PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE

SCRIPT

BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

Tomi Ade Arliansyah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(2)

Marchamah Ulfa

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANCOOPERATIVE SCRIPT

BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5

Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Tomi Ade Arliansyah

Hasil belajar merupakan suatu gambaran kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran matematika di kelas. Salah satu variasi model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif belajar yaitu pembelajaran

Cooperative Script berbantuan ICT. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan disain paralel yang memerlukan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional sebagai pembanding untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika siswa. Melalui teknik Purposive Random Sampling dengan populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Metro tahun pelajaran 2011/2012, terpilih kelas VII F dan VII G sebagai sampel penelitian. Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh rata-rata nilai hasil belajar pada pembelajaran dengan model Cooperative Script berbantuan ICT lebih besar daripada pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT memiliki pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.


(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANCOOPERATIVE SCRIPT

BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Tomi Ade Arliansyah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2 0 1 2


(4)

Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE SCRIPTBERBANTUAN

ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Studi Pada Siswa Kelas

VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran

2011/2012)

Nama Mahasiswa : Tomi Ade Arliansyah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813021053

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tina Yunarti, M.Si. Drs. Erimson Siregar, M.Pd.

NIP 19660610 199111 2 001 NIP 19580428 198603 1 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tina Yunarti, M.Si. __________

Sekretaris : Drs. Erimson Siregar, M. Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Caswita, M. Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Tomi Ade Arliansyah

NPM : 0813021053

Program studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Juli 2012 Yang Menyatakan

Tomi Ade Arliansyah NPM. 0813021053


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mulyojati, pada tanggal 10 juli 1990. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suramto dan Ibu Harminah.

Pendidikan formal yang telah penulis lewati adalah SD Negeri 3 Metro Barat pada tahun 2002, SMP Negeri 1 Metro pada tahun 2005, SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

Penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata (KKN) di Desa Negeri Besar Keca-matan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.

Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif mengajar di lembaga privat dan juga pernah mengajar seni di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Metro, serta bergabung di Dinas Budpapora Metro sebagai penari dalam mempromosikan Kota Metro. Penulis juga dipercaya untuk menjadi asisten mata kuliah Dasar-dasar Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran, mata kuliah Microteaching, dan Mata Kuliah Media Pembelajaran Berbasis ICT.


(8)

MOTTO

Tiada ilmu yang sempurna kecuali

ilmu yang berasal dari


(9)

Persembahan

Bismillahirrahmanirrahim

Terucap syukur kehadirat Allah SWT,

Ku persembahkan karya ini sebagai tanda cinta, kasih sayang, dan baktiku

kepada :

Ibundaku Tercinta (Harminah)

Yang menjadi motivasi utamaku karena telah membesarkanku dengan penuh kesabaran

dan tak pernah lelah menengadahkan tangan dalam tiap sujud malamnya untuk

mendoakanku.

Ayahandaku Tersayang (Suramto)

yang telah menjadi sosok bapak yang mendidik dan menjadikanku seseorang yang mengerti

apa yang harus dan tidak harus dikerjakan oleh seorang anak

Kakakku tersayang Almarhummah Mbak Lili

yang telah meninggalkan kami semua dengan senyum kecilnya

Adikku tercinta Annas Way s Al-qorni

yang telah menjadi adik yang baik dan menggantikanku menjaga ibu dan bapak selama aku

duduk dibangku perkuliahan


(10)

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran

Teman-temanku yang selalu memberikan warna dalam keseharianku selama diperkuliahan

dan


(11)

iii

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

men-selesaikan penyusuna Pengaruh Model Pembelajaran

Cooperative Script Berbantuan ICT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA dan pembahas yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik kepada penulis sehinnga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah bersedia memberikan waktunya untuk konsultasi akademik dan skripsi.

4. Bapak Drs. Erimson Siregar, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik, sekaligus Pembimbing II atas bersedianya meluangkan waktunya untuk bimbingan, menyumbangkan banyak ilmu, memberikan perhatian, motivasi dan semangat


(12)

iv

kepada penulis baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku Dosen pembimbing I atas kesediaan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran, kritik, motivasi, dan saran, baik selama perkuliahan maupun selama penyusu-nan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 7. Bapak Suyono, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 5 Metro.

8. Ibu Sugiarti, S.Pd. selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam penelitian.

9. Ibu dan Bapak tercinta atas semangat, kasih sayang, dan doa yang tak pernah berhenti mengalir.

10. Adikku tersayang yang selalu memberikan doa dan semangat.

11. Sri Ari Yanti yang telah menemani dan menyemangati dalam keseharianku. 12. Sahabat-sahabat seperjuanganku: Doddy, Hefna, Erma, Nita, Erika, Nicky,

Ika, Lukman, Aan, Bill, Herlangga, Astri, Desi, Adi, Nerry, Rovi, Priska, Elvina, Ummi, April, Angga, Farida, Feny, Fenty, Herlin, Laras, Niki, Sudirman, Nenik, Novita, Putty, Retna, Rizky, Shintia, Sutrisno, Wawan, Yayan, Yunita M, dan Indah yang senantiasa memberikan perhatian, semangat dan motivasi.

13. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Matematika 2008 UM.

14. Sahabat-sahabat KKN dan PPL: Bobi, Afni, Mira, Eka, Dita, Evo, Yonda, Arief, Aas, Milah, Santi, Kiki, Rudi, Ana, Heni, Dewi, dan Dahlia.


(13)

v

16. Adik tingkat 2009 sampai 2011.

17. Teman-teman kosanku yang setia selama tiga tahun lebih: Antonio Rajoli Ginting, Ujang Suwardi, Alpan F. Barus.

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandarlampung, Juli 2012 Penulis,


(14)

iii

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menye-lesaikan penyusuna Pengaruh Model Pembelajaran

Cooperative Script Berbantuan ICT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA dan pembahas yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik kepada penulis sehinnga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah bersedia memberikan waktunya untuk konsultasi akademik dan skripsi.

4. Bapak Drs. Erimson Siregar, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik, sekaligus Pembimbing II atas bersedianya meluangkan waktunya untuk bimbingan, menyumbangkan banyak ilmu, memberikan perhatian, motivasi dan semangat


(15)

iv

kepada penulis baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku Dosen pembimbing I atas kesediaan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran, kritik, motivasi, dan saran, baik selama perkuliahan maupun selama penyusu-nan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 7. Bapak Suyono, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 5 Metro.

8. Ibu Sugiarti, S.Pd. selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam penelitian.

9. Ibu dan Bapak tercinta atas semangat, kasih sayang, dan doa yang tak pernah berhenti mengalir.

10. Adikku tersayang yang selalu memberikan doa dan semangat.

11. Sri Ari Yanti yang telah menemani dan menyemangati dalam keseharianku. 12. Sahabat-sahabat seperjuanganku: Doddy, Hefna, Erma, Nita, Erika, Nicky,

Ika, Lukman, Aan, Bill, Herlangga, Astri, Desi, Adi, Nerry, Rovi, Priska, Elvina, Ummi, April, Angga, Farida, Feny, Fenty, Herlin, Laras, Niki, Sudirman, Nenik, Novita, Putty, Retna, Rizky, Shintia, Sutrisno, Wawan, Yayan, Yunita M, dan Indah yang senantiasa memberikan perhatian, semangat dan motivasi.

13. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Matematika 2008 UM.

14. Sahabat-sahabat KKN dan PPL: Bobi, Afni, Mira, Eka, Dita, Evo, Yonda, Arief, Aas, Milah, Santi, Kiki, Rudi, Ana, Heni, Dewi, dan Dahlia.


(16)

v

16. Adik tingkat 2009 sampai 2011.

17. Teman-teman kosanku yang setia selama tiga tahun lebih: Antonio Rajoli Ginting, Ujang Suwardi, Alpan F. Barus.

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,


(17)

vi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka... 9

1. Model Pembelajaran... 9

2. PembelajaranCooprative Script... 10

3. Pembelajaran Konvensional ... 12

4. ICT ... 15

5. Model Pembelajaran Cooperative Script Berbantuan ICT... 16

6. Hasil Belajar Matematika... 22

B. Kerangka Pikir ... 24

C. Anggapan Dasar ... 26

D. Hipotesis ... 27 Halaman


(18)

vii

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel... 28

B. Desain Penelitian ... 28

C. Data Penelitian ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data. ... 30

E. Langkah-Langkah Penelitian. ... 30

F. Instrumen Penelitian... 32

1. Uji Validitas Instrumen ... 33

2. Uji Realibilitas Instrumen ... 34

3. Tingkat Kesukaran ... 36

4. Daya Pembeda... 37

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 39

1. Uji Normalitas ... 39

2. Uji Homogenitas Varians ... 40

3. Uji Hipotesis... 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45

1. Hasil Belajar Matematika Siswa ... 45

2. Uji Normalitas Data ... 46

3. Uji Homogenitas Data ... 47

4. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 47

B. Pembahasan ... 48

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 54

B. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA ...


(19)

viii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian... 29

3.2 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 36

3.3 Iterpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 36

3.4 Interprestasi Nilai Daya Pembeda ... 38

3.5 Rekapitulasi Hasil tes uji Coba ... 39

4.1 Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-Rata Skor, dan Simpangan Baku Post-test... 44

4.2 Nilai Chi-Kuadrat ( ) untuk Distribusi Data SkorPost-test... 45

4.3 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 45

4.4 Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 45

4.5 Nilai Varians untuk Distribusi Data SkorPost-test... 46


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya, pendidikan merupakan kebutuhan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Tanpa pendidikan, mustahil manusia dapat hidup ber-kembang sejalan dengan cita-cita dan pandangan hidup mereka. Melalui pen-didikan, sumber daya manusia yang berkualitas dicetak untuk meningkatkan mutu pendidikan dan menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran bangsa. Sesuai dengan pendapat Tim Dosen Unila (2007: 16) menyatakan bahwa:

bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan hidup masa mendatang, tetapi juga untuk menghadapi gelombang globalisasi yang cendrung masyarakat bersikap konsumerisme. Pada masa sekarang ini pen-didikan harus mampu menghadapi suatu masyarakat mega kompetisi. Masyarakat kompetisi meminta manusia terus menerus berubah, tahan banting, siap mengejar kualitas

Indonesia sebagai negara yang berkembang sejalan dengan kemajuan zaman dan teknologi terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan nasional. Perubahan-perubahan yang cukup mendasar pun dilakukan pada sistem pendidikan nasional, terutama berkaitan dengan kurikulum dan kualitas tenaga pendidik. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 2 menjelaskan:

-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasioanal Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zama


(21)

2

Perubahan-perubahan tersebut diharapakan dapat memecahkan berbagai per-masalahan pendidikan, baik masalah konvensional maupun masalah-masalah yang muncul bersamaan dengan hadirnya ide-ide baru (masalah-masalah inovatif). Di samping itu, melalui perubahan tersebut diharapkan terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (PSDM), hal ini tentu demi mempersiapkan bangsa Indonesia memasuki era globalisasi.

Perubahan-perubahan di atas, menuntut berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Tenaga pendidik pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga men-tuntut tenaga pendidik untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kompetensinya seiring dengan kemajuan zaman dan perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem pendidikan nasional. Pendidikan yang ber-mutu membutuhkan tenaga pendidik yang profesional. Tenaga pendidik yang profesional memiliki peran strategis dalam pembentukan pengetahuan, ke-terampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu, tenaga pendidik profesional akan melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga menghasil-kan tamatan yang lebih bermutu.

Guru merupakan tenaga pendidik yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, sesuai dengan pendapat Djumhur dan Surya (1975: 12) yang menyatakan bahwa:


(22)

3

Tenaga pendidik yang profesional mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai kendala sumber, media dan lingkungan. Tenaga pendidik yang profesional tidak terpatok pada satu sumber belajar, melainkan dari berbagai macam sumber sehingga wawasan tentang ilmu pengetahuan akan semakin luas. Pada era globalisasi sekarang, perkembangan teknologi berkembang sangat pesat. Tenaga pendidik yang profesional mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut sehingga dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk mempermudah dalam penyampaian dan pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Salah satunya dengan menggunakan bantuan laptop dan LCD dengan menggunakan sebuah program Microsoft Power Point dan Macromedia Flash. Teknologi tesebut dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pengganti papan tulis. Begitu juga dengan lingkungan. Lingkungan belajar yang kondusif, tenang, dan men-senangkan dapat mengoptimalkan peserta didik dalam penyerapan ilmu pengetahuan, sehingga tenaga pendidik yang profesional dituntut mampu untuk menciptakan lingkungan seperti itu.

Belajar merupakan suatu proses membangun kemampuan siswa untuk mengerti. Dalam proses pembelajaran siswa harus dilibatkan secara aktif. Sayangnya, saat ini strategi yang diterapkan oleh guru matematika dalam kegiatan pembelajaran hanya memfokuskan diri pada upaya pemindahan pengetahuan kepada siswa tanpa memperhatikan keaktifannya. Kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga tidak ada aktivitas yang meransang siswa untuk turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berhasil tidaknya proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran di dalam kelas. Melalui proses pembelajaran, siswa menemukan dan membentuk makna


(23)

4

atau pengetahuan dari materi belajar dan kemudian menyimpannya dalam ingatan serta mengemukakannya dengan bahasanya sendiri. Oleh karena itu, pemilihan model dan media pembelajaran menjadi bagian yang penting yang harus di-pertimbangkan baik-baik oleh guru. Penggunaan model yang kurang tepat akan berakibat kurang baik pada hasil belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang AKEM dalam pembelajaran Matematika.

Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat memunculkan hal-hal di atas, salah satunya model pembelajaran Cooperative Script berbatuan ICT. Cooperative Script itu sendiri adalah sebuah model pembelajaran yang terpusat pada siswa, sedangkan ICT (Information and Communication Technologies)atau sering disebut TIK adalah sesuatu alat atau benda yang dapat membantu mempermudah aktivitas manusia dalam hal berkomunikasi dan mendapatkan atau menyalurkan informasi. ICT dalam pembelajaran Cooperative Script diintegrasi-kan dalam penggunaan laptop dan LCD yang berfungsi sebagai pengganti media papan tulis utuk mempermudah dalam penyampaian materi yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.

Menurut Lawrence (dalam Arnyana, 2004) Cooperative Script merupakan salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada siswa. PembelajaranCooperative Script memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman suatu konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain. Pembelajaran Cooperative Script juga dapat memberikan dukungan bagi siswa dalam saling tukar menukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif, dan meningkatkan kecakapan berbahasa.


(24)

5

Dalam pembelajaran ini siswa dituntut bekerja secara berpasangan dan secara bergantian membuat ringkasan bagian materi pelajaran untuk teman pasangannya. Sementara satu pasang siswa membaca ringkasan, siswa yang lain mendengarkan dan mengoreksi kesalahan-kesalahan atau bagian-bagian penting yang hilang. Selanjutnya kedua siswa itu berganti peran, melanjutkan cara ini hingga seluruh materi pelajaran telah dipelajari.

Setiap model pembelajaran mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model pembelajaran Cooperative Script adalah: (1) melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan, (2) setiap siswa mendapat peran, (3) melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran Cooperative Script adalah: (1) hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu, (2) hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas, sehingga koreksinya hanya sebatas pada dua orang tersebut) (Hadi, 2007).

Karakteristik siswa yang sesuai dengan model pembelajaran ini diantaranya: aktif, pemalu, individualis, dan kurang menghargai. Aktif dalam hal ini adalah keaktifan siswa dalam mencatat uraian materi. Pemalu dalam hal ini adalah tidak mau ber-tanya tentang materi pelajaran yang belum dipahami karena perasaan malu takut dibilang mencari perhatian oleh teman sebaya bila banyak bertanya. Individualis dalam hal ini tidak mau berbagi ilmu kepada temannya. Siswa yang merasa sudah paham dan menguasai materi enggan membantu temannya yang mengalami ke-sulitan. Kurang menghargai yang artinya tidak mau mendengar pendapat atau hasil kerja dari siswa lain. Apabila ada siswa yang mengeluarkan pendapat, men-dapat sorakan dari teman lainnya.


(25)

6

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 5 Metro, pembelajaran masih berpusat pada guru, dimana pembelajaran difokuskan pada pemindahan pengetahuan kepada siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru lebih banyak menjelaskan materi dan siswa memperhatikan serta aktif mencatat apa yang ditulis oleh guru yang bersangkutan di papan tulis. Senada dengan hal tersebut, salah seorang siswa kelas dua SMP Negeri 5 Metro mengungkapkan hal yang serupa. Guru selalu menjelaskan materi dan siswa mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis. Dan juga siswa yang cerdas cenderung malas untuk membantu teman yang kesulitan dalam memahami materi yang diberikan, sehingga terjadi individualis dan gengsi yang tinggi. Apabila diadakan diskusi, maka siswa yang aktif hanya sebagian, sisanya hanya mengandalkan teman yang di anggap pintar untuk mengerjakan latihan yang diberikan sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Siswa yang aktif mendapat nilai lebih besar daripada siswa yang pasif. Hal terlihat pada hasil belajar matematika pada waktu ulangan harian materi himpunan.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk melihat apakah model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam

Cooperative Script berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5 Metro?


(26)

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini Mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Cooperative Script

berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan yang berkaitan dengan model pembelajaran Cooperative Script

berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa.

2. Dengan mengetahui keterkaitan pengaruh model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru matematika, calon guru matematika dalam memilih model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif sehingga akan berdampak baik pada hasil belajar siswa tersebut.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan pada penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup penelitian. Adapun pengertian-pengertian yang menyangkut dalam penelitian ini adalah:


(27)

8

1.Cooperative Scriptberbantuan ICT adalah model pembelajaran yang berbatuan ICT dalam hal ini laptop dan LCD sebagai pengganti media papan tulis yang berfungsi sebagai penyampai materi dari guru ke siswa. Cooperative Script

dilakukan oleh siswa dengan membaca materi yang diberikan oleh guru atau dari referensi siswa sendiri dan kemudian diringkas. Siswa dibagi dalam kelompok berpasang-pasangan dengan salah satu menjadi pendengar dan yang lain sebagai pembicara. Hasil dari ringkasan tersebut akan diutarakan kepada pendengar. Setelah pembicara menyelesaikan ringkasannya, pendengar berganti peran menjadi pembicara.

2. Hasil belajar matematika adalah kemampuan atau penguasaan pada aspek kognitif siswa terhadap pelajaran matematika yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar dapat diimplementasikan dalam bentuk nilai setelah mengikuti tes yang diberikan.

3. Pengaruh adalah kegiatan yang dilakukan yang dapat mengakibatkan sesuatu perubahan baik dari perilaku maupun keadaan. Pada penelitian ini pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh tidak langsung yang diperoleh melalui rata-rata skor hasil belajar matematika.


(28)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran

Pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar (R. Widodo, 2009).

Menurut pemikiran Joyce, fungsi model adalah each model guides us as we design instruction to help Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapat informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Suprijono, 2011:46).

Menurut Nn (2008) Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran, yaitu :

a) Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik. b) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai


(29)

10

dilaksanakan secara optimal.

d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

2. PembelajaranCooperative Script

PembelajaranCooperative Script merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pada pembelajaran ini terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama, peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar.

Dalam perkembangannya, pembelajaran Cooperative Script telah mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun pada intinya sama. Beberapa pengertian pembelajaran Cooperative Script diantaranya Cooperative Script adalah skenario pembelajaran kooperatif (Danserau dalam Hadi, 2007). Pembelajaran Cooperative Script adalah pembelajaran yang mengatur interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas (Schank dan Abelson dalam Hadi, 2007).

PembelajaranCooperative Scriptadalah kontrak belajar yang eksplisit antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi. Berdasarkan pengertian-pengertian yang diungkapkan di atas antara satu dan lainnya dengan maksud yang sama yaitu terjadi suatu kesepakatan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan cara-cara yang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan


(30)

11

masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial siswa (Brousseau dalam Hadi, 2007).

Selanjutnya Danserau dalam Hadi (2007) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam pembelajaranCooperative Scriptsebagai berikut.

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan

2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasannya

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasuk-kan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar menyimak /mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelum-nya atau dengan materi lainsebelum-nya

5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya

6. Guru membantu siswa menyusun kesimpulan.

Dari penjelasan langkah-langkah pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa Langkah-langkah dalam model pembelajaran Cooperative Script adalah sebagai berikut :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan

2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan


(31)

12

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasuk-kan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar :

1. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap. 2. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan

materi sebelumnya atau dengan materi lainnya

3. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.

4. Membuat kesimpulan 5. Penutup

Bentuk interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran ini berlangsung di saat proses diskusi dan tahap meringkas wacana berlangsung, guru mem-fasilitatori siswa dan membantu siswa yang belum paham dengan wacana atau materi yang diberikan guru.

3. Pembelajaran Konvensional

Djamarah (2006) mengatakan bahwa:

disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran dalam pembelajaran konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan

Menurut Subiyanto (dalam Hamzah 2007), bahwa pembelajaran konvensional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :


(32)

13

a. Peserta didik tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu b. Guru biasanya mengajar dengan berpedoman pada buku

c. Tes atau evaluasi biasanya bersifat sumatif dengan maksud untuk mengetahui perkembangan siswa

d. Siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru dengan patuh mempelajari urutan yang diterapkan dan kurang sekali mendapatkan kesempatan untuk menyatakan pendapatnya.

Freire (1999) memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan

ber-Penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian .

Di sini terlihat bahwa proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya

-Institute of Computer Technology (2006:10) menyebutnya dengan istilah jaran tradisional yang berpusat pada guru adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang diterapkan di sekolah-sekolah di seluruh dunia.

Keunggulan dan kelemahan dari Pembelajaran Tradisional yaitu: Keunggulan Pembelajaran Tradional

a. Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain. b. Menyampaikan informasi dengan cepat.

c. Membangkitkan minat akan informasi.

d. Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan. e. Mudah digunakan dalam proses belajar mengajar.


(33)

14

Kelemahan Pembelajaran Tradisional

a. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan. b. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa

yang dipelajari.

c. Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis. d. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan

tidak bersifat pribadi.

e. Kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on activities).

f. Pemantauan melalui onservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.

g. Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu. h. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

i. Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal.

4. ICT

Menurut Puskur Diknas Indonesia, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.

a. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.


(34)

15

b. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.

Haag dan Keen (1996) mendefinisikan teknologi informasi sebagai seperangkat alat yang membantu untuk bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Dalam hal ini, TI dianggap alat yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan informasi. Pengolahan informasi yang dihasilkan diproses menggunakan alat-alat tersebut. Alat-alat ini adalah komputer besertasoftware-softwarependukungnya.

Mc Keown (2001) mendefinisikan Teknologi Informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah, dan untuk menggunakan informasi tersebut dalam segala bentuknya. Teknologi Informasi mencakup keseluruhan bentuk teknologi yang digunakan untuk memproses informasi. Bentuknya bisa bermacam-macam layaknya komputer sebagai alat yang multimedia yang didukung oleh perangkat lunak yang sesuai dengan pengolahan informasi tersebut.

Williams dan Sawyer (2003) mendefinisikan Teknologi Informasi adalah

teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang

William dan Sawyer memberikan pengertian IT ini merupakan gabungan komputer yang dikaitkan dengan saluran komunikasi dengan kecepatan yang tinggi untuk pengiriman data, baik berupa text, audio maupun video. data dalam bentuk multimedia yang diakomodir oleh penggunaan komputer.


(35)

16

Williams dan Sawyer (2005) lebih lengkap lagi memberikan definisi Teknologi Informasi sebagai sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan, dan atau menyampaikan informasi. (tersedia pada http://30211259.blogspot.com)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, transfer, dan pemindahan informasi antar media.

5. Model pembelajaranCooperative Scriptberbantuan ICT

Di dalam proses belajar-mengajar tentunya ada subjek dan objek yang berperan secara aktif, dinamik dan interaktif di dalam ruang belajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. guru dan siswa sama-sama dituntut untuk membuat suasana belajar dan proses transfer pengetahuannya berjalan menyenangkan serta tidak membosankan. Oleh karena itu penataan peran guru dan siswa di dalam kelas yang mengintegrasikan ICT di dalam model pembelajaran Cooperative Script

perlu dipahami dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.

Kini di era pendidikan berbantuan ICT,peran guru tidak hanya sebagai pengajar semata namun sekaligus menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan teman belajar bagi siswa. Karenanya guru dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar. Dengan peran guru sebagaimana dimaksud, maka peran siswa pun mengalami perubahan, dari partisipan pasif menjadi partisipan aktif yang banyak menghasil-kan dan berbagi (sharing) pengetahuan atau keterampilan serta berpartisipasi sebanyak mungkin sebagaimana layaknya seorang ahli.


(36)

17

Perolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Bruner (1966) mengatakan bahwa ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enachtive), pengalaman piktorial gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (simbolic). Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata

dengan langsung membuat simpul. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic

(gambar atauimage), kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan, foto, atau film. Meskipun murid belum pernah mengikat tali dan membuat simpul, mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya pada tingkatan simbol murid membaca (atau mendengar) kata simpul dan mencoba mencocokannya dengan simpul padaimage mentalatau mencocokannya dengan pengalamannya membuat simpul. Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.

Untuk mendukung proses integrasi ICT di dalam pembelajaran, maka manajemen sekolah, guru dan siswa harus memahami 9 (sembilan) prinsip integrasi ICT dalam pembelajaran yang terdiri atas prinsip-prinsip:

a. Aktif: memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.

b. Konstruktif: memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke-dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya. c. Kolaboratif: memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas


(37)

18

yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberikan masukan untuk sesama anggota kelompoknya.

d. Antusiastik: memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

e. Dialogis: memungkinkan proses belajar secarainherentmerupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.

f. Kontekstual: memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui model pembelajaran Cooperative Script. g. Reflektif: memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri. (Jonassen (1995), dikutip oleh Norton et al (2001)).

h. Multisensory: memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk ber-bagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik. (dePorter et al, 2000).

i. High order thinking skills training: memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (sepertiproblem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta

&media literacy . (Fryer, 2001). ( sumber:http://www.e-dukasi.net )

Berdasarkan uraian di atas, dapat di kembangkan model pembelajaran

Cooperative Script berbantuan ICT dengan langkah-langkah pembelajaran seperti berikut :

INTRODUCTION Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Menyampaikan aturan

Cooperative Scriptdalam pembelajaran. Memfasilisatori siswa CONNECTION Menyampaikan materi dengan mengaitkan melalui contoh disekitar yang ditampilkan menggunakan media ICT dan

menampilkan wacana/materi yang APPLICATION Memberikan kesempatan siswa untuk membaca wacana/materi yang ditampilkan melalui LCD dan membagikan handout


(38)

19

Perincian langkah-langkah pembelajaran.

A)Introduction Guru :

1) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.

2) Menyampaikan aturan pembelajaran yang dalam hal ini aturan pembelajaran

Cooperative Script. 3) Memfasilitatori siswa Siswa :

1) Mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan oleh guru

2) Bertanya apabila masih ada yang belum dimengerti dari penyampaian guru.

B) Connection

REFLECTION Mengevaluasi pembelajaran apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai apa belum. Memberikan kesempatan siswa apabila ada yang ditanyakan.

Membantu siswa dalam menyimpulkan

pembelajaran pada hari ini.

EXTENSION

Siswa diharapkan terus melengkapi materi yang telah dirangkum dari berbagai sumber dan buku ajar.

Memberikan tugas yang berkaitan dengan materi selanjutnya kepada siswa


(39)

20

Guru :

1) Menjelaskan materi pembelajaran melalui LCD.

2) Memberikan wacana/materi kepada siswa yang disesuaikan dengan materi yang ditampilakan melalui LCD

3) Memberi kesempatan bertanya pada siswa. Siswa :

1) Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru 2) Bertanya apabila ada yang masih belum jelas 3) Mengkondisikan diri di dalam kelas dengan tenang.

C) Application Guru :

1) Meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya untuk membaca dan mendiskusi materi/wacana yang diberikan.

2) Meminta siswa merangkum atau meringkas serta melengkapi materi /wacana. 3) Memfasilitatori siswa.

4) Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi dan rangkumannya. Siswa :

1) Berpasangan dengan teman sebangkunya. 2) Memperhatikan materi/wacana yang diberikan.

3) Membaca dengan teliti kemudian berdiskusi dengan teman sebangkunya. 4) Merangkum secara individu hasil diskusi dengan teman sebangkunya. 5) Bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan atau yang belum jelas.


(40)

21

6) Secara bergantian siswa mempresentasikan hasil rangkumannya, sedangkan siswa yang mendengarkan melengkapi atau menambahkan yang belum ada dari penyampaian siswa yang maju.

D) Reflection Guru :

1) Mengevaluasi pembelajaran, apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai apa belum.

2) Membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. 3) Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

Siswa :

1) Bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran 2) Bertanya apabila ada yang kurang jelas.

E) Extension Guru :

1) Memberikan motivasi dan menyarankan agar siswa terus melengkapi materi yang telah dirangkum dari berbagai sumber belajar.

2) Memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi pelajaran berikutnya dari berbagai sumber (internet, buku referensi, dll)

Siswa :

1) Mendengarkan saran dan motivasi yang diberikan oleh guru. 2) Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.


(41)

22

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik akibat proses belajar. Hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar pada umumnya adalah puncak belajar yang terlihat pada nilai atau hasil yang telah dicapai.

Dimyati & Mudjiono (1994) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan puncak proses belajar, sedangkan belajar itu sendiri adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kapabilitas baru. Dalam proses belajar, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajarnya. Hasil belajar juga diartikan sebagai hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Sedangkan menurut pendapat Hamalik (2002:155):

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengem-bangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya.

Salah satu upaya mengetahui perkembangan kognitif siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Hasil belajar yang biasa diukur melalui tes. Hamalik (2002:146) menyatakan hasil belajar (achievement) itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di pondok pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.


(42)

23

Dalam mendapatkan hasil belajar yang baik tentu tak semudah yang dibayangkan, ada faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu bakat pelajar, waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk memahami pelajaran, kualitas pengajaran, dan kemampuan individu (Caroll dalam Sudjana 1998).

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu meliputi faktor internal dan faktor eksternal (Winkel, 2000).

1) Faktor Internal, terdiri dari:

a) Psikologi, yang meliputi intelegensi, motivasi belajar, sikap, minat, perasa-an, kondisi akibat keadaan sosial, kultural, dan ekonomi

b) Fisiologi, meliputi kesehatan jasmani 2)Faktor Eksternal, terdiri dari:

a) Proses belajar di sekolah, meliputi: kurikulum pembelajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar, dan pengelompokkan siswa.

b) Sosial, meliputi: sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi pengajar dengan siswa.

c) Situasional, meliputi: politik, tempat dan waktu, musim dan iklim

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika merupakan suatu gambaran kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran matematika di sekolah. Hasil belajar juga menjadi acuan sejauh mana siswa berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar dapat diimplementasikan dengan nilai setelah mengikuti tes.


(43)

24

Penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5 Metro terdiri dari satu variabel yaitu hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan disain paralel yang menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang berfungsi sebagai kelas pembanding. Kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT, sementara kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem pendidikan menuntut berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Tenaga pendidik pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut tenaga pendidik untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kompetensinya seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi serta perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem pendidikan nasional. Pendidikan yang bermutu membutuhkan tenaga pendidik yang profesional. Tenaga pendidik yang profesional memiliki peran strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu, tenaga pendidik profesional akan melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa merupakan permasalahan yang harus mendapatkan perhatian serius dari tenaga pendidik. Permasalahan ini dapat terjadi karena proses pembelajaran yang berlangsung selama ini terpusat pada guru sehingga selama pembelajaran matematika, siswa cenderung pasif dan hanya


(44)

25

memperoleh informasi dari penjelasan guru serta mencatat apa yang guru tulis di papan tulis.

Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien. Model pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran yang bertujuan memberikan kemudahan, fasilitas, atau bantuan lain kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam memilih model pembelajaran, guru hendaklah lebih selektif. Pemilihan model pembelajar-an ypembelajar-ang kurpembelajar-ang tepat dapat menghambat tercapainya tujupembelajar-an pembelajarpembelajar-an. Model pembelajaran yang dipilih hendaklah yang dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran Cooperative Script

berbantuan ICT merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif. Di samping itu, ICT membantu mengefisienkan waktu dan tenaga dalam menjelaskan materi. Dengan model ini, siswa dituntut berpasangan dengan teman sebangkunya. Kemudian guru memberikan materi untuk dibaca dan diringkas oleh siswa. Selanjutnya guru bersama siswa menetap-kan siapa yang pertama yang amenetap-kan menjadi pembicara dan siapa yang amenetap-kan menjadi pendengar. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak atau menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. Terakhir siswa tersebut bertukar peran, pembicara menjadi pendengar dan sebaliknya. Bagian akhir dari pembelajaran ini guru membantu siswa menyimpulkan materi yang disampaikan.


(45)

26

Model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT memiliki sisi positif. Selain siswa dapat aktif, ICT yang digunakan pun dapat menarik perhatian siswa agar tetap dalam kondisi yang menyenangkan selama proses pembelajaran yang berlangsung. Dari uraian tersebut, dengan model pembelajaran Cooperative Scriptberbantuan ICT, diharapakan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5 Metro akan mengalami perubahan menjadi lebih baik.

C. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai angapan dasar sebagai berikut.

1. Semua siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 5 Metro tahun pelajaran 2011-2012 memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

2. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa selain model pembelajaran tidak diperhatikan.

D. Hipotesis

Dari kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah : 1. Terdapat perbedaan antara rata-rata skor hasil belajar matematika siswa.

2. Rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata skor hasil belajar matematika kelas kontrol. Jika demikian maka disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Script berbatuan ICT memiliki pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.


(46)

(47)

28

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Metro yang terletak di Jl. Budi Utomo, Rejomulyo Kec. Metro Selatan, Kota Metro. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2011-2012 yang terdistribusi dalam tujuh kelas (VII A - VII G) dengan jumlah siswa sebanyak 225 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Random Sampling,

yaitu dengan mengambil tiga kelas yang diajar oleh guru yang sama dari 7 kelas yang ada. Setelah itu, menentukan dua kelas dari tiga kelas tersebut dengan melihat rata-rata nilai semester satu dari tiga kelas tersebut dan terpilihlah kelas VII F yang terdiri dari 32 siswa sebagai kelas kontrol dan VII G yang terdiri dari 32 siswa sebagai kelas eksperimen.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu di karenakan pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, sehingga akan diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas-batas fluktuasi acak. Namun pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas.


(48)

29

Dalam keadaan seperti ini, kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan intact group. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Jadi penelitian kuasi eksperimen menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini posttes-only control-group design.

Desian penelitian ini adalah disain paralel yang membutuhkan kelas kontrol sebagai pembanding untuk kelas eksperimen. Kelompok yang digunakan merupakan intact group dan dependent variable diukur satu kali, yaitu setelah perlakuan eksperimen diberikan. Furchan (1982: 353) menggambarkan desain tersebut sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

G X Y1

F - Y1

Keterangan:

G = Kelas eksperimen F = Kelas kontrol

X = Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan model model pembelajaranCooperative ScriptberbantuanICT

- = Kelas Kontrol menggunakan pembelajaran biasa Y1 = Skorposttest


(49)

30

C. Data Penelitian

Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berasal dari instrumen berbentuk Post-test yang diberikan di akhir pembelajaran kepada kelompok eksperimen, yaitu kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT dan diberikan kepada kelompok kontrol, yaitu kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan tes. Wawancara dan observasi dilakukan untuk memperoleh informasi atau gambaran umum pembelajaran matematika di sekolah dan data nilai semester satu mata pelajaran matematika. Sedangkan tes dimaksudkan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap penguasaan materi bahan ajar. Tes yang digunakan adalah tes

essayyang terdiri dari 5 soal. Tes ini diberikan kepada siswa secara individual di akhir pembelajaran yang bertujuan mengetahui hasil belajar matematika siswa.

E. Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan berguna untuk melihat kondisi sekolah, seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, karakter siswa dan cara mengajar guru matematika selama pembelajaran.


(50)

31

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebanyak tujuh RPP untuk tujuh kali pertemuan dan menyusun tujuh buah LKK untuk diberikan kepada satu pasang siswa pada saat diskusi kelompok.

3. Menyiapkan instrumen penelitian. Instrumen penelitian disusun dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi yang sesuai dengan indikator pembelajaran beserta penyelesaian dan aturan penskorannya.

4. Melakukan validasi instrumen dan perbaikan instrumen. 5. Melakukan uji coba soal tes dan menghitung reliabilitasnya. 6. Melaksanakan penelitian / perlakuan

Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, siswa pada kelas eksperimen dibagi menjadi enam belas kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari dua siswa. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Urutan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

1) Apersepsi untuk menggali materi kemampuan prasyarat siswa mengenai materi yang akan dibahas melalui tanya jawab.

2) Memberi pengarahan tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran

Cooperative Script.

3) Mengarahkan siswa untuk berpasangan dengan kelompok yang telah ditentukan.

b. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi secara singkat malalui LCD.

2) Guru membagikan LKK kepada setiap kelompok. Meminta siswa mem-baca dan merangkum materi dalam LKK serta mengerjakan tugas yang terdapat dalam LKK secara individu.


(51)

32

3) Siswa berdiskusi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok meng-utarakan hasil pemikiran individunya untuk menjadi bahan rangkuman. Guru memantau jalannya diskusi kelompok.

4) Guru meminta salah satu siswa dari kelompok yang ditunjuk sebagai pembicara untuk membacakan hasil rangkumannya, sementara siswa yang menjadi pendengar menyimak dan melengkapi bila ada kekurangan. Kemudian siswa tersebut bertukar peran.

5) Siswa mengonstruksi hasil rangkumannya dengan mengerjakan tugas yang tersedia di LKK.

c. Kegiatan penutup

1) Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang diperoleh.

2) Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya. 7. Mengadakanpost-testpada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 8. Menganalisis hasil penelitian.

9. Menyusun hasil penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrument tes. Tes dimaksudkan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap penguasaan materi bahan ajar. Penyusunan perangkat tes dilakukan dengan langkah sebagai berikut:


(52)

33

1. Melakukan pembatasan materi yang diujikan, yaitu pokok bahasan garis dan sudut kompetensi dasar 5.1, menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut, kompetensi dasar 5.2, memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain.

2. Menentukan tipe soal, yaitu soal esai. 3. Menentukan jumlah soal, yaitu 5 soal.

4. Menentukan waktu mengerjakan soal, yaitu 80 menit.

5. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator pembelajaran yang ingin di-capai.

6. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, kunci jawaban, dan penentuan skor. 7. Menulis butir soal.

8. Mengujicobakan instrumen.

9. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.

10. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah dilaku-kan.

Setelah perangkat tes tersusun, diuji cobakan pada kelas di luar sampel penelitian, yaitu kelas VIII G SMP Negeri 5 Metro. Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah soal-soal tersebut memenuhi kriteria soal yang layak digunakan, yaitu meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran.

1. Uji Validitas Instrumen

Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 5 Metro mengetahui dengan benar kurikulum SMP maka validitas instrumen tes ini didasarkan pada penilaian guru mata pelajaran matematika. Tes yang


(53)

dikategori-34

kan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indi-kator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra. Penilaian terhadap kesesuai-an isi tes dengkesesuai-an isi kisi-kisi tes ykesesuai-ang diukur dkesesuai-an kesesuaikesesuai-an bahasa ykesesuai-ang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan meng-gunakan daftar cek lis oleh guru. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bah-wa tes yang akan digunakan untuk mengambil data telah memenuhi validitas isi dan validitas butir soal. (Lampiran B.4 dan B.6)

Setelah diadakan uji coba soal, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil uji cobanya untuk mengetahui realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal tersebut.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Perhitungan reliabilitas tes ini didasarkan pada pendapat Sudijono (2001: 207) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha:

Keterangan: 11

r = Koefisien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

2

Si = Jumlah varians skor dari tiap butir item Si2 = Varians total

2 2

11 1

1 Si

Si n

n r


(54)

35

Menurut Azwar (2009: 188-189), tidak ada batasan mutlak yang menunjukkan angka koefisien terendah yang harus dicapai agar pengukuran dapat disebut reliabel. Kepakatan informal menghendaki bahwa koefisien reliabilitas haruslah setinggi mungkin, biasanya suatu koefisien reliabilitas di sekitar 0,9 dapat dianggap memuaskan. Dalam membandingkan koefisien reliabilitas, interpretasi tidak dapat lepas dari besarnya varians skor 2

x

S . Kemudian dihitung suatu statistik yang disebut eror standar dalam pengukuran:

'

1 xx x

e s r

s

Keterangan:

Sx = Deviasi standar skor tes R = Koefisien reliabilitas tes

Untuk mengestimasi skor yang sesungguhnya dalam tes, digunakan interval kepercayaan skor murni:

Keterangan:

X = Skor yang diperoleh pada tes

Zc= Nilai kritis deviasi standar normal pada taraf kepercayaan yang dikehendaki Se= Eror standar dalam pengukuran pada kelompok di mana subjek berada

Dengan taraf kepercayaan 95% (taraf signifikasi sebesar 0,05). Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh interpretasi koefisien reliabilitas yang dapat dilihat pada table 3.2.

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Skor T Interval Kepercayaan

Tinggi 78 67,9 < T < 88,1

Rendah 32 21,9 < T < 42,1

e c e

c

s

T

X

z

s

z

X


(55)

36

Rata-Rata 56,10 46,0 < T < 66,2

Luas sempitnya interval pada Tabel 3.2, memberikan gambaran tentang sejauh mana kecermatan hasil pengukuran tes dalam menjalankan fungsi ukurnya.

3. Tingkat Kesukaran

Sudijono (2008: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus berikut.

=

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran suatu butir soal

JT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh

IT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal. Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) sebagai berikut :

Tabel 3.3. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi

0.00 0.15 Sangat Sukar

0.16 0.30 Sukar

0.31 0.70 Sedang

0.71 0.85 Mudah

0.86 1.00 Sangat Mudah

Setelah menghitung tingkat kesukaran soal diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,57 sehingga termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 2 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,65 sehingga termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 3a memiliki nilai tingkat kesukaran 0,80 sehingga termasuk dalam mudah. Soal nomor 3b memiliki nilai tingkat kesukaran 0,79 sehingga termasuk dalam kategori mudah. Soal nomor 3c memiliki nilai tingkat kesukaran 0,73 sehingga termasuk dalam kategori mudah. Soal nomor 3d memiliki nilai tingkat kesukaran 0,48 sehingga termasuk dalam kategori sedang.


(56)

37

Soal nomor 3e memiliki nilai tingkat kesukaran 0,43 sehingga termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 4 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,34 sehingga termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 5 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,31 sehingga termasuk dalam kategori sedang (Lampiran C.2). Dari 9 item soal tersebut, terdapat 6 item soal termasuk kategori sedang dan 3 item soal termasuk kategori mudah, yaitu soal nomor 3a, 3b, dan 3c, sehingga soal dengan kategori mudah tidak digunakan.

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuam tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Daryanto (2010: 186) mengungkapkan, menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus :

Keterangan :

D : indeks daya pembeda satu butri soal tertentu JA : jumlah skor ideal kelompok atas.

JB : jumlah skor ideal kelompok bawah

BA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah BB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

B B

A A

J B J B D


(57)

38

Daryanto (2010: 190) mengungkapkan bahwa hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel berikut:

Tabel 3.4. Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

0

D Sangat Buruk

20 . 0 00

.

0 D Buruk

30 . 0 21

.

0 D Agak baik, perlu revisi

70 . 0 31

.

0 D Baik

00 . 1 71

.

0 D Sangat Baik

Setelah menghitung daya pembeda soal, diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 me-miliki nilai daya pembeda 0,69. Soal nomor 2 meme-miliki nilai daya pembeda 0,68. Soal nomor 3a memiliki nilai daya pembeda 0,63. Soal nomor 3b memiliki nilai daya pembeda 0,63. Soal nomor 3c memiliki nilai daya pembeda 0,69. Soal nomor 3d memiliki nilai daya pembeda 1,00. Soal nomor 3e memiliki nilai daya pembeda 1,00. Soal nomor 4 memiliki nilai daya pembeda 0,54. Soal nomor 5 memiliki nilai daya pembeda 0,66. Berdasar-kan pendapat Daryanto, diperoleh 7 item seoal dengan daya pembeda baik yaitu soal nomor 1, 2, 3a, 3b, 3c, 4, dan 5. Serta diperoleh 2 item soal dengan daya pembeda sangat baik yaitu nomor 3d dan 3e. (Lampiran C.2).

Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

No Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

1 Valid

0.79

0.69 (baik) 0.57 (sedang)

2 Valid 0.68 (baik) 0.65 (sedang)

3a Valid 0.63 (baik) 0.80 (mudah)

3b Valid 0.63 (baik) 0.79 (mudah)

3c Valid

Valid

0.69 (baik) 0.73 (mudah)

3d Valid 1.00 (sangat baik) 0.48 (sedang)

3e Valid 1.00 (sangat baik) 0.43 (sedang)

4 Valid 0.54 (baik) 0.34 (sedang)

5 Valid 0.66 (baik) 0.31 (sedang)

Dari tabel rekapitulasi hasil tes uji coba di atas, terlihat bahwa terdapat tiga item soal yang memiliki taraf kesukaran mudah yaitu soal nomor 3a,3b, dan 3c. Untuk


(58)

39

pengambilan data, ketiga item soal tersebut tidak digunakan sehingga dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan terdiri dari 6 item soal dan reliabilatas instrumen berubah menjadi 0.73 dengan kriteria indeks reliabilitasnya baik.

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari instrumen berbentuk tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah data diolah, untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan, diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh kesimpulan. Sebelum sampel diberi perlakuan, maka data perlu dianalisis terlebih dahulu melalui uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata.

1. Uji Normalitas

Langkah awal untuk menganalisis data adalah menguji apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Statistika yang digunakan dalam uji normalitas data skor tes dengan menggunakan chi-kuadrat. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H0: data berdistribusi normal H1: data tidak berdistribusi normal Rumus:

h h i hitung

f f f 2


(59)

40 ) 3 ( ) 1 ( 2 k tabel

Kriteria uji : terima H0jika hitung tabel 2 2

dengan taraf nyata 5% Keterangan:

i

f

: frekuensi pengamatan h

f

: frekuensi yang diharapkan. Sudjana (2005:291)

2. Uji Homogenitas Varians

Uji homgenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah dua sampel yang diambil mempunyai varians yang homogen atau sebaliknya. Adapun Hipotesis untuk uji ini:

H0 12 22(Tidak ada perbedaan varians antara dua populasi) H1 12 22(Ada perbedaan varians antara kedua populasi) Uji homogenitas varians menggunakan uji Bartlet:

3 1 2 3 1 2 )) 1 ( / ) 1 ( ( i i i i i n s n s ) 1 ( )

(logs2 ni

B } log ) 1 ( ){ 10 (ln 2 2 i

hitung B ni s

x ) 1 ( ) 1 ( 2 k tabel

Kriteria uji: terima H0jika 2hitung 2tabel dengan taraf nyata 5% (Sudjana, 2005:261-264)


(60)

41

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data, analisis berikutnya ada-lah menguji hipotesis, yaitu uji kesamaan rata-rata skorpost-testkedua kelompok, serta uji proporsi presentase tuntas belajar pada kelas eksperimen.

Uji Kesamaan Rata-rata

Apabila data yang diperoleh normal dan homogen maka digunakan uji kesamaan rata-rata. Hipotesis untuk uji kesamaan dua rata-rata menurut Sudjana (2005: 243) adalah:

H0: 1 2 ( rata-rata skorpost-testkelas eksperimen sama dengan nilai rata-rata

post-testkelas kontrol)

H1: 1 2 ( rata-rata skorpost-testkelas eksperimen lebih baik daripada nilai rata-ratapost-testkelas kontrol)

Statistik yang digunakan untuk uji ini adalah:

Dengan

keterangan:

= skor rata-ratapost-testkelas eksperimen = skor rata-ratapost-testpada kelas kontrol n1 = banyaknya subyek kelas eksperimen n2 = banyaknya subyek kelas kontrol

= varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol = varians gabungan

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 n n s n s n s


(61)

42

Dengan kriteria pengujian: terima H0 jika dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 2) dan peluang dengan taraf signifikan

. Untuk harga t lainnya H0ditolak.

Apabila data yang diperoleh normal, tetapi tidak homogen maka digunakan

berikut.

Dengan kriteria pengujian adalah : terima H0 jika

Keterangan:

w1 =

w2 =

t1 = t(1- , (n1- 1) t2 = t(1- , (n2- 1)

dengan taraf signifikan dan untuk harga t lainnya H0ditolak.

Sedangkan jika data yang diperoleh tidak normal dan tidak homogen maka akan digunakan uji non-parametrik. Uji yang digunakan adalah Uji Mann-Whitney. Adapaun langkah-langkah pengujian dengan Uji Mann-Whitney sebagai berikut.

Hipotesis:

= (rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran

Cooperative Script berbantuan ICT sama dengan rata-rata skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

(rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran

Cooperative Scriptberbantuan ICT tidak sama dengan rata-rata skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)


(62)

43

Keterangan :

: rata-rata skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran

Cooperative Scriptberbantuan ICT

: rata-rata skor skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

a.

b. Mengurutkan data tanpa memperhatikan kategori sampel.

c. Menjumlahkan urutan tiap kategori sampel dan menghitung nilai statistik U.

d. Statistik uji :

1. U= 1 2 1 1 1

2 ) 1 ( R n n n n

2. U= 1 1 2

2 1 2 ) 1 ( R n n n n Keterangan:

R1= jumlah urutan yang diberikan pada sampel dengan jumlah n1. R2= jumlah urutan yang diberikan pada sampel dengan jumlah n2.

Nilai yang dipilih untuk U dalam pengujian hipotesis adalah nilai yang paling kecil dari kedua nilai tersebut.

e. Bila n1 atau n2keduanya sama atau lebih dari 20, digunakan pendekatan kurva normal, dengan mean : E(U) =

Standar deviasi : = ( ) dan Z = ( )

f. Kriteria pengambilan keputusan : terima H0 apabila (Djarwanto. 1985:40-43)


(63)

44

Ha : (rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT kurang dari atau sama dengan rata-rata skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

Hb : > (rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaranCooperative Scriptberbantuan ICT lebih tinggi dari rata-rata skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)


(64)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang menyatakan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol sehinnga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT memiliki pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kendala-kendala yang dihadapi dalam penelitian, disarankan hal-hal berikut ini.

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran Cooperative Script memerlukan waktu yang relatif banyak sehingga dalam prosesnya dibutuhkan sebuah aturan yang dapat mengontrol waktu seperti pemberian nomor pada kelompok yang akan maju sebagai pembicara dan pendengar sehingga tidak semua kelompok akan maju pada tiap pertemuannya. Hal ini perlu diperhatikan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan sesuai waktu yang tersedia.

2. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran akan lebih baik jika kelompok yang hendak maju sebagai pembicara dan pendengar diarahkan untuk menempati bangku yang di depan agar mempermudah dalam melakukan diskusi.


(65)

(66)

56

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005.Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Arnyana, I.B.P. 2004. Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah Dipandu Strategi Kooperatif Serta Pengaruh Implementasinya Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Pada Pelajaran Ekosistem. [online]. Tersedia:

http://bestbuydoc.com ( Diakses tanggal 10 Desember 2011).

Arsyad, Azhar. 2006.Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Adzwar, Saifuddin. 2009.Tes Prestasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Bruner, J. S. 1966.Toward a Theory of Instruction. Harvad University. Cambridge.

Daryanto. 2010.Evaluasi Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. PT. Proyek Pembinaan&Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta.

Djamarah, S.B. & Zain, A. (2006).Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Djarwanto. 1985.Statistika Nonparametrik. BPFE. Yogyakarta.

Djumhur, I. & Moh, Surya. 1975.Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). CV. Ilmu. Bandung.

Gunawan, T.C. 2012.Pengertian Teknologi Informasi Menurut Para ahli.

[online]. Tersedia :http://30211259.blogspot.com(diakses tanggal 17 januari 2012)

Hadi, S. 2007. Pengaruh Strategi Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Ketrampilan Berpikir Kritis, Ketrampilan Metakognisi, dan Kemampuan Kognitif Biologi Pada Siswa Laboratorium Universitas Negeri Malang. [online]. Tersedia: http://bestbuydoc.com (diakses tanggal 10 Desember 2011).


(67)

57

Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamzah. 2007.Model Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Jacobs, G.M., Lee, G.S., & Ball, J. 1996. Learning Cooperative Learning Via Cooperative Learning: A Sourcebook of Lesson Plants For Teacher Education On Cooperative Learning. SEAMEO Regional Language Center. Singapore.

Noni,N. Penerapan TIK dalam pembelajaran. [online]. Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/32973174/Pembelajaran-Berbasis-Ict.(diakses tanggal 17 januari 2012)

Noer, Sri Hastuti. 2010.Evaluasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Jurnal Pendidikan MIPA Volume 11 Nomor 1. Bandar Lampung. Jurusan

Pendidikan MIPA. Halaman 19-25.

Poedjiastoeti, Sri. 1999.Media Pembelajaran. Unipress UNESA. Surabaya. Rahadi, M. 2010. Penelitian Tindakan. Modul STKIP. Garut. [online]. Tersedia:

http://bestbuydoc.com(Diakses tanggal 10 desember 2011)

Ruseffendi, E.T. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengambangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Tarsito. Bandung.

Sadiman, Arief S. Dkk. 1993. Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sudjana, N. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru

Algensindo. Bandung.

Sudjana. 2002.Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sudijono, Anas. 2001.Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suprijono, Agus. 2009.Cooperative Learning.Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Tim Dosen Unila. 2007.Mata Kuliah Landasan-Landasan Pendidikan.

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Tim papantulisku. 2012. Pengertian TIK menurut para ahli. [online]. Tersedia:

www.papantulisku.com(diakses tanggal 17 januari 2012) Winkel, I.R. 2000. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.


(1)

Keterangan :

: rata-rata skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran Cooperative Scriptberbantuan ICT

: rata-rata skor skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

a.

b. Mengurutkan data tanpa memperhatikan kategori sampel.

c. Menjumlahkan urutan tiap kategori sampel dan menghitung nilai statistik U.

d. Statistik uji :

1. U= 1 1 1

2 1 2 ) 1 ( R n n n n

2. U= 1 1 2

2 1 2 ) 1 ( R n n n n Keterangan:

R1= jumlah urutan yang diberikan pada sampel dengan jumlah n1. R2= jumlah urutan yang diberikan pada sampel dengan jumlah n2.

Nilai yang dipilih untuk U dalam pengujian hipotesis adalah nilai yang paling kecil dari kedua nilai tersebut.

e. Bila n1 atau n2keduanya sama atau lebih dari 20, digunakan pendekatan kurva normal, dengan mean : E(U) =

Standar deviasi : = ( ) dan Z = ( )

f. Kriteria pengambilan keputusan : terima H0 apabila (Djarwanto. 1985:40-43)


(2)

44

Ha : (rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT kurang dari atau sama dengan rata-rata skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

Hb : > (rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaranCooperative Scriptberbantuan ICT lebih tinggi dari rata-rata skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)


(3)

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang menyatakan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol sehinnga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT memiliki pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kendala-kendala yang dihadapi dalam penelitian, disarankan hal-hal berikut ini.

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran Cooperative Script memerlukan waktu yang relatif banyak sehingga dalam prosesnya dibutuhkan sebuah aturan yang dapat mengontrol waktu seperti pemberian nomor pada kelompok yang akan maju sebagai pembicara dan pendengar sehingga tidak semua kelompok akan maju pada tiap pertemuannya. Hal ini perlu diperhatikan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan sesuai waktu yang tersedia.

2. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran akan lebih baik jika kelompok yang hendak maju sebagai pembicara dan pendengar diarahkan untuk menempati bangku yang di depan agar mempermudah dalam melakukan diskusi.


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005.Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Arnyana, I.B.P. 2004. Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah Dipandu Strategi Kooperatif Serta Pengaruh Implementasinya Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas Pada Pelajaran Ekosistem. [online]. Tersedia: http://bestbuydoc.com ( Diakses tanggal 10 Desember 2011).

Arsyad, Azhar. 2006.Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Adzwar, Saifuddin. 2009.Tes Prestasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Bruner, J. S. 1966.Toward a Theory of Instruction. Harvad University. Cambridge.

Daryanto. 2010.Evaluasi Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. PT. Proyek Pembinaan&Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta.

Djamarah, S.B. & Zain, A. (2006).Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Djarwanto. 1985.Statistika Nonparametrik. BPFE. Yogyakarta.

Djumhur, I. & Moh, Surya. 1975.Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). CV. Ilmu. Bandung.

Gunawan, T.C. 2012.Pengertian Teknologi Informasi Menurut Para ahli. [online]. Tersedia :http://30211259.blogspot.com(diakses tanggal 17 januari 2012)

Hadi, S. 2007. Pengaruh Strategi Pembelajaran Cooperative Script Terhadap Ketrampilan Berpikir Kritis, Ketrampilan Metakognisi, dan Kemampuan Kognitif Biologi Pada Siswa Laboratorium Universitas Negeri Malang. [online]. Tersedia: http://bestbuydoc.com (diakses tanggal 10 Desember 2011).


(6)

57

Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamzah. 2007.Model Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Jacobs, G.M., Lee, G.S., & Ball, J. 1996. Learning Cooperative Learning Via Cooperative Learning: A Sourcebook of Lesson Plants For Teacher Education On Cooperative Learning. SEAMEO Regional Language Center. Singapore.

Noni,N. Penerapan TIK dalam pembelajaran. [online]. Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/32973174/Pembelajaran-Berbasis-Ict.(diakses tanggal 17 januari 2012)

Noer, Sri Hastuti. 2010.Evaluasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Jurnal Pendidikan MIPA Volume 11 Nomor 1. Bandar Lampung. Jurusan

Pendidikan MIPA. Halaman 19-25.

Poedjiastoeti, Sri. 1999.Media Pembelajaran. Unipress UNESA. Surabaya. Rahadi, M. 2010. Penelitian Tindakan. Modul STKIP. Garut. [online]. Tersedia:

http://bestbuydoc.com(Diakses tanggal 10 desember 2011)

Ruseffendi, E.T. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengambangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Tarsito. Bandung.

Sadiman, Arief S. Dkk. 1993. Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sudjana, N. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru

Algensindo. Bandung.

Sudjana. 2002.Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sudijono, Anas. 2001.Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suprijono, Agus. 2009.Cooperative Learning.Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Tim Dosen Unila. 2007.Mata Kuliah Landasan-Landasan Pendidikan.

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Tim papantulisku. 2012. Pengertian TIK menurut para ahli. [online]. Tersedia: www.papantulisku.com(diakses tanggal 17 januari 2012)

Winkel, I.R. 2000. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. PT Gramedia. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 20 55

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggibesar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 14 68

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Metro Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

2 8 23

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 63

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 15 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 67