Analisis Sistem Informasi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat dengan Menggunakan APO06-APO09.
vi
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
PT.BPR merupakan sebuah bank yang terus berkembang dalam memberikan pelayanan jasa-jasa keuangan, terutama dalam memberikan pelayanan perkreditan kepada nasabah. Tentu teknologi dan informasi sangat berperan penting bagi PT.BPR , namun PT.BPR belum optimal dalam mengelola anggaran dan biaya, sumber daya manusia, hubungan antara bisnis dengan TI, penyelarasan layanan TI dan tingkat layanannya. COBIT 5 adalah kerangka bisnis yang berguna untuk tata kelola dan manajemen perusahaan TI dan kumpulan alat yang mendukung para manager untuk memberikan jarak(gap) antara kebutuhan yang dikendalikan, masalah teknis dan risiko bisnis. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memaksimalkan nilai dari TI dengan menjaga keseimbangan antara kesadaran, manfaat dan memaksimalkan tingkat risiko serta penggunaan sumber daya yang ada.
Kata Kunci : Anggaran dan Biaya, Hubungan, Sumber Daya Manusia, Penyalarasan, Jarak
(2)
vii
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
PT.BPR is a growing bank in providing services to financial services, especially in the service of the customer. Certainly the technology and information are very important for PT.BPR , but PT.BPR not optimal in managing budgets and costs, human resources, relationship between business and it, the alignment of it services and the level of its services. COBIT 5 is a useful business framework for the governance and management of the IT companies and a collection of tools that support managers to provide distance (gap) between the need to control, technical issues and business risks. As for the purpose of writing this report is to maximize the value of IT by maintaining a balance between awareness, benefits and level of risk as well as maximizing the use of existing resources
(3)
viii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... ii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iii
PRAKATA ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
DAFTAR SINGKATAN ... xiv
DAFTAR ISTILAH ... xv
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Pembahasan ... 2
1.4 Ruang Lingkup Kajian ... 3
1.5 Sumber Data ... 4
1.6 Sistematika Penyajian ... 4
BAB 2. KAJIAN TEORI ... 6
2.1 Teori Umum ... 6
2.1.1 Sistem Informasi ... 6
2.1.2 Analisis ... 6
2.1.3 Manajemen Risiko ... 6
2.1.4 Metode Analisis ... 7
2.1.5 Langkah-Langkah Analisis... 44
BAB 3. ANALISIS DAN EVALUASI ... 49
3.1 Sejarah Perusahaan ... 49
3.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 49
(4)
ix
Universitas Kristen Maranatha
3.4 Langkah-langkah analisis ... 52
3.5 Hasil Analisis dengan Menggunakan COBIT 5 ... 52
3.5.1 Proses Penilaian Berdasarkan Capability Level ... 52
3.5.2 Proses APO06 – Manage Budget and Cost ... 53
3.5.3 Proses APO07 Manage Human Resource ... 64
3.5.4 Proses APO08 Manage Relationship ... 80
3.5.5 Proses APO09 Manage Service Agreements ... 91
3.6 Hasil Pencapaian Capability Level ... 98
BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN ... 102
4.1 Simpulan ... 102
4.2 Saran ... 106
(5)
x
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 COBIT 5 Overview ... 9
Gambar 2.2 Capability Levels and Process Attributes ... 12
Gambar 2.3 Assessment Indikator ... 19
Gambar 2.4 Rating Levels ... 20
Gambar 2.5 Outputs ... 22
Gambar 2.6 Langkah-langkah Analisis ... 44
Gambar 3.9 Hasil Pencapaian dari Proses APO06 – Manage Budgets & Cost63 Gambar 3.10 Hasil Pencapaian dari Proses APO07 – Manage Human Resource ... 79
Gambar 3.11 Hasil Pencapaian dari Proses APO08 – Manage Relationship90 Gambar 3.12 Hasil Pencapaian dari Proses APO09 – Manage Services Agreements ... 98
Gambar 3.13 Grafik Hasil Capability Level ... 99
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 123
Gambar 4.2 Ruang Kerja BPR ... 124
Gambar 4.3 Ruang Kerja BPR ... 125
Gambar 4.4 Absensi Karyawan yang mengikuti training ... 126
Gambar 4.5 Bukti telah dilakukan training ... 127
Gambar 4.6 Bukti report kompetensi dan skill karyawan ... 128
Gambar 4.7 Bukti SOP ... 129
Gambar 4.8 Bukti DLA ... 130
Gambar 4.9 Bukti DLA ... 131
Gambar 4.10 Bukti Asuransi ... 132
Gambar 4.11 Bukti transparansi ... 132
Gambar 4.12 Template Laporan Kerja ... 133
Gambar 4.13 Template Laporan Kerja BPR ... 134
Gambar 4.14 Form keluhan customer ... 134
Gambar 4.15 Catalog Tabungan Harian ... 135
Gambar 4.16 Piagam 2010 ... 136
(6)
xi
Universitas Kristen Maranatha Gambar 4.18 Piagam 2014 ... 137 Gambar 4.19 Sertifikat ... 137
(7)
xii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Proses APO06 – Manage Budgets and Costs ... 24
Tabel 2.2 Proses APO07 – Manage Human Resource ... 31
Tabel 2.3 Proses APO08 – Manage Relationship ... 37
Tabel 2.4 Proses APO08 – Manage Service Agreements ... 40
Tabel 3.1 APO06 – Manage Budgets and Costs ... 62
Tabel 3.2 APO07 – Manage Humana Resource ... 74
Tabel 3.3 Performance Management APO07 – Manage Human Resource . 78 Tabel 3.4 Work product management APO07 – Manage Human Resource 79 Tabel 3.5 APO08 – Manage Relationship ... 86
Tabel 3.6 Performance Management APO08 – Manage Relationship ... 89
Tabel 3.7 Work product management APO08 – Manage Relationship ... 90
(8)
xiii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. Hasil Wawancara ... 113 LAMPIRAN B. Bukti–Bukti Yang terkumpul ... 123
(9)
xiv
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR SINGKATAN
BPR = Bank Perkreditan Rakyat
COBIT = Control Objectives for information and Related
technology TI = Teknologi Informasi APO = Align, Planning, Organise PA = Process Attributes
GP = Generic practice GWP = Generic work product BPs = Base Practice
WP = Work Product
EDM = Evaluate, Direct, and Monitoring
BAI = Build, Acquire and Implement DSS = Deliver, Service and Support MEA = Monitor, Evaluate and Assess
(10)
xv
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISTILAH
1. Input = masukan
2. Output = hasil yang tercapai
3. Hardware = Perangkat keras computer
4. Observasi = cara mendapatkan informasi ataau data dengan turun langsung ke lapangan
5. IT Governance = tata kelola
6. Stakeholder = pihak luar yang berkaitan dengan perusahaan 7. Wawancara = bertatap muka yang disertai dengan
(11)
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Teknologi Informasi merupakan fasilitas atau media yang sangat bermanfaat untuk semua kalangan masyarakat umum, peranan teknologi itu sendiri sangat dirasakan dalam hal informasi, pengetahuan serta pekerjaan. Oleh sebab itu, dalam dunia kerja Teknologi Informasi menjadi suatu kesatuan dalam kinerja dan fasilitas pendukung dalam memaksimalkan kegiatan perusahaan ataupun organisasi.
PT. Bank Perkreditan Rakyat adalah sebuah Bank yang telah hadir 20 tahun lamanya dan terus berkembang dalam memberikan pelayanan jasa-jasa keuangan yang kompetitif kepada masyarakat. Sehingga teknologi informasi tentu sangat berperan penting dalam perusahaan. Namun teknologi tetap menjadi suatu bagian yang perlu dijaga dan dikelola agar dapat bekerja dengan baik. Namun PT.BPR belum optimal dalam mengelola sistem informasi, pengelolaan perencanaan, pengelolaan struktur organisasi, pengelolaan keuangan dan pengelolaan layanan TI.
Oleh sebab itu,penulis akan melakukan analisis sistem informasi yang mengacu pada APO06 untuk proses mengelola budget dan biaya, APO07 sebagai proses mengelola sumber daya manusia, APO08 sebagai proses mengelola hubungan antara bisnis dan TI, APO09 sebagai proses mengelola penyelarasan layanan TI dan tingkat layanannya. Dengan demikian hasil akhir diharapkan dapat memaksimalkan bagi PT. Bank Perkreditan Rakyat .
(12)
2
Universitas Kristen Maranatha
1.2 Rumusan Masalah
Dari poin 1.1 di atas dapat disimpulkan suatu rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana mengetahui tingkat capability level pada departemen TI pada
PT.BPR saat ini?
2. Apakah pencapaian capabilitiy level perusahaan sudah tercapai?
3. Apakah pengelolaan keuangan baik dalam fungsi bisnis maupun fungsi TI sudah berjalan dengan baik?
4. Apakah perusahaan menyediakan pendekatan yang terstruktur untuk memastikan struktur penempatan, hak keputusan dan keterampilan sumber daya manusia yang optimal ?
5. Apakah pengelolaan hubungan antara bisnis dan TI untuk mencapai tujuan kesuksesan sudah berjalan dengan baik?
6. Apakah layanan IT sudah memenuhi kebutuhan dan harapan perusahaan yang meliputi identifikasi,spesifikasi, design, persetujuan dan pemantauan layanan IT serta indicator kinerja
1.3 Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan ini yang berdasarkan poin 1.2 adalah:
1. Melakukan capability level pada departemen IT PT.BPR berdasarkan COBIT process capability level,
2. Melakukan analisis seberapa besar jarak(gap) target capabilitiy level dengan hasil pencapaian capability level saat ini,
3. Menganalisis dan mendeskripsikan sistem keuangan dalam fungsi bisnis dan fungsi IT,
4. Menganalisis dan mendeskripsikan kinerja dan keterampilan sumber daya manusia saat ini,
5. Menganalisis dan mendeskripsikan hubungan antara bisnis dan IT yang terjadi saat ini,
6. Menganalisis dan mendeskripsikan kebutuhan tingkat layanan IT saat ini dan masa mendatang.
(13)
3
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Ruang Lingkup Kajian
Dalam proses pengerjaan adapun metode atau framework yang digunakan adalah:
1. Analisis system informasi menggunakan framework COBIT 5,
2. Analisis system informasi akan dilakukan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat di Bandung,
3. Adapun proses – proses yang akan digunakan pada COBIT 5 sebagai berikut :
APO06 Manage Budget and Costs
• APO06-BP1 Manage Finance and Accounting
• APO06-BP2 Prioritese Resource Allocation
• APO06-BP3 Create and Maintain Budgets
• APO06-BP4 Model and Allocate Costs
• APO06-BP5 Manage Costs APO07 Manage Human Resources
• APO07-BP1 Maintain Adequate and Approriate Staffing
• APO07-BP2 Identify Key IT Personnel
• APO07-BP3 Maintain The Skills and Competencies of
Personnel
• APO07-BP4 Evaluate Employee Job Performance
• APO07-BP5 Plan and Track The Usage of IT and Business
Human Resources
• APO07-BP6 Manage Contract Staff APO08 Manage Relationships
• APO08-BP1 Understand Business Expectations
• APO08-BP2 Identify Opportunities, Risk and Constraints for IT
to Enchance the Business
• APO08-BP3 Manage Business Relationship
(14)
4
Universitas Kristen Maranatha
• APO08-BP5 Provide Input to the Continual Improvement of
Services
APO09 Manage Service Agreements
• APO09-BP1 Identify IT Service
• APO09-BP2 Catalogue IT-Enabled Services
• APO09-BP3 Define and Prepare Service Agreements
• APO09-BP4 Monitor and Report Service Levels
• APO09-BP5 Review Service Agreements and Contracts
1.5 Sumber Data
Sumber data yang digunakan diambil untuk pengerjaan laporan Tugas Akhir meliputi data primer dan data sekunder. Data Primer yang merupakan hasil penelitian analisis dan pengumpulan data di lapangan serta observasi dari PT. Bank Perkreditan Rakyat . Sedangkan data sekunder yang diperoleh dari buku COBIT 5 dengan domain Align, Plan, and Organise (APO), e-book,
internet dan data – data yang mendukung serta berhubungan dengan data
primer.
1.6 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian laporan tugas akhir ini dibagi dalam empat bab, yaitu:
BAB 1. PENDAHULUAN
Membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data dan sistematika penyajian.
BAB 2. KAJIAN TEORI
Membahas mengenai teori–teori yang digunakan dalam tugas akhir. BAB 3. ANALISIS DAN EVALUASI
Membahas proses bisnis pada PT. Bank Perkreditan Rakyat , tahapan-tahapan proses Align, Plan, and Organise (APO)
(15)
5
Universitas Kristen Maranatha Simpulan :
Berisi tentang hasil penelitian analisis dan manajemen risiko
(16)
102
Universitas Kristen Maranatha
BAB 4.
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berikut adalah kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang terkumpul:
1. Belum tercapainya target capability level yang sudah disepakati yaitu dengan target mencapai level 2,
2. Dengan hasil yang telah dicapai saat ini adalah 0,5 sedangkan target yang ingin dicapai adalah 2,0 maka perusahaan memiliki
gap atau jarak untuk mencapai ke level 2 adalah 1,5
3. Pengelolaan anggaran dan biaya(manage budget and costs) pada perusahaan PT.BPR telah berjalan dengan baik namun belum sepenuhnya sesuai tujuan perusahaan. Struktur organisasi yang terkelola dengan baik sehingga memiliki departemen yang jelas dan kewenangan masing-masing terutama untuk departemen alokasi keuangan yang memiliki
account process sehingga semua biaya dan anggaran pada IT
menjadi transparan, pengelolaan biaya untuk masa mendatang menjadi topik pembahasan perusahaan tiap tahunnya melalui adanya financial planning. Pengalokasian sumber daya menjadi perhatian bagi perusahaan yang melibatkan Direksi, bagian
finance dan bagian IT untuk didiskusikan dan kesepakatan
mengenai pengalokasian budget sehingga dalam mengatur dan mengalokasikan dana yang dibutuhkan sesuai dengan tingkat kepentingan masing-masing. Perusahaan juga melakukan pembicaraan terhadap pihak stakeholder mengenai proyek-proyek yang akan dibangun di tahun mendatang dan membuat operational procedures sebagai alokasi budget untuk mencapai kesepakatan dan masukan mengenai kebutuhan data yang dibutuhkan. Dalam mengelola biaya yang akan dikeluarkan, perusahaan membuat cost data collection method yang berfungsi untuk membandingkan investasi yang dilakukan
(17)
103
Universitas Kristen Maranatha oleh perusahaan dalam bentuk actual vs target budget, cost
consolidation method untuk mengontrol pengeluaran biaya dan
pihak yang bertanggung jawab, cost optimization opportunities dilakukan untuk mendapatkan supplier yang dapat memberikan harga yang ekonomis dan kualitas yang baik.
4. Pengelolaan sumber daya pada perusahaan telah memenuhi tujuan perusahaan yaitu:
Perusahaan melakukan evaluasi mengenai potensi pada staf setiap tahunnya, adanya pengembangan kompetensi dan karir yang dilakukan sesuai dengan rencana strategis perusahaan, melakukan perekrutan karyawan baru melalui cross divison dengan tujuan agar keterampilan atau potensi yang diinginkan dapat memenuhi standarisasi perusahaan, perusahaan juga memiliki kebijakan dimana setiap atasan bertanggung jawab atas kinerja staf dan apabila terjadi permasalahan atau hal yang mau didiskusikan maka staf akan melaporkan kepada atasan masing-masing, untuk menjaga potensi dan keterampilan yang ada pada staf tetap terjaga maka perusahaan akan memberikan
training atau pelatihan kepada staf sebagai pengembangan kompetensi yang ada dan membuat
review report sebagai catatan skil dan potensi pada
staf-staf. Perusahaan memiliki list jumlah sumber daya manusia untuk setiap divisi guna memantau adanya kekurangan atau kelebihan staf yang ada pada divisi tersebut. Perusahaan mengelola kontrak staf dengan baik melalui adanya contract staf policies untuk setiap staf yang baru dan memberikan masa percobaan dalam kurun waktu yang telah ditentukan, adanya kesepakatan antara perusahaan dengan staf baru melalui contract
(18)
104
Universitas Kristen Maranatha
agreement sudah memenuhi standarisasi yang saat ini
atau perlu adanya perubahan maka perusahaan akan melakukan review contract agreement secara berkala. Perusahaan memiliki struktur organisasi yang terstruktur
sehingga staf-staf memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing, setiap tahun perusahaan akan memberikan training atau pelatihan baik secara internal maupun eksternal kepada staf sehingga keterampilan dan potensi staf tetap terjaga. Adanya aturan dan jadwal baik secara lisan maupun non-lisan kepada staf mengenai perihal pekerjaan ataupun aturan perusahaan. Dalam mengambil sebuah keputusan, diharuskan untuk didiskusikan kepada atasan agar mencapai kesepakatan supaya hasil keputusan tidak menyimpang dari tujuan perusahaan. Perusahaan sangat memperhatikan fasilitas dan dukungan kepada staf-staf yang bekerja supaya kelancaran, ketertiban, kenyamanan serta keamanan tetap terjaga maka perusahaan menyediakan segalanya seperti :
- komputer untuk setiap staf, - meja kerja staf,
- kursi staf,
- ruangan ber-AC, - alat tulis kantor,
- ruang tunggu yang nyaman, - petugas keamanan(Satpam), - CCTV
- petugas kebersihan
Untuk menjaga hubungan yang baik ataupun dalam memberikan ide pekerjaaan maka perusahaan selalu mendiskusikan bersama staf-staf dengan atasan melalui pertemuan(meeting) secara berkala. Pertemuan tidak hanya
(19)
105
Universitas Kristen Maranatha unutk internal tetapi ada pertemuan secara ekternal. Dalam memaksimal dan hasil yang sesuai dengan tujuan perusahaan maka perusahaan memberikan template kepada staf supaya staf mengerti dan jelas tentang hasil kerja mereka. Perusahaan juga memberikan arahan kepada staf supaya setiap hasil laporan harus dimuatkan nama pembuat, tanggal, bulan, tahun dan kepada siapa diperiksa laporan tersebut sehingga memudahkan perusahaan mencari ketika laporan disimpan sebagai berkas perusahaan. Agar semua dapat terlaksana dengan baik maka ada pengontrolan dari atasan masing-masing supaya hasil kinerja sesuai dengan tujuan perusahaan maka setiap dokumen atau laporan selalu diberikan nomor revisi, laporan untuk apa, tanggal pembuatan. Dengan demikian semua aktivitas ditinjau oleh atasan, supaya hasil kerja memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Namun apabila terjadi permasalahan dan tidak dapat diselesaikan secara internal maka perusahaan akan menyewa konsultan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
5. Perusahaan memiliki kebijakan dimana permintaan yang akan diajukan dapat dirinci secara jelas melalui business case sehingga risiko dan hambatan dapat diidentifikasi, setiap keputusan yang akan diambil serta permasalahan yang terjadi selalu didiskusikan bersama dengan pihak kepentingan (stakeholder) untuk mencapai kesepakatan dan keputusan yang akan diambil. Hal ini juga merupakan bagian dari
commucation plan dan communicatin packages dari
perusahaan. Agar perusahaan dapat mengetahui segala keluhan dan komunikasi dengan customer mengenai layanan yang telah diberikan maka perusahaan memberikan layanan
fasilitas feddback yang dapat dikomunikasikan melalui email
(20)
106
Universitas Kristen Maranatha meningkatkan pelayanan yang lebih baik, perusahaan secara berkala selalu melakukan pertemuan membahas mengenai evaluasi layanan yang kemudian dianalisis jumlah persentase tingkat kepuasan dari customer atas layanan yang sudah diberikan supaya apabila adanya potensi untuk perbaikan maka perusahaan dapat memperbaiki kualitas kinerja dan layanan kepada customer.
6. Perusahaan memiliki standarisasi dalam memberikan layanan seperti adanya SLA(Service Level Agreement) dan OLA(Operational Level Agreement) sehingga dapat memastikan bahwa kebutuhan user telah terpenuhi. Namun bila terjadi sejumlah ketidakpuasan dari user maka perusahaan akan melakukan tindakan perbaikan terhadap setiap kekurangan yang ada dengan mencari root cause nya. Agar pelayanan yang diberikan semakin memuaskan maka perusahaan selalu melakukan update Service Level
Agreement(SLA).
4.2 Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat diberikan kepada PT.BPR supaya kekurangan-kekurangan atas hasil yang telah dianalisis dapat dilengkapi antara lain:
1. Untuk mencapai level 2 maka perusahaan harus melengkapi bagian dari sub proses yang belum terlaksana
2. Dengan ketinggalan jarak 1,5 untuk ke level 2 maka dengan demikian perusahaan dapat melakukan peningkatan lagi supaya dapat lanjut ke level selanjutnya
3. Diharapkan perusahaan memiliki skema klasifikasi mengenai biaya yang butuhkan terutama bagian IT supaya setiap pengeluaran dana untuk keperluan IT dapat terbagi secara rata sesuai kebutuhan masing-masing. Ada baiknya perusahaan
(21)
107
Universitas Kristen Maranatha juga memberikan kategori dalam mengalokasikan biaya yang akan dikeluarkan seperti kategori small, medium and big. Dengan pemberian kategori tersebut dapat mencegah membesarnya biaya yang dikeluarkan. Untuk mengidentifikasi kelompok biaya yang dikeluarkan sebaiknya perusahaan membuat cost allocation model.
4. Perusahaan belum menerapkan kebijakan resourcing shortfall
analyses dimana dengan penerapan ini, perusahaan dapat
mengetahui kebutuhan sumber daya apa yang dibutuhkan saat ini dan saat mendatang.
5. Perusahaan harus melakukan pengidentifikasi jarak antara kebutuhan bisnis dengan layanan IT, tujuannya supaya perusahaan dapat mengetahui bahwa layanan yang diberikan dapat maksimal sehingga layanan IT saat ini dapat mendukung layanan-layanan yang diberikan. Dan untuk selanjutnya perusahaan dapat membuat service level performance untuk mengetahui apakah kualitas yang diberikan selama ini telah diterima oleh customer atau belum sehingga untuk ke depannya perusahaan dapat meningkatkan kualitas layanan kepada customer.
6. Adapun saran yang dapat diberikan agar perusahaan PT.BPR dapat menaikkan tingkatan ke level 3 dengan syarat memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan PT.BPR harus memberikan proses standarisasi dan mengikuti pedoman kinerja pada umumnya seperti kebijakan dan standar harus memberikan rincian tujuan organisasi untuk proses, memberikan standar minimum kinerja, adanya prosedur standar dan persyaratan pelaporan dan monitoring secara berkala. Persyaratan ini berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini, tidak hanya kebijakan dan standar yang ada saja tetapi membuktikan
(22)
108
Universitas Kristen Maranatha bahwa persyaratan-persyaratan tersebut diterapkan secara keseluruhan pada organisasi di perusahaan.
b. Perusahaan harus menentukan urutan dan interaksi antara proses jadi bahwa mereka bekerja sebagai sebuah sistem yang terintegrasi proses. Urutan standar proses dan interaksi dengan proses lainnya yang ditentukan dan dipertahankan ketika proses dilaksanakan di berbagai bagian dari organisasi. Kebijakan dan standar yang seperti ini harus memberikan pemetaan proses dengan rincian dari urutan standar proses dan interaksi yang diharapkan. Persyaratan tersebut berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini tidak hanya kebijakan dan standar yang ada tetapi persyaratan tersebut juga diterapkan di seluruh organisasi.
c. Perusahaan harus mengidentifikasi peran dan kompetensi untuk dapat melakukan proses standar yang berlaku. Kebijakan dan standar harus memberikan rincian peran dan kompetensi untuk dapat melakukannya. Persyaratan harus berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini yang tidak hanya kebijakan dan standar yang ada, tetapi persyaratan tersebut harus diterapkan di seluruh organisasi.
d. Perusahaan harus mengidentifikasi infrastruktur yang dibutuhkan dan lingkungan kerja yang memadai agar dapat melakukan standar proses yang ada. Infrastruktur mencangkup fasilitas, peralatan kantor, metode serta yang lainnnya seperti lingkungan kerja untuk dapaat melakukan proses standar yang dapat diidentifikasi. Kebijakan dan standar harus mengidentifikasi minimal infrastruktur yang dibutuhkan dan bekerja lingkungan untuk melakukan proses. Persyaratan berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini yang tidak hanya kebijakan dan standar yang ada
(23)
109
Universitas Kristen Maranatha tetapi persyaratan tersbut harus diterapkan di seluruh organisasi.
e. Menentukan metode yang cocok untuk memantau efektivitas dan kesesuaian proses standar, termasuk memastikan bahwa sesuai kriteria dan data yang diperlukan untuk memantau efektivitas dan kesesuaian dari proses yang ditetapkan, dan penyiapan kebutuhan untuk melakukaan internal audit dan manajemen tinjauan. Kebijakan dan standar harus memberikan rincian tujuan organisasi proses, minimum standar kinerja, prosedur standard dan persyaratan pelaporan dan monitoring. Persyaratan berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini tidak hanya kebijakan dan standar yang ada, tetapi persyaratan juga diterapkan di seluruh organisasi. Diharapkan perusahaan dapat memberikan kualitas catatan kinerja yang baik dan proses harus memberikan bukti
review(laporan).
f. Diharapkan perusahaan dapat menggunakan proses yang ditetapkan yang memenuhi konteks. Ketika proses yang sama digunakan dalam berbagai bidang organisasi, hal ini didasarkan pada proses yang standar, yang dirancang sesuai dengan kesesuaian persyaratan proses yang sudah didefinisikan dan diverifikasi. Kebijakan dan standar harus menetapkan standar untuk dapat diikuti seluruh implementasi proses. Persyaratan tersebut harus berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini tidak hanya kebijakan dan standar yang ada, tetapi persyaratan diterapkan di seluruh organisasi.
g. Menetapkan dan mengkomunikasikan tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk dapat melakukan proses pendefinisian, ketika proses yang sama yang digunakan dalam berbagai bidang organisasi, pihak berwenang dan
(24)
110
Universitas Kristen Maranatha peran untuk melakukan kegiatan-kegiatan proses ditugaskan dan dikomunikasikan. Kebijakan dan standar harus memberikan rincian, tanggung jawab dan otoritas untuk melakukan kegiatan proses tersebut. Persyaratan harus berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini tidak hanya kebijakan dan standar yang ada, tetapi persyaratan dieterapkan diseluruh organisasi.
h. Perusahaan harus memastikan kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan proses didefinisikan, ketika proses yang sama yang digunakan dalam berbagai bidang organisasi, kompetensi sesuai yang ditugaskan personil diidentifikasi dan pelatihan yang cocok tersedia bagi mereka yang menggelar pendefinisian tersebut. Untuk melakukan kompetensi dan pelatihan persyaratan maka perusahaan harus melakukan dokumentasi proses yang dapat memberikan rincian mengenai kompetensi dan pelatihan tersebut. Proses rencana harus menyertakan rincian proses komunikasi rencan, rencana pelatihan dan sumber daya rencana untuk setiap proses.
i. Perusahaan harus menyediakan sumber daya dan informasi untuk mendukung kinerja didefinisikan proses. Ketika proses yang sama yang digunakan dalam berbagai bidang organisasi, sumber daya manusia yang diperlukan dan informasi untuk melakukan proses yang dibuat tersedia, dialokasikan dan digunakan. Proses rencana harus mencakup rincian rencana sumber daya untuk setiap prosesnya.
j. Perusahaan harus menyediakan infrastruktur yang memadai untuk mendukung kinerja proses yang ditetapkan. Ketika proses yang sama yang digunakan dalam berbagai bidang organisasi, diperlukan dukungan organisasi, lingkungan kerja dan infrastruktur yang dibuat tersedia,
(25)
111
Universitas Kristen Maranatha dialokasikan dan digunakan. Proses rencana harus menyertakan rincian proses infrastruktur dan lingkungan untuk setaiap proses kerja.
k. Perusahaan diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data kinerja proses untuk dapat menunjukkan yang lebih sesuai dan efektivitas. Data yang diperlukan untuk memantau efektivitas dan kesesuaian dari proses di seluruh organisasi didefinisikan, dikumpulkan dan dianalisis sebagai dasar untuk perbaikan secara terus-menerus. Catatan kualitas kinerja dan proses harus memberikan bukti alat sebagai ulasan dilakukan untuk setiap contoh proses yang ada.
(26)
112
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
[1] h. a. fatta, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern, yogyakarta, 2007, p. 13.
[2] A. d. DeNardis, Information Technology in Theory, canada, 2007. [3] P. S. d. Y. Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 2002. [4] tikettraining.com, Manajemen Risiko, p. 2, 22 june 2011.
[5] A. A. A. a. J. K. Loebbecke, Auditing An Integrated Approach. International, 2007.
[6] ISACA, COBIT5-Process Assessment Model, USA, 2013.
[7] T. S. M. I. Ety Novia Fridayanti, "Penilaian Tingkat Kapabilitas Sistem Informasi SAP Modul Human Resource dengan menggunakan COBIT 5 pada Domain DSS dan MEA," p. 4.
[8] N. W. D. P. K. Budi Widjajanto, Strategi Peningkatan Proses Tata Kelola Teknologi Informasi Universitas Xyz Domain Deliver And Support (Ds) Framework Cobit 4.0, Semarang, 2012.
[9] Felisa, "Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia," vol. V.
[10] T. S. Kaihatu, "Analisa Kesenjangan Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen," 2008.
[11] M. Weske, Business Process Management, 2007. [12] Jogiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi, 2004. [13] p. Harmon, Business Process Change, 2003.
[14] I. S. Rozas, "Model Perhitungan Tingkat Kedewasaan TI (Maturity Level) menggunakan framework COBIT 4.1," Seminar Nasional Teknik
(1)
juga memberikan kategori dalam mengalokasikan biaya yang akan dikeluarkan seperti kategori small, medium and big. Dengan pemberian kategori tersebut dapat mencegah membesarnya biaya yang dikeluarkan. Untuk mengidentifikasi kelompok biaya yang dikeluarkan sebaiknya perusahaan membuat cost allocation model.
4. Perusahaan belum menerapkan kebijakan resourcing shortfall analyses dimana dengan penerapan ini, perusahaan dapat mengetahui kebutuhan sumber daya apa yang dibutuhkan saat ini dan saat mendatang.
5. Perusahaan harus melakukan pengidentifikasi jarak antara kebutuhan bisnis dengan layanan IT, tujuannya supaya perusahaan dapat mengetahui bahwa layanan yang diberikan dapat maksimal sehingga layanan IT saat ini dapat mendukung layanan-layanan yang diberikan. Dan untuk selanjutnya perusahaan dapat membuat service level performance untuk mengetahui apakah kualitas yang diberikan selama ini telah diterima oleh customer atau belum sehingga untuk ke depannya perusahaan dapat meningkatkan kualitas layanan kepada customer.
6. Adapun saran yang dapat diberikan agar perusahaan PT.BPR dapat menaikkan tingkatan ke level 3 dengan syarat memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan PT.BPR harus memberikan proses standarisasi dan mengikuti pedoman kinerja pada umumnya seperti kebijakan dan standar harus memberikan rincian tujuan organisasi untuk proses, memberikan standar minimum kinerja, adanya prosedur standar dan persyaratan pelaporan dan monitoring secara berkala. Persyaratan ini berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini, tidak hanya kebijakan dan standar yang ada saja tetapi membuktikan
(2)
bahwa persyaratan-persyaratan tersebut diterapkan secara keseluruhan pada organisasi di perusahaan.
b. Perusahaan harus menentukan urutan dan interaksi antara proses jadi bahwa mereka bekerja sebagai sebuah sistem yang terintegrasi proses. Urutan standar proses dan interaksi dengan proses lainnya yang ditentukan dan dipertahankan ketika proses dilaksanakan di berbagai bagian dari organisasi. Kebijakan dan standar yang seperti ini harus memberikan pemetaan proses dengan rincian dari urutan standar proses dan interaksi yang diharapkan. Persyaratan tersebut berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini tidak hanya kebijakan dan standar yang ada tetapi persyaratan tersebut juga diterapkan di seluruh organisasi.
c. Perusahaan harus mengidentifikasi peran dan kompetensi untuk dapat melakukan proses standar yang berlaku. Kebijakan dan standar harus memberikan rincian peran dan kompetensi untuk dapat melakukannya. Persyaratan harus berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini yang tidak hanya kebijakan dan standar yang ada, tetapi persyaratan tersebut harus diterapkan di seluruh organisasi.
d. Perusahaan harus mengidentifikasi infrastruktur yang dibutuhkan dan lingkungan kerja yang memadai agar dapat melakukan standar proses yang ada. Infrastruktur mencangkup fasilitas, peralatan kantor, metode serta yang lainnnya seperti lingkungan kerja untuk dapaat melakukan proses standar yang dapat diidentifikasi. Kebijakan dan standar harus mengidentifikasi minimal infrastruktur yang dibutuhkan dan bekerja lingkungan untuk melakukan proses. Persyaratan berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini yang tidak hanya kebijakan dan standar yang ada
(3)
tetapi persyaratan tersbut harus diterapkan di seluruh organisasi.
e. Menentukan metode yang cocok untuk memantau efektivitas dan kesesuaian proses standar, termasuk memastikan bahwa sesuai kriteria dan data yang diperlukan untuk memantau efektivitas dan kesesuaian dari proses yang ditetapkan, dan penyiapan kebutuhan untuk melakukaan internal audit dan manajemen tinjauan. Kebijakan dan standar harus memberikan rincian tujuan organisasi proses, minimum standar kinerja, prosedur standard dan persyaratan pelaporan dan monitoring. Persyaratan berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini tidak hanya kebijakan dan standar yang ada, tetapi persyaratan juga diterapkan di seluruh organisasi. Diharapkan perusahaan dapat memberikan kualitas catatan kinerja yang baik dan proses harus memberikan bukti review(laporan).
f. Diharapkan perusahaan dapat menggunakan proses yang ditetapkan yang memenuhi konteks. Ketika proses yang sama digunakan dalam berbagai bidang organisasi, hal ini didasarkan pada proses yang standar, yang dirancang sesuai dengan kesesuaian persyaratan proses yang sudah didefinisikan dan diverifikasi. Kebijakan dan standar harus menetapkan standar untuk dapat diikuti seluruh implementasi proses. Persyaratan tersebut harus berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini tidak hanya kebijakan dan standar yang ada, tetapi persyaratan diterapkan di seluruh organisasi.
g. Menetapkan dan mengkomunikasikan tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk dapat melakukan proses pendefinisian, ketika proses yang sama yang digunakan dalam berbagai bidang organisasi, pihak berwenang dan
(4)
peran untuk melakukan kegiatan-kegiatan proses ditugaskan dan dikomunikasikan. Kebijakan dan standar harus memberikan rincian, tanggung jawab dan otoritas untuk melakukan kegiatan proses tersebut. Persyaratan harus berdasarkan atas kenyataan pada tingkat ini tidak hanya kebijakan dan standar yang ada, tetapi persyaratan dieterapkan diseluruh organisasi.
h. Perusahaan harus memastikan kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan proses didefinisikan, ketika proses yang sama yang digunakan dalam berbagai bidang organisasi, kompetensi sesuai yang ditugaskan personil diidentifikasi dan pelatihan yang cocok tersedia bagi mereka yang menggelar pendefinisian tersebut. Untuk melakukan kompetensi dan pelatihan persyaratan maka perusahaan harus melakukan dokumentasi proses yang dapat memberikan rincian mengenai kompetensi dan pelatihan tersebut. Proses rencana harus menyertakan rincian proses komunikasi rencan, rencana pelatihan dan sumber daya rencana untuk setiap proses.
i. Perusahaan harus menyediakan sumber daya dan informasi untuk mendukung kinerja didefinisikan proses. Ketika proses yang sama yang digunakan dalam berbagai bidang organisasi, sumber daya manusia yang diperlukan dan informasi untuk melakukan proses yang dibuat tersedia, dialokasikan dan digunakan. Proses rencana harus mencakup rincian rencana sumber daya untuk setiap prosesnya.
j. Perusahaan harus menyediakan infrastruktur yang memadai untuk mendukung kinerja proses yang ditetapkan. Ketika proses yang sama yang digunakan dalam berbagai bidang organisasi, diperlukan dukungan organisasi, lingkungan kerja dan infrastruktur yang dibuat tersedia,
(5)
dialokasikan dan digunakan. Proses rencana harus menyertakan rincian proses infrastruktur dan lingkungan untuk setaiap proses kerja.
k. Perusahaan diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data kinerja proses untuk dapat menunjukkan yang lebih sesuai dan efektivitas. Data yang diperlukan untuk memantau efektivitas dan kesesuaian dari proses di seluruh organisasi didefinisikan, dikumpulkan dan dianalisis sebagai dasar untuk perbaikan secara terus-menerus. Catatan kualitas kinerja dan proses harus memberikan bukti alat sebagai ulasan dilakukan untuk setiap contoh proses yang ada.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
[1] h. a. fatta, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern, yogyakarta, 2007, p. 13.
[2] A. d. DeNardis, Information Technology in Theory, canada, 2007. [3] P. S. d. Y. Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 2002. [4] tikettraining.com, Manajemen Risiko, p. 2, 22 june 2011.
[5] A. A. A. a. J. K. Loebbecke, Auditing An Integrated Approach. International, 2007.
[6] ISACA, COBIT5-Process Assessment Model, USA, 2013.
[7] T. S. M. I. Ety Novia Fridayanti, "Penilaian Tingkat Kapabilitas Sistem Informasi SAP Modul Human Resource dengan menggunakan COBIT 5 pada Domain DSS dan MEA," p. 4.
[8] N. W. D. P. K. Budi Widjajanto, Strategi Peningkatan Proses Tata Kelola Teknologi Informasi Universitas Xyz Domain Deliver And Support (Ds) Framework Cobit 4.0, Semarang, 2012.
[9] Felisa, "Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia," vol. V.
[10] T. S. Kaihatu, "Analisa Kesenjangan Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen," 2008.
[11] M. Weske, Business Process Management, 2007. [12] Jogiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi, 2004. [13] p. Harmon, Business Process Change, 2003.
[14] I. S. Rozas, "Model Perhitungan Tingkat Kedewasaan TI (Maturity Level) menggunakan framework COBIT 4.1," Seminar Nasional Teknik Informatika, pp. 75-76, 2012.