EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK : Penelitian Pra Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas VII MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

oleh Arnes Meilenda

0901468

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Bimbingan Pribadi Sosial Untuk meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik (Penelitian Pra Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas VII di MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2014

Arnes Meilenda NIM. 0901468


(3)

UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK (Penelitian Pra Eksperimen Terhadap Peserta Didik Kelas VII di MTs

Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dr. H. Mamat Supriatna, M.Pd NIP. 196008291987031002

Pembimbing II

Dr. Hj. Euis Farida, M.Pd NIP. 195901101984032001

Mengetahui, Ketua Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd NIP 196005011986031004


(4)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………... iii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GRAFIK ……….. ix

DAFTAR GAMBAR...……… x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ……… 5

C. Tujuan Penelitian……….. 6

D. Penjelasan Istilah ………. 6

E. Metode Penelitian ………... 9

F. Manfaat Penelitian ………... 10

BAB II KONSEP PENYESUAIAN DIRI DAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL A. Konsep Penyesuaian Diri ……… 11

B Konsep Program Bimbingan Pribadi Sosial... ………... 22

C. Penelitian Terdahulu ……….………. 30

D. Kerangka Berfikir ... 31

E. Alur Penelitian ... 32

BAB III: METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 33

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ……….. 34


(5)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian ...………. 36

E. Teknik Pengumpulan Data ……….. 44

F. Teknik Analisis Data……… 45

G. Prosedur dan Tahap Penelitian ………... 50

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 54

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 78

C. Keterbatasan Penelitian ………... 89

BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………... 91

B. Rekomendasi ……… 92

DAFTAR PUSTAKA ………... 94


(6)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK. (Studi Pra Eksperimen Terhadap Peserta didik Kelas VII MTS AL-INAYAH

Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

Arnes Meilenda, Dr. H. Mamat Supriatna M.Pd1, Dr. Hj. Euis Farida M.Pd2

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan pribadi sosial yang efektif untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTS Negeri Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode pra eksperimen dengan desain penelitian one pre and post test group

design. Teknik sampling menggunakan Purposive Sampling. Alat pengungkap data

menggunakan angket berbentuk skala sikap dan statistik nonparametrik digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian yaitu: (1) profil penyesuaian diri peserta didik; (2) rumusan program bimbingan pribadi sosial yang tepat menurut pakar dan praktisi; dan (3) gambaran keefektifan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik. Rekomendasi penelitian ditunjukan kepada (1) guru pembimbing; dan (2) peneliti selanjutnya.

Kata kunci: program bimbingan pribadi sosial, penyesuaian diri, peserta didik MTS


(7)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE EFFECTIVENESS PERSONAL SOCIAL GUIDANCE PROGRAM TO IMPROVE STUDENTS SELF ADJUSTMENT.

(Pre Experimental Study of Seventh Grade Students of MTS Al-Inayah Bandung 2013/2014)

Abstract:

The study is aimed to create a guiding program of social personality to improve

students’ self adjustment effectively of seventh grade students of MTS Al-Inayah Bandung 2013/2014. The approach used is a quantitative method of pre-experimental research design with one pre-and post-test group design. The sampling technique used is the purposive sampling. The data collection tool used is questionnaires and attitude scales and nonparametric statistics were used to analyze the data. The findings of the study are: (1) the learner profile adjustment; (2) the formulation of guiding program of social personality by experts and practitioners; and (3) description of the effectiveness of guiding program of social

personality to improve the students’ social adjustment. The study is recommended to (1) guidance teachers; and (2) further researchers.


(8)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa. Sekolah juga sebagai salah satu wadah untuk mewujudkan pembentukan manusia seutuhnya. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menyatakan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Makna dari pendidikan yaitu menciptakan warga negara yang bertaqwa, berakhlak mulia dan terampil. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang bersifat formal, nonformal, maupun informal dengan berbagai jenjang. Jenjang pendidikan yang ada di Indonesia yaitu Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi.

Menurut Hurlock (1980 : 206) dilihat dari segi usia, “peserta didik SMP adalah individu-individu yang berusia sekitar 12-15 tahun, atau secara psikologis berada pada masa remaja awal (adolescence). Pada masa ini, peserta didik berhadapan dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dipelajari dan diselesaikan demi keberhasilan pada masa berikutnya. Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, selain ditentukan oleh tingkat kematangan dirinya ditentukan pula oleh lingkungan luar dirinya yang kondusif pada saat tugas-tugas perkembangan itu muncul. Salah satu tugas perkembangan yang dilalui oleh remaja adalah penyesuaian diri.


(9)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Schneiders (1964:51) mengemukakan bahwa :

Penyesuaian diri merupakan proses individu dalam merespon sesuatu, baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan konflik; dan memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) masyarakat.

Mustafa F (Daradjat, 1977 :41) menjelaskan bahwa :

Proses penyesuaian terbentuk sesuai dengan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya, individu tidak hanya mengubah tingkah lakunya dalam menghadapi kebutuhan diri dari dalam dan keadaan di luar, dalam lingkungan dimana dia hidup, akan tetapi juga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan orang lain dan berbagai kegiatan mereka.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, penyesuaian diri selalu ditempatkan dalam konteks pemenuhan kebutuhan yang tidak terlepas dari tuntunan norma, upaya mengatasi hambatan-hambatan dan pemeliharaan hubungan yang harmonis dengan orang lain. Artinya, penyesuaian diri senantiasa meliputi penyesuaian terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Pola penyesuaian diri merupakan suatu kondisi yang terbentuk pada diri manusia melalui interaksi dengan lingkungannya (Latipah, 2005:7).

(Hurlock, 1992:239) Dalam upaya proses penyesuaian diri dengan lingkungan, sering kali menimbulkan masalah atau dilema bagi remaja. Di satu sisi mereka dituntut harus patuh terhadap orangtua dan guru, disisi lain mereka dituntut untuk berlaku ikut-ikutan dengan teman sebaya agar dapat diterima di kelompoknya. Padahal diantara kedua tuntutan tersebut tidak sejalan, akibatnya timbul konflik antara remaja dengan orangtua atau dengan otoritas yang ada. Dengan demikian, tampaknya penyesuaian diri bukanlah hal yang mudah untuk dicapai remaja. Sejalan dengan Hurlock, Yusuf (2004:188) mengemukakan bahwa :


(10)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika remaja berhasil dalam memahami dirinya, peran-peran dan makna hidup beragama, maka ia akan menemukan jati dirinya. Sebaliknya jika gagal maka akan mengalami kebingungan (confusion). Dan keadaan ini biasanya menimbulkan dampak yang kurang baik bagi remaja. Seperti kesulitan untuk menyesuaikan diri baik terhadap dirinya maupun orang lain.

Hal ini selaras dengan yang diungkapkan Willis (2010:239) bahwa :

“Gejala-gejala yang dapat memberikan indikasi mengenai kesulitan

seseorang dalam menyesuaikan diri, diantaranya adalah : perilaku membangkang, mudah tersinggung, suka berbohong, suka membolos, berbicara agresif dan suka menyinggung perasaan orang lain, sering membela diri dengan menggunakan rasionalisasi, suka berdiam diri dan diam-diam saja, serta suka mengadu domba”.

Kemudian Hurlock (1992:213) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri. Dikatakan tersulit karena meningkatnya kelompok teman sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokkan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru dalam memilih pemimpin.

Menarik suatu kesimpulan dari para ahli tersebut, bahwa penyesuaian diri memiliki peranan penting terhadap kesehatan mental seseorang. Remaja yang mampu menyesuaikan diri dengan baik hidup dan bergaul secara wajar terhadap lingkungannya akan merasa puas terhadap diri sendiri dan lingkungan. Remaja tersebut akan merasa bahagia karena ia tidak merasa tertekan dengan situasi tempat ia berada, mereka mendapatkan suatu ketenangan jiwa, menerima dirinya dan orang lain, mempunyai tujuan yang riil, mampu mengendalikan diri dan tanggung jawab. Penyesuaian diri yang baik akan menjadi suatu bekal penting karena akan membantu remaja pada saat terjun dalam masyarakat luas. Sebaliknya remaja yang kurang dapat menyesuaikan diri akan menghambat perkembangan remaja tersebut, menghambat kreativitasnya dalam mengisi masa remaja dan kurang maksimal dalam berprestasi di sekolah (Yusuf, 2009:12).

Pada dasarnya setiap individu dibekali potensi untuk melakukan penyesuaian diri. Namun ternyata salah satu permasalahan yang sering muncul


(11)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada masa remaja adalah yang berkaitan dengan penyesuaian diri. Ada banyak faktor yang membuat remaja demikian, salah satunya berkaitan dengan kondisi stress yang dilalui remaja yang dicirikan oleh rasa ragu-ragu dan konflik (Latipah, 2005:3).

Proses penyesuaian diri menjadikan remaja berusaha untuk mendapatkan tempat didalam kelompoknya, berusaha agar kelompoknya mengetahui kepribadiannya, maka ia selalu condong untuk melakukan hal-hal yang menarik perhatian dengan berbagai cara. Namun bahayanya apabila gagal dalam penyesuaian diri, remaja akan mencoba menarik perhatian dengan cara yang salah agar diakui dalam kelompok maupun lingkungan sekitarnya. Musthafa (1982:128)

Sebagai contoh di lapangan, terdapat fenomena kenakalan remaja yang mengindikasikan adanya penyesuaian diri yang salah yang diberitakan dalam berbagai forum dan media dianggap semakin membahayakan. Hal ini diperkuat dengan catatan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya bahwa jumlah pengguna narkoba psikotropika dan zat adiktif lainnya (Napza) di kalangan remaja dalam tiga tahun terakhir terus meningkat. Pada tahun 2011, siswa SMP pengguna napza berjumlah 1.345 orang. Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada januari-februari 2013 tercatat 262 siswa. Di kalangan SMA, pada 2011 tercatat 3.187 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru tahun 2013 tercatat 519 orang (Syamsudin, 2011)

Selanjutnya, hasil penelitian Citaripah (2011:79) tentang tingkat penyesuaian diri peserta didik di sekolah menunjukkan sebanyak 67,2 % ( 82 siswa) berada pada kategori sedang . kemudian hasil penelitian Latipah (2005:67 ) menunjukkan bahwa tingkat penyesuaian diri peserta didik sebesar 73,8 % ( 79 siswa) berada pada kategori sedang. Serta hasil penelitian Latifah (2012:71) sebanyak 86% tingkat penyesuaian diri siswa berada pada kategori sedang.

Hasil penelitian tersebut tidak jauh berbeda dengan fenomena yang ditemukan di tempat penelitian yakni MTS Al Inayah Bandung. Sekolah tersebut


(12)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan tempat yang sering peneliti gunakan untuk observasi dan praktik mata kuliah. Berdasarkan pengamatan peneliti dan studi pendahuluan terhadap pihak sekolah, terdapat indikasi adanya siswa yang mengalami penyesuaian diri yang salah. Hal ini dperkuat dengan fenomena yakni siswa yang sengaja melanggar tata tertib, menentang guru, berkelahi, tidak melaksanakan tugas sekolah, mengisolasi diri, sulit bekerja sama dalam situasi kelompok, mengalami konflik antar teman serta meminta pindah kelas dan pindah sekolah karena merasa tidak betah dengan lingkungan sekitar. Kemudian di sekolah tersebut tidak memiliki program bimbingan pribadi sosial secara khusus terutama untuk siswa kelas VII yang dominan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri.

Berdasarkan pemaparan tersebut, untuk mengantisipasi rendahnya penyesuaian diri perlu dilaksanakan program bimbingan pribadi sosial yang efektif. Program bimbingan pribadi sosial sebagai salah satu komponen integral dari pelaksanaan pendidikan harus mampu memberikan layanan bantuan yang bersifat psikoedukatif, yang tidak diperoleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar di ruang kelas. Dalam hal ini, peran konselor sekolah sangat dibutuhkan karena program bimbingan pribadi sosial ditujukan agar dapat membantu siswa terhindar dari kenakalan remaja, keterasingan, keterisolasian atau dikucilkan dari lingkungan dan agar siswa merasa diakui dan dibutuhkan keberadaannya.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Masalah utama yang perlu segera dijawab melalui penelitian ini adalah seperti apa gambaran keefektifan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik?. Masalah pokok tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Seperti apa profil kemampuan penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTS AL Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Seperti apa rumusan program bimbingan pribadi sosial yang layak menurut ahli dan praktisi?


(13)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Seperti apa keefektifan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri pada peserta didik kelas VII MTS AL Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah menghasilkan program bimbingan pribadi sosial yang efektif untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTS AL Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

Adapun tujuan-tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran :

1. Penyesuaian diri pada peserta didik kelas VII MTS AL Inayah Bandung 2. Rumusan program bimbingan pribadi sosial yang layak menurut pakar dan

praktisi untuk meningkatkan penyesuaian diri pada peserta didik kelas VII MTS AL Inayah Bandung.

3. Keefektifan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pada peserta didik kelas VII MTS AL Inayah Bandung.

D. Penjelasan Istilah

Masalah pokok pada penelitian terkandung dua konsep yang harus dijelaskan, yaitu penyesuaian diri dan program bimbingan pribadi sosial.

1. Penyesuaian Diri

Secara konseptual, terdapat sejumlah ahli yang mendefinisikan tentang penyesuaian diri. Schneiders (1964: 51) mengemukakan bahwa penyesuaian diri merupakan proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan di tempat ia tinggal.


(14)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sejalan dengan itu, Derlega dan Janda (1978:28) mengungkapkan bahwa “Adjustment is a lifelong process, and people must continue to meet and deal with the stresses and chalenges of life in order to achieve a healthy personality. Proses

penyesuaian diri akan berlangsung terus menerus sepanjang rentang kehidupan manusia.

Hariyadi, dkk (2003: 68) menyatakan penyesuaian diri adalah kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan atau dapat pula mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau keinginan diri sendiri. Indikator seseorang memiliki penyesuaian diri yang baik ialah (1) memiliki penerimaan diri dan orang lain (2) Kestabilan psikologis, (3) mampu berpikir positif, (4) mampu mengembangkan potensi secara optimal, (5) bertindak sesuai norma.

Esensi dari penyesuaian diri adalah kemampuan merespon individu terhadap tuntutan diri dan lingkungannya, yang melibatkan aspek kematangan intelektual, kematangan emosional dan kematangan sosial. Dalam aspek kematangan intelektual berhubungan dengan cara individu menyadari kelebihan dan kekurangan diri dan orang lain, memiliki pemikiran dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalahnya. Dalam aspek kematangan emosional berhubungan dengan cara peserta didik mentaati aturan yang berlaku di sekolah, menunjukkan ekspresi secara wajar pada setiap pengalaman., Dalam aspek kematangan sosial, individu menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, memiliki kemauan untuk belajar lebih baik.

Secara operasional, penyesuaian diri dalam penelitian ini adalah respon siswa kelas VII MTS AL Inayah Bandung terhadap pernyataan tentang karakteristik penyesuaian diri yang dituangkan ke dalam instrumen dengan indikator sebagai berikut :

1. Pemahaman diri : kemampuan peserta didik dalam menyadari kelebihan dan kekurangan yang harus disyukuri

2. Pertimbangan solusi: kemampuan peserta didik dalam mengambil keputusan untuk penyelesaian masalahnya.


(15)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pematuhan aturan: Kemampuan peserta didik dalam mentaati aturan yang berlaku di sekolah.

4. Penanggapan respon : Kemampuan peserta didik dalam menunjukkan ekspresi secara wajar pada setiap pengalaman.

5. Pemilihan respon : Kemampuan peserta didik dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan teman sebaya, guru, dan personil sekolah.

6. Pemanfaatan pengalaman : kemampuan peserta didik untuk optimis terhadap cita-cita dan harapannya.

2. Program Bimbingan Pribadi Sosial

Winkel (2005:119) menjelaskan bahwa bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebaginya; serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). Selain itu Surya (1988:47) mendefinisikan bimbingan pribadi sosial sebagai bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-msalah pribadi sosial seperti masalah pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri, dan sebagainya.

Yusuf dan Nurihsan (2008:11) menyatakan bahwa bimbingan dan konseling pribadi sosial adalah upaya bantuan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling atau pembimbing kepada siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri, dan isolasi yang diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa esensi dari program bimbingan pribadi sosial adalah upaya peneliti dan guru bimbingan dan


(16)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konseling kepada siswa disekolah, yang ditujukan untuk membantu siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri melalui serangkai satuan aktivitas layanan.

Secara operasional, program bimbingan pribadi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah satuan kegiatan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam upaya membantu siswa dalam meningkatkan penyesuaian diri untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pergaulan, penyelesaian konflik yang dikembangkan berdasarkan gambaran penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTS AL Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

Struktur program yang dibuat dalam penelitian ini memuat rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, sasaran program, tahapan kegiatan, evaluasi dan tindak lanjut program, dan indikator keberhasilan

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri adalah metode pra-eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Riduan (2005:5) pendekatan kuantitatif adalah :

..Suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data dan pengolahan hasil penelitian secara nyata dalam bentuk angka-angka, sehingga memudahkan proses analisis dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik.

Berdasarkan pengertian diatas, pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menganalisis dan menafsirkan data yang diperoleh yang kemudian penafsirannya digunakan utnuk menyusun program bimbinag pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pada peserta didik kelas VII MTS AL inayah Bandung.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pra-eksperimen. Sugiyono (2010:109) menyatakan :


(17)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode pra-eksperimen adalah suatu metode penelitian yang belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

Dalam penelitian ini metode pra-eksperimen yang dimaksud adalah suatu metode yang mengujicobakan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pada peserta didik kelas VII MTS AL inayah Bandung tanpa ada kelompok kontrol.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain satu kelompok subjek (one group pre-post design) yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok kontrol dengan alasan bahwa pretest memberikan landasan untuk membuat komparasi perubahan yang dialami oleh sampel yang sama sebelum dan sesudah dikenakan treatment. Arikunto (2010: 212)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri peserta didik bermanfaat bagi guru bimbingan dan konseling di MTS Al Inayah Bandung, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, dan bagi peneliti selanjutnya. Manfaat tersebut diantaranya sebagai berikut.

1. Bagi Konselor sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai alternatif bantuan dalam layanan bimbingan pribadi sosial di sekolah. Dengan penelitian ini konselor sekolah akan lebih mudah dalam mengarahkan siswa menangani masalah-masalah pribadi sosial seperti masalah pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri, dll.


(18)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah keilmuwan di bidang penyesuaian diri peserta didik. Selain itu, diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan layanan bimbingan dan konseling pribadi sosial.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan kerangka atau konstruk instrumen dan fokus-fokus telaahan penelitian selanjutnya pada kajian yang lebih relevan. Seperti melihat perbedaan kemampuan penyesuaian diri antara laki-laki dan perempuan.


(19)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Bagian ini mendeskripsikan mengenai lokasi penelitian, populasi dilakukan dan sampel penelitian. Adapun deskripsinya sebagai berikut.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian berlokasi di Madrasah Tsanawiyah AL-Inayah Bandung yang berlokasi di Jl. Cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi kecamatan Sukasari Bandung Telp. (022) 2004104,2015877. Salah satu misi sekolah ini adalah melaksanakan pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi peserta didik. Salah satu tujuan yang ingin dicapai dari misi tersebut adalah peserta didik mampu berpartisipasi dalam proses kegiatan di sekolah agar berprestasi sesuai bakat dan minat. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, peserta didik perlu meningkatkan penyesuaian dirinya.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,2010:108) Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh peserta didik kelas VII MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang secara administratif terdaftar, yaitu berjumlah 145 orang yang terbagi dalam 4 kelas, dengan rincian jumlah peserta didik setiap kelas sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Anggota Populasi dan Sampel Penelitian

No Kelas Populasi

1. VII A 36

2. VII B 35

3. VII C 35


(20)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah 145

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yakni sampel diambil karena peneliti menganggap bahwa orang-orang

tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya (Musthafa, 2000:8). Pada penelitian ini, sampel yang memperoleh intervensi adalah peserta didik kelas VII MTs AL-Inayah Bandung yang berada pada kategori kemampuan penyesuaian diri rendah.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Metode ini sebagai metode ilmiah /scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis (Sugiyono, 2010:13). Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah pengkajian secara empiris dan dan sistematis terhadap peningkatan penyesuaian diri peserta didik kelas VII Madrasah Tsanawiah (MTs) Bandung dengan menggunakan instrumen penyesuaian diri yan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik untuk menghasilkan data yang teruji secara ilmiah. Data yang dihasilkan adaah profil penyesuaian diri peserta didik kelas VII di MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

Profil penyesuaian diri yang diperoleh dari hasil pengolahan instrumen kemudian dianalisis sebagai landasan dalam penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTs Al-Inayah Tahun Ajaran 2013/2014

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen. Metode pra eksperimen sering kali dipandang tidak ada kelompok pengontrol atau pembanding (Arikunto,2010:77) Disebut penelitian tidak


(21)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebenarnya karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu (Arikunto,2010 : 84). Penelitian ini menggunakan disain Pre-Test Post-Test

Group yaitu ada pemberian tes awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir

setelah diberi perlakuan dalam kelompok yang sama. Dengan alasan ingin melihat apakah terdapat perubahan yang signifikan pada penyesuaian diri peserta didik setelah diberikan treatment berupa satuan layanan bimbingan pribadi sosial yang diberikan setelah pemberian tes awal. Dalam disain pre-test post-test group observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen/sebelum pemberian treatment dan sesudah eksperimen yang digambarkan dengan tabel sebagai berikut.

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelompok Pre-test Pelakuan Post-Test

Eksperimen O1 X O2

Keterangan :

X : Program Bimbingan pribadi sosial. O1 : penyesuaian diri yang rendah O2 : Peningkatan penyesuaian diri.

Data awal pengukuran kebutuhan penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik diambil dari kondisi penyesuaian diri peserta didik di sekolah. Tahapan kegiatan program bimbingan yang layak dilaksanakan meliputi:

1. Tahap pengidentifikasian dilakukan melalui penyebaran angket kepada peserta didik yaitu identifikasi tentang kemampuan penyesuaian diri peserta didik. Kemudian identifikasi tentang layanan bimbingan pribadi sosial yang dibutuhkan peserta didik untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik.


(22)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap pengembangan program layanan bimbingan belajar di MTs AL Inayah Bandung berdasarkan kajian terhadap data-data hasil pengidentifikasian disertai terhadap konsep bimbingan pribadi sosial, maka dikembangkanlah sebuah program hipotetik.

3. Tahap diskusi program hipotetik. Untuk menguji kelayakan sebuah program langkah berikutnya adalah mengadakan diskusi dengan dosen dan guru Bimbingan dan Konseling sebagai pertimbangan dalam pengembangan program.

4. Tahap penyempurnaan program. Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan akhirnya program disempurnakan dan dinyatakan sebagai program yang layak untuk dilaksanakan.

C. Definisi Operasional 1. Penyesuaian diri

Secara konseptual, terdapat sejumlah ahli yang mendefinisikan tentang penyesuaian diri. Schneiders (1964: 51) mengemukakan bahwa penyesuaian diri merupakan proses yang meliputi respon mental dan perilaku yang merupakan usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, frustasi, dan konflik-konflik agar terdapat keselarasan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan atau harapan dari lingkungan di tempat ia tinggal.

Sejalan dengan itu, Derlega dan Janda (1978:28) mengungkapkan bahwa “Adjustment is a lifelong process, and people must continue to meet and deal with the stresses and chalenges of life in order to achieve a healthy personality. Proses

penyesuaian diri akan berlangsung terus menerus sepanjang rentang kehidupan manusia.

Hariyadi, dkk (2003: 68) menyatakan penyesuaian diri adalah kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan atau dapat pula mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau keinginan diri sendiri. Indikator seseorang


(23)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki penyesuaian diri yang baik ialah (1) memiliki penerimaan diri dan orang lain (2) Kestabilan psikologis, (3) mampu berpikir positif, (4) mampu mengembangkan potensi secara optimal, (5) bertindak sesuai norma.

Esensi dari penyesuaian diri adalah kemampuan merespon individu terhadap tuntutan diri dan lingkungannya, yang melibatkan aspek kematangan intelektual, kematangan emosional dan kematangan sosial. Dalam aspek kematangan intelektual berhubungan dengan cara individu menyadari kelebihan dan kekurangan diri dan orang lain, memiliki pemikiran dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalahnya. Dalam aspek kematangan emosional berhubungan dengan cara peserta didik mentaati aturan yang berlaku di sekolah, menunjukkan ekspresi secara wajar pada setiap pengalaman., Dalam aspek kematangan sosial, individu menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, memiliki kemauan untuk belajar lebih baik.

Secara operasional, penyesuaian diri dalam penelitian ini adalah respon siswa kelas VII MTS AL Inayah Bandung terhadap pernyataan tentang karakteristik penyesuaian diri yang dituangkan ke dalam instrumen dengan indikator sebagai berikut :

1. Pemahaman diri : kemampuan peserta didik dalam menyadari kelebihan dan kekurangan yang harus disyukuri

2. Pertimbangan solusi: kemampuan peserta didik dalam mengambil keputusan untuk penyelesaian masalahnya.

3. Pematuhan aturan: Kemampuan peserta didik dalam mentaati aturan yang berlaku di sekolah.

4. Penanggapan respon : Kemampuan peserta didik dalam menunjukkan ekspresi secara wajar pada setiap pengalaman.

5. Pemilihan respon : Kemampuan peserta didik dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan teman sebaya, guru, dan personil sekolah.

6. Pemanfaatan pengalaman : kemampuan peserta didik untuk optimis terhadap cita-cita dan harapannya.


(24)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Program Bimbingan Pribadi Sosial

Winkel (2005:119) menjelaskan bahwa bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebaginya; serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). Selain itu Surya (1988:47) mendefinisikan bimbingan pribadi sosial sebagai bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-msalah pribadi sosial seperti masalah pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri, dan sebagainya.

Yusuf dan Nurihsan (2008:11) menyatakan bahwa bimbingan dan konseling pribadi sosial adalah upaya bantuan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling atau pembimbing kepada siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri, dan isolasi yang diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa esensi dari program bimbingan pribadi sosial adalah upaya peneliti dan guru bimbingan dan konseling kepada siswa disekolah, yang ditujukan untuk membantu siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri melalui serangkai satuan aktivitas layanan.

Secara operasional, program bimbingan pribadi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah satuan kegiatan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam upaya membantu siswa dalam meningkatkan penyesuaian diri untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pergaulan, penyelesaian konflik yang dikembangkan berdasarkan gambaran penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTS AL Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.


(25)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Struktur program yang dibuat dalam penelitian ini memuat rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, sasaran program, tahapan kegiatan, evaluasi dan tindak lanjut program, dan indikator keberhasilan

D. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum instrumen diberikan kepada peserta didik, terlebih dahulu melalui proses pengembangan instrumen yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain sebagai berikut :

1. Menyusun indikator-indikator dari variabel penelitian yang akan ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori yang telah dikemukakan dalam pembahasan sebelumnya. Membuat kisi-kisi dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap variabel.

2. Mengembangkan instrument

3. Menyusun pertanyaan-pertanyaan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang telah dibuat sekaligus menetapkan kriteria penyekoran untuk setiap alternatif jawabannya.

4. Membuat petunjuk pengisian angket.

5. Instrument/angket di validasi oleh tiga orang ahli atau pakar.

Jenis instrument pengungkap data dalam penelitian berupa inventori berskala. Skala terdiri dari item, masing-masing indikator memiliki item. Skala dalam penelitian ini menggunakan metode Likert. Pernyataan atau item-item yang terdapat dalam instrumen menggambarkan tingkat penyesuaian diri terdiri dari item favorable dan item unfavorable. Item favorable adalah item yang mengandung nilai-nilai yang mendukung secara positif terhadap satu pernyataan tertentu. Sedangkan item unfavorable adalah item yang mengandung nilai-nilai yang mendukung secara negative terhadap satu pernyataan tertentu.

Alternatif respon pernyataan yang digunakan ialah skala tiga. Alasan menggunakan skala tiga (ganjil) adalah untuk memfasilitasi responden yang


(26)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum memiliki sikap yang jelas (Widhiarso, 2010:2). Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memliki nilai 1-5 dengan bobot tertentu. Bobotnya ialah :

1. Untuk pilihan jawaban Sesuai (S) memiliki skor 3,5-5 pada pernyataan positif dan skor 1-2,5 pada pernyataan negatif.

2. Untuk pilihan jawaban Ragu (R) memiliki skor 2,5-3,5 pada pernyataan positif dan skor 2,5-3,5 pada pernyataan negatif.

3. Untuk pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS) memiliki skor 1-2,5 pada pernyataan positif dan skor 3,5-5 pada pernyataan negatif.

Kisi-kisi intrumen untuk mengungkap tingkat penyesuaian diri peserta didik dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen penyesuaian diri akan tersaji pada tabel 3.3:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik MTs

(Sebelum Uji Coba)

Aspek Indikator Item/Pernyataan

(+) Item (-) Item

Kematangan Intelektual

Pemahaman diri

1,4,5,6,7,9 2,3,8 9

Pertimbangan solusi

11, 12, 13, 14, 15, 17

10, 16, 18 9

Kematangan Emosional

Pmatuhan aturan

20, 22, 24, 26, 27

18, 21, 23, 25.

9

Penanggapan respon

30, 31, 32, 35 28, 29, 33, 34, 36


(27)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kematangan

Sosial

Pemilihan respon

30, 38, 40, 43, 45

36, 39, 41, 44 9

Pemanfaatan pengalaman

47, 48, 49, 51, 52, 53

46, 50, 54 9

Total Pernyataan 32 22 54

Tabel di atas menunjukkan kisi-kisi intrumen penyesuaian diri yang dibuat sebelum uji coba dilakukan. Setelah uji coba, maka hasil kisi-kisi intrumen penyesuaian diri dalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik MTs

(Setelah Uji Coba)

Aspek Indikator Item/Pernyataan

(+) Item (-) Item

Kematangan Intelektual

Pemahaman diri

2,3,4,6 1,5 6

Pertimbangan solusi

8,9,10,11,13 7,12,14 8

Kematangan Emosional

Pmatuhan aturan


(28)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penanggapan

respon

24,25,28 26,27,29,30 7

Kematangan Sosial

Pemilihan respon

32,34,36,37,39 31,33,35,38 9

Pemanfaatan pengalaman

41,42,43,45,46 ,47

40,44,48 9

Total Pernyataan 28 20 48

1. Perumusan Butir Pernyataan Instrumen

Pernyataan instrumen dalam penelitian ini mengacu pada kisi-kisi instrumen penyesuaian diri. Pernyataan-pernyataan yang terdapat pada instrumen penyesuaian diri ditujukan untuk mengukur pemahaman diri, pertimbangan solusi, pematuhan aturan, penanggapan respon, pemilihan respon, dan pemanfaatan pengalaman. Pernyataan disesuaikan dengan tingkat berfikir responden, yaitu peserta didik kelas VII MTs.

Setiap pernyataan disertai dengan alternatif respon yang disusun menggunakan skala Likert. Lima aternatif respon instrumen penyesuaian diri yaitu Sangat sesuai (SS), Sesuai (S), Ragu (R), Tidak sesuai (TS), Sangat tidak sesuai (STS). Adapun kriteria alternatif respon instrumen penyesuaian diri adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Alternatif Respon Instrumen

Alternatif Respon Deskripsi

S Peserta didik merasa bahwa pernyataan sesuai dengan gambaran dirinya

R Peserta didik merasa bahwa pernyataan ragu dengan gambaran dirinya

TS Peserta didik merasa bahwa pernyataan tidak sesuai dengan gambaran dirinya


(29)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Kelayakan Instrumen

Instrumen penyesuaian diri disusun melalui beberapa tahap uji kelayakan, yaitu penimbangan instrumen oleh pakar dan praktisi, uji keterbacaan, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen.

a. Penimbangan Instrumen oleh Pakar dan Praktisi

Instrumen yang telah disusun selanjutnya ditimbang (judgement) oleh tiga ahli yaitu dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia. Judgement dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen baik dari segi sisi, konstruk, dan bahasa dari item pernyataan. Uji kelayakan intrumen ini dilakukan mulai tanggal 6 Februari – 5 Maret 2014. Dibawah ini merupakan hasil judgement angket penyesuaian diri yang ditampilkan pada tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Penilaian Instrumen Penyesuaian Diri Oleh Pakar

Kesimpulan Nomor Item Jumlah

Memadai 1,3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 30, 32, 33, 34, 37, 38, 40, 43, 45, 47, 48, 49, 51, 52, 53

36

Revisi 2, 4, 11, 14, 18, 24, 27, 29, 31, 35, 36, 39, 41, 42, 44, 46, 50, 54

18 Tidak

Memadai

- 0

Jumlah 54

b. Uji Keterbacaan Instrumen

Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari tiap item prnyataan. Uji keterbacaan dilakukan pada tanggal 30 april 2014 kepada lima siswa kelas VII di sekolah yang berbeda. Tujuan uji keterbacaan ini yaitu mengukur tingkat keterbacaan instrumen dari segi kata-kata seperti kata-kata yang kurang dipahami, sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah makna dari pernyataan tersebut.

c. Uji Validitas


(30)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arikunto (2010:168) memaparkan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas item adalah derajat kesesuaian antara satu item dengan item-item yang lainnya dalam cakupan yang ingin diukur dalam suatu perangkat instrumen. Suatu instrumen dapat dikatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:121).

Pengujian validitas data menggunakan rumus spearman Brown. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 18.0 for windows. Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan dari 54 butir pernyataan dari angket penyesuaian diri peserta didik 48 butir pernyataan dinyatakan valid.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Penyesuaian Diri

Kesimpulan Nomor Item Jumlah

Valid 3, 4, 5, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64

48

Tidak Valid 1,2,7,11,34,35 6

Jumlah 54

Hasil perhitungan terhadap 54 butir soal untuk instrumen penyesuaian diri, diperoleh item yang tidak valid sebanyak 6 item, sehingga total item yang valid 48 item, item yang tidak valid tidak digunakan dalam pengambilan data penelitian. Item-item yang tidak valid dijadikan instrumen dengan nomor-nomor yang disusun secara acak.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010: 172), reliabiltas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang


(31)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Menurut Arikunto (2010:196) untuk uji reliabilitas yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentukskala digunakan rumus alpha. Rumus alpha tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal ∑Si = Jumlah varians butir St = Varians total

Adapun kriteria untuk mempresentasikan derajat reliabilitas instrumen/nilai r dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Tinggi 0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

Hasil pengujian tingkat reliabilitas pada instrumen penyesuaian diri dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows Versi 18.0 dapat dilihat pada Tabel 3.9 sebagai berikut.

Tabel 3.9

Tingkat Reliabilitas Instrumen Penyesuaian Diri Cronbach's Alpha N of Items

� ��= �

� − � � − ���


(32)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Cronbach's Alpha N of Items

.871 48

Berdasarkan tabel 3.9 didapatkan koefisien Cronbach’s Alpha adalah 0,871 yang berada pada tingkat reliabilitas sangat tinggi. Berdasarkan hsil tersebut, dapat disimpulkan bahwa instrument penyesuaian diri dapat digunakan dengan baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data mengenai penyesuaian diri peserta didik MTS.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan kuesioner (angket). Menurut Arikunto (2010:225), prosedur sebelum kuesioner disusun adalah sebagai berikut.

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. Pada penelitian ini, tujuan yang akan dicapai adalah untuk mengetahui profil penyesuaian diri peserta didik

b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. Pada penelitian ini, variabel yang akan diungkap adalah penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTS.

c. Menjabarkan setiap variabel mejadi subvariabel yang lebih spesifik dan tunggal. Penelitian ini mengungkap dua aspek utama yaitu pengetahuan dan sikap yang masing-masing aspek memiliki indikator tersendiri.

d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data mengenai penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTs AL-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket tertutup. Responden hanya perlu menjawab pernyataan dengan cara memilih


(33)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alternatif respon yang telah disediakan dengan alternatif jawaban sesuai (S), ragu (R), tidak sesuai (TS) dengan skor yang berkisar antara 1 sampai dengan 5.

4. Analisis Data a. Penyeleksian Data

Penyebaran data yang dimaksud adalah pemeriksaan kelengkapan jumlah instrument yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah instrument yang disebarkan. Penyeleksian data dipilih data yang memadai untuk diolah, yaitu kelengkapan pengisian setiap butir pernyataan dan kelengkapan pegisian identitas subjek.

b. Skoring

Langkah selanjutnya adalah penskoran data hasil penelitian. Setiap pernyataan disertai dengan alternatif respon yang disusun menggunakan rating scale. Tiga alternatif respon penyesuaian diri yaitu sesuai (S), ragu (R), tidak sesuai (TS),

Tabel 3.10

Pola Skor Pilihan Alternatif Respon Pernyataan Skor Pilihan Alternatif Respon

S R TS

favorable 3,5 - 5 2,5 - 3,5 1 - 2,5

unfavorable 1 - 2,5 2,5 - 3,5 3,5 - 5

c. Pengelompokkan dan Penafsiran Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil penyesuaian diri peserta didik MTs kelas VII. Data hasil penelitian yang diperoleh dari angket yang telah disebarkan kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui makna skor yang dicapai peserta didik dalam pendistribusian responnya terhadap instrumen. Penskoran yang dimaksud untuk memudahkan dilakukannya analisis dengan menggunakan Z score.


(34)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul adalah mengolah dan menganalisis data sebagai bahan acuan untuk menyusun program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik. Kategorisasi untuk pengelompokkan penyesuaian diri terbagi atas tiga kelompok yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Pengelompokkan intrumen penyesuaian diri pada kategori yang telah ditentukan dengan cara mengubah skor mentah menjadi skor baku (Z). Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Menghitung jumlah skor item pada instrumen (X)

2) Menghitung rata-rata ( ) dan standar deviasi ( S ) dari jumlah skor item pada instrumen

3) Menghitung skor Z dengan rumus :

Keterangan :

X = Jumlah skor item = Rata-rata

S = Standar Deviasi

Tabel 3. 11

Pengkategorian Kemampuan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Skala skor Kategori

z > 1 Tinggi

1 ≤ Z ≤ 1 Sedang

Z < - 1 Rendah

Z Skor = (X- ) S


(35)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengelompokkan ini bertujuan untuk memperoleh profil penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Adapun penjelasan dalam setiap kriteria skor penyesuaian diri adalah sebagai berikut.

Tabel 3. 12

Kriteria Skor Aktual Kemampuan Penyesuaian Diri Peserta Didik kelas VII MTS Al Inayah Bandung tahun ajaran 2013/2014

No Kriteria Kategori Penafsiran

1 z > 1 Tinggi Pada kategori ini, peserta didik sudah menyadari tentang pentingnya pemahaman diri, pertimbangan solusi, pematuhan aturan, penanggapan respon, pemilihan respon, pemanfaatan pengalaman

2 1 ≤ Z ≤ 1 Sedang Pada kategori ini, peserta didik masih

kebingungan tentang pemahaman diri, pertimbangan solusi, pematuhan aturan, penanggapan respon, pemilihan respon, pemanfaatan pengalaman

3 Z < - 1 Rendah Pada kategori ini, peserta didik belum menyadari tentang pentingnya pemahaman diri, pertimbangan solusi, pematuhan aturan, penanggapan respon, pemilihan respon, pemanfaatan pengalaman

5. Proses dan Hasil Uji Kelayakan Program Bimbingan Pribadi Sosial Langkah selanjutnya setelah hasil dan profil penyesuaian diri didapatkan adalah merancang program bimbingan pribadi sosial yang digunakan sebagai


(36)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

treatment pada pesertadidik kelas VII MTs Al-Inayah Bandung untuk

meningkatkan penyesuaian diri.

Proses yang dilaksanakan dalam uji kelayakan program bimbingan pribadi sosial, yaitu (a) konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai program yang telah disusun; (b) meminta pertimbangan kepada tiga orang pakar yaitu dosen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang merupakan dua pakar program dan satu orang praktisi yaitu guru bimbingan konseling di MTs Al-Inayah Bandung. Adapun struktur program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang diuji kelayakannya adalah sebagai berikut:

a. Rasional

Rasional yang dinyatakan layak adalah rasional yang menjelaskan dasar pemikiran mengenai urgensi bimbingan dan konseling didalam keseluruhan program khususnya bimbingan pribadi sosial, gambaran penyesuaian diri peserta didik MTS dan pentingnya bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri

b. Deskripsi Kebutuhan

Deskripsi kebutuhan yang dinyatakan layak adalah yang menjelaskan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh peserta didik berdasarkan profil penyesuaian diri yang didapatkan dari hasil analisis Instrumen penyesuaian diri peserta didik MTS

c. Tujuan Program

Tujuan program yang dinyatakan layak adalah yang mendeskripsikan mengenai tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam meningkatkan penyesuaian diri peserta didik

d. Sasaran Program

Sasaran program yang dinyatakan layak adalah tujuan yang mendeskripsikan mengenai peserta didik yang paling membutuhkan layanan bimbingan untuk meningkatkan penyesuaian diri.


(37)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan yang dinyatakan layak adalah tahapan kegiatan yang berisi matriks dan uraian secara rinci mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan satuan layanan yang telah dibuat untuk memfasilitasi peserta didik dalam meningkatkan penyesuaian diri

f. Pengembangan Topik

Pengembangan topik yang dinyatakan layak adalah topik yang menggambarkan berbagai materi yang akan digunakan dalam pelaksanaan layanan program bimbingan pribadi sosial. Topik kemudian dioperasionalkan dalam bentuk Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling

g. Evaluasi dan Tindak Lanjut Program

Evaluasi yang dinyatakan layak didasarkan pada dua aspek, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses merupakan evaluasi apakah layanan bimbingan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah dibuat. Evaluasi hasil merupakan evaluasi terhadap perubahan sikap pada peserta didik. Tindak lanjut dilakukan berdasarkan hasil yang telah dievaluasi sebagai langkah perbaikan dan pengembangan, sehingga program untuk selanjutnya dapat digunakan sebaik-baiknya.

h. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan program bimbingan pribadi sosial diketahui dari adanya peningkatan penyesuaian diri peserta didik sebelum dan sesudah kegiatan layanan diberikan.


(38)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data unutk mengetahui efektifitas profram bimbingan pribadi sosial menggunakan statistik nonparametik. Pengujian efektivitas menggunakan statistika nonparametik karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal dan menggunakan pengujian hipotesis komparatif. Sugiyono (2012:4) menjelaskan bahwa “data ordinal adalah data yang berbentuk ranking atau peringkat. Data ini bila dinyatakan dalam skala maka jarak satu data dengan data yang lainnya tidak sama”.

E. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut . 1. Tahap Persiapan

a) Menyusun proposal skripsi kemudian mengkonsultasikannya dengan tim dosen mata kuliah Metode Riset

b) Mempresentasikan hasil konsultasi proposal dalam forum kegiatan seminar proposal pada mata kuliah Metode Riset

c) Merevisi proposal penelitian sesuai dengan saran dari tim dosen pada saat penyelenggaraan kegiatan seminar proposal

d) Mendapatkan nama-nama dosen pembimbing skripsi melalui perrtimbangan tim dosen mata kuliah Metode Riset

e) Merevisi proposal penelitian sesuai dengan saran dosen pembimbing f) Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada

tingkat fakultas.

g) Bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing untuk penyusunan BAB I, II, dan III

h) Mengajukan permohonan izin penelitian dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas dan BAAK kemudian surat izin yang telah disahkan kemudian diberikan kepada kepala sekolah MTS Al-Inayah Bandung sehingga dikeluarkan surat disposisi dari pihak sekolah


(39)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i) Pengembangan instrumen penelitian (perumusan definisi operasional, kisi-kisi instrumen, perumusan butir-butir pernyataan, penimbangan instrumen oleh para pakar, uji keterbacaan selanjutnya merevisi instrumendari hasil uji keterbacaan).

j) Uji coba angket (untuk pengolahan data validitas dan reliabilitas) kepada 145 orang peserta didik kelas VII MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014

k) Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengumpulan data dalam rangka pelaksanaan treatment dengan menyebarkan instrumen penyesuaian diri yang telah layak untuk disebarkan kepada peserta didik kelas VII MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 (setelah diuji validitas dan reliabilitas).

b. Menetapkan sampel penelitian yang mendapat hasil tingkat pencapaian terendah. Sampel tersebut merupakan 19 orang peserta didik yang memiliki kategori rendah dari seluruh kelas VII.

c. Pengolahan data tentang penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 yang menghasilkan profil penyesuian diri peserta didik dan dijadikan dasar rumusan program bimbingan pribadi sosial

d. Penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri kelas VII MTS Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014, yang kemudian dipertimbangkan oleh para pakar dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan praktisi dari MTS Al-Inayah Bandung untuk menghasilkan program bimbingan pribadi sosial yang layak

e. Pretest dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pengumpulan data


(40)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTs Al-Inayah Tahun Ajaran 2013/2014 telah layak diujicobakan

g. Posttest dilaksanakan setelah kegiatan layanan selesai dilakukan

h. Melakukan analisis data pretest dan posttest. Kemudian membandingkan haisl pengukuran dengan menguji signifikansi untuk mengungkap kefektifan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik

2. Tahap Pelaporan Hasil

a. Menyusun BAB IV dan V untuk menjelaskan hasil serta kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

b. Melaporkan hasil penelitian dalam bentuk skripsi untuk kemudian dipertanggungjawabkan.


(41)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian, program bimbingan pribadi sosial terbukti efektif untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTs Al-Inayah Bandung Tahun 2013/2014. dengan hal-hal sebagai berikut.

1. Profil penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang, dan seluruh indikator telah termanifestasikan sebagai perilaku tugas perkembangan hubungan sosial. Kategori sedang bermakna bahwa siswa menunjukkan kemampuan dalam pemahaman diri tetapi masih sebatas pada kekurangannya bukan kelebihannya, menunjukkan kemampuan dalam mempertimbangkan solusi tetapi masih sebatas pada pilihan yang membuat peserta didik dirasa nyaman bukan pada pilihan yang dirasa baik bagi peserta didik, menunjukkan kemampuan dalam mematuhi aturan tapi masih sebatas pada aturan tertentu saja, menunjukkan kemampuan dalam menanggapi respon yang wajar, menjalin menunjukkan kemampuan dalam memanfaatkan pengalaman tetapi peserta didik masih harus berkonsultasi dengan guru pembimbing agar apa yang dilakukan bermanfaat atau tidak bagi peserta didik.

2. Rumusan program bimbingan pribadi sosial yang layak untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik menurut pakar dan praktisi memuat struktur program sebagai berikut: (a) Rasional, (b) Deskripsi Kebutuhan, (c) Tujuan Program, (d) Sasaran Program, (e) Rencana Operasional, (f) Pengembangan Tema/Topik yang dioperasionalkan melalui Pengembangan Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK), (g) Evaluasi dan Tindak Lanjut, dan (h) Indikator Keberhasilan.


(42)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Program bimbingan pribadi sosial efektif untuk meningkatkan penyesuaian diri peserta didik kelas VII MTs Al-Inayah Bandung Tahun Ajaran 2013/2014, hal ini diketahui dengan adanya peningkatan pada penyesuaian diri peserta didik secara umum dan setiap indikatornya yang terdiri dari: pemahaman diri, pertimbangan solusi, pematuhan aturan, penanggapan respon, pemilihan respon, pemanfaatan pengalaman.

B. Rekomendasi

Rekomendasi untuk mengembangkan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri lebih lanjut ditunjukkan bagi guru bimbingan dan konseling dan peneliti selanjutnya, sebagai berikut.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Sebagai upaya tindak lanjut program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri, guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan :

a. Instrumen penyesuaian diri peserta didik SMP yang telah terbukti reliabel (tingkatan hubungan sangat kuat) dalam mengungkap penyesuaian diri peserta didik kelas VII. Instrumen penyesuaian diri dapat digunakan untuk perorangan ataupun secara kelompok bagi peserta didik kelas VII dengan prosedur sebagai berikut; (1) guru BK terlebih dahulu membaca pedoman instrumen penyesuaian diri, lalu diberitahukan kepada peserta didik; (2) peserta didik membaca langkah-langkah menjawab instrumen penyesuaian diri; (3) lembar pernyataan dan lembar jawaban diberikan kepada peserta didik lalu mulai mengerjakan; dan (4) setelah peserta didik mengerjakan, kemudian hasil jawaban peserta didik dianalisis dengan norma-norma yang


(43)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah ditentukan, kemudian hasilnya ditafsirkan untuk mengetahui tingkat pencapaian penyesuaian diri peserta didik.

b. Program bimbingan pribadi sosial ini sebagai upaya untuk meningkatkan penyesuaian diri yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan pribadi sosial peserta didik dengan cara terlebih dahulu diidentifikasi indikator-indikator dan peserta didik yang memiliki tingkat pencapaian penyesuaian diri terendah melalui penyebaran instrumen penyesuaian diri.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini masih terbatas pada variabel yang diteliti, populasi, sampel, dan metode penelitian sehingga pada penelitian selanjutnya disarankan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan pengungkapan profil penyesuaian diri yang masih terbatas pada tiga aspek yaitu aspek kematangan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial, menjadi empat aspek utuh penyesuaian diri dengan ditambah aspek tanggungjawab

b. Penelitian selanjutnya dapat megembangkan penelitian dengan tema yang sama, namun pada populasi dan sampe yang berbeda. Diantaranya pada peserta didik SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA sehingga dapat menghasilkan profil penyesuaian diri pada jenjang yang lebih luas.

c. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode lain seperti ekperimen murni dengan memberikan perlakuan tidak hanya kepada kelas eksperimen namun juga pada kelas kontrol, sehingga dapat diketahui perubahan penyesuaian diri pada peserta didik pada kedua kelompok sampel.


(44)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2008). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling

dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bumi Aksara

Azwar, S. (2011). Sikap Manusia (Teori & Pengukurannya). Yogyakarta : Pustaka Belajar

Calhoun, J.F. Acocella, J.R. (1990). (a.b) Psychology of Adjustment and Human

Relationship. New York: McGraw-Hill, Inc.

Chaplin,J.P. (2000). (a.b. Kartini Kartono). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.

Citaripah,R. (2011). Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan

Penyesuaian Diri Siswa. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB IKIP.

Bandung : tidak diterbitkan

Daradjat,Z. (1980). Kesehatan Mental. Jakarta : Gunung Agung

Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan

Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta

Derlega, Valerian and Janda, Louis. (1978). Personal Adjustment: The Psychology of Everyday Life. New Jersey : General Learning Press.

Desmita (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya

Fakhruroji, Much, Privatisasi Agama dan Globalisasi, __:2012. http://mangozie.net/?p=107

Firin, M., dkk. 1994. Kemasakan Sosial Anak-anak Berintelegensi Tinggi dan

Normal. Jurnal Psikologi, Vol 08, 27-32.


(1)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah ditentukan, kemudian hasilnya ditafsirkan untuk mengetahui tingkat pencapaian penyesuaian diri peserta didik.

b. Program bimbingan pribadi sosial ini sebagai upaya untuk meningkatkan penyesuaian diri yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan pribadi sosial peserta didik dengan cara terlebih dahulu diidentifikasi indikator-indikator dan peserta didik yang memiliki tingkat pencapaian penyesuaian diri terendah melalui penyebaran instrumen penyesuaian diri.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini masih terbatas pada variabel yang diteliti, populasi, sampel, dan metode penelitian sehingga pada penelitian selanjutnya disarankan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan pengungkapan profil penyesuaian diri yang masih terbatas pada tiga aspek yaitu aspek kematangan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial, menjadi empat aspek utuh penyesuaian diri dengan ditambah aspek tanggungjawab

b. Penelitian selanjutnya dapat megembangkan penelitian dengan tema yang sama, namun pada populasi dan sampe yang berbeda. Diantaranya pada peserta didik SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA sehingga dapat menghasilkan profil penyesuaian diri pada jenjang yang lebih luas.

c. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode lain seperti ekperimen murni dengan memberikan perlakuan tidak hanya kepada kelas eksperimen namun juga pada kelas kontrol, sehingga dapat diketahui perubahan penyesuaian diri pada peserta didik pada kedua kelompok sampel.


(2)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2008). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bumi Aksara

Azwar, S. (2011). Sikap Manusia (Teori & Pengukurannya). Yogyakarta : Pustaka Belajar

Calhoun, J.F. Acocella, J.R. (1990). (a.b) Psychology of Adjustment and Human Relationship. New York: McGraw-Hill, Inc.

Chaplin,J.P. (2000). (a.b. Kartini Kartono). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.

Citaripah,R. (2011). Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB IKIP. Bandung : tidak diterbitkan

Daradjat,Z. (1980). Kesehatan Mental. Jakarta : Gunung Agung

Depdiknas. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta Derlega, Valerian and Janda, Louis. (1978). Personal Adjustment: The

Psychology of Everyday Life. New Jersey : General Learning Press. Desmita (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya

Fakhruroji, Much, Privatisasi Agama dan Globalisasi, __:2012. http://mangozie.net/?p=107

Firin, M., dkk. 1994. Kemasakan Sosial Anak-anak Berintelegensi Tinggi dan Normal. Jurnal Psikologi, Vol 08, 27-32.


(3)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gysberg dan Henderson. (2006). Development & Managing (Your School Guidance and Counseling Program). USA : American Counseling Association.

Haeny, I. N. (2010). Program Bimbingan Kelompok untuk Mengembangkan Penyesuaian Diri Peserta Didik. Tesis: Jurusan Psikologi Pendidikan UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Halim, A. “Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia”. Di dalam Amran Halim,

ed.1984). Politik Bahasa Nasional. Jakarta: PN Balai Pustaka. Hartinah (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Refika Aditama Haryadi, Sugeng. 2003. Psikologi Perkembangan. Semarang: UPT. UNNES

PRESS.

Hurlock B, Elizabeth. (1992). (alih bahasa Istiwidayanti & Soedjarwo). Psikologi Perkembangan. (Edisi kelima). Jakarta : Erlangga

Hurlock B, Elizabeth. (1980). (alih bahasa Istiwidayanti & Soedjarwo) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Kartadinata, S. (1983). Kontribusi Iklim Kehidupan Keluarga Terhadap Adekuasi Penyesuaian Diri. Jurusan PPB FIP IKIP. Bandung : Tidak diterbitkan Latifah,N. (2012). Efektivitas Permainan Kelompok dalam Mengembangkan

Penyesuaian Diri Siswa. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB IKIP. Bandung : tidak diterbitkan

Latipah,I. (2005). Pengembangan Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB IKIP. Bandung : tidak diterbitkan

Lazarus. (1963). Personality and Adjustment. New Jersey: Prentice-Hall,Inc Syamsuddin, A. M (2000). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha nasional

Muro and Kottman. (1995). Guidance and Counseling in Elementary School: A Pratical Approach. Boulevard-Dubuque : Brown & Benchmark Publisher.


(4)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Musthafa,F. (1982).(alih bahasa Daradjat,Z).”Penyesuaian Diri”. Jakarta : Bulan

bintang

Mutadin, Z.(2002).”Penyesuaian Diri Remaja”.[online].Tersedia : http://www.psikologi.com/remaja/160802.htm. [9 juni 2004].

Nurihsan, A.J. (2006). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: refika Aditama

Nurihsan, A. J & Sudianto A. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMP Kurikulum 2004. Jakarta : Grasindo

Puspitasari, N. (2008). Hubungan antara Sumber-Sumber Self Esteem dengan perilaku Asertif pada Remaja. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Riduan. (2005). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung : ALFABETA

Rosidah,A. (2013). Efektivitas Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa. Skripsi Sarjana pada Jurusan PPB IKIP. Bandung : tidak dterbitkan

Puspitasari, N. (2008). Hubungan antara sumber-sumber Self Esteem dengan Perilaku Asrtif pada Remaja.Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sandhya (2010). Employee Engagement: The Key to Improving Performance.International Journal of Business and Management,5(12):89. Santrock, John W (2004). Life-Span Development (9 th Edition). Newyork : Mc

Graw-Hill

Schneiders,A.(1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Rinehart & Winston

Semiun. OFM. (2006). Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius Sobur, A. (2003). Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya

Solehuddin .(2008). Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Bandung:Jurusan PPB FIP UPI


(5)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suherman, AS. Uman.(2009). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi Press

Sujarwo (2011). Efektivitas Bimbingan Teman sebaya dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa. Tesis pada Pasca UPI. Bandung: Tidak diterbitkan

Sukardi, Dewa Ketut. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Supriatna Mamat. (2006). Strategi Bimbingan dan Konseling Pengembangan Aspek Kepribadian Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas

Surya, M (1988). Dasar-dasar Konseling Pendidikan (Teori&Konsep). Yogyakarta : Penerbit Kota Kembang.

Syamsudin. (2012). “Makalah Kenakalan Remaja”. Tersedia pada: http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah-kenakalan-remaja.html. Diakses tanggal 4 Desember 2012.

Syamsudin. (2011). “Dampak Pergaulan Bebas Bagi Remaja”. Tersedia pada: http://4905.blogspot. com / 2011/06/ dampak-pergaulan-bebas-bagi-remaja.html. Diakses tanggal 8 Desember 2012.

Undang-undang Republik Indonesia No.20 Pasal 3 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Surabaya: Karina

Willis, S. (2010). Remaja & Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Winkel, W.S, (2005). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta : Gramedia

Winkel. (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: PT. Grasindo.


(6)

Arnes Meilenda, 2014

Efektivitas Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya

Yusuf, S. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya

Yusuf dan Nurihsan. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.