ANALISIS KESIAPAN GURU DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI I PERCUT SEI TUAN.

ANALISIS KESIAPAN GURU DALAM MELAKSANAKAN
KURIKULUM 2013 UNTUK PENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X SEMESTER GENAP
SMA NEGERI I PERCUT SEI TUAN

Oleh:

Meriandani Sebayang
NIM 4103131042
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Kesiapan Guru Dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 Untuk
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri I Percut Sei Tuan”.
Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd sebagai dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, saran
motivasi dan waktunya kepada penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd, Bapak Drs. Jasmidi, M.Si, dan Bapak
Drs. Jamalum Purba, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada
Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si selaku dosen penasehat akademik dan
kepada seluruh bapak dan ibu dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu R Br Purba sebagai Guru kimia
di SMA Negeri I Percut Sei Tuan, Bapak Muliadi S.Pd, M.Si sebagai kepala
sekolah SMA Negeri I Percut Sei Tuan dan Bapak Iswandi sebagai Wakil Kepala
Sekolah yang telah banyak membantu dalam proses penelitian ini.
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada kedua orang tua,
yaitu ayahanda almarhum Ibrahim Sebayang dan ibunda Kastina Perangin-angin
dan bibi Ngerimi Perangin-angin yang telah banyak mencucurkan keringat dan
rela berkorban demi menyekolahkan penulis

dan selalu mendoakan penulis

sehingga dapat memperoleh gelar sarjana. Terimakasih juga penulis sampaikan
kepada kakak-kakak tercinta Bang Kresna Sebayang dan Kak Amalia Sebayang
yang selalu memotivasi dan memberikan semangat.

v

Penulis sampaikan terimakasih kepada rekan-rekan seperjuangan, yaitu
mahasiswa Pendidikan Kimia 2010 C yang telah memberi warna dalam

kehidupan, mengajarkan kedewasaan, dan memberikan kebahagiaan. Ucapan
Terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman secara khusus untuk
Wanry Et Vince Telombanua, Putri Chandrayani Purba, Sarika Permata Putri dan
teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu memberikan
senyuman hangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih juga
penulis ucapkan kepada abang Jhon Marulitua Purba yang selama ini sudah
memberikan motivasi dan semangat.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,
susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

Januari 2015

Penulis,

Meriandani Sebayang

NIM.4103131042

iii

ANALISIS KESIAPAN GURU DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM
2013 UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI I
PERCUT SEI TUAN
Meriandani Sebayang (4103131042)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan guru dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri
1 Percut Sei Tuan dan hubungannya dengan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran kimia. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA I,2 dan
3. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Sampel
penelitian berjumlah 90 orang. Instrumen yang digunakan adalah instrument non
tes. Instrumen non tes digunakan untuk mengetahui kesiapan guru yang terdiri
dari 10 indikator. Hasil belajar siswa diambil dari nilai laporan akhir semester.
Hasil analisis data kuesioner menunjukkan bahwa kesiapan guru kimia SMA
Negeri 1 Percut Sei Tuan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 berada

pada kualifikasi sedang atau cukup. Data kuesioner dan data hasil belajar siswa
dianalisis secara korealsi. Berdasarkan hasil analisis korelasi nilai rhitung=0,544,
seangkan rtabel=0,207. Berarti terdapat korelasi positif kesiapan guru terhadap
hasil belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan. Besarnya kontribusi
kesiapan guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswanya sebesar 30.7%.
Kata kunci

: kesiapan guru, hasil belajar.

vi

DAFTAR ISI
Halaman

Lembar Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel

Daftar Gambar
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Ruang Lingkup
1.3.Rumusan Masalah
1.4.Batasan Masalah
1.5.Tujuan Penelitian
1.6.Manfaat Penelitian
1.7.Definisi Operasional


1
5
5
5
5
6
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kerangka Teoritis
8
2.1.1.Pengertian dan Peran Guru
8
2.1.2.Guru dalam Pengembangan Kurikulum
9
2.1.3.Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
12
2.1.3.1.Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
12

2.1.3.2.Struktur Kurikulum SMA/MA
13
2.1.3.3.Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan14
2.1.4. Kurikulum 2013
15
2.1.4.1.Alasan Pengembangan Kurikulum 2013
16
2.1.4.2.Elemen Perubahan Kurikulum 2013
18
2.1.4.3.Tujuan Kurikulum 2013
19
2.1.4.4.Landasan Kurikulum 2013
20
2.1.4.5.Karakteristik Kurikulum 2013
21
2.1.5.Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013
22
2.1.6.Identifikasi Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum 2013
23
2.1.7.Hasil Belajar

25
2.2. Kerangka Berpikir
27

vii

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1.Populasi
3.2.2.Sampel
3.3.Variabel dan Instrumen Penelitian
3.3.1.Variabel
3.3.2.Instrumen
3.3.2.1.Angket (Kuesioner)
3.3.2.2.Wawancara
3.3.2.3.Observasi
3.4. Jenis dan Rancangan Penelitian
3.5. Teknik Pengumpulan Data
3.5.1. Tahap Persiapan Penelitian

3.5.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1.Analisis Deskriftif
3.6.2.Analisis Korelasi

28
28
28
28
29
29
30
30
30
30
30
31
32
32


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian
4.1.2. Deskripsi Data
4.1.2.1.Analisis Kesiapan Guru
4.1.2.2.Analisis Per Indikator Kesiapan Guru
4.1.2.3.Hasil Wawancara
4.1.2.4.Hasil Observasi
4.1.3. Analisis Korelasi Kesiapan Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa
4.2. Pembahasan

35
35
35
36
37
38
40
41
41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

45
46

DAFTAR PUSTAKA

47

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Identifikasi Keunggulan Dan Kelemahan Kurikulum 2013
Tabel 3.1. Nilai “r” Product Moment
Tabel 4.1. Data Statistik Deskriptif Kesiapan Guru
Tabel 4.2. Kategori data kesiapan guru
Tabel 4.3. Kategori Data Kesiapan Guru Per Indikator
Tabel 4.4. Kategori Nilai Kesiapan Guru Per Indikator
Tabel 4.5. Hasil Observasi Kesiapan Guru
Tabel 4.6. Hasil Analisis Korelasi Kesiapan Guru dan Hasil Belajar Siswa

24
33
36
36
37
38
40
41

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Diagram Pendapat Siswa Terhadap Kesiapan Guru
Guru

37

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan perkembangan peserta didik, kebutuhan pembangunan nasional,
serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Kurikulum yang
digunakan sekarang yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinilai
masih terdapat permasalahan dalam pelaksanaannya. KTSP dinilai belum tanggap
terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun
global. Standar penilaian KTSP dinilai belum mengarah pada penilaian berbasis
kompetensi. Hal tersebut bertentangan dengan penjelasan pasal 35 UU nomor 20
Tahun 2003 bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati (Kemendikbud 2012).
Permasalahan pendidikan yang muncul membuat Kemendikbud menilai
perlu dikembangkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Pengembangan
kurikulum 2013 dilakukan karena adanya tantangan internal maupun tantangan
eksternal (Kemendikbud 2013). Tantangan internal terkait tuntutan pendidikan
yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan dan faktor perkembangan
penduduk Indonesia. Tantangan eksternal berkaitan dengan tantangan masa
depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogik, serta berbagai fenomena negatif yang
mengemuka. Hasil analisis PISA (Progrem International Student Association)
menunjukkan hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai
level 3 saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6
(Kemendikbud 2013). Selain itu, fenomena negatif akibat kurangnya karakter
yang dimiliki peseta didik menuntut pemberian pendidikan karakter dalam
pembelajaran. Pernyataan tersebut didukung presepsi masyarakat bahwa

2

pembelajaran terlalu menitikberatkan pada kognitif, beban siswa terlalu berat, dan
kurang bermuatan karakter.
Perubahan kurikulum memiliki tujuan meningkatkan rasa ingin tahu dan
keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian
kurikulum baru selain menilai keaktifan bertanya, juga menilai proses dan hasil
observasi siswa serta kemampuan siswa menalar masalah yang diajukan guru
sehingga siswa diajak berpikir logis. Elemen perubahan Kurikulum 2013 meliputi
perubahan standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan standar
penilaian. Standar kompetensi lulusan dibedakan menjadi domain yaitu sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan. Rancangan Kurikulum 2013 menyebutkan adanya
pengurangan mata pelajaran di tingkat SD dan SMP. Perubahan lain yaitu
penambahan jam pelajaran, komponen kurikulum seperti buku teks dan pedoman
disiapkan pemerintah, adanya integrasi mata pelajaran IPA dan IPS di tingkat SD,
serta rencana penjurusan lebih awal di tingkat SMA (Kemendikbud 2012).
Perubahan KTSP menjadi Kurikulum 2013 mengundang berbagai
pendapat dari berbagai pihak. Pihak yang kurang sependapat dengan perubahan
kurikulum menganggap perubahan terlalu tergesa-gesa. Evaluasi penerapan
kurikulum sebelumnya (KTSP) penting lebih dahulu dilakukan agar dapat
menjadi panduan menyusun serta implementasi kurikulum baru. Fakta di sekolah
menunjukan banyak guru belum sepenuhnya mengimplementasikan KTSP,
namun sekarang harus mengimplementasikan Kurikulum 2013 yang memiliki
prinsip mengintegrasi banyak materi. Hasil observasi yang dilakukan ditemukan
banyak guru yang belum mengenal mengenai kurikulum baru. Sebagian besar
guru mengetahui perubahan kurikulum justru dari media masa atau media online.
Kurangnya keterlibatan guru dalam sosialisasi Kurikulum 2013 membuat berbagai
pihak menganggap implementasi Kurikulum 2013 tidak akan berjalan mulus.
Disisi lain, pihak yang mendukung perubahan kurikulum menganggap
perubahan tersebut perlu untuk memenuhi tantangan perkembangan zaman. Bila
kurikulum tidak diubah, lulusan yang dihasilkan adalah lulusan usang yang tidak
terserap di dunia kerja Selain itu pemerintah melakukan beberapa hal untuk
menanggapi permasalahan dalam implementasi kurikulum baru. Pemerintah

3

melakukan uji publik melalui dialog tatap muka di beberapa daerah, secara online
di website kemendikbud, dan secara tertulis yang dikirim ke beberapa perguruan
tinggi dan dinas pendidikan. Selanjutnya, diadakan sosialisasi di berbagai kota
besar mengenai implementasi kurikulum 2013. Berdasarkan hasil uji publik yang
dilakukan 29 November -25 Desember 2012 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden menyetujui implementasi kurikulum 2013. Sebanyak 71 % responden
menunjukan setuju terhadap justifikasi dan SKL kurikulum 2013. Selain itu
sebanyak 81 % responden menyetujui mengenai penyiapan guru dalam
implementasi kurikulum 2013 (Kemendikbud 2012).
Berbagai pendapat yang berkembang dengan adanya perubahan kurikulum
menunjukkan bahwa guru memegang peran penting dalam perubahan kurikulum.
Sebaik apapun kurikulum yang dibuat, jika guru yang menjalankan tidak memiliki
kemampuan yang baik, maka kurikulum tersebut tidak akan berjalan dengan baik.
Yusuf (2007) menyatakan dalam implementasi KTSP, kesiapan sekolah
mencakup kesiapan materiil dan non materiil. Kesiapan tersebut meliputi kesiapan
perangkat kurikulum, sarana prasarana sekolah, kesiapan anggaran pendidikan,
dan terakhir kesiapan guru. Hal tersebut sedikit berbeda dengan kesiapan dalam
implementasi kurikulum 2013 yang tidak berdasarkan tingkat satuan pendidikan.
Sikdiknas (2012) menyatakan sedikitnya ada dua faktor besar dalam
keberhasilan kurikulum 2013. Faktor penentu pertama yaitu kesesuaian
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan buku
teks. Faktor penentu kedua yaitu faktor pendukung yang terdiri dari tiga unsur,
yaitu: (i) ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang
mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum; (ii) penguatan peran pemerintah
dalam pembinaan dan pengawasan; dan (iii) penguatan manajemen dan budaya
sekolah.
Setelah direncanakan hingga diterapkannya kurikulum 2013, banyak guruguru yang memberi respon. Ada yang mengeluh dan bingung dan ada yang
merasa kesulitan dalam penerapannya. Kesulitan yang paling banyak dikeluhkan
oleh para guru adalah penyusunan RPP mengenai Kompetensi Inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD). Mereka bingung bagaimana cara mengajarnya dan

4

penilaiannya. Hal ini dikatakan oleh Retno Lityarti, Sekjen Federasi Serikat Guru
Indonesia. Menurut Retno, hal itu dikeluhkan oleh para guru karena mereka
belum dilatih dan tidak ada buku selain tiga mata pelajaran itu. Selain itu
dokumen silabus final juga belum diterima para guru, padahal membuat RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dasarnya adalah silabus. Beragam
tanggapan dari guru-guru, pemerhati pendidikan, dan masyarakat telah timbul
sejalan dengan dilaksanakannya kurikulum 2013 (Nashrillah, 2013).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh optimis dengan
implementasi Kurikulum 2013 pada tahun 2014 dengan segala keterbatasannya,
karena siswa, guru, kepala sekolah, komite, dan orang tua sudah disensus tentang
kurikulum itu. Dari hasil sensus monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum
sebelum pendampingan dan sesudah pendampingan, beliau optimis dengan
rencana implementasi di 2014. Hal ini dikatan di Gedung Pascasarjana Terapan
PENS-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada tanggal 24
Desember 2013 pada acara seminar kurikulum 2013. Menurut beliau, hasil dari
sensus yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 6300 sekolah di seluruh provinsi
telah menerapkan Kurikulum 2013, sensus ini ditujukan ke kepala sekolah, guru,
pengawas, komite sekolah, orang tua, serta murid. Kurikulum baru yang
dilaksanakan sejak tahun ajaran 2012/2013 itu bertujuan mencetak siswa dengan
tiga kompetensi yakni kompetensi pengetahuan, kompetensi ketrampilan, dan
kompetensi sikap (Kemendikbud,2013).
Ketika penulis melakukan observasi di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang, penulis melakukan wawancara terhadap dua orang guru
kimia tentang kurikulum 2013.

Dari hasil wawancara ternyata guru tersebut

mengeluhkan kurikulum 2013, karena terlalu rumit untuk dilakukan, baik dalam
hal proses pembelajaran, maupun penilaian terhadap hasil belajar. Guru di SMA
Negeri I Percut Sei Tuan juga mengatakan bahwa hasil belajar siswa masih
rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian, sebagian besar siswa
memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteri Ketuntasan Minimum) yaitu 75. Selain
itu guru-guru juga mengatakan kurangnya sosialisasi tentang kurikulum 2013
menyebabkan kesulitan dan kurang pahamnya mereka tentang kurikulum 2013.

5

Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang
kesiapan guru dalam

melaksananakan kurikulum 2013. Penelitian ini akan

mengkaji kesiapan guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1
Percut Sei Tuan. Maka penelitian ini akan dilaksanakan dengan judul “Analisis
Kesiapan

Guru

Dalam Melaksanakan

Kurikulum 2013

Untuk

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri I
Percut Sei Tuan”.
1.2. Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini yang akan menjadi ruang lingkup dalam penelitian
ini adalah kesiapan guru kimia dalam melaksanakan kurikulum 2013.

1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut ;
1. Bagaimanakah kesiapan guru-guru kimia dalam menerapkan kurikulum 2013
di SMA Negeri I Percut Sei Tuan.
2. Bagaimanakah hubungan kesiapan guru Kimia dengan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Kimia kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan?

1.4. Batasan Masalah
Berdasarkan Ruang lingkup permasalahan yang telah dikemukakan maka
banyak masalah yang dapat muncul dalam penelitian ini. Oleh karena itu perlu
dilakukan pembatasan masalah agar masalah yang diteliti lebih terarah. Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah Kesiapan guru menerapkan kurikulum 2013
dalam pembelajaran kimia di kelas X SMA Negeri I Percut Sei Tuan dan kesiapan
guru kimia untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X yang akan dilihat dari
hasil belajar kognitif ujian akhir semester genap.

6

1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menganalisis kesiapan guru menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
Kimia di SMA Negeri I Percut Sei Tuan.
2. Menganalisis kesiapan guru dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa di
SMA Negeri I Percut Sei Tuan.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
1. Bagi Dinas Pendidikan
Memberikan informasi mengenai kesesuaian kompetensi guru dan kesiapan
guru mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran. Informasi
tersebut diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan
dan menetapkan

kebijakan sesuai dengan kondisi daerah setempat.

2. Bagi Guru
Memberikan bahan masukan pada guru untuk meningkatkan kemampuan
profesional dalam pembelajaran dan kompetensi sesuai tuntutan Kurikulum
2013.
3. Bagi Peneliti
Memberikan informasi dan pengetahuan tentang kesiapan guru terhadap
tuntutan Kurikulum 2013. Sehingga dapat menjadi bahan acuan atau dasar
penelitian lanjutan mengenai kesesuaian, kompetensi dan kesiapan guru
terhadap tuntutan kurikulum.

1.7. Definisi Operasional
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian ini, maka agar penelitian
dapat lebih terfokus perlu dilakukan pendefinisian beberapa istilah, yaitu
1. Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran, yang disusun dengan
mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta
perkembangan individu. (Mulyasa,2013).

7

2. Kesiapan guru adalah pemahaman guru terhadap Kurikulum 2013. Pemahaman
guru mengenai Kurikulum 2013 dapat menunjukkan seberapa besar kesiapan
guru mengimplementasikan Kurikulum 2013. Pemahaman guru yang diteliti
meliputi pengetahuan mengenai alasan pengembangan, aktulaisasi informasi,
struktur dan strategi pengembangan, dan respon terhadap perubahan kurikulum
menjadi Kurikulum 2013.
3. Hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotoris yang diperoleh melalui suatu penilaian
(Hamalik, 2003).

45

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.

Berdasarkan jawaban kuesioner yang diperoleh dari siswa
mengenai kesipan guru, sebanyak 15,6% siswa berpendapat bahwa
kesiapan guru kimia SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan berada pada
kategori sangat baik, 31,1% dalam kategori baik, 43,3% dalam
kategori sedang dan 10% dalam kategori kurang. Dilihat dari 10
indikator kompetensi pedagogik guru, lima indikator berada dalam
kategori sangat baik yaitu indikator memahami karateristik peserta
didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural emosional, dan
intelektual., indikator berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik., indikator menguasai teori belajar dan

memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik., indikator
menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar.,
indikator memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran., indikator melakukan tindakan reflektif
untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Dua indikator berada
dalam kategori baik yaitu indikator mengembangkan kurikulum yang
terkait

dengan

mata

pelajaran

yang

diampu

dan

indikator

menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Dua indikator berada
dalam kategori kurang yaitu indikator menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip

pembelajaran

memfasilitasi

pengembangan

yang

mendidik

potensi

dan

peserta

indikator
didik

untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Satu indikator
berada dalam kategori sedang yaitu indikator

memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran. Dari hasil
analisis indikator kesiapan guru dapat disimpulkan bahwa kesiapan

46

guru Kimia di SMA Negeri I Percut Sei Tuan berada dalam
kategori sangat baik.
2.

Terdapat korelasi positif dan signifikan antara kesiapan guru
dengan Hasil Belajar kimia Siswa SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.

3.

Kontribusi kesiapan guru terhadap hasil belajar kimia siswa kelas
X SMA Negeri Percut Sei Tuan adalah 30.7%.

5.2.Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan
di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
1.

Bagi tenaga pengajar diharapkan dapat lebih meningkatkan
kualitasnya dalam proses pembelajaran.

2.

Bagi kepala sekolah atau wakabid kurikulum, setelah penelitian ini
dilakukan, diharapkan pembinaan serta pengawasan terhadap guru
dalam mempersiapkan pembelajaran.

3.

Bagi pemerintah diharapkan mengadakan pembinaan dan pelatihan
kepada guru-guru mengenai kesiapan guru dalam menerapkan
kurikulum 2013 sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan guru
sesuai tujuan kurikulum 2013.

47

DAFTAR PUSTAKA

Agung, TW., (2009), Motivasi Kerja Guru dalam Mengembangkan Kurikulum di
Sekolah, Jurnal Pendidikan Penabur 13:56-63.
Arikunto, Suharsimi,(2011), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta.
Dakir,(2004), Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Rineka Cipta,
Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Hamalik,O.,(2008),
Manajemen
Rosdakarya, Bandung.

Pengembangan

Kurikulum,

Remaja

Hasan, H.,( 2013), Informasi Kurikulum 2013, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Husain, A., Dogar,HA., Azeem, M.,dan Shakoor, A., (2011), Evaluation of
Curriculum Development Proces, International Journal of Humanities and
Social Science 1 14:263-271.
Iskandar, H.,( 2013), Desain Induk Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2012), Bahan Uji Publik Kurikulum
2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

2013

, (2013), Materi Pelatihan Guru
Implementasi
Kurikulum
SMP/MTs Ilmu
Pengetahuan Alam, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.

, (2013), Pedoman Pelatihan Implementasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Kurikulum

2013,

Kwartolo, Y., (2002), Catatan Kritis Tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Jurnal Pendidikan Penabur 1 1:106-116.
Lusia, Eka, (2013), Analisis Kompetensi Pedagogik dan Kesiapan Guru SMA
dalam Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, Skripsi, FMIPA
,UNNES, Semarang.
Miarso, Y., (2008), Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi
Pendidikan, Jurnal Pendidikan Penabur 7 10:66-76.

48

Mulyasa, E., (2007), Kurikulum
Rosdakarya, Bandung.

Tingkat

Satuan

Pendidikan,

Remaja

, (2009), Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
, (2013), Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Mustofa, (2007), Upaya pengembangan profesionalisme guru di Indonesia, Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan 4 1:76-88.
Nasution, S., (2008), Asas-Asas Kurikulum, Ed ke-2, Bumi Aksara, Jakarta.

Nugroho, (2013), Kurikulum Butuh Guru Hebat Menyongsong Penyelenggaraan
Kurikulum 2013, Prosiding Mei 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, (2007), Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, BSNP, Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, (2013), Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan nomor 69 tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, (2009), Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang : Standar Nasional
Pendidikan, Pemerintah Republik Indonesia, Jakarta.
Purwo, BK., (2009), Menjadi Guru Pembelajar, Jurnal Pendidikan Penabur 8
13:64-70.
PPPPTK Pertanian, (2012), Identifikasi Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum
2013, PPPPTK Pertanian, Cianjur.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian ,FMIPA Unimed, Medan.
, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA
Unimed,Medan.
Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D), Alfabeta, Bandung.

49

Supriyoko, K., (2013), Mengantisipasi Kegagalan Kurikulum, Prosiding Mei
2013.
Undang-undang Republik Indonesia, (2005), Undang-undang Republik Indonesia
nomor 14 tahun 2005 tentang: Guru dan Dosen, Pemerintah Republik
Indonesia, Jakarta.

ii

RIWAYAT HIDUP

Meriandani Sebayang dilahirkan di Buah Raya, pada tanggal 24 Mei 1992.
Ayah bernama Ibrahim Sebayang dan Ibu bernama Kastina br Perangin-angin dan
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD
Impres 044846 Buah Raya dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis
melanjutkan sekolah di SMP Santa Maria Kabanjahe dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Santa Maria Medan dan
lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.