PENGARUH KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) BUDIDAYA JAMUR TIRAM TERHADAP PENINGKATAN STATUS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA KERTAWANGI.

(1)

PENGARUH KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) BUDIDAYA JAMUR TIRAM TERHADAP PENINGKATAN STATUS SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT DI DESA KERTAWANGI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Konsentrasi Pemberdayaan Masyarakat

Dosen Pembimbing: Prof. Ace Suryadi, Ph.D., M.Sc.

Nike Kamarubiani, M.Pd.

Oleh:

Ahmad Dwi Sutrisno 0901646

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Halaman Hak Cipta

Pengaruh Kecakapan Hidup (

Life

Skills

) Budidaya Jamur Tiram

terhadap Peningkatan Status Sosial

Ekonomi Masyarakat di Desa

Kertawangi

Oleh

Ahmad Dwi Sutrisno

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ahmad Dwi Sutrisno 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

AHMAD DWI SUTRISNO

PENGARUH KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) BUDIDAYA JAMUR TIRAM TERHADAP PENINGKATAN STATUS SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT DI DESA KERTAWANGI

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Prof. Dr. Ace Suryadi, Ph.D., M.Sc NIP. 19552072 197803 1 001

Pembimbing II

Nike Kamarubiani, M.Pd NIP. 19750702 200801 2 006

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd. NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram terhadap Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Kertawangi” ini beserta seluruh isinya adalah benarbenar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2014 Yang membuat pernyataan,

Ahmad Dwi Sutrisno NIP. 0901646


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Metode Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi Skripsi... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Pendidikan Luar Sekolah 1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ... 11

2. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 12

3. Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah ... 13

4. Asas Pendidikan Luar Sekolah ... 14

5. Komponen Pendidikan Luar Sekolah ... 16

B. Konsep Pendidikan Kecakapan hidup (Life Skills) 1. Pengertian Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) ... 18

2. Manfaat Kecakapan Hidup (Life Skills) ... 19

3. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)... 19

4. Ciri-ciri Pembelajaran Kecakapan Hidup (Life Skills) ... 21 C. Konsep Pengelolaan


(6)

vi

2. Fungsi Pengelolaan ... 22

D. Konsep Evaluasi Dampak 1. Pengertian Evaluasi Dampak ... 29

2. Tujuan Evaluasi Dampak ... 30

3. Evaluasi Pengaruh Program ... 31

E. Konsep Pemberdayaan 4. Konsep Pemberdayaan ... 22

5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 33

6. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat ... 34

7. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ... 38

F. Konsep Budidaya Jamur Tiram 1. Pengertian Budidaya ... 43

2. Jenis-jenis Jamur ... 43

3. Pengertian Jamur Tiram ... 44

G. Analisis SWOT 1. Definisi Analisis SWOT ... 44

2. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT ... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 48

B. Subjek Penelitian ... 48

C. Desain Penelitian ... 48

D. Definisi Oprasional ... 50

E. Metode Penelitian ... 50

F. Teknik Pengumpulan Data ... 52

G. Triangulasi Data ... 54

H. Instrumen Penelitian ... 55

I. Proses pengembangan Instrumen... 55

J. Teknik Analisis Data ... 55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(7)

vii

2. Keadaan Penduduk ... 58

B. Profil PKBM Bina Terampil Mandiri 1. Latar Belakang PKBM Bina Terampil Mandiri ... 59

2. Dasar Hukum ... 60

3. Visi dan Misi ... 61

4. Legalitas Lembaga Penyelenggara ... 61

5. Program Pembelajaran PKBM Bina Terampil Mandiri ... 61

6. Pendidik dan Tenaga Pendidik ... 62

7. Struktur Organisasi ... 63

8. Gambaran Umum Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram ... 64

C. Hasil Penelitian 1. Gambaran Proses Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram dalam upaya Peningkatan Status Sosial Ekonomi Warga Belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri ... 74

2. Dampak Pelaksanaan Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram terhadap Peningkatan Status Sosial Ekonomi Warga Belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri ... 81

3. Faktor Penghambat dan Pendukung yang Dihadapi oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam Melaksanakan Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram ... 86

D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Gambaran Proses Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram dalam Upaya Peningkatan Status Sosial Ekonomi Warga Belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri ... 90 2. Dampak Pelaksanaan Program Kecakapan Hidup (Life


(8)

viii

Status Sosial Ekonomi Warga Belajar di PKBM Bina

Terampil Mandiri ... 91

Faktor Penghambat dan Pendukung yang Dihadapi oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam Melaksanakan Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 97

B. Rekomendasi ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ... 43

Tabel 4.1 ... 58

Tabel 4.2 ... 63

Tabel 4.3 ... 70

Tabel 4.4 ... 70

Tabel 4.5 ... 76


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ... 16 Gambar 2.2 ... 37 Gambar 4.1 ... 59


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi Penelitian

2. Pedoman Wawancara (Pengelola) 3. Pedoman Wawancara (Tutor)

4. Pedoman Wawancara (Warga Belajar) 5. Pedoman Observasi

6. Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing 7. Surat Permohonan Mengadakan Penelitian 8. Surat telah Mengadakan Penelitian

9. Lembar Bimbingan Skripsi 10.Dokumentasi

11.Riwayat Hidup


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masyarakat yang berada di Desa Kertawangi dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani dan mengandalkan pendapatannya dari hasil panen mereka. Program budidaya jamur tiram merupakan cara alternative dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Masalah pokok ditujukan untuk mengetahui gambaran tentang pengaruh kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram terhadap peningkatan status sosial ekonomi masyarakat di Desa Kertawangi. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1). mengatahui gambaran proses program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram dalam upaya peningkatan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat Desa kertawangi, 2). Mengetahui dampak pelaksanaan program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram terhadap peningkatan status sosial ekonomi masyarakat Desa Kertawangi, dan 3). Mengetahui faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam melaksanakan program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram.

Landasan konsep dalam penelitian ini adalah tentang konsep pendidikan kecakapan hidup, konsep pengelolaan, konsep pemberdayaan dan konsep analisis SWOT.

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu observasi, wawancara, studi literatur, studi dokumentasi dan triangulasi data. Sumber data dalam penelitian ini adalah pengelola PKBM, tutor program budidaya jamur tiram, warga belajar dan pembina PKBM Bina Terampil Mandiri.

Hasil dari penelitian ini adalah: 1). gambaran proses budidaya jamur tiram dilihat dari tujuan, sasaran peserta, materi, jumlah ketenagaan, langkah-langkah kegiatan, sarana dan prasarana, bahan ajar, biaya dan evaluasi, 2). dampak program budidaya jamur tiram dalam meningkatan status sosial ekonomi masyarakat di Desa Kertawangi yang dilihat dari segi pendidikan, skills/pekerjaan dan pendapatan, 3). penghambat dari budidaya jamur tiram adalah kurangnya modal dalam berwirausaha budodaya jamur tiram, sedangkan pendukung dari budidaya jamur tiram adalaha jamur tiram yang menjadi produk unggulan di Desa Kertangi dan suhu yang cocok dalam budidaya jamur tiram.

Kata kunci: pendidikan kecakap hidup, pemberdayaan, faktor penghambat dan pendukung.


(13)

ABSTRACT

This research is motivated by the people residing in the village Kertawangi with predominantly subsistence farmers and farm workers and rely on income from their crops. Oyster mushroom cultivation program is an alternative way to increase incomes. The underlying question is intended to find a picture on the effect of life skills (life skills) oyster mushroom cultivation to increase the socio-economic status of the people in the village Kertawangi. The purpose of this study was: 1). know the picture of the life skills program (life skills) oyster mushroom cultivation in improving increase socio-economic status of the villagers kertawangi, 2). Knowing the impact of the implementation of life skills programs (life skills) oyster mushroom cultivation to increase socio-economic status of the villagers Kertawangi, and 3). Knowing the factors inhibiting and supporting faced by PKBM Bina Terampil Mandiri in implementing life skills (life skills) oyster mushroom cultivation.

The foundation of the concept in this study is about the concept of life skills, management concepts, the concept of empowerment and the concept of SWOT analysis.

Research conducted using descriptive method with qualitative approach. Data collection techniques used, namely observation, interviews, literature studies, documentary studies and triangulation of data. Sources of data in this study is the manager of PKBM, oyster mushroom cultivation program tutors, learners and instructors PKBM Bina Terampil Mandiri.

The results of this study are: 1). overview of the process of cultivation of oyster mushroom seen from the goals, objectives participants, materials, number of workforce, measures of activities, facilities and infrastructure, teaching materials, and evaluation costs, 2). impact of the program in improving the cultivation of oyster mushroom socioeconomic status of the community in the village Kertawangi that in terms of education, skills / employment and income, 3). inhibitor of oyster mushroom cultivation is the lack of capital in entrepreneurship budodaya oyster mushrooms, while supporters of oyster mushroom cultivation adalaha oyster mushroom into a superior product in the Village Kertangi and suitable temperature in the cultivation of oyster mushroom.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan masyarakat saat ini sangat perlu di perhatikan, terlebih pembangunan di pedesaan. Desa adalah bagian dari perekonomian yang menyuplai kebutuhan masyarakat kota, misalnya hasil pertanian semacam beras atau sayur-sayuran. Namun, desa sebetulnya bisa menjadi basis pengembangan kewirausahaan jika dikelola dengan baik. Jadi, sebuah desa bisa saja tidak hanya identik dengan hasil pertanian, namun bisa mengembangkan usaha secara baik. Oleh karena itu, pembangunan perlu diimbangi dengan pemanfaatan Sumber Daya Manusia (selanjutnya ditulis SDM) dan Sumber Daya Alam (selanjutnya ditulis SDA) suatu desa tanpa melihat status pendidikan atau ekonomi masyarakat tersebut, sehingga pengangguran dan kemiskinan dapat berkurang.

Menurut data BPS bulan Agustus 2011, jumlah pengangguran terbuka tercatat sebanyak 7,70 juta orang atau sebesar 6,56 % dari total angkatan kerja sekitar 117,37 juta orang.

Pada tahun 2010 jumlah pengangguran terbuka di wilayah pedesaan lebih besar dibandingkan perkotaan, hal tersebut berbanding terbalik dengan jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2011. Secara statistik tampak terjadi pergeseran peningkatan, yaitu dari jumlah total 7,70 juta orang penganggur terbuka, sebagian besarnya berada di wilayah perkotaan. Jumlah penganggur di daerah perkotaan saat ini tercatat sebanyak 5,2 juta (64%), berarti lebih besar dibandingkan dengan jumlah penganggur terbuka di wilayah pedesaan yaitu berjumlah sekitar 2,9 juta (36%). Jika dilihat dari latar belakang pendidikan penduduk yang menganggur tersebut, 24% berpendidikan belum atau tidak tamat SD, 22% berpendidikan SLTP, 28% berpendidikan SMA, 13% berpendidikan SMK, 5% berpendidikan Diploma, dan 8% berpendidikan Sarjana. (sumber http://www.bps.go.id., diakses pada tanggal 20 Januari 2014)


(15)

2

Indonesia memiliki hampir sekitar 63.900 desa yang tersebar diseluruh nusantara dengan keanekaragaman kekayaan sumber daya alam yang melimpah baik di sektor pertambangan, pariwisata, pertanian, kehutanan, perkebunan dan lain sebagainya. Sementara itu, jumlah penduduk miskin yang hidup di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia hingga bulan September 2012 tercatat mencapai 28,59 juta orang atau 11,66% dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk miskin di pedesaan tercatat hingga bulan September 2012 sebanyak 18,08 juta orang atau 14,70%. Jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih banyak dibanding diperkotaan yang hanya 10,51 juta orang atau 8,60%. (sumber http://www.bps.go.id., diakses pada tanggal 20 Januari 2014)

Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran karena terjadinya kompetisi dalam memasuki lapangan kerja. Peningkatan jumlah pengangguran tersebut terjadi karena masih lemahnya kemampuan dalam pemberdayaan potensi lokal oleh penduduk di wilayah pedesaan yang menyebabkan angka urbanisasi meningkat, hal tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan angka pengangguran terbuka di wilayah perkotaan. Peningkatan penganggur terbuka di wilayah perkotaan yang tidak segera diselesaikan segera akan berdampak buruk terhadap pendapatan ekonomi masyarakat dengan meningkatnya angka kemiskinan. Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Semua itu dapat disimpulkan bahwa kemiskinan terjadi akibat rendahnya pendapatan ekonomi masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Menurut W.W. Rostow (www.wikipedia.com) menyatakan bahwa salah satu pertumbuhan ekonomi adalah masyarakat tradisional. Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang mempunyai struktur perkembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas, belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern, dan terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dicapai. Dengan kata lain masyarakat tradisional yang dimaksud


(16)

3

adalah masyarakat di wilayah pedesaan yang memiliki produksi yang terbatas sesuai potensi lokal yang dimiliki, sedikitnya pengetahuan dan kurangnya teknologi yang memadai mulai dari pengolahan sampai distribusi hasil potensi lokal yang diolahnya, serta terbatasnya output per kapita yang dapat dihasilkan. Masyarakat di sini merupakan warga belajar yang telah mengikuti program life

skills budidaya jamur tiram. Setelah mengikuti program tersebut warga belajar

akan kembali ke masyarakat dan mengimplementasikan pengetahuannya di masyarakat.

Perekonomian rakyat adalah peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat yang diselenggarakan oleh rakyat dengan mengembangkan potensi lokal suatu wilayah dan menjalankan roda perekonomian mereka sendiri. Salah satu dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dengan cara pemberdayaan ekonomi rakyat.

Menurut Effendi (2009, hlm. 6), menjelaskan pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapat gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan keterampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari masyarakatnya sendiri, maupun aspek kebijakannya.

Menurut Sumodiningrat (1999) yang dikutip Effendi (2009, hlm. 9), dalam konsep pemberdayaan ekonomi mengatakan kebijakan dalam pemberdayaan ekonomi rakyat adalah: a) pemberian peluang atau akses yang lebih besar kepada aset produksi (khususnya modal); b) memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat, agar pelaku ekonomi rakyat bukan sekadar price taker; c) pelayanan pendidikan dan kesehatan; d) penguatan industri kecil; e) mendorong munculnya wirausaha baru; dan f) pemerataan spasial.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan ekonomi adalah suatu cara yang dilakukan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya di wilayah pedesaan dengan cara memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengembangkan sumber daya alam atau potensi lokal yang dimiliki wilayah tersebut dan pemerintah memberikan kebijakan dengan


(17)

4

pemberian modal bergulir terhadap pemilik aset industri, memberikan bantuan pembangunan prasarana produksi dan pemasaran yang memadai, memberikan bantuan pendampingan untuk memfasilitasi proses belajar dan sebagai mediator antara pelaku usaha kecil atau menengah dengan pelaku usaha besar, dan memberikan penguatan kemitraan usaha agar adanya kerjasama yang dapat mengembangkan usaha tersebut.

Salah satu program yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam mengembangkan usaha masyarakat desa ialah program pendidikan kecakapan hidup atau life skills. Pendidikan kecakapan hidup atau life skills merupakan salah satu upaya pendidikan yang memberikan kecakapan (keahlian) personal, kecakapan social, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional agar masyarakat dapat bekerja dan berusaha mandiri.

Departemen Pendidikan Nasional dalam Anwar (2006, hlm. 28) membagi kecakapan hidup (life skills) menjadi kecakapan personal (personal skills), kecakapan social (social skills), kecakapan akademik (academic skills) dan kecakapan vokasional (vocational skills).

Kecakapan personal (personal skills) mencakup kecakapan mengenal diri (self awanereness) dan kecakapan berpikir rasional. Kecakapan personal merupakan kecakapan yang utama dalam menentukan seseorang dapat berkembang, sebab kecakapan ini akan membuat seseorang dapat mengambil keputusan dalam memecahkan masalah (problem-solving). Kecakapan social (social skills) atau kecakapan antar personal (interpersonal skills) dapat berupa keterampilan berkomunikasi. Keterampilan ini dapat menyampaikan pesan disertai kesan yang baik dan menimbulkan suatu hubungan yang harmonis.

Kecakapan akademik (academic skills) merupakan kecakapan atau kemampuan dalam berpikir alamiah yang bersifat akademik/keilmuan. Sedangkan kecakapan vokasional (vocasional skills) merupakan kecakapan yang dikaitkan dengan bidangpekerjaan tertentu yang terdapatdi masyarakat.

Menurut Anwar (2006:20) menjelaskan bahwa program kecakapan hidup (life skills) pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis,


(18)

5

terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar, peluang usaha dan potensi ekonomi atau industriyang ada di masyarakat.

Merujuk pada profil PKBM Bina Terampil Mandiri, Desa Kertawangi adalah salah satu desa yang terletak di kaki Gunung Burangrang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung. Desa yang berada pada ketinggian 700-800 meter di atas permukaan laut memiliki potensi alam yang menarik untuk dikembang dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang ekonomi. Mata pencaharian masyarakat Desa Kertawangi dengan keadaan geografis di kaki gunung mayoritas sebagai petani, namun saat ini para petani mulai mempermasahkan tentang hasil produksi hasil pertanian. Permasalahan tersebut timbul akibat beberapa faktor, diantaranya cuaca yang sedang mengalami perubahan suhu, harga pupuk yang semakin melambung tinggi, biaya selama proses penanaman sayuran atau buah-buahan yang tidak sedikit, dan lain-lain.

Permasalahan yang timbul akan berdampak pada penurunan kualitas hasil produksi. Secara perlahan para petani akan mengalami kerugian, apalagi dengan jangka waktu panen yang lama akan menambah beban pikiran para petani. Kerugian yang secara perlahan dialami sebagian petani di Desa Kertawangi mendorong terjadinya penambahan angka pengangguran di wilayah pedesaan. Oleh karena itu, harus adanya upaya lembaga/pemerintahan Desa dalam mengatasi dan mengantisipasi permasalahan tersebut.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah dalam bidang pendidikan yang ada masyarakat luas. PKBM dibentuk dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Dengan kata lain bahwa PKBM merupakan tempat kegiatan belajar masyarakat yang dapat diarahkan pada pemberdayaan potensi masyarakat lokal dalam meningkatkan pembangunan khususnya di bidang ekonomi.

PKBM Bina Terampil Mandiri adalah salah satu PKBM yang berada di Kabupaten Bandung Barat dengan berbagai program yang telah dilakukannya, salah satunya adalah program pendidikan kecakapan hidup (life skills). Program tersebut memberikan kesempatan pada masyarakat lokal untuk mengembangkan


(19)

6

sumber daya alam yang dimiliki desa tersebut. Program yang bertujuan meningkatkan pendapatan desa Kertawangi adalah dengan memberikan keterampilan budidaya jamur tiram.

Budidaya jamur tiram merupakan salah satu program yang dimiliki PKBM Bina Terampil Mandiri untuk meningkatan pendapatan masyarakat sekitar. Seperti yang kita tahu kelebihan budidaya jamur tiram ini tidak membutuhkan waktu panen yang cukup lama, menggunakan lahan yang tidak terlalu luas dan tidak bergantung pada cuaca saat ini. Maka oleh karena itu peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian ”Pengaruh Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram terhadap Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Kertawangi”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah serta hasil pengamatan di lapangan, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Desa Kertawangi adalah salah satu desa yang berada di kaki Gunung Burangrang dengan sebagian besar mata pencaharian mereka adalah sebagai petani dan buruh tani yang mengakibatkan masyarakat harus mencari alternatif lain untuk mencari pekerjaan selain bertani.

2. Cuaca yang tidak menentu seperti sekarang membuat para petani di Desa Kertawangi harus berusaha mencari alternatif lain guna menambah penghasilan mereka.

3. Sebagian besar masyarakat bergantung pada hasil panen mereka, sehingga hasil yang didapat tidak sesuai yang diinginkan para petani.

4. Program pendidikan kecakapan hidup (life skills) merupakan program yang dikembangkan oleh Pemerintah, bertujuan untuk memberikan bekal pada masyarakat agar memiliki keahlian tertentu.

5. Budidaya jamur tiram adalah salah satu program yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri sebagai tempat untuk meningkatkan status sosial ekonomi masyarakat Desa Kertawangi.


(20)

7

Dilihat dari identifikasi tersebut, agar mempermudah serta mengarahkan pada tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam menganalisis permasalahan sehingga jelas dan terarah, maka peneliti membatasi pada pengaruh keterampilan budidaya jamur tiram terhadap peningkatan status sosial ekonomi masyarakat. Adapun rumusan masalah dari peneliti ialah “bagaimana pengaruh program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram terhadap peningkatan status sosial ekonomi warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri?”.

Berdasarkan hasil identifikasi tersebut rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran proses program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram dalam upaya peningkatan status sosial ekonomi warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri?

2. Bagaimana dampak pelaksanaan program kecakapan hidup (life skills) jamur tiram terhadap peningkatan status sosial ekonomi warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri?

3. Bagaimana faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam melaksanakan program kecakapan hidup (life

skills) budidaya jamur tiram?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti memiliki tujuan penelitian. Tujuan penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang didapat. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan gambaran proses program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram dalam upaya peningkatan status sosial ekonomi warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri.

2. Mendeskripsikan dampak pelaksanaan program kecakapan hidup (life skills) jamur tiram terhadap peningkatan status sosial ekonomi warga belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri.


(21)

8

3. Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam melaksanakan program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram.

D. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode deskriptif ialah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya.

Menurut Moch. Nazir (2005, hlm. 54) tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini dapat diwujudkan juga sebagai usaha memecahkan masalah dengan membandingkan persamaan dan perbedaan gejala yang ditemukan, mengukur dimensi suatu gejala, menetapkan suatu standar, menetapkan hubungan antar gejala yang ditemukan dan lain-lain.

Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian diperlukan teknik pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Adapun yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data menurut Suharsini Arikunto (1992, hlm. 121) adalah: “Alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode teknik pengumpulan data dalam memecahkan masalah penelitian penelitian yang berkaitan dengan instrument yang akan digunakan dalam rangka memperoleh data”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data semaksimal mungkin agar tercapai keutuhan, maka peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:


(22)

9

Observasi adalah suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Suharsimi Arikunto, 1990, hlm. 157).

2. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data di mana terjadinya komunikasi secara verbal antara pewawancara dengan subjek pewawancara (Sukmadinata, 2005, hlm. 112-113).

3. Studi Literatur

Studi literatur adalah teknik untuk mendapatkan data teori untuk memperoleh berbagai pendapat para ahli dan teorinya melalui sumber bacaan yang dimaksudnya untuk memperoleh bahan penunjang yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1990, hlm. 167).

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan usaha penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip. Sukmadinata (2005, hlm. 221) mengemukakan bahwa “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan lain sebagainya”.

5. Triangulasi Data

Triangulasi data merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data dengan cara menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiono, 2011, hlm. 241).


(23)

10

E. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara Teoritis

Secara Teoritis manfaat penelitian ini, diharapkan dapat memperkaya konsep, teori, dan wawasan Pendidikan Luar Sekolah terutama dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat.

2. Secara Praktis

Manfaat secara praktis dapat dijabarkan seperti di bawah ini :

a. Bagi para pengelola dan tutor sebagai salah satu masukan bagi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri. b. Bagi pihak lain, sebagai bahan kajian bagi para pihak yang ingin meneliti

lebih lanjut permasalahan yang berhubungan dengan Pendidikan Luar Sekolah, terutama dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam penulisan pembahasan dan penyusunan selanjutnya, Merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah UPI (2013, hlm. 18-20 ) menjelaskan sistematika penulisan yang terdiri dari:

BAB I Pendahuluan, berisikan uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, metode penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II Tinjauan Teoritis, berisikan tentang teori-teori dan konsep yang menunjang tentang masalah yang sedang diteliti.

BAB III Metode Penelitian, berisi rincian pedoman dalam melakukan penelitian yang digunakan dengan bermacam-macam komponen dimulai dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian (yang didalamnya terbagi oleh tahapan pra lapangan, tahapan pekerjaan lapangan, tahapan analisis data, dan tahapan penulisan laporan), metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses


(24)

11

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, triangulasi data, dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian serta pembahasan penelitian.


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Terampil Mandiri, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan komponen utama yang memilki kedudukan dalam suatu penelitian. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah warga belajar. Warga belajar merupakan peserta program life skills budidaya jamur tiram. Sedangkan subjek triangulan adalah tutor/sumber belajar, pengelola, dan pembina PKBM.. Tutor/sumber belajar merupakan tenaga pengajar yang bertugas memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan budidaya jamur tiram.

Pengelola PKBM Bina Terampil Mandiri merupakan pelaksana atau penanggung jawab kegiatan program budidaya jamur tiram yang merupakan bagian dari program kecakapan hidup (life skills) yang dilakukan oleh PKBM Bina Terampil Mandiri. Pembina PKBM merupakan orang yang mengawasi semua kegiatan di PKBM termasuk kinerja pengelola, tutor, dan hasil dari program tersebut. Informan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian agar data yang diperoleh lengkap, objektif, terinci, akurat dan terpecaya.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini memiliki desain penelitian atau dapat disebut dengan tahapan penelitian. Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


(26)

49

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan langkah awal dalam proses penelitian. Dalam tahap ini peneliti melakukan studi pendahuluan sebagai pengumpulan data awal penentuan masalah dalam penelitian. Peneliti melakukan penjajagan atau studi pendahuluan ke lapangan, yaitu ke PKBM Bina Terampil Mandiri untuk mengidentifikasi masalah atau menentukan fokus masalah. Setelah adanya studi awal maka disususunlah proposal penelitian dengan bimbingan dosen pembimbing yang telah ditunjuk pihak jurusan.

Proposal penelitian yang telah disetujui oleh dosen pembimbing kemudian peneliti membuat Surat Keputusan (SK) oleh pihak kampus, mulai dari jurusan hingga ke bagian BAK (Balai Akademik Kemahasiswaan). Selanjutnya peneliti melakukan observasi dan percakapan informal dengan instruktur dan pengelola PKBM Bina Terampil Mandiri terkait fokus masalah yang akan diteliti, yaitu tentang pengaruh budidaya jamur tiram terhadap status sosial ekonomi masyarakat di desa Kertawangi. Dalam tahap ini, tidak lupa peneliti juga mempersiapkan pedoman wawancara dan observasi yang telah dibimbingkan oleh dosen pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap pencarian dan penggalian informasi data secara keseluruhan dengan menelaah lebih dekat kepada subjek penelitian dan melekukan pengamatan terhadap lingkungan kegiatan. Dalam tahap ini, peneliti memperoleh dan mengumpulkan data melalui pedoman wawancara dan observasi yang telah dibuat dalam tahap persiapan di atas.

Pedoman tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada subjek penelitian baik intruktur, pengelola ataupun warga belajar program life

skills budidaya jamur tiram. Pada tahap pelaksanaan, diusahakan hasil dari

wawancara dan observasi tersebut mendapat data kearah yang berstuktur agar penelitian dapat mudah dilakukan.


(27)

50

3. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap penyesuaian dan tahap penafsiran data dari informan yang akan disesuaikan dengan data dari informan triangulan. Proses ini dilakukan sebagai teknis pengolahan data yang bersifat triangulasi. Dalam tahap pelaporan, peneliti melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing agar hasil yang diinginkan sesuai dengan yang dijadikan rumusan masalah penelitian.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadinya kekeliruan dalam penafsiran dalam penulisan, peneliti memberikan definisi operasional sebagai fokus dari penelitian yang dilakukan. Defini operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kecakapan Hidup

Kecakapan hidup (life skills) merupakan suatu keahlian yang dimiliki seseorang untuk memecahkan masalah dengan solusi yang tepat pada kehidupan sehari-hari agar mereka dapat bekerja secara mandiri dan bepengaruh positif bagi dirinya dan orang lain.

2. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah sebuah upaya dalam membuat masyarakat berdaya dengan cara memberikan kesempatan, pengetahuan dan ketermpilan untuk meningkatkan kemampuan dalam kehidupan mendatang.

3. Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi merupakan suatu kedudukan seseorang dalam masyarakat yang dilihat dari segi sosial ekonomi (pendapatan, pendidikan dan pekerjaan).

E. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2013, hlm. 1) adalah:


(28)

51

Metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai di balik data yang nampak. Maka dari itu, penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi. Artinya hasil penelitian tersebut tidak dapat digunakan di tempat lain yang memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.

Karakteristik penelitian dalam buku Sugiono (2013, hlm. 9) mengemukakan:

1. Dilakukan pada kondisi alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

3. Peneiltian kualitatif lebih menekankan pada proses produk atau outcome. 4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data di balik yang teramati). Berdasarkan karakteristik atau ciri tersebut peneliti dapat berkomunikasi langsung dengan subjek yang diteliti serta dapat mengamati mereka dari awal sampai akhir proses penelitian. Untuk dapat mendeskripsikan tentang “pengaruh kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram terhadap peningkatan status sosial ekonomi masyarakat di Desa Kertawangi”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.


(29)

52

yang sedang bekerja, kelainan yang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya.

Menurut Nazir (2005, hlm. 54) tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Metode deskriptif menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti bertindak sebagai pengamat, membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian diperlukan teknik pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Adapun yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data menurut Suharsini Arikunto (1992, hlm. 121) adalah: “Alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode teknik pengumpulan data dalam memecahkan masalah penelitian penelitian yang berkaitan dengan instrument yang akan digunakan dalam rangka memperoleh data”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data semaksimal mungkin agar tercapai keutuhan, maka peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Suharsimi Arikunto, 1990, hlm. 157). Observasi dilakukan peneliti untuk mengamati secara langsung objek penelitian, baik berupa bentuk kegiatan yang dilaksanakan maupun keadaan lingkungan, sarana, prasarana, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini.


(30)

53

Menurut Nasution dalam Sugiono (2009, hlm. 301) mengatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Sudjana (2004, hlm. 301) menambahkan observasi adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data atau informasi-informasi secara sistematis.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data di mana terjadinya komunikasi secara verbal antara pewawancara dengan subjek pewawancara (Sukmadinata, 2005, hlm. 112-113). Sedangkan menurut Sudjana (2004, hlm. 297), menjelaskan wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee).

Lexy J. Moleong (2002, hlm. 135) menambahakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dengan wawancara akan dapat memudahkan peneliti mendapatkan data yang diharapkan dengan memahami jawaban pertanyaan yang diajukkan kepada responden.

Proses wawancara dilakukan secra bertahap yang disesuaikan dengan kebutuhan pada informasi yang diperlukan dari informan. Sebelum melakukan wawancara, peneliti membuat dan menyiapkan pedoman wawancara sebagai pedoman dalam setiap pertanyaan yang diajukkan kepada informan. Peneliti juga melakukan wawancara informal yang dimaksudkan untuk menggali lebih jauh atas jawaban yang diinginkan peneliti dan tidak difokuskan pada pedoman yang telah dibuat sebelumnya.


(31)

54

3. Studi Literatur

Studi literatur adalah teknik untuk mendapatkan data teori untuk memperoleh berbagai pendapat para ahli dan teorinya melalui sumber bacaan yang dimaksudnya untuk memperoleh bahan penunjang yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1990, hlm. 167). Studi literatur dilakukan untuk menyempurnakan penelitian dan memperkuat kebenaran hasil penelitian dengan menambahkan data tau bahan yang bersumber dari perpustakaan.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan usaha penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip. Sukmadinata (2005, hlm. 221) mengemukakan bahwa “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal -hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan lain sebagainya”. Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh sejumlah data dan informasi berkenaan dengan gambaran benda yang menjadi acuan dan alat atau fasilitas yang digunakan dalam proses pelaksanaan program budidaya jamur tiram.

G. Triangulasi Data

Triangulasi data merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data dengan cara menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiono, 2011, hlm. 241). Dengan kata lain peneliti menggunakan berbagai teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama dan kemudian membandingkan dengan responden yang berbeda sebagai triangulan. Dalam penelitian ini yang menjadi informan utama adalah seorang tutor dan anggota dari program budidaya jamur tiram, sedangkan informan triangulan adalah pengelola dan pembina PKBM Bina Terampil Mandiri.


(32)

55

H. Instrumen Penelitian

Instrumen utama pada penelitian kualitataif adalah peneliti itu sendiri. Menurut Lexy J. Moleong (2004, hlm. 121) mengatakan “dalam penelitian

kualitatif penulis bertindak sebagai instrumen utama”. Untuk menjadi instrumen peneliti harus memiliki wawasan dan teori yang luas, sehingga mampu menganalisis atas pertanyaan yang diajukan, memahami kebutuhan yang akan diteliti dan dapat memahami makna interaksi antar manusisa mulai dari membaca gerak muka, memahami nilai yang terkandung dalam ucapan subjek penelitian. Sehingga walaupun menggunakan alat perekam sebagai pendukung dalam wawancara, peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian.

I. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen didasarkan pada hasil lapangan yang dilakukan sebagai studi pendahuluan. Dari hal tersebut, maka peneliti menyusun kisi-kisi dan pedoman wawancara. Proses penyususnan tersebut dengan beragam tahapan, yang diawali dengan studi pendahuluan untuk mendapatkan referensi masalah di lapangan dan peneliti melakukan konsultasi pada pembimbing untuk memperjelas arah penelitian yang seharusnya.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan peneliti setelah semua data dari hasil pengumpulan data didapatkan. Bogdan dalam Sugiono (2009, hlm. 334) mengatakan bahwa analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahanbahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif secepatnya dianalisis


(33)

56

dan ditafsirkan ke dalam bentuk tulisan agar data tersebut tidak menjadi dingin atau kadaluarsa.

Menurut Sugiono (2009, hlm. 337) memberikan beberapa prosedur atau tahapan untuk menganalisis data yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian, yaitu reduksi, display, dan pengambilan keputusan dan verifikasi data. Ketiga prosedur secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Tahap Reduksi

Tahap ini dilakukan untuk menelaah data secata keseluruhan yang dihimpun, sehingga dapat ditemukan hal-hal penting yang berhubungan dengan fokus penelitian. Dalam reduksi data, laporan lapangan dirangkum, dipilih hal-hal pokok,

2. Tahap Display

Tahap display atau penyajian data ini merupakan tahapan yang dapat mempermudah melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian agar peneliti dapat mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data dapat disajikan dalam berbagai matriks, uraian singkat, grafik, network dan charts.

3. Tahap Kesimpulan dan Verifikasi Data

Tahap yang ketiga dalam analisis data kualitatif setelah reduksi data dan penyajian data menurut Miles dan Huberman dalam Sugiono (2009, hlm. 354) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dikemukakan atas jawaban-jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Kesimpulan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, sedangkan apabila kesimpulan yang dikemukakan didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan


(34)

57

Pengolahan data pada penelitian kualitatif yaitu data yang dikumpulkan biasanya berbentuk data deskriptif. Data berbentuk uraian yang menurut para peneliti agar dapat menafsirkan lebih jauh untuk mendapatkan makna yang terkandung di dalamnya.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan uraian bab-bab sebelumnya tentang masalah yang diteliti yaitu: Pengaruh Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram terhadap Peningkatan Status Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Kertawangi.

A. KESIMPULAN

1. Gambaran Proses Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram dalam Upaya Peningkatan Status Sosial Ekonomi Warga Belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri

Gambaran program kecakapan hidup Budidaya Jamur Tiram di PKBM Bina Terampil Mandiri dilihat dari tujuan, sasaran, materi jumlah ketenagaan, langkah-langkah kegiatan, sarana dan prasarana, bahan ajar, biaya dan evaluasi. Tujuan dari program budidaya jamur tiram adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta yang mengikuti kegiatan proram. Sasaran peserta program ini terdiri dari masyarakat di Desa Kertawangi yang memang sedang membutuhkan keterampilan budidaya jamur tiram, diantaranya masyarakat yang putus sekolah, petani yang ingin menambah penghasilan dan masyarakat yang ingin mengembangkan usaha di bidang jamur tiram.

Jumlah ketenagaan yang disediakan oleh PKBM dalam memberikan materi terdiri dari tutor keterampilan dan kelompok budidaya jamur tiram. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pengelola meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pembinaan pasca pelatihan.

Sarana dan prasarana serta bahan ajar yang disediakan oleh pihak PKBM sangat memadai dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam penyampaian bahan ajar terdiri dari teori 30% dan praktek 70%. Sedangkan evaluasi dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar. Lulusan program kecakapan


(36)

98

hidup (life skills) budidaya jamur tiram 95% telah menyelesaikan kegiatan dengan baik.

2. Dampak Pelaksanaan Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram terhadap Peningkatan Status Sosial Ekonomi Warga Belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri

Dampak yang dirasakan masyarakat di Desa Kertawangi cukup baik. Disamping menambah ilmu tentang budidaya jamur tiram, warga belajar dapat mendapatkan pekerjaan, warga belajar dapat membuka lahan pekerjaan untuk berwirausaha jamur tiram dan warga belajar dapat meningkatkan pendapatan setelah mengikuti program budidaya jamur tiram untuk dirinya dan keluarganya. Bagi pengelola dan tutor PKBM Bina Terampil Mandiri terhadap program keterampilan Budidaya Jamur Tiram bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas Warga Belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri terutama bagi petani. Keinginan kuat dari Warga Belajar di PKBM Bina Terampil Mandiri untuk maju terlihat dari keseriusan para petani mengikuti program tersebut.

Lahan luas yang dimiliki oleh para petani di Desa Kertawangi lebih banyak dijual atau dikontrakkan kepada orang lain, sehingga hasil dari lahan yang mereka miliki tidak bertahan dengan lama. Dengan terlaksananya program atau kegiatan keterampilan (Life Skill) Budidaya Jamur Tiram, kebingunan dari para petani mengenai pemanfaatan lahan yang mereka miliki menjadi lebih bermanfaat terutama bagi para petani yang memiliki lahan luas.

Selain itu, tersedianya banyak lahan yang dimiliki petani membuat pelaksanaan program Keterampilan Budidaya Jamur Tiram dapat berjalan sesuai dengan harapan dari pengelola, tutor, dan juga masyarakat petani Desa Kertawangi. Terlaksananya program tersebut untuk saat ini dapat meningkatkan kualitas masyarakat petani di Desa Kertawangi dari segi ekonomi dan pendidikan.


(37)

99

pekerjaan dari masyarakat yang berwirausaha jamur tiram dan warga belajar mendapatkan pengetahuan tentang budidaya jamur tiram.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Dihadapi oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam Melaksanakan Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram

Saat pelaksanaan program life skills budidaya jamur tiram selau ada faktor pendukung dan faktor penghambat dalam suatu kegiatan. Faktor pendukung program kecakapan hidup budidaya jamur tiram yag dilakukan di PKBM BIna Terampil Mandiri dapat dilihat dari kekuatan dan peluang. Kekuatan dan peluang dapat dilihat dari faktor internal dan eksternal.

Faktor pendukung dalam program ini, antara lain tersedianya lahan yang luas di PKBM Bina Terampil Mandiri dan lingkungan yang cocok untuk pembudidayaan jamur tiram, budidayaan jamur tiram di Desa Kertawangi sudah menjadi sebuah komoditas umum bagi para petani dan pengelola, tutor serta masyarakat di Desa kertawangi sangat mendukung dengan adanya program tersebut.

Sedangkan faktor penghambat dari program kecakapan budidaya jamur tiram dilihat dari faktor kelemahan dan ancaman. Faktor penghambat yang dirasakan masyarakat ialah kurangnya modal bagi masyarakat yang ingin memulai usaha budidaya jamur tiram, kurangnya tenaga ahli pada saat pembinaan pasca program dan terbatasnya obat bagi jamur tiram yang terjangkit penyakit.

B. REKOMENDASI

Dari hasil penilitian yang dilakukan dapat dikemukakan beberapa hal yang dapat menjadi masukan atau sebagai rekomendasi bagi pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram di PKBM Bina Terampil Mandiri, antara lain:


(38)

100

1. Untuk Lembaga

a. Lembaga baik pengelola atau pendidik harus lebih intensif dalam membina warga belajar pada saat paca program.

b. Pihak lembaga harus sering koordinasi dengan pihak penilik agar tidak terjadi kesalahpahaman.

c. Kegiatan budidaya jamur tiram harus dijalankan karena jamur tiram merupakan produk unggulan di Desa Kertawangi.

2. Untuk Warga Belajar

a. Warga belajar harus lebih mengembangkan dan mempraktekkan ilmu yang telah didapat tentang budidaya jamur tiram.

b. Warga belajar harus lebih bertanggung jawab pada kegiatan program budidaya jamur tiram.

c. Warga belajar mencari akses kepada pihak yang dapat membantu mempermudah dalam memulai usaha, seperti modal, tempat usaha, dan lain-lain.

3. Untuk Peniliti Lain

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan secara deskriptif mengenai peningkatakan status social ekonomi masyarakat memalui program kecakapan hidup budidaya jamur tiram. Namun peneliti merasa masih banyak keterbatasan, diharapkan bagi peneliti selanjutnya melakukan focus kajian di bidang manajemen kelembagaan dan pengembangan program kecakapan hidup.


(39)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill;s Education). Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. (1992). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Guntur, Effendi. (2009). Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Tranformasi

Perekonomian Rakyat Menuju Kemandirian Dan Berkeadilan. Jakarta:

Sagung Seto.

Hikmat.(2010) Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.

Jalal, F. (2003). Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (Life

Skills) Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan

Luar Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Nasional.

Kertasasmita, G. (1996). Pembangunan untuk Rakyat. Jakarta: Pustaka Cidesindo. Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Meleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudzakir, M. (1986). Teori dan Praktek Pengembangan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional.

Prijono. (1996). Pemberdayaan (Empowerment): Konsep, Kebijakan dan

Implementasi. Jakarta: CSIS

Slamet. (2002). Pendidikan Kecakapan Hidup di Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama: Konsep dan Pelaksanaan. Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan

Tingkat.

Sudjana, D. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Rosdakarya.


(40)

102

Sudjana, D. (2010). Pendidikan Nonformal (Nonformal Education) Wawasan

Sejarah Perkembanggan Filsafat Teori Pendukung Asas. Bandung: Falah

Production.

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suharto, Edi. (2006). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama.

Sukmadinata, N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutisna, A. (2011). Pengendalian Mutu dan Evaluasi Dampak Program Pada

Jalur Pendidikan Nonformal dan Informal. Jakarta : UNJ

Terry, G. (2008). Prinsip-prinsip Managemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiardani, I. (2010). Budidaya Jamur Konsumsi. Yogyakarta: Lily Publisher. Peraturan Perundang-undangan:

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah. Literatur Kelembagaan:

Depdiknas. (2012). Pedoman Program Life Skill. Jakarta : Ditjen PLS.

...(2008). Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup. BP-PLSP Regional II Jayagiri, Depdiknas.

...(2005). Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (2005). Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda.

...(2013). Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sosial Pendidikan Kecakapan


(41)

103

Sumber Lainnya:

Irma (Skripsi) (2014) Identifikasi Faktor Penyebab Kerawanan Sosial Ekonomi

serta Harapan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, PLS UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Irma Siti Kurniasih (Skripsi) (2011) Dampak Program Life Skill terhadap

Peningkatan Kemampuan Berwirausaha Budidaya Jamur Tiram, PLS UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Ishak Abdullah Kamil (Skripsi) (2014) Evaluasi Penyelenggaraan Program

Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat di PKBM Bina Terampil Mandiri, PLS UPI Bandung: Tidak

Diterbitkan.

Kiki Nurhikmawati (Skripsi) (2013) Kontribusi Usaha Pembibitan Tanaman

Keras terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Pendidikan Geografi UPI Bandung:

Tidak Diterbitkan.

Nurri Ardiani Putri (Skripsi) (2010) Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya

Bunga Hebras dalam Meningkatkan Kemandirian Warga Belajar, PLS

UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Yusi Retna Wulan Sari (Thesis) (2013) Pengaruh Status Sosial Ekonomi

Keluarga terhadap Tanggung Jawab Sosial Warga Negara, PKN Pasca

Sarjana UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Sumber dari Internet:

BPS - Badan Pusat Statistik. (2013). Profil Kemiskinan Indonesia. [online]. Tersedia: http://www.bps.go.id/ [25November 2013]

Kun, Irham. (2012). Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat. [online]. Tersedia:

http://irham-kun.blogspot.com/2012/01/tahap-tahap-pemberdayaan-masyarakat.html [20 Januari 2014]

Suparyanto. (2010). Konsep Dasar Status Ekonomi. [online]. Tersedia: http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-status-ekonomi.html [20 Januari 2014]

Saifi, Saifullah dan Mehmood, Tariq (2012) Pengaruh Status Sosial Ekonomi


(42)

104

http://misteriyana.files.wordpress.com/2012/10/pengaruh-status-sosial-ekonomi-terhadap-prestasi-siswa.doc [20 Januari2014]

Wikipedia. (2010). Analisis SWOT. [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT [20 Januari 2014]

________. (2014). Teori Analisis SWOT. [online]. Tersedia: http://bujurplanologi.blogspot.com/2014/01/teori-analisis-swot.html [20 Januari 2014]

________. Analisis SWOT. [online]. Tersedia:

ttp://daps.bps.go.id/file_artikel/66/Analisis%20SWOT.pdf [20 Januari 2014]

Wikipedia. (2008). Impact Evaluation. [online]. Tersedia : http://en.wikipedia.org/wiki/Impact_evaluation. [27 Oktober 2014 ]


(1)

pekerjaan dari masyarakat yang berwirausaha jamur tiram dan warga belajar mendapatkan pengetahuan tentang budidaya jamur tiram.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Dihadapi oleh PKBM Bina Terampil Mandiri dalam Melaksanakan Program Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya Jamur Tiram

Saat pelaksanaan program life skills budidaya jamur tiram selau ada faktor pendukung dan faktor penghambat dalam suatu kegiatan. Faktor pendukung program kecakapan hidup budidaya jamur tiram yag dilakukan di PKBM BIna Terampil Mandiri dapat dilihat dari kekuatan dan peluang. Kekuatan dan peluang dapat dilihat dari faktor internal dan eksternal.

Faktor pendukung dalam program ini, antara lain tersedianya lahan yang luas di PKBM Bina Terampil Mandiri dan lingkungan yang cocok untuk pembudidayaan jamur tiram, budidayaan jamur tiram di Desa Kertawangi sudah menjadi sebuah komoditas umum bagi para petani dan pengelola, tutor serta masyarakat di Desa kertawangi sangat mendukung dengan adanya program tersebut.

Sedangkan faktor penghambat dari program kecakapan budidaya jamur tiram dilihat dari faktor kelemahan dan ancaman. Faktor penghambat yang dirasakan masyarakat ialah kurangnya modal bagi masyarakat yang ingin memulai usaha budidaya jamur tiram, kurangnya tenaga ahli pada saat pembinaan pasca program dan terbatasnya obat bagi jamur tiram yang terjangkit penyakit.

B. REKOMENDASI

Dari hasil penilitian yang dilakukan dapat dikemukakan beberapa hal yang dapat menjadi masukan atau sebagai rekomendasi bagi pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan program kecakapan hidup (life skills) budidaya jamur tiram di PKBM Bina Terampil Mandiri, antara lain:


(2)

100

1. Untuk Lembaga

a. Lembaga baik pengelola atau pendidik harus lebih intensif dalam membina warga belajar pada saat paca program.

b. Pihak lembaga harus sering koordinasi dengan pihak penilik agar tidak terjadi kesalahpahaman.

c. Kegiatan budidaya jamur tiram harus dijalankan karena jamur tiram merupakan produk unggulan di Desa Kertawangi.

2. Untuk Warga Belajar

a. Warga belajar harus lebih mengembangkan dan mempraktekkan ilmu yang telah didapat tentang budidaya jamur tiram.

b. Warga belajar harus lebih bertanggung jawab pada kegiatan program budidaya jamur tiram.

c. Warga belajar mencari akses kepada pihak yang dapat membantu mempermudah dalam memulai usaha, seperti modal, tempat usaha, dan lain-lain.

3. Untuk Peniliti Lain

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan secara deskriptif mengenai peningkatakan status social ekonomi masyarakat memalui program kecakapan hidup budidaya jamur tiram. Namun peneliti merasa masih banyak keterbatasan, diharapkan bagi peneliti selanjutnya melakukan focus kajian di bidang manajemen kelembagaan dan pengembangan program kecakapan hidup.


(3)

101

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Anwar. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill;s Education). Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. (1992). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Guntur, Effendi. (2009). Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Tranformasi

Perekonomian Rakyat Menuju Kemandirian Dan Berkeadilan. Jakarta:

Sagung Seto.

Hikmat.(2010) Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press.

Jalal, F. (2003). Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (Life

Skills) Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan

Luar Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Nasional.

Kertasasmita, G. (1996). Pembangunan untuk Rakyat. Jakarta: Pustaka Cidesindo. Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Meleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudzakir, M. (1986). Teori dan Praktek Pengembangan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional.

Prijono. (1996). Pemberdayaan (Empowerment): Konsep, Kebijakan dan

Implementasi. Jakarta: CSIS

Slamet. (2002). Pendidikan Kecakapan Hidup di Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama: Konsep dan Pelaksanaan. Jakarta: Direktorat Sekolah Lanjutan

Tingkat.

Sudjana, D. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : Rosdakarya.


(4)

102

Sudjana, D. (2010). Pendidikan Nonformal (Nonformal Education) Wawasan

Sejarah Perkembanggan Filsafat Teori Pendukung Asas. Bandung: Falah

Production.

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suharto, Edi. (2006). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama.

Sukmadinata, N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutisna, A. (2011). Pengendalian Mutu dan Evaluasi Dampak Program Pada

Jalur Pendidikan Nonformal dan Informal. Jakarta : UNJ

Terry, G. (2008). Prinsip-prinsip Managemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiardani, I. (2010). Budidaya Jamur Konsumsi. Yogyakarta: Lily Publisher. Peraturan Perundang-undangan:

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah. Literatur Kelembagaan:

Depdiknas. (2012). Pedoman Program Life Skill. Jakarta : Ditjen PLS.

...(2008). Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup. BP-PLSP Regional II Jayagiri, Depdiknas.

...(2005). Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup (2005). Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda.

...(2013). Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sosial Pendidikan Kecakapan

Hidup. Direktorat Jendral PAUDNI.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(5)

Sumber Lainnya:

Irma (Skripsi) (2014) Identifikasi Faktor Penyebab Kerawanan Sosial Ekonomi

serta Harapan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, PLS UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Irma Siti Kurniasih (Skripsi) (2011) Dampak Program Life Skill terhadap

Peningkatan Kemampuan Berwirausaha Budidaya Jamur Tiram, PLS UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Ishak Abdullah Kamil (Skripsi) (2014) Evaluasi Penyelenggaraan Program

Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat di PKBM Bina Terampil Mandiri, PLS UPI Bandung: Tidak

Diterbitkan.

Kiki Nurhikmawati (Skripsi) (2013) Kontribusi Usaha Pembibitan Tanaman

Keras terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Pendidikan Geografi UPI Bandung:

Tidak Diterbitkan.

Nurri Ardiani Putri (Skripsi) (2010) Kecakapan Hidup (Life Skills) Budidaya

Bunga Hebras dalam Meningkatkan Kemandirian Warga Belajar, PLS

UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Yusi Retna Wulan Sari (Thesis) (2013) Pengaruh Status Sosial Ekonomi

Keluarga terhadap Tanggung Jawab Sosial Warga Negara, PKN Pasca

Sarjana UPI Bandung: Tidak Diterbitkan. Sumber dari Internet:

BPS - Badan Pusat Statistik. (2013). Profil Kemiskinan Indonesia. [online]. Tersedia: http://www.bps.go.id/ [25November 2013]

Kun, Irham. (2012). Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat. [online]. Tersedia:

http://irham-kun.blogspot.com/2012/01/tahap-tahap-pemberdayaan-masyarakat.html [20 Januari 2014]

Suparyanto. (2010). Konsep Dasar Status Ekonomi. [online]. Tersedia: http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-status-ekonomi.html [20 Januari 2014]

Saifi, Saifullah dan Mehmood, Tariq (2012) Pengaruh Status Sosial Ekonomi


(6)

104

http://misteriyana.files.wordpress.com/2012/10/pengaruh-status-sosial-ekonomi-terhadap-prestasi-siswa.doc [20 Januari2014]

Wikipedia. (2010). Analisis SWOT. [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT [20 Januari 2014]

________. (2014). Teori Analisis SWOT. [online]. Tersedia: http://bujurplanologi.blogspot.com/2014/01/teori-analisis-swot.html [20 Januari 2014]

________. Analisis SWOT. [online]. Tersedia:

ttp://daps.bps.go.id/file_artikel/66/Analisis%20SWOT.pdf [20 Januari 2014]

Wikipedia. (2008). Impact Evaluation. [online]. Tersedia : http://en.wikipedia.org/wiki/Impact_evaluation. [27 Oktober 2014 ]


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Teknologi Modern Terhadap Peningkatan Kesejahtraan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani(Studi masyarakat Petani Desa Boangmanalu Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat)

0 39 97

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Terhadap Lingkungan Rumah Tempat Tinggal Nelayan Di Desa Lalang Dan Desa Medang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara

9 109 122

Peran Pembimbing Rohani Islam Dalam Mengembangkan Kecakapan Hidup Generik (General Life Skills) Pada Anak Yatim-Piatu Di Panti Asuhan Aria Putra Ciputat

0 11 107

PEMANFAATAN HASIL PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA : Studi Deskriptif terhadap Peserta Pelatihan Usaha Budidaya Jamur Tiram Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua.

0 1 29

KONTRIBUSI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANGTUA SISWA, PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG KOMPETENSI GURU, TERHADAP PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

0 0 44

EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) PADA MASYARAKAT DI KABUPATEN AGAM.

0 0 6

DAMPAK KETERLAKSANAAN PROGRAM LIFE SKILLS DALAM PENINGKATAN KECAKAPAN HIDUP BUDIDAYA IKAN LELE DI DESA KARANGPATIHAN KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO.

0 0 170

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) PADA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA BUDI DAYA JAMUR TIRAM DI PKBM NGUDI KAPINTERAN SEMANU GUNUNGKIDUL.

1 13 132

PENGARUH KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) BUDIDAYA JAMUR TIRAM TERHADAP PENINGKATAN STATUS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA KERTAWANGI - repository UPI S PLS 0901646 Title

0 0 4

Optimalisasi Potensi Ekonomi Masyarakat Melalui Budidaya Jamur Tiram

0 1 18