UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII B SMP AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA

KELAS VIII B SMP AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

ERIK WIDIYANTO

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas VIII B SMP AL AZHAR 3 Bandar Lampung. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan dua siklus. Sedangkan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP AL AZHAR 3 34 siswa/siswi, terdiri dari16 siswa putra dan 18 siswa putri. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan skala observasi penilaian gerak lempar lembing.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian siklus pertama dengan penggunaan metode pembelajaran gerak dasar lempar lembing modifikasi dari bola kasti yang diberi ekor diperoleh persentase keberhasilan ketuntasan belajar 35,24%, sedangkan tingkat efektivitas 35,42% itu berarti tindakan belum efektif. Pada siklus kedua dengan metode pembelajaran gerak lempar modifikasi lembing yang terbuat dari bambu diperoleh persentase keberhasilan ketuntasan belajar 88,24%, sedangkan tingkat efektivitas 64,58% itu berarti tindakan efektif. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pembelajaran atletik khususnya materi gerak lempar lembing dengan modifikasi alat dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak lempar lembing pada Siswa Kelas VIII B SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung 2014-2015.

Kata kunci : gerak lempar lembing, modifikasi lembing bola kasti, lembing bambu.


(2)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA

KELAS VIII B SMP AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

ERIK WIDIYANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Adirejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, pada tanggal 15 Februari 1991, anak dari pasangan Bapak Sadimun dan Ibu Sriyati.Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu Sekolah Dasar Di SD Negeri 1Adirejo pada tahun 2003.

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di MTS Ma’arif 2 Nurul Huda Adirejo pada tahun 2006, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pasir Sakti pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Ke-guruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidik-an JasmPendidik-ani DPendidik-an KesehatPendidik-an melalui jalur tes MPendidik-andiri.

Pada bulan November 2014, penulis melaksanakan PTK (PenelitianTindakKelas) di SMP AL Azhar 3 Bandar Lampung untuk menyelesaikan tugas akhir study Strata Satu dengan judul “ upaya peningkatan keterampilan gerak lempar lembing dengan modofikasi alat pada siswa kelas VIII B SMP AL Azhar 3 Bandar


(7)

‘’Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang’’

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung…

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW… Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada: Ayahandaku Sadimun, Ibundaku Sriyati, serta adikku Afif Setiawan dan

Randy Wirawan yang penulis sayangi, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis serta kasih sayang dan kesabaran.

Untuk Alm Mbah Man dan Mbok Yem yang menyayangiku diwaktu kecilku dan Paklek Suwardi Bulek Murti yang selalu memberikan Suport dan

semangat.

Untuk, Pak Hadi, Bu Metti, Pak Dwi, Kak Ayung, Kak Ijal, Kak Okto, Kak Parman, Kak Nyoman, Mbak Mersi, Mbak Endang, Kak Danar, Mbak Lilis,

Mbak Erna, Koko, Hendri, Silvi, Nur, Yogi, Nopi, Nining, Eko, Widi, Lusia, Iwan, Arief, Rizki, Juarti selaku senior dan junior di atletik.


(8)

Untuk Cak Nen, Tommy,Nyoman, Wiwid, Listi, Riski, Aghata, Duhita, Adit, Kajoy,fai,amoy,Catur, Burhannudin dan teman seperjuangan angkatan 2009

yang telah membantuku dan memberikan motivasi serta dukungannya.

Para guru dan dosenku yang sederhana namun memberikan ilmu yang sangat luar biasa serta membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan

Almamater-ku Tercinta, Universitas Lampung


(9)

MOTTO

Ketika kita mengharap

dipertemukan dengan jodoh yang mulia, berusahalah mulai sekarang

untuk memuliakan diri, Karena inilah janji Alloh; orang baik akan dipertemukan

dengan orang baik,

Muhammad-kan dirimu agar Alloh meng- khadijahkan jodohmu,Fatimahkan dirimu,


(10)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang

mulia.Skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Lempar Lembing Dengan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas VIII B SMP AL Azhar 3 Bandar Lampungadalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd. selaku Pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Bapak Drs. Suranto, M.Kes. selaku Pembimbing dua yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama dan selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan.

4. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

5. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.


(11)

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, Maret 2015 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Hakekat Pendidikan ... 7

B. Belajar ... 8

C. Ketrampilan Gerak ... 9

D. Konsep Belajar Motorik ... 10

E. Karakteristik Siswa SMP ... 13

F. Atletik ... 13

G. Lempar Lembing ... 17

H. Modifikasi ... 20

I. Model Latihan ... 21

III.METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Setting Penelitian ... 26

C. Subjek Penelitian ... 26

D. Proses Pembelajaran Gerak Lempar Lembing ... 27

E. Instrumen dan Cara Pengambilanya ... 30


(13)

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 39

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Simpulan ... 43

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Nomor-nomor Perlombaan Atletik ... 16 2. Format Lembar Penilaian Gerak Dasar Lempar Lembing ... 30 3. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Lempar Lembing ... 34 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Lempar

Lembing Siklus I ... 35 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Lempar

Lembing Siklus II ... 36 6. Hasil Ketuntasan Pembelajaran Gerak Lempar Lembing

Meningkat Secara Nyata Pada Siklus kedua ... 36 7. Deskripsi Evektifitas Pembelajaran Pada Setiap siklus ... 37


(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Pengajuan Judul ... 47

2. Surat Izin Penelitian ... 48

3. Surat Keterangan Penelitian ... 49

4. RPP ... 50

5. Data Hasil Tes Awal Keterampilan Gerak Lempar Lembing ... 54

6. Data Hasil Tes Siklus I KeterampilanGerak Lempar Lembing ... 55

7. Data Hasil Tes Siklus IIKeterampilanGerak Lempar Lembing ... 56

8. Langkah-langkah Perhitungan Hasil Penelitian ... 57

9. Foto Penelitian Pembelajaran Gerak Lempar Lembing Saat Berdoa dan Pemanasan ... 59

10. Foto Penelitian Pembelajaran Melakukan Gerak Lempar Lembing Tanpa Menggunakan alat ... 60

11. Foto Penelitian Pembelajaran Melakukan Gerak Lempar Lembing Menggunakan Bola Siklus I ... 61

12. Foto Penelitian Pembelajaran Melakukan Gerak Lempar Lembing Menggunakan Bantuan Bambu Siklus II ... 63


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Cara Memegang Lembing ... 17

2. Phase Lari Ancang-ancang ... 18

3. Phase Lari Lima Langkah Berirama ... 19

4. Phase Melepas Lemparan ... 19

5. Phase Pemulihan ... 20

6. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 25

7. Diagram Batang Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Pada Tes Awal, Siklus I, Siklus II ... 34

8. Awal Keterampilan Gerak Lempar Lembing Melalui Lembing asli ... 35

9. Siklus 1 Keterampilan Gerak Lempar Lembing Melalui Bola Berekor ... 36

10. Siklus 2 Keterampilan Gerak Lempar Lembing Melalui Lembing asli ... 38


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan anak didik, karena itu pendidikan jasmani erat kaitannya dengan usaha-usaha pendidikan yang te-rencana dalam rangka membantu perkembangan dan kemampuan anak didik dalam intelektual keterampilan dan sikap, agar bermanfaat bagi kehidupannya sebagai mahluk individu, mahluk sosial dan mahluk beragama. Salah satu pelajaran pendidikan jasmani yang harus dikuasai adalah cabang olaraga atletik.

Atletik merupakan olahraga yang tertua dan disebut juga ibu dari semua cab-ang olahraga. Pada jaman purba gerakan-gerakan ycab-ang dilakukan oleh manu-sia sangat penting artinya karena hal tersebut berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya melalui berburu. Oleh karena itu manusia primitif harus mempunyai kekuatan, kecepatan, daya tahan dan ketangkasan dalam meng-gunakan peralatan purbanya seperti lembing, panah, batu dan lain sebagainya yang tanpa disadari melakukan gerakan atletik. Hal tersebut dikarenakan se-tiap gerakan dalam atletik seperti jalan, lari, lompat dan lempar merupakan perwujudan dari gerak dasar dalam kehidupan manusia sehari-hari. Lempar lembing merupakan salah satu nomor dari cabang olahraga atletik, melakukan


(18)

lempar lembing bukanlah gerakan yang dilakukan dengan sembarangan, me-lainkan gerakan yang terencana dan diorganisasikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Untuk mendapatkan ketrampilan gerak yang baik diperlukan latihan teknik lempar lembing yang baik serta latihan yang berulang-ulang dengan pelaksanaan gerakan yang sesuai dengan gerak lempar lembing yang baik.

Pencapaian kemampuan yang maksimal dalam lempar lembing perlu dilaku-kan latihan yang terprogram melalui pendekatan ilmiah dengan melibatdilaku-kan berbagai ilmu pengetahuan. Kaitannya dengan latihan untuk mencapai ke-mampuan maksimal ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dan diting-katkan. Unsur tersebut diantaranya adalah: 1) Unsur fisik, 2) Unsur teknik, 3) Unsur mental, 4) Unsur kematangan juara.Agar kemampuan siswa di cabang atletik khususnya nomor lempar lembingbisa maksimal maka yang perlu di-ketahui adalah adanya beberapa aspek yang mempengaruhi seperti aspek biologis, kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, postur dan struktur tu-buh serta aspek gizi. Oleh sebab itu, pembelajaran lempar lembing harus memperhatikan beberapa faktor yang secara potensial ikut berperan dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar lempar lembing.

Menurut hasil observasi di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung, didasarkan atas data-data yang diperoleh dari hasil penilaian guru diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas VIII yang terdiri dari 7 kelas, kelas VIII B adalah kelas yang paling rendah dalam pembelajaran lempar lembing, dari 34 siswa belum ada yang baik dan benar dalam melakukan ketrampilan gerak lempar lembing,


(19)

pada saat melakukan tahap awalan dari 34 siswa hanya 4 siswa putra dan 2 siswa putri yang baik dan benar saat melakukannya, kesalahan siswa terletak pada cara memegang lembing, pada saat melakukan tahap pelaksanaan dari 34 siswa hanya 3 siswa putra dan 1 siswa putri yang baik dan benar saat melaku-kannya, hal ini di karenakan pada saat membawa lembing posisi tangan tidak diluruskan tetapi di tekuk,pada saat melakukan tahap pelepasan lembingdari 34 siswa hanya 2 siswa putra dan 2 siswa putri yang baik dan benar saat me-lakukannya, kesalahan siswa terletak pada posisi kaki dan tangan yang tidak sesuai dengan teknik melempar lembing yang benar,pada saat melakukan ta-hap akhiran dari 34 siswa hanya 5 siswa putra dan 2 siswa putri yang baik dan benar saat melakukannya, hal ini di karenakan tida adanya pertukaran kaki setelah lepasnya lembing.

Proses pembelajaran atletik khususnya gerak dasar lempar lembing kurang berjalan secara maksimal dan kemampuan yang dimiliki siswa dalam melaku-kan rangkaian geramelaku-kan lempar lembing juga rendah. Pada saat proses pembel-ajaran tersebut, penggunaan media seperti modifikasi lembing sebagai alat bantu pembelajaran dalam lempar lembing merupakan alternatif untuk terca-painya proses belajar mengajar dengan baik. Upaya peningkatan

pembelajaran lempar lembing dengan menggunakan modifikasi alat pada siswa VIII B SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 sangat penting dilakukan agar dapat memecahkan permasalahan dalam pembelajaran gerak lempar lembing.


(20)

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti-an ini mengambil judul ”Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Lempar Lembing Dengan Menggunakan Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas VIII B SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Dengan ha-rapan melalui penelitian ini akan tercapai pembelajaran gerak lempar lembing yang efektif sekaligus menyenangkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalah dalam peneliti-an ini adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya keterampilan siswa dalam memegang lembing dengan baik dan benar.

2. Kurangnya keterampilan siswa dalam menjaga kestabilan lembing saat melakukan awalan sebelum melempar.

3. Kurangnya koordinasi antara kaki, pinggang dan lengan, sehingga gerakan menjadi patah-patah.

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan menjadi lebih fokus dan dengan mempertimbangkan segala keterbatasan penulis, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada upaya me-ningkatkan hasil pembelajaran gerak lempar lembing dengan menggunakan modifikasi alat pada siswa kelas VIII B SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.


(21)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah melalui alat modifikasi bola berekor dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas VIII B SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015”?

2. Apakah melalui alat modifikasi lembing dari bambu dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas VIII B SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015”?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan keterampilan gerak lempar lembing melalui modifikasi lembing dari bola berekor.

2. Meningkatkan keterampilan gerak lempar lembing melalui modifikasi lembing dari bambu.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan keilmuan pada pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan khususnya pembelajaran gerak dasar lempar lembing.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengajar atletik khususnya pembelajaran gerak lempar lembing, agar proses belajar me-ngajar berlangsung secara efektif.


(22)

b) Bagi siswa, untuk meningkatkan pembelajaran gerak lempar lembing dengan alat modifikasi.

c) Sekolah, untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar de-ngan menyediakan media pembelajaran yang variatif.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Pendidikan Jasmani

Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah “pendidikan melalui aktivitas jasmani“. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan, meng-embangkan apresiasi estetis, mengmeng-embangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pen-didikan jasmani (Samsudin, 2008:21). Pada dasarnya program penpen-didikan jas-mani memiliki kepentingan yang relatif sama dengan pendidikan lainnya da-lam ranah pembelajaran, yaitu sama-sama mengembangkan tiga ranah utama : psikomotor, afektif dan kognitif. Namun demikian, ada satu kekhasan dan ke-unikan dari program penjaskes yang tidak dimiliki oleh program pendidikan, yaitu dalam hal pengembangan wilayah psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan kebugaran jasmani anak dan pencapaian ke-terampilan geraknya (Samsudin, 2008:21).

Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan perkemba-ngan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui


(24)

ak-tivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, meng-embangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan afektif se-tiap siswa. (Samsudin, 2008 : 21).

B. Belajar

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengetahuan.Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan. Menurut Surya (1997) dalam Cappelo (2007) “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh indi -vidu untuk memperoleh perubahan prilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingku-ngannya”.Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pe-ngalaman (learning is defened as the modification or streng-thening of

behavior through experiencing) Hamalik (2008 : 36). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, me-lainkan perubahan kelakuan. Dalam menguasai teori belajar, seorang guru ju-ga perlu mengetahui teori belajar sehingju-ga dapat menjelaskan baju-gaimana se-harusnya siswa belajar. Menurut Sage yang dikutip Lutan (1988:75) Prilaku


(25)

disini mempunyai pengertian yang luas, mencakup berbagai kegiatan manusia seperti mengindra, mempersepsi, memperhatikan, belajar, dan berbuat dengan gerak nyata.Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi, perubahan itu berupa penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.

C. Keterampilan Gerak

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efi-sien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas ko-ordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan. Sugiyanto (1993:13).

Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada keterampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan.Gerak dasar tersebut meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor dan manipulative (Suharsimi Arikunto (2008:123)). Gerak lokomotor adalah gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan berjalan dimulai dari tengku-rap, merangkak, berjalan, lari, melompat, menggelinding dan memanjat. Gerak nonlokomotor (memutar lengan, menekuk kaki), yaitu gerakan-gerakan yang dinamis didalam suatu ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu


(26)

ter-tentu. Gerak manipulatif yaitu gerakan-gerakan yang terkoordinasikan seperti dalam kegiatan bermain, menendang, melempar, naik sepeda dan sebagainya.

Sugiyanto ( 1993:8) dalam Lutan (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lari, lompat dan berguling. Gerak nonlokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif adalah keteram-pilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun de-ngan tade-ngan atau bagian tubuh yang lain, misalnya lempar lembing.

D. Konsep Belajar Motorik

Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengtahuan. Adapun menurut (Noehi, Nasution, 1994:2) ciri kegiatan yang disebut “belajar” adalah sebagai berikut :

1. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang bel-ajar, baik aktual maupun potensial

2. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru, yang berlaku yang relatif lama.

3. Perubahan itu terjadi karena usaha.

Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem syaraf, otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah me-nerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang


(27)

a-kan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal da-lam bentuk keterampilan. Dada-lam proses untuk menyempurnakan suatu belajar gerak menurut Winkel (1984:54) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu, tahap kognitif, tahapfiksasi, tahap otomatis.

Adapun tahap-tahapan dalam belajar gerak adalah sebagai berikut : a. Tahap Kognitif

Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan menurut Winkel (1984: 53) adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara melaku-kan aktifitas gerak yang amelaku-kan dipelajari, diharapmelaku-kan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merenca-nakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untukmenghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya. b. Tahap Asosiatif/Fiksasi

Pada tahap ini siswa mulai mempraktikkan gerak sesuai dengan konsep-konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya.Tahap ini juga sering disebut sebagai tahap latihan. Winkel (1984: 54), tahap latihan adalah tahap dimana siswa diharapkan mampu mempraktikkan apa yang hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan


(28)

karakteris-tik gerak yang dipelajari. Apabila siswa telah melakukan latihan keteram-pilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun diluar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharap-kan telah memiliki keterampilan yang memadai.

c.Tahap Otomatis

Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, ka-rena siswa telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan. Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki taha-pan otomatis adalah bila seorang siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon mus-kular dan diekspresikan dalam gerak tubuh. Menurut Sugiyanto, dkk (2004:19) belajar gerak adalah serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang menyebabkan timbulnya peruba-han menetap dalam keterampilan. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet

berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dime-ngerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.


(29)

E. Karakteristik Siswa SMP

Anak dipandang sebagai salah satu sumber untuk menentukan apa yang akan dijadikan bahan pelajaran. Bisa dijelaskan bahwa anak bukanlah hanya sekedar versi yang lebih kecil dari orang dewasa.Anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang sangat khusus. Untuk itu perlu dipelajari bagaimana anak tumbuh, berkembang dan belajar, apa kebutuhan dan apa minatnya. Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan landasan dalam menentukan alternatif model pembelajaran yang cocok sehingga proses belajar mengajar lebih efektif agar kemampuan anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin.

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Selama di SMP, seluruh aspek perkembangan manusia yaitu psi-komotor, kognitif, dan efektif mengalami perubahan yang luar biasa. Siswa SMP mengalami masa remaja, satu periode perkembangan sebagai transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Sunarto (1999: 68) menyatakan bahwa masa remaja adalah upaya menentukan jati dirinya (identitasnya) atau aktualisasi diri. Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus dihadapi oleh guru.

1. Perkembangan Aspek Psikomotorik

Wuest dan Lombardo dalam Arma Abdoelah dan Agusmanaji (1994: 54) menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotor seusia siswa SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis secara luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut adalah pertumbuhan tinggi badan dan


(30)

berat badan. Pada usia 12-14 tahun atau lebih cepat dan lebih lambat dari itu, siswa mengalami pertumbuhan cepat. Tulang rangka mengalami per-ubahan semakin keras. Bagian tubuh mengalami pertumbuhan dan pema-tangan pada kecepatan yang berbeda, sehingga proporsi antar-anggota tu-buh kelihatan tidak sempurna. Kondisi ini menyebabkan remaja mengeluh bahwa tubuhnya terlalu gemuk, sehingga terkadang menjadi kendala par-tisipasinya dalam aktivitas jasmani.

2. Perkembangan Aspek Kognitif

Wuest dan Lombardo dalam Arma Abdoelah dan Agusmanaji (1994: 55) menyatakan perkembangan kognitifpada siswa SMP meliputi peningkatan fungsi intelektual, kapasitas memori dan bahasa, dan pemikiran konsep-tual. Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengekspresikan diri, kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan akan mening-kat.

3. Perkembangan aspek afektif

Wuest dan Lombardo dalam Arma Abdoelah dan Agusmanaji (1994: 55) menyatakan perkembangan afektif siswa SMP mencakup proses belajar perilaku. Pihak yang berpengaruh dalam proses sosialisasi remaja adalah keluarga, sekolah dan teman sebaya. Dari ketiganya pihak yang sangat berpengaruh adalah teman sebaya. Siswa juga mengalami kondisi egosen-tris, yaitu kondisi yang hanya mementingkan pendapatnya sendiri dan me-ngabaikan pandangan orang lain. Remaja menghabiskan waktu memikir-kan penampilan, tindamemikir-kan, perasaan dan perhatian.Siswa mengalami


(31)

per-ubahan persepsi atas kemampuan dan keyakinan yang kuat bahwa ia mam-pu mengerjakan sesuatu, sehingga timbul rasa percaya diri. Sunarto (1999: 69) menyebutkan beberapa jenis kebutuhan remaja, yaitu :

a. Kebutuhan organik, yaitu makan, minum, bernapas.

b. Kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan mendapatkan simpati dan pe-ngakuan dari pihak lain.

c. Kebutuhan berprestasi, yang berkembang karena didorong untukme-ngembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan ke-mampuan psikofisis.

d. Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis. Dengan mengetahui karakteristik siswa SMP, guru Pendidikan Jasmani perlu memberikan berbagai kesempatan agar siswa mengalami keberhasilan dalam melakukan berbagai tugas, sehingga kepuasan diri akan tumbuh. Guru juga harus memperhatikan sarana dan alat bantu pembelajaran yang digunakan agar sesuai dengan karakteristik siswa yang menggunakannya sehingga guru dapat memberikan materi pelajaran dengan baik dan siswa mampu menguasai tugas gerak pada berbagai cabang olahraga, meningkatkan kualitas unjuk kerja (performance) dan kemampuan belajar dan kesehatannya.

F. Atletik

Nomor olahraga atletik adalah induk dari semua cabang olahraga dan yang paling tua. Dalam nomor atletik terdapat bermacam latihan fisik yang lengkap dan me-nyeluruh, latihan fisik tersebut diharapkan akan memberikan kepuasan karena dengan melakukan berbagai kegiatan dalam olahraga atletik maka dorongan na-luri seseorang untuk bergerak dapat terpenuhi. Atletik memegang peranan penting


(32)

dalam pendidikan dan pengembangan kondisi fisik individu pelaku olahraga. At-letik juga menjadi dasar pokok untuk pengembangan dan peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lainnya, IAAF ( 2000:130).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa cabang olahraga atletik me-rupakan induk dari cabang-cabang olahraga lainnya, hal ini dikarenakan setiap memulai apapun cabang olahraga tersebut pasti menggunakan bagian dari nomor cabang atletik. Gerakan-gerakan dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sejak dahulu. Kata atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon yang berlomba atau bertanding. Atletik meliputi nomor perlombaan jalan cepat, lari, lompat, dan lempar, nomor-nomor yang diperlombakan seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Nomor-Nomor Perlombaan Atletik

No. Nomor

Atletik Nomor-Nomor Perlombaan 1 Jalan cepat 5 km, 10 km, 20 km, 50 km

2 Lari

100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m, 3000 m, 5000 m, 10000 m, marathon, lari gawang (untuk putri 100 m, 110 m untuk putra), 4x100 m estafet, dan 4x400 m estafet.

3 Lempar Lempar lembing, lempar cakram, tolak peluru, lontar martil.

4 Lompat Lompat tinggi, lompat jangkit, lompat jauh gaya jongkok.

6 Saptalomba

Lari 100 m gawang, lompat jauh gaya jongkok, lempar lembing, dan lari 200 m, lompat tinggi, tolak peluru, dan lari 800 m.


(33)

peluru, lompat tinggi, lari 400 m, lari 110 m gawang, lempar cakram, lompat jauh gaya jongkok, lempar lembing, dan lari 1500 m.

IAAF ( 2000:8). G. Lempar Lembing

Dalam melakukan lempar lembing bukanlah gerakan yang dilakukan dengan sembarangan. Melainkan gerakan yang terencana dan diorganisasikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Diperlukan teknik lempar lembing yang baik serta latihan yang berulang-ulang dengan pelaksanaan gerakan yang baik. Untuk memegang lembing dengan kuat dan nyaman diperlukan beberapa cara yaitu lembing terletak secara regional di tangan, telapak tangan menghadap keatas dan tangan pemegang lembing adalah relax, IAAF ( 2000:142). Cara-cara pegangan lembing:

1. Pegangan dengan ibu jari dan telunjuk. 2. Pegangan dengan ibu jari dan jari-tengah. 3. Pegangan dengan telunjuk dan jari tengah.


(34)

Lempar lembing dirinci menjadi beberapa phase, yang terdiri dari :lari ancang-ancang/awalan, lima langkah berirama, melepas lemparan, pemulihan (Rrecovery).

a. Phase Lari Ancang-ancang/awalan

Dalam tahap ancang-ancang, pelempar dan lembing dalam keadaan di-percepat/akselerasi dengan tujuan untuk mempercepat gerakan pelempar dan lembing IAAF ( 2000:143).

Gambar 2. Phase lari ancang-ancang/awalan

b. Phase Lima Langkah Berirama

Dalam tahap gerak lima langkah berirama gerakan dipercepat lebih lan-jut danpelempar mempersiapkan tahap pelepasan lembing, tujuannya untuk menempatkan lembing dengan benar untuk dilempar dan untuk mempersiapkan badan untuk pelepasan lembing (delevery), IAAF (2000:145).


(35)

Gambar 3. Phase lari lima langkah berirama c. Phase Melepas Lemparan

Dalam tahap pelepasan lembing dihasilkan kecepatan tambahan dan ditransfer kepada lembing sebelum dilepaskan, tujuanny untuk memin-dahkan kecepatan dari kaki kebadan, meminmemin-dahkan kecepatan dari ba-dan ke bahu, memindahkan kecepatan dari bahu/lengan ke lembing, ba-dan mentransfer kecepatan dari bahu/lengan kelembing, IAAF ( 2000:149).

Gambar 4. Phase melepas lemparan d. Phase Pemulihan (recovery)

Dalam tahap pemulihan, pelempar menghentikan gerakan badan ke depan dan menghindari berbuat kesalahan IAAF ( 2000:151).


(36)

Gambar 5. Phase Pemulihan (recevery) H. Modifikasi

Pada kamus bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuau” alat meupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang di -gunakan untuk proses kegiatan kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu de-ngan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara lang-sung tentang materi yang akan dibeikan kepada siswa,dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dpat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.

Modifikasi alat pembelajaran merupakan suatu upaya seseorang untuk meru-bah alat pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebe-lumnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direnca-nakan sebelumnya dan dapat dicapai sebaik-baiknya. Menurut Bahagia dan Suherman (2000: 1), Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembang-kan materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar dalam pembelajaran. Perlunya modifikasi menurut Baha-gia adalah untuk menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaan


(37)

de-ngan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar peserta didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat ke-terampilan yang lebih tinggi.Secara garis besar tujuan modifikasi adalah : 1). mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, 2). Mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, 3). mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif, 4). mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seim-bang.

Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini di-maksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah peru-bahan yang lebih baik.

I. Model Latihan

Model juga diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu aktivitas tertentu.Pengertian lainnya bahwa model diartikan sebagai barang tiruan, metafor atau kiasan yang


(38)

dirumuskan.Latihan itu sendiri mengandung pengertian sebagai suatu proses yangsystematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau

pekerjannya. Harsono (1988 :101). Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005: 751), pengertian model disamakan dengan pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.Dengan pengertian di atas, peneliti dapat memberikan penjelasan bahwa model yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai ragam tindakan yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan aktivitas untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lempar lembing siswa. Dengan demikian, model latihan ini harus berbentuk kgiatan-kegiatan yang menyenangkan dan juga mampu meningkatkan kemampuan nantinya.


(39)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu pe-nelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggu-nakan metode penelitian tindakan kelas PTK(classroom action research), yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VIII BSMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri. Sukardi. (2003: 93).

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK, Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan pene-litian yang dilakukan dikelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan yaitu :


(40)

1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek de-ngan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan menujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan de-ngan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus ke-giatan mahasiswa.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitian, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dal-am bidang pendidikan daldal-am pengajaran yang dimaksud dengan istilah ke-las adalah sekelompok mahasiswa sekeke-las yang sama dari pendidik yang sama pula. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindak-an tetapi bila perlakutindak-an dilakuktindak-an pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggung jawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran.Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya.Tujuan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan professional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar. Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dal-am menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran.

Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencaaan tinda-kan (planning), penerapan tindatinda-kan (action), observasi dan mengevaluasi


(41)

pro-ses dan hasil tindakan, melakukan refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan dan tahap refleksi. Berikut adalah putaran spiral penelitian yang tindakan kelas:

Gambar 6. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Muhajir, 1997) a. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, Skapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. b. Tindakan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau pen-erapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.


(42)

c. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu tindakan.

d. Refleksi

Adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

e. Perbaikan rencana

Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.

B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

Nama sekolah : SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung

Alamat : Jalan Perumnas Way Halim, Bandar Lampung 2. Pelaksanaan penelitian

Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan (selama bulan November 2014).

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 16 siswa putra dan 18 siswa putri.


(43)

D. Proses Pembelajaran Gerak Lempar Lembing 1. Siklus Pertama

a. Rencana

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2) Menyiapkan alat-alat untuk proses pembelajaran gerak dasar lempar lembing dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handikem atau kamera) 4) Menyiapkan alat modifikasi lembing dari bola kasti yang diberi

ekoruntuk pembelajaran gerak lempar lembing.

5) Menyiapkan siswa berbaris untuk pembelajaran gerak lempar lem-bing untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan

1)Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sa, kemudian siswa melaku-kan pemanasan umum.

2)Menjelaskan bentuk gerak lempar lembingyang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu dengan menggunakan modifikasi lembing dari bola kasti yang diberi ekor.

3)Siswa melakukan gerak lempar lembing menggunakan alat modifi-kasi lembing dari bola kasti yang diberi ekor dengan gerakan yang benar.


(44)

4)Setiap siswa melakukan 3 sampai 5 kali gerak lempar lembing de-ngan bola kasti yang diberi ekor. Diberikan pengulade-ngan gerak lem-par lembing secara berurutan sampai siswa benar-benar menguasai gerakan dengan baik dan benar.

5)Menginstruksikan siswa untuk melakukan jenis latihan pada tatap muka hari tersebut.

c. Observasi

1) Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat modifikasi lembing dari bola kasti yang diberi ekor dapat berjalan dengan baik dan efektif, 2) Setelah tindakan telah dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan

waktu pengulangan sebanyak 3 sampai 5 kali dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama.

d. Refleksi

1) Hasil observasi disimpulkan dan mendiskusikan rencana tindakan untuk selanjutnya, yaitu pada siklus kedua dengan menggunakan modifikasi alat lembing yang terbuat dari bambu.

2) Setelah didiskusikan maka tindakan pada siklus kedua adalah menggunakan modifikasi alat lembing yang terbuat dari bambu. 2. Siklus Kedua

a. Rencana

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.


(45)

2) Menyiapkan alat-alat untuk proses pembelajaran gerak dasar lempar lembing dan instrument yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handikem atau kamera). 4) Menyiapkan modifikasi lembing yang terbuat dari bambu untuk

pembelajaran gerak lempar lembing.

5) Menyiapkan siswa berbaris untuk pembelajaran gerak lempar lem-binguntuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

b. Tindakan

1)Siswa dibariskan dan dibagi menjadi 4 sap, kemudian siswa melaku-kan pemanasan umum.

2)Menjelaskan bentuk gerak lempar lembingyang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu dengan menggunakan alat modifikasi lembing dari bambu.

3)Siswa melakukan gerak lempar lembing menggunakan alat modifi-kasi lembing dari bambu dengan gerakan yang benar.

4)Setiap siswa melakukan 3 sampai 5 kali gerak dasar lempar lembing secara bergantian dengan alat modifikasi (lembing bambu).

5)Diberikan pengulangan gerak lempar lembing secara berurutan sampai siswa benar-benar menguasai gerakan dengan baik dan benar.

6)Menginstruksikan siswa untuk melakukan jenis latihan pada tatap muka hari tersebut.


(46)

c. Observasi

1) Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran lempar lembingdengan menggunakan alat modifikasi dari bambu dapat berjalan dengan baik dan efektif,

2) Setelah tindakan telah dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan sebanyak 3 sampai 5 kali dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus kedua.

d. Refleksi

Hasil observasi disimpulkan dan mendiskusikan.

E. Instrumen dan Cara Pengambilannya

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian kaji tindak) di setiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997:58) “dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu me-megang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di-hadapi”. Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar lempar lembing bentuk indikatornya adalah : (1) Lati Ancang-ancang, (2) Lima Langkah Berirama, (3) Melepas Lemparan, (4) Pemulihan, (IAAF, 2000:141).

Tabel 2. Format Lembar Penilaian Gerak Dasar Lempar Lembing

Aspek Indikator Skor

1 2 3

Sikap Awal

 Badan berdiri tegak dan tangan memegang lembing mendatar di atas bahu bagian atas lembing setinggi kepala


(47)

 Posisi lengan tetap tenang dan setabil (tidak bergerak ke muka atau ke belakang)

 Lari percepatan sampai mencapai kecepatan optimum dipertahankan atau ditingkatkan dalam lari

Pelaksanaan

 Lembing ditarik saat kaki kiri mendarat, bahu kiri menghadap arah lemparan dan lengan kiri di tahan di depan untuk keseimbangan

 Lengan yang melempar diluruskan ke belakang pada waktu langkah berirama 1 dan 2

 Lengan pelempar ada pada setinggi bahu atau sedikit lebih tinggi setelah penarikan, bahu kiri dan kepala menghadap arah lemparan dan ujung mata lembing dekat dengan kepala

 Poros lengan pelempar dan poros bahu adalah pararel

Melepas Lemparan

 Kaki kanan ditempatkan datar pada suatu sudut kearah lemparan dan poros-poros bahu, lembing lembing dan pinggang adalah paralel, lengan tetap diluruskan

 Penempatan kaki kiri adalah aktif dan kokoh, badan diangkat dan ada gerakan memutar melingkar kaki kiri

 Bahu tangan didorong ke depan, siku lengan berputar ke dalam, telapak tangan tetap ke atas dan siku kanan ditarik ke depan dan ke atas disamping kepala

 Siku lengan diluruskan secara explosif dan sisi kiri badan dihalangi dengan kaki kiri yang kokoh dan siku kiri yang dibengkokkan dekay dengan badan dan kaki kanan memelihara kontak dengan


(48)

tanah sampai lembing dilepaskan

 Kaki kanan memeutar pada sisi luarnya dan ditarik kebelakang, badan sedikit miring ke kiribahu kanan langsung di atas kaki kiri dan lengan pelempar harus sedekat mungkin vertikal pada saat lembing dilepaskan

Akhiran

 Kaki kiri ditukar dengan cepat setelah pelepasan lembing

 Posisi kaki kanan di bengkokkan setelah pertukaran kaki

 Posisi badan bagian atas diturunkan kaki kiri diayun kebelakang

 Jarak antara kaki dari kaki penahan ke garis batas lempar adalah 1,5-2,0 meter

Jumlah

Diadopsi dari IAAF, (2000:151) Keterangan : 1 = Gerak Kurang

2 = Gerak Sedang 3 = Gerak Baik F. Analisis data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat per-sentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung persen-tase keberhasilan siswa digunakan rumus :

(Subagio dalam Surisman, 1997) Keterangan :

P : Persentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(49)

Efektivitas

(Goodwin dan Coates dalam Surisman, 1997) Keterangan :

E : Efektivitas tindakan yang dilakukan Xn : Rerata nilai akhir siklus ketiga Xi : Rerata tes awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(50)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah : 1. Pembelajaran gerak lempar lembing dengan menggunakan alat yang

dimodifikasi dapat meningkatkan keterampilan gerak manipulatif dan pengetahuan siswa.

2. Peningkatan keterampilan siswa dengan menggunakan alat lembing yang dimodifikasi terlihat dari nilai yang diperoleh, yaitu pada tes tahap awal, 10 siswa mendapat nilai lebih dari 70, pada tes siklus I 19 siswa

mendapat nilai lebih dari 70, dan pada tes siklus II 26 siswa nilai lebih dari 70.

3. Pembelajaran gerak lempar lembing dengan menggunakan alat yang dimodifikasi lebih efektif daripada alat lembing biasa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Dalam usaha meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak lempar

lembing dapat menggunakan pembelajaran dengan 3 tahapan. Pada tahap pertama menggunakan alat lembing asli, tahap kedua menggunakan bola berekor, dan tahap ketiga menggunakan bambo lembing.


(51)

2. Pada penelitian pembelajaran gerak lempar lembing masih belum tercapai ketuntasan belajar sebesar 100% atau semua siswa belum

mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali dengan peneliti yang akan datang, guna menentukan tindakan yang lebih tepat agar dapat meningkatkan penguasaan keterampilan gerak lempar lembing.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. PT. Bumi Aksara. _________. 2008. Belajar Motorik. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Arma Abdullah, Agus Manaji,1994, Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud

Hamalik. 2008. Pengertian dan Tujuan Belajar. Solo. Pandawa Pustaka Ilmu. Harsono. 1988. Cheating dan Aspek-aspek Psikologi dalam Choaching. Jakarta. Tambak Kusuma.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Muhajir. 1997. Siklus Penelitian Kaji Tindak. Jakarta. PT. Gramaedia.

Muhajir dan Neong. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak. Yogyakarta. BPGSD.

Muller, H, dkk. 2000. Pedoman Mengajar Lari, Lompat, Lempar. Jakarta. IAAF-RDC.

Muler, Harald. 1996. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi. Jakarta. IAAF.

Noehi Nasution,1994. Belajar Motorik. Jakarta : Balai Pustaka

Rusli Lutan, 1988, Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta : Dirjen Dikti Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


(53)

Suherman. 2000, Dasar – Dasar Pendidikan Jasmani, Jakarta : Ditjen Dikdasmen Subagio, DKK. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Materi Pokok, Universitas Terbuka.

Suhardjono,dkk.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara Sukardi, 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara Sunarto dan Agung. Hartono. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Penerbit

Rineka Cipta. Jakarta.

Surya. Cappelo, 1997. Motivasi dan Pembelajaran Siswa. Jakarta: Tiga Serangkai Sugiyanto. 1993. Belajar Motorik. Jakarta : KONI Pusat.

________. 2004. Belajar Gerak. Jakarta : KONI Pusat.

________. 2007. Metodelogi Penelitian. Jakarta. PT. Gramedia.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. PT. Gramedia.


(1)

tanah sampai lembing dilepaskan

 Kaki kanan memeutar pada sisi luarnya dan ditarik kebelakang, badan sedikit miring ke kiribahu kanan langsung di atas kaki kiri dan lengan pelempar harus sedekat mungkin vertikal pada saat lembing dilepaskan

Akhiran

 Kaki kiri ditukar dengan cepat setelah pelepasan lembing

 Posisi kaki kanan di bengkokkan setelah pertukaran kaki

 Posisi badan bagian atas diturunkan kaki kiri diayun kebelakang

 Jarak antara kaki dari kaki penahan ke garis batas lempar adalah 1,5-2,0 meter

Jumlah

Diadopsi dari IAAF, (2000:151) Keterangan : 1 = Gerak Kurang

2 = Gerak Sedang 3 = Gerak Baik

F. Analisis data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat per-sentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung persen-tase keberhasilan siswa digunakan rumus :

(Subagio dalam Surisman, 1997) Keterangan :

P : Persentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes


(2)

33

Efektivitas

(Goodwin dan Coates dalam Surisman, 1997) Keterangan :

E : Efektivitas tindakan yang dilakukan Xn : Rerata nilai akhir siklus ketiga Xi : Rerata tes awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah : 1. Pembelajaran gerak lempar lembing dengan menggunakan alat yang

dimodifikasi dapat meningkatkan keterampilan gerak manipulatif dan pengetahuan siswa.

2. Peningkatan keterampilan siswa dengan menggunakan alat lembing yang dimodifikasi terlihat dari nilai yang diperoleh, yaitu pada tes tahap awal, 10 siswa mendapat nilai lebih dari 70, pada tes siklus I 19 siswa

mendapat nilai lebih dari 70, dan pada tes siklus II 26 siswa nilai lebih dari 70.

3. Pembelajaran gerak lempar lembing dengan menggunakan alat yang dimodifikasi lebih efektif daripada alat lembing biasa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Dalam usaha meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak lempar

lembing dapat menggunakan pembelajaran dengan 3 tahapan. Pada tahap pertama menggunakan alat lembing asli, tahap kedua menggunakan bola berekor, dan tahap ketiga menggunakan bambo lembing.


(4)

44

2. Pada penelitian pembelajaran gerak lempar lembing masih belum tercapai ketuntasan belajar sebesar 100% atau semua siswa belum

mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali dengan peneliti yang akan datang, guna menentukan tindakan yang lebih tepat agar dapat meningkatkan penguasaan keterampilan gerak lempar lembing.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. PT. Bumi Aksara. _________. 2008. Belajar Motorik. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Arma Abdullah, Agus Manaji,1994, Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud

Hamalik. 2008. Pengertian dan Tujuan Belajar. Solo. Pandawa Pustaka Ilmu. Harsono. 1988. Cheating dan Aspek-aspek Psikologi dalam Choaching. Jakarta. Tambak Kusuma.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes.

Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Muhajir. 1997. Siklus Penelitian Kaji Tindak. Jakarta. PT. Gramaedia.

Muhajir dan Neong. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak.

Yogyakarta. BPGSD.

Muller, H, dkk. 2000. Pedoman Mengajar Lari, Lompat, Lempar. Jakarta. IAAF-RDC.

Muler, Harald. 1996. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi. Jakarta. IAAF.

Noehi Nasution,1994. Belajar Motorik. Jakarta : Balai Pustaka

Rusli Lutan, 1988, Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta : Dirjen Dikti Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


(6)

46

Suherman. 2000, Dasar – Dasar Pendidikan Jasmani, Jakarta : Ditjen Dikdasmen Subagio, DKK. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Materi Pokok, Universitas Terbuka.

Suhardjono,dkk.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara Sukardi, 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara Sunarto dan Agung. Hartono. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Penerbit

Rineka Cipta. Jakarta.

Surya. Cappelo, 1997. Motivasi dan Pembelajaran Siswa. Jakarta: Tiga Serangkai Sugiyanto. 1993. Belajar Motorik. Jakarta : KONI Pusat.

________. 2004. Belajar Gerak. Jakarta : KONI Pusat.

________. 2007. Metodelogi Penelitian. Jakarta. PT. Gramedia.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. PT. Gramedia.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU TEKNIK LINIER DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIIa SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

2 13 14

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA SOFTBALL MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA RSBI KELAS VIII.2 DI SMP N 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 13 66

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DALAM BULUTANGKIS DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

3 9 71

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM MELALUI ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS VIII A DI SMP XAVERIUS 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012

0 15 66

MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SIDODADI ASRI KECAMATAN JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 47

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN AlAT BANTU PADA SISWA KELAS VIII A SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 65

PENGGUNAAN BOLA BASKET MODIFIKASI TERHADAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN CHEST PASS PADA SISWA KELAS IV SD AL AZHAR 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 21 62

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MERODA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BANTUAN GURU PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 55

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN STOPING BOLA LAMBUNG DENGAN BANTUAN ALAT YANG DI MODIFIKASI PADA CABANG SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII A SMP N 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 14 71

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII B SMP AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

4 24 53