Pengaruh Merokok Terhadap Populasi Bakteri Saliva Dalam Rongga Mulut.

ABSTRA K

PENGARUH MEROKOK TERHADAP
POPULASI BAKTERI SALIVA DALAM RONGGA MULUT
Lili Sumarni, 2004. Pembimbing I : Philips Onggowidjaja, S.Si, M.Si
Pembimbing II : Fanny Rahardja, dr, M.Si
Rasa tidak nyaman dalam rongga mulut sering dialami setelah makan.
Sebagian orang mengatasinya dengan merokok. Penelitian terdahulu menyatakan,
bahwa asap rokok dapat menghambat pertumbuhan Steptococcus sp. dan
Staphylococcus sp. secara in vitro. Pengaruh merokok terhadap populasi bakteri
saliva dalam rongga mulut belum diketahui, sehingga perIu dilakukan penelitian.
Penelitian ini bersifat eksperimental prospektif Saliva dari sukarelawan
ditampung sebelum merokok, setelall 15 menit, dan setelall 30 menit merokok.
Semua sampel diencerkan secara berseri, lalu ditanam pada agar nutrien secara
pour-plate. Jumlah colony fimning unit (cfu) dihitung setelah diinkubasi 37°C
semalam. Data dianalisis dengan student t-test. Hasil Analisis menunjukkan tidak
terdapat perbedaan jumlah ciu yang signifikan antara perokok dan bukan perokok
setelah 15 menit ataupun 30 menit. Dengan demikian, disimpulkan bahwa
merokok selama lima bel as menit maupun tiga puluh menit mempengaruhi
populasi bakteri dalam saliva, namun tidak secara signifikan. Meskipun merokok
dapat mengurangi populasi bakteri saliva dalam rongga mulut, merokok tidak

dianjurkan untuk tujuan tersebut mengingat efek samping merokok itu sendiri.

III

ABSTRACT

ON SALIVAL
Lili Sumami,

THE EFFECT OF S2UOKlNG
BACTERIA POPULATION IN ORAL CA VITY

2004. rt Tutor: Philips Onggowidjaja, S.si, M.Si
2nd Tutor: Fanny Rahardja, dr, A/Si

Inconvenience feeling in oral cavity after eating is frequent~y experienced.
Some people cope this by smoking. Previous researches showed that the smoke
could inhihit the gnrwth of Streptococcus sp. and Staphylococcus sp. in vitro. This
research was to know the effect of smoking on salival bacteria population in oral
cavity. This was an prospective experimental research. Salival of the volunteers

were collected before, after 15 minutes, and after 30 minutes smoking. All samples
were serial(v diluted, then cultured on nutrient aKar by pour-plate method. The
colony forming units (cjll) were counted after a night incubation in 3"jJC. Data
were analyzed using student t-test. The analysis showed no sign(ficant d({Ferences
between smokers and nonsmokers, qfter 15 minutes and 30 minutes in respect to
ejll numhers. ft is concluded that smoking jiJr 15 minutes and 30 minutes afficts
the bacterial number in oral cavity, but not significant~v. Even though smoking
can reduce the salival bacteria population in oral cavity, it is not recommended
for this purpose since smoking itse?{ has negative side effects.

IV

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETlJJUAN...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... i
SUR1 Fakultas Kedol1:eran

Universitas Kristen Maranatha Bandlmg; dari bulan Mei hingga Desember 2004

BABV

KESIMPULAN

DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

·

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa merokok dapat
mengurangi populasi bakteri saliva dalam rongga mulut.

·

Perbedaan pengurangan jumlah bakteri pada sukarelawan yang merokok
dan tidak merokok tidak bermakna.

5.2. Saran

Saran-saran yang dapat diberikan setelah penelitian in adalah, sebagai berikut :


·

Penelitian Iebih lanjut dengan disain penelitian : Sinkronisasi frekuensi
menelan berdasarkan frekuensi rata-rata, yaitu 24X untuk perokok dan
15X lIDtuk bukan perokok

·

·

PerIu di1akukan penelitian lebih lanjut untuk membandingkan efek
membuka mulut dan tidak membuka mulut saat merokok pada perokok.
Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang dosis Ietal asap rokok baik
secara in vitro maupun secara in vivo

·

Meskipun merokok berefek mengurangi populasi bakteri dalam rongga
mulut tetapi penggunaannya tidak dianjurkan mengingat efek-efek
sampmgnya


21

22

DAFTAR Pl!STAKA

Applequist D., Charles D., Kenneth L.R. 1982. Organic chemistry. 3th ed. New
York: Jolm Wiley and Sons. p. 109-10.
Boikess, R., Kenneth, 8., and Edward E. 1986. Element Of Chemistry. New
Jersey: Prentice-Hall. p. 304, 761-2.
Mlmzer A 2000. Smoking and smoking cessation. In: Humes HD., DuPont HL.,
Gardner L.B., Griffin lW., Harris E.D., Hazzard W.R., et aI., editors: Kelley's
textbook
&

of internal medicine. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams

Wilkins. p. 219-24.


Pelczar M.l, E.C.S Chan. 1988. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta: Universitas
Indonesia. p. 99-106, 131-155,549-554.
Roth G.I., Calmes R,. 1981. Oral biology. London: The C.V. Mosby Company. p.
307-35.
Tortora G.J., Funke B.R., Case c.L. 1997. Micribiology

6th ed. California:

McGrawhill.p. 658-62
Stiandayani, 2002. Pengamh Asap Rokok terhadap Pertumhuhan hakteri in vitro
(KTI). Bandlmg : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

Sumber Elekironik
1. Alex W. The effect of Cigarette Smoke on Bacterial Growth. 2002
http://healthsci.otago.ac.nz/division/dental!oralmicro/home/.
2. http://www.maxillofacialcenter.comiT

htm 1

obaccoEffects.html


3. Stop Smoking Support. 2004. Whats in a cigarette?
http://\\'Ww.stopsrnokingsupport.com/whatsinit.htm,

28 Februari 2004.

4. Behera D. Aetiology of Lung Cancer. 2001.
h

://c an2.wwindia.com/indianchestsocie

ocs/AETIOLOGY

29 Februari 2004.
5. American Lung Association. 2004. About hmg cancer.
http://www.lungusa.org/diseases/lungcanc.html,

29 Februari 2004

.htm,


23

6. http://www .ash. arg. uk;11tml/health/html/ ara1.html
7. http://www. witt-online.org/en-

8. Pelita Bmnei

-

fact-9.php.

Teropong Pelita. 2005. Remaja dan Rokok.

http://www.bnmet.bn/news/pelita/06ok1/teropong.htm