Pengaruh Mengunyah Permen Karet Terhadap Populasi Bakteri Saliva Dalam Rongga Mulut.

ABSTRAK

PENGARUH MENGUNY AH PERMEN KARET
TERHADAP POPULASI BAKTERI SALIVA
DALAM RONGGA MULUT

Dian Hendriani, 2004. Pembimbing I : Philips Onggowidjadja, S.Si, M.Si
Pembimbing II : Liessyana Tirtanimala, dr
Oalam kehidupan modern, makanan sampingan seperti permen karet, sangat
digemari oleh masyarakat. Mengunyah permen karet mampu menstimulasi sekresi
saliva, yang kemlldian menyebabkan berkllrangnya jumlah bakteri. Penelitian ini
bertujllan untllk menentllkan signifikansi perbedaan jllmlah bakteri dalam saliva
sebelum dan seslldah mengllnyah permen karet. Penelitian yang dilakllkan bersifat
eksperimental laboratorik. Saliva sukarelawan ditampllng sebelum mengunyah
perm en karet, sesudah mengllnyah permen karet selal11a 5', dan sesudah mengllnyah
permen karet selama 20'. Saliva dilarutkan dalam NaCI 0.85% lIntllk pengenceran
berseri. Hasil pengenceran ditanam dengan metode pour plate menggunakan agar
nlltrien. lumlah koloni bakteri (cfu, colony forming unit) dihitung dan dianalisis.
Analisis data dari percobaan menunjllkkan perbedaan nyata dalam pengurangan
jllmlah bakteri (sebelum mengunyah vs sesudah mengllnyah selama 5') (t = 9.544);
(seslldah mengllnyah selama 5' vs seslldah mengllnyah selama 20') (t = 4.665); (T

tabel = 2.262). Dapat disimpllikan bahwa permen karet efektif secara signifikan
dalam mengllrangi jllmlah bakteri saliva dalam rongga mllillt. Berdasarkan hal
tersebut, llntllk mengendalikan
poplliasi bakteri saliva dalam rongga mllillt
masyarakat dapat mengunyah permen karet.
Kata kunci : saliva, permen karet, bakteri mllillt

IV

ABSTRACT

THE EFFECT OF CHEWING GUM
ON SALIVAL BACTERIA POPULATION
IN ORAL CA VITY

Dian Hendriani, 2004. rt Tutor: Philips Onggowicijacija, S.Si, MSi
2nd Tutor: Liessyana Tirtanimala, dr
In modern life, chewing gum becomes favorite of people. Chewing gum is
able to stimulate the secretion of saliva, which decreases the number of mouth
bacteria. The research was to determine the significant differences of the numbers

of bacteria in the saliva before and after chewing gum. The research was an
laboratoric experimental one. The saliva samples were collected before chewing
gum, after 5' chewing gum, and after 20' chewing gum. Saliva samples were
dissolved in NaCl 0.85% for serial dilution. The results of dilution were inoculated
by pour plate method using nutrient agar. The numbers of the bacterial colonies
(cfu, colony forming unit) were counted and the results were analyzed. Data analysis
of the research showed significant differences in the reduction of the bacteria
(before chewing vs after 5' chewing gum) (t=9.544) ; (after 5' chewing vs after 20'
chewing gum) (t=4.665) ; (T table =2. 262). It can be cone/uded that chewing gum
was significantly effective in reducing salival bacteria in oral cavity. Based on this
research, chewing gum is recommended to community to control salival bacteria
population in oral cavity.
Keywords:

saliva, chewing gum, mouth bacteria

v

DAFT AR ISI


LEMBAR PERSETUJU AN
SURA T PERNY AT AAN
ABSTRAK
A BSTRA CT
PRAKA TA
............
DAFT AR ISI
...
DAFT AR BAGAN...
DAFT AR TABEL
...
DAFT AR GRAFIK
...
DAFT AR GAMBAR
DAFT AR LAMPlRAN ...
'"
BAB I PENDAHULU AN
'"
1.1. Latar Belakang
1.2. ldenti fikasi Masalah

1.3. Makslld dan TlIjuan
1.4. Kegllnaan Penel itian
1.5. Kerangka Pemikiran
1.6. Metode Penelitian
1.7. Lokasi dan Waktll
BAB II TINJAUAN PUST AKA
2.1. Sal iva
2.1.1. Sekresi Saliva
2.1.2. Komposisi Saliva
2.1.3. Flingsi Saliva
2.1.4. Aktivitas Antibakteri Saliva
2.1.5. Perkembangan Flora Normal Rongga MlIllit
Yang Mempengaruhi Flora Normal Dalam Saliva
2.2. Perm en Karet
2.2.1. Cara Pembllatan Permen Karet
2.2.2. Kandllngan Permen Karet
2.2.3. Mekanisme Kerja Permen Karet
BAB III ALA T, BAHAN, DAN CARA KERJA
3.1. ALA T..
3.1.1. Alat yang Digllnakan Pada Stlldi Pendahllilian I

3.1.2. Alat yang Digllnakan Pada Stlldi Pendahllilian II
3.1.3. Alat yang Digllnakan Pada Penelitian

VIII

ii
iii
iv
v
vi
vi ii
x
xi
xii
xii i
xiv
1
1
2
2

2
3
3
3
4
4
4
5
6
7
8
8
9
10
11
12
12
12
12
13


LX

3.2. BAHAN
3.2.1. Bahan yang Digunakan Pada Studi Pendahuluan I
3.2.2. Bahan yang Digunakan Pada Studi Pendahuluan II
3.2.3. Bahan yang Digunakan Pada Penelitian
3.3. CARA KERJA
3.3.1. Tahap Persiapan
3.3.2. Studi Pendahuluan [
3.3.3. Studi Pendahuluan [[
3.3.4. Penelitian
3.3.5. Penghitingan Koloni
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Studi Pendahuluan
4.1.1. Hasil Studi Pendahuluan I
4.1.2. Hasil Studi Pendahllluan II
4.2. Hasil Penelitian
4.3. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpllian .
5.2. Saran
DAFT AR PUST AKA
LAMP IRAN

13
13
14
14
14
15
15
16
16
17
18
18
18
19
20

21
25
25
25
26
28

RIW A YA T HIDUP

37

DAFT AR BAGAN

Bagan 3.1. Garis Besar Cara .Kerja

14

x

DAFTAR TABEL


Tabel4.1. lumlah efll pada Stlldi Pendahuilian r
TabeI4.2. lumlah efll pada Stlldi Pendahuluan II
Tabe14.3. lumlah efll pada Penelitian

XI

18
19
20

DAFT AR GRAFIK

Grafik 4.1. lumlah cfu pada Penelitian

2L

Xil

DAFT AR GAMBAR


Gambar 4.1. Hasil Percobaan Sebelum Mengunyah Permen Karet
Gambar 4.2. Hasil Percobaan Sesudah Mengunyah Perm en Karet
Selama 5'
Gambar 4.3. Hasil Percobaan Sesudah Mengunyah Perm en Karet
selama 20'
...

XIII

23
24
24

DAFT AR LAMPIRAN

Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

1. Tabel Jumlah cfu HasiI Studi Pendahliluan 11
2. Tabel Jumlah cfu Hasil Penelitian
3. Hasil Analisis Statistik Keluaran Komputer
4. Lembar Persetlljllan

XIV

28
29
31
32

BABI
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

SeCalĀ°a llmllm saliva berperan dalam proses pencernaan dengan cara melumasi
makanan agar dapat melalui saluran pencernaan bagian atas dan berperan dalam
perlindungan

jaringan

lunak dan jaringal1 keras rongga mulut. Selain itu saliva

mengandung

enzim ptyalin

yang membantu

proses

pencemaan

dengan

memecah zat tepung menjadi substansi yang lebih sederhana (Houwink,

cara
et al.,

1993 ; Fong, Ferris, Skelley, 1984).
Selain saliva, dalam rongga mulut terdapat pula mikroorganisme,
bakteri

(misalnya

phylococcus).

: Streptococcus

viridans,

Streptococcus

salivarius,

Peningkatan jumlah populasi bakteri saliva didukung

hasil fermentasi beberapa jenis karbohidrat

termasuk
Sta-

kondisi asam

dalam makanan. Kehadiran

bakteri-

bakteri tersebut dipengaruhi oleh nutrisi, pH rongga mulut, habitat, kadar oksigen,
diet, usia, dan interaksi mikroba yang disebabkan
aliran saliva. Keberadaan

bakteri-bakteri

baik dapat menimbulkan

gangguan-gangguan,

gigi, gingivitis, serta periodontitis

mekanisme pengunyahan

tanpa diimbangi

dengan higiene yang

diantaranya

(Murray, Rosenthal,

dan

: bau mulut, karies

Kobayashi,

Aller, 2002 ;

Jawetz, dkk., 2001).
Akhir-akhir
ketika

ini, kecenderungan

melakukan

aktivitas

orang untuk mengunyah

maupun

di waktu

berpengaruh terhadap saliva. Pengunyahan
mampu menstimulasi
menyebabkan

senggang

permen karet, baik
dikabarkan

dapat

permen karet yang mengandung

xilitol

sekresi saliva dalam rongga mulut. Selanjutnya,

berkurangnya

jumlah bakteri. (Wisnu Adi Yulianto, 2002 ; dalam

http://www.kompas.com/kompas_cetak/0202/03/iptek/xili22.htm.
Berdasarkan
pengaruh

hal ini, penelitian

mengunyah

hal ini

dilakukan

untuk mengetahui

permen karet biasa (tidak mengandung

populasi bakteri saliva dalam rongga mulut.

1

2002).
sejauh mana

xilitol) terhadap

2

1.2. Identifikasi Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh

mengunyah

permen

karet

terhadap

jumlah

populasi bakteri saliva dalam rongga mulut?
2. Apakah terdapat perbedaan

nyata antara jumlah

bakteri

dalam

saliva

sebelum mengunyah permen karet dan sesudah mengunyah permen karet?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian

adalah untuk mengetahui

pengamh

mengunyah

permen

karet terhadap jumlah bakteri saliva dalam rongga mulut.
Tujuan penelitian

adalah untuk membandingkan

perbedaan

antara jumlah

bakteri saliva sebelum mengunyah permen karet dan sesudah mengunyah permen
karet.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini berguna bagi:
1. Konsumen dan Mahasiswa:
Untuk memberikan

masukan seputar pengaruh mengunyah

permen karet

terhadap jumlah bakteri saliva dalam rongga mulut.
2. Peneliti:
Hasil penelitian dapat memberikan inspirasi dalam meneliti topik-topik
yang relevan.

1.5.Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Beberapa
permen
membantu

orang memiliki

karet

dapat

kebiasaan

meningkatkan

mengurangi

mengunyah

aliran

permen

saliva.

karet. Konsumsi

Peningkatan

populasi bakteri di mulut. Berdasarkan

disusun hipotesis bahwa pengunyahan

aliran

saliva

hal-hal tersebut,

permen karet mengurangi populasi bakteri

saliva dalam rongga mulut secat"a signifikan.

1.6. Metode Penelitian

Penelitian

ini bersifat eksperimental

unit) dalam saliva sebelum

Copyright

~

ditabulasi

1978-1985

Jumlah cfu (colony forming

dan sesudah mengunyah

dengatl metode Pour Plate (Capuccino,
Hasil penghitungan

laboratorik.

by

1998), didahului

dan dianalisis
Ecosoft.

permen karet ditentukan
pengenceran

berseri.

dengan student t test (Microstat.

Inc).

Penelitian

dilakukan

dengan

sukarelawan sebanyak 10 orang.

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha Bandung, dari bulan Maret sampai dengan Oktober
2003.

DAFT AR PUST AKA

Alcamo LE. 1994. Fundamentals of Microbiology. 4th edition. Farmingdale. New
York: The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. 512

Brooks G.F., Butel 1.S., Morse S.A. 2001. Jawetz, Melnick, & Adelberg's
Mikrobiologi Kedokteran. Penterjemah & editor: Bagian Mikrobiologi FK
Airlangga. Edisi 22. Jakal1a : Salemba Medika. 280-281
Cappucino J.G., Sherman N. 1998. A Laboratory Manual. Menlo Park California:
The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. 75-77
Caranza F.A., Newman M.G. 1996. Clinical Periodontology.
Philadelphia: W.B. Sounders Company. 108-109

8th edition.

Fong E., Ferris E.B., Skelley E.G. 1984. Body Structures and Function. 6th edition.
California: Delmar Publishers, Inc. 164,165,168
Houwink B. et al. 1993. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Alih Bahasa: Sutatmi
Suryo. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 106-109, 114-123
Jawetz E., Melnick J.L., Adelberg, E.A., Brooks G.F., Butel J.S., Ornston L.N. 1989.
Medical Microbiology. 18th edition. California: Appleton & Lange medical book.
276-277
Kidd E.A.M., Bechal S.J.1992. Dasar-dasar Karies Penyakit dan
Penanggulangannya. Alih Bahasa: Narlan Sumawinata, Safrida Faruk. Jakarta:
Penerbit BlIku Kedokteran EGC. 66-70, 73-74
Murray P.R., Rosenthal K.S., Kobayashi G.S., Aller M.PF. 2002. Medical
Microbiology. 4th edition. London: A Harcourt Health Sciences Company. 78
Rensbllrg B.G.J. V. 1995. Oral Biology. Chicago: Quintessence Publishing Company,
Inc. 469, 474-477
Tein M.L., Best L.R., Pattison S. 1984. College Chemistry An Introduction to
General, Organic and Biochemistry. 3th edition. Monterey. California:
Brooks/Cole Publishing Company. 718

26

27

Sumber Elektronik :
Anonymus. Available at : http://www.wrigley.com/wrigley/about/about_story.asp
Anonymus. Available at:
http://www.wrigley.com/wrigley/products/products

_made _of,asp#f1avorings

Anonymus. Available at :
http://www.wrigley.com/wrigley/products/products

_nutritional,asp

Wisnu Adi Yulianto. 2002. Xilitol, Pemanis Alami Pelindung Gigi. Oalam :
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0202/iptek/xili22.htm