Pengaruh Media Audiovisual (Film Edukasi Menyikat Gigi) terhadap Penurunan Indeks Plak Gigi pada Anak Usia 10-12 Tahun di SDN “X” Subang.

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling umum adalah karies dan penyakit periodontal, dimana kedua penyakit tersebut diakibatkan karena terabaikannya kesehatan gigi dan mulut, sehingga terjadilah akumulasi plak, untuk mencegah terjadinya akumulasi plak perlu dilakukan kontrol plak, salah satunya dengan kontrol plak mekanis yaitu dengan menyikat gigi. Namun kesadaran masyarakat terhadap perilaku menyikat gigi masih sangat rendah, dimana salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan, sehingga perlu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dimulai sejak usia dini, salah satunya dengan bantuan media audiovisual berupa film.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh media audiovisual berupa film edukasi menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak gigi.

Desain penelitian eksperimental semu dengan subjek penelitian terdiri dari 80 anak yang akan dibagi menjadi 2 kelompok, dimana kelompok A akan diberikan penyuluhan menggunakan media audiovisual dan kelompok B dengan penyuluhan konvensional, kemudian akan dilakukan pemeriksaan plak sebelum dan setelah diberi perlakuan. Penelitian ini dilakukan selama 2 hari. Analisis data yang dilakukan menggunakan uji t berpasangan dan uji t tidak berpasangan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan rata-rata penuruan plak pada kelompok A adalah 61,9% dan rata-rata penurunan plak pada kelompok B adalah 23%. Berdasarkan analisis statistik didapatkan hasil statistik bahwa kelompok A dan kelompok B nilai p=0,000, hal ini berarti terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media audiovisual lebih efektif dalam membantu menurunkan indeks plak gigi.


(2)

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The most common dental and oral health problem is caries and periodontal disease, where both diseases are caused by neglecting dental and oral health. So there become the accumulation of plaque. To prevent that, controlling plaque is necessary. One of the ways is doing mechanical plaque control by tooth brushing. However, public awareness of toothbrushing behaviour is still very low. One of the reason is the lack of knowledge. So it is necessary to improve public knowledge that begins from an early age by audiovisual such as film as the media. The research objective is to determine the effect of audio visual media in the form of educational film about tooth brushing against dental plaque index declined.

Quasi experiment with 80 children as the research subject will be divided into two groups. Group A will be given a counseling using audio visual and group B will be given a conventional extension. Afterwards, there will be checked plaque before and after being treated. This study conducted in two days. The data analysis which conducted is using paired sample t test and independent sample t test..

Based on research that has been conducted, the average of plaque reduction in group A is 61.9% and the average of plaque reduction in group B is 23%. Based on statistical analysis, statistics results obtained that group A and group B is p=0,000, this means that there is a very significant difference. To sum up, audiovisual is more effective in helping lose dental plaque index.


(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA ...iii

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN ...iv

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ...vi

PRAKATA...vii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR DIAGRAM ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...6

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ...7

1.5 Kerangka Pemikiran ...7

1.6 Hipotesis ...11

1.7 Metodologi Penelitian ...11


(4)

xi

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...13

2.1 Plak Gigi ...13

2.1.1 Komposisi Plak Gigi ...14

2.1.2 Mekanisme Pembentukan Plak Gigi ...15

2.2 Kontrol Plak ...17

2.2.1 Definisi Kontrol Plak ...17

2.2.2 Jenis-Jenis Kontrol Plak ...17

2.3 Patient Hygiene Performance Index (PHP) ...21

2.4 Teori Pembelajaran Sosial...22

2.4.1 Strukur Kepribadian ...24

2.5 Teori Peniruan ...27

2.5.1 Unsur Utama dalam Peniruan ...28

2.5.2 Eksperimen Albert Bandura ...29

2.6 Media Pengajaran ...29

2.6.1 Pembelajaran sebagai Proses Komunikasi ...29

2.6.2 Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran ...31

2.6.3 Pengertian Media ...31

2.6.4 Fungsi dan Manfaat Media Pengajaran ...32

2.6.5Klasifikasi Media Pengajaran ...33

2.7 Media Audiovisual ...34

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ...36

3.1 Alat dan Bahan Penelitian ...36


(5)

xii

Universitas Kristen Maranatha

3.1.2 Bahan Penelitian...36

3.2 Populasi dan Sampel ...37

3.2.1 Kriteria Inklusi ...37

3.2.2 Kriteria Ekslusi...37

3.3 Metode Penelitian...37

3.3.1 Desain Penelitian ...37

3.3.2 Variabel Penelitian ...37

3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ...37

3.3.2.2 Definisi Operasional...38

3.4 Prosedur Kerja ...38

3.5 Metode Analisis ...41

3.5.1 Hipotesis Statistik ...42

3.5.2 Kriteria Uji ...43

3.6 Aspek Etik Penelitian ...43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...44

4.1 Hasil Penelitian ...44

4.1.1 Deskriptif Statistik ...46

4.1.2 Tabulasi Silang ...47

4.1.3 Analisis Uji Beda sebelum dan setelah perlakuan pada masing-masing kelompok A dan kelompok B ...48

4.1.3.1 Uji Normalitas ...48


(6)

xiii

Universitas Kristen Maranatha 4.1.4 Analisis Uji Beda Sesudah Tayangan pada Antara Kelompok A

dan Kelompok B ...52

4.1.4.1 Uji Normalitas ...52

4.1.4.2 Uji Homogenitas Varians ...52

4.1.4.3 Analisis Uji Beda ...53

4.1.5 Presentase Penurunan Plak Kelompok A dan B ...55

4.2 Pembahasan ...55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...61

5.1 Kesimpulan ...61

5.2 Saran ...61


(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hlm


(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

No Judul Hlm

Tabel 4.1 Data Mentah Jumlah Plak pada Kelompok A dan Kelompok B

Sebelum dan Setelah Diberi Perlakuan ... 45

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif... 46

Tabel 4.3 Hasil Tabulasi Silang Sebelum Responden diberi Tayangan... 47

Tabel 4.4 Hasil Tabulasi Silang Setelah Responden diberi Tayangan ... 48

Tabel 4.5 Uji Normalitas ... 49

Tabel 4.6 Hasil Uji t ... 50

Tabel 4.7 Uji Normalitas ... 52

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas ... 53

Tabel 4.9 Hasil Uji t ... 54


(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR DIAGRAM

No Judul Hlm


(10)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hlm

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 66

Lampiran 2 Informed Consent ... 67

Lampiran 3 Surat Permohonan Ijin Melakukan Penelitian di SDN Cilameri, Subang ... 68

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SDN Cilameri, Subang ... 69

Lampiran 5 Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek Penelitian ... 70

Lampiran 6 Lembar Angket ... 73

Lampiran 7 Perhitungan SPSS ... 75

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ... 79


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.1 Sehat merupakan hasil dari tiga kondisi yaitu, fisik, mental dan sosial yang saling berinteraksi (berhubungan) satu sama lain. Kesehatan gigi merupakan salah satu aspek dari kesehatan secara keseluruhan, dengan demikian, status kesehatan gigi juga merupakan hasil interaksi antara kondisi fisik, mental dan sosial.2 Namun seringkali kesehatan gigi dan mulut menjadi prioritas yang

kesekian bagi sebagian orang. Padahal gigi dan mulut merupakan ‘pintu gerbang’

masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya.3

Masalah utama kesehatan gigi dan mulut yang paling umum adalah karies dan penyakit peridontal.4 Sumber dari kedua penyakit tersebut akibat terabaikannya kebersihan gigi dan mulut, sehingga terjadi akumulasi plak.5 Plak merupakan struktur yang resilien, substansi kuning kehijauan yang melekat kuat pada gigi. Plak terdiri dari bakteri di dalam matriks glikoprotein dan polisakarida ektraseluler seperti glukan.6 Dalam jumlah sedikit plak tidak dapat terlihat kecuali apabila telah diwarnai dengan disclosing solution atau telah mengalami diskolorasi oleh pigmen-pigmen yang berada dalam rongga mulut. Plak biasanya


(12)

2

Universitas Kristen Maranatha terbentuk pada sepertiga permukaan gingival dan pada permukaan gigi yang cacat dan kasar.7

Status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku, dan pelayanan kesehatan.5 Masalah kesehatan gigi dan mulut terutama di Indonesia sendiri masih perlu mendapat perhatian. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat di Indonesia mengabaikan kesehatan gigi dan mulut, termasuk anak usia sekolah dasar.8 Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 dan 2013 presentase penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%. Perilaku penduduk umur 10 tahun ke atas yang berkaitan dengan kebiasaan menggosok gigi dan berperilaku benar menggosok gigi menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk pada tahun 2007 dan 2013 yang mempunyai kebiasaan menyikat gigi setiap hari, namun hanya 2,3% yang menyikat gigi dengan benar (sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam) pada tahun 2013 dan 7,3% pada tahun 2007.3 Hal ini mungkin disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan gigi dan mulut, juga adanya wilayah yang masih sulit terjangkau informasi akibat keadaan geografis, oleh karena itu perlu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara membersihkan gigi dan mulut dengan baik yang dimulai dari usia dini, karena kelompok usia sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut sehingga perlu diperhatikan dan dicegah secara baik dan benar.3 Kondisi ini dapat berpengaruh


(13)

3

Universitas Kristen Maranatha pada derajat kesehatan anak dalam proses tumbuh kembang bahkan masa depan anak tersebut.8

Selain peran orang tua dalam membimbing, memberikan pengertian dan mengingatkan anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, pemerintah juga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut, seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 93 dan 94, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk pemeliharaan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha kesehatan gigi sekolah, serta pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.1

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan mengadakan pelayanan kesehatan gigi anak usia sekolah dasar (UKGS) dengan kegiatan berupa pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi, pendidikan atau penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh guru, sikat gigi bersama minimal untuk kelas satu, dua dan kelas tiga dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal satu kali/bulan, penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas satu diikuti dengan pencabutan


(14)

4

Universitas Kristen Maranatha gigi sulung yang sudah waktunya tanggal, pelayanan medik gigi dasar.2 RISKESDAS 2007, menyatakan pembinaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia selama ini tidak ada pembinaan yang berjenjang dari pusat sampai daerah, yang rata-rata disebabkan karena terbatasnya dana, sumber daya manusia, manajemen program, dan begitu pula beberapa teknik teknologi tepat guna yang sudah pernah berkembang di Indonesia yaitu teknik atraumatic restorative treatment (ART) tidak pernah di evaluasi dan teknik aplikasinya di lapangan masih belum benar.9

Media masa saat ini seperti televisi banyak menayangkan iklan-iklan produk kesehatan yang disertai dengan penyuluhan, namun belum ada iklan televisi yang menayangkan penyuluhan cara menyikat gigi. Iklan televisi adalah drama, meski singkat sekali (15-60 detik). Pengaruhnya bersifat subliminal dan sugestif, meski tidak sepenuhnya disadari pemirsa.10

Menurut Albert Bandura, proses belajar terjadi melalui peniruan (imitation) terhadap perilaku orang lain yang dilihat atau diobservasi oleh seorang anak. Seseorang belajar dengan mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain.11 Anak melihat perilaku orang lain dan kemudian mengadopsi perilaku tersebut, terutama pada anak-anak berusia 10-12 tahun karena pada usia tersebut anak mulai memperlihatkan keterampilan-keterampilan manipulatif menyerupai kemampuan orang-orang dewasa, dan World Health Organization (WHO) menganjurkan untuk dilakukan penelitian kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 10-12 tahun, karena pada kelompok usia ini minat belajar anak tinggi, didukung oleh daya ingatan anak yang kuat, serta kemampuan dalam menangkap dan memahami


(15)

5

Universitas Kristen Maranatha materi yang diberikan, oleh karena itu perlu untuk memberikan penyuluhan kepada anak.12

Penyuluhan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan dan metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan yang optimal. Selain metode penyuluhan, alat peraga yang digunakan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyuluhan karena alat peraga dapat berfungsi menimbulkan minat sasaran, mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu mengatasi hambatan bahasa, merangsang sasaran untuk melaksanakan pesan kesehatan, membantu sasaran untuk belajar lebih banyak dan tepat, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan yang diterima kepada orang lain, mempermudah memperoleh informasi oleh sasaran, mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik, dan membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. Alat bantu penyuluhan dibagi menjadi tiga yaitu alat bantu lihat, alat bantu dengar dan alat bantu lihat-dengar. Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya ke perilaku yang positif. Karena tidak adanya penyuluhan iklan pasta gigi melalui


(16)

6

Universitas Kristen Maranatha televisi, sehingga penulis tertarik untuk memberikan penyuluhan cara menyikat gigi dengan menggunakan media audiovisual berupa film pendek mengenai cara menyikat gigi yang diharapkan selain bermanfaat bagi masyarakat, juga dapat menjadi saran bagi pihak media televisi maupun produsen sikat gigi dan pasta gigi untuk dapat membuat iklan mengenai cara menyikat gigi sehingga akan memberikan manfaat bagi masyarakat yang lebih luas. 13

Penyuluhan menggunakan media audiovisual berupa film pendek dapat menampilkan gambar bergerak yang cukup esensial digunakan untuk pembelajaran yang menuntuk penguasaan sebuah materi. Gambar dan suara yang muncul membuat anak tidak cepat bosan, sehingga mendorong siswa untuk mengetahui lebih jauh materi yang disampaikan. 13

Berdasarkan masalah-masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh media audiovisual berupa film edukasi menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak gigi pada murid Sekolah Dasar Negeri “X” Subang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka masalah yang ingin diketahui adalah: Apakah terdapat pengaruh media audiovisual berupa film edukasi menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak gigi pada murid Sekolah


(17)

7

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media audiovisual berupa film edukasi menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak gigi pada

murid Sekolah Dasar Negeri “X” Subang.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik

Manfaat akademik pada penelitian ini adalah untuk menambah informasi ilmiah mengenai pengaruh media audiovisual berupa film edukasi menyikat gigi terhadap penurunan indeks plak gigi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis pada penelitian ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya pada anak-anak mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak usia dini.

1.5 Kerangka Pemikiran

Karies gigi terbentuk diawali dengan melekatnya pelikel yang merupakan lapisan seluler berprotein yang melapisi gigi dan berlanjut dengan pembentukan plak gigi.14 Dalam beberapa menit, gigi akan ditutupi oleh pelikel setebal 0,1-0,8 µm yang terdiri dari glikoprotein saliva. Pada pelikel, bakteri akan membentuk koloni terutama gram positif (Streptococcus dan Actinomyces) dalam waktu 24 jam.6 Dengan adanya perkembangbiakan bakteri maka lapisan plak bertambah tebal karena adanya hasil metabolisme dan adesi bakteri pada permukaan luar


(18)

8

Universitas Kristen Maranatha plak, lingkungan dibagian dalam plak berubah menjadi anaerob. Setelah kolonisasi pertama oleh Streptococcus mutans berbagai jenis mikroorganisme lain

memasuki plak, hal ini dinamakan “Phenomena of succession”.15

Selama beberapa hari ke depan yaitu pada hari ke dua sampai ke empat apabila kebersihan mulut diabaikan, kualitas plak meningkat karena kokus gram negatif, batang gram positif maupun negatif dan filamen akan mendapatkan tempat. Hari kelima Fusobacterium, Actinomyces dan Veillonella yang bersifat aerob bertambah jumlahnya. Pada saat plak matang dihari ketujuh ditandai dengan munculnya bakteri jenis Spirochaeta, Vibrio dan jenis filamen akan terus bertambah dimana peningkatan paling menonjol pada Actinomyces naeslundi.4, 6,15 Akumulasi plak dapat menyebabkan timbulnya gingivitis, dan plak dalam jangka panjang dapat menyebabkan hilangnya perlekatan periodontal dan dukungan tulang.14 Plak dalam jangka waktu panjang juga dapat menyebabkan demineralisasi dan menyebabkan karies. Menghilangkan plak merupakan cara yang efektif untuk membantu mencegah penyakit periodontal dan karies, tetapi jika deposit plak tetap ada pada waktu tertentu, penyakit periodontal destruktif, karies atau bahkan keduanya dapat terjadi.14

Plak tidak dapat dihilangkan hanya berkumur-kumur dengan air, untuk menghilangkan plak perlu dilakukan tindakan pembersihan mekanis dengan menggunakan instrumen seperti menyikat gigi. Hal yang sangat sukar untuk mendapatkan mulut yang benar-benar bersih bebas dari plak adalah dengan menyikat gigi.6 Kontrol plak merupakan landasan perawatan periodontal.16 Efektivitas pembersihan plak sangat penting dalam pencegahan karies gigi dan


(19)

9

Universitas Kristen Maranatha gingivitis, serta sebagai rutinitas dasar kebersihan mulut sehari-hari yang baik.17 Kebiasaan membersihkan gigi secara teratur merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan gingiva.16 Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa kontrol plak mekanis dapat mencegah gingivitis, periodontitis dan karies, sehingga kontrol plak dengan cara menyikat gigi setiap hari penting untuk kebersihan mulut seseorang.16 Menyikat gigi merupakan cara mekanis paling luas dari teknik kontrol plak individu di dunia karena efektivitas, kenyamanan, dan harganya yang dianggap menjadi faktor penting dalam pemeliharaan jangka panjang kesehatan periodontal.16 Menyikat gigi sangat direkomendasikan untuk menghilangkan bakteri plak dan impaksi makanan. Setelah makan, sisa makanan akan melekat pada permukaan interproksimal, oklusal dan servikal gigi dalam waktu yang lama.18 Durasi untuk menyikat gigi yang optimal sekitar dua menit dengan frekuensi menyikat gigi dua kali sehari (pagi setelah makan dan malam sebelum tidur).17

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga mampu mengubah perilaku menjadi perilaku hidup sehat. Materi atau pesan penyuluhan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari sasaran dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya.13


(20)

10

Universitas Kristen Maranatha Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Media pendidikan kesehatan disebut juga sebagai alat peraga karena berfungsi membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Prinsip pembuatan alat peraga atau media bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui pancaindra. Semakin bayak pancaindra yang digunakan, semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan alat peraga dimaksudkan mengarahkan indra sebanyak mungkin pada suatu objek sehingga memudahkan pemahaman. Menurut penelitian para ahli, pancaindra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata (kurang lebih 75% sampai 87%), sedangkan 13% sampai 25% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui indra lainnya. Oleh karena itu, dalam aplikasi pembuatan media disarankan lebih banyak menggunakan alat-alat visual karena akan mempermudah cara penyampaian dan proses penerimaan informasi, salah satunya dengan media audiovisual seperti televisi, film, dan video.19

Media audiovisual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio. Dengan kata lain, media audiovisual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara, yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang menonton. Media audiovisual dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki anak. Pengalaman yang dimiliki oleh setiap anak adalah berbeda. Tersedianya buku-buku bacaan, kesempatan berpiknik, kesempatan untuk banyak kursus adalah


(21)

11

Universitas Kristen Maranatha faktor-faktor yang sangat menentukan kekayaan pengalaman anak, perbedaan pengalaman anak ini merupakan hal yang sulit diatasi jika hanya menggunakan bahasa verbal, tetapi dengan menggunakan audiovisual objek dapat dihadirkan, sehingga semua anak dapat menikmatinya. Media audiovisual dapat membangkitkan keinginan dan minat anak, dan dengan menggunakan media ini, horizon pengalaman anak semakin luas.20

1.6 Hipotesis

 Terdapat penurunan indeks plak gigi karena pengaruh audiovisual menyikat gigi.

 Terdapat perbedaan penurunan indeks plak antara kelompok yang diberi tayangan audiovisual dan kelompok yang diberi penyuluhan konvensional.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksprimental semu dengan desain penelitian pre test dan post test two group. Populasi subjek penelitian adalah semua anak umur 10-12 tahun yang bersekolah di salah satu SDN di Kabupaten Subang. Subjek penelitian yang diambil semua populasi berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi (whole sampling) dimana sampel yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi dan data yang diukur yaitu nilai indeks plak gigi sebelum dan sesudah melihat tayangan audiovisual berupa film edukasi cara menyikat gigi.


(22)

12

Universitas Kristen Maranatha

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa/i SDN “X” di Subang yang berumur 10-12

tahun dilakukan di lingkungan SDN “X” di Subang. Penelitian dilakukan dari


(23)

61 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini didapatkan perbedaan antara penurunan kuantitas plak gigi pada kelompok yang diberi tayangan audiovisual dan kelompok yang diberi penyuluhan konvensional, dimana kelompok yang diberi tayangan audiovisual mendapatkan rata-rata hasil penurunan plak sebesar 61,9% dan kelompok yang diberi penyuluhan konvensional sebesar 23%. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan media audiovisual berupa film edukasi menyikat gigi efektif dalam membantu menurunkan indeks plak gigi.

5.2Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Perlu dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan homogenisasi subjek, misalnya seperti tes IQ.

5.2.2 Saran Praktis

Perlu meningkatkan frekuensi penyuluhan agar pengetahuan anak meningkat khususnya dengan menggunakan media audiovisual.


(24)

62 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009. [serial online].

[diunduh 20 Desember 2015] available from: URL:

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&c ad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjq4tCxqNrKAhXEkY4KHSi0DOgQFggjMA E&url=https%3A%2F%2Fwww.ilo.org%2Fdyn%2Fnatlex%2Fdocs%2FELE CTRONIC%2F91185%2F105616%2FF-1979234557%2FIDN91185%2520IDN.pdf&usg=AFQjCNH_a_RQx9R6BQ 4gPHZn3nuc45nlbg&bvm=bv.113034660,d.c2E

2. Herjulianti Eliza., drg, Indriana TS., drg, Artini Tri., drg. Pendidikan kesehatan gigi. Penerbit buku kedokteran. [serial online] 2002 P 118.

[diunduh 20 Desember 2015] available from: URL:

https://books.google.co.id/books?id=_twdQSStVHwC&pg=PA118&dq=kese hatan+gigi+dan+mulut+menurut+who&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepag e&q=kesehatan%20gigi%20dan%20mulut%20menurut%20who&f=false 3. Kementerian Kesehatan Indonesia. Pusat data dan informasi [serial online]

2014. [diunduh 20 Desember 2015] available from: URL:

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-gilut.pdf

4. Carranza FA, Kakei HH, Newman MG. Clinical Periodontology. 13th Ed. California:Elsevier Saunders;2006.

5. Anitasari S, Rahayu NE. Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di kecamatan Palaran kotamadya Samarinda provinsi Kalimantan Timur [serial online] 2005.

[diunduh 3 Januari 2016] available from: URL:

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf

6. Wolf HF, Edith M, Rateischak KH, Hassell TM. Colour atlas of periodontology. New York:Thieme 1985. P. 10.

7. Manson JD, Eley BM. Buku ajar periodonti. Jakarta: Hipokrates, 1993. 8. Pantow Claudiette Brigita, Warouw Sarah M, Gunawan Paulina N. Pengaruh

Penyuluhan Cara Menyikat Gigi terhadap Indeks Plak Gigi pada Siswa SD Inpres Lapangan [serial online] 2014. [diunduh 3 Januari 2016]. Available from: URL:


(25)

63

Universitas Kristen Maranatha http://download.portalgaruda.org/article.php?article=273791&val=1000&title =PENGARUH%20PENYULUHAN%20CARA%20MENYIKAT%20GIGI 20TERHADAP%20INDEKS%20PLAK%20GIGI%20PADA%20SISWA%2 0SD%20INPRES%20LAPANGAN

9. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas. Kemetrian Kesehatan RI [serial online] 2012. P. 5 [diunduh 5 Januari 2016].

available from: URL:

http://pbpdgi.or.id/wp-content/uploads/2015/04/Pelayanan-Dasar.pdf

10. Yumeisa Astrie. Hubungan Iklan Pasta Gigi di Televisi dengan Frekuensi Penyikatan Gigi Ibu-ibu Rumah Tangga di Kecamatan Ujungberung. Bandung 2011.

11. Gunarsa SD. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. P. 175.

12. Muin Muhajir. Pengaruh Dental Health Education (DHE) terhadap Penurunan Plak Gigi [serial online] 2011. [diunduh 16 Februari 2016].

Available from: URL:

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/7815/sampul%20da n%20lembar%20pengesahan.pdf?sequence=1

13. Damafitra Lifa. Efektivitas Video dan Bahasa Isyarat Sebagai Media Penyuluhan Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Penderita Tuna Rungu [serial online] 2015.

[diunduh 25 Februari 2016]. Available from: URL:

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/66743/Lita%20Dama fitra%20-%20111610101054.pdf?sequence=1

14. Broadbent JM, Thomson WM, Boyens JV, Poulton R. Dental Plaque and Oral Health During the First 32 Years of Life. The Journal of the American Dental Association [serial online] 2011; 142(4):415-416. [diunduh 28 Januari 2016]. Available from: URL: http://jada.ada.org/article/S0002-8177%2814%2962245-5/pdf

15. Samaranayake L. Essential Microbiologi for Dentistry. Churchi ll Livingstone: Elsevier Limited;2006.

16. Sashikanth H, Amurta AK, Rajesh KS, Arun K. Evaluation of Plaque Removal Efficacy of Two Manual Toothbrushes with Different Textures: acomparative analysis. Jurnal of Oral Health Research 2011 July.

17. SharmaNC, Qaqish. A Clinical Evaluation of the Plaque Removal Efficacy of Five Manual Toothbrushes. J Clin Dent 2010;21:8-9.


(26)

64

Universitas Kristen Maranatha 18. Attin T, Hornecker E. Tooth Brushing andOral Health: How Frequently and

when should Tooth Brushing be Performed?. Oral Health Prev Dent 2005. 19. Maulana Heri DJ. S.OS, M.Kes. Promosi Kesehatan. Buku Kedokteran EGC;

2007.

20. Rinanto Andre. Peranan Media Audio Visual dalam Pendidikan.Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius; 1986.

21. Dumistrecu AL. Etiology and Pathogenesis of Periodontal Disease. London: Springer, 2010.p1-21.

22. Clerehugh Valerie, Tugnait Aradhana, Genco RJ. Periodontology at a Glance. New Delhi: Wiley-Blackwell. 2009.p.11-25.

23. Roth GI, Calmes R. Oral Biology. St. Louis: The C.V, Mosby Company; 1981.

24. Mc. Donald RE, Avery DR, Dean JA, Dentistry for Child and Adolescent. 8th ed. St. Louis: Mosby; 2004.

25. Wiyayuni KA. Plaque Control. Jurnal Kedokteran Gigi Mahasarawati. 2003:1(10);28-32.

26. Anitasari S, liliwati. Pengaruh Frekuensi Menyikat Gigi Terhadap Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi SDN di Kecamatan Padalarang Kotamadya Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Dentika. 2005.

27. Fedi PF, Vernino AR, Gray JL. Silabus Periodonti. Ed 4. Jakarta: EGC; 2005. 28. Felton Ann, Chapman Alison, Felton Simon. Basic Guide to Oral Health Education and Promotion. 2nd Ed. New Delhi: Wiley-Blackwell; 2014.p.25-30.

29. Herbert FW, Edith M, Klaus HR, Thomas MH. Color Atlas of Dental Medicine Periodontology. Germany: Gerg Thieme Verlag; 2006.

30. Wei Stephen H.Y, Lang Niklaus P. Periodontal epidemiological indices for children andadolescents: II. Evaluation of oral hygiene; III. Clinical application. The American Academy of Pedodontics/Vol. 4, No. 1 [serial

online]. [diunduh 12 Mei 2016]. Available from: URL:

http://www.aapd.org/assets/1/25/Wei-04-01.pdf


(27)

65

Universitas Kristen Maranatha 32. Bandura, A. 997. Social Learning Theory. Englewood Ciffs, NJ: Pentice Hall. 33. Paneen Paulina, dkk. Belajar dan Pembelajaran I. Jakarta: Universitas

Terbuka.


(1)

12

Universitas Kristen Maranatha 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa/i SDN “X” di Subang yang berumur 10-12 tahun dilakukan di lingkungan SDN “X” di Subang. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2016-Juni 2016.


(2)

61 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini didapatkan perbedaan antara penurunan kuantitas plak gigi pada kelompok yang diberi tayangan audiovisual dan kelompok yang diberi penyuluhan konvensional, dimana kelompok yang diberi tayangan audiovisual mendapatkan rata-rata hasil penurunan plak sebesar 61,9% dan kelompok yang diberi penyuluhan konvensional sebesar 23%. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan media audiovisual berupa film edukasi menyikat gigi efektif dalam membantu menurunkan indeks plak gigi.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Perlu dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan homogenisasi subjek, misalnya seperti tes IQ.

5.2.2 Saran Praktis

Perlu meningkatkan frekuensi penyuluhan agar pengetahuan anak meningkat khususnya dengan menggunakan media audiovisual.


(3)

62 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009. [serial online]. [diunduh 20 Desember 2015] available from: URL: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&c ad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjq4tCxqNrKAhXEkY4KHSi0DOgQFggjMA E&url=https%3A%2F%2Fwww.ilo.org%2Fdyn%2Fnatlex%2Fdocs%2FELE CTRONIC%2F91185%2F105616%2FF-1979234557%2FIDN91185%2520IDN.pdf&usg=AFQjCNH_a_RQx9R6BQ 4gPHZn3nuc45nlbg&bvm=bv.113034660,d.c2E

2. Herjulianti Eliza., drg, Indriana TS., drg, Artini Tri., drg. Pendidikan kesehatan gigi. Penerbit buku kedokteran. [serial online] 2002 P 118. [diunduh 20 Desember 2015] available from: URL: https://books.google.co.id/books?id=_twdQSStVHwC&pg=PA118&dq=kese hatan+gigi+dan+mulut+menurut+who&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepag e&q=kesehatan%20gigi%20dan%20mulut%20menurut%20who&f=false 3. Kementerian Kesehatan Indonesia. Pusat data dan informasi [serial online]

2014. [diunduh 20 Desember 2015] available from: URL: http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-gilut.pdf

4. Carranza FA, Kakei HH, Newman MG. Clinical Periodontology. 13th Ed. California:Elsevier Saunders;2006.

5. Anitasari S, Rahayu NE. Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di kecamatan Palaran kotamadya Samarinda provinsi Kalimantan Timur [serial online] 2005. [diunduh 3 Januari 2016] available from: URL: http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf

6. Wolf HF, Edith M, Rateischak KH, Hassell TM. Colour atlas of periodontology. New York:Thieme 1985. P. 10.

7. Manson JD, Eley BM. Buku ajar periodonti. Jakarta: Hipokrates, 1993. 8. Pantow Claudiette Brigita, Warouw Sarah M, Gunawan Paulina N. Pengaruh

Penyuluhan Cara Menyikat Gigi terhadap Indeks Plak Gigi pada Siswa SD Inpres Lapangan [serial online] 2014. [diunduh 3 Januari 2016]. Available from: URL:


(4)

63

Universitas Kristen Maranatha http://download.portalgaruda.org/article.php?article=273791&val=1000&title =PENGARUH%20PENYULUHAN%20CARA%20MENYIKAT%20GIGI 20TERHADAP%20INDEKS%20PLAK%20GIGI%20PADA%20SISWA%2 0SD%20INPRES%20LAPANGAN

9. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas. Kemetrian Kesehatan RI [serial online] 2012. P. 5 [diunduh 5 Januari 2016].

available from: URL:

http://pbpdgi.or.id/wp-content/uploads/2015/04/Pelayanan-Dasar.pdf

10.Yumeisa Astrie. Hubungan Iklan Pasta Gigi di Televisi dengan Frekuensi Penyikatan Gigi Ibu-ibu Rumah Tangga di Kecamatan Ujungberung. Bandung 2011.

11.Gunarsa SD. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. P. 175.

12.Muin Muhajir. Pengaruh Dental Health Education (DHE) terhadap Penurunan Plak Gigi [serial online] 2011. [diunduh 16 Februari 2016].

Available from: URL:

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/7815/sampul%20da n%20lembar%20pengesahan.pdf?sequence=1

13.Damafitra Lifa. Efektivitas Video dan Bahasa Isyarat Sebagai Media Penyuluhan Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Penderita Tuna Rungu [serial online] 2015.

[diunduh 25 Februari 2016]. Available from: URL: http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/66743/Lita%20Dama fitra%20-%20111610101054.pdf?sequence=1

14.Broadbent JM, Thomson WM, Boyens JV, Poulton R. Dental Plaque and Oral Health During the First 32 Years of Life. The Journal of the American

Dental Association [serial online] 2011; 142(4):415-416. [diunduh 28 Januari

2016]. Available from: URL: http://jada.ada.org/article/S0002-8177%2814%2962245-5/pdf

15.Samaranayake L. Essential Microbiologi for Dentistry. Churchi ll Livingstone: Elsevier Limited;2006.

16.Sashikanth H, Amurta AK, Rajesh KS, Arun K. Evaluation of Plaque Removal Efficacy of Two Manual Toothbrushes with Different Textures: acomparative analysis. Jurnal of Oral Health Research 2011 July.

17.SharmaNC, Qaqish. A Clinical Evaluation of the Plaque Removal Efficacy of Five Manual Toothbrushes. J Clin Dent 2010;21:8-9.


(5)

64

Universitas Kristen Maranatha 18.Attin T, Hornecker E. Tooth Brushing andOral Health: How Frequently and

when should Tooth Brushing be Performed?. Oral Health Prev Dent 2005. 19.Maulana Heri DJ. S.OS, M.Kes. Promosi Kesehatan. Buku Kedokteran EGC;

2007.

20.Rinanto Andre. Peranan Media Audio Visual dalam Pendidikan.Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius; 1986.

21.Dumistrecu AL. Etiology and Pathogenesis of Periodontal Disease. London: Springer, 2010.p1-21.

22.Clerehugh Valerie, Tugnait Aradhana, Genco RJ. Periodontology at a Glance. New Delhi: Wiley-Blackwell. 2009.p.11-25.

23.Roth GI, Calmes R. Oral Biology. St. Louis: The C.V, Mosby Company; 1981.

24.Mc. Donald RE, Avery DR, Dean JA, Dentistry for Child and Adolescent. 8th ed. St. Louis: Mosby; 2004.

25.Wiyayuni KA. Plaque Control. Jurnal Kedokteran Gigi Mahasarawati. 2003:1(10);28-32.

26.Anitasari S, liliwati. Pengaruh Frekuensi Menyikat Gigi Terhadap Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi SDN di Kecamatan Padalarang Kotamadya Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Dentika. 2005.

27.Fedi PF, Vernino AR, Gray JL. Silabus Periodonti. Ed 4. Jakarta: EGC; 2005. 28.Felton Ann, Chapman Alison, Felton Simon. Basic Guide to Oral Health Education and Promotion. 2nd Ed. New Delhi: Wiley-Blackwell; 2014.p.25-30.

29.Herbert FW, Edith M, Klaus HR, Thomas MH. Color Atlas of Dental Medicine Periodontology. Germany: Gerg Thieme Verlag; 2006.

30.Wei Stephen H.Y, Lang Niklaus P. Periodontal epidemiological indices for children andadolescents: II. Evaluation of oral hygiene; III. Clinical application. The American Academy of Pedodontics/Vol. 4, No. 1 [serial online]. [diunduh 12 Mei 2016]. Available from: URL: http://www.aapd.org/assets/1/25/Wei-04-01.pdf


(6)

65

Universitas Kristen Maranatha 32.Bandura, A. 997. Social Learning Theory. Englewood Ciffs, NJ: Pentice Hall. 33.Paneen Paulina, dkk. Belajar dan Pembelajaran I. Jakarta: Universitas

Terbuka.