Efek Kombinasi Infusa Lidah Buaya (Aloe vera Linn) dan Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl), Kombinasi Infusa Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff)Boerl) dan Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Serta Kombinasi Empat Tanaman Ter

(1)

iv ABSTRAK

EFEK KOMBINASI INFUSA LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn) DAN DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispus Bl), KOMBINASI INFUSA

BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) DAN DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees), SERTA KOMBINASI

EMPAT TANAMAN TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Mulfi Azmi 2010; Pembimbing I : Dr. Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit dengan peningkatan kadar glukosa darah (KGD) karena insufisiensi insulin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek kombinasi I (lidah buaya dan keji beling), II (mahkota dewa dan sambiloto), III (kombinasi keempat tanaman) terhadap KGD mencit jantan Swiss Webster yang diinduksi aloksan. Hewan coba dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok I yang diberi infusa kombinasi I, kelompok II yang diberi infusa kombinasi II, kelompok III yang diberi infusa kombinasi III, kelompok IV diberi Glibenkamid sebagai kontrol positif, dan kelompok V diberi akuades sebagai kontrol negatif. Desain penelitian laboratorium eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan bersifat komparatif. Data yang diukur adalah KGD puasa mencit sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Analisis persentase penurunan KGD menggunakan uji ANOVA dilanjutkan dengan Student-Newman-Keuls Method. Hasil menunjukkan bahwa terapi kombinasi yang diberikan pada kelompok I, II, III, IV, V mengalami persentase penurunan KGD secara berturut-turut 60.75, 25.98, 40.70, 52.92, -1.58. Penurunan KGD yang diberi kombinasi I, II, III berbeda bermakna dengan kontrol negatif p < 0.05, dan berbeda tidak bermakna dibandingkan kelompok IV (52.92%) (p > 0,05). Kesimpulannya adalah terapi kombinasi I, II, III mempunyai efek dalam menurunkan KGD dengan potensi yang setara dengan glibenkamid.

Kata kunci : lidah buaya, keji beling, mahkota dewa, sambiloto, kadar glukosa darah


(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF COMBINATION ALOE VERA INFUSION (Aloe vera Linn) WITH KEJI BELING (Strobilanthes crispus Bl), COMBINATION MAHKOTA DEWA INFUSION (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) WITH

SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees), AND COMBINATION OF FOUR PLANTS TO BLOOD GLUCOSE LEVEL ON ALLOXAN

INDUCED MICE

Mulfi Azmi 2010; Tutor I : Dr. Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes. Diabete Mellitus is a disease that signed by the high level of blood glucose because of insulin insuficiency. The prupose of this study is to determine the effect of combination I (aloe vera and keji beling),combination II (mahkota dewa and sambiloto), and combination III (combination of that 4 plants) toward male swiss webster mice’s blood glucose level that induced by aloxan.Experimental animal were devided into 5 groups ; Group I treated by combination I, group II treated by combination II, group III treated by combination III, Group IV treated by glibenclamide as a positive control, and group V treated by aquadest as a negative control. This experiment use a comparative, real experimental method with a complete randomized design. Data measured was before and after treatment. The lowering blood glucose level percentage was analyzed by ANOVA method and continued by Student-Newman-Keuls Method. The result shows that combination I, II, and III, glibencamid, aquadest, the order of lowering blood glucose percentage after the treatment are 60.75, 25,98, 40.70, 52.92, -1.58. The statistical analysis on combination I, II, and III, shows a significantly different to lowering the blood glucose levels compare with negative control p < 0.05 and not significally different compare to group IV. The conclusion of this study is the combination I, II, III, have an effect to decrease the mice blood glucose level with equal potention with glibenclamide.


(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ...i

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

SURAT PERNYATAAN ...iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ...v

PRAKATA ...vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR GRAFIK ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ...3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ...3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ...3

1.5.2 Hipotesis ...5

1.6 Metodologi ...5

1.7 Lokasi dan Waktu ...6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...7

2.1 Anatomi Pankreas ...7

2.2 Histologi Pankreas ...9


(4)

ix

2.3.1 Pengaturan Sekresi Insulin ...11

2.3.2 Efek Insulin ...11

2.4 Diabetes Melitus ...12

2.4.1 Epidemiologi ...12

2.4.2 Klasifikasi dan Etiologi DM ...13

2.4.3 Patofisiologi DM ...13

2.4.4 DM Tipe I ...14

2.4.5 DM Tipe II ...15

2.4.6 DM Tipe Lain ...15

2.4.7 Diabetes Kehamilan (Diabetes Melitus Gestasional) ...16

2.4.8 Gambaran Klinik Diabetes Melitus ...16

2.4.9 Diagnosis ...16

2.4.10 Komplikasi ...18

2.4.11 Penatalaksanaan Diabetes Melitus ...20

2.4.12 Pencegahan Diabetes Melitus ...24

2.5 Peran Radikal Bebas terhadap DM ...24

2.6 Antioksidan ...26

2.7 Aloksan ...27

2.8 Tinjauan tentang Tumbuhan Mahkota Dewa ...28

2.9 Flavonoid ...30

2.10 Tinjauan tentang Tumbuhan Sambiloto ...31

2.11 Andrografolid ...34

2.12 Tinjauan tentang Tumbuhan Lidah Buaya ...35

2.12.1 Morfologi Lidah Buaya ...35


(5)

x

BAB 3 BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN ...40

3.1 Bahan, Alat, dan Tempat Penelitian ...40

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian ...40

3.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...40

3.2 Metode Penelitian ...40

3.2.1 Desain Penelitian ...40

3.2.2 Variabel Penelitian ...41

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ...41

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ...41

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ...42

3.2.4 Prosedur Kerja ...43

3.2.4.1 Pengumpulan Bahan ...43

3.2.4.2 Penyiapan Hewan Coba ...43

3.2.4.3 Pengujian Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah ...44

3.2.5 Cara Pemeriksaan ...44

3.2.6 Metode Analisis ...45

3.2.6.1 Hipotesis Penelitian ...45

3.2.6.2 Kriteria Uji ...45

3.2.7 Aspek Etik Penelitian ...46

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ...47

4.1 Hasil Penelitian ...47

4.2 Pembahasan ...50

4.3 Uji Hipotesis ...51

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...53

5.1 Kesimpulan ...53

5.1.1 Kesimpulan Umum ...53


(6)

xi

5.2 Saran ...54 DAFTAR PUSTAKA ...55 RIWAYAT HIDUP ...67


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Pankreas ...8

Gambar 2.2 Histologi Pulau Langerhans Pankreas ...10

Gambar 2.3 Stuktur Kimia Insulin ...10

Gambar 2.4 Struktur Kimia Aloksan ...27

Gambar 2.5 Buah Mahkota Dewa ...29

Gambar 2.6 Struktur Kimia Flavonoid ...29

Gambar 2.7 Struktur Umum Flavonoid ...31

Gambar 2.8 Tanaman Sambiloto ...32

Gambar 2.9 Struktur andrografolid ...34

Gambar 2.10 Lidah Buaya ...36


(8)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi dan Etiologi DM ...13 Tabel 2.2 Kadar Glukosa Darah Sewaktu sebagai Patokan Penyaring

dan Diagnosis DM ...18 Tabel 4.1 Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Aloksan ...47 Tabel 4.2 Penurunan Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah

Perlakuan ...48 Tabel 4.3 Hasil Uji dengan Student Newman – Keuis Methode


(9)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Rerata Penurunan KGD untuk Tiap Kelompok ...50


(10)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Surat Keputusan Etik ...59 Lampiran 2 Perhitungan Dosis ...60 Lampiran 3 Uji Anova on Ranks pada Kadar Glukosa Darah Mencit

Sesudah Diinduksi Aloksan (Sebelum Perlakuan) ...63 Lampiran 4 Uji Anova Hasil Penelitian Persentase Penurunan


(11)

59 LAMPIRAN I


(12)

60

60 LAMPIRAN 2

Hasil Perhitungan Konversi Dosis

1. Larutan Glibenklamid

Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 10 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al, 2006).

Dosis larutan Glibenklamid dikonversikan dari manusia ke mencit (20 g) = 10 mg * 0,0026

= 0,026 mg

Dosis untuk mencit dengan berat badan 29 g = 29/20 * 0,026

= 0,0377 mg

Jadi dosis larutan glibenklamid yang diberikan pada mencit adalah 0,0377 mg / 0,5 ml

2. Larutan Aloksan Dosis = 120 mg/ kgBB

Volume penyuntikan intravena mencit = 0,2 ml a. Rata-rata berat badan mencit kelompok I = 25,3 gr

Dosis untuk mencit 25,3 gram = 25,3 /1000 x 120 mg = 3,036 mg

Dosis aloksan mencit intravena kelompok I = 3,036 mg/ 0,2 ml b. Rata-rata berat badan mencit kelompok II = 32,875 gr

Dosis untuk mencit 32,875 gram = 32,875 /1000 x 120 mg = 3.945 mg

Dosis aloksan mencit intravena kelompok II = 3.945 mg/ 0,2 ml c. Rata-rata berat badan mencit kelompok III = 24,3 gr

Dosis untuk mencit 24,3 gram = 24,3 /1000 x 120 mg = 2,916 mg


(13)

61

60 3. Infusa kombinasi

a. Dosis infusa kombinasi I keji beling lidah buaya (Aloe vera Linn) dan keji beling (Strobilanthes crispus Bl) :

Dosis infusa kombinasi I pada manusia adalah masing masing simplisia sebesar 6g/pemberian

Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026 Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0156 g

Dosis untuk mencit dengan berat badan 25,3 g = 25,3/20 * 0,0156

= 0,0197 g

Jadi dosis infusa kombinasi I yaitu :

lidah buaya (Aloe vera Linn)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0197 g / 0,5 ml

keji beling (Strobilanthes crispus Bl)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0197 g / 0,5 ml

b. Dosis infusa kombinasi II mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), sambiloto (Andrographis paniculata Nees) :

Dosis infusa kombinasi II pada manusia adalah masing masing simplisia sebesar 6g/pemberian

Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026 Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0156 g

Dosis untuk mencit dengan berat badan 32,875 g = 32,875/20 * 0,0156

= 0,0256 g

Jadi dosis infusa kombinasi II yaitu :

Buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0256 g / 0,5 ml


(14)

62

60

sambiloto (Andrographis paniculata Nees)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0256 g / 0,5 ml

c. Dosis infusa kombinasi III lidah buaya (Aloe vera Linn), keji beling (Strobilanthes crispus Bl), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), dan sambiloto (Andrographis paniculata Nees) :

Dosis infusa kombinasi III pada manusia adalah masing masing simplisia sebesar 3g/pemberian

Konversi dosis dari manusia ke mencit (20 g) adalah sebesar 0,0026 Jadi dosis pada mencit (20 g) adalah 0,0078 g

Dosis untuk mencit dengan berat badan 24,3 g = 24,3/20 * 0,0078

= 0,009477g

Jadi dosis infusa kombinasi III yaitu :

lidah buaya (Aloe vera Linn)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0095 g / 0,5 ml

keji beling (Strobilanthes crispus Bl)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0095 g / 0,5 ml

mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0095 g / 0,5 ml

Sambiloto (Andrographis paniculata Nees)  yang diberikan pada mencit adalah 0,0095 g / 0,5 ml


(15)

63

LAMPIRAN 3

HASIL UJI STATISTIK SETELAH INDUKSI ALOKSAN

One Way Analysis of Variance

Normality Test : Passed (P=0.217) Equal Variance Test : Passed (P=0.846)

Group N Missing Col 1 5 0 Col 2 5 0 Col 3 5 0 Col 4 5 0 Col 5 5 0

Group Mean Std Dev SEM

Col 1 350.000 84.876 37.958

Col 2 226.200 128.147 57.309

Col 3 221.800 124.849 55.834

Col 4 252.200 43.563 19.482

Col 5 346.000 121.266 54.232

Power of performed test with alpha = 0.050 : 0.213

The powe of the peromance test (0.213) is below the desired power of 0.800 You should interpret the negative findings cautiously


(16)

64

Source of variation

DF SS MS F P

Between treatments

4 81538.160 20380.540 1.826 0.163

Residual 20 223264.400 11163.220 Total 24 304802.560

The differences in the mean values among the treatment groups are not created enough to exclude the possibility that the difference is due to randoms sampling variability ; there is not statistically significant difference (P=0.163)


(17)

65

LAMPIRAN 4

HASIL UJI STATISTIK SETELAH PERLAKUAN

One way analysis of variance Data source : Data 1 in Notebook Normality test : Passed (P=0.131) Equal Variance Test : Failed (P=0.010)

Test execution endeed by user request, ANOVA on Ranks begun Kruskal-Wallis One Way Analysis of Variance on Ranks

Data Source : Data 1 in Notebook

Group N Missing Col 1 5 0 Col 2 5 0 Col 3 5 0 Col 4 5 0 Col 5 5 0

Group Median 25% 75%

Col 1 -62.880 -66.718 -53.285

Col 2 -32.410 -34.710 -15.320

Col 3 -55.380 -71.100 -3.870

Col 4 -53.060 -56.462 -49.248


(18)

66

H=15.050 with 4 degrees of freedom. (P=0.005)

The differences in the median values among the treatment groups are grater than would be expected by chance ; there is a statistically significant difference (P=0.005)

To isolate the group or groups that differ from the others use a multiple comparison procedure.

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Student-Newman-Keuls Method) :

Comparison Diff of Ranks p q P< 0.05

Col 5 vs Col 1 81.000 5 4.922 Yes

Col 5 vs Col 4 65.000 4 4.914 Yes

Col 5 vs Col 3 61.000 3 6.100 Yes

Col 5 vs Col 2 33.000 2 4.874 Yes

Col 2 vs Col 1 48.000 4 3.628 No

Col 2 vs Col 4 32.000 3 3.200 No Test

Needed

Col 2 vs Col 3 28.000 2 4.136 No Test

Needed

Col 3 vs Col 1 20.000 3 2.000 No Test

Needed

Col 3 vs Col 4 4.000 2 0.591 No Test

Needed

Col 4 vs Col 1 16.000 2 2.363 No Test


(19)

67

RIWAYAT HIDUP

Nama : Mulfi Azmi Nomor Pokok Mahasiswa : 0710166

Tempat dan Tanggal Lahir : Medan 26 Maret 1988

Alamat : Jl.Setra Indah IV no.10, Bandung Riwayat Pendidikan :

SD Banjarsari IV Bandung, 2000 SMP Negeri 2 Bandung, 2003 SMA Negeri 5 Bandung, 2006

2007 – sekarang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai kadar glukosa darah yang tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. WHO merumuskan DM secara umum sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor yang mengakibatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (Gustaviani Reno, 2006).

Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan glukosa ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.

Penyakit DM tercantum dalam urutan nomor empat dari prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, dan geriatri (Tjokroprawiro, 2007). Selain itu DM juga menjadi salah satu penyakit kronik yang paling sering ditemukan pada abad ke-21 ini (Tandra, 2007).

World Health Organization (WHO) menyebutkan, jumlah penderita DM di dunia saat ini mencapai lebih dari 230 juta jiwa. Jumlah itu diperkirakan akan terus meningkat menjadi 350 juta jiwa pada 2025 dikarenakan setiap tahunnya ada sekitar enam penderita DM baru di dunia (Sidartawan Soegondo, 2006).

Faktor pencetus penyakit diabetes melitus, antara lain pola makan yang saat ini menjadi trend seperti mengonsumsi makanan siap saji, minuman ringan dengan kadar glukosa tinggi dan kurang olahraga. Kesibukan kerja, kebiasaan di depan TV dan komputer dalam waktu yang lama sambil mengonsumsi makanan ringan menyebabkan orang dewasa malas untuk bergerak sehingga orang dewasa cenderung mengalami kegemukan, dan hal ini dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus baik pada anak–anak maupun orang dewasa.


(21)

2

Pengobatan diabetes membutuhkan biaya tinggi, karena pengobatannya memerlukan waktu yang lama. Selain itu, biaya yang tidak sedikit juga diperlukan untuk mengatasi berbagai komplikasi yang mungkin timbul akibat penyakit diabetes.

Pengobatan diabetes dirasakan masih belum optimal, terutama untuk mencegah terjadinya komplikasi. Oleh karena itu, berbagai penelitian dikembangkan untuk memberikan terapi diabetes yang lebih baik. Salah satunya adalah obat herbal tradisional. Hasil penelitian yang diharapkan adalah terapi yang lebih baik dan lebih murah. Obat herbal yang digunakan oleh masyarakat secara empirik antara lain lidah buaya, keji beling, mahkota dewa, dan sambiloto yang memiliki berbagai efek untuk mengatasi berbagai penyakit.

Penelitian dilakukan untuk menilai efek dari kombinasi lidah buaya, keji beling, mahkota dewa, dan sambiloto terhadap kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah penelitian ini berdasarkan latar belakang tersebut adalah: - Apakah kombinasi lidah buaya dan kejibeling memiliki efek terhadap kadar

glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

- Apakah kombinasi mahkota dewa dan sambiloto memiliki efek terhadap kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

- Apakah kombinasi lidah buaya, kejibeling, mahkota dewa dan sambiloto memiliki efek terhadap kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian mengembangkan pengobatan DM dengan menggunakan obat herbal tradisional yaitu mahkota dewa, sambiloto, lidah buaya, dan keji beling.


(22)

3

Tujuan penelitian ini adalah

- Mengetahui efek kombinasi lidah buaya dan kejibeling terhadap kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

- Mengetahui efek kombinasi mahkota dewa dan sambiloto terhadap kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

- Mengetahui efek kombinasi lidah buaya, kejibeling, mahkota dewa dan sambiloto terhadap kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis penelitian ini adalah mengembangkan wawasan mahasiswa kedokteran dalam mengetahui dan memahami efek kombinasi lidah buaya, kejibeling, mahkota dewa dan sambiloto yang dikombinasikan terhadap kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

Manfaat praktis penelitian ini adalah mengembangkan penggunaan kombinasi lidah buaya, keji beling, mahkota dewa, dan sambiloto oleh masyarakat sebagai salah satu obat alternatif diabetes melitus.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1Kerangka Pemikiran

Diabetes adalah penyakit metabolik yang umumnya merupakan penyakit herediter sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik akibat disfungsi sel beta pankreas maupun disfungsi ambilan glukosa di jaringan perifer, atau keduanya pada DM-tipe 2 dan kurangnya insulin absolut pada DM-tipe 1 (Askandar Tjokroprawiro, 2001).

Aloksan sering digunakan untuk membuat hewan coba menjadi diabetes. Hasil reduksi dari aloksan bersifat tidak stabil dan mudah mengalami oksidasi. Aloksan yang disuntikkan pada mencit akan terakumulasi di pulau-pulau Langerhans


(23)

4

pankreas dan menyebabkan kerusakan membran dan kematian sel (Halliwell, Gutteridge, 1999). Sel beta pankreas yang telah rusak tidak dapat lagi menghasilkan insulin sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemik. Jika hiperglikemianya melewati ambang batas ginjal maka timbul glikosuria yang juga mengakibatkan terjadinya poliuria dan polidipsia serta kelainan klinis lainnya (Schteingart, 2006).

Tumbuhan obat Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia yang berasal dari Papua / Irian Jaya. Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti (1) Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh, (2) Saponin, yang bermanfaat sebagai: sumber anti bakteri dan anti virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah, (3) Flavonoid merupakan komponen pigmen sebagian besar tumbuhan. Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan. Efek antioksidan dari flavonoid dapat mereduksi radikal hidroksil, anion superoksida, radikal nitrit oksid dan singlet oksigen (Robinson, 1995). Flavonoid juga mempunyai efek melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah, mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner, mengandung antiinflamasi (antiradang), berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan, dan (4) Polifenol yang berfungsi sebagai antihistamin (antialergi).

Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) yang memiliki kandungan andrografolid, andrografolid lactanes, glucosides, flavonoid, diterpene.

Keji beling (Strobilanthes crispus Bl) termasuk ke dalam familia Acantaceae, memiliki banyak mineral seperti kalium, kalsium, dan natrium serta unsur mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaannya sebagai obat disentri, diare (mencret), kencing manis (DM), dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol.


(24)

5

Lidah buaya (Aloe vera Linn) mengandung flavonoid yang berguna sebagai antioksidan yang dapat mengurangi dampak negatif radikal bebas. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam memanfaatkan efek penurunan glukosa darah dan dilakukan dengan cara mengombinasikan tanaman tersebut, dan dapat diketahui kombinasi yang paling optimal dalam menurunkan kadar glukosa darah.

1.5.2 Hipotesis

- Kombinasi infusa lidah buaya dan kejibeling memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi infusa mahkota dewa dan sambiloto memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi infusa lidah buaya, kejibeling, mahkota dewa dan sambiloto, memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

1.6Metodologi

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif. Metode yang digunakan untuk pengukuran kadar glukosa darah adalah uji diabetes aloksan. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah dalam mg/dl sesudah diinduksi aloksan dan setelah perlakuan pemberian kombinasi infusa lidah buaya (Aloe vera Linn), keji beling (Strobilanthes crispus Bl), kombinasi infusa mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), sambiloto (Andrographis paniculata Nees), dan kombinasi infusa lidah buaya (Aloe vera Linn), keji beling (Strobilanthes crispus Bl), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl), dan sambiloto (Andographis paniculata Nees).


(25)

6

Percobaan ini menggunakan hewan coba mencit dewasa Swiss Webster yang dibagi dalam 5 kelompok (n=5). Analisis data statistik menggunakan metode Analisis Varian (ANAVA) satu arah, yang apabila ada perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji lanjut yang sesuai dengan α= 0.05 menggunakan bantuan perangkat lunak.

1.7Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian : Laboratorium Farmakologi

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Waktu penelitian : Desember 2009 – Desember 2010


(26)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Umum

- Kombinasi infusa lidah buaya dan keji beling memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi infusa mahkota dewa dan sambiloto memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi infusa mahkota dewa, sambiloto, lidah buaya dan kejibeling memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan

5.1.2 Kesimpulan Tambahan

- Kombinasi infusa mahkota dewa, sambiloto, lidah buaya dan kejibeling berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan yang setara dibandingkan kombinasi infusa lidah buaya dan kejibeling dan infusa mahkota dewa dan sambiloto.

- Kombinasi I, II, dan III berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan yang setara dibandingkan dengan glibenklamid.


(27)

54

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dapat dilanjutkan dengan penelitian lain seperti :

Penelitian mengenai mekanisme masing-masing obat herbal sehingga pemberian obat secara kombinasi dapat lebih dipertanggungjawabkan Penelitian menggunakan sediaan lain agar penggunaannya lebih optimal Penelitian mengenai toksisitas dan efek samping obat herbal secara tunggal maupun kombinasi


(28)

55

DAFTAR PUSTAKA

A. Boedisantoso, R., Imam Subekti. 2005. Komplikasi akut diabetes melitus. Dalam: Sidartawan Soegondo, dkk., editor: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu . Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. hal. 161-4.

Anonymous. Herba Sambiloto, Keji Beling, Lidah Buaya, Mahkota Dewa. Di unduh 2010 Oktober 10, Available from : http://www.plantamor.com/index.php?plant=1198 Anonymous.2005. Histologi Pulau Langerhans Pankreas. Di unduh 2010 Oktober 10,

Available from : http://www.anatomy forme.blogspot.com

Anonymous.2004. Struktur Kimia Aloksan. Di unduh 2010 Oktober 10, Available from : http://www.chemicalbook.com

Askandar Tjokroprawiro, 2001. Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes. Jakarta : EGC. Hal 4-6, 20.

Azran Jaffar. 2004. Serangan Radikal Bebas. Available at: http://www.bharian. com.my/BHarian/Sunday/Kesihatan/20060513121902/Article. 4 Agustus 2009. B. Mahendra., Fauzi Rahmat Kusuma. 2007. Mahkota dewa pembudidayaan dan

pemanfaatan untuk penghancur batu ginjal. Depok : Penebar Swadaya. Hal 6-10, 15.

Corwin E.J.2009. Pankreas dan Diabetes Melitus. Dalam Elizabeth J. Corwin, editor : Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Depkes RI. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

Diana Sofia. 2005. Antioksidan dan radikal bebas. http://www.chem-istry. org/artikel_kimia/berita/antioksidan_dan_radikal_bebas/. 4 Agustus 2009.

Elfahmi, et.al. 2006. The Indonesian Tradisional Herbal Medicine

Ganong W.F. 2002. Fungsi Endokrin Pankreas dan Pengaturan Metabolisme Karbohidrat. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor : H.M. Djauhari Edisi 20. Jakarta : EGC. Hal.320-332

Garber AJ. 2005. Pharmacologic modifications of hormones to improve their therapeutic potential for diabetes management. Diabetes Obes Metab;7:666-674.

Granner, D.K. 2003. Hormon pankreas dan traktus gastrointestinal. Dalam: Andry Hartono, editor: Biokimia harper. Edisi 25. Jakarta: EGC. hal. 581.


(29)

56

Gustaviani, Reno.2006. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus.In Aro.W.Sudoyo, dkk : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam JilidIII.Edisi IV .Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI . h.1857-1859.

Guyton & Hall. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed. 9. Jakarta: EGC. Hal.987-1009.

Halliwell, B., Gutteridge, J. M.C. 1999. Free radicals, other reactive species and disease. In: Free Radical in Biology and Medicine. 3th ed. New York: Oxford. p. 639. Irna Safira Inayah. 2006. Antioksidan, Revolusi dan Terobosan Dalam Ilmu Kedokteran

Preventif. http://www.pikiran-rakyat.com/ cakrawala/ lainnya 01.htm. 14 Juli 2009.

Karam, J.H., Nolte, M.S. 2002. Pankreas dan obat anti diabetes. Dalam: B.G. Katzung., editor: Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika. hal. 671-90.

Khemas Ali Hanafiah, 1991. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasinya, Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada, hlm 49-70.

Kochar, S.P. dan B. Rossell. 1990. Detection estimation and evaluation of antioxidants in food system. Di dalam : B.J.F. Hudson, editor. Food Antioxidants. Elvisier Applied Science. London.

Mills. S., Bone. K. 2002. Principles of herbal pharmacology. In : Principles and practice of phytotherapy modern herbal medicine. New york : Churchill Livingstone. p. 31-3.

Molina, P.E. 2004. Endocrine Pancreas. In: LANGE Endocrine physiology. New York: Mc Graw Hill. p. 157-79.

PERKENI. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI. Hal 1-37.

Powers, C.A. 2005. Diabetes mellitus. In: E. Braunwald, A.s. Fauci, D.L. Kasper, S.L. Hauser, D.L. Longo, J.L. Jameson, editors: Harrison’s principles of internal medicine. International edition 16th edition vol.2. New York: Mc Graw Hill. p. 2152-80.

Pradana Soewondo. 2002. Pemantauan pengendalian diabetes mellitus. Dalam : Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti, eds. Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Cetakan 2. Jakarta : Balai penerbit FK UI. Hal 153-154. Robinson T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke – 6. Koasih Padmawinata : The Organic Constituents of Higher Plants; 6th Ed (1991). Bandung: Penerbit ITB.


(30)

57

Sarwono Waspadji. 2002. Diabetes mellitus, penyulit kronik dan pencegahannya. Dalam : Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti, eds. Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Cetakan 2. Jakarta : Balai penerbit FK UI. Hal 171. Schteingarit D.E. 1995. Kelainan Endokrin Metabolik Pankreas, Metabolisme Pankreas

dan Diabetes Mellitus. Dalam Price, S.A., Wilson L.M. Patofisiologi. Edisi 4. Jakarta : EGC.p. 1109-1119

Schteingart, D. 2006. Pankreas Metabolisme Glukosa Dan Diabetes Mellitus. Dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Sylvia AP, Lorraine MW, eds., Buku II, Edisi 4, Jakarta : EGC; 1997;163 : 117-1119

Setiawan Dalimartha. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara. Hal 6.

Sidartawan Soegondo. 2006. Farmakoterapi pada Pengendalian Glikemia Diabetes Mellitus Tipe 2. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1882-5.

Slamet Suyono. 2005. Patofisiologi diabetes melitus. Dalam: Sidartawan Soegondo, dkk., editor: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. hal. 7-10.

Snell, R.S. 2006. Rongga abdomen. Dalam: Anatomi klinik. Edisi 3 Bagian 1. Jakarta: EGC. hal. 266-8.

Sunthornsaj, N., Fun, L. W., Evangelista, L. F., Labandilo, L. D., Romano, M. B. 2006. MIMS, 101st Edition, 81, CMPMedica Asia Pte. Ltd., Singapore

Sudarsono, Pudjoarinto, A., Gunawan, D., Wahyuono S., Donatus, I.A., Drajad, M., Wibowo, S., dan Ngatidjan, 1996, Tumbuhan Obat, 20-25, Pusat Penelitian Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Suyono.S,et all.2007.Epidemiology of Type 2 Diabetes.Humana Press.Jakarta www.embryology.med.unsw.edu.au

Syamsuhidayat, S.S.,J.R.Hutapea.1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI.

Tandra, (2007). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Tang, W. and G. Eisenbrand, 1992. Chinese Drugs of Plant Oigr in Chemistry, Dhermacology, and Use in Traditional and Modern Medicine. Berlin Heidelberg. Pp 647-658.


(31)

58

Tjokroprawiro Askandar dkk.2007. Diabetes Mellitus, Buku Ajar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya, Cetakan I, Airlangga,University Press, Surabaya, p. 32-38, 46-70.

Tony Handoko, B. Suharto. 2005. Insulin, glukagon dan anti diabetik oral. Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudy, Frans D. Suyatna, Purwantyastuti, Nafrialdi, eds. Farmakologi dan Terapi, edisi 4. Jakarta : Gaya Baru. Hal 467-8, 471-9.

WHO. 1999. Defenition, Diagnosis and classification of Diabetes Melitus and its Complication. World Health Organizatiion Departement of Noncomunicable Disease Survelance. Geneva

Wijayakusumah.1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid 2. Jakarta: Pustaka Kartini Departemen kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta : Depkes RI.

Winarto W. P., 2004, Memanfaatkan Bumbu Dapur untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Young, B., Health, J.W. 2002. Wheather’s functional histology. 4th edition. Churchill Livingstone. Edinburgh. p. 324-6.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan Umum

- Kombinasi infusa lidah buaya dan keji beling memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi infusa mahkota dewa dan sambiloto memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan.

- Kombinasi infusa mahkota dewa, sambiloto, lidah buaya dan kejibeling memiliki efek terhadap penurunan kadar glukosa darah pada hewan coba mencit yang diinduksi aloksan

5.1.2 Kesimpulan Tambahan

- Kombinasi infusa mahkota dewa, sambiloto, lidah buaya dan kejibeling berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan yang setara dibandingkan kombinasi infusa lidah buaya dan kejibeling dan infusa mahkota dewa dan sambiloto.

- Kombinasi I, II, dan III berefek terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan yang setara dibandingkan dengan glibenklamid.


(2)

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dapat dilanjutkan dengan penelitian lain seperti :

Penelitian mengenai mekanisme masing-masing obat herbal sehingga pemberian obat secara kombinasi dapat lebih dipertanggungjawabkan Penelitian menggunakan sediaan lain agar penggunaannya lebih optimal Penelitian mengenai toksisitas dan efek samping obat herbal secara tunggal maupun kombinasi


(3)

DAFTAR PUSTAKA

A. Boedisantoso, R., Imam Subekti. 2005. Komplikasi akut diabetes melitus. Dalam: Sidartawan Soegondo, dkk., editor: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu . Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. hal. 161-4.

Anonymous. Herba Sambiloto, Keji Beling, Lidah Buaya, Mahkota Dewa. Di unduh 2010 Oktober 10, Available from : http://www.plantamor.com/index.php?plant=1198

Anonymous.2005. Histologi Pulau Langerhans Pankreas. Di unduh 2010 Oktober 10, Available from : http://www.anatomy forme.blogspot.com

Anonymous.2004. Struktur Kimia Aloksan. Di unduh 2010 Oktober 10, Available from : http://www.chemicalbook.com

Askandar Tjokroprawiro, 2001. Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes. Jakarta : EGC. Hal 4-6, 20.

Azran Jaffar. 2004. Serangan Radikal Bebas. Available at: http://www.bharian. com.my/BHarian/Sunday/Kesihatan/20060513121902/Article. 4 Agustus 2009.

B. Mahendra., Fauzi Rahmat Kusuma. 2007. Mahkota dewa pembudidayaan dan pemanfaatan untuk penghancur batu ginjal. Depok : Penebar Swadaya. Hal 6-10, 15.

Corwin E.J.2009. Pankreas dan Diabetes Melitus. Dalam Elizabeth J. Corwin, editor : Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Depkes RI. 2000. Acuan Sediaan Herbal. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

Diana Sofia. 2005. Antioksidan dan radikal bebas. http://www.chem-istry. org/artikel_kimia/berita/antioksidan_dan_radikal_bebas/. 4 Agustus 2009.

Elfahmi, et.al. 2006. The Indonesian Tradisional Herbal Medicine

Ganong W.F. 2002. Fungsi Endokrin Pankreas dan Pengaturan Metabolisme Karbohidrat. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor : H.M. Djauhari Edisi 20. Jakarta : EGC. Hal.320-332

Garber AJ. 2005. Pharmacologic modifications of hormones to improve their therapeutic potential for diabetes management. Diabetes Obes Metab;7:666-674.

Granner, D.K. 2003. Hormon pankreas dan traktus gastrointestinal. Dalam: Andry Hartono, editor: Biokimia harper. Edisi 25. Jakarta: EGC. hal. 581.


(4)

Gustaviani, Reno.2006. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus.In Aro.W.Sudoyo, dkk : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam JilidIII.Edisi IV .Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI . h.1857-1859.

Guyton & Hall. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed. 9. Jakarta: EGC. Hal.987-1009.

Halliwell, B., Gutteridge, J. M.C. 1999. Free radicals, other reactive species and disease. In: Free Radical in Biology and Medicine. 3th ed. New York: Oxford. p. 639.

Irna Safira Inayah. 2006. Antioksidan, Revolusi dan Terobosan Dalam Ilmu Kedokteran Preventif. http://www.pikiran-rakyat.com/ cakrawala/ lainnya 01.htm. 14 Juli 2009.

Karam, J.H., Nolte, M.S. 2002. Pankreas dan obat anti diabetes. Dalam: B.G. Katzung., editor: Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika. hal. 671-90.

Khemas Ali Hanafiah, 1991. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasinya, Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada, hlm 49-70.

Kochar, S.P. dan B. Rossell. 1990. Detection estimation and evaluation of antioxidants in food system. Di dalam : B.J.F. Hudson, editor. Food Antioxidants. Elvisier Applied Science. London.

Mills. S., Bone. K. 2002. Principles of herbal pharmacology. In : Principles and practice of phytotherapy modern herbal medicine. New york : Churchill Livingstone. p. 31-3.

Molina, P.E. 2004. Endocrine Pancreas. In: LANGE Endocrine physiology. New York: Mc Graw Hill. p. 157-79.

PERKENI. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB PERKENI. Hal 1-37.

Powers, C.A. 2005. Diabetes mellitus. In: E. Braunwald, A.s. Fauci, D.L. Kasper, S.L. Hauser, D.L. Longo, J.L. Jameson, editors: Harrison’s principles of internal medicine. International edition 16th edition vol.2. New York: Mc Graw Hill. p. 2152-80.

Pradana Soewondo. 2002. Pemantauan pengendalian diabetes mellitus. Dalam : Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti, eds. Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Cetakan 2. Jakarta : Balai penerbit FK UI. Hal 153-154. Robinson T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke – 6. Koasih Padmawinata : The Organic Constituents of Higher Plants; 6th Ed (1991). Bandung: Penerbit ITB.


(5)

Sarwono Waspadji. 2002. Diabetes mellitus, penyulit kronik dan pencegahannya. Dalam : Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti, eds. Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Cetakan 2. Jakarta : Balai penerbit FK UI. Hal 171. Schteingarit D.E. 1995. Kelainan Endokrin Metabolik Pankreas, Metabolisme Pankreas

dan Diabetes Mellitus. Dalam Price, S.A., Wilson L.M. Patofisiologi. Edisi 4. Jakarta : EGC.p. 1109-1119

Schteingart, D. 2006. Pankreas Metabolisme Glukosa Dan Diabetes Mellitus. Dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Sylvia AP, Lorraine MW, eds., Buku II, Edisi 4, Jakarta : EGC; 1997;163 : 117-1119

Setiawan Dalimartha. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara. Hal 6.

Sidartawan Soegondo. 2006. Farmakoterapi pada Pengendalian Glikemia Diabetes Mellitus Tipe 2. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1882-5.

Slamet Suyono. 2005. Patofisiologi diabetes melitus. Dalam: Sidartawan Soegondo, dkk., editor: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. hal. 7-10.

Snell, R.S. 2006. Rongga abdomen. Dalam: Anatomi klinik. Edisi 3 Bagian 1. Jakarta: EGC. hal. 266-8.

Sunthornsaj, N., Fun, L. W., Evangelista, L. F., Labandilo, L. D., Romano, M. B. 2006. MIMS, 101st Edition, 81, CMPMedica Asia Pte. Ltd., Singapore

Sudarsono, Pudjoarinto, A., Gunawan, D., Wahyuono S., Donatus, I.A., Drajad, M., Wibowo, S., dan Ngatidjan, 1996, Tumbuhan Obat, 20-25, Pusat Penelitian Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Suyono.S,et all.2007.Epidemiology of Type 2 Diabetes.Humana Press.Jakarta www.embryology.med.unsw.edu.au

Syamsuhidayat, S.S.,J.R.Hutapea.1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI.

Tandra, (2007). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Tang, W. and G. Eisenbrand, 1992. Chinese Drugs of Plant Oigr in Chemistry, Dhermacology, and Use in Traditional and Modern Medicine. Berlin Heidelberg. Pp 647-658.


(6)

Tjokroprawiro Askandar dkk.2007. Diabetes Mellitus, Buku Ajar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya, Cetakan I, Airlangga,University Press, Surabaya, p. 32-38, 46-70.

Tony Handoko, B. Suharto. 2005. Insulin, glukagon dan anti diabetik oral. Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudy, Frans D. Suyatna, Purwantyastuti, Nafrialdi, eds. Farmakologi dan Terapi, edisi 4. Jakarta : Gaya Baru. Hal 467-8, 471-9.

WHO. 1999. Defenition, Diagnosis and classification of Diabetes Melitus and its Complication. World Health Organizatiion Departement of Noncomunicable Disease Survelance. Geneva

Wijayakusumah.1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid 2. Jakarta: Pustaka Kartini Departemen kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta : Depkes RI.

Winarto W. P., 2004, Memanfaatkan Bumbu Dapur untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Young, B., Health, J.W. 2002. Wheather’s functional histology. 4th edition. Churchill Livingstone. Edinburgh. p. 324-6.


Dokumen yang terkait

Efektivitas Ekstrak Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Sebagai Antibakteri untuk Mencegah Serangan Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

8 111 70

Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl.)

11 97 60

Daya Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans (in vitro)

8 92 64

Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen saluran akar secara in vitro.

3 69 76

Daya Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa.Scheff (Boerl)) Terhadap Enterococcus faecalis Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Secara In Vitro.

2 65 72

Potensi antioksidan daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.)

2 10 28

ISOLASI DAN KARAKTERISASI MINYAK ATSIRI DARI DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispus BL).

1 3 6

Efek Infusa Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff)Boefl), dan Kombinasinya Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Yang Diinduksi Aloksan.

1 1 29

Efek Infusa Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl), Lidah Buaya (Aloe vera L.), dan Kombinasinya Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Aloksan.

1 1 22

Perbandingan Kombinasi Infusa Sambiloto, Mengkudu, Biji Alpukat, Kumis Kucing, Kombinasi Keji Beling, Lidah Buaya, Sambiloto, Mahkota Dewa, Serta Kombinasinya Sebagai Anti Diabetik Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan.

1 2 31