Perbandingan Kombinasi Infusa Sambiloto, Mengkudu, Biji Alpukat, Kumis Kucing, Kombinasi Keji Beling, Lidah Buaya, Sambiloto, Mahkota Dewa, Serta Kombinasinya Sebagai Anti Diabetik Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan.

(1)

iv ABSTRAK

PERBANDINGAN KOMBINASI INFUSA SAMBILOTO, MENGKUDU, BIJI ALPUKAT, KUMIS KUCING, KOMBINASI KEJI BELING, LIDAH BUAYA,

SAMBILOTO, MAHKOTA DEWA, SERTA KOMBINASINYA SEBAGAI ANTI DIABETIK PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Henri C Tarigan 2010; Pembimbing I : Dr. Diana K. Jasaputra, dr, M.Kes. Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr ,Sp.PK, M Kes.

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan antara kombinasi I (sambiloto, mengkudu, biji alpukat, kumis kucing), kombinasi II (keji beling, lidah buaya, sambiloto, mahkota dewa), serta kombinasi III (sambiloto, mengkudu, biji alpukat, kumis kucing, keji beling, lidah buaya dan mahkota dewa) dalam menurunkan kadar glukosa darah (KGD) mencit. Desain penelitian bersifat eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan bersifat komparatif. Penelitian ini menggunakan mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi aloksan. Mencit dibagi menjadi 5 kelompok secara acak, yaitu kelompok I, II, III, yang diberi kombinasi I, II, III dengan dosis 0.39 g/kgBB, 0.39 g/kgBB, dan 0.195 g/kgBB, kelompok IV dengan glibenkamid (1.3 mg/kgBB) dan kelompok V dengan akuadest. Data yang diukur adalah KGD puasa mencit sebelum dan sesudah perlakuan. Analisis persentase penurunan KGD menggunakan uji ANOVA dilanjutkan dengan Student-Newman-Keuls Method. Hasil penurunan KGD kelompok I, II, III, glibenkamid dan akuadest secara berturut-turut 57.44, 40.70, 69.24, 52,92, 1.58. Kombinasi I, II, III berbeda bermakna secara statistik menurunkan KGD mencit dibandingkan kontrol negatif dengan p < 0.05. Kesimpulan penelitian ini adalah infusa kombinasi I, II,dan III berefek menurunkan KGD mencit dengan potensi yang sama.

Kata kunci : sambiloto, mengkudu, biji alpukat, kumis kucing, keji beling, lidah buaya, mahkota dewa, kadar glukosa darah


(2)

v ABSTRACT

THE COMPARISON OF INFUSA COMBINATION SAMBILOTO,

MENGKUDU, AVOCADO SEED , KIDNEY TEA PLANTS, COMBINATION OF KEJI BELING, LIDAH BUAYA, SAMBILOTO, MAHKOTA DEWA, AND THE

COMBINATION AS BE OPPOSED TO DIABETIC ON ALLOXAN INDUCED MICE

Henri C Tarigan, 2010 Tutor I : Dr. Diana K. Jasaputra, dr, M.Kes. Tutor II : Adrian Suhendra, dr.,Sp PK, M Kes

Diabetes mellitus (DM) is metabolic diseases that result from defects in insulin secretion, or action, or both. The objective of this study is to compare combination I (sambiloto, mengkudu, avocado seed, kidbey tea plants), combination II (keji beling, lidah buaya, sambiloto, mahkota dewa), and combination III (sambiloto, mengkudu, avocado seed, kidney tea plants, keji beling, lidah buaya and mahkota dewa) to lowering blood glucose on mice. This experiment used a comparative, true experimental method with a complete randomized design. This study used male Swiss Webster mice that already induced by alloxan. The mice grouped into 5 groups randomly, which is group I treated by combination I, II, III with each dose 0.39 g/kgBB, 0.39 g/kgBB, dan 0.195 g/kgBB, group IV with glibencamide (1,3 mg/kgBB) and group V with aquadest. Data measured was before and after induced by alloxan blood glucose level of the mice and after each group was treated. The lowering blood glucose level percentage was analyzed by ANOVA method and continued by Student-Newman-Keuls Method. The result of lowering blood glucose group I, II, III, glibencamide, aquadest, 57.44; 40.70; 69.24; 59.92, and 1.58. The statistical analysis on combination I,II, and III, shows a different significant effect of lowering the blood glucose level compare negative control with p < 0.05. The conclusion of this study is infusion I, II and III has the effect for lowering blood glucose levels on mice with equal potention

Keywords : sambiloto, mengkudu, avocado seed, kidney tea plants, keji beling, lidah buaya, mahkota dewa, blood glucose level


(3)

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ………... i

LEMBAR PERSETUJUAN ………. ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ……… iv

ABSTRACT……… v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ………... x

DAFTAR GAMBAR ………... xi

DAFTAR GRAFIK ………... xii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiii

BAB I. PENDAHULUAN……….………... 1

1.1 Latar Belakang………...………... 1

1.2 Identifikasi Masalah………...………... 2

1.3 Maksud dan tujuan penelitian……… 3

1.4 Manfaat karya tulis ilmiah…………....…...……... 4

1.5 Kerangka pemikiran dan hipotesis………... 4

1.5.1 Kerangka pemikiran……… 4

1.5.2 Hipotesis………...…….…………. 6

1.6 Metodologi………... 6

1.7 Lokasi dan waktu……….. 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……… 8

2.1 Anatomi Pankreas………... 8

2.2 Histologi Pankreas………... 9

2.3 Fisiologi Insulin………. 11

2.3.1 Pengaturan Sekresi Insulin………... 11

2.3.2 Efek Insulin………... 13

2.4 Diabetes Melitus………... 13

2.4.1 Epidemiologi………... 14

2.4.2 Klasifikasi dan Etiologi Diabetes Melitus……….. 15

2.4.3 Patogenesi Diabetes Melitus………... 15

2.4.4 Diabetes Melitus Tipe I………... 16

2. 4.5 Diabetes Melitus Tipe II ...….. 16

2.4.6 Diabetes Melitus Tipe Lain ………... 17

2.4.7 Diabetes Kehamilan ………... 17

2.4.8 Gejala Klinik Diabetes Melitus ………... 18

2.4.9 Diagosis ………...……….. 18

2.4.10 Komplikasi ………...………... 20

2.4.11 Penatalaksanaan Diabetes Melitus ………... 20

2.4.12 Pencegahan ………... 23

2.5 Peran Radikal Bebas Terhadap Diabetes Melitus ……... 23

2.6 Antioksidan ………... 24

2.7 Aloksan………... 25


(4)

ix

2.9 Tinjauan Tentang Tumbuhan Sambiloto ………... 28

2.10 Tinjauan Tentang Tumbuhan Lidah Buaya ……… 30

2.11 Tinjauan Tentang Tumbuhan Keji Beling...……… 32

2.12 Tinjauan Tentang Tumbuhan Alpukat...……… 34

2.13 Tinjauan Tentang Tumbuhan Kumis Kucing...……… 36

2.14 Tinjauan Tentang Tumbuhan Mengkudu ……....………... 38

2.15 Infusa ………...………... 40

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ………...……... 41

3.1 Bahan, Alat, dan Tempat Penelitian ………... 41

3.1.1 Bahan dan Alat penelitian………... 41

3.1.2 Tempat dan waktu penelitian………... 41

3.2 Metode Penelitian………...…….. 42

3.2.1 Desain penelitian………...…………. 42

3.2.2 Variabel penelitian………...……….. 42

3.2.2.1 Definisi konsepsional variable…………...………. 42

3.2.2.2 Definisi operasional varibel………....………. 43

3.2.3 Besar sampel penelitian………...……….. 44

3.2.4 Prosedur kerja………...………. 44

3.2.4.1 Pengumpulan bahan………...………. 44

3.2.4.2 Penyiapan hewan coba………...………. 45

3.2.4.3 Pengujian efek penurunan kadar glukosa darah…………... 46

3.2.5 Cara pemeriksaan………...……… 47

3.2.6 Metode analisis ………...…….. 47

3.2.6.1 Hipotesis Penelitian ………... 47

3.2.6.2 Kriteria Uji ………... 48

3.2.7 Aspek Penelitian ………... 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……... 49

4.1 Hasil Penelitian ………...…. 49

4.2 Pembahasan ………...………... 52

4.3 Uji Hipotesis ………...……….. 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ………...…... 57

5.1 Kesimpulan………....……… 57

5.1.1 Kesimpulan Umum ………...……….. 57

5.1.2 Kesimpula Tambahan………...………. 57

5.2 Saran ………...………. 58

DAFTAR PUSTAKA ……… 59


(5)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi dan Etiologi DM --- 15 Tabel 2.2 Kadar Glukosa Darah Sewaktu sebagai Patokan Penyaring

dan Diagnosis DM ---

19

Tabel 4.1 Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Aloksan --- 48 Tabel 4.2 Penurunan Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah

Perlakuan ---

49

Tabel 4.3 Hasil Uji dengan Student Newman-Keuis Method pada Persentase Penurunan Glukosa Darah


(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Pankreas --- 9

Gambar 2.2 Histologi Pulau Langerhans Pankreas --- 10

Gambar 2.3 Struktur Insulin --- 12

Gambar 2.4 Buah Mahkota Dewa --- 27

Gambar 2.5 Herba Sambiloto --- 28

Gambar 2.6 Herba Lidah Buaya --- 30

Gambar 2.7 Tanaman Keji Beling --- 32

Gambar 2.8 Biji Alpukat --- 34

Gambar 2.9 Herba Kumis Kucing --- 36


(7)

xii

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik

4.1

Rerata Persentase Penurunan KGD untuk Tiap

Kelompok ---


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Surat Keputusan Etik 63 Lampiran 2 Perhitungan dosis --- 64 Lampiran 3 Uji Anova on Ranks pada Kadar Glukosa Darah

Mencit Sesudah Diinduksi Aloksan (Sebelum

Perlakuan) ---

68

Lampiran 4 Uji Anova Hasil Penelitian Persentase Penurunan


(9)

63 Lampiran I


(10)

64 LAMPIRAN II

Hasil Perhitungan Konversi Dosis

1. Larutan Glibenklamid

Dosis manusia untuk glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al, 2006).

Dosis larutan Glibenklamid dikonversikan dari manusia ke mencit (20 g) = 5 mg * 0,0026

= 0,013 mg

Dosis untuk mencit dengan berat badan 29 g = 29/20 * 0,026

= 0,0377 mg

Jadi dosis larutan glibenklamid yang diberikan pada mencit adalah 0,0377 mg / 0,5 ml 2. Larutan Aloksan

Dosis = 120 mg/ kgBB

Volume penyuntikan intravena mencit = 0,2 ml a. Rata-rata berat badan mencit kelompok I = 25,4 gr Dosis untuk mencit 25,4 gram = 25,4/1000 x 120 mg = 3,048 mg

Dosis aloksan mencit intravena kelompok I = 3,048 mg/ 0,2 ml b. Rata-rata berat badan mencit kelompok II = 24,3 gr

Dosis untuk mencit 24,3 gram = 24,3/1000 x 120 mg = 2,916 mg


(11)

65

c. Rata-rata berat badan mencit kelompok III = 26,1 gr Dosis untuk mencit 26,1 gram = 26,1/1000 x 120 mg = 3,312 mg

Dosis aloksan mencit intravena kelompok III = 3,312 mg/ 0,2 ml

3. Infusa kombinasi

a. Dosis infusa kombinasi I [daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees), buah mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), dan daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth)] :

Dosis infusa kombinasi I pada manusia adalah masing masing simplia sebesar 3g/pemberian

Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026 Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0078 g

0.0078 g/mencit 20 g = 0.39 g/kgBB

Dosis untuk mencit dengan berat badan 25,4 g = 25,4/20 * 0,0078

= 0,009906 g

Jadi dosis infusa kombinasi I yaitu :

daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0099 g / 0,5 ml

buah mengkudu (Morinda citrifolia L)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0099 g / 0,5 ml

biji alpukat (Persea americana P. Mill)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0099 g / 0,5 ml

daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) yang diberikan pada mencit adalah 0,0099 g / 0,5 ml


(12)

66

b. Dosis infusa kombinasi II [daun keji beling (Strobilanthes crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), daun sambiloto (Andographis paniculata Nees) dan buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl)] :

Dosis infusa kombinasi II pada manusia adalah masing masing simplia sebesar 3g/pemberian

Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026 Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0078 g

0.0078 g/mencit 20 g = 0.39 g/kgBB

Dosis untuk mencit dengan berat badan 24,3 g = 24,3/20 * 0,0078

= 0,009477 g

Jadi dosis infusa kombinasi II yaitu :

daun keji beling (Strobilanthes crispus BI)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0095 g / 0,5 ml

lidah buaya (Aloe vera Linn)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0095 g / 0,5 ml daun sambiloto (Andographis paniculata Nees)  yang diberikan pada mencit adalah

0,0095 g / 0,5 ml

buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) yang diberikan pada mencit adalah 0,0095 g / 0,5 ml

c. Dosis infusa kombinasi III [daun sambiloto (Andographis paniculata Nees), buah mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth), daun keji beling (Strobilanthes crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn) dan buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl)] :

Dosis infusa kombinasi III pada manusia adalah masing masing simpliia sebesar 1,5g/pemberian


(13)

67

Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0039 g 0.0039 g/mencit 20 g = 0.156 g/kgBB

Dosis untuk mencit dengan berat badan 26,1 g = 26,1/20 * 0,0039

= 0,0051g

Jadi dosis infusa kombinasi III yaitu :

daun sambiloto (Andographis paniculata Nees)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0051 g / 0,5 ml

buah mengkudu (Morinda citrifolia L)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0051 g / 0,5 ml

biji alpukat (Persea americana P. Mill)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0051 g / 0,5 ml

daun kumis kucing Orthosiphon stamineus Benth) yang diberikan pada mencit adalah 0,0051 g / 0,5 ml

daun keji beling (Strobilanthes crispus BI)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0051 g / 0,5 ml

lidah buaya (Aloe vera Linn)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0051 g / 0,5 ml buah mahkota dewa (Phaleria fructus) yang diberikan pada mencit adalah 0,0051


(14)

68 Lampiran III

Uji Anova on Ranks pada Kadar Glukosa Darah Mencit Sesudah Diinduksi Aloksan (Sebelum Perlakuan)

One Way Analysis of Variance

Normality Test : Passed (P=0.222) Equal Variance Test : Passed (P=0.603)

Group N Missing Col 1 5 0 Col 2 5 0 Col 3 5 0 Col 4 5 0 Col 5 5 0

Group Mean Std Dev SEM

Col 1 262.800 117.502 52.548

Col 2 221.800 124.849 55.834

Col 3 257.200 149.430 66.827

Col 4 252.200 43.563 19.482

Col 5 346.000 121.266 54.232

Power of performed test with alpha = 0.050 : 0.050

The power of the performed test (0.050) is below the desired power of 0.800. You should interpret the negative findings cautiously


(15)

69

Source of variation

DF SS MS F P

Between treatments

4 43058.800 10764.700 0.788 0.547

Residual 20 273305.200 13665.260 Total 24 316364.000

The differences in the mean values among the treatment groups are not great enough to exclude the possibility that the difference is due to randoms sampling variability ; there is not a statistically significant difference (P=0.547)


(16)

70 Lampiran IV

Uji ANOVA Hasil Penelitian Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Pada Tiap Kelompok

One way analysis of Variance Data source : Data 1 in Notebook Normality test : Failed (P=0.)

Equal Variance Test : Failed (P = 0.002)

Test execution ended by user request, ANOVA on Ranks begun Kruskal-Wallis One Way Analysis of Variance on Ranks Data Source : Data 1 in Notebook

Group N Missing Col 1 5 0 Col 2 5 0 Col 3 5 0 Col 4 5 0 Col 5 5 0

Group Median 25% 75%

Col 1 -58.750 -65.332 -51.612

Col 2 -55.380 -71.100 -3.870

Col 3 -69.270 -73.877 -64.740

Col 4 -53.060 -56.462 -49.248


(17)

71

H = 13.012 with 4 degrees of freedom. (P = 0.011)

The differences in the median values among the treatment groups are greater than would be expected by chance ; there is a statistically significant difference (P = 0.011)

To isolate the group or groups that differ from the others use a multiple comparison procedure.

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Student-Newman-Keuls Method) :

Comparison Diff of Ranks p q P< 0.05

Col 5 vs Col 3 79.000 5 4.800 Yes

Col 5 vs Col 1 63.000 4 4.762 Yes

Col 5 vs Col 2 53.000 3 5.300 Yes

Col 5 vs Col 4 45.000 2 6.647 Yes

Col 4 vs Col 3 34.000 4 2.570 No

Col 4 vs Col 1 18.000 3 1.800 No Test Needed

Col 4 vs Col 2 8.000 2 1.182 No Test

Needed Col 2 vs Col 3 26.000 3 2.600 No Test Needed Col 2 vs Col 1 10.000 2 1.477 No Test Needed Col 1 vs Col 3 16.000 2 2.363 No Test Needed


(18)

72

RIWAYAT HIDUP

Nama : Henri C Tarigan Nomor Pokok Mahasiswa : 0710218

Tempat dan Tanggal Lahir : Pematangsiantar 15 Januari 1989

Alamat :Jl. Asahan No.103 Pematangsiantar, SUMUT Riwayat Pendidikan :

SD Perguruan Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar, 2001 SLTP Perguruan Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar, 2004 SMU Perguruan Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar, 2007

2007 – sekarang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. WHO merumuskan DM secara umum sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor yang mengakibatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (Gustaviani, 2006).

Diabetes merupakan salah satu penyakit degeneratif yang tidak menular dan akan meningkat jumlahnya di masa datang. WHO menyatakan pada awal tahun 2006 sedikitnya 171 juta orang mengalami diabetes melitus. Insiden ini akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. Di Indonesia pada tahun 2000-an, penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah 125 juta jiwa . Jika prevalensi kejadian DM 4,6 %, maka jumlah pasien DM pada tahun 2000-an sekitar 5,6 juta jiwa. Berdasarkan pola pertambahan penduduk seperti ini diperkirakan awal tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia yang berusia diatas 20 tahun sekitar 178 juta jiwa dan diasumsikan akan terjadi kenaikan prevalensi kejadian DM sekitar 8,2 juta jiwa

Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan pengobatan jangka panjang bahkan bisa sampai seumur hidup. Pengelolaan ”life style” seperti olahraga dan diet yang dilakukan secara teratur merupakan terapi yang penting serta efektif dalam memperbaiki keadaan glukosa, tetapi hal tersebut mungkin tidak cukup sehingga memerlukan terapi tambahan berupa obat oral anti diabetes atau insulin (Tjay, 2002).

Banyak masyarakat beralih dari pengobatan konvensional ke pengobatan tradisional karena adanya trend ”back to nature” sehingga penggunaan herbal dalam pengobatan komplementer dan alternatif (CAM, complementary and


(20)

2

alternative medicine) semakin meningkat. Bukti-bukti empiris dan dukungan ilmiah mengenai efek farmakologi obat herbal semakin banyak pula, sehingga obat herbal semakin populer di kalangan masyarakat dunia (Subroto, 2006). Penggunaan obat herbal telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit seperti diabetes melitus. Herbal yang digunakan oleh masyarakat secara empirik antara lain adalah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), sambiloto (Andrographis paniculata Nees), keji beling (Strobilanthes Crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), biji alpukat (Persea americana P. Mill), kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth), dan mengkudu (Morinda citrifolia L).

Masyarakat menggunakan obat-obat tersebut secara kombinasi, namun data ilmiah mengenai penggunaan kombinasi obat-obat herbal tersebut belum ada. Penelitian ini dilakukan untuk menilai efek beberapa kombinasi obat herbal dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan, dengan harapan diperoleh hasil pengobatan diabetes yang lebih optimal.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah - Apakah kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), dan kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) memberikan efek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Apakah kombinasi infusa keji beling (Strobilanthes Crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), sambiloto (Andrographis paniculata Nees), dan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) memberikan efek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Apakah kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth), keji beling (Strobilanthes Crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), dan mahkota dewa (Phaleria


(21)

3

macrocarpa (Scheff) Boerl) memberikan efek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Bagaimana perbandingan ketiga kombinasi tersebut terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah mengembangkan pengobatan diabetes dengan menggunakan kombinasi tumbuhan obat yaitu kombinasi sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar glukosa darah dalam usaha memperoleh obat yang lebih optimal pada penderita diabetes melitus.

Tujuan dari penelitian ini adalah

- Menilai efek kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), dan kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Menilai efek kombinasi infusa keji beling (Strobilanthes crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), sambiloto (Andrographis paniculata Nees), dan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Menilai efek kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth), keji beling (Strobilanthes Crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), dan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Menilai perbandingan ketiga kombinasi tersebut terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.


(22)

4

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis penelitian ini adalah diharapkan mahasiswa kedokteran dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam memahami efek kombinasi sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth), kombinasi keji beling (Strobilanthes Crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) beserta kombinasi infusa dari kedua kombinasi tersebut untuk menurunkan kadar gula glukosa darah

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar masyarakat diharapkan dapat menggunakan kombinasi sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth), kombinasi keji beling (Strobilanthes Crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), sambiloto (Andrographis paniculata Nees), dan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) beserta kombinasi infusa dari kedua kombinasi tersebut sebagai salah satu obat alternatif dalam terapi diabetes melitus.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka pemikiran

Diabetes adalah penyakit metabolik sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik oleh karena disfungsi sel beta pankreas maupun disfungsi ambilan glukosa di jaringan perifer, atau keduanya pada DM-tipe 2 dan kurangnya insulin absolut pada DM-tipe 1 (Tjokoprawiro, 2007).

Aloksan sering digunakan untuk membuat hewan coba menjadi diabetes. Hasil reduksi dari aloksan bersifat tidak stabil dan mudah mengalami oksidasi. Aloksan yang disuntikkan pada mencit akan terakumulasi di pulau-pulau


(23)

5

Langerhans pankreas dan menyebabkan mterereduksi aloksan menjadi asam dialurat. Hal ini melibatkan protein thyroidoxin yang diperlukan dalam sintesis insulin sehingga pembentukan radikal bebas meningkat dan akan terjadi kerusakan membran dan kematian sel (Halliwel, 1991). Sel beta pankreas yang telah rusak tidak dapat lagi menghasilkan insulin sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemik. Jika hiperglikemianya melewati ambang batas ginjal maka timbul glikosuria yang juga mengakibatkan terjadinya poliuria dan polidipsia serta kelainan klinis lainnya (Schteingart, 2006).

Penelitian ini menggunakan kombinasi dari beberapa jenis tumbuhan yang memiliki sifat hipoglikemik yang berpotensi dalam menurunkan kadar glukosa darah.

Herbal yang digunakan pada penelitian ini adalah tumbuhan obat yang sering digunakan di masyarakat, yaitu mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) yang mengandung zat saponin, flavonoid, dan polifenol, sambiloto (Andrographis paniculata Nees) yang memiliki kandungan andrografolid, androfrafolid lactanes, glucosides, flavonoid, apigenin, keji beling (Strobilanthes Crispus BI) yang mengandung kalium, natrium, asam silikat, dan asam kersik,tannin, flavonoid, lidah buaya (Aloe vera Linn) yang mengandung flavonoid, aloin, saponin, tanin, polifenol, mengkudu (Morinda citrifolia L) yang mengandung enzim prokseronase, alkaloid prokseronin, soranyidio, morindon, morindin, asam kapril dan metil asetil, kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) yang mengandung saponin, orthosiphon, glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak, garam kalium, dan myonositol, alpukat (Persea americana P. Mill) saponin, alkaloida, flavonoid, polifenol, quersetin dan tannin. Kandungan tumbuhan obat tersebut sebagian besar berefek sebagai antioksidan.

Antioksidan dapat mengurangi dampak negatif radikal bebas dan menimbulkan perbaikan pada sel beta pancreas yang telah rusak pada pemberian aloksan, sehingga dapat kembali mensekresikan insulin, yang berefek pada penurunan kadar glukosa darah. Selain itu, tannin yang terkandung dalam keji beling (Strobilanthes Crispus BI) dan alpukat (Aloe vera Linn) dapat mengurangi


(24)

6

kadar glukosa darah, karena tannin dapat menghambat penyerapan glukosa pada saluran cerna.

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam memanfaatkan efek penurunan glukosa darah maka dilakukan dengan cara mengkombinasikan tanaman tersebut, dan dapat diketahui kombinasi yang paling optimal dalam menurunkan kadar glukosa darah.

1.5.2 Hipotesis

- Kombinasi pertama yaitu kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), dan kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi kedua yaitu kombinasi infusa keji beling (Strobilanthes Crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), sambiloto (Andrographis paniculata Nees), dan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi ketiga yaitu kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth), keji beling (Strobilanthes Crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), dan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi ketiga berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan lebih baik dibandingkan kombinasi pertama dan kedua.


(25)

7

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif. Metode yang digunakan untuk pengukuran kadar glukosa darah adalah uji diabetes aloksan. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah dalam mg/ dl sesudah diinduksi aloksan dan setelah pemberian kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrifolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), dan kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth), kombinasi keji beling (Strobilanthes Crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), sambiloto (Andrographis paniculata Nees), dan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) beserta kombinasi infusa dari kedua kombinasi tersebut.

Penelitian ini menggunakan hewan coba mencit jantan dewasa galur Swiss Webster yang dibagi dalam 5 kelompok (n=5). Analisis data persentase penurunan KGD menggunakan metode Analisis Varian (ANAVA) satu arah, yang apabila ada perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji lanjut Student Newman Keuls Method dengan α= 0.05 menggunakanbantuan perangkat lunak.

1.7 Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian adalah Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Waktu penelitian ini adalah Desember 2009 – Desember 2010


(26)

57 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Umum

- Kombinasi I yaitu kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrofolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), dan kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi II yaitu kombinasi infusa keji beling (Strobilanthes crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), sambiloto (Andographis paniculata Ness), dan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi III yaitu kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrofolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth), keji beling (Strobilanthes crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), dan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi III berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan yang setara dibandingkan kombinasi I dan II.

5.1.2 Kesimpulan Tambahan

- Kombinasi I, II, dan III berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan yang setara dibandingkan dengan glibenklamid.


(27)

58

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dapat dilanjutkan dengan penelitian lain seperti :

Penelitian mengenai mekanisme masing-masing obat herbal sehingga pemberian obat secara kombinasi dapat lebih dipertanggungjawabkan Penelitian dengan menggunakan masing masing zat aktif

Penelitian menggunakan sediaan lain agar penggunaannya lebih optimal Penelitian mengenai toksisitas dan efek samping obat herbal secara tunggal maupun kombinasi


(28)

59 DAFTAR PUSTAKA

Alloxan.Wikipedia.[Internet]. 2008 [cited 2009 February 18]. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Alloxan

Anonymous.2005. Anatomi Pankreas. Di unduh 2010 Oktober 12, Available from :

http://academic.kellogg.edu/herbrandsonc/bio201_mckinley/f20-13at_pancreas_c.jpg

Baynes JW. 1999. Thorpe SR. Role of oxidative stress in diabetic complications: A new perspective on an old paradigm in Diabetes;48:1-9

Mahendra B, Rachmawati N.H. Evi. 2007. Atasi Stroke dengan tanaman obat. Jakarta: Penebar swadaya

Carr AC, Frei B. 1999. Toward a new recommended dietary allowance for vitamin C

based on antioxidant and health effects in humans. Am J Clin Nutr;

69:1086-107

Chang, But. 1987. Pharmacology and Aplications of Chinese Materia Medica. 1st.ed. Hongkong : World Scientific. h. 918-24.

Choi SJ., Kang S.W, Li J, Kim J.L, Bae J.Y, Kim D.S, Shin S.Y, Jun J.G, Wang M.H, Kang Y.H.2009. Blockade of Oxidized LDL-Triggered Endothelial Apoptosis by

Quercetin and Rutin through Differential Signalling Pathways Involving

JAK. 1 Agustus 2009.

Claus, E.P. 1961. Pharmacognosy. 4th ed. Philadelphia : Lea and Febiger. hlm 66. Dirjen Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke empat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. hlm 7.

Corwin E.J. 2009. Pankreas dan Diabetes Melitus. Dalam Elizabeth J. Corwin, editor: Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC. hAL.621, 625-627

DEPKES RI. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. h.99-101.

_________. 2000. Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) jilid I. Jakarta : Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hal. 159


(29)

60

Diana Sofia. 2005. Antioksidan dan radikal bebas. Majalah ACID FMIPA Universitas Lampung, ed. III/V/Mei 2005, ISSN: 1410-1858.

Droge W. 2002. Free radicals in the physiological control of cell function. Physiol Rev 2002; 82:47-95. Ueno Y, Kizaki M, Nakagiri R, Kamiya T, Sumi H, Osawa T. Dietary gluthatione protects rats from diabetic nephropathy and neuropathy. J Nutr 2002;132:897-900

Elfahmi, et.al. 2006. The Indonesian Tradisional Herbal Medicine www.pom.go.id/oaie/index.asp?aksi=literatur&hlm=1 15 Agustus 200

Filipponi P, Gregorio F, Cristallini S, Ferrandina C, Nicoletti I, Santeusanio F. 2008. Selective impairment of pancreatic A cell suppreession by glucose during acute alloxan – induced insulinopenia: in vitro study on isolated perfused rat pankreas. [Internet]. [cited 2009 February 18]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3522213

Ganong W.F. 2002. Fungsi Endokrin Pankreas dan Pengaturan Metabolisme Karbohidrat. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor : H.M. Djauhari Edisi 20. Jakarta : EGC. Hal.320-323

Garber AJ. 2005. Pharmacologic modifications of hormones to improve their therapeutic potential for diabetes management. Diabetes Obes Metab;7:666-674.

Gustaviani, Reno.2006. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus.In Aro.W.Sudoyo, dkk : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam JilidIII.Edisi IV .Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI . h.1857-1859.

Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed. 9. Jakarta: EGC. Hal.987-1009

____________. 2002, Text Book of Medical Physiology, Alih Bahasa Adji D dan P Lukminto, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 378 – 383

Halliwel B., Gutteridge M.C. 1991. Free radicals and toxicology. In Free radical in biology and medicine. 2nd edition. New york : Oxford. P. 310-4.

Hernani dan Mono Raharjo. 2005, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, Penerbit Swadaya, Jakarta.

Harmanto, 2010 available http : //www.plantamor.com/index.php?plant=977. Diunduh 2010 Oktober 12


(30)

61

Irna Safira Inayah. 2006. Antioksidan, Revolusi dan Terobosan Dalam Ilmu Kedokteran Preventif. http://www.pikiran-rakyat.com/ cakrawala/ lainnya 01.htm. 14 Juli 2009.

Karam, J.H., Nolte, M.S. 2002. Pankreas dan obat anti diabetes. Dalam: B.G. Katzung., editor: Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika. hal. 671-90.

Kemas Ali Hanafiah, 1991. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasinya, Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada, hlm 49-70.

Mills S, Bone K. 2000 Principles and Practice of Phytotherapy.China. Churchill living stone

Mirza, M. 2008. Mengenal Diabetes Melitus. Kata Hati. Yogyakarta.

PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia 2006. Jakarta: PB PERKENI.

Powers, C.A. 2005. Diabetes mellitus. In: E. Braunwald, A.s. Fauci, D.L. Kasper, S.L. Hauser, D.L. Longo, J.L. Jameson, editors: Harrison’s principles of internal medicine. International edition 16th edition vol.2. New York: Mc Graw Hill. p. 2152-80.

Rahbani-Nobar ME., Rahimi-Pour A., Rahbani-Nobar M., Adi-Beig F., Mirhashemi SM. 1999. Total antioxidant capacity, superoxide dismutase and glutathione peroxidase in diabetic patients. Medical Journal of Islamic Academy of Sciences; 12(4):109-14.

Robinson T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke – 6. Koasih Padmawinata : The Organic Constituents of Higher Plants; 6th Ed (1991). Bandung: Penerbit ITB.

Sarwono Waspadji. 2005. Diabetes melitus: mekanisme dasar dan pengelolaannya yangrasional. Dalam: Sidartawan Soegondo, dkk., editor Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu . Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. hal. 34-42.

Schteingart, D. 2006. Pankreas Metabolisme Glukosa Dan Diabetes Mellitus. Dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Sylvia AP, Lorraine MW, eds., Buku II, Edisi 4, Jakarta : EGC; 1997;163 : 117-1119

Setiawan Dalimartha. 2007. Ramuan tradisional untuk pengobatan diabetes mellitus. Jakarta: Penebar Swadaya. hal. 59.

Simanjuntak D., Sudaryati E. 1998. Aspek pencegahan radikal bebas melalui antioksidan. Maj Kedokt Indon;48(1):50-4.


(31)

62

Sunthornsaj, N., Fun, L. W., Evangelista, L. F., Labandilo, L. D., Romano, M. B. 2006. MIMS, 101st Edition, 81, CMPMedica Asia Pte. Ltd., Singapore

Suyono.S. 2007. Diabetes Mellitus di Indonesia. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1874-8.

_______. 2007.Epidemiology of Type 2 Diabetes.Humana Press.Jakarta

Snell, R.S. 1997. Rongga abdomen. Dalam: Anatomi klinik. Edisi 3 Bagian 1. Jakarta: EGC. hal. 266-8.

Subroto,M.Ahkam.2006. Ramuan Herbal Untuk Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar Swadaya

Syamsuhidayat, S.S.,J.R.Hutapea.1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI. Jakarta

Tjay.T.H, Rahardja,K,K.,2002. Obat Obat Penting, Khasiat, Penggunaan Dan Efek Efek Sampingnya. Edisi 5,Cetakan ke 1.Jakarta: PT Elexmania Komputindo Gramedia

Tjokroprawiro Askandar dkk.2007. Diabetes Mellitus, Buku Ajar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya, Cetakan I, Airlangga,University Press, Surabaya, p. 32-38, 46-70.

Toni Handoko dan B. Suharto. 1995. Insulin, Glukagon, dan Antidiabetik Oral. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI

Watkins D., Cooperstein SJ., Lazarow A. 2008. Effect of alloxan on permeability of pancreatic islet tissue in vitro. [Internet]. [cited 2009 February 18]. Available from: http://ajplegacy.physiology.org/cgi/content/abstract/207/2/436

WHO. 1999. Defenition, Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus and its Complication. World Health Organization Departement of Noncominicable Disease Survelance. Geneva

Wijayakusumah.1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid 2. Jakarta: Pustaka Kartini


(1)

57 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Umum

- Kombinasi I yaitu kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrofolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), dan kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi II yaitu kombinasi infusa keji beling (Strobilanthes crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), sambiloto (Andographis paniculata Ness), dan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi III yaitu kombinasi infusa sambiloto (Andrographis paniculata Nees), mengkudu (Morinda citrofolia L), biji alpukat (Persea americana P. Mill), kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth), keji beling (Strobilanthes crispus BI), lidah buaya (Aloe vera Linn), dan mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) berefek menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi III berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan yang setara dibandingkan kombinasi I dan II.

5.1.2 Kesimpulan Tambahan

- Kombinasi I, II, dan III berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan yang setara dibandingkan dengan glibenklamid.


(2)

58

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dapat dilanjutkan dengan penelitian lain seperti :

Penelitian mengenai mekanisme masing-masing obat herbal sehingga pemberian obat secara kombinasi dapat lebih dipertanggungjawabkan Penelitian dengan menggunakan masing masing zat aktif

Penelitian menggunakan sediaan lain agar penggunaannya lebih optimal Penelitian mengenai toksisitas dan efek samping obat herbal secara tunggal maupun kombinasi


(3)

59 DAFTAR PUSTAKA

Alloxan.Wikipedia.[Internet]. 2008 [cited 2009 February 18]. Available from: http://en.wikipedia.org/wiki/Alloxan

Anonymous.2005. Anatomi Pankreas. Di unduh 2010 Oktober 12, Available from :

http://academic.kellogg.edu/herbrandsonc/bio201_mckinley/f20-13at_pancreas_c.jpg

Baynes JW. 1999. Thorpe SR. Role of oxidative stress in diabetic complications: A new perspective on an old paradigm in Diabetes;48:1-9

Mahendra B, Rachmawati N.H. Evi. 2007. Atasi Stroke dengan tanaman obat. Jakarta: Penebar swadaya

Carr AC, Frei B. 1999. Toward a new recommended dietary allowance for vitamin C based on antioxidant and health effects in humans. Am J Clin Nutr; 69:1086-107

Chang, But. 1987. Pharmacology and Aplications of Chinese Materia Medica. 1st.ed. Hongkong : World Scientific. h. 918-24.

Choi SJ., Kang S.W, Li J, Kim J.L, Bae J.Y, Kim D.S, Shin S.Y, Jun J.G, Wang M.H, Kang Y.H.2009. Blockade of Oxidized LDL-Triggered Endothelial Apoptosis by

Quercetin and Rutin through Differential Signalling Pathways Involving

JAK. 1 Agustus 2009.

Claus, E.P. 1961. Pharmacognosy. 4th ed. Philadelphia : Lea and Febiger. hlm 66. Dirjen Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke empat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. hlm 7.

Corwin E.J. 2009. Pankreas dan Diabetes Melitus. Dalam Elizabeth J. Corwin, editor: Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC. hAL.621, 625-627

DEPKES RI. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. h.99-101.

_________. 2000. Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) jilid I. Jakarta : Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hal. 159


(4)

60

Diana Sofia. 2005. Antioksidan dan radikal bebas. Majalah ACID FMIPA Universitas Lampung, ed. III/V/Mei 2005, ISSN: 1410-1858.

Droge W. 2002. Free radicals in the physiological control of cell function. Physiol Rev 2002; 82:47-95. Ueno Y, Kizaki M, Nakagiri R, Kamiya T, Sumi H, Osawa T. Dietary gluthatione protects rats from diabetic nephropathy and neuropathy. J Nutr 2002;132:897-900

Elfahmi, et.al. 2006. The Indonesian Tradisional Herbal Medicine www.pom.go.id/oaie/index.asp?aksi=literatur&hlm=1 15 Agustus 200

Filipponi P, Gregorio F, Cristallini S, Ferrandina C, Nicoletti I, Santeusanio F. 2008. Selective impairment of pancreatic A cell suppreession by glucose during acute alloxan – induced insulinopenia: in vitro study on isolated perfused rat pankreas. [Internet]. [cited 2009 February 18]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3522213

Ganong W.F. 2002. Fungsi Endokrin Pankreas dan Pengaturan Metabolisme Karbohidrat. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor : H.M. Djauhari Edisi 20. Jakarta : EGC. Hal.320-323

Garber AJ. 2005. Pharmacologic modifications of hormones to improve their therapeutic potential for diabetes management. Diabetes Obes Metab;7:666-674.

Gustaviani, Reno.2006. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus.In Aro.W.Sudoyo, dkk : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam JilidIII.Edisi IV .Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI . h.1857-1859.

Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed. 9. Jakarta: EGC. Hal.987-1009

____________. 2002, Text Book of Medical Physiology, Alih Bahasa Adji D dan P Lukminto, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 378 – 383

Halliwel B., Gutteridge M.C. 1991. Free radicals and toxicology. In Free radical in biology and medicine. 2nd edition. New york : Oxford. P. 310-4.

Hernani dan Mono Raharjo. 2005, Tanaman Berkhasiat Antioksidan, Penerbit Swadaya, Jakarta.

Harmanto, 2010 available http : //www.plantamor.com/index.php?plant=977. Diunduh 2010 Oktober 12


(5)

61

Irna Safira Inayah. 2006. Antioksidan, Revolusi dan Terobosan Dalam Ilmu Kedokteran Preventif. http://www.pikiran-rakyat.com/ cakrawala/ lainnya 01.htm. 14 Juli 2009.

Karam, J.H., Nolte, M.S. 2002. Pankreas dan obat anti diabetes. Dalam: B.G. Katzung., editor: Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika. hal. 671-90.

Kemas Ali Hanafiah, 1991. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasinya, Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada, hlm 49-70.

Mills S, Bone K. 2000 Principles and Practice of Phytotherapy.China. Churchill living stone

Mirza, M. 2008. Mengenal Diabetes Melitus. Kata Hati. Yogyakarta.

PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia 2006. Jakarta: PB PERKENI.

Powers, C.A. 2005. Diabetes mellitus. In: E. Braunwald, A.s. Fauci, D.L. Kasper, S.L. Hauser, D.L. Longo, J.L. Jameson, editors: Harrison’s principles of internal medicine. International edition 16th edition vol.2. New York: Mc Graw Hill. p. 2152-80.

Rahbani-Nobar ME., Rahimi-Pour A., Rahbani-Nobar M., Adi-Beig F., Mirhashemi SM. 1999. Total antioxidant capacity, superoxide dismutase and glutathione peroxidase in diabetic patients. Medical Journal of Islamic Academy of Sciences; 12(4):109-14.

Robinson T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke – 6. Koasih Padmawinata : The Organic Constituents of Higher Plants; 6th Ed (1991). Bandung: Penerbit ITB.

Sarwono Waspadji. 2005. Diabetes melitus: mekanisme dasar dan pengelolaannya yangrasional. Dalam: Sidartawan Soegondo, dkk., editor Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu . Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. hal. 34-42.

Schteingart, D. 2006. Pankreas Metabolisme Glukosa Dan Diabetes Mellitus. Dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Sylvia AP, Lorraine MW, eds., Buku II, Edisi 4, Jakarta : EGC; 1997;163 : 117-1119

Setiawan Dalimartha. 2007. Ramuan tradisional untuk pengobatan diabetes mellitus. Jakarta: Penebar Swadaya. hal. 59.

Simanjuntak D., Sudaryati E. 1998. Aspek pencegahan radikal bebas melalui antioksidan. Maj Kedokt Indon;48(1):50-4.


(6)

62

Sunthornsaj, N., Fun, L. W., Evangelista, L. F., Labandilo, L. D., Romano, M. B. 2006. MIMS, 101st Edition, 81, CMPMedica Asia Pte. Ltd., Singapore

Suyono.S. 2007. Diabetes Mellitus di Indonesia. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1874-8.

_______. 2007.Epidemiology of Type 2 Diabetes.Humana Press.Jakarta

Snell, R.S. 1997. Rongga abdomen. Dalam: Anatomi klinik. Edisi 3 Bagian 1. Jakarta: EGC. hal. 266-8.

Subroto,M.Ahkam.2006. Ramuan Herbal Untuk Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar Swadaya

Syamsuhidayat, S.S.,J.R.Hutapea.1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI. Jakarta

Tjay.T.H, Rahardja,K,K.,2002. Obat Obat Penting, Khasiat, Penggunaan Dan Efek Efek Sampingnya. Edisi 5,Cetakan ke 1.Jakarta: PT Elexmania Komputindo Gramedia

Tjokroprawiro Askandar dkk.2007. Diabetes Mellitus, Buku Ajar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya, Cetakan I, Airlangga,University Press, Surabaya, p. 32-38, 46-70.

Toni Handoko dan B. Suharto. 1995. Insulin, Glukagon, dan Antidiabetik Oral. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI

Watkins D., Cooperstein SJ., Lazarow A. 2008. Effect of alloxan on permeability of pancreatic islet tissue in vitro. [Internet]. [cited 2009 February 18]. Available from: http://ajplegacy.physiology.org/cgi/content/abstract/207/2/436

WHO. 1999. Defenition, Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus and its Complication. World Health Organization Departement of Noncominicable Disease Survelance. Geneva

Wijayakusumah.1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid 2. Jakarta: Pustaka Kartini


Dokumen yang terkait

Efek Infusa Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff)Boefl), dan Kombinasinya Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Yang Diinduksi Aloksan.

1 1 29

Efek Kombinasi Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) dan Mengkudu (Morinda citrifolia L.), Kombinasi Biji Alpukat (Persea americana P.Mill) dan Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth), dan Kombinasi Keempat Tanaman Terhadap Kadar Glukosa Darah Menci

1 4 31

Efek Kombinasi Infusa Lidah Buaya (Aloe vera Linn) dan Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl), Kombinasi Infusa Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff)Boerl) dan Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Serta Kombinasi Empat Tanaman Ter

0 2 31

Efek Infusa Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl), Lidah Buaya (Aloe vera L.), dan Kombinasinya Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Aloksan.

1 1 22

Efek Infusa Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn), dan Kombinasinya Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Aloksan.

0 0 29

Efek Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill), Kumis Kucing (Orhtosiphon spicatus Backer), Serta Kombinasinya Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan.

0 0 31

Efek Infusa Buah Mahkota Dewa (Phaleria Papuana) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Swiss-Webster Yang Diinduksi Aloksan.

0 4 25

Efek Infusa Gel Lidah Buaya (Aloe Vera L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan.

0 0 28

Pengaruh Infusa Biji Alpukat (Perseae Semen) sebagai Antidiabetik Alternatif Pada Mencit yang Diinduksi Aloksan.

0 0 27

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL KOMBINASI EKSTRAK KERING DAUN KUMIS KUCING (ORTHOSIPHON STAMINEUS BENTH.) DAN EKSTRAK KERING PERIKARPIUM MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA LINN.) TERHADAP MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

1 2 16