PENGARUH METODE MENGAJAR PRAKTIK PADAT DAN DISTRIBUSI TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLAVOLI:Studi eksprimen pada siswa kelas XI SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.

(1)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Batasan Penelitian ... 10

F. Batasan Istilah ... 11

G. Metode Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ... 14

1. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 14

a. Belajar ... 14

b. Pembelajaran ... 19

c. Hasil Belajar ... 21

d. Pendidikan Jasmani ... 23

2. Metode Mengajar dalam Pendidikan Jasmani ... 26

a. Metode Mengajar Praktik Padat ... 28

b. Metode Mengajar Praktik Distribusi ... 29

c. Perbedaan Metode Praktik Padat dan Distribusi ... 30

3. Permainan Bolavoli ... 31

a. Pembelajaran Permainan Bolavoli ... 33

b. Teknik Permainan Bolavoli ... 36

4. Karakteristik Siswa SMAN 1 Tandun ... 51

B. Kerangka Berpikir ... 54

C. Hipotesis ... 65

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 67

B. Desain Penelitian ... 69

C. Populasi, Sampel, dan Lokasi Penelitian ... 73

D. Definisi Operasional Variabel ... 75


(2)

2. Variable Terikat ... 79

E. Instrumen Penelitian ... 79

1. Tes Teknik Dasar Permainan Bolavoli ... 80

2. Tes Keterampilan Bermain Bolavoli ... 85

F. Analisis Uji Coba Instrumen ... 87

1. Uji Validitas Instrumen ... 88

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 92

G. Teknik Analisis Data ... 94

1. Uji Normalitas Data ... 94

2. Uji Homogenitas Data ... 96

3. Uji Dua Rata-Rata (t-Test)………. 96

4. Uji Hipotesis ... 97

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 99

1. Deskripsi Data ... 99

a. Deskripsi Data Hasil Belajar Permainan Bolavoli ... 100

b. Deskripsi Data Selisih/Beda ... 102

2. Uji Normalitas ... 104

a. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Permainan Bolavoli ... 105

b. Hasil Uji Normalitas Data Selisih/Beda ... 107

3. Uji Homogenitas ... 108

a. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Permainan Bolavoli .. 109

b. Hasil Uji Homogenitas Data Selisih/Beda ... 111

4. Hasil Pengujian Hipotesis ... 113

a. Hasil Uji Paired Samples t-test ... 113

b. Hasil Uji Independent Samples t-test ... 116

B. Pembahasan ... 119

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 125

B. Rekomendasi ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 128

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 132 RIWAYAT HIDUP


(3)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1. Perbedaan Metode Praktik Padat dan Praktik Distribusi ... 31

3.1. Jadwal dan Waktu Penelitian ... 75

3.2. Hasil Uji Validitas Servis ... 89

3.3. Hasil Uji Validitas Pasing Bawah ... 89

3.4. Hasil Uji Validitas Pasing Atas ... 90

3.5. Hasil Uji Validitas Keterampilan Bermain Bolavoli ... 91

3.6. Hasil Uji Reliabilitas Servis ... 92

3.7. Hasil Uji Reliabilitas Pasing Bawah ... 92

3.8. Hasil Uji Reliabilitas Pasing Atas ... 92

3.9. Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan Bermain Bolavoli ... 93

4.1. Deskripsi Data Hasil Belajar Permainan Bolavoli ... 100

4.2. Deskripsi Data Selisih/Beda ... 102

4.3. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Permainan Bolavoli ... 105

4.4. Hasil Uji Normalitas Data Selisih/Beda ... 107

4.5. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Permainan Bolavoli ... 109

4.6. Hasil Uji Homogenitas Data Selisih/Beda ... 111

4.7. Hasil Uji Paired Samples t-test Pengaruh Metode Praktik Padat terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli ... 113

4.8. Hasil Uji Paired Samples t-test Pengaruh Metode Praktik Distribusi terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli ... 115

4.9. Hasil Uji Independent Samples t-test Perbedaan Pengaruh Hasil Belajar Permainan Bolavoli antara Metode Praktik Padat dengan Praktik Distribusi ... 116


(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1. Desain Penelitian ... 70

3.2. Alur Penelitian ... 72

3.3. Lapangan untuk Tes Servis ... 81

3.4. Lapangan untuk Tes Pasing Bawah ... 83


(5)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

3.1. Data Tes Uji Coba ...133

3.2. Validitas Reliabilitas Uji Coba Instrumen ...137

3.3. Data Teknik Dasar Bolavoli ...141

3.4. Data Keterampilan Bermain Bolavoli ...157

3.5. Data Total T-Skor Tes Awal Tes Akhir Dan Selisih ...165

3.6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Padat ...172

3.7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Distribusi ...197

3.8. Beberapa Foto Kegiatan Pembelajaran Bolavoli ...223

3.9. Surat Keputusan Pembimbing Penulisan Tesis Program Magister ...227

4.0. Surat Izin Mengadakan Study Lapangan ...229


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP:2009:512), dikatakan bahwa Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Salah satu tujuan kurikulum yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani adalah mengembangkan aspek keterampilan gerak. E. Rink, (1993:18) mengungkapkan, “Children learn how to do many things, including developing more advanced motor skills, outside an instructional environment,. They learn by interacting with their environment, experimenting, and imitating what they see

other people do.“

Lingkungan memberikan pengaruh besar terhadap anak dalam belajar. Melalui pengalaman yang diperoleh anak dalam lingkungan, anak mempelajari berbagai hal seperti bagaimana cara berinteraksi dengan orang disekitarnya, meniru apa yang dilihatnya dari orang lain dan juga termasuk belajar mengenai keterampilan gerak. Perubahan yang terjadi pada anak dalam berbagai aspek baik


(7)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

itu pengetahuan, mental dan kemampuan gerak merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman yang dipelajari.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Maka dari itu, pendidikan jasmani sangat perlu untuk pembelajaran di sekolah. Salah satu pembelajaran pendidikan jasmani disekolah yang sesuai dengan isi kurikulum adalah mempraktekkan salah satu permainan olahraga bola besar secara sederhana serta nilai kerja sama, kejujuran, menghargai, semangat dan percaya diri.

Materi olahraga bola besar beregu ini merupakan materi pilihan, disesuaikan dengan fasilitas dan peralatan yang tersedia. Berdasarkan kondisi di SMAN 1 Tandun Kabupaten Rokan Hulu Riau, fasilitas dan peralatan yang cukup memadai di sekolah adalah untuk permainan bolavoli.

Diantara berbagai cabang olahraga permainan yang diajarkan di sekolah, cabang olahraga permainan bolavoli merupakan cabang olahraga yang cukup sulit untuk dipelajari siswa, sehingga pembelajaran masih belum efektif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Subroto dan Yudiana (2010:42), bahwa ”Dalam permainan bolavoli sangat sulit untuk menentukan cara memainkan bola yang paling efektif secara pasti, karena banyaknya perubahan lingkungan yang mempengaruhi terhadap pelaksanaan tugas gerak.”

Kondisi lingkungan tentunya berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran. Selain itu kemampuan siswa yang berbeda-beda, kemampuan guru


(8)

juga turut mempengaruhi kondisi tersebut. Pendapat serupa dikemukakan oleh Ahmadi (2007: 19), bahwa “Permainan bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang.” Kemampuan siswa yang berbeda-beda dan kompleksnya materi pembelajaran menuntut guru agar dapat meramu sebuah cara dalam menyampaikan materi.

Berdasarkan analisis di lapangan, siswa sekolah menengah atas pada umumnya belum begitu menguasai teknik permainan bolavoli. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran permainan bolavoli. Banyak faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam mempelajarinya, terutama terkait dengan motivasi siswa yang kurang senang dengan aktivitas olahraga terutama terjadi pada siswa putri. Kondisi serupa tersebut terjadi di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu, Riau. Metode pembelajaran yang kurang kurang tepat merupakan faktor lain yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Masih banyak guru yang kurang kreatif dalam menciptakan variasi-variasi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswanya.

Kompetensi guru dalam hal ini menjadi penting untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada. Menurut Suherman (2009:44) bahwa ”Guru yang baik memiliki sejumlah kemampuan. Dari situ mereka memilih dan memberikannya kepada siswa sesuai dengan perkembangan dan pengalaman geraknya.” Dalam proses pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini berkaitan dengan metode apa yang tepat untuk diberikan pada saat dilaksanakannya proses pembelajaran.


(9)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

Metode yang tepat akan memberikan dampak yang positif terhadap efektivitas pembelajaran. Guru harus memahami berbagai metode pembelajaran dan dapat menerapkannya pada situasi belajar mengajar. Karakteristik serta kemampuan siswa yang berbeda-beda, menjadi salah satu pertimbangan agar guru dapat menguasai dan memahami berbagai pendekatan atau metode pembelajaran.

Menurut Nawawi dalam Suryosubroto (2009:27), ”metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan kesemuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.” Metode mengajar yang digunakan oleh guru harus dikembangkan berdasarkan berbagai pertimbangan rasional. Tidak semua metode cocok digunakan dalam semua pembelajaran, karena setiap sekolah memiliki ciri khas masing-masing. Lutan (1988:398) mengemukakan bahwa:

Metode mengajar cenderung diartikan sebagai suatu cara yang sepesifik untuk menyuguhkan tugas-tugas belajar (Learning task) secara sistematis yang terdiri dari seperangkat tindakan guru, penyediaan kondisi belajar yang efektif dan bimbingan yang difokuskan pada isi dari pengalaman belajar yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Tugas belajar yang diberikan kepada siswa akan mudah ditangkap dan difahami ketika penyampaiannya cukup tepat. Siswa akan belajar memahami apa yang ditugaskan oleh guru melalui pengalaman belajar. Pengalaman belajar yang diberikan oleh guru kepada siswa diharapkan harus mampu mengarah pada tujuan pembelajaran yang diharapkan.


(10)

Seorang guru dituntut memiliki kreativitas dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Pemilihan metode pengajaran tentunya tidak terpisah dari tujuan dan pengalaman belajar atau tugas gerak yang akan dipelajari oleh siswa.

Seperti yang sering terjadi pada pembelajaran „pendidikan olahraga‟

adalah bahwa guru kurang memperhatikan kemampuan dan kebutuhan murid. Jika siwa harus belajar bermain bolavoli, mereka belajar keterampilan teknik bolavoli secara langsung. Teknik-teknik dasar dalam pelajaran demikian lebih ditekankan, sementara tahapan penyajian tugas gerak yang disesuaikan dengan kemampuan anak kurang diperhatikan (Husdarta 2009:21).

Banyaknya metode pengajaran menuntut guru harus cermat dalam memilih dan menentukan metode mengajar. Sesuai dengan pernyataan Suryosubroto (2009:140) bahwa:

Para pendidik (Guru) selalu berusaha untuk memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya, yang dipandang lebih efektif dari pada metode-metode lainya sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik murid.

Banyak ragam dan metode latihan, namun efektifitas dan efisiensi dari masing-masing metode latihan tersebut sangat dipengaruhi berbagai faktor antara lain: subyek latihan, waktu, sarana dan prasarana. Dengan demikian, seorang guru harus pandai dalam memilih metode yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Analisis akan kebutuhan siswa dan berbagai faktor yang mempengaruhinya mutlak dilakukan oleh seorang guru.


(11)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

Pendidikan jasmani di sekolah menuntut siswa agar dapat memiliki keterampilan terutama secara fisik. Penjas merupakan pelajaran yang khas, karena selain menuntut kecerdasan intelektual dan emosional, juga menuntut keterampilan fisik. Berbeda dengan mata pelajaran lainnya, pembelajaran keterampilan dalam penjas dibutuhkan latihan yang panjang dan terus menerus sehingga siswa dapat terampil dalam melakukan gerakan, oleh karena itu dalam pembelajaran penjas diperlukan metode pembelajaran yang dapat digunakan secara tepat. Metode yang biasa digunakan adalah dengan metode praktik distribusi dan metode praktik padat.

Magil (1985:373) menjelaskan mengenai metode praktik distribusi,

practice in which the amount of rest between trials or groups of trials is

relatively large.” Praktik distribusi merupakan bentuk latihan yang jumlah

isirahat antara percobaan-percobaan atau kelompok percobaan cenderung besar atau lama. Pada pelaksanaannya praktik distribusi dibagi-bagi atau diselingi dengan beberapa kali waktu istirahat. Mengenai metode latihan padat, Magil

(1985:373) mengemukakan bahwa “practice in which the amount of rest between

trials is either very short or none at all so that practice is relatively continuous.”

Praktik padat merupakan latihan yang dilakukan dengan jumlah istirahat antara percobaan-percobaan sangat singkat atau tidak sama sekali sehingga latihan ini cendrung terus menerus. Latihan terus-menerus disini maksudnya suatu bentuk latihan yang jumlah atau lamanya waktu istirahat yang diberikan disela-sela latihan sangat pendek atau tidak sama sekali.


(12)

Pembelajaran penjas di sekolah yang hanya dilaksanakan satu kali dalam seminggu cenderung tidak cukup untuk dapat melatih keterampilan siswa. Untuk melatih keterampilan dibutuhkan waktu yang relatif lama dan pengulangan yang terus-menerus, sehingga terjadi pembiasaan belajar gerak pada siswa. Oleh karenanya diperlukan metode yang dapat memfasilitasi siswa dalam meningkatkan dan menguasai keterampilan yang dipelajari. Metode praktik padat dan metode praktik distribusi bisa menjadi salah satu metode yang dapat diterapkan di sekolah dalam meningkatkan kemampuan gerak siswa.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode praktik distribusi dan metode praktik padat apabila dilakukan di sekolah, akan mendapatkan hasil belajar yang mengarah pada tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa akan belajar secara terus menerus sehingga mendapatkan beberapa kali pengulangan materi, dengan demikian secara tidak langsung pemahaman siswa terhadap materi akan didapatkan.

Beberapa ahli telah melakukan penelitian pada metode praktik pada dan praktik distribusi. Ariyasajsiskul dkk, Instute of Physical Education Bangkok

Campus (Thailand) yang meneliti tentang Effects of distributed Practice and Massed Practice on Swimming Ablity In 50 Meters Distance and Maximal Oxygen Uptake. meyimpulkan bahwa metode praktik pada dan metode praktik distribusi

berpengaruh terhadap keterampilan olahraga renang.

Penelitian R. Setiawan Leo (2010:38) yang berjudul, Pengaruh metode Praktik Distribusi dan metode Praktik Padat Terhadap Hasil Belajar Menggiring Bola Dalam Sepak Bola Ditinjau Dari Kemampuan Motor Educability,


(13)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

menyimpulkan bahwa metode praktik distribusi dan metode praktik padat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar menggiring bola dalam permainan sepak bola ditinjau dari kemampuan motor educability.

Hasil dari penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa metode praktik padat dan praktik distribusi dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan keterampilan gerak siswa dalam cabang olahraga. Pengulangan gerak yang dipelajari secara kontinu pada siswa dapat meningkatkan keterampilan gerak.

Penelitian mengenai praktik padat dan distribusi banyak dilakukan pada tingkatan mahasiswa universitas dan pada olahraga prestasi. Tentunya perlu ada pengkajian mendalam lagi mengenai pengaruhnya pada pembelajaran penjas di sekolah. Pada tingkatan sekolah, guru cenderung lebih banyak menggunakan metode pembelajaran langsung (direct teaching). Penggunaan metode praktik padat dan metode praktik distribusi masing jarang dilakukan. Kondisi ini terjadi terutama di beberapa daerah seperti di Kabupaten Rokan Hulu Riau. Belum adanya data empirik mengenai pengaruh metode praktik padat dan distribusi terhadap hasil belajar permainan bola voli di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) juga menjadi dasar penulis untuk mengkaji dan meneliti permasalahan tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba meneliti pembelajaran penjas di sekolah menengah atas (SMA) khususnya di sekolah Tandun Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu Riau. Penelitian difokuskan


(14)

pada pengaruh metode mengajar praktik padat dan metode praktik distribusi terhadap hasil belajar permainan bolavoli.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dianggap penting untuk diteliti dan menjadi rumusan adalah sebagai berikut:

1. Apakah metode praktik padat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau?

2. Apakah metode praktik distribusi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar permainan bolavoli antara metode mengajar praktik padat dengan praktik distribusi di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang diajukan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meneliti apakah metode praktik padat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.

2. Meneliti apakah metode praktik distribusi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.


(15)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

3. Meneliti perbedaan hasil belajar permainan bolavoli antara metode mengajar melalui praktik padat dengan praktik distribusi di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.

D. Manfaat Penelitian

Dengan tujuan yang diuraikan di atas, penelitian ini memiliki beberapa kegunaan, baik dari segi teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Sebagai masukan kajian empiris penggunaan metode mengajar praktik padat dan metode praktik distribusi dalam pembelajaran pendidikan jasmani. 2. Manfaat Praktis

a. Menelaah metode yang lebih tepat dalam pembelajaran olahraga, baik bagi guru maupun siswa.

b. Menemukan metode yang tepat dalam upaya peningkatan hasil belajar pada pembelajaran olahraga bolavoli.

E. Batasan Penelitian

Dalam setiap penelitian yang dilaksanakan terdapat istilah-istilah atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses penelitian yang terkadang diluar hal yang akan diteliti. Oleh karena itu setiap penelitian harus dibatasi agar kesalahan yang terjadi tidak terlalu menyimpang. Sesuai dengan permasalahan yang penulis kemukakan maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:


(16)

1. Penelitian ini hanya akan membahas mengenai pengaruh metode mengajar praktik padat dan distribusi terhadap hasil belajar permainan bolavoli.

2. Subjek yang dijadikan penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau, dan pengambilan sampelnya menggunakan teknik Sample

Random sampling.

3. Desain penelitian yang penulis gunakan yaitu Two-group Pretest-Posttest

Design.

4. Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari teknik dasar permainan bolavoli (servis, pasing bawah, dan pasing atas) dan keterampilan bermain bolavoli. Instrumen ini mengacu pada Strand & Wilson dalam Yunyun (2010:113-120).

F. Batasan Istilah

Demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian, maka penulis perlu membatasi penelitian ini agar lebih terarah dan tidak terjadi salah penafsiran. Karena bila hal ini tidak dilakukan, dikhawatirkan akan menyebabkan kekeliruan dan dapat mengaburkan atau menjadi bias definisi yang sesungguhnya.

Untuk menghindari penafsiran yang keliru dan memberikan penjelasan istilah-istilah dalam penelitian ini, penulis perlu untuk memberikan penjelasan tentang istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Pengaruh merupakan kata benda dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008: 1045) mendivinisikan bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.


(17)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

2. Metode Praktik Padat adalah latihan praktik padat sedikitnya waktu istirahat diantara ulangan. Misalnya, jika tugas latihan mempunyai lama waktu pelaksanaan 30 detik, latihan padat akan menjadwalkan istirahat pada setiap ulangannya hanya sedikit sekali (misalnya 5 detik) atau tidak istirahat sama sekali (Mahendra 2007:268).

3. Metode Praktik distribusi adalah latihan distribusi akan memerlukan istirahat diantara ulanganya minimal selama waktu pelaksanaanya, misalnya 30 detik atau lebih lama (Mahendra 2007:268).

4. Hasil Belajar menurut Djamarah (2010:155), adalah suatu sifat yang sudah melekat didalam diri seseorang. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha dengan cara apapun agar keinginannya itu terjadi kenyataan atau terwujud.

5. Permainan bolavoli menurut Subroto dan Yudiana (2010:42) adalah permainan memantul-mantulkan bola oleh tangan atau lengan dari dua regu yang bermain di atas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena dalam menggunakan metoda penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.


(18)

Oleh karena itu, merumuskan masalah yang diteliti serta menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian sangat menentukan terhadap metode penelitian yang digunakan.

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2011:3). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Mengenai metode ini, Riduwan (2010:50) mengemukakan bahwa

”Metode eksprimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh

variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara

ketat.” Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, maka metode eksperimen

penulis rasa cocok untuk menjawab permasalahan yang diajukan yaitu keterkaitan antara variabel-variabel yang menjadi objek pengamatan selama penelitian berlangsung, yaitu untuk mengetahui perbedaan pengaruh metode mengajar praktik padat dan metode praktik distribusi terhadap hasil belajar permaianan bolavoli.


(19)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena dalam menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data, tentu saja harus sesuai dengan sifat, karakteristik dan permasalahan penelitian yang dilakukan.

Dalam suatu penelitian, perlu menetapkan suatu metode yang sesuai serta dapat membantu untuk mengungkapkan suatu permasalahan, keberhasilan dalam suatu penelitian menggunakan metode yang tepat serta sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti dengan tujuan yang ingin dicapai, oleh karena itu peneliti harus terampil dalam memilih metode yang tepat dengan masalah yang diteliti.

Mengenai bentuk dan jenis metode penelitian yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Di samping itu, penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode harus dilihat dari efektivitasnya, efisiennya, dan relevansinya metode tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat


(20)

terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Oleh karena itu, merumuskan masalah yang diteliti serta menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian sangat menentukan terhadap metode penelitian yang digunakan.

Dalam penelitianya ini penulis menggunakan metode eksperimen.

Mengenai metode ini Riduwan (2010:50) mengemukakan bahwa ”Metode

eksprimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel

tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat.”

Metode eksperimen ini bertujuan untuk meneliti suatu masalah sehingga didapat suatu hasil. Pada penelitian dengan menggunakan metode eksperimen harus diadakan kegiatan percobaan dengan perlakuan atau treatment untuk mengetahui hasil dari pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Tujuan penelitian yang akan dilakukan ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh metode mengajar praktik padat dan metode praktik distribusi terhadap hasil belajar permaianan bolavoli.

Untuk membuktikan kebenaran dan menguji hipotesis yang penulis ajukan maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode exsprimen, yaitu mengadakan percobaan-percobaan terhadap variable-variabel yang diselidiki


(21)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian yang

benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat.”

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka metode eksperimen penulis rasa cocok untuk menjawab permasalahan yang diajukan yaitu keterkaitan antara variabel-variabel yang menjadi objek pengamatan selama penelitian berlangsung, yaitu antara metode praktik padat dan praktik distribusi sebagai metode pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas XI SMAN 1 Tandun Kec. Tandun Kab. Rokan Hulu Riau. Kedua kelompok tersebut kemudian menjalani proses perlakuan sesuai dengan program perlakuan yang telah disusun oleh peneliti. Sebelum dan sesudah proses perlakuan diprogramkan, dilakukan pengukuran untuk membandingkan hasil belajar permainan bolavoli, akibat dari perlakuan metode pratik padat dan praktik distribusi

B. Desain Penelitian

Untuk memberikan gambaran mengenai alur pikir dalam penelitian ini penulis memberikan gambaran sebuah desain penelitian yang penulis gunakan. Menurut Sugiyono (2011:94) mengemukakan bahwa “Desain penelitian merupakan rangkaian dari kerangka penelitian yang mengandung variabel-variabel yang diteliti termasuk keterkaitan antara variabel-variabel-variabel-variabel tersebut, yang dapat disajikan dalam bentuk diagram atau dalam bentuk lainnya.”

Maka dari itu, dalam suatu penelitian perlu adanya desain penelitian, yang gunanya untuk memudahkan dan menunjang penelitian supaya lebih terarah. Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin


(22)

diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan desain penelitian yaitu Randomized Pretest-Posttest Control Group Desingn. Mengenai desain penelitian ini penulis gambarkan sebagai berikut:

R O1 X1 O2

R O3 X2 O4

Gambar 3.1

Randomized Pretest-Posttest Control Group Design (Fraenkel & Wallen, 1993:248)

Keterangan Gambar: R = Random

O1 = Tes awal permainan bolavoli kelompok praktik padat

O3 = Tes awal kelompok permainan bolavoli praktik distribusi

X1 = Eksperimen praktik padat

X2 = Eksperimen praktik distribusi

O2 = Tes akhir permainan bolavoli kelompo praktik padat

O4 = Tes akhir permainan bolavoli kelompok praktik distribusi

Dalam desain ini dilakukan pretest (tes awal) yang diberikan kepada siswa yaitu tes yang telah disusun pada kolom kedua. Fungsi tes awal ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal siswa, sebelum mereka mengikuti program pembelajaran yang telah disiapkan (Rusman, 2010:151). Sedangkan Posttest diberikan setelah selesai mengikuti program pembelajaran tes yang diberikan identik dengan yang diberikan pada tes awal, jadi bedanya terletak pada waktu dan fungsi (Rusman, 2010,151). Selanjutnya test akhir (posttest)


(23)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

berfungsi untuk menilai kemampuan siswa mengenai penguasaan materi pelajaran setelah pembelajaran dilaksanakan.

Berdasarkan desain penelitian, maka prosedur pengumpulan data terdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

a. Diawali dengan mengurus surat perijinan untuk pelaksanaan penelitian yang dari Progran Pasca Sarjana UPI Bandung.

b. Selanjutnya menghubungi kepala sekolah SMAN 1 Tandun yang akan digunakan sebagai tempat penelitian untuk memberitahukan dan memohon kerjasamannya agar pelaksanaan peneltian dapat berjalan dengan lancar. c. Sebelum pelaksanaan eksperimen, terlebih dahulu dilakukan pengarahan

kepada para guru pembantu penelitian yaitu guru pendidikan jasmani disekolah tempat penelitian. Pengarahan dilakukan sebanyak satu kali pertemuan. Isi dari pengarahan tersebut mengenai; (1) Penjelasan metode pratik padat dan praktik distribusi (2) prosedur pelaksanaan tes terhadap hasil belajar permainan bolavoli.

d. Pembagian kelompok, masing-masing kelompok diberikan latihan 3 kali seminggu selama 6 minggu.

Untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan, maka diperlukan langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran langkah penelitian maka akan mempermudah untuk memulai sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggambarkan langkah penelitian yaitu sebagai berikut:


(24)

Gambar 3.2 Alur Penelitian Perumusan masalah

Studi literatur

Perancangan Metode Praktik padat

Penyusunan tes Bermain Bolavoli

Perancangan Metode Praktik Distribusi

Tes Awal (Pre-test)

Pembelajaran metode Praktik

Pembelajaran Metode Praktik

Perlakuan (Treatment) Perlakuan

(Treatment)

Tes Akhir (Post-test)

Pengolahan & Analisis Data

Kesimpulan Penentuan Populasi


(25)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

C. Populasi, Sampel, dan Lokasi Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 150 orang yaitu siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau. Sampel yang digunakan sebanyak 80 orang yaitu 40 orang untuk kelompok metode praktik padat dan 40 orang untuk metode praktik distribusi. Dalam menentukan sampel digunakan perhitungan persentase 53 % dari populasi yaitu sebanyak 150 x 53 % = 80. Jadi dengan demikian pengambilan sampel sebanyak 80 orang tersebut penulis rasa sudah cukup mewakili untuk penelitian eksperimen yang penulis lakukan.

Dalam menentukan populasi, penulis mengacu kepada pernyataan Riduwan (2010:55) yang menyatakan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Mengenai berapa besarnya sampel yang akan diteliti, penulis mengacu kepada beberapa pendapat yang akan dikemukakan berikut ini. Arikunto (1997:120) menjelaskan sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer- ancer apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyek besarnya telah melebihi 100 maka diambil antara 10% - 25% atau 20% - 25% atau lebih.

Selanjutnya mengenai pengambilan jumlah sampel yang yang penulis ambil, hal ini mengacu pada pendapat yang dikemukanan oleh Fraenkel (1993:92) menegaskan bahwa:


(26)

For experimental and causal-comparatif studies, we recommand a minimum of 30 individual per group, although sometimess experimental studies with only 15 individual in each group can be defended if they very tightly controlled; studies using only 15 subject per group should probably be replicated however, before too much is made of any findings that occur.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa, jumlah sampel untuk penelitian eksperimen dan kausal komparatif minimal 30 orang dalam setiap kelompok, meskipun terkadang 15 orang juga sudah dianggap mencukupi.

Lebih lanjut Syaodih (2011:261) mengemukakan bahwa:

Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel ( n ) sebanyak 30 individu telah dipandang cukup besar, sedang dalam penelitian Kausal-Komparatif dan eksperimental 15 individu untuk setiap kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai, sedang untuk kelompok-kelompok sampel berkisar antara 20 sampai 50 individu.

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random sampling. Menurut Sugiyono (2011:120) “Simple Random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.”

Untuk pelaksanaan penelitiannya, penulis melakukan penelitian di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau. Lamanya perlakuan pada penelitian ini adalah 6 minggu, pada bulan Juli s/d Agustus 2012. Perlakuan dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler sore hari pada pukul 15.00 s/d 17.00 wib, sebanyak 18 kali frekuensi perlakuan 3 kali dalam satu minggu yaitu hari senin, rabu dan jumat untuk kelompok yang diberikan perlakuan praktik padat.

Pada praktik distribusi diberikan perlakuan pada hari selasa, kamis dan sabtu. 18 kali pertemuan tersebut, 2 kali pertemuan untuk pengambilan tes awal


(27)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

(pre-test) dan tes akhir (pos-ttest), jadi jumlah pertermuan untuk perlakuan (treatment) adalah 16 kali pertemuan. Mengenai jumlah perlakuan ini penulis

mengacu pada pendapat Yudiana (2010:128) yang mengemukakan bahwa “proses pemberian perlakuan pada pelaksanaan penelitian secara intensif sejumlah 16

pertemuan pembelajaran.” Dengan demikian jumlah pertemuan untuk perlakuan pembelajaran sebanyak 16 kali penulis rasa bisa dilakukan dalam penelitian ini.

Agar lebih terarah dalam memberikan perlakuan selama pelaksanaan penelitian, dalam hal ini penulis membuat rancangan jadwal pelaksanaan penelitian yang dirancang sesuai dengan ketentuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) perlakuan atau eksperimen pada sampel secara lebih rinci disajikan pada bagian lampiran. Berikut ini penulis sajikan ringkasan mengenai jadwal pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan pada tabel 3.1:

Tabel 3.1

Jadwal dan Waktu Penelitian

No

Bulan Minggu Pertemuan

ke

Juli Agustus

Minggu ke I Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4 Minggu ke 5 Minggu ke 6

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Tes Awal X

2 Perlakuan X X X X X X X X X X X X X X X X X

3 Tes Akhir X


(28)

Salah satu konsep dalam penelitian adalah variabel. Menurut Sugiyono (2011:60) mengemukakan bahwa “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.” Selanjutnya Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2011:61)

menyatakan bahwa, “variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.” Dengan kata lain, variabel adalah berbagai sifat atau sesuatu yang

hendak diteliti atau dipelajari oleh peneliti yang ada pada suatu objek, baik itu orang, binatang atau objek lainnya yang memiliki sifat tertentu yang dapat diteliti dan dipelajari. Selanjutnya Kidder (1981) dalam Sugiyono (2011:61) menyatakan

bahwa, “variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari

dan menarik kesimpulannya.”

Demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian, maka penulis

perlu membatasi penelitian ini agar lebih terarah dan tidak terjadi salah penafsiran, dan selanjutnya menetapkan variabel-variabel yang akan diteliti. Karena bila hal ini tidak dilakukan, dikhawatirkan akan menyebabkan kekeliruan dan dapat mengaburkan atau menjadi bias definisi yang sesungguhnya.

Variabel-variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Menurut Sugiyono (2011:61) bahwa, “Variabel bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat).” Sedangkan mengenai variabel terikat Sugiyono (2011:61) menyatakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”


(29)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

Dapat diambil kesimpulan bahwa variabel bebas adalah variabel yang bisa menyebabkan perubahan (mempengaruhi) terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel terikat itu sendiri adalah variabel yang menjadi akibat (dipengaruhi), disebabkan oleh variabel bebas.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah metode praktik padat dan metode praktik distribusi sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar permainan bolavoli.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu metode praktik padat dan metode praktik distribusi. Metode praktik padat adalah latihan praktik padat sedikitnya waktu istirahat diantara ulangan. Misalnya, jika tugas latihan mempunyai lama waktu pelaksanaan 30 detik, latihan padat akan menjadwalkan istirahat pada setiap ulangannya hanya sedikit sekali (misalnya 5 detik) atau tidak istirahat sama sekali.

Metode Praktik Padat adalah latihan praktik padat sedikitnya waktu istirahat diantara ulangan. Misalnya, jika tugas latihan mempunyai lama waktu pelaksanaan 30 detik, latihan padat akan menjadwalkan istirahat pada setiap ulangannya hanya sedikit sekali (misalnya 5 detik) atau tidak istirahat sama sekali (Mahendra 2007:268).

Menurut Yunyun dkk (2012:34) metode latihan praktik padat dicirikan dengan tidak adanya waktu istirahat di antara ulangan. Misalnya, jika tugas latihan adalah lari 30 menit, tugas itu akan diselesaikan tanpak istirahat. Lebih lanjut Magil (1985:373) mengemukakan bahwa “practice in which the amount of


(30)

rest between trials is either very short or none at all so that practice is relatively

continuous.” Artinya latihan yang dilakukan dengan jumlah istirahat antara

percobaan-percobaan sangat singkat atau tidak sama sekali sehingga latihan ini cendrung terus menerus.

Sedangkan metode praktik distribusi adalah latihan distribusi akan memerlukan istirahat diantara ulanganya minimal selama waktu pelaksanaanya, misalnya 30 detik atau lebih lama. Menurut Yunyun dkk (2012:34)

mengemukakan bahwa “Latihan distribusi diselesaikan dengan cara membaginya menjadi beberapa bagian. Setiap bagian akan diselingi istirahat.” Lebih lanjut Singer (1980:419) mengemukakan bahwa “the students might learn the skill in shorter but more frequent practice sessions. These practice periods would be divided by rest intervals or intervals of alternate skill learning, a condition known

as distributed practice”. Artinya siswa boleh belajar kemampuan secara singkat

tetapi sesi latihanya lebih sering. Periode latihan ini dibagi oleh selang istirahat atau selang dari pembelajaran kemampuan secara bergantian.

Metode Praktik distribusi adalah latihan distribusi akan memerlukan istirahat diantara ulanganya minimal selama waktu pelaksanaanya, misalnya 30 detik atau lebih lama (Mahendra 2007:268).

Umumnya, unit pengajaran dalam pendidikan jasmani menghabiskan waktu latihannya hanya untuk menguasai satu keterampilan, misalnya pass bawah pada permainan voli. Hari lain, keterampilan yang dipelajari dari voli ini sudah berbeda, misalnya jadi pass atas, dan tidak pernah lagi secara khusus kembali melatih pass bawah. Jika ini yang dilakukan, guru mempunyai pilihan, apakah


(31)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

keterampilan akan dilatih oleh anak secara terus menerus, sampai waktu habis, atau menetapkannya dalam satuan waktu tertentu diselingi istirahat. Pilihan yang pertama disebut massed practice atau sering disebut latihan padat, sedangkan pilihan kedua disebut distributed practice atau latihan terdistribusi.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar. Hasil belajar yang diperoleh seorang siswa ditentukan oleh dirinya sendiri, suatu hasil belajar bisa diraih dengan baik apabila siswa belajar sungguh-sungguh sesuai dengan keinginan dirinya sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Pengertian hasil belajar sendiri menurut Djamarah dan Zain (2010:155) adalah “suatu sifat yang sudah melekat di dalam diri orang. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha dengan cara apapun agar keinginannya itu terjadi kenyataan

atau terwujud.”

Hasil belajar yang dimaksud dalam kontek penelitian ini yaitu berupa hasil belajar pendidikan jasmani cabang olahraga permainan bolavoli. Pengertian permainan bolavoli menurut Subroto dan Yudiana (2010:42) adalah permainan memantul-mantulkan bola oleh tangan atau lengan dari dua regu yang bermain di atas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu.

E. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian tentunya diperlukan alat atau metode untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Alat ukur dalam sebuah penelitian juga dapat dikatakan dengan instrument penelitian. Alat


(32)

pengumpul data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes teknik dasar dan keterampilan bermain bolavoli yang terdiri dari beberapa butir tes.

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, diperlukan alat ukur yang benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan alat ini maka akan diperoleh data yang merupakan hasil pengukuran atau pengetesan. Seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (1997:135) bahwa ”instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya.”

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari teknik dasar permainan bolavoli dan keterampilan bermain bolavoli. Instrumen ini mengacu pada Strand & Wilson dalam Yunyun (2010:113-120). Adapun bentuk instrumennya adalah sebagai berikut:

1. Tes Teknik Dasar Permainan Bolavoli

Tes teknik dasar permainan bolavoli ini mengacu pada model “NCSU

Volleyball Skills Test Batterry.” Ada beberapa bentuk tes keterampilan bolavoli

berdasarkan NCSU Volleyball Skills test Batterry sebagai berikut:

a. Tes servis

Pelaksanaan tesnya adalah sebagai berikut:

1) Testi berdiri siap servis di daerah servis dengan menggunakan servis dari bawah atau atas.


(33)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

3) Testi melakukan servis diarahkan ke daerah lapangan di seberangkan melewati net yang telah diberi skor 2,3, dan 4.

4) Pada saat testi melakukan servis tidak masuk, maka akan diberikan skor 0, dan apabila bola menyentuh garis diantara kedua skor maka diambil skor yang lebih tinggi.

5) Skor keseluruhan diambil dari banyaknya jumlah arah servis yang masuk secara sah.

Gambar lapangan untuk melakukan tes servis bolavoli adalah dapat dilihat pada halaman berikutnya.

Daerah Servis

DAERD

Gambar 3.33 dalam Yunyun (2010:114) Lapangan Untuk Tes Servis

Net

Daerah Serang

3

2

3 3

4


(34)

b. Tes pasing bawah

Pelaksanaan tesnya adalah sebagai berikut:

1) Testi melakukan passing bawah di sebelah kiri lapangan 5 kali dan sebelah kanan lapangan 5 kali (dalam gambar tanda silang).

2) Testi melakukan pasing bawah apabila bola telah diumpankan atau dilemparkan oleh pengumpan atau pelempar dari seberang lapangan (tanda silang pengumpan bola).

3) Testi melambungkan bola melewati rentangan tambang setinggi 3,20 meter yang berada diatas garis daerah serang, masuk ke daerah serang yang telah diberi skor 1 sampai 5. Apabila lambungan bola tidak tepat kepada testi, testi boleh tidak melakukan passing bawah, dan bola lambungan diulang kembali.

4) Testi dalam melakukan pasing bawah, apabila bola telah melawati rentangan tambang dan masuk ke daerah serang dan jatuh di garis dua skor, maka untuk ketetapan skornya akan di ambil yang paling tinggi, dan apabila bola tidak melewati tambang atau keluar lapangan skornya 0. 5) Untuk pengambilan skor keseluruhan akan diambil dari banyaknya jumlah

passing bawah yang masuk secara sah.

Gambar lapangan untuk melakukan tes pasing bawah bolavoli dapat dilihat pada halaman berikutnya:


(35)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

Gambar 3.4 dalam Yunyun (2010:116) Lapangan Untuk Tes Pasing Bawah

c. Tes Pasing Atas

Pelaksanaan tesnya adalah sebagai berikut:

1) Testi melakukan passing atas sebanyak 10 kali dan berdiri siap di daerah serang pada posisi sebelah kanan lapangan atau posisi 2 dalam permainan bolavoli.

2) Testi melakukang passing atas dari bola yang datang dilemparkan oleh pengumpan yang berada ditengah lapangan yang telah ditentukan atau pada posisi 5 dalam permainan bolavoli. Apabila bola hasil lemparan tidak melambung tepat kepada testi, testi boleh tidak melakukan pasing atas, kemudian bolah dilempar kembali.

Pengumpan Bola X

Net

1 4 3 4 5 3 1

Rentangan tambang setinggi 3,20 m

Testi


(36)

3) Testi melakukan pasing atas dengan teknik set-up yang harus melewati rentangan tambang setinggi 4 meter dan berusaha memasukan bola ke derah yang telah diberi skor 1 sampai 5.

4) Apabila bola yang masuk jatuh pada garis diantara kedua skor, maka di ambil skor yang tertinggi dari keduanya.

5) Skor diambil dari banyaknya jumlah set-up yang masuk secara sah

Gambar lapangan untuk melakukan Tes pasing atas bolavoli dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 3.5 dalam Yunyun (2010:118) Lapangan Untuk Tes Pasing Atas

Net

Tester 5 4 3 2 1 X

Rentangan tambang Setinggi 4 m

Pengumpan Bola X


(37)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

2. Tes Keterampilan Bermain Bolavoli

Tes keterampilan bermain bolavoli yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan tes observasi bermain dengan menggunakan cara skala ranting yang biasa dilakukan oleh para pelatih FIVB di dunia. Adapun bentuk Tes observasi keterampilan bermain bolavoli adalah sebagai berikut:

a. Servis

Cara pemberian skornya sebagai berikut:

Skor 4 = Apabila bola servis langsung mematikan lawan.

Skor 3 = Apabila bola servis dapat diterima oleh lawan tetapi sulit untuk diumpankan menjadi serangan.

Skor 2 = Apabila bola servis dapat diterima oleh lawan tetapi hanya dapat

diumpankan untuk menjadi serangan dalam bentuk “Open spike” saja.

Skor 1 = Apabila bola servis dapat diterima oleh lawan secara sempurna dan dapat diumpankan untuk serangan dalam berbagai bentuk.

Skor 0 = Bola servis mati.

b. Terima Servis

Cara pemberian skornya sebagai berikut:

Skor 3 = Menerima servis secara sempurna, bola tepat mengarah kepada pengumpan tanpa ada kesulitan untuk mengumpan.

Skor 2 = Bola penerimaan servis hanya dapat diumpankan untuk serangan bola

“ope Spike” saja.

Skor 1 = Bola penerimaan servis sulit untuk diumpankan menjadi serangan. Skor 0 = Bola penerimaan servis tidak dapat dimainkan atau mati.


(38)

c. Serangan (Spike)

Cara pemberian skornya sebagai berikut:

Skor 1 = Serangan mematikan lawan atau memperoleh angka. Skor 0 = Bola penerimaan spike tidak dapat dimainkan atau mati. Skor -1 = Serangan gagal.

d. Bendungan (Block)

Cara pemberian skornya sebagai berikut:

Skor 1 = Block mematikan lawan atau memperoleh angka.

Skor 0 = Hasil block dapat dimainkan kembali oleh lawan atau tim sendiri. Skor -1 = Serangan gagal atau mati (misal: pemain menyentuh net)

e. Digging (terima serangan)

Cara pemberian skornya sebagai berikut:

Skor 3 = Menerima serangan secara sempurna, bola tepat mengarah kepada pengumpan tanpa ada kesulitan untuk mengumpan.

Skor 2 = Bola penerimaan serangan hanya dapat diumpankan untuk serangan

bola “open Spike” saja.

Skor 1 = Bola penerimaan serangan sulit untuk diumpankan menjadi sreangan. Skor 0 = Bola penerimaan serangan tidak dapat dimainkan atau mati.

f. Umpan

Cara pemberian skornya sebagai berikut:

Skor 1 = Mengumpan bola tepat kepada penyerang dan tanpa ada kesulitan untuk melakukan serangan.


(39)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

Skor 0 = Mengumpan bola kurang tepat kepada penyerang dan sulit untuk melakukan serangan, tetapi bola masih dapat dimainkan.

Skor -1 = Apabila mengumpan bola gagal atau mati.

F. Analisis Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dalam hal ini penulis lakukan karena instrument tes kemampuan bermain dan tes kemampuan dasar bola voli yang sebelumnya dipergunakan untuk siswa SMP. Oleh karena sampel yang penulis gunakan merupakan siswa SMA maka perlu dikaji ulang mengenai validitas dan reliabilitas instrument yang ada. Sebuah instrumen dapat digunakan dalam penelitian apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Mengenai validitas, Arikunto (1997:160) mengemukakan bahwa:

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Selanjutnya mengenai reliabilitas, Arikunto (1997:170) mengemukakan bahwa:

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan


(40)

kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Langkah yang ditempuh dalam menentukan validitas dan reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dan menyeleksi tiap item tes dari kemungkinan adanya jawaban yang tidak dijawab oleh responden.

2. Memberikan skor pada masing-masing item tes setiap responden.

3. Memasukkan atau menginput data yang diperoleh pada program komputer Microsoft Excel.

4. Selanjutnya data tersebut diolah dengan menggunakan Statistical Product and

Service Solution (SPSS) Seri 17.

Pelaksanaan uji coba instrumen penulis lakukan pada siswa SMA yang stratanya atau karakteristiknya sama dengan sampel yang akan diteliti tetapi bukan sampel yang sebenarnya. Dan uji coba instrumen ini diberikan kepada 30 orang responden.

Berikut ini penulis uraikan ringkasan mengenai hasil uji validitas instrumen yang di analisis dengan menggunakan program Statistical Product and

Service Solution (SPSS) Serie.17.

1. Uji Validitas Instrument

Dari penghitungan tingkat validitas instrument dengan menggunakan SPSS 17 melalui analisis Correllated Item – Total Correlation, hasilnya adalah


(41)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

a. Teknik Dasar Bolavoli

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Servis

Item Corrected

Item-Total Correlation Keterangan

SERVIS 1 0,582 Valid

SERVIS 2 0,650 Valid

SERVIS 3 0,522 Valid

SERVIS 4 0,650 Valid

SERVIS 5 0,452 Valid

SERVIS 6 0,531 Valid

SERVIS 7 0,549 Valid

SERVIS 8 0,456 Valid

SERVIS 9 0,569 Valid

SERVIS 10 0,564 Valid

Keterangan:

1) Jika koefisien korelasi (Total correlation) > 0,45 dinyatakan valid 2) Jika koefisien korelasi (Total correlation) < 0,45 dinyatakan tidak valid

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Pasing Bawah

Item Corrected

Item-Total Correlation Keterangan

KIRI 1 0,813 Valid

KIRI 2 0,811 Valid

KIRI 3 0,788 Valid

KIRI 4 0,583 Valid


(42)

KANAN 1 0,726 Valid

KANAN 2 0,785 Valid

KANAN 3 0,693 Valid

KANAN 4 0,777 Valid

KANAN 5 0,523 Valid

Keterangan:

1) Jika koefisien korelasi (Total correlation) > 0,45 dinyatakan valid 2) Jika koefisien korelasi (Total correlation) < 0,45 dinyatakan tidak valid

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Pasing Atas Item Corrected

Item-Total Correlation Keterangan

PASING 1 0,640 Valid

PASING 2 0,701 Valid

PASING 3 0,769 Valid

PASING 4 0,730 Valid

PASING 5 0,525 Valid

PASING 6 0,690 Valid

PASING 7 0,645 Valid

PASING 8 0,526 Valid

PASING 9 0,483 Valid

PASING 10 0,541 Valid

Keterangan:

1) Jika koefisien korelasi (Total correlation) > 0,45 dinyatakan valid 2) Jika koefisien korelasi (Total correlation) < 0,45 dinyatakan tidak valid


(43)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

Suatu instrument dikatakan valid jika nilai dari Corrected Item-Total Correlation yang diperoleh lebih besar atau sama dengan 0,45. Oleh karena seluruh item tes baik itu servis, pasing bawah maupun pasing atas nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dibandingkan 0,45 maka instrument teknik dasar tersebut dikatakan valid.

b. Keterampilan Bermain Bolavoli

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Keterampilan Bermain Bolavoli

Item Corrected

Item-Total Correlation Keterangan

SERVIS 0,647 Valid

TERIMA SERVIS 0,470 Valid

UMPAN 0,503 Valid

SPIKE 0,629 Valid

BLOCK 0,477 Valid

TERIMA SERANGAN 0,673 Valid

Keterangan:

1) Jika koefisien korelasi (Total correlation) > 0,45 dinyatakan valid 2) Jika koefisien korelasi (Total correlation) < 0,45 dinyatakan tidak valid

Suatu instrument dikatakan valid jika nilai dari Corrected Item-Total Correlation yang diperoleh lebih besar atau sama dengan 0,45. Oleh karena seluruh item tes baik itu servis, terima servis, umpan, spike, block maupun terima serangan nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dibandingkan 0,45 maka instrument keterampilan bermain bolavoli tersebut dikatakan valid.


(44)

2. Uji Reliabilitas Instrument

Penghitungan uji reliabilitas dari instrument teknik dasar bolavoli dan keterampilan bermain bolavoli yang menggunakan SPSS 17 dengan rumus

Cronbach’s Alpha hasilnya adalah sebagai berikut: a. Teknik Dasar Bolavoli

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Servis

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

0,851 10

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Pasing Bawah

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

0,924 10

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Pasing Atas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

0,886 10

Norma yang digunakan untuk menilai koefisien reliabilitas instrumen, penulis mengacu pada pendapat Mathews (1963) dikutip oleh Nurhasan (2001:47) adalah sebagai berikut:


(45)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

r = 0,90 – 0,99 sempurna r = 0,80 – 0,89 cukup r = 0,70 – 0,79 sedang r = 0,60 – 0,69 kurang

r = 0,59 kebawah kurang sekali

Nilai koefisien reliabilitas untuk servis adalah 0,851; pasing bawah adalah 0,924; dan pasing atas adalah 0,886. Sesuai kriteria, maka data hasil tes uji coba teknik dasar memiliki tingkat reliabilitas yang cukup dan sempurna. Dengan demikian data hasil tes tersebut dapat dipercaya.

b. Keterampilan Bermain Bolavoli

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan Bermain Bolavoli

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

0,738 6

Nilai koefisien reliabilitas untuk keterampilan bermain bolavoli adalah 0,738. Sesuai kriteria, maka data hasil tes uji coba untuk keterampilan bermain bolavoli memiliki tingkat reliabilitas yang sedang. Dengan demikian data hasil tes tersebut dapat dipercaya.

Berdasarkan hasil kedua pengujian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian layak digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Selanjutnya item tes tersebut akan digunakan sebagai alat tes yang hendak penulis teliti kepada sampel yang sebenarnya.


(46)

G. Teknik Analisis Data

Dalam pelaksanaan analisis data, langkah awal yang dilakukan adalah dengan penghitungan T-Skor yaitu untuk menyetarakan data. Hal ini dikarenakan salah data yang dihasilkan skornya berbeda. Adapun rumus untuk mencari T-Skor, penulis mengacu pada (Nurhasan, 2001:175) adalah sebagai berikut:

T-skor = 50+10

     S X X

atau T-skor = 50-10

     S X X untuk waktu

Keterangan: T-skor = Skor standar yang dicari X = Skor yang diperoleh seseorang X = Nilai rata-rata

S = Simpangan baku

Setelah penghitungan T-Skor, selanjutnya analisis data dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) Serie 17. Tahapan pengolahan dan analisis statistik untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji asumsi statistik dan uji hipotesis.

1. Uji Asumsi Statistik a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai distribusi kenormalan data. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau non-parametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisa


(47)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

dengan menggunakan deskripsi explore yang terdapat pada menu descriptive

stasistics di analyze data pada menu SPSS Serie 17.

Uji normalitas dari output yang dihasilkan program SPSS 17 terdapat empat uji analisis normalitas data, yaitu kolmogorov smirnov, Shapiro-wilk,

Normal Q-Q Plots, dan Detrended normal Q-Q Plots. Ke empat uji analisis ini

sebenarnya saling mendukung satu sama lainnya. Untuk uji normalitas, penulis mengacu pada analisis Shapiro-wilk, dan QQ Plots.

Penulis memiliki anggapan bahwa untuk jumlah sampel sama atau lebih dari 30 orang termasuk pada kategori kelompok sampel besar, maka pengujian dengan Shapiro-wilk sangat relevan. Dengan pengujian Shapiro-wilk, untuk jumlah sampel sama atau di atas 30 orang memiliki derajat yang tinggi. Asumsi tentang sampel besar penulis mengacu pada pendapat Singgih dalam bukunya SPSS 17 (2009:241) yaitu:

yang dimaksud sampel besar sebenarnya tidak ada ketentuan yang tepat batas besar kecilnya suatu sampel, namun sebagai sebuah pedoman jumlah sampel di atas 30 sudah bisa dianggap sampel yang besar sedang di bawahnya dianggap sampel kecil.

Dengan demikian untuk pengujian normalitas ini penulis mengacu pada hasil output Shapiro-wilk. Format pengujiannya dengan membandingkan nilai probabilitas (p) atau signifikansi (Sig.) dengan derajat kebebasan (dk) α = 0,05. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka data dinyatakan normal 2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak normal


(48)

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji homogenitas data adalah untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari sampel atau populasi yang homogen atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Karena syarat dari uji satistik parametrik, data penelitian harus berdistribusi normal dan homogen. Dan apabila data salah satunya tidak normal atau tidak homogen menggunakan uji statistik non-parametrik.

Uji homogenitas data yang dilakukan dengan menggunakan program

software SPSS Serie 17 adalah sama-sama/bersatu dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive explore data tersebut sekaligus

menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan homogenitas data. Untuk uji homogenitas data mengacu pada penghitungan Lavene Statistik hasil output dari SPSS. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka data dinyatakan homogen 2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak homogen.

c. Uji Dua Rata-Rata (t-test)

Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis melihat peningkatan dari pre


(49)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

metode praktik padat dan metode praktik distribusi. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari metode praktik padat dan metode praktik distribusi terhadap hasil belajar permainan bolavoli, selain itu apakah ada perbedaannya atau tidak.

Uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata (compare

means) pada SPSS. Untuk mengolah perbedaan hasil tes awal dan tes akhir

digunakan analisis dengan paired sampel t-test, dan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara dua metode digunakan pengolahan dengan independent sampel

t-test.

Uji dua rata-rata digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata pada dua kelompok sampel. Uji yang digunakan adalah uji-t satu fihak yang dalam spss adalah independent sample t-test. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka dinyatakan tidak terdapat perbedaan.

2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka dinyatakan terdapat perbedaan

2. Uji Hipotesis

a. Seberapa besar pengaruh dari metode praktik padat terhadap hasil belajar permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.

H0: Tidak terdapat pengaruh dari metode praktik padat terhadap hasil belajar

permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.

H1: Terdapat pengaruh dari metode praktik padat terhadap hasil belajar


(50)

Kriteria keputusan:

1) Terima H0 jika probabilitas (Sig.) > 0,05.

2) Tolak H0 jika probabilitas (Sig.) < 0,05.

b. Seberapa besar pengaruh dari metode praktik distribusi terhadap hasil belajar permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.

H0: Tidak terdapat pengaruh dari metode praktik distribusi terhadap hasil

belajar permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau. H1: Terdapat pengaruh dari metode praktik distribusi terhadap hasil belajar

permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau. Kriteria keputusan:

1) Terima H0 jika probabilitas (Sig.) > 0,05.

2) Tolak H0 jika probabilitas (Sig.) < 0,05.

c. Perbedaan pengaruh hasil belajar permainan bolavoli antara metode mengajar praktik padat dengan praktik distribusi di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.

H0: Tidak terdapat Pengaruh dari metode praktik padat terhadap hasil belajar

permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.

H1: Terdapat Pengaruh dari metode praktik padat terhadap hasil belajar

permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau. Kriteria keputusan:

1) Terima H0 jika probabilitas (Sig.) > 0,05.


(51)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah penulis lakukan, maka dapat diambil kesimpulan dari hasil penelitian. Hal tersebut berdasarkan fakta dan data yang ada yang penulis peroleh. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut:

1. Metode praktik padat memberikan pengaruh positip terhadap hasil belajar permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.

2. Metode praktik distribusi memberikan pengaruh positip terhadap hasil belajar permainan bolavoli di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.

3. Terdapat perbedaan hasil dari belajar permainan bolavoli antara metode mengajar praktik padat dengan praktik distribusi di SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau. Metode praktik distribusi memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar permainan bolavoli dibandingkan dengan metode praktik padat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, agar lebih menekankan mengenai hal-hal yang dapat mendukung terhadap metode mengajar yang tepat kepada siswa yang salah satunya dengan menggunakan metode praktik padat dan metode praktik


(52)

distribusi supaya proses pembelajaran dapat menghasilkan tujuan pembelajaran yang optimal. Terutama sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap untuk mata pelajaran olahraga, dan bagi sekolah yang tidak atau kurang fasilitas pembelajaran untuk penjas supaya menyediakan fasilitas tersebut guna tercapainya tujuan pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi. Dengan adanya fasilitas tersebut, guru dituntut untuk memakai fasilitas tersebut secara optimal sesuai dengan tuntutan yang diberikan.

2. Bagi para guru pendidikan jasmani, agar lebih memperhatikan mengenai metoda pembelajaran yang digunakan pada saat proses belajar mengajar, hal ini dikarenakan pembelajaran penjas menuntut banyak praktik maka penentuan metoda harus sangat diperhatikan supaya pencapaian tujuan pembelajaran tercapai. Salah satu metoda pembelajaran supaya siswa mendapatkan materi dan siswa paham adalah dengan metode praktik padat dan metode praktik distribusi, metode ini mungkin masih jarang dilakukan pada proses pembelajaran penjas disekolah karena kemungkinan fasilitas yang tidak memadai, maka dari itu dukungan dengan cara menyediakan fasilitas dan pendukung lainnya agar segera diperhatikan. Dan bagi para guru yang telah menggunakan metode ini agar tetap mempertahankan bahkan lebih meningkatkan kualitas pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi.

3. Bagi siswa (kususnya siswa menengah atas), agar lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran penjas. Hal ini dikarenakan dengan melakukan pembelajaran tersebut penguasaan teknik dasar dan keterampilan


(53)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

akan meningkat, sehingga pengetahuan keterampilan mengenai permainan akan lebih dikuasai serta bisa diaplikasikan di masyarakat.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar lebih mengembangkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas lagi. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bisa dijadikan bahan rekomendasi untuk melaksanakan penelitian-penelitian lanjutan.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, N. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama. Alshumaimeri, Yousif. (2001). Massed vs. Distributed Practice. Journal

Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktek. Rineka cipta. Ariyasajsiskul, et. Al. (2011). Effects of Distributed Praktice and Massed Practice

on Swimming Ability in 50 Meters Distance and Maximal Oxygen Uptake.

Institute of Physical Education Bangkok Campus (Tailand). Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung

Bachtiar. (2003). Permainan Besar II Bola Voli dan Bola Tangan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

________. (2009). Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah

menengah pertama. Depdiknas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah

Djamara S.B., Zain. A. (2010). Strategi belajar Mengajar. Rineka Cipta Jakarta. Frenkel, J.R., Wallen, NE. (1993). How To Design and Evaluate Research in

Education.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek psikologis Dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak kusuma.

Hidayat. (2003). Biomekanika Pendekatan Sistem Pembelajaran Gerak. PPs Universitas Pendidikan Indonesia.


(55)

Abdullah Salamun, 2012

Pengaruh Metode Mengajar Praktik Padat Dan Distribusi Terhadap Hasil Belajar Permainan Bolavoli

Ice Sutary, K.Y., Nenden Lilis A., Yulianeta, (2008). Konsep Diri Remaja Dalam

Pengaktualisasian Kemampuan Potensinya. Jurnal. Universitas Pendidikan

Indonesia.

Komalasari Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi . Refiko Aditama: Bandung.

Komisi Nasional Pendidikan Jasmani dan Olahraga. (2009). Menuju Pendidikan

Jasmani dan Olahraga Berbasis Riset. Kementrian Negara Pemuda dan

Olahraga Republik Indonesia.

Leo. R. Setiawan. (2010). Jurnal. Pengaruh Metode Praktik Distribusi dan Metode

Praktik Padat Terhadap Hasil Belajar Menggiring Bola Dalam Sepak Bola Ditinjau dari Kemampuan Motor Educability.

Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Dikti: Jakarta

Magil. R. A (1985). Motor Learning Concepts & Applications. Louisiana State University

Mahendra A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Ma’mun. A. Mahendra. A. (1998). Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik. IKIP Bandung Press.

Murray, D.A., Steven R. ;Udermann, Ph.D., ATC. , Brian E.; 2003. Review Massed

versus Distributed Practice: Which is Better? .

Nurhasan. (2001) Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip

dan Penerapannya. Derektorat Jenderal Olah Raga.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Rink, E.J. (1993). Teaching Physical Education for Learning. USA: Mosby

Ruseffendi, E. T. (2005). Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Pertama. Bandung : IKIP Bandung Press.


(1)

distribusi supaya proses pembelajaran dapat menghasilkan tujuan pembelajaran yang optimal. Terutama sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap untuk mata pelajaran olahraga, dan bagi sekolah yang tidak atau kurang fasilitas pembelajaran untuk penjas supaya menyediakan fasilitas tersebut guna tercapainya tujuan pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi. Dengan adanya fasilitas tersebut, guru dituntut untuk memakai fasilitas tersebut secara optimal sesuai dengan tuntutan yang diberikan.

2. Bagi para guru pendidikan jasmani, agar lebih memperhatikan mengenai metoda pembelajaran yang digunakan pada saat proses belajar mengajar, hal ini dikarenakan pembelajaran penjas menuntut banyak praktik maka penentuan metoda harus sangat diperhatikan supaya pencapaian tujuan pembelajaran tercapai. Salah satu metoda pembelajaran supaya siswa mendapatkan materi dan siswa paham adalah dengan metode praktik padat dan metode praktik distribusi, metode ini mungkin masih jarang dilakukan pada proses pembelajaran penjas disekolah karena kemungkinan fasilitas yang tidak memadai, maka dari itu dukungan dengan cara menyediakan fasilitas dan pendukung lainnya agar segera diperhatikan. Dan bagi para guru yang telah menggunakan metode ini agar tetap mempertahankan bahkan lebih meningkatkan kualitas pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi.

3. Bagi siswa (kususnya siswa menengah atas), agar lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran penjas. Hal ini dikarenakan dengan melakukan pembelajaran tersebut penguasaan teknik dasar dan keterampilan


(2)

akan meningkat, sehingga pengetahuan keterampilan mengenai permainan akan lebih dikuasai serta bisa diaplikasikan di masyarakat.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar lebih mengembangkan penelitian dengan cakupan yang lebih luas lagi. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bisa dijadikan bahan rekomendasi untuk melaksanakan penelitian-penelitian lanjutan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, N. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama. Alshumaimeri, Yousif. (2001). Massed vs. Distributed Practice. Journal

Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktek. Rineka cipta. Ariyasajsiskul, et. Al. (2011). Effects of Distributed Praktice and Massed Practice

on Swimming Ability in 50 Meters Distance and Maximal Oxygen Uptake. Institute of Physical Education Bangkok Campus (Tailand).

Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung

Bachtiar. (2003). Permainan Besar II Bola Voli dan Bola Tangan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

________. (2009). Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah menengah pertama. Depdiknas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Djamara S.B., Zain. A. (2010). Strategi belajar Mengajar. Rineka Cipta Jakarta. Frenkel, J.R., Wallen, NE. (1993). How To Design and Evaluate Research in

Education.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek psikologis Dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak kusuma.

Hidayat. (2003). Biomekanika Pendekatan Sistem Pembelajaran Gerak. PPs Universitas Pendidikan Indonesia.


(4)

Ice Sutary, K.Y., Nenden Lilis A., Yulianeta, (2008). Konsep Diri Remaja Dalam Pengaktualisasian Kemampuan Potensinya. Jurnal. Universitas Pendidikan Indonesia.

Komalasari Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi . Refiko Aditama: Bandung.

Komisi Nasional Pendidikan Jasmani dan Olahraga. (2009). Menuju Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berbasis Riset. Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Leo. R. Setiawan. (2010). Jurnal. Pengaruh Metode Praktik Distribusi dan Metode Praktik Padat Terhadap Hasil Belajar Menggiring Bola Dalam Sepak Bola Ditinjau dari Kemampuan Motor Educability.

Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Dikti: Jakarta

Magil. R. A (1985). Motor Learning Concepts & Applications. Louisiana State University

Mahendra A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Ma’mun. A. Mahendra. A. (1998). Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik. IKIP Bandung Press.

Murray, D.A., Steven R. ;Udermann, Ph.D., ATC. , Brian E.; 2003. Review Massed versus Distributed Practice: Which is Better? .

Nurhasan. (2001) Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Derektorat Jenderal Olah Raga.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Rink, E.J. (1993). Teaching Physical Education for Learning. USA: Mosby

Ruseffendi, E. T. (2005). Statistik Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Pertama. Bandung : IKIP Bandung Press.


(5)

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional guru. Jakarta Rajawali Perss.

Rusyan, Tabrani. (1990). Penuntun Belajar Yang Sukses. Jakarta: Nine Karya Jaya. Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kentana.

Santosa, Singgih. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Schmidt. Richard A. (1991). Motor Learning & Performance. University Of California, Los Angeles.

Singer, RN. (1980). Motor Learning and Human Performance. New York: Macmillan Publishing CO. Inc

Subroto T, Ma’mun A. (2001). Pendekatan keterampilan Taktis dalam Pembelajaran. Konsep & Metode Pembelajaran. Depdiknas dan Dirjen Olahraga Dasar dan Menengah.

Sudjana. N. (2011). Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosda Karya Bandung

Sugiyanto. (1993). Pertumbuhan Perkembangan KONI Pusat: Ditjen Disdikpora. PBVSI. Bahan Penataran Pelatihan Bulutangkis Seluruh Indonesia.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suherman, A. (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

____________. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Bintang Warli Artika.

____________. (2011). Realitas Kurikulum Penddikan Jasmani: Upaya Kurikulum Berbasis penelitian. Bandung Rizqi Press


(6)

Sukmadinata. S.N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Suparmin M. (2010). Makna Psikologi Permbangan Peserta Didik. Journal ilmiah Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Yamin. M. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta Yudiana .Y. Subroto. T. (2010). Permainan Bolavoli. FPOK UPI: Bandung.

Yudiana. Y. (2010). Disertasi. Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung Yudiana, Y., dkk. (2012). Belajar & Pembelajaran Penjas. Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Yusuf, S., Sugandhi, NM. (2012). Perkembangan Peserta Didik. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta


Dokumen yang terkait

Penerapan metode permainan tradisional bebentengan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan (kuasi eksperimen di SMA N 6 Tangerang Selatan)

0 11 0

Penerapan metode permainan tradisional bebentengan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan: Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

3 25 156

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas XI IPS

0 3 13

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI Pengaruh Minat Belajar dan Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa Kels XI Mata Pelajaran Ekonomi Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Surakar

0 4 13

PENGARUH METODE PRAKTEK DISTRIBUSI DAN METODE PRAKTEK PADAT TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BAKAR.

1 6 26

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI : survey pada siswa kelas XI IPS SMAN 15 Bandung.

0 0 45

PENGARUH METODE MENGAJAR PRAKTIK PADAT DAN DISTRIBUSI TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINANBOLAVOLI:Studi eksprimen pada siswa kelas XI SMAN 1 Tandun Kab. Rokan Hulu Riau.

6 22 136

Inventarisasi dan Eksplorasi Mineral Non Logam di Kab. Rokan Hulu dan Rokan Hilir, Provinsi Riau

0 1 6

LPSE Kabupaten Rokan Hulu SMP 3 Tandun

0 1 2

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMAN 1 Bungoro Kab. Pangkep - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 113