UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var rubrum) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans.

(1)

UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI RIMPANG

JAHE MERAH (Zingiber officinale var rubrum) TERHADAP

PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans

SKRIPSI

UNIVERSITAS ANDALAS

OLEH :

IRFAN CAHYADI

1010342033

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2014


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas Padang Skripsi, 11 Februari 2014

IRFAN CAHYADI (1010342033)

Uji Efektivitas Antibakteri Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber

officinale var rubrum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans

ix + 46 Halaman + 12 Gambar + 3 Tabel + 6 Lampiran

ABSTRAK

Minyak atsiri rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) bersifat sebagai antibakteri karena mengandung senyawa seperti linalool, geraniol, dan sitral yang dapat digunakan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans penyebab karies. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25%

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan posttest dengan kontrol grup. Minyak atsiri dibuat dengan menggunakan pelarut etanol 96% yang juga dijadikan sebagai kontrol perlakuan. Cakram direndam di dalam keenam kelompok perlakuan selama 15 menit, kemudian diletakkan pada media Blood Agar yang mengandung Streptococcus mutans untuk melihat daya hambatnya. Perhitungan daya hambat dilakukan dengan menggunakan kaliper.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa etanol 96% tidak menunjukkan adanya daya hambat (0 mm) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans, minyak atsiri jahe merah 100%, 50%, dan 25% menunjukkan daya hambat dengan kategori sangat kuat (diameter rata-rata 30,75 mm, 23,12 mm, dan 20,25 mm), minyak atsiri jahe merah 12,5% dan 6,25% termasuk kategori kuat (diameter rata-rata 14 mm dan 10,87 mm). Uji statistik One Way ANOVA menunjukkan perbedaan bermakna antar semua kelompok perlakuan dengan p=0,000.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah minyak atsiri rimpang jahe merah efektif digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan konsentrasi paling efektif adalah 100%.

Kata kunci : Minyak atsiri jahe merah, antibakteri, diameter zona hambat, Streptococcus mutans


(3)

Faculty of Dentistry

Andalas University Padang

Script, 11 February 2014

IRFAN CAHYADI (1010342033)

Antibacterial Effectivity Test of Red Ginger (Zingiber officinale var rubrum) Rhizome Essential Oil Toward Streptococcus mutans Bacteria Growth

ix + 46 Pages + 12 Images + 3 Tables + 6 Attachments

ABSTRACT

Red ginger (Zingiber officinale var rubrum) rhizome essential oil is antibacterial because it contains compound such as linalool, geraniol, and citral which can be used to inhibit caries bacteria Streptococcus mutans. The purpose of this study is to know antibacterial effectivity of red ginger rhizome essential oil toward Streptococcus mutans growth with concentration 100%, 50%, 25%, 12,5%, and 6,25%.

This study use experimental method with post test with control group design. Essential oil is made by using etanol solvent 96% which is used as control group. Disc is placed in 6 groups concentrations for 15 minutes, then put in Streptococcus mutans inoculated in blood agar to see inhibiton power. Measurement of inhibition power is done by using caliper.

The result of this study show etanol 96% does not express inhibition power (0 mm) toward Streptococcus mutans growth, red ginger rhizome essential oil 100%, 50%, and 25% express the strongest inhibition power (average diameter 30,75 mm, 23,12 mm, and 20,25 mm), red ginger rhizome essential oil 12,5% and 6,25% express the strong inhibition power (average diameter 14 mm and 10,87 mm). Statistic analysis One Way ANOVA shows significant difference among all experiment group with p = 0,000.

Conclusion of this study is red ginger rhizome essential oil can be used as the effective inhibitor of Streptococcus mutans bacteria growth, the most effective concentration is 100%.

Keyword : Red ginger essential oil, antibacterial, inhibition zone diameter, Streptococcus mutans.


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan-bahan alam banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, termasuk dalam upaya mendukung program pelayanan kesehatan gigi. Back to nature atau kembali ke bahan alam disebabkan karena ketersediaan bahan alam yang banyak dan relatif memiliki efek samping yang lebih sedikit bila dibandingkan obat yang berasal dari bahan sintetis (Sabir, 2005). Di Indonesia, salah satu bahan alam yang banyak dihasilkan adalah jahe (Zingiber officinale) yang merupakan tanaman rempah dan obat yang sudah lama dikenal oleh masyarakat (Paimin dan Murhanoto, 2008). Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2011, produktivitas jahe secara nasional pada tahun 2011 yaitu 1,62 kg/m2. Di Sumatera Barat, dari 636.805 m2 luas panen menghasilkan 2.171.861 kg jahe sehingga produktivitasnya pada tahun 2011 adalah 3,31 kg/m2 dan merupakan yang tertinggi di Indonesia.

Jahe mengandung senyawa kimia diantaranya α-pinen, kamfen, eukaliptol, borneol, sitral, benzen, 2,6-oktadiena, karyofilen, dan farnesen yang merupakan kandungan minyak atsiri rimpangnya. Satu jenis minyak atsiri umumnya memiliki beberapa khasiat, misalnya sebagai antioksidan, antiseptik, dan antibakteri untuk kulit, mulut serta gusi (Setyawan, 2002; Ali, dkk, 2008; Miri,dkk, 2008; Ramadhan, 2013). Minyak atsiri dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), essential oil,


(5)

minyak terbang, dan minyak aromatik yang merupakan minyak yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai tanaman penghasilnya, dan umumya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Paimin dan Muharnoto, 2008). Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri minyak wangi, kosmetik, obat-obatan, dan makanan serta memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur (Agusta, 2000).

Suku Zingiberaceae, salah satunya adalah jahe dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen yang merugikan kehidupan manusia (Nursal, dkk, 2006). Di rongga mulut, mikroorganisme patogen yang paling banyak menyebabkan gigi berlubang adalah Streptococcus mutans. Bakteri ini dapat melakukan proses metabolisme gula dan kemudian menghasilkan asam yang menyebabkan karies pada gigi (Nugraha, 2008). Streptococcus mutans juga berperan dalam pembentukan biofilm pada gigi dan memiliki bahan kariogenik untuk demineralisasi enamel (Islam,dkk, 2007). Plak yang terbentuk akibat Streptococcus mutans terdiri atas glukan yang mempunyai berat molekul yang besar (Jawetz, dkk, 1996). Plak yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva akan mengakibatkan penyakit pada jaringan keras gigi dan jaringan periodontal. Keadaan ini disebabkan karena hasil metabolisme dari bakteri yang terdapat pada plak. Pada jaringan keras gigi akan mengalami dekalsifikasi akibat asam yang dihasilkan, sedangkan kerusakan jaringan periodontal adalah akibat bahan toksik yang dihasilkan dari metabolisme protein (Putri, dkk, 2010).


(6)

Menurut Yuliani dan Risfaheni yang dikutip dalam Ramadhan tahun 2013, rimpang jahe besar memiliki kandungan minyak atsiri sebanyak 1,62%-2,29%, kadar pati 55,10%, kadar serat 6,89%, dan kadar abu 6,6%-7,57%. Kandungan dalam rimpang jahe emprit antara lain minyak atsiri sebanyak 3,05%-3,48%, kadar pati 54,70%, kadar serat 6,59%, kadar abu 7,39%-8,90%. Kandungan dalam rimpang jahe merah antara lain minyak atsiri 3,90%, kadar pati 44,99%, dan kadar abu 7,46% (Ramadhan, 2013).

Dari ketiga jenis jahe, jahe merah lebih sering digunakan sebagai bahan baku obat karena memiliki kandungan senyawa kimia seperti gingerol, oleoresin dan minyak atsiri yang lebih banyak dibandingkan dengan jahe gajah dan jahe emprit (Tim Lentera, 2002). Menurut Siswondo dalam kutipan Kusumawardani tahun 2008, pada minyak atsiri dari rimpang jahe merah terdapat zat aktif utama yang memiliki aktivitas antimikroba yaitu linalool, geraniol, dan sitral ( Kusumawardani, 2008).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ginting dan Dominika (2011) tentang efek antibakteri minyak atsiri jahe emprit dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, dan 4% terhadap Streprococcus mutans, dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri jahe emprit dengan konsentrasi 1% dapat menghambat pertumbuhan koloni bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus mutan, Shigella sp, dan Salmonella sp. Zona hambat yang terbentuk semakin besar dengan bertambahnya konsentrasi. Terlihat dari zona bening yang terbentuk pada konsentrasi 1%, 2%, 3% terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans yaitu 0,6 mm dan meningkat pada konsentrasi 4% menjadi 0,8 mm.


(7)

Pada penelitian yang dilakukan Prasetya (2012) tentang efektivitas daya antibakteri ekstrak jahe 20%, 40%, 60%, dan 80% terhadap Streptococcus mutans secara in vitro, didapatkan hasil bahwa ekstrak jahe 80% lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans bila dibandingkan dengan konsentrasi yang lain.

Penelitian yang dilakukan Hertiani, dkk (2011) tentang pengaruh minyak atsiri dari beberapa tanaman obat Indonesia terhadap bakteri Streptococcus mutans didapatkan hasil Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) minyak atsiri rimpang jahe merah terhadap bakteri Streptococcus mutans adalah 0,06% dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) adalah 0,6%.

Berdasarkan masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan uji efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada beberapa konsentrasi yaitu 100%, 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25%.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 100% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?

2. Bagaimanakah efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 50% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?


(8)

3. Bagaimanakah efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 25% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?

4. Bagaimanakah efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 12,5% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?

5. Bagaimanakah efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 6,25% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?

6. Berapakah konsentrasi efektif minyak atsiri rimpang jahe merah untuk menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri dari minyak atsiri rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

1.3.2Tujuan Khusus

Tujuan khusus dilakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 100% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

2. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 50% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

3. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 25% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.


(9)

4. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 12,5% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. 5. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe

merah 6,25% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. 6. Untuk mengetahui konsentrasi efektif minyak atsiri rimpang jahe merah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

1. 4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Bagi masyarakat

Memberikan informasi tentang khasiat antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum).

2. Bagi peneliti

Sebagai sarana penerapan ilmu kedokteran gigi yang telah didapat selama ini serta meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang penelitian.

3. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) terhadap pertumbuhan bakteri lain.


(10)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada uji efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) pada konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococus mutans. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Andalas.


(1)

minyak terbang, dan minyak aromatik yang merupakan minyak yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai tanaman penghasilnya, dan umumya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Paimin dan Muharnoto, 2008). Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri minyak wangi, kosmetik, obat-obatan, dan makanan serta memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur (Agusta, 2000).

Suku Zingiberaceae, salah satunya adalah jahe dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen yang merugikan kehidupan manusia (Nursal, dkk, 2006). Di rongga mulut, mikroorganisme patogen yang paling banyak menyebabkan gigi berlubang adalah Streptococcus mutans. Bakteri ini dapat melakukan proses metabolisme gula dan kemudian menghasilkan asam yang menyebabkan karies pada gigi (Nugraha, 2008). Streptococcus mutans juga berperan dalam pembentukan biofilm pada gigi dan memiliki bahan kariogenik untuk demineralisasi enamel (Islam,dkk, 2007). Plak yang terbentuk akibat Streptococcus mutans terdiri atas glukan yang mempunyai berat molekul yang besar (Jawetz, dkk, 1996). Plak yang melekat erat pada permukaan gigi dan gingiva akan mengakibatkan penyakit pada jaringan keras gigi dan jaringan periodontal. Keadaan ini disebabkan karena hasil metabolisme dari bakteri yang terdapat pada plak. Pada jaringan keras gigi akan mengalami dekalsifikasi akibat asam yang dihasilkan, sedangkan kerusakan jaringan periodontal adalah akibat bahan toksik yang dihasilkan dari metabolisme protein (Putri, dkk, 2010).


(2)

Menurut Yuliani dan Risfaheni yang dikutip dalam Ramadhan tahun 2013, rimpang jahe besar memiliki kandungan minyak atsiri sebanyak 1,62%-2,29%, kadar pati 55,10%, kadar serat 6,89%, dan kadar abu 6,6%-7,57%. Kandungan dalam rimpang jahe emprit antara lain minyak atsiri sebanyak 3,05%-3,48%, kadar pati 54,70%, kadar serat 6,59%, kadar abu 7,39%-8,90%. Kandungan dalam rimpang jahe merah antara lain minyak atsiri 3,90%, kadar pati 44,99%, dan kadar abu 7,46% (Ramadhan, 2013).

Dari ketiga jenis jahe, jahe merah lebih sering digunakan sebagai bahan baku obat karena memiliki kandungan senyawa kimia seperti gingerol, oleoresin dan minyak atsiri yang lebih banyak dibandingkan dengan jahe gajah dan jahe emprit (Tim Lentera, 2002). Menurut Siswondo dalam kutipan Kusumawardani tahun 2008, pada minyak atsiri dari rimpang jahe merah terdapat zat aktif utama yang memiliki aktivitas antimikroba yaitu linalool, geraniol, dan sitral ( Kusumawardani, 2008).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ginting dan Dominika (2011) tentang efek antibakteri minyak atsiri jahe emprit dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, dan 4% terhadap Streprococcus mutans, dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri jahe emprit dengan konsentrasi 1% dapat menghambat pertumbuhan koloni bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus mutan, Shigella sp, dan Salmonella sp. Zona hambat yang terbentuk semakin besar dengan bertambahnya konsentrasi. Terlihat dari zona bening yang terbentuk pada konsentrasi 1%, 2%, 3% terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans yaitu 0,6 mm dan meningkat pada konsentrasi 4% menjadi 0,8 mm.


(3)

Pada penelitian yang dilakukan Prasetya (2012) tentang efektivitas daya antibakteri ekstrak jahe 20%, 40%, 60%, dan 80% terhadap Streptococcus mutans secara in vitro, didapatkan hasil bahwa ekstrak jahe 80% lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans bila dibandingkan dengan konsentrasi yang lain.

Penelitian yang dilakukan Hertiani, dkk (2011) tentang pengaruh minyak atsiri dari beberapa tanaman obat Indonesia terhadap bakteri Streptococcus mutans didapatkan hasil Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) minyak atsiri rimpang jahe merah terhadap bakteri Streptococcus mutans adalah 0,06% dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) adalah 0,6%.

Berdasarkan masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan uji efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada beberapa konsentrasi yaitu 100%, 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25%.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 100% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?

2. Bagaimanakah efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 50% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?


(4)

3. Bagaimanakah efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 25% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?

4. Bagaimanakah efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 12,5% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?

5. Bagaimanakah efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 6,25% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?

6. Berapakah konsentrasi efektif minyak atsiri rimpang jahe merah untuk menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans?

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri dari minyak atsiri rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

1.3.2Tujuan Khusus

Tujuan khusus dilakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 100% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

2. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 50% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

3. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 25% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.


(5)

4. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah 12,5% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. 5. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe

merah 6,25% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. 6. Untuk mengetahui konsentrasi efektif minyak atsiri rimpang jahe merah

dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.

1. 4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Bagi masyarakat

Memberikan informasi tentang khasiat antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum).

2. Bagi peneliti

Sebagai sarana penerapan ilmu kedokteran gigi yang telah didapat selama ini serta meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang penelitian.

3. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) terhadap pertumbuhan bakteri lain.


(6)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada uji efektivitas antibakteri minyak atsiri rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) pada konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococus mutans. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Andalas.


Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Penetapan Kadar Minyak Atsiri Rimpang Jahe Gajah (Zingiber Officinale Roscoe Var. Officinale) Dan Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe Var. Amarum) Menggunakan Alat Stahl

15 90 45

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Formulasi Sediaan Gel dan Krim dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe)”.

24 174 112

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

AKTIVITAS ANTIBAKTERI FUNGI ENDOFIT JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) TERHADAP Escherichia coli DAN Streptococcus pyogenes.

0 4 15

PENERAPAN METODE EKSTRAKSI PELARUT DALAM PEMISAHAN MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale Var.Rubrum)

0 0 8

PENGARUH KOMBINASI NISIN DENGAN MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum), JAHE EMPRIT (Zingiber officinale var. roscoe) DAN JAHE GAJAH (Zingiber officinale var. officinale) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN MIKROBIA PEMBUSUK DAN PATOGEN - UNS

0 0 13