PENDAHULUAN Strategi Media Relations Pemerintah Kabupaten Sragen Dalam Mendapatkan Citra Positif.

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : Per/12/M.PAN/08/Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Hubungan Masyarakat di Lingkungan Instansi Pemerintah pada bagian kedua tentang Asas Umum dan Ruang Lingkup Humas Pemerintah Pasal 2 bahwa : 1) Keterbukaan , yaitu asas yang menurut praktisi humas membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif. 2) Obyektif, yaitu asas yang menurut praktisi humas tidak memihak dalam menjalankan tugaas. 3) Jujur, yaitu asas menuntut setiap prakttisi humas dalam bersikap, berprilaku, bertindak, dan berucap memiliki ketulusan hati , keiklasan dan mengutamakan hati nurani dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab serta tidak berbohong , tidak curang dan tidak manipulatif. 4) Tepat janji, yaitu asas yang menunutut humas untuk menepati janji , konsisten dalam melaksanakan tugas. 5) Etis, yaitu asas yang menuntut praktisi humas melaksanakan nilai-nilai dan etika dalam menjalankan tugas kehumasan. 6) Profesional, yaitu asas yang menuntut praktisi humas mengutamakan keahlian, keterampilan, pengalaman, dan konsisten terhadap penugasan. 7) Akuntabel, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan praktisi humas harus dapat dipertanggungjawabkan.


(2)

Dalam organisasi/perusahaan yang menyadari pentingnya komunikasi yang terkoordinir baik dan dengan berbagai pihak. Kehadiran humas sebagai Pembina komunikasi dan hubungan yang harmonis baik internal maupun eksternal perusahaan atau organisasi. Peran humas sangat dibutuhkan, karena melalui humas perusahaan/organisasi/instansi dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang akan menimbulkan sikap simpati.

Keberhasilan tugas-tugas yang dilakukan humas khususnya humas Pemerintah Kabupaten Sragen dapat menentukan sukses atau tidaknya visi dan misi dari Pemkab. Citra positif merupakan syarat mutlak bagi sebuah pemerintahan yang ingin sukses, tumbuh dan berkembang. Citra yang baik merupakan perangkat kuat, bukan hanya untuk menarik masyarakat melainkan juga dapat memperbaiki sikap dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah. Citra menggambarkan nilai, kepercayaan dan produktivitas sehingga menghasilkan reputasi positif di mata publik. Citra yang positif dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintahan.

Membangun citra positif membutuhkan proses yang panjang, karena citra merupakan semua persepsi yang dibentuk oleh masyrakat, dengan cara memproses informasi dari berbagai sumber sepanjang waktu. Citra dapat dikatakan sebagai persepsi masyarakat dari adanya pengalaman, kepercayaan, perasaan, dan pengetahuan masyarakat itu sendiri terhadap pelayanan. Citra dibentuk oleh masyarakat, dari upaya komunikasi dan keterbukaan dalam usaha membangun citra yang positif. Humas (Hubungan Masyarakat) atau yang biasa disebut dengan PR (Public Relations) berperan besar akan hal ini.


(3)

Praktisi humas dalam menjalankan aktivitas tugas dan fungsinya, hendaknya berposisi mampu memelihara nama baik institusi sebagai “value indicator”, mampu melakukan pelayanan dan service yang memadai sebagai “value ensble”. Dengan demikian, setiap informasi yang disampaikan humas disamping mampu menjadi wahana “ to enrich the value”, yang lebih penting lagi adalah sebagai instansi yang mampu “to create the value”. Humas disamping sebagai “image building institution”, juga sekaligus sebagai “public information service institutions”.

Dengan demikian, Public Relations menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi/lembaga dengan publiknya untuk menciptakan saling pengertian (public understanding) dan dukungan (public support) bagi tercapainya tujuan, kebijakan, langkah, serta tindakan lembaga/organisasi tersebut. Semua ini ditujukan untuk mengembangkan pengertian dan kemauan baik (goodwill) publiknya serta untuk memperoleh opini public yang positif, untuk meciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan public.

Sebagai ujung tombak pemerintahan, humas memiliki peran yang sangat penting sekali dalam membangun dan memelihara citra yang positif. Dimana dalam membentuk suatu citra yang positif, humas memerlukan strategi agar tugas-tugas yang dijalankan dapat menghasilkan reputasi yang baik bagi intansi pemerintahan tersebut.

Dalam menjalankan berbagai tugas yang diemban, humas memilih media sebagai sarana berkomunikasi dengan publiknya. Media massa yang


(4)

digunakan antara lain: website, media audio visual (radio LPP Buana Asri, live di TATV), media luar ruangan (spanduk, baliho, billboard), media cetak (koran,majalah,surat kabar). Humas menganggap media massa adalah bagaian yang tidak dapat dipisahkan untuk sarana berkomunikasi dengan masyarakat yang berada di tempat yang terpisah-pisah dan besifat massal.

Media relations sebagai upaya yang dikembangkan humas untuk menjalin hubungan baik dengan media massa, diharapkan mampu menjadi rekan kerja yang mengerti akan kepentingan instansi/orgasinasi tempat humas bernaung. Begitu banyak sumber berita bagi media massa menjadikan peluang yang sangat kecil bagi perusahaan/instansi/lembaga untuk dapat menjadi sumber berita utama bagi media massa. Pada umumnya hamper semua media massa masih menggunkan prinsip “Bad in News” atau segala sesuatu yang negatif dan mengandung kontroversi memiliki nilai berita yang tinggi.

Public relations perlu melakukan komunikasi serta hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian pengertian dan dukungan dalam membentuk publikasi yang maksimal, positif, berimbang. Dengan demikian media massa dapat mendukung upaya-upaya publikasi perusahaan/lembaga/instansi pemerintah serta bisa menjadi mitra terbaik bagi humas dan begitu pula sebaliknya, sebaagai penyampai informasi yang menarik bagi media massa.

Humas harus sudah mulai membuka diri terhadap informasi-informasi yang dibutuhkan oleh public untuk dapat diakses, kecuali terhadap in formasi yang memang berdasarkan undang-undang dikecualikan. Keinginan sebuah


(5)

organisasi/lembaga/instansi pemerintah/perusahaan untuk memperoleh citra yang baik , berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra itu sendiri. Ketepatan pengertian citra, sehingga organisasi dapat menetapkan upaya dalam mewujudkan pada objek dan mendorong prioritas pelaksanaan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Media Relations Pemerintah Kabupaten Sragen dalam Mendapatkan Citra Positif “.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun perumusan masalah sebagai berikut :

“Bagaimana strategi Humas Pemerintah Kabupaten Sragen bekerjasama dengan Media dalam mendapatkan citra positif ?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah “Memahami strategi Humas Pemerintah Kabupaten Sragen bekerjasama dengan Media dalam mendapatkan citra positif”.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat yang bersifat praktis maupun manfaat yang bersifat teoritis.


(6)

Bagi pemerintah Kabupaten Sragen diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi saran guna menyusun upaya-upaya perbaikan, sehingga dapat meningkatkan citra Pemerintah Kabupaten Sragen.

2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi empiris yang mungkin dapat digunakan atau membantu peneliti-peneliti lain di waktu yang akan datang, khususnya dalam kaitannya dengan kinerja Humas pemerintah Kabupaten dalam meningkatkan citra.

E. Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi

Komunikasi sudah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia, manusia merupakan makhluk sosial dan dibutuhkan komunikasi untuk berinteraksi dengan orang lain. Istilah Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication yang berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini dalam artian “sama makna.”

Komunikasi berkaitan erat dengan unsur-unsur pengiriman pesan, media saluran, pesan-pesan, penerimaan dan terjadi hubungan antara pengirim dan penerimaan yang menimbulkan efek tertentu, atau kaitannya dengan kegiatan komunikasi dan suatu hal dalam rangkaian penyampaian pesan-pesan. Kadang-kadang, komunikasi dapat terjadi pada seseorang atau semuanya, mulai dari yang melakukan aksi kepada lainnya, atau terjadi


(7)

interaksi dan reaksi dari suatu pihak kepihak lainnya. Dalam pemahaman ini komunikasi merupakan interaksi antara seseorang dengan orang lain yang menyampaikan suatu pesan melalui sebuah media yang akan menghasilkan suatu efek tertentu. (McQuil & Windahl dalam Ruslan,2003 : 90)

Menurut Lasswell dalam Effendy (2000 : 10) komunikasi ialah Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai berikut: Komunikator (communicator, source, sender), Pesan (message), Media (channel, media), Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) dan Efek (effect, impact, influence). Dengan artian bahwa komunikasi merupakan proses dari penyampaian suatu pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang akan menimbulkan suatu efek tertentu.

Berdasarkan dari definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan melalui media. Selain itu, dalam unsur-unsur proses komunikasi melibatkan beberapa bagian, yaitu:

Unsur-unsur dalam proses komunikasi

Message Decoding Receiver

Encoding g

Media Sender

Noise

Response Feedback


(8)

Penegasan unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:

- Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

- Encoding: Penyandian, yakni pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

- Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

- Media: Saluran komunikasi yang merupakan berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

- Decoding: Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. - Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

- Response: Tanggapan, suatu reaksi pada komunikan setelah ia mendapat pesan. Feedback: Umpan Balik, yakni suatu tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau .disampaikan kepada komunikator.

- Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi yang efektif (Effendy, 2000 : 18-19).

Menurut Onong Uchjana Effendy (2000:53) ditinjau dari sifatnya, komunikasi diklasifikasikan menjadi komunikasi verbal mencangkup


(9)

komunikasi lisan dan tulisan, komunikasi nirverbal mencangkup komunikasi kial dan gambar, komunikasi tatap mukan dan komunikasi bermedia.

Komunikasi memiliki beberapa tujuan diantaranya untuk mengubah sikap (to change the attitude), mengubah pendapat (to change the opinion), mengubah perilaku (to change the behavior), dan mengubah masyarakat (to change the society). Dan diantara banyak kegiatan komunikasi, komunikasi sendiri berfungsi untuk menginformasikan, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi (Effendy, 2000 : 55).

2. Humas

Humas Menurut Frank Jefkins adalah semua bentuk komunikasi yang terencana baik bersifat internal (ke dalam) maupun eksternal (ke luar), antara organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins,1992:9).

Menurut Anggoro (2005:15), bahwa humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisa berbagai kecenderungan, memprediksi setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencanakan untuk melayani dari kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya.

Adapun ruang lingkup tugas Public Relations (Soemirat dan Ardianto, 2003: 89) adalah sebagai berikut:


(10)

a) Membina sikap mental karyawan agar dalam diri mereka tumbuh ketaatan, kepatuhan, dan dedikasi terhadap lembaga/perusahaan dimana mereka bekerja;

b) Menumbuhkan semangat korp atau kelompok yang sehat dan dinamis;

c) Mendorong tumbuhnya kesadaran lembaga/perusahaan. 2) Ke luar

Mengusahakan tumbuhnya sikap dan citra (image) publik yang positif terhadap segala kebijakan dan langkah tindakan organisasi/perusahaan.

Menurut Emery (2002:29), fungsi humas adalah upaya yang terencana dan terorganisasi dari sebuah organisasi atau lembaga untuk menciptakan hubungan-hubungan yang bermanfaat dengan berbagai publiknya.

Terdapat empat fungsi Public Relations menurut Cutlip dan Center dalam Kriyantono (2006:22) mengemukakan bahwa fungsi Public Relations meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi 2) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan

menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan.

3) Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum


(11)

4) Membina hubungan secara harmonis antar organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal.

Dapat dikatakan bahwa fungsi Public Relations adalah memelihara, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul atau meminimalkan munculnya masalah. Public Relations bersama-sama mencari dan menemukan kepentingan organisasi yang mendasar dan menyampaikan kebijakan manajemen pada public dan juga meynampaikan opini public pada manajemen juga kepada semua pihak yang terkait dalam menciptakan adanya saling pengertian yang didasarkan pada kenyataan, kebenaran dan pengetahuan yang jelas, dan lengkap dan perlu diinformasikan secara jujur,jelas,dan objektif.

Pearce dan Robinson dalam Rhenald Kasali (2000:43), mengembangkan langkah-langkah strategi Public Relations, sebagai berikut :

a. Menentukan misi perusahaan. Termasuk pernyataan yang umum mengenai maksud pendirian, filosofi dan sasaran Perusahaan

b. Mengembangkan profile Perusahaan (Company Profile) yang mencerminkan kondisi internal Perusahaan dan kemampuan Perusahaan yang dimilikinya

c. Penilaian terhadap lingkungan eksternal Perusahaan, baik dari segi semangat kompetitif maupun secara umum


(12)

e. Identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat dilengkapi untuk memenuhi tuntutan misi Perusahaan

f. Pemilihan strategi atas objektif jangka panjang dan garis besar strategi yang dibutuhkan untuk mencapai objektif tertentu

g. Objektif tahunan dan rencana jangka pendek yang selaras dengan objektif jangka panjang dan garis besar objektif

h. Implementasi atas hal-hal di atas dengan menggunakan sumber yang tercantum pada anggaran dan mengawinkan rencana tersebut dengan sumber daya manusia, struktur teknologi dan sistem balas jasa yang memungkinkan

i. Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap jangka pendek sebagai masukan begi pengambilan keputusan di masa yang akan datang. (Kasali, 2000:43)

Menciptakan hubungan baik dengan pers adalah esensi dasar kegiatan media relations. Karena dengan terciptanya hubungan baik tersebut, diharapkan akan mempermudah pekerjaan PR untuk “membimbing” dalam pembuatan berita-berita positif. Berikut akan dijelaskan pandangan dari wartawan dan hubungan yang terjalin.

a) Embedded Media Strategy

Mengikutsertakan media dalam forum informal diskusi, coffee morning, forum hobby, mengirimkan email/contact person secara rutin, mengenal wartawan secara personal, dsb.


(13)

Merancang acara khusus (cenderung informal), sebagai saranan pertemuan atau silaturahmi untuk mempererat hubungan dengan media/wartawan. Contoh: kunjungan ke redaksi media

c) Embargo Media Strategy

Membantu kerja media/wartawan dalam proses produksi berita dengan memberikan informasi/data seawal mungkin dengan limit waktu penyajian berita yang sudah disepakati. Contoh: pengiriman press release/kit & undangan peliputan

d) Media Briefing Strategy

Melakukan briefing/pengarahan kepada pihak media/wartawan untuk memberikan latar belakang informasi serta aturan dalam peliputan. Tujuannya, meminimalisir perbedaan persepsi/interpretasi. Contoh: press conference/tour dilengkapi press release/kit

Public relations pemerintah bertugas memberikan informasi dan penjelasan kepada khalayak/publik mengenai kebijakan langkah-langkah atau tindakan yang diambil pemerintah serta mengusahakan tumbuhnya hubungan

yang harmonis antara lembaga/instansi dengan publiknya dan memberikan pengertian kepada publik (masyarakat) tentang apa yang dikerjakan oleh instansi pemerintah di manaPublic relations itu berada dan berfungsi.

Tugas seorang praktisi public relations dalam pemerintahan adalah menegakkan citra organisasi yang diwakilinya agar tidak menimbulkan


(14)

kesalahpahaman dan tidak melahirkan isu-isu yang dapat merugikan. Untuk membentuk citra organisasi yang positif, praktisi public relations membutuhkan strategi.

3. Media Relations

Yasol Iriantara (2005:28), mengartikan media relations merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi dari media relations adalah simpul atau ruang dimana perusahaan atau organisasi membina sekaligus menjalin hubungan dengan publik.

Dalam kegiatan media relations,public relations dituntut untuk melakukan kerja sama dengan media, baik secara fungsional maupun individual dalam berbagai cara.

Media relation dalam upaya membina hubungan media, public relations melakukan berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan media, seperti pengiriman siaran pers, menyelenggarakan konferensi pers, menyelenggarakan media gathering, menyelenggarakan perjalanan pers, menyelenggarakan special events, menyelenggarakan wawancara khusus dan menjadi narasumber media.

Upaya membina hubungan dengan media melalui perantara wartawan yang bertugas , seorang PR harus mengenali karakter para wartawan agar tidak terjadi kesalahan dalam persepsi. Karena terkadang para PR pemula menganggap wartawan bisa diundang kapan saja ,selalu memberitakan hal negatif ,komersil, membutuhkan berita , kebal hukum dan menakutkan karena bisa menulis apa saja .


(15)

Mitos-mitos seperti ini tidaklah benar karena seorang wartwan yang profesional harus memiliki sifat atau profesi wartawan, antara lain:

1. Memiliki idealisme dan integrasi yang tinggi terhadap kepentingan bangsa, kebenaran, dan keadilan.Memiliki tanggungjawab kepada Tuhan , kepentingan rakyat, moral, dan tata susila, serta kepribadian bangsa . 2. Mengabdi kepada kepentingan publik

3. Memiliki kebebasan dan memperoleh fakta-fakta dari sumber berita asalkan tidak melanggar norma-norma yang ada.

4. Memiliki hak ingkar dan melindungi sumber berita asalkan asalkan tidak melanggar norma-norma yang ada.

5. Memiliki hak ingkar dalam melindungi sumber berita yang diminta dirahasiakan namanya demi keselamatan sumber berita tersebut.

Hal tersebut diatas dapat dijadikan patokan oleh pekerja media seperti wartawan, untuk menjalankan tugasnya sebagai pemburu berita dan jurnalis yang menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas yang seharusnya.

Seorang Public Relations akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik kalau di dukung oleh strategi komunikasi yang tepat dan efektif.

Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto (2003: 23) memberikan rincian yang sangat jelas tentang strategi komunikasi Public Relations dengan Media tersebut adalah:

1. By Serving the media, adalah strategi dengan memberikan pelayanan kepada media.


(16)

2. By establishing a reputations for reliability, adalah strategi yang dilakukan oleh PR sebagai upaya untuk menegakkan reputasi perusahaan supaya perusahaan tersebut tetap dapat dipercaya.

3. By suuplying good copy,adalah Strategi dengan memasok naskah informasi yang baik.

4. By cooperations in providing material, adalah strategi yang dilakukan dengan kerja sama yang baik dalam menyediakan bahan informasi.

5. By providing verification facilities, seorang Public Relations juga harus memikirkan tentang fasilitas yang harus disediakan bagi pekerja-pekerja media. Tujuannya adalah pekerja media merasa nyaman dalam bekerja, yaitu ketika mereka melakukan peliputan terhadap perusahaan tempat Public Relations itu berada. Strategi untuk menyediakan fasilitas yang memadai ini sering disebut dengan by providing verifications facilities. Cara yang dilakukan untuk menerapkan starategi ini adalah dengan memberikan fasilitas kepada pekerja media dan wartawan apabila mereka membutuhkan ruangan untuk melakukan liputan di organisasi atau perusahaan tersebut. Fasilitas itu termasuk fasilitas internet yang dibutuhkan wartawan pada saat mereka meliput berita di perusahaan tersebut.

6. By building personal relationship with the media, merupakan strategi yang dilakukan dengan membangun hubungan secara personal antara Public Relations dengan media massa.


(17)

a. Jenis-jenis Media Massa

Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh massyarakat secara massal pula ( Burhan Bungin, 2006: 72). Seperti yang dikatakan oleh Laswell, media digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada khalayak , terlebih apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator itu akan disampaikan kepada khalayak yang berjauhan atau dalam jumlah yang banyak.

Media merupakan saluran penyampaian pesan kepada khalayak sasaran. Memilih media yang tepat dalam pencitraan membuat khalayak menjadi tahu, dan paham. Diharapkan media massa dapat merubah sikap dan perilaku khalayak. Pilihan media harus memperhatikan harga, jenis pesan, pasar sasaran, keunggulan dan kekurangan media tersebut.

Setiap media sebagai sebuah perpanjangan pikiran manusia: “ Roda ... adalah perpanjangan dari kaki, Buku adalah perpanjangan mata...Pakaian, sebuah perpanjangan kulit... Sirkuit sebuah perpanjangan sistem syaraf sentral. Menurut McLuhan dalam Stephen W.littlejohn (2009:17). Dimana media memeilik peran yang sangat signifikan dalam mempengaruhi opini public , dan sekaligus memiliki tempat yang dekat dengan masyarakat. Hal inilah yang menjadikan media sebagai perantara antara pemeilik kepentingan yang dapat menjadikan media sebagai alat bantu dalam penyampaian informasi dan penyebaran informasi .


(18)

Tabel I.1 Karakteristik Media

Media Alasan positif penggunaan Alasan negatif penggunaan Surat kabar Murah , jangka waktu pendek Pasif, produksi foto kurang

bagus, tidak dinamis, kurang menarik perhatian, aktivitas membaca menurun sesuai dengan hambatan waktu Majalah Kualitas produksi menimbulkan

pengaruh yang besar, pembaca menghendaki adanya iklan, dapat digunakan dalam waktu yang lama, dapat

mengasosiasikan brand dengan ikon-ikon budaya dalam

khalayak massa

Hanya dapat dikonsumsi secara visual, waktu yang lama, tidak menumbuhkan hubungan

Tv Penglihatan, suara dan pergerakan terlihat nyata, pengulangan, mencakup daerah tertentu, menghibur memberi kredibilitas tertentu atas peroduk

Selektivitas kurang, hal-hal detail sering terabaikan, mahal, waktu yang, ketatnya pengaturan isi pesan,khalayak terfragmentasi, tidak fleksibel Radio Digunakan secara luas , aktif,

target lokal, target berdasar pembagian waktu tertentu, murah, adanya intimacy, menimbulkan kedekatan dan terjadi segera, berdasarkan topik tertentu

Tidak ada isi visual,

sementara, tidak lama, sering digunakan sebagai latar belakang, perhatiannya rendah, khalayak sedikit, kurang istimewa

Banner website di internet

Murah, aktif, pesan dapat berupa animasi, suara dan warna untuk menarik perhatian , penyediaan informasi yang serba cepat , dapat digunakan sebagai fasilitas sebagai penjualan

Bukan ruang lingkup nasioanl, akses terbatas, tidak relevan untuk barang yang merusak dan yang membutuhkan sensasi tertentu seperti parfum dan makanan

Billboard Murah, local, mudah diubah, praktis

Kurang kapasitas untuk menaruh perhatian,

segmentasi, terbatas, gampang dirusak, menimbulkan

kebingungan, gambar relative sedikitr


(19)

Hubungan baik yang terbangun antara Public Relations dengan Media massa ( Institusi Media dan Wartawan) bukanlah tujuan utama dari kegiatan Media Relations yang dilakukan oleh Public Relations. Tujuan utama dari media relations adalah terciptanya hubungan yang baik antara perusahaan dengan stakeholder-nya sehingga tercipta kepercayaan dalam diri \masyarakat( stakeholder) termasuk perusahaan atau organisasi tersebut.

Untuk mencapai tujuan utama ini, seorang praktisi Public Relations membutuhkan media massa untuk menjangkau stakeholder-nya yang bersifat masif dan berada di tempat yang terpisah-pisah. Berdasar alur berfikir ini maka hubungan yang baik antara Public Relations dengan wartwan supaya pesan yang di buat oleh praktisi Public Relations dipublikasikan oleh media massa dan sampai kepada masyarakat.

Frank Jefkins menyebutkan ada tiga jenis acara-acara pers . Ketiga jenis acara pers tersebut adalah konferensi pers ( press conference), resepsi pers (pers reception), kunjungan pers (facility pers) (Jefkins,1992:120). Konferensi Pers ( Press conferences).

Untuk menunjang keberhasilan strategi media relation, ada beberapa kegiatan media relations yang dilakukan oleh seorang praktisi Public Relations. Secara garis besar , kegiatan media relations itu dibagi menjadi dua , yaitu acara-acara media relations( event ) dan tulisan media relations . Sarah Silver dalam bukunya A Media Relations Handbook For Non Govermen Organizations menyebutkan ada beberapa kegiatan media


(20)

relations( dalam bentuk acara-acara media relations [event] dan tulisan media relations) kegiatan tersebut adalah:

1. Konferensi pers

Merupakan sebuah pertemuan para jurnalistik yang sengaja berkumpul untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan topik-topik yang sedang hangat dibicarakan ( Jefkins, 1992:119). Perusahaan biasanya mengadakan konferensi pers ketika perusahaan sedang mengalami permasalahan atau sedang berkonflik dengan pihak lain. Konferensi pers diadakan dengan tujuan untuk melakukan klarifikasi atau untuk memperbaiki citra perusahaan yang sempat rusak. Tidak jarang konferensi pers diadakan secara mendadak ,dengan tempat seadanya.

2. Resepsi Pers ( Press reception)

Resepsi pers adalah merupakan acara kumpul-kumpul para jurnalis dalam kondisi santai dan menyenangkan. Acara ini biasanya dilakukan secara santai disertai dengan jamuan makan malam , makan siang.Tujuannya agar tercipta hubungan kedekatan antara pemburu berita dengan pihak organisasi atau perusahaan.

3. Kunjungan pers ( Facility Pers)

Untuk memperjelas berita yang dibuat, sering kali perusahaan mengundang wartawan atau pekerja media untuk mengunjungi persusahaan atau organisasi mereka. Acara ini biasanya juga disertai


(21)

dengan fasilitas transportasi, jamuan, dan terkadang akomodasi menginap.

4. Press Calls

Press Call adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang praktisi Public Relations dari suatu perusahaan atau organisasi untuk menyampaikan suatu informasi atau berita kepada pekerja media dengan menggunakan telepon.

5. Media Briefing

Media briefing merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang Public Relatioans untuk memberikan penjelasan singkat kepada para jurnalis sebelum suatu kegiatan dilakukan.

6. Media Event

Kegiatan yang dilakukan dengan mengundang media massa ketika perusahaan itu menjadi sponsor dalam launching suatu produk.

7. Radio Talk Show and Televisions Talk Show

Merupakan diskusi interaktif yang dilakukan oleh pihak radio atau televisi dengan narasumber dari perusahaan atau organisasi tertentu.

Selain kegiatan-kegiatan media relations , berikut ini ada beberapa kegiatan media relations dalam bentuk tulisan :

1. Press Releases

Press release adalah bentuk informasi yang diterima antara institusi dan reporter. Release ini menjadi salah satu kesempatan untuk


(22)

menyalurkan fakta dan pandangan dari sebuah organisasi terhadap suatu permasalahan.

2. Banners

Banner merupakan media komunikasi tertulis yang dapat dilakukan oleh Public Relations untuk mempublikasikan perusahaan atau organisasi tempat Public Relations itu berada.

3. Websites

Salah satu media komunikasi tulis yang paling efektif yang dapat digunakan oleh praktisi Public Relations dalam menyampaikan informasi tentang perusahaan tempat PR itu berada adalah Websites. Websites yang menarik akan membuat pengunjung Web menyukai Web tersebut dan semakin dalam mengakses informasi yang disajikan oleh perusahaan tersebut.

4. Public Service Announcemen

Bentuk tulisan lain dalam kegiatan media relations adalah pemberitahuan- pemberitahuan layanan public. Pemberitahuan layanan public ini merupakan bentuk tanggung jawab social suatu perusahaan kepada khalayak.

5. Placing Opening Pieces in the Local Newspaper

Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menempatkan opini-opini yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi yang menjadi bagian dari kegiatan media relations pada surat kabar local yang ada di daerah tersebut.


(23)

6. Electrik Communications

Kegiatan dilakukan dengan menggunakan e-mail maupun melakukan publisitas dengan menggunakan internet. Dengan cara seperti ini , khalayak yang dijangkau oleh public relations akan semakin banyak dan semakin luas .

4. Citra

Keinginan sebuah organisasi untuk mempunyai citra yang baik pada publik sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra stimulus adanya pengelolaan upaya yang perlu dilaksanakan. Ketepatan pengertian citra agar organisasi dapat menetapkan upaya dalam mewujudkannya pada obyek dan mendorong prioritas pelaksanaan.

Menurut John. S Nimpoeno citra digambarkan dalam empat komponen yaitu persepsi-kognisi-motivasi-sikap. Proses pembentukan citra dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengalaman kognisi

Stimulus Persepsi Sikap Respon Perilaku Motivasi

Gambar 1.1

Model Pembetukan Citra menurut John.S Nimpoeno 1) Stimulus: Rangsangan


(24)

2) Persepsi: Hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan proses pemaknaan.

3) Kognisi: Suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus

4) Motivasi: keadaan dimana didalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu demi tercapainya tujuan.

5) Sikap: Kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai (Soemirat dan Ardianto, 2003: 115-116).

a. Citra sebagai Sasaran Humas

Ada beberapa jenis citra yang dikemukakan oleh Frank Jefkin, berikut 5 jenis citra tersebut:

1) Citra bayangan (mirror image). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi -- biasanya adalah pemimpinnya -- mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.

2) Citra yang berlaku (current image). Adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.

3) Citra yang diharapkan (wish image). Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.

4) Citra perusahaan (corporate image). Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.


(25)

5) Citra majemuk (multiple image). Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan (2003 : 20).

b. Citra Positif dan Negatif

Citra humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti citra tidak seyogianya “ dipoles agar lebih indah dari warna aslinya”, karena hal itu justru dapat mengacaukannya. Suatu citra yang sebenarnya bisa dimunculkan kapan saja, termasuk di tengah terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk. Caranya adalah dengan menjelaskan secara jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik informasi yang salah atau suatu yang keliru..

Pemolesan citra pada dasarnya tidak sesuai dengan hakikat humas itu sendiri. Kalangan manajemen dan pemasaran, yakni mereka yang sering membeli dan menyalahgunakan humas sehingga merusak nama baik dunia kehumasan. Seringkali memiliki suatu pemikiran yang keliru bahwasanya pemolesan citra itu merupakan suatu usaha yang sah-sah saja. Dengan adanya pandangan tentang dunia humas dalam keterkaitan dengan citra, yang sering kali mereka dengar dan yakini bahwa humas adalah pekerjaan membentuk citra dan menghilangkan berita bruk dengan berbagai upaya yang tidak semestinya. Padalah dalam kenyataannya pendapat masyarakat tersebut belum


(26)

tentu benar adanya dan hanya merupakan pemikiran yang belum memahami akan apa arti humas sebagai pelurus citra.

F. Tinjauan Penelitian terdahulu

Rico, Idham F (2012) dengan judul penelitian ”Strategi Humas Setda Kabupaten Kendal dalam Menjalin Hubungan Baik dengan Pers”. Kerjasama yang terjalin antara bagian humas Kabupaten Kendal dengan berbagai media terbukti mampu mendukung fungsi pelayanan penerangan umum bidang humas Kabupaten Kendal kepada masyarakat luas, dalam rangka penyebaran informasi,berita,kebijakan,dan aturan-aturan baru. Dimana penelitian ini lebih menekankan pada pelayanan informasi kepada publik dan tidak bertujuan untuk pembentukan citra

Lowina (2013) , dalam penelitiaannya ”Strategi Public Relations Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dalam Membentuk Citra Positif”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Public Relationas yang digunakan humas Pemkab Karo dalam membentuk citra positif adalah media relations. Humas meyadari pentingnya peran media massa dalam membentuk citra Pemkab Karo. Media Massa sangat diperlukan dalam mengubah pandangan dan prilakau publik terhadapa suatu instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Karo. Media massa dapat meredam isu-isu yang hangat diberitakan ditengah-tengah masyarakat,sehingga adanya isu tersebut dapat menjadi netral dan tidak simpang siur. Media massa berperan aktif dalam pembentukan citra positif, sehingga media massa menjadi sangat segnifikan.


(27)

G. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian yang di tulis peneliti di atas, maka diperolah hasil kerangka pemikiran sabagai berikut :

Humas merupakan ujung tombak suatu intansi/organisasi/lembaga yang menjalankan tugasnya dari hulu ke hilir dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk mengedepankan kepentingan organisasinya.

Media Relations merupakan upaya mengembangkan hubungan baik dengan media masa

Media Massa sebagai sarana penyampaian pesan baik lisan maupun tulisan.

Kerjasama yang dilakukan antara humas dengan media akan membentuk suatu pemahaman.

Struktur organisasi humas, visi dan misi, serta rencana ke depan pemkab sragen?


(28)

H. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah Pemkab Sragen dalam upaya mengetahui strategi humas pemerintah daerah sragen dalam bekerjasama dengan media dalam mendapatkan citra positif.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April s/d Juli 2014. 2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif. Kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan atau melukiskan keadaan objek pada saat sekarang, sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta. Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto,1990:310).

Penelitian kualitatif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan. Tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

Penelitian bersifat kualitatif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gajala dari kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala lain dalam masyarakat (Sutopo,2002:7).


(29)

3. Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Data primer

Data yang didapat dan dikumpulkan langsung dari sumber dilokasi penelitian melalui metode observasi dan wawancara. Data ini diperoleh melalui observasi dan wawancara kepeda beberapa informan yang berkaitan dengan pelaksanaan strategi media relations dalam meandapatkan citra positif.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, dengan mengambil dari artikel di internet, dan mengenai informasi-informasi yang terkait dengan penelitian .

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian selalu digunakan teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan dalam penelitian adalah :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak terhadap objek penelitian ( Hadari, 1995:100). Berarti peneliti memperoleh data dengan pengamatan kemudian dilakukan pencatatan. Data yang diperoleh peneliti dari kegiatan observasi ini berupa gambar, foto, catatan lapangan, dan lain-lain.


(30)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban (Moleong,2009:135). Wawancara berarti merupakan pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung terhadap responden yang berhubungan dengan objek penelitian dalam memberikan informasi dan data yang diperlukan.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan pencatatan dan menganalisis data-data yang ada dalam bentuk dokumen, baik berupa laporan, surat kabar, peraturan perundang-uandangan serta dokumen-dokumen lain yang mendukung dan relevan dengan penelitian ini.(Moleong, 2009:140)

5. Validitas Data

Agar data yang diperoleh valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maka dilakukan validitas data dengan menggunakan teknik trianggulasi data. Trianggulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data memanfaatkan data dari suatu sumber kemudian dicermati dengan sumber yang lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini validitas data yang berbeda untuk permasalahan yang sama seperti tampak pada gambar berikut ini:


(31)

Gambar 1.2

Diagram Teknik Trianggulasi

Wawancara Informan Data Content Analysis Dokumen Observasi Aktivitas

Sumber: (Sutopo, 2002:2008)

Peneliti dapat memperoleh data dari infoman yang berbeda-beda dengan teknik wawancara mendalam sehingga informasi dari informan satu dengan yang lain dapat dibandingkan. Seperti yang dikatakan sutopo (2002:79) data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

6. Analisis Data

Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis interaktif (Interctive model of analysis). Teknik ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: (Sutopo, 2002: 91)

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan para informan yang telah ditentukan, juga dengan metode observasi, dokumentasi, serta didukung oleh adanya data sekunder.


(32)

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka dilakukan seleksi atau pemilihan, penyederhanaan data yang benar-benar diperlukan untuk penelitian dengan tujuan agar data yang disajikan bisa lebih fokus pada permasalahan yang sedang diteliti.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan hasil dari kegiatan mereduksi data yang telah dilakukan sehingga dengan adanya data yang disajikan dengan terstruktur dapat membantu peneliti dalam membuat kesimpulan terakhir.

4. Kesimpulan

Selanjutnya dengan adanya penyajian data maka dapat ditarik hasil akhir penelitian atau suatu kesimpulan mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Semua digambarkan dalam skema dibawah ini:

Skema Teknik Analisis Interaktif

Gambar 1.3: Model analisis Interaktif Pengumpulan Data

Penyajian Data Reduksi Data


(33)

Aktivitas dari keempat komponen tersebut berbentuk interkasi dengan proses penumpulan data sebagai proses siklus. Peneliti bergerak diantara ketiga komponen (reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan) dengan komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung, sesudah pengumpulan data kemudian bergerak diantara proses reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.


(1)

H. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah Pemkab Sragen dalam upaya mengetahui strategi humas pemerintah daerah sragen dalam bekerjasama dengan media dalam mendapatkan citra positif.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April s/d Juli 2014. 2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif. Kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan atau melukiskan keadaan objek pada saat sekarang, sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta. Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto,1990:310).

Penelitian kualitatif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan. Tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

Penelitian bersifat kualitatif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gajala dari kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala lain dalam masyarakat (Sutopo,2002:7).


(2)

3. Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Data primer

Data yang didapat dan dikumpulkan langsung dari sumber dilokasi penelitian melalui metode observasi dan wawancara. Data ini diperoleh melalui observasi dan wawancara kepeda beberapa informan yang berkaitan dengan pelaksanaan strategi media relations dalam meandapatkan citra positif.

b. Data sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, dengan mengambil dari artikel di internet, dan mengenai informasi-informasi yang terkait dengan penelitian .

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian selalu digunakan teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan dalam penelitian adalah :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak terhadap objek penelitian ( Hadari, 1995:100). Berarti peneliti memperoleh data dengan pengamatan kemudian dilakukan pencatatan. Data yang diperoleh peneliti dari kegiatan observasi ini berupa gambar, foto, catatan lapangan, dan lain-lain.


(3)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban (Moleong,2009:135). Wawancara berarti merupakan pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung terhadap responden yang berhubungan dengan objek penelitian dalam memberikan informasi dan data yang diperlukan.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan pencatatan dan menganalisis data-data yang ada dalam bentuk dokumen, baik berupa laporan, surat kabar, peraturan perundang-uandangan serta dokumen-dokumen lain yang mendukung dan relevan dengan penelitian ini.(Moleong, 2009:140)

5. Validitas Data

Agar data yang diperoleh valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya maka dilakukan validitas data dengan menggunakan teknik trianggulasi data. Trianggulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data memanfaatkan data dari suatu sumber kemudian dicermati dengan sumber yang lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini validitas data yang berbeda untuk permasalahan yang sama seperti tampak pada gambar berikut ini:


(4)

Gambar 1.2

Diagram Teknik Trianggulasi

Wawancara Informan Data Content Analysis Dokumen Observasi Aktivitas

Sumber: (Sutopo, 2002:2008)

Peneliti dapat memperoleh data dari infoman yang berbeda-beda dengan teknik wawancara mendalam sehingga informasi dari informan satu dengan yang lain dapat dibandingkan. Seperti yang dikatakan sutopo (2002:79) data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

6. Analisis Data

Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis interaktif

(Interctive model of analysis). Teknik ini terdiri dari langkah-langkah

sebagai berikut: (Sutopo, 2002: 91) 1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan para informan yang telah ditentukan, juga dengan metode observasi, dokumentasi, serta didukung oleh adanya data sekunder.


(5)

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka dilakukan seleksi atau pemilihan, penyederhanaan data yang benar-benar diperlukan untuk penelitian dengan tujuan agar data yang disajikan bisa lebih fokus pada permasalahan yang sedang diteliti.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan hasil dari kegiatan mereduksi data yang telah dilakukan sehingga dengan adanya data yang disajikan dengan terstruktur dapat membantu peneliti dalam membuat kesimpulan terakhir.

4. Kesimpulan

Selanjutnya dengan adanya penyajian data maka dapat ditarik hasil akhir penelitian atau suatu kesimpulan mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Semua digambarkan dalam skema dibawah ini:

Skema Teknik Analisis Interaktif

Gambar 1.3: Model analisis Interaktif Pengumpulan Data

Penyajian Data Reduksi Data


(6)

Aktivitas dari keempat komponen tersebut berbentuk interkasi dengan proses penumpulan data sebagai proses siklus. Peneliti bergerak diantara ketiga komponen (reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan) dengan komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung, sesudah pengumpulan data kemudian bergerak diantara proses reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.


Dokumen yang terkait

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PEMERINTAHDAERAH KABUPATEN KARO DALAM STRATEGI PUBLIC RELATIONS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO DALAM MEMBENTUK CITRA POSITIF.

0 3 12

PENDAHULUAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO DALAM MEMBENTUK CITRA POSITIF.

0 2 52

PENUTUP STRATEGI PUBLIC RELATIONS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO DALAM MEMBENTUK CITRA POSITIF.

1 5 25

STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN Strategi Media Relations Pemerintah Kabupaten Sragen Dalam Mendapatkan Citra Positif.

0 2 16

STRATEGI MEDIA RELATIONS PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN DALAM MENDAPATKAN CITRA POSITIF Strategi Media Relations Pemerintah Kabupaten Sragen Dalam Mendapatkan Citra Positif.

0 2 11

MEMPERTAHANKAN CITRA POSITIF PEMERINTAH (Deskriptif Kualitatif Aktivitas Media Relations Humas Pemerintahan Kota Surakarta Media Relations Humas Pemerintahan Kota Surakarta Dalam Mempertahankan Citra Positif Pemerintah (Deskriptif Kualitatif Aktivitas Me

0 3 13

PENDAHULUAN Public Relations Dan Media Relations (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Media Relations Sebagai Upaya Meningkatkan Citra Positif Hotel Ibis Solo).

0 2 44

FUNGSI PSRAGEN Fungsi Public Relations (Humas)Pemerintah Kabupaten Sragen Dalam Pembentukan Citra Positif Kabupaten Sragen.

1 1 13

PENDAHULUAN Fungsi Public Relations (Humas)Pemerintah Kabupaten Sragen Dalam Pembentukan Citra Positif Kabupaten Sragen.

0 2 8

STRATEGI KOMUNIKASI MEDIA RELATIONS QUEST HOTEL SURABAYA by ASTON DALAM MENINGKATKAN CITRA POSITIF (Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Media Relations Quest Hotel Surabaya by Aston dalam meningkatkan Citra Positif)

0 1 8