Contoh Penelitian Tindakan Kelas "PTK" Guru SD Lengkap BAB IV

(1)

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dengan subjek penelitian siswa kelas 4 yang terdiri dari 28 siswa 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Letak SD Negeri 03 Karanganyar berada di wilayah Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. SD Negeri 03 Karanganyar tepatnya berada di dusun Dalon desa Karanganyar, SD Negeri 03 karanganyar terletak di pinggir dusun Dalon, sebelah kiri berbatasan dengan hutan, bagian belakang berbatasan dengan persawahan, sebelah kanan berbatasan dengan rumah-rumah penduduk dan bagian depan adalah jalan raya yang menghubungkan antar desa.

Siswa SD Negeri 03 Karanganyar terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan jumlah 180 siswa. Jumlah tenaga kependidikan di SD Negeri 03 Karanganyar adalah sebanyak 9 orang. Dengan perincian 1 kepala sekolah, 5 guru kelas, 1 guru olahraga, 1 guru pendidikan agama Islam, dan 1 penjaga sekolah. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.00. Kecuali pada hari Jumat dan Sabtu berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 11.00.

4.2. Kondisi Awal

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan sebelum diadakan penelitian hampir setengah dari jumlah siswa kelas 4 belumlah tuntas KKM (≥60). Hal ini dikarenakan guru masih cenderung menggunakan ceramah dalam proses pembelajaran. Jadi guru lebih aktif sedangkan siswanya pasif dalam proses pembelajan yang berlangsung. Sehingga siswa tidak secara optimal menyerap materi pelajaran yang disampaikan, siswa akan merasa jenuh dan bosan. Sehingga hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA dengan pokok bahasan memahami gaya dapat mengubah


(2)

gerak dan/atau bentuk suatu benda hasilnya rendah, yang dapat dilihat dari Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar

Pra Siklus

No Nilai Pra Siklus

Frekuensi Presentase (%)

1 <50 7 25 %

2 50-59 6 21,4%

3 60-69 7 25%

4 70-79 4 14,3%

5 80-89 4 14,3%

6 90-100 0 0%

Jumlah 28 100%

Dari tabel 4.1 destribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar pra siklus dapat disimpulkan bahwa dari 28 siswa SD Negeri 03 Karanganyar. Diketahui untuk nilai <50 sebanyak 7 siswa (25%), sedangkan nilai 50 s/d 59 sebanyak 6 siswa (21,4%), untuk nilai 60 s/d 69 sebanyak 7 siswa (25%), nilai 70 s/d 79 sebanyak 4 siswa (14,3%), nilai 80 s/d 89 sebanyak 4 siswa (14,3%) dan yang memiliki nilai 90 s/d 100 tidak ada (0%). Berdasarkan tabel 4.1 dapat di ketahui ketuntasan hasil belajar IPA pra siklus pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Destribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar

Pra Siklus N

o

Ketuntasan Frekuens i

Presentas e

1 Tuntas 15 53,5%

2 Tidak tuntas 13 46,5%

Jumlah 28 100%

Nilai maksimum 80

Nilai minimum 35


(3)

KKM ≥60

Dari hasil analisis ketuntasan belajar pada tabel 4.2 siswa yang nilainya diatas KKM atau yang tuntas hasil belajarnya pada pelajaran IPA hanya 15 siswa atau 53,5% siswa sedangkan 13 siswa atau 46,5% belum tuntas. Nilai tertinggi hanya 80, dan nilai terendah 35. Ketuntasan belajar IPA dapat dilihat pada gambar diagaram lingkaran 4.1.

53.50% 46.50%

Ketuntasan Belajar IPA Pra Siklus

Tuntas Tidak tuntas

Gambar 4.1

Diagram lingkaran Ketuntasan Belajar Ipa Siswa Kelas 4 Sd Negeri 03 Karanganyar

Pra Siklus

Dari data yang diperoleh pada hasil belajar pra siklus yang telah dilakukan, maka perlu ditingkatkan lagi ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar. Dengan menggunakan model pembelajaran group investigation, peningkatan hasil belajar IPA tersebut dapat terwujudkan.


(4)

4.3. Hasil Penelitian 4.3.1. Siklus I

Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I di kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar terdiri dari 2 pertemuan.

1. Pertemuan 1 a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini menyusunan RPP pertemuan 1 dengan materi mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut). Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Membuat lembar kerja kelompok. Dimdalam pertemuan 1 tes evaluasi belum diberikan. Observer dipersiapkan yaitu 1 guru kelas 1, berperan sebagai observer guru kelas 4 dan 1 teman sebagai dokumentasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2013, melalui kegiatan-kegiatan:

1. Kegiatan awal

Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru melakukan apersepsi dengan bertannya “perhatikan lingkungan sekolahmu atau rumahmu, apakah ada perbedaan dari yang kemarin dan sekarang?” guru menampung semua jawaban siswa untuk disimpulkan dan menyampaikan judul pembelajaran.

2. Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti, waktu eksplorasi guru bertannya sebutkan perubahan lingkungan fisik yang terjadi di daerahmu? guru menampung semua jawaban siswa dan memberikan aplaus untuk semua jawaban siswa. Guru membagi siswa kedalam kelompok secara heterogen, menjadi 4 kelompok dalam kelas. Siswa bergabung


(5)

dengan tim/anggota masing-masing yang telah ditentukan. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru cara kerja dalam kelompok. Dalam elaborasi guru, masing-masing kelompok memilih subtopik melalui pertanyaan yang diajukan siswa. Kemungkinan pertanyan yang akan dipakai peserta didik: 1. Sebutkan dan jelaskan keuntungan dari datangnya hujan? 2. Sebutkan dan jelaskan kerugian dari datangnya hujan? 3. Sebutkan dan jelaskan keuntungan dari sinar matahari? 4. Sebutkan dan jelaskan kerugian dari sinar matahari? siswa mendengarkan penjelasan dari tugas yang akan dikerjakan. Siswa bisa mencari informasi dari buku IPA kelas IV Erlangga halaman (191-203) atau sumber lainnya untuk mendapatkan jawaban dari tugas yang diberikan guru. Siswa berfikir bersama, berdiskusi dan menyatukan pendapat (memutar searah jarum jam) terhadap pertanyaan guru serta meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut. Sewaktu siswa melakukan kerja kelompok, guru mengamati aktivitas dan memberikan bantuan atau bimbingan seperlunya. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Siswa bersama guru membahas jawaban yang diperoleh dan disimpulkan. Dalam konfirmasi guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3. Kegiatan akhir

Dalam kegiatan akhir guru, mengulas sekilas mengenai materi yang dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

c. Observasi


(6)

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada guru kelas 4 mata pelajaran IPA saat mengajar menggunakan model pembelajaran group investigation. Analisis hasil dari observer guru pada siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Penskoran Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Mengunakan Model Group Investigation Pertemuan 1

No Skor Penilaian Banyaknya Skor Jumla h

1 Skor 1 0 0

2 Skor 2 16 32

3 Skor 3 12 36

4 Skor 4 5 20

Jumlah skor keseluruhan 88

Berdasarkan tabel 4.3 skor 1 yang diperoleh guru tidak ada, skor 2 yang diperoleh guru sebanyak 16 bila dijumlahkan menjadi 32, skor 3 yang diperoleh guru sebanyak 12 bila dijumlahkan menjadi 36 dan skor 4 yang diperoleh guru sebanyak 5 bila dijumlahkan menjadi 20. Total skor yang diperoleh guru secara keseluruhan sebanyak 88 dalam pertemuan 1. Berdasarkan tabel kriteria penilaian jumlah skor, jumlah skor yang diperoleh bisa di kualifikasikan berdasarkan indikator pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Kriteria Penilaian Guru No Skor Kualifikasi

1 113 – 132 A

2 97– 112 B

3 81– 96 C


(7)

Berdasarkan tabel 4.3 dengan jumlah skor secara keseluruhan 88 bila dimasukkan dalam kriteria penilaian berdasarkan tabel 4.4 maka dapat di kualifikasi C. Saat pertemuan pertama sebenarnya guru sudah melaksanakan pembelajaran memgunakan model graup investigation

cukup baik, namun masih kelihatan canggung karna belum terbiasa. Guru sudah mempersiapkan kelas, alat dan media pembelajaran. Guru memeriksa kesiapan siswa saat akan mengikuti pembelajaran. Guru juga sudah menyampaikan motivasi, aprsepsi dan tujuan pembelajaran dengan cukup baik.

Dalam pembentukan kelompok guru kurang bisa menguasai kelas, karena siswa ramai dalam kelas. Guru sudah cukup baik saat membimbing kelompok memilih subtopik untuk semua kelompok yang ada. Guru kurang begitu aktif saat membimbing kelompok dalam bekerja. Guru juga mendominasi saat kelompok melakukan presentasi hasil kerja kelompok. Guru sudah cukup baik saat membimbing siswa dalam merangkum materi pembelajaran yang telah diajarkan. Guru juga melakukan refleksi pembelajaran, walaupun siswa bagian depan saja yang terlibat.

2. Analisis data dari hasil observasi siswa

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada siswa kelas 4 mata pelajaran IPA saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation. Analisis hasil dari observer siswa pada siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil Penskoran Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Mengunakan Model Group Investigation Pertemuan 1

No Skor Penilaian Banyaknya Skor Jumla h

1 Skor 1 2 2

2 Skor 2 16 32

3 Skor 3 4 12

4 Skor 4 1 4


(8)

Berdasarkan tabel 4.5 skor 1 yang diperoleh siswa sebannyak 2 bila dijumlahkan sebanyak 2, skor 2 yang diperoleh siswa sebanyak 16 bila dijumlahkan menjadi 32, skor 3 yang diperoleh siswa sebanyak 4 bila dijumlahkan menjadi 12 dan skor 4 yang diperoleh siswa sebanyak 1 bila dijumlahkan menjadi 4. Total sekor yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebanyak 50 dalam pertemuan 1. Berdasar tabel kriteria penilaian jumlah skor, jumlah skor yang diperoleh bisa di kualifikasikan berdasarkan indikator pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Kriteria penilaian siswa

No Skor Kualifikasi 1 83 – 92 A 2 70 – 82 B 3 47 – 69 C 4 24– 46 D 5 23 – 35 E

Berdasarkan tabel 4.5 dengan jumlah sekor secara keseluruhan 50 bila dimasukkan dalam kriteria penilaian berdasarkan tabel 4.6 maka dapat di kualifikasi C. Siswa masih belum paham akan alur pembelajaran graup investigation terlihat masih bingung dalam proses pembelajaran. Siswa mempersiapkan alat-alat pembelajaran dan berdoa sebelum proses pembelajaran dimulai. Siswa kurang merespon saat guru menyampaikan, motivasi, apersepsi dan tujuan pembelajaran.

Dalam pembentukan kelompok, siswa ramai karena siswa bingung mencari teman kelompoknya. Siswa juga ramai saat memilih topik yang telah disiapkan untuk kelompok. Siswa masih kurang berpartisipasi dalam kerja kelompok, karena mereka masih kelihatan takut dalam mengeluarkan pendapat dalam kerja kelompok. Siswa juga takut, tidak memberikan tanggapan atau masukan bagi kelompok yang presentasi, presentasi kelompok juga didominasi guru, karena siswa masih kelihatan takut. Siswa masih bingung saat merangkum materi pembelajaran yang telah dilakukan.


(9)

Siswa kurang merespon refleksi dari guru, ini terbukti hannya siswa yang duduk di depan saja yang menjawab.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, guru masih kelihatan canggung saat meengajar menggunakan model graup investigation, guru kurang bisa menguasai kelas saat pembentukan kelompok, karena siswa ramai dan guru kurang aktif saat membibing kerja kelompok. siswa kurang aktif saat kegiatan apersepsi, motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran, siswa ramai dalam mencari teman kelompoknya, siswa juga kurang memahami model graup investigation saat proses pembelajaran. Dari beberapa kekurangan saat pembelajaran menggunakan model graup investigation

perlu dilakukan refleksi untuk perbaikan pertemuan kedua siklus I.

Diharapkan guru lebih menguasai model pembelajaran graup investigation saat pertemuan ke 2 siklus I. guru juga harus lebih mengkondisifkan kelas saat pembentukan kelompok. Guru harus memberikan kesempatan pada kelompok untuk lebih aktif dalam presentasi, sehingga presentasi tidak didominasi oleh guru. Guru harus melibatkan seluruh siswa saat melakukan refleksi, tidak siswa yang bagian depan saja yang dilibatkan.

Dalam pertemuan 2 siklus 1 diharapkan siswa lebih memahami model pembelajaran graup investigation siswa lebih merespon saat guru menyampaikan motivasi, apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Diharapkan siswa lebih kondusip dalam pembentukan kelompok dan pemilihan topik untuk kelompoknya. Siswa lebih berpartisipasi, mengeluarkan pendapat dalam kerja kelompok. Diharapkan siswa lebih berani dan lantang saat melakukan presentasi dalam kelompok.

2. Pertemuan 2 a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini menyusunan RPP pertemuan 2 dengan materi mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut). Membuat lembar observasi


(10)

untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Membuat lembar kerja kelompok. Dimdalam pertemuan 2 tes evaluasi diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Group Investigation . Observer dipersiapkan yaitu 1 guru kelas 1, berperan sebagai observer guru kelas 4 dan 1 teman sebagai dokumentasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2013, melalui kegiatan-kegiatan:

1. Kegiatan awal

Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru melakukan apersepsi dengan bertannya “Pernahkah kalian melihat nelayan melaut dengan kapal tradisional? Nelayan memanfaatkan apa untuk menggerakkan kapalnya?” guru menampung semua jawaban siswa untuk disimpulkan dan menyampaikan judul pembelajaran.

2. Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti, jenis angin apa yang kalian ketahui? guru menampung semua jawaban siswa dan memberikan pujian terhadap jawaban siswa. Guru membagi siswa kedalam kelompok secara heterogen, menjadi 4 kelompok dalam kelas. Siswa bergabung dengan tim/anggota masing-masing yang telah ditentukan. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru cara kerja dalam kelompok. Siswa dalam kelompok membentuk lingkaran dan saling memegang bahu temennya, selanjutnya memijitnya. Siswa mendengarkan bagaimana kerja dalam kelompok, yang benar dari filosofi membuat lingkaran dan memijat bahu temannya. Dalam elaborasi guru, masing-masing kelompok memilih subtopik melalui pertanyaan yang diajukan siswa. Kemungkinan pertanyan yang akan


(11)

dipakai peserta didik. 1. Sebutkan dan jelaskan pengaruh dari gelombang air laut? 2. Sebutkan dan jelaskan keuntungan dari angin? 3. Sebutkan dan jelaskan kerugian dari angin? 4. Sebutkan dan jelaskan proses terjadinya angin darat dan angin laut? Siswa bisa mencari informasi dari buku IPA kelas IV Erlangga halaman (191-203) , atau lainnya untuk mendapatkan jawaban dari tugas yang diberikan guru. Siswa berfikir bersama, berdiskusi dan menyatukan pendapat (searah jarum jam) terhadap pertanyaan guru serta meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut. Sewaktu siswa melakukan kerja kelompok, guru mengamati aktivitas dan memberikan bantuan atau bimbingan seperlunya. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Siswa bersama guru membahas jawaban yang diperoleh dan disimpulkan. Dalam konfirmasi guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3. Kegiatan akhir

Dalam kegiatan akhir guru, mengulas sekilas mengenai materi yang dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Siswa mengerjakan tes formatif. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

c. Observasi

1. Analisis data dari hasil observasi guru

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada guru kelas 4 mata pelajaran IPA saat mengajar menggunakan model pembelajaran group investigation. Analisis hasil dari observer guru pada siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 4.7.


(12)

Tabel 4.7

Hasil Penskoran Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Mengunakan Model Group Investigation Pertemuan 2

No Skor Penilaian Banyaknya Skor Jumla h

1 Skor 1 0 0

2 Skor 2 6 12

3 Skor 3 19 57

4 Skor 4 8 32

Jumlah skor keseluruhan 101

Berdasarkan tabel 4.7 skor 1 yang diperoleh guru tidak ada, skor 2 yang diperoleh guru sebanyak 6 bila dijumlahkan menjadi 12, skor 3 yang diperoleh guru sebanyak 19 bila dijumlahkan menjadi 57 dan skor 4 yang diperoleh guru sebanyak 8 bila dijumlahkan menjadi 32. Total skor yang diperoleh guru secara keseluruhan sebanyak 101 dalam pertemuan 2. Berdasarkan tabel kriteria penilaian jumlah skor, jumlah skor yang diperoleh bisa di kualifikasikan berdasarkan indikator pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Kriteria Penilaian Guru No Skor Kualifikasi

1 113 – 132 A

2 97– 112 B

3 81– 96 C

4 <81 D

Berdasarkan tabel 4.7 dengan jumlah skor secara keseluruhan 101 bila dimasukkan dalam kriteria penilaian berdasarkan tabel 4.8 maka dapat di kualifikasi B. Dalam pertemuan ke 2 siklus I guru sudah melakukan


(13)

bempelajaran dengan model graup investigation dengan baik. Guru sudah menyiapkan kelas, alat dan media pembelajaran dengan baik, memeriksa kesiapan siswa saat menerima pembelajaran. Guru juga sudah menyampaikan motivasi, apersepsi dan tujuan pembelajaran.

Guru sudah bisa mengkondusifkan kelas dengan baik saat pembentukan kelompok. Guru juga bisa membimbing siswa dengan baik saat kelompok memilih topik-topok yang ada. Guru masih mendominasi saat kelompok melakukan presentasi, sehingga kelompok kurang mendapatkan kesempatan dalam menyampaikan hasil kelompoknya. Guru tidak membimbing siswa dalam meramkung materi pelajaran yang berlangsung. Guru melakukan refleksi pada siswa tentang materi yang diajarkan dan tidak hanya yang siswa yang didepan saja yang direfleksi seperti pertemuan 1.

2. Analisis data dari hasil observasi siswa

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada siswa kelas 4 mata pelajaran IPA saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation. Analisis hasil dari observer siswa pada siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Penskoran Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Mengunakan Model Group Investigation Pertemuan 2

No Skor Penilaian Banyaknya Skor Jumla h

1 Skor 1 0 0

2 Skor 2 5 10

3 Skor 3 15 45

4 Skor 4 3 12

Jumlah skor keseluruhan 67

Berdasarkan tabel 4.9 skor 1 tidak ada yang diperoleh siswa, skor 2 yang diperoleh siswa sebanyak 5 bila dijumlahkan menjadi 10, skor 3 yang diperoleh siswa sebanyak 15 bila dijumlahkan menjadi 45 dan skor 4 yang diperoleh siswa sebanyak 3 bila dijumlahkan menjadi 12. Total skor yang


(14)

diperoleh siswa secara keseluruhan sebanyak 67 dalam pertemuan 2. Berdasarkan tabel kriteria penilaian jumlah skor, jumlah skor yang diperoleh bisa di kualifikasikan berdasarkan indikator pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Kriteria Penilaian Siswa

No Skor Kualifikasi 1 83 – 92 A 2 70 – 82 B 3 47 – 69 C 4 24– 46 D 5 23 – 35 E

Berdasarkan tabel 4.9 dengan jumlah skor secara keseluruhan 67 bila dimasukkan dalam kriteria penilaian berdasarkan tabel 4.10 maka dapat di kualifikasi C. Siswa lebih baik saat proses pembelajaran menggunakan model graup investigation dibandingkan pertemuan 1. Siswa menyiapkan diri, alat dan berdoa sebelum proses pembelajaran dimulai. Siswa sudah merespon guru saat memotivasi, apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Siswa masih ramai dalam pembentukan kelompok, karena siswa ribut mencari teman kelompoknya. Siswa mulai sedikit-sedikit berpartisipasi dan mengeluarkan pendapat saat kerja kelompok. Siswa masih belum lepas, menanggapi presentasi kelompok dan kelompok juga belum lancar dalam presentasi kelompok, hal ini terlihita karena guru lebih dominan dalam presentasi kelompok. Siswa merangkum materi pembelajaran dengan bimbingan guru. Siswa mulai merespon refleksi materi pelajaran dari guru, halini terbukti tidak bagian depan siswa saja yang menjawab, namun belum keseluruhan siswa.

3. Hasil penelitian siklus I

Proses belajar mengajar yang dilakukan dalam siklus I menggunakan model pembelajaran group investigation dengan indikator keberhasilan pada siswa secara klasikal yaitu 80% dari jumlah siswa yang ada tuntas KKM dan siswa dikatakan tuntas apa bila nilai tes siswa ≥60.


(15)

Hasil evaluasi pada akhir siklus I sebagai tingkat pemahaman siswa tentang mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut) masih kurang dengan nilai tertinggi 90, nilai terendah 40. Dari 28 siswa baru 20 siswa (71%) dinyatakan mampu memenuhi KKM yang telah ditetapkan. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I dapat dilihat nilai yang diperoleh siswa pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Group Investigation Siswa Kelas 4

SD Negeri 03 Karanganyar Siklus I N

o Nilai FrekuensSiklus I i

Presentase (%)

1 <50 4 14,3%

2 50-59 4 14,3%

3 60-69 8 28,6%

4 70-79 6 21,4%

5 80-89 4 14,3%

6 90-100 2 7%

Jumla h

28 100%

Berdasarkan tabel 4.11 frekuensi analisis hasil belajar IPA tes formatif siklus I dapat disimpulkan bahwa dari 28 siswa SD N 03 Karanganyar. Diketahui untuk nilai <50 sebanyak 4 siswa (14,3%), nilai 50 s/d 59 sebanyak 4 siswa (14,3%), untuk nilai 60 s/d 69 sebanyak 8 siswa (28,6%), nilai 70 s/d 79 sebanyak 6 siswa (21,4%), nilai 80 s/d 89 sebanyak 4 siswa (14,3%) dan yang memiliki nilai 90 s/d 100 sebanyak 2 siswa (7%). Sedangkan ketuntasan hasil belajar IPA siklus I dapat dilihat pada tabel 4.12.


(16)

Tabel : 4.12

Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Group Investigationsiswa Kelas 4

SD Negeri 03 Karanganyar Siklus I N

o Ketuntasan Frekuensi Presentase (%)

1 Tuntas 20 71%

2 Tidak tuntas 8 29%

Jumlah 28 100%

Nilai maksimum 90

Nilai minimum 40

Rata-rata 64

KKM ≥60

Tabel 4.12 menunjukan jumlah siswa yang tuntas KKM pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa atau 71%, sedangkan yang belum tuntas KKM sebanyak 8 siswa atau 29%. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 ialah 90, nilai terendah yaitu 40 dann belum ada yang mencapai nilai maksimum yaitu 100. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar dengan menerapkan model pembelajaran group investigation jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM sudah terlihat meningkat dibandingkan dengan pra siklus. Hasil tes formatif pada siklus 1 apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk Gambar 4.2.


(17)

71.00% 29.00%

Ketuntasan Belajar IPA Siklus I

Tuntas Tidak tuntas

Gambar : 4.2

Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Group Investigation Siswa

Kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar Siklus I

Berdasarkan data yang diperoleh dari siklus I menunjukkan siswa yang tuntas pada siklus I mencapai 71% atau 20 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 29% atau 8 siswa. Bila dibandingkan hasil belajar siklus I dengan pra siklus, ada peningkatan hasil belajar dalam siklus I peningkatan tersebut terjadi karena proses pembelajaran sudah menggunakan model group investigation dengan beberapa kelebihan dalam proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan model group investigation, siwa mulai aktif dalam proses pembelajaran, inisiatif dan berani mengeluarkan pendapat. Guru semakin kreatif saat menyampaikan pembelajaran, menggali kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa untuk lebih dominan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari siklus I dengan penerapan model pembelajaran group investigation siklus 1 belum bisa dikatakan berhasil karena ketuntasan belajar siswa baru mencapai 71%, sedangkan indikator keberhasilan siswa secara klasikal dalam penelitian dikatakan berhasil bila mencapai 80% sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II.


(18)

d. Refleksi

Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasil belajar IPA sudah mengalami peningkatan. Tetapi masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran belum menyeluruh. Guru dalam membimbing siswa menyusun rencana penelitian belum terlihat menyeluruh dan guru juga belum menunjukkan sikap terbuka terhadap respo siswa. Untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan presentasi maka diberikan reward berupa pemberian bintang bagi siswa yang memberikan pertanyaan atau masukan bagi kelompok yang presentasi. Berdasarkan kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran siklus I, akan digunakan oleh peneliti dan guru kelas untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada siklus II. Pada siklus II ini model pembelajaran tipe group investigation lebih ditekankan, sebagian besar siswa diharapkan dapat lebih aktif dan berani untuk menjawab pertanyaan dari guru tanpa ragu-ragu. Selain itu diharapkan guru dapat membiasakan siswa untuk berani mengungkapkan pendapat dan berbicara di depan kelas dengan percaya diri.

4.3.2. Siklus II

Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II di kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar terdiri dari 2 pertemuan

1. Pertemuan 1 a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini penyusunan RPP pertemuan 1 dengan materi Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Membuat lembar kerja kelompok. Dimdalam pertemuan 1 tes evaluasi belum diberikan. Observer dipersiapkan yaitu 1 guru kelas 1, berperan sebagai observer guru kelas 4 dan 1 teman sebagai dokumentasi pembelajaran.


(19)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2013, melalui kegiatan-kegiatan:

1. Kegiatan awal

Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru melakukan apersepsi dengan bertannya “Siapa yang pernah melihat gunung?” guru menampung semua jawaban siswa untuk disimpulkan dan menyampaikan judul pembelajaran.

2. Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti, siapa yang pernah melihat gunung meletus, apa yang terjadi? Guru menampung semua jawaban siswa dan memberikan aplaus untuk semua jawaban siswa. Guru membagi siswa kedalam kelompok secara heterogen, menjadi 4 kelompok dalam kelas. Siswa bergabung dengan tim/anggota masing-masing yang telah ditentukan. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru cara kerja dalam kelompok. Siswa dalam kelompok membentuk lingkaran dan saling memegang bahu temennya, selanjutnya memijitnya. Siswa mendengarkan bagai mana kerja dalam kelompok, yang benar dari filosofi membuat lingkaran dan memijat bahu temannya. Siswa yang memberikan sanggahan atau masukan untuk presentasi dari kelompok lain mendapatkan satu bintang untuk setiap masukan atau sanggahan. Dalam elaborasi guru, masing-masing kelompok memilih subtopik melalui pertanyaan yang diajukan siswa. Kemungkinan pertanyan yang akan dipakai peserta didik. 1. Sebutkan faktor yang menyebabkan terjadinya gempa bumi? 2. Sebutkan akibat yang terjadi, jika terjadi gempa bumi dan berikan contoh gempa bumi yang pernahterjadi? 3. jelaskan proses terjadinya gunung meletus? 4. Sebutkan akibat yang terjadi dari


(20)

gunung meletus? Siswa mendengarkan penjelasan dari tugas yang akan dikerjakan. Siswa bisa mencari informasi dari buku IPA kelas IV Erlangga halaman (191-203) atau sumber lainnya untuk mendapatkan jawaban dari tugas yang diberikan guru. Siswa berfikir bersama, berdiskusi dan menyatukan pendapat (memutar searah jarum jam) terhadap pertanyaan guru serta meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut. Sewaktu siswa melakukan kerja kelompok, guru mengamati aktivitas dan memberikan bantuan atau bimbingan seperlunya. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Siswa bersama guru membahas jawaban yang diperoleh, disimpulkan. Dalam konfirmasi guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3. Kegiatan akhir

Dalam kegiatan akhir guru, mengulas sekilas mengenai materi yang dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Siswa mengerjakan tes formatif. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

c. Observasi

1. Analisis data dari hasil observasi guru

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada guru kelas 4 mata pelajaran IPA saat mengajar menggunakan model pembelajaran group investigation. Analisis hasil dari observer guru pada siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4.13


(21)

Mengunakan Model Group Investigation Pertemuan 1 No Skor Penilaian Banyaknya Skor Jumla

h

1 Skor 1 0 0

2 Skor 2 2 6

3 Skor 3 17 51

4 Skor 4 13 52

Jumlah skor keseluruhan 109

Berdasarkan tabel 4.13 skor 1 yang diperoleh guru tidak ada, skor 2 yang diperoleh guru sebanyak 3 bila dijumlahkan menjadi 6, skor 3 yang diperoleh guru sebanyak 17 bila dijumlahkan menjadi 51 dan skor 4 yang diperoleh guru sebanyak 13 bila dijumlahkan menjadi 52. Total skor yang diperoleh guru secara keseluruhan sebanyak 109 dalam pertemuan 1. Berdasarkan tabel kriteria penilaian jumlah skor, jumlah skor yang diperoleh bisa di kualifikasikan berdasarkan indikator pada tabel 4.14.

Tabel 4.14

Kriteria Penilaian Guru No Skor Kualifikasi

1 113 – 132 A

2 97– 112 B

3 81– 96 C

4 <81 D

Berdasarkan tabel 4.13 dengan jumlah skor secara keseluruhan 109 bila dimasukkan dalam kriteria penilaian berdasarkan tabel 4.14 maka dapat di kualifikasi B. Saat pertemuan pertama guru sudah melaksanakan pembelajaran memgunakan model graup investigation cukup baik. Guru sudah mempersiapkan kelas, alat dan media pembelajaran. Guru memeriksa kesiapan siswa saat akan mengikuti pembelajaran. Guru juga sudah menyampaikan motivasi, apersepsi dan tujuan pembelajaran dengan interaksi yang baik dengan siswa.


(22)

Dalam pembentukan kelompok guru kurang bisa menguasai kelas, ketika siswa mencari teman kelompoknya, karena siswa ramai dalam kelas. Guru bisa menguasai kelas saat membimbing skelompok memilih subtopik untuk semua kelompok yang ada. Guru begitu aktif saat membimbing kelompok dalam bekerja. Guru juga mendominasi saat kelompok melakukan presentasi hasil kerja kelompok. Guru sudah baik saat membimbing siswa dalam merangkum materi pembelajaran yang telah diajarkan. Guru juga melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan seluruh siswa.

2. Analisis data hasil observasi siswa

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada siswa kelas 4 mata pelajaran IPA saat proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation. Analisis hasil dari observer siswa pada siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15

Hasil Pnsekoran Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Mengunakan Model Group Investigation Pertemuan 1

No Skor Penilaian Banyaknya Skor Jumla h

1 Skor 1 0 0

2 Skor 2 1 2

3 Skor 3 16 48

4 Skor 4 6 24

Jumlah skor keseluruhan 74

Berdasarkan tabel 4.15 skor 1 yang diperoleh siswa tidak ada, skor 2 yang diperoleh siswa sebanyak 1 bila dijumlahkan menjadi 2, skor 3 yang diperoleh siswa sebanyak 16 bila dijumlahkan menjadi 48 dan skor 4 yang diperoleh siswa sebanyak 6 bila dijumlahkan menjadi 24. Total skor yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebanyak 74 dalam pertemuan 1. Berdasarkan tabel kriteria penilaian jumlah skor, jumlah skor yang diperoleh bisa di kualifikasikan berdasarkan indikator pada tabel 4.16.


(23)

Tabel 4.16

Kriteria Penilaian Siswa

No Skor Kualifikasi 1 83 – 92 A 2 70 – 82 B 3 47 – 69 C 4 24– 46 D 5 23 – 35 E

Berdasarkan tabel 4.15 dengan jumlah sekor secara keseluruhan 74 bila dimasukkan dalam kriteria penilaian berdasarkan tabel 4.16 maka dapat di kualifikasi B. Siswa melakukan proses pembelajaran graup investigation dengan cukup baik. Siswa mempersiapkan alat-alat pembelajaran dan berdoa sebelum proses pembelajaran dimulai. Siswa merespon dengan interaksi saat guru menyampaikan, motivasi, apersepsi dan tujuan pembelajaran.

Dalam pembentukan kelompok, siswa ramai karena siswa bingung mencari teman kelompoknya. Siswa kondusif saat memilih topik yang telah disiapkan untuk kelompok. Siswa mulai berpartisipasi dalam kerja kelompok, mereka mulai mengeluarkan pendapat dalam kerja kelompok. Siswa juga takut dan tidak memberikan tanggapan atau masukan bagi kelompok yang presentasi, presentasi kelompok juga didominasi guru. Siswa merangkum materi pembelajaran yang telah dilakukan dengan bimbingan guru. Siswa merespon refleksi dari guru, ini terbukti siswa berinteraksi saat refleksi.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, guru kurang bisa menguasai kelas saat pembentukan kelompok karena siswa ramai, guru lebih dominan dalam presentasi hasil kerja kelompok. Saat pembentukan kelompok siswa ramai, karena bingung untuk mencari teman kelompoknya, kurang aktif dalam presentasi hasil kerja kelompok. berdasarkan hasil observasi, maka perlu dilakukan refleksi agar lebih baik dalam proses pembelajaran dengan model group investigation pada pertemuan kedua siklus II.


(24)

Dalam pertemuan kedua siklus II diharapkan guru lebih baik saat kegiatan presentasi hasil kerja kelompok agar siswanya yang aktif, guru lebih mengkondusifkan kelas saat pembentukan kelompok. Siswa lebih kondusif dalam pembentukan kelompok. Siswa lebih berpartisipasi, mengeluarkan pendapat dalam kerja kelompok. Diharapkan siswa lebih berani dan lantang saat melakukan presentasi dalam kelompok.

2. Pertemuan 2 a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini menyusunan RPP pertemuan 2 dengan materi cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Membuat lembar kerja kelompok. Dimdalam pertemuan 2 tes evaluasi akan diberikan. Observer dipersiapkan yaitu 1 guru kelas 1, berperan sebagai observer guru kelas 4 dan 1 teman sebagai dokumentasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 1I pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2013, melalui kegiatan-kegiatan:

1. Kegiatan awal

Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran, melakukan absensi kelas dan memeriksa kesiapan belajar siswa. Guru melakukan apersepsi dengan bertannya “Saat kalian pulang sekolah melihat hutannya bagaimana?” guru menampung semua jawaban siswa untuk disimpulkan dan menyampaikan judul pembelajaran.

2. Kegiatan inti

Dalam kegiatan inti, saat eksplorasi guru apa yang kalian lakukan ketika melihat secara langsung maupun dari berita tentang banjir? Guru menampung semua jawaban siswa dan memberikan pujian terhadap jawaban siswa. Guru membagi siswa kedalam kelompok


(25)

secara heterogen, menjadi 4 kelompok dalam kelas. Siswa bergabung dengan tim/anggota masing-masing yang telah ditentukan. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru cara kerja dalam kelompok. Siswa dalam kelompok membentuk lingkaran dan saling memegang bahu temennya, selanjutnya memijitnya. Siswa mendengarkan bagai mana kerja dalam kelompok, yang benar dari filosofi membuat lingkaran dan memijat bahu temannya. Siswa yang memberikan sanggahan atau masukan untuk presentasi dari kelompok lain mendapatkan satu bintang untuk setiap masukan atau sanggahan. Dalam elaborasi guru, masing-masing kelompok memilih subtopik melalui pertanyaan yang diajukan siswa. Kemungkinan pertanyan yang akan dipakai peserta didik. 1. Sebutkan cara mencegah terjadinya erosi? 2. Sebutkan cara mencegah banjir yang bisa dilakukan masyarakat? 3. Sebutkan cara mencegah banjir yang bisa dilakukan pemerintah? 4. Sebutkan cara mencegah abrasi? Siswa bisa mencari informasi dari buku IPA kelas IV Erlangga halaman (191-203) , atau lainnya untuk mendapatkan jawaban dari tugas yang diberikan guru. Siswa berfikir bersama, berdiskusi dan menyatukan pendapat (searah jarum jam) terhadap pertanyaan guru serta meyakinkan setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut. Sewaktu siswa melakukan kerja kelompok, guru mengamati aktivitas dan memberikan bantuan atau bimbingan seperlunya. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok. Siswa bersama guru membahas jawaban yang diperoleh dan menyimpulkannya. Dalam konfirmasi guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.


(26)

Dalam kegiatan akhir guru, mengulas sekilas mengenai materi yang dipelajari untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi. Siswa mengerjakan tes formatif. Guru menyampaikan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

c. Observasi

1. Analisis data dari hasil observasi guru

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada guru kelas 4 mata pelajaran IPA saat mengajar menggunakan model pembelajaran group investigation. Analisis hasil dari observer pada siklus II pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17

Hasil Penskoran Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran Mengunakan Model Group Investigation Pertemuan 2

No Skor Penilaian Banyaknya Skor Jumla h

1 Skor 1 0 0

2 Skor 2 0 0

3 Skor 3 18 54

4 Skor 4 15 60

Jumlah skor keseluruhan 114

Berdasarkan tabel 4.17 skor 1 yang diperoleh guru tidak ada, skor 2 yang diperoleh guru tidak ada, skor 3 yang diperoleh guru sebanyak 18 bila dijumlahkan menjadi 54 dan skor 4 yang diperoleh guru sebanyak 15 bila dijumlahkan menjadi 60. Total skor yang diperoleh guru secara keseluruhan sebanyak 114 dalam pertemuan 2. Berdasarkan tabel kriteria penilaian jumlah skor, jumlah skor yang diperoleh bisa di kualifikasikan berdasarkan indikator pada tabel 4.18.


(27)

Kriteria Penilaian Guru No Skor Kualifikasi

1 113 – 132 A

2 97– 112 B

3 81– 96 C

4 <81 D

Berdasarkan tabel 4.17 dengan jumlah skor secara keseluruhan 114 bila dimasukkan dalam kriteria penilaian berdasarkan tabel 4.18 maka dapat di kualifikasi A. Dalam pertemuan ke 2 siklus II guru sudah melakukan bempelajaran dengan model graup investigation dengan sangat baik. Guru sudah menyiapkan kelas, alat dan media pembelajaran dengan baik, memeriksa kesiapan siswa saat menerima pembelajaran. Guru juga sudah menyampaikan motivasi, apersepsi dan tujuan pembelajaran.

Dalam pembentukan kelompok guru bisa menguasai kelas, ketika siswa mencari teman kelompoknya. Guru bisa menguasai kelas saat membimbing skelompok memilih subtopik untuk semua kelompok yang ada. Guru begitu aktif saat membimbing kelompok dalam bekerja. Guru membibing dengan baik sangat saat kelompok melakukan presentasi hasil kerja kelompok. Guru sudah sangat baik saat membimbing siswa dalam merangkum materi pembelajaran yang telah diajarkan. Guru juga melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan seluruh siswa.

2. Analisis data dari hasil observasi siswa

Dari hasil obseervaasi kegiatan siswa pertemuan 2 siklus II dapat dilihat hasil observer pada tabel 4.19.


(28)

Tabel 4.19

Hasil Penskoran Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Mengunakan Model Group Investigation Pertemuan 2

No Skor Penilaian Banyaknya Skor Jumla h

1 Skor 1 0 0

2 Skor 2 0 0

3 Skor 3 3 9

4 Skor 4 20 80

Jumlah skor keseluruhan 89

Berdasarkan tabel 4.19 skor 1 tidak ada yang diperoleh siswa, skor 2 tidak ada yang diperoleh siswa, skor 3 yang diperoleh siswa sebanyak 3 bila dijumlahkan menjadi 9 dan skor 4 yang diperoleh siswa sebanyak 20 bila dijumlahkan menjadi 80. Total jumlah skor yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebanyak 89 dalam pertemuan 2. Berdasarkan tabel kriteria penilaian jumlah skor, jumlah skor yang diperoleh bisa di kualifikasikan berdasarkan indikator pada tabel 4.20.

Tabel 4.20

Kriteria Penilaian Siswa

No Skor Kualifikasi 1 83 – 92 A 2 70 – 82 B 3 47 – 69 C 4 24– 46 D 5 23 – 35 E

Berdasarkan tabel 4.19 dengan jumlah sekor secara keseluruhan 89 bila dimasukkan dalam kriteria penilaian berdasarkan tabel 4.20 maka dapat di kualifikasi A. Siswa melakukan proses pembelajaran graup investigation dengan baik proses pembelajaran. Siswa mempersiapkan alat-alat pembelajaran dan berdoa sebelum proses pembelajaran dimulai.


(29)

Siswa merespon dengan interaksi saat guru menyampaikan, motivasi, apersepsi dan tujuan pembelajaran.

Dalam pembentukan kelompok, suasana kelas lebih kondusif dibandingkan pertemuan pertama siklus II. Keadaan siswa kondusif saat memilih topik yang telah disiapkan untuk kelompok. Siswa mulai berpartisipasi dalam kerja kelompok, mereka mulai mengeluarkan pendapat dalam kerja kelompok. Siswa mulai beranati saat melakukan presentasi dan suasana lebih hidup dengan adanya masukan atau tanggapan dari siswa lain atau kelompok lain, walaupun suasana kelas menjadi ramai. Siswa merangkum materi pembelajaran yang telah dilakukan dengan bimbingan guru. Siswa merespon dengan antusias saat guru merefleksi materi pembelajaran.

3. Hasil Penelitian Siklus II

Proses belajar mengajar yang dilakukan dalam siklus II menggunakan model pembelajaran group investigation dengan indikator keberhasilan pada siswa secara klasikal yaitu 80% dari jumlah siswa yang tuntas KKM dan siswa dikatakan tuntas apa bila nilai tes siswa ≥60. Hasil evaluasi pada akhir siklus II sebagai tingkat pemahaman siswa tentang Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) sudah tuntas secara klasikal namun ada satu siswa yang belum tuntas KKM nilai tertinggi 100, nilai terendah 50. Dari 28 siswa, 27 siswa (96%) dinyatakan mampu memenuhi KKM yang telah ditetapkan dan 1 siswa (4%) yang belum tuntas KKM. Dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Maka hasil tes siswa pada pelaksanaan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.21.


(30)

Tabel 4.21

Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Group Investigation Siswa Kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar Siklus II

N o

Nilai Siklus I

Frekuens i

Presentase (%)

1 <50 0 0%

2 50-59 1 3,6%

3 60-69 3 10,7%

4 70-79 10 35,7%

5 80-89 10 35,7%

6 90-100 4 14,3%

Jumla h

28 100%

Dari tabel 4.21 analisis dan rekapitulasi hasil tes formatif siklus II dapat disimpulkan bahwa dari 28 siswa SD N 03 Karanganyar diketahui untuk nilai <50 sebanyak 0 siswa (0%), nilai 50 s/d 59 sebanyak 1 siswa (3,6%), untuk nilai 60 s/d 69 sebanyak 3 siswa (10,7%), nilai 70 s/d 79 sebanyak 10 siswa (35,7%), nilai 80 s/d 89 sebanyak 10 siswa (37,5%) dan yang memiliki nilai 90 s/d 100 sebanyak 4 siswa (14,3%). Sedangkan Ketuntasan Hasil hasil belajar IPA Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.22.

Tabel : 4.22

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar

Siklus II N

o

Ketuntasan Frekuensi Presentase

1 Tuntas 27 96%

2 Tidak tuntas 1 4%

Jumlah 28 100%

Nilai maksimum 100

Nilai minimum 50

Rata-rata 77


(31)

Berdasarkan tabel 4.22, ada 1 siswa yang masih belum tuntas atau belum memenuhi KKM pada siklus II dan secara klasikal sudah tuntas karena target indikator keberhasilan ialah 80% sedangkan ketuntasan siswa secara klasikal pada siklus II sudah mencapai 96%, keberhasilan ini bisa terjadi karena proses bempelajaran menggunakan model group investigation. Dengan beberapa kelebihan dalam proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan model group investigation, siwa mulai aktif dalam proses pembelajaran, inisiatif dan berani mengeluarkan pendapat. Interaksi antar siswa dalam kelompok atau antar siswa dala pembelajaran sangat baik. Guru semakin kreatif saat menyampaikan pembelajaran, menggali kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa untuk lebih dominan dalam proses pembelajaran. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus II dapat dilihat pada gambar 4.3.

96.00% 4.00%

Ketuntasan Belajar IPA Siklus II

Tuntas Tidak tuntas

Gambar : 4.3

Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Group Investigation Siswa

Kelas IV SD Negeri 03 Karanganyar Siklus I

Gambar 4.3 mendeskripsikan ketuntasan siswa dalam belajar IPA pokok bahasan menjelaskan mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor) terdapat 27 siswa telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 96% tuntas dan 1 siswa masih belum tuntas yaitu 4%.


(32)

d. Refleksi

Berdasarkan observasi pada siklus II, terjadi peningkatan yang lebih baik dari siswa maupun guru walaupun masih terdapat beberapa kekurangan pada siswa, seperti : kondisi kelas lebih ramai dari siklus I saat membacakan laporan kerja kelompok, hal ini disebabkan oleh karena siswa saling berebut untuk membacakan hasil laporan kelompok dan merespon tanggapan kelompok lain. Pada siklus II terjadi peningkatan pada aktivitas siswa dan guru yang lebih baik dari siklus I. Kelebihan dari siklus II yaitu : a. Rasa percaya diri siswa meningkat, hal ini terlihat dari keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan menjawab pertanyaan teman ketika presentasi. b. Aktivitas siswa meningkat, hal ini terlihat dari cara siswa bekerja sama dalam kelompok dan cara siswa dalam menyajikan laporan (presentasi). c. Sedangkan guru sudah bisa menguasai kelas sehingga dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil menerapkan model pembelajaran group investigation untuk pelajaran IPA kelas 4 pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan .

4.4. Hasil Penelitian Pra iklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan paparan hasil penelitian maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran group investigation. Berikut ini dapat dilihat tabel nilai kondisi awal, siklus I dan siklus II serta rekapitulasi pengelompokkan nilai dalam tabel 4.23.


(33)

Tabel 4.23

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IIPA Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas 4 SD Negeri 03 Kranganyar

Pada Kondisi Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II No Ketunta

san

Pra siklus Siklus I Siklus II

Frekue nsi

present ase

Frekue nsi

Present ase

Frekue nsi

present ase

1 Tuntas 15 53,5% 20 71% 27 96%

2 Tidak

tuntas

13 46,5% 8 29% 1 4%

Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%

Nilai maksimum

80 90 100

Nilai minimum

35 40 50

Rata-rata 59 64 77

KKM ≥60 ≥60 ≥60

Berdasarkan tabel 4.23 rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klasifikasi Tuntas, pada pra siklus ada 15 siswa (53,5%) yang sudah tuntas dan 13 siswa (46,5%) yang belum tuntas setelah diadakan tindakan siklus I ada 20 siswa (71%) yang tuntas dan 8 siswa atau (29%) yang belum tuntas, sedangkan siklus II ada 27 siswa (96%) tuntas dan siswa yang belum tuntas hanya ada 1 siswa (4%). Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4.


(34)

Pra Siklus Siklus I Siklus II 0.00%

10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

54%

71%

96%

47%

29%

4%

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.4

Gambar Diagram Batang Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas 4 SD Negeri 03

Kranganyar Pada Kondisi Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus Ii

Berdasarkan gambar 4.4 tapak bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar IPA pada pra siklus dan siklus I kemudian ke siklus II. Dalam kondisi awal siswa sebelum diadakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran

group investigation hampir sebagian dari keseluruhan siswa belum tuntas atau memenuhi KKM ≥60 sebesar 46,5% sedangkan yang sudah tuntas sebesar 53,5% dari keseluruhan siswa. Setelah diadakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran group investigation pada siklus I terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA sebesar 71% siswa tuntas dan masih ada 29% siswa yang belum tuntas. Maka dari itu perlu meningkatkan hasil belajar pada siklus II. Sedangkan pada siklus II tampak telah terjadi peningkatan hasil belajar IPA yang signifikan dengan 96% siswa tuntas dan hanya 4% saja siswa yang belum tuntas atau memenuhi KKM.

4.5. Pembahasan

Pada observasi awal hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan guru masih cenderung menggunakan ceramah dalam proses pembelajaran. Jadi guru lebih aktif sedangkan siswanya pasif dalam proses pembelajan yang berlangsung. Sehingga siswa tidak secara optimal menyerap materi pelajaran yang disampaikan


(35)

dan siswa akan merasa jenuh dan bosan. Proses belajar mengajar yang berlangsung dengan metode ceramah dianggap kurang efektif terutama dalam mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Didalam mata pelajaran IPA mengajar dengan ceramah, untuk hasil ulangan harian pada materi memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda, diperoleh data.

Pada prasiklus sebagian besar dari jumlah siswa yaitu 15 siswa (53,5%) sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 13 siswa (46,5%) untuk kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥60). Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 80 sedangkan nilai terendahnya adalah 35. Adanya perbandingan antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan model pembelajaran yang konvensional, karena ke 15 siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain walaupun hanya dengan mendengarkan saja, sedangkan 13 siswa yang lain belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan model pembelajaran yang monoton saja karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan saja. Sehingga diperlukan tindakan yang sesuai yaitu dengan kondisi siswa agar siswa dapat bekerjasama dan mudah dalam memahami sebuah materi khususnya memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

Peningkatan hasil belajar IPA dapat dilihat dari perolehan nilai siklus I dan II. Siklus I dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai KKM ≥60 sebanyak 20 siswa (71%) yang mencapai ketuntasan dan sebanyak 8 siswa (29%) belum tuntas KKM. Nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendahnya adalah 40. Siklus II dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai KKM ≥60 sebanyak 27 siswa (96%) yang mencapai ketuntasan dan sebanyak 1 siswa (4%) belum tuntas KKM. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 50. Keberhasilan meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan bisa terjadi karena menerapkan model pembelajaran group


(36)

investigation. Dengan beberapa kelebihan dalam proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan model group investigation, siwa mulai aktif dalam proses pembelajaran, inisiatif dan berani mengeluarkan pendapat. Interaksi antar siswa dalam kelompok atau antar siswa dala pembelajaran sangat baik. Siswa lebih berani dalam mengukapkan pendapat saat proses pembelajaran. Guru semakin kreatif saat menyampaikan pembelajaran, menggali kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa untuk lebih dominan dalam proses pembelajaran. Dari hasil observasi pembelajara yang telah dilakukan oleh observer juga menunjukkan peningkatan proses belajar mengajar baik dari guru dan siswa. Guru terlihat semakin baik dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran group investigation, guru tidak lagi mendominasi pembelajaran, guru mulai memahami untuk mengaktifkan siswa-siswanya dalam proses pembelajaran. Dari hasil observasi juga menunjukkan guru semakin memahami model pembelajaran group investigation, terlihat dari skor yang diperoleh guru semakin meningkat dari pertemuan-kepertemuan berikutnya. Sama dengan yang ditunjukkan guru, siswapun juga mengalami perubahan yang lebih baik dalam proses pembelajaran terutama pada pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran group investigation.Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi yang menunjukkan semakin baik siswa dalam proses pembelajaran, dari siswa yang semula pasif dalam pembelajaran menjadi aktif. Siswa juga semakin berani dalam artian mengeluarkan pendapat, mennyanggah, memberikan masukan mengenai pembelajaran. Skor observasi siswapun semakin meningkat dari pertemuan-kepertemuan berikutnya. Dari siswa-siswa yang mengalami peningkatan dalam proses belajar dan hasil belajar terdapat satu siswa yang belum tuntas KKM. Adanya satu siswa yang tidak tuntas KKM, karena siswa tersebut memang belum bisa membaca. Dari belum mampunya siswa membaca, sangat sulit siswa untuk memahami, mengerjakan soal evaluasi dan memahami materi pembelajaran

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Utari (2012) peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan alam pokok bahasan energi melalui pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada siswa kelas IV SD N Madyo Gondo 03 kecamatan Ngablak kabupaten Magelang


(37)

semester II tahun pelajaran 2011/2012 menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPA dapat dilihat dari perolehan nilai siklus I dan II. 1. Siklus I dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥60) sebanyak 26 siswa (72,22%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa (27,78%). Nilai rata-ratanya adalah 73,05 sedangkan nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendahnya adalah 30. 2. Siklus II dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥60) sebanyak 34 siswa (94,44%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 2 siswa (5,56%). Nilai rata-ratanya adalah 80,28 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 40. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ratih Endarini Sudarmono (2011) dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Kelas V melalui Penerapan Metode Group Investigation pada Pembelajaran IPA di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga Semester I Tahun Ajaran 2009/2010”. Dari hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga.


(1)

d. Refleksi

Berdasarkan observasi pada siklus II, terjadi peningkatan yang lebih baik dari siswa maupun guru walaupun masih terdapat beberapa kekurangan pada siswa, seperti : kondisi kelas lebih ramai dari siklus I saat membacakan laporan kerja kelompok, hal ini disebabkan oleh karena siswa saling berebut untuk membacakan hasil laporan kelompok dan merespon tanggapan kelompok lain. Pada siklus II terjadi peningkatan pada aktivitas siswa dan guru yang lebih baik dari siklus I. Kelebihan dari siklus II yaitu : a. Rasa percaya diri siswa meningkat, hal ini terlihat dari keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan menjawab pertanyaan teman ketika presentasi. b. Aktivitas siswa meningkat, hal ini terlihat dari cara siswa bekerja sama dalam kelompok dan cara siswa dalam menyajikan laporan (presentasi). c. Sedangkan guru sudah bisa menguasai kelas sehingga dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil menerapkan model pembelajaran group investigation untuk pelajaran IPA kelas 4 pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan .

4.4. Hasil Penelitian Pra iklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan paparan hasil penelitian maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran group investigation. Berikut ini dapat dilihat tabel nilai kondisi awal, siklus I dan siklus II serta rekapitulasi pengelompokkan nilai dalam tabel 4.23.


(2)

Tabel 4.23

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IIPA Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas 4 SD Negeri 03 Kranganyar

Pada Kondisi Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II No Ketunta

san

Pra siklus Siklus I Siklus II

Frekue nsi

present ase

Frekue nsi

Present ase

Frekue nsi

present ase

1 Tuntas 15 53,5% 20 71% 27 96%

2 Tidak

tuntas

13 46,5% 8 29% 1 4%

Jumlah 28 100% 28 100% 28 100%

Nilai maksimum

80 90 100

Nilai minimum

35 40 50

Rata-rata 59 64 77

KKM ≥60 ≥60 ≥60

Berdasarkan tabel 4.23 rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klasifikasi Tuntas, pada pra siklus ada 15 siswa (53,5%) yang sudah tuntas dan 13 siswa (46,5%) yang belum tuntas setelah diadakan tindakan siklus I ada 20 siswa (71%) yang tuntas dan 8 siswa atau (29%) yang belum tuntas, sedangkan siklus II ada 27 siswa (96%) tuntas dan siswa yang belum tuntas hanya ada 1 siswa (4%). Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4.


(3)

Pra Siklus Siklus I Siklus II 0.00%

10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00% 90.00% 100.00%

54%

71%

96%

47%

29%

4%

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.4

Gambar Diagram Batang Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas 4 SD Negeri 03

Kranganyar Pada Kondisi Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus Ii

Berdasarkan gambar 4.4 tapak bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar IPA pada pra siklus dan siklus I kemudian ke siklus II. Dalam kondisi awal siswa sebelum diadakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran

group investigation hampir sebagian dari keseluruhan siswa belum tuntas atau memenuhi KKM ≥60 sebesar 46,5% sedangkan yang sudah tuntas sebesar 53,5% dari keseluruhan siswa. Setelah diadakan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran group investigation pada siklus I terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA sebesar 71% siswa tuntas dan masih ada 29% siswa yang belum tuntas. Maka dari itu perlu meningkatkan hasil belajar pada siklus II. Sedangkan pada siklus II tampak telah terjadi peningkatan hasil belajar IPA yang signifikan dengan 96% siswa tuntas dan hanya 4% saja siswa yang belum tuntas atau memenuhi KKM.

4.5. Pembahasan

Pada observasi awal hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan guru masih cenderung menggunakan ceramah dalam proses pembelajaran. Jadi guru lebih aktif sedangkan siswanya pasif dalam proses pembelajan yang berlangsung. Sehingga siswa tidak secara optimal menyerap materi pelajaran yang disampaikan


(4)

dan siswa akan merasa jenuh dan bosan. Proses belajar mengajar yang berlangsung dengan metode ceramah dianggap kurang efektif terutama dalam mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Didalam mata pelajaran IPA mengajar dengan ceramah, untuk hasil ulangan harian pada materi memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda, diperoleh data.

Pada prasiklus sebagian besar dari jumlah siswa yaitu 15 siswa (53,5%) sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 13 siswa (46,5%) untuk kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥60). Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 80 sedangkan nilai terendahnya adalah 35. Adanya perbandingan antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan model pembelajaran yang konvensional, karena ke 15 siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan teman-temannya yang lain walaupun hanya dengan mendengarkan saja, sedangkan 13 siswa yang lain belum bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru hanya dengan model pembelajaran yang monoton saja karena daya tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan saja. Sehingga diperlukan tindakan yang sesuai yaitu dengan kondisi siswa agar siswa dapat bekerjasama dan mudah dalam memahami sebuah materi khususnya memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

Peningkatan hasil belajar IPA dapat dilihat dari perolehan nilai siklus I dan II. Siklus I dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai KKM ≥60 sebanyak 20 siswa (71%) yang mencapai ketuntasan dan sebanyak 8 siswa (29%) belum tuntas KKM. Nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendahnya adalah 40. Siklus II dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai KKM ≥60 sebanyak 27 siswa (96%) yang mencapai ketuntasan dan sebanyak 1 siswa (4%) belum tuntas KKM. Nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 50. Keberhasilan meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas 4 SD Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan bisa terjadi karena menerapkan model pembelajaran group


(5)

investigation. Dengan beberapa kelebihan dalam proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan model group investigation, siwa mulai aktif dalam proses pembelajaran, inisiatif dan berani mengeluarkan pendapat. Interaksi antar siswa dalam kelompok atau antar siswa dala pembelajaran sangat baik. Siswa lebih berani dalam mengukapkan pendapat saat proses pembelajaran. Guru semakin kreatif saat menyampaikan pembelajaran, menggali kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa untuk lebih dominan dalam proses pembelajaran. Dari hasil observasi pembelajara yang telah dilakukan oleh observer juga menunjukkan peningkatan proses belajar mengajar baik dari guru dan siswa. Guru terlihat semakin baik dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran group investigation, guru tidak lagi mendominasi pembelajaran, guru mulai memahami untuk mengaktifkan siswa-siswanya dalam proses pembelajaran. Dari hasil observasi juga menunjukkan guru semakin memahami model pembelajaran group investigation, terlihat dari skor yang diperoleh guru semakin meningkat dari pertemuan-kepertemuan berikutnya. Sama dengan yang ditunjukkan guru, siswapun juga mengalami perubahan yang lebih baik dalam proses pembelajaran terutama pada pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran group investigation.Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi yang menunjukkan semakin baik siswa dalam proses pembelajaran, dari siswa yang semula pasif dalam pembelajaran menjadi aktif. Siswa juga semakin berani dalam artian mengeluarkan pendapat, mennyanggah, memberikan masukan mengenai pembelajaran. Skor observasi siswapun semakin meningkat dari pertemuan-kepertemuan berikutnya. Dari siswa-siswa yang mengalami peningkatan dalam proses belajar dan hasil belajar terdapat satu siswa yang belum tuntas KKM. Adanya satu siswa yang tidak tuntas KKM, karena siswa tersebut memang belum bisa membaca. Dari belum mampunya siswa membaca, sangat sulit siswa untuk memahami, mengerjakan soal evaluasi dan memahami materi pembelajaran

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Utari (2012) peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan alam pokok bahasan energi melalui pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada siswa kelas IV SD N Madyo Gondo 03 kecamatan Ngablak kabupaten Magelang


(6)

semester II tahun pelajaran 2011/2012 menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar IPA dapat dilihat dari perolehan nilai siklus I dan II. 1. Siklus I dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥60) sebanyak 26 siswa (72,22%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa (27,78%). Nilai rata-ratanya adalah 73,05 sedangkan nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendahnya adalah 30. 2. Siklus II dengan penerapan pembelajaran group investigaton siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥60) sebanyak 34 siswa (94,44%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 2 siswa (5,56%). Nilai rata-ratanya adalah 80,28 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 40. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ratih Endarini Sudarmono (2011) dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa Kelas V melalui Penerapan Metode Group Investigation pada Pembelajaran IPA di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga Semester I Tahun Ajaran 2009/2010”. Dari hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga.