MODEL 3W3S DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA TINGKAT II.

MODEL 3W3S DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
MAHASISWA TINGKAT II

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh:
FADHILLATUNISA SALSABILLA
0908886

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa
Tingkat II

Oleh
Fadhillatunisa Salsabilla

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

©Fadhillatunisa Salsabilla 2012
Oktober 2012

Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Nama

: Fadhillatunisa Salsabilla

NIM

: 0908886

Judul Skripsi : Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa
Tingkat II
No. Sk

: 1847/UN40.3/DT/2013

Disetujui dan disahkan oleh:


Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Sugihartono, M.A
NIP 196301041988031003

Novia Hayati, S.pd., M.Ed
NIP. 197911062005012002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Dra. Neneng Sutjiati, M. Hum
NIP. 196011081986012001
Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


ABSTRAK
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Fadhillatunisa Salsabilla
0908886
Dalam pembelajaran bahasa Jepang, memiliki kemampuan membaca
pemahaman merupakan sesuatu yang sangat penting. Tetapi dalam pelaksanaan
pelajaran membaca pemahaman (dokkai), banyak pembelajar yang kesulitan
untuk memperoleh informasi dari suatu wacana berbahasa Jepang. Kesulitan
tersebut antara lain; tingkat kesulitan teks, panjang teks, tata bahasa, kosa kata
yang sulit serta huruf kanji yang belum dikuasai.
Dari permasalahan di atas, menggunakan model 3W3S dalam
pembelajaran membaca pemahaman merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman para pembelajar. Model 3W3S
sendiri terdiri atas 3 tahapan wajib dan 3 tahapan sunnah. Adapun 3 tahapan
wajibnya antara lain Penyajian Model secara Jelas, Pelatihan secara Tuntas
berlandaskan Kasih sayang, dan Penampilan komunikasi Siswa secara Alamiah
dan berdasarkan norma yang tepat. 3 tahapan sunnah adalah, Pengembangan
Semesta Pembicaraan secara memadai, Pengembangan Konektivitas Global,dan

Pengunaan dalam Konteks-konteks berpikir Adiluhung.
Penelitian ini menggunakan desain One Group Pre-test Post-test Design.
Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Pendidikan Indonesia tingkat II. Sampel penelitian ini adalah 20
mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang tingkat II kelas 3B.
Berdasarkan hasil analisis data tes diketahui bahwa nilai rata-rata atau mean
dari kemampuan siswa sebelum diberi perlakuan (pre-test) adalah 33,25 dan nilai
rata-rata setelah diberi perlakuan (post-test) adalah 79. Sedangkan dari hasil uji
perbedaan mean dari kedua variabel diperoleh nilai t hitung sebesar 17,6 dan pada
derajat kebebasan (db) 19 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,09 untuk taraf
signifikansi 5% dan 2,86 untuk taraf signifikansi 1%. Singkatnya, t-hitung > ttabel yang berarti Hk diterima. Kemudian dapat diketahui bahwa model 3W3S ini
efektif.
Kemudian, terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum pembelajar
diberi perlakuan dan setelah pembelajar diberi perlakuan dengan model 3W3S.
Dari hasil angket, diketahui bahwa menurut sebagian besar pembelajar, model
3W3S menarik, serta pembelajar dapat lebih mudah menangkap informasi dari
wacana bahasa Jepang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model 3W3S
dapat dijadikan alternatif pembelajaran dokkai.

Keyword: Model, 3W3S, Dokkai


Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT
3W3S model in Japanese Teaching Process to Improve the Second Grade
College Students’ Comprehension Reading Ability
Fadhillatunisa Salsabilla
0908886
In Japanese teaching-learning process, mastering comprehension reading
ability is very important. However in the teaching-learning activity of
comprehension reading course (dokkai), many learners face some problems in
getting information from Japanese reading passages. Those problems are; the
difficulty of texts, the length of texts, grammar, unfamiliar words, and insufficient
kanji mastery.
To solve the problems mentioned above, using the 3W3S model in
comprehension reading course is one of the efforts to improve comprehension
reading ability of the learners. There are three obligatory steps and three

additional steps in applying the 3W3S model. The three obligatory steps are:
presenting the model clearly, completing the training based on affection, and
conducting learner’s communication performance scientifically based on
appropriate norms. The three additional steps are: developing discussion discourse
sufficiently, developing global connectivity, and exposing critical thinking
contexts.
One group pre-test post-test design is employed in this research. The
research population is the second grade students of Japanese Education
department of Indonesia University of Education, while the research sample is 20
second grade students from Japanese Education department of class 3B.
The data show that the average score or mean of students’ comprehension
before the treatment (pre-test) is 33.25 while the average score after the treatment
(post-test) is 79. The differentiation mean test from the two variables got 17.6 for
the t count while db of 19 got 2.09 in t table for significance degree of 5% and
2.86 for significance degree of 1%. In summary, t-count>t table, which means Hk
is accepted. Then, it can be concluded that 3W3S model is effective.
Furthermore, the significant difference is found between before the
treatment and after the treatment. According to the questionnaire results, most of
learners think that 3W3W model interesting and ease them to get information
from Japanese reading passages. Therefore, it is suggested that 3W3S mode can

be one of alternative ways in teaching dokkai.

Keywords: Model, 3W3S, Dokkai.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. xi
DAFTAR ISI................................................................................................. xiv
DAFTAR BAGAN………………………………………………………….. xvii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………... 1
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah………………………………… 3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan…………………………………. 4
1.4 Definisi Operasional……………………………………………. 5
1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis…………………………………. 7
1.6 Metode dan Teknik pengumpulan data……………………….... 7
1.6.1 Jenis Metode penelitian…………………………………... 7
1.6.2 Instrumen Penelitian……………………………………… 8
1.6.3 Populasi dan Sampel……………………………………… 9
1.7 Teknik Pengolahan Data………………………………………... 10

BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1

Mode
l Pembelajaran …………………………………………….

11

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran………………………….. 11
2.1.2 Unsur-unsur Pembentuk Model Pembelajaran…………… 12
2.1.3 Ciri-ciri Model Pembelajaran…………………………….. 13

2.1.4 Fungsi Model Pembelajaran……………………………… 15
2.1.5 Jenis-jenis Model Pembelajaran………………………….. 15
2.2

Mode
l Pembelajaran 3W3S……………………………………...

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

17

2.2.1 Pengertian Model 3W3S………………………………….. 17
2.2.2 Tahapan-tahapan Model 3W3S………………………… 17
2.3

Pemb
elajaran Dokkai…………………………………………….


23

2.3.1 Pengertian Pembelajaran…………………………………..23
2.3.2 Pengertian Dokkai…………………………………………24
2.3.3 Pembelajaran Dokkai……………………………………... 25
2.3.4 Tujuan Pembelajaran Dokkai……………………………...26
2.4

Mode
l 3W3S dalam Pembelajaran Dokkai………………………

2.5

26
Tinja

uan Penelitian Terdahulu…………………………………...

28

2.5.1 Penelitian Terhadap Pembelajaran Bahasa Asing………… 28
2.5.2 Penelitian Terhadap Pembelajaran Bahasa Inggris………... 30
2.5.3 Penelitian Terhadap Pembelajaran Bahasa Jepang………... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.

Meto
de Penelitian………………………………………………..

3.2.

33
Desai

n Penelitian………………………………………………...
3.3.

33
Popul

asi dan Sampel Penelitian………………………………….

34

3.3.1 Populasi Penelitian………………………………………... 34
3.3.2 Sampel Penelitian………………………………………… 34
3.4.

Varia
bel Penelitian……………………………………………….

3.5.

35
Desai

n Pelaksanaan Penelitian…………………………………...

35

3.5.1 Desain Pembelajaran untuk Penelitian…………………… 38

xv

3.6.

Instru
men Penelitian……………………………………………..

42

3.6.1 Tes………………………………………………………… 42
3.6.2 Observasi…………………………………………………. 43
3.6.3 Angket…………………………………………………….. 44
3.7.

Tekni
k Pengumpulan Data……………………………………….

3.8.

45
Tekni

k Pengolahan Data…………………………………………

46

3.8.1 Persiapan Data Tabel……………………………………... 46

BAB IV ANALISIS DATA
4.1.

Desk
ripsi Data……………………………………………………

4.2.

50
Desk

ripsi Proses Tindakan Penelitian……………………………
4.3.

50
Desk

ripsi Data Pretest dan Posttest……………………………...

57

4.3.1 Deskripsi Data Pretest…………………………………….. 57
4.3.2 Deskripsi Data Posttest…………………………………… 58
4.4.

Anali
sis Hasil Pretest dan Posttest……………………………….

4.5.

59
Anali

sis Hasil Data Observasi…………………………………...
4.6.

63
Anali

sis Hasil Data Angket………………………………………
4.7.

87
Inter

pretasi Data………………………………………………….

99

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

xvi

5.1.

Kesi
mpulan………………………………………………………

5.2.

101
Reko

mendasi……………………………………………………..

103

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..104

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xvii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Bahasa Jepang kini merupakan salah satu bahasa asing yang banyak di

pelajari di Indonesia. Namun pada kenyataan di lapangan, pembelajaran bahasa
Jepang tersebut belum memiliki hasil yang baik.
Para pengajar bahasa Jepang masih banyak yang menggunakan metode
konvensional dalam proses belajar mengajarnya, oleh karena itu menimbulkan
kejenuhan bagi para pembelajar, sehingga tidak memunculkan motivasi pada diri
pembelajar yang mana akan berujung pada hasil pembelajaran yang cenderung
rendah.
Menurut Sutedi (2011:39), “Pengajaran bahasa Jepang umumnya bertujuan
agar pembelajarnya mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jepang.
Ada dua tuntutan dalam berkomunikasi, yaitu mampu berkomunikasi secara lisan
dan mampu berkomunikasi secara tulisan. Untuk itu, pembelajar bahasa Jepang
dituntut untuk menguasai keempat keterampilan berbahasa mulai dari mendengar
(kiku ginou), berbicara, (hanasu ginou), membaca (yomu ginou) dan menulis
(kaku ginou)”.
Salah satu aspek dari keterampilan tersebut adalah keterampilan membaca.
Penulis melakukan penelitian ini terhadap aspek kemampuan membaca
pemahaman, karena penulis berpendapat bahwa dengan dapat menguasai suatu
bacaan, pembelajar bahasa Jepang juga memiliki pemahaman mengenai tata
bahasa yang digunakan dan memperbanyak kosa kata yang dapat dikuasai, selain
itu, dengan membaca pula, siswa dapat memiliki pengetahuan melalui isi dari
suatu bacaan tersebut. Melalui membaca buku, kita mendapatkan ilmu-ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam kehidupan kita kelak. Seperti yang
dikatakan Tarigan (1986:135), “Pelajar memerlukan buku untuk memperlancar
daya bacanya. Mahasiswa memerlukan buku teks untuk menyelesaikan studinya.
Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2

Guru, dosen memerlukan buku untuk bahan pelajaran atau bahan kuliahnya.
Kaum terpelajar lainnya yang memerkukan buku, majalah dan Koran untuk
menambah ilmu dan pengetahuan umumnya.”
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, bukan hanya buku saja yang bisa
kita baca. Kita juga dapat memperluas wawasan dengan membaca bentuk-bentuk
bacaan yang lebih sederhana dari buku, misalnya koran, majalah, wacana dan
sebagainya. Pada penelitian ini, penulis lebih menekankan pada bacaan-bacaan
seperti wacana atau teks.
Membaca memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar
bahasa. Dengan membaca, dapat diperoleh berbagai informasi yang penting dan
dibutuhkan sehingga dapat memperluas wawasan dan menunjang proses belajar
mengajar.

Maka dari itu, keterampilan membaca dalam pembelajaran sangat

diperlukan.
Pembelajaran

membaca

pemahaman

(dokkai) bertujuan

agar

para

pembelajar memiliki keterampilan membaca pemahaman yang baik. Dalam
pembelajaran dokkai, pembelajar tidak hanya mempelajari cara membaca suatu
teks berbahasa Jepang melainkan pembelajar juga dituntut untuk dapat memahami
isi teks bahasa Jepang.
Namun, dalam kegiatan belajar mengajar, para pembelajar bahasa Jepang
sering mengalami kesulitan untuk memperoleh informasi dari sebuah wacana atau
teks tulis. Bagi pembelajar bahasa Jepang di tingkat Universitas, pembelajaran
membaca pemahaman (dokkai) memiliki level yang lebih tinggi yang mana
tingkat kesulitan teks pada level ini juga lebih tinggi. Sehubungan dengan hal itu,
ada beberapa kendala yang dialami pembelajar bahasa Jepang di tingkat
Universitas untuk memperoleh informasi dari sebuah wacana atau teks dalam
pembelajaran dokkai. Adapun beberapa faktor yang membuat pembelajar
kesulitan untuk memahami wacana atau teks tulis antara lain; tingkat kesulitan
teks, panjang teks, penguasaan kosakata yang terbatas, banyaknya kosa kata yang
belum dikenal serta huruf-huruf jepang yang belum dikuasai. Kemudian masalahmasalah ini menjadi sebab atas berkurangnya motivasi belajar.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3

Untuk itu, pengajar dituntut untuk menerapkan model pembelajaran yang
tepat dalam menyampaikan materi ajar. Untuk meningkatkan proses pembelajaran
keterampilan membaca pemahaman, penulis menggunakan metode 3W3S ini
diadopsi dari pemikiran Didi Suherdi yang telah diterapkan dalam pembelajaran
bahasa Inggris, kemudian dikembangkan oleh Sugihartono, terhadap pembelajaran
bahasa Jepang berbicara dalam bahasa Jepang.
Model 3W3S ini terdiri atas tiga tahapan wajib ditambah tiga tahapan sunah.
Sesuai dengan namanya, tahapan-tahapan wajib merupakan tahapan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran berbahasa. Seperti yang
dikatakan Suherdi (2012: 11) “Tiga tahapan wajib merupakan tahap-tahap
pembelajar reguler, sedangkan tiga tahap sunah merupakan plusnya”. Sedangkan
tahap sunah merupakan tahap pendukung dari tahap wajib yang dapat
meningkatkan kemampuan berbahasa pembelajar, dalam hal ini yaitu kemampuan
membaca pemahaman (dokkai).
Penulis berpendapat bahwa model 3W3S ini baik pula untuk diterapkan
dalam pembelajaran dokkai melihat fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan.
Penggunaan model 3W3S dapat asumsikan sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman mahasiswa jurusan Pendidikan
Bahasa Jepang tingkat II.
Sehubungan dengan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang
untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat
II”.

1.2

Rumusan dan Batasan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang penelitian yang telah diutarakan diatas,

maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.

Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca
pemahaman dengan menggunakan model 3W3S?

2.

Bagaimana tanggapan pembelajar terhadap penggunaan model 3W3S
pada keterampilan membaca pemahaman bahasa Jepang?

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4

3.

Bagaimana penerapan model 3W3S terhadap keterampilan membaca
Bahasa Jepang?

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1.

Presentase peningkatan hasil belajar siswa terhadap kemampuan
membaca pemahaman .

2.

Penelitian ini hanya meneliti tanggapan pembelajar terhadap model
3W3S terhadap kemampuan membaca pemahaman.

3.

Dalam penelitian ini penulis menerapkan model 3W3S pada
kemampuan membaca pemahaman wacana bahasa Jepang.

1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan yang telah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian

ini adalah :
1.

Untuk mengetahui penerapan model 3W3S pada kemampuan
membaca pemahaman.

2.

Untuk mengetahui persentase peningkatan hasil belajar siswa dalam
aspek kemampuan membaca pemahaman.

3.

Untuk mengetahui respon siswa terhadap model 3W3S dalam aspek
kemampuan membaca pemahaman.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.

Untuk meningkatkan minat pembelajar dalam pembelajaran Dokkai.

2.

Sebagai gambaran mengenai tingkat kemampuan pembelajar bahasa
Jepang dalam memahami isi suatu bacaan.

3.

Bagi penulis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan

yang

bermanfaat

bagi

penelitian

bahasa

guna

meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Jepang.
4.

Sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan
rangsangan dalam diri pembelajar agar berusaha untuk belajar lebih
giat lagi.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5

5.

Sebagai salah satu model pembelajaran alternatif.

6.

Sebagai bahan kajian bagi peneliti lebih selanjutnya yang diharapkan
dijadikan bahan masukan dan referensi bagi para peneliti selanjutnya.

1.4

Definisi Operasional
1.

Model menurut Mills (Suprijono, 2010:45) adalah bentuk
representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan
model itu.

2.

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial
(Suprijono, 2010:46). Dalam penelitian ini yang Model pembelajaran
adalah

upaya membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan

membaca pemahaman dari suatu wacana atau teks bahasa Jepang.
3.

Model 3W3S
Model 3W3S ini adalah suatu model pembelajaran yang terdiri
dari tiga tahapan wajib dan tiga tahapan sunah. Tahapan wajib yang
pertama adalah Penyajian Model secara Jelas (PMJ). Pada tahapan ini
pengajar memberikan model komunikasi (wacana) yang akan
dipelajari pada pertemuan tersebut secara jelas. Suherdi (2012: 246)
mengatakan bahwa “Tanpa model komunikasi yang jelas dan nyata,
para siswa tidak akan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai
batas-batas kompetensi yang harus mereka capai atau bahkan
lampaui”. Maka dari itu, pada tahapan ini sangat penting pengajar
menampilkan model komunikasi tersebut dalam konteks yang paling
mirip dengan konteks komunikasi nyata dalam masyarakat.
Tahapan wajib selanjutnya yaitu Pelatihan secara Tuntas
berlandaskan Kasih sayang (PTK). Didi Suherdi (2012: 247)
menyatakan

bahwa

“Ungkapan

„dengan

tuntas‟

menyuratkan

keharusan bahwa pelatihan tidak berhenti sebelum siswa memiliki
penguasaan unggul atas kemampuan berkomunikasi sesuai dengan
Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6

model yang disajikan. Sementara itu, ungkapan „dengan kasih sayang‟
menyiratkan

bahwa

pelatihan

belum

tentu

mudah

sekaligus

menyuratkan oleh karena tidak akan mudah, pelatihan harus dilakukan
dengan penuh kasih sayang.‟ Dalam penelitian ini, pengajar membagi
siswa kedalam beberapa kelompok, kemudian masing-masing
kelompok berlatih melakukan tindakan komunikasi sesuai dengan
model yang mereka kuasai.
Tahapan wajib lainnya yaitu Penampilan Komunikasi Siswa
secara Alamiah (PSA). “Berdasarkan hasil penelitian pada tahap
sebelumnya, para siswa wajib menampilkan hasil belajar mereka
dalam konteks komunikasi alamiah atau yang dikembangkan agar
menyerupai konteks alamiah.” (Suherdi, 2012:248).
Adapun tiga tahapan sunnah yang pertama yaitu Pengembangan
Semesta Pembicaraan secara memadai (PSP). Pada tahapan sunnah
yang pertama ini dilakukan sebelum dilakukannya tiga tahapan wajib.
Dalam penelitian ini, tahapan PSP ini bertujuan untuk menyiapkan
dan memotivasi siswa sebelum memasuki materi pembelajaran yang
sebenarnya.
Tahap selanjutnya yaitu Pengembangan Konektivitas Global
(PKG). Dalam penelitian ini, tahapan PKG menuntut siswa untuk
lebih memahami wacana yang lain namun dengan tema yang sama.
Kemudian tahapan sunnah yang terakhir adalah Penggunaan
dalam Konteks-konteks berfikir Adiluhung (PKA). Dalam tahapan
PKA, siswa secara individual mengembangkan tindak komunikasi
sesuai dengan kreativitas masing-masing. Pada penelitian ini siswa
melakukan teks report mengenai wacana lain namun masih dengan
tema yang sama. Dalam teks report ini siswa diberikan kesempatan
untuk menampilkan kreativitas pemikiran mereka masing-masing
dengan melaporkan apa yang mereka fahami dari suatu wacana
dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7

Dalam penelitian ini, 3W3S adalah suatu model pembelajaran yang
dapat menaikan kemampuan pemahaman membaca mahasiswa jurusan
pendidikan bahasa Jepang Tingkat II Universitas Pendidikan Indonesia.

1.5

Anggapan Dasar dan Hipotesis
Asumsi yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian ini

adalah bahwa pembelajar bahasa Jepang mengalami kesulitan dalam memahami
isi dari suatu bacaan, sehingga diperlukan model pembelajaran yang diharapkan
mampu mengatasi hal-hal yang menjadi kesulitan bagi pembelajar itu sendiri.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan
menggunakan model 3W3S. Dengan menggunakan model pembelajaran ini, siswa
dapat menangkap isi dari suatu teks berbahasa Jepang dengan baik.
Menurut Arikunto (2010:110) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Hk: Terdapat perbedaan hasil pembelajaran yang signifikan pada kelas
eksperimen yaitu kelas yang menggunakan

model 3W3S, sebelum

diterapkannya model 3W3S dan setelah diterapkannya model 3W3S.
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil pembelajaran yang signifikan pada kelas
eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model 3W3S sebelum
diterapkannya model 3W3S dan setelah diterapkannya model 3W3S.

1.6

Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Jenis Metode Penelitian
Dalam kegiatan penelitian, metode diartikan sebagai cara atau prosedur
yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian (Sutedi, 2011:53).
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian
eksperimen kuasi (Quasi Experimental Research). Bentuk penelitian ini
Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8

dilaksanakan dengan meggunakan rancangan pretest-posttest design. Adanya
pretest sebelum diberi perlakuan dan diberikan posttest setelah diberi perlakuan.
Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Desain Eksperimen sebagai berikut:

Bagan 1.1
Keterangan :
O1

: Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum
diberi perlakukan.

X

: Treatment (perlakuan)

O2

: Posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah
diberi perlakuan.

Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa kelas diberi perlakuan setelah adanya
pretest, dan kemudian diberikan posttest setelah diberi perlakuan.

1.6.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan data yang akurat yang
kemudian dapat diolah sehingga hasilnya dapat digunakan untuk mengukur sejauh
mana model 3W3S dalam pembelajaran membaca pemahaman Bahasa Jepang.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrument sebagai berikut:
1.

Referensi atau kaji pustaka untuk membuat deskripsi mengenai model
3W3S

2.

Tes
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini berupa pre test dan post test.

Kemudian hasil dari tes tersebut digunakan untuk melihat perbandingan
Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

9

kemampuan siswa dalam membaca pemahaman sebelum dan sesudah
diterapkan model 3W3S.
a. Pre test
Pretest dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan
membaca pemahaman pembelajar sebelum diberikan perlakuan
dengan menggunakan model 3W3S.
b. Post test
Post test dilakukan untuk melihat kemampuan membaca
pemahaman para pembelajar setelah diberikan perlakuan pada siswa
dengan menggunakan model 3W3S.
Hasil dari post test ini akan menjadi pembanding anatara hasil pre test
dan post test. Dari hasil post test akan terlihat apakah model 3W3S
efektif atau tidak.
3.

Angket
Angket digunakan untuk mengetahui pendapat pembelajar mengenai
penggunaan model 3W3S sebagai alat bantu dalam pembelajaran
bahasa

Jepang,

khususnya

dalam

meningkatkan

kemampuan

pembelajar terhadap keterampilan membaca pemahaman. Serta untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dialami pembelajar bahasa
Jepang dalam memahami isi dari suatu wacana, dan apakah model
3W3S ini dianggap menjadi solusi untuk kesulitan yang mereka
hadapi.
4.

Observasi
Observasi dilakukan untuk untuk mengumpulkan data pelaksanaan

pembelajaran model 3W3S terhadap kemampuan membaca pemahaman
bahasa Jepang.

1.6.3

Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan pembelajar bahasa Jepang yang dijadikan objek

dalam penelitian. Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat II Universitas Pendidikan Indonesia,
Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

10

Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk
dijadikan sumber data penelitian (Sutedi, 2011:179). Teknik penyampelan yang
digunakan ialah teknik purposive sample. Sampel yang diambil adalah 20
mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang tingkat II Universitas Pendidikan
Indonesia.

1.7

Teknik Pengolahan Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data-data kuantitatif. Penulis

menggunakan data kuantitatif berdasar pada filosofi positifisme yang menekankan
bahwa setiap fenomena bersifat tetap, berdimensi tunggal, fragmental, sehingga
dianggap tidak mengalami perubahan ketika penelitian sedang berlangsung
(Sutedi, 2011:23).

Dalam penelitian ini, data diolah dengan metode statistika, yaitu dengan cara:
1.

Menentukan skor tes awal (pre test) dan skor akhir (post test)

2.

Mencari Mean variable (x) dan (y)

3.

Mencari standar deviasi variable (x) dan variable (y)

4.

Mencari t hitung

5.

Mengolah data angket

6.

Mengolah data observasi

7.

Interpretasi dengan melihat hasil analisis data

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian quasi
experiment dengan menggunakan one group pretest posttest design, yaitu jenis
eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembanding.
Menurut Arikunto (2006:85) “Peneliti akan mengadakan pengamatan
langsung terhadap satu kelompok subjek dengan dua kondisi observasi yang
dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding, sehingga setiap subjek
merupakan kelas kontrol atas dirinya sendiri.”
Adapun alasan penulis menggunakan metode ini adalah karena penulis tidak
dapat mengumpulkan banyak sampel yang ada untuk dijadikan kelas kontrol.
Oleh karena itu penulis menggunakan metode penelitian kuasi ekperimen one
group pretest-posttest dengan menggunakan kelas yang ada yang mana penulis
menganggap cukup dan baik untuk menjadi sampel penelitian.
Desain ini dibedakan dengan adanya pretest yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki mahasiswa, dan juga sebagai alat untuk
melihat tingkat kesetaraan yang ada sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu
alat kontrol secara statistik, serta dapat digunakan untuk melihat pengaruh
treatment terhadap cencapaian skor pada posttest.

3.2. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan one group pretest posttest design
yaitu penelitian yang memberikan sebuah perlakuan tanpa adanya kelas
pembanding.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sebelum diberikannya perlakuan, sample akan diberikan Pre-test. Setelah
itu, sample diberikan perlakuan dan diakhir, sample diberikan post-test.
O1

X

O2

Tabel 3.1
Keterangan:
O1 :

Pre-test

X:

Perlakuan

O2 :

Post-test
(Arikunto, 2006: 85)

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2006, 115) “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. Kemudian menurut Sugiyono (2006:117) “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu untuk dipelajari kemudian disimpulkan.”
Sehingga populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.

3.3.2 Sample penelitian
Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006:117). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa tingkat II
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Sebanyak
15 orang siswa.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis
yaitu teknik purposive sample atau sampel bertujuan dengan menggunakan kelas
yang ada. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik ini dirasa penulis
sudah cukup baik dan sesuai untuk mewakili populasi yang ada. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang kelas 3A
untuk dijadikan sampel.

3.4. Variabel Penelitian
a.

Variabel (X):

yaitu

hasil

dari

pretest

sebelum

diberlakukannya pembelajaran dengan menggunakan model 3W3S.
b.

Variabel (Y):

yaitu

hasil

dari

post

test

sebelum

diberlakukannya pembelajaran dengan menggunakan model 3W3S.

3.5. Desain Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan ini diikuti oleh Mahasiswa semester 3 Universitas Pendidikan
Indonesia. Pengujian kemampuan membaca pemahaman (dokkai) dilakukan
sebanyak tiga kali, dengan menggunakan model pembelajaran 3W3S. Materi
pelajaran ini mengambil materi dari:
1.

Buku pembelajaran Chukyu Dokkai semester 3

2.

Nihongo Nouryokushiken N3 dan N4

Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model 3W3S ini terbagi
atas 3 tahap wajib yaitu tahap Penyajian Model hingga Jelas (PMJ), tahap
Pelatihan hingga Tuntas berlandaskan Kasih sayang (PTK) dan tahap Penampilan
komunikasi Siswa secara Alamiah (PSA) serta 3 tahap sunnah yang terdiri dari
tahap pengembangan Semesta Pembicaraan (PSP), tahap Pengembangan
Komunikasi Global (PKG) dan tahap Penggunaan Konteks berfikir Adiluhung
(PKA). Adapun tahapan kegiatannya terbagi kedalam tiga tahapan, yaitu: Tahapan
perencanaan, Tahapan Tindakan dan Observasi, serta Tahapan akhir.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1.

Tahap Perencanaan
Pada tahap ini setelah masalah diidentifikasi dan dirumuskan, peneliti

melakukan beberapa hal, yaitu:
a.

Mempersiapkan bahan-bahan materi yang akan diberikan kepada
pembelajar disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.

b.

Merumuskan rancangan desain penelitian.

c.

Merumuskan

berbagai

hal

yang

berkaitan

dengan

proses

pembelajaran seperti pemilihan wacana, media pembelajaran,
bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan penelitian.
d.

Menentukan waktu yang diberikan kepada pembelajar untuk
mengerjakan tugas-tugas mereka.

e.

2.

Menentukan instrument pengumpulan data.

Tahap Tidakan dan Observasi
Tahap Tindakan adalah tahap dimana guru pelaksana melaksanakan

tindakan berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya. Tahap
tindakan dilakukan bersamaan dengan observasi. Sementara tahap tindakan
berlangsung, ada orang lain yang bertindak sebagai pengamat kegiatan
(observer) yang mencatat semua kejadian yang berlangsung. Adapun
rencana yang digunakan terdiri atas tiga jenis kegiatan, yaitu:
a.

Persiapan.
Kegiatan persiapan diantaranya meliputi kegiatan salam, kegiatan

absensi, pemberian motivasi dan kegiatan-kegiatan pengarahan atau
pembinaan agar para siswa bisa memahami tugas-tugas yang akan
dikerjakan serta kearah mana pengembangan

kompetensi yang akan

dicapai oleh pembelajar. Dalam kegiatan ini pula, pengajar melakukan
tahapan Sunnah yang dilakukan sebelum tahapan wajib, yaitu
Pengembangan Semesta Pembicaraan (PSP). Pada tahap ini, pengajar
membangun landasan yang kuat bagi pelaksanaan 3 tahap wajib misalnya
dengan mengidentifikasi ungkapan-ungkapan yang akan diperlukan
dalam pembelajaran.
Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b.

Pelaksanaan
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran 3W3S ini

dilaksanakan di ruangan kelas yang mana dalam pelaksanaan
pembelajaran ini, digunakan metode yang bervariasi, diantaranya metode
ceramah, tanya jawab, game, demonstrasi, dan pembagian tugas.
Pengajar menggunakan media pembelajaran berupa kartu gambar yang
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Setelah tahapan PSP,
maka pengajar mulai melakukan perlakuan 3 tahapan wajib yaitu tahapan
PMJ, PTK dan PSA. Sebelum tahapan PMJ dilakukan, pengajar
memberikan teks berbahasa Jepang kepada masing-masing siswa.
Kemudian, para pembelajar diberikan waktu beberapa menit untuk
membaca dan menggali informasi sebanyak-banyaknya semampu mereka
untuk memahami apa yang menjadi inti teks tersebut. Setelah itu,
pembelajar bergiliran membaca kalimat demi kalimat dari teks tersebut.
Setelah selesai, pengajar membahas teks secara jelas agar para
siswa dapat menguasai teks tersebut secara unggul. Yang dimaksud
secara unggul disini adalah bahwa baik pronunciation-nya, intonasinya
serta grammar-nya benar, lancar dan penuh percaya diri. Setelah para
pembelajar menguasai teks tersebut, maka kita masuk ketahapan
selanjutnya, yaitu PTK.
Pembelajar dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu mereka dilatih
untuk mengembangkan teks sendiri berdasarkan model yang telah
dikuasainya. Setelah pembelajar mengembangkan teks nya sendiri secara
berkelompok, maka masuklah pada tahapan wajib yang ketiga, yaitu PSA.
Pada tahap ini, para siswa diminta untuk menampilkan hasil kerja
kelompoknya. Setelah itu, masuklah kembali kepada tahapan sunnah.
Setelah melakukan 3 tahapan wajib, tahapan selanjutnya adalah tahapan
sunnah PKG.
Pada tahapan ini pengajar menuntun para siswa untuk menuntun
para siswa melihat bagaimana teks-teks tersebut digunakan dalam
konteks budaya lain. Kemudian masuk pada tahapan terakhir yaitu PKA.
Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada tahapan ini, pengajar menuntun siswa menggunakan kemampuan
bahasa yang telah mereka kuasai dalam mendukung keunggulan mereka
dalam bidang ilmu dan kreativitas diri mereka.
Pada akhir proses pembelajaran, dilakukan pengulangan materi
yang telah diajarkan serta tanya jawab tentang hal-hal yang belum
dipahami pembelajar. Setelah itu, pengajar menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.

3.

Tahap refleksi
Pada tahap ini dilakukan refleksi dan rekomendasi dari hasil

implementasi kegiatan dan observasi yang kemudian dijadikan bahan
masukan dalam pengajaran berikutnya.

3.5.1 Desain pembelajaran untuk penelitian
Mata Kuliah

: Chukyu Dokkai I

Waktu

: 100 Menit

Semester/Kelas : 3/Tingkat II
Pertemuan ke- : I
I.

Standar Kompetensi : Memahami dan mengungkapkan informasi
secara lisan maupun tertulis dari suatu wacana.

II.

Kompetensi Dasar : Memahami isi wacana dengan baik dan
benar.

III.

Indikator
Mengidentifikasikan isi wacana secara lisan.
Mengidentifikasikan isi wacana secara tertulis.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

IV.

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat memahami isi wacana
dengan baik dan benar.

V.

Materi pembelajaran : 大声大会

VI.

Metode Pembelajaran : 3W3S

VII.

Sumber Belajar : Buku Pelajaran Chukyu Dokkai I, Buku Minna
no Nihongo

VIII.
Waktu /
Menit
Pengantar
(5 Menit)

Alur Pembelajaran dan Evaluasi
Isi Pembelajaran
1.

あい

つ [お

よう

Alat
Bantu

Catatan

います、 ん

ち ]
2.

Pemberitahuan mengenai model 3W3S
kepada pada mahasiswa

3.

Tahap PSP
“Sebentar lagi akan ada perayaan 17

Agustus, biasanya apa yang diselenggarakan
pada tanggal 17 Agustus?”
“Ada lomba apa saja biasanya pada perayaan
17 Agustus?”
“Anda suka ikut lomba apa saja?”
“Apakah kalian tau bahwa di Jepang juga
ada beberapa perlombaan?”
“Coba sebutkan Perlombaan apa saja yang
kalian ketahui yang ada di Jepang?”
“Atau,

apa

pernah

kalian

memendam

perasaan yang ada di hati selama satu tahun?”
“Dan bagaimana jika kalian punya kesempatan
satu

kali

dalam

satu

tahun

untuk

mengungkapkannya?”

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengenalan
Kegiatan Awal
Materi dan
1.
Pengantar (dalam rangka PSP)
Latihan Dasar
Pembahasan kosa kata dan pola kalimat
(35 Menit)
yang pernah dipelajari secara garis besar.

Papan
Tulis dan
Spidol

Kegiatan Inti ( tahapan PMJ)
1.

Membaca Wacana

Siswa membaca wacana secara mandiri.
Siswa membaca dengan suara keras secara
bergantian.
Guru mencontohkan cara pengucapan yang

Buku
Dokkai

benar.
a.

Latihan Pengulangan

Siswa mengulangi kembali cara membaca
dengan baik.
Kelas
b.

Kelompok

Individu

Latihan Pengucapan

Kelas

2.

Kelompok

Individu

Memahami Wacana
Kosakata
a.

Latihan Pengulangan

Kelas
b.

Kelompok

Individu

Papan
Tulis dan
Spidol

Latihan Pengucapan

Kelas

Kelompok

Individu

Pola Kalimat
Guru mengambil contoh dari wacana
Kelas
a.

Kelompok

Individu

Menerangkan arti, makna dan
penggunaan.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b.

Latihan Pengulangan

Kelas

Kelompok

c.

Latihan Penggantian

Kelas

Kelompok

d.

Individu

Latihan Tanya Jawab

Kelas
Latihan
Penerapan
(15 Menit)

Individu

Kelompok

Individu

Kegiatan : Membuat karangan
1.

Tahapan PTK
Membentuk

siswa

kedalam

beberapa

kelompok.
Siswa

mengembangkan

kembali

teks

berdasarkan model yang telah dikuasai
dengan tema 参加 た大会

2.

Tahapan PSA
Siswa menampilkan hasil pekerjaannya
secara berkelompok.
Guru mengapresiasikan hasil pekerjaan
siswa.

3.

Tahapan PKG
Siswa ditugaskan untuk membaca wacana
dengan judul
,(bagian


I,II


dan


II)

kemudian

mempresentasikannya secara lisan.
Kesimpulan
(5 Menit)

1.

Memastikan pemahaman siswa

2.

Menyimpulkan

materi

Memberi

materi

pembelajaran
3.

gambaran

selanjutnya
Evaluasi
(10 menit)

1.

Tahapan PKA

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Siswa ditugaskan untuk melakukan teks
report

dengan

cara

memilih

sederhana yang berkaitan dengan

wacana
tema

bacaan sebelumnya.
(

ん 人



bagian IV dan V)

3.6. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, diperlukan data yang menunjang yang kemudian
diolah untuk mengetahui baik atau tidaknya hasil pembelajaran menggunakan
model 3W3S ini. Adapun data untuk penelitian tersebut, diperoleh dari suatu
instrument penelitian.
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau
menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi,
2009:125). Instrumen yang dipergunakan sangat mempengaruhi keberhasilan
suatu penelitian, karena data yang diperoleh dapat menjawab masalah-masalah
penelitian dan menguji hipotesis. Adapun instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.6.1 Tes
Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu (Sutedi,
2009:126). Namun, dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali, yang
pertama tes yang dilakukan sebelum diberikannya treatment (pretest) dan tes yang
dilakukan setelah diberikannya treatment (posttest). Pretest digunakan dengan
tujuan untuk mengetahui kemampuan awal pembelajar sebelum diberikan
perlakuan menggunakan model 3W3S. Sedangkan posttest digunakan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan pembelajar
setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model 3W3S. Soal pre-test dan
post-test yang digunakan dalam penelitian ini 10 butir soal diambil dari soal
nouryokushiken N4 serta 10 soal diambil dari buku chukyuu dokkai I.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kisi-kisi Soal Tes
No.

Jenis Soal

Indikator

No. Soal

1.

Pilihan

1. Menjawab pertanyaan berdasarkan

1, 2, 3, 4

wacana dengan memilih pilihan yang
tersedia.
2. Melengkapi isi wacana

5, 6, 7, 8, 9

3. Memilih jawaban yang sesuai dengan

10, 11, 12, 13

isi wacana
2.

Benar - Salah

Memberi tanda O pada jawaban yang

13 - 20

dianggap benar, dan tanda X pada jawaban
yang salah.
Tabel 3.2

3.6.2 Observasi
Observasi merupakan salah satu instrument penelitian yang mana
diperlukan dalam penelitian ini. Pada dasarnya observasi bertujuan untuk
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktifitas yang sedang berlangsung,
orang-orang yang terlibat dalam suatu aktifitas serta makna dari suatu aktifitas.
Tujuan observasi dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengamati
dan mencacat hal-hal yang terjadi selama penelitian berlangsung. Misalnya
observer mengamati tentang jalannya penelitian yang dilakukan, bagaimana cara
pengajar menyampaikan materi, apakah sudah sesuai dengan desain penelitian,
bagaimana respon siswa, dan sebagainya sehingga dapat dijadikan sebagai suatu
acuan sudah baik atau tidaknya pelaksanaan penelitian dengan menggunakan
model 3W3S ini dilakukan. Adapun jika terdapat kekurangan, maka akan
diperbaiki pada pertemuan selanjutnya agar terciptanya suasana belajar yang lebih
baik, aktivitas pembelajaran yang lebih baik pula, serta mendapatkan respon yang
lebih baik pula dari para pembelajar.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.6.3 Angket

Angket atau kuesioner merupakan instrument penelitian yang berbentuk
non-tes. Angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang harus
dijawab atau dilengkapi oleh responden. Sampel diberikan angket setelah
diberikan treatment atau perlakuan. Angket ini bertujuan untuk mengetahui
pendapat sampel mengenai model 3W3S dalam pembelajaran dokkai.
Teknik angket ini dilakukan dengan cara mengumpulkan datanya melalui
daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan
informasi atau keterangan dari responden (Sutedi, 2009:133)
Kisi-kisi Angket

No

Indikator

1

Kesan mahasiswa terhadap
pembelajaran Dokkai

2

Faktor kesulitan mahasiswa dalam
pembelajaran Dokkai

3

Kesan Mahasiswa terhadap model
pembelajaran 3W3S

4

Manfaat model pembelajaran 3W3S

5

Kesulitan penggunaan model 3W3S
dalam pembelajaran dokkai

Jumlah

Nomer

Pertanyan

pertanyaan

1

1

3

2, 3, 4

3

5, 6, 7

4

8, 9, 10, 11

2

12, 13

Tabel 3.3
Adapun dalam penyusunan angket ini, penulis melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Membuat kisi-kisi angket
2. Mengembangkan kisi-kisi tersebut
3. Mengkonsultasikan angket dengan dosen pembimbing.

Fadhillatunisa Salsabilla, 2013
Model 3W3S dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jepang untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Mahasiswa Tingkat II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.7. Teknik Pengumpulan Data
Pelaksanaan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan tahaptahap sebagai berikut:
1.

Memberikan pre-test
Pre-test diberikan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa sebelum
treatment dilakukan.

2.

Memberikan perlakuan (treatment) dan observasi
Treatment dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran 3W3S
sesuai dengan desain penelitian yang telah disusun. Treatment
dilakukan bersamaan dengan observasi.
Observasi dilakukan untuk mengamati jalannya perlakuan atau
treatment yang sedang dilakukan, dimana hasil observasi ini dapat
digunakan untuk menyusun rencana pembelajaran yang lebih baik
pada pertemuan selanjutnya.
Adapun dalam penelitian ini treatment serta observasi diberikan dalam
tiga kali pertemuan.

3.

Memberikan post-test
Post-test dilakukan setelah diberikannya treatment untuk mengetahui
hasil pembelajaran dokkai den