Perancangan Komunikasi Visual Book Design "The Taste of Bandung".

(1)

ABSTRAK

Dewasa ini, sudah banyak sekali terdapat buku-buku mengenai kuliner dan pariwisata di pasaran buku tanah air, khususnya bandung. Sayangnya, buku panduan yang banyak beredar sekarang ini tidak memiliki nilai khusus, karena memang sengaja dibuat hanya untuk mengantar para wisatawan untuk mencapai tempat tujuan mereka.

Pariwisata adalah salah satu bidang penting yang menyokong perekonomian suatu daerah. Maka dari itu, buku panduan wisata merupakan sarana yang tepat dan efektif untuk mempromosikan suatu objek wisata. Dengan berargumenkan hal ini, maka penulis membuat sebuah projek buku mengenai kuliner dan wisata Kota Bandung. Tapi bukan buku seperti pada umumnya. Yang dibuat adalah sebuah buku pengetahuan dasar mengenai objek wisata terkenal di Kota Bandung dan jajanan khas Bandung, yang layak untuk disimpan dan dikoleksi.

Dibuat dengan desain yang modern dan menggunakan bahan yang berkualitas dan tahan lama, membuat buku ini tidak hanya menjadi sebuah buku biasa yang hanya dipergunakan sekali saja. Tetapi juga menjadi sebuah barang berharga yang langka. Dengan begitu, akan menambah jumlah collectable book di tanah air.


(2)

ABSTRACT

In the meantime, there are lots of books regarding culinary and tourism in

the market, especially Bandung. Unfortunately, these books doesn’t have values

more than just a guide books, because they were made only to guide tourists to reach their destination.

Tourism is an important department in a regional government that supports income and economy. And because of it, guide books are a perfect media to promote an object. With this knowledge comes in mind, the writer is challenged to make a book about culinary and tourism in Bandung. But not like any other

guide books, it’s a book of basic knowledge about famous tourism spot and Bandung’s culinary, that has the value of a collectable book.

Using a modern design and high quality papers that ensure a long lasting, makes this book not just an ordinary book that used only once. But also becomes

a rare collection. That way, it’s also giving a number in collectable books


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.1.1 Wisata Alam ... 2

1.1.2 Wisata Budaya ... 3

1.1.3 Wisata Seni ... 3

1.1.3.1Makanan Utama ... 6

1.1.3.2Makanan Ringan/Kudapan ... 7

1.1.3.3Minuman ... 8

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Perancangan ... 11


(4)

1.5 Metode Perancangan ... 12

1.6 Sistematika Kerangka Berpikir ... 15

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Kajian Pustaka (Teoritik) ... 16

2.1.1 Visualisasi ... 16

2.1.2 Desain Komunikasi Visual ... 16

2.1.3 Buku ... 21

2.1.3.1 Jenis Buku ... 22

2.1.3.2 Book Design ... 25

BAB 3 TINJAUAN FAKTUAL (EMPIRIK) 3.1 Bandung ... 27

3.1.1 Jajanan Bandung ... 28

3.1.2 Tempat Wisata di Bandung ... 32

3.2 Tinjauan Analisis Data ... 36

3.3 Gagasan Awal ... 37

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Objek perancangan ... 39

4.2 Target Audience ... 39

4.3 Konsep Perancangan ... 40

4.3.1 Perancangan Media (Strategi Media) ... 40


(5)

4.3.1.2 Media Sekunder (Pendukung) ... 41

4.3.2 Perancangan Kreatif (Strategi Kreatif) ... 42

4.3.3 Konsep Verbal/Bahasa ... 43

4.3.4 Konsep Visual ... 43

4.4 Biaya/Budgeting ... 47

BAB 5 VISUALISASI KARYA 5.1 Cover ... 49

5.2 Font ... 51

5.3 Layout ... 52

5.3.1 Daftar Isi ... 52

5.3.2 Halaman Judul ... 52

5.3.3 Halaman Isi ... 55

5.3.4 Thumbnail Buku ... 58

5.4 Media Promosi ... 61

5.4.1 Poster ... 61

5.4.2 Merchandise ... 62

5.5 Packaging Buku ... 63

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 64

6.2 Saran ... 66

6.2.1 Saran Untuk Diri Sendiri ... 66


(6)

6.2.3 Saran Untuk Masyarakat Umum ... 67

DAFTAR PUSTAKA ...xiv LAMPIRAN ... xv


(7)

DAFTAR TABEL


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Berbagai Jenis Makanan Khas Indonesia ... 5

Gambar 2. Makanan Utama ... 7

Gambar 3. Makanan Ringan ... 7

Gambar 4. Minuman ... 8

Gambar 5. Cover Belakang dan Cover Depan ... 49

Gambar 6. Jacket Book ... 50

Gambar 7. Halaman Daftar Isi ... 52

Gambar 8. Judul Bab I (Sekilas Bandung) ... 53

Gambar 9. Judul Bab II (Jajanan Pasar) ... 54

Gambar 10. Judul Bab III (Makanan Khas) ... 54

Gambar 11. Judul Bab IV (Wisata Alam) ... 55

Gambar 12. Halaman Isi Bab I ... 56

Gambar 13. Halaman Isi Bab II ... 56

Gambar 14. Halaman Isi Bab III ... 57

Gambar 15. Halaman Isi Bab IV ... 57

Gambar 16. Thumbnail Isi Buku ... 60

Gambar 17. Poster ... 61

Gambar 18. Pembatas Buku ... 62

Gambar 19. Sticker ... 62

Gambar 20. Postcard ... 62


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia adalah sebuah negara yang besar. Besar dari segi geografis, maupun kekayaan alamnya. Dari sejak jaman penjajahan oleh Belanda selama 350 tahun, Indonesia mengalami perubahan karakter yang terjadi secara perlahan. Mulai dari sistem pemerintahan yang tadinya menggunakan sistem kerajaan, hingga ke bagian-bagian yang berhubungan dengan sosial seperti kebudayaan.

Sejak jaman dahulu kala, Indonesia terkenal sebagai sebuah negara yang kaya. Kaya akan budaya, dan juga hasil buminya. Kekayaan Indonesia ini pun sudah bukan merupakan rahasia lagi di dunia internasional. Hal ini terbukti dari catatan-catatan sejarah yang ada. Bahwa sejak Indonesia masih terdiri dari kerajaan-kerajaan, masing-masing kerajaan tersebut sudah memulai perdagangan bertaraf internasional dengan negara-negara lain.

Indonesia begitu subur sehingga bisa menghasilkan hasil bumi yang begitu berlimpah ruah. Namun kekayaan Indonesia ini ternyata dapat juga memunculkan konflik. Bangsa Indonesia pernah dijajah oleh tiga negara yang berbeda. Yaitu Portugal, Jepang, dan Belanda. Selama lebih dari tiga abad, Bangsa Indonesia dijadikan sebagai objek kekerasan, pemerasan, dan perbudakan. Hal ini tentunya sangat disayangkan. Tapi justru dari titik inilah Indonesia mendapatkan keanekaragamannya.


(10)

Secara tidak langsung, penjajahan yang terjadi di Tanah Air ini membawa budaya-budaya dan juga ras-ras yang baru ke dalam nadi Bangsa Indonesia. Budaya-budaya baru yang dibawa oleh penjajah dari Belanda, Jepang, dan Portugal secara perlahan mulai berasimilasi dengan budaya daerah yang telah ada. Hal ini mempengaruhi banyak aspek kehidupan. Mulai dari sosial, agama, kesenian, bahasa, dan lain sebagainya. Kesenianlah yang paling terpengaruh dan terlihat perubahannya.

Indonesia juga terkenal di mata dunia sebagai negara yang hijau dan memiliki banyak sekali objek pariwisata yang menarik. Mengapa begitu? Karena Bangsa Indonesia masih dengan setia menjaga keasrian lingkungannya sehingga alam di sekitar masih liar dan bebas, berbeda dengan negara-negara lain yang sudah jauh lebih maju pertumbuhannya.

Pariwisata di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga klasifikasi umum, di antaranya :

1.1.1 Wisata Alam

Pariwisata alam di Indonesia sama seperti namanya, melibatkan keindahan alam liar yang masih belum terjamah tangan manusia. Keindahan alam liar sangat menggugah hati, karena dengan memperhatikan alam liar, kita dapat lebih bersyukur dan mengagumi atas hasil karya Tuhan. Kekayaan alam di Indonesia tidak terbatas hanya pada satu tempat tertentu saja, melainkan ada di hampir semua bagian negara Indonesia. Karena itulah Indonesia mendapat predikat sebagai jamrud Khatulistiwa.


(11)

Namun sangat disayangkan sekali, karena pada masa sekarang ini, kekayaan wisata alam tersebut sudah tidak begitu terawat, bahkan ada yang sampai terhilang. Tidak lain hal ini dikarenakan ulah tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dari alam tanpa memikirkan akibat yang nantinya akan terjadi.

1.1.2 Wisata Budaya

Indonesia mendapatkan keanekaragaman budayanya bukan hanya karena memiliki beraneka ragam suku bangsa. Tetapi juga karena pengasimilasian budaya-budaya luar pada saat Indonesia masih dalam masa penjajahan. Indonesia mengadaptasi banyak budaya luar, seperti : budaya Eropa (pernikahan, cara berpakaian, bahasa), budaya Tiong Hoa (seni musik, upacara-upacara keagamaan), dan juga budaya timur lainnya.

Dari hasil adaptasi budaya-budaya luar inilah, maka lahir budaya-budaya baru yang kemudian menjadi ragam budaya Indonesia yang unik. Banyak sekali turis domestik dan peneliti-peneliti yang datang ke Indonesia hanya untuk menikmati dan meneliti serta mempelajari keanekaragaman budaya Indonesia; sebagai contoh : upacara pernikahan, upacara kematian, dll.

1.1.3 Wisata Seni

Jika berbicara tentang kesenian, berarti berbicara tentang rasa dan sensasi. Karena sebuah seni tercipta dari sebuah perasaan ayng mencuat ke luar dari


(12)

dalam diri, dan menghasilkan sensasi yang berbeda-beda pada setiap orang merasakannya. Kesenian memiliki banyak cabang, seperti : seni tari, seni musik, seni puisi, dll.

Seni yang mampu menarik minat banyak orang tanpa ada batasan adalah seni kuliner. Kuliner Indonesia menawarkan berbagai macam rasa yang ada pada lidah. Mulai dari makanan / minuman yang manis, sampai ke rasa pedas yang membuat lidah bergoyang.

KULINER INDONESIA

Kuliner Indonesia memiliki banyak macam bentuk dan rasa. Salah satunya yang masih tetap diminati dari jaman dahulu sampai sekarang adalah makanan tradisional warisan leluhur.

Makanan tradisional sangat sangat sehat untuk dikonsumsi, berbanding terbalik dengan makanan modern. Jika pada makanan modern banyak terdapat bibit-bibit penyakit yang kronis seperti jantung, liver, ataupun tekanan darah tinggi, maka pada makanan tradisional hal-hal yang seperti itu itu sangatlah jarang atau bahkan tidak akan didapatkan.

Bahan untuk makanan tradisional di Indonesia diambil dari alam. Sehingga makanan tradisional dapat menjamin kesehatan orang-orang yang mengkonsumsinya. Bahkan, menurut penelitian, makanan tradisional juga dapat mencegah penyakit kanker. Dengan mengkonsumsi makanan tradisional, selain lebih menyehatkan juga bisa melestarikan warisan leluhur. Dengan begitu, jati diri bangsa Indonesia tetap terjaga.


(13)

Makanan tradisional dapat kita jumpai di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan tradisionalnya masing-masing. Biasanya makanan tradisional dapat kita temukan di warung-warung ataupun pasar-pasar tradisional. Tapi seiring dengan berkembangnya jaman dan melebarnya sayap bisnis di dunia kuliner, maka tidak heran jika kita dapat menemukan beberapa jenis makanan tradisional yang diperdagangkan di mall-mall dan supermarket.

Gambar 1. Berbagai Jenis Makanan Khas Indonesia

Ada banyak macam makanan tradisional di Indonesia (khususnya di Jawa Barat). Mulai dari yang berbahan dasar nasi, ketan, sampai mie. Makanan tradisional sampai sekarang masih bisa dikonsumsi oleh masyarakat umum. Selain karena mudah didapat, harganya pun relatif murah sehingga pas untuk dikonsumsi. Makanan tradisional yang terkenal di daerah Jawa Barat diantaranya adalah : nasi timbel, sate, soto, mie, dan sebagainya.

Mungkin jika kita bertanya pada masyarakat kalangan menengah ke atas jaman sekarang mengenai makanan-makanan tradisional, sebagian besar dari


(14)

mereka hanya akan menjawab dengan gelengan kepala. Sebab memang makanan tradisional tidak terlalu dikenal oleh masyarakat dewasa ini. Kendalanya adalah pada pengemasan dan pemasarannya. Makanan tradisional tidak dipasarkan secara luas dan besar-besaran kepada khalayak ramai. Hanya disebar luaskan lewat mulut ke mulut. Dan juga cara mengemas makanan-makanan ini tidak disesuaikan dengan standar kehigienisan saat ini. Ini menyebabkan masyarakat sekarang sedikit ragu dan enggan untuk mencicipi makanan tradisional.

Ada juga masalah lainnya yaitu mengenai daya tahan makanan tradisional. Kebanyakan makanan tradisional tidak dapat disimpan lebih dari dua hari. Karena makanan tradisional menggunakan bahan-bahan yang alami tanpa bahan pengawet, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan penjualan dan pengedaran sampai ke luar daerah, ataupun luar pulau.

Jika diklasifikasikan kembali, kuliner Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

 Makanan utama

 Makanan ringan/kudapan  Minuman

1.1.3.1 Makanan Utama

Makanan utama yang termasuk ke dalam makanan tradisional adalah makanan berat yang dapat mengenyangkan perut. Biasanya makanan ini dijual di


(15)

pasar dan harganya pun relatif murah. Misalnya : lontong sayur, lotek, mi bakso, nasi kuning, nasi uduk dan sebagainya.

Gambar 2. Makanan Utama

1.1.3.2 Makanan Ringn/Kudapan

Kue-kue jajanan pasar termasuk ke dalam makanan tradisional yang termasuk makanan ringan/kudapan. Kue-kue ini biasanya dikemas dalam kemasan yang sederhana (hanya dengan bungkus plastik tipis) dengan ukuran yang kecil, sehingga praktis untuk dibawa kemanapun.

Gambar 3. Makanan Ringan

Pada jaman dahulu, kue-kue tradisional ini hanya dibuat dan dikonsumsi pada saat ada acara-acara tertentu, seperti hajatan atau ruwatan. Namun seiring dengan perkembangan jaman, kue-kue tradisional ini dapat dikonsumsi setiap saat dan dapat diperoleh di toko-toko modern atau supermarket dan pembeliannya tidak tergantung oleh adanya kepentingan hajatan atau ruwatan.


(16)

Sebetulnya, banyak jajanan dari Sabang sampai Merauke yang punya kemiripan. Kue cucur, misalnya, dapat kita temukan di Sumatra, Jawa, maupun Sulawesi. Begitu pula kue bugis yang hadir dengan nama dan bentuk mirip di berbagai daerah.

Jajanan yang paling banyak kemiripannya di berbagai daerah adalah dodol dan wajik. Lemper pun hadir di beberapa daerah dalam varian dan nama lain. Di Sulawesi Selatan disebut gogos dengan ukuran super. Di Sulawesi Utara diisi tuna pedas dan disebut lalampa. Di Pontianak diisi ebi dengan nama pengkang. Di Aceh diisi pisang atau srikaya dengan nama timphan. Adalagi versi istimewa yang disebut semar mendem dan jadah pengantin.

1.1.3.3Minuman

Jenis jajanan pasar yang berupa minuman ini murah meriah dan dapat memuaskan dahaga. Rasa minuman tradisional sangat unik dan khas, karena sebagian besar menggunakan bahan-bahan alami seperti kelapa, jahe, santan, gula merah, dan sebagainya.


(17)

Jenis jajanan pasar yang termasuk minuman misalnya : es cendol, bajigur, bandrek, es kelapa, dan sebagainya.

Berbagai macam makanan tradisional yang telah dibahas di atas, lama-kelamaan pamornya semakin memudar seiring dengan perkembangan jaman dan munculnya makanan-makanan modern. Cap yang seringkali melekat dan mengatakan bahwa jajanan pasar identik dengan higienitasnya yang kurang, merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan hal itu terjadi. Padahal kalau dilihat dari segi kesehatan, makanan tradisional jauh lebih menyehatkan daripada makanan modern atau makanan cepat saji.

SEKILAS BANDUNG

Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia. Bandung memiliki julukan sebagai Parijs Van Java, yang artinya Paris dari Pulau Jawa. Bandung memiliki julukan demikian karena pada masa penjajahan Belanda dulu, mode pakaian di Indonesia selalu mengacu pada pusat fashion dunia, yaitu Paris.

Bandung terletak di dataran tinggi sehingga memiliki suhu udara yang relatif dingin jika dibandingkan dengan kota-kota besar di Indonesia yang lainnya. Hal ini pun dimanfaatkan oleh para wisatawan domestik (khususnya pada jaman penjajahan Belanda) untuk membangun villa dan tempat-tempat peristirahatan pribadi. Udaranya yang sejuk dan alamnya yang hijau membuat Bandung sebagai tempat istirahat yang sangat baik di akhir pekan.


(18)

KULINER BANDUNG

Selain terkenal akan cuacanya yang dingin, Bandung juga terkenal karena kulinernya yang beraneka ragam. Mulai dari jajanan tradisional sampai ke menu luar negeri. Bandung memiliki beraneka ragam jenis makanan dan minuman. Itu semua karena di Bandung banyak sekali orang dari daerah lain yang sengaja datang untuk merantau dan mengadu nasib. Maka tidak heran jika sekali waktu ada ditemukan sebuah makanan di daerah luar Pulau Jawa yang sama dengan yang ada di Bandung, hanya memiliki nama yang berbeda.

Akan tetapi, Bandung juga memiliki beberapa minuman dan makanan yang memang asli dan khas dari Bandung. Di antaranya adalah peuyeum, comro, batagor, lotek, bandrek, bajigur, dan sebagainya.

WISATA BANDUNG

Objek wisata di Bandung pun ada banyak. Mulai dari situs-situs bersejarah, wisata alam, pasar-pasar tradisional, hingga tempat-tempat yang dipercaya oleh masyarakat mengandung unsur magis. Tempat-tempat tersebut antara lain adalah Gunung Tangkuban Perahu, Kawah Putih, Pangalengan, Curug Dago, Gua Belanda, Gua Jepang, dan sebagainya.

Keindahan wisata alam dan kuliner di Bandung, menjadikan Bandung sebagai tempat yang tepat untuk bersantai dan belajar di akhir pekan, serta melepas lelah setelah bekerja.


(19)

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana memperkenalkan wajah Kota Bandung kepada masyarakat di luar Kota Bandung, dengan menonjolkan salah satu icon khas Kota Bandung?

b. Bagaimana menginformasikan jajanan pasar khas Bandung ke masyarakat luas?

c. Bagaimana membuat masyarakat mencintai jajanan tradisional sebagai aset budaya?

1.3 TUJUAN PERANCANGAN

a. Merancang sebuah buku yang mengangkat tema jajanan khas Kota Bandung.

b. Mengangkat tema jajanan tradisional ke dalam buku dengan tema klasik Tatar Sunda.

c. Menginformasikan jajanan tradisional ke khalayak ramai, baik secara langsung maupun tidak langsung.


(20)

1.4MANFAAT PERANCANGAN

Buku yang dibuat penulis dengan tema jajanan pasar dapat memberi berbagai manfaat kepada khalayak, yaitu sebagai berikut :

a. Memperluas wawasan tentang berbagai macam kuliner dan pariwisata Bandung yang populer.

b. Memperkenalkan ragam kuliner dan wisata alam daerah Bandung dan sekitarnya pada masyarakat Indonesia.

c. Menarik minat turis lokal maupun domestik untuk datang dan mencoba kuliner serta sektor wisata di Kota Bandung.

1.5 METODE PERANCANGAN

Dalam proses perancangan karya, penulis melakukan beberapa pendekatan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga data yang diperoleh benar-benar valid.

Pada perancangan karya ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data, antara lain sebagai berikut :

a) Studi Literatur / Kepustakaan (Library Research)

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer sebagai dasar dan pedoman yang dapat dipertanggungjawabkan dalam penelitian. Data


(21)

sekunder diperoleh dengan membaca dan mempelajari buku dan website resmi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti agar diperoleh pemahaman yang lebih mendalam sehingga dapat memecahkan masalah dalam tugas akhir ini.

b) Studi Lapangan (Field Research)

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data sekunder yang dijadikan data tambahan untuk memperkuat data primer yang dilakukan dengan cara meninjau dan meneliti secara langsung lingkungan yang berhubungan dengan jajanan pasar, yaitu sebagai berikut:

1. Metode Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu percakapan yang dilakukan oleh antar individu agar dapat memperoleh keterangan untuk melakukan suatu tugas tertentu. Teknik wawancara pada umumnya dibagi menjadi dua macam, yaitu :

Wawancara Berencana (Standarized Interview)

adalah suatu wawancara yang ada persiapannya dan menggunakan daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun terlebih dahulu, dapat berupa kuisioner.


(22)

adalah wawancara yang tidak mempunyai persiapan sama sekali dan tidak ada daftar pertanyaan, namun wawancara tetap dilakukan secara spontan dan tentunya tetap menggunakan kata-kata yang sopan.

2. Metode Observasi

Metode observasi dilakukan dengan cara pengamatan yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan dengan cara mengamati, mencatat, dan meninjau langsung ke dalam masyarakat bagaimana kondisi sebenarnya mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

3. Metode Analisis

 Menganalisis jenis-jenis jajanan tradisional Bandung dan tempat wisata yang ada di Bandung dan sekitarnya.

 Menganalisis kelebihan dan kekurangan buku-buku kuliner dan wisata Bandung yang pernah diterbitkan di pasaran.

 Menganalisis perkembangan kuliner dan pariwisata kota Bandung dan sekitarnya.


(23)

1.6 SISTEMATIKA KERANGKA BERPIKIR


(24)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pariwisata adalah salah satu bidang yang perlu mendapat perhatian besar dari pemerintahan suatu daerah. Karena bidang pariwisata menyumbangkan nilai yang tidak sedikit kepada perekonomian daerah. Namun seringkali bidang pariwisata menjadi terbengkalai dikarenakan kurangnya pengunjung dan turis, baik lokal maupun mancanegara. Sering juga dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah daerah akan kelestarian dan perawatan objek wisata alam tersebut. Memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, tapi jika dirawat dan dipromosikan dengan baik, niscaya objek wisata tersebut pun akan menjadi sebuah aset yang berharga untuk jangka panjang dan dapat meningkatkan perekonomian daerah tersebut.

Pariwisata ada banyak macam dan jenisnya. Mulai dari wisata alam dengan keindahan alamnya, hingga wisata budaya dengan keanekaragaman kesenian warisan leluhur. Namun ada satu lagi wisata yang kian populer dan digemari pada masa dewasa ini, yaitu wisata kuliner yang menawarkan pada para wisatawan akan kekayaan warisan leluhur melalui media makanan dan minuman. Wisata ini cukup digemari dan dicari di setiap pelosok daerah di Indonesia. Karena hampir semua wisatawan baik lokal maupun domestik, menyukai atau gemar untuk mencoba/mencicipi berbagai jenis masakan dan rasa baru yang tergolong asing bagi lidah mereka.


(25)

Di Bandung, terdapat banyak sekali jenis dan macam hidangan kuliner. Mulai dari yang terdapat di pasar tradisional, hingga ke makanan dan minuman yang terdapat di daerah urban atau perkotaan. Ini menjadi sebuah nilai positif bagi Kota Bandung, mengingat bahwa Bandung merupakan salah satu kota wisata yang populer bagi para wisatawan dan masuk dalam daftar kota yang patut untuk dikunjungi.

Faktor-faktor inilah yang mendukung dan menjadi alasan mengapa penulis berminat untuk membuat sebuah buku yang menggambarkan dan menceritakan sedikit tentang kulinari dan wisata yang terdapat di Kota Bandung. Selain karena ingin menjadikan Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata yang populer, penulis juga ingin membuat sebuah buku informasi mengenai wisata dan jajanan pasar yang berbeda dari buku panduan wisata lainnya. Diharapkan dengan adanya buku ini, objek wisata di Kota Bandung dapat mendapatkan perhatian yang lebih serius lagi dari pemerintah daerah. Juga dengan adanya buku ini, para kolektor buku dapat menambahkan lagi koleksi-koleksi bukunya dengan sebuah buku indah yang tentunya memiliki manfaat bagi diri dan anak cucunya di masa depan.

Dari hasil studi lapangan, studi literatur, pengumpulan data, dan finalisasi desain akhir, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kurangnya promosi akan wisata kuliner dan wisata alam yang ada di Kota Bandung. Padahal wisata alam dan kuliner di Kota Bandung memiliki potensi yang besar dalam memajukan tingkat perekonomian daaerah.

2. Diperlukan sebuah media penyampaian pesan dan promosi akan objek wisata alam dan wisata kuliner yang praktis tetapi efektif kepada para wisatawan, khususnya wisatawan lokal.


(26)

3. Dalam membuat sebuah buku koleksi, dibutuhkan perencanaan yang matang mengenai masalah, tujuan, target audience, informasi visual, hingga desain yang akan diciptakan.

4. Dalam merancang buku kuliner dan wisata kota Bandung, diperlukan pengetahuan dan wawasan yang luas akan jenis dan variasi jajanan yang ada dan juga objek wisata yang berpotensi untuk mendatangkan wisatawan untuk berkunjung. Pengetahuan yang baik akan memberikan kemudahan bagi penulis dalam memberikan informasi melalui bentuk visual secara praktis, mudah dan dapat dimengerti.

5. Buku informasi wisata yang baik adalah sebuah buku yang mampu menarik minat pembacanya untuk datang berkunjung dan mengikuti apa yang terdapat dalam buku tersebut sebagai respon terhadap isi, promosi, dan ajakan secara tidak langsung kepada setiap pembacanya.

6.2 Saran

6.2.1 Saran Untuk Diri Sendiri

 Menghargai waktu sama dengan menghargai hidup. Hal tersebut yang membuat hidup dijalani dengan penuh rasa tanggung jawab.

 Dewasa dalam hidup berarti dewasa dalam menghadapi masalah, bijak mengambil keputusan, serta bertanggung jawab akan keputusan yang diambil. Hal itu senantiasa harus selalu diingat dalam berkarya.


(27)

6.2.2 Saran Untuk Civitas Akademi Maranatha

 Kredibilitas suatu lembaga dilihat dari bagaimana lembaga tersebut dapat menciptakan dan memiliki manusia yang bernilai dan berkualitas bagi masyarakat luas. Kedepannya semoga Civitas Akademi Maranatha dapat menciptakan manusia yang lebih berkualitas dari sebelumnya.

 Pelajaran yang baik adalah belajar dari pengalaman dan kenyataan. Hal inilah yang dapat membuat generasi selanjutnya memiliki bekal pengalaman yang berharga. Semoga bukan hanya dibekali oleh ilmu, namun Civitas Akademi dapat membekali mahasiswanya dengan pengalaman lebih lagi dalam dunia nyata.

6.2.3 Saran Untuk Masyarakat Umum

 Objek wisata adalah warisan leluhur yang harus dipertahankan dan dirawat dengan baik. Karena manfaatnya akan dirasakan bukan hanya oleh kita saja, tetapi juga oleh orang lain, dan juga generasi berikut sesudah kita.

 Kuliner tradisional juga merupakan warisan leluhur yang patut dipertahankan sehingga tidak hilang ditelan jaman yang semakin modern ini.

 Diharapkan dengan adanya buku ini, masyarakat menjadi sadar dan aktif dalam menjaga lingkungannya, khususnya objek wisata yang ada di sekitarnya agar tidak cepat habis dimakan usia, ataupun juga karena kelalaian masyarakat itu sendiri. Selain itu agar masyarakat dapat melestarikan berbagai jenis makanan tradisional yang sekarang sudah mulai ditinggalkan.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Dameria, Anne. 2007. Colour Basic. Jakarta : Link & Match Graphic Fita, Dewi. 2007. The Food Traveler’s Guide. Jakarta : Bukune http://www.aiga.com/

http://id.wikipedia.org/ http://www.vizata.net

http://www.sedap-sekejap.com http://www.paketrupiah.com http://adegawa.blogspot.com http://resep.web.id

http://kecap-bango.blogspot.com www.bertitaiptek.com

www.kompas.com www.pikiran-rakyat.com www.yahoo.com


(1)

1.6 SISTEMATIKA KERANGKA BERPIKIR


(2)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pariwisata adalah salah satu bidang yang perlu mendapat perhatian besar dari pemerintahan suatu daerah. Karena bidang pariwisata menyumbangkan nilai yang tidak sedikit kepada perekonomian daerah. Namun seringkali bidang pariwisata menjadi terbengkalai dikarenakan kurangnya pengunjung dan turis, baik lokal maupun mancanegara. Sering juga dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah daerah akan kelestarian dan perawatan objek wisata alam tersebut. Memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, tapi jika dirawat dan dipromosikan dengan baik, niscaya objek wisata tersebut pun akan menjadi sebuah aset yang berharga untuk jangka panjang dan dapat meningkatkan perekonomian daerah tersebut.

Pariwisata ada banyak macam dan jenisnya. Mulai dari wisata alam dengan keindahan alamnya, hingga wisata budaya dengan keanekaragaman kesenian warisan leluhur. Namun ada satu lagi wisata yang kian populer dan digemari pada masa dewasa ini, yaitu wisata kuliner yang menawarkan pada para wisatawan akan kekayaan warisan leluhur melalui media makanan dan minuman. Wisata ini cukup digemari dan dicari di setiap pelosok daerah di Indonesia. Karena hampir semua wisatawan baik lokal maupun domestik, menyukai atau gemar untuk mencoba/mencicipi berbagai jenis masakan dan rasa baru yang tergolong asing bagi lidah mereka.


(3)

Di Bandung, terdapat banyak sekali jenis dan macam hidangan kuliner. Mulai dari yang terdapat di pasar tradisional, hingga ke makanan dan minuman yang terdapat di daerah urban atau perkotaan. Ini menjadi sebuah nilai positif bagi Kota Bandung, mengingat bahwa Bandung merupakan salah satu kota wisata yang populer bagi para wisatawan dan masuk dalam daftar kota yang patut untuk dikunjungi.

Faktor-faktor inilah yang mendukung dan menjadi alasan mengapa penulis berminat untuk membuat sebuah buku yang menggambarkan dan menceritakan sedikit tentang kulinari dan wisata yang terdapat di Kota Bandung. Selain karena ingin menjadikan Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata yang populer, penulis juga ingin membuat sebuah buku informasi mengenai wisata dan jajanan pasar yang berbeda dari buku panduan wisata lainnya. Diharapkan dengan adanya buku ini, objek wisata di Kota Bandung dapat mendapatkan perhatian yang lebih serius lagi dari pemerintah daerah. Juga dengan adanya buku ini, para kolektor buku dapat menambahkan lagi koleksi-koleksi bukunya dengan sebuah buku indah yang tentunya memiliki manfaat bagi diri dan anak cucunya di masa depan.

Dari hasil studi lapangan, studi literatur, pengumpulan data, dan finalisasi desain akhir, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kurangnya promosi akan wisata kuliner dan wisata alam yang ada di Kota Bandung. Padahal wisata alam dan kuliner di Kota Bandung memiliki potensi yang besar dalam memajukan tingkat perekonomian daaerah.

2. Diperlukan sebuah media penyampaian pesan dan promosi akan objek wisata alam dan wisata kuliner yang praktis tetapi efektif kepada para wisatawan, khususnya wisatawan lokal.


(4)

3. Dalam membuat sebuah buku koleksi, dibutuhkan perencanaan yang matang mengenai masalah, tujuan, target audience, informasi visual, hingga desain yang akan diciptakan.

4. Dalam merancang buku kuliner dan wisata kota Bandung, diperlukan pengetahuan dan wawasan yang luas akan jenis dan variasi jajanan yang ada dan juga objek wisata yang berpotensi untuk mendatangkan wisatawan untuk berkunjung. Pengetahuan yang baik akan memberikan kemudahan bagi penulis dalam memberikan informasi melalui bentuk visual secara praktis, mudah dan dapat dimengerti.

5. Buku informasi wisata yang baik adalah sebuah buku yang mampu menarik minat pembacanya untuk datang berkunjung dan mengikuti apa yang terdapat dalam buku tersebut sebagai respon terhadap isi, promosi, dan ajakan secara tidak langsung kepada setiap pembacanya.

6.2 Saran

6.2.1 Saran Untuk Diri Sendiri

 Menghargai waktu sama dengan menghargai hidup. Hal tersebut yang membuat hidup dijalani dengan penuh rasa tanggung jawab.

 Dewasa dalam hidup berarti dewasa dalam menghadapi masalah, bijak mengambil keputusan, serta bertanggung jawab akan keputusan yang diambil. Hal itu senantiasa harus selalu diingat dalam berkarya.


(5)

6.2.2 Saran Untuk Civitas Akademi Maranatha

 Kredibilitas suatu lembaga dilihat dari bagaimana lembaga tersebut dapat menciptakan dan memiliki manusia yang bernilai dan berkualitas bagi masyarakat luas. Kedepannya semoga Civitas Akademi Maranatha dapat menciptakan manusia yang lebih berkualitas dari sebelumnya.

 Pelajaran yang baik adalah belajar dari pengalaman dan kenyataan. Hal inilah yang dapat membuat generasi selanjutnya memiliki bekal pengalaman yang berharga. Semoga bukan hanya dibekali oleh ilmu, namun Civitas Akademi dapat membekali mahasiswanya dengan pengalaman lebih lagi dalam dunia nyata.

6.2.3 Saran Untuk Masyarakat Umum

 Objek wisata adalah warisan leluhur yang harus dipertahankan dan dirawat dengan baik. Karena manfaatnya akan dirasakan bukan hanya oleh kita saja, tetapi juga oleh orang lain, dan juga generasi berikut sesudah kita.

 Kuliner tradisional juga merupakan warisan leluhur yang patut dipertahankan sehingga tidak hilang ditelan jaman yang semakin modern ini.

 Diharapkan dengan adanya buku ini, masyarakat menjadi sadar dan aktif dalam menjaga lingkungannya, khususnya objek wisata yang ada di sekitarnya agar tidak cepat habis dimakan usia, ataupun juga karena kelalaian masyarakat itu sendiri. Selain itu agar masyarakat dapat melestarikan berbagai jenis makanan tradisional yang sekarang sudah mulai ditinggalkan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Dameria, Anne. 2007. Colour Basic. Jakarta : Link & Match Graphic Fita, Dewi. 2007. The Food Traveler’s Guide. Jakarta : Bukune http://www.aiga.com/

http://id.wikipedia.org/ http://www.vizata.net

http://www.sedap-sekejap.com http://www.paketrupiah.com http://adegawa.blogspot.com http://resep.web.id

http://kecap-bango.blogspot.com www.bertitaiptek.com

www.kompas.com www.pikiran-rakyat.com www.yahoo.com