PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHERS) PADA TOPIK ALAT INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA.

(1)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa. Yang telah memberi Rahmat, dan Karunia, serta atas ijin dan Ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “PenerapanModel Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) Pada Topik Alat Indra Manusia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa (Penelitian Tindakan Kelas Di SD Negeri Pagadean Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013Kecamatan Subang Kabupaten Subang )”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), di Fakultas Ilmu Pendidika (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis dengan senang hati dan bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dalam skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bandung, Desember 2012


(2)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis serta bimbingan yang penulis dapatkan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini, sejumlah orang dengan tulus hati telah memberikan dukungan dan dorongan baik secara moril, materil maupun spiritual. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. H. Dede Somarya, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Bandung dan juga selaku Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Nana Djumhana, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan saran dan kritik dan bimbingan yang berharga selama penulisan skripsi ini.

3. Bapak Sandi Budi Iriawan, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PGSD yang telah membantu dan memberikan arahan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. NR Ipung Puspitasari, selaku Kepala Sekolah SDN Pagadean yang telah memberikan fasilitas dan tempat dalam pelaksanaan penelitan tindakan kelas ini.


(3)

5. Ibu dan Bapak guru SDN Pagadean yang telah memberikan bantuan moril maupun materil yang sangat berharga sekali selama penulis melakukan penelitian.

6. Ayah dan Ibuku tercinta yang telah dengan rela mendidik, membesarkan dan mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayang serta do’a yang tak pernah henti yang dipanjatkan untukku. Semoga Allah mengabulkan segala do’a dan cita-citanya.

7. Untuk Kakak dan Adikku yang tercinta yang telah memberi dorongan dan semangat untuk menjalani perkuliahan.

8. Untuk suamiku tercinta Drs. Kusnadi, M.M.Pd, terima kasih yang sebesar-besarnya karena selama ini telah menjadi pemberi semangat terbesar setiap saat dalam menjalani perkuliahan ataupun dalam penyusunan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terwujud.

9. Untuk anaku yang tercinta Triska Hurul Aini dan Aufa Azfar Mauladi, terima kasih karena hadirmu telah memberi semangat dalam menjalani semua tugas dan aktifitas, semoga engkau menjadi anak yang soleh dan dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari kedua orang tuamu serta menjadi anak yang berguna bagi orang lain dan dapat mengamalkan ilmu yang kamu dapatkan kepada sesama.

10. Ibu dan Bapak mertua yang selalu memberikan dukungan serta do’anya kepada penulis.

11. Bu Diana, Bu Lilih, Bu Ika,Bu Intan, Bu Desi,serta teman seperjuangan angkatan 2011 kelas dualmode, yang telah berjuang bersama-sama dalam


(4)

menyelesaikan perkuliahan ini dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang turut berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Anak-anakku kelas IV SDN Pagadean , terima kasih atas bantuan dan kerja

samanya dalam melaksanakan penelitian ini.

13. Serta seluruh pihak yang turut andil dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang secara ikhlas memberikan bantuan kepada penulis, Amin.

Bandung , Desember 2012


(5)

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH . ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Hipotesis Tindakan ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Hasil belajar ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Pengertian Hasil Belajar ... 12

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 14

B. Model Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 15

1. Pengertian Cooperative learning ... 15


(6)

3. Karakteristik/ciri-ciri model Cooperative learning ... 19

4. Tujuan Cooperative learning ... 20

5. Manfaat Cooperative learning ... 21

6. Kelebihan dan kekurangan Cooperative learning ... 21

7. Prosedur Cooperative learning... 22

8. Pengertian Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 24

9. Tujuan Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 25

10. Manfaat Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 26

11. Kebaikan dan kelemahan Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 26

12. Langkah-langkah Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) ... 27

C. Pembelajaran IPA di SD ... 29

1. Pengertian Pembelajaran IPA di SD ... 29

2. Karakteristik Pembelajaran IPA di SD ... 30

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD ... 31

D. Penerapan Model Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) pada pembelajaran IPA tentang Alat indra Manusia ... 32

E Alat indra manusia Bagian bagian dan fungsinya ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Penelitian ... 41

B. Model Penelitian ... 43

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 45

D. Prosedur Penelitian ... 46

1. Perencanaan atau Planing ... 46


(7)

3. Observasi ... 49

4. Refleksi atau Reflecting ... 50

E. Instrument Penelitian ... 51

F. Tehnik Pengolahan Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 57

1. Deskripsi siklus I ... 57

a. Perencanaan tindakan siklus I ... 57

b. Pelaksanaan Tindakan ... 57

c. Observasi tindakan Siklus I ... 59

d. Refleksi Tindakan Siklus I ... 64

2. Deskripsi siklus II ... 65

a. Perencanaan tindakan siklus II ... 65

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 66

c. Observasi tindakan Siklus II ... 68

d. Refleksi Tindakan Siklus II ... 72

B. Pembahasan ... 74

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 79

B. Rekomendasi ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(8)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Kategori nilai rata-rata siswa ... 54

2. Tabel 3.2 Kategori perolehan Prosentase KKM Siswa ... 55

3. Tabel 4.1 Nilai siswa siklus I ... 60

4. Tabel 4.2Hasil penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 61

5. Tabel 4.3 Nilai siswa Siklus II ... 68

6. Tabel 4.4 Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 79


(9)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Mata ... 35

2. Gambar 2.2 Telinga ... 37

3. Gambar 2.3 Hidung ... 79

4. Gambar 2.4 Lidah ... 39

5. Gambar 3.1 Diagram alur PTK Menurut Kemmis dan MC. Taggart ... 45

6. Gambar 4.1 Nilai Siswa Siklus I ... 60

7. Gambar 4.2 Nilai Siswa Siklus II ... 69


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan kita mengacu kepada tujuan pendidikan yang dituangkan dalam Undang-undang Nomor 2/1989 tentang sistem pendidikan Nasional, Bab I pasal 4 yang berbunyi sebagai berikut :

“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur , memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”

Untuk mencapai tujuan pendidikan diatas yang memiliki peranan penting adalah orang yang mampu mendidik, karena melalui proses pendidikan manusia bisa mencapai kesempurnaan dalam hidup, sebagaimana Menurut Udin Syaefudin Sa’ud,(2005 : 5) mengatakan bahwa:

“Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan mendidik. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental emosional, moral dan keimanan dan ketaqwaan manusia.”

Berdasarkan pendapat diatas bahwa peran pendidik sangat penting karena bisa mempengaruhi dan mengubah perkembangan mental, pertumbuhan fisik, moral manusia dan juga peningkatan keimanan kepada Tuhan yang maha esa. Untuk mencapai semua itu pendidik harus mampu memberikan layanan terhadap siswa serta mampu mengemas metode serta menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik suatu pelajaran. Kesiapan guru mengenal


(11)

2

karakteristik siswa dalam pembelajaran meruapakan modal utama penyampaian bahan pelajaran dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah Dasar penting sekali memperhatikan karakteristik materi pelajaran dihubungkan dengan tahap-tahap perkembangan anak seusia 6-12 tahun, serta metode atau model pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa, sehingga selama proses belajar mengajar siswa memperoleh ilmu pengetahuan dengan enjoy dan tidak membosankan, dengan pembelajaran yang menarik siswa akan bersemangat untuk belajar baik itu dalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah.

Untuk pendidik yang mengajarkan materi pelajaran IPA di sekolah Dasar penting sekali mengetahui karakteristik pelajaran IPA, dimana IPA merupakan suatu ilmu pasti yang berkaitan dengan Alam, dengan mahluk hidup temasuk juga manusia sebagai objek dari pelajaran IPA. manusia yang memiliki organ tubuh yang sempurna, memiliki alat indra yang lengkap, jika seorang pendidik bisa menyajikan dengan memperhatikan semua aspek yang penting termasuk karakteristik materi akan mudah diterima oleh siswa, contoh dari materi pelajaran alat indra setelah meraka tahu dan mamahami tentang alat indra mereka akan bisa untuk menjaga, memelihara dan menggunakan alat indra sesuai dengan fungsinya serta pada akhirnya siswa akan merasa bersyukur kepada Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan alat indra.

Melihat pada suatu kenyataan yang terjadi dilapangan masih banyak sekali guru yang tidak memperhatikan hal yang penting yang diungkapkan diatas,


(12)

mereka mengajar hanya menggugurkan suatu kewajiban, hanya mentrafer ilmu pengetahuan, tidak memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti aspek social budaya , etika dan yang lainnya. Metode yang diberikan monoton hanya ceramah dan ceramah, tidak berpikir kreatif untuk menerapkan model pembelajaran yang lebih menarik.

Seperti halnya yang terjadi di Kelas IV SD Negeri Pagadean Kecamatan Subang, Kabupaten Subang untuk materi pelajaran IPA tentang Alat Indra manusia nilainya relative rendah, padahal materi itu tergolong materi yang mudah karena materi ini untuk media pembelajaran dimiliki oleh siswa sendiri. Pada kenyataanya hasil yang diperoleh oleh siswa kelas IV SD Negeri Pagadean pada semester 1 Pada Mata Pelajaran tentang alat Indra Manusia dari jumlah 24 orang siswa yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 6 orang, kalau kita presentasikan hanya 25% yang memperoleh nilai diatas KKM, adapun KKM yang telah ditetapkan adalah 70. Dilihat dari nilai rata-rata keseluruhan untuk materi alat indra manusia ini adalah 65,42. Jadi hasil yang diperoleh baik secara individual maupun secara klasikal tergolong rendah.

Peneliti mencoba menelaah secara kilas balik mengapa nilai untuk materi alat indra manusia tergolong rendah, setelah ditelaah ternyata metode yang digunakan konvensional yaitu ceramah, dimana guru hanya memberikan pengetahuan kepada siswa secara searah, guru terus yang ceramah tanpa memberikan keleluasaan pada siswa untuk berpikir, siswa hanya diam, duduk mendengarkan materi, dan mencatat . Proses pembelajaran seperti ini tentunya lama kelamaan menjadi monoton, membosankan dan kurang menarik perhatian


(13)

4

siswa. Dan ternyata hasil yang diperolehnyapun sesuai dengan pelayanan yang diberikan kepada siswa. Karena menurut teori bahwa dengan melihat saja orang akan cepet lupa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berkeinginan untuk mengadakan inovasi dalam pembelajaran, dengan menggunakan model pembelajara yang aktif, kraeatif dan menyenangkan . pada kesempatan ini peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) dengan harapan dengan menggunakan model ini hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Alat indra manusia menjadi meningkat, baik secara pengetahuan, keterampilan maupun dalam sikap dan tingkah laku.

Dari latar belakang di atas maka penelitian ini mengambil judul “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) pada Topik Alat Indra Manusia Pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV smester I SD Negeri Pagadean Kecamatan Subang Kabupaten Subang”

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan secara umum dari penelitian ini adalah “ Bagaimana meningkatkan Hasil belajar siswa pada topik alat indra manusia pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Pagadean Kecamatan Subang Kabupaten Subang dengan menerapkan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Together) .

Dari rumusan secara umum diatas, dapat diuraikan menjadi sub-sub rumusan masalah, yaitu sebagai berikut :


(14)

1. Bagaimanakah perencanaan penerapan model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Topik Alat Indra Manusia pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Pagadean Kecamatan Subang?

2. Bagaimana penerapan model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Topik Alat Indra Manusia Mata Pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Pagadean Kecamatan Subang.

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada Topik Alat Indra Manusia Pada Mata Pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Pagadean setelah menerapan model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers).

C. Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) pada Topik Alat Indra Manusia pada Mata pelajaran IPA dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa di kelas IV di SD Negeri Pagadean tahun pelajaran 2012-2013.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemasalahan diatas, tujuan secara umum dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas Pembelajaran IPA Di SD Pagadean melalui penerapan Model Cooperative Learning Tipe NHT (numbered Heads Together). .


(15)

6

1. Mengungkap perencanaan penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) pada pembelajaran IPA tentang Alat Indra Manusia di kelas IV SD Negeri Pagadean

2. Mengungkap pelaksanaan penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) pada pembelajaran IPA tentang Alat Indra Manusia di kelas IV SD Negeri Pagadean

3. Mengungkap besaran peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang Alat Indra Manusia di kelas IV SD Negeri Pagadean melalui penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) .

E. Manfaat penelitian

Penelitian ini dimaksudkan dapat mengatasi beberapa permasalahan yang telah dikemukakan. Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Siswa

a.Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers)

b. Pendidikan IPA akan lebih baik dan bermakna bagi siswa sesuai dengan tuntutan dari tujuan mata pelajaran IPA.

2. Guru

a. Dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa


(16)

b. Memberi kemampuan baru dalam upaya Peningkatan kualitas mengajar khususnya Mata Pelajaran IPA di sekolah dasar.

3. Sekolah

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers).

b. Meningkatkan keberhasilan siswa dalam meraih prestasi di sekolah sesuai dengan visi dan misi.

c. Meningkatkan profesionalisme guru melalui penelitian tindakan kelas. F. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi dan menghindari kesalahpahaman mengenai penelitian ini, maka perlu di berikan penjelasan-penjelasan tentang Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian :

1. Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers)

Tehnik belajar mengajar kepala bernomor (Numbered Head Together) yang dikembangkan Spencer Kagan (1992) dalam Anita Lie (2002 : 59) menyatakan bahwa :

Tehnik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Siswa lebih banyak terlibat dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pejalajaran tersebut.

Tahapan dalam Cooperative learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) adalah sebagai berikut


(17)

8

(2) Pemberian Pertanyaan , (3) berpikir bersama, (4) menjawab pertanyaan.

Menurut UU RI no 28 tahun 2003 tentang pembelajaran yaitu : “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar “

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (2008:154) Pembelajara IPA mempelajari tentang:

“Hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya serta pemeliharanaanya. dengan mendeskripsikan antara struktur alat indra dengan fungsinya serta menerapkan cara memelihara kesehatan alat indra"

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa adalah hasil upaya siswa setalah proses belajar selesai melalui evaluasi dinyatakan dalam bentuk angka atau symbol setelah . Hal ini sesuai dengan pendapat (Sutartinah Tirtonegoro, 1984 : 14 )

“Hasil Belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”

Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto (1985:41) bahwa hasil belajar adalah suatu prestasi yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes tertulis berupa pilihan ganda.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada Penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Himawan et al, (2007 : 79) “ Penelitian Tindakan Kelas dapat di definisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional”.

Menurut John Elliot, penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Sedangkan menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk refleksi diri yang dibentuk oleh para partisipan (guru, siswa, atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran.

Menurut Romiati (2006-25) dikatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat dengan melaksanakan tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa didik. Hal tersebut diatas sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kasbolah (1999-15) bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian Tindakan dalam bidang pendidikan yang di laksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau untuk meningkatkan kualitas


(19)

42

pembelajaran, hal tersebut sependapat yang dikemukakan Wadani et al (2004: 14) bahwa Penelitian Tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri. Dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa didik menjadi meningkat.

Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam penelitian tersebut guru terlibat langsung dalam setiap proses pembelajaran maupun dalam setiap tindakan kelas. Dengan demikian guru memiliki dua peran yaitu sebagai peneliti, sebagai pelaksana dan juga sebagai objek yang diteliti. Hal tersebut sesuai dengan bentuk PTK yang dikemukakan oleh Oja dan Smulyan (Kasbolah, 1999 : 22) bahwa guru sebagai peneliti memiliki cirri yang penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses Penelitian Tindakan Kelas.

Guru sebagai pelaksana Tindakan Kelas hendaknya mengetahui dan memahami karakteristik PTK. Ada beberapa karakteristik khusus dalam PTK menurut Gunawan (2008-9) diantaranya sebagai berikut:

1. Masalah yang diteliti dalam PTK adalah “mikro” yang dibatasi oleh dinding dinding kelas

2. Bertujuan untuk memperbaiki PBM yang bersifat untuk “mengevaluasi diri” 3. PTK merupakan penelitian terapan untuk memecahkan masalah-masalah

didik ayang dihadapi guru dan sinya perecaiswa.

4. PTK bersifat siklus artinya perencanaan pengajaran dan pelaksanaan pembelajaran dapat ditindak lanjuti dengan pengamatan dan upaya memperbaikinya.


(20)

5. PTK berorientasi pada daya serap dan taraf materi pengajaran

Berdasarkan karakteristik diatas maka yang pertama kali menyusun PTK berangkat dari permasalah yang muncul dalam ruangan kelas yang dihadapi oleh guru, karena guru tersebut telah mengetahui dan mengenal situasi pembelajaran di dalam kelasnya, serta permasalahan yang terdapat di dalam kelasnya. Dari permasalahan tersebut dibuktikan dengan fakta yang realita yaitu hasil evaluasi yang diperoleh siswa sehingga pada karakteristik yang ke dua guru berusaha untuk memperbaiki proses pembelajarannya.

Untuk memperbaiki proses pembelajaran diperlukan kajian-kajian atau penelaahan untuk memecahkan masalah tersebut. Pertama pengkajian karakteristik materi pada mata pelajaran, yang kedua adalah model tindakan apa yang cocok untuk mengatasi materi tersebut. Baru pada tahap selanjutnya mengadakan pelaksanaan atau tindakan kelas.

B. Model Penelitian

Dalam penelitian ini rangcangan yang akan dilaksanakan adalah model PTK spiral yang mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart di dalam Penelitian tersebut memiliki 2 siklus yang terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, (Kasbolah 1999 : 14) dikatatakan bahwa :

Menurut Kemmis dan Mc Taggart penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana ke empat aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan moment-moment dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.


(21)

44

Menyimak pendapat Kemmis dan Taggart diatas, bahwa pelaksanaan siklus tidak hanya dilaksanakan satu kali atau dua kali tetapi sampai beberapa kali sampai dengan tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan siklus mengacu pada perencanaan (planning), Tindakan (action), observasi (observasion), dan refleksi (reflection).

Dalam setiap siklus terdapat (1) Perencanaan (planning) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan dan membantu guru dalam penggunaan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Together) pada mata pelajaran IPA di kelas IV, Pelaksanaan tindakan (action) adalah tindakan yang akan dilaksanakan guru dalam meningkatkan aktivitas siswa. (3) observasi () adalah kegiatan mengamati hasil dan aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung (4) Refleksi (reflection) adalah guru mengkaji, menelaah, melihat, dan mempertimbangkan proses dan hasil pelaksanaan tindakan dalam proses belajar mengajar. Setelah mengetahui hasil refleksi guru melakukan perbaikan terhadap rencana berikutnya atau dalam siklus berikutnya hal ini terus berulang tidak hanya sampai dengan dua siklus tetapi sampai beberapa siklus yang terpenting adanya suatu perbaikan dan peningkatan terus di setiap siklusnya sampai dengan tujuan yang diharapkan tercapai.

Untuk lebih memperjelas langkah-langkah penelitian yang akan kita laksanakan dapat melihat atau mengacu pada bagan spiral Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan Oleh Kemmis dan Taggart (Hermawan et al 2002 : 235) berikut ini.


(22)

Gambar 3.1

Alur PTK menurut : Kemmis dan Mc Taggart

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Pagadean Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Subang Kabupaten Subang. Sekolah tersebut terletaknya di daerah Pekauman dan dekat dengan Pertokoan, tepatnya di Jalan H. Agus Salim No. 1 Subang.

Observasi awal

Perencanaan

Tindakan Refleksi

Observasi

Tindakan Perencanaan

Refleksi

Hasil Observasi SIKLUS I


(23)

46

Waktu pelaksanaan dalam Penelitian ini yaitu pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 dengan melalui dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 November 2012 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 November 2012.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Pagadean dengan Jumlah siswa 24 orang.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mengacu pada alur PTK yang dibuat oleh Kemmis dan Taggart dengan melaksanakan kegiatan yang berbentuk siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Dari keempat tahapan dalam siklus itu merupakan suatu system yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya

Prosedur penelitian tindakan Kelas yang peneliti lakukan adalah implementasi atau Penerapan Model Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) pada topik alat Indra Manusia mata Pelajaran IPA di kelas IV pada semester I adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan atau planning

Pada tahap perencanaan Peneliti menelaah kurikulum, Silabus mata pelajaran IPA kelas IV semester I yang sudah ada pada KTSP yang diterbitkan oleh BNSP. Merencanakan topik yang akan dibahas kebetulan sesuai dengan waktu penelitian yang pas adalah Topik Alat Indra manusia,


(24)

selanjutnya peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi alat indra manusia dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) , menyiapkan media berupa gambar dan buku penunjang lainnya, yang berkaitan dengan topik Alat Indra Manusia, menetapkan focus observasi dan aspek yang diamati dituangkan dalam lembar observasi atau lembar pengamatan untuk siswa maupun guru, menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya, peneliti membentuk kelompok belajar siswa secara heterogen dari jenis kelamin, tingkat kemampuan prestasi siswa. Pembentukan kelompok untuk mempermudah pelaksanaan kerja siswa dalam menyelesaikan lembar tugas kelompok. Melalui perencanaan yang matang, pelaksanaan tindakan perbaikan, tujuan pembelajaran, yang kita inginkan dapat tercapai.

Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar alat indra manusia, membuat nomor di kepala dari lembar kertas untuk tiap siswa. membuat panduan wawancara siswa, membuat soal evaluasi dan kunci jawaban, membuat Lembar Kerja Siswa dan petunjuk kegiatan,

Penentuan personil observer yang dilibatkan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, observer adalah teman sejawat yang sudah pernah membuat PTK, yang lebih memahami tentang PTK hal ini supaya bisa membantu peneliti dalam penggalian sumber yang akurat dan meminta masukan-masukan dalam penelitian ini.


(25)

48

2. Pelaksanaan Tindakan atau acting

Pada tahap ini peneliti terutama guru adalah melakukan tindakan-tindakan yang berupa intervensi terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas sehari-hari( kasihani kasbolah,1998/1999) sehingga dengan demikian setelah disepakati rancangan yang berhasil dirumuskan oleh tim peneliti pada tahap perencanaan tindakan, maka rancangan rumusan scenario tindakan yang telah disepakati dalam tahap persiapan dan perencanaan tadi dicoba untuk dilaksanakan oleh guru didalam kelas karena pada hakekatnya tahapan ini adalah pelaksanaan rencana tindakan yang dikembangkan pada tahap perencanaan ( Depdikbud, 1999:34).

Pada tahap ini peneliti/guru melaksanakan skenario pembelajaran dalam bentuk RPP dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) . Tahap-tahap pelaksanaan dalam model pembelajaran Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Heads Togethers) adalah sebagai berikut :

Fase 1 Penomoran

Dalam fase ini Guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 – 5 orang. Dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor yang berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa dalam kelompok.

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum. Dengan tingkat kesulitan yang berbeda pula.


(26)

Fase 3 berfikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.

Fase 4 Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya sesuai mengangkat tangan kanan dan berdiri kemudian menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.

Untuk membantu tim peneliti dalam melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan guru di dalam kelas, daftar cek sebagai alat bantu dalam pengamatan pelaksanaan tindakan tadi akan disiapkan. Setiap temuan hasil pengamatan akan didokumentasikan dan dicatat sesuai dengan butir-butir yang ada dalam daftar cek yang telah disiapkan tersebut. Bila timbul hal-hal yang tidak tercantum dalam rencana tindakan sebelunya maka guru dapat melakukannya. Begitu pula halnya dengan tim peneliti yang bertugas untuk mengamati akan mencatat hal-hal yang tidak terdapat dalam daftar cek yang telah disiapkan. Disepakati pula bahwa selama dalam kegiatan penelitian siswa diupayakan belajar seperti biasa dan kehadiran tim peneliti tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.

3. Observasi

Pada pelaksanaannya tahap observasi adalah bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan.observasi secara lebih operasional adalah semua


(27)

50

kegiatan untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai oleh tindakan yang direncanakan itu atau pun sampingannya ( Kasihani Kasbolah, 1998/1999). Fungsi diadakannya observasi adalah: (1) untuk mengetehuikesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya;(2) untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diingini ( kasihani kasbolah,1998/1999:91-92).

Dalam tahap ini dilaksanakan obeservasi dengan menggunakan lembar observasi dan mengevaluasi apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan perbaikan.

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman sejawat selain oleh peneliti. Meliputi pengisian instrument penelitian, pengumpulan data nilai ulangan siswa setelah mendapatkan tindakan, menganalisa data dan menyusun langkah-langkah perbaikan.

4. Refleksi atau reflecting

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah melakukan analisis-sintetis, interprestasi,dan eksplanasi penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh sehingga dengan demikian data yang tercatat maupun yang tidak tercatat tetapi sempat terekam oleh tim peneliti dikonfirmasikan dan di analisis serta dievaluasi untuk dimaknai supaya dapat diketahui pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan tersebut telah dapat tercapai atau belum agar tim peneliti mendapatkan kejelasan tindakan baru yang akan dilakukannya


(28)

kemudian. Kegiatan refleksi, merupakan kegiatan untuk menemukan hal-hal tertentu untuk kemudian dilanjutkan membuat perencanaan baru untuk melakukan tindakan baru. Penyempurnaan penyempurnaan kearah perbaikan tindakan selanjutnya dirumuskan untuk dituangkan kedalam rencana tindakan baru.

E. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa instrumen tes dan non tes adalah sebagai berikut :

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang akan digunakan terdiri dari lembar kerja siswa dan lembar evaluasi belajar (ulangan harian) dalam bentuk pilihan ganda. 2. Instumen Non Tes

Instrumen Non Tes yang akan digunakan terdiri dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa serta wawancara

F. Tehnik Pengolahan Data

1. Tehnik Pengolahan data Hasil Observasi a. Reduksi Data

menyeleksi data dengan cara memilah dan memilih data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan.

b. klasifikasi data

Mengklasifikasikan data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II dengan mengacu pada RPP. Tujuannya untuk mengetahui aktivisas


(29)

52

guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak harapkan terjadi juga untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh. Dan untuk mempermudah data-data kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenis datanya misalnya

1) Data tentang aktivitas siswa 2) Data tentang aktivitas guru 3) Data tentang hasil belajar c. Display data

Mendeskripsikan data yang sudah diperoleh baik dalam bentuk narasi, uraian atau dalam bentuk tabel juga grafik

d. Interpretasi Data

menafsirkan data-data yang sudah di display baik data dalam bentuk tabel atau dalam bentuk grafik.

e. Refleksi

Meninjau kembali perencanaan dan pelaksanaan yang telah dilakukan dengan cara melihat kekuatan yang sudah diperoleh atau kelemahan apa yang harus ditingkat, kemudian kekuatan dan kelemahan tersebut dianalisis mengapa masih terjadi kelemahan dan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut kemudian ditingkatkan pada tindakan berikutnya.

2. Tehnik Pengolahan Data Hasil Tes a. Scoring


(30)

Soal yang digunakan pada penelitian ini berupa uraian berjumlah 4 soal. Setiap Soal mempunyai bobot skor 25 apabila siswa menjawab dengan benar sehingga skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 100. Skor setiap siswa yang diperoleh ditentukan dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh untuk setiap jawaban benar dengan rumus

Jumlah jawaban benar

Nilai = x 100% Jumlah seluruh soal

b. Menghitung rata-rata

Untuk mendapatkan nilai individu Siswa dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Nilai = Jumlah skor x 100 Skor maksimal

Sedangkan untuk menghitung rata-rata post tes adalah : X = X1

N

Keterangan : X = rata-rata

Σ = jumlah seluruh skor N = jumlah subjek

Setelah pengolahan data selesai data tersebut di konversikan kedalam table dan grafik. Pada akhir kegiatan penelitian, hasil


(31)

54

analisis data akan digunakan untuk menarik kesimpulan dalam laporan

3. Analisis Data Hasil Tes

Kriteria penilaian pada post tes siklus I dan siklus II adalah berupa pilihan ganda yang berjumlah 10. Dimana setiap soal mempunyai bobot 1. Karena skor maksimum yang diharapkan 100, maka hasil jawaban yang benar dikalikan dengan angka 10. Sedangkan untuk nilai kelompok hasil dari pengisian LKS diberi skor maksimal 100 .

Untuk nilai hasil Lembar Kerja Siswa dan hasil tes siswa bisa dikelompokan menjadi beberapa katagori sebagai berikut

Tabel 3. 1

Kategori nilai rata-rata siswa

No Rentang nilai Katagori

1 90 – 100 Sangat baik

2 70 – 89 Baik

3 50 – 69 Cukup

4 30 – 49 Kurang

5 0 – 29 Kurang Sekali

Sedangkan untuk prosentase KKM dapat dikelompokan menurut katagori sebagai berikut :


(32)

Tabel 3. 2

Kategori Perolehan prosentase KKM Siswa

No Prosentase Katagori

1 70% - 100 Tuntas


(33)

79

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada pembahasan dan hasil temuan dari penelitian ini, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran IPA dalam topik Alat Indra Manusia kelas IV SDN Pagadean kecamatan Subang Kabupaten Subang dengan menggunakan model cooperative learning tipe NHT (numbered heads together) terlihat dengan baik dengan indikator yang ingin dicapai (1) siswa dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi indra manusia. (2)siswa mampu mendeskripsikan mekanisme indra manusia dalam menanggapi rangsang. (3) siswa mampu mendeskripsikan kelainan yang terjadi

padaindra manusia serta cara memelihara kesehatanindra manusia. 2. Pada Pelaksanaan pembelajarann IPA dengan topi alat Indera Manusia

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe NHT (numbered heads together) siswa banyak yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran pada fase pertama siswa mengikuti dan menerima pembagian kelompok dengan lapang dada, tidak memilih sesuka hatinya, pada fase kedua mereka menerima pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sesuai bagiannya tanpa saling berebut memilih pertanyaan yang mudah, pada fase ketiga siswa aktif mengerjakan soal yang diberikan dengan penuh tanggung jawab dan siswa yang lebih mampu dan yang kurang mampu mau bertanya pada yang lebih mampu. Pada fase ini siswa terjadi


(34)

saling interaksi dan terjadi komunikasi, saling membantu sesama teman. Pada fase ke empat siswa mampu dan mau tampil kedepan dengan berani, percaya diri siswa menjadi lebih meningkat, wawasan mereka bertambah. 3. Hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA topik alat indra

manusia setelah menggunakan model cooperative learning tipe NHT (numbered heads together) mengalami peningkatan setiap siklusnya hal ini terlihat hasil siklus I siswa mencapai rata-rata dari nilai post test yaitu rata-rata 71,25 dan pada siklus II mencapai rata-rata 80,42 peningkatan nilai rata-rata pada siklus II dapat dikatakan cukup tinggi . Dengan KKM yang telah ditentukan adalah 70. Pada siklus I hasil rata-rata nilai kelompok adalah 77,5 Pada siklus II meningkat menjadi 88,3. Hasil penilaian kelompok dapat dikatakann juga cukup tinggi.

B. Rekomendasi

Penelitian tindakan kelas menggunakan metode Cooperative Learning tipe NHT (numbered heads together) dapat meningkatkan hasil belajar, oleh karena itu peneliti memberikan saran sebagai berikut

1. Bagi Sekolah, hasil penelitian Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe NHT (numbered heads together) dapat meningkatkan atau memberikan kontribusi untuk sekolah, atas dasar itu sekolah agar memberikan dorongan dan memfasilitasi pengembangan dari penelitian ini untuk diterapkan pada mata pelajaran lainnya yang sesuai dengan karakter materi pelajaran, waktu dan juga situasi dan kondisi sehingga hasil yang akan diperoleh akan mencapai hasil yang baik.


(35)

81

2. Bagi guru, dengan mengunakan metode Cooperative Learning tipe NHT (numbered heads together), ternyata hasil belajar siswa meningkat. Saran peneliti bahwa sebagai guru agar lebih banyak lagi metode yang diterapkan dalam pembelajaran sehingga kita tidak selalu menggunakan pembelajaran yang sifatnya monoton atau menjenuhkan.

3. Bagi peneliti lainya bahwa penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan kajian untuk pengembangan penelitian selanjutkan agar lebih menarik dan meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi S. (2007) Penelitian Tindakan Kelas Jakarta ; Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional (2006), kurukulum KTSP Kelas IV SD Jakarta ; Depdiknas.

Depdiknas (2005), Pedoman penulisan Karya Ilmiah (laporan, Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Djamarah, Syaipul Bahri (2006) Strategi Belajar Mengajar, Jakarta PT Rineka Cipta.

Harijanto (2004) Sains, Jakarta; Penerbit Erlangga

Hermawan, et al (20070 Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar Bandung : UPI Press.

Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.

I.S Joni, (2009) Pembelajaran Cooperative Yogyakarta, Penerbit Pristaka Pelajar.

Kasbolah, K (1999) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Malang; Depdikbud Lie, Anita (2002) Cooperative Learning, Jakarta PT Grasindo

Purwanto, M. Ngalim. 1985. Primsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Karya.

Rina Laela Sukmasari, Ratnasari, (2004), Pedoman Pembelajaran Pengetahuan Sosial secara konstektual untuk Guru SD, Bandung, Depdiknas Dirjen Dikdasmen Lembaga Penjamin mutu Pendidikan Jawa Barat.


(37)

83

Rositawati, S dan Muharam, Aris (2008), Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD. Jakarta, Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sagala, Syaeful, (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung Penerbit Alfabeda.

Saodih, Nana, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slavin, Robert E (2008) Cooperative learning Riset, teori dan praktik Bandung Media nusa.

Sutaro, Nono, (2004) Materi dan Pembelajaran IPA SD, Jakarta : Penerbit, Universitas Terbuka Depdiknas.

Suhartini, Dwi (2009) Ilmu Pengetahuan Alam Jakarta Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remajarosda Karya.

Taniredja, Tukiran, dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : CV ALFABETA.

http://www.scribd.com/doc/24529374/22/Sintaks-dan-Jenis-Jenis-Model-Cooperative-Learning/27/07/2012

http://mbegedut.blogspot.com/2011/02/pengertian-hasil-belajar-menurut-para. html/ 29/07/2012

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2258709-model-pembelajaran-cooperative-numbered-head/#ixzz2DPu5oRiZ http:fisika79. Wordpress.com/2011/04/06/model-cooperative-learning/ https://aqilaweb.wordpress.com


(1)

Tabel 3. 2

Kategori Perolehan prosentase KKM Siswa

No Prosentase Katagori

1 70% - 100 Tuntas


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada pembahasan dan hasil temuan dari penelitian ini, maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran IPA dalam topik Alat Indra Manusia kelas IV SDN Pagadean kecamatan Subang Kabupaten Subang dengan menggunakan model cooperative learning tipe NHT (numbered heads together) terlihat dengan baik dengan indikator yang ingin dicapai (1) siswa dapat mendeskripsikan struktur dan fungsi indra manusia. (2)siswa

mampu mendeskripsikan mekanisme indra manusia dalam menanggapi

rangsang. (3) siswa mampu mendeskripsikan kelainan yang terjadi padaindra manusia serta cara memelihara kesehatanindra manusia. 2. Pada Pelaksanaan pembelajarann IPA dengan topi alat Indera Manusia

menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe NHT (numbered heads together) siswa banyak yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran pada fase pertama siswa mengikuti dan menerima pembagian kelompok dengan lapang dada, tidak memilih sesuka hatinya, pada fase kedua mereka menerima pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sesuai bagiannya tanpa saling berebut memilih pertanyaan yang mudah, pada fase ketiga siswa aktif mengerjakan soal yang diberikan dengan penuh tanggung jawab dan siswa yang lebih mampu dan yang kurang mampu mau bertanya pada yang lebih mampu. Pada fase ini siswa terjadi


(3)

saling interaksi dan terjadi komunikasi, saling membantu sesama teman. Pada fase ke empat siswa mampu dan mau tampil kedepan dengan berani, percaya diri siswa menjadi lebih meningkat, wawasan mereka bertambah. 3. Hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA topik alat indra

manusia setelah menggunakan model cooperative learning tipe NHT (numbered heads together) mengalami peningkatan setiap siklusnya hal ini terlihat hasil siklus I siswa mencapai rata-rata dari nilai post test yaitu rata-rata 71,25 dan pada siklus II mencapai rata-rata 80,42 peningkatan nilai rata-rata pada siklus II dapat dikatakan cukup tinggi . Dengan KKM yang telah ditentukan adalah 70. Pada siklus I hasil rata-rata nilai kelompok adalah 77,5 Pada siklus II meningkat menjadi 88,3. Hasil penilaian kelompok dapat dikatakann juga cukup tinggi.

B. Rekomendasi

Penelitian tindakan kelas menggunakan metode Cooperative Learning tipe NHT (numbered heads together) dapat meningkatkan hasil belajar, oleh karena itu peneliti memberikan saran sebagai berikut

1. Bagi Sekolah, hasil penelitian Penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe NHT (numbered heads together) dapat meningkatkan atau memberikan kontribusi untuk sekolah, atas dasar itu sekolah agar memberikan dorongan dan memfasilitasi pengembangan dari penelitian ini untuk diterapkan pada mata pelajaran lainnya yang sesuai dengan karakter materi pelajaran, waktu dan juga situasi dan kondisi sehingga hasil yang akan diperoleh akan mencapai hasil yang baik.


(4)

2. Bagi guru, dengan mengunakan metode Cooperative Learning tipe NHT (numbered heads together), ternyata hasil belajar siswa meningkat. Saran peneliti bahwa sebagai guru agar lebih banyak lagi metode yang diterapkan dalam pembelajaran sehingga kita tidak selalu menggunakan pembelajaran yang sifatnya monoton atau menjenuhkan.

3. Bagi peneliti lainya bahwa penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan kajian untuk pengembangan penelitian selanjutkan agar lebih menarik dan meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi S. (2007) Penelitian Tindakan Kelas Jakarta ; Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional (2006), kurukulum KTSP Kelas IV SD Jakarta ; Depdiknas.

Depdiknas (2005), Pedoman penulisan Karya Ilmiah (laporan, Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Djamarah, Syaipul Bahri (2006) Strategi Belajar Mengajar, Jakarta PT Rineka Cipta.

Harijanto (2004) Sains, Jakarta; Penerbit Erlangga

Hermawan, et al (20070 Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar Bandung : UPI Press.

Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.

I.S Joni, (2009) Pembelajaran Cooperative Yogyakarta, Penerbit Pristaka Pelajar.

Kasbolah, K (1999) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Malang; Depdikbud Lie, Anita (2002) Cooperative Learning, Jakarta PT Grasindo

Purwanto, M. Ngalim. 1985. Primsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Karya.

Rina Laela Sukmasari, Ratnasari, (2004), Pedoman Pembelajaran Pengetahuan Sosial secara konstektual untuk Guru SD, Bandung, Depdiknas Dirjen Dikdasmen Lembaga Penjamin mutu Pendidikan Jawa Barat.


(6)

Rositawati, S dan Muharam, Aris (2008), Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD. Jakarta, Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sagala, Syaeful, (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung Penerbit Alfabeda.

Saodih, Nana, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slavin, Robert E (2008) Cooperative learning Riset, teori dan praktik Bandung Media nusa.

Sutaro, Nono, (2004) Materi dan Pembelajaran IPA SD, Jakarta : Penerbit, Universitas Terbuka Depdiknas.

Suhartini, Dwi (2009) Ilmu Pengetahuan Alam Jakarta Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remajarosda Karya.

Taniredja, Tukiran, dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : CV ALFABETA.

http://www.scribd.com/doc/24529374/22/Sintaks-dan-Jenis-Jenis-Model-Cooperative-Learning/27/07/2012

http://mbegedut.blogspot.com/2011/02/pengertian-hasil-belajar-menurut-para. html/ 29/07/2012

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2258709-model-pembelajaran-cooperative-numbered-head/#ixzz2DPu5oRiZ http:fisika79. Wordpress.com/2011/04/06/model-cooperative-learning/ https://aqilaweb.wordpress.com


Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LUAS PERSEGI DAN LUAS PERSEGI PANJANG.

0 2 9

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)PADA PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 35

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 33

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI ALAT INDRA PENGECAPAN RASA MANUSIA.

0 0 38

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHERS) PADA TOPIK ALAT INDRA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA : Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Pagadean Kelas IV Semester I tahun Pelajaran 201

0 6 43

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT ( NUMBERED HEADS TOGETHER ).

0 6 51