PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATI ( APTITUDE-TREATMENT-INTERACTION) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA N 9 MEDAN TA 2011/2012.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE- TREATMENT- INTERACTION) TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 9

MEDAN T.A 2011/2012

Oleh :

Dameria Napitupulu NIM 408121035

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2012


(2)

Judul :Pengaruh Model Pembelajaran ATI (Aptitude-Treatment Interaction) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012

Nama Mahasiswa : Dameria Napitupulu

N I M : 408121035

Program studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Fisika

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Skripsi,

Drs. Usler Simarmata, M.S NIP. 19510108 198203 1 005

Mengetahui:

FMIPA UNIMED Jurusan Fisika

Dekan, Ketua,

Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D. Dra. Derlina, M.Si NIP. 19600804 198601 1 001 NIP. 19640321 199003 2 001


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkatNya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis sehingga penyusunan skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran ATI (Aptitude – Treatmant – Interaction) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universiatas Negari Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis mulai dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof.Dr.Sahyar,M.Si.,M.M, bapak Drs.Makmur Sirait,M.Si, dan Ibu Dra. Betty M.Turnip, M.Pd selaku Dosen pembanding yang telah memberikan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan Skripsi ini. Ucapan terimakasih juga kepada Ibu Dra. Eva M.Ginting ,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf pegawai jurusan Fisika FIMPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Sofyan Purba sebagai kepala sekolah SMA Negeri 9 dan guru-guru beserta staf pegawai SMA Negeri 9 Medan yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Teristimewa kepada Ayahanda N.Napitupulu dan Ibunda tercinta N.Nainggolan serta abangku Briptu Hendri Napitupulu dan Kakak ku Rosbina Uli Pandiangan,.S.Pd, yang membantu penulis dalam pemikiran, dana dan doa guna penyelesaian skripsi ini serta Bapak Gembala Pdt.Soedjanmono dan Ibu Rohani Rosni Sinaga yang selalu berjuang mendukung saya dalam doa dan Adikku Desi Manatal Napitupulu, beserta dengan keluarga yang


(4)

telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis. Terima kasih juga buat kawan-kawan yang tidak disebutkan namanya satu persatu di disini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2012 Penulis,


(5)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK

DINAMIS DI SMA NEGERI 9 MEDAN T.A 2011/2012

Dameria Napitupulu (NIM 408121035) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Model Pembelajaran ATI (Aptitude- Treatment-Interaction) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A. 2011/2012.

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Desain penelitian ini adalah two group pretes postes control design. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 9 Medan yang terdiri dari 6 kelas. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik cluster random sampling yaitu kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X2 sebagai kelas kontrol. Sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda. Jumlah soal sebanyak 20 soal dengan 5 pilihan berganda yang sudah di uji validitas, reabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya.

Dari perhitungan analisis data diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 38,33 serta Simpangan Bakunya 11,47 dan kelas kontrol adalah 38,0, serta Simpangan Bakunya 8,46 kemudian setelah dilakukan perlakuan yang berbeda yaitu Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran ATI pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata postes kelas eksperimen adalah 83,83 serta Simpangan Bakunya7,73 dan Pembelajaran dengan menggunakan Model Konvensional pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata postes 68,67 serta Simpangan Bakunya 117,12. Dan dari pengujian data yang dilakukan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Dari hasil uji hipotesis (uji t) hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh thitung = 6,074 sedangkan ttabel = 2,002.

Karena thitung > ttabel maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan Model Pembelajaran ATI terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Rumusan Masalah 4

1.5 Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Pengertian Belajar 6

2.2. Pengertian hasil belajar 7

2.3. Aktivitas Belajar 8

2.4. Pengertian Model pembelajaran 8

2.4.1 Model pembelajaran ATI (Aptitude-Treatment Interaction) 8

2.4.2 Pembelajaran Modul 13

2.5. Materi Pembelajaran 15

2.5.1 Listrik Dinamis 15

2.6. Kerangka konseptual 22


(7)

BAB III METODE PENELITIAN 26

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 25

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 25

3.2.1 Populasi 25

3.2.2 Sampel 25

3.3 Variabel Penelitian 25

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 26

3.5 Instrumen Penelitian 26

3.5.1 Validitas Tes 27

3.6 Prosedur Penelitian 28

3.7 Teknik Analisis Data 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33

4.1 Hasil Penelitian 33

4.2 Pembahasan 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 39

5.1 Kesimpulan 39

5.2 Saran 39


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Rancangan Eksperimen 26

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal 27

Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 33 Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 34 Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan Normalitas Data 34

Tabel 4 4. Uji Homogenitas 35

Tabel 4.5. Uji Hipotesis 35


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Arah aliran arus listrik dengan arah aliran elektron 15

Gambar 2.2 : Bentuk Resistor 16

Gambar 2.3 : Skema Penghambat Rangkaian Listrik 17

Gambar 2.4 : Hukum I Kirchoff 18

Gambar 2.5 : Susunan Hambatan Rangkaian 18

Gambar 2.6: Pengukuran kuat arus dengan amperemeter 20 Gambar 2.7: Skema rangkaian sederhana dengan sumber arus dc 20 Gambar 2.8: Pengukuran kuat arus dengan Amperemeter 20 Gambar 2.9: Pengukuran beda potensial dengan voltmeter 21


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 43

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa 49

Lampiran 3 Modul 50

Lampiran 4 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 62

Lampiran 5 Instrumen Penelitian 74

Lampiran 6 Validitas Instrumen Tes 82

Lampiran 7 Uji Validitas Instrumen Tes 83

Lampiran 8 Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Instrumen Tes 86 Lampiran 9 Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Instrumen Tes 87 Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian 90

Lampiran 11 Uji Reliabilitas Instrumen Tes 91

Lampiran 12 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 92 Lampiran 13 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Kontrol 93 Lampiran 14 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen 94 Lampiran 15 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Kontrol 95

Lampiran 16 Data Hasil Belajar Siswa 96

Lampiran 17 Perhitungan Statistika Dasar 98

Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas Data 102

Lampiran 19 Perhitungan Uji Homogenitas Data 106

Lampiran 20 Perhitungan Uji Hipotesis 109

Lampiran 21 Lembar Observasi Aktifitas 113


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya agar sesuai dengan kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem makro, meso, maupun mikro. Demikian halnya dalam sistem pendidikan. Pendidikan senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal, nasional, maupun global.

Masalah pokok pendidikan saat ini masih berkisar pada soal pemerataan kesempatan, relevansi, kualitas, efisiensi, dan efektivitas pendidikan. Kualitas pendidikan saat ini masih tetap merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaruan sistem pendidikan nasional karena cenderung masih rendah. Komisi VI DPR RI mengaku kualitas pendidikan di Indonesia sangat terpuruk, kualitas pendidikan di Indonesia berada di posisi 112 dari 175 negara ( www.gatra.com ). Begitu juga dengan laporan Dinas Pendidikan (Disdik) Medan, bahwa tingkat ketidaklulusan siswa SMA Sumut yang mengikuti UN meningkat. Pada tahun 2007 dari seluruh siswa SMA peserta UN sebanyak 4% tidak lulus dan meningkat pada tahun 2008, siswa SMA peserta UN yang tidak lulus menjadi 6% ( Suharmansyah, 2008:5 ).

Dari hasil wawancara dengan salah satu guru di sekolah SMA Negeri 9 Medan, rendahnya hasil belajar fisika yang diperolah para peserta didik yaitu rata-rata 5,8 salah satunya disebabkan oleh kesan siswa yang menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit dipahami dan kurang menarik, menyebabkan kurangnya minat dan motivasi peserta didik untuk mempelajari, melainkan kebanyakan peserta didik merasa terpaksa atau menjadi suatu kewajiban untuk belajar fisika. Sardiman (2007) mengatakan bahwa serangkaian kegiatan yang


(12)

dilakukan oleh masing-masing pihak itu sebenarnnya dilatarbelakangi oleh motivasi. Motivasilah yang mendorong mereka untuk melakukan suatu kegiatan/pekerjaan. Begitu juga dalam hal belajar. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pembelajaran itu.

Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa menurut Djamarah (2002 :12 ) yaitu : “Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa.” Faktor pendekatan mengajar, yakni jenis upaya mengajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Faktor ini ditentukan oleh strategi dan metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Selain itu dalam proses belajar mengajar siswa sering kurang mendapat peluang untuk pelan-pelan dituntun dan dididik menjadi aktif mengikuti proses pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diajarkan. Padahal umumnya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, salah satu perbedaan karakteristik individu tersebut adalah perbedaan kemampuan (aptitude). Menurut Ahmadi (2004:77) setiap siswa bersifat individu, setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual inilah yang menyebabkan adanya perbedaan tingkah laku dan kemampuan dikalangan anak didik, sehingga guru harus mampu memberikan perlakuan yang sesuai dengan kemampuan siswa tersebut.

Menurut pakar pendidikan ( Nurdin, 2005:4 ), Model pembelajaran yang dikembangkan dewasa ini kelihatannya masih belum peduli dan bahkan belum mampu mengapresiasikan serta mengakomodasikan perbedaan-perbedaan individual siswa. Didalam melaksanakan proses belajar-mengajar guru memberikan pelayanan pembelajaran yang sama untuk semua siswa, baik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dengan perlakuan yang sama itu, siswa yang berbeda kecepatan belajarnya belum mendapatkan layanan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Siswa yang lambat


(13)

akan tetap tertinggal dari kelompok sedang , sementara siswa yang berkemampuan cepat belum mendapatkan layanan yang optimal dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas cenderung belum bisa mendorong siswa untuk maju dan berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Dengan demikian usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menekankan suatu prinsip individual siswa melalui pembelajaran yang tepat digunakan yaitu model pembelajaran ATI (Aptitude- Treatment Interaction). Menurut pakar pendidikan ( Nurdin, 2005:39 ) : ATI (Apptitude-Treatment Interaction) merupakan suatu konsep atau model yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk siswa tertentu sesuai deengan perbedaan kemampuan (aptitude)”. Model ini memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan kinerja profesionalnya dengan menggunakan bermacam–macam metode mengajar pada tiga bentuk perlakuan (treatment).

Penelitian terdahulu tentang model pembelajaran ATI antara lain oleh Liana Martha Br.Aritonang ( 2008 ) dengan judul ”Pengaruh Model pembelajaran ATI (Aptitude-Treatment Interaction) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di SMP N 21 Medan 2007/2008”. Dari analisa data diperoleh nilai rata-rata pretes dikelompok tinggi adalah 51,54; kelompok sedang adalah 38,08; dan kelompok rendah adalah 24,23. Setelah diberikan perlakuan maka hasil belajar ketiga kelompok meningkat dimana nilai rata-rata postes kelompok tinggi dengan perlakuan self learning adalah 80,77; kelompok sedang dengan regular teaching adalah 73,46; dan kelompok rendah dengan spesial treatment adalah 65,77. Akan tetapi dalm penelitian tersebut hanya menilai aspek kognitif siswa. Melihat penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan perbedaan tempat, materi, dan penilaian yang mengandung aspek kognitif, psikomotorik dan aktivitas siswa.


(14)

”Pengaruh Model Pembelajaran ATI (Aptitude-Treatment Interaction) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika belum optimal.

2. Kurangnya motivasi siswa dalam mempelajari fisika 3. Kemampuan (aptitude) siswa berbeda-beda.

1.3Batasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian ini, maka peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan belajar-mengajar adalah pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction).

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012 dengan materi pokok Listrik Dinamis.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ATI pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012”?

2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran ATI (Aptitude-Treatment Interaction) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012”?


(15)

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini dimaksudkan untuk :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ATI pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA

Negeri 9 Medan T.A 2011/2012 .

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran ATI terhadap hasil belajar Fisika pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru bahwa model pembelajaran ATI dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebagai bahan informasi yang bermanfaat bagi peneliti sebagai calon guru dan memberikan sumbangan pemikiran kepada para peneliti dalam bidang spendidikan, khususnya mengenai model pembelajaran ATI.


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Rata – rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah 38,83 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model Pembelajaran ATI diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 83,83. 2. Rata – rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran adalah 38,0

dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 68,67. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Namun lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan Model Pembelajaran ATI.

3. Ada pengaruh yang signifikan menggunakan Model Pembelajaran ATI terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 .

Adapun persen peningkatan penggunaan Model Pembelajaran ATI yaitu : X E - X k

% peningkatan = x 100 % = 22,08 % X k

Ket : XE = rata- rata postes kelas eksperimen Xk = rata- rata postes kelas kontol


(17)

5.2. Saran

Berdasarkan kendala-kendala yang dialami oleh peneliti ketika melaksanakan penelitian tersebut, maka dapat diberikan beberapa saran antara lain:

1. Sebaiknya model pembelajaran ATI ini dilaksanakan di sekolah yang memiliki ruang perpustakaan atau laboratorium untuk ruang belajar kelompok tinggi dan sekolah yang kemampuan siswanya heterogen (tidak mempunyai kelas unggulan).

2. Kepada peneliti lanjut disarankan dapat bekerja sama dengan mahasiswa pendamping agar dapat mengontrol kegiatan kelompok tinggi dalam belajar mandiri dengan menggunakan modul.

3. Kepada peneliti lanjut disarankan untuk lebih banyak memberikan semangat dan motivasi kepada siswa kelompok rendah yang sering merasa kurang percaya diri dalam mengeluarkan pendapat.

4. Kepada peneliti yang ingin meneliti dengan permasalahan yang sama disarankan melakuakan penelitian pada jenjang SMA dengan materi pokok yang berbeda.


(1)

dilakukan oleh masing-masing pihak itu sebenarnnya dilatarbelakangi oleh motivasi. Motivasilah yang mendorong mereka untuk melakukan suatu kegiatan/pekerjaan. Begitu juga dalam hal belajar. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pembelajaran itu.

Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa menurut Djamarah (2002 :12 ) yaitu : “Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar siswa.” Faktor pendekatan mengajar, yakni jenis upaya mengajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Faktor ini ditentukan oleh strategi dan metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Selain itu dalam proses belajar mengajar siswa sering kurang mendapat peluang untuk pelan-pelan dituntun dan dididik menjadi aktif mengikuti proses pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diajarkan. Padahal umumnya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, salah satu perbedaan karakteristik individu tersebut adalah perbedaan kemampuan (aptitude). Menurut Ahmadi (2004:77) setiap siswa bersifat individu, setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual inilah yang menyebabkan adanya perbedaan tingkah laku dan kemampuan dikalangan anak didik, sehingga guru harus mampu memberikan perlakuan yang sesuai dengan kemampuan siswa tersebut.

Menurut pakar pendidikan ( Nurdin, 2005:4 ), Model pembelajaran yang dikembangkan dewasa ini kelihatannya masih belum peduli dan bahkan belum mampu mengapresiasikan serta mengakomodasikan perbedaan-perbedaan individual siswa. Didalam melaksanakan proses belajar-mengajar guru memberikan pelayanan pembelajaran yang sama untuk semua siswa, baik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dengan perlakuan yang sama itu, siswa yang berbeda kecepatan belajarnya belum mendapatkan layanan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Siswa yang lambat


(2)

akan tetap tertinggal dari kelompok sedang , sementara siswa yang berkemampuan cepat belum mendapatkan layanan yang optimal dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas cenderung belum bisa mendorong siswa untuk maju dan berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Dengan demikian usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menekankan suatu prinsip individual siswa melalui pembelajaran yang tepat digunakan yaitu model pembelajaran ATI (Aptitude- Treatment Interaction). Menurut pakar pendidikan ( Nurdin, 2005:39 ) : ATI (Apptitude-Treatment Interaction) merupakan suatu konsep atau model yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk siswa tertentu sesuai deengan perbedaan kemampuan (aptitude)”. Model ini memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan kinerja profesionalnya dengan menggunakan bermacam–macam metode mengajar pada tiga bentuk perlakuan (treatment).

Penelitian terdahulu tentang model pembelajaran ATI antara lain oleh Liana Martha Br.Aritonang ( 2008 ) dengan judul ”Pengaruh Model pembelajaran ATI (Aptitude-Treatment Interaction) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di SMP N 21 Medan 2007/2008”. Dari analisa data diperoleh nilai rata-rata pretes dikelompok tinggi adalah 51,54; kelompok sedang adalah 38,08; dan kelompok rendah adalah 24,23. Setelah diberikan perlakuan maka hasil belajar ketiga kelompok meningkat dimana nilai rata-rata postes kelompok tinggi dengan perlakuan self learning adalah 80,77; kelompok sedang dengan regular teaching adalah 73,46; dan kelompok rendah dengan spesial treatment adalah 65,77. Akan tetapi dalm penelitian tersebut hanya menilai aspek kognitif siswa. Melihat penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan perbedaan tempat, materi, dan penilaian yang mengandung aspek kognitif, psikomotorik dan aktivitas siswa.


(3)

”Pengaruh Model Pembelajaran ATI (Aptitude-Treatment Interaction) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar fisika belum optimal.

2. Kurangnya motivasi siswa dalam mempelajari fisika 3. Kemampuan (aptitude) siswa berbeda-beda.

1.3Batasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian ini, maka peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan belajar-mengajar adalah pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction).

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012 dengan materi pokok Listrik Dinamis.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ATI pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012”?

2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran ATI (Aptitude-Treatment Interaction) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012”?


(4)

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini dimaksudkan untuk :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ATI pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA

Negeri 9 Medan T.A 2011/2012 .

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran ATI terhadap hasil belajar Fisika pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 9 Medan T.A 2011/2012

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru bahwa model pembelajaran ATI dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebagai bahan informasi yang bermanfaat bagi peneliti sebagai calon guru dan memberikan sumbangan pemikiran kepada para peneliti dalam bidang spendidikan, khususnya mengenai model pembelajaran ATI.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Rata – rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah 38,83 dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model Pembelajaran ATI diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 83,83. 2. Rata – rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan pembelajaran adalah 38,0

dan setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 68,67. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Namun lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan Model Pembelajaran ATI.

3. Ada pengaruh yang signifikan menggunakan Model Pembelajaran ATI terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 9 Medan Tahun Ajaran 2011/2012 .

Adapun persen peningkatan penggunaan Model Pembelajaran ATI yaitu : X E - X k

% peningkatan = x 100 % = 22,08 % X k

Ket : XE = rata- rata postes kelas eksperimen Xk = rata- rata postes kelas kontol


(6)

5.2. Saran

Berdasarkan kendala-kendala yang dialami oleh peneliti ketika melaksanakan penelitian tersebut, maka dapat diberikan beberapa saran antara lain:

1. Sebaiknya model pembelajaran ATI ini dilaksanakan di sekolah yang memiliki ruang perpustakaan atau laboratorium untuk ruang belajar kelompok tinggi dan sekolah yang kemampuan siswanya heterogen (tidak mempunyai kelas unggulan).

2. Kepada peneliti lanjut disarankan dapat bekerja sama dengan mahasiswa pendamping agar dapat mengontrol kegiatan kelompok tinggi dalam belajar mandiri dengan menggunakan modul.

3. Kepada peneliti lanjut disarankan untuk lebih banyak memberikan semangat dan motivasi kepada siswa kelompok rendah yang sering merasa kurang percaya diri dalam mengeluarkan pendapat.

4. Kepada peneliti yang ingin meneliti dengan permasalahan yang sama disarankan melakuakan penelitian pada jenjang SMA dengan materi pokok yang berbeda.