Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit terhadap Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang pada PT. BTJ.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Among the many functions of internal control required by the companies that make sales on credit to consumers will require an adequate system of internal control, because it will lead to the sale of credit receivables. Internal control system is necessary because it will lead to the sale of credit receivables and cash to be received within the time allowed in accordance with predetermined terms of credit.

Receivable collection activity is important for the company, and the activity will be helped by the use of accounting information systems are adequate. This study aims to determine the effect of accounting information system credit to the smooth sale of accounts receivable collection activity.

With the existence of adequate controls and supervision and is expected to continue to assist in the effort choice manejemen take steps to anticipate the swelling number of delinquent accounts receivable that occurred in the days to come so hopefully delinquent accounts receivable has decreased.

In this study, the authors use the method of analysis, a method in researching the status of a group of people, an object, a condition, a system of thought or an event in the present. Author of the study focuses on the PT. BTJ is located at Jl. No Kopo. 271D Bandung. The data was then processed using the SPSS 13.0 Simple Linear Regression methods. From the above data processing carried out on 45 of the respondent, its Pvalue values obtained for 0000 with a significance level of 0.05. With the results of the regression line equation Y = 26.660 + 0.619 X. It can be concluded that the hypothesis is: "The system of credit sales accounting information have influence on the activity of the smooth collection of accounts receivable" is adequate.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Diantara sekian banyak fungsi pengendalian intern yang diperlukan oleh perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit kepada para konsumen akan memerlukan suatu sistem pengendalian intern yang memadai, oleh karena penjualan kredit tersebut akan menimbulkan piutang usaha. Sistem pengendalian intern diperlukan karena penjualan kredit tersebut akan menimbulkan piutang dan uang kas yang akan diterima dalam waktu yang telah ditentukan sesuai dengan syarat kredit yang telah ditentukan.

Aktivitas penagihan piutang merupakan hal penting bagi perusahaan, dan aktivitas tersebut akan terbantu dengan adanya penggunaan sistem informasi akuntansi yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem informasi akuntansi penjualan kredit terhadap kelancaran aktivitas penagihan piutang.

Dengan adanya pengendalian dan pengawasan yang memadai dan terus menerus diharapkan dapat membantu pilihan manejemen dalam upaya mengambil langkah–langkah guna mengantisipasi membengkaknya jumlah tunggakan piutang yang terjadi di masa yang akan datang sehingga diharapkan tunggakan piutang mengalami penurunan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis, yaitu suatu metode dalam meneliti suatu status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Penulis menfokuskan penelitian pada PT. BTJ yang berlokasi di Jl. Kopo No. 271D Bandung. Data-data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan SPSS 13.0 metode Regresi Linier Sederhana. Dari hasil pengolahan data di atas yang dilakukan atas 45 orang responden, diperoleh nilai Pvalue nya sebesar 0.000 dengan tingkat signifikansi 0.05. Dengan hasil persamaan garis regresi Y = 26,660 + 0,619 X. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan yaitu : “Sistem informasi akuntansi penjualan kredit memiliki pengaruh terhadap kelancaran aktivitas penagihan piutang” sudah memadai.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PENGESAHAN……….. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………. iii

KATA PENGANTAR……… iv

ABSTRACT……….vii

ABSTRAK………viii

DAFTAR ISI……….. ix

DAFTAR GAMBAR………xiii DAFTAR TABEL………..xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... .1

1.2 Identifikasi Masalah ... .3

1.3 Tujuan Penelitian ... .4

1.4 Manfaat Penelitian ... .4

1.5 Kerangka Pemikiran ... .5

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... .9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Sistem ... 10

2.2 Sistem Informasi ... ..11


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.3 Sistem Akuntansi Penjualan ... ..18

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit ... 20

2.3.2 Prosedur Sistem Informasi Penjualan Kredit... 20

2.3.3 Fungsi yang Terkait ... 22

2.3.4 Dokumen-dokumen yang Digunakan ... 24

2.3.5 Sistem Pengendalian Akuntansi Penjualan... 27

2.4 Piutang ... ..29

2.4.1 Pengertian Piutang ... 29

2.4.2 Aktivitas Penagihan Piutang ... 30

2.4.3 Prosedur Penagihan Piutang ... 31

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... ..35

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... ..35

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... ..37

3.1.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Kerja Perusahaan ... ..37

3.1.4 Macam-macam Produk Perusahaan ... ..41

3.2 Metode Penelitian... ..42

3.2.1 Sumber Data ... ..43

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... ..43

3.2.3 Penetapan Populasi dan Sampel Penelitian ... ..45

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... ..46

3.2.5 Operasional Variabel ... ..46


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.3.1 Uji Validitas ... 50

3.3.2 Uji Reliabilitas ... 51

3.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... ..51

3.4.1 Analisis Data ... 51

3.4.2 Hipotesis Penelitian ... 53

3.4.3 Penetapan Tingkat Signifikansi... 53

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Hasil Penelitian ... ..54

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... ..62

4.2.1 Uji Validitas ... ..62

4.2.2 Uji Reliabilitas ... ..64

4.3 Analisis dan Penelitian ... ..65

4.3.1 Variabel Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit (X)... ..66

4.3.2 Variabel Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang (Y) ... ..82

4.4 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit (X) Terhadap Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang (Y) ... ..98

4.4.1 Analisis Koefisien Korelasi... ..98

4.4.2 Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana ... ..99

4.4.3 Analisis Koefisien Determinasi... ..100

4.4.4 Pengujian Hipotesis (Uji-t) ... ..101

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 103


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran... ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105

LAMPIRAN ... 106


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 DFD Penerimaan Piutang ... 34

Gambar 2 Struktur Organisasi PT.BTJ ... 39

Gambar 3 Bagian Penjualan ... 57

Gambar 4 Bagian Gudang ... 58

Gambar 5 Bagian Pengiriman ... 59

Gambar 6 Bagian Penagihan ... 60

Gambar 7 Bagian Akuntansi ... 61

Gambar 8 Diagram Persepsi Responden Tentang Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit (X) ... 68

Gambar 9 Diagram Persepsi Responden Tentang Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang (Y) ... 84


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Ikhtisar Variabel, Indikator, Sub Indikator, Skala Pengukuran dan Instrumen ……...………....…...48 Tabel II Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Informasi Akuntansi

Penjualan Kredit (X) ………...………...62 Tabel III Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kelancaran Aktivitas

Penagihan Piutang…..………...………..63 Tabel IV Hasil Uji Realibilitas Kuesioner Penelitian .……...…...65 Tabel V Persepsi Responden Tentang Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Kredit (X)………...67 Tabel VI SDM Dalam Perusahaan Memiliki Keahlian Untuk Menjalankan Sistem

Yang Diharapkan..………...68 Tabel VII Setiap penjualan kredit yang diterima, meningkatkan jumlah kas

perusahaan ………...……….69

Tabel VIII Jumlah pendapatan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu meningkat……….…70 Tabel IX Karyawan penjualan dikasih tugas, risiko, dan tanggung jawab dengan

jelas ………...……….….70 Tabel X Komputer dalam perusahaan dapat membantu mempercepat serta

meningkatkan ketelitian dalam mengolah data………...71 Tabel XI Penggunaan komputer bisa berdampak baik ke semua pencatatan


(9)

xv Universitas Kristen Maranatha Tabel XII Komputer dalam perusahaan dapat membantu mempercepat dan

meningkatkan ketelitian dalam mengolah data.……...…...72 Tabel XIII Setiap karyawan boleh mengakses komputer dalam arti mengetahui cara penggunaan komputer berikut passwordnya.……...…...73 Tabel XIV Kegiatan penjualan dilaksanakan oleh orang-orang ahli tanpa mempertimbangkan alat bantu seperti komputer.……...74 Tabel XV Dengan penggunaan sistem informasi akuntansi tidak terlalu memakan biaya yang mahal.……...…...74 Tabel XVI Laporan penjualan disediakan tepat pada waktunya setiap selesai satu periode pesanan.……...…...75 TabelXVII Laporan penjualan mampu mengukur dan mengimplementasikan hasil-hasil yang sesungguhnya dicapai yang sesuai dengan tujuan perusahaan.……... …...76 Tabel XVIII Perlu konfirmasi pihak yang berwenang untuk mengetahui kredibilitas calon pelanggan.……...…...77 TabelXIX Perusahaan mempunyai prosedur penjualan kredit secara

tertulis.……...…...77 Tabel XX Pencatatan transaksi penjualan sudah dilakukan

dengan tepat dan lengkap, dalam arti setiap transaksi

yang terjadi selalu langsung dicatat dengan

menggunakan komputer.……...…...78 Tabel XXI Perusahaan menggunakan alat-alat pengganti dan catatan pengganti dalam melindungi catatan yang berhubungan dengan penjualan.……...…...79


(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha Tabel XXII Rekening-rekening dalam buku besar diklasifikasikan dengan benar

dalam buku jurnal.……...…...80 TabelXXIII Dalam membuat laporan hasil penjualan, apakah sistem informasi

akuntansi yang tersedia, dalam pelaksanaanya tidak terlalu banyak memakan waktu...80 TabelXXIV Surat jalan yang dibuat bagian penjualan sesuai dengan nota pesanan penjualan yang dibuat oleh salesman baik jumlah barang maupun jenis barangnya.……...…...81 Tabel XXV Setiap dokumen diberi nomor urut sebelum digunakan.……...82 Tabel XXVI Persepsi Responden Tentang Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang (Y)...83 Tabel XXVII Penagihan Piutang Berdasarkan Pada Data Yang Ada .…...…...85 Tabel XXVIII Dalam Penagihan Piutang Dibuat Kebijakan Oleh Manajemen .…...85 Tabel XXIX Jumlah Piutang yang Diterima Sama Dengan yang Tertulis Pada Struk Penjualan .……...…...86 Tabel XXX Adanya Batas Waktu Pembayaran yang Sudah Ditetapkan.……...87 Tabel XXXI Daftar Piutang Dibuat Pada Waktu yang Ditetapkan.……... 87 Tabel XXXII Penerimaan Pembayaran Piutang Dilaksanakan Pada Waktu yang

Telah Ditetapkan .……...…...88 Tabel XXXIII Sistem Informasi Membantu Perusahaan Dalam Mengolah Data

Piutang yang Akan Ditagih .……...…...89 Tabel XXXIV Prosedur Penagihan Piutang Telah Dilakukan dan Ditaati Dengan Baik Oleh Perusahaan .……...…...89


(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha Tabel XXXV Perusahaan Melakukan Penghitungan di Berbagai Tahap Dengan

Benar .……...…...90 Tabel XXXVI Dalam Penagihan Piutang, Karyawan Diberikan Pemisahan Wewenang dan Tanggung Jawab yang Jelas .……...91 Tabel XXXVII Setiap Transaksi Piutang yang Terjadi Telah Di input Dengan Tepat...91 Tabel XXXVIII Penggunaan Polis Garansi Terhadap Konsumen Digunakan

Seminimal Mungkin.……...…...92 Tabel XXXIX Dengan bantuan sistem informasi dalam proses pengolahan data

piutang memberikan saudara kemudahan dan keakuratan terhadap hasil yang diberikan.……...…...93 Tabel XL Dengan penggunaan sistem informasi pengolahan data piutang hanya

dapat diolah oleh pihak yang berwenang.……...…...93 Tabel XLI Perusahaan Selalu Mengupdate Data-data Piutang yang Belum

Tertagih.……...…...94 Tabel XLII Manajemen Melakukan Pengecekan Data Piutang Secara Teratur.…..95 Tabel XLIII Sistem infomasi membantu meningkatkan kebenaran penghitungan piutang yang kelak akan ditagih.…...95 Tabel XLIV Mengirimkan Barang Kepada Konsumen Tepat Waktu.…...96 Tabel XLV Tidak Terjadi Penumpukan Barang Pesanan di Bagian Pengiriman....97 Tabel XLVI Piutang yang Ditagih Sudah Benar...…...97


(12)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang begitu pesat menyebabkan meningkatnya daya saing pada berbagai bidang usaha yang bergerak di bidang jasa, perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus menyesuaikan diri agar tetap dapat bersaing dengan pesaingnya. Dan aktivitas penjualan memegang peranan penting bagi perusahaan tersebut serta salah satu aktivitas utama bagi perusahaan secara langsung. Hal ini disebabkan penjualan tersebut merupakan sumber terjadinya pendapatan. Melalui penjualan tersebut perusahaan memperoleh pendapatan secara langsung (tunai) atau tidak langsung (piutang). Dari pendapatan secara tidak langsung maka perusahaan mendapatkan risiko mengenai pembayaran oleh pelanggan yang akan dilakukan di kemudian hari.

Perusahaan yang berkembang akan mengalami perkembangan-perkembangan seperti meningkatnya penjualan produk, meningkatnya sumber daya yang digunakan, meluasnya daerah pemasaran, meningkatnya modal yang digunakan dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan tersebut akan mengakibatkan meningkatnya aktivitas usaha, permasalahan-permasalahan dan hambatan-hambatan yang akan dialami perusahaan sehingga semakin bertambah tanggung jawab manajer dalam mengendalikan, mengawasi, mengidentifikasi, dan mengevaluasi berbagai permasalahan dan hambatan yang terjadi pada kegiatan operasi perusahaan yang mengakibatkan manajer tingkat atas akan melimpahkan wewenang kepada


(13)

2 Universitas Kristen Maranatha bawahannya. Semua itu dapat dilakukan apabila manajer mampu melakukan pengambilan keputusan yang didasarkan pada masukan-masukan yang obyektif. Sehingga tanggung jawab masih berada pada manajer tingkat atas jadi ia membutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat mengamankan aktivitas perusahaan, dengan sistem pengendalian tersebut dapat memberikan keyakinan bahwa yang dilaporkan bawahannya itu adalah benar dan dapat dipercaya yang dapat mendorong efisiensi usaha dan solusi untuk menangani masalah dengan terus-menerus memonitor bahwa kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen memang dijalankan oleh bawahannya sehingga tujuan yang telah diterapkan untuk menghasilkan laba dapat tercapai dan dengan demikian perusahaan dapat lebih meningkatkan kesejahteraan karyawannya.

Setiap sistem akuntansi dirancang untuk memberikan pengawasan yang memadai guna menjamin semua transaksi telah dicatat, diotorisasi secara tepat, Siklus penjualan kredit berkaitan dengan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan (Bodnar, 2004).

Diantara sekian banyak fungsi pengendalian intern yang diperlukan oleh perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit kepada para konsumen akan memerlukan suatu sistem pengendalian intern yang memadai, oleh karena penjualan kredit tersebut menimbulkan piutang usaha. Sistem pengendalian intern diperlukan karena penjualan kredit tersebut akan menimbulkan piutang dan uang kas yang akan diterima dalam waktu yang telah ditentukan sesuai dengan syarat kredit yang telah ditentukan. Oleh karena adanya tenggang waktu antara tanggal penjualan dengan tanggal diterimanya uang kas maka perusahaan perlu menetapkan kebijakan dan


(14)

3 Universitas Kristen Maranatha prosedur pencatatan terhadap piutang usaha dengan baik, dikarenakan piutang usaha berhubungan dengan uang kas yang sangat penting bagi perusahaan, terlebih lagi untuk perusahaan yang hampir sebagian besar penghasilannya dari penjualan kredit sangat diperlukan pengawasan yang baik untuk menghindari pencatatan yang tidak benar, tidak tertagihnya piutang serta kecurangan-kecurangan lain yang dilakukan oleh para karyawan.

Pada kenyataannya di lapangan dapat ditemukan beberapa permasalahan antara lain adanya pelanggan yang terlambat membayar tagihan dan bahkan tidak dapat membayar piutangnya. Fenomena ini dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan pada akhirnya mempengaruhi kegiatan operasi perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam manangani permasalahan piutang tak tertagih akan berdampak pada besarnya pendapatan yang merupakan keberhasilan perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam pengendalian piutang tak tertagih dapat tercapai, salah satunya dengan menetapkan suatu kebijakan yang diimplementasikan dalam sebuah sistem.

Alasan penulis berdasarkan uraian di atas dan mengingat betapa pentingnya bantuan pemeriksanaan intern dan fungsi pengawasan bagi kepentingan perusahaan, maka penulis mencoba untuk meneliti dan mempelajari lebih lanjut serta membahas “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Terhadap Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang Pada PT. BTJ”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka, masalah-masalah yang akan dibahas dalam melakukan penelitian ini, sebagai berikut :


(15)

4 Universitas Kristen Maranatha 1. Apakah perusahaan telah menerapkan sistem informasi akuntansi penjualan

kredit secara memadai.

2. Bagaimana pengaruh sistem informasi akuntansi penjualan kredit terhadap kelancaran aktivitas penagihan piutang.

1.3Tujuan Penelitian

Dengan adanya latar belakang dan permasalahan yang telah disampaikan sebelumnya, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah perusahaan telah menerapkan sistem informasi akuntansi penjualan kredit secara memadai.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang diterapkan perusahaan terhadap kelancaran aktivitas penagihan piutang.

1.4Manfaat Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini dengan harapan hasil yang diperoleh dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak yang berkaitan dengan dilakukannya penelitian. Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah :

1. Bagi Perusahaan :

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan mengenai pentingnya pengaruh sistem informasi akuntansi penjualan kredit, di samping itu sebagai pembanding dalam menentukan kebijakan pimpinan di masa yang akan datang guna meningkatkan kelancaran penagihan piutang.


(16)

5 Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi Penulis :

Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai penerapan analisis sistem informasi akuntansi penjualan kredit terhadap kelancaran aktivitas penagihan piutang.

3. Bagi Pihak-pihak Lain :

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan sehingga dapat dijadikan informasi dan bahan referensi di bidang pengendalian intern dan topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, untuk penelitian selanjutnya.

1.5Kerangka Pemikiran

Industri baik dalam skala kecil maupun besar dalam melakukan operasinya tidak terlepas dari aktivitas penjualan. Aktivitas penjualan merupakan aktivitas utama dari perusahaan dikarenakan aktivitas ini merupakan titik paling utama dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu mencapai laba yang maksimal. Aktivitas penjualan bagi perusahaan seperti pada PT BTJ merupakan tahap yang paling penting dari siklus operasi, maka dari itu diperlukan informasi yang memadai yang dapat menjamin kelancaran operasinya.

PT BTJ mengalami persaingan ketat dengan banyak perusahaan distributor lainnya yang ada di kawasan regional maupun nasional. Hal ini disebabkan oleh produk yang ditawarkan cenderung umum dan bervariasi jenisnya sehingga pelanggan sangat bebas serta mudah untuk memilih pemasok sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Dalam menghadapi persaingan tersebut, PT BTJ dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat, yaitu dengan memberikan harga yang


(17)

6 Universitas Kristen Maranatha kompetitif, kualitas baik, pelayanan memuaskan, serta berusaha membangun hubungan yang baik dengan para pelanggannya.

Salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal adalah dengan meminimalisasi kerugian perusahaan dari piutang yang tidak tertagih. Oleh karena itu manajemen harus memikirkan bagaimana caranya melakukan analisis sistem informasi akuntansi penjualan kredit secara efektif dan efisien sehingga seluruh piutang perusahaan dapat tertagih atau minimal perusahaan bisa menekan jumlah piutang yang bermasalah maupun piutang yang tidak tertagih. PT BTJ juga memiliki banyak pelanggan, dimana setiap pelanggannya memiliki karakteristik yang beda, sehingga besarnya biaya melayani setiap pelanggan pun akan berbeda-beda.

Salah satu cara mengatasi dan pencegahannya bisa dengan fungsi pengendalian (control) bagi manajer dalam ssetiap kegiatan usaha adalah dalam bentuk pengawasan tujuan dari pengawasan ini antara lain untuk menjaga harta milik perusahaan, baik dari pihak intern maupun pihak ekstern. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha yang dilakukan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dan prosedur yang ditetapkan.

Halomoan Ompusungu (2002) menyimpulkan bahwa perusahaan yang kegiatannya sangat kompleks membutuhkan informasi yang tepat, akurat, dan bermanfaat dalam berbagai tingkat manajemen untuk pengambilan keputusan. Ukuran keefektifan pengendalian intern akan terpenuhi apabila sistem informasi akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan telah dilaksanakan dengan baik.

Dalam bukunya Sistem Akuntansi, Mulyadi (2001) menyatakan bahwa pengendalian intern adalah :


(18)

7 Universitas Kristen Maranatha Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi.

Dalam PSAK aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek dikatakan piutang menurut sumber terjadinya digolongkan dalam dua kategori, yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul akibat penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Piutang yang timbul di luar kegiatan normal perusahaan digolongkan sebagai piutang lain-lain. Piutang usaha dan piutang lain-lain diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan di neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran yang tidak dapat ditagih. Oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan kebijakan penjualan kreditnya dalam upaya mengendalikan piutang perusahaan. Adapun kebijakan yang biasa diterapkan dalam penjualan kredit seperti, penjualan kredit tanpa diskon, penjualan kredit dengan diskon dan penjualan kredit memungkinkan tidak tertagih.

Piutang merupakan salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang dapat memberikan pengaruh profitabilitas usaha suatu perusahaan, terutama bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. Penjualan merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.


(19)

8 Universitas Kristen Maranatha Dalam usaha untuk mencapai tujuannya dalam memenuhi fungsi ekonomi yaitu optimalisasi laba, perusahaan sering dihadapkan pada berbagai resiko usaha antara lain timbulnya kerugian tersebut, yaitu terhambatnya penerimaan atau pendapatan perusahaan dimana ketidaklancaran penerimaan tersebut dapat berpengaruh terhadap arus atau aliran kas (cash flow) perusahaan. Sedangkan ketidaklancaran penerimaan atau pendapatan yang terjadi pada sebagian besar perusahaan terutama disebabkan oleh para pelanggan yang tidak atau terlambat membayar sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

Dengan adanya pengendalian dan pengawasan yang baik dan terus-menerus diharapkan dapat membantu pilihan manajemen dalam upaya mengambil langkah-langkah guna mengantisipasi membengkaknya jumlah tunggakan piutang yang terjadi di masa yang akan datang sehingga diharapkan tunggakan piutang mengalami penurunan.

Akhirnya pelaksanaan pengendalian intern yang memadai dapat memberikan bantuan kepada semua pihak di dalam perusahaan untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, sehingga efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan dapat lebih ditingkatkan.

Berdasarkan pemikiran di atas dalam skripsi ini penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit memiliki pengaruh terhadap Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang.


(20)

9 Universitas Kristen Maranatha 1.6Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Kota Bandung, tepatnya berlokasi di PT BTJ, Jalan Kopo No. 271D. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai dengan Juni 2012.


(21)

103 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Terhadap Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang Pada

PT. BTJ”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Iya, sudah memadai.

2. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa variabel X (Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang) sebesar 41,0%, sedangkan sisanya sebesar 59,0% merupakan pengaruh dari faktor lain yang diabaikan penulis.

5.2Saran

Berdasarkan penelitian dan simpulan yang telah dilakukan mengenai Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Terhadap Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang, maka penulis mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masing-masing pihak baik pihak dari PT.BTJ, yaitu :

1. Data PT.BTJ telah cukup memadai, namun perlu ditingkatkan untuk tercapainya kelancaran aktivitas penagihan piutang, yaitu dengan menetapkan kebijakan untuk piutang yang tidak dapat ditagih dengan memperhatikan


(22)

104 Universitas Kristen Maranatha kredibilitas pelanggan sehingga piutang yang tidak tertagih dapat diminimalisasi.

2. Bagi peneliti selanjutnya, dianjurkan untuk mengambil data penelitian yang berbeda dari yang diambil penulis sehingga dapat melengkapi keterbatasan yang ada sehingga hasilnya lebih baik.


(23)

105 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Azwar S, 2010. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Bodnar, George H. and Hopwood, Williams S. 2004. Accounting Information System. 7th edition, New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Jogiyanto. 2005. Sistem Informasi Berbasis Komputer. Edisi 2. BPFE: Yogyakarta. Kaplan, Robert M & Dennis P. Saccuzzo. 1993. Psycological Testing Principles,

Application, and Iissues, California: Brooks/Cole Publishing Company, Pasific Group

La midjan, Dr., M.S, Ak. Dan Susanto, Azhar, Drs., Mbus, Ak. 1995. Sistem Informasi Akuntansi I. edisi 9. Lembaga Informatika Akuntansi Bandung. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Cetakan Keempat. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit

Salemba Empat.

Ompusungu, Halomoan. ”Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

Efektivitas Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern”. Jurnal Ilmiah

Akuntansi FE-UKM, vol.1, no. 2.

Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart. 2005. Accounting Information System. 9th Edition. NJ: Prentice-Hall International, Inc.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Ulber, S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Penerbit Erlangga. Wijayanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Wilkinson, Joseph W. 1991. Sistem Akuntansi dan Informasi. Edisi 3. Jakarta: Binarupa Aksara.


(1)

7 Universitas Kristen Maranatha

Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi.

Dalam PSAK aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek dikatakan piutang menurut sumber terjadinya digolongkan dalam dua kategori, yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul akibat penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Piutang yang timbul di luar kegiatan normal perusahaan digolongkan sebagai piutang lain-lain. Piutang usaha dan piutang lain-lain diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan di neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran yang tidak dapat ditagih. Oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan kebijakan penjualan kreditnya dalam upaya mengendalikan piutang perusahaan. Adapun kebijakan yang biasa diterapkan dalam penjualan kredit seperti, penjualan kredit tanpa diskon, penjualan kredit dengan diskon dan penjualan kredit memungkinkan tidak tertagih.

Piutang merupakan salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang dapat memberikan pengaruh profitabilitas usaha suatu perusahaan, terutama bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. Penjualan merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.


(2)

8 Universitas Kristen Maranatha

Dalam usaha untuk mencapai tujuannya dalam memenuhi fungsi ekonomi yaitu optimalisasi laba, perusahaan sering dihadapkan pada berbagai resiko usaha antara lain timbulnya kerugian tersebut, yaitu terhambatnya penerimaan atau pendapatan perusahaan dimana ketidaklancaran penerimaan tersebut dapat berpengaruh terhadap arus atau aliran kas (cash flow) perusahaan. Sedangkan ketidaklancaran penerimaan atau pendapatan yang terjadi pada sebagian besar perusahaan terutama disebabkan oleh para pelanggan yang tidak atau terlambat membayar sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

Dengan adanya pengendalian dan pengawasan yang baik dan terus-menerus diharapkan dapat membantu pilihan manajemen dalam upaya mengambil langkah-langkah guna mengantisipasi membengkaknya jumlah tunggakan piutang yang terjadi di masa yang akan datang sehingga diharapkan tunggakan piutang mengalami penurunan.

Akhirnya pelaksanaan pengendalian intern yang memadai dapat memberikan bantuan kepada semua pihak di dalam perusahaan untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, sehingga efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan dapat lebih ditingkatkan.

Berdasarkan pemikiran di atas dalam skripsi ini penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut : Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit memiliki


(3)

9 Universitas Kristen Maranatha 1.6Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Kota Bandung, tepatnya berlokasi di PT BTJ, Jalan Kopo No. 271D. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai dengan Juni 2012.


(4)

103 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Terhadap Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang Pada

PT. BTJ”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Iya, sudah memadai.

2. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa variabel X (Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y (Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang) sebesar 41,0%, sedangkan sisanya sebesar 59,0% merupakan pengaruh dari faktor lain yang diabaikan penulis.

5.2Saran

Berdasarkan penelitian dan simpulan yang telah dilakukan mengenai Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Terhadap Kelancaran Aktivitas Penagihan Piutang, maka penulis mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masing-masing pihak baik pihak dari PT.BTJ, yaitu :

1. Data PT.BTJ telah cukup memadai, namun perlu ditingkatkan untuk tercapainya kelancaran aktivitas penagihan piutang, yaitu dengan menetapkan kebijakan untuk piutang yang tidak dapat ditagih dengan memperhatikan


(5)

104 Universitas Kristen Maranatha

kredibilitas pelanggan sehingga piutang yang tidak tertagih dapat diminimalisasi.

2. Bagi peneliti selanjutnya, dianjurkan untuk mengambil data penelitian yang berbeda dari yang diambil penulis sehingga dapat melengkapi keterbatasan yang ada sehingga hasilnya lebih baik.


(6)

105 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Azwar S, 2010. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Bodnar, George H. and Hopwood, Williams S. 2004. Accounting Information

System. 7th edition, New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Jogiyanto. 2005. Sistem Informasi Berbasis Komputer. Edisi 2. BPFE: Yogyakarta. Kaplan, Robert M & Dennis P. Saccuzzo. 1993. Psycological Testing Principles,

Application, and Iissues, California: Brooks/Cole Publishing Company,

Pasific Group

La midjan, Dr., M.S, Ak. Dan Susanto, Azhar, Drs., Mbus, Ak. 1995. Sistem

Informasi Akuntansi I. edisi 9. Lembaga Informatika Akuntansi Bandung.

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Cetakan Keempat. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Ompusungu, Halomoan. ”Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

Efektivitas Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern”. Jurnal Ilmiah

Akuntansi FE-UKM, vol.1, no. 2.

Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart. 2005. Accounting Information System. 9th Edition. NJ: Prentice-Hall International, Inc.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Ulber, S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Penerbit Erlangga. Wijayanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Wilkinson, Joseph W. 1991. Sistem Akuntansi dan Informasi. Edisi 3. Jakarta: Binarupa Aksara.