Pengaruh Iklan dan Word of Mouth Terhadap Brand Awareness Traveloka (Studi Pada Masyarakat di Kota Denpasar).

(1)

PENGARUH IKLAN DAN WORD OF MOUTH TERHADAP BRAND

AWARENESS TRAVELOKA

(Studi Kasus Pada Masyarakat di Kota Denpasar)

SKRIPSI

Oleh:

Mohammad Pambudi Ary Wicaksono

NIM : 1206205120

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Denpasar

2016


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing,serta diuji pada tanggal : 9 Mei 2016

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua :Prof. Dr. I Ketut Rahyuda, M.S.IE. 2. Sekretaris : Ni Ketut Seminari, S.E., M.Si.

3. Anggota : Ni Made Wulandari Kusumadewi, SE., MSc

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen Pembimbing

Dr. Dra. I Gst. Ayu Kt. Giantari, M.Si.


(3)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya, atau pendapat yang pernah ditulis atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 22 Mei 2016 Mahasiswa,

Mohammad Pambudi Ary W. NIM: 1206205120


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Allah Subhanahu Wa ta’ala karena atas berkat rahmat-Nya,

skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklan dan Word of Mouth Terhadap Brand Awareness Traveloka (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kota Denpasar)” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,M.S, Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

3. Dr. I Gst Ayu Ketut Giantari., SE., M.Si. dan Agoes Ganesha Rahyuda, SE., MT.,Ph.D masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Prof. Dr. I Ketut Rahyuda, MSIE dan Ni Made Wulandari Kusumadewi, SE.,MSc.,BA, masing-masing sebagai penguji ujian skripsi saya.

5. Ni Ketut Seminari, SE., M.Si., Pembimbing Akademik, sekaligus dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan, serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.

6. Keluarga tercinta Papa, Mama, serta Mas Rizal dan Annissa atas dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

7. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan dan motivasi.


(5)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 22 Mei 2016 Mohammad Pambudi Ary W.


(6)

Judul : Pengaruh Iklan dan Word of Mouth Terhadap Brand Awareness Traveloka (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kota Denpasar)

Nama : Mohammad Pambudi Ary Wicaksono NIM : 1206205120

Abstrak

Brand awareness merupakan sikap positif yang diberikan konsumen terhadap suatu merek/produk. Perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi brand awareness, agar konsumen memiliki brand awareness yang tinggi terhadap merek/produk. Merek yang menurut peneliti memiliki faktor-faktor tersebut salah satunya adalah Traveloka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan dan word of mouth terhadap brand awareness.

Penelitian ini dilakukan terhadap Merek Traveloka. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden yang berdomisili di kota Denpasar, dengan metode non probability sampling, khususnya sampling purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan setiap variabel yang diuji telah valid dan reliabel, serta telah layak secara model menurut uji asumsi klasik. Kedua variabel bebas (iklan, dan word of mouth) berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness Traveloka.

Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan agar pihak manajemen dan departemen pemasaran perusahaan khususnya dari perusahaan pemilik merek Traveloka untuk mempertahankan iklan, dan WOM yang ada agar brand awareness terhadap Traveloka tetap kuat.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... 1

HALAMAN PENGESAHAN ... 2

PERNYATAAN ORISINALITAS ... 3

KATA PENGANTAR ... 4

Abstrak... 6

DAFTAR ISI... 7

DAFTAR TABEL ... 11

DAFTAR GAMBAR ... 12

DAFTAR LAMPIRAN ... 13 BAB I

PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Peneltian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIANError! Bookmark not defined. 2.1 Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1. Iklan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Word of Mouth (komunikasi dari mulut ke mulut)Error! Bookmark not defined.


(8)

2.1.3. Brand Awareness (kesadaran merek) ... Error! Bookmark not defined. 2.2. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1. Pengaruh Iklan terhadap Brand AwarenessError! Bookmark not defined.

2.2.2. Pengaruh Word of Mouth terhadap Brand AwarenessError! Bookmark not defined. 2.2.3. Pengaruh Iklan dan Word of Mouth secara bersama-sama terhadap Brand Awareness ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Konseptual Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III

METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1 Desain penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Lokasi penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Subyek dan Obyek penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Variabel penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Definisi Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Jenis Dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1. Jenis Data Menurut Sifatnya ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2. Jenis Data Menurut Sumbernya ... Error! Bookmark not defined.

1) Data Primer ... Error! Bookmark not defined.

2) Data Sekunder ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Populasi, Sampel, Dan Metode penentuan SampelError! Bookmark not defined.

3.7.1. Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2. Sampel ... Error! Bookmark not defined.

1) Metode Penentuan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Metode Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.


(9)

3.8.1. Pengujian Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2. Skala pengukuran ... Error! Bookmark not defined. 3.8.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1. Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined.

Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined.

Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined.

Autokorelasi ... Error! Bookmark not defined. 3.9.2. Analisis Regresi Berganda ... Error! Bookmark not defined. 3.9.3. Uji F (Simultan) ... Error! Bookmark not defined. 3.9.4. Uji t (parsial) ... Error! Bookmark not defined. BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Gambaran Umum Traveloka ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Uji Asumsi Klasik ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined.


(10)

4.5 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.5.1. Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined. 4.5.2. Umur ... Error! Bookmark not defined. 4.5.3. Pekerjaan ... Error! Bookmark not defined. 4.6 Deskripsi Indikator Empiris ... Error! Bookmark not defined. 4.7 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB V

SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Simpulan... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR RUJUKAN ... Error! Bookmark not defined.


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Presentasi pembelian online ... 3

Tabel 3.1 Skala Pengukuran ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.6 Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... Error! Bookmark not defined.7 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined.8 Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelamin ... Error! Bookmark not defined.8 Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok UmurError! Bookmark not defined.9 Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 39

Tabel 4.9 Dekripsi Indikator Empiris ... 40

Tabel 4.10 Interval Penilaian Angket Penelitian... 41


(12)

DAFTAR GAMBAR


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 2 ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 3 ... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 4 ... Error! Bookmark not defined.


(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Sebagaimana yang dilansir arsip Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, PDB Indonesia dari tahun 2009 hingga 2014 mencapai 5,5% per tahunnya. Namun, pertumbuhan ekonomi yang cukup baik ini, memiliki stress sebagai efek sampingnya, sebagaimana di kutip dari Kompas.com bahwa dari 614 responden, 43,5%-nya memiliki stress. Perekonomian masyarakat Indonesia khususnya di kota-kota besar saat ini sudah meningkat dimana tuntutan pekerjaan maupun kebutuhan untuk melepas penat mengharuskan mereka untuk bepergian ke luar kota ataupun luar negeri yang dapat ditempuh dengan jalur udara (Olavia, 2013).

Travelling, saat ini tengah menjadi sebuah kebutuhan baru masyarakat pada umumnya. Mengunjungi destinasi baru disebuah daerah tertentu hanya untuk sekedar berwisata ataupun melakukan bisnis di daerah lain menjadi sebuah alasan seseorang untuk ber-travelling-ria. Kebutuhan hidup orang Indonesia tak lagi seputar pangan, sandang dan papan. Setelah menabung, orang Indonesia memilih travelling alias jalan-jalan sebagai prioritas keduanya (Gustiawati, 2013)


(15)

2 Berbelanja secara online beberapa tahun terakhir menjadi cara baru yang dibuat oleh pemasar untuk memudahkan konsumennya. Kemudahan bagi konsumen yang menjadi unggulan dalam melakukan pembelian secara online, sukses menarik minat konsumen modern untuk berbelanja secara online, karena pembelian tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja selama masih ada koneksi internet dan praktis dalam penggunaannya (Saragih dan Rizky, 2012).

Di Indonesia, saat ini berbelanja secara online telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Sekitar setengah dari konsumen Indonesia berencana untuk membeli secara online tiket pesawat (55%) serta melakukan pemesanan hotel dan biro perjalanan (46%) untuk enam bulan ke depannya. Empat dari sepuluh konsumen (40%) berencana untuk membeli buku elektronik (ebook), hampir empat dari sepuluh konsumen berencana untuk membeli pakaian/aksesori/sepatu (37%), dan lebih dari sepertiga konsumen merencanakan untuk membeli tiket acara (34%) secara online (Lubis, 2014). Hal ini diperkirakan oleh peneliti berasal dari iklan yang dilakukan oleh pemasar mengenai kemudahan belanja online, serta word of mouth yang beredar diantara konsumen maupun calon konsumen, sehingga menyebabkan brand awareness yang ada pada konsumen maupun calon konsumen semakin kuat dan berpengaruh terhadap pembelian secara online.


(16)

3 Tabel 1.1 Persentase pembelian online

No. Jenis Pembelian (%)

1. Tiket Pesawat 55

2. Reservasi Hotel/Biro Perjalanan 46

3. Buku Elektronoik/E-books 40

4. Pakaian/Aksesori/Sepatu 37

5. Pertunjukan/Tiket Acara 34

Sumber : Nielsen.com Tahun 2014

Perusahaan yang memiliki merek yang brand awareness-nya (kesadaran merek) yang kuat dalam hal travelling serta e-commerce salah satunya adalah PT. Traveloka Indonesia. Dimana Traveloka adalah sebuah merek yang menjual produk berupa tiket maskapai dan booking hotel secara online. Traveloka adalah salah satu dari sekian banyaknya e-commerce yang sedang memiliki pertumbuhan yang cukup siginifikan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh situs SWA.CO.ID, Traveloka.com baru berdiri pada Bulan Oktober 2012 namun saat ini Traveloka.com memiliki rata–rata pengunjung berada di kisaran 20 ribuan per hari.

Brand awareness merupakan suatu daya ingat konsumen terhadap suatu produk yang telah melekat dalam benak konsumen akan suatu kebutuhan tertentu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Malik et al (2013) menyatakan bahwa brand


(17)

4 awareness adalah kemungkinan bahwa konsumen akrab mengenali ketersediaan dan aksesibilitas produk dan layanan perusahaan. Selain itu, nama merek adalah unsur paling penting dalam brand awareness (Davis et al, 2008 dalam Chi ,2009). Brand awareness dapat membuat konsumen untuk berpikir menggunakan atau membelinya. Sebagaimana yang dipaparkan oleh Andrologi (2014) bahwa salah satu bentuk dari brand awareness adalah sebuah merek yang dikenal dan mempunyai kemungkinan untuk bisa diandalkan, dan kualitasnya bisa dipertanggung-jawabkan.

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa perusahaan harus mengalokasikan anggaran komunikasi pemasaran atas delapan model komunikasi utama yaitu iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, acara dan pengalaman, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth), serta tenaga penjualan. Menurut peneliti keseluruhan dari model komunikasi pemasaran memiliki suatu pengaruh terhadap perusahaan, namun dalam penelitian ini komunikasi pemasaran yang menurut peneliti memiliki pengaruh yang paling tinggi terhadap brand awareness adalah iklan, dan word of mouth (pemasaran dari mulut ke mulut), karena iklan dapat menyampaikan pesan kepada konsumen maupun calon konsumen mengenai suatu produk, merek, maupun perusahaan dalam skala besar dan word of mouth dapat memberikan suatu pemahaman dari konsumen kepada calon konsumen mengenai pengalaman yang telah dialami oleh konsumen tersebut mengenai suatu produk, merek, maupun perusahaan.


(18)

5 Sebuah produk dalam suatu merek tidak cukup hanya mementingkan hal yang bersifat opersional/teknis. Pemasar perlu memperhatikan hal-hal non operasional/teknis. Hal non teknis yang perlu diperhatikan pemasar dalam menjual produknya adalah promosi. Dua diantara sekian strategi promosi yang menurut peneliti memiliki pengaruh yang besar terhadap brand awareness adalah iklan dan word of mouth. Namun, Keke (2015) dan Milanti (2012) secara berurutan menyatakan iklan dan word of mouth tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand awareness. Sedangkan, Permana (2015) menyatakan iklan dan word of mouth memiliki pengaruh signifikan terhadap brand awareness. Oleh karena itu, peneliti merasa variabel iklan dan word of mouth perlu diteliti lebih lanjut.

Untuk meningkatkan lini penjualan dalam bisnis, pemasar harus memperhatikan strategi promosi yang ada. Bentuk strategi promosi menurut peneliti yang memiliki cakupan daerah yang luas serta pengaruh yang besar adalah iklan. Menurut peneliti, iklan merupakan cara agar sebuah produk dapat dikenal oleh khalayak sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap dikenalnya suatu produk yang berimbas kepada penjualan. Pemasar perlu memperhatikan deskripsi tentang produk/jasa yang mereka jual agar iklan tersebut sampai pada pikiran konsumen. Saat ini periklanan secara tidak langsung dapat membuat pikiran orang menjadi ingat atau sadar terhadap suatu produk. Mandan et al (2012) menyatakan bahwa periklanan adalah sebuah ujung tombak dalam promosi. Tanpa adanya periklanan tidak mungkin akan adanya pertumbuhan penjualan yang signifikan. Periklanan berguna sebagai


(19)

6 informasi pengingat akan kegunaan maupun hal yang ada dalam suatu produk. Menurut Arifin (2012) periklanan merupakan salah satu strategi dalam memperkenalkan atau menjelaskan produk yang dipasarkan. Iklan dapat disebarkan melalui berbagai media, dimana media memegang peranan penting untuk mempublikasi dan mengkomunikasikan iklan kepada khalayak umum. Rasool et al (2012) menjelaskan bahwa iklan menyampaikan pesan kepada target konsumen, kelompok atau individu pengguna dan menarik pengguna untuk menggunakan produknya.

Word of mouth (WOM) saat ini telah menjadi variabel yang penting dalam pemasaran suatu produk, dalam hal sadar akan suatu merek, word of mouth memegang peranan penting. Sebagaimana yang dikatakan oleh Trusov et al (2009) strategi word of mouth adalah strategi yang menarik karena strategi ini menggabungkan antara pembiayaan yang rendah dan komunikasi antar personal yang cepat, terutama melalui teknologi, seperti internet dan media sosial. Kurahashi dan Saito (2001) dalam penelitiannya menyatakan tren (booming) yang ada dianggap sebagai efek dari WOM, yang dimana interaksi antara konsumen, telah mempengaruhi secara signifikan ketika dibandingkan dengan menjalankan iklan biasa. Menurut Nurhaeni (2014) konsumen melakukan kegiatan word of mouth untuk berbagi ide, opini, dan informasi kepada orang lain tentang produk dan jasa yang mereka beli atau gunakan. Melalui kegiatan seperti inilah konsumen dapat mengetahui kualitas dari suatu produk atau jasa.


(20)

7 Berdasar penjelasan diatas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Iklan Dan Word Of Mouth Terhadap Brand Awareness Traveloka (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kota Denpasar)”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh iklan terhadap brand awareness Traveloka?

2. Bagaimana pengaruh word of mouth terhadap brand awareness Traveloka? 3. Bagaimana pengaruh iklan dan word of mouth secara bersama-samaterhadap

brand awareness Traveloka?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan pengaruh iklan terhadap brand awareness Traveloka 2. Untuk menjelaskan pengaruh word of mouth terhadap brand awareness

Traveloka.

3. Untuk menjelaskan pengaruh iklan dan word of mouth secara bersama-sama terhadap brand awareness Traveloka

1.4 Kegunaan Peneltian

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya serta memberikan bukti empiris mengenai pengaruh iklan, word of mouth terhadap brand awareness.


(21)

8 2) Kegunaan Praktis.

a. Bagi Perusahaan

Sebagai referensi bagi perusahaan dalam menentukan strategi pemasaran yang berhubungan dengan efektivitas iklan, word of mouth, dan brand awareness. b. Bagi Penulis

Sebagai sarana memperluas pengetahuan dan informasi terutama pada hal -hal yang menyangkut peranan iklan suatu perusahaan dan keefektifan word of mouth dalam mempengaruhi brand awareness dalam masyarakat.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Secara garis besar, isi dari masing-masing bab dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam bab dua diuraikan mengenai landasan penelitian untuk mendukung analisis data mengenai permasalahan yang diteliti, meliputi iklan, word of mouth, brand awarenes,dan hipotesis penelitian.


(22)

9 BAB III METODE PENELITIAN

Yang dikemukakan dalam bab tiga adalah dikemukakannya mengenai metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab empat menguraikan tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang memuat simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


(23)

(24)

1 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Inti dari pemasaran (marketing) menurut Kotler dan Keller (2009) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2009) memberikan definisi formal dari pemasaran yaitu, suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntukan organisasi dan pemangku kepentingannya.

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa perusahaan harus mengalokasikan anggaran komunikasi pemasaran atas delapan model komunikasi utama yaitu iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, acara dan pengalaman, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, serta tenaga penjualan. Namun disini peneliti akan membahasa lebih detil mengenai komunikasi yang akan peneliti teliti, antara lain :


(25)

2 2.1.1. Iklan

Iklan tidak sekedar menyampaikan informasi tentang suatu komoditas (benda atau jasa), tetapi memiliki sifat mendorong dan membujuk agar kita menyukai, memilih dan membelinya. Menurut Kusumawati (2010), Iklan merupakan suatu kegiatan penyampaian berita yang disampaikan atas pesanan pihak yang ingin agar produk atau jasa yang dimaksud disukai, dipilih dan dibeli. Hal ini juga disetujui oleh Sawant (2012), iklan memberikan dukungan kepada calon konsumen yang memiliki keraguan untuk membeli suatu produk, sehingga keraguan calon konsumen tersebut akan semakin berkurang dan akhirnya akan menjadi yakin dan membeli produk tersebut.

Setiyowati (2008) menyatakan bahwa iklan merupakan cara efisien untuk mencapai banyak pembeli yang secara geografis tersebar. Iklan haruslah dilaksanakan dalam skala yang cukup besar untuk membuat kesan efektif dalam pasarnya. Putra (2010) menjelaskan bahwa iklan mempunyai kekuatan guna mendorong calon konsumen untuk membeli suatu produk tanpa melihat atau mencoba produk tersebut terlebih dahulu.

Menurut Sukirno (2011:236), iklan merupakan suatu alat promosi yang dipandang sebagai alat yang paling efektif dalam memperkenalkan barang kepada masyarakat dan mengingatkan konsumen tentang wujud barang tersebut. Pengiklanan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dapat dibedakan kepada dua golongan utama antara lain:


(26)

3 1. Pengiklanan barang: merupakan pengiklanan yang berupa mempromosikan barang yang dijual perusahaan. Contohnya adalah pengiklanan jam Rolex, sepatu Nike.

2. Pengiklanan institusi: merupakan pengiklanan yang lebih memperkenalkan atau mengingatkan konsumen mengenai perusahaannya dan bukan barang-barang yang dihasilkannya. Contohnya seperti pengiklanan Bank Mandiri atau BNI 46 tidak memperkenalkan jenis jasa-jasa yang disediakannya. Pengiklanan tersebut lebih mengingatkan kita tentang wujudnya Bank Mandiri atau BNI 46.

2.1.2. Word of Mouth (komunikasi dari mulut ke mulut)

Berdasar penelitian yang dilakukan oleh Ahmed et al (2014) word of mouth adalah salah satu cara ampuh mensasar distribusi pemasaran. Word of mouth dapat mempengaruhi orang lain, image, pikiran, dan keputusan mereka. Jika kekuatan dari word of mouth digunakan dengan benar, hal tersebut dapat mempromosikan produk/layanan untuk waktu yang lama.

Mahendrayasa et al (2014) menyatakan bahwa word of mouth terjadi melalui dua sumber yang menciptakannya, yaitu reference group (grup referensi), dan opinion leader. Word of mouth terbentuk dalam suatu grup karena pada kenyataanya konsumen lebih percaya orang lain dari pada iklan yang diluncurkan oleh perusahaan. Sependapat dengan Mahendrayasa et al, Andreas (2012) menjelaskan bahwa word of


(27)

4

mouth pada dasarnya adalah pesan tentang produk atau jasa suatu perusahaan, ataupun

tentang perusahaan itu sendiri, dalam bentuk komentar tentang kinerja produk, keramahan, kejujuran, kecepatan pelayanan dan hal lainnya yang dirasakan dan dialami oleh seseorang yang disampaikan kepada orang lain.

Menurut Pawitra (2001:184), pengetahuan konsumen atas berbagai macam merek produk lebih banyak disebabkan adanya komunikasi dari mulut ke mulut. Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan mengenai produk, antara lain:

1. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi WOM.

2. Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada yang lain. Dalam hal ini WOM dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain bahwa kita mempunyai keahlian atau pengetahuan tertentu.

3. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin saja karena ada dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk.


(28)

5 4. WOM merupakan satu cara untuk mengurai ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek.

2.1.3. Brand Awareness (kesadaran merek)

Menurut Oviodou (2009), brand awareness, sebagai salah satu dimensi dasar ekuitas merek, sering dianggap menjadi prasyarat dari keputusan konsumen membeli, karena ini merupakan faktor utama untuk masuk dalam merek pertimbangan yang ada pada konsumen. Brand awareness juga dapat mempengaruhi penilaian risiko yang dirasakan konsumen dan kepercayaan mereka dalam keputusan pembelian, karena keakraban dengan merek dan karakteristiknya. Aaker (dalam Hermawan, 2012:57) menyatakan bahwa, brand awareness adalah kemampuan dari seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat suatu merek yang merupakan bagian dari suatu kategori produk.

Sulistyowati (2013) menyatakan bahwa brand awareness atau kesadaran merek merupakan langkah awal untuk membangun sebuah merek produk. Brand awareness meliputi suatu proses mulai dari perasaan tidak mengenal merek itu hingga yakin bahwa merek itu adalah satu-satunya dalam kelas produk atau jasa tertentu. Hermawan (2012:57) mengatakan bahwa kesadaran merek mencakup asset asset terpenting bisnis, yang terdiri dari asset tak berwujud, nama (citra), perusahaan,


(29)

6 merek, simbol, slogan dan asosiasinya, persepsi kualitas, kepedulian merek, basis pelanggan, serta sumber daya seperti hak paten, trademark, dan hubungan dengan dealer, yang semuanya merupakan sumber utama keunggulan bersaing dan pendapatan di masa depan.

2.2. Hipotesis Penelitian

2.2.1. Pengaruh Iklan terhadap Brand Awareness

Clark et al (2009) menemukan efek positif yang signifikan dari pengeluaran iklan pada brand awareness. Hal ini juga didukung oleh Dinasty (2011) dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa iklan memiliki pengaruh positif terhadap brand awareness. Iklan juga dapat mempengaruhi brand awareness suatu produk secara signifikan dengan dibuktikannya penelitian yang dilakukan oleh Eriko (2012). Penelitian yang tidak berpengaruh positif adalah Nugroho (2013) bahwa iklan berpengaruh negatif terhadap brand awareness. Kemudian, Keke (2015) dan Windalita et al (2015), menyatakan bahwa iklan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap brand awareness. Serta Malino (2015) menyatakan bahwa WOM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand awareness.


(30)

7 2.2.2. Pengaruh Word of Mouth terhadap Brand Awareness

Berdasar pada penelitian yang dilakukan oleh Fitrianto (2012) menyatakan bahwa word of mouth merupakan salah satu jenis pemasaran tradisional yang masih sangat efektif untuk dijalankan oleh sebuah perusahaan saat ini. pembicara mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi strategi word of mouth, dimana pembicara berperan sebagai penyebar pesan mengenai produk yang ia konsumsi. Ameri (2015) dalam penelitiannya menemukan koefisien korelasi sebesar 0,414. Hal ini juga didukung oleh Jansen et al (2009) dalam Severi et al (2014) bahwa eWOM memainkan peran penting dalam mengungkapkan kepuasan merek dan akan memiliki dampak pada brand awareness. Penelitian yang tidak adanya pengaruh signifikan antara WOM dengan brand awareness adalah, Milanti (2012) menyatakan bahwa WOM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand awareness. Serta, Azaria et al (2014) menyatakan bahwa WOM memiliki pengaruh negatif serta tidak signifikan terhadap brand awareness

H2 : Word of mouth secara positif berpengaruh terhadap brand awareness

2.2.3. Pengaruh Iklan, dan Word of Mouth secara bersama-sama terhadap Brand Awareness

Menurut Sawant (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa iklan tidak hanya dapat mempopulerkan suatu produk tetapi juga dapat menciptakan brand awareness. Sedangkan mengenai word of mouth telah dinyatakan oleh Murtiasih et al


(31)

8 (2013) bahwa word of mouth mempengaruhi brand awareness secara signifikan dalam arah yang positif. Hasil penelitian dari Susanto (2008) menunjukkan bahwa secara simultan bauran promosi berpengaruh terhadap brand equity. Azaria et al (2014) menyatakan bahwa word of mouth yang memiliki pengaruh negatif serta tidak signifikan terhadap Brand Awareness. Selanjutnya, Efektivitas Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Awareness. Hasil penelitian dari Permana (2015) Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas iklan dan word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness.

H3: Iklan dan word of mouth secara bersama-sama berpengaruh secara positif terhadap brand awareness.

2.3 Konseptual Penelitian

Berdasarkan penelusuran pada kajian pustaka dan hasil – hasil penelitian sebelumnya maka model penelitian ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1 berikut :

H1

H3

H2

Gambar 2.1 Konseptual Penelitian Iklan (X1)

Word of mouth (X2)

Brand Awareness (Y)


(1)

3 1. Pengiklanan barang: merupakan pengiklanan yang berupa mempromosikan barang yang dijual perusahaan. Contohnya adalah pengiklanan jam Rolex, sepatu Nike.

2. Pengiklanan institusi: merupakan pengiklanan yang lebih memperkenalkan atau mengingatkan konsumen mengenai perusahaannya dan bukan barang-barang yang dihasilkannya. Contohnya seperti pengiklanan Bank Mandiri atau BNI 46 tidak memperkenalkan jenis jasa-jasa yang disediakannya. Pengiklanan tersebut lebih mengingatkan kita tentang wujudnya Bank Mandiri atau BNI 46.

2.1.2. Word of Mouth (komunikasi dari mulut ke mulut)

Berdasar penelitian yang dilakukan oleh Ahmed et al (2014) word of mouth adalah salah satu cara ampuh mensasar distribusi pemasaran. Word of mouth dapat mempengaruhi orang lain, image, pikiran, dan keputusan mereka. Jika kekuatan dari

word of mouth digunakan dengan benar, hal tersebut dapat mempromosikan

produk/layanan untuk waktu yang lama.

Mahendrayasa et al (2014) menyatakan bahwa word of mouth terjadi melalui dua sumber yang menciptakannya, yaitu reference group (grup referensi), dan

opinion leader. Word of mouth terbentuk dalam suatu grup karena pada kenyataanya

konsumen lebih percaya orang lain dari pada iklan yang diluncurkan oleh perusahaan. Sependapat dengan Mahendrayasa et al, Andreas (2012) menjelaskan bahwa word of


(2)

4 mouth pada dasarnya adalah pesan tentang produk atau jasa suatu perusahaan, ataupun tentang perusahaan itu sendiri, dalam bentuk komentar tentang kinerja produk, keramahan, kejujuran, kecepatan pelayanan dan hal lainnya yang dirasakan dan dialami oleh seseorang yang disampaikan kepada orang lain.

Menurut Pawitra (2001:184), pengetahuan konsumen atas berbagai macam merek produk lebih banyak disebabkan adanya komunikasi dari mulut ke mulut. Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan mengenai produk, antara lain:

1. Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi WOM.

2. Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada yang lain. Dalam hal ini WOM dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain bahwa kita mempunyai keahlian atau pengetahuan tertentu.

3. Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini mungkin saja karena ada dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk.


(3)

5 4. WOM merupakan satu cara untuk mengurai ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga juga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek.

2.1.3. Brand Awareness (kesadaran merek)

Menurut Oviodou (2009), brand awareness, sebagai salah satu dimensi dasar ekuitas merek, sering dianggap menjadi prasyarat dari keputusan konsumen membeli, karena ini merupakan faktor utama untuk masuk dalam merek pertimbangan yang ada pada konsumen. Brand awareness juga dapat mempengaruhi penilaian risiko yang dirasakan konsumen dan kepercayaan mereka dalam keputusan pembelian, karena keakraban dengan merek dan karakteristiknya. Aaker (dalam Hermawan, 2012:57) menyatakan bahwa, brand awareness adalah kemampuan dari seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat suatu merek yang merupakan bagian dari suatu kategori produk.

Sulistyowati (2013) menyatakan bahwa brand awareness atau kesadaran merek merupakan langkah awal untuk membangun sebuah merek produk. Brand awareness meliputi suatu proses mulai dari perasaan tidak mengenal merek itu hingga yakin bahwa merek itu adalah satu-satunya dalam kelas produk atau jasa tertentu. Hermawan (2012:57) mengatakan bahwa kesadaran merek mencakup asset asset terpenting bisnis, yang terdiri dari asset tak berwujud, nama (citra), perusahaan,


(4)

6 merek, simbol, slogan dan asosiasinya, persepsi kualitas, kepedulian merek, basis pelanggan, serta sumber daya seperti hak paten, trademark, dan hubungan dengan dealer, yang semuanya merupakan sumber utama keunggulan bersaing dan pendapatan di masa depan.

2.2. Hipotesis Penelitian

2.2.1. Pengaruh Iklan terhadap Brand Awareness

Clark et al (2009) menemukan efek positif yang signifikan dari pengeluaran iklan pada brand awareness. Hal ini juga didukung oleh Dinasty (2011) dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa iklan memiliki pengaruh positif terhadap brand awareness. Iklan juga dapat mempengaruhi brand awareness suatu produk secara signifikan dengan dibuktikannya penelitian yang dilakukan oleh Eriko (2012). Penelitian yang tidak berpengaruh positif adalah Nugroho (2013) bahwa iklan berpengaruh negatif terhadap brand awareness. Kemudian, Keke (2015) dan Windalita et al (2015), menyatakan bahwa iklan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap brand awareness. Serta Malino (2015) menyatakan bahwa WOM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand awareness.


(5)

7 2.2.2. Pengaruh Word of Mouth terhadap Brand Awareness

Berdasar pada penelitian yang dilakukan oleh Fitrianto (2012) menyatakan bahwa word of mouth merupakan salah satu jenis pemasaran tradisional yang masih sangat efektif untuk dijalankan oleh sebuah perusahaan saat ini. pembicara mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi strategi word of mouth, dimana pembicara berperan sebagai penyebar pesan mengenai produk yang ia konsumsi. Ameri (2015) dalam penelitiannya menemukan koefisien korelasi sebesar 0,414. Hal ini juga didukung oleh Jansen et al (2009) dalam Severi et al (2014) bahwa eWOM memainkan peran penting dalam mengungkapkan kepuasan merek dan akan memiliki dampak pada brand awareness. Penelitian yang tidak adanya pengaruh signifikan antara WOM dengan brand awareness adalah, Milanti (2012) menyatakan bahwa WOM tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand awareness. Serta, Azaria et al (2014) menyatakan bahwa WOM memiliki pengaruh negatif serta tidak signifikan terhadap brand awareness

H2 : Word of mouth secara positif berpengaruh terhadap brand awareness

2.2.3. Pengaruh Iklan, dan Word of Mouth secara bersama-sama terhadap Brand Awareness

Menurut Sawant (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa iklan tidak hanya dapat mempopulerkan suatu produk tetapi juga dapat menciptakan brand awareness. Sedangkan mengenai word of mouth telah dinyatakan oleh Murtiasih et al


(6)

8 (2013) bahwa word of mouth mempengaruhi brand awareness secara signifikan dalam arah yang positif. Hasil penelitian dari Susanto (2008) menunjukkan bahwa secara simultan bauran promosi berpengaruh terhadap brand equity. Azaria et al (2014) menyatakan bahwa word of mouth yang memiliki pengaruh negatif serta tidak signifikan terhadap Brand Awareness. Selanjutnya, Efektivitas Iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Awareness. Hasil penelitian dari Permana (2015) Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas iklan dan word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness.

H3: Iklan dan word of mouth secara bersama-sama berpengaruh secara positif terhadap brand awareness.

2.3 Konseptual Penelitian

Berdasarkan penelusuran pada kajian pustaka dan hasil – hasil penelitian sebelumnya maka model penelitian ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1 berikut :

H1

H3 H2

Gambar 2.1 Konseptual Penelitian Iklan (X1)

Word of mouth (X2)

Brand Awareness (Y)


Dokumen yang terkait

Pengaruh Brand Image Dan Word Of Mouth Terhadap Brand Preference Dalam Meningkatkan Loyalitas Konsumen Brownies Amanda Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3 86 106

Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Pocari Sweat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

14 58 108

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Sunlight Cair Pada Konsumen Rumah Tangga Di Kelurahan Helvetia Tengah Medan

26 311 107

Pengaruh Celebrity Endorser Igor Saykoji Terhadap Brand Awareness Pada Kartu IM3 (Studi Kasus Karyawan Sogo Department Store Sun Plaza, Medan)

3 52 107

Pengaruh Perceived Ease of Use, Word of Mouth, dan Brand Image Terhadap Keputusan Penggunaan Layanan Jasa Transportasi Gojek di Kota Tangerang Selatan

4 29 177

Pengaruh Promosi Harga dan Word of Mouth pada Brand Awareness Go-Jek (Studi pada: Konsumen Go-Jek di Universitas Kristen Maranatha).

0 1 19

Pengaruh Persepsi Masyarakat Kota Bandung pada Iklan Honda Vario Techno terhadap Brand Awareness.

0 2 27

Pengaruh Word of Mouth Terhadap Brand Image Suatu Wedding Organizer Di Kota Bandung.

0 1 20

Analisis Pengaruh Internet Marketing terhadap Pembentukan Word of Mouth dan Brand Awareness untuk Memunculkan Intention to Buy

1 3 8

PENGARUH BRAND AWARENESS DAN BRAND IMAGE SERTA WORD OF MOUTH TERHADAP BRAND TRUST DAN PEMBENTUKAN BRAND LOYALTY PADA PELANGGAN C’BEZT FRIEDCHIKEN KECAMATAN GENTENG BANYUWANGI THE EFFECT OF BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE AND WORD OF MOUTH ON BRAND TRUST AND

0 1 14