PERBEDAAN MOTVASI BELAJAR DALAM TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI ANTARA MAHASISWA BEKERJA DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJA DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

PERBEDAAN MOTVASI BELAJ AR DALAM TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
ANTARA MAHASISWA BEKERJ A DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJ A DI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Oleh:
Novia Yettik Tri Handayani
1013010018/FE/EA

Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERBEDAAN MOTVASI BELAJ AR DALAM TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
ANTARA MAHASISWA BEKERJ A DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJ A DI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Progdi Akuntansi

Diajukan Oleh:
Novia Yettik Tri Handayani
1013010018/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI


PERBEDAAN MOTIVASI BELAJ AR DALAM TINGKAT PEMAHAMAAN
AKUNTANSI ANTARA MAHASISWA BEKERJ A DENGAN MAHASISWA TIDAK
BEKERJ A di UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
yang diajukan
Novia Yettik Tri Handayani
1013010018/FE/EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh :
Pembimbing Utama
Tanggal : .................................

Dr s. Ec. Saiful Anwar, M. SI
NIP. 19580325 198803 1001

Mengetahui
Ketua Program Studi

Dr s. Ec. RA. Suwaidi. Ms
NIP. 19600330 19860 1003


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PERBEDAAN MOTIVASI BELAJ AR DALM TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
ANTARA MAHASISWA BEKERJ A DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJ A DI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
Disusun Oleh :
Novia Yettik Tri Handayani
1013010018/FE/EA
Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi J urusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal 17 Apr il 2014
Pembimbing Utama :

Tim Penguji
Ketua


Drs. Ec. Saiful Anwar, M. Si

Drs. Ec. Saiful Anwar , M. Si

Sekretar is

Drs. Ec. Sjafi’i, MM. AK
Anggota

Dr. Gideon Setyo Budi. M. Si

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an”
J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur , SE, MM
NIP. 030 202 389

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayahNYA, sehingga penyusunan Skripsi yang
berjudul

“Perbedaan

Motivasi

Belajar

Dalam

Tingkat

Pemahaman

Akuntansi Antara Mahasiswa Bekerja dan Mahasiswa Tidak Bekerja di

Univer sitas

Pembangunan

terselesaikan. Skripsi

Nasional

“Veteran”

jawa

Timur”,

dapat

ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam rangka memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasioanal “Veteran” Jawa Timur.

Terwujudnya Laporan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun
pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Rektor Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto MP yang telah memberikan
kesempatan kepada saya dalam memperoleh pendidikan S1 di kampus
Universitas Pembangunan Nasioanal “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSI, Ak Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Bapak Drs.Ec.Saiful Anwar, M.si sebagai Dosen Pembimbing yang dengan
penuh kesabaran memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan
Laporan Skripsi ini sampai selesai.
5. Kedua orang tuaku dan kedua mertuaku tercinta yang telah memberikan

segalanya bagiku yang tak ternilai dan tak akan mampu terbalas. Semoga Allah
SWT memberikan surga bagi kalian berdua. Amin.
6. Bapak/ Ibu dosen Ekonomi Akuntansi atas semua ilmu yang telah diberikan.
7. Kakakku tercinta, Hindra Wahyu Wijaya dan Lenny Hindri Dwi Astutik, yang
selalu membuat hati ini merasa tenang.
8. Suamiku tercinta Johan Frastian yang selalu memberikan dukungan, motivasi
serta bersedia membantu penulis dalam penyelesaian Laporan Skripsi.
9. Calon anakku yang didalam kandungan sebagai motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
10. Teman – teman seperjuangan Jurusan Ekonomi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasioanal “Veteran” Jawa Timur. Terima kasih atas Saran dan
dukungannya selama ini.
11. Teman – teman seperjuangan Wiwin, Aprilia, Riza, dkk Jurusan Ekonomi
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasioanal “Veteran” Jawa Timur. Terima
kasih atas Saran dan dukungannya selama ini.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


12. Serta semua pihak yang banyak membantu dan mendukung kepada penulis
yang dimana tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mohon maaf lahir dan
batin atas semua hal perilaku dan ucapan yang selalu tidak berkenan di hati.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga penyusunan Laporan Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak-pihak yang terkait selama pelaksanaan
kerja praktek, dan bagi pihak lain untuk masa yang akan datang sebagai bahan
acuan atau referensi dalam pelaksanaan kerja praktek atau pembuatan laporan
Skripsi.

Salam hormat.
Surabaya,

April 2014

Penulis

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................

ii

ABSTRAK ........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….......... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 . Perumusan Masalah ........................................................................... 4

1.3. Tujuan ................................................................................................ 4
1.4. Manfaat ............................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………... 6
2.1. Penelitihan Pendahulu ……………………………………………….. 6
2.2. Landasan Teori .................................................................................... 12
2.2.1.Motivasi..................................................................................... 12
2.2.2.Belajar ..................................................................................... 15
2.2.3.Perilaku Belajar ........................................................................ 25
2.2.4.Tingkat Pemahaman Akuntansi .............................................. 26
2.2.5.Mahasiswa ............................................................................... 28
2.2.6.Bekerja ..................................................................................... 30
2.2.7.Tidak Bekerja ........................................................................... 31
2.2.8.Mahasiswa Bekerja dan Tidak Bekerja .................................... 32
2.3.Kerangka Berpikir.................................................................................. 33
2.4 Pengembangan Hipotesis....................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................39
3.1. Objek Penelitian .......................................................................................... ..39
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel .................................39
3.2.1. Definisi Operasional .................................................................... ............ 39
3.2.2. Pengukuran Variabel .................................................................... ............ 41

3.3. Tenik Pengumpulan Sampel ..........................................................................43
3.3.1. Populasi ............................................................................................... 43
3.2.2. Sampel ................................................................................................. 43
3.4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... ..44
3.4.1. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................44
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ................................................................ 45
3.5.1. Teknik Analisis .................................................................................. 45
3.5.2. Uji Kualitas Data ............................................................................... 46
3.5.3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 48
3.5.4. Uji Hipotesis ....................................................................................... 49

BAB IV
4.1

PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA.................................. 52
Deskripsi Obyek penelitian........................................................

52

4.1.1.Sejarah Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur ………………………………………………….... 52
4.1.2.Gambaran Umum Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa
Timur………………………………………………………... 56
4.1.3. Gambaran Umum Jurusan Akuntansi……………………….56
2.1.4. Visi, Misi dan Tujuan Mahasiswa Akuntansi……………….57
4.2

Deskripsi Sample Penelitian............................................................ 58

4.3

Deskripsi Hasil Penelitian.............................................................. 59
4.3.1. Deskripsi Variabel Kecerdasan Emosional (X1)………...... 59
4.3.2. Deskripsi Variabel Perilaku Belajar (X2)……………….... 64
4.3.3. Deskripsi Variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)….. 67

4.4

Uji Kualitas............................................................................

68

4.4.1. Uji Normalitas……………………………………………... 68
4.4.2. Uji Validitas……………………………………………….. 69
4.4.3. Uji Relibilitas……………………………………………… 76

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.4. Uji Asumsi Klasik………………………………………….. 77
4.5

Tenik Analisis dan Pengujian Hipotesis.......................................

81

4.5.1. Analisis Regresi Liner Berganda………………………….... 81
4.6

Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................... 86

4.7

Konfirmasi Hasil Penelitian .......................................................... 88

4.8

Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu ..................... 88

4.9

Keterbatasan Penelitian.............................................................

90

KESIMPULAN DAN SARAN...............................................

92

5.1

Kesimpulan...............................................................................

92

5.2

Saran...........................................................................................

92

BAB V

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJ AR DALAM TINGKAT PEMAHAMAN
AKUNTANSI ANTARA MAHASISWA BEKERJ A DAN MASISWA TIDAK
BEKERJ A DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
Oleh :
Novia Yettik Tri Handayani
Abstr ak
Kecerdasaan emosional ini mampu melatih kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu
kemampuan untuk mengelola perasaannya, memotivasi dirinya, tegar dalam menghadapi
frustasi, mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati
reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasaan emosi
berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman. Perilaku belajar didefinisikan sebagai
kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar yang jelek disebabkan oleh kurangnya kesadaran
mahasiswa mengenai makna belajar di pergurungan tinggi, sehingga mahasiswa tersebut
merasa frustasi dalam menjalankan proses belajar. Proses belajar berkaitan dengan
kecerdasan emosional mahasiswa.
Penelitian ini dilakukan pada 66 mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan 2010 dengan data primer berupa kuesioner. Alat
analisis yang digunakan adalah Regresi Liner Berganda yang menggunakan alat bantu
komputer dengan SPSS 17. Hasil analisis kemudian di analisis dengan uji asumsi klasik serta
uji F dan uji t statisitik.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kecerdasan emosional memberikan pengaruh
yang signifikaskan dan negative terhadap tingkat pemahaman akuntansi, sedangkan perilaku
belajar memberikan pengaruh yang signifikasikan dan negative terhadap tingkat pemahaman
akuntansi, dan mahasiswa bekerja dan mahasiswa tidak bekerja memberikan pengaruh yang
signifikasikan dan negative terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Variabel kecerdasan
emosional mempunyai pengaruh negative terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh
negative ini menujukkan pengaruh yang terbalik, artinya jika kecerdasan emosional
mengingkat mengakibatkan tingkat pemahaman akuntansi menurun, begitu pula sebaliknya.
Variabel perilaku belajar mempunyai pengaruh negative terhadap tingkat pemahaman
akuntansi. Pengaruh negative ini menujukkan pengaruh yang terbalik, artinya jika perilaku
belajar mengingkat mengakibatkan tingkat pemahaman akuntansi menurun, begitu pula
sebaliknya. Variabel mahasiswa bekerja dan mahasiswa tidak bekerja belajar mempunyai
pengaruh negative terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh negative ini
menujukkan pengaruh yang terbalik, artinya jika mahasiswa bekerja dan mahasiwa tidak
bekerja mengingkat mengakibatkan tingkat pemahaman akuntansi menurun, begitu pula
sebaliknya

Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Per ilaku Belajar , Dan Mahasiswa Bekar ja
dan Mahasiswa Tidak Bekerja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mahasiswa merupakan profil manusia aset negara yang aktif dan potensial,
mereka dibesarkan oleh dua realitas yang tidak bisa dihindari antara lain
sebagai mahasiswa yang berada pada suatu iklim profesi diri menjadi sarjana
yang siap pakai atau sebagai insan yang diharapkan, dan sebagai anggota
masyarakat yang hidup diposisi harapan berbagai pihak (Muhaimin, dalam
Asmita, 2007). Dalam dunia akademis keterampilan intelektual merupakan
konsep yang penting bagi kecakapan sosial dan keberhasilan belajar.
Fenomena mahasiswa kerja dengan melakukan aktifitas perkuliahan
bukanlah hal yang baru di era pendidikan tinggi sekarang. Banyak dari
mahasiswa tersebut ingin mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi
kebutuhan kuliah yang semakin meningkat. Kuliah sambil bekerja tidak lagi
hanya sekedar dilakukan mahasiswa yang lemah dalam ekonomi atau
kebutuhan financial, tetapi juga yang mendasari seorang mahasiswa untuk
bekerja diantaranya adalah kebutuhan sosial relasional dan kebutuhan
aktualisasi diri. Meskipun demikian mahasiswa harus memiliki motivasi ekstra
untuk tetap menjalankan tanggung jawab penuh dalam belajar di sela
kesibukan dalam pekerjaan yang dijalaninya.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Asmita (2007) bahwa motivasi
belajar merupakan suatu hal yang sangat penting baik di dalam dunia industri
maupun dalam dunia pendidikan, tanpa adanya motivasi maka kinerja setiap
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

individu dalam melaksanakan segala aktivitasnya tidak akan berjalan dan
berhasil secara baik.
Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran
sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran tertentu (Nashar, 2004). Sehingga mahasiswa yang bermotivasi
tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang
tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan
upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang
diperolehnya.
Mengacu pada teori di atas, serta mengacu pada fenomena kuliah sambil
bekerja menurut Ahmadi (dalam Rukmoroto, 2012), maka mahasiswa tersebut
harus dapat membagi waktu dan konsentrasi serta bertanggung jawab terhadap
komitmen dari kedua aktifitas tersebut. Hal ini membuat mahasiswa
menghabiskan banyak waktu, energi serta tenaga untuk bekerja. Kondisi
tersebut membuat mahasiswa kesulitan membagi waktu antara bekerja dengan
kuliah, sehingga fokusnya menjadi terpecah sehingga berakibat pada
rendahnya motivasi untuk belajar dibandingkan mahasiswa yang kuliah tidak
sambil bekerja, memiliki motivasi belajar tinggi biasanya mampu mengatur
waktunya, sedangkan fenomena mahasiswa yang tidak bekeja mereka
membagi waktunya untuk belajar sehingga mahasiswa yang tidak bekerja juga
memiliki waktu yang sangat banyak dalam belajar.
Akan tetapi kegiatan bekerja ini sering kali pula membawa kesan negatif
di mana mahasiswa lantas malas kuliah karena merasa sudah mampu mencari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

uang atau karena sudah terlalu lelah bekerja menyebabkan mahasiswa sudah
terlalu lelah untuk belajar. Dikhawatirkan kegiatan ini bisa mempengaruhi
tingkat pemahaman mereka terhadap mata kuliah-mata kuliah penting di
kampusnya. Meski demikian, sejauh ini belum pernah ditemukan uji empiris
atas perbedaan tingkat pemahaman mata kuliah utama antara mahasiswa yang
bekerja maupun tidak bekerja. Hal ini cukup menarik, karena tentunya
kegiatan mahasiswa yang bekerja dengan mahasiswa yang tidak bekerja itu
berbeda, sehingga cara mereka belajar juga berbeda.
Seperti yang diusulkan oleh Trisniwati & Suryaningsum (2003) untuk
melihat apakah perilaku belajar mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi.
Secara logika memang perilaku belajar mempengaruhi tingkat pemahaman
akuntansi, akan tetapi dalam penelitian ini tentunya diharapkan akan sangat
berbeda perilaku belajar antara mahasiswa yang bekerja dengan yang tidak
bekerja. Karena mahasiswa yang tidak bekerja seharusnya memiliki waktu
luang lebih banyak untuk membaca buku, mengunjungi perpustakaan dan
belajar. Dalam penelitian Marita (2006) menunjukkan bahwa perilaku belajar
yang baik akan menurunkan tingkat tekanan pada mahasiswa secara
signifikan.
Di Indonesia, penelitian yang membahas tentang tingkat pemahaman
akuntansi sudah cukup banyak (Trisniwati dkk., 2003; Suryaningsum dkk.,
2004; Budhiyanto dkk., 2004; Tikollah, 2006; Melandy dkk., 2006;

dan

Marita dkk, 2006). Akan tetapi sepertinya pokok bahasan ini masih terus perlu
dikaji mengingat semakin berkembangnya tuntutan bagi lulusan jurusan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

akuntansi, sehingga kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pemahaman akuntansi ini juga akan bertambah, sekaligus sebagai masukan
bagi staf akademis untuk meningkatkan upaya mereka dalam meningkatkan
pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah-mata kuliah utama di bidang
akuntansi.
Bertitik tolak dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat dan membahas secara ilmiah ke dalam bentuk skripsi satu tema
mengenai “Perbedaan Motivasi Belajar Dalam Tingkat Pemahaman
Akuntansi Antara Mahasiswa Bekerja Dan Mahasiswa Tidak Bekerja di
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur”.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar
mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi, dan
2. Apakah terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi yang bekerja
dengan yang tidak bekerja.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar
mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi, dan.
2. Mengetahui terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi yang bekerja
dengan yang tidak bekerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

1.4 Manfaat
Dengan dilakukannya studi penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi yang berkepentingan, yaitu :
a.

Menambah pengetahuan dan sebagai informasi bagi mahasiswa agar
dapat memahami kompetensi yang dibutuhkan oleh motivasi belajar
akuntansi, sehingga mahasiswa akuntansi dapat mempersiapkan dirinya
sebelum memasuki dunia kerja dan meningkatkan kualitas mereka
sehingga mudah dalam mencari pekerjaan.

b. Memberikan

masukan

bagi

akademisi

tentang

kompetensi

yang

dibutuhkan motivasi belajar akuntansi di dunia kerja sehingga dapat
mengembangkannya pada program studi akuntansi.
c. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengkaji
masalah yang sama di waktu yang akan datang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisi penelitian terdahulu dan landasan teori , kerangka
pemikiran penelitian dan pengembangan hipotesis.

2.1. Penelitihan Terdahulu
Beberapa penelitian telah dilakukan para peneliti tentang perbedaanperbedaan yang terkait, diantaranya:
1. Liviawati & Afvan Aquino (2013)

Penlitian ini mengambil judul :
“Pengaruh

Kecerdasan

Emosional

Terhadap

Tingkat

Pemahaman

Akuntansi Ditinjau Dari Perspektif Gender”
a. Perumusan Masalah :
1. Pengaruh kecerdasan emosional yang meliputi dimensi pengenalan
diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial
terhadap tingkat pemahaman akuntansi ?
2. Komponen

kecerdasan

mana

yang

lebih

dominan

dalam

mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi akuntansi ?
b. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Jika
kita ingin meningkatkan tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa
laki-laki berarti kita harus bisa memotivasi mahasiswa tersebut.
Semakin tinggi tingkat motivasi mahasiswa tersebut maka akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

semakin meningkat pula tingkat pemahamannya terhadap mata
kuliah akuntansi.
2. Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansinya. Hal ini berarti bahwa pengarahan akan mempunyai
pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansinya. Semakin
sering

kita

mengarahkan

maka

akan

semakin

meningkat

pengendalian diri mahasiswi tersebut dan ini akan berakibat kepada
semakin meningkatnya tingkat pemahaman terhadap matakuliah
akuntansi.
2. Riswan Yudhi Fahrianta (2012)
Penelitian ini mengambil judul :
“Pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan Spritual Mahasiswa
Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”
a. Perumusan Masalah
1. Apa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual mahasiswa
akuntansi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi ?
b. Kesimpulan yang dihasilkan
1. Dimana hasil peneli-tian diharapkan dapat memberikan kontribusi
pada pengembangan sistem pendidikan tinggi akuntansi khususnya
pengembangan kurikulum akuntansi untuk menghasilkan lulusan
yang berkualitas tidak hanya secara akademis (intelektual), tetapi
juga kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang baik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

2. Secara simultan pengaruh kecerdasan emosional kecakapan
pribadi, kecerdasan emosional kecakapan sosial, dan kecerdasan
spiritual tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
pemahaman mahasiswa akuntansi. Sedangkan secara parsial,
bahwa kecerdasan emosional yang berupa keca-kapan pribadi
mahasiswa akuntansi mempunyai pengaruh yang positif tetapi
tidak signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Untuk
kecakapan

sosial

terhadap

tingkat

pemahaman

akuntansi

mempunyai pengaruh negatif tetapi tidak signifikan. Selanjutnya,
kecerdasan spritual mahasiswa terhadap tingkat pemahaman
akuntansi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.
3. Nidya Dudija (2011)
Penelitian ini mengambil judul :
“Perbedaan Motivasi Menyelesaikan Skripsi Antara Yang Berkerja Dan
Tidak Berkerja”
a. Perumusan Masalah
1. Apakah penyebab tinggi rendahnya motivasi menyelesaikan
skripsi antara mahasiswa yang bekerja dengan tidak bekerja ?
2. Motivasi menyelesaikan skripsi manakah yang lebih tinggi
antara mahasiswa yang bekerja dengan tidak bekerja
b. Kesimpulan yang dihasilakan :
1. Pada mahasiswa yang bekerja dan mahasiswayang tidak bekerja
pada mahasiswa jurusan Teknik Informatika UAD menunjukkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

bahwa terdapat perbedaan motivasi menyelesaikan skripsi
antara mahasiswa yang bekerja dengan mahasiswa yang tidak
bekerja.

Mahasiswa

yang

bekerja

mempunyai

motivasi

menyelesaikan skripsi lebih tinggi sedangkan mahasiswa yang
tidak bekerja memiliki motivasi menyelesaikan skripsi lebih
rendah dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti
diterima.
4. Eka Sri Muliani (2013)
Penelitian ini mengambil judul :
“Perbedaan Motivasi Belajar Antara Mahasiswa yang Bekerja dan
Tidak Bekerja Pada Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945”
a.

Perumusan Masalah :
1. Apa

faktor

yang

mahasiswayang

mempengaruhi

berkerja

dengan

motivasi

mahasiswa

belajar

yang

tidak

berkerja?
b. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Atas fenomena yang terjadi dilapangan dan dituangkan ke dalam
rumusan masalah, yang mana rumusan masalah yaitu adakah
perbedaan motivasi belajar antara mahasiswa yang bekerja dan
tidak bekerja.
2. Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel yaitu motivasi
belajar. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki dan
perempuan

fakultas

Psikologi,

Hukum,

dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Ekonomi

10

Universitas 17 Agustus Samarinda, semester 1, 3, dan 5 dengan
asumsi bahwa semester tersebut kegiatan perkuliahan masih
padat dalam seminggu dan mahasiswa yang bersangkutan ada
yang bekerja dan tidak bekerja sehingga kriteria populasi
penelitian terpenuhi antara mahasiswa yang bekerja dan tidak
bekerja. Sampel berjumlah 120 orang diambil dengan teknik
nonpribability sampling.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Tabel 2.1
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitia Sekarang
No
1

Nama
Penelitian
Liviawati
& Afvan
Aquino
(2013)

Judul
“Pengaruh Kecerdasan
Emosional Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi
Ditinjau Dari Perspektif
Gender”

Variabel Penelitian
- Kecerdasan

emosional (X1)
- Pengenalan diri
(X2)
- Pengendalian diri
(X3)
- Motivasiempati
(X4)
- Keterampilan
social (X5) dan
- Tingkat
pemahaman
akuntansi (Y)
- Kecerdasan
emosional (X1)
- Kecerdasan
spiritual (X2)
- Tingkat
pemahaman
akuntansi (Y)
- Mahasiswa (X1)
- Motivasi (X2)
- Penyelesaian
Skripsi (Y)

2

Riswan
Yudhi
Fahrianta
(2012)

“Pengaruh kecerdasan
emosional dan kecerdasan
Spritual Mahasiswa Akuntansi
Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi”

3.

Nidya
Duija
(2011)

“Perbedaan Motivasi
Menyelesaikan Skripsi Antara
Yang Berkerja Dan Tidak
Berkerja”

4.

Eka Sri
Muliani
(2013)

“Perbedaan Motivasi Belajar
Antara Mahasiswa yang
Bekerja dan Tidak Bekerja
Pada Mahasiswa Universitas
17 Agustus 1945”

- Motivasi belajar,
- Mahasiswa

“Perbedaan Motivasi Belajar
Dalam Pemahaman Akuntansi
Antara Mahasiswa Yang
Bekerja Dan Mahasiswa Yang
Tidak Bekerja”

- Kecerdasan

5.

Novia
Yettik Tri
Handayani
(2013)

Alat analisis yang
digunakan
Regresi berganda

Regresi Liner
Berganda

On – smple
klomogorov
smirnov test

Regresi Berganda

bekerja,
- Mahasiswa tidak

bekerja.

emosional (X1)
- Perilaku belajar
(X2)
- Mahasiswa Yang
Bekerja,
Mahasiswa Yang
Tidak Bekerja
(Di)
- Pemahaman
akuntansi (Y)

Regersi Liner
Berganda

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.2. Landasan Teori
Landasan teori akan menjabarkan teori-teori yang mendukung perumusan
hipotesis sehingga membantu dalam menganalisis hasil-hasil penelitian dan akan
didukung dengan adanya penelitian-penelitian terdahulu yang serupa.

2.2.1. Motivasi
2.2.1.1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin yang berbunyi movere berarti dorongan
atau menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. Motivasi dapat
diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan
seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan
segala upayanya untuk mencapai kepuasan (Setiadi, 2008).
Motivasi dapat didefinisikan pula sebagai kesediaan untuk mengeluarkan
tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, yang
dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual
(Setiadi, 2008).
Menurut Thantawi (2001) motivasi yaitu perasaan atau keinginan yang
sangat mempengaruhi kemauan orang sehingga individu didorong untuk
bertindak. Motivasi adalah pengaruh, kekuatan yang menimbulkan kelakuan.
Selain itu, motivasi adalah proses-proses dalam yang menetukan gerakan tingkah
laku individu kepada tujuan-tujuan.
Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar.
Gedung dibuat, guru disediakan, alat belajar lengkap, dengan harapan supaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

siswa masuk sekolah dengan bersemangat. Tetapi itu semua akan sia-sia, jika
siswa tidak ada motivasi untuk belajar. Apa yang membuat siswa ingin belajar?
Kesediaan siswa untuk belajar adalah hasil dari banyak faktor. Mulai dari
kepribadian siswa dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas
sekolah, hadiah yang didapat karena telah belajar, situasi belajar yang mendorong
siswa untuk belajar, dan sebagainya (Djiwandono, 2006).
Selain itu menurut Sardiman (2000), motivasi adalah serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang tersebut ingin dan
mau melakukan sesuatu.
Motivasi menurut Sarwono (dalam Rukmoroto, 2012) adalah dorongan
bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan muncul karena adanya
kebutuhan sehingga diwujudkan dalam bentuk tindakan atau perilaku. Motivasi
yang tinggi biasanya akan menghasilkan tindakan yang kuat, demikian juga
sebaliknya.
Selain itu menurut Santrock (2011) mengatakan motivasi adalah proses
yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang
termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Jika
siswa tidak menyelesaikan tugas karena bosan, maka dia kekurangan motivasi.
Jika siswa menghadapi tantangan dalam penelitian dan penulisan makalah, tetapi
dia terus berjuang dan mengatasi rintangan, maka dia mempunyai motivasi yang
besar.
Motivasi sering kali diartikan sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat sehingga motivasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

tersebut merupakan suatu tenaga yang menggerakkan manusia untuk bertingkah
laku didalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu (Widyastuti dkk, 2004).
Motivasi merupakan hal yang melatar belakangi individu berbuat untuk
mencapai tujuan tertentu. Seseorang yang dengan sengaja mengikatkan diri
menjadi bagian dari organisasi mempunyai latar belakang yang berbeda-beda,
salah satunya adalah agar mereka dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dan
agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi (Victor dan Morasa, 2007).
Menurut Robbins (2008) motivasi merupakan proses yang menjelaskan
intesitas, arah, dan ketekunan seorang individu dalam mencapai tujuannya. Tiga
elemen utama dalam definisi diatas adalah intesitas, arah, dan ketekunan. Intesitas
berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha dan intesitas ini harus
dapat dikaitkan dengan arah yang menguntungkan baik bagi organisasi ataupun
individu. Terakhir dimensi ketekunan, dimensi ini merupakan ukuran mengenai
berapa lama seseorang bisa mempertahankan usahanya. Individu-individu yang
termotivasi bertahan melakukan suatu tugas dalam waktu yang cukup lama demi
mencapai tujuan mereka.
Gambar 1
Motivasi

Kebutuhan

Keinginan

Ket egang

Perilaku

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kepuasan

15

2.2.1.2. Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk

menggerkan atau

menggungah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannyauntuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu
(Purwanto. 1990 : 73)

2.2.2. Belajar
2.2.2.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses
pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting
dalam keseluruhan proses pendidikan.
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar
tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di
museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan
dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya
proses belajar.
Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching &
Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan
bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan
yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat
diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang
dapat diamati”.
Sedangkan Menurut Gagne dalam Whandi (2007) belajar di definisikan
sebagai “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu
pengalaman”. Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
Lebih

lanjut

Abdillah

(2002)

dalam

Aunurrahman

(2010

:35)

menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh
individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh
tujuan tertentu”.
Dengan demikian dapat disimpulkan Belajar adalah perubahan tingkah
laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan
dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,
keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang
menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.
Belajar merupakan

kegiatan

paling

pokok

dalam

proses belajar

mengajar manusia. Terutama dalam pencapaian tujuan institusional suatu
lembaga pendidikan atau sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil tidaknya
suatu pencapaian tujuan pendidikan tergantung kepada bagaimana proses belajar
mengajar yang dialami oleh individu. Menurut S. Nasution (1982:39), Belajar
dianggap merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan
latihan. Menurut pendapat tradisional yang dikutip dari Sadiman (2003:2) belajar
adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini yang
dipentingkan pendidikan intelektual, kepada anak-anak diberikan bermacammacam pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya, terutama
dengan jalan menghafal. Siahaan (2005:2) berpendapat bahwa belajar adalah
suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya
pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial dan emosional.
Nana Sudjana (1989:7) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari
proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang
belajar. Lebih lanjut Nana Sudjana (1989:28) mengemukakan bahwa pengertian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

belajar sebagai proses yang aktif, belajar adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu.
Belajar adalah proses melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses
melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Apabila kita bicara tentang belajar
maka kita belajar bagaimana mengubah tingkah laku seseorang. Moh. Surya
(1997:54) mengemukakan pengertian belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memeroleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam intraksi dengan
lingkungannya. Kemudian Abin Syamsudin (1996:20) mengatakan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan perilaku/pribadi seseorang berdasarkan praktek
atau pengalaman tertentu.
Hal serupa diungkapkan oleh Oemar Hamalik (1992:56) yang menyatakan
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku berkat adanya latihan dan
pengalaman. Sedangkan Moh. Uzer Usman (1996:4) berpendapat bahwa belajar
dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu, individu dengan lingkungannya
sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannnya.
Di dalam Ensiklopedi Pendidikan (Sugarda, 1999: 46) dikatakan bahwa
belajar adalah “berusaha memiliki pengetahuan atau kecakapan”. Seseorang telah
mempelajari sesuatu terbukti dengan perbuatannya. Ia baru dapat melakukan
sesuatu hanya dari proses belajar sebelumnya, tetapi harus diingat juga
bahwa belajar mempunyai hubungan yang erat dengan masa peka, yaitu suatu
masa di saat sesuatu fungsi maju dengan pesat untuk dikembangkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa belajar adalah proses perubahan di dalam diri manusia. Apabila setelah
belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah dikatakan
bahwa padanya telah berlangsung proses belajar. Perubahan sebagai hasil dari
proses belajar dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk yang relatif permanen,
seperti perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari
tidak terampil menjadi terampil, serta aspek-aspek lainnya. Sedangkan perubahan
dapat

diwujudkan dalam

kontemporer, seperti
merangkak, berdiri

bentuk

anak-anak
dan

baru

perubahan

menjadi

kondisi

dewasa

kemudian

bisa

atau

yang
dari

berjalan.

bersifat
berbaring,
Perubahan

tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungan. Tidak
karena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan. Selain itu, perubahan tersebut
haruslah bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung
sesaat saja.

2.2.2.2 Motivasi Belajar
Menurut Alderfer (Nashar, 2004) motivasi belajar adalah kecenderungan
siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk
mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.
Motivasi belajar yang dikemukakan Davis (dalam Andayani, 2006:
25): ”Motive or motivation refers to an internal state resulting from a need which
incites behaviour, usually directed towarked fulfilling the need.” Pendapat
tersebut dapat dimaknai bahwa motivasi merupakan sesuatu yang berasal dari
dalam diri seseorang yang muncul dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Motivasi belajar yang dikemukakan Nasution (1993: 08) yang menyatakan: Motivasi adalah kondisi psikologis sesorang untuk melakukan sesuatu.
Motivasi belajar yang dikemukakan Sardiman (2007: 75): Keseluruhan
daya dan penggerak psikis di dalam diri seseorang yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah pada
kegiatanbelajar demi mencapai tujuan.
Motivasi

belajar

menyatakan: Motivasi

yang

dikemukakan Winkel

belajar merupakan

faktor

psikis,

(1983:
yang

27)
bersifat

nonintelektual yang berperan dalam hal gairah belajar. Siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1986: 75).
Demikian dalam belajar, prestasi siswa akan lebih baik bila siswa
memiliki dorongan motivasi orang tua untuk berhasil lebih besar dalam diri siswa
itu. Sebab ada kecenderungan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi
mungkin akan gagal berprestasi karena kurang adanya motivasi dari orang tua.
Sardiman (2006) mengemukakan bahwa “motif” dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan
aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai
suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” maka motivasi
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif. Motif menjadi aktif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

pada saat-saat tertentu, terutama bila keinginan untuk mencapai kebutuhan
sangat kuat. Selain itu, menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) motivasi belajar
merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Nasution ( dalam Rohani, 2004) menyatakan motivasi peserta didik (siswa)
adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa mau melakukan
apa yang dapat dilakukannya.
Menurut Winkel (2005) “Motivasi belajar ialah keseluruhan daya
penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memegang peranan
penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa
yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan
belajar”.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikemukakan
bahwa motivasi belajar adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan
mental diri peserta didik maupun dari penciptaan kondisi belajar sedemikian
rupa untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu sendiri.
Dari beberapa teori diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu
demi mencapai suatu tujuan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

a. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi dalam belajar sangat penting artinya untuk mencapai
tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan, sehingga motivasi siswa
dalam belajar perlu dibangun.
Menurut Nasution (1982:77) motivasi memiliki tiga fungsi yaitu:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor yang
melepas energi.
2. Menentukan arah perbuatan , yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Motivasi
yang lebih baik dalam beajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata
lain bahwa dengan usaha yang tekun yang didasari adanya motivasi, akan
dapat melahirkan prestasi yang baik.
McClelland dan Atkinson dalam Sri Esti (1989: 161) mengemukakan
bahwa motivasi yang paling penting untuk psikologis pendidikan adalah
motivasi berprestasi, dimana seseorang cenderung untuk berjuang mencapai
sukses atau memilih kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau
gagal. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian
prestasi belajar siswa tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

b. Jenis-jenis Motivasi Belajar
Secara umum motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
(Prayitno, 1989: 10).
1. Motivasi Instrinsik
Menurut Priyitno (1989: 11) motivasi intrinsik adalah keinginan
bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal)
individu. Tingkah laku individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktorfaktor dari lingkungan. Tetapi individu

bertingkah laku karena

mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku dari dalam dirinya sendiri
yang tidak bisa dilihat dari luar.
Thornburgh dalam Priyitno (1989: 10) berpendapat bahwa
motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor
pendorong dari dalam diri sendiri. Dari definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam individu, dimana
dorongan tersebut menggerakkan individu atau subyek untuk memenuhi
kebutuhan,tanpa perlu dorongan dari luar.
2. Motivasi ekstrinsik
Sardiman (1990: 90) memberikan definisi motivasi ekstrisik
sebagai motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan lebih banyak
dikarenakan pengaruh dari luar yang relatif berubah-ubah.
Motivasi ekstrinsik dapat juga di katakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktivitas belajar di mulai dan diteruskan berdasarkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar (Sardiman, 1990: 90).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang
yang bermotivasi ekstrinsik melakukan sesuatu kegiatan bukan karena
ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan pujian,

Dokumen yang terkait

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 90

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 87

PERBEDAAN PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA SI UNIVERSITAS AIRLANGGA DAN MAHASISWA SI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 150

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 93

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 90

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 22

PERBEDAAN PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA SI UNIVERSITAS AIRLANGGA DAN MAHASISWA SI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 22

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 18

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 16

PERBEDAAN MOTVASI BELAJAR DALAM TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI ANTARA MAHASISWA BEKERJA DAN MAHASISWA TIDAK BEKERJA DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 16