PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN PAIRED STORYTELLING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI: (Studi Eksperimen Quasi Pada Kelas XI Di SMA Yayasan Atikan Sunda pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015.

(1)

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Studi Eksperimen Quasi pada Kelas XI di SMA Yayasan Atikan Sunda pada

Semester Ganjil Tahun ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh ANISA EPRILIA

1000828

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

Oleh

ANISA EPRILIA SUNARYA 1000828

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi pada Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

© ANISA EPRILIA

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

(4)

(5)

ii

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

DENGAN PAIRED STORYTELLING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Studi Eksperimen Quasi pada Kelas XI di SMA Yayasan Atikan Sunda

pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015) Pembimbing I : Prof. Dr. Gurniwan Kamil Pasya, M.si.

Pembimbing II : Mirna Nur Alia, S.Sos., M.Si Program Studi Pendidikan Sosiologi

Anisa Eprilia 1000828

Mata pelajaran Sosiologi pada tingkat SMA memiliki materi yang sebagian besar berupa teks bacaan dengan istilah- istilah yang sulit diingat, maka pembelajaran Sosiologi ini harus menggunakan model pembelajaran yang dapat melatih daya ingat peserta didik. sebagaimana diketahui bahwa proses pembelajaran yang terpusat pada guru ini memunculkan beberapa akibat, diantaranya adalah peserta didik menjadi pasif dan tidak berani mengungkapkan pendapat, guru lebih mendominasi proses pembelajaran, hingga pembelajaran tidak akan tercapai tujuannya.

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui perbedaan model pembelajaran cooperative script dengan paired storytelling terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi. Penelitian ini dilakukan di SMA Yayasan Atikan Sunda pada kelas XI, dengan sampel kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dimana peserta didik pada kelas eksperimen akan dibandingkan dengan peserta didik yang berada pada kelas kontrol dan pada akhirnya masing- masing kelas eksperimen ini akan dibandingkan pula.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan konvensional dengan nilai T hitung adalah 1,86 dibawah T tabel 1%. Terdapat perbedaan hasil belajar model paired storytelling dengan pembelajaran konvensional dengan nilai T hitung adalah 4,76 lebih besar nilainya dari T tabel 1%, dan tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan model pembelajaran paired storytelling dengan nilai T hitung adalah 0,158 dibawah T tabel 1% dengan demikian bahwa perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan model paired storytelling ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan.


(6)

ii

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

COOPERATIVE LEARNING MODEL SCRIPT DIFFERENCES WITH PAIRED STORYTELLING OF LEARNERS STUDY RESULTS ON THE

SUBJECTS OF SOCIOLOGY

(Quasi Experimental Study on Class XI in SMA Yayasan Atikan Sunda Odd Semester academic year 2014/2015)

Supervisor I: Prof. Dr. Kamil Pasya Gurniwan, M.si. Supervisor II: Mirna Nur Alia, S. Sos., M.Si

Education Sociology Anisa Eprilia

1000828

The subjects of Sociology on the high school level has material that is mostly text readings with terms that are difficult to remember, then this should use Sociology learning model of learning that can train your memory learners. as it known that learning process centred on these teachers gave rise to some effect, such as learners become passive and did not dare to express an opinion, the teacher was more dominate the process of learning, the learning will not be achieved until the goal.

The purpose of this research is to know the difference the learning model cooperative script with paired storytelling of learners study results on the subjects of sociology. This research was conducted in high school Foundation Atikan Sunda in class XI, with samples of Class XI XI, IPS, IPS 1, 2, and 3 as IPS class XI experiment 2 and grade control. This research uses experimental methods, whereby learners at experimental class will be compared with students who are at grade control and in the end each class this experiment will be compared as well.

The results showed no difference in outcome of learning model cooperative script and conventional value T calculate is 1,86 under T table 1%. There is a difference in learning outcomes model paired with conventional learning storytelling with value T calculate is greater value of 4,76 T table 1%, and there is no difference in the results of learning model cooperative learning model and script paired storytelling with a value T calculate is 0,158 under T table 1% so that the difference in the results of learning by using learning model cooperative model paired with storytelling script does not have significant differences.Key words: Coope rative Learning Models, scripts, Paired Storytelling.


(7)

vi

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN . . . i

ABSTRAK . . . ii

KATA PENGANTAR . . . iii

UCAPAN TERIMA KASIH . . . iv

DAFTAR ISI . . . vi

DAFTAR TABEL . . . viii

DAFTAR BAGAN . . . ix

BAB 1 PENDAHULUAN . . . 1

A. Latar Belakang Masalah . . . 1

B. Rumusan Masalah Penelitian . . . 6

C. Tujuan Penelitian . . . 7

D. Manfaat Penelitian. . . . . . . 7

E. Struktur Organisasi Skripsi . . . 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIR AN DAN HIPOTESIS PENELITIAN . . . 10

A. Kajian Pustaka . . . 10

1. Cooperative Learning . . . 10

2. Model Pembelajaran Cooperative Script . . . 19

3. Model Pembelajaran Paired Storytelling . . . 22

4. Hasil Belajar . . . 25

5. Mata Pelajaran Sosiologi . . . 28

6. Penelitian Terdahulu . . . 35

B. Kerangka Pemikiran . . . 38

C. Hipotesis Penelitian . . . 40

BAB III METODE PENELITIAN . . . 41

A. Lokasi dan Subjek Populasi / Sampel Penelitian. . . . 41

B. Desain Penelitian . . . 42

C. Metode Penelitian . . . 42

D. Definisi Operasional Variabel . . . 45

E. Instrumen Penelitian . . . 48

F. Proses Pengembangan Instrumen . . . 49

1. Tes Hasil Belajar . . . 50

2. Analisis Item Tes . . . 50

G. Lembar Observasi . . . 56

H. Teknik Pengumpulan Data . . . 56

I. Teknik Analisis Data . . . 56

1. Data Hasil Tes . . . 57


(8)

vii

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Eksperimen . . . 58

BAB IV HASIL PENELITIAN . . . 59

A. Deskripsi Hasil Penelitian . . . 59

1. Profil Tempat Penelitian . . . 59

2. Hasil Penelitian . . . 61

a. Data Hasil Belajar Peserta Didik . . . 61

b. Hasil Pengukuran Pre Test . . . 61

c. Hasil Pengukuran Post Test . . . 63

B. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran pada Setiap Kelas. . 77

1. Kelas Eksperimen 1. . . 78

2. Kelas Eksperimen 2. . . 80

3. Kelas Kontrol . . . 83

C. Temuan dan Kendala dalam Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Cooperative Script dan Paired Storytelling . . . 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN . . . 88

A. Simpulan . . . 88

B. Saran . . . 89

DAFTAR PUSTAKA . . . 90 LAMPIRAN


(9)

1

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu jalan yang harus ditempuh seorang manusia untuk menjadi manusia seutuhnya, karena dengan pendidikan manusia dapat belajar mengenai berbagai hal dalam kehidupannya. Banyak cara untuk memperoleh pendidikan, salah satunya adalah program pendidikan yang diadakan di dalam sekolah.

Pendidikan di sekolah ini merupakan kegiatan untuk membentuk mental dan karakter peserta didik agar menjadi lebih baik dengan dibekali ilmu dan pengetahuan. Dalam Undang- undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka dalam pelaksanaannya haruslah melibatkan orang-orang yang handal dan profesional. Guru merupakan salah satu kunci keberhasilan dan penentu terbesar dalam mencapai tujuan pendidikan setiap peserta didik karena guru terjun langsung dalam pelaksanaannya. Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan untuk membelajarkan siswanya dan mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya. Karena itu, guru sebagai pengelola pembelajaran diharapkan dapat menciptaka n pembelajaran yang berkualitas agar tujuan pembelajaran tercapai.

Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dari waktu ke waktu tujuan pembelajaran perlu disempurnakan sesuai dengan tuntutan perkembangan zama n dan perkembangan siswa.

Pemerintah selalu berusaha mencari cara untuk menyempurnakan pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan cara memperbaiki atau mengganti


(10)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kurikulum yang ada dengan maksud meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah juga memperkenalkan berbagai model pembelajaran yang dianggap efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran Sosiologi di sekolah bertujuan agar peserta didik memiliki beberapa kemampuan yaitu memahami berbagai konsep Sosiologi, memahami berbagai peran sosial, dan menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dari hal tersebut, pembelajaran Sosiologi ini tidak serta merta hanya bertujuan untuk mendapatkan nilai tinggi pada buku rapor ataupun ijazah, walaupun hal tersebut penting pula. Pada materi- materi pembelajaran Sosiologi di sekolah secara umum masih berupa konsep yang masih asing bagi peserta didik, padahal konsep-konsep tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Disinilah guru harus memiliki kreativitas untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam pembelajaran, sehingga berbagai tujuan tersebut tercapai.

Pembelajaran sosiologi yang terlihat saat ini masih sering menggunakan model konvensional atau dengan model ceramah yaitu kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara satu arah dimana guru menyampaikan materi dan peserta didik hanya mendengarkan. Cara pembelajaran seperti ini dirasakan tidak cocok lagi dengan tujuan pembelajaran yang ada karena tidak dapat melatih peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran sosiologi di kelas XI IPS SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung ditemukan kondisi yang belum sesuai harapan, seperti tidak ada pembelajaran yang aktif, kurangnya kesiapan belajar, dan rendahnya minat belajar peserta didik. Kegiatan pembelajaran sosiologi masih dilakukan secara searah, dimana peserta didik hanya mendengarkan dan diminta untuk membaca, sehingga kegiatan pembelajaran tersebut terlihat tidak efektif. Peserta didik juga hanya diminta mengerjakan tugas sederhana yaitu mengerjakan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk menambah nilai. Pada proses pembelajaran tersebut siswa menjadi pasif dan tidak dapat mengembangkan diri dengan baik.


(11)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Model ceramah yang digunakan guru Sosiologi yaitu kegiatan penyampaian materi dan kegiatan tanya jawab yang kurang berkesan. Saat diamati, peserta didik terlihat tidak tertarik sehingga memilih mengobrol dengan teman sebangku, melamun, dan berpura-pura izin keluar kelas. Hal tersebut juga sulit dikendalikan oleh guru karena peserta didik terkadang sangat ribut.

Beberapa peserta didik saat diwawancarai menyampaikan keluhannya dengan alasan merasa bosan, tidak mengerti, dan tidak tertarik. Para peserta didik juga berpendapat bahwa cara mengajar guru membuat jenuh, ditambah lagi penyampaian materinya kurang dapat dipahami. Kemudian penyampaian materi juga terkadang tidak berurutan, sehingga peserta didik merasa kebingungan. Permasalahan tersebut tentu menghambat peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai seperti mendapat hasil belajar yang baik dan pengembangan kemampuan secara maksimal. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil belajar yang dicapai peserta didik yang masih banyak di bawah batas KKM.

Kegiatan pembelajaran yang monoton seperti diuraikan di atas tentu perlu diperbaiki, karena semakin lama hal tersebut dibiarkan maka kegiatan seperti itu akan terus berlanjut dari tahun ke tahun, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai akan terus tertunda ketercapaiannya. Mengacu kepada kurikulum yang diperkenalkan oleh pemerintah bahwa dalam proses pembelajaran dapat diterapkan berbagai model pembelajaran yang dianggap efektif untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.

Menurut Dahlan (dalam Alma, 2009, hlm.83) model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas.

Pemerintah memperkenalkan model model pembelajaran cooperatif atau juga disebut dengan cooperative learning. Cooperative learning merupakan suatu metode pembelajaran yang menjadikan peserta didik menjadi kelompok kecil dan bekerja sama di dalamnya. Pembelajaran dengan menggunakan cooperative


(12)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

learning ini sangat menyentuh hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dan saling membantu ke arah yang lebih baik.

Dalam cooperative learning ada berbagai macam variasi model yang dapat diterapkan di dalam kelas. Dari berbagai macam model tersebut, terdapat dua model pembelajaran yang hampir serupa, yaitu model pembelajaran paired storytelling atau dikenal juga dengan bercerita berpasangan, dan model pembelajaran cooperative script.

Kedua model ini hampir serupa karena sama-sama membagi peserta didik berpasang-pasangan dan bekerja sama dalam memahami pembelajaran, namun memiliki kapasitas yang berbeda dalam pembagian materi pada proses pembelajarannya.

Mata pelajaran Sosiologi pada tingkat SMA memilik i materi yang sebagian besar berupa teks bacaan dengan istilah- istilah yang sulit diingat, maka pembelajaran Sosiologi ini harus menggunakan model pembelajaran yang dapat melatih daya ingat peserta didik. Model pembelajaran paired storytelling dan cooperative script merupakan model pembelajaran yang dapat melatih daya ingat peserta didik untung mengingat materi pembelajaran, dimana peserta didik sangat dilibatkan dalam setiap langkah proses pembelajarannya.

Pembelajaran menggunakan model cooperative learning ini sangat cocok diterapkan pasa mata pelajaran Sosiologi. Dalam praktek pembelajaran Sosiologi di SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung, guru masih sering menggunakan metode ceramah. Peserta didik dianggap sebagai objek dalam proses pembelajaran, sehingga hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru ke peserta didik. Hal itu menyebabkan peserta didik menjadi tidak aktif dan mengakibatkan peserta didik kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran karena merasa tidak dilibatkan.

Proses pembelajaran yang terpusat pada guru ini memunculkan beberapa akibat, diantaranya adalah peserta didik menjadi pasif dan tidak berani mengungkapkan pendapat, guru lebih mendominasi proses pembelajaran, hingga pembelajaran tidak akan tercapai tujuannya.


(13)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Melihat hal di atas, kemampuan peserta didik dalam mata pelajaran Sosiologi dapat dikatakan belum maksimal. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu alternatif memperbaiki dan memaksimalkan kemampuan sehingga menumbuhkan kesadaran peserta didik, melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga mampu berpikir kritis terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya.

Hal tersebut mendorong peneliti untuk menguji cobakan metode cooperative learning agar dapat meningkatkan minat dan kemamp uan peserta didik dalam mata pelajaran Sosiologi. Metode cooperative learning ini akan membantu peserta didik lebih memahami apa yang dipelajari, karena peserta didik terjun langsung dalam prosesnya. Setiap peserta didik akan bekerja sama dan saling membantu dengan rekan lain, karena pada metode cooperative learning membagi peserta didik menjadi tim belajar.

Bekerja dalam kelompok memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dalam kemampuan akademik sekaligus sosial (Hanifah, 2012, hlm.19). Hal tersebut menunjukkan pula bahwa cooperative learning tidak hanya mengajarkan sebuah materi saja pada peserta didik, namun mengajarkan pula kehidupan sosial yang baik.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dirasa perlu untuk memberikan sebuah inovasi baru dalam proses pembelajaran dengan mencari model pembelajaran dari metode cooperative learning untuk menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Dengan model tersebut diharapkan mampu menciptakan suasana yang baru dan nyaman, sehingga proses pembelajaran menjadi bervariasi dan tidak monoton, maka peneliti bermaksud menerapkan kedua model pembelajaran kooperatif yang dijelaskan di awal yaitu cooperative script dan paired storytelling dalam mata pelajaran Sosiologi.

Proses belajar mengajar di sekolah pada akhirnya akan memberikan se tiap peserta didik hasil belajar. Hasil belajar pada dasarnya memiliki pengertian beragam, namun pada intinya hasil belajar ini merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar bisa


(14)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata – kata lainnya. Hasil belajar juga dapat dijadikan sebagai parameter keberhasilan proses belajar yang menerapkan suatu metode atau pendekatan tertentu dalam kegiatan belajar mengajar.

Penerapan model pembelajaran yang berbeda bisa jadi memberikan hasil belajar yang berbeda pula. Hal tersebut menjadi menarik bagi peneliti untuk membandingkan hasil belajar dari penerapan kedua model tersebut, dengan melakukan eksperimen pada dua kelas yang berbeda dengan materi pembelajaran yang sama.

Uraian di atas telah memaparkan mengenai model pembelajaran Paired Storytelling dan Cooperative Script, dimana kedua model pembelajaran tersebut dapat menjadi alternatif yang akan di uji lebih mendalam. Peneliti bermaksud untuk mengetahui bagaimana perbedaan model pembelajaran tersebut dalam meningkatkan hasil belajar yang akan diraih peserta didik. Dengan penerapan kedua model tersebut diharapkan akan menarik perhatian serta meningkatkan minat belajar setiap peserta didik, sehingga meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan berbagai asumsi latar belakang di atas menjadi dasar pentingnya penelitian ini dilakukan. Hal ini didasarkan pada kondisi pembelajara n Sosiologi di SMA Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung, yang masih menggunakan model pembelajaran konvensional atau yang lebih sering disebut ceramah. Maka peneliti mengambil alternatif penggunaan model pembelajaran yang lebih kreatif dan efisien yang diharapkan dapat mendukung peningkatan terhadap pemahaman materi peserta didik sehingga hasil belajar dapat meningkat serta membantu peserta didik untuk peka terhadap berbagai gejala sosial.

Dengan melihat latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Cooperative Script dengan Paired Storytelling terhadap Hasil Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran Sosiologi (Studi Eksperimen Quasi pada kelas XI di SMA Yayasan Atikan Sunda pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015)”.


(15)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah perbedaan hasil belajar menggunakan model Cooperative Script dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung?

2. Adakah perbedaan hasil belajar menggunakan model Paired Storytelling dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung?

3. Adakah perbedaan hasil belajar menggunakan model Cooperative Script dengan model Paired Storytelling pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapa i melalui penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan model Cooperative Script dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan model Paired Storytelling dengan model konvensional pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan model Cooperative Script dengan model Paired Storytelling pada pada mata pelajaran Sosiologi pokok di SMA YAS Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Dari berbagai hal yang telah diungkapkan di atas, peneliti diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.


(16)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang baik mengenai Cooperative Learning dalam proses pembelajaran terutama dalam mencapai keberhasilan belajar.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acua n peneliti-peneliti selanjutnya yang mempunyai obyek penelitian yang sama.

2. Secara Praktis

a. Bagi Pihak Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengelola dan pengajarnya agar lebih mengerti dan memahami model pembelajaran yang mempengaruhi keberhasilan belajar.

b. Bagi Peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya.

c. Bagi universitas hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan. Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti dan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

d. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai wahana untuk latihan dan studi banding antara teori yang sudah didapat di bangku kuliah dengan praktek yang sebenarnya diterapkan dalam dunia pendidikan, sehingga nantinya dapat dijadikan bekal dalam memasuki dunia kerja. Selain itu dengan penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan tentang, perbandingan penerapan cooperative learning model cooperative script dengan model paired storytelling terhadap keberhasilan belajar pada mata pelajaran Sosiologi.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Laporan penelitian ini disusun sesuai dengan struktur atau sistem Atikan penulisan skripsi yang diberikan oleh pihak Universitas Pendidikan Indonesia


(17)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

(UPI) dalam Pedoman Karya Ilmia h Tahun 2013, dimana di dalamnya terdapat lima bab besar.

Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II berisi uraian kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoretis dalam menyusun penelitian, lalu kerangka pemikiran ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoretis antar variabel penelitian, kemudian hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya seperti lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua dua hal utama, yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, serta tujuan penelitian; dan pembahasan atau analisis temuan.

Bab V simpulan dan saran, dimana simpulan menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitia n.


(18)

41

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Yayasan Atikan Sunda Bandung atau sering disebut SMA YAS, beralamat di Jalan P.H.H. Mustofa No. 115 Bandung. Peneliti memilih lokasi ini karena sebe lumnya telah melakukan observasi terhadap proses pembelajaran Sosiologi di kelas XI SMA YAS Bandung. Permasalahan yang ditemukan pada saat itu adalah kurangnya kesiapan serta minat belajar peserta didik dan tenaga pendidik masih menggunakan teknik konvensional dalam mengajar sehingga kurang mampu memotivasi peserta didik untuk menjadi lebih aktif. Selain itu, peneliti merupakan tenaga pengajar yang sedang melakukan PLP pada mata pelajaran Sosiologi sehingga dalam pengumpulan data yang diperlukan dapat dikumpulkan secara langsung.

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil (I), mulai tanggal 15 – 24 September 2014 selama dua minggu berturut-turut.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA YAS Bandung yang berjumlah 104 orang, dengan rincian kelas XI IPA sebanyak 28 orang, XI IPS 1 sebanyak 25 orang, XI IPS 2 sebanyak 25 orang dan kelas XI IPS 3 sebanyak 26 orang.

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 3 rombongan belajar. yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3 yang akan menjadi kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol.

Kelas XI IPS 1 merupakan eksperimen 1 yang akan diberikan pembelajaran menggunakan model Cooperative Script, kelas XI IPS 2 merupakan eksperimen 2 yang akan belajar dengan model Paired Storytelling, dan kelas IPS 3akan belajar dengan model konvensional.


(19)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Menurut Sugiono dalam Suprianti (2014, hlm. 36) mengatakan bahwa desain penelitian adalah sesuatu yang berkaitan dengan metode dan alasan mengapa metode metode tersebut digunakan dalam penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah The Static Group Pretest-posttest Design. Desain tersebut digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut.

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelompok Pretest Treatmentt Posttest

E1 F1 X1 P1

E2 F2 X2 P2

C F3 - P3

Keterangan :

E1 : Kelompok Eksperimen 1 E2 : Kelompok Eksperimen 2 C : Kelompok Kontrol

F1 : Pretest Kelompok Eksperimen 1 F2 : Pretest Kelompok Eksperimen 2 F3 : Pre test Kelas Kontrol

X1 : Model Pembelajaran Cooperative Script X2 : Model Pembelajaran Paired Storytelling P1 : Post Test Kelompok Eksperimen 1 P2 : Post Test Kelompok Eksperimen 1 P3 : Post Test Kelas Kontrol

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keberhasilan antara model pembelajaran Cooperative Script dengan model pembelajaran Paired Storytelling di SMA YAS Bandung.


(20)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Menurut Arikunto (dalam Suprianti 2014, hlm. 37) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen.

Menurut Nasution (1987, hlm. 43) suatu eksperimen dapat dilakukan ketika salah satu variabelnya dapat dikontrol. Kontrol dalam penelitian mempunyai dua arti. Pertama, kontrol yang dimaksud adalah satu variabel lebih bersifat tetap dan variabel lainnya bersifat bebas. Kemudian dalam arti yang kedua, kontrol digunakan bagi kelompok atau individu yang tidak dikenakan variabel eksperimen, atau dapat memungkinkan pula kelompok atau individu yang sama digunakan sebagai kelompok percobaan juga sebagai kelompok kontrol. Misalnya suatu kelompok yang mulanya diajar dengan metode lama, kemudian setelah periode batu diajar dengan metode baru. Hasil belajar dengan kedua metode itu dibandingkan untuk melihat perbedaan pengaruh variabel eksperimen tersebut. Dalam hal ini individu atau kelompok tersebut bertindak sebagai kontrolnya sendiri.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen, dimana peserta didik akan pada kelas eksperimen akan dibandingkan dengan peserta didik yang berada pada kelas kontrol dan pada akhirnya masing- masing kelas eksperimen ini akan dibandingkan pula.

Pada metode eksperimen ini, peneliti menggunakan metode eksperimental semu (Quasi Eksperimen Design) yaitu pengontrolan dalam proses eksperimen disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Desain penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan variabel yang menjadi objek dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol. Peserta didik pada kelompok eksperimen 1 diberikan treatmentt dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script, kemudian kelompok eksperimen 2 diberikan treatment menggunakan model pembelajaran Paired Storytelling, dan kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan model konvensional. Proses penelitian


(21)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

terhadap kedua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol tersebut digambarkan dalam bagan alur perlakuan penelitian sebagai berikut.

Kelas XI Kelas XI Kelas XI

(KE1) (KE2) (KK)

O1→ X1→ O2 O1→ X2→ O2 O1→ O2

∆XA - - - -- ∆XB - - - ∆Xc

H1 H2

H3

Bagan 3.1 Bagan Alur Perlakuan Penelitian

Keterangan :

KE1 : Kelas Eksperimen 1 KE2 : Kelas Eksperimen 2 KK : Kelas Kontrol O1 : Pre Test

O2 : Post Test

X1 : Perlakuan 1 (Cooperative Script)

X2 : Perlakuan 2 (Paired Storytelling)

∆XA : Hasil belajar kelas ekspeimen 1

∆XB : Hasil belajar kelas ekspeimen 1

∆Xc : Hasil belajar kelas kontrol


(22)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Bagan di atas menjelaskan bahwa setiap kelas eksperimen dan kontrol akan diberikan pre test terlebih dahulu. Kemudian kelas XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen 1 akan mendapat pembelajaran menggunakan model cooperative script dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen 2 mendapatkan pembelajaran menggunakan model Paired Storytelling. Kemudian kelas kontrol adalah kelas XI IPS 3. Setelah mendapatkan tratment, kedua kelas tersebut akan diberikan post test. Kelas kontrol pun akan diberikan post tes. Skor hasil pre test dan post test setiap kelas eksperimen dan kontrol lalu dihitung untuk mengetahui perbedaan keberhasilan belajarnya. Dari hasil perhitungan itulah hipotesis akan dibuktikan.

D. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (dalam Suprianti 2014, hlm, 40) definisi operasional variabel adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati. Yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena, dimana variabel penelitian merupakan suatu keadaan yang dimanipulasi, dikendalikan atau diobservasi oleh peneliti.

Penelitian ini mengkaji tentang implementasi model pembelajaran cooperative script dan model pembelajaran Paired Storytelling untuk melihat perbedaan hasil belajar peserta didik.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script dan model pembelajaran Paired Storytelling sebagai variabel bebas, sedangkan hasil belajar sebagai variabel terikat. Adapun bentuk operasional variabel dalam bentuk tabel 3.2 adalah sebagai berikut :


(23)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep

Analitis Skala Variabel X

Model Pembelajaran

Cooperative Script

Suatu model pembelajaran yang menuntut adanya kerjasama dan saling membantu antara dua orang peserta didik yang dipasangkan dalam menangkap berbagai inti dari sebuah materi pelajaran.

langkah-langkah model pembelajaran

Cooperative Script:

a. Guru membagi peserta didik untuk berpasangan

b.Guru membagikan wacana/materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan

c.Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar d.Pembicara

membacakan ringkasannya

selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

e.Sementara pendengar Menyimak/mengoreks i/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap; Membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya

f.Bertukar peran, Hasil penelitian terhadap penerapan model pembelajaran Cooperative Script melalui


(24)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas. g.Kesimpulan Peserta

didik bersama-sama dengan Guru

h.Penutup

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep

Analitis Skala Model

Pembelajaran

Paired Storytelling

Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara.

Tahap awal pembelajaran kooperatif tipe bercerita berpasangan :

a. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian. b. Sebelum bahan

pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu.

Tahap pelaksanaan

Paired Storytelling:

a. Peserta didik dipasangkan.

b. Bagian pertama bahan diberikan kepada peserta didik yang pertama. Sedangkan peserta didik yang kedua menerima bagian yang kedua. c. Kemudian peserta

didik disuruh mendengarkan atau membaca bagian mereka masing-masing.

d. Sambil

membaca/mendengar kan, peserta didik disuruh mencatat dan mendaftar beberapa kata/frasa kunci yang

Hasil penelitian terhadap model pembelajaran Paired Storytelling melalui eksperimen,.


(25)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ada dalam bagian masing-masing. e. Setelah selesai

membaca, peserta didik saling menukar daftar kata/frasa kunci dengan pasangan masing-masing. f. Sambil

mengingat-ingat/memperhatikan bagian yang telah dibaca/didengarkan sendiri, masing-masing peserta didik berusaha untuk mengarang bagian lain yang belum dibaca/didengarkan (atau yang sudah dibaca/didengarkan pasangannya).

g. Kemudian, pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing peserta didik. Peserta didik membaca bagian tersebut. h. Kegiatan ini bisa

diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilaksanakan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.

Variabel Y Hasil Belajar

Peserta didik

Hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru.

Nilai yang diperoleh pada mata pelajaran Sosiologi sebelum dan sesudah pemberian perlakuan

Nilai Pretest dan posttest mata

pelajaran Sosiologi


(26)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang menunjukkan hasil belajar peserta didik setelah belajar dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dan model pembelajaran Paired Storytelling. Maka penelitian ini menggunakan instrumen:

1. Tes kemampuan, terdiri dari: a. Pre-tes

Tes ini merupakan tes individual berupa tes tertulis dengan pilihan objektif atau pilihan ganda yang diberikan sebelum belajar mengenai suatu materi pokok dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang akan di terapkan pada kelas yang diteliti.

b. Post-test

Test ini merupakan tes individual berupa tes tertulis dengan pilihan objektif atau pilihan ganda yang diberikan setelah pembelajaran materi atau kompetensi dasar. Post test ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diberi perlakuan. Skor post test inilah yang akan menjadi bahan analisis perhitungan untuk melihat perbedaan dengan hasil pre test.

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan sebagai alat untuk mengobservasi keterlaksanaan model pembelajaran cooperative script dan model pembelajaran Paired Storytelling dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini berisi penilaian dari guru mata pelajaran mengenai pelaksanaan langkah- langkah setiap model dilakukan dengan benar atau tidak, serta komentar-komentar yang diberikan langsung oleh guru baik berupa evaluasi ataupun koreksi agar pembelajaran selanjutnya dapat diperbaiki.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dikumpulkan langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, laporan kegiatan, dan foto-foto kegiatan.


(27)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengujian instrumen penelitian ini adalah dengan mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran pada setiap butir soal tes kepada kelas uji coba soal. Instrumen penelitian yang digunakan berupa hasil tes dalam bentuk soal pilihan ganda dengan kelompok sosial dan permasalahan sosial dalam masyarakat.

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar akan mengukur kemampuan peserta didik dalam pembelajaran. Tes hasil belajar ini diperoleh dari hasil pre-test dan post-test yang dilakukan pada setiap kelas yang diteliti. Hasil pre-test merupakan hasil tes yang diberikan sebelum peserta didik pada kelas kontrol dan peserta didik yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dan model pembelajaran paired storytelling. Kemudian hasil post-test merupakan hasil yang akan diperhitungkan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Tes hasil belajar ini diperoleh dengan memberikan soal berupa pilihan ganda dengan pokok bahasan mengenai kelompok sosial untuk pre test dan materi permasalahan sosial dalam masyarakat untuk post test. Soal tersebut sebelumnya diuji cobakan kepada kelas uji coba untuk mengetahui tingkat kesukaran dan tingkat signifikan pada setiap butir soalnya. Kemudian setiap butir soal akan diperbaiki maupun diganti jika soal tersebut dianggap tidak signifikan.

Setelah soal diperbaiki, maka selanjutnya adalah mengujikan soal tersebut pada kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Uji soal tersebut dilakukan melalui dua tahap, yaitu sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Tahap setelah pemberian tes adalah membandingkan hasil pre test dan post test pada tiap tiap kelas sampel. Hal ini tentu ditujukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen 1 dengan kelas kontrol, kelas eksperimen 2 dengan kelas kontrol, dan kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2, sehingga dapat


(28)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

diketahui model pembelajaran manakah yang lebih efektif dalam menunja ng keberhasilan belajar peserta didik pada mata pelajaran Sosiologi.

Instrumen tes atau soal tes diuji cobakan pada peserta didik di SMA SUMATERA 40 Bandung. Berikut tahapan yang dilakukan pada proses uji coba soal pre test dan post test.

2. Analisis Item Tes

Analisis item soal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas item soal yang dibuat. Menurut Suaatmaja (1984, hlm 138) langkah untuk menganalisis item soal dimulai dari membuat kunci jawaban, menentukan pedoman penilaian, menentukan tikat kesukaran, menghitung tikat signifikan dan indeks kesukaran tiap item. Berikut langkah langkah untuk menentukan analisis item soal:

a. Membuat Pedoman Penilaian dan Kunci Jawaban.

Menurut Sumaatmaja (1984, hlm. 138-141) pedoman penilaian tes objektif yang menggunakan metode statistik menggunakan rumus umum sebagai berikut :

S = R-

Keterangan:

S : angka (skor) yang diperoleh dari penebakan R : jumlah item yang dijabab benar (right) W : jumlah item yang dijawab salah (wrong) O : banyak pilihan atau option

1 : angka tetap

b. Membuat Ketentuan Tingkat Signifikan tiap Item

Tingkat signifikan setiap item dihitung berdasarkan selisih jawaban yang salah di antara kelompok rendah (WL) dengan kelompok tinggi (WH) atau dapat ditulis juga WL-WH seperti yang dikemukakan J. C. Syanley (dalam Sumaatmaja 1984, hlm, 139) pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Tingkat Pembeda Tiap Item yang Signifikan yang Ditunjukan oleh Perbedaan WL-WH


(29)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Jumlah yang dites N

Jumlah kelompok rendah atau tunggi (27% N)

(WL – WH) pada agkat tersebut atau di atasnya yang ditetapkan sebagai tingkat pembeda yang signifikan

Jumlah Pilihan Ganda

2 3 4 5

28-31 8 4 5 5 5

32-35 9 5 5 5 5

36-38 10 5 5 5 5

39-42 11 5 5 5 6

43-46 12 5 5 6 6

47-49 13 5 6 6 6

50-53 14 5 6 6 6

54-57 15 6 6 6 6

58-61 16 6 6 6 6

Dan seterusnya

Sumber: Sumaatmaja 1984, hl. 139

Tiap item dihitung, jika angka WL-WH sesuai dengan tabel di atas atau lebih tinggi berarti memiliki daya pembeda yang signifikan sehingga tidak perlu diperbaiki.

1) Menentukan indeks Kesukaran Tiap Item

Menurut Sumaatmaja (1984, hlm, 134) tingkat kesukaran item soal merupakan gambaran kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal tes. Untuk menentukan tingkat kesukaran pada analisa item soal digunakan rumus indeks kesukaran sebagai berikut.

Keterangan :

WL : kelompok rendah yang embuat kesalahan, menjawab item dengan salah WH : kelompok tinggi yang membuat kesalahan, menjdawab item dengan salah 100 : konstanta

n : 27 % dari yang dites ( 27% N) N : jumlah individu yang dites

O : banyak pilihan pada item soal (option)

Untuk menentukan tingkat kesukaran item, digunakan ketentuan sebagai berikut:

a) Item mudah : Jika 16% yang dites tidak dapat menjawab item tersebut. b) Item sedang : Jika 50% yang dites tidak dapat menjawab item tersebut.


(30)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

c) Item Sulit : Jika 50% yang dites tidak dapat menjawab item tersebut.

J.C. Syanley dalam Sumaatmaja (1984, hlm 135) mengemukakan rumus untuk mencari nilai pada tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Nilai Pada Tingkat Kesukaran Presentase yang dites

yang menjawab item dengan salah

Jumlah pilihan (option) setiap item

2 3 4 5

16 0,16n 0,213n 0,240n 0,256n

50 0,50n 0,667n 0,750n 0,800n

84 0,84n 1,120n 1,260n 1,344n

Sumber: Sumaatmaja 1984, hlm. 135

Penelitian ini menggunakan alat tes yang berupa soa l pilihan ganda dengan menggunakan opsi sebanyak 5 buah, maka yang digunakan adalah urutan pada tabel dengan opsi 5. Lalu jumlah kelompok rendah dan kelompok tinggi yaitu 27%.29 = 8, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

a) Mudah : 0,256.8 = 2,05 → ≤ 2 b) Sedang : 0,800.8 = 6,4 → 3 - 7 c) Sukar : 1,344.8 = 10,75 → ≥ 8

1) Memperbaiki dan mengganti item

Menurut Sumaatmaja (1984. Hl. 140) untuk memperbaiki dan mengganti item, disunakan pedoman sebagai berikut.

Item yang diganti :

a) Jika daya pembeda (WL-WH) tidak signifikan dan indeks kesukaran lebih dari 100.

b) Jika daya pembeda tidak signifikan dan indeks kesukaran sama dengan nol.

Item yang diperbaiki :

a) Jika daya pembeda signifikan tetapi indeks kesukaran lebih dari 100. b) Jika daya pembeda tidak signifikan tetapi indeks kesukaran kurang dari


(31)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hasil uji coba terhadap 25 item pre test pilihan ganda berdasarkan daya pembeda dan indeks kesukaran, didapatkan hasil yang dijelaskan pada tabel 3.5 Hasil uji pre tes berdasarkan daya pembeda dan indeks kesukarannya sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Pre Tes Berdasarkan Daya Pembeda dan Indeks Kesukarannya

No Item

WL = 8

WH

= 8 WL-WH WL+WH

Indeks Kesukaran Tingkat Kesuka

-ran

Item yang signifikan

1 5 - 5 5 39,06 Sedang Signifikan

2 5 - 5 5 39,06 Sedang Signifikan

3 - - - Mudah Tidak Signifikan

4 1 4 -3 5 39,06 Sedang Tidak Signifikan

5 - 4 -4 4 31,25 Sedang Tidak Signifikan

6 2 - 2 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

7 4 - 4 4 31,25 Sedang Tidak Signifikan

8 1 - 1 1 7,81 Mudah Tidak Signifikan

9 1 1 0 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

10 3 3 0 6 46,87 Sedang Tidak Signifikan

11 - - - Mudah Tidak Signifikan

12 1 - 1 1 7,81 Mudah Tidak Signifikan

13 5 - 5 5 39,06 Sedang Signifikan

14 6 - 6 6 46,87 Sedang Signifikan

15 6 1 5 7 54,69 Sedang Signifikan

16 1 1 0 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

17 6 - 6 6 46,88 Sedang Signifikan

18 1 - 1 1 7,81 Mudah Tidak Signifikan

19 1 - 1 1 7,81 Mudah Tidak Signifikan

20 5 - 5 5 39,06 Sedang Signifikan

21 6 1 5 6 46,87 Sedang Signifikan


(32)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

23 2 - 2 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

24 2 - 2 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

25 4 1 3 5 39,06 Sedang Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel diatas analisa uji coba soal pre tes didapatkan item soal yang harus diperbaiki dan diganti.

a) Item yang harus diganti yaitu nomor 3, 5, 11

b) Item yang harus diperbaiki yaitu nomor 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 16, 18, 19, 23, 24, 25.

Hasil uji coba terhadap 25 item post tes pilihan ganda berdasarkan daya pembeda dan indeks kesukaran, didapatkan hasil pengukuran yang dijelaskan pada tabel 3.6 Hasil uji coba pos tes berdasarkan daya pembeda d an indeks kesukaran sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Pos Tes Berdasarkan Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran

No Item

WL = 8

WH

= 8 WL-WH WL+WH

Indeks Kesukaran Tingkat Kesuka

-ran

Item yang signifikan

1 2 - 2 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

2 1 - 1 1 7,81 Mudah Tidak Signifikan

3 2 - 2 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

4 2 - 2 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

5 5 - 5 5 39,06 Sedang Signifikan

6 5 - 5 5 39,06 Sedang Signifikan

7 8 8 0 16 125 Sukar Tidak Signifikan

8 2 2 0 4 31,25 Sedang Tidak Signifikan

9 7 6 1 13 101,56 Sukar Tidak Signifikan

10 5 - 5 5 39,06 Sedang Signifikan

11 6 1 5 7 54,69 Sedang Signifikan

12 8 7 1 15 117,19 Sukar Tidak Signifikan

13 2 - 2 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

14 8 6 2 14 109,37 Sukar Tidak Signifikan

15 2 2 0 4 31,25 Sedang Tidak Signifikan

16 5 - 5 5 39,06 Sedang Signifikan

17 7 8 -1 15 117,19 Sukar Tidak Signifikan

18 1 1 0 2 15,62 Mudah Tidak Signifikan

19 7 8 -1 15 117,19 Sukar Tidak Signifikan


(33)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

21 5 3 2 8 62,5 Sukar Tidak Signifikan

22 5 - 5 5 39,06 Sedang Signifikan

23 5 2 3 7 54,69 Sedang Tidak Signifikan

24 3 1 2 4 31,25 Sedang Tidak Signifikan

25 6 6 0 12 93,75 Sukar Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel diatas analisa uji coba soal pos tes didapatkan item soal yang harus diperbaiki dan diganti.

a) Item yang harus diganti yaitu nomor 7, 9, 12, 14, 17, 19

b) Item yang harus diperbaiki yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 8, 13, 15, 18, 21, 23, 24, 25.

G. Lembar Observasi

Pedoman observasi guru ini dibuat untuk menunjukkan gambaran proses pembelajaran Sosiologi dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan model pembelajaran paired storytelling.

Lembar observasi guru ini di isi oleh guru mata pelajaran sebagai observer, dimana didalamnya terdapat penilaian kesesuaian antara perlakuan dengan langkah-langkah yang tersedia.

Lembar observasi ini juga berguna sebagai ajuan peneliti yang berperan sebagai pendidik agar dapat menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan model pembelajaran paired storytelling dengan baik. Sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dan dapat pula meningkatkan kemampuan peserta didik.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah melalu teknik tes dan lembar observasi. Tes yang digunakan oleh peneliti adalah tes tertulis dengan pilihan objektif dan lembar observasi guru. Tes dilakukan


(34)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sebanyak dua kali yaitu pre test dan post test. Peneliti memilih tes tertulis sebagai alat pengumpul data karena dengan tes tertulis penilaian akan lebih objektif dan pasti, serta dapat mengetahui kemampuan peserta didik dengan soal soal yang diberikan. Lembar observasi digunakan untuk mengukur sejauh keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran serta menilai kinerja peneliti dalam setiap langkah- langkah model pembelajaran.

I. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data adalah hasil pre test dan post test terhadap kelas kontrol, kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Prosedur pengolahan data tersebut dilakukan melalui analisis data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil uji coba instrimen soal test yang menghasilkan data skor pre test dan post rest.

1. Data Hasil Tes

Data hasil skor tes peserta didik ini digunakan untuk melihat perbedaan hasil belajar yang menggunakan model konvensional, model cooperative script dan model paired storytelling. Data yang diperoleh dari hasil tes d ilakukan dengan tahapan berikut:

a. Menguji Soal Pre Test Dan Post Test

Pengujian soal pre test dan post test dilak sanakan diluar kelas eksperimen dan kontrol. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui item soal yang signifikan. Lalu setiap item soal dapat diketahui tingkat kesukarannya. Dari serangkaian proses tersebut maka akan didapatkan hasil uji soal yang menentukan item soal yang signifikan, diperbaiki, dan harus diganti. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas soal yang akan diujikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

b. Melakukan Uji T dengan Menggunakan Long Method

Setelah mendapatkan hasil pre test dan posttest pada kelas eksperimen, peneliti dapat menguji perbedaan keberhasilannya dengan menggunakan rumus


(35)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

long method untuk menguji efektifitas kedua treatmentt dengan menggunakan kelas kontrol.

Hipotesis yang akan diuji :

1) Skor post test pengukuran hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kontrol.

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan

konvensional.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar model cooperative script dengan

pembelajaran konvensional.

2) Skor post test pengukuran hasil belajar antara kelas eksperimen 2 dengan kelas kontrol.

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar model Paired Storytelling dan

konvensional.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar model Paired Storytelling dengan

pembelajaran konvensional.

3) Skor post test pengukuran hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2.

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan

Paired Storytelling.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar model cooperative script dengan

pembelajaran Paired Storytelling

2. Matched Subject Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Peneliti menggunakan matches subject, yaitu memilih peserta didik yang memiliki kemampuan yang setara dengan memperhatikan kesamaan jenis kelamin dan skor yang sama atau mendekati.

Matched subject ini diperoleh dari hasil pre test, yang kemudian menghasilkan 4 pasangan laki- laki dan 4 pasangan perempuan yang selanjutnya akan menjadi tolak ukur perbedaan keberhasilan belajar. Hasil matched subjects sebagai berikut.


(36)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7

Matched Subjects Berdasarkan Hasil Pre Test

No L/P

Kelas Eksperimen 1

Paired Storytelling

Kelas Eksperimen 1

Paired Storytelling

Kelas Kontrol Konvensional Subjek Skor Subjek Skor Subjek Skor 1 L Taufik Irsyad 18 Fajar Sidiq 18 Riki 18 2 L Sandi Triyandi 16 Indra 16 Mada 16

3 L Ari Satria 13 Idham 13 Haris 13

4 L Mulyana 12 Andriansyah 12 Rafli 12

5 P Hendrayani 17 Risa Junita 17 Bunga 17

6 P Andara 16 Anggi Ayu 16 Melia 16

7 P Devi Setia 15 Sri Isma 15 Yuyu 15

8 p Arien F 14 Cucu 14 Arimbi 14


(37)

88

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah, dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan uji T menunjukkan “Tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan konvensional”. Perbedaan pengukuran skor post test kelas cooperative script dengan kelas kontrol menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 1,86 dibawah T tabel 1%, maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan

antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kotrol pada tingkat kepercayaan 99%.

2. Hasil perhitungan uji T menunjukkan “Terdapat pe rbedaan hasil belajar model paired storytelling dengan pembelajaran konvensional”. Perbedaan pengukuran skor post test kelas paired storytelling dengan kelas kontrol menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 4,76 lebih besar nilainya dari T tabel 1%, maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen 2 dengan kelas kotrol pada tingkat kepercayaan 99%.

3. Hasil perhitungan uji T menunjukan “Tidak ada pe rbedaan hasil belajar model cooperative script dan model pembelajaran paired storytelling”.

Perbedaan pengukuran skor post test kelas cooperative script dengan kelas paired storytelling menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 0,158 dibawah T tabel 1%, maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kotrol pada tingkat kepercayaan 99%.

4. Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan


(38)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

model paired storytelling ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan, atau dengan kata lain tidak ada yang lebih unggul. Hal tersebut dibuktikan oleh perhitungan manual menggunakan uji T.

B. Saran

Berdasakan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1. Model pembelajaran coperative script dan model pembelajaran paired

storytelling dapat dijadikan alternatif bagi guru Sekolah Menengah Atas, khususnya dalam mata pelajaran Sosilogi.

2. Bagi peserta didik, peserta didik harus lebih meningkatkan dan mempertahankan semangat belajar, tanggung jawab, dan keaktivan sehingga senantiasa mendukung perkembangan potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik.

3. Bagi sekolah dan pembantu kebijakan sekolah agar dapat memberi kesempatan dan memotivasi guru mata pelajaran untuk sedikit demi sedikit menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif. Model cooerative script dan paired storytelling dapat menjadi salah satu pilihan model pembelajaran yang telah teruji.

4. Penelitian yang dilakukan saat ini hanya mengukur kemampuan peserta didik pada salah satu materi saja. Maka bagi peneliti yang akan datang, peneliti memberikan saran agar dilakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan model pembelajaran cooperative script dan model pembelajaran paired storytelling. Mengingat penelitian dengan menggunakan kedua model ini sangatlah sedikit.


(39)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI


(40)

90

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Alma, Buchari. (2007) Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: CV Alfabeta.

Ibrahim dan Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Ypgyakarta: Putaka Pelajar.

Isjoni. (2012). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Berkelompok. Bandung: Alfabeta.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung : PT. Refika Aditama.

Lie, Anita. (2004). Kooperatif Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Malihan, Eli dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana. Nasution, S. (1987). Metode Research. Bandung: Jemmars Bandung.

Solihatin, Etin. (2009) Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumaatmaja, N. (1984). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung: Alumni.

Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Thobroni dan Mustofa. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Skripsi dan Tesis :

Arini, Fitri Cahyo. (2011). Penerapan Metode Paired Storytelling untuk Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Peserta didik Kelas V SD Negeri Bareng 3 Kota Malang. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Malang.

Hanifah, Siti. (2011). Penerapan Model Cooperative Script dalam Meningkatkan Kesadaran Peserta didik sebagai Masyarakat Global pada Pembelajaran Kewarganegaraan (Penelitian Tindakan di Kelas IX-8 SMP Negeri 10 Depok). Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Ibrilusiyanti, Nurul. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script Dengan Metode Praktikum Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran IPA Fisika Kelas VII di MTs. Skripsi. Universitas Jember.


(41)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Muniroh, Khayyizatul. (2010). Implementasi Pembelajaran dengan Model Cooperative Script Sebagai Usaha untuk Meningkatkan Kreativitas dalam Pemecahan Masalah Matematika Peserta didik Kelas VIII MTs Wahid Hasyi, Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Nugraha, Cynthia Ratna. (2012). Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita

Berpasangan dalam Pembelajaran Apersepsi Dongeng yang

Diperdengarkan (Studi Eksperimen Semu pada Peserta didik SMP kelas VII di SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sari, Estetika Yuwana. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Model Cooperative Script untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik (Studi pada Mata Pelajaran Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan Kelas X APK SMK Muhammadiyah 1 Kertosono Nganjuk). Skripsi, Jurusan Ekonomi, FE Universitas Negeri Malang.

Suprianti, Dian. (2014). Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Sosiologi (Studi Eksperimen di Kelas XI SMA PGII 1 Bandung).

Rahayu, Margi. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Paired Storytelling dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas VIIC SMP Pangudi Luhur Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Internet :

Adi, Devina. (2011). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik

Bercerita Berpasangan. [Online] Tersedia:

http://advie0202.wordpress.com/2011/05/17/pengaruh-penerapan-pembelajaran-kooperatif-teknik-bercerita-berpasangan/ . [25 Mei 2012] Malino, Jupri. (2012). Definisi Hasil Belajar Menurut Para Ahli. [Online]

Tersedia: http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/definisipengertian- hasil-belajar.html [25 Mei 2012].

Nurhadijah, Ijah. (2012). Model Pembelajaran Cooperative Script. [online] Tersedia : http://ijahnurhadijah.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-cooperative-script.html [25 Mei 2013]

Zulfikar, Saidna (2010). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Bercerita Berpasangan Dalam Pempelajaran Bahasa Inggris. [Online] tersedia: luluvikar.files.wordpress.com. [25 Mei 2013].

Santosa, Agus (2011). Pembelajaran Sosiologi di SMA/MA. [Online] http://agsasman3yk.wordpress.com/pembelajaran-Sosiologi-di-smama/ [ 19 Oktober 2014]


(42)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Dokumen :

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA.


(1)

88

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah, dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan uji T menunjukkan “Tidak ada perbedaan hasil belajar model cooperative script dan konvensional”. Perbedaan pengukuran skor post test kelas cooperative script dengan kelas kontrol menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 1,86 dibawah T tabel 1%, maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan

antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kotrol pada tingkat kepercayaan 99%.

2. Hasil perhitungan uji T menunjukkan “Terdapat pe rbedaan hasil belajar model paired storytelling dengan pembelajaran konvensional”. Perbedaan pengukuran skor post test kelas paired storytelling dengan kelas kontrol menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 4,76 lebih besar nilainya dari T tabel 1%, maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen 2 dengan kelas kotrol pada tingkat kepercayaan 99%.

3. Hasil perhitungan uji T menunjukan “Tidak ada pe rbedaan hasil belajar model cooperative script dan model pembelajaran paired storytelling”. Perbedaan pengukuran skor post test kelas cooperative script dengan kelas paired storytelling menyatakan bahwa nilai T hitung adalah 0,158 dibawah T tabel 1%, maka Ho diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kotrol pada tingkat kepercayaan 99%.

4. Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan


(2)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

model paired storytelling ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan, atau dengan kata lain tidak ada yang lebih unggul. Hal tersebut dibuktikan oleh perhitungan manual menggunakan uji T.

B. Saran

Berdasakan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1. Model pembelajaran coperative script dan model pembelajaran paired

storytelling dapat dijadikan alternatif bagi guru Sekolah Menengah Atas, khususnya dalam mata pelajaran Sosilogi.

2. Bagi peserta didik, peserta didik harus lebih meningkatkan dan mempertahankan semangat belajar, tanggung jawab, dan keaktivan sehingga senantiasa mendukung perkembangan potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik.

3. Bagi sekolah dan pembantu kebijakan sekolah agar dapat memberi kesempatan dan memotivasi guru mata pelajaran untuk sedikit demi sedikit menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif. Model cooerative script dan paired storytelling dapat menjadi salah satu pilihan model pembelajaran yang telah teruji.

4. Penelitian yang dilakukan saat ini hanya mengukur kemampuan peserta didik pada salah satu materi saja. Maka bagi peneliti yang akan datang, peneliti memberikan saran agar dilakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan model pembelajaran cooperative script dan model pembelajaran paired storytelling. Mengingat penelitian dengan menggunakan kedua model ini sangatlah sedikit.


(3)

90

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI


(4)

90

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Alma, Buchari. (2007) Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: CV Alfabeta.

Ibrahim dan Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Ypgyakarta: Putaka Pelajar.

Isjoni. (2012). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Berkelompok. Bandung: Alfabeta.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung : PT. Refika Aditama.

Lie, Anita. (2004). Kooperatif Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Malihan, Eli dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana. Nasution, S. (1987). Metode Research. Bandung: Jemmars Bandung.

Solihatin, Etin. (2009) Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumaatmaja, N. (1984). Metodologi Pengajaran IPS. Bandung: Alumni.

Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Thobroni dan Mustofa. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Skripsi dan Tesis :

Arini, Fitri Cahyo. (2011). Penerapan Metode Paired Storytelling untuk Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Peserta didik Kelas V SD Negeri Bareng 3 Kota Malang. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Malang.

Hanifah, Siti. (2011). Penerapan Model Cooperative Script dalam Meningkatkan Kesadaran Peserta didik sebagai Masyarakat Global pada Pembelajaran Kewarganegaraan (Penelitian Tindakan di Kelas IX-8 SMP Negeri 10 Depok). Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Ibrilusiyanti, Nurul. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script Dengan Metode Praktikum Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran IPA Fisika Kelas VII di MTs. Skripsi. Universitas Jember.


(5)

91

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Muniroh, Khayyizatul. (2010). Implementasi Pembelajaran dengan Model Cooperative Script Sebagai Usaha untuk Meningkatkan Kreativitas dalam Pemecahan Masalah Matematika Peserta didik Kelas VIII MTs Wahid Hasyi, Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Nugraha, Cynthia Ratna. (2012). Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita

Berpasangan dalam Pembelajaran Apersepsi Dongeng yang

Diperdengarkan (Studi Eksperimen Semu pada Peserta didik SMP kelas VII di SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sari, Estetika Yuwana. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Model Cooperative Script untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik (Studi pada Mata Pelajaran Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan Kelas X APK SMK Muhammadiyah 1 Kertosono Nganjuk). Skripsi, Jurusan Ekonomi, FE Universitas Negeri Malang.

Suprianti, Dian. (2014). Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Sosiologi (Studi Eksperimen di Kelas XI SMA PGII 1 Bandung).

Rahayu, Margi. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Paired Storytelling dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas VIIC SMP Pangudi Luhur Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Internet :

Adi, Devina. (2011). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik

Bercerita Berpasangan. [Online] Tersedia:

http://advie0202.wordpress.com/2011/05/17/pengaruh-penerapan-pembelajaran-kooperatif-teknik-bercerita-berpasangan/ . [25 Mei 2012] Malino, Jupri. (2012). Definisi Hasil Belajar Menurut Para Ahli. [Online]

Tersedia: http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/definisipengertian- hasil-belajar.html [25 Mei 2012].

Nurhadijah, Ijah. (2012). Model Pembelajaran Cooperative Script. [online] Tersedia : http://ijahnurhadijah.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-cooperative-script.html [25 Mei 2013]

Zulfikar, Saidna (2010). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Bercerita Berpasangan Dalam Pempelajaran Bahasa Inggris. [Online] tersedia: luluvikar.files.wordpress.com. [25 Mei 2013].

Santosa, Agus (2011). Pembelajaran Sosiologi di SMA/MA. [Online] http://agsasman3yk.wordpress.com/pembelajaran-Sosiologi-di-smama/ [ 19 Oktober 2014]


(6)

Anisa Eprilia, 2015

PERBED AAN MOD EL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT D ENGAN PAIRED STORYTELLING TERHAD AP HASIL BELAJAR PESERTA D ID IK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Dokumen :

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

0 3 1

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 7 57

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 67

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODELPEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE ( (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWAPADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil

0 4 61

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BAN

0 5 93

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN TENTANG GAMBAR DENAH DI KELAS XI BB SMK NEGERI 2 BOGOR SEMESTER III TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS X IPS.4 SMA N 1 PASAMAN Mairoza SMA N 1 Pasaman Email: mairoza01gmail.com

0 0 12

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PESERTA DIDIK

0 0 8

PENGARUH MEDIA PREZI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya, Tahun Ajaran 20182019)

0 0 8