EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA : Studi Kasus di SMPN 43 Bandung.

(1)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar FPIPS : 4432/UN.40.2.2/PL/2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA (Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Kewarganegaran

Oleh E. Maria Ulfah

NIM 1105992

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA (Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)

Oleh

E. MARIA ULFAH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

© E. Maria Ulfah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

E. MARIA ULFAH (1105992)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA (Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, MA NIP. 130 321 112

Pembimbing II

Dra. Iim Siti Masyitoh, M.Si. NIP. 19620102 198608 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001


(4)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini diuji pada tanggal 23 Februari 2015 Panitia Ujian Sidang Terdiri Atas:

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001

3. Penguji :

3.1. Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001

3.2. Dr. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 19721 200112 2 001

3.3. Drs. Rahmat, M.Si


(5)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

E. Maria Ulfah (1105992), “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa (Studi Kasus di SMPN 43 Bandung)”.

Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Akan tetapi, untuk mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan baik seorang guru harus memiliki keterampilan mengajar dalam menerapkan model pembelajaran. Oleh karena itu, berbagai upaya inovasi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu ditingkatkan, salah satunya melalui upaya inovasi model pembelajaran Jerat Palang. Jerat Palang merupakan pembelajaran inovatif yang bertujuan untuk menjadikan siswa berperan aktif dan berani untuk mengemukakan pendapat tanpa menghilangkan keseriusan dalam pembelajaran di kelas. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran efektivitas penggunaan model pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran PKn dalam meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, studi literatur, dan catatan lapangan. Hasil penelitian di lapangan mengungkapkan bahwa: 1) Perencanaan model pembelajaran Jerat Palang meliputi penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; 2) Dalam menerapkan model pembelajaran Jerat Palang, (a) guru membagi 3 kelompok, (b) guru menjelaskan materi, (c) diskusi kelompok dan Tanya jawab, (d) perwakilan kelompok mengisi papan simulasi, (e) guru merangking kelompok paling cepat dan tepat, (f) permainan Jerat Palang, (g) dua orang dari kelompok pemenang menjadi palang, (h) siswa berjalan melewati palang sambil bernyanyi, (i) Jika ada peluit berbunyi, siswa dijerat oleh palang dan mengambil pertanyaan di pohon materi, lalu menjawab pertanyaannya, (j) Apabila siswa tersebut bisa menjawab pertanyaan yang ada di pohon materi maka siswa menyerahkan kartu partisipasi kepada guru dan mendapatkan poin. 3) Keberhasilan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat dari sebelum pembelajaran, saat pembelajaran dan sesudah pembelajaran. Setelah siswa melaksanakan model pembelajaran jerat palang, siswa mampu menunjukan cara-cara mengemukakakan pendapat dengan baik, seperti: (a) mengungkapkan pendapat dengan konteks yang masuk akal, dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, (b) siswa dapat mengungkapakan pendapat secara analitis, (c) mengemukakan pendapat secara logis, (d) menunjukan sikap terbuka terhadap respon dari teman maupun dari guru, dan mampu menerima pendapat orang lain tanpa menggunakan bahasa yang kasar, dan (e) pendapat siswa mampu dipahami oleh siswa lainnya, 4) Kendala yang dirasakan adalah (a) keterbatasannya waktu, (b) motivasi siswa, (c) minimnya pengalaman siswa dengan menggunakan model Jerat Palang, (d) kurangnya pemahaman siswa akan materi, (e) sarana dari sekolah yang tidak mendukung, dan (f) ruang kelas yang tidak mendukung.


(6)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci: model pembelajaran jerat palang, inovasi model pembelajaran, pendidikan kewarganegaraan.

ABSTRACT

E. Maria Ulfah (1105992), “The Effectiveness of The Use of Jerat Palang Learning Model in Civics Education Subject in Improving Students’ Ability Expressing Opinions (A Case Study in SMPN 43 Bandung)”.

The success of a learning process is greatly determined by teacher’s ability in delivering the learning material. However, to be able to deliverlearning material well, a teacher must have the creativity, innovation and teaching skills in applying a learning model.Therefore, any efforts in innovating teaching model undertaken by teachers need to be improved.One of the ways is through the use of Jerat Palang model learning innovation. Jerat Palang an innovative learning which aims at making students actively involved and dare to express opinions without diminishing the seriousness of the learning in class. Generally, this research aims at obtaining a description of the effectiveness of the use of Jerat Palang leaning model in civics education subject to improve students’ ability to express opinions. A qualitative approach is used in this research by using a study case method. The techniques of data collection are interview, observation, documentation, literature review, and field notes. The result of the research reveals that: 1) The design of a Jerat Palang model learning comprises syllabus and lesson plan; 2) In applying Jerat Palang learning model:(a) the teacher divides the class into 3 groups, (b) the teacher explains subject materials, (c) the groups are discussing and

question-answer session, (d) The groups’ representative fillsa simulation board, (e) the

teacher ranks the fastest and the most accurate group, (f) the fastest and the most precisegroup play Jerat Palang, (g) two members of the winning group become the Palang, (h) students walk past the crossbar while singing, (i) whenever the whistle is blown, students are trappedin the Palang and take the question on the material tree, then answer it, (j) if the student can answer the question from the

material tree, he should hand the participation’s card and will earn points. 3) The

success of Jerat Palang learning model in civics education subject can be seen from the result of the learning process.4) Obstacles faced are (a) the limitation of time, (b) students’ motivation, (c) students’ lack of experience using Jerat Palang model, (d) students’ lack of understanding on the material, (e) school’s facilities that are inadequate, (f) classroom that are not supporting. 5) Attempts to overcome the obstacles include:: (a) teachers have to plan the time efficiently, (b) teachers have to motivate smartly,(c) students are given explanation on the previous meeting,(d) learning material should be relevance to the students’ need,

(e) teachers’ role in creating the atmosphere of the class is the main factor that

should be done, (f) teachers should be able to handle the class, because classroom is an environment that needs to be organized.

Keywords: learning model innovation, learning model design, expressing opinions, civics education.


(7)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Jerat Palang ... 13

1. Pengertian, Ciri-ciri, Fungsi dan Pengelompokan Model Pembelajaran ... 13

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 13

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran ... 19

c. Fungsi Model Pembelajaran ... 22

d. Pengelompokan Model Pembelajaran ... 23

2. Pengertian dan Tujuan Model Pembelajaran Jerat Palang ... 31

a. Pengertian Model Pembelajaran Jerat Palang ... 31

b. Tujuan Model Pembelajaran Jerat Palang ... 34

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jerat Palang ... 37


(8)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan . 39

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 39

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 41

2. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan ... 46

3. Aspek-Aspek Kompetensi dalam Pendidikan Kewarganegaraan ... 48

4. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Kewarganegaraan di Tingkat Sekolah Menengah Pertama ... 52

C. Tinjauan Tentang Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 54

1. Pengertian Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 54

2. Ciri-ciri Mengemukakan Pendapat ... 56

3. Cara Mengemukakan pendapat yang baik ... 57

4. Landasan Hukum Mengemukakan Pendapat di Indonesia ... 59

5. Tujuan Mengemukakan Pendapat ... 60

D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 61

BAB III METODE PENELITIAN ... 63

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 63

1. Lokasi Penelitian ... 63

2. Subjek Penelitian ... 63

B. Pendekatan Penelitian ... 64

C. Metode Penelitian ... 65

D. Definisi Operasional ... 67

E. Teknik Pengumpulan Data ... 68

1. Wawancara ... 68

2. Observasi ... 69

3. Studi Dokumentasi ... 70

4. Studi Literatur ... 71

5. Catatan Lapangan (Fieldnotes) ... 72

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 72


(9)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H.Tahap Penelitian ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 80

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 80

1. Profil SMPN 43 Bandung ... 80

2. Visi, Misi dan Motto SMPN 43 Bandung ... 81

3. Tujuan SMPN 43 Bandung ... 83

4. Tenaga Pendidik ... 84

5. Sarana dan Prasarana ... 86

6. Jenis Pengembangan Diri ... 88

B. Hasil Penelitian ... 89

1. Perencanaan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 90

2. Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 101

3. Keberhasilan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 111

4. Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 113

5. Upaya Mengatasi Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 115


(10)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Perencanaan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan

Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 117

2. Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 125

3. Keberhasilan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 130

4. Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 133

5. Upaya Mengatasi Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Model Pembelajaran Jerat Palang pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 137

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 140

A. Kesimpulan ... 140

1. Kesimpulan Umum ... 140

2. Kesimpulan Khusus ... 140

B. Saran ... 142

DAFTAR PUSTAKA ... 145 LAMPIRAN


(11)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rumpun Model Pemrosesan Informasi ... 24

Tabel 2.2 Model-model Pengajaran Sosial……... 26

Tabel 2.3 Rumpun Model Interaksi Sosial... 27

Tabel 2.4 Rumpun Kelompok Model Pengajaran Personal... 29

Tabel 4.1 Daftar Tenaga Pendidik SMPN 43 Bandung... 84


(12)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pola-pola Pembelajaran…...…….………... 16 Bagan 2.2 Bingkai dari Penerapan suatu Pendekatan, Metode, dan Teknik

Pembelajaran dalam Model Pembelajaran……….....


(13)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Tabel 4.1 Pohon Materi……….. ... 96

Tabel 4.2 Pertannyaan-pertannyaan dibalik Gambar……... 97

Tabel 4.3 Papan Simulasi………... 98

Tabel 4.4 Kartu Partisipasi………... 99

Tabel 4.5Kondisi Kelas berbentuk Huruf “U”……..... 102

Tabel 4.6 Pembagaian Kelompok………... 105

Tabel 4.7 Mengisi Papan Simulasi………..……..... 107

Tabel 4.8 Merengking Kelompok………... 108

Tabel 4.9 Palang……..... 109


(14)

63

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh data yang berasal dari subjek penelitian. Nasution (2003: 43) mengemukakan bahwa “lokasi penelitian menunjukkan pada tempat atau lokasi sosial dimana penelitian dilakukan, yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi”. Adapun tempat atau lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMPN 43 Bandung. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas belum adanya penelitian khusus di SMPN 43 Bandung yang mengkaji mengenai efektivitas model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Selain itu, SMPN 43 Bandung merupakan sekolah yang menerapkan Model Jerat palang. Hal ini disebabkan karena guru yang telah mendesain model Jerat Palang adalah guru PKn yang mengajar di SMPN 43 Bandung.

2. Subjek Penelitian

Dalam melakukan penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif, data diperoleh dari sumber yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian harus dipilih secara tepat dan secara purposive berkaitan dengan tujuan dari penelitian.

Subjek dalam penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan sampel bertujuan (purposive sample).


(15)

64

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subjek dalam penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive bertalian dengan tujuan tertentu. Subjek penelitian ini adalah satu orang guru PKn dan siswa-siswi kelas VII-1 SMP Negeri 43 Bandung. siswa-siswi kelas VII-1 yaitu 35 orang siswa. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini terdiri atas:

a. Guru PKn SMPN 43 Bandung : 1 Orang b. Siswa-siswi SMPN 43 Bandung : 6 Orang

B. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Mengenai pendekatan kualitatif, Meleong (2010: 6) menjelaskan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah.

“Penelitian kualitaif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif” (Saryono, 2010: 1).

Sama halnya Menurut Strauss dan Corbin (1997: 11-13) “penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)”.

Selain itu, pendekatan kualitatif mempunyai daya adaptabilitas yang tinggi sehingga peneliti senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah. Nasution (2001:40) menjelaskan bahwa:

Penelitian kualitatif bersifat terbuka, sehingga tidak dapat dipastikan kapan penelitian ini berakhir, penelitian berlangsung untuk memperoleh pemahaman yang senantiasa lebih mendalam, namun penelitian ini dihentikan karena pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga.


(16)

65

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun karakteristik penelitian dengan pendekatan kualitatif menurut Alsa (2003: 38-44) adalah sebagai berikut:

1. Penelitian kualitatif memiliki setting alamiah sebagai sumber data. 2. Peneliti sebagai instrumen utama penelitian.

3. Penelitian kualitatif adalah deskriptif.

4. Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses dari pada hasil penelitian.

5. Peneliti kualitatif cenderung menganalisa datanya secara induktif. 6. Pemaknaan merupakan perhatian utama dari penelitian kualitatif. 7. Kontak personal langsung dengan subyek merupakan hal utama dalam

penelitian kualitatif.

8. Penelitian kualitaif pada umumnya berorientasi pada kasus unik; dan 9. Penelitian kualitatif biasanya merupakan penelitian lapangan

(fieldwork).

Pada pendekatan kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi objek tersebut. Alasan dipilihnya pendekatan kualitatif, karena peneliti akan meneliti aktifitas-aktifitas kelompok manusia yang berkaitan dengan efektivitas model pembelajaran jerat palang pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Selain itu, mengingat masalah yang akan diteliti memerlukan pengamatan penelitian yang mendalam.

Dengan melakukan penelitian kualitatif peneliti akan memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam (berupa kata-kata, gambar, perilaku). Selama proses penelitian, peneliti lebih banyak berhubungan dengan orang-orang dilingkungan lokasi penelitian, dengan demikan diharapkan peneliti lebih leluasa mencari informasi dan mendapatkan data yang lebih terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.

C. Metode Penelitian

Secara harfiah, kata metodologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata “mefha” yang berarti melalui, “hodos” yang berarti jalan atau cara, dan kata “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jado, metodologi penelitian adalah


(17)

66

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cara yang digunakan dalam mencari sesuatu hal dengan menggunakan logika berpikir logis, sehingga diperoleh ilmu pengetahuan yang baru. Metodologi diciptakan dengan tujuan untuk dijadikan pedoman yang dapat menuntun dan mempermudah individu yang melaksnakannya.

Penelitian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan research. Jika dilihat dari susunan katanya, terdiri atas dua suku kata, yatitu re yang berarti melakukan kembali dan research yang berarti melihat, mengamati atau mencari, sehingga research dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks, lebih mendetail, dan lebih komprehensif dari suatu hal yang diteliti. Masyhuri dan Zainuddin (2008: 151), menjelaskan mengenai pengertian metode, yaitu:

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam memperoleh peraturan-peraturan suatu metode. Jadi, metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. “Metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi dan komunitas masyarakat tertentu” (Danial dan Wasriah, 2009:63). Sama halnya dengan Arikunto (2006: 120) yang menyatakan bahwa:

Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam

“Secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana focus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata” (K Yin, 2009:1). Ditinjau dari


(18)

67

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkup wilayahnya, penelitian studi kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya, penelitian studi kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaplikasikannya serta menginterpretasikannya. Alasan peneliti melakukan penelitian dengan studi kasus, karena sesuai dengan sifat dari masalah, serta tujuan penelitian yang diperoleh, dan berusaha untuk menyimpulkan beberapa informasi yang berbeda. Selain itu pokok pertanyaan penelitian berkenaan dengan how dan why.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah tafsir, maka beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini, efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. (Mahmudi, 2005:92).

2. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematika mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. (Kardi dan Nur, 2003:9).

3. Jerat Palang adalah model pembelajaran yang dapat mengekspresikan pendapat siswa sehingga siswa lebih berani untuk mengemukakan pendapat melalui permainan jerat palang.

4. Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. (Somantri, 2001: 299).


(19)

68

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Kemampuan mengemukakan pendapat adalah kemampuan mengutarakan pendapat mempergunakan bahasa dengan baik, tepat dan seksama dan kemampuan mengutarakan pendapat secara analitis, logis, dan kreatif. (Parera, 1987 : 185).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam kualitatif adalah peneliti itu sendiri dalam mengungkap sumber data (responden) secara mendalam dan bersifat menyeluruh hingga ke akar permasalahan, sehingga diperoleh data yang utuh tentang segala pernyataan yang disampaikan sumber. Adapun Untuk memperoleh data maka diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan, dalam penelitian ini digunakan penjaringan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. (Danial dan Wasriah, 2009 : 71). Selain itu Wiriatmadja (2005 : 117) menegaskan bahwa wawancara merupakan “pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi penjelasan hal-hal yang dianggap perlu”. Disini, yang akan digali dalam teknik wawancara yaitu berkaiatan dengan guru merancang persiapan pembelajaran PKn, penerapan model jerat palang, keberhasilan model jerat palang, hambatan dan upaya atau solusi yang dilakukan dalam setiap kendala yang dihadapi dalam menerapkan model Jerat Palang.

Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui wawancara yaitu untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang kemampuan mengemukakan pendapat siswa setelah penerapan model Jerat Palang pada mata pelajaran PKn.


(20)

69

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara terstruktur. Menurut Widi (2010: 242):

Dalam wawancara terstruktur peneliti memberikan pertanyaan kepada responden dengan pertanyaan yang isi dan strukturnya telah ditentukan, dirancang, dan ditulis oleh peneliti. Peneliti menggunakan pertanyaan dengan kalimat dan urutan sama dan tercatat dalam daftar rencana wawancara (interview schedule).

Jenis Wawancara struktur sering disebut juga dengan wawancara sistematik. Sama halnya dengan pendapat Danial dan Wasriah (2009:72) yang menyatakan bahwa wawancara sistematik adalah “wawancara yang disusun secara sistematik masalah yang akan ditanyakan, dan ditulis pada daftar wawancara. Waktu tempat serta orang yang akan diwawancarai ditentukan sebelumnya”.

Alasan dipilihnya wawancara terstruktur karena dalam pendekatan kualitatif wawancara ini merupakan alat yang diandalkan dan dapat dilakukan secara berkali-kali dan mendalam, sehingga diperoleh informasi yang utuh dan lengkap. Selain itu, peneliti mendapatkan hasil wawancara yang seragam dari setiap responden tentang kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Sehingga dengan didapatkannya hasil yang seragam tersebut, akan memudahkan peneliti dalam melakukan perbandingan dari hasil wawancara.

2. Observasi

Ngalim Purwanto (dalam Baswori dan Suwandi, 2008:94) berpendapat bahwa „observasi ialah cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung‟. Sedangkan menurut Arikunto (2006:129) berpendapat bahwa “observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen pengamatan”.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang sangat penting untuk penelitian kualitatif. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat melihat secara langsung kondisi di lapangan, sehingga semua kegiatan yang didengar, dilihat dan dirasakan dapat dicatat secara terbuka dan fleksibel. Berbagai manfaat yang


(21)

70

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didapatkan ketika melakukan observasi dengan secara sistematik. Menurut M.Q Patton (dalam Nasution, 2003:59) manfaat data observasi yaitu sebagai berikut:

a. Dengan berada dilapangan peneliti lebih mamapu memehami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi peneliti dapat memperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh.

b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dapat dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

d. Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komperhensif.

e. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengmatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan situasi sosial.

Jadi dengan berbagai manfaat observasi yang telah dipaparkan diatas, maka alasan dipilihnya pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan yaitu, agar peneliti dapat mengamati situasi-situasi yang ada dilapangan dengan mencatat apa yang dianggap penting untuk menunjang tujuan penelitian. Selain itu peneliti dapat memperoleh suatu gambaran yang lebih akurat tentang penerapan model Jerat Palang pada mata pelajaran PKn. Dalam penelitian ini yang akan diobservasi yaitu:

a. Perencanaan model pembelajaran Jerat Palang. b. Penerapan model pembelajaran Jerat Palang. c. Keberhasilan model pembelajaran Jerat Palang. d. Hambatan model pembelajaran Jerat Palang. e. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. 3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mencari data berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan sebagainya, yang berhubungan dengan penelitian. Danial dan Wasriah (2009:79) mengemukakan bahwa studi dokumentasi adalah:


(22)

71

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya.

Arikunto (2006:236) menjelaskan bahwa “metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Sedangkan Moleong (2010: 161) mengungkapkan “kegunaan dokumen sebagai sumber data untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan”.

Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui studi dokumentasi yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian tentang proses pelaksanaan pembelajaran model Jerat Palang pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Dari hasil dokumentasi, peneliti dapat memperkuat data hasil wawancara dan observasi. Adapun dokumen yang dipelajari dalam penelitian ini, yaitu:

a. Profil SMPN 43 Bandung.

b. RPP yang dikembangkan oleh guru PKn.

c. Catatan guru terhadap prilaku dan sikap siswa selama proses pembelajaran.

d. Catatan Kehadiran.

4. Studi Literatur

“Studi literatur, yaitu pencarian data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya” (Arikunto, 2006:202). Teknik ini dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku, majalah, liflet dan yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.

Semua ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran data yang akan diperoleh melalui penelitian. Studi literatur yang digunakan oleh peneliti, yaitu:


(23)

72

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Mengkaji buku-buku mengenai model-model pembelajaran. b. Mengkaji buku tentang mengemukakan pendapat.

c. Mengkaji buku tentang Pendidikan Kewarganegaraan. d. Mengkaji portofolio model Jerat Palang.

e. Mengkaji buku Paket PKn SMP kelas VII. 5. Catatan Lapangan (Fieldnotes)

Catatan lapangan merujuk pada pendapat Bodgan dan Biklen (dalam Moleong, 2010:209) sebagai berikut:

Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

Disini, Peneliti mengumpulkan data berupa cacatan peneliti terhadap fenomena yang terjadi di lapangan. Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui catatan lapangan yaitu karena peneliti dapat mengumpulkan data yang memuat berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, berbagai bentuk kerjasama kelompok dan nuansa-nuansa lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberikan hasil yang baik terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu penyusunan, mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk memudahkan dalam pembahasan hasil penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sehingga data yang diperoleh dari wawancara, observasi, studi dokumentasi dan catatan lapangan yaitu berupa kata-kata. Seperti pendapat Nasution (2003:129) yang mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan dalam


(24)

73

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bentuk tulisan dan dianalisis”. Sependapat dengan Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2010:4) yang menyatakan bahwa „metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati‟.

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian, penulis menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan, dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mentetail. Data yang diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap dan juga didukung oleh hasil observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan. Kemudian, analisis data dilakukan melalui suatu proses yaitu penyusunan, mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh. Sependapat dengan Bogdan dan Biklen dalam (Moleong, 2010:248) bahwa Analisis data adalah:

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Seiddel (dalam Moleong, 2010:248) proses analisis data kualitatif berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengkalsifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Selanjutnya, menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2010:336) „analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian‟. Berdasarkan pendapat Nasution bahwa analisis data dapat dikerjakan sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, dalam arti penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.


(25)

74

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Analisis sebelum di lapangan

Dalam penelitian kualitataif, analisis data dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan. Peneliti menganalisis data hasil dari studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Selain itu peneliti juga menganalisis dokumen portofolio dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Disini, peneliti menganggap fokus penelitian masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

2. Analisis selama di lapangan

Analisis data dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Tahapan analisis data menurut Nasution (2003:129) adalah sebagai berikut:

Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi

Sama halnya dengan pendapat Miles and Huberman (1992: 16) yang menyatakan bahwa:

“Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Pada tahap reduksi data, peneliti menganalisis data yang diperoleh selama dilapangan melalui wawancara, studi dokumentasi, studi literatur, studi lapangan dan observasi. Perlunya peneliti melakukan Reduksi data karena peneliti akan banyak berada dilapangan sehingga mendapatkan data yang banyak di


(26)

75

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lapangan. Oleh karena itu, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

b. Data Display (Penyajian Data)

Pada tahap ini peneliti menganalisis data dengan menyajikan data dilapangan yang telah direduksi dalam bentuk teks dan bersifat naratif. Dipilihnya bentuk teks dan bersifat naratif karena untuk menjawab sejumlah permasalahan yang menjadi fokus penelitian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan mudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Pada tahap ini, peneliti berusaha menganalisis hasil penyajian data. Setelelah menganalisis hasil penyajian data, peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap permasalahan yang diteliti sekaligus dapat memberikan solusi terhadap permasalahan pembelajaran PKn di SMPN 43 Bandung.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

E. Validitas Data

Validitas data dilakukan untuk membuktikan kesesuaian antara penelitian dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia nyata. Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan reabilitas. Oleh sebab itu, peneliti harus menggunakan cara-cara agar memperoleh tingkat kepercayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas


(27)

76

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(validitas internal). Sugiyono (2010: 366-378) menyatakan bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan:

a. Perpanjangan pengamatan

Dilakukannnya perpanjangan pengamatan dilapangan, akan mengurangi kebiasan data. Selama dilapangan, peneliti dapat mengetahui kedaan sebenarnya, serta dapat menguji ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh diri peneliti ataupun oleh subjek penelitian. Dengan perpanjangan pengamatan, hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

Bila telah terbentuk rapport, maka kehadiran peneliti tidak lagi menggangu perilaku yang dipelajari. Pada perpanjangan pengamatan, peneliti mengecek kembali data yang telah diberikan, apabila setelah dicek sumber data asli atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi dengan lebih luas dan mendalam, sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

b. Meningkatkan ketekunan

Upaya yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan ketekunan, dilakukan dengan cara pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut, maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Selain itu, dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat melakukan pengecekan data yang telah ditemukan.

Dalam meningkatkan ketekunan, peneliti melakukan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca, maka wawasan peneliti akan semakin luas, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak.


(28)

77

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Tujuan triangulasi adalah untuk mencek kebenaran data dengan membandingkan data-data yang diperoleh dari sumber lain.

Dalam penelitian ini triangulasi data dilakukan terhadap informasi yang diterima dan diperoleh dari Guru PKn dan siswa-siswi di SMPN 43 Bandung agar memperoleh kebenaran informasi yang diinginkan.

d. Menggunakan member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check ialah agar informasi yang peneliti peroleh dalam penulisan laporan, sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data yang diperoleh dipercaya/kredibel. Tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka perlu melakukan diskusi dengan pemberi data.

Pelaksanaan member check dilakukan setelah pengumpulan data selesai. Dapat juga dikatakan setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan. Setelah data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk menandatangani dengan tujuan agar lebih otentik dan terikat keabsahanya. Selain itu juga sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan member check.

G. Tahap Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan peneliti yaitu memilih masalah, menentukan judul, dan menentukan lokasi penelitian. Pada tahap ini, penulis menyusun proposal penelitian yang berisikan latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian lokasi


(29)

78

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta subjek penelitian. Tujuannya agar dalam melakukan penelitian, dapat digambarkan secara keseluruhan dan fokus pada masalah yang telah dituangkan dalam proposal. Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan penelitian.

Setelah menyusun proposal, peneliti membuat surat izin pra penelitian untuk diberikan ke sekolah SMPN 43 Bandung. Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah yang diwakili oleh bagian kurikulum untuk mengadakan penelitian. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan, maka dalam persiapan penelitian ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Ketua Departemen PKn FPIPS UPI.

b. Setelah memperoleh izin dari Ketua Departemen PKn kemudian diteruskan untuk mendapatkan izin dari Dekan FPIPS UPI.

c. Setelah mendapatkan surat izin dari Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu Dekan I, peneliti meneruskan dengan meminta rekomendasi izin penelitian kepada Rektor UPI.

d. Berdasarkan surat izin Rektor UPI melalui Pembantu Rektor I, kemudian peneliti meneruskan untuk mendapat izin dari Kepala SMPN 43 Bandung. e. Kepala SMPN 43 Bandung memberikan surat izin dan surat keterangan

mengadakan penelitian di sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

Setelah tahap pra penelitian selesai dan berdasarkan surat izin penelitian dari pihak-pihak yang bersangkutan maka peneliti mulai melakukan penelitian. Pelaksanaan penelitian diawali dengan observasi dan kemudian dilanjutkan dengan studi dokumentasi, studi literatur, catatan lapangan dan wawancara. Penulis melakukan wawancara di SMPN 43 Bandung kepada subjek penelitian.

Dalam hal ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan mendapatkan informasi lebih lanjut di arahkan kepada fokus penelitian dan mencatatnya kedalam catatan lapangandengan tujuan agar dapat mengungkapkan


(30)

79

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data secara mendetail, data yang diperoleh dalam hasil wawancara kemudian disusun dalam bentuk catatan lapangan lengkap setelah didukung oleh dokumen lainnya. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan informasi yang baru.


(31)

140

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Efektivitas penggunaan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan keberanian dan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dengan baik.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian, yakni:

a. Perencanaan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi penyusunan silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, model pembelajaran, media pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

b. Dalam menerapkan model pembelajaran Jerat Palang, kondisi ruang kelas harus berbentuk huruf “U”, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, (2) guru menjelaskan materi


(32)

141

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, (3) diskusi kelompok dan Tanya jawab, (4) dua orang dari setiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengisi papan simulasi, (5) Guru merengking kelompok yang paling cepat dan tepat dalam mengisi papan simulasi, (6) Kelompok paling cepat dan tepat dalam mengisi papan simulasi maju kedepan untuk melaksanakan permainan Jerat Palang, (7) Dua orang perwakilan dari kelompok pemenang menjadi palang, (8) Satu persatu siswa berjalan melewati palang sambil bernyanyi dan diikuti oleh seluruh anggota kelompok, (9) Jika ada peluit berbunyi dari guru, siswa yang sedang melewati palang dijerat oleh palang dan siswa yang terjerat mengambil pertanyaan yang berbentuk buah atau hewan (di pohon materi), lalu membuka kertas tersebut dan menjawab pertanyaannya, (10) Apabila siswa tersebut bisa menjawab pertanyaan yang ada di pohon materi, maka siswa menyerahkan kartu partisipasi yang tergantung di dadanya kepada guru dan mendapatkan poin.

c. Keberhasilan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat dari hasil yang dicapainya, yakni berupa output dari hasil proses kegiatan belajar mengajar. Setelah siswa melaksanakan model pembelajaran jerat palang, siswa mampu menunjukan cara-cara mengemukakakan pendapat dengan baik, seperti: (1) mengungkapkan pendapat dengan konteks yang masuk akal, dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, (2) siswa dapat mengungkapakan pendapat secara analitis, berarti dapat mengemukakan pendapat secara sistematik dan teratur, (3) mengemukakan pendapat secara logis, berarti mengemukakan pendapat secara nyata dan masuk akal, (4) menunjukan sikap terbuka terhadap respon dari teman maupun dari guru, dan mampu menerima pendapat orang lain tanpa menggunakan bahasa yang kasar, dan (5) pendapat siswa mampu dipahami oleh siswa lainnya, sehingga menimbulkan situasi tanya jawab yang menarik disaat pembelajaran berlangsung.


(33)

142

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah (1) keterbatasannya waktu, (2) motivasi siswa, (3) minimnya pengalaman siswa dengan menggunakan model Jerat Palang, (4) kurangnya pemahaman siswa akan materi, (5) sarana dari sekolah yang tidak mendukung, dan (6) ruang kelas yang tidak mendukung.

e. Upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah: (1) guru harus mampu mengefektifkan waktu yang ada ssecara efisien, (2) guru harus memberikan motivasi, melihat keadaan, melihat perkembangan yang terjadi ketika siswa belajar berdasarkan sumber, metode dan media belajarnya, (3) siswa diberikan penjelasan pada pertemuan sebelumnya untuk menyiapkan pembelajaran yang akan mendatang dengan menggunakan model Jerat Palang, (4) materi pembelajaran hendaknya memiliki relevansi dengan kebutuhan siswa, baik untuk dihubungkan dengan mata pelajaran berikutnya maupun untuk kebutuhan pengambian masyarakat, karier, atau kepentingan lain, (5) peran guru dalam menciptakan suasana kelas merupakan faktor utama yang harus dilakukan, contohnya guru harus menciptakan suasana kelas yang menggembirakan, (6) guru hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi.

B. Saran 1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya lebih berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran agar kreatifitas yang dimiliki dapat berkembang dengan baik.


(34)

143

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Untuk setiap pertemuan, guru seyogyanya dapat mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan pada saat proses pembelajaran seperti menyusun RPP dengan mempertimbangkan karakteristik siswa.

c. Guru sebaiknya lebih menggali kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, yaitu dengan membangun suasana pembelajaran yang demokratis dan menciptakan pembelajaran yang interaktif melalui permainan yang santai tetapi tetap serius, dan memberikan kesempatan siswa sharing atau tukar pikiran baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya lebih mempersiapkan diri sebelum memulai pembelajaran di kelas, karena dengan melakukan persiapan seperti membaca buku, siswa dapat mengikuti pemebalajaran dengan baik.

b. Kemampuan mengemukakan pendapat yang sudah dimiliki siswa, diharapkan terus ditumbuhkembangkan dengan cara melatih diri untuk aktif dalam kegiatan debat dan diskusi di kelas maupun di luar kelas. c. Siswa sebaiknya lebih menumbuhkan motivasi diri belajar melalui

kepekaan terhadap masalah /kasus yang terjadi di masyarakat.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jerat Palang. Dukungan tersebut dapat berupa penyediaan sarana dan prasarana, media yang dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran, dan pemberian peluang kepada guru untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan profesi seperti pelatihan, diklat, dan sebagainya.


(35)

144

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Departemen PKn sebaiknya membantu mensosialisasikan mengenai karakteristik model pembelajaran Jerat Palang beserta fungsinya melalui diklat guru, seminar, atau diskusi, kepada seluruh guru mata pelajaran PKn di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Hal ini disebabkan tidak semua guru PKn memahami mengenai model pembelajaran Jerat Palang dan fungsinya dalam pembelajaran PKn di kelas.

b. Departemen PKn diharapkan juga dapat memasukan model pembelajaran Jerat Palang dalam materi perkuliahan, khususnya pada mata kuliah simulasi pembelajaran PKn. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan model pembelajaran Jerat Palang kepada setiap mahasiswa PKn atau calon guru PKn, agar model pembelajaran Jerat Palang dapat menjadi salah satu model pembelajaran pada KBM PKn di kelas.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dalam penelitian yang bertujuan untuk melihat kemampuan mengemukakan pendapat, sebaiknya peneliti menyiapkan alat ukur yang relevan dan fokus terhadap kemampuan mengemukakan pendapat secara lisan atau tulisan.

b. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji model pembelajaran jerat palang dalam upaya meningkatkan kemampuan berfikir kritis, dan hasil belajar yang lebih komperhensif.


(1)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data secara mendetail, data yang diperoleh dalam hasil wawancara kemudian disusun dalam bentuk catatan lapangan lengkap setelah didukung oleh dokumen lainnya. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan informasi yang baru.


(2)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Efektivitas penggunaan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan keberanian dan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dengan baik.

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian, yakni:

a. Perencanaan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi penyusunan silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, model pembelajaran, media pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

b. Dalam menerapkan model pembelajaran Jerat Palang, kondisi ruang kelas

harus berbentuk huruf “U”, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) guru membagi siswa menjadi 3 kelompok, (2) guru menjelaskan materi


(3)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, (3) diskusi kelompok dan Tanya jawab, (4) dua orang dari setiap perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengisi papan simulasi, (5) Guru merengking kelompok yang paling cepat dan tepat dalam mengisi papan simulasi, (6) Kelompok paling cepat dan tepat dalam mengisi papan simulasi maju kedepan untuk melaksanakan permainan Jerat Palang, (7) Dua orang perwakilan dari kelompok pemenang menjadi palang, (8) Satu persatu siswa berjalan melewati palang sambil bernyanyi dan diikuti oleh seluruh anggota kelompok, (9) Jika ada peluit berbunyi dari guru, siswa yang sedang melewati palang dijerat oleh palang dan siswa yang terjerat mengambil pertanyaan yang berbentuk buah atau hewan (di pohon materi), lalu membuka kertas tersebut dan menjawab pertanyaannya, (10) Apabila siswa tersebut bisa menjawab pertanyaan yang ada di pohon materi, maka siswa menyerahkan kartu partisipasi yang tergantung di dadanya kepada guru dan mendapatkan poin.

c. Keberhasilan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat dari hasil yang dicapainya, yakni berupa output dari hasil proses kegiatan belajar mengajar. Setelah siswa melaksanakan model pembelajaran jerat palang, siswa mampu menunjukan cara-cara mengemukakakan pendapat dengan baik, seperti: (1) mengungkapkan pendapat dengan konteks yang masuk akal, dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, (2) siswa dapat mengungkapakan pendapat secara analitis, berarti dapat mengemukakan pendapat secara sistematik dan teratur, (3) mengemukakan pendapat secara logis, berarti mengemukakan pendapat secara nyata dan masuk akal, (4) menunjukan sikap terbuka terhadap respon dari teman maupun dari guru, dan mampu menerima pendapat orang lain tanpa menggunakan bahasa yang kasar, dan (5) pendapat siswa mampu dipahami oleh siswa lainnya, sehingga menimbulkan situasi tanya jawab yang menarik disaat pembelajaran berlangsung.


(4)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah (1) keterbatasannya waktu, (2) motivasi siswa, (3) minimnya pengalaman siswa dengan menggunakan model Jerat Palang, (4) kurangnya pemahaman siswa akan materi, (5) sarana dari sekolah yang tidak mendukung, dan (6) ruang kelas yang tidak mendukung.

e. Upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran Jerat Palang pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah: (1) guru harus mampu mengefektifkan waktu yang ada ssecara efisien, (2) guru harus memberikan motivasi, melihat keadaan, melihat perkembangan yang terjadi ketika siswa belajar berdasarkan sumber, metode dan media belajarnya, (3) siswa diberikan penjelasan pada pertemuan sebelumnya untuk menyiapkan pembelajaran yang akan mendatang dengan menggunakan model Jerat Palang, (4) materi pembelajaran hendaknya memiliki relevansi dengan kebutuhan siswa, baik untuk dihubungkan dengan mata pelajaran berikutnya maupun untuk kebutuhan pengambian masyarakat, karier, atau kepentingan lain, (5) peran guru dalam menciptakan suasana kelas merupakan faktor utama yang harus dilakukan, contohnya guru harus menciptakan suasana kelas yang menggembirakan, (6) guru hendaknya mampu melakukan penanganan pada kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang perlu diorganisasi.

B. Saran

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya lebih berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran agar kreatifitas yang dimiliki dapat berkembang dengan baik.


(5)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Untuk setiap pertemuan, guru seyogyanya dapat mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan pada saat proses pembelajaran seperti menyusun RPP dengan mempertimbangkan karakteristik siswa.

c. Guru sebaiknya lebih menggali kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, yaitu dengan membangun suasana pembelajaran yang demokratis dan menciptakan pembelajaran yang interaktif melalui permainan yang santai tetapi tetap serius, dan memberikan kesempatan siswa sharing atau tukar pikiran baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya lebih mempersiapkan diri sebelum memulai pembelajaran di kelas, karena dengan melakukan persiapan seperti membaca buku, siswa dapat mengikuti pemebalajaran dengan baik.

b. Kemampuan mengemukakan pendapat yang sudah dimiliki siswa, diharapkan terus ditumbuhkembangkan dengan cara melatih diri untuk aktif dalam kegiatan debat dan diskusi di kelas maupun di luar kelas. c. Siswa sebaiknya lebih menumbuhkan motivasi diri belajar melalui

kepekaan terhadap masalah /kasus yang terjadi di masyarakat.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jerat Palang. Dukungan tersebut dapat berupa penyediaan sarana dan prasarana, media yang dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran, dan pemberian peluang kepada guru untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan profesi seperti pelatihan, diklat, dan sebagainya.


(6)

E. Maria Ulfah, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JERAT PALANG PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Departemen PKn sebaiknya membantu mensosialisasikan mengenai karakteristik model pembelajaran Jerat Palang beserta fungsinya melalui diklat guru, seminar, atau diskusi, kepada seluruh guru mata pelajaran PKn di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Hal ini disebabkan tidak semua guru PKn memahami mengenai model pembelajaran Jerat Palang dan fungsinya dalam pembelajaran PKn di kelas.

b. Departemen PKn diharapkan juga dapat memasukan model pembelajaran Jerat Palang dalam materi perkuliahan, khususnya pada mata kuliah simulasi pembelajaran PKn. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan model pembelajaran Jerat Palang kepada setiap mahasiswa PKn atau calon guru PKn, agar model pembelajaran Jerat Palang dapat menjadi salah satu model pembelajaran pada KBM PKn di kelas.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dalam penelitian yang bertujuan untuk melihat kemampuan mengemukakan pendapat, sebaiknya peneliti menyiapkan alat ukur yang relevan dan fokus terhadap kemampuan mengemukakan pendapat secara lisan atau tulisan.

b. Peneliti selanjutnya dapat mengkaji model pembelajaran jerat palang dalam upaya meningkatkan kemampuan berfikir kritis, dan hasil belajar yang lebih komperhensif.


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER NHT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS VIII SMPN 2 SIBOLANGIT TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

0 2 24

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM BERBICARA DENGAN MEMBANGUN HUBUNGAN EMOSIONAL.

1 29 14

EFEKTIVITAS MODEL ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT SISWA DALAM Efektivitas Model Artikulasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyampaikan Pendapat Siswa Dalam Pembelajaran Matematika (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII A SMP

0 1 14

IMPELENTASI MODEL PEMBELAJARAN TERINTEGRASI DALAM MEMBINA CIVIC RESPONSIBILITY PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA DARUL HIKAM BANDUNG.

0 0 53

KONTRIBUSI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TIPE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

0 1 44

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA :Penelitian Tindakan Kelas VII SMP Negeri 1 Purwakarta.

0 0 56

Strategi Pembelajaran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Kemampuan Siswa untuk Mengemukakan Pendapat (Studi di SMP Negeri 3 Kebakkramat Karanganyar Tahun 2016).

0 0 18

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING GUNA PEMBENTUKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA.

2 2 194

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IX B SMPN 12 BANDAR LAMPUNG (Sadanah)

0 0 12