendah B dan memenuhi
persyaratan untuk pelaksanaan program pengalaman lapangan (PPL);
e. memiliki laporan evaluasi diri dan penjaminan mutu berdasar fakta, sekurangkurangnya 2 (dua) tahun terakhir.
(3) Dalam hal belum ada program studi yang terakreditasi atau dalam hal belum
ada program studi yang sesuai dengan mata pelajaran di satuan pendidikan dasar
dan menengah, Menteri dapat menetapkan perguruan tinggi penyelenggara PPG
untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki sumber daya yang
relevan dengan program studi tersebut.
(4) Dalam hal tidak ada LPTK yang menyelenggarakan program studi tertentu
yang diperlukan, Menteri dapat menetapkan
LPTK sebagai penyelenggara PPG untuk bekerjasama dengan perguruan
tinggi/fakultas yang memiliki program studi yang sama
dengan bidang studi tersebutdan terakreditasi paling rendah B.
(5) Ketentuan lebih lanjutmengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat(2) ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
Pasal 4
(1) Penetapan LPTK sebagai penyelenggara program PPG didasarkan atas hasil
evaluasi dokumen usulan dan verif
ikasilapangan yang dilakukan oleh tim yang ditugaskan Direktur Jenderal.
(2) Penetapan LPTK sebagai penyelenggara program PPG dilakukan oleh
Menteriuntuk jangka waktu 3 (tiga) tahun.

12

(3) LPTK penyelenggara program PPG dievaluasi secara berkala oleh tim yang
ditugaskan Direktur Jenderal.

Pasal 5
Struktur kurikulum program PPG terdiri atas:
a. pendidikan bidang studi (subject specific pedagogy/SSP)
yang mencakup standar kompetensi, materi, strategi, metoda, media, dan evaluasi;
b. program pengalaman lapangan (PPL)kependidikan.
Pasal 6
Bidang keahlian yang ditempuh peserta didik pada program PPG harus
berkesesuaian dengan satuan
pendidikan ataumata pelajaran yang diampu.
Pasal 7
(1) Kualifikasi akademik peserta didik program PPGbagi guru dalam
jabatanadalah S-1/DIV.
(2) Peserta didik yang berasal dari S-1/D-IV yang tidak sesuai dengan satuan
pendidikan, mata pelajaran yang diampudan/atau yang berdasarkan hasil seleksi
dan penilaian pengakuan pengalaman kerja dan hasil belajar (PPKHB) belum
memenuhi standar, menempuh pendalaman akademik bidang studi dan/atau
akademik kependidikan.
(3) Pendalaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan program PPG.
Pasal 8
(1) LPTK penyelenggara melakukan seleksi penerimaan peserta didik program
PPG.
(2) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan oleh LPTK
penyelenggara kepada Direktur Jenderal.
Pasal 9
(1) Kuota jumlah penerimaan peserta didik secara nasional ditetapkan oleh
Menteri.
(2) LPTK tidak diperbolehkan menerima peserta didik program PPG di luar
ketentuan sebagaimana dimaksud padaayat (1).
(3)
Setiap peserta didik program PPG diberi Nomor Pokok Mahasiswa
(NPM) oleh LPTK yang selanjutnya dilaporkan kepada Direktur Jenderal
Pasal 10
(1) Beban belajar program PPG ditetapkan berdasarkan latar belakangpendidikan/
keilmuan peserta didik program PPG dan satuan pendidikan tempat penugasan.
(2) Beban belajar sebagaimana dimaksud padaayat(1) bagi guru pada satuan
pendidikanTK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat yang berkualifikasi
akademik S-1 PGTK dan PG

13

PAUD,adalah 18 (delapan belas) sampai dengan 20 (dua puluh) satuan kredit
semester.(3) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat(1) bagiguru pada
satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajatyang
berkualifikasi akademik S-1 PGSD
adalah 18 (delapan belas) sampai dengan 20 (dua puluh) satuan kredit semester.
(4) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi guru pada satuan
pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk lain yang sederajat yang berkualifikasi
akademikselain S
-1/D-IV Kependidikan
selain untuk TK atau RA atau TKLB atau bentuk lain yang sederajat adalah 36
(tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester.
(5) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi guru pada satuan
pendidikan TK/RA/TKLBatau bentuk lain
yang sederajat dan pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang
sederajat yang berkualifikasi akademik S-1 Psikologi adalah 36 (tiga puluh enam)
sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester.
(6) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat(1) bagi guru pada satuan
pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat yang berkualifikasi
akademik S-1/D-IV Kependidikan selain SD atau MI atau SDLB atau bentuk lain
yang sederajat adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh)
satuan kredit semester.
(7) Beban belajar sebagaimana dimaksud pada
ayat(1) bagi guru pada satuan pendidikan
SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat dan satuan pendidikan SMA/
MA/SMALB/SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, baik yang
berkualifikasi akademikS-1/D-IV Kependidikan
maupun yang berkualifikasi akademikS-1/D-IV Non Kependidikan
adalah 36 (tiga puluh enam) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan
kreditsemester.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai penjabaran beban belajar sebagaimana
dimaksud pada ayat(1)sampai dengan ayat(7) ke dalam distribusi mata kuliah
sesuai struktur kurikulum sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 diatur oleh LPTK
yang bersangkutan.
Pasal 11
(1) Sistem pembelajaran pada program PPG mencakup kegiatan
workshop SSP, praktikum(peerteaching, micro teaching, bidangstudi), dan
praktek pengalaman lapangan yangdiselenggarakan dengan supervisilangsung
secaraintensif oleh dosen yang ditugaskan khususuntuk kegiatan tersebut,serta
dinilai secara objektif dan transparan.
(2) WorkshopSSP, praktikum, dan praktek pengalaman lapangan
program PPG dilaksanakan secara tatap muka dan ber
orientasi pada pencapaian kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
menindaklanjuti hasil penilaian,serta melakukan pembimbingan dan pelatihan.

14

Pasal 12
(1) Uji kompetensi dalam rangka memperoleh sertifikat pendidik dilaksanakan
oleh programstudi/jurusan yang dikoordinasikan LPTK penyelenggara program
PPG.
(2) Uji kompetensi sebagai ujian akhir terdiri dari ujian tulis dan ujian kinerja,
ditempuh setelah peserta lulus workshop
SSP dan PPL.
(3) Ujian tulis dilaksanakan oleh program studi/jurusan penyelenggara, sedangkan
ujian kinerja dilaksanakan oleh program studi/jurusan dengan melibatkan
organisasi profesi dan/atau pihak
eksternal yang profesional dan relevan.
(4) Peserta yang lulus uji kompetensi memperoleh sertifikat pendidik
yangdikeluarkan oleh LPTK.
Pasal 13
(1) Dosen pada program PPGmemiliki kualifikasi akademik
paling rendahMagister (S-2), dan minimal salah satu strata
pendidikan setiap dosen berlatar belakang bidang kependidikan sesuai dengan
bidang studiyang diampunya.
(2) Dosen pada program PPGkejuruan selain memiliki kualifikasi akademik
paling rendah Magister (S-2), dan minimal salah satu strata pendidikan setiap
dosen berlatar belakang bidang kependidikan sesuai dengan tingkat dan bidang
keahlian yang diampunya, serta diutamakan yang memiliki sertifikat
keahliankejuruan.
Pasal 14
Dengan berlakunya Peraturan Menteri
ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 15
Peraturan Menteriini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di JakartaPada tanggal 27April 2010
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
TTD
MOHAMMAD NUH
Salinan sesuai dengan aslinya.
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala
Biro Hukum dan Organisasi,
Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H., M.H., DFM.
NIP 196108281987031003

15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendidikan
Nasional adalah kesatuan Integral dari sejumlah unsur pendidikan yang saling
berpengaruh terarah terhadap tercapainya tujuan pendidikan yang akan
menghasilkan keluaran yang berkualitas demi kemajuan bangsa.Dasar Ilmu
Pendidikan adalah Pancasila dan UUD 1945. Tujuan Pendidikan Nasional Adalah
untuk mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa, agar
berkembang menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak
mulia,berilmu,kreatif,mandiri,dan menjadi warga yang demokratis serta
bertanggung jawab.
3.2 Saran
Ilmu pendidikan itu perlu kita dapatkan , karena dengan dapatnya ilmu
Kita dapat berfikir lebih luas dan dapat mewujudkan kesejahteraan bangsa kita
sendiri yaitu bangsa Indonesia , hidup makmur dan tidak ada namnya dijajah
dengan negara lain .

16

Daftar Pustaka
Kelembagaan.ristekdikit.go.id
https://www.slideshare.net
belajarpendidik.blogspot.com
Hasbullah. 1996. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Banjarmasin: PT
Rajagrafindo Persada.

17

Dokumen yang terkait

ANALISIS OVEREDUCATION TERHADAP PENGHASILAN TENAGA KERJA DI INDONESIA BERDASARKAN SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2007

6 234 19

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

JAWABAN PREDIKSI UJIAN NASIONAL SMP 1

3 135 8

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92