Krisis Global Rambah Perikanan.
8CUNPAD
. w~.)
RADAR BANDUNG L
()(NON UNPAD)
.
o Se/asa o Rabu o Kamis
4
5
20
.Mar
"'.
6
21
OApr
7
22
8
23
9
o Jun
OMei
10
24
0
25
Jut
Jumat
11
0
,~-~---'---~"-"--"
26
Ags
0
12
0
Sabtu
27
@28
Global
Rambah
.
BANDUNG
.
Perikanan
RADAR
BANDUNG
KRISIS tinansial global temyata memengaruhi juga sektor
perikanan Indonesia, pasalnya perikanan tanah air harus
mampu bersaing dengan perikanan dari negara asing.
Meskipun sebetulnya Indonesia memiliki potensi kelautan
yang tak kalah bersaing.
. Hal itulah yang diungkapkan
oleh Dirjen Perikanan
Tangkap, Ali Supardan, dalam acara Seminar Nasional
bertajuk Strategi Peningkatan Keunggulan Komoditi
Perikanan dan Kelautan Sebagai Pilar Penting Pembangunan Nasional pada Rabu (11/3) di Aula Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,
Jatinangor.
"Tantangan yang kerap kali ditemui dalam pembangunan
pada sektor perikanan dan kelautan adalah krisis tinansial
global, kemiskinan dan pengangguran, perubahan iklim dan
kerusakan lingkungan. Bahkan tingkat persaingan yang
semakin tinggi di dunia intemasional pun memengaruhi
kemajuan di sektor perikanan dan kelautan," ujamya.
Padahal menurutnya Indonesia memiliki potensi perikanan
dan kelautan yang dapat digali oleh masyarakat, baik dari
segi tangkap maupun budidayanya. Peningkatan pada
sektor perikanan pun terus-menerus ditunjukkan pada
tahun 2007 hingga 2008.
Melihat realitas itulah, Departeman Perikanan dan
Kelautan mengupayakan memperkuat daya saing perekonomian
sektor kelautan dan perikanan, mengembangkan program dan kegiatan yang dapat menyerap
tenaga kerja, seperti pembangunan infrastruktur dan
pemberdayaan masyarakat.
"Selain itu, kami berusaha unt~k menjaga kelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan hidup, mengembangkan
kapasitas Sumber Day.a Manusia dan IPTEK untuk
optimalisasi 'pengelolaan sumberdaya kelautan dan
peri kanan," tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan Jawa Barat, Ir Ahmad
Hadadi, M.Sc mengungKapkan potensi pada sektor
perikanah di Jawa Barat cukup besar. Hal ini melihat kondisi
potensi laut Jawa Barat pada perikanan tangkap sekitar 260
ribu ton pertahun dan perikanan laut sekitar 240 ribu ton
pertahun serta perikanan budidaya 560 ribu ton pertahun.
"Dan yang menjadi fokus pengembangan komoditas
perikanan budidayanya seperti udang windu, vaname,
rumput laut, mas, nila, lele, patin, gurame, kerapu, bandeng
dan ikan hias," jelasnya. Sedangkan untuk fokus pengembangan komoditas perikanan tangkap meliputi tuna,
cakalang, tongkol, dan layur," lanjutnya.
Untuk mewujudkan itu semua tentunya tidak hanya
mengandalkan borikrasi saja, para lulusan perikanan pun
diharapkan bisa memberikan kontribusinya
kepada
masyarakat nelayan.
"Mereka harus mampu memberikan ilmu yang aplikatif
sehingga dapat dengan mudah diserap masyarakat
nelayan," jelas Prof. Edward Danakusj.lmah. .
Sejauh ini, para lulusan perikanan dapat secara efektif
menggunakan ilmunya di sektor perikanan. Tidak hanya
itu, lulusan perikanan diharapkan dapat menjadi sumber
daya manusia yang bisa mcmajukan scktor pcnkan
. w~.)
RADAR BANDUNG L
()(NON UNPAD)
.
o Se/asa o Rabu o Kamis
4
5
20
.Mar
"'.
6
21
OApr
7
22
8
23
9
o Jun
OMei
10
24
0
25
Jut
Jumat
11
0
,~-~---'---~"-"--"
26
Ags
0
12
0
Sabtu
27
@28
Global
Rambah
.
BANDUNG
.
Perikanan
RADAR
BANDUNG
KRISIS tinansial global temyata memengaruhi juga sektor
perikanan Indonesia, pasalnya perikanan tanah air harus
mampu bersaing dengan perikanan dari negara asing.
Meskipun sebetulnya Indonesia memiliki potensi kelautan
yang tak kalah bersaing.
. Hal itulah yang diungkapkan
oleh Dirjen Perikanan
Tangkap, Ali Supardan, dalam acara Seminar Nasional
bertajuk Strategi Peningkatan Keunggulan Komoditi
Perikanan dan Kelautan Sebagai Pilar Penting Pembangunan Nasional pada Rabu (11/3) di Aula Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,
Jatinangor.
"Tantangan yang kerap kali ditemui dalam pembangunan
pada sektor perikanan dan kelautan adalah krisis tinansial
global, kemiskinan dan pengangguran, perubahan iklim dan
kerusakan lingkungan. Bahkan tingkat persaingan yang
semakin tinggi di dunia intemasional pun memengaruhi
kemajuan di sektor perikanan dan kelautan," ujamya.
Padahal menurutnya Indonesia memiliki potensi perikanan
dan kelautan yang dapat digali oleh masyarakat, baik dari
segi tangkap maupun budidayanya. Peningkatan pada
sektor perikanan pun terus-menerus ditunjukkan pada
tahun 2007 hingga 2008.
Melihat realitas itulah, Departeman Perikanan dan
Kelautan mengupayakan memperkuat daya saing perekonomian
sektor kelautan dan perikanan, mengembangkan program dan kegiatan yang dapat menyerap
tenaga kerja, seperti pembangunan infrastruktur dan
pemberdayaan masyarakat.
"Selain itu, kami berusaha unt~k menjaga kelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan hidup, mengembangkan
kapasitas Sumber Day.a Manusia dan IPTEK untuk
optimalisasi 'pengelolaan sumberdaya kelautan dan
peri kanan," tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan Jawa Barat, Ir Ahmad
Hadadi, M.Sc mengungKapkan potensi pada sektor
perikanah di Jawa Barat cukup besar. Hal ini melihat kondisi
potensi laut Jawa Barat pada perikanan tangkap sekitar 260
ribu ton pertahun dan perikanan laut sekitar 240 ribu ton
pertahun serta perikanan budidaya 560 ribu ton pertahun.
"Dan yang menjadi fokus pengembangan komoditas
perikanan budidayanya seperti udang windu, vaname,
rumput laut, mas, nila, lele, patin, gurame, kerapu, bandeng
dan ikan hias," jelasnya. Sedangkan untuk fokus pengembangan komoditas perikanan tangkap meliputi tuna,
cakalang, tongkol, dan layur," lanjutnya.
Untuk mewujudkan itu semua tentunya tidak hanya
mengandalkan borikrasi saja, para lulusan perikanan pun
diharapkan bisa memberikan kontribusinya
kepada
masyarakat nelayan.
"Mereka harus mampu memberikan ilmu yang aplikatif
sehingga dapat dengan mudah diserap masyarakat
nelayan," jelas Prof. Edward Danakusj.lmah. .
Sejauh ini, para lulusan perikanan dapat secara efektif
menggunakan ilmunya di sektor perikanan. Tidak hanya
itu, lulusan perikanan diharapkan dapat menjadi sumber
daya manusia yang bisa mcmajukan scktor pcnkan