UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI GULING BELAKANG SENAM LANTAI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP KARYA BAKTI MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI GULING BELAKANG SENAM LANTAI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL
PADA SISWA KELAS VIII SMP KARYA BAKTI MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH
LISBET DEBORA BR.MANURUNG NIM : 6103311140
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang diajukan oleh Lisbet Debora Manurung NIM : 6103311140 Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR)
Prodi Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi (PKR) Telah Diperiksa dan Disetujui dalam
Ujian Mempertahankan Skripsi
Medan, November 2014 Dosen Pembimbing
Drs. M.Yusuf
(3)
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi y~g Diajukan Oleb Lisbet Debora Manu rung NIM: 6103311140 Jurus.an Pendidikan Jasmani Kesebatan dan Rekreasi (PJKR)
Prodi Pendidikan Kesebatan dan Rekreasi (PKR) Telab Diperik.sa dan Disetujui Dalam
Ujian Mempertabankan Skripsi
Medan, November 2014 Dosen Pembimbing
(4)
PENGESAHAN
Skripsi yang Diajukan oleb Lisbet Debora Br.Manurung, NIM 6103311140 Jarusan Pendidikan Jasmani Kesebatan dan Rekreasi, Program Studi Pendidikan
~ese batan dan Rekreasi Telab Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 7 November 2014
Medan, November 2014
Panitia Penguji
(5)
ABSTRAK
LISBET DEBORA MANURUNG, NIM 6103311140. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Guling Belakang Senam Lantai Menggunakan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas VIII SMP Karya Bakti Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
(Pembimbing : M.YUSUF)
Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar guling belakang dalam senam lantai melalui penggunaan media audiovisual pada siswa kelas VIII SMP Karya Bakti Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka diakukan Tes Hasil Belajar sebelum menggunakan pembelajaran media audiovisual (pre-test) lalu dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual. Tes Hasil Belajar I dan Tes Hasil Belajar II yang berbentuk aplikasi teknik dasar guling belakang sebanyak dua kali pertemuan.
Setelah data terkumpul dilakukan analisis: (1) dari tes hasil belajar sebelum menggunakan media audiovisual (pre-test) diperoleh 5 siswa (17,9%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 23 siswa (82,1%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata 51,17. Kemudian dilakukan pembelajaran menggunakan media audiovisual. (2) dari tes hasil belajar menggunakan media audiovisual disiklus I diperoleh 13 siswa (46,46%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 15 siswa (53,57%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata 66. Kemudian dilakukan kembali menggunakan media audiovisual dengan worksheet dan waktu menonton video pembelajaran yang lebih lama. (3) dari tes hasil belajar II disiklus II diperoleh 25 siswa (89,2%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 3 siswa (10,7%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata 81,25. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan proses nilai rata-rata hasil belajara siklus I ke siklus II.
(6)
Berdasarkan hasil analisis data dikatakan bahwa melalui media audiovisual dapat memperbaiki hasil belajar guling belakang pada siswa kelas VIII SMP Karya Bakti Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Guling Belakang
Senam Lantai Menggunakan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas VIII SMP Karya
Bakti Medan Tahun Ajaran 2014/2015”.
Selama Penyusunan skripsi I tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr, Ibnu Hajar Damanik, M.Si Selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes Selaku Dekan FIK UNIMED, Bapak Drs. Suharjo, M.Pd Selaku Pembantu Dekan I FIK UNIMED dan Bapak Drs. Mesnan, M.kes, Selaku Pembantu Dekan II FIK UNIMED Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd Selaku Pembatu Dekan III FIK UNIMED
3. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes Selaku Ketua Jurusan PJKR FIK UNIMED 4. Bapak Afri Tantri S.Pd, M.Pd Selaku Sekertaris Jurusan PJKR FIK UNIMED 5. Bapak Drs. M.Yusuf Selaku Pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan
(8)
untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Bapak/ibu Dosen FIK UNIMED yang juga turut serta dalam membantu penyelesaian Skripsi ini.
7. Terimakasih kepada Ibu Julfitriani S.Pd selaku kepala sekolah SMP Karya Bakti Medan yang telah memberikan izin melakukan penelitian di sekolah tersebut. Bapak Darwin Hutagalung selaku guru olahraga dan siswa Kelas VIII SMP Karya Bakti yang telah menjadi objek penelitian.
8. Teristimewa penulis ucapkan kepada ayahanda tercinta G.R Manurung (+) dan Ibunda yang penulis sayangi F.Silaen yang telah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta dukungan yang tiada hentinya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
9. Kakakku Friska Manurung S.Pd dan Adikku tersayang Hendrik E Manurung, Satria Manurung yang juga memberikan semangat dan dorongan moral kepada penulis,
Kalian Semua Inspirasi dan Penyemangatku. “I LOVE U ALL”
10. Terimakasih juga kepada Maktua Terbaik N.H Silaen S.Pd dan K’ Juni Meta Trisva Hutagaol S.Pd yang memberikan motivasi, dukungan, doa serta cinta kepada penulis di kota Medan ini.
11. Terimakasih juga kepada Keluarga Besar Resimen Mahasiswa Unimed Tempat Penulis Belajar Berorganisasi, berbagi suka dan duka. Kepada Komandan, Senioran dan Anggota Resimen Mahasiswa, Serta Danmen Mahatara Komandan Dedi H. Simbolon M.Pd beserta Staf Skomen Mahatara untuk arahan dan motivasinya.
(9)
12. Terimakasih kepada Rekan-rekan Resimen Mahasiswa NBP.2010 ( Komandan Vasco R Simamora S.Pd, Wadan Ruli Simamora, Sihol Sipahutar S.Pd, Masro Gultom S.Pd, Batman Sialagan, Melva Nababan S.Pd, Yosef Alfonsus, Hatoropan Simbolon. Yang telah memberikan motivasi, dan meluangkan waktunya untuk membantu dalam menyusun skripsi ini.
13. Juga tak lupa kepada rekan-rekan seperjuangan mahasiswa FIK UNIMED khususnya PKR A dan B Extensi 2010 (Emilia, Abdul Tjg, M.Arif, M.Zein, Agung, Baringin, Melva, Siska, Lucia) seluruh teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi isi, tulisan maupun kualitasnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini agar dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kesehatan dan rekreasi.
Medan, September 2014 Penulis
Lisbet Debora Manurung NIM. 6103311140
(10)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 10
A. Kajian Teoritis ... 10
1. Hakekat Pendidikan jasmani ... 10
2. Hakekat Belajar ... 15
(11)
4. Hakekat Media Audiivisual ... 34
B. Kerangka Berfikir ... 45
C. Hipotesis ... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48
A. Setting Penelitian ... 48
1. Lokasi Penelitian ... 48
2. Waktu Penelitian ... 48
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 48
C. Metode Penelitian ... 48
D. Desain Penelitian ... 51
E. Instrumen Penelitian ... 52
F. Teknik Analisis Data ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Deskripsi Data Penelitian ... 58
B. Hasil Penelitian ... 59
1. Kondisi Awal... 59
2. Pelaksanaan Siklus I ... 60
a. Perencanaan... 60
b. Pelaksanaan Tindakan ... 61
c. Observasi ... 62
(12)
3. Pelaksanaan Siklus II ... 68
a. Perencanaan... 68
b. Pelaksanaan Tindakan ... 69
c. Observasi ... 69
d. Refleksi ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 76
A. KESIMPULAN ... 76
B. SARAN ... 77
(13)
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Lembar Kerja/Worksheet senam lantai guling belakang ... 43
2. Portofolio Penilaian Senam Lantai Guling Belakang ... 54
3. Indikator Penilaian Senam Lantai Guling Belakang ... 56
4. Deskripsi Hasil Pre-test, Post-test siklus I dan post-test ... siklus II Guling Belakang... 58
5. Deskripsi Hasil Post-test Guling Belakang Siklus I ... 63
6. Deskripsi Hasil Post-test Guling Belakang Siklus I ... 64
7. Deskripsi Hasil Post-test Guling Belakang Siklus II ... 70
8. Deskripsi Hasil Post-test Guling Belakang Siklus II ... 71
1. Lampiran 3. Portofolio penilaian Pre-Test Hasil BElajar ... 98
2. Lampiran 4. Paparan Nilai pre-test Hasil Belajar ... 100
3. Lampiran 5. Portofoliio Penilaian Siklus I (Audiovisual) ... 102
4. Lampiran 6. Paparan Nilai Siklus I (audiovisual) ... 104
5. Lampiran 7. Portofolio Penilaian Siklus II (Audiovisual) ... 106
6. Lampiran 8. Paparan Nilai Siklus II (Audiovisual) ... 108
7. Lampiran 9. Perbandingan Hasil Belajar Guling Belakang ... 110
(14)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1 Latihan Rangkaian Guling Belakang ... 30
2 Latihan 2 Guling Belakang ... 30
3 Latihan 2 Guling Belakang ... 31
4 Latihan 3 Guling Belakang ... 31
5 Latihan 4 Guling Belakang ... 31
6 Latihan 5 Guling Belakang ... 32
7 Membantu Latihan 1-2 Guling Belakang ... 33
8 Membantu Latihan 3 Guling Belakang ... 34
9. Diagram Nilai Setiap Fase Guling Belakang Siklus I ... 63
10. Diagram Nilai Suklus I ... 66
11. Nilai Ketuntasan Belajar Pada Siklus I ... 66
12. Diagram Nilai Setiap Fase Guling Belakang Siklus II ... 70
13. Diagram Nilai Siklus II ... 71
14. Nilai Ketuntasan Belajar Pada Siklus II... 72
15. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus ... 73
1. Peneliti Sedang Memberikan Pembelajaran ... 114
2. Peneliti Sedang Membagikan Worksheet ... 114
3. Peneliti Sedang Memberikan Pemanasan ... 115
4. Peneliti Sedang Memberikan Pemanasan ... 115
(15)
6. Siswa Sedang Melaksanakan Guling Belakang ... 116
7. Peneliti Sedang Memberikan Evaluasi ... 117
8. Peneliti Sedang Menerangkan Video Audiovisual Siklus II... 117
9. Peneliti Berfoto Berfoto Bersama Siswa-Siswi ... 118
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 1 ... 80
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ... 89
3. Portofolio penilaian Pre-Test Hasil BElajar ... 98
4. Paparan Nilai pre-test Hasil Belajar ... 100
5. Portofoliio Penilaian Siklus I (Audiovisual) ... 102
6. Paparan Nilai Siklus I (audiovisual) ... 104
7. Portofolio Penilaian Siklus II (Audiovisual) ... 106
8. Paparan Nilai Siklus II (Audiovisual) ... 108
9. Perbandingan Hasil Belajar Guling Belakang... 110
(17)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya dalam dunia pendidikan, tanpa adanya pendidikan jasmani maka pendidikan yang lainnya tidak akan berjalan dengan baik, begitu juga sebaliknya pendidikan jasmani tanpa pendidikan yang lain maka pendidikan jasmani tidak akan dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, antara pendidikan jasmani dan pendidikan yang lainnya tidak dapat berjalan sendiri-sendiri.
Selaras dengan pendapat Mahendra (2003:4) bahwa “pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu,baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.”
Pendidikan jasmani yang diajarkan disekolah memiliki peranan yang sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar.Didalam pembelajaran penjas siswa dituntut untuk bisa bergerak aktif agar keterampilan motorik siswa bisa berkembang dengan baik.
(18)
Secara umum kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani melibatkan aktivitas fisik, demikian pula halnya dalam belajar senam lantai.Senam lantai adalah aktivitas yang dilakukan baik secara cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Senam lantai (floor exercise) adalah salah satu bagian dari rumpun senam. Sesuai dengan istilahnya, maka gerakan senam dilakukan diatas lantai yang beralaskan matras atau permadani.Senam lantai sering juga disebut dengan senam bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan tidak membawa alat atau menggunakan alat.Senam lantai menggunakan area yang berukuran 12 X 12 meter dan dapat ditambahkan matras sekeliling area selebar 1 meter untuk menjaga keamaan pesenam yang baru melakukan latihan atau rangkaian gerakan.Unsur-unsur gerakannya terdiri mengguling, melompat berputar diudara, menumpu dengan dua tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang pada waktu melompat kedepan atau kebelakang. Bentuk gerakannya merupakan gerakan dasar senam perkakas, untuk latihannya pada putra maupun putri pada dasanya adalah sama, hanya untuk putri dimasukkan unsur-unsur gerakan balet agar semakin indah dan menarik.
(http:/id.wikipedia.org/wiki/senam_lantai/diaksestanggal29Maret2014).
Mukholid (2007:28) mengatakan “Senam lantai merupakan salah satu bentuk senam ketangksan yang dilakukan di matras dan tidak menggunakan peralatan khusus. Contoh senam lantai antara lain sikap lilin, guling kedepan, guling kebelakang, berdiri dengan kepala, berdiri dengan tangan, lenting tangan kedepan, meroda dan rentang kaki.”
(19)
Salah satu gerakan dalam senam lantai adalah guling kebelakang. Guling belakang adalah suatu bentuk gerakan mengguling yang dimulai dari pantat,pinggang bagian belakang, punggung kepala bagian belakang, dan yang terakhir kedua kaki.
Salah satu faktor keberasilan guru dalam menyampaikan materi khususnya senam lantai guling belakang di pengaruhi oleh metode pembelajaran. Dalam penyampaian materi kepada siswa, guru melakukan metode pembelajaran yang tepat agar materi dijarkan dapat dikuasai anak dengan baik. Bila guru penjas menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajarannya tersebut dan bila siswa mulai memberikan perhatian dalam pembelajaran tersebut dan bila siswa mulai memberikan perhatian dalam pembelajaran tersebut. Namun bukan hanya metode yang di perhatikan dalam proses pembelajaran tersebut tapi diperlukan juga media sebagai alat penyampaian informasi agar siswa lebih memahami materi yang diajarkan.
Gerlach dan ely (Arsyad 2002:13) mengatakan bahwa:
“media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,keterampilan, atau sikap. dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.”
(20)
Jadi dapat dikatakan media audiovisual adalah sebuah alat bantu untuk seseorang dalam menerima suatu pesan, sehingga dia dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat untuk meraih tujuan yang ingin dicapai.
Melalui perkembangan teknologi informasi yang cepat, maka media dalam pendidikanpun ikut berkembang, baik kuantitas maupun kualitasnya. Penggunaan media dalam proses pembelajaran menjadi lebih menarik karena media dapat menyampaikan informasi sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau suatu prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengkap dan jelas. Rasa keingintahuan dapat dibangkitkan melalui media, untuk menghidupkan suasana kelas, merangsang siswa untuk bereaksi terhadap penjelasan guru dan lain-lain.Media memungkinkan siswa menyentuh objek kajian pelajaran membantu guru menghindarkan suasana monoton.
Kemajuan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan proses pembelajaran, melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik. Khususnya media audiovisual, dimana pengunaan media audiovisual ini dapat mempermudah orang dalam menyampaikan dan menerima materi dan dapat menghindarkan salah pengertian, serta dapat mendorong seseorang untuk mengetahui lebih lanjut informasi yang sedang dipelajarinya.
(21)
Media audiovisual yang berbentuk video memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah:
(1)Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu (2) Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan (3) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat (4) Mengembangkan pikiran dan pendapat siswa (5) Mengembangkan imajinasi peserta didik (6) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistic (7) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang (8) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampila, mempu menunjukan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa (9) Semua peserta didik dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai (10) Menambahkan minat dan motivasi belajar (110 Dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk evaluasi
Dari kelebihan-kelebihan media audiovisual yang diutarakan diatas dapat diungkapkan bahwa media audiovisual sangat berguna dibidang pendidikan, dengan menggunakan media ini siswa akan memahami materi yang diajarkan oleh guru penjas orkes.
Dengan menggunakan media audiovisual ini siswa nantinya dituntut untuk berfikir memecahkan masalah yang timbul dalam proses pelaksanaan guling belakang. Dalam media audiovisual siswa dapat menyaksikan atau melihat teknik dan bentuk cara melakukan gerak-gerak senam lantai guling belakang dengan sebenarnya, sehingga dengan menggunakan media audiovisual ini, membantu siswa dapat menalari, mencermati dan memahami akan teknik dasar tersebut.
(22)
Jika selama ini guru penjaskes menyajikan materi pelajaran guling belakang lewat informasi contoh (peragaan) pada pada kesempatan kali ini guru penjasorkes menyajikan informasi menggunakan media audiovisual yang ditampilkan dengan laptop yang ditayangkan melalui alat infokus untuk diperlihatkan kepada siswa. Dengan memanfaatkan media audiovisual ini, diharapkan siswa dapat memahami dan melakukan gerakan guling belakang dengan benar sesuai dengan rangkaian gerakan guling belakang yang dapat dilihat pada media audiovisual melalui alat infokus.
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di SMP Swasta KARYA BAKTI Medan maka diketahui bahwa ada beberapa faktor yang membuat siswa kurang benar dalam melakukan guling belakang, yaitu sarana dan prasarana disekolah yang kurang memadai, seperti tidak adanya matras sehingga siswa merasa kurang bersemangat untuk melakukan senam lantai guling belakang, karena kenyataan dilapangan yang penulis lihat siswa lebih berminat terhadap olahraga yang berbentuk permainan seperti, sepakbola, bola voli dan olahraga permainan lainnya, siswa kurang percaya diri untuk melakukan guling belakang, siswa kurang termotivasi untuk melakukan guling belakang, siswa takut dan ragu saat melakukan guling belakang karena mereka tidak melihat apa yang ada dibelakang mereka pada saat berguling. Kemampuan siswa dalam melakukan praktek guling belakang masih rendah, hal ini terlihat pada saat melakukan tolakan badan kebelakang dan pada saat mengayunkan kaki kebelakang kepala dengan benar, siswa terkadang berpikir bahwa guling belakang itu sangat sulit dilakukan karena gagal saat melakukan tolakan badan kebelakang dan pada saat mengayunkan kaki kebelakang kepala, dan bentuk badan siswa yang terlalu
(23)
gemuk juga membuat siswa sulit untuk melakukan guling belakang. Begitu juga dengan situasi pembelajaran yang monoton dan kurang menarik
Setelah mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam melakukan guling belakang. Dari hasil pengamatan peneliti mengungkapkan bahwa hasil guling belakang siswa masih jauh dari harapan dengan standar kompetensi yang telah ditentukan.Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul yaitu :“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi guling Belakang Senam Lantai Melalui Media Audiovisual Pada Siswa Kelas VIII SMP KARYA BAKTI Medan Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas maka dapat diklasifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Siswa merasa takut dan ragu pada saat melakukan guling belakang
2. Siswa kurang berminat untuk aktif dan serius dalam pebelajaran penjasorkes terutama materi senam lantai materi guling belakang
3. Siswa memperoleh sedikit kesempatan untuk melakukan bagaimana cara guling belakang karena dibatasi oleh waktu pelajaran
4. Siswa terkadang berfikir bahwa guling belakang itu sangat sulit dilakukan karena gagal pada saat melakukan tolakan badan kebelakang dan pada saat mengayunkan kaki kebelakang kepala.
(24)
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan seperti dipaparkan dalam identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini masalah akan dibatasi pada dua variable yaitu: upaya meningkatkan hasil belajar guling belakang senam lantai sebagai variabel terikat. Sedangkan media audiovisual sebagai variabel bebas.
D. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar guling belakang dalam senam lantai siswa kelas VIII SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan media audiovisual terhadap upaya meningkatkan hasil belajar guling belakang senam lantai siswa kelas IX SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui bagaimana media audiovisual dapat memperbaiki hasil belajar guling belakang senam lantai siswa kelasVIII SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015.
3. Untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam melakukan guling belakang senam lantai karena guling belakang itu mudah dilakukan.
(25)
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini :
1. Masukan bagi mahasiswa FIK Unimed khususnya sebagai calon seorang guru olahraga dalam memilih media pembelajaran yang tepat pada materi pembelajaran senam lantai.
2. Memberikan informasi kepada guru penjasorkes SMP KARYA BAKTI MEDAN tentang penerapan media audiovisual terhadap hasil belajar guling belakang senam lantai siswa kelas VIII SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015.
3. Sebagai bahan informasi dan mempertimbangkan dan memilih media pembelajaran yang tepat pada materi pembelajaran guling belakang senam lantai.
(26)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II, maka peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada siklus I setalah tes hasil belajar dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar guling belakang masih rendah. Dari 28 siswa terdapat 13 siswa (53,57%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 15 siswa (46,42%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar 58,28.
2. Sedangakan, hasil belajar pada siklus II setelah tes hasil belajar II dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tes hasl belajar secara klasikal sudah meningkat. Dari 28 siswa terdapat 25 siswa (89,28%) yang telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 3 siswa (10,71%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 78,71.
Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan media audiovisual dapat memperbaiki hasil belajar guling belakang pada siswa kelas VIII SMP Karya Bakti Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
(27)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan sebagai berikut :
1. Bagi guru pendidikan jasmani pembelajaran dengan media audio visual dapat dijadikan alternatife dalam memperbaiki hasil belajar siswa khususnya senam lantai guling belakang.
2. Kepada guru pendidikan jasmani diharapkan mampu memanfaatkan peralatan yang ada dan dapat digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran, khusunya media audiovisual.
3. Bagi guru pendidikan jasmani penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. 4. Kepada kepala sekolah juga diharapkan dapat menyediakan segala sarana dan
prasarana disekolah sehingga proses belajar mengajar disekolah menjadi lebih muda dan menyenangkan
5. Kepada pembaca diharap lebih bermanfaat untuk penelitian selanjutkan agar dapat memperbaiki hasil belajar guling belakang dengan pembelajaran menggunakan media audiovisual yang berguna untuk aktifitas siswa di sekolah
6. Sebagai bahn acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya khususnya pada hal yang menyangkut tentang permasalahan dan penyelesaian yang dibahas oleh peneliti sebelumnya
(28)
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Azhar. (2000). Media Pembelajaran. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Dimyanti dan Mujiono. (2003), Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Hamalik Oemar. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta. BumiAksara.
http://id.wikipedia.org/wiki/Senam_artistik#cite_note-2/diaksestgl18maret2014)
http://janulius-dlyord.blogspot.com/diaksestanggal24maret2014)
http://materipenjasorkes.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-tujuan-pendidikan-jasmani.html/diaksestgl18maret2014
(http://vhariss.wordpress.com/2011/10/20/senam-lantai/24maret2014)
(http://www.academia.edu/4563787/pengertian_media_pembelajaran/diaksestgl2 8maret2014)
Kristiyanto. (2000). Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga. Surakarta. Upt Penerbitan Dan Percetakan UNS Press.
Lutan, Rusli (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjas. Departemen Pendidikan Nasional.
(29)
Mahendra Agus. (2000). Senam. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendra Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Mukholid Agus. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. PT. Yudistira.
Munadi Yudhi. (2008). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Gaung Persada (GP) Press, Ciputat.
Nadisah. (1992:15). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kerja.
Suryosubroto B. (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta.
(1)
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan seperti dipaparkan dalam identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini masalah akan dibatasi pada dua variable yaitu: upaya meningkatkan hasil belajar guling belakang senam lantai sebagai variabel terikat. Sedangkan media audiovisual sebagai variabel bebas.
D. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar guling belakang dalam senam lantai siswa kelas VIII SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan media audiovisual terhadap upaya meningkatkan hasil belajar guling belakang senam lantai siswa kelas IX SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui bagaimana media audiovisual dapat memperbaiki hasil belajar guling belakang senam lantai siswa kelasVIII SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015.
3. Untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam melakukan guling belakang senam lantai karena guling belakang itu mudah dilakukan.
(2)
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini :
1. Masukan bagi mahasiswa FIK Unimed khususnya sebagai calon seorang guru olahraga dalam memilih media pembelajaran yang tepat pada materi pembelajaran senam lantai.
2. Memberikan informasi kepada guru penjasorkes SMP KARYA BAKTI MEDAN tentang penerapan media audiovisual terhadap hasil belajar guling belakang senam lantai siswa kelas VIII SMP KARYA BAKTI MEDAN Tahun Ajaran 2014/2015.
3. Sebagai bahan informasi dan mempertimbangkan dan memilih media pembelajaran yang tepat pada materi pembelajaran guling belakang senam lantai.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II, maka peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada siklus I setalah tes hasil belajar dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar guling belakang masih rendah. Dari 28 siswa terdapat 13 siswa (53,57%) yang telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 15 siswa (46,42%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar 58,28.
2. Sedangakan, hasil belajar pada siklus II setelah tes hasil belajar II dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tes hasl belajar secara klasikal sudah meningkat. Dari 28 siswa terdapat 25 siswa (89,28%) yang telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 3 siswa (10,71%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 78,71.
Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan media audiovisual dapat memperbaiki hasil belajar guling belakang pada siswa kelas VIII SMP Karya Bakti Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
(4)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan sebagai berikut :
1. Bagi guru pendidikan jasmani pembelajaran dengan media audio visual dapat dijadikan alternatife dalam memperbaiki hasil belajar siswa khususnya senam lantai guling belakang.
2. Kepada guru pendidikan jasmani diharapkan mampu memanfaatkan peralatan yang ada dan dapat digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran, khusunya media audiovisual.
3. Bagi guru pendidikan jasmani penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. 4. Kepada kepala sekolah juga diharapkan dapat menyediakan segala sarana dan
prasarana disekolah sehingga proses belajar mengajar disekolah menjadi lebih muda dan menyenangkan
5. Kepada pembaca diharap lebih bermanfaat untuk penelitian selanjutkan agar dapat memperbaiki hasil belajar guling belakang dengan pembelajaran menggunakan media audiovisual yang berguna untuk aktifitas siswa di sekolah
6. Sebagai bahn acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya khususnya pada hal yang menyangkut tentang permasalahan dan penyelesaian yang dibahas oleh peneliti sebelumnya
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Azhar. (2000). Media Pembelajaran. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Dimyanti dan Mujiono. (2003), Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Hamalik Oemar. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta. BumiAksara.
http://id.wikipedia.org/wiki/Senam_artistik#cite_note-2/diaksestgl18maret2014)
http://janulius-dlyord.blogspot.com/diaksestanggal24maret2014)
http://materipenjasorkes.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-tujuan-pendidikan-jasmani.html/diaksestgl18maret2014
(http://vhariss.wordpress.com/2011/10/20/senam-lantai/24maret2014)
(http://www.academia.edu/4563787/pengertian_media_pembelajaran/diaksestgl2 8maret2014)
Kristiyanto. (2000). Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga. Surakarta. Upt Penerbitan Dan Percetakan UNS Press.
Lutan, Rusli (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjas. Departemen Pendidikan Nasional.
(6)
Mahendra Agus. (2000). Senam. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendra Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Mukholid Agus. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. PT. Yudistira.
Munadi Yudhi. (2008). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Gaung Persada (GP) Press, Ciputat.
Nadisah. (1992:15). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kerja.
Suryosubroto B. (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta.