Hubungan Sarapan dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa(i) SMU "X" di Bandung.

(1)

iv

ABSTRAK

Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU “X” Di Bandung

Pippy YPBM, Januari 2011 Pembimbing I : Winny Suwindere, drg,.MS. Pembimbing II : Dra. Juliati A. S, M.Psi.,Psikolog

Sarapan pagi mungkin terdengar sepele. Namun bagi anak sangatlah penting untuk mendukung aktivitas belajar di sekolah. Sarapan bukan sekedar pengganjal perut sebab sarapan yang tepat akan dapat mempersiapkan anak untuk beraktivitas di sekolah sekaligus mempersiapkan otak agar dapat bekerja optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah siswa/i SMU X yang melakukan kebiasaan sarapan dan pengaruh sarapan terhadap prestasi belajar dan kecerdasan emosi.

Metodologi yang di gunakan adalah deskriptif. Rancangan penelitiannya adalah cross sectional. Teknik penarikan sampel adalah whole sample dan metode pengumpulan data adalah survey dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner. Penelitian ini dikhususkan kepada siswa – siswi SMU baik kelas 1, 2, dan 3 yang masuk pagi.

Dari hasil penelitian di dapatkan 45 responden (90%) yang melakukan sarapan pagi. Dilihat dari indeks prestasi dan kecerdasan emosinya, 27 responden (54%) yang melakukan sarapan mempunyai indeks prestasi dan kecerdasan emosi yang baik.

Dari hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara prestasi dan kecerdasan emosi dengan kebiasaan sarapan.


(2)

v

ABSTRACT

The Relationship Of Having Breakfast And Not Having Breakfast On The Achievement and Emotional Quotation Of The Students Of SMU “X” BANDUNG

Pippy YPBM, January 2011 Tutor I : Winny Suwindere, drg,.MS. Tutor II : Dra. Juliati A. S, M.Psi.,Psikolog

Breakfast remains as something that is not a must. But for children at school it is very important to support them to do activity at school. Breakfast is actually for preparing the children to do their activities at school and accelerate the brain working optimally. The purpose of the research is to get the amount of population of the senior high student who have the habitual action of having breakfast and the other factors that influenced of the achievement of their studying and emotional quotation.

The methodology of the study is descriptive. With the design of the research is cross sectional. The technique of taking the sample is whole sample and the method of collecting data is by interviewing the research for the senior high students Grade 1, 2, and 3 who have the morning schedule.

The result of the research acquired 27 respondent (54 percent) who always have breakfast got good average and have a good emotional quotation.

The result of the research there is a significant between IP and EQ influenced by the habitual action of the students who always have breakfast.


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.3.1 Maksud Penelitian ... 3

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4

1.4.2 Manfaat Akademis ... 4

1.4.3 Manfaat Praktis ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 4


(4)

ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sarapan Pagi ... 6

2.1.1 Perilaku Sarapan Pagi ... 7

2.1.2 Jenis Makanan Seimbang Untuk Sarapan Pagi ... 8

2.1.3 Kebiasaan Sarapan dan Indeks Prestasi ... 9

2.1.4 Pola Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Usia Sekolah ... 11

2.2 Gizi Pada Masa Remaja ... 12

2.3 Prestasi Belajar ... 16

2.3.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 18

2.3.2 Pengukuran Prestasi Belajar ... 22

2.4 Kecerdasan Emosi ... 24

2.4.1 Faktor Kecerdasan Emosi ... 27

2.4.2 Keterkaitan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa SMU ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 32

3.2 Metode Penelitian... 32

3.2.1 Desain Penelitian ... 32

3.2.2 Variabel ... 32

3.3 Definisi Operasional... 33

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.6 Kriteria Pemilihan Subjek ... 33

3.6.1 Kriteria Inklusi ... 33

3.6.2 Kriteria Ekslusi... 33


(5)

x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Univariat ... 35

4.2 Analisis Bivariat ... 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 42

5.2 Saran ... 43

Daftar Pustaka ... 44

Lampiran I ... 47

Lampiran II ... 54

Lampiran III ... 56

Lampiran IV ... 59


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.7. Kebutuhan Energi pada Anak-anak dan Remaja Menurut

Golongan Umur dan Jenis Kelamin ... 15

Tabel 4.1.1 Kebiasaan Sarapan Responden ... 35

Tabel 4.1 . 2 Keterlibatan Anggota Keluarga Saat Sarapan ... 35

Tabel 4.1.3 Jam Sarapan Responden... 36

Tabel 4.1.4 Kebiasaan Membawa Bekal ke Sekolah ... 36

Tabel 4.1.5 Kebiasaan Jajan di Sekolah ... 37

Tabel 4.1.6 Makanan Jajanan yang Dibeli ... 37

Tabel 4.1.7 Pembagian Kategori Pengetahuan Sarapan Pagi ... 38

Tabel 4.1.8 Pembagian Kategori Kecerdasan Emosi ... 38

Tabel 4.2.1 Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan dan Tidak Sarapan Terhadap Prestasi Siswa/i SMU di Sekolah ... 39

Tabel 4.2.2 Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan dan Tidak Sarapan Terhadap Kecerdasan Emosi Siswa/i SMU ... 40


(7)

xii

DAFTAR

GAMBAR

Halaman Gambar 2.7 Piramida Makanan... 13


(8)

xiii

DAFTAR

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 47

Lampiran 2 Perhitungan chi-square ... 54

Lampiran 3 Data Penelitian ... 56


(9)

47

LAMPIRAN I

KUESIONER PENELITIAN

PERILAKU SARAPAN PADA SISWA(I) SMU

1. Nama Koresponden :

2. Kelas :

3. Jenis kelamin :

4. Umur :

PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG

1. Apakah yang saudara ketahui tentang gizi seimbang?

a. Pola makan seimbang antar zat gizi yang diperoleh dari aneka ragam makanan dalam memenuhi kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat, cerdas, dan produktif.

b. Pola makanan yang jumlah dan menunya sesuai dengan keinginan kita sendiri, yang bertujuan untuk mengenyangkan.

c. Pola makanan yang dikonsumsi sesuai dengan usia dan aktifitas kita sehingga mampu memberikan energi yang cukup untuk melaksanakan aktifitas.

2. Apakah yang saudara ketahui tentang menu seimbang?

a. Menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.

b. Menu yang terdiri dari makanan kesukaan seseorang yang bertujuan mengenyangkan dan memberikan rasa puas dan senang setelah makan.

c. Menu yang terdiri dari beberapa jenis makanan yang memiliki fungsi untuk memberikan energi tanpa memperhatikan kandungan zat gizi yang terdapat dalam makanan tersebut.


(10)

48

3. Apa yang anda ketahui mengenai Tri Guna Makanan?

a. Kelompok bahan makanan yang terdiri dari sumber zat tenaga, zat kalori, dan zat pengatur

b. Kelompok bahan makanan yang terdiri dari sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat kalori

c. Kelompok bahan makanan yang terdiri dari sumber zat tenaga, zat pengatur, dan zat pembangun.

4. Menurut anda manakah sumber makanan yang ada di bawah ini yang termasuk zat tenaga?

a. Padi-padian, umbi-umbian, serta tepung-tepungan. b. Sayuran dan buah-buahan.

c. Kacang-kacangan, makanan hewani, dan hasil olahan.

5. Menurut anda manakah sumber makanan yang ada di bawah ini yang termasuk zat pengatur?

a. Padi-padian, umbi-umbian, serta tepung-tepungan. b. Sayuran dan buah-buahan.

c. Kacang-kacangan, makanan hewani, dan hasil olahan.

6. Menurut anda manakah sumber makanan yang ada di bawah ini yang termasuk zat pembangun?

a. Padi-padian, umbi-umbian, serta tepung-tepungan. b. Sayuran dan buah-buahan.

c. Kacang-kacangan, makanan hewani, dan hasil olahan. 7. Menurut anda apakah yang menjadi fungsi utama dari karbohidrat?

a. Menyediakan keperluan energi tubuh

b. Melaksanakan dan melangsungkan proses metabolisme lemak c. Melangsungkan aksi penghematan terhadap protein.


(11)

49

8. Menurut saudara apakah yang menjadi fungsi protein sebagai zat pembangun?

a. Berperan bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh b. Sebagai pengatur kelangsungan proses didalam tubuh

c. Sebagai pemberi tenaga dalamkeadaan energi kurang tercukupi oleh karbohidrat dan lemak.

9. Menurut anda manakah mineral di bawah ini yang berfungsi dalam pertumbuhan tulang dan gigi?

a. Fosfor (P) b. Kalsium (Ca) c. Besi (Fe)

PENGETAHUAN SARAPAN PAGI

1. Apakah pengertian dari sarapan pagi?

a. Makanan yang dikonsumsi pada pagi hari di rumah b. Makanan yang dikonsumsi jika lapar pada pagi hari c. Makanan yang dikonsumsi sebelum berangkat ke sekolah 2. Menurut saudara apakah manfaat sarapan pagi?

a. Untuk menambah energi dan agar lebih mudah menerima pelajaran b. Agar sehat dan tidak sakit

c. Tidak lapar di pagi hari

3. Menurut saudara kapan sebaiknya saudara sarapan?

a. Setelah bangun pagi dan sebelum berangkat ke sekolah b. Saat di sekolah

c. Setelah pulang dari sekolah

4. Menurut saudara makanan apa saja yang cocok dikonsumsi saat sarapan? a. Menu utama

b. Kue atau roti c. Minum teh manis


(12)

50

5. Menurut saudara apa kerugian jika tidak sarapan? a. Lemas dan cepat mengantuk

b. Sakit c. Cepat lapar

6. Menurut saudara apakah yang terjadi jika tubuh kita kekurangan energi? a. Lemah, kurus, sakit, dan lambat berpikir

b. Lemas dan kurus c. Tidak terjadi apa-apa

7. Menurut saudara menu makanan yang baik untuk sarapan adalah: a. Selalu berganti

b. Kadang-kadang tidak berganti c. Tidak pernah berganti

TINDAKAN SARAPAN PAGI

1. Apakah saudara sarapan setiap hari?

a. Ya, selalu dilakukan (5-7x seminggu)

(jika jawaban Ya, cukup menjawab sampai soal no.3) b. Kadang-kadang, (3-4x seminggu)

(jika jawaban Kadang-kadang, jawab semua soal) c. Tidak pernah dilakukan (1-2x seminggu), alasannya….

(jika jawabannya tidak lanjutkan kepertanyaan no.4) 2. Jika Ya, pada saat kapan kamu sarapan?

a. Setiap pagi dan makan bersama anggota keluarga b. Setiap mau pergi ke sekolah

c. Kalau lapar pagi-pagi

3. Jam berapa biasanya kamu sarapan setiap pagi? a. Jam 6-7 pagi

b. Saat istirahat di sekolah c. Setelah pulang sekolah

4. Pada saat tidak sarapan, apakah kamu membawa bekal makanan ke sekolah?

a. Ya

b. Kadang-kadang


(13)

51

5. Pada saat tidak sarapan, apakah kamu menggantinya dengan jajan di sekolah?

a. Ya

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

6. Jika Ya atau Kadang-kadang, makanan jajanan apa yang paling sering kamu beli?

a. Menu utama (indomie, mie baso,dll) b. Kue-kue


(14)

52

KUESIONER KECERDASAN EMOSI

Ambillah waktu 2-3 menit sebelum mulai mengisi kuesioner ini, untuk memikirkan sikapmu sehari-hari atau kejadian-kejadian yang melibatkan emosi selama kurang lebih 6 bulan terakhir ini. Kemudian isilah kuesioner dibawah ini apa adanya, sesuai dengan kenyataan sebenarnya, kamu tidak perlu takut atau ragu karena jawaban yang diberikan akan dirahasiakan dan perlu juga diketahui bahwa semua jawaban adalah benar. Jawablah semua pernyataan yang ada, jangan ragu untuk bertanya bila ada hal-hal yang kurang dipahami.

Petunjuk pengisian:

Beri tanda (x) di kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu Keterangan: T : Tepat atau seringkali tepat

CT : Cukup Tepat KT : Kurang Tepat

TT : Tidak Tepat atau seringkali tidak tepat

No. PERNYATAAN T CT KT TT

1. Saya mampu mengenali emosi yang saya rasakan. 2. Saya dapat merasakan perubahan emosi yang terjadi. 3. Saya terampil dalam membedakan sedih dengan

meratap.

4. Saya mampu memahami bahwa perasaan dipengaruhi oleh suatu kejadian.

5. Saya selalu datang ke sekolah tepat waktu (tidak terlambat).

6. Saya tidak pernah membuat onar di ruang kelas.

7. Saya mampu menyelesaikan pertikaian tanpa perkelahian.

8. Saya tidak pernah membantah orang tua yang sedang memberikan nasihat.

9. Saya dapat membujuk untuk mendapatkan keinginan (bukan dengan mengamuk).

10. Saya tidak pernah mengejek teman.

11. Saya dapat menghargai diri sendiri atas keberhasilan yang dicapai.

12. Saya merasa nyaman dalam pergaulan sehari-hari. 13. Saya mampu mengutarakan kemarahan tanpa

memukul/memaki.

14. Saya mampu memusatkan perhatian (konsentrasi). 15. Saya mampu meningkatkan nilai-nilai ulangan.


(15)

53

16. Saya mampu melawan rasa malas.

17. Saya bertanggung jawab terhadap kesalahan yang saya lakukan.

18. Saya bertanggung jawab terhadap tugas sekolah (selalu membuat tugas).

19. Saya dapat memusatkan perhatian pada guru yang sedang menerangkan pelajaran.

20. Saya dapat menerima perbedaan pendapat.

21. Saya mampu mendengarkan teman berkeluh kesah. 22. Saya dapat memahami perasaan teman saya.

23. Saya mampu berdiskusi dalam menyelesaikan pertikaian.

24. Saya mampu tetap bersikap sabar dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain.

25. Saya memiliki teman dekat yang usianya sebaya. 26. Saya mampu menghargai keputusan teman. 27. Saya dapat bekerja sama dengan orang lain.

28. Saya sering menjadi tempat “curhat” teman-teman. 29. Saya sering menerima telepon dari teman-teman untuk

mengobrol.

30. Saya mampu menghibur teman yang sedang sedih. 31. Saya lebih mementingkan kepentingan bersama

daripada kepentingan pribadi.

32. Saya dapat berbagi rasa suka maupun duka dengan orang lain.

33. Saya mampu menerima keputusan kelompok.

Periksa kembali jawabanmu, jangan sampai ada yang terlewati. Terimakasih atas kerjasama anda.


(16)

54

LAMPIRAN II

Perhitungan Chi-square

Ho : tidak ada hubungan yang signifikan antara sarapan dan prestasi belajar dan kecerdasan emosi.

Nilai α : 0,005

Nilai 2 hitung :

1. Hubungan Sarapan dan Indeks Prestasi.

Prestasi Siswa

Tindakan Sarapan

Total Tidak

Sarapan Kadang-kadang Sarapan

Baik f 1 15 11 27

% 2% 30% 22% 54%

Buruk f 9 10 4 23

% 18% 20% 8% 46%

Total

f 10 25 15 50

% 20% 50% 30% 100%

E1 = 10 x 27 = 5,4 E2 = 10 x 23 = 4,6

50 50

E3 = 25 x 27 = 13,5 E4 = 25 x 23 = 11,5

50 50

E1 = 15 x 27 = 8,1 E6 = 15 x 23 = 6,9

50 50

O E (O-E) (O-E)² (O-E)²/E

1 5,4 -4,4 19,36 3,585

15 4,6 10,4 108,16 23,513

11 13,5 -2,5 6,25 0,463

9 11,5 -2,5 6,25 0,543

10 8,1 1,9 3,61 0,446

4 6,9 -2,9 8,41 1,219


(17)

55

2. Hubungan Sarapan dan Kecerdasan Emosi Kecerdasan Emosional Tindakan Sarapan Total Tidak Sarapan

Kadang-kadang Sarapan

Tinggi f 3 12 12 27

% 6% 24% 24% 54%

Rendah f 8 12 3 23

% 16% 24% 6% 46%

Total

f 11 25 14 50

% 22% 50% 28% 100%

E1 = 11 x 27 = 5,94 E2 = 11 x 23 = 5,06

50 50

E3 = 24 x 27 = 12,96 E4 = 24 x 23 = 11,5

50 50

E5 = 15 x 27 = 8,1 E6 = 15 x 23 = 6,9

50 50

O E (O-E) (O-E)² (O-E)²/E

3 5,94 -2,94 8,644 1,455

12 5,06 6,94 48,164 9,519

12 12,96 -0,96 0,922 0,071

8 11,04 -3,04 9,242 0,837

12 8,1 3,9 15,21 1,887

13 6,9 6,1 37,21 5,392

∑ (O-E)²/E 19,161

Derajat kebebasan :

DK : (3-1)(2-1) = 2 Nilai 2

tabel : 5,991

Pada tabel “Hubungan Sarapan dan Indeks Prestasi” didapatkan

2

hitung : 29,769

Pada tabel “Hubungan Sarapan dan Kecerdasan Emosi didapatkan 2

hitung : 19,161

Simpulan : 2 hitung > 2 tabel Ho ditolak : ada hubungan signifikan antara sarapan dengan indeks prestasi dan kecerdasan emosi.


(18)

56

LAMPIRAN III

Data Penelitian

No.

Kebiasaan

Sarapan

Indeks

Prestasi

Pengetahuan

Sarapan Pagi

Kecerdasan

Emosi

1. Ya 82,2857 156 111

2. Ya 80,1875 102 117

3. Ya 79,4167 120 121

4. Ya 78,5625 147 110

5. Ya 76,5 129 97

6. Ya 76,1538 156 108

7. Ya 75,230 147 98

8. Ya 73,1875 156 97

9. Ya 72,9230 156 104

10. Ya 69,5625 147 94

11. Ya 69,5384 165 118

12. Ya 68,5625 138 108

13. Ya 67,8461 147 103

14. Ya 67,5384 111 89

15. Ya 67,3125 102 117

16. Ya 67,3076 120 116

17. Ya 66,7142 120 89

18. Ya 61,5455 129 117

19. Ya 60,3864 102 109


(19)

57

21. Ya 49,4375 138 93

22. Kadang-kadang 84,9230 183 99

23. kadang-kadang 84,1667 147 102

24. Kadang-kadang 81,7857 183 113

25. Kadang-kadang 81,4615 165 106

26. Kadang-kadang 79,9167 156 113

27. Kadang-kadang 78,3076 183 113

28. Kadang-kadang 75,5625 120 116

29. Kadang-kadang 72,0625 165 98

30. Kadang-kadang 70,5625 147 110

31. Kadang-kadang 70,2857 147 104

32. Kadang-kadang 69,6667 138 94

33. Kadang-kadang 69,5 120 122

34. Kadang-kadang 68,3636 147 111

35. Kadang-kadang 68,3125 165 97

36. Kadang-kadang 67,3846 102 85

37. Kadang-kadang 65,8333 138 120

38. Kadang-kadang 65,3076 111 92

39. Kadang-kadang 65,25 138 97

40. Kadang-kadang 64,25 165 86

41. Kadang-kadang 63,8125 120 91

42. Kadang-kadang 63,3076 138 90

43. Kadang-kadang 60,4375 120 104


(20)

58

45 Kadang-kadang 57,4167 111 95

46. Tidak pernah 64,9375 120 103

47. Tidak pernah 43,6875 102 110

48. Tidak pernah 38,2222 93 83

49. Tidak pernah 10,4375 84 82


(21)

59

LAMPIRAN IV

FOTO

FOTO SELAMA PENELITIAN


(22)

60

RIWAYAT HIDUP

Nama : Pippy Yulianti Penatarina B. Mamud

NRP : 0510119

Tempat / Tanggal Lahir : Palangkaraya, 4 Juli 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. M. Agoes Ibrahim No. B 22 Palangkaraya Riwayat Pendidikan : Lulus TK Tunas Rimba II, tahun 1993.

Lulus SD Negeri Langkai 12, tahun 1999. Lulus SMP Katolik St.Paulus, tahun 2002. Lulus SMU Negeri 5 Plus, tahun 2005. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anak Indonesia merupakan generasi penerus bangsa. Sudah pada tempatnya perlu mendapatkan pembinaan dan peningkatan taraf kesehatannya, agar kelangsungan hidup dan perkembangannya baik fisik maupun mental yang dikenal sebagai “proses tumbuh kembang” dapat berlangsung secara optimal. Salah satu cara agar anak-anak Indonesia dapat menjadi penerus bangsa yang baik adalah dengan mendapatkan pendidikan yang baik sejak dini (Savitri Sayogo, 2006).

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal (Irwanto, 1997).

Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Upaya dalam meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar yang baik yang didukung dengan kesehatan anak yang baik pula (Irwanto, 1997).

Anak yang sehat menunjukkan gejala dan tanda pertumbuhan dan perkembangan yang memuaskan, yaitu dapat mencapai potensi genetik secara optimal, jika diberikan lingkungan fisiko-psikososial yang adekuat. Salah satu faktor lingkungan fisik yang amat penting agar tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara optimal adalah zat gizi yang harus dicukupi oleh makanan anak sehari-hari (Savitri Sayogo, 2006).


(24)

2

Sarapan pagi mungkin terdengar sangat sepele. Namun bagi anak sangatlah penting untuk mendukung aktivitas belajar di sekolah. Sarapan bukan sekedar pengganjal perut sebab sarapan pagi yang tepat akan dapat mempersiapkan anak untuk beraktivitas di sekolah sekaligus mempersiapkan otak agar dapat bekerja lebih optimal (Joshua Andika, 2009).

Salah satu penelitian membuktikan, anak-anak yang memulai harinya di sekolah dengan sarapan memiliki daya ingat lebih tajam dan kemampuan menyerap pelajaran lebih baik dibandingkan anak-anak yang tidak sarapan. Sarapan atau makan pagi sangat penting diberikan kepada anak di usia sekolah, maka dari itu orangtua harus selalu memberikan dan juga membiasakan anak untuk sarapan setiap pagi, karena dengan sarapan banyak manfaat yang bisa kita peroleh dan dapat melatih anak untuk disiplin. Seorang ilmuwan mengatakan sarapan pagi merupakan makanan khusus untuk otak, hal ini didukung dari sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa sarapan berhubungan erat dengan kecerdasan mental, dalam artian, sarapan memberikan nilai positif terhadap aktivitas otak, otak menjadi lebih cerdas, peka dan lebih mudah untuk berkonsentrasi (Anonim, 2005).

Sarapan pagi jarang dijadikan sebagai tempat berkumpul keluarga dan berkomunikasi, sehingga komunikasi orangtua dan anak menjadi kurang baik. Orangtua berperan penting dalam membiasakan anak sarapan pagi, karena ini akan mendukung prestasi dan perilaku anak di masa mendatang. Bagi orangtua, terutama orang tua yang bekerja, bila dapat meluangkan waktu untuk menikmati sarapan pagi bersama seluruh anggota keluarga akan memberikan manfaat yang baik untuk tubuh, mental dan jiwa anak. Kebersamaan waktu yang dialami orangtua dan anak pada saat sarapan pagi adalah peluang waktu berkualitas yang sebaiknya dilakukan secara berkala. Dengan demikian diharapkan anak memiliki kecerdasan emosional yang baik (Anonim,2006).

Dalam proses belajar siswa, kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient (IQ) dan kecerdasan emosi atau Emotional Intelligence (EQ) sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi dan penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua


(25)

3

intelegensi tersebut saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa disekolah. Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa (Gavin Reid, 2009).

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah siswa/i SMU

“X” yang sarapan dan tidak sarapan dan untuk melihat pengaruh sarapan dan tidak sarapan terhadap indeks prestasi di sekolah dan kecerdasan emosi.

1.2. Identifikasi Masalah

- Berapa besar jumlah siswa/i SMU “X” di Bandung yang melakukan sarapan dan tidak sarapan?

- Bagaimana hubungan sarapan dan tidak sarapan terhadap indeks prestasi siswa/i SMU “X” di sekolah berdasarkan rerata nilai semester akhir?

- Bagaimana hubungan sarapan dan tidak sarapan terhadap kecerdasan emosi siswa/i SMU “X”?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:

- Mengetahui jumlah siswa/i SMU “X” di Bandung yang melakukan sarapan dan yang tidak sarapan.

- Mengetahui pengaruh sarapan dan tidak sarapan terhadap indeks prestasi pada

siswa/i SMU “X” di Bandung.

- Mengetahui pengaruh sarapan dan tidak sarapan terhadap kecerdasan emosi


(26)

4

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah pengetahuan dan wawasan akan pentingnya sarapan pagi.

1.4.2Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menyadarkan siswa-siswi agar dapat membiasakan diri melakukan sarapan setiap hari karena berkaitan dengan indeks prestasi dan kecerdasan emosinya.

1.5. Kerangka Pemikiran

Konvensi Hak Anak (KHA) yang telah diratifikasi pemerintah Indonesia sejak tahun 1990 menyatakan sehat adalah hak anak. Sehat di sini tidak hanya dalam pengertian fisik semata, melainkan juga kesehatan mental-sosial. Kebutuhan untuk menjadi bahagia, dalam hal ini sehat mental dan sosial, juga merupakan hak anak. Anak yang bahagia, adalah anak yang bisa bernyanyi, tertawa, bebas berekspresi, serta tumbuh wajar sesuai kebutuhan dan minatnya. Untuk menjadi anak yang bahagia dan merasa puas pada dirinya sendiri perlu rangsangan yang cukup. Rangsangan ini akan diterima dengan optimal bila tubuh sehat dan hal ini perlu didukung nutrisi yang cukup dan seimbang (Anonim, 2005).

Penelitian ini menitikberatkan masalah pada siswa/i di SMU “X” yang sarapan dan tidak sarapan, serta untuk mengetahui hubungan antara sarapan tidak sarapan dan rerata nilai semester terakhir dan kecerdasan emosi pada siswa/i SMU “X” di Bandung.

1.6. Metodologi Penelitian

Metodologi yang di gunakan adalah deskriptif. Rancangan penelitiannya adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah whole sample.


(27)

5

1.7. Lokasi dan Waktu

Lokasi: SMU “X” di Bandung Waktu: Januari 2010 – Januari 2011


(28)

42

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Dari 50 siswa/i SMU X di Bandung yang diteliti, terdapat 45 siswa/i yang melakukan kebiasaan sarapan dimana 21 siswa/i selalu melakukan sarapan, dan 24 siswa/i kadang-kadang melakukan sarapan.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi dan indeks prestasi pada siswa/i SMU ”X” di Bandung.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi dan kecerdasan emosi pada siswa/i SMU ”X” di Bandung.

Simpulan Tambahan:

1. Dari 50 siswa/i SMU ”X” di Bandung yang diteliti, 27 siswa (54%)

memiliki pengetahuan sarapan pagi yang baik, sedangkan 23 siswa (46%) memiliki pengetahuan sarapan pagi yang kurang.

2. Dari 50 siswa/i SMU ”X” di Bandung yang diteliti, 27 siswa (54%)

memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, sedangkan 23 responden (46%) memiliki kecerdasan emosi yang rendah.

5.2 Saran

Saran Teoritik:

Bagi para peneliti untuk penelitian selanjutnya sebaiknya di dalam pengambilan data tentang prestasi belajar tidak menggunakan seluruh mata pelajaran melainkan difokuskan pada satu atau dua mata pelajaran saja, dipilih berdasarkan minat anak pada mata pelajaran tertentu, sehingga minat anak tetap menjadi perhatian utama.


(29)

43

Saran Praktis

1. Kebiasaan sarapan akan lebih baik ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini.

2. Saat sarapan, sebaiknya orang tua mempersiapkan dan meluangkan waktu untuk melakukan sarapan bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga. 3. Pihak sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dapat memberikan

penyuluhan tentang pentingnya sarapan kepada siswa-siswi.

4. Pihak sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) juga memantau kondisi gizi pada anak didik melalui standarisasi kantin UKS yang sesuai dengan Program Dinas Kesehatan yaitu :

- Bersih

- Tidak lembab / cukup cahaya - Ada air bersih

- Tidak ada makanan yang memakai zat pewarna

5. Agar dapat mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan emosional yang berperan dalam keberhasilan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya, maka disarankan kepada pihak sekolah untuk mengupayakan penyuluhan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa-siswi.


(30)

44

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Pentingnya Makan Pagi. http://radioharmonifm.com/home/materi-talkshow-pentingnya-makan-pagi/. September 9th 2010

Ahmad Mudzakir. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Amalia Sawitri Wahyuningsih.2004. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional

Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas II SMU Lab School Jakarta Timur. Fakultas Psikologi. Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Jakarta Amaryllia Puspasari. 2009. Emotional Intelligent Parenting. Jakarta : PT. Elex

Media Komputindo.

Anonim. 2004. Biasakan Untuk Sarapan Pagi. http://www.suaramerdeka.com. October 22nd 2009

Anonim. 2005. Nutrisi Cukup, Anakpun Sehat dan Bahagia. http://www.gizi.net. February 10th 2010

Anonim. 2006. Jangan Remehkan Sarapan.

http://www.cybertokoh.com/mod..php?Mop=publisher&op=viewarticle&a rtid=918. June 5th 2008

Anonim. 2008. Otak Encer Berkat Sarapan. http://www.pikiranrakyat.com/ June 5th 2008

Baliwati, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya. Daniel Goleman. 2000. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Daniel Goleman. 2000. Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Darwin Karyadi. 1990. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Depkes RI. 1996. Panduan 13 Dasar Gizi Seimbang. Edisi II. Jakarta. Gavin Reid. 2009. Memotivasi Siswa di Kelas. Jakarta : PT. Indeks.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2002. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto.


(31)

45

Irianto. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta : Andi Offset.

Irwanto. 1997. Psikologi Umum. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jeanne Segal, Ph.D. 2008. Meningkatkan Kecerdasan Emosional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

John Gottman, Ph.D. 2008. Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Joshua Andika. 2009. Pentingnya Sarapan Pagi Bagi Anak. http://kulinet.com/baca/pentingnya-sarapan-pagi-bagi-anak/329/.

August 7th 2009.

Kartasapoetra. 2002. Ilmu Gizi: Korelasi Gizi, Kesehatan, dan Produktivitas Kerja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Karyadi, D. 1996. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Notoatmodjo, S. 1997. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset.

Patricia Patton, Dr. 2000. EQ – Pengembangan Sukses Lebih Bermakna. Jakarta : Mitra Media.

Pudjiadi, S. 1990. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Fakultas Kedokteran UI : Jakarta. Rahmi. 2008. Jangan Sepelekan Sarapan Pagi Untuk Si Kecil.

http://www.halohalo.co.id./berita/berita/40/1/1250/Jangan%20Sepelekan% 20Sarapan%20Pagi%20Untuk%20Si%20Kecil.htm June 10th 2008.

Ratih Zimmer Gandasetiawan. 2009. Mengoptimalkan IQ & EQ Anak Melalui Metode Sensomotorik. Jakarta : Penerbit Libri.

Sandjaja, dkk. 2009. Kamus Gizi : Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : Penerbit Kompas.

Saphiro, Lawrence E. 1998. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta : Gramedia.


(32)

46

Sarlito Wirawan. 1997. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Savitri Sayogo. 1995. Gizi dan Pertumbuhan Remaja. Info Gizi Vol. VI No.2.

Jakarta.

Savitri Sayogo. 2006. Gizi Remaja Putri. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Siska Kristiana, M. 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi Dan Indeks Prestasi Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri No. 101835 Bingkawan kecamatan Sibolangit. Fakultas kesehatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Sumadi Suryabrata. 1998. Metodologi Penelitian. Cetakan kesebelas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sunita Almatier. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Susan, Bagwel E. 2008. The Relationship Between Breakfast and School Performance.

http://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscripts/202.asp.

Syaifudin Azwar. 1998. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Utami Munandar. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Warsito. 2010. Menu Diet Untuk Menurutkan Berat Badan. http://dietcerdas.com/menu-diet-untuk-menurunkan-berat-badan/

December 11th 2010

Wiharyati Rooslin. 2006. Anak yang Sarapan Daya Ingatnya Lebih Baik. www.bernas.co.id

Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.


(1)

5

1.7. Lokasi dan Waktu

Lokasi: SMU “X” di Bandung Waktu: Januari 2010 – Januari 2011


(2)

42 5.1 Simpulan

1. Dari 50 siswa/i SMU X di Bandung yang diteliti, terdapat 45 siswa/i yang melakukan kebiasaan sarapan dimana 21 siswa/i selalu melakukan sarapan, dan 24 siswa/i kadang-kadang melakukan sarapan.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi dan indeks prestasi pada siswa/i SMU ”X” di Bandung.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi dan kecerdasan emosi pada siswa/i SMU ”X” di Bandung.

Simpulan Tambahan:

1. Dari 50 siswa/i SMU ”X” di Bandung yang diteliti, 27 siswa (54%) memiliki pengetahuan sarapan pagi yang baik, sedangkan 23 siswa (46%) memiliki pengetahuan sarapan pagi yang kurang.

2. Dari 50 siswa/i SMU ”X” di Bandung yang diteliti, 27 siswa (54%) memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, sedangkan 23 responden (46%) memiliki kecerdasan emosi yang rendah.

5.2 Saran

Saran Teoritik:

Bagi para peneliti untuk penelitian selanjutnya sebaiknya di dalam pengambilan data tentang prestasi belajar tidak menggunakan seluruh mata pelajaran melainkan difokuskan pada satu atau dua mata pelajaran saja, dipilih berdasarkan minat anak pada mata pelajaran tertentu, sehingga minat anak tetap menjadi perhatian utama.


(3)

43

Saran Praktis

1. Kebiasaan sarapan akan lebih baik ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini.

2. Saat sarapan, sebaiknya orang tua mempersiapkan dan meluangkan waktu untuk melakukan sarapan bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga. 3. Pihak sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dapat memberikan

penyuluhan tentang pentingnya sarapan kepada siswa-siswi.

4. Pihak sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) juga memantau kondisi gizi pada anak didik melalui standarisasi kantin UKS yang sesuai dengan Program Dinas Kesehatan yaitu :

- Bersih

- Tidak lembab / cukup cahaya - Ada air bersih

- Tidak ada makanan yang memakai zat pewarna

5. Agar dapat mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan emosional yang berperan dalam keberhasilan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya, maka disarankan kepada pihak sekolah untuk mengupayakan penyuluhan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa-siswi.


(4)

44

Ahmad Mudzakir. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Amalia Sawitri Wahyuningsih.2004. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional

Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas II SMU Lab School Jakarta Timur. Fakultas Psikologi. Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Jakarta Amaryllia Puspasari. 2009. Emotional Intelligent Parenting. Jakarta : PT. Elex

Media Komputindo.

Anonim. 2004. Biasakan Untuk Sarapan Pagi. http://www.suaramerdeka.com. October 22nd 2009

Anonim. 2005. Nutrisi Cukup, Anakpun Sehat dan Bahagia. http://www.gizi.net. February 10th 2010

Anonim. 2006. Jangan Remehkan Sarapan.

http://www.cybertokoh.com/mod..php?Mop=publisher&op=viewarticle&a rtid=918. June 5th 2008

Anonim. 2008. Otak Encer Berkat Sarapan. http://www.pikiranrakyat.com/ June 5th 2008

Baliwati, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya. Daniel Goleman. 2000. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Daniel Goleman. 2000. Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Darwin Karyadi. 1990. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Depkes RI. 1996. Panduan 13 Dasar Gizi Seimbang. Edisi II. Jakarta. Gavin Reid. 2009. Memotivasi Siswa di Kelas. Jakarta : PT. Indeks.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2002. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto.


(5)

45

Irianto. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta : Andi Offset.

Irwanto. 1997. Psikologi Umum. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jeanne Segal, Ph.D. 2008. Meningkatkan Kecerdasan Emosional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

John Gottman, Ph.D. 2008. Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Joshua Andika. 2009. Pentingnya Sarapan Pagi Bagi Anak. http://kulinet.com/baca/pentingnya-sarapan-pagi-bagi-anak/329/.

August 7th 2009.

Kartasapoetra. 2002. Ilmu Gizi: Korelasi Gizi, Kesehatan, dan Produktivitas Kerja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Karyadi, D. 1996. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Notoatmodjo, S. 1997. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset.

Patricia Patton, Dr. 2000. EQ – Pengembangan Sukses Lebih Bermakna. Jakarta : Mitra Media.

Pudjiadi, S. 1990. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Fakultas Kedokteran UI : Jakarta. Rahmi. 2008. Jangan Sepelekan Sarapan Pagi Untuk Si Kecil.

http://www.halohalo.co.id./berita/berita/40/1/1250/Jangan%20Sepelekan% 20Sarapan%20Pagi%20Untuk%20Si%20Kecil.htm June 10th 2008.

Ratih Zimmer Gandasetiawan. 2009. Mengoptimalkan IQ & EQ Anak Melalui Metode Sensomotorik. Jakarta : Penerbit Libri.

Sandjaja, dkk. 2009. Kamus Gizi : Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta : Penerbit Kompas.

Saphiro, Lawrence E. 1998. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta : Gramedia.


(6)

Sarlito Wirawan. 1997. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Savitri Sayogo. 1995. Gizi dan Pertumbuhan Remaja. Info Gizi Vol. VI No.2.

Jakarta.

Savitri Sayogo. 2006. Gizi Remaja Putri. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Siska Kristiana, M. 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi Dan Indeks Prestasi Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri No. 101835 Bingkawan kecamatan Sibolangit. Fakultas kesehatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Sumadi Suryabrata. 1998. Metodologi Penelitian. Cetakan kesebelas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sunita Almatier. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Susan, Bagwel E. 2008. The Relationship Between Breakfast and School Performance.

http://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscripts/202.asp.

Syaifudin Azwar. 1998. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Utami Munandar. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Warsito. 2010. Menu Diet Untuk Menurutkan Berat Badan. http://dietcerdas.com/menu-diet-untuk-menurunkan-berat-badan/

December 11th 2010

Wiharyati Rooslin. 2006. Anak yang Sarapan Daya Ingatnya Lebih Baik. www.bernas.co.id

Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.


Dokumen yang terkait

Perbedaan Perubahan Kadar Glukosa Darah antara Sebelum Mulai Belajar dan Sebelum Waktu Istirahat, pada Siswa SMA Mulia yang Sarapan dan Tidak Sarapan

0 42 84

Ayo Sarapan Biar Tidak Pingsan

0 4 2

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar.

2 6 12

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar.

0 3 11

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DARI SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Hubungan Antara Asupan Energi Dan Protein Dari Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Di SD Negeri Sumber III Surakarta.

0 2 11

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DARI SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Hubungan Antara Asupan Energi Dan Protein Dari Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Di SD Negeri Sumber III Surakarta.

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Kebiasaan Jajan Dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Di SDN Banyuanyar III Surakarta.

0 1 17

Hubungan Kecerdasan Emosi dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA "X" di Tasikmalaya.

0 0 34

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN KESEGARAN JASMANI

0 1 102

KEMAMPUAN ATENSI DAN KONSENTRASI, PERBANDINGAN ANTARA SISWA YANG SARAPAN DAN SISWA YANG TIDAK SARAPAN DI UPTD SMA NEGERI 2 NGANJUK SKRIPSI

0 0 32