Promosi Komunitas Wayang Beber Metropolitan.

(1)

iii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PROMOSI KOMUNITAS WAYANG BEBER METROPOLITAN

Oleh Donny Heriyanto

NRP 0964012

Wayang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan seni pertunjukkan tradisi Nusantara yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Salah satu kebudayaan wayang tertua adalah wayang beber. Wayang beber merupakan kesenian wayang yang menggunakan lembaran sebagai media utamanya. Wayang Beber Metropolitan dan Wayang Beber Kota merupakan komunitas yang mengangkat wayang beber menjadi dapat dikenal masyarakat lagi dengan menggunakan media penyampaian yang berbeda. Komunitas Wayang Beber Metropolitan mempunyai konsep pementasan wayang yang bersifat kontemporer.

Maka dari itu, tujuan merancang promosi untuk komunitas Wayang Beber Metropolitan adalah untuk mengenalkan kembali dan mengingatkan masyarakat luas khususnya anak-anak berusia enam sampai sebelas tahun agar mengetahui kebudayaan wayang beber.

Media yang digunakan adalah membuat poster sebagai media utama, karena aplikasinya yang mudah dan dapat memberikan banyak informasi mengenai wayang beber. Selain itu media alternatif lainnya adalah brosur, halaman web, iklan umbul-umbul, iklan majalah, media sosial untuk media pendukung poster. Media pendukung dibuat agar anak-anak dan orangtua dapat lebih mengetahui mengenai acara yang diadakan komunitas Wayang Beber Metropolitan.


(2)

iv

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

PROMOTION of WAYANG BEBER METROPOLITAN COMMUNITY

Submitted by

Donny Heriyanto NRP 0964012

Puppet is one of the cultural heritage of art performance traditions of the archipelago that are developing rapidly in Java and Bali. One of the oldest cultures is wayang beber. Wayang beber is a traditional performance art that uses sheet as main media. Wayang Beber Metropolitan and Wayang Beber Kota are communities that raises wayang beber into existence to the public using different media, that is Wayang Beber Metropolitan Community which has contemporary concept of puppet performance.

Therefore, the purpose of designing promotions for Wayang Beber Metropolitan community is to revive and remind the general public especially children of six to eleven to know the culture of wayang beber.

The media used is makes poster as the main media since its application is easy and provide a lot of information about wayang beber. The other alternative media are brochures, web pages, ad banners, magazine ads, social media to support media poste. Media support is made possible so that children and parents can be much better informed about community events by Wayang Beber Metropolita .


(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II : LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Wayang ... 5

2.1.1 Sejarah Wayang ... 5

2.1.2 Jenis-jenis Wayang ... 6

2.1.3 Pagelaran Wayang ... 14

2.2 Sejarah dan Pengertian Wayang Beber ... ... 15

2.3 Promosi ... 20

2.3.1 Pengertian Promosi ... 20

2.3.2 Fungsi Promosi ... 21


(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 24

3.1 Data dan Fakta Wayang Beber ... ... 24

3.1.1 Lembaga Terkait ... 24

3.1.1.1 Wayang Beber Metropolitan ... 24

3.1.2 Tinjauan terhadap proyek atau persoalan sejenis ... 27

3.1.2.1 Wayang Beber Kota ... 27

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... ... 28

3.2.1 Hasil Wawancara ... 28

3.2.2 Budgeting ... 29

3.2.3 Analisis berdasar data dan fakta ... 30

3.2.4 Analisis SWOT ... 30

3.2.5 Analisis Segmentasi, Targeting, dan Positioning ... 31

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH ... 33

4.1 Konsep Komunikasi ... 33

4.2 Konsep Kreatif ... ... 34

4.2.1 Konsep Visual ... 34

4.2.2 Logo Acara ... 35

4.3 Konsep Media ... ... 36

4.3.1 Media Promosi pre-event ... 36

4.3.2 Media Promosi on-event ... 37

4.4 Hasil Karya ... 37

BAB V : PENUTUP ... 44

5.1 Simpulan ... 44

5.2 Saran ... ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45


(5)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 4

Gambar 2.1 Wayang Kulit ... 9

Gambar 2.2 Wayang Golek ... 10

Gambar 2.3 Wayang Orang ... 11

Gambar 2.4 Wayang Suluh ... 12

Gambar 2.5 Wayang Wahyu ... 13

Gambar 2.6 Pagelaran Wayang Kulit Purwa ... 15

Gambar 2.7 Wayang Beber (gambar) ... 16

Gambar 2.8 Lembaran Wayang Beber ... 17

Gambar 2.9 Gulungan Wayang Beber ... 17

Gambar 2.10 Dalang dan dua Nayogo ... 18

Gambar 2.11 Wayang Beber masih dalam proses ... 19

Gambar 2.12 Wayang Beber yang mengkritik isu-isu sosial ... 20

Gambar 3.1 Kegiatan WBM ... 26

Gambar 3.2 Event Wayang Beber Metropolitan ... 27

Gambar 3.3 Karya Kontemporer dari Wayang Beber Kota ... 28

Gambar 3.4 Tabel Budget event ... 29

Gambar 4.1 Logo Acara ... 34

Gambar 4.2 Poster Awareness ... 37

Gambar 4.3 Poster pre-event ... 38

Gambar 4.4 Poster pre-event tipe 2 ... 39

Gambar 4.5 Brosur pre-event ... 40

Gambar 4.6 Flyer ... 40

Gambar 4.7 Tiket ... 41

Gambar 4.8 Web ... 41


(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Rangkuman Wawancara ... 46

Lampiran B Sketsa dan draft logo ... 48

Lampiran C Proses pendalaman karakter tokoh ... 51


(7)

Universitas Kristen Maranatha - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wayang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan seni pertunjukkan tradisi Nusantara yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali. Selain itu beberapa daerah seperti Sumatera dan Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan Jawa dan Hindu. Wayang di jaman sekarang merupakan suatu hal yang dapat dikatakan asing bagi generasi muda sekarang. Generasi muda sekarang lebih memilih kebudayaan asing yang dianggap lebih enak untuk diikuti, daripada melestarikan budaya tanah airnya sendiri. (Ir. Sri Mulyono, 1998) Sebenarnya wayang sendiri memiliki beragam jenis dan bentuk yang sedikit dari masyarakat Indonesia yang mengetahuinya, dan salah satunya yaitu wayang beber.

Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran-lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.

Wayang Beber sekarang sudah mengalami perkembangan, yaitu wayang beber yang dikaitkan dengan kritik sosial yang terjadi di Negara ini. Wayang Beber Metropolitan dan Wayang Beber Kota merupakan komunitas yang mengangkat wayang beber menjadi dapat dikenal masyarakat lagi dengan menggunakan media penyampaian yang berbeda. Komunitas Wayang Beber Metropolitan mempunyai konsep pementasan wayang yang bersifat kontemporer. Wayang beber merupakan kesenian wayang yang menggunakan lembaran sebagai media utamanya. Wayang beber tidak seperti wayang yang lain karena wayang tidak bersifat dinamis. Dalang dan nayogo akan bercerita dengan menunjuk kepada setiap adegan statis pada ilustrasi dari gambar wayang di lembaran kertas tersebut. Komunitas wayang beber sekarang menambahkan media seperting lighting, tarian, visual effect, sound effect.


(8)

Universitas Kristen Maranatha - 2 Penampilan wayang beber yang dianggap kuno oleh masyarakat, sekarang sudah dikemas menjadi lebih mengikuti perkembangan jaman.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan seni pertunjukan Wayang Beber tidak terhenti hanya terbatas pada pertunjukan dengan gaya tradisi lama. Berbagai pengembangan dilakukan untuk pertunjukan Wayang Beber, dari yang berbentuk alternatif hingga kontemporer. Pengertian kontemporer disini seperti menghubungkan masa lalu yang kemudian mencoba untuk memaknai dan merefleksikannya ke masa depan, dan menjadi semacam jembatan untuk memahami masa lalu juga. (Wayang Beber Metropolitan, 15 Februari 2014)

Menurut penulis, wayang atau lebih khusus wayang beber sebaiknya lebih diperhatikan lagi, karena warisan budaya merupakan harta dari setiap Negara dan dalam hal ini wayang beber merupakan salah satunya. Usaha yang telah dilakukan oleh berbagai komunitas wayang agar masyarakat mengenali wayang beber selama ini belum cukup baik, karena media promosi yang masih minim dan kurang ter-expose. Media promosi merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperkenalkan warisan kebudayaan ini menjadi lebih disoroti oleh masyarakat saat ini. Wayang Beber Kontemporer merupakan salah satu media yang baik untuk memberi kritik sosial dan dapat membangun moral negri ini, jadi sangatlah penting jika Wayang Beber Kontemporer ini terus dikembangkan dan dipromosikan melalui media yang tepat pula. Komunitas wayang beber metropolitan sudah terbentuk hampir empat tahun, namun kurangnya promosi menjadi kendala bagi komunitas ini untuk memberitahukan kepada masyarakat mengenai karya wayang beber tersebut. Desainer grafis dapat berperan dan menjadi solusi dengan membuat suatu media yang mempromosikan wayang beber metropolitan ini.

Inilah yang membuat Penulis mengangkat tema “Promosi Komunitas Wayang Beber Metropolitan” ini karena sesuai dengan tema Tugas Akhir yaitu kebudayaan. Penulis ingin mempromosikan Wayang Beber Metropolitan agar lebih dikenali oleh masyarakat melalui media promosi yang tepat sasaran.


(9)

Universitas Kristen Maranatha - 3 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Adapun permasalahan utama dalam penulisan adalah sebagai berikut:

Bagaimana merancang promosi grafis untuk komunitas Wayang Beber Metropolitan?

Ruang lingkup yang akan dikerjakan adalah membuat media promosi seperti poster, website, umbul-umbul, media sosial, dan brosur. Area melingkupi kota-kota besar di Indonesia khususnya di Jakarta. Segmennya adalah warga negara Indonesia dari kalangan muda sampai tua, dan masyarakat golongan C sampai B.

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun Tujuan Perancangan dalam penulisan adalah sebagai berikut:

Untuk merancang promosi grafis untuk komunitas Wayang Beber Metropolitan melalui event yang diadakan komunitas Wayang Beber Metropolitan.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data latar belakang masalah diperoleh dari: website komunitas wayang beber metropolitan, website wayang Indonesia, dan wawancara kepada narasumber. Sumber data untuk landasan teori diperoleh dari website komunitas wayang beber metropolitan, website wayang beber kota, wawancara dengan narasumber, dan websiteJakarta post mengenai wayang beber. Teknik pengumpulan data wayang beber dan komunitas wayang beber metropolitan dengan wawancara kepada narasumber dan observasi langsung ke lapangan. Informan atau responden yang akan wawancarai adalah anggota pendiri komunitas wayang beber metropolitan.


(10)

Universitas Kristen Maranatha - 4 1.5 Skema Perancangan


(11)

Universitas Kristen Maranatha - 44

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dengan mempromosikan wayang beber melalui acara “Beberkan Ceritamu” ini diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan mengetahui mengenai kebudayaan seni wayang tertua ini. Melalui acara “Beberkan Ceritamu”, khususnya target audience diharapkan dapat menjadi generasi baru yang menghargai dan bangga terhadap kebudayaan bangsa sendiri, dan juga dapat mempromosikannya lagi ke generasi-generasi berikutnya.

Penerapan ilmu DKV sangat membantu dalam hal mempromosikan wayang beber melalui cara yang menarik melalui media utama dan media pendukung, sehingga dapat menarik perhatian dari masyarakat dan target audience. Dilihat dari beberapa poster Awareness yang diaplikasikan di sekolah-sekolah yang disitu akan diselenggarakan acara Beberkan Ceritamu, dari segi warna dan ilustrasi yang disukai oleh target audience. Warna dan ilustrasi gambar yang seperti itu lebih menarik minat anak dan sedikitnya unsur wayang dalam visual ditujukan agar anak-anak tidak terbayang oleh sesuatu yang “berbau” budaya yang mereka pikir membosankan dan tidak menarik.

Promosi melalui acara “Beberkan Ceritamu” ini bisa dibilang cukup efektif, karena target audience merasa mereka mengikuti suatu acara menggambar, mewarnai, dan bercerita yang menyenangkan karena bisa menuangkan imajinasi dan kreatifitas mereka.

5.2 Saran

Promosi wayang beber melalui acara “Beberkan Ceritamu” ini mempunyai keberhasilan dalam menarik minat dari target audience, dikarenakan promosi yang tepat sasaran dengan tampilan visual dan ajakan yang persuasif bagi anak-anak seusia enam sampai sebelas tahun. Jadi, sebaiknya saat merancang promosi wayang beber yang ditujukan untuk usia tersebut bisa memakai desain visual yang colorfull


(12)

Universitas Kristen Maranatha - 45 dan menggunakan ilustrasi untuk hasil akhirnya. Target audience akan nyaman dengan desain yang memang sesuai dengan dunia seusia mereka.

Beberapa kekurangan dalam desain visual ini yaitu sedikitnya esensi wayang yang dimasukkan dalam desain dan juga belum terlihat secara jelas bahwa wayang beber sebagai objek yang dipromosikan. Belajar dari kekurangan tersebut, penulis menyarankan agar saat mempromosikan wayang beber dengan cara seperti ini, sebaiknya menggunakan esensi wayang beber dan kebudayaan yang dapat disamarkan dengan baik. Esensi yang disamarkan dimaksudkan agar visual yang diasumsikan target audience yaitu suatu kegiatan yang menyenangkan namun masih mengandung unsur budaya dalam pemikiran mereka.

Promosi yang ditujukan untuk mempromosikan wayang beber ini harus disertai juga dengan akal, budi, dan hati nurani masyarakat untuk turut melestarikan apa yang menjadi kebudayaan bangsa sendiri. Dalam hal untuk melestarikan budaya bangsa pemerintah seharusnya juga harus menanamkan rasa bangga terhadap budaya bangsa dengan mendukung berbagai macam bentuk promosi yang diadakan oleh pihak-pihak yang ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebudayaan.


(13)

Universitas Kristen Maranatha - 45

DAFTAR PUSTAKA

Ismunandar, R.M. 1985. Wayang, asal-usul dan jenisnya. Semarang: Dahara Prize.

Mertosedono, Amir. 1993. Sejarah Wayang: Asal-Usul, Jenis, dan Cirinya. Semarang: Dahara Prize.

Mulyono, Sri. 1998. WAYANG; Asal-usul, Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta: CV Haji Masagung.

Mulyono, Sri. 1989. Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang. Jakarta: CV Haji Masagung.

Mulyono, Sri. 1982. Wayang dan Filsafat Nusantara. Jakarta: Gunung Agung.

Putri, Bukhi P. 2012. “waybemetro”, (online), (http://waybemetro.wordpress.com, diakses 28 Februari 2014).

Santosa, Uji Agung. 2012. Wayang Beber di Bentara Budaya Jakarta, (Online), (http://Kontan.co.id, diakses 3 Maret 2014)

Sumardjo, Jakob. 1997. PERKEMBANGAN TEATER DAN DRAMA INDONESIA. Bandung: STSI PRESS.


(1)

Universitas Kristen Maranatha - 2

Penampilan wayang beber yang dianggap kuno oleh masyarakat, sekarang sudah dikemas menjadi lebih mengikuti perkembangan jaman.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan seni pertunjukan Wayang Beber tidak terhenti hanya terbatas pada pertunjukan dengan gaya tradisi lama. Berbagai pengembangan dilakukan untuk pertunjukan Wayang Beber, dari yang berbentuk alternatif hingga kontemporer. Pengertian kontemporer disini seperti menghubungkan masa lalu yang kemudian mencoba untuk memaknai dan merefleksikannya ke masa depan, dan menjadi semacam jembatan untuk memahami masa lalu juga. (Wayang Beber Metropolitan, 15 Februari 2014)

Menurut penulis, wayang atau lebih khusus wayang beber sebaiknya lebih diperhatikan lagi, karena warisan budaya merupakan harta dari setiap Negara dan dalam hal ini wayang beber merupakan salah satunya. Usaha yang telah dilakukan oleh berbagai komunitas wayang agar masyarakat mengenali wayang beber selama ini belum cukup baik, karena media promosi yang masih minim dan kurang ter-expose. Media promosi merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperkenalkan warisan kebudayaan ini menjadi lebih disoroti oleh masyarakat saat ini. Wayang Beber Kontemporer merupakan salah satu media yang baik untuk memberi kritik sosial dan dapat membangun moral negri ini, jadi sangatlah penting jika Wayang Beber Kontemporer ini terus dikembangkan dan dipromosikan melalui media yang tepat pula. Komunitas wayang beber metropolitan sudah terbentuk hampir empat tahun, namun kurangnya promosi menjadi kendala bagi komunitas ini untuk memberitahukan kepada masyarakat mengenai karya wayang beber tersebut. Desainer grafis dapat berperan dan menjadi solusi dengan membuat suatu media yang mempromosikan wayang beber metropolitan ini.

Inilah yang membuat Penulis mengangkat tema “Promosi Komunitas Wayang Beber Metropolitan” ini karena sesuai dengan tema Tugas Akhir yaitu kebudayaan. Penulis ingin mempromosikan Wayang Beber Metropolitan agar lebih dikenali oleh masyarakat melalui media promosi yang tepat sasaran.


(2)

Universitas Kristen Maranatha - 3 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Adapun permasalahan utama dalam penulisan adalah sebagai berikut:

Bagaimana merancang promosi grafis untuk komunitas Wayang Beber Metropolitan?

Ruang lingkup yang akan dikerjakan adalah membuat media promosi seperti poster, website, umbul-umbul, media sosial, dan brosur. Area melingkupi kota-kota besar di Indonesia khususnya di Jakarta. Segmennya adalah warga negara Indonesia dari kalangan muda sampai tua, dan masyarakat golongan C sampai B.

1.3 Tujuan Perancangan

Adapun Tujuan Perancangan dalam penulisan adalah sebagai berikut:

Untuk merancang promosi grafis untuk komunitas Wayang Beber Metropolitan melalui event yang diadakan komunitas Wayang Beber Metropolitan.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data latar belakang masalah diperoleh dari: website komunitas wayang beber metropolitan, website wayang Indonesia, dan wawancara kepada narasumber. Sumber data untuk landasan teori diperoleh dari website komunitas wayang beber metropolitan, website wayang beber kota, wawancara dengan narasumber, dan websiteJakarta post mengenai wayang beber. Teknik pengumpulan data wayang beber dan komunitas wayang beber metropolitan dengan wawancara kepada narasumber dan observasi langsung ke lapangan. Informan atau responden yang akan wawancarai adalah anggota pendiri komunitas wayang beber metropolitan.


(3)

Universitas Kristen Maranatha - 4 1.5 Skema Perancangan


(4)

Universitas Kristen Maranatha - 44

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dengan mempromosikan wayang beber melalui acara “Beberkan Ceritamu” ini diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan mengetahui mengenai kebudayaan seni wayang tertua ini. Melalui acara “Beberkan Ceritamu”, khususnya

target audience diharapkan dapat menjadi generasi baru yang menghargai dan bangga terhadap kebudayaan bangsa sendiri, dan juga dapat mempromosikannya lagi ke generasi-generasi berikutnya.

Penerapan ilmu DKV sangat membantu dalam hal mempromosikan wayang beber melalui cara yang menarik melalui media utama dan media pendukung, sehingga dapat menarik perhatian dari masyarakat dan target audience. Dilihat dari beberapa poster Awareness yang diaplikasikan di sekolah-sekolah yang disitu akan diselenggarakan acara Beberkan Ceritamu, dari segi warna dan ilustrasi yang disukai oleh target audience. Warna dan ilustrasi gambar yang seperti itu lebih menarik minat anak dan sedikitnya unsur wayang dalam visual ditujukan agar anak-anak tidak terbayang oleh sesuatu yang “berbau” budaya yang mereka pikir membosankan dan tidak menarik.

Promosi melalui acara “Beberkan Ceritamu” ini bisa dibilang cukup efektif, karena target audience merasa mereka mengikuti suatu acara menggambar, mewarnai, dan bercerita yang menyenangkan karena bisa menuangkan imajinasi dan kreatifitas mereka.

5.2 Saran

Promosi wayang beber melalui acara “Beberkan Ceritamu” ini mempunyai keberhasilan dalam menarik minat dari target audience, dikarenakan promosi yang tepat sasaran dengan tampilan visual dan ajakan yang persuasif bagi anak-anak seusia enam sampai sebelas tahun. Jadi, sebaiknya saat merancang promosi wayang beber yang ditujukan untuk usia tersebut bisa memakai desain visual yang colorfull


(5)

Universitas Kristen Maranatha - 45 dan menggunakan ilustrasi untuk hasil akhirnya. Target audience akan nyaman dengan desain yang memang sesuai dengan dunia seusia mereka.

Beberapa kekurangan dalam desain visual ini yaitu sedikitnya esensi wayang yang dimasukkan dalam desain dan juga belum terlihat secara jelas bahwa wayang beber sebagai objek yang dipromosikan. Belajar dari kekurangan tersebut, penulis menyarankan agar saat mempromosikan wayang beber dengan cara seperti ini, sebaiknya menggunakan esensi wayang beber dan kebudayaan yang dapat disamarkan dengan baik. Esensi yang disamarkan dimaksudkan agar visual yang diasumsikan target audience yaitu suatu kegiatan yang menyenangkan namun masih mengandung unsur budaya dalam pemikiran mereka.

Promosi yang ditujukan untuk mempromosikan wayang beber ini harus disertai juga dengan akal, budi, dan hati nurani masyarakat untuk turut melestarikan apa yang menjadi kebudayaan bangsa sendiri. Dalam hal untuk melestarikan budaya bangsa pemerintah seharusnya juga harus menanamkan rasa bangga terhadap budaya bangsa dengan mendukung berbagai macam bentuk promosi yang diadakan oleh pihak-pihak yang ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebudayaan.


(6)

Universitas Kristen Maranatha - 45

DAFTAR PUSTAKA

Ismunandar, R.M. 1985. Wayang, asal-usul dan jenisnya. Semarang: Dahara Prize.

Mertosedono, Amir. 1993. Sejarah Wayang: Asal-Usul, Jenis, dan Cirinya. Semarang: Dahara Prize.

Mulyono, Sri. 1998. WAYANG; Asal-usul, Filsafat dan Masa Depannya. Jakarta: CV Haji Masagung.

Mulyono, Sri. 1989. Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang. Jakarta: CV Haji Masagung.

Mulyono, Sri. 1982. Wayang dan Filsafat Nusantara. Jakarta: Gunung Agung.

Putri, Bukhi P. 2012. “waybemetro”, (online), (http://waybemetro.wordpress.com, diakses 28 Februari 2014).

Santosa, Uji Agung. 2012. Wayang Beber di Bentara Budaya Jakarta, (Online), (http://Kontan.co.id, diakses 3 Maret 2014)

Sumardjo, Jakob. 1997. PERKEMBANGAN TEATER DAN DRAMA INDONESIA. Bandung: STSI PRESS.