STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BAN

(1)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X

SMA NEGERI 11 BANDARLAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh

AISAH NOVITA NURHIDAYATI

Penelitian komparatif ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar mata pelajaran ekonomi yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbedaan hasil belajar ekonomi dan interaksi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model SFAE dan Cooperative Script dengan memperhatikan sikap positif dan negatif terhadap mata pelajaran. Metode yang digunakan eksperimen semu. Uji hipotesis menggunakan Analisis Varians Dua Jalan ( ANAVA ) dan T-test dua sampel independen. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa 1) Terdapat perbedaan antara hasil belajar ekonomi model SFAE dengan

Cooperative Script 2) Hasil belajar ekonomi menggunakan model SFAE lebih tinggi dibandingkan Cooperative Script pada siswa yang memiliki sikap positif 3) Hasil belajar ekonomi menggunakan model SFAE lebih rendah dibandingkan Cooperative Script pada siswa yang memiliki sikap negatif 4) Ada interaksi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model SFAE dan Cooperative Script dengan memperhatikan sikap positif dan negatif terhadap mata pelajaran.

Kata Kunci : Cooperative Script, hasil belajar, sikap siswa, student facilitator and explaining


(2)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DAN COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X

SMA NEGERI 11 BANDARLAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015 (Skripsi)

Oleh

Aisah Novita Nurhidayati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pemalang, Jawa Tengah pada tanggal 10 November 1993 dengan nama lengkap Aisah Novita Nurhidayati, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, putri dari pasangan Bapak Slamet dan Ibu Nurhayati.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. SDN 2 Padang Cermin Pesawaran diselesaikan pada tahun 2005

2. SMP Negeri 4 Padang Cermin Pesawaran diselesaikan pada tahun 2008 3. MA Nurul Huda Pringsewu diselesaikan pada tahun 2011

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pada bulan Januari 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Solo, Bali, Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. Pada bulan Juli hingga September 2014 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi (KKN-KT) di SMA Bina Islami dan Pekon Balai Kencana Pesisir Barat.


(7)

Alhamdulillah Hirobbil Alamin....Segala puji hanya kehadirat Allah SWT. Rabb semesta alam atas izin dan

ridho-Nya, hingga selesai sudah karya sederhanaku. Kupersembahkan dengan tulus kepada:

Kedua orang tua tercinta yang penuh dengan kesabaran

dalam menbesarkan dan mendidikku, do’a, serta

semangat untuku meraih cita-cita dan ridho-Nya. Semoga Allah SWT. selalu memberikan kemulyaan di dunia dan

di akhirat.

Mbakku fitri nurlaili, Mas bangkit, Adek Feby, Adzka dan keluarga besarku yang selalu memberikan motivasi,

semangat dan do’a untuk kesuksesanku.

Mbah tersayang yang g’ pernah bosan ngasih siraman

rohani buat cucumu yang masih sering lupa akan kewajibannya.

Para pendidik yang ku hormati Almamater tercinta


(8)

Motto

“Usaha dulu baru tawakal”

(M. Bangkit INF)

“Jalani hidup dengan ikhlas dan Syukur”

(Aisah Novita N)

“sesungguhnya Alloh maha lembut lagi menyukai

kelembutan dalam semua urusan”

(HR. Bukhari Muslim dan Ahmad)

“Sukses adalah pencapaian sesuatu yang telah

direncanakan sehingga menghasilkan suatu perubahan

tertentu baik pada dirinya ataupun lingkungannya”

(Hengki Yuliansyah)

“Hari ini mungkin tidak mudah, tapi bersabarlah.

Hidup ini tidak mungkin hanya susah melulu,

kebahagiaan akan datang”


(9)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya bagi-Nya. Rabb semesta alam yang tiada henti memberikan hidayah dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skipsi yang berjudul “STUDI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DAN

COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP

TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDARLAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015”. Shalawat beserta salam tetap tersanjung agungkan kepada Uswatun Khasanah kita Rasulullah Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam.

Ucapan terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing dan membantu dalam penyelesaian tugas skripsi ini.

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila. 2. Bapak Dr. Abdurrahman, M. Si, selaku Wakil Dekan I FKIP Unila. 3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan II FKIP Unila. 4. Bapak Dr. Muhammad, M.Hum., selaku Wakil Dekan III FKIP Unila. 5. Bapak Drs. Zulkarnain,M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu


(10)

memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sebagai mahasiswa.

8. Bapak Dr. Edy Purnomo, M.Pd selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sebagai mahasiswa. Bapak dan Ibu Dosen

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

9. Bapak Drs. Millizal, M.Pd. Selaku Kepala Sekolah SMA 11 Bandarlampung dan Ibu Yuni Asih, S.Pd. Sebagai guru mata pelajaran Ekonomi SMA 11 Bandarlampung.

10. Ayah dan Ibu tersayang, terimakasih telah mendidikku, memberikan nasihat, doa, dan kasih sayang sepenuhnya, dan semua pengorbananmu tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun. Semoga kelak Allah SWT menyediakan jannah-Nya untuk Ayah dan Ibu. Amin Ya Rabbal A’lamiin.

11. Mbak Eli, Mas Bangkit, Dek Febby, Ponakan Adzka serta seluruh keluarga besar tercinta, terima kasih atas support, do’a, perhatian, kasih sayang, motivasi, dan pengorbanannya selama ini, selalu menjagaku sepanjang umur ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya untuk kalian. Amin Ya Rabbal A’lamiin.


(11)

ini akan menjadi kenangan yang indah dalam hidupku. Semoga persahabatan kita tidak pernah putus.

13. Untuk teman-teman seperjuanganku Economic Education ’11, Adik dan Kakak Tingkat Program Studi Pendidikan Ekonomi, terimakasih atas do’a dan kebersamaannya selama ini.

14. Teman-teman KKN-KT Pekon Balai Kencana (Siska, Okta, Reni, Fredi, Akhyar, Azmi, Ire, Nyinang, Nitha dan Kokom) bersama kalian memberi ku pelajaran untuk saling memahami dan menambah coretan indah diaryku. 15. Keluarga Besar Kosan (Mb Desti, Mb Ulvi, Mb Tanti, Mb kristi, Wini, Mona,

Eka, Tazki) terimakasih atas kekeluargaan yang telah terbangun selama ini, semoga silaturahim kita tetap terjaga.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang hati dan ucapan terimakasih. Namun demikian, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Aamiin.

Bandar Lampung, Mei 2015 Penulis,


(12)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian... 10

F. Kegunaan Penelitian ... 11

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pikir, dan Hipotesis A. Tinjauan Pustaka ... 13

1. Belajar dan Hasil Belajar... 13

2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 22

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SFAE ... 26

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script ... 28

5. Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran ... 31

6. Mata Pelajaran Ekonomi ... 34

B. Penelitian yang Relevan ... 36

C. Kerangka Pikir ... 38

D. Anggapan Dasar Hipotesis ... 47

E. Hipotesis ... .... 47

BAB III Metodologi Penelitian A. Metode Penelitian ... 49

1.Desain Eksperimen ... 50

2.Prosedur Penelitian ... 51

B. Populasi dan Sampel ... 53

1. Populasi ... 53

2. Sampel ... 53

C. Variabel Penelitian ... 54


(13)

ii

E. Definisi Operasional Variabel ... 56

F. Teknik Pengumpulan Data ... 58

G. Uji Persyaratan Instrumen ... 59

1. Uji Validitas Instrumen ... 59

2. Uji Reabilitas Instrumen ... 61

3. Taraf Kesukaran ... 62

4. Daya Beda ... 63

H. Uji Persyaratan Analisis Data ... 64

1. Uji Normalitas ... 64

2. Uji Homogenitas ... 64

I. Teknik Analisis Data ... 65

1. T-Test Dua Sampel Independen ... 65

2. Analisis Varians Dua Jalan ... 66

J. Pengujian Hipotesis ... 68

VI. Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 71

1. Sejarah Berdirinya SMA N 11 Bandar Lampung ... 71

2. Visi dan Misi SMA N 11 Bandar Lampung ... 72

3. Tujuan SMA N 11 Bandar Lampung ... 72

4. Situasi dan Kondisi SMA N 11 Bandar Lampung ... 73

5. Keadaan Saran dan Prasarana ... 73

6. Kegiatan Ekstrakulikuler ... 74

B. Deskripsi Data ... 75

1. Data Hasil Tes Angket Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran 75 2. Data Tes Angket Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 79

3. Data Tes Hasil Belajar ... 86

4. Data Tes Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Sikap Positif dan Negatif Terhadap Mata Pelajaran di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 89

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 97

1. Uji Normalitas ... 97

2. Uji Homogenitas ... 99

D. Pengujian Hipotesis ... 100

E. Pembahasan ... 110

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 120

B. Saran ... 122 DAFTAR PUSTAKA


(14)

iii

Tabel Halaman

1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran

Ekonomi Siswa SMA Negeri11Bandar Lampung Kelas X Tahun

Pelajaran 2013/2014 ... 4

2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif... 24

3. Penelitian yang Relevan ... 37

4. Definisi Konseptual Variabel ... 51

5. Instrumen Penelitian... 57

6. Tingkatan Besarnya Reabilitas ... 61

7. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan... 67

8. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Angket Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Kelas Eksperimen... 76

9. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Angket Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Kelas Kontrol ... 78

10. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Angket Sikap Positif Siswa Terhadap Mata Pelajaran di Kelas Eksperimen ... 80

11. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Angket Sikap Negatif Siswa Terhadap Mata Pelajaran di Kelas Eksperimen ... 81

12. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Angket Sikap Positif Siswa Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas Kontrol ... 83

13. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Angket Sikap Negatif Siswa Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas Kontrol ... 85

14. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 86

15. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kelas Kontrol... 88

16. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi Siswa Yang Memiliki Sikap Positif Terhadap Mata Pelajaran di Kelas Eksperimen... 90

17. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi Siswa Yang Memiliki Sikap Negatif Terhadap Mata Pelajaran di Kelas Eksperimen... 92

18. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi Siswa Yang Memiliki Sikap Positif di Kelas Kontrol ... 93

19. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi Siswa Yang Memiliki Sikap Negatif Terhadap Mata Pelajaran di Kelas Kontrol... 95

20. Hasil Uji Normalitas ... 98

21. Rekapitulasi Uji Normalitas ... 99


(15)

iv


(16)

vi Lampiran

1. Daftar Nama Kelas X 1 2. Daftar Nama Kelas X 2 3. Silabus

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 5. Soal Post Test

6. Kunci Jawaban Soal Post Tes/ Hasil Belajar 7. Kisi- Kisi Soal Tes Hasil Belajar Atau Post Tes 8. Pembagian Kelompok Kelas Eksperiment 9. Pembagian Kelompok Kelas Kontrol

10. Uji Coba Angket Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi 11. Kisi- Kisi Angket Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi 12. Hasil Uji Validitas Instrumen

13. Uji Realibilitas

14. Hasil Uji Daya Beda Soal

15. Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Soal

16. Uji Validitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi 17. Uji Reabilitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi 18. Uji Normalitas

19. Uji Homogenitas

20. Tabel Perhitungan T-Test 21. Tabel Perhitungan T-Test


(17)

v

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir... 46 2. Hasil Tes Angket Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran

Kelas Eksperimen ... 77 3. Hasil Tes Angket Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran di kelas Kontrol. 79 4. Hasil Tes Angket Sikap Positif Siswa Terhadap Mata Pelajaran di Kelas

Eksperimen ... 81 5. Hasil Angket Sikap Negatif Siswa Terhadap Mata Pelajaran di Kelas

Eksperimen ... 82 6. Hasil Tes Sikap Positif Siswa Terhadap Mata Pelajaran di Kelas Kontrol . 84 7. Hasil Tes Angket Sikap Negatif Siswa Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi

di Kelas Kontrol... 86 8. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 87 9. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 89 10. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Yang Memiliki Sikap Positif Terhadap

Mata Pelajaran di Kelas Eksperimen... 91 11. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Yang Memiliki Sikap Negatif Terhadap

Mata Pelajaran Kelas Eksperimen ... 93 12. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Yang Memiliki Sikap Positif di Kelas

Kontrol... 95 13. Hasil Belajar Ekonomi Siswa Yang Memiliki Sikap Negatif di Kelas


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara lain yang telah maju. Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumberdaya manusia yang

berkualitas. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh pada kemajuan diberbagai bidang. Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, seperti yang

disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seperti peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa


(19)

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adanya pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya yang dilakukan pemerintah guna mencapai fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut.

Sekolah merupakan institusi pendidikan sekaligus yang bertugas untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan dengan baik. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang berlangsung disekolah, merupakan interaksi aktif antara guru dan siswa. Tugas dan tanggung-jawab utama seorang guru adalah mengelola pembelajaran yang efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pembelajaran. Peran guru dalam proses pembelajaran, bukanlah mendominasi, tetapi membimbing dan mengarahkan siswa untuk aktif memperoleh pemahamannya berdasarkan segala informasi yang siswa temukan dari lingkungannya.

Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah menengah atas adalah mata pelajaran ekonomi, mata pelajaran ekonomi ini bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan dengan cara mengenal peristiwa yang terjadi

dimasyarakat dan memahami konsep dan teori ekonomi serta memecahkan berbagai masalah ekonomi yang terjadi di masyarakat.


(20)

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA N 11 Bandarlampung, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dengan sedikit tanya jawab dan diskusi. Metode ceramah ditandai oleh guru yang lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran sedangkan siswa lebih banyak pasif mendengarkan dan mencatat. Hal ini menyebabkan komunikasi kelas terjadi hanya satu arah (one way communication) dan peran guru di dalam kelas menjadi dominan sehingga siswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Metode ceramah terkesan membosankan

menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa kurang memperhatikan pelajaran dan kurang antusias dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Apabila model ini diterapkan secara kontinyu, kreativitas dan potensi siswa akan menjadi terhambat.

Saat ini pendidikan dihadapkan oleh beberapa persoalan. Persoalan-persoalan itu berkaitan dengan rendahnya mutu proses dan hasil pembelajaran.

Rendahnya mutu proses dan hasil belajar salah satunya disebabkan oleh kurangnya keterampilan dan kreativitas guru dalam menggali model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Hasil belajar berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 11 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015


(21)

Tabel 1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran Ekonomi Siswa SMA Negeri 11 Bandarlampung Kelas X TP. 2013/2014

No. Kelas Nilai < 75 Nilai > 75 Jumlah Siswa

1. X1 21 16 37

2. X2 22 15 37

3. X3 23 10 33

4. X4 29 5 34

5. X5 20 10 30

6. X6 26 7 33

Jumlah Siswa 141 63 204

Persentasi (%) 69,12 % 30,88% 100 Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 11 Bandarlampung.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa SMA Negeri 11 Bandarlampung pada ujian mid semester masih belum optimal. Hal ini dikarenakan hanya 63 siswa (30,88%) dari 204 siswa yang mendapat nilai >75, dan141 siswa (69,12%) memperoleh nilai <75. Hal ini berarti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang masih tergolong rendah. Menurut Djamarah dan Zain ( dalam Fitri Ahadiah 2014: 3 ) apabila pelajaran kurang dari 65 % dikuasai oleh siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.

Kurang maksimalnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas X SMA Negeri 11 Bandarlampung menunjukkan hasil belajar yang belum optimal. Maka perubahan dalam proses pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang aktif dan dan menyenangkan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar yang sudah seharusnya mulai diterapkan di sekolah sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu


(22)

upaya yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan proses pembelajaran tersebut adalah dengan memilih model pembelajaran yang tepat.

Penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Menurut Davidson dan Warsham dalam Isjoni (2011: 28), “Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektivitas yang mengintegrasikan

keterampilan sosial yang bermuatan akademik”. Model pembelajaran ini dapat membuka kesempatan siswa untuk ikut berpartisipasi dan berpikir kritis dalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya pembelajaran kooperatif tipe Student Achievement Divisions (STAD), Jigsaw, Group Investigation (GI), Metode Stuktural, Team Games

Tournaments (TGT), Think Pair Share (TPS), Numbered Head

Together (NHT), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Team Accelerated Instruction atau Team Assisted Individualization (TAI), Rotating Trio Exchange, Group Resume, Time Token, dan High Tap Out. (Sumber: http://kuliahpgsd.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-pembelajaran-kooperatif-html?m=1)

Setiap model pembelajaran di atas terdapat kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan menerapkan model tersebut secara variatif akan tercipta proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi


(23)

adalah penggunaan pembelaaran kooperatif, maka peneliti tertarik meneliti keefektifan pembelajaran kooperatif tersebut.

Peneliti menerapkan dua model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Student Facilitator and Explaining (SFAE) dan tipe Cooperative Script pada dua kelas. Pemilihan kedua model tersebut karena dianggap mampu memberikan peningkatan hasil belajar ekonomi dan pada analisis data yang akan dikaitkan dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran ekonomi.

Model pembelajaran tipe Student Facilitator and Explaining (SFAE)

merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Dalam pembelajaran SFAE, siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pengalamannya. Diawali dengan penyampaian materi oleh guru, siswa diberi kesempatan untuk menjelaskan kepada peserta didik lainnya. Peran guru hanya sebagai fasilitator dan memberi bantuan secara individual bagi siswa yang memerlukan.

Berbeda dengan model pembelajaran tipe SFAE, model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative script adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain. Model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan


(24)

sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain. Siswa dilatih untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya, sehingga dapat membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siwa yang kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada.

Penerapan kedua model tersebut diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru dan dapat mencapai indikator dari kompetensi dasar serta hasil belajar siswa dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah.

Selain faktor model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa masih banyak faktor yang berkaitan dengan pencapaian hasil belajar siswa baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang erat hubungannya dengan hasil belajar siswa adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Sikap siswa terhadap mata pelajaran akan memberi dampak terhadap baik atau tidaknya hasil belajar siswa. Sikap siswa terhadap mata pelajaran ekonomi merupakan suatu respon siswa terhadap pelajaran ekonomi dimana sikap tersebut dapat bersikap positif atau negatif. Sikap positif siswa terhadap mata pelajaran ekonomi akan merangsang siswa untuk belajar sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan memperoleh hasil belajar yang baik. Sebaliknya sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran ekonomi merupakan sikap yang kurang merespon dengan baik saat pelajaran


(25)

Siswa diharapkan memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran, karena dengan sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran. Oleh karena itu, guru perlu menilai tentang sikap siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa diperlukan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran di kelas. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ”Studi

Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator And Explaining (SFAE) dan Cooperative Script dengan Memperhatikan Sikap terhadap Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 11

Bandarlampung Tahun Ajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Hasil belajar ekonomi sebagian besar siswa kelas X SMA Negeri 11 Bandarlampung masih dibawah KKM.

2. Kegiatan pembelajaran masih berpusat kepada guru (teacher centered). Peran guru menjadi sangat dominan.


(26)

3. Masih banyak siswa yang kurang antusias mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

4. Siswa kurang memperhatikan pelajaran.

5. Siswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

6. Perbedaan sikap siswa terhadap mata pelajaran ekonomi dapat mempengaruhi hasil belajar ekonomi siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, terlihat bahwa hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor intern maupun ekstern individu siswa. Penelitian ini dibatasi pada perbandingan model pembelajaraan kooperatif tipe SFAE dan model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script dengan

memperhatikan sikap terhadap mata pelajaran siswa kelas X SMA Negeri 11 Bandarlampung Tahun Ajaran 2014/2015.

D. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe SFAE

dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe cooperative script?


(27)

2. Apakah hasil belajar ekonomi yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe SFAE lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe cooperative script bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran ekonomi?

3. Apakah hasil belajar ekonomi yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe SFAE lebih rendah dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe cooperative script bagi siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran ekonomi?

4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaraan dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk.

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe SFAE

dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe cooperative script.

2. Mengetahui efektifitas hasil belajar ekonomi yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe SFAE lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe

cooperative script bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran ekonomi.


(28)

3. Mengetahui efektifitas hasil belajar ekonomi yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe SFAE lebih rendah dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe

cooperative script bagi siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran ekonomi.

4. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran ekonomi.

F. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah.

a. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang penelitian yang

menekankan pada penerapan model pembelajaran yang berbeda pada mata pelajaran ekonomi.

b. Untuk melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan secara teori yang sudah diperoleh melalui penelitian sebelumnya

2. Secara praktis.

Hasil penelitian ini akan memberikan informasi bagi pelaku pendidikan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

G. Ruang Lingkup Penelitian


(29)

1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe SFAE (X1), model pembelajaran kooperatif tipe cooperative script (X2), hasil belajar (Y). dan sikap terhadap mata pelajaran ( Z).

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 11 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

4. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015 semester genap.


(30)

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Hasil Belajar

Istilah belajar sudah lama kita dengar dalam dunia pendidikan. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Dengan belajar siswa akan mengalami suatu perubahan. Dalam hal ini belajar merupakan proses menuju perubahan dan usaha merubah tingkah laku. Hal ini didukung oleh pendapat Witheringto, dalam buku Educational Psychology, dalam Dalyono (2012: 211) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Pengertian belajar menurut Slameto (2003: 2) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.


(31)

Siswa yang mengalami proses belajar akan ditandai dengan perubahan prilaku dalam diri siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang tercermin dalam hasil belajar siswa.

Slameto (2003: 27- 28) mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut.

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional;

2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;

3. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksporasi dan belahjar dengan efektif;

4. Belajar perlua ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b. Sesuai hakikat belajar

1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya;

2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery; 3. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.

c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;

2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.

d. Syarat keberhasilan belajar

1. Belajar memerlukan sarana yng cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;

2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

Keempat prinsip tersebut sangat penting untuk diperhatikan agar proses belajar dapat berjalan dengan optimal. Adapun prinsip- prinsip belajar menurut Dalyono (2012: 51-54) diantaranya.


(32)

1. Kematangan jasmani dan rohani.

Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan

belajar.Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Memiliki kesiapan

Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental, maupun perlengkapan belajar.

3. Memahami tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya, kearah mana tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat cepat selesai dan berhasil

4. Memiliki kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang

memuaskan.

5. Ulangan dan latihan

Prinsip yang tak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan.Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan.


(33)

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi belajar menurut Dalyono (2012: 55- 60) adalah sebagai berikut.

1. Faktor Internal a. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang sedang tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

b. Intelegensi dan bakat

Seseorang yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik.Sebaliknya orang yang

intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam

belajar, lambat berfikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah.Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. c. Minat dan motivasi

Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis juga yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar.

d. Cara belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.


(34)

2. Faktor Eksternal a. Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya orang tua, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

b. Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar juga mempengaruhi tingkat

keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas di sekolah, keadaan ruangan, dan sebagainya, semuanya ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

c. Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang- orang yang berpendidikan, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. d. Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga mempengaruhi prestasi belajar.

Menurut Muhibbinsyah dalam Amri (2013: 26) faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga macam yaitu.

1. Faktor eksternal.

Meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor eksternal

Meliputi kondisi dilingkungan sekitar siswa 3. Faktor pendekatan belajar


(35)

Merupakan jenis upaya yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi- materi pelajaran.

Fokus perhatian pada faktor-faktor di atas diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Menurut Dalyono (2012: 30- 44) terdapat tiga teori belajar, yaitu. 1. Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik dikemukakan oleh para psikolog behavioristik. Mereka berpendapat, bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau pengetahuan (reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi- reaksi behavioral dengan stimulasinya. Guru- guru yang menganut pandangan ini berpendapat, bahwa tingkah laku murid- murid merupakan reaksi- reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang, dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Kita dapat menganalisis kejadian tingkah laku dengan jalan mempelajari latar belakang penguatan (reinforcement) terhadap tingkah laku tersebut.

Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Tujuan pembelajaran dalam teori ini ditekankan pada penambahan pengetahuan. Teori ini dikaji oleh John B. Watson. John B. Watson memulai upayanya untuk mengkaji prilaku, terlepas dari proses mental


(36)

dan lain- lain. Watson dalam ( Winatapura 2008: 23) percaya bahwa semua makhluk hidup menyesuaikan diri terhadap lingkungannya melalui respon. Asumsi inilah yang menjadi landasan dasar dari teori belajar behaviorisme selanjutnya. Menurut teori belajar behavioristik, perubahan prilaku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan

memberikan beragam pengalaman kepada seseorang. Teori belajar behavioristik mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan

prilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berprilaku yang baru sebagai hasil belajar.

2. Teori Belajar Kognitif

Teori kognitif berpendapat bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh reward dan reinforcement. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitifis. Menurut pendapat mereka, tingkah laku seseorang senantiasa didasari pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau

memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar, seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah. Jadi kaum kognitif berpandangan, bahwa tingkah laku seseorang lebih bergantung pada insight terhadap hubungan- hubungan yang ada di dalam suatu situasi. Keseluruhan adalah lebih dari pada bagian- bagiannya. Mereka memberi tekanan pada organisasi pengamatan atas stimulus didalam lingkungan serta pada faktor- faktor yang mempengaruhi pengamatan.

Menurut teori ini, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses


(37)

berpikir yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan

lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung, dan menyeluruh. Selain itu, dalam psikologi kognitif, manusia melakukan pengamatan secara keseluruhan lebih dahulu, menganalisisnya, lalu mensintesiskannya kembali.

3. Teori Belajar Humanistis

Teori ini tertuju pada masalah bagaimana tiap- tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud- maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman- pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistik, penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa. Arthur Combs (dalam Ridwan Sani 2013: 24) berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa peserta didik mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Menurut Combs, yang penting adalah bagaimana peserta didik untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya

Selain ketiga teori diatas, terdapat pula teori konstruktivisme yang menyatakan bahwa dalam belajar siswa adalah pembangun aktif

pengetahuannya sendiri. Pendekatan ini menekankan keterlibatan anak dalam proses belajar. Proses belajar harus menyenangkan dan mendukung anak untuk belajar. Peranan guru adalah menyediakan fasilitas dan membantu


(38)

siswa menemukan dan mentransfer informasi itu.pandangan konstruktivistik dalam belajar adalah siswa sendiri yang membangun pengetahuan yang dimilikinya. Teori konstruktivisme menurut Lev Semenovich Vygotsky dalam (Ridwan Sani 2013: 19) adalah pembentukan pengetahuan dan perkembangan kognitif terbentuk melalui internalisasi/penguasaan proses sosial. Teori ini merupakan teori sosiogenesis yang membahas tentang faktor primer ( kesadaran sosial) dan faktor sekunder ( individu) serta pertumbuhan kemampuan, peserta didik berpartisipasi dalam kegiatan sosial tanpa makna, kemudian terjadi internalisasi atau pengendapan dan pemaknaan atau

pengetahuan baru, serta perubahan (transformasi) pengetahuan. Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya.

Setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.

Menurut Sudjana (2004: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sadirman (2001: 19), juga mengatakan bahwa agar memperoleh hasil belajar yang optimal, maka proses


(39)

belajar dan pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan sengaja secara terorganisir dengan baik.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu proses pembelajaran yang dijadikan tolak ukur keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Dan seorang siswa dikategorikan berhasil dalam belajar jika setelah

mengikuti proses pembelajaran maka tingkat pengetahuan yang dimiliki akan bertambah, serta sikap dan tingkah lakunya menjadi lebih baik.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Kooperatif mengandung pengertian bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Pembelajaran dilakukan dengan cara meningkatkan aktivitas belajar bersama sejumlah peserta didik dalam satu kelompok. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik untuk saling membantu dan mengolah informasi, mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran kooperatif dilakukan agar semua anggota kelompok

bertanggung jawab dalam belajar. Hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, memudahkan peserta didik melakukan penyesuaian sosial, menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri,

meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama, dan meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan. Seperti yang dikatakan Slavin dalam Isjoni (2011: 15) menyatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama


(40)

dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen”.

Pembelajaran kooperatif bertujuan meningkatkan kesetiakawanan sosial, seperti yang dikemukakan oleh Ridwan Sani (2013: 131):

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, memudahkan peserta didik melakukan

penyesuaian sosial, menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri Atau egois, meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama,

meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif, meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, dan meningkatkan kegemaran berteman, tanpa memandang perbedaan.

Pembelajaran kooperatif dapat dikatakan berhasil apabila peserta didik dapat mencapai tujuan mereka dengan saling membantu. Setiap peserta didik memiliki andil dalam menyumbang pencapaian tujuan. Hasil belajar yang diperoleh menggunakan model pembelajaran kooperatif menurut Arends dalam Sani, (2013: 132) adalah prestasi akademis, toleransi serta menerima keanekaragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Menurut pendapat Ibrahim (2000: 10) langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.

a) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. b) Menyajikan informasi.

c) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. d) Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

e) Evaluasi.

f) Memberikan penghargaan.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.


(41)

Tabel 2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Fase Tahapan Tingkah Laku Guru

I Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi peserta untuk belajar

II Menyajikan informasi Guru menyajikan

informasi kepada peserta didik dengan cara

ceramah,demonstrasi,

III Mengorganisasikan

peserta didik ke dalam kelompok- kelompok belajar

Guru membagi peserta didik dalam kelompok atau menjelaskan kepada peserta didik bagaimana cara membentuk kelompok belajar

IV Membimbing

kelompokbekerja dan belajar Evaluasi Guru membimbingkelompok-kelompokbelajar pada saat merekamengerjakan tugas

V Evaluasi Guru mengevaluasi

hasilbelajar atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasilkerjanya

VI Memberikan

penghargaan

Guru menilai dan memberikan

penghargaan atas upaya dan hasil belajar

individu serta kelompok (Sani, 2013: 132)

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pengembangan dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata dimasyarakat, sehingga dengan


(42)

bekerja bersama- sama diantara sesame anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar.

Menurut Slavin (2008: 34- 37) ada dua aspek yang melandasi keberhasilan pembelajaran kooperatif, yaitu.

a) Aspek motivasi

Pada dasarnya aspek motivasi aada didalam konteks pemberian

penghargaaan kepada kelompok. Adanya penilaian yang didasarkan atas keberhasilan kelompok mampu menciptakan situasi dimana satu- satu nya cara bagi setiap kelompok untuk mencapai tujuannya adalah dengan mengupayakan agar tujuan kelompoknya tercapai dahulu. Hal ini

mengakibatkan setiap anggota kelompok terdorong untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

b) Aspek kognitif

Asumsi dasar teori perkembangan kognitif adalah bahwa interaksi antar siswa disekitar tugas- tugas yang sesuai akan meningkatkan kualitas siswa tentang konsep- konsep penting.

Belajar dalam pembelajaran kooperatif dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Anggota

kelompok dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, terutama dari segi kemampuannya dan memiliki keberagaman sifat untuk saling

mendukung satu dengan yang lainnya.

Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan semangat belajar siswa (Slavin, 2008: 5). Belajar kooperatif siswa yang berkemampuan rendah mendapat kesempatan untuk belajar dari temannya yang lebih memahami materi yang akan diajarkan. Siswa yang menguasai materi dengan baik berkesempatan untuk menjadi tutor bagi temannya sehingga pemahamannya lebih baik.


(43)

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining (SFAE)

Model pembelajaran kooperatif di dalamnya terdapat banyak variasi pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran student facilitator and Explaining (SFAE). Menurut Zaenal Aqib (2013: 28), model

pembelajaran student facilitator and Explaining (SFAE) merupakan model pembelajaran dimana siswa / peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Pada model pembelajaran ini siswa belajar menyampaikan ide dan gagasan.

Model pembelajaran SFAE merupakan bentuk pembelajaran kooperatif dimana siswa diberikan kesempatan untuk menjelaskan materi kepada siswa lainnya . Siswa belajar dengan bantuan bagan/ peta konsep maupun yang lainnya. Dengan demikian, konsep dari model pembelajaran ini adalah penerapan bimbingan antar teman. Pembelajaran kooperatif Student facilitator and explaining merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk

meningkatkan penguasaan akademik.

Model pembelajaran kooperatif student facilitator and Explaining

diterapkan dengan alasan dapat mengembangkan kecakapan siswa dalam menyampaikan ide dan gagasan. Model Student Facilitator and

Explaining dilakukan dengan cara penguasaan siswa terhadap bahan-bahan pembelajaran melalui imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa


(44)

dengan memerankan sebagai tokoh baik pada benda hidup atau benda mati. Model ini dapat dilakukan secara individu atupun secara kelompok. Oleh karenanya, model ini dapat meningkatkan motivasi belajar, antusias, keaktifan dan rasa senang dalam belajar siswa.

Tahap-tahap dalam model pembelajaran SFAE dalam Aqib (2013: 28) adalah sebagai berikut.

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai / KD 2. Guru mendemonstrasikan / menyajikan garis-garis besar materi

pembelajaran

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui bagan / peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran

4. Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa

5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat ini 6. Penutup

Setiap model pembelajaran tentunya memiliki sisi kelebihan dan kelemahan. Seperti halnya model pembelajaran kooperatif tipe SFAE ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahanmodel pembelajaran kooperatif tipe SFAE menurut Huda (2013: 229) yaitu.

1) Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe SFAE

a. Membuat materi yang disampaikan lebih jelas dan kongkrit, b. Meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan

dengan cara demonstrasi,

c. Melatih siswa untuk menjadi guru, karena siswa diberi kesempatan untuk mengulangi penjelasan guru yang telah didengar,

d. Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar, dan

e. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan. 2) Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe SFAE

a. Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa yang diperintahkan oleh guru,

b. Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk

melakukannya ( menjelaskan kembali kepada teman- temannya karena keterbatasan waktu pembelajaran),


(45)

c. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang terampil, dan

d. Tidak mudah bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menjelaskan materi ajar secara ringkas.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script

Pembelajaran Cooperative Script merupakan salah satu bentuk atau model pembelajaran kooperatif. Penerapan pembelajaran kooperatifyang

berkembang saat ini sangat bervariasi, salah satu variasi model

pembelajaran kooperatifyaitu model Pembelajaran Cooperative Script. Cooperative script adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Model pembelajaran Cooperative Script baik digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru (dalam pemecahan suatu permasalahan), daya berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang diyakininya benar. Model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain. Siswa dilatih untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya, sehingga dapat membantu siswa belajar

menghormati siswa yang pintar dan siwa yang kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada.


(46)

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain. Model pembelajaran

Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga dapat mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat

(meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa). Model pembelajaran ini memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga

mengembangkan keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih menghargai orang lain.

A’la (2011: 97), model pembelajaran cooperative script di sebut juga Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang

dipelajarinya dalam ruangan kelas. Cooperative script merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa (Slavin, 1994: 175). Hal tersebut sangat membantu siswa dalam mengembangkan serta mengaitkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang pernah didapatkan dalam pemecahan masalah. Pembelajaran cooperative script merupakan salah satu bentuk atau model pembelajaran kooperatif. Model

pembelajaran cooperative script dalam perkembangannya mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian. Model pembelajaran cooperative script setiap siswa mempunyai peran dalam saat diskusi berlangsung. Pembelajaran Cooperative Script menurut


(47)

Schank dan Abelson dalam Hadi (2007: 18) adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu,dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas. Menurut Brousseau dalam Hadi (2007: 18) menyatakan bahwa model pembelajaran cooperative script adalah secara tidak langsung terdapat kontrak belajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang diungkapkan diatas, antara satu dengan yang lainnya memiliki maksud yang sama yaitu terjadi suatu kesepakatan antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan cara-cara yang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial siswa.

Kelebihan dan Kelemahan dari model pembelajaran Cooperative Script menurut A’la (2011: 98) adalah sebagai berikut.

1. Kelebihan model pembelajaran cooperative script diantanya adalah sebagai berikut.

a. Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan. b. Setiap siswa mendapatkan peran.

c. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

2. Kelemahan model pembelajaran cooperative script diantaranya adalah. a. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.

b. Hanya dilakukan dua orang.

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan model pembelajaran Cooperative Script ini. Tidak semua siswa mampu menerapkan model pembelajaran Cooperative Script. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk mengeluarkan ide,


(48)

takut dinilai teman dalam kelompoknya. Model pembelajaran ini sulit membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerja sama dengan baik. Penilaian terhadap murid atau siswapun secara individual menjadi sulit karena tersembunyi di dalam kelompok.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cooperative Script menurut Riyanto (2009: 280), Langkah-langkah untuk menerapkan model pembelajaran coopertive script adalah sebagai berikut.

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

2. Guru membagiakan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar.

a. menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang lengkap.

b. membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. 5. Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi

pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut kembali.

6. Merumuskan kesimpulan bersama-sama siswa dan guru. 7. Penutup.

5. Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran

Sikap merupakan masalah yang penting dan menarik dalam bidang psikologi khususnya psikologi sosial. Sikap yang ada pada diri seseorang akan

memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan orang yang bersangkutan.

Menurut Thurstone dalam Walgito (2002: 126) yang menyatakan bahwa,

“sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun

negative dalam hubungannya dengan objek- objek psikologis. Afeksi yang positif yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negative adalah afeksi yang tidak menyenangkan.Dengan demikian objek dapat menimbulkan berbagai


(49)

macam sikap, dapat menimbulkan berbagai macam tingkatan afeksi pada

seseorang”.

Dengan mengetahui sikap seseorang akan diperoleh gambaran kemungkinan, bagaimana respon atau tindakan yang akan diambil oleh orang tersebut terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya.

Menurut Gerungan, dalam Walgito (2002: 110) memberikan pengertian sikap sebagai berikut:

“ Pengertian attitude itu dapat kita terjemahkan dengan kata sikap terhadap

objek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap mana disertai oleh kecenderungan bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi. Jadi attitude itu lebih tepat diterjemahkan sebagai sikap

dan kesediaan bereaksi terhadap sesuatu hal”.

Sedangkan Walgito (2002: 110) mengemukakan bahwa sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relative ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berprilaku dalam cara

yang tertentu yang dipilihnya”.

Munculnya sikap seorang siswa diiringi oleh minatnya terhadap suatu objek. Kemungkinan diyakini bahwa objek yang menarik minat siswa tersebut misalnya terhadap proses pembelajaran dikelas akan menjadi dasar motivasi siswa sehingga akan menentukan sikap siswa itu untuk belajar.

Dikemukakan oleh Walgito (2002: 111) bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu.

1. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. 2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

berkaitan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negative. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.

3. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.


(50)

Sikap memainkan peranan yang penting untuk mencapai keberhasilan di dalam perkara atau usaha. Apabila seorang gagal dalam suatu perkara maka orang akan menyatakan bahwa ia mempunyai sikap yang salah. Demikian juga yang terjadi di sekolah, guru-guru sering menyatakan bahwa kegagalan pelajar disebabkan oleh sifat mereka yang negatif seperti malas, tidak berminat dan sebagainya.

Sikap mempunyai segi-segi perbedaan dengan pendorong-pendorong yang lain yang ada dalam diri manusia. Untuk membedakan sikap dengan pendorong-pendorong yang lain, ada beberapa ciri atau sikap tersebut.

Ciri-ciri sikap menurut Walgito (2002: 114) adalah. a. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir

b. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap

c. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek

d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar e. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi

Seperti telah dipaparkan di atas sikap tidak di bawa sejak dilahirkan, tetapi dibentuk sepanjang perkembangan individu yang bersangkutan. Dalam hal ini menurut Walgito (2002: 115), faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap pada diri seseorang adalah.

1. Faktor intern yang terdiri dari fisiologis dan psikologis

2. Faktor eksternal yang terdiri dari pengalaman, situasi, norma-norma, hambatan dan pendorong.

Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, hambatan-hambatan atau pendorong-pendorong yang ada dalam masyarakat. Semuanya ini akan berpengaruh pada sikap yang ada pada diri seseorang.


(51)

Sikap ini dibentuk dari pengalaman dan persepsi seseorang terhadap suatu perkara atau fenomena. Persepsi pelajar-pelajar terhadap sesuatu mata pelajaran akan membentuk sikap mereka terhadap mata pelajaran tersebut. Seorang siswa yang bersikap mendukung atau menyukai pelajaran ekonomi akan menunjukkan sikap yang berbeda dengan siswa yang tidak menyukai mata pelajaran ekonomi. Siswa yang bersikap positif mau mendukung

terhadap suatu mata pelajaran tertentu akan membantu siswa itu sendiri dalam mengikuti dan menyerap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Sikap positif yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek merupakan titik awal munculnya tindakan-tindakan positif, misalnya siswa cenderung lebih giat membaca, berlatih soal, mempelajari kembali pelajaran yang telah diperoleh, dan berusaha meningkatkan prestasinya. Dalam hal ini pengajaran dan pembelajaran dapat ditingkatkan sekiranya guru dapat memahami sikap pelajaran terhadap mata pelajaran yang diajarnya.

6. Mata Pelajaran Ekonomi

Secara harfiah istilah ekonomi berasal dari Bahasa Yunani oikonomia, yaitu gabungan dari kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti aturan. Sehingga oikonomia mengandung arti yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga (Sudarman, 2004: 1).

Menurut Paul A. Samuelson dalam Sudarman (2004: 2) mengemukakan bahwa ilmu ekonomi sebagai suatu studi tentang perilaku orang dan

masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi


(52)

berbagai komoditas dan penyalurannya baik saat ini maupun dimasa depan kepada berbagai individu dan kelompok dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, ilmu ekonomi tersebut penting untuk dipelajari sehingga masalah-masalah ekonomi yang terjadi dalam kehidupan dapat teratasi.

Tujuan dari mata pelajaran ekonomi adalah sebagai berikut.

a. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara.

b. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.

c. Menumbuhkan sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara.

d. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat, baik skala nasional maupun internasional. (Sumber: http://adejuve.wordpress.com/2011/11/03/ruang-lingkup-mata-

pelajaran-di-sma/).

Ekonomi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan terus berkembang dengan sumber daya yang ada melalui kegiatan ekonomi, seperti: produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Mata pelajaran ini mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan bermasyarakat, meliputi aspek-aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja,

perkoperasian, kewirausahaan, akuntansi dan manajemen.

Pembelajaran ekonomi di dalamnya terdapat beberapa prinsip, antara lain: a. Prinsip relevansi, yaitu adanya keterkaitan antara apa yang dipelajari di

kelas dengan apa yang terjadi di masyarakat.

b. Prinsip harmonisasi, materi yang dikembangkan berdasarkan sintesis antara kebutuhan lapangan dan prinsip pendidikan yang diyakini sesuai dengan tujuan pendidikan dan prinsip pendidikan Indonesia.


(53)

c. Prinsip interaksi, keterkaitan materi yang digunakan untuk mengembangkan wawasan, pemahaman, sikap dan kemampuan profesional dalam bidang ekonomi antara kebutuhan lapangan dengan pandangan teoritik bersifat interaktif.

d. Prinsip evaluatif, evaluasi hasil belajar didasarkan pada kegiatan dan keberhasilan guru ekonomi menguasai langkah-langkah dalam pembelajaran ekonomi.

e. Prinsip sistematis, materi pembelajaran diorganisasikan secara struktur, dimulai dari apersepsi, pretest, penyampaian materi pokok sampai dengan kesimpulan dan evaluasi.

f. Prinsip proporsionalitas, adanya keterkaitan yang erat dan proporsional antara pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang berkaitan dengan dimensi-dimensi yang dituntut untuk dikembangkan dan dicapai dalam pembelajaran ekonomi.

(Sumber: http://file.upi.edu/)

Adapun fungsi bidang studi ekonomi di sekolah menengah yaitu

mengembangkan kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan dengan cara mengenal peristiwa yang terjadi di masyarakat dan memahami konsep dan teori ekonomi serta memecahkan berbagai masalah ekonomi yang terjadi di masyarakat. Pembelajaran ekonomi ini, khususnya siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat berusaha menemukan alternatif pemecahkan masalah ekonomi apabila dihadapkan pada problema dalam kehidupan sehari-hari.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan digunakan sebagai pembanding atau acuan dalam melakukan kajian penelitian. Hasil penelitian yang dijadikan pembanding atau acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(54)

Tabel 3. Penelitian yang Relevan

No Penulis Judul Skripsi Kesimpulan

1 2 3 Ratih Ida Wahyuni (2012) Susanti (2012) Pujiono Syafii (2013)

Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi

Ekonomi Siswa Melalui MetodePembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division(STAD) Dan Tipe Make A Match Dengan Memperhatikan Sikap Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gedong Tataan Tahun Pelajaran 20011/2012.

Pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi dan iklim sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur TP 2011/2012.

Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

StudentFacilitator And Explainingpada mata pelajaran IPS di kelas VIII.2 semester genap pada SMP Negeri 2 Batanghari Kabupaten Lampung Timur

Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar ekonomi siswa antara metode Student Team Achievement

Division(STAD)danMake A Match.. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rata-rata antara metode Student Team Achievement

Division(STAD)dan(79,917) dengan Make A Match) (67,917), diperoleh Fhitung > Ftabel (7,469 > 4,062).

Ada pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi yang ditujukan dengan nilai thitung> ttabel yaitu 4,780 > 1,987 dengan koofesien korelasi (r) sebesar 0,450 dan koofesien determinasi (r2) sebesar 0,203

Ada peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklusnya, yang ditunjukkan pada siklus I sebesar 40,79 %, siklus II sebesar 56,58 %, dan siklus III sebesar 80,26 %. Dan ada

peningkatan hasil belajar siswa, yang ditunjukkan pada siklus I menunjukkan presentasi ketuntasan sebesar 68,42 %, pada siklus II sebesar


(55)

Lanjutan tabel 3

4 Eka Sudrajat (2014)

Tahun Pelajaran 2012/2013.

Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan model Cooperative Scriptdengan model Make a Match.

78,95 % dan pada siklus III sebesar 89,47 %.

Adanya perbedaan hasil belajar IPS terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

cooperative script dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model make a match. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata- rata post test kedua model pembelajaran yang menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan

C. Kerangka Pikir

Teori belajar behavioristik dikemukakan oleh para psikolog behavioristik. Mereka berpendapat, bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau pengetahuan dari lingkungan. Guru- guru yang menganut pandangan ini berpendapat, bahwa tingkah laku murid- murid merupakan reaksi- reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang, dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Kita dapat menganalisis kejadian tingkah laku dengan jalan mempelajari latar belakang penguatan terhadap tingkah laku tersebut.

Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan


(56)

siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Model

pembelajaran SFAE lebih menekankan pada teori psikologi behavioristik dimana tingkah laku siswa diperoleh dari hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran tersebut.

Model pembelajaran Cooperative Script lebih menekankan pada teori konstruktivisme, karena dalam model pembelajaran ini siswa sendiri yang membangun pengetahuan yang dimilikinya. Siswa harus aktif sendiri dalam memperoleh pengetahuannya dan guru hanya sebagai fasilitas di dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme yang menyatakan bahwa dalam belajar siswa adalah pembangun aktif

pengetahuannya sendiri. Pendekatan ini menekankan keterlibatan anak dalam proses belajar. Peranan guru adalah menyediakan fasilitas dan membantu siswa menemukan dan mentransfer informasi itu.pandangan konstruktivistik dalam belajar adalah siswa sendiri yang membangun pengetahuan yang dimilikinya. Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya.

Untuk memperjelas faktor-faktor yang diteliti, maka faktor-faktor tersebut dibedakan dalam bentuk variabel-variabel. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Student Facilitator And Explaining (SFAE) dan

Cooperative Script. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi siswa melalui dua model pembelajaran tersebut.


(57)

Hasil belajar ekonomi dengan menerapkan model kooperatif tipe SFAE dan hasil belajar ekonomi dengan menerapkan kooperatif tipe Cooperative Script. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran ekonomi.

1. Terdapat Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Antara Siswa Yang Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe SFAE Dibandingkan Dengan Tipe Cooperative Script.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa yang memiliki perbedaan tingkat kemampuan belajar bersama dalam suatu kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Model pembelajaran kooperatif terus dikembangkan karena dengan menerapkan pembelajaran ini, kemampuan berfikir, kecakapan berargumentasi, dan rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan soal dapat ditingkatkan. Pembelajaran

kooperatif memiliki berbagai tipe, dua diantaranya adalah tipe Student Facilitator And Explaining (SFAE) dan tipe Cooperative Script. Kedua model pembelajaran kooperatif tersebut memiliki langkah-langkah yang berbeda. Namun, kedua model tersebut memiliki satu kesamaan yaitu pembelajaran secara kelompok yang berpusat pada siswa (student centered) dan guru hanya sebagai fasilitator.

Sesungguhnya pembelajaran kooperatif ini sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran, khususnya pelajaran ekonomi. Pada tahap proses belajar mengajar kita dapat melihat sikap yang ditunjukkan oleh siswa, apakah sikap positif terhadap pelajaran atau bahkan sikap negatif yang


(58)

ditunjukkan pada pelajaran, oleh karena itu pembelajaran kooperatif sangat cocok karena dapat membuat siswa lebih aktif.

Sikap terhadap suatu objek dibentuk dari pengalaman dan persepsi

seseorang terhadap sesuatu perkara atau fenomena. Persepsi pelajar-pelajar terhadap sesuatu mata pelajaran akan membentukkan sikap mereka

terhadap mata pelajaran tersebut. Menurut Aqib (2013: 28), model

pembelajaran student facilitator and Explaining (SFAE) merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Pada model pembelajaran ini siswa belajar menyampaikan ide dan gagasan. Pada pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator And Explaining (SFAE), diawali dengan penyampaian materi oleh guru, kemudian guru melakukan pembentukan kelompok untuk masing- masing kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa, kemudian dari masing- masing kelompok dilakukan pemilihan secara acak siswa untukdiberikan kesempatan untuk menjelaskan materi kepada siswa lainnya. Pada model pembelajaran ini, siswa belajar dengan bantuan bagan/ peta konsep maupun yang lainnya. Kemudian guru dan siswa menyimpulkan materi dan guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal untuk dikerjakan oleh masing- masing siswa.

Berbeda dengan model pembelajaran Cooperatif Script, model

pembelajaran Cooperatif Script langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru adalah membentuk siswa berpasang- pasangan, kemudian guru membagiakan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat


(59)

ringkasan.Kemudian guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar.

a. Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang lengkap.

b. Membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok dengan

menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

Kemudian Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut kembali, langkah terakhir adalah guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas dan guru memberikan evaluasi dengan memberikan soal untuk dikerjakan oleh masing- masing siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, terdapat beberapa perbedaan yang akan berdampak pada perbedaan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif tipe SFAE membantu siswa memahami konsep- konsep pelajaran ekonomi serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir kritis, dan

mengembangkan sikap siswa. Pembelajaran kooperatif seperti ini menumbuhkan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan

mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas. Pembelajaran Cooperative Script membantu siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan


(60)

pembelajaran Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga dapat mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat (meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa).

2. Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Pembelajaran menggunakan Tipe SFAE Lebih Tinggi dibandingkan dengan Tipe Cooperative Script Pada SiswaYang Memiliki Sikap Positif Terhadap Mata Pelajaran Ekonomi.

Pada pembelajaran tipe SFAE, bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran ekonomi, ia akan aktif pada saat proses pembelajaran, karena pada pembelajaran kooperatif tipe SFAE siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengeluarkan pendapatnya. Selain itu pada model pembelajaran tipe SFAE, siswa akan dipilih secara acak untuk menjelaskan materi didepan kelas. Pada siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran akan berusaha semaksimal mungkin dalam menyampaikan materi kepada temannya, mengelola informasi yang diperoleh, mengembangkan pemikiran, mengkomunikasikan berbagai pemikiran, serta kemampuan dalam merangkum ide yang lain.

Selain itu bagi siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran ekonomi siswa ingin tampak baik dan menguasai materi saat presentasi di depan seluruh temannya. Dan juga mampu meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi siswa untuk selalu mendapatkan nilai yang terbaik. Hal ini juga menjadi pemicu agar siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajarann ekonomi lebih rajin di kelas dan selalu mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru.


(1)

120

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe SFAE dengan siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Cooperative Script. Perbedaan hasil belajar tersebut dikarenakan perbedaan penggunaan model yang digunakan yaitu model pembelajaran SFAE dimana siswa dituntut untuk belajar menyampaikan materi kepada peserta didik lainnya sedangkan model pembelajaran Cooperative Script siswa dituntut untuk mengikhtisarkan bagian- bagian materi kepada teman pasangannya yang dilakukan secara bergantian. 2. Hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model

kooperatif tipe SFAE lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Cooperative Script pada siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran ekonomi. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran yang diajar menggunakan model

pembelajaran SFAE maka akan sangat antusias dan senang dalam mengikuti pembelajaran di kelas, dikarenakan dalam model SFAE ini siswa dituntuk untuk belajar menyampaikan materi kepada peserta didik lainnya, maka siswa


(2)

121

yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran akan selalu ingin tampil terbaik saat menyampaikan materi kepada peserta didk lainnya, ia akan belajar dengan sungguh- sungguh sehingga hasil belajarnya pun meningkat.

3. Hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe SFAE lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran Cooperative Script pada siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran ekonomi, yang berarti hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran Cooperative Script lebih tinggi dibandingkan siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe SFAE pada siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran ekonomi, hal ini dikarenakan pada model pembelajaran Cooperative Script siswa secara individu terlibat langsung dalam pembelajaran, siswa dituntut untuk menjelaskan kepada teman pasangannya. Model pembelajaran Cooperative Script adalah model

pembelajaran dimana siswa secara individu saling mengikhtisarkan bagian -bagian materi pelajaran kepada teman pasangannya, sehingga siswa yang awalnya malas- malasan dalam pembelajaran dengan sendirinya akan lebih giat lagi dalam belajar dikarnakan dia mempunyai tugas untuk bisa menjelaskan kepada teman pasangannya, hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri.

4. Ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi, hal ini berarti terdapat pengaruh bersama antara model pembelajaran kooperatif dengan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X SMA 11 Bandar Lampung.


(3)

122

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang studi perbandingan hasil belajar ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining (SFAE) dan cooperative script dengan memperhatikan sikapterhadap mata pelajaran ekonomi padasiswa kelas X SMA Negeri 11 Bandarlampung tahun ajaran 2014/2015”, maka peneliti menyarankan sebagai berikut.

1. Sekolah hendaknya mwmberikan pengetahuan tambahan kepada guru- guru melalui pelatihan metode pembelajaran yang tepat guna

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebaiknya guru mata pelajaran ekonomi lebih kreatif dalam dalam memilih model pembelajaran yang tepat dan bervariatif, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

3. Sebaiknya siswa memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran khususnya dalam pelajaran ekonomi agar tidak mengalami kesulitan untuk memahami materi yang dipelajari.

4. Sebaiknya model pembelajaran student facilitator and explaining dan cooperative script mulai diterapkan oleh guru karena dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki sikap positif maupun sikap negatif terhadap mata pelajaran ekonomi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A’la, Miftahul. 2011. “Quantum Teaching”. Yogyakarta : Diva press.

Adejuve. 2011. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Di SMA at

http://adejuve.wordpress.com/2011/11/03/ruang-lingkup-mata-pelajaran-di-sma/ (Diakses tanggal 15 Agustus 2014)

Ahadiah, fitri. 2014. Studi perbandingan model pembelajaran kooperative tipe NHT dengen make a match pada mata pelajaran akuntansi kelas XII dengan memperhatikan kecerdasn adversitas. Skripsi FKIP, Universitas Lampung

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung : CV Yrama Widya

Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta , M. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Djamarah, S. B dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hadi, Sutrisno. 2007. Pengaruh pembekalan model cooperative script terhadap keterampilan berfikir kritis, keterampilan metakognitif, dan hasil belajar biologi pada siswa laboratorium UM. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang

Huda, Miftahul. 2013. Model- model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press

Isjoni, H. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(5)

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

http://007indien.blogspot.com/2012/10/model-pembelajaran-cooperative-script.html(Diakses tanggal 15 Agustus 2014)

PGSD, Kuliah. 2012. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif at

http://kuliahpgsd.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-pembelajaran-kooperatif-html?m=1 (Diakses tanggal 13 Maret 2013)

Riyanto, yatim. 2009. “Paradigma Baru Pembalajaran” : Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan

Berkualitas. Jakarta : Kencana prenada media grup. Sani, Ridwan. 2013. Inovasi pembelajaran. Jakarta. Bumi aksara

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudarman, Ari. 2004. Teori Ekonomi Mikroedisi 4. Yogyakarta: BPFE UGM Sudjarwo, dkk. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: CV. Mandar Maju

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta

, 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta

Sudrajat, Eka. 2014. Studi perbandingan hasil belajar IPS terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan model Cooperative Scriptdengan model Make a Match.Skripsi FKIP, Universitas Lampung

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Susanti. 2012. Pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi dan iklim

sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Negeri 1 Purbolinggo Lampung Timur TP 2011/2012.Skripsi FKIP, Universitas Lampung

Syafii, Pujiono. 2013. Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif StudentFacilitator And Explainingpada mata pelajaran IPS di kelas VIII.2 semester genap pada


(6)

SMP Negeri 2 Batanghari Kabupaten Lampung Timur. Skripsi FKIP, Universitas Lampung

Undang-Undang RI No. 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:Citra Umbara

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Prinsip Mata Pelajaran Ekonomi at http://file.upi.edu/ (Diunduh tanggal 20 Maret 2013)

Wahyuni, Ratih Ida. 2012. Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Ekonomi Siswa Melalui MetodePembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division(STAD) Dan Tipe Make A Match Dengan

Memperhatikan Sikap Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gedong Tataan Tahun Pelajaran 20011/2012. Skripsi FKIP, Universitas Lampung Walgito, Bimo. 2002, Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi

Winataputra, Udin S. 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka


Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1

0 9 88

STUDI PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPAINING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 GADINGREJO

0 41 211

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2

2 4 81

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPU

0 3 99

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS X MAN 1 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 4 89

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 4 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 6 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 3 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) MENGGUNAKAN MEDIA PERO KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMI SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR ATOM.

0 3 17

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS X SMA RK DELI MURNI MEDAN TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014.

0 2 21