MENINGKATKAN KREATIFITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK : Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok Bermain As-Syifa Kec. Jalancagak Kab. Subang Tahun Pelajaran 2013/2014.

(1)

MENINGKATKAN KREATIFITAS ANAK USIA DINI

MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok Bermain As-Syifa Kec. Jalancagak Kab. Subang Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

Cucuy Setiasih Murni 1008919

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan

Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok”ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan,

ttd

Cucuy Setiasih Murni


(3)

(4)

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH………... iii

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR GAMBAR……….. viii

DAFTAR GRAFIK………. ix

DAFTAR TABEL………... x

DAFTAR LAMPIRAN……….. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah………. 5

C. Tujuan Penelitian……….. 5

D. Manfaat Penelitian……… 6

E. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi……….. 6

BAB IIMENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK A. Konsep Dasar Kreativitas………... 8

B. Konsep Bermain……… 16

C. Konsep Media………... 18

D. Penelitian Terdahulu Yang Relevan………. 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan subjek Penelitian……… 34

B. Desain Penelitian………. 34

C. Metode Penelitian……… 39


(6)

E. Instrument Penelitian……….. 41 F. Teknik Pengumpulan Data……….. 46 G. Teknik Analisis Data………... 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian……… 52 1. Kondisi Objektif Kreativitas Anak Usia Dini di Kelompok

Bermain As-Syifa ………... 52 2. Pelaksanaan Kegiatan Bermain Balok dalam Meningkatkan

Kreativitas Anak Usia Dini di Kelompok Bermain As-Syifa …. 55 3. Peningkatan Kreativitas Anak Kelompok Bermain As-Syifa

Setelah Kegiatan Bermain Balok………. 102 B. Pembahasan………. 103

1. Kondisi Objektif Pembelajaran Kreativitas di Kelompok

Bermain As-Syifa Sebelum Penggunaan Media Balok Unit…... 103 2. Penerapan Kegiatan Bermain Balok Untuk Meningkatkan

Kreativitas Anak Kelompok Bermain As-Syifa……….. 105 3. Peningkatan Kreativitas Anak Kelompok Bermain As-Syifa

Setelah Diterapkan Kegiatan Bermain Balok……….. 108 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ……… 110 B. Rekomendasi………... 111

DAFTAR PUSTAKA……….. 112

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(7)

MENINGKATKAN KREATIFITAS ANAK USIA DINI

MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK

Cucuy Setiasih Murni 1008919

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan temuan masalah yang berkaitan dengan kreativitas di Kelompok Bermain As-Syifa. Permasalahan yang ditemukan adalah banyak anak belum menunjukkan rasa percaya diri dalam mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri, belum bisa menunjukkan sikap antusias dan kesungguhan dalam melakukan permainan kompetitif secara positif, belum mampu menunjukkan sikap apresiasi menghargai hasil karya sendiri dan hasil karya orang lain, dan belum mampu menunjukkan sikap mandiri dalam menyelesaikan kegiatan. Hal ini disebabkan cara guru mengajarnya cenderung bersifat akademik, yakni guru berperan sebagai penyampai materi anak duduk manis mendengarkan dan menerima pembelajaran. Guru tidak membiasakan untuk memberikan kesempatan kepada anak dalam mengemukakan pendapat atau gagasannya dan mengembangkan seluruh potensinya dalam pembelajaran tersebut. Di samping itu juga media/alat peraga di Kelompok Bermain As-Syifa masih kurang memadai, guru jarang menggunakan media/alat peraga saat menyampaikan materi pembelajaran sehingga saat pembelajaran berlangsung anak merasa bosan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimana kondisi objektif kreativitas anak di Kelompok Bermain As-Syifa ? (2) Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran melalui kegiatan bermain balok untuk meningkatkan kreativitas anak di Kelompok Bermain As-Syifa ? (3) Bagaimana peningkatan kreativitas anak setelah dilaksanakan pembelajaran melalui kegiatan bermain balok di Kelompok Bermain As-Syifa? Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang meningkatnya kreativitas anak Kelompok Bermain As-Syifa melalui kegiatan bermain balok. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Setiap tindakan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah anak Kelompok Bermain As-Syifa yang berjumlah delapan orang. Kreativitas anak setelah dilaksanakan tindakan menunjukkan adanya peningkatan setiap siklus. Anak dapat menunjukkan kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik, dan kemandirian. Rekomendasi bagi pendidik anak usia dini adalah penggunaan media balok dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan kreativitas anak sebagai media yang menarik, memotivasi dan melibatkan anak secara aktif menjadi kreatif. Kata kunci : Kreativitas Anak Usia Dini, Balok


(8)

ENHANCING EARLY CHILDHOOD CREATIVITY

THROUGH PLAYING BLOCKS ACTIVITIES

Cucuy Setiasih Murni 1008919

Abstract

This study was conducted based on problems which related to the creativity in As-Syifa Playgroup. The problems which found were many children have not shown their confidence in creating something according to their own ideas. In addition they have not shown their enthusiasm and seriousness in conducting competitive game positively. Furthermore, they have not appreciated their works and others. The last, they have notbeen fully independent in completing activities. It was

because of teachers’ way of teaching. The teachers just delivered the information just as the students were sitting and listening to the information. They were not accustomed to providing opportunities for children in telling their ideas or opinions and developing their potential in teaching and learning process. In addition, the teaching media is still inadequate. The teachers rarely used the media so the students often felt bored in teaching and learning process. The research question of this study as follows: 1. How was the objective condition of children’s creativity in As-Syifa Playgroup? 2. How was the teaching and learning process through playing blocks in enhancing children’s creativity in As-Syifa Playgroup?

3. Was there any enhancement of children’s creativity after learning through

playing blocks in As-Syifa Playgroup? The purpose of the study was to portray

whether playing blocks could enhance children’s creativity in As-Syifa Playgroup. This study used classroom action research method. The activities were planning, doing, observing and reflecting. The data were collected through interviews, observation and documentation. The subject of the study was eight children of As-Syifa Playgroup. The study revealed that the children’s creativity showed the enhancement after implementing activities. The children could show confidence, tenacity, aesthetic appreciation, autonomy. The recommendation of the study was early childhood teacher can use blocks in enhancing children creativity. Blocks is interesting, motivating and involving media and can make children creative.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa :

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Berdasarkan undang-undang tersebut di atas maka anak usia dini membutuhkan proses pendidikan secara terencana untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan sesuai usianya agar anak memiliki kesiapan menghadapi masa selanjutnya. Pendidikan sejak usia dini sangat diperlukan guna memberikan rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan anak, yang mencakup penanaman nilai-nilai dasar (agama dan moral), pembentukan sikap (sosial dan emosional), dan pengembangan kemampuan dasar (berbahasa, motorik, dan kognitif). Masa usia dini menurut para ahli psikologi perkembangan adalah periode emas bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan.

Ismail (2006 : 6) menyatakan bahwa “Usia pra-sekolah merupakan usia paling peka bagi anak. Karena itu, ia menjadi titik tolak paling strategis untuk mengukir kualitas seorang anak di masa depan. Anak kaya akan daya khayal,

daya pikir, rasa ingin tahu, dan kreativitas yang tinggi”

Berdasarkan uraian di atas maka masa kanak-kanak disebut juga sebagai usia kreatif. Anak usia dini dapat menciptakan segala sesuatu yang ada dalam pikirannya dan menuangkannya ke dalam alat permainannya. Pada dasarnya setiap pribadi sejak lahir memiliki bakat kreatif, hanya saja kemampuan tersebut harus digali dan kemudian dikembangkan. Potensi kreatif yang dimiliki anak membutuhkan kegiatan yang dapat menimbulkan


(10)

rasa ingin tahu anak untuk mempelajari sesuatu dan menghasilkan sesuatu yang baru dengan kreasinya sendiri.

Pengembangan kreativitas pada anak usia dini membutuhkan kondisi dan sikap tertentu dari lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Hal ini didukung oleh Hurlock

(1993 : 29) yang menyatakan bahwa “Kondisi yang menghalangi

perkembangan kreativitas ketika anak masih kecil kemungkinan akan berlanjut dan menghambat perkembangan kreativitas pada seterusnya”. Potensi kreatif tidak dapat berkembang dengan baik apabila individu tidak berada dalam lingkungan yang mendukung kreativitas itu sendiri.

Mengingat pentingnya mengembangkan kreativitas anak sejak usia dini maka anak perlu diberi kesempatan dalam mengembangkan gagasan atau ide-ide yang ada dalam pikirannya. Hal ini perlu dirangsang oleh lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga agar kreativitas anak dapat berkembang. Para pendidik anak usia dini sebaiknya memperhatikan perkembangan kreativitas anak sejak dini dengan banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain, karena dunia anak adalah dunia bermain.

Senada dengan pernyataan di atas, Santoso dkk (2008 : 1.15)

menyatakan bahwa “ Kebutuhan anak usia Taman Kanak-kanak harus

disesuaikan dengan hakikat anak, antara lain ingin bermain, suka hal yang

baru, ingin mencoba… “. Dengan bermain anak akan bertambah

pengalamannya dan pengetahuannya. Hal ini didukung oleh Montolalu dkk.

(2008 : 1.19) yang menyatakan “Saat anak menggunakan daya khayalnya dalam bermain, dengan atau tanpa alat, mereka lebih kreatif”.

Pengembangan kreativitas sekarang ini semakin berkurang, hal ini disebabkan karena banyak fakta-fakta di lapangan yang masih menggunakan cara-cara yang lebih menekankan pada pengembangan kecerdasan akademik sehingga pengembangan kreativitas anak terabaikan dan kurang diperhatikan. Selain itu juga, guru maupun orang tua sebagai pendidik anak usia dini masih


(11)

memandang kreativitas sebagai hal yang biasa saja. Pendidik cenderung mengarahkan anak untuk belajar sesuai keinginannya sehingga anak tidak mempunyai kesempatan untuk memilih kegiatan yang sesuai dengan minat anak. Dampaknya proses pembelajaran merupakan sesuatu yang membosankan bagi anak, maka dengan itu perlu adanya upaya yang dapat

mengembangkan kreativitas anak. Hurlock (1993 : 30) menyatakan ”Apabila

para guru menganggap prestasi akademik sebagai satu-satunya bagi keberhasilan dalam kehidupan, hambatan terhadap ekspresi kreatif mungkin

sangat besar”.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada anak-anak Kelompok Bermain (anak usia 3-4 tahun) di PAUD As-Syifa Jalancagak Subang yang akan menjadi subjek pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya kemampuan kreativitas anak masih belum optimal. Hal ini terlihat ketika proses belajar sebahagian anak belum menunjukkan rasa percaya diri dalam mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri, belum bisa menunjukkan sikap antusias dan kesungguhan dalam melakukan permainan kompetitif secara positif, belum mampu menunjukkan sikap apresiasi menghargai hasil karya sendiri dan hasil karya orang lain, dan belum mampu menunjukkan sikap mandiri dalam menyelesaikan kegiatan.Hal ini disebabkan cara guru mengajarnya cenderung bersifat akademik, yakni guru berperan sebagai penyampai materi anak duduk manis mendengarkan dan menerima pembelajaran. Guru tidak membiasakan untuk memberikan kesempatan kepada anak dalam mengemukakan pendapat atau gagasannya dan mengembangkan seluruh potensinya dalam pembelajaran tersebut. Di samping itu juga media/alat peraga di Kelompok BermainAs-Syifa masih kurang memadai, guru jarang menggunakan media/alat peraga saat menyampaikan materi pembelajaran sehingga saat pembelajaran berlangsung anak merasa bosan.

Sehubungan dengan aktivitas bermain, salah satu hal yang berhubungan erat adalah sarana yang digunakan untuk bermain atau alat


(12)

permainan itu sendiri. Menurut Ismail (2006 : 177) “Alat yang tepat untuk

mengembangkan kreativitas anak adalah desain yang mudah dan sederhana”. Hal ini didukung oleh Hurlock (1993 : 29) yang menyatakan bahwa “Anak

yang diberi peralatan main yang sangat terstruktur seperti boneka dengan berpakaian lengkap, kehilangan kesempatan bermain yang dapat mendorong

perkembangan kreativitas”.

Senada dengan pendapat yang dikemukakan di atas, realita alat bermain anak akhir-akhir ini banyak sekali dijumpai jenis-jenis alat permainan yang sifatnya permanen, seperti boneka, mobil, robot, pesawat dengan menggunakan remote kontrol. Bahkan anak cenderung menyukai jenis permainan pasif yang dilakukan hanya sekedar untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan dari hiburan seperti play station, video game, sega dan sebagainya karena anak menganggap bahwa jenis permainan tersebut lebih bergengsi dan modern.

Salah satu permainan yang dapat mengembangkan kreativitas anak adalah bermain balok. Sebagaimana dikemukakan oleh Asmawati dkk. (2011

: 11.4) bahwa “balok kayu adalah alat bermain yang bebas dimainkan sesuai

dengan keinginan anak. Anak dapat berkreasi apapun yang dia inginkan”. Hal ini didukung oleh Sriningsih (2009 : 119) bahwa “Kegiatan bermain balok

untuk anak usia dini mampu menstimulasi berbagai perkembangan secara menyeluruh diantaranya keterampilan motorik halus, berkomunikasi,

bekerjasama, imajinasi dan kreativitas”.

Berkaitan dengan hal di atas meningkatkan kreativitas anak melalui media balok merupakan suatu proses pembelajaran yang tepat untuk anak usia dini. Karena bermain balok dapat merangsang kreativitas anak. Dengan bermain balok anak dapat menciptakan sesuatu yang baru, hal ini tergantung pada kemampuan anak untuk mendapatkan pengetahuan yang sudah umum diterima, dari pengetahuan yang telah didapatnya kemudian diatur dan diolah ke dalam bentuk-bentuk permainan balok sehinggga dapat menciptakan


(13)

sesuatu yang baru dan orisinal. Melalui bermain balok, anak mendapat banyak pengalaman menarik.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kemampuan kreativitas pada anak Kelompok Bermainmelalui kegiatan bermain balok. Dengan demikian peneliti mengangkat judul “ Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, secara umum permasalahan penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan kreativitas anak di Kelompok Bermain As-Syifa melalui kegiatan bermain balok“.

Adapun rumusan masalah secara khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi objektif kreativitas anak di Kelompok Bermain As-Syifa ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran melalui kegiatan bermain balok untuk meningkatkan kreativitas anak di Kelompok Bermain As-Syifa ? 3. Bagaimana peningkatan kreativitas anak setelah dilaksanakan pembelajaran melalui kegiatan bermain balok di Kelompok Bermain As-Syifa?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan data tentang kondisi objektif kreativitas anak di Kelompok Bermain As-Syifa.

2. Mendeskripsikan data tentang pelaksanaan pembelajaran melalui kegiatan bermain balok untuk meningkatkan kreativitas anak di Kelompok Bermain As-Syifa.


(14)

3. Mendeskripsikan data tentang peningkatan kreativitas anak Kelompok Bermain setelah diterapkan pembelajaran melalui kegiatan bermain balok.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut :

1. Bagi Anak

Penelitian ini diharapkan dapat membantu mengembangkan kreativitas anak dengan media pembelajaran yang menyenangkan bagi anak yaitu kegiatan bermain balok.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru anak usia dini untuk menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam mengembangkan kreativitas anak yaitu media balok.

3. Bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Penelitian ini diharapkan sebagai rujukan dalam pengembangan atau penyediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang pengembangan kreativitas di sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya. E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab, adapun rangkuman pembahasannya sebagai berikut :


(15)

Bab ini mendeskripsikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan.

Bab II Kajian teori

Bab ini membahas kajian-kajian pustaka mengenai konsep kreativitas yang meliputi pengertian kreativitas, aspek-aspek kreativitas, faktor yang mempengaruhi kreativitas, faktor-faktor penghambat kreativitas, tujuan pengembangan kreativitas pada anak usia dini, peran guru dalam pengembangan kreativitas. Konsep bermain yang meliputi pengertian bermain dan tahapan perkembangan bermain, konsep media yang meliputi pengertian media, manfaat media, syarat media untuk anak, media balok, aspek-aspek bermain balok, manfaat bermain balok, jenis-jenis permainan balok, bentuk-bentuk balok, tahapan bermain balok, aplikasi bermain balok di sentra balok, peran gurupada kegiatan bermain balok, dan penelitian terdahulu yang relevan.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan peneliti selama berada di tempat penelitian.


(16)

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran sebagai bahan penelitian lebih lanjut.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain As-Syifa yang beralamat di Jl.Sukamaju Desa Tambakmekar Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang.

Subjek dalam penelitian ini adalah anak Kelompok Bermain As-Syifa tahun ajaran 2013-2014. Semua anak berjumlah 8 orang, yang terdiri dari 1 anak laki-laki, dan 7 orang anak perempuan.

Pertimbangan peneliti mengambil subjek penelitian tersebut karena kreativitas anak Kelompok Bermain pada kegiatan bermain balok masih belum optimal menunjukkan rasa percaya diri dalam mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri, belum bisa menunjukkan sikap antusias dan kesungguhan dalam melakukan permainan kompetitif secara positif, belum mampu menunjukkan sikap apresiasi menghargai hasil karya sendiri dan hasil karya orang lain, danbelum mampu menunjukkan sikap mandiri dalam menyelesaikan kegiatan.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model John Elliot. Jenis penelitian ini menggunakan PTK partisipan karena dalam penelitian ini peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai penelitian tersebut berakhir. Sesuai denganChein,1990 (Muslihudin, 2009 : 64)yang menyatakan “Sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya”.

Adapun langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas yang mengacu kepada model John Elliot adalah sebagai berikut yaitu : 1.Perencanaan, 2.Pelaksanaan, 3.Pengamatan, 4.Refleksi, 5.Perencanaan tindakan selanjutnya


(18)

apabila diperlukan (Muslihudin, 2009 : 60).Gambar riset aksi model John Elliot adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1

Gambar riset aksi model John Elliot Sumber : Muslihudin (2009 : 60)

Langkah-langkah dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setelah siklus pertama, maka dilakukan refleksi untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan indikator yang berada pada instrument penelitian. Apabila hasilnya belum mencapai indikator, maka dilakukan siklus selanjutnya untuk meningkatkan dan untuk perbaikan. Langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menentukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi masalah.

2) Mempersiapkan lingkungan belajar kegiatan bermain balok. 3) Merancang pembelajaran kegiatan bermain balok. 4) Membuat dan melengkapi alat peraga.

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan Siklus I

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi Siklus II


(19)

5) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktifitas anak didik, aktifitas guru dan kegiatan pembelajaran.

6) Mendesain alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 7) Mengubah letak pembelajaran yang tadinya di kelas menjadi di ruang

sentra balok. b. Pelaksanaan

Pada tahap ini, guru dan peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang telah ditetapkan bersama guru kelas Kelompok Bermain As-Syifa.

c. Tahap Pengamatan / Observasi

Pada tahap ini observer melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi kreativitas anak, dan mengobservasi aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk mengetahui hambatan yang dialami anak, melakukan pencatatan lapangan, dan merekam kegiatan pembelajaran ketika tindakan sedang berlangsung.

d. Refleksi

Setelah data observasi dianalisis, peneliti melakukan refleksi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini observer dan guru berusaha untuk dapat mengetahui kemampuan anak didik dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas tentang permasalahan baru yang timbul pada siklus I, hasil refleksi pada siklus I dijadikan dasar menyusun rencana perbaikan pembelajaran di RKH pada siklus II.


(20)

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini, guru dan peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Peneliti melaksanakan kegiatan dengan media yang sama dengan siklus I, perbedaannya pada siklus II anak melakukan kegiatan secara berkelompok. Peneliti mengobservasi, pencatatan lapangan dan perekaman kegiatan tindakan yang sedang berlangsung.

c. Pengamatan / Observasi

Penilaian yang di observasi adalah peningkatan kreativitas anak dan keterlibatan anak pada saat pembelajaran. Pada penilaian ini dilihat perubahan yang terjadi pada anak saat siklus I dan pada siklus II. Cara penilaian berdasarkan kemampuan anak masing-masing pada siklus I dan siklus II bukan pada kemampuan kelompoknya.

d. Refleksi

Setelah data observasi dianalisis, guru melakukan refleksi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini, observer dan guru berusaha untuk dapat mengetahui kemampuan anak didik dalam pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya, apakah perlu melakukan siklus III atau cukup berhenti pada siklus II saja.

Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas Kelompok Bermain As Syifa dalam melakukan PTK dengan melakukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti mengidentifikasi masalah yang akan diteliti sesuai dengan masalah dan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada anak Kelompok Bermain As-Syifa dalam meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui kegiatan bermain balok.


(21)

Kemudian peneliti menyiapkan surat ijin penelitian, menyusun rencana pengajaran dan instrumenpengamatan untuk memantau tindakan yang dilaksanakan, mempersiapkan perekaman data, dan media balok kayu unit.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan adalah implementasi dari semua rencana yang telah disusun sebelumnya, dan pelaksanaannya dilakukan di dalam kelas.

Jenis penelitian ini menggunakan PTK partisipan karena dalam penelitian ini peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai penelitian tersebut berakhir.Peneliti berkolaboratif dengan guru kelas Kelompok Bermain As-Syifa Desa Tambakmekar Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang yang dilaksanakan pada bulan April 2014.Peran peneliti adalah merancang strategi pembelajaran yang akan digunakan. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas Kelompok Bermaindalam melaksanakan tindakan, agar peneliti dapat melaksanakan perannya berdasarkan rencana penelitian. Sehingga tujuan dari penelitian ini dalam meningkatkan kreativitas anak usia dini dapat tercapai.

3. Pengamatan atau Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dan guru kelas Kelompok Bermain. Informasi dan pengumpulan data dalam meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui kegiatan bermain balok diperoleh peneliti dengan menggunakan instrumen penilaian perkembangan anak melalui pengamatan (observasi). Pengamatan dilakukan secara kontinyu dari siklus Isampai siklus yang diharapkan dapat tercapainya tujuan.

4. Refleksi

Tahapan refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat melakukan pengamatan.Apakah dengan melalui kegiatan bermain balok dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini. Hasil refleksi ini ditemukan


(22)

kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan dalam pembelajaran sehingga diketahui dan dapat diperbaiki masalah yang ditemukan di dalam proses belajar mengajar khususnya kreativitas anak usia dini seoptimal mungkin sehingga hasil belajar anak dapat tercapai melalui tindakan perbaikan pembelajaran.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, serta mengatasi permasalahan peningkatan kreativitas yang terjadi di lapangan. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut Elliot (1991)”Penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut“. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wiriatmadja (2008 : 50) “ Kemampuan guru untuk meneliti akan meningkatkan kinerja dalam profesinya sebagai pendidik “

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu memperoleh gambaran yang jelas tentang peningkatan kreativitas anak usia dini melalui kegiatan bermain balok. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti dan guru kelas Kelompok Bermain As Syifa.

D. Penjelasan Istilah

Pada beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini yaitu : 1. Kreativitas

Dalam penelitian ini kreativitas adalah kemampuan anak yang memiliki ciri-ciri non-bakat menurut Guilford (1959) (Munandar, 1999) yang meliputi : a. Kepercayaan diri yaitu, kemampuan bebas berekspresi.

b. Keuletan yaitu, kemampuan untuk berusaha agar berhasil.


(23)

d. Kemandirian yaitu, kemampuan yang tidak mudah dipengaruhi orang lain.

2.Kegiatan Bermain Balok

Kegiatan bermain balok dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan anak sebagai sebuah permainan menciptakan bentuk bangunan dengan menggunakan media balok.

Balok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seperangkat balok dengan bentuk-bentuk dan ukuran standar yang dirancang oleh Caroline Pratt pada awal abad ke-20. Pratt adalah pendidik dan pendiri City and country School New York pada tahun 1914. Balok-balok rancangan Pratt terbuat dari kayu keras, dipotong dengan presisi, dihaluskan dan warna alaminya dipertahankan untuk merangsang daya imajinasi anak. Bentuk-bentuk balok rancangan Pratt yang digunakan antara lain :half unit, unit, double unit, quadruple unit, pillar, half

pillar, small cylinder, double small cylindes, large cylindes, double large cylinder, circular curve, quqrter curve, small triangle, large triangle,floor board, ramp,small buttress, arch, ½ arch, gothic door.half circle, small switch, and large switch.

Tahap-tahap kemampuan bermain balok mengacu pada hasil studi Harriet Johnson, seorang guru dan penulis buku The Art Of Block building (1993/1996) yang merumuskan tujuh tahap bermain balok untuk main pembangunan balok anak-anak masa kini. Tujuh tahap kemampuan bermain balok tersebut antara lain : a. Membawa Balok.

b. Menumpuk atau Menjejer. c. Membuat Jembatan. d. Membuat Ruang. e. Pola-Pola Simetri. f. Representasi Awal. g. Representasi Lanjut.


(24)

(25)

Peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang terdiri dari variable, dimensi, indikator, sub indikator. Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Peningkatan Kreativitas Pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan Bermain Balok

Variabel Dimensi Indikator Item Pernyataan

Nomer Item Pernyataan Teknik Pengumpulan Data Responden A.Kreativitas

Anak Usia Dini

1.Kepercayaan diri

a.Menunjukkan rasa percaya diri

1. Anak mampu menyatakan keinginan/gagasan dengan

mengucapkan kalimat

sederhana.

2. Anak mampu menuangkan keinginan/gagasannya dalam bentuk bangunan dari balok.

3. Anak mampu menciptakan bentuk bangunan yang berbeda dengan temannya. 4. Anak mampu menceritakan

hasil karyanya.

1,2,3,4 Observasi Dokumentasi


(26)

antusiasme dalam melakukan permainan.

kegiatan bermain balok. 2. Anak mampu membangun

kembali bangunan yang runtuh.

3. Anak mampu membuat

bangunan lebih dari satu.

4. Anak mampu

menyelesaikan bangunan yang akan dibuatnya.

Dokumentasi

3.Apresiasi Estetik

a.Mengekspresi kan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.

1. Anak menunjukkan rasa senang atas hasil karyanya sendiri.

2. Anak menunjukkan rasa senang atas hasil karya orang lain.

9,10 Observasi

Dokumentasi


(27)

sikap mandiri dalam

melakukan kegiatan.

dengan balok tanpa bantuan guru.

2. Anak mampu menyimpan kembali balok yang telah digunakan sesuai pada tempatnya.

Dokumentasi

B.Kegiatan bermain balok

1. Perencanaan 1.Guru mempersiapkan

lingkungan belajar kegiatan bermain balok.

2.Guru mempersiapkan catatan penilaian anak.

1,2 Observasi

Dokumentasi


(28)

dengan baik.

4.Guru melakukan apersepsi melalui kegiatan bercakap-cakap dan tanya jawab sesuai dengan tema pembelajaran. 5.Guru memperlihatkan media

balok kepada anak.

6.Guru menyampaikan aturan bermain balok.

7.Guru memberikan kesempatan

kepada anak untuk

menginformasikan gagasan membuat bangunan dengan balok.

8.Guru memberikan waktu yang cukup, minimal 60 menit

kepada anak untuk

membangun dan bermain peran.

9.Guru melakukan pendekatan kepada anak ketika anak bermain balok.

10. Guru melakukan

penilaian ketika proses pembelajaran berlangsung.

6,7,8, 9,10,11


(29)

jawab tentang kegiatan bermain balok.

13. Guru memberikan

kesempatan kepada anak untuk menceritakan hasil bangunannya.

14. Guru memberikan

kesempatan kepada anak untuk merapikan kembali mainan yang telah digunakan pada tempatnya.

15.Guru memberikan

kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali

kegiatan yang sudah

dilakukan.

16. Guru menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai


(30)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan dan permasalahan anak dengan cara melakukan percakapan langsung baik dengan anak, guru, maupun orang tua anak.

2. Observasi

Observasi adalah teknik yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi melalui pengamatan. Observasi dilakukan untuk membantu proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk dapat menata langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

Berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian yang telah disusun, peneliti kemudian membuat instrumen penelitian yang terdiri dari pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan yaitu pedoman observasi meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui kegiatan bermain balok dengan format sebagai berikut:


(31)

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok

Nama anak : ………….

No Indikator Penilaian Ket

BSH MB BB 1

Anak mampu menyatakan

keinginan/gagasan dengan mengucapkan kalimat sederhana.

2 Anak mampu menuangkan ide/gagasan dalam bentuk bangunan dari balok. 3 Anak mampu menciptakan bentuk

bangunan yang berbeda dengan temannya 4 Anak mampu menceritakan hasil karyanya. 5 Anak senang melakukan kegiatan bermain

balok.

6 Anak mampu menyelesaikan bangunan yang akan dibuatnya.

7 Anak mampu membangun kembali

bangunan yang runtuh.

8 Anak menunjukkan rasa senang atas hasil karyanya sendiri.

9 Anak menunjukkan rasa senang atas hasil karya orang lain.

10 Anak mampu membangun dengan balok tanpa bantuan guru.

11 Anak mampu menyelesaikan hasil karyanya sendiri.

12

Anak mampu menyimpan kembali balok yang telah digunakan sesuai pada tempatnya.

Adapun pedoman observasi guru selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :


(32)

Tabel 3.3

Pedoman Observasi Aktivitas Guru Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok

Siklus / Tindakan : Tema / Sub Tema : Hari / Tanggal : Nama Guru :

Petunjuk : Berilah tanda ceklist pada kegiatan yang diamati di bawah ini.

No Pernyataan Penilaian Ket

Ya Tidak 1 Guru mempersiapkan lingkungan belajar kegiatan

bermain balok.

2 Guru mempersiapkan catatan penilaian anak. 3 Guru mengkondisikan anak dengan baik. 4

Guru melakukan apersepsi melalui kegiatan bercakap-cakap dan tanya jawab sesuai dengan tema pembelajaran.

5 Guru memperlihatkan media balok kepada anak. 6 Guru menyampaikan aturan bermain balok.

7 Guru memberikan kesempatan bertanya kepada anak tentang kegiatan bermain balok.

8 Guru melibatkan semua anak dalam kegiatan bermain balok.

9 Guru memberikan waktu yang cukup, minimal 60 menit kepada anak untuk membangun dan bermain.

10 Guru melakukan pendekatan kepada anak ketika anak bermain balok.

11 Guru melakukan penilaian ketika proses pembelajaran berlangsung.

12 Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan hasil bangunannya.

13

Guru mengadakan tanya jawab tentang kegiatan bermain balok.

14

Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk merapikan kembali balok dan mainan yang telah digunakan pada tempatnya.

15 Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali kegiatan yang sudah dilakukan.


(33)

16 Guru menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu proses pengumpulan data berupa dokumen-dokumen baik berupa dokumen tertulis, gambar, dan elektronik. Dokumen yang diambil oleh peneliti dalam studi dokumentasi adalah mengkaji dokumen pembelajaran yang ada di Kelompok Bermain As Syifa dan pengambilan gambar pada saat pembelajaran dan hasil karya anak berupa foto sebagai bukti hasil kreativitas anak melalui kegiatan metode bermain balok selama proses pembelajaran.

Tabel 3.4

Pedoman Studi Dokumentasi

No Jenis dokumen

Keterangan

Deskripsi Ada Tidak

ada 1 Profil kelembagaan

2 Data pendidik dan tenaga kependidikan 3 Data peserta didik

4 Program tahunan 5 Program semester

6 Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) 7 Rencana Kegiatan Harian (RKH) 8 Buku laporan perkembangan anak 9 Foto-foto proses pembelajaran 10 Foto lingkungan kelas

11 Foto lingkungan sekolah


(34)

Analisis data merupakan suatu proses memilih, memilah, membuang dan menggolongkan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dengan melakukan beberapa tahapan diantaranya adalah reduksi data, display data, dan kesimpulan (Sugiyono, 2002: 337).

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Peneliti menetapkan tujuan yang akan dicapai setiap akan mereduksi data.

2. Display Data

Setelah direduksimaka langkah selanjutnyaadalah mendisplaykan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori yang berbentuk teks bersifat naratif. Dengan display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Verifikasi

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Data utama yang dianalisis adalah hasil observasi aktivitas yang dilaksanakan anak selama kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil observasi setiap butir aspek yang diamati selama dua siklus dihitung dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, menurut Supranto (2000:62) distribusi frekuensi adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa kelompok kemudian dihitung banyaknya data yang masuk ke dalam tiap


(35)

kelompok. Adapun cara perhitungan kreativitas anak melalui kegiatan bermain balok menggunakan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi

Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok

No Kategori Interval Tally Frekuensi

(F)

1 BSH

2 MB

3 BB

Sumber : Statistik penelitian (Supranto, 2000:62) Keterangan :

a. Mencari Interval

1). Jumlah indikator x nilai tertinggi (keterangan pada pedoman observasi) 12 x 3 = 36

2). Hasil perkalian – jumlah indikator 36 – 12 = 24

3) Hasil pengurangan : jumlah kategori (keterangan pada pedoman observasi)

24 : 3 = 8

Sehingga ditemukan jumlah interval adalah 8yang akan ditetapkan pada kategori baik, cukup, kurang adalah sebagai berikut :

Kurang = 12 - 20

Cukup = 21 – 28


(36)

b. Mengisi Tally dan Frekuensi (F)

Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor kreativitas melalui kegiatan bermain balok.


(37)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Bersadarkan hasil penelitian tentang “Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok” yang dilaksanakan di Kelompok Bermain As-Syifa, Tambakmekar Jalancagak Subang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kondisi objektif kreativitas anak di Kelompok Bermain As-Syifa masih sangat rendah. Masih banyak anak belum berani bercerita dan merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru, meniru karya guru atau temannya, belum dapat menghargai hasil karyanya sendiri dan hasil karya orang lain, belum bisa bekerjasama dengan teman, dan belum berani menceritakan hasil karyanya. Kegiatan bermain balok kurang menarik bagi anak dikarenakan jumlah balok yang tidak mencukupi untuk bermain bagi semua anak, guru kurang memberikan motivasi agar anak kreatif, tidak ada penilaian anak dalam bermain balok, dan kegiatan bermain balok hanya dijadikan sebagai kegiatan pengaman bukan sebagai kegiatan utama yang mendapatkan perhatian guru. 2. Kegiatan bermain balok yang ditujukan untuk meningkatkan kreativitas anak

di Kelompok Bermain As-Syifa dilaksanakan dalam dua siklus dengan dua tindakan pada masing-masing siklus. Setiap tindakan diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Pada pelaksanaan kegiatan bermain balok anak terlihat antusias. Pelaksanaan pembelajaran bermain balok dilaksanakan pada kegiatan inti pembelajaran.Jenis balok yang digunakan adalah balok unit rancangan Caroline Pratt. Terdapat 12 indikator kreativitas yang diobservasi pada anak yaitu anak mampu menyatakan keinginan/gagasan dengan mengucapkan kalimat sederhana, anak mampu menuangkan keinginan/gagasannya dalam bentuk bangunan dari balok, anak mampu menciptakan bentuk bangunan yang berbeda dengan temannya, anak mampu menceritakan hasil karyanya, anak senang melakukan kegiatan bermain balok, anak mampu menyelesaikan


(38)

bangunan yang akan dibuatnya, anak mampu membangun kembali bangunan yang runtuh, anak mampu menghargai hasil karyanya sendiri, anak mampu menghargai hasil karya orang lain, anak mampu membangun dengan balok tanpa bantuan guru, anak mampu bekerjasama dengan teman dalam kegiatan membangun dengan balok, dan anak mampu menyimpan kembali balok yang telah digunakan sesuai pada tempatnya.Observasi pada siklus pertama menggambarkan adanya peningkatan yang cukup baik terkait kreativitas anak, dan peningkatan yang baik pada siklus kedua.

3. Kreativitas anak setelah dilaksanakan kegiatan bermain balok mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, dari awal siklus sampai dengan siklus kedua peningkatan pencapaian indikator kreativitas anak dari kategori belum berkembang (BB), dan mulai berkembang (MB) menjadi kategori berkembang sesuai harapan (BSH).

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan di atas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi diantaranya : 1. Bagi Guru

a. Guru sebagai fasilitator anak saat pembelajaran hendaknya dapat menstimulasi perkembangan kreativitas anak menggunakan media yang menarik salah satunya adalah media balok, memotivasi dan memberikan kesempatan bermain kepada anak.

b. Menurut hasil penelitian, media balok dapat meningkatkan kreativitas anak.Maka guru dapat melaksanakan kegiatan bermain balok untuk meningkatkan kreativitas anak. Media balok sangat cocok untuk meningkatkan kreativitas anak dengan bentuknya yang bervariatif, menarik minat anak untuk berkreasi sehingga anak tertantang untuk kreatif.


(39)

2. Bagi pengelola kelompok Bermain As-Syifa

a. Pengelola diharapkan dapat menyediakan alat dan sumber belajar yang dapat mendukung proses pembelajaran, agar guru dan anak dalam proses pembelajaran mendapatkan fasilitas dengan baik dan anak dapat mengembangkan kreativitasnya.

b. Pengelola bekerjasama dengan orang tua murid dan masyarakat sekitar untuk memberikan dukungan bagi anak terutama dalam perkembangan kreativitas.

3. Bagi Orang Tua

Media balok dapat dijadikan alternatif pilihan sebagai alat bermain yang disediakan orang tua di rumah untuk anak.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Penelitian ini masih dalam ruang lingkup yang terbatas, sehingga masih banyak aspek lain yang belum terungkap. Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga memberikan sumbangan ilmu kepada mahasiswa dan pendidik anak usia dini. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan metode yang lebih baik lagi sehingga dapat memberikan sumbangan ilmu yang bermanfaat terhadap pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Asmawati,Luluk dkk (2008). Pengelolaan kegiatan pengembangan anak usia

dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Coughlin, Pamela A dkk (2000). Menciptakan Kelas Yang Berpusat Pada Anak :

3-5 Tahun. Washington DC: Children’s Resources International, IncEllen Booth Church and Karen Miller foreword by Barbara Day (1990). Learning

Through Play : BLOKS. USA: Scholastic Inc

Fajarwati, Elly (2009). Hubungan Antara Bermaian Balok Dengan Kreativitas

Anak.(Skripsi).Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Fridani, Lara (2010). Keuntungan Belajar Bermain Balok untuk Si Batita.

[online], Tersedia di:

http:/female.kompas.com/read/2010/08/13/11453469/Keuntungan.Belajar.Ber main.Balok.untuk.Si.Batita

Hurlock, Elizabeth B (1993). Perkembangan Anak jilid I. Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth B (1993). Perkembangan Anak jilid II. Jakarta: Erlangga

Jannah, Nur (2011). Penerapan Penggunaan Media Balok Untuk Meningkatkan

Kreativitas Anak Usia Taman Kanak-kanak di TK Angkasa I Bandung tahun ajaran 2011/2012.(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Kerjasama: Dit PADU. Ditjen PLSP, Depdiknas, Sekolah Al-Falah Jakarta Timur.(1993) Skala Pengamatan Untuk Pembangunan Balok Anak-anak. Jakarta Timur: The Creative Center for Childhood Research and Training, Inc.


(41)

Masardi, SY. dkk (2010),Media TK Sentra Tema Lingkunganku. Bekasi: Jasa Aneka Media (JAM) Divisi majalah

Munardar, Utami (1999). Kreativitas & Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka utama

Muslihudin (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Jawa Barat: Lotus Mandiri cv

Montolalu dkk (2008). Bermain Dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Peraturan Menteri Pendidikan Tasional no 58 (2009). Standar Pendidikan Anak

Usia Dini. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional

Rachmawati, Yeni dan Kurniasih, Euis (2010). Strategi Pengembangan

Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Kencana

Sholihah, Eulis (2013). Meningkatkan Kreativitas Anak Taman Kanak-kanak

Melalui Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Buku Cerita Bergambar.

Skripsi UPI tidak diterbitkan

Sriningsih, Nining (2009).Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia

Dini.Bandung: Pilar Sebelas

Sudono, Anggani (2000). Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan

Usia Dini. Jakarta: PT Grasindo Anggota IKAPI

Sugiyono Supranto, J. (2000). Statistik Teori Dan Aplikasi Edisi Enam. Jakarta: Erlangga


(42)

Santoso, Sugeng dkk (2008). Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta: Universitas Terbuka

Wahyudin, Uyu dan Agustin, Mubiar (2010). Penilaian Perkembangan Anak Usia

Dini.Bandung: CV.Falah Production

Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit, Kusmaya (2008). Penelitian Tindakan

Kelas.Jakarta: Universitas Terbuka

Wiriaatmadja,Rochiati (2013). Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Rosda Karya

Yudhistira dan Massardi, SY (2012) Pendidikan Karakter Dengan Metode Sentra. Bekasi: Media Pustaka Sentra

Zaman, Badru dkk (2008). Media Dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Bersadarkan hasil penelitian tentang “Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok” yang dilaksanakan di Kelompok Bermain As-Syifa, Tambakmekar Jalancagak Subang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kondisi objektif kreativitas anak di Kelompok Bermain As-Syifa masih sangat rendah. Masih banyak anak belum berani bercerita dan merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru, meniru karya guru atau temannya, belum dapat menghargai hasil karyanya sendiri dan hasil karya orang lain, belum bisa bekerjasama dengan teman, dan belum berani menceritakan hasil karyanya. Kegiatan bermain balok kurang menarik bagi anak dikarenakan jumlah balok yang tidak mencukupi untuk bermain bagi semua anak, guru kurang memberikan motivasi agar anak kreatif, tidak ada penilaian anak dalam bermain balok, dan kegiatan bermain balok hanya dijadikan sebagai kegiatan pengaman bukan sebagai kegiatan utama yang mendapatkan perhatian guru. 2. Kegiatan bermain balok yang ditujukan untuk meningkatkan kreativitas anak

di Kelompok Bermain As-Syifa dilaksanakan dalam dua siklus dengan dua tindakan pada masing-masing siklus. Setiap tindakan diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Pada pelaksanaan kegiatan bermain balok anak terlihat antusias. Pelaksanaan pembelajaran bermain balok dilaksanakan pada kegiatan inti pembelajaran.Jenis balok yang digunakan adalah balok unit rancangan Caroline Pratt. Terdapat 12 indikator kreativitas yang diobservasi pada anak yaitu anak mampu menyatakan keinginan/gagasan dengan mengucapkan kalimat sederhana, anak mampu menuangkan keinginan/gagasannya dalam bentuk bangunan dari balok, anak mampu menciptakan bentuk bangunan yang berbeda dengan temannya, anak mampu menceritakan hasil karyanya, anak


(2)

bangunan yang akan dibuatnya, anak mampu membangun kembali bangunan yang runtuh, anak mampu menghargai hasil karyanya sendiri, anak mampu menghargai hasil karya orang lain, anak mampu membangun dengan balok tanpa bantuan guru, anak mampu bekerjasama dengan teman dalam kegiatan membangun dengan balok, dan anak mampu menyimpan kembali balok yang telah digunakan sesuai pada tempatnya.Observasi pada siklus pertama menggambarkan adanya peningkatan yang cukup baik terkait kreativitas anak, dan peningkatan yang baik pada siklus kedua.

3. Kreativitas anak setelah dilaksanakan kegiatan bermain balok mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, dari awal siklus sampai dengan siklus kedua peningkatan pencapaian indikator kreativitas anak dari kategori belum berkembang (BB), dan mulai berkembang (MB) menjadi kategori berkembang sesuai harapan (BSH).

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan di atas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi diantaranya : 1. Bagi Guru

a. Guru sebagai fasilitator anak saat pembelajaran hendaknya dapat menstimulasi perkembangan kreativitas anak menggunakan media yang menarik salah satunya adalah media balok, memotivasi dan memberikan kesempatan bermain kepada anak.

b. Menurut hasil penelitian, media balok dapat meningkatkan kreativitas anak.Maka guru dapat melaksanakan kegiatan bermain balok untuk meningkatkan kreativitas anak. Media balok sangat cocok untuk meningkatkan kreativitas anak dengan bentuknya yang bervariatif, menarik minat anak untuk berkreasi sehingga anak tertantang untuk kreatif.


(3)

2. Bagi pengelola kelompok Bermain As-Syifa

a. Pengelola diharapkan dapat menyediakan alat dan sumber belajar yang dapat mendukung proses pembelajaran, agar guru dan anak dalam proses pembelajaran mendapatkan fasilitas dengan baik dan anak dapat mengembangkan kreativitasnya.

b. Pengelola bekerjasama dengan orang tua murid dan masyarakat sekitar untuk memberikan dukungan bagi anak terutama dalam perkembangan kreativitas.

3. Bagi Orang Tua

Media balok dapat dijadikan alternatif pilihan sebagai alat bermain yang disediakan orang tua di rumah untuk anak.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Penelitian ini masih dalam ruang lingkup yang terbatas, sehingga masih banyak aspek lain yang belum terungkap. Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga memberikan sumbangan ilmu kepada mahasiswa dan pendidik anak usia dini. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan metode yang lebih baik lagi sehingga dapat memberikan sumbangan ilmu yang bermanfaat terhadap pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Asmawati,Luluk dkk (2008). Pengelolaan kegiatan pengembangan anak usia dini. Jakarta: Universitas Terbuka

Coughlin, Pamela A dkk (2000). Menciptakan Kelas Yang Berpusat Pada Anak : 3-5 Tahun. Washington DC: Children’s Resources International, IncEllen Booth Church and Karen Miller foreword by Barbara Day (1990). Learning Through Play : BLOKS. USA: Scholastic Inc

Fajarwati, Elly (2009). Hubungan Antara Bermaian Balok Dengan Kreativitas Anak.(Skripsi).Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Fridani, Lara (2010). Keuntungan Belajar Bermain Balok untuk Si Batita.

[online], Tersedia di:

http:/female.kompas.com/read/2010/08/13/11453469/Keuntungan.Belajar.Ber main.Balok.untuk.Si.Batita

Hurlock, Elizabeth B (1993). Perkembangan Anak jilid I. Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth B (1993). Perkembangan Anak jilid II. Jakarta: Erlangga

Jannah, Nur (2011). Penerapan Penggunaan Media Balok Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Taman Kanak-kanak di TK Angkasa I Bandung tahun ajaran 2011/2012.(Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Kerjasama: Dit PADU. Ditjen PLSP, Depdiknas, Sekolah Al-Falah Jakarta Timur.(1993) Skala Pengamatan Untuk Pembangunan Balok Anak-anak. Jakarta Timur: The Creative Center for Childhood Research and Training, Inc.


(5)

Masardi, SY. dkk (2010),Media TK Sentra Tema Lingkunganku. Bekasi: Jasa Aneka Media (JAM) Divisi majalah

Munardar, Utami (1999). Kreativitas & Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka utama

Muslihudin (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Jawa Barat: Lotus Mandiri cv

Montolalu dkk (2008). Bermain Dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka

Peraturan Menteri Pendidikan Tasional no 58 (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional

Rachmawati, Yeni dan Kurniasih, Euis (2010). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak. Jakarta: Kencana

Sholihah, Eulis (2013). Meningkatkan Kreativitas Anak Taman Kanak-kanak Melalui Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Buku Cerita Bergambar. Skripsi UPI tidak diterbitkan

Sriningsih, Nining (2009).Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini.Bandung: Pilar Sebelas

Sudono, Anggani (2000). Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: PT Grasindo Anggota IKAPI

Sugiyono Supranto, J. (2000). Statistik Teori Dan Aplikasi Edisi Enam. Jakarta: Erlangga


(6)

Santoso, Sugeng dkk (2008). Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta: Universitas Terbuka

Wahyudin, Uyu dan Agustin, Mubiar (2010). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini.Bandung: CV.Falah Production

Wardhani, IGAK dan Kuswaya Wihardit, Kusmaya (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Universitas Terbuka

Wiriaatmadja,Rochiati (2013). Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Rosda Karya

Yudhistira dan Massardi, SY (2012) Pendidikan Karakter Dengan Metode Sentra. Bekasi: Media Pustaka Sentra

Zaman, Badru dkk (2008). Media Dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka