HITUNG JENIS LEUKOSIT Dan Rasio Netrofil

HITUNG JENIS LEUKOSIT

DISUSUN OLEH :

NAMA : DINA RIANA
NIM : AK816018
KELOMPOK/SIFT : 4/1
SEMESTER : IV B

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
YAYASAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah HEMATOLOGI II dengan judul “ HITUNG JENIS LEUKOSIT”.
saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembina Dian

Nurmansyah, S.ST. M.Biomed., sealaku dosen mata kuliah hematologi yang
telah memberikan bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan kami mohon kritik
dan sarannya yang bersifat membangun, sehingga dapat memberikan bekal bagi
pembuatan makalah berikutnya.

Banjarbaru,

2018

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Manfaat ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2
2.1 Leukosit ...................................................................................................... 2
2.2 Hitung Jenis Leukosit................................................................................. 3
2.3 Jenis-Jenis Leukosit ................................................................................... 5
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 7
3.2 Saran ........................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Darah merupakan komponen yang terdapat pada makhluk hidup, yang
berperan penting dalam mengangkut oksigen dan hasil metabolisme ke

jaringan tubuh, berfungsi sebagai pertahanan tubuh, sebagai pengatur suhu
tubuh serta pengatur keseimbangan zat dan pH, dan juga sebagai
mekanisme hemostasis. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 mL
darah setiap kilogram berat badan. Sebanyak 50-60% darah terdiri atas
cairan darah disebut plasma dan sisanya unsur-unsur padat berupa sel-sel
darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit. Darah
adalah kendaraan untuk transport masal jarak jauh dalam tubuh untuk
berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal antara sel-sel itu
sendiri. Darah terdiri dari cairan kompleks plasma tempat elemen selular
diantaranya eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit (sel darah merah)
pada hakikatnya adalah kantung hemogoblin terbungkus membran plasma
yang mengangkut O2 dalam darah. Leukosit (sel darah putih) satuan
pertahanan Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan Jaringan
sistem imun, diangkut dalam darah tempat cedera atau tempat invasi mikro
organisme penyebab penyakit. Trombosit penting dalam homeostasis,
penghentian pendarahan dari pembuluh yang cedera (L. Sherwood . 2011)

1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang di maksud dengan leukosit ?
1.2.2. Apa yang dimaksud dengan hitung jenis leukosit ?

1.2.3. Apa saja jenis leukosit ?
1.3. Manfaat
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian leukosit.
1.3.2. Untuk mengetahui hitung jenis leukosit.
1.3.3. Untuk mengetahui apa saja jenis leukosit.
1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Leukosit
Lekosit

(White

Blood

Cell )

adalah sel


yang

membentuk

komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak
secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis (
Gandosoebrata, 2010).
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel
darah putih.Jika dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih
mempunyai granula spesifik (granulosit) mempunyai bentuk inti yang
bervariasi dan yang tidak memiliki granula (agranulosit) inti berbentuk
bulat atau bentuk ginjal.Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan
seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asing ( Effendi, Z. 2003 ).

2.1.1

fungsi leukosit

a. Berfungsi menjaga kekebalan tubuh sehingga tak mudah
terserang penyakit
b. Melindungi badan dari serangan mikroorganisme pada jenis sel
darah putih granulosit dan monosit
c. Mengepung darah yang sedang terkena cidera atau infeksi
d. Menangkap dan menghancurkan organisme hidup
e. Menghilangkan atau menyingkirkan benda-benda lain atau
bahan lain seperti kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya.
f. Mempunyai enzim yang dapat memecah protein yang
merugikan tubuh dengan menghancurkan dan membuangnya
g. Menyediakan pertahanan yang cepat dan juga kuat terhadap
penyakit yang menyerang.

2

h. Sebagai pengangkut zat lemak yang berasal dari dinding usus
melalui limpa lalu menuju ke pembuluh darah
i. Pembentukan Antibodi di dalam tubuh.
2.1.2


ciri-ciri leukosit
a. Sel darah putih berjumlah kurang lebih 6 ribu-9 ribu butir/mm3
b. Sel darah putih tidak memiliki warna atau tidak berwarna
c. Mempunyai inti sel atau nukleus
d. Memiliki bentuk yang banyak atau dapat dikatakan bentuknya
tidak beraturan
e. Dapa berubah bentuk
f. Sel darah putih hanya dapat bertahan hidup antara 12-13 hari
g. Sel darah putih terbuat di dalam sumsum merah tulang pipih,
limpa, dan kelenjar getah bening
h. Bergerak secara ameboid (seperti dengan amoeba)
i. Dapat menembus dinding pembuluh darah

2.2. Hitung junis leukosit.
Pemeriksaan hitung leukosit merupakan pemeriksaan darah rutin
yang dilakukan di laboratorium klinik. Karena seringnya permintaan
pemeriksaan hitung jumlah leukosit, untuk menghitung leukosit secara
manual akan memakan waktu yang cukup lama dan kurang cepat, maka
dilakukan pemeriksaan hitung jumlah leukosit secara automatik yang
mana alat ini menggunakan aliran listrik dengan prinsip impedansi.

Walaupun harga mesin automatik cukup mahal, namun alat ini mampu
memeriksa dengan cepat, tepat dan mudah (Katrina et al. 2015), (Carraro
et al. 2015).
Hitung jenis leukosit (leukocyte differential count) bertujuan untuk
menghitung persentase jenis-jenis leukosit di dalam darah tepi.Leukosit
yang dihitung dari apusan darah tepi sebanyak 100 sel. Lima jenis
leukosit yang dihitung, yaitu neutrofil (batang dan segmen), monosit,
eosinofil, dan basofil. Perhitungan jenis leukosit ini bertujuan untuk

3

mengetahui adanya peningkatan jumlah sel yang terjadi pada beberapa
jenis leukosit pada penderita kecacingan ( Kiswari, R. 2014 )
Makin banyak lekosit yang dihitung, makin kecil kesalahan yang
terjadi. Hasil hitung jenis

berdasarkan 100 sel sebenarnya

hanya


bermakna jika dalam keadaan normal, yaiitu normal jumlah lekosit dan
normal morfologinya. Pada keadaan

lekositosis jumlah lekosit yang

dihitung harus lebih banyak; pada lekositosis antara 10.000 – 20.000
hitung jenis berdasarkan 200 sel, lekositosis antara 20.000 – 50.000 hitung
jenis berdasarkan pada 300 sel dan lekositosis lebih dari 50.000 hitung
jenis didasarkan pada 400 sel.
Untuk melakukan hitung jenis, sediaan digerakkan sedemikian
rupa satu lapangan pandangan tidak dinilai lebih satu kali. Catatlah semua
jenis lekosit yang dijumpai, seperti terlihat pada gambar 1, gunakan alat
differential cell counter. Hitung jenis lekosit biasanya dilakukan pada
sediaan apus yang dibuat pada kaca objek dengan pewarnaan tertentu.
Sediaan apus yang dibuat dan dipulas dengan baik merupakan mutlak
untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik.
2.2.1 Cara Pemeriksaan:
a. Sediaan apus diletakkan di mikroskop
b. Diperiksa dengan pembesaran lemah (lensa obyektif 10x dan lensa
okuler 10x) untuk mendapatkan gambaran menyeluruh.

c. Pada daerah yang eritrositnya saling berdekatan adalah daerah
yang paling baik untuk melakukan hitungan jenis lekosit. Dengan
pembesaran sedang (lensa obyektif 40x dan lensa okuler 10x)
dilakukan hitung jenis lekosit. Bila diperlukan dapat dilakukan
penilaian lebih lanjut dari sediaan apus menggunakan lensa
objektif 100 x menggunakan minyak imersi.

4

Gambar 1 . Lokasi dan arah pergerakan lapang pandang pada
pemeriksaan sediaan apus darah tepi
Dalam keadaan normal lekosit yang dapat dijumpai menurut
ukuran yang telah dibakukan adalah Basofil, Eosinofil, Netrofil batang,
dan Netrofil segmen, Limfosit, Monosit. Keenam jenis sel tersebut
berbeda dalam ukuran, bentuk, inti, warna sitoplasma serta granula di
dalamnya. Proporsi jumlah masing-masing jenis lekosit tersebut dapat
mempunyai arti klinik yang penting.
2.3. Jenis-jenis leukosit
2.3.1 Basofil.
Sel ini tidak selalu dapat dijumpai, bentuk dan ukurannya

menyerupai neutrofil, sitoplasmanya mengandung granula bulat
besar tidak sama besar, berwarna biru tua, granula dapat menutupi
inti. Kadang-kadang dapat dijumpai adanya vakuol kecil di
sitoplasma.
2.3.2 Eosinofil
Bentuk dan ukurannya sama dengan netrofil, akan tetapi
sitoplasmanya dipenuhi oleh granula yang besar, bulat, ukurannya
sama besar dan berwarna kemerahan
2.3.3 Neutrofil
Berukuran lebih besar dari limfosit kecil, berbentuk bulat dengan
sitoplasma yang banyak agak

kemerahan. Inti berwarna ungu,

5

berbentuk batang atau segmen. Dikatakan berbentuk batang apabila
lekukan inti melebihi setengah diameter inti; berbentuk segmen bila
inti terbagi menjadi beberapa bagian yang saling dihubungkan
dengan benang kromatin. Sitoplasma bergranula warna keunguan .
2.3.4 Limfosit
Dikenal beberapa macam limfosit yang antara lain limfosit kecil dan
limfosit besar.
a. Limfosit kecil berukuran 8-10 um , berbentuk bulat, berinti kirakira sebesar ukuran eritrosit normal, inti limfosit mengisi
sebagian besar dari ukuran sel dengan kromatin yang padat
bergumpal berwarna biru ungu tua, dan sitoplasmanya tidak
mengandung granula.
b. Limfosit besar berukuran 12 – 16 um, berbentuk bulat atau agak
tak beraturan; berinti oval atau bulat, terletak di tepi sel.
Sitoplasmasnya relatif lebih banyak dibandingkan limfosit kecil,
biru muda atau dapat mengandung granula azurofil yang
berwarna merah.
2.3.5 Monosit
Merupakan sel yang paling besar dibandingkan yang lain,
berukuran 14 – 20 um, berbentuk tak beraturan, mempunyai inti
yang bentuknya macam-macam, umumnya berbentuk seperti ginjal
berwarna biru ungu dengan kromatin seperti girus otak. Sitoplasma
berwarna keabu-abuan, mengandung granula halus kemerahan dan
kadang – kadang bervakuol. Dibawah ini adalah morfologi lekosit
normal yang dapat dijumpai pada sediaan apus darah

6

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Lekosit

(White

Blood

Cell )

adalah sel

yang

membentuk

komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada
dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh
jumlah leukosit. Jenis- jenis leukosit ada 5 yaitu : Basofil , Eosinofil,
Neutrofil, Limfosit, Monosit.
3.2. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan , maka dari itu saya dari
penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran serta
masukan dari pembaca dan dosen pebimbing agar makalah ini jadi lebih
sempurna.

7

DAFTAR PUSTAKA

Carraro, P. et al. (2015). Complete Blood Count at the ED: Preanalytic
Variables for Hemoglobin and Leukocytes. American Journal of
Emergency Medicine.
Effendi, Z. (2003). Peranan Leukosit sebagai antiinflamasi alergik dalam
tubuh. Universitas Sumatera Utara
Gandosoebrata,R.(2010). Penuntun Laboratorium Klinik edisi keenam belas
Dian Rakyat.Jakarta
Katrina, R. et al. (2015). A Comparison of Differential Leucocyte Counts
Measured by Conventional Automated Venous Haematology and
Darkfield Microscopic Examination of Fresh Capillary Blood.
Kiswari, R. 2014. Hematologi & Transfusi. Jakarta. Erlangga
L. Sherwood, Fisiologi Manusia : dari Sel ke Sistem. Terjemahan Nella Yesdelita.
Jakarta: EGC. 2011.

8