PENGARUH KEPEMIMPINAN KONSULTATIF KEPALA SEKOLAH, BUDAYA YANG KUAT ORGANISASI SEKOLAH, DAN DISIPLIN DIRI TERHADAP KINERJA GURU PRODUKTIF SMK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA TEBING TINGGI.

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KONSULTATIF KEPALA

SEKOLAH, BUDAYA KUAT ORGANISASI SEKOLAH, DAN

DISIPLIN DIRI TERHADAP KINERJA GURU PRODUKTIF

SMK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA TEBING TINGGI

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

BENNY NAINGGOLAN NIM. 809132027

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2 0 1 3


(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KONSULTATIF KEPALA

SEKOLAH, BUDAYA KUAT ORGANISASI SEKOLAH, DAN

DISIPLIN DIRI TERHADAP KINERJA GURU PRODUKTIF

SMK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA TEBING TINGGI

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

BENNY NAINGGOLAN NIM. 809132027

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2 0 1 3


(3)

(4)

i ABSTRACT

Benny Nainggolan. NIM (Reg. No) 809132027. The Influence of Consultative Leadership Style of Principal, The Power of Culture of School Organization, and Self Discipline to the Performance of Productive Teacher of SMK of Business Management in Tebing Tinggi City. Thesis. Postgraduate Program of State University of Medan.

This research aims to study (1) the influence of consultative leadership style of Principal to the self discipline; (2) the influence of power of culture of school organization to the self discipline; (3) the influence of consultative leadership style of Principal to the performance of productive teacher; (4) the influence of power of culture of school organization to the performance of productive teacher; and (5) the influence of self discipline to the performance of productive teacher. The subject of study is the teacher of SMK (vocational school) in Business Management in Tebing Tinggi city with 61 respondents as samples. The sample is taken by total sampling method. This research is a descriptive study to collect information about the symptoms in a research.

Based on the hypothesis testing it concluded that (1) there is significant influence between the consultative leadership style of Principal and the self discipline for 0.29; (2) thee is a significant influence between the power of culture of school organization and self discipline for 0.36; (3) there is a significant influence between the consultative leadership of principal and the performance of productive teacher for 0.26; (4) there is a significant influence on the power of culture of school organization and the performance of productive teacher for 0.18; and (5) there is a significant influence between the self discipline and performance of productive teacher for 0.13. The results of research indicates that the consultative leadership style of principal, the power of culture of school organization, self discipline influence the performance of productive teacher for 75% and its remain determined by other condition.


(5)

ABSTRAK

Benny Nainggolan. NIM. 809132027. Pengaruh Kepemimpinan Konsultatif Kepala Sekolah, Budaya Yang Kuat Organisasi Sekolah, dan Disiplin Diri terhadap Kinerja Guru Produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kepemimpinan konsultatif kepala sekolah terhadap disiplin diri; (2) pengaruh budaya yang kuat organisasi sekolah terhadap disiplin diri; (3) pengaruh kepemimpinan konsultatif kepala sekolah terhadap kinerja guru produktif; (4) pengaruh budaya yang kuat organisasi sekolah terhadap kinerja guru produktif; dan (5) pengaruh disiplin diri terhadap kinerja guru produktif. Subjek penelitian adalah guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi dengan jumlah sampel sebanyak 61 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling.Metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada penelitian.

Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat pengaruh yang berarti antara kepemimpinan konsultatif kepala sekolah dengan disiplin diri sebesar 0,29; (2) terdapat pengaruh yang berarti antara budaya yang kuat organisasi sekolah dengan disiplin diri sebesar 0,36; (3) terdapat pengaruh yang berarti antara kepemimpinan konsultatif kepala sekolah dengan kinerja guru produktif sebesar 0,26; (4) terdapat pengaruh yang berarti antara budaya kuat organisasi sekolah dengan kinerja guru produktif sebesar 0,18; dan (5) terdapat pegaruh yang berarti antara disiplin diri terhadap kinerja guru produktif sebesar 0,13. Hasil penelitian diperoleh kepemimpinan konsultatif kepala sekolah, budaya kuat organisasi sekolah, dan disiplin diri terhadap kinerja guru produktif sebesar 37% dan sisanya ditentukan keadaan lain.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia- Nya yang telah memberikan kesempatan, kesehatan dan rezki untuk dapat mengikuti perkuliahan, serta memberikan kemampuan berpikir dan berbuat dalam menyusun dan menyelesaikan tesis hasil penelitian ini.

Penulisan Tesis hasil penelitian merupakan salah satu persyaratan penyelesaian studi S2 pada program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Penelitian yang dilakukan ini untuk memperkuat dan mendukung keahlian dibidang disiplin Ilmu Administrasi Pendidikan. Untuk memenuhi tersebut setelah melakukan kajian berbagai literature, mengamati permasalahan dan perkembangan yang aktual pada lembaga satuan pendidikan di Kota Tebing Tingg, peneliti tertarik melakukan penelitian lebih mendalam denga judul,”PENGARUH KEPEMIMPINAN KONSULTATIF KEPALA SEKOLAH, BUDAYA YANG KUAT ORGANISASI SEKOLAH DAN DISIPLIN DIRI TERHADAP KINERJA GURU PRODUKTIF SMK BISNIS MANEJEMEN DI KOTA TEBING TINGGI”. Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak, baik bersifat moril, materil, teknis maupun non teknis. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih terutama kepada : 1. Prof. Dr. Belfrik Manullang dan Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sebagai

pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan.


(7)

2. Prof. Dr. Siman M.Pd, Prof. Dr. Sumarno M.Pd dan Dr. Sukarman Purba M.Pd sebagai nara sumber yang telah banyak memberikan saran, masukan dan bimbingan dalam penyempurnaan tesis ini.

3. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana, Dr. Arif Rahman M.Pd selaku Asdir I, Prof. Dr. H. Syaiful Sagala M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan, dan seluru dosen dan pegawai di PPs Universitas Negeri Medan yang telah member kesempatan menggunakan sarana dan fasilitas di PPs Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Kepala Dinas Kota Tebing Tinggi yang telah memberikan izin tempat pelaksanaan penelitian di SMK BM di Kota Tebing Tinggi.

5. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan Guru SMK BM di Kota Tebing Tinggi yang telah bekerja sama dengan baik khususnya dalam pemberian data penulis yang sangat dibutuhkan dalam penelitian dan penulisan tesis ini.

6. Ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada Orang tua tercinta Ayahand R. Nainggolan dan Ibunda T.Br Tamba yang telah memberikan motivasi dan mendoakan penulis untuk menyelesaikan Studi, serta adik - adik Amon Nainggolan, Zulkifli Nainggolan, Halado Nainggolan dan Mangihut Nainggolan yang telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Yang Terkasih Erikson Pasaribu yang telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

8. Terimakasih kepada Adik Kristina Simangunsong dan Putera Erianto Saragih sebagai sahabat yang turut membantu dalam penyelesaian tesis ini.


(8)

iv

9. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan guru di SMK Negeri 1 yang bertugas di Bisnis Center dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari atas keterbatasan kemampuan dan waktu yang dimiliki, sehingga tesis ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif agar penyusunan tesis ini dapat memcapai tujuan dan bermanfaat bagi yang memerlukan.

Medan, 7 Mei 2013 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRACK ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GAMBAR ………. vii

DAFTAR LAMPIRAN ……… viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Indentifikasi Masalah ………. 8

C. Pembatasan Masalah ………. 9

D. Rumusan Masalah ………. 10

E. Tujuan Penelitian ………. 11

F. Manfaat Penelitian ………. 12

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ………... 13

1. Kinerja Guru Produktif ………. 13

2. Kepemimpinan Konsultatif Kepala Sekolah ………. 19

3. Budaya Yang Kuat Organisasi Sekolah ………. 28

4. Disiplin Diri Guru ………. 34

B. Penelitian Yang Relevan ……… 40

C. Kerangka Berpikir ……….. 42

D. Paradigma Variabel Penelitian ……… 48

E. Hipotesis Penelitian…...……….. 49

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 50

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ……… 50

C. Metode Penelitian ……….. 51

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ……… 52

E. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian……….. 55

F. Uji Coba Instrumen ……….. 58

G. Teknik Analisa Data ………. 61

H. Hipotesis Statistik ……… 64

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ………. 66

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian …………. 71

C. Uji Persyaratan Analisis ……… 73

D. Uji Hipotesis Penelitian ……… 84


(10)

v

F. Pembahasan Penelitian ………. 90

G. Keterbatasan Penelitian ………... 94

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 96

B. Implikasi ………. 97

C. Saran ………. 99


(11)

DAFTAR TABEL

TABEL : 3.1. Jumlah Guru DiklatProduktif SMK Bisnis Manejemen

Di Kota Tebing Tinggi ………. 51 TABEL : 3.2. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ……….. 56 TABEL : 4.1. Ringkasan Karakteristik Data Variabel Penelitian ……… 66 TABEL : 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Konsultatif

Kepala Sekolah (X1) ……….. 67

TABEL : 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Kekuatan Budaya Organisasi

Sekolah (X2) ………. 68

TABEL : 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Diri (X3) ………. 69

TABEL : 4.5. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru Produktif (X4) ……… 70

TABEL : 4.6. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1) ……….. 71

TABEL : 4.7. Tingkat Kecenderungan Variabel Kekuatan Budaya

Organisasi Sekolah (X2) ……….. 72

TABEL : 4.8. Tingkat Kecenderungan Variabel Disiplin Diri (X3) ………… 72

TABEL : 4.9. Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru Produktif (X4).. 73

TABEL : 4.10. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X3atas X1…… 74

TABEL : 4.11. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X3atas X2…… 76

TABEL : 4.12. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4atas X1…… 77

TABEL : 4.13. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4atas X2…… 79

TABEL : 4.14. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4atas X3…… 81

TABEL : 4.15. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel

Penelitian ……….. 82 TABEL : 4.16 Rangkuman Hasil Analisis Kolerasi, Anlisis Jalur Antara


(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar : 2.1. Kontinuum Dari Pengambilan Keputusan (Yulk, 2010:99) .... 23

Gambar : 2.2. Prilaku Kontinum Pemimpin (Thoha, 2009:51) ………. 24

Gambar : 2.3. Paradigma Variabel Penelitian ………. 48

Gambar : 4.1. Histogram Skor Kepemimpinan Konsultatif Kepala Sekolah (X1) ………. 67

Gambar : 4.2. Histogram Skor Kekuatan Budaya Organisasi Sekolah (X2) … 68

Gambar : 4.3. Histogram Skor Disiplin Diri (X3) ……… 69

Gambar : 4.4. Histogram Skor Kinerja Guru Produktif (X4) ……… 70

Gambar : 4.5. Grafik Linier Sederhana Antara X1Dengan X3 ……….. 75

Gambar : 4.6. Grafik Linier Sederhana Antara X2Dengan X3 ………. 77

Gambar : 4.7. Grafik Linier Sederhana Antara X1Dengan X4 ………. 78

Gambar : 4.8. Grafik Linier Sederhana Antara X2Dengan X4 ……….. 80

Gambar : 4.9. Grafik Linier Sederhana Antara X3Dengan X4 ……….. 81


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ……… 103 Lampiran 2. Sebaran Uji Coba Angket Kepemimpinan

Konsultatif Kepala Sekolah (X1) ………. 116

Lampiran 3. Perhitungan Validasi Angket Kepemimpinan

Konsultatif Kepala Sekolah (X1) ……… 117

Lampiran 4. Perhitungan Reliabelitas Instrumen Angket

Kepemimpinan Konsultatif Kepala Sekolah (X1)…… 119

Lampiran 5. Sebaran Uji Coba Angket Kekuatan Budaya

Organisasi Sekolah (X2) ………. 122

Lampiran 6. Perhitungan Validasi Angket Kekuatan Budaya

Organisasi Sekolah (X2) ……… 123

Lampiran 7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Kekuatan

Budaya Organisasi Sekolah (X2) ……….. 125

Lampiran 8. Sebaran Uji Coba Angket Disiplin Diri (X3) ………. 128

Lampiran 9. Perhitungan Validasi Angket Disiplin Diri (X3) ……. 129

Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Disiplin

Diri (X3) ……….. 131

Lampiran 11. Sebaran Uji Coba Angket Kinerja Guru

Produktif (X4) ……… 134

Lampiran 12. Perhitungan Validasi Angket Kinerja Guru

Produktif (X4) ……… 135

Lampiran 13. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Kinerja

Guru Produktif (X4) ……… 137

Lampiran 14. A. Sebaran Data Kepemimpinan Konsultatif

Kepala Sekolah (X1) ………... 145

B. Sebaran Data Kekuatan Budaya Organisasi

Sekolah (X2) ……….... 140

C. Sebaran Data Disiplin Diri (X3) ……….... 144

D. Sebaran Data Kinerja Guru Produktif (X4) …….. 146

Lampiran 15. Rangkuman Data Variabel Penelitian ……….. 148 Lampiran 16. Perhitungan Distribusi Frekuensi ……… 151 Lampiran 17. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel

Penelitian ………. 158 Lampiran 18. Uji Kelinieran Dan Keberartian Persamaam

Regresi Sederhana ……….. 161 Lampiran 19. Uji Normalitas Variabel Penelitian ………. 183 Lampiran 20. Uji Homogenitas Varians Data ……… 193 Lampiran 21. Perhitungan Kolerasi Antar Variabel Penelitian ……... 209 Lampiran 22. Perhitungan Anlisis Jalur ……….. 212


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga yang mempunyai organisasi formal, dalam melaksanakan program kegiatannya akan sangat dipengaruhi oleh orang-orang yang ada di dalamnya. Para pelaku kegiatan dalam organisasi sekolah adalah kepala sekolah, guru dan pegawai. Adapun guru merupakan pelaku utama dalam memberhasilkan tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. Dalam meraih ketercapaian tujuan sekolah, guru merupakan komponen utama dalam memberhasilkan sekolah mencapai tujuannya. Keberhasilan sekolah mencapai tujuanya juga sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan.

Salah satu indikator seorang guru SMK dikatakan berhasil dan berkinerja dalam melaksanakan tugas keprofesiannya adalah mampu membuat dengan baik program pembelajaran yang meliputi: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan/ proses pembelajaran, serta menilai dan meninjaklanjuti hasil pembelajaran. Begitupula dengan Program Sistim Ganda (PSG) yang diterapkan dalam kurikulum SMK mengharuskan supaya setiap guru mampu menyusun bahan ajar seperti modul pembelajaran pada setiap kompetensi. Pembelajaran dengan sistim modul sangat membantu peserta didik dan guru dalam pembelajaran tiori dan praktek dalam mencapai target standar kompetensi


(15)

2

Masih adanya guru produktif SMK Bisnis Manajemen yang menyajikan materi pembelajaran secara tradisional, belum memiliki program pembelajaran yang terencana seperti: bahan ajar, modul, analisis kebutuhan alat dan bahan standar kompetensi, sistim penilaian dan program tindak lanjut hasil penilaian. Akibatnya sering ditemukan guru menyuruh peserta didik hanya menyalin materi pelajaran dipapan tulis, masuk ke ruang praktek tampa program yang jelas, pelaksanaan praktek hanya bersifat simulasi dan belum adanya validasi kurikulum antara pihak sekolah dengan dunia usaha dan industri yang menjadi instituisi pasangan dalam pelaksanaan pendidikan sistim ganda. Artinya, kurikulum haruslah disempurnakan baik pada materi kompetensinya maupun metode pendekatan pembelajarannya.

Demikian juga tentang kebutuhan bahan dan alat praktek sebagai penunjang dalam proses kegiatan pembelajaran, hal ini tidak bisa terlaksana jika bahan-bahan yang dibutuhkan tidak tersedia. Masalah ini dapat diatasi apabila kepala sekolah beserta guru produktif bekerjasama mengembangkan jiwa kewirausahaan (interpreneur) dengan membuka unit produksi sekolah. Dengan adanya unit produksi fasilitas praktek yang dimiliki sangat dimungkinkan dikelolah kearah proses kegiatan usaha yang bersifat bisnis (profit). Pengembangan unit produksi sekolah dapat berfungsi sebagai kegiatan pembelajaran yang berbasis produksi dan dapat digunakan sebagai alternatf institusi pasangan Pelaksanaan Sistim Ganda (PSG).

Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan yaitu meningkatkan pengetahuan, kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup


(16)

3

mandiri, juga dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Sedangkan tujuan khusus pendidikan kejuruan sebenarnya adalah: “menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan kerja yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja pada tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya”, (Kurikulum SMK Edisi 2004:7). Rendahnya kualitas kompetensi peserta didik, kecenderungan diakibatkan belum optimalnya kinerja para guru produktif. Dimana guru produktif belum mampu menganalisis, merencanakan dan menyajikan materi kompetensi yang ada dalam kurikulum kedalam proses pembelajaran tiori maupun praktek, Dikmenjur (2004:15). Guru produktif juga memiliki peranan ganda yaitu sebagai pendidik maupun sebagai pelatih/instruktur diharapkan dapat merancang program pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran tiori dan praktek untuk mencapai standar kompetensi minimal yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan. Kenyataannya banyak faktor yang berhubungan dan saling mempengaruhi terhadap pengembangan profesionalisme dan kinerja guru produktif, baik secara internal maupun eksternal, salah satu faktornya adalah kepemimpinan konsultatif.

Menurut Mulyasa (2004:103), mengatakan dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manejer: Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau koperatif, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga


(17)

4

kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Kepemimpinan Kepala Sekolah yang baik adalah kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kematangan dari guru dan pegawai, yaitu semakin berpengalaman seseorang dalam pekerjaan, semakin matang pula dalam berorganisasi.

Menurut Hersey dan Blanchard dalam Robbins (2005:49) meliputi empat gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan direktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Sedangkan Wahjosumidjo (1996:449) mengemukakan empat pola perilaku kepemimpinan yang lazim disebut gaya kepemimpinan yaitu perilaku instruktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Dimana ciri prilaku kepemimpinan konsultatif adalah gaya ini dibangun di atas gaya direktif, tidak otoriter dan lebih banyak melakukan interaksi dengan para staff dan anggota organisasi. Fungsi pemimpin lebih banyak berkonsultasi, memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasehat dalam rangka mencapai tujuan. Sejalan dengan proses tuntutan paradigma dalam pendidikan kejuruan yang selalu disesuaikan dengan perkembangan di dunia industri, maka kepala sekolah harus mampu memberi dorongan yang kuat kepada para guru untuk membawa perubahan-perubahan terhadap guru produktif untuk memperbaiki karakter dari individu-individu dalam diri guru untuk pencapaian tujuan sekolah dengan melakukan konsultasi atau diskusi-diskusi. Penerimaan akan perubahan paradigma tersebut nantinya tercermin dalam diri kepala sekolah melalui sistim kepemimpinan yang diterapkan.


(18)

5

Dalam kenyataan di lapangan, kepala sekolah hanya melaksanakan tugas sehari-hari bersifat rutinitas, terkait dengan pelaksanaan administrasi, jadwal mengajar, pembuatan laporan dan peraturan yang bersifat kaku, dan belum mempunyai program kerja yang disusun secara bersama-sama yang dikonsultasikan dengan guru dan minimnya komunikasi atau hubungan kerjasama dengan dunia industri. Dengan demikian akan menjadi faktor penghalang dalam perubahan yang pada akhirnya memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja guru.

Faktor kekuatan budaya (strong culture) juga mempengaruhi kinerja guru, menurut Robbins (2008:259), dalam kultur yang kuat, nilai-nilai inti organisasi dipegang teguh dan dijunjung bersama. Bagi kalangan pendidik, materi anak didik yang baik, tenaga pengajar yang berkualitas, sarana dan prasarana pendididkan yang baik dan cukup, semuanya merupakan kekuatan budaya organisasi yang bisa mendorong pertumbuhan secara cepat, Salusu (2008:293). Kekuatan menunjukkan dipahaminya bersama perspektif tentang bagaimana kehidupan organisasi harus berjalan, dan disepakati sebagian besar anggota organisasi. Sebaliknya, budaya lemah mengimplikasikan tidak adanya budaya berpengaruh yang dominan, di dalam organisasi ada beberapa budaya yang mungkin saling bertentangan satu sama lain.

Perbaikan kinerja guru produktif SMK perlu memahami budaya organisasi sekolah. Melalui pemahaman budaya organisasi sekolah maka fungsi sekolah dapat dipahami dan diketahui aneka permasalahan-permasalahan serta pengalaman-pengalamannya dapat direfleksikan. Oleh


(19)

6

sebab itu, dengan memahami ciri-ciri budaya organisasi dan kekuatan budaya sekolah akan dapat diusahakan tindak nyata peningkatan kinerja guru. Menurut Kotler dan Hesket dalam Purba (2009:48), Melalui kultur yang kuat, organisasi dapat membina komitmen, kesetiaan dan kinerja karyawan. Dengan kata lain budaya sekolah yang kuat akan dapat menumbuh kembangkan dan meningkatkan motivasi dan inovasi yang berdampak pada peningkatan kinerja guru. Tetapi pada kenyataannya dilapangan berdasarkan pengamatan dan wawancara bulan Januari 2012 di 5 sekolah SMK Bisnis Manajemen baik di sekolah negeri maupun swasta masih ada guru produktif kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya sebanyak 4,32%, tidak mempunyai komitmen terhadap tugasnya 6,48%, tidak termotivasi untuk berprestasi sebanyak 8,64%, serta kebersamaan dalam pencapaian tujuan sekolah diabaikan.

Budaya organisasi sekolah bersifat dinamik, milik kolektif, merupakan hasil perjalanan sejarah sekolah, produk dari interaksi berbagai kekuatan yang masuk ke sekolah, Depdiknas (2004:2). Nilai-nilai dan keyakinan tidak akan hadir dalam waktu singkat. Mengingat pentingnya sistem nilai yang diinginkan untuk perbaikan sekolah, maka langkah-langkah kegiatan yang jelas perlu disusun untuk membentuk budaya organisasi sekolah yang positip, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dapat meningkatkan kinerja secara optimal. Dengan demikian nampaklah kekuatan budaya organisasi akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru. Dan kinerja yang optimal akan menentukan keberhasilan pendidikan.


(20)

7

Selain dipengaruhi oleh kekuatan budaya, kinerja guru juga dipengaruhi oleh disiplin kerja terutama disiplin diri dari guru tersebut. Disiplin diri menjadi salah satu faktor lain yang dapat meningkatkn kinerja guru. Menurut Fathoni (2006:172), Disiplin adalah fungsi operatif manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan atau guru, semakin bagus kinerjanya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal. Sementara menurut Malayu (2008:193), Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi sekolah, karena tanpa dukungan disiplin guru yang baik, maka sulit untuk mewujudkan tujuannya.

Disiplin diri seorang guru mempunyai pengaruh besar terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Salah satu ciri tenaga kerja yang berkualitas adalah disiplin, yang berarti setiap tenaga pelaksana termasuk guru-guru produktif harus mempunyai disiplin diri dalam dirinya untuk melaksanakan tugasnya. Dilihat dari sudut pandang kedisiplinan kerja, pada realitanya masih terdapat guru yang masih kurang disiplin, hal itu terlihat dari datangnya guru ke sekolah tidak tepat waktu, dan guru ada di dalam kelas apabila kepala sekolah melakukan pegawasan dan jika kepala sekolah tidak melakukan pengawasan guru hanya memberikan tugas setelah itu hanya ditinggalkan begitu saja. Seorang guru produktif harus dapat melaksanakan tata tertib atau peraturan sekolah dengan kesadaran diri, terutama ketepatan waktu datang mendidik, mengajar, melatih baik di dalam kelas, unit produksi, lap komputer


(21)

8

dan praktek di DU/DI. Tata tertib yang berlaku merupakan aturan dalam ketentuan yang harus ditaati oleh siapapun demi kelancaran proses pendidikan yang ada dalam sekolah tersebut dan guru harus dapat menjadi tauladan bagi siswa untuk menerapkan ciri-ciri wirausaha yang disiplin yang merupakan ciri khas dari SMK Bisnis Manajemen.

Banyak faktor-faktor yang harus dikaji dalam upaya meningkatkan kinerja guru produktif, namun akan menekankan kajian pada kepemimpinan konsultatif kepala sekolah, budaya kuat organisasi sekolah dan disiplin diri. Beranjak dari pemikiran ini maka direncanakan suatu penelitian yang berjudul: “Pengaruh Kepemimpinan Konsultatif Kepala Sekolah, Budaya Kuat Organisasi Sekolah, dan Disiplin Diri terhadap Kinerja Guru Produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi”.

B. Identifikasi Masalah

Di lingkungan sekolah dengan jumlah pegawai (guru dan karyawan) yang besar, umumnya mempunyai sifat yang bermacam-macam, tetapi semuanya harus diarahkan untuk dapat mencapai tujuan institusional yang sama, yaitu tujuan organisasi. Dengan memperhatikan beberapa hal dalam bagian dari latar belakang masalah sebelumnya, maka secara umum dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu: (1) Apakah ada pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru produktif? (2) Apakah ada pengaruh komitmen terhadap kinerja guru produktif? (3) Apakah ada pengaruh kepemimpinana konsultatif terhadap kinerja guru produktif? (4) Apakah ada


(22)

9

pengaruh motivasi terhadap kinerja guru produktif? (5) Apakah ada pengaruh kekuatan budaya organisasi terhadap kinerja guru produktif? (6) Apakah ada pengaruh stress terhadap kinerja guru produktif? (7) Apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru produktif? (8) Apakah ada pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja guru produktif? (9) Apakah ada pengaruh kemampuan professional guru terhadap kinerja guru produktif? (10) Apakah ada pengaruh pengambilan keputusan terhadap kinerja guru produktif?

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Faktor-faktor itu antara lain: iklim organisasi sekolah, komitmen organisasi, pengambilan keputusan, kepuasan kerja, motivasi kerja, pengalaman kerja, disiplin, tingkat pendidikan, fasilitas sarana dan prasarana, motivasi kerja dan kreativitas. Agar lebih memfokuskan arah penulisan penelitian ini kepada penulisan, maka pembatasan masalah sangat diperlukan. Dalam lingkup penelitian ini yang diteliti dibatasi variabelnya yaitu variabel yang berpengaruh dengan kinerja guru produktif yakni: kepemimpinan konsultatif kepala sekolah, budaya kuat organisasi sekolah, dan disiplin diri. Pembatasan masalah ini tidak berarti mengabaikan faktor lain akan tetapi lebih mempertimbangkan fenomena awal dan kemampuan peneliti yang belum memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel.


(23)

10

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kepemimpinan konsultatif kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap disiplin diri guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi?

2. Apakah budaya kuat organisasi sekolah berpengaruh langsung terhadap disiplin diri guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi?

3. Apakah kepemimpinan konsultatif kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi?

4. Apakah budaya kuat organisasi sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi? 5. Apakah Disiplin Diri berpengaruh langsung terhadap kinerja guru produktif

SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:


(24)

11

1. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepemimpinan konsultatif kepala sekolah terhadap disiplin diri guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

2. Untuk mengetahui pengaruh langsung budaya kuat organisasi sekolah terhadap disiplin diri guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

3. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepemimpinan konsultatif kepala sekolah terhadap kinerja guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

4. Untuk mengetahui pengaruh langsung budaya kuat organisasi sekolah terhadap kinerja guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

5. Untuk mengetahui pengaruh langsung disiplin diri terhadap kinerja guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan praktis.

a. Manfaat Teoritis

1. Hasil temuan dalam penelitian ini dapat memperkaya teori manajemen pendidikan yang berhubungan dengan manajemen organisasi.

2. Temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kinerja kerja guru produktif SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi


(25)

12

dalam kaitannya dengan kepemimpinan konsultatif kepala sekolah, kekuatan budaya organisasi dan disiplin diri.

3. Dapat menambah bahan kajian khususnya masalah-masalah yang berhubungan dengan faktor yang menentukan peningkatan kinerja kerja guru.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi kepala sekolah bermanfaat untuk pembinaan guru, penerapan disiplin kerja dan pendukung peningkatan kualitas pembelajaran. 2. Bagi guru bermanfaat untuk mengembangkan disiplin kerja dan

inovasi dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan .

3. Bagi peneliti lain dapat menjadi masukan dan pembanding dari segi teknis maupun hasil temuan sehingga saling sumbang saran untuk pengembangan hasil penelitian dan wawasan keilmuan.


(26)

99 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan konsultatif kepala sekolah terhadap disiplin diri pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi, artinya semakin baik kepemimpinan konsultatif kepala sekolah maka semakin baik juga disiplin diri pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

2. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara budaya yang kuat organisasi sekolah terhadap disiplin diri pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi, artinya semakin baik kepemimpinan konsultatif kepala sekolah maka semakin baik juga disiplin diri pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

3. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara kepemimpinan konsultatif kepala sekolah terhadap kinerja guru produktif pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi, artinya semakin baik kepemimpinan konsultatif kepala sekolah maka semakin baik juga disiplin diri pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi. 4. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara budaya yang kuat


(27)

100

Manajemen di Kota Tebing Tinggi, artinya semakin baik budaya yang kuat organisasi sekolah maka semakin baik juga kinerja guru pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

5. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara disiplin diri terhadap kinerja guru produktif pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi, artinya semakin baik disiplin diri maka semakin baik juga kinerja guru pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

B. Implikasi

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan memberikan implikasi terutama kepada SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi, kepala sekolah, dan para guru dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan di SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi. Untuk itu, guna meningkatkan kinerja guru di SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi diperlukan upaya bersama dalam peningkatan kepemimpinan konsultatif kepala sekolah, budaya yang kuat organisasi sekolah, dan disiplin diri.

1. Implikasi terhadap guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi Dengan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan peran serta guru dalam meningkatkan kinerjanya di sekolah. Dalam upaya meningkatkan kinerjanya, antara lain dengan ikut serta membangun budaya sekolah yang baik, seperti memiliki komitmen dan tanggung-jawab terhadap pekerjaannya di sekolah, membina kejujuran, meningkatkan motivasi bekerjanya, dan menghargai hasil kerja rekan-rekannya.


(28)

101

Selain itu guru dapat meningkatkan disiplin dirinya dalam bekerja. Dalam hal ini guru dapat melakukan beberaka seperti: melakukan tugas dengan senang hati serta kesadaran diri, kepatuhan pada peraturan, dan melaksanakan tugas sesuai dengan pedoman kerja, sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan serta keadaan-keadaan baik lainnya.

2. Implikasi terhadap kepala SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi Berdasarkan hasil penelitian, kepala sekolah perlu mencermati setiap aspek yang berhubungan dengan kepemimpinan konsultatif kepala sekolah, budaya yang kuat organisasi sekolah, dan disiplin guru dalam upaya meningkatkan kinerja guru produktif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan konsultatifnya di sekolah adalah: melakukan diskusi-diskusi mengenai tugas-tugas guru, seperti: pembuatan program perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan melakukan validasi kurikulum.

Selain itu kepala sekolah juga meningkatkan jalinan komunikasi dua arah dengan cara: mendengarkan keluhan-keluhan, memberikan bimbingan, motivasi dalam rangka pencapaian tujuan. hal lain yang tidak dapat dikesampingkan adalah melakukan pengawasan terhadap guru produktif di sekolah, agar melaksanakan seluruh tugas-tugasnya..

3. Implikasi terhadap SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi

Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, maka hal ini menjadi perhatian pihak SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi dalam upayanya meningkatkan kinerja guru. Dalam hal ini pihak pengelola SMK


(29)

102

Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi dapat melakukan berbagai upaya yang mendukung kepemimpinan konsultatif dari kepala sekolah, membangun budaya sekolah yang kondusif, serta meningkatkan disiplin guru dalam bekerja. Selain itu beberapa upaya yang dapat dilakukan pihak sekolah dalam peningkatan kinerja guru produktif adalah: menetapkan program pembelajaran yang dilakukan guru di kelas, serta melaksanakan evaluasi/ tindak lanjut terhadap kegiatan mengajar guru di kelas.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru diharapkan berkeinginan untuk meningkatkan peran sertanya dalam melakukan berbagai upaya yang dapat menciptakan budaya sekolah yang baik. Selain itu guru harus bersedia meningkatkan terus kedisplinan dirinya dalam bekerja.

2. Kepada kepala sekolah diharapkan peran sertanya dalam meningkatkan terus kemampuan konsultatifnya dalam memimpin sekolah. Selain itu kepala sekolah juga harus berperan serta dalam membangun budaya sekolah yang baik.

3. Kepada pihak pengelola SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi diharapkan peran sertanya dalam meningkatkan kinerja guru. Dalam hal ini, pihak sekolah dapat melakukan berbagai upaya seperti: memberikan fasilitas mengajar yang dapat membantu guru mengajar, membantu kepala sekolah


(30)

103

menerapkan kepemimpinan konsultatif untuk mendukung pencapaian tujuan sekolah.

4. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh kepemimpinan konsultatif kepala sekolah, budaya yang kuat organisasi sekolah, dan disiplin diri terhadap kinerja guru guna memperluas hasil penelitian ini.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga Panji. 2004.Manejemen Bisnis. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta: Rineka Cipta

Bugin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Predana Media Group

Dikmenjur. 1997. Unit Produksi Sekolah Sebagai Alternatif Institusi Pasangan PSG.Jakarta

_________. 2006. Rencana Strategis Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 20005-2009. Jakarta. Depdiknas.

_________. 2006.Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta.

Depdiknas. 2001.Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang 2020. Jakarta

________ . 2003.Standar Kompetensi Guru SLTA. JakartaFattah, Nanang. 1999.

Landasan Manejemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya

Gunarsah, Singgih D. 1982. Upaya Guru Dalam Mengembangkan Disiplin Belajar Siswa,(Online),(http://staff.uny.ac.id/sites/ default/ files/ penelitian/Diana%20Septi%20Purnama,%20M.Pd./UPAYA%20GURU% 20DALAM%20MENGEMBANGKAN.pdf, diakses 5 Mei 2012)

Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Hasibuan, Malayu.2008.Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan 11. Jakarta: Bumi Aksara

Luthan, Fred. 2009.Organizational Behaviour. New York: Mc. Graw Hill Moeljono. 2005.Budaya Organisasi Dalam Pendidikan. Bandung: Tarsito

Mulyasa, E. 2003. Manejemen Berbasis Sekolah, Cetakan Ke-6., Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.Cet. 1. Jakarta: Bumi Aksara

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000. Manejemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan,Bandung: Remadja Rosdakarya


(32)

105

Martoyo, Susilo. 2000. Manejemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE

Nasution, S. 2003.Dikdaktik Azas-Azas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Robbins, P Stephen. 1996. Teori Organisasi, Struktur Desain dan Aplikasi.

Jakarta: Prenhallindo

Robbins, Stephen, P. & Judge Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior).Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Rivai, Veithzal, dan Mulyadi, Deddy. 2011. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.Jakarta: RajaGrafindo Persada

Ruky, Ahmad S. 2001.Sistim Manejemen Kinerja. Jakarta: Gramedia

Sedarmayanti. 2001.Pengambangan Pribadi Pegawai. Bandung: Mandar Maju. Suharsaputra, Uhar. 2010.Administrasi Pendidikan.Bandung: Refika Aditama. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Thoha, Miftah. 2009.Kepemimpinan Dalam Manajemen.Jakarta: Rajawali Pers Tika, MP. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.

Jakarta: Bumi Aksara

Undang-Undang Sisdiknas No. 14 Tahun 2005.Tentang Guru dan Dosen. Jakarta Unaradjan. 2003. Disiplin Diri Siswa Dan Gaya Penerapan Disiplin Oleh

Pendidik.(online),(htt://respository.upi.edu/operator/upload’s_ppb_050342 _chapter2.pdf. diakses 24 April 2).

Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada

___________. 2011.Kepemimpinan Kepala Sekolah. Cetakan Ke-8. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta


(1)

Manajemen di Kota Tebing Tinggi, artinya semakin baik budaya yang kuat organisasi sekolah maka semakin baik juga kinerja guru pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

5. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara disiplin diri terhadap kinerja guru produktif pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi, artinya semakin baik disiplin diri maka semakin baik juga kinerja guru pada guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi.

B. Implikasi

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan memberikan implikasi terutama kepada SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi, kepala sekolah, dan para guru dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan di SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi. Untuk itu, guna meningkatkan kinerja guru di SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi diperlukan upaya bersama dalam peningkatan kepemimpinan konsultatif kepala sekolah, budaya yang kuat organisasi sekolah, dan disiplin diri.

1. Implikasi terhadap guru SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi Dengan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan peran serta guru dalam meningkatkan kinerjanya di sekolah. Dalam upaya meningkatkan kinerjanya, antara lain dengan ikut serta membangun budaya sekolah yang baik, seperti memiliki komitmen dan tanggung-jawab terhadap pekerjaannya di sekolah, membina kejujuran, meningkatkan motivasi bekerjanya, dan menghargai hasil kerja rekan-rekannya.


(2)

101

Selain itu guru dapat meningkatkan disiplin dirinya dalam bekerja. Dalam hal ini guru dapat melakukan beberaka seperti: melakukan tugas dengan senang hati serta kesadaran diri, kepatuhan pada peraturan, dan melaksanakan tugas sesuai dengan pedoman kerja, sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan serta keadaan-keadaan baik lainnya.

2. Implikasi terhadap kepala SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi Berdasarkan hasil penelitian, kepala sekolah perlu mencermati setiap aspek yang berhubungan dengan kepemimpinan konsultatif kepala sekolah, budaya yang kuat organisasi sekolah, dan disiplin guru dalam upaya meningkatkan kinerja guru produktif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan konsultatifnya di sekolah adalah: melakukan diskusi-diskusi mengenai tugas-tugas guru, seperti: pembuatan program perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan melakukan validasi kurikulum.

Selain itu kepala sekolah juga meningkatkan jalinan komunikasi dua arah dengan cara: mendengarkan keluhan-keluhan, memberikan bimbingan, motivasi dalam rangka pencapaian tujuan. hal lain yang tidak dapat dikesampingkan adalah melakukan pengawasan terhadap guru produktif di sekolah, agar melaksanakan seluruh tugas-tugasnya..

3. Implikasi terhadap SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi

Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, maka hal ini menjadi perhatian pihak SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi dalam upayanya meningkatkan kinerja guru. Dalam hal ini pihak pengelola SMK


(3)

Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi dapat melakukan berbagai upaya yang mendukung kepemimpinan konsultatif dari kepala sekolah, membangun budaya sekolah yang kondusif, serta meningkatkan disiplin guru dalam bekerja. Selain itu beberapa upaya yang dapat dilakukan pihak sekolah dalam peningkatan kinerja guru produktif adalah: menetapkan program pembelajaran yang dilakukan guru di kelas, serta melaksanakan evaluasi/ tindak lanjut terhadap kegiatan mengajar guru di kelas.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru diharapkan berkeinginan untuk meningkatkan peran sertanya dalam melakukan berbagai upaya yang dapat menciptakan budaya sekolah yang baik. Selain itu guru harus bersedia meningkatkan terus kedisplinan dirinya dalam bekerja.

2. Kepada kepala sekolah diharapkan peran sertanya dalam meningkatkan terus kemampuan konsultatifnya dalam memimpin sekolah. Selain itu kepala sekolah juga harus berperan serta dalam membangun budaya sekolah yang baik.

3. Kepada pihak pengelola SMK Bisnis Manajemen di Kota Tebing Tinggi diharapkan peran sertanya dalam meningkatkan kinerja guru. Dalam hal ini, pihak sekolah dapat melakukan berbagai upaya seperti: memberikan fasilitas mengajar yang dapat membantu guru mengajar, membantu kepala sekolah


(4)

103

menerapkan kepemimpinan konsultatif untuk mendukung pencapaian tujuan sekolah.

4. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh kepemimpinan konsultatif kepala sekolah, budaya yang kuat organisasi sekolah, dan disiplin diri terhadap kinerja guru guna memperluas hasil penelitian ini.


(5)

104

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta

Bugin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Predana Media Group

Dikmenjur. 1997. Unit Produksi Sekolah Sebagai Alternatif Institusi Pasangan PSG.Jakarta

_________. 2006. Rencana Strategis Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 20005-2009. Jakarta. Depdiknas.

_________. 2006.Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta.

Depdiknas. 2001.Reposisi Pendidikan Kejuruan Menjelang 2020. Jakarta

________ . 2003.Standar Kompetensi Guru SLTA. JakartaFattah, Nanang. 1999. Landasan Manejemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya

Gunarsah, Singgih D. 1982. Upaya Guru Dalam Mengembangkan Disiplin Belajar Siswa,(Online),(http://staff.uny.ac.id/sites/ default/ files/ penelitian/Diana%20Septi%20Purnama,%20M.Pd./UPAYA%20GURU% 20DALAM%20MENGEMBANGKAN.pdf, diakses 5 Mei 2012)

Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Hasibuan, Malayu.2008.Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan 11. Jakarta: Bumi Aksara

Luthan, Fred. 2009.Organizational Behaviour. New York: Mc. Graw Hill Moeljono. 2005.Budaya Organisasi Dalam Pendidikan. Bandung: Tarsito

Mulyasa, E. 2003. Manejemen Berbasis Sekolah, Cetakan Ke-6., Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.Cet. 1. Jakarta: Bumi Aksara

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000. Manejemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan,Bandung: Remadja Rosdakarya


(6)

105

Martoyo, Susilo. 2000. Manejemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat, Yogyakarta: BPFE

Nasution, S. 2003.Dikdaktik Azas-Azas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Robbins, P Stephen. 1996. Teori Organisasi, Struktur Desain dan Aplikasi. Jakarta: Prenhallindo

Robbins, Stephen, P. & Judge Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior).Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Rivai, Veithzal, dan Mulyadi, Deddy. 2011. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.Jakarta: RajaGrafindo Persada

Ruky, Ahmad S. 2001.Sistim Manejemen Kinerja. Jakarta: Gramedia

Sedarmayanti. 2001.Pengambangan Pribadi Pegawai. Bandung: Mandar Maju. Suharsaputra, Uhar. 2010.Administrasi Pendidikan.Bandung: Refika Aditama. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Thoha, Miftah. 2009.Kepemimpinan Dalam Manajemen.Jakarta: Rajawali Pers Tika, MP. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.

Jakarta: Bumi Aksara

Undang-Undang Sisdiknas No. 14 Tahun 2005.Tentang Guru dan Dosen. Jakarta Unaradjan. 2003. Disiplin Diri Siswa Dan Gaya Penerapan Disiplin Oleh

Pendidik.(online),(htt://respository.upi.edu/operator/upload’s_ppb_050342 _chapter2.pdf. diakses 24 April 2).

Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada

___________. 2011.Kepemimpinan Kepala Sekolah. Cetakan Ke-8. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Cetakan Ke-2. Bandung: Alfabeta