PENGARUH KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP

Makalah Penganggaran

PENGARUH KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP
PARTISIPASI PENGANGGARAN
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

JOEL KAHERSON SEMBIRING
7143220020

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UINVERSITAS NEGERI MEDAN

2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah dengan judul “PENGARUH KRISIS EKONOMI GLOBAL
TERHADAP PARTISIPASI PENGANGGARAN” ini dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, November 2015

Joel Kaherson Sembiring

7143220020

i

DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar ...................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................. ii
BAB I ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................... 2
A. Penganggaran Perusahaan .......................................................... 2
1. Pengertian ................................................................................ 2
2. Proses Penyusunan Anggaran ................................................. 2
3. Penganggaran Partisipatif ........................................................ 4
B. Krisis Ekonomi ............................................................................... 4
C. Pengaruh Krisis Ekonomi Global Terhadap Partisipasi
Penganggaran ............................................................................... 5

BAB III Kesimpulan ............................................................................... 6
Daftar Pustaka

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belakangan ini situasi perekonomian dunia sedang berada dalam kondisi
kurang baik dan bahkan cenderung mengarah ke krisis. Khususnya di Indonesia,
dengan melemahnya nilai tukar rupiah dan tidak menentunya situasi politik dalam
negeri dan luar negeri mengakibatkan kekhawatiran di pihak pelaku usaha. Oleh
karena itu penulis ingin mencari tahu apakah ada pengaruh

krisis ekonomi

global maupun nasional terhadap tingkat partisipasi penganggaran di perusahan
pada umumnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu penganggaran dan partisipasi penganggaran ?
2. Seperti apa krisis ekonomi itu ?
3. Adakah pengaruh krisis ekonomi terhadap partisipasi penganggaran ?
4. Jika ada, sebesar apa pengaruhnya ?

C. Tujuan
Makalah ini disusun untuk mengetahui pengaruh krisis ekonomi terhadap
partisipasi penganggaran, serta demi memenuhi tugas Matakuliah Penganggaran
Perusahaan.

1

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penganggaran Perusahaan
1. Pengertian
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam
bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan untuk jangka waktu ( periode) tertentu di masa yang akan datang.
Oleh karena rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk unit moneter, maka

anggaran seringkali disebut juga dengan rencana keuangan. Dalam anggaran,
satuan kegiatan dan satuan uang menempati posisi penting dalam arti segala
kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat diukur
pencapaian efisiensi dan efektivitas dari kegiatan yang dilakukan.
Penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan
harapan manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi
keuangan dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang

2. Proses Penyusunan Anggaran
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni
dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
Dari Atas Ke Bawah (Top-down)
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan
sebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan
anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian
sejumlah uang dari pihak atasan kepada para karyawannya agar menggunakan
uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program. Terdapat 5
metode penyusunan anggaran dari atas ke bawah:
1. Metode kemampuan (The affordable method) adalah metode dimana
perusahaan menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan

operasional dan produksi tanpa mepertimbangkan efek pengeluaran
tersebut.
2. Metode pembagian semena-mena (Arbitrary allocation method) merupakan
proses pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik dari metode
sebelumnya. Metode ini tidak berdasar pada teori, tidak memiliki tujuan yang
jelas, dan tidak membuat konsep pendistribusian anggaran dengan baik.
2

3. Metode persentase penjualan (Percentage of sales) menggambarkan efek
yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan
persentase peningkatanpenjualan di lapangan. Metode ini mendasarkan
pada dua hal, yaitu persentase penjualan dan sejumlah pengembalian yang
diterima dari aktivitas periklanan dan promosi yang dilakukan.
4. Melihat pesaing (Competitive parity) karena sebenarnyja tidak ada
perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya. Tiap
perusahaan akan berusaha untuk melakukan promosi yang lebih baik dari
para pesaingnya dengan tujuan untuk menguasai pangsa pasar.
5. Pengembalian investasi (Return of investment) merupakan
pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan
sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi

lainnya. Sesuai dengan arti katanya, investasi berarti penanaman modal
dengan harapan akan adanya pengembalian modal suatu hari.
Dari bawah ke atas (Bottom-up)
Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan
selesai disusun. Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas
merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan anggaran. Terdapat 3
metode dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas, yakni:
1. Metode tujuan dan tugas (Objective and task method) dengan menegaskan
pada penentuan tujuan dan anggaran yang disusun secara beriringan.
Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan
tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan perkiraan
anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
2. Metode pengembalian berkala (Payout planning)
menggunakan prinsip investasi dimana pengembalian modal diterima
setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama, perusahaan akan
mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih melebihi
keuntungan yang diterima dari hasil penjualan. Pada tahun kedua,
perusahaan akan mencapai titik impas (break even point) antara
biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah memasuki tahun

ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan. Strategi
ini hasilnya dirasakan dalam jangka panjang.
3

3. Metode perhitungan kuantitatif (Quantitative models) menggunakan sistem

perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukkan dalam
komputer dengan teknik analisis regresi berganda (multiple regression
analysis).

3. Penganggaran Partisipatif
Anggaran merupakan rencana tindakan-tindakan (actions) pada masa yang
akan datang untuk mencapai tujuan organisasi. Pada organisasi bisnis, tujuan
dimaksud adalah mencari laba (profit oriented), sementara pada organisasi nonbisnis tidak (nonprofit oriented). Oleh karena tujuannya berbeda, maka rencana
kerja yang disusun juga berbeda. Dengan demikian, pendekatan dalam
penyusunan anggaran di kedua jenis organisasi juga berbeda.
Salah satu pendekatan yang paling populer terutama berkaitan dengan
peningkatan motivasi dan kinerja karyawan adalah penganggaran partisipatif
(participatory budgeting). Dalam literatur bisnis, keterlibatan karyawan sangat
penting dalam menentukan target (misalnya produksi dan penjualan) dan

besaran kompensasi (insentif) terkait dengan kinerja yang dicapai. Dalam
pendekatan ini, karyawan dilibatkan dalam menentukan terget kinerja mereka
dan besaran insentif (seperti bonus dan kompensasi lainnya) jika target tersebut
tercapai.
Penentuan insentif berdasarkan target kinerja ini ternyata melahirkan
persoalan baru, yakni masalah keagenan (agency problems) berupa slack,
sebagai

akibat

dari

adanya

ketidakseimbangan

informasi

(information


asymmetry) antara bawahan (subordinates) dengan atasannya (supervisor).
Oleh karena bawahan mengetahui lebih banyak tentang kapasitas diri dan teknik
pelaksanaan tugas yang sebenarnya, maka pengawasan yang dilakukan oleh
atasannya tidak akan efektif. Akibatnya, meski target bisa tercapai – sehingga
karyawan berhak atas insentif, namun sesungguhnya operasi perusahaan belum
mencapai tahap optimal.

B. Krisis Ekonomi Global
Krisis ekonomi Global merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi
pasar dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh
dunia. Dan itu akan mempengaruhi keadaan ekonomi dalam negeri. Seperti yang
4

belum lama ini dialami oleh Indonesia. Ketidakstabilan perekonomian yang dialami
beberapa Negara berpengaruh dunia mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian
di Indonesia juga. Mulai dari melemahnya nilai tukar rupiah. Naik turunnya harga
BBM dan banyak fenomena ekonomi lainnya yang turut menyumbang kepada
“galau”-nya pasar Indonesia.
Tentu saja situasi pasar dan ekonomi seperti ini bukanlah harapan setiap pelaku
usaha (perusahaan)


5

BAB III
PEMBAHASAN
Memasuki pertengahan tahun 2015 kondisi perekonomian Indonesia kembali
menghadapi beberapa tantangan seperti adanya perlambatan ekonomi global
dengan salah satu pemicunya terjadinya gagal bayar pemerintahan Yunani terhadap
utang-utangnya (krisis ekonomi yunani).Nilai tukar rupiah yang terus menerus
melemah serta inflasi yang semakin tinggi.Ketiga faktor tersebut akan memberi
dampak pada kondisi perekonomian kita dan tentunya akan membuat kondisi bisnis
kita tidak akan lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.Ancaman ekonomi
Indonesia untuk terkena krisis mulai sering diperbincangkan.Para pakar dan
pengamat ekonomi mulai memberi peringatan akan kondisi yang kurang baik ini.
Pelaku bisnis berhati-hati dan mewaspadai gejala ini dengan segera mengambil
langkah-langkah strategis terhadap faktor-faktor manajemen usaha operasional,
keuangan dan pemasaran kedepan agar masa depan usaha tetap bertahan.


Dalam halnya Krisis ekonomi global:

Berdasarkan data badan pengelolaan utang Yunani yang banyak dilansir media
cetak tanah air menyebutkan bahwa pada Maret tahun ini saja beban utang negara
itu mencapai 312,7 miiar euro atau sekitar Rp 4.600 triliun alias 174,7 persen di atas
GDP.Walaupun Yunani adalah negara yang kecil konstribusinya 1-2% terhadap
terhadap ekonomi Eropa, namun melihat sejarah krisis tahun 2008 dampak dari
krisis tersebut terhadap perekonomian bagi negara-negara Eropa dan Amerika
serikat tentu akan berdampak pula pada negara kita walaupun itu tidak secara
langsung.
Perspektif ekonomi Internasional mengatakan “perdagangan antar satu negara
dengan negara lain saling berkaitan,misalnya melalui aliran barang dan jasa.Kita
ketahui bahwa impor suatu negara merupakan ekspor bagi negara lain. Ini juga
dapat berarti resesi di satu negara akan menular dan mempengaruhi secara global,
begitu juga penurunan impor di satu negara menyebabkan tertekannya ekspor di
negara lain”.

6

Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas
sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke
negara lain dengan regulasi moneter tiap negara yang beragam. Akibatnya setiap
negara memiliki risiko terkena dampak krisis bila di negara asing sana atau
tetangganya sedang mengalami masalah. Begitu juga bagi Indonesia yang sangat
terpengaruh dengan kondisi perekonomian global khususnya apa yang tejadi di
Eropa sana.


Pengaruhnya teerhadap Inflasi dan nilai tukar rupiah

Saat ini nilai tukar rupiah terhadap US dollar telah menembus angka Rp.13.300
per dollar.Ini berarti telah terjadi kenaikan sekitar 15-20% bila mengacu kurs dollar
terhadap rupiah pada satu tahun kebelakang (Juni 2014).Hal ini memberi informasi
bahwa satu tahun ini terjadi kenaikan biaya operasional dan produksi perusahaan
sekitar 15-20% bagi sektor-sektor industri yang basis usahanya menggunakan
komponen-komponen impor dan penggunaan transaksi keuangan berdasarkan kurs
dollar.Laba perusahaan akan tergerus dengan kestidak stabilan nilai tukar ini.
Begitu pula inflasi secara nasional pada bulan juni tahun ini adalah 0,66%
sebagaimana dilansir oleh Bank Indonesia. Inflasi dari bulan juni 2014 sampai juni
2015 tercatat diatas 7 %, hal ini mengindikasikan bahwa terjadi kenaikan harga
barang rata-rata tujuh persen setahun ini.
Faktor inflasi dan kenaikan kurs rupiah terhadap dollar merupakan dua hal yang
selalu akan mengakibatkan terciptanya kondisi ekonomi tinggi bagi pelaku usaha.
Indikasinya berupa naiknya biaya produksi dan melemahnya daya beli
konsumen/masyarakat. Biaya produksi yang semakin tinggi dan melemahnya daya
beli konsumen (masyarakat) menjadi faktor-faktor yang harus di respon oleh pelaku
usaha saat ini.


Pengaruhnya krisis ekonomi terhadap penganggaran perusahaan :

Sebagai pengambil kebijakan perusahaan ataukah sebagai pemilik bisnis tentu
kita tidak ingin faktor-faktor eksternal tadi dan adanya potensi krisis ekonomi masih
kita raba-raba kedatangannya akan mengamcam bisnis kita.Lebih baik kita segera
bersiap-siap dan melakukan antisipasi sebaik mungkin.Seperti istilah pepatah “Sedia
payung sebelum hujan”.
7

Ada banyak pelajaran dari kegagalan menjalankan strategi bisnis perusahaan ketika
terjadi krisis ekonomi pertengahan ditahun 1990-an.Hanya perusahaan yang betulbetul belajar dan mampu beradaptasi lah yang masih tetap eksis.Banyak perusahan
raksasa yang kalah itu hidup dibawah “ketiak “ rezim orde baru dengan gelimang
proteksi akhirnya menjadi “korban” seiring tumbangnya kekuasaan Soeharto dan
krisis ekonomi yang terjadi di tahun 1998. Akhirnya hanya perusahaan yang adaptif
terhadap perubahan ekonomi, pasar, dinamika kompetisi dan teknologi yang dapat
eksis sampai sekarang.
Apa yang harus kita persiapkan? Bagaimana perusahaan kita menghadapi
semua ini? Ada tiga fungsi manajemen yang perlu mendapat penekanan bagi pelaku
usaha dalam kondisi saat ini.Hal itu adalah manajemen keuangan, pemasaran dan
operasional.
Melihat kondisi ekonomi yang masih menunggu dan cenderung melambat,
perhatian terhadap pengelolaan keuangan dan portofolionya perlu serius
diperhatikan. Menjaga likuiditas perusahaan serta menjaga profitabilistas adalah
tujuan utama manajemen keuangan perusahaan yang harus dicapai secara
positif. Likuditas yang baik menjamin masalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Aspek profitabilitas
berkaitan dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya
dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Ketidak mampuan menjaga
likuiditas dan profitabilitas usaha dalam jangka panjang akan memberi kinerja yang
buruk bagi perusahaan. Beberapa waktu lalu gencar diberitakan banyak perusahaan
skala menengah atas dikota Makassar teancam pailit, dan di gugat oleh Bank
karena ketidak mampuan pembayaran terhadap utang-utang usahanya. Hal ini salah
satu contoh ketidak mampuan pengusaha kita dalam mengelola manajemen
keuangan perusahaannya.
Pelaku usaha perlu berhati-hati dalam pengambilan keputusan investasi dan
tidak melakukan investasi dalam bentuk diversifikasi usaha yang sifatnya masih
coba-coba dan kurang ditinjau dengan feasibility studyyang akurat.Perusahaan tidak
perlu tergiur dengan fasilitas kredit yang terus menerus ditawarkan oleh bank.Tidak
ada salahnya mencari alternative pendanaan selain bank, seperti penerbitan obligasi
atau dengan IPO (Initial public offering) di pasar modal.Pelaku usaha perlu
8

melakukan take over kredit usaha untuk mencapai biaya bunga usaha yang lebih
rendah dan fasilitas kredit yang lebih fleksibel.
Dalam kontrak manajemen pemasaran,harga produksi naik namun harga harus
tetap kompetitif menjadi pemikiran utama bagi pelaku usaha saat ini.Modifikasi
produk tampa menghilangkan atribut produk yang telah kita miliki seperti modifikasi
kemasan yang rendah biaya produksinya dapat menjadi solusi.Strategi diferensiasi
dengan membuat produk kita unik di mata konsumen,dan memiliki perbedaan
dengan pesaing harus tetap kita lakukan dengan tetap berfokus produksi biaya
murah.Lini produk kita yang selama ini begitu banyak, harusnya dievaluasi kembali
untuk menghadirkan varian produk yang betul-betul memberi keuntungan.
Strategi produk yang kita terapkan haruslah mendukung kebijakan efisensi
operasional perusahaan.Naiknya biaya-biaya dari faktor produksi lainnya seperti
biaya tenaga kerja dengan naiknya UMR (Upah Minimum Regional) harga BBM dan
Tarif Dasar Listrik (TDL) yang berasal dari kebijakan pemerintah mau tidak mau kita
hadapi sebagai kenaikan biaya produksi yang akan mengancam pasar potensial kita
bila harga produk/jasa kita naik.
Dalam bidang manajemen operasional isu utama adalah naiknya biaya produksi
akan menaikkan pula anggaran produksi perusahaan.Pengusaha hendaknya
mencari cara agar efisiensi perusahaan tetap terjaga.Faktor tenaga kerja merupakan
salah satu biaya terbesar, perlu dipertimbangkan kembali untuk merekrut karyawan
baru, atau dianggap perlu melakukan lay-off karyawaan untuk mencapai efisiensi
jangka panjang.Intinya tidak perlu ragu melakukan efisiensi perusahaan baik
berbentuk penghematan biaya tenaga kerja, anggaran pemasaran, biaya overhead,
dan biaya-biaya lainnya yang dianggap bisa ditiadakan untuk penghematan
perusahaan.
Sewaktu krisis terjadi, tidaklah tepat bagi manajemen jika mereka melakukan
penyusunan anggaran dengan pendekatan bottom-up.
Pendekatan ini akan mengambil usulan sebanyak mungkin manajemen tingkat
bahwa dalam penyusunan anggaran, walaupun pendekatan ini efektif, karena
manajemen tingkat bawahlah yang lebih dekat dengan lapangan, namun

9

pendekatan ini membutuhkan waktu dan biaya yang relative besar jika dibandingkan
dengan pendekatan top-down.
Sedangkan pada saat krisis terjadi, dimana situasi pasar tidak menentu dan bisa
terjadi situasi yang tidak terduga, maka manajemen harus mempertimbangkan
pendekatan top-down yang dapat menghasilkan anggaran dengan waktu dan biaya
relative sedikt.
Kebijakan perusahaan agar selalu efisien dengan memangkas biaya-biaya
operasional, melakukan diferensiasi produk, memperhatikan kembali sikap
konsumen terhadap produk/jasa yang ditawarkan karena perubahaan daya beli,
serta menjaga kesehatan keuangan perusahaan merupakan faktor penting dalam
menghadapi kelesuan ekonomi saat ini.

10

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sewaktu krisis terjadi, tidaklah tepat bagi manajemen jika mereka melakukan
penyusunan anggaran dengan pendekatan bottom-up.
Pendekatan ini akan mengambil usulan sebanyak mungkin manajemen tingkat
bahwa dalam penyusunan anggaran, walaupun pendekatan ini efektif, karena
manajemen tingkat bawahlah yang lebih dekat dengan lapangan, namun
pendekatan ini membutuhkan waktu dan biaya yang relative besar jika dibandingkan
dengan pendekatan top-down.
Sedangkan pada saat krisis terjadi, dimana situasi pasar tidak menentu dan bisa
terjadi situasi yang tidak terduga, maka manajemen harus mempertimbangkan
pendekatan top-down yang dapat menghasilkan anggaran dengan waktu dan biaya
relative sedikt. Jadi partisipasi penganggaran akan efektif dilakukan jika situasi
memungkinkan, kondisi pasar dan ekonomi yang stabil, perusahaan dalam kondisi
baik, dll. Dalam situasi seperti makan anggaran partisipatif akan efektif karena selain
anggaran yang mewakili bawahan maka bawahan akan semangat dalam
merealisasikan anggaran-anggaran tersebut.

11

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran
http://kppnmanna.blogspot.co.id/2010/11/tiga-pendekatan-dalampenyusunan.html
http://triazputri.blogspot.co.id/2013/06/proses-penyusunan-anggaran.html
https://syukriy.wordpress.com/2008/12/25/penganggaran-partisipatif-dipemerintahan-dan-bisnis-perbedaan-dan-isu-isu-penelitian/
https://vanezintania.wordpress.com/2013/07/04/dampak-krisis-ekonomi-globalbagi-indonesia/

12