evaluasi kinerja sektor publik review bo

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
( Dr. Nomensen Sinamo, SH, MH )
BAB I
WEWENANG PEMERINTAHAN
A. Konsep Dasar
Wewenang adalah bagian yang sangat penting dan awal dari hukum administrasi,karena
pemerintahan (administrasi ) baru dapat menjalankan fungsinya apabila memiliki wewenang
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan (legalietet beginselen). Menurut S.F Marbun
(1997:154-155), wewenang adalah kemampuan untuk melakukan suatu tindakan hukum
public,atau secara yuridis dan kemampuan bertindak yang diberikan oleh undang-undang yang
berlaku

untuk melakukan

hubungan-hubungan hukum. Dengan demikian

wewenang

pemerintahan memiliki sifat-sifat,antara lain: expres implied (2) jelas maksud dan tujuannya ;(3)
terikat pada waktu tertentu (4) tunduk pada batasan-batasan hukum tertulis dan tidak tertulis; dan
(5) isi wewenang dapat bersifat umum (abstrak) dan konkrit.

Wewenang merupakan konsep inti dalam hukum tata Negara, sebab di dalam wewenang
tersebut mengandung hak dan

kewajiban, bahkan didalam hukum tata Negara wewenang

dideskripsikan sebagai kekuasaan hukum ( rechtskratcht), artintya hanya tindakan yang sah
berdasarkan wewenang yang mendapat kekuasaan hukum.
Secara teoritis,pengertian kekuasaan hukum dapat dibedakan menjadi dua yakni: kekuasaan
hukum formil dan kekuasaan hukum materil .
1. kekuasaan hukum formil adalah pengaruh yang timbul akibat adanya keputusan dan,
2. kekuasaan hukum materil adalah keputusan yang tidak lagi dapat dibantah oleh hukum.
Didalam teori hukum public terutama dalam hukum administrasi Negara, wewenang
pemerintahan berdasarkan sifatnya dapat dilakukan pembagian,sebagai berikut:

1. wewenang yang bersifat terikat: yakni wewenang yang harus sesuai dengan aturan dasar
sehingga dapat menentukan waktu dan keadaan wewenang tersebut berfungsi sebagai
dasar pengambilan keputusan
2. wewenang bersifat fakulatif: yakni wewenang yang dimiliki oleh badan atau pejabat
administrasi,tetapi tidak ada kewajiban untuk terlalu mengikuti aturan yang berlaku atau
bersifat netral

3. wewenang

bersifat

bebas:

yakni

wewenang

badan

atau

pejabat

pemerintahan( administrasi) yang didasari oleh kebebasan berpendapat dan dapat
menentukan pilihan nya sendiri.
B. Dasar-Dasar Wewenang Pemerintahan
Pemerintahan yang berjalan disuatu negara harus memiliki aturan atau norma agar dapat

menjalankan pemerintahan dan menjalankan wewenangnya dengan baik. Wewenang
dapat diatur oleh perundang-undangan secara formal dan diakui keberadaanya. Semua
telah diatur oleh hukum yang didasari undang-undang sebagai sumber kewenangan.
Dengan menikuti sumber hukum yang telah ada,diharapkan pemerintah dapat
menjalankan fungsi sebagai aparatur negara yang baik dalam mengatur masyarakat dan
publik.
C. Cara Memperoleh Wewenang
Dalam memperoleh wewenang,pemerintah dapat menggunakan 3 teori yang sudah berlaku
dalam dunia pemerintahan. Yaitu atribusi,delegasi,dan mandat. Wewenang atribusi adalah
wewenang yang sudah ada sebelum perubahan peraturan perundang-undangan. Wewenang
delegasi adalah wewenang yang dapat dicabut atau ditarik pertentangannya apabila memiliki
penyimpangan dalam memerintah, wewenang mandat adalah wewenang yang dapat digunakan
secara sepihak dan dapat ditarik pula secara sepihak. Dengan melaksanakan 3 teori tersebut
pemerintahan dapat mengetahui aturan dalam menjalankan pemerintahan secara tepat.
D. Tindakan Pemerintah
Pemerintah atau administrasi adalah sumber hukum dalam suatu negara yang sangat
mendukung hak dan kewajiban dalam melakukan suatu tindakan baik secara hukum maupun
tindakan nyata. Tindakan nyata dalam suatu pemerintahan dapat kita lihat dari segala aspek

hukum dan relevannya sehingga dapat menimbulkan akibat hukum, sedangkan tindakan hukum

yaitu tindakan yang sifatnya berdasarkan hak dan kewajiban dari pemerintahan.

BAB II
ASPEK HUKUM ADMINISTRASI KELEMBAGAAN OMBUDSMAN
A. Latar Belakang
Memberikan Pelayanan kepada masyarakat dan penegakan hukum yang dilakukan oleh
pemerintah adalah suatu bentuk kerja nyata

dalam rangka penyelenggaraan Negara dan

pemerintahan yang tidak terpisahkan untuk menciptakan pemerintahan yang baik,bersih,dan
efisien guna meningkatkan kesejahteraan serta menciptakan keadilan dan kepastian hukum bagi
seluruh warga Negara sebagaimana dimaksud dalam undang-undang dasar Negara republic
Indonesia tahun 1945.
B. Pengertian, Asas, dan Tujuan Lahirnya Ombudsman
Ombudsman adalah lembaga Negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan
pelayanan public baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara Negara dan pemerintahan
termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara serta badan swasta atau
perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan public tertentu yang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara dan anggaran pendapat

belanja daerah.
 Asas-asas ombudsman
Ombudsman dalam menjalankan tugas dan wewenangnya berasaskan: kepatutan,keadilan,non
diskriminasi,tidak memihak,akuntabilitas,keseimbangan,keterbukaan,dan kerahasian.
 Tujuan dibentuknya ombudsman
1)

mewujudkan Negara hukum yang demokratis,adil dan sejahtera.

2)

mendorong penyelenggaraan Negara dan pemerintahan yang efektif dan efisien,
jujur ,terbuka,bersih,serta bebas dari korupsi,kolusi,dan nepotisme.

3)

meningkatkan mutu pelayanan Negara di segala bidang agar setiap warga Negara dan
penduduk memperoleh keadilan,rasa aman,dan kesejahteraan yang semakin baik.

4)


membantu menciptakan dan meningkatkan upaya untuk pemberantasan dan pencegahan
praktek-praktek Maladministrasi, diskriminasi, kolusi, korupsi, serta nepotisme.

5)

meningkatkan budaya hukum nasional, kesadaran hukum masyarakat,dan supremasi
hukum yang berintikan kebenaran serta keadilan.
C. Fungsi Ombudsman
Ombudsman

berfungsi

untuk

mengawasi

penyelenggaraan

pelayan


public

yang

diselenggarakan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang baik dipusat maupun
didaerah termasuk yang diselenggarakan Badan Usaha Milik Negara,Badan Usaha Milik
Daerah ,dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas
menyelanggarakan pelayanan public tertentu.

BAB III
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG LAYAK
A. Sejarah Lahirnya Asas-Asas Pemerintahan Yang Layak
Konsep good governance memiliki arti yang

tidak terlepas dari adanya konsep

governance yang merupakan cara kerja pemrintahan yang baik dan layak untuk di jalankan guna
membentuk konotasi kinerja efektif terkait dengan management public dan masalah korupsi.
Sementara itu ada beberapa asas yang terdapat dalam pemerintahan yang layak:

1)

Asas kepastian hukum,

2)

Asas keseimbangan,

3)

Asas kesamaan dalam mengambil keputusan

4)

Asas bertindak cermat,

5)

Asas motivasi untuk setiap keputusan,


6)

Asas tidak mencampur adukan kewenangan

7)

Asas permainan yang wajar (fair play),

8)

Asas keadilan dan kewajaran,

9)

Asas kepercayaan dan menanggapi pengharapan yang wajar,

10)

Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal,


11)

Asas perlindungan atau cara hidup pribadi,

12)

Asas kebijaksaan,

13)

Asas penyelenggaraan kepentingan umum.

B. Beberapa Pendapat Terkait Good Governance
Menurut pendapat Miftah Toha,good governance disimpulkan sebagai tata pemerintahan
yang terbuka,bersih,berwibawa,transparan dan bertanggung jawab. Dan menurut pendapat Bank
Dunia dalam laporannya mengenai “Good Governance and Development” tahun 1992 yang
dikutip oleh Bintan R.Saragih (1994:4),mengartikan good governance sebagai pelayanan public
yang efisien,system pengadilan yang dapat diandalkan,pemerintahan yang bertanggung jawab
pada publiknya.
Mencermati pengertian dari good governance yang dikemukakan oleh beberapa pakar

tersebut sangatlah variatif. Namun jika pengertian adalah suatu jembatan memaknai terhadap
suatu istilah (objek),dan pengertian adalah merupakan isi pikiran yang dimunculkan oleh sebuah
perkataan tertentu jika sebuah objek atau seorang pribadi memperoleh sebuah nama. Maka
pengertian adalah apa yang timbul dari pikiran kita sebagai arti perkataan ,mengingat
penunjukan itu pada objek atau orang tertentu. Dengan demikian dapat ditarik suatu
pemahaman,banwa pada dasarnya good governance adalah merupakan penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih,teratur,tertib,tanpa cacat dan berwibawa,oleh karena itu tindak lanjut
untuk mewujudkan pemerintahan yang baik ( good governance) dan bersih (clean governance)
dengan mengaktualisasikan secara efektif asas-asas umum pemerintahan yang baik yang
digunakan sebagai hukum tidak tertulis dengan melalui pelaksanaan hukum dan penerapan
hukum serta pembentukan hukum.
C. Karakteristik Good Governance
Tidak mudah menerapkan asas-asas umum pemerintahan yang layak karena pejabat public
atau administrasi Negara mempunyai kecenderungan untuk menyalahgunakan kekuasaan,

apalagi tidak dibatasi secara tegas oleh peraturan perundang-undangan atau tanpa pengawasan
yang bersifat fungsional. Oleh karena itu permasalahan dalam suatu pemerintahan tetap menjadi
suatu perdebatan,karena adanya dinamika yang menuntut perubahan-perubahan,baik pada sisi
pemerintahan maupun warga masyarakat serta kemungkinan menyalahgunakan kekuasaan.
Namun perubahan diharapkan agar pemerintah dan peran elite politik menjadi lebih
demokratis,efisien dalam penggunaan sumber daya public,efektif dalam menjalankan fungsi
pelayanan public,lebih tanggap serta mampu menyusun kebijakan,program dan hukum yang
dapat menjamin hak asasi dan keadilan sosial. Disisi lain warga atau masyarakat diharapkan
memiliki kesadaran akan hak dan kewajibannya,lebih terinformasi,memiliki solidaritas terhadap
sesame,bersedia berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan urusan public, memiliki kemampuan
untuk berurusan dengan pemerintahan dan instansi public lainnya,serta apatis dan tidak
mementingkan diri sendiri.
Karakteristik pemerintahan yang baik (good governance) sebagaimana dikutip oleh Lembaga
Administrasi Negara (LAN) yaitu:
1)

partisipasi;

2)

Penegakan Hukum;

3)

Transparansi;

4)

Daya tanggap;

5)

keadilan;

6)

Akuntabilitas;

7)

visi strategis.