PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN READING WORKSHOP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Definisi Operasional... 11

F. Variabel Penelitian...12

G. Anggapan Dasar...13

H. Hipotesis ... 14

BAB II. MODEL PEMBELAJARAN READING WORKSHOP DAN MEMBACA PEMAHAMAN A. Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran ... 15


(2)

2. Prinsip Pembelajaran ... 16

3. Model Pembelajaran... 17

B. Model Pembelajaran Reading Workshop 1. Pengertian Pembelajaran Reading Workshop ... 20

2. Pentingnya Pembelajaran Reading Workshop ... 22

C. Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa 1. Pengertian Membaca ... 23

2. Tujuan Membaca ... 29

3. Teknik Membaca ... 30

D. Membaca Pemahaman a. Pengertian Membaca Pemahaman ... 31

b. Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman... 43

c. Faktor yang Berpengaruh Dalam Membaca Pemahaman ... 54

d. Menilai Membaca Pemahaman ... 56

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 57

B. Desain Penelitian ... 58

C. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 60

D. Teknik Pengumpulan Data ... 62

E. Prosedur Penelitian... 65


(3)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

1 Pelaksanaan Pembelajaran. ... 67

a. Pembelajaran Reading Workshop... 68

b. Pembelajaran Konvensional……….. 71

c. Aspek dan Cara Penilaian Membaca Pemahaman……… 73

B. Jawaban Terhadap Pertanyaan Penelitian dan Pengujian Hipotesis 1. Hasil Pembelajaran Reading Workshop………. 75

2. Hasil Pembelajaran Konvensional……….. 94

3. Analisis Data... 113

4. Pengujian Hipotesis... 126

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 138

BAB V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 144

B. Rekomendasi ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 146

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 150


(4)

Tabel 4.1 Nilai Pre Test I Kelas Eksperimen ... 76

Tabel 4.2 Frekwensi Nilai Pre Test I Kelas Eksperimen ... 77

Tabel 4.3 Nilai Post Test I Kelas Eksperimen ... 78

Tabel 4.4 Frekwensi Nilai Post Test I Kelas Eksperimen ... 79

Tabel 4.5 Nilai Pre Test dan Post Test I Kelas Eksperimen ... 80

Tabel 4.6 Nilai Pre Test II Kelas Eksperimen ... 82

Tabel 4.7 Frekwensi Nilai Pre Test II Kelas Eksperimen ... 83

Tabel 4.8 Nilai Post Test II Kelas Eksperimen ... 84

Tabel 4.9 Frekwensi Nilai Post Test II Kelas Eksperimen ... 85

Tabel 4.10 Nilai Pre Test dan Post Test II Kelas Eksperimen ... 86

Tabel 4.11 Nilai Pre Test III Kelas Eksperimen ... 88

Tabel 4.12 Frekwensi Nilai Pre Test III Kelas Eksperimen ... 89

Tabel 4.13 Nilai Post Test III Kelas Eksperimen ... 90

Tabel 4.14 Frekwensi Nilai Post Test III Kelas Eksperimen ... 91

Tabel 4.15 Nilai Pre Test dan Post Test III Kelas Eksperimen... 92

Tabel 4.16 Rata-rata Nilai Post Test I, II,dan III Kelas Eksperimen ... 94

Tabel 4.17 Nilai Pre Test I Kelas Kontrol ... 95

Tabel 4.18 Frekwensi Nilai Pre Test I Kelas Kontrol ... 96

Tabel 4.19 Nilai Post Test I Kelas Kontrol ... 97

Tabel 4.20 Frekwensi Nilai Post Test I Kelas Kontrol ... 98

Tabel 4.21 Nilai Pre Test dan Post Test I Kelas Kontrol ... 99


(5)

Tabel 4.23 Frekwensi Nilai Pre Test II Kelas Kontrol ... 102

Tabel 4.24 Nilai Post Test II Kelas Kontrol ... 103

Tabel 4.25 Frekwensi Nilai Post Test II Kelas Kontrol ... 104

Tabel 4.26 Nilai Pre Test dan Post Test II Kelas Kontrol ... 105

Tabel 4.27 Nilai Pre Test III Kelas Kontrol ... 107

Tabel 4.28 Frekwensi Nilai Pre Test III Kelas Kontrol ... 108

Tabel 4.29 Nilai Post Test III Kelas Kontrol ... 109

Tabel 4.30 Frekwensi Nilai Post Test III Kelas Kontrol ... 110

Tabel 4.31 Nilai Pre Test dan Post Test III Kelas Kontrol ... 111

Tabel 4.32 Rata-rata Nilai Post Test I, II,dan III Kelas Kontrol ... 113

Tabel 4.33 Uji Normalitas I... 126

Tabel 4.34 Uji Normalitas II ... 127

Tabel 4.35 Uji Normalitas III ... 128

Tabel 4.36 Uji Homogenitas I ... 129

Tabel 4.37 Uji Homogenitas II ... 130

Tabel 4.38 Uji Homogenitas III ... 131

Tabel 4.39 Hasil Uji Hipotesis/ Uji t I ... 132

Tabel 4.40 Hasil Uji Hipotesis/ Uji t II ... 134

Tabel 4.41 Hasil Uji Hipotesis/ Uji t III ... 136


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 59

Gambar 4.1 Grafik Nilai Pre Test dan Pos Test I Kelas Eksperimen ... 81

Gambar 4.2 Grafik Nilai Pre Test dan Post Test II Kelas Eksperimen ... 87

Gambar 4.3 Grafik Nilai Pre Test dan Pos Test III Kelas Eksperimen ... 93

Gambar 4.4 Grafik Nilai Pre Test dan Post Test I Kelas Kontrol ... 100

Gambar 4.5 Grafik Nilai Pre Test dan Pos Test II Kelas Kontrol ... 106

Gambar 4.6 Grafik Nilai Pre Test dan Post Test III Kelas Kontrol ... 112

Gambar 4.7 Kurva Uji Dua Pihak ... 133

Gambar 4.8 Kurva Uji Dua Pihak ... 135

Gambar 4.9 Kurva Uji Dua Pihak ... 137


(7)

Lampiran A : Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)... 151

Lampiran B : Instrumen Penelitian... 156

Lampiran C : Data Hasil Pre test dan Post test... 183

Lampiran D : Data Hasil Observasi dan Angket... 195


(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin maju diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan intelek tingkat tinggi yang melibatkan kemampuan penalaran yang logis, sistematis, cermat, dan kreatif dalam mengkomunikasikan gagasan. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan yang pada dasarnya merupakan suatu proses membantu menusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka dan kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya seperti yang tercantum dalam Tujuan Pendidikan Nasional kita.

Proses pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memiliki peranan yang sangat penting bagi peserta didik untuk mampu menjadi pribadi yang cerdas, terampil, serta mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tulisan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) terdapat empat keterampilan pokok yang harus dikuasai, keempat aspek tersebut adalah kemampuan menyimak/mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa yang terealisasikan dalam wujud performansi bahasa dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni keterampilan berbahasa yang bersifat


(9)

represif, dan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Performansi berbahasa untuk masing-masing keterampilan ini adalah mendengarkan dan membaca untuk keterampilan yang bersifat represif, sedangkan berbicara dan menulis untuk keterampilan yang bersifat produktif. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Depdiknas (2003) berikut ini.

"Performansi yang bersifat represif adalah penggunaan bahasa untuk memahami pesan, pendapat, perasaan, dan sebagaimya yang disampaikan oleh orang/kelompok lain, yang dapat berupa kegiatan mendengarkan dan membaca. Adapun performansi berbahasa produktif adalah penggunaan bahasa untuk mengkomunikasikan pesan, yang hal ini dapat berupa kegiatan berbicara dan menulis. Keempat keterampilan ini lebih dikenal sebagai keterampilan berbahasa atau lenguage skills".

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelek, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, karena keterampilan ini memiliki banyak fungsi dalam kehidupan manusia, bahkan membacapun merupakan salah satu faktor paling penting dalam menentukan keberhasilan akademik seseorang.

Kenyataannya Penduduk Indonesia lebih suka menghabiskan waktu di depan televisi ketimbang membaca. Hal ini sesuai dengan hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang dilaksanakan oleh organisasi International Education Achievement (IEA) tahun 2000 yang melaporkan bahwa


(10)

siswa SD di Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara peserta studi dalam hal kemampuan membaca. (Sugianto.D (2007).

Hal sama penelitian juga dilakukan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), yaitu studi internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia. Hasil penelitian tersebut dipaparkan oleh Prof Dr Suhardjono dari Pusat Penelitian Pendidikan Depdiknas di Jakarta (Oktober 2008), bahwa rata-rata anak Indonesia kemampuan membacanya terutama kemampuan memahami bacaan berada pada urutan keempat dari bawah dari 45 negara di dunia. Kemampuan pemahaman bacaan yang lemah bisa dilihat dari kebanyakan anak mengalami kesulitan dalam menjawab soal cerita. Bahkan, karena tidak memahami makna soal yang berupa cerita anak, anak menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Peneltian ini khususnya dilakukan pada anak-anak kelas IV Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah di 12 sekolah (http://kompas.com).

Isu bahwa kemampuan membaca siswa SD di Indonesia masih rendah menjadi fokus utama dari penelitian ini. Isu ini tentunya patut mendapat perhatian serius karena kemampuan membaca mempunyai kaitan erat atau dapat mempengaruhi belajar anak. Oleh karena itu, kegiatan ini akan berusaha memaparkan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca siswa SD. Selain itu, kegiatan ini dirancang untuk memberi alternatif pengajaran membaca yang memiliki potensi untuk meningkatkan kemampuan membaca tersebut. "Pengajaran membaca alternatif yang dimaksud adalah penerapan model Reading Workshop yang keefektifannya telah diuji melalui eksperimen oleh guru


(11)

Sekolah Dasar di Amerika Serikat" (Solehudin. O, 2007: 2). Model pengajaran ini memiliki karakteristik-karakteristik universal yang dapat diterangkan dalam lingkungan budaya dan pendidikan yang berbeda. Model Reading Workshop akan diperkenalkan kepada para guru SD sebagai satu alternatif bagi pengajaran membaca, khususnya untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa Sekolah Dasar.

Belajar bahasa atau mata pelajaran apapun tidak akan terlepas dari kegiatan membaca. Membaca merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari, yang sangat penting bagi kehidupan akademik, personal dan sosial seseorang. Mengingat pentingnya kegiatan membaca bagi kehidupan manusia, maka tidaklah mengherankan jika banyak pihak yang peduli terhadap upaya kemampuan membaca ini. Para psikolog, antropolog, neurolog dan linguis mencurahkan perhatian yang sangat besar terhadap bagaimana proses membaca berlangsung dan proses penguasaannya.

Pentingnya kemampuan membaca yang baik tidak hanya dirasakan dan dituntut dalam pembelajaran bahasa, tetapi juga dalam pembelajaran mata pelajaran yang lainnya. Para pendidik, filosof, psikolog dan lain-lain telah lama mencurahkan perhatian pada proses pembelajaran membaca. Mereka memandang kemampuan ini sebagai suatu kemajuan besar yang pernah dicapai dalam sejarah peradaban manusia.

Guru perlu memikirkan proses ini untuk membangun satu landasan yang baik guna membantu siswa belajar membaca secara efektif dan efesien. Tentunya


(12)

setiap orang setuju bahwa tujuan akhir dari kegiatan membaca adalah memahami makna.

Menurut Alexander et.al (1988 : 159), "membaca pemahaman melibatkan dua keterampilan dasar, yaitu (1) bagaimana membaca pemahaman itu berlangsung yaitu apa yang ada dalam benak si pembaca ? dan (2) strategi dan teknik pengajaran apa yang dapat menghasilkan perkembangan maksimal dalam membaca pemahaman?".

Untuk menjawab kedua pertanyaan ini, definisi “membaca pemahaman” dan faktor-faktor yang mempengaruhinya perlu dipertimbangkan dan dipahami. Membaca pemahaman tidak dapat dicapai secara otomatis ketika seorang pembaca berhadapan dengan teks atau bahan bacaan. Ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi taraf kemampuan membaca pemahaman. Istilah “taraf” ini tidak menunjukkan tingkat kesulitan, tetapi murujuk kepada sikap dan reaksi pembaca terhadap apa yang dibaca. Taraf kemampuan apa yang telah dicapai oleh seorang pembaca akan ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini : (1) bahan bacaan, (2) kepribadian, sikap, minat, motivasi, kebiasaan, (3) lingkungan di luar sekolah, (4) Program pengajaran yang terlalu menekankan pengenalan kata, membaca nyaring atau kurangnya bimbingan dalam membaca, (5) kecepatan membaca, (6) panjang dan tingkat kesulitan bacaan, (7) kohesi bahan bacaan, (8) kemampuan dan latar belakang pengalaman, (9) memori dan lain-lain.

Dalam proses pengajaran membaca telah dikenal beberapa model, antara lain model Directed Reading-Thinking Activity (DR-TA), model Reading Workshop, dan Word Mapping Activity (Ruddell & Ruddell, 1995) dalam Solehudin (2007: 7). Di antara model-model itu, Model Pengajaran Reading Workshop (RW) dipilih sebagai model pengajaran membaca pemahaman bahasa


(13)

Indonesia bagi murid SD. Model Pengajaran Reading Workshop telah lama dikembangkan di Amerika Serikat. Bahkan Tierney et.al (1995: 203) menyatakan bahwa The Reading Workshop has probably been the most widely used framework for a “total reading lesson”.

Apabila dibandingkan dengan model-model pengajaran membaca lainnya, Reading Workshop ini mempunyai beberapa kelebihan. Pertama, model Reading Workshop ini menuntut pengajar untuk selalu memperkenalkan kosakata dan konsep baru. Siswa diminta untuk membaca kata-kata dan konsep baru dengan menggunakan isyarat-isyarat kontekstual untuk membantu mereka memahami makna. Kedua, guru dilengkapi petunjuk atau pedoman yang cukup dalam proses belajar mengajar. Ketiga, model Reading Workshop menekankan latihan pengembangan keterampilan untuk mencapai pemahaman. Terakhir, model ini dilengkapi dan ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan pelengkap untuk menambah kekayaan pengalaman membaca siswa.

Selanjutnya model yang sering digunakan dalam pengajaran membaca bahasa Indonesia di Jepang tampak didasarkan pada pendekatan input-output yang bersumber pada behaviorisme, sebagaimana dikemukakan di atas.

Selama ini, berbagai pendekatan atau model pengajaran membaca di SD hanya difokuskan pada aspek-aspek tertentu, tidak secara langsung mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman tersebut sehingga kemampuan membaca siswa SD masih relatif rendah, berdasarkan observasi awal yang diperoleh pada Gugus I Kecamatan Taktakan diperoleh data bahwa pada tahun 2005/2006 nilai rata-rata kemampuan membaca kelas 4 dari enam SD mencapai 6,67. Pada tahun ajaran


(14)

tersebut menggunakan KBK, setiap aspek keterampilan berbahasa dinilai secara terpisah sehingga dapat diketahui perbedaannya. Sedangkan tahun ajaran berikutnya menggunakan KTSP dan penilaian setiap aspek digabung menjadi nilai mata pelajaran. Selain itu, tidak ada solusi konkret yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.

Peneliti menggunakan model Reading Workshop karena alasan-alasan berikut ini.

1) Selama ini pelajaran membaca di SD hanya terbatas pada “decoding”, yaitu pembunyian huruf-huruf. Dengan kata lain, membaca hanya merupakan proses fisik mekanis, bukan proses mental sehingga minat, kemampuan dan kecepatan membaca siswa terabaikan.

2) Kegiatan ini akan berusaha memberikan informasi kepada guru, yang memungkinkan mereka untuk mengubah pengetahuan dan sikap terhadap pengajaran membaca.

3) Kegiatan ini mempertegas kembali bahwa membaca adalah salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan akademik.

4) Kegiatan ini akan menjelaskan langkah-langkah untuk menciptakan ruang kelas atau sekolah sebagai sebuah masyarakat membaca dan sebagai lingkungan yang kaya akan bacaan

5) Reading Workshop yang akan dikembangkan dalam kegiatan ini merupakan model yang efektif dalam merangsang anak-anak untuk membaca karena model ini menggunakan pendekatan proses yang mendorong mereka untuk menjadi pembaca yang efektif dan aktif


(15)

6) Model Reading Workshop dapat dijadikan model baru untuk menggantikan model-model membaca tradisional yang selama ini memberikan tekanan berat pada pendekatan produk.

Pengajaran atau pembelajaran membaca pemahaman memerlukan raw input, environmental input, learning teaching process, dan instrumental input untuk meningkatkan kualitas output. Yang dimaksud dengan raw input adalah peserta didik atau pembaca. Raw input perlu diperhatikan dalam proses pengajaran membaca karena faktor ini akan sangat menentukan hasil dari proses itu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil belajar membaca pemahaman bahasa Indonesia ditentukan oleh beberapa variabel, yaitu variabel masukan (raw input) yaitu siswa SD yang belajar membaca bahasa Indonesia, variabel instrumental input, yang terdiri atas, variabel enviromental input dan learning process.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tentang penerapan model Reading Workshop untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa SD dengan mengambil judul penelitian "Penerapan Model Pembelajaran Reading Workshop Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia". (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar Gugus I Kecamatan Taktakan Kota Serang).


(16)

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai masalah yang diteliti, serta berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Bagaimanakah menerapkan model pembelajaran Reading Workshop untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas 4 SD?". Untuk lebih jelasnya, masalah pokok tersebut dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah hasil peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran Reading Workshop pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas 4 SD?

2. Bagaimanakah hasil peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas 4 SD?

5. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang memperoleh pembelajaran melalui model pembelajaran Reading Workshop dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hasil peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran Reading Workshop pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas 4 SD.


(17)

2. Mengetahui hasil peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas 4 SD.

3. Mengetahui perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang memperoleh model pembelajaran Reading Workshop dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun secara praktis, antara lain: 1) Manfaat Teoritis

a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian pengembangan kurikulum khususnya dalam pembelajaran sehingga dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan pembelajaran di sekolah.

b. Memperluas khasanah ilmu tentang pembelajaran membaca di sekolah dasar.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala sekolah, temuan penelitian ini dapat dikembangkan dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di SD, dan dengan kebijakannya menjadi model yang dapat dimanfaatkan guru lain dengan pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Bagi Guru, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang model pengajaran membaca yang dapat meningkatkan kemampuan membaca, kecepatan membaca, dan meningkatkan minat baca siswa SD. Sebagai solusi


(18)

bagi guru dalam pemecahan masalah rendahnya kemampuan membaca pemahaman, dan dijadikan model yang dapat mengubah tradisi pengajaran membaca secara tradisional.

c. Bagi siswa, diharapkan dapat memanfaatkan model pembelajaran Reading Workshop ini untuk mengembangkan kompetensi membacanya secara efektif dan efesien dalam berbagai bentuk wacana.

d. Bagi peneliti, diharapkan melalui penelitian ini dapat menambah wawasan penelitian dalam memahami model pembelajaran Reading Workshop, dan sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya dalam rangka memperbaiki pembelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran Reading Workshop untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

E. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Reading Workshop

Reading Workshop adalah “loka karya membaca”. Model pembelajaran Reading Workshop merupakan model pengajaran membaca yang menggunakan pendekatan proses sehingga mendorong pembelajaran untuk menjadi pembaca yang efektif dan aktif. Reading Workshop adalah sebuah forum untuk memperkenalkan model-model tulisan fiksi, puisi dan non fiksi kepada siswa. Reading Workshop adalah hal yang baru dan berbeda dari skenario biasa, (membacanya kemudian mempresentasikan) laporannya. Reading Workshop juga memperkenalkan kerja sama melalui interaksi dalam kelompok kecil, kemudian merespon bacaan secara tertulis untuk dipresentasikan di depan kelas.


(19)

2. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang perlu dipahami dan menerapkan informasi yang ada dalam bahan-bahan tertulis. Kemampuan atau pemahaman suatu bacaan merupakan suatu kemampuan yang esensial yang diidamkan setiap pembaca, karena sasaran utama kegiatan membaca adalah untuk memahami apa yang dibaca. Pemahaman suatu wacana merupakan hasil dari suatu proses yang bersifat interaktif, karena pembaca bukan hanya memetik dan mengambil makna dari apa yang dibaca, tetapi juga mengadakan pertukaran ide secara interaktif dengan ide yang tertuang dalam wacana yang dibaca.

F. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2008: 38) "Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya".

Variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen (Variabel bebas): Model Pembelajaran Reading Workshop.


(20)

G. Anggapan Dasar

Winarno Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto ( 2006: 65) menyatakan bahwa "anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik".

Atas dasar pengertian di atas, anggapan dasar yang melandasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Reading Workshop adalah salah satu model pembelajaran membaca yang menggunakan pendekatan proses sehingga mendorong pembelajar untuk menjadi pembaca yang efektif dan aktif.

2. Membaca sangat penting untuk meningkatkan daya nalar dan pengetahuan seseorang dalam segala hal. Artinya membaca adalah merupakan fungsi untuk mendalami ilmu pengetahuan dan teknologi, yang sebagian besar informasi itu dapat diserap melalui membaca.

3. Kemampuan membaca seseorang dapat ditingkatkan dengan latihan dan penggunaan strategi membaca yang efektif dan efisien.

4. Membaca pemahaman merupakan proses yang melibatkan penalaran dan ingatan dalam upaya menemukan dan memahami informasi yang dikomunikasikan pengarang.


(21)

H. Hipotesis

Hipotesis penelitian yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Reading Workshop dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Ha : Terdapat perbedaan positif kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Reading Workshop dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.


(22)

57 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan metode penelitiannya yakni eksperimen kuasi/semu. Ada dua kelompok sampel yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran dengan Reading Workshop, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran biasa dengan metode ekspositori. Pengelompokan subjek dilakukan secara acak.

Tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, guru memberikan tes awal berupa (pre test) pada kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran Reading Workshop, dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sampel diberi perlakuan menggunakan metode eksperimen yaitu pembelajaran Reading Workshop, dan kelas kontrol kegiatan belajar seperti biasa yaitu pembelajaran konvensional. 3. Selama pembelajaran dilakukan observasi terhadap siswa untuk mengamati

jalannya proses pembelajaran Reading Workshop, dan pembelajaran konvensional.


(23)

4. Setelah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, semua siswa diberi tes akhir (post test) untuk menilai hasil belajar siswa pada aspek kognitif.

5. Hasil belajar siswa dilihat dari perbedaan skor (gain) nilai tes awal/pre test, dan tes akhir/post test baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 6. Pada pertemuan kedua diberikan perlakuan yang sama dengan pertemuan

pertama pada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol pembelajaran seperti biasa secara konvensional.

7. Gain dari kelas eksperimen dan gain dari kelas kontrol dibandingkan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol prates-pascates Berpasangan (Matching pretest-Posttest Control Design) yang diadaptasi dari Syaodih, S. (2008: 2007). Model desainnya adalah sebagai berikut:

Kelompok Prates Perlakuan Pascates Pasangan A (KE) 01 X 02

Pasangan B (KK) 03 04

Ket: 01 = Prates kelas eksperimen 03 = Prates kelas kontrol

02 = Pascates kelas eksperimen 04 = Pascates kelas kontrol


(24)

Berdasarkan desain penelitian di atas, selanjutnya penulis membuat alur penelitian untuk memahami pelaksanaan penelitian. Alur penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Alur Penelitian IDENTIFIKASI MASALAH

OBSERVASI AWAL

Kelas Kontrol Tes Awal

(Pretest)

Kelas Eksperimen

Pembelajaran Secara Konvensional

Pembelajaran Membaca dengan Reading

Workshop

Tes Akhir (Postest)

Analisis Data


(25)

C. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Gugus I Kecamatan Taktakan Kota Serang, di bawah naungan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Taktakan Kota Serang, dengan alamat di Desa Drangong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang.

Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut antara lain:

a. Peneliti sebagai guru di SDN Drangong 2, sehingga peneliti dalam melaksanakan penelitian tidak meninggalkan tempat kerja.

b. Jarak tempuh terjangkau, karena domisili dengan tempat peneliti cukup dekat sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.

c. Sudah terjalin hubungan yang baik antara peneliti dengan kepala sekolah dan guru-guru di kedua sekolah tersebut.

d. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif kepada semua pihak termasuk kepada UPT Kecamatan Taktakan Kota Serang.

2. Populasi Penelitian

"Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian" (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas 4 di Gugus I Kecamatan Taktakan Kota Serang yang berjumlah 200 orang, terdiri dari 6 SD yaitu SD Negeri Drangong 1; SD Negeri Drangong 2; SD Negeri Ranca Talas; SD Negeri Beberan; SD Negeri Umbul Kapuk; dan SD Negeri Kamalaka. 3. Sampel Penelitian

"Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut" (Sugiono, 2008: 81). Sampel pada penelitian ini adalah SDN


(26)

Drangong I sebagai kelas kontrol, sedangkan SDN Drangong 2 sebagai kelas eksperimen yang masing-masing kelas berjumlah 36 orang. Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran dengan Reading Workshop, sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional.

Penetapan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada rumus yang dikembangkan oleh Riduwan (2009: 65) sebagai berikut.

S = 15% +

100 1000

1000

− −n

. (50% - 15%)

Dimana:

S = Jumlah sampel yang diambil N = Jumlah anggota populasi

S = 15% +

100 1000 200 1000 − −

. (50% - 15%) = 15% + 900 800

. (35%)

= 15% + 0,89 . (35%) = 1,04 x 35% = 0,364

Berdasarkan hitungan di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian adalah sebanyak 200 x 0,364 = 72,8 = 73 responden/siswa. Selanjutnya untuk memudahkan pengolahan data, maka peneliti menetapkan pembulatan jumlah sampel sebanyak 73 menjadi 72 orang siswa.

"Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel" (Sugiono, 2008: 81). Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Simple Rendom Sampling karena pengambilan anggota


(27)

sampel dari populasi dilakukan secara acak karena anggota populasi bersifat homogen.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data tidak lepas dari instrumen penelitian. Adapun teknik dan instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Teknik tes digunakan untuk menjaring data atau informasi tentang hasil belajar membaca dengan menggunakan Reading Workshop. Instrument tes yang digunakan adalah tes hasil belajar membaca pemahaman bahasa Indonesia. Setelah melalui tahap perbaikan dan diujicobakan lagi, maka instrument ini telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Instrument ini untuk memecahkan masalah hasil belajar membaca pemahaman bahasa Indonesia siswa dan menunjang pemahaman masalah model mengajarkan membaca. Selain itu, achievement test atau tes hasil belajar ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan akhir setelah selesai proses belajar mengajar. Aspek-aspek yang diukur dalam tes hasil belajar membaca pemahaman bahasa Indonesia meliputi 1) aspek yang hendak diukur, dan 2) jenjang pengetahuan yang diukur. Aspek-aspek atau komponen yang diukur dalam tes hasil belajar membaca pemahaman bahasa Indonesia bagi siswa SD mencakup a) tingkat literal, b) tingkat inferensial, c) tingkat elaborasi, dan d) tingkat evaluasi; sedangkan jenjang kemampuan yang


(28)

diukur adalah a) ingatan, b) pemahaman, c) penggunaan, d) analisis, dan f) evaluasi.

2. Angket

Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang proses belajar mengajar dengan menggunakan Reading Workshop dari siswa kelas 4 SDN Drangong 2 Kota Serang. Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kualitas proses belajar mengajar guru dan siswa dengan menggunakan Reading Workshop di SDN Drangong 2 . Instrument ini untuk memecahkan masalah proses belajar mengajar membaca dan menunjang pemecahan masalah model mengajar membaca pemahaman.

Angket yang berdasarkan pada jenisnya, terdiri atas dua macam, yaitu angket untuk siswa dan angket untuk guru. Angket ini digunakan untuk menggali data atau informasi tentang pandangan siswa tentang proses pembelajaran dengan menggunakan Reading Workshop. Angket ini juga berfungsi untuk membantu mengetahui kualitas proses belajar mengajar dengan menggunakan Reading Workshop menurut siswa dan guru.

Aspek-aspek yang dijaring dalam kualitas proses belajar mengajar membaca pemahaman bahasa Indonesia dengan Reading Workshop pada siswa sekolah dasar, meliputi : a) tujuan pembelajaran; b) bahan pembelajaran; c) metode pembelajaran; d) media pembelajaran; e) jenis pendekatan membaca pemahaman; f) evaluasi; dan g) pengembangan model.


(29)

3. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kualitas proses belajar mengajar bahasa Indonesia dengan menggunakan “Reading Workshop”. Instrument observasi digunakan untuk mengumpulkan data kualitas proses belajar mengajar guru dan siswa dengan menggunakan Reading Workshop. Istrumen ini untuk memecahkan masalah proses belajar mengajar membaca pemahaman bahasa Indonesia dan menunjang pemecahan masalah model mengajar membaca pemahaman bahasa Indonesia.

Observasi dilaksanakan untuk memperhatikan dan melihat kualitas proses belajar mengajar membaca dengan menggunakan Reading Workshop. Observasi ini berfungsi untuk mengetahui kualitas proses belajar mengajar Reading Workshop berdasarkan pengamatan di kelas. Observasi berupa matriks berisi aspek-aspek proses belajar mengajar dalam rincian descriptor dan indikatornya yang diamati dan dicatat, dan instrumen ini disusun berdasarkan masalah penelitian, definisi operasional, dan sintaksis kegiatan dalam Reading Workshop.

Adapun dalam penelitian ini, dalam melakukan observasi setiap tindakan yang dicatat yaitu aktivitas atau kinerja guru dan aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen. Lembar observasi hanya digunakan pada kelas eksperimen karena indikator-indikator pengamatan yang dikembangkan dibuat hanya untuk memonitor pelaksanaan model pembelajaran Reading Workshop.


(30)

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan sebagai berikut.

a. Studi pendahuluan mencari literatur dan konsultasi dengan dosen b. Membuat Proposal

c. Seminar Proposal d. Revisi Proposal

e. Membuat perizinan penelitian f. Menyusun instrumen penelitian g. Men-judgement instrumen penelitian h. Uji coba instrumen penelitian

i. Analisis instrumen penelitian 3. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut. a. Pemberian pre test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol

b. Perlakuan terhadap subjek penelitian dengan menggunakan Pembelajaran Reading Workshop pada kelas eksperimen

c. Observasi kegiatan siswa

d. Pemberian post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol 4. Tahap akhir

Pada tahap akhir dilakukan kegiatan sebagai berikut. a. Analisis uji statistik


(31)

b. Menarik kesimpulan c. Menyusun laporan F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut.

1. Mengoreksi data berdasarkan pedoman penilaian

2. Menskor data pretest dan postest Membaca Pemahaman 3. Mengolah data pretest dan postest menggunakan MS Exel

4. Mendeskripsikan nilai pretest dan postes sesuai dengan kriteria penilaian aspek membaca pemahaman pada tabel 3.1.

5. Mengolah data dari hasil angket tentang kualitas model pembelajaran membaca dengan Reading Workshop.

6. Uji ternormalisasi dan homogenitas data penilaian tes membaca dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Tes.

7. Mengolah data menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 13.00.


(32)

144 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan.

1. Hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Reading Workshop dilihat dari rata-rata nilai post test tiap pertemuan tinggi, demikian juga dengan besarnya peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan oleh rata-rata gain tiap pertemuan cukup tinggi.

2. Hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional dilihat dari rata-rata nilai post test tiap pertemuan sedang, demikian juga dengan besarnya peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan oleh rata-rata gain tiap pertemuan.

3. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian maka "Terdapat perbedaan positif kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Reading Workshop dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Ini membuktikan bahwa model Reading Workshop lebih bagus dibandingkan dengan model konvensional.


(33)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis lakukan, penulis dapat memberikan masukan yang dapat dipertimbangkan pihak-pihak terkait.. Dalam hal ini, kepala sekolah dan guru (khususnya) guru kelas dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Masukan yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut.

1 Model pembelajaran Reading Workshop dapat digunakan guru sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran membaca, terutama untuk meningkatkan membaca pemahaman dan meningkatkan minat baca siswa.

2 Dalam pembelajaran dengan model Reading Workshop perlu menyediakan beberapa macam bahan bacaan yang bisa meningkatkan minat baca anak. 3 Model pembelajaran membaca dengan Reading Workshop proses belajar

mengajarnya selain dilakukan di kelas bisa juga dilakukan di luar kelas. 4. Model pembelajaran Reading Workshop dapat dikembangkan oleh kepala

sekolah dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di SD.

5 Bagi peneliti lain hendaknya mengadakan penelitian dengan lebih lanjut di lingkungan yang berbeda.


(34)

146

DAFTAR PUSTAKA

Akil, Mansur. (1993). Beberapa faktor yang Mewarnai Kemampuan Membaca. Tesis. Bandung: PPS IKIP.

Alexander, Estill. (1988). Teaching Reading. Illianois: Scott, Foresman and Company.

Alvin, A. G & Carl, E. L. (2006). Komunikasi Kelompok. Jakarta: UI Press.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

---(1987). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Athey, IJ. (1985). Educational Implications of Piagets Theory. Massachuset: Gian-Blaisdell.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Damaianti, Vismaia S. (2001). Strategi Volisional Melalui Dramatisasi dalam Bidang Pendidikan Membaca. (Desertasi). Bandung: UPI.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas.

Gie, The Liang. (2003). Efisiensi untuk Meraih Sukses. Jogjakarta: Panduan. Goodman. K. (1988). The Reading Process, Interactive Approaches to Second

Language Reading. Cambridge: Ccmbridge University Press.

Goodman, Watson, Burke. (1980). Reading Strategies: Focus on Comprehension. New York: Holt, Rinehart & Winston.


(35)

Guntur,T.H. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Guntur, T.H. (1983). Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

Harjasujana, A.S. (1997). Membaca 2. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Pendidikan Dasar dan menengah.

Harjasujana, A. S dan Undang Misdan. (1987). Proses Belajar Mengajar Membaca. Bandung: Yayasan BFH.

Harjasujana, dkk. (1988). Materi Pokok Membaca. Jakarta: Karunika. Hernowo. (2001). Mengikat Makna. Bandung: Penerbit Kaifa.

Hernowo. (2005). Quantum Reading: Bandung: Mizan Media Utama. Keraf, Gorys. (1984). Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

McDavid. (2004). Reader's Workshop. [on-line] Tersedia:

http://www.ourclassweb.com/sites_for_teachers_readers_workshop.htm McGrath, R.W. (2000). Making the difference with reading instruction: Reader's

workshop. Classroom Leadership Online, 4(1). Retrieved Oktober 4, 2001 from. http://www.ascd.org/readingroom/classlead/0009/2sep00.html Mudjito. (1999). Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka.

Natawidjaja, Rochman. (1988). Pengolahan Data Secara Statistik. Bandung: PPS. Nurdiantoro, Burhan. (1987). Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Jogjakarta: BPFE.

Nurhadi. (1990). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.

Orwig, A. (2001). Teaching Reading in the Constructivist Middle School Classroom. Champaign, [on-line] Tersedia:

http://www.jtasd.k12.pa.us/jrhigh/reading/Procedures.html

Rahim, Farida. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Resmini, Novi dkk. (2006). Membaca Dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.


(36)

Robert, J. Tierney, et. Al. (1995). Reading Strategies And Practices. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum. Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung: Mulia Mandiri Press.

---. (2009). Manajemen Kurikulum. Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Jakarta: Raja Grasindo Persada.

---. (2009). Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran. Pedoman Bagi Guru. Bandung: UPI.

---. (2010). Model-Model Pembelajaran. Bandung: Mulia Mandiri Pers. Sanjaya, W. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: San Grafika. ---. (2008). Kurikulum Dan Pembelajaran. Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Setiartin, T.R. (2008). Keefektifan Pendekatan Pembelajaran Kognitif Bahasa Akademik (Cognitive Academik Language Learning Approach) Bagi Peningkatan Motivasi Membaca Cerita Pendek. Tesis. Bandung: PPS UPI. Smith, F. (1986). Understanding Reading. New Jersey. Lawrence Erlbaum

Associates, Inc.

Suganda, E. (2008). Peningkatan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Pemetaan Pikiran. Tesis. Bandung: PPS UPI.

Sugianto. D. (2007). Kurikulum Berbasis Kompetensi Implementasinya Dalam Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Malang, [on-line] Tersedia: http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-Jurnal-Perpustakaan-Sekolah kurikulum-berbasis-kompetensi-implikasinya-dalam-penyelenggaraan-perpustakaan-sekolah.html

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

--- (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sujana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata, NS. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.


(37)

Solehudin, O. (2007). Model Pembelajaran Membaca Reading Workshop. Tesis. Bandung: PPS UPI

Tarigan, H. G. (1983). Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (1994). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

UPI. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara.


(1)

144 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan.

1. Hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Reading Workshop dilihat dari rata-rata nilai post test tiap pertemuan tinggi, demikian juga dengan besarnya peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan oleh rata-rata gain tiap pertemuan cukup tinggi.

2. Hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional dilihat dari rata-rata nilai post test tiap pertemuan sedang, demikian juga dengan besarnya peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan oleh rata-rata gain tiap pertemuan.

3. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian maka "Terdapat perbedaan positif kemampuan membaca pemahaman yang signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Reading Workshop dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Ini membuktikan bahwa model Reading Workshop lebih bagus dibandingkan dengan model konvensional.


(2)

145

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis lakukan, penulis dapat memberikan masukan yang dapat dipertimbangkan pihak-pihak terkait.. Dalam hal ini, kepala sekolah dan guru (khususnya) guru kelas dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Masukan yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut.

1 Model pembelajaran Reading Workshop dapat digunakan guru sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran membaca, terutama untuk meningkatkan membaca pemahaman dan meningkatkan minat baca siswa.

2 Dalam pembelajaran dengan model Reading Workshop perlu menyediakan beberapa macam bahan bacaan yang bisa meningkatkan minat baca anak. 3 Model pembelajaran membaca dengan Reading Workshop proses belajar

mengajarnya selain dilakukan di kelas bisa juga dilakukan di luar kelas. 4. Model pembelajaran Reading Workshop dapat dikembangkan oleh kepala

sekolah dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di SD.

5 Bagi peneliti lain hendaknya mengadakan penelitian dengan lebih lanjut di lingkungan yang berbeda.


(3)

146

DAFTAR PUSTAKA

Akil, Mansur. (1993). Beberapa faktor yang Mewarnai Kemampuan Membaca. Tesis. Bandung: PPS IKIP.

Alexander, Estill. (1988). Teaching Reading. Illianois: Scott, Foresman and Company.

Alvin, A. G & Carl, E. L. (2006). Komunikasi Kelompok. Jakarta: UI Press.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

---(1987). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Athey, IJ. (1985). Educational Implications of Piagets Theory. Massachuset: Gian-Blaisdell.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Damaianti, Vismaia S. (2001). Strategi Volisional Melalui Dramatisasi dalam Bidang Pendidikan Membaca. (Desertasi). Bandung: UPI.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas.

Gie, The Liang. (2003). Efisiensi untuk Meraih Sukses. Jogjakarta: Panduan. Goodman. K. (1988). The Reading Process, Interactive Approaches to Second

Language Reading. Cambridge: Ccmbridge University Press.

Goodman, Watson, Burke. (1980). Reading Strategies: Focus on Comprehension. New York: Holt, Rinehart & Winston.


(4)

147

Guntur,T.H. (1979). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Guntur, T.H. (1983). Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

Harjasujana, A.S. (1997). Membaca 2. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Pendidikan Dasar dan menengah.

Harjasujana, A. S dan Undang Misdan. (1987). Proses Belajar Mengajar Membaca. Bandung: Yayasan BFH.

Harjasujana, dkk. (1988). Materi Pokok Membaca. Jakarta: Karunika. Hernowo. (2001). Mengikat Makna. Bandung: Penerbit Kaifa.

Hernowo. (2005). Quantum Reading: Bandung: Mizan Media Utama. Keraf, Gorys. (1984). Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

McDavid. (2004). Reader's Workshop. [on-line] Tersedia:

http://www.ourclassweb.com/sites_for_teachers_readers_workshop.htm McGrath, R.W. (2000). Making the difference with reading instruction: Reader's

workshop. Classroom Leadership Online, 4(1). Retrieved Oktober 4, 2001 from. http://www.ascd.org/readingroom/classlead/0009/2sep00.html Mudjito. (1999). Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka.

Natawidjaja, Rochman. (1988). Pengolahan Data Secara Statistik. Bandung: PPS. Nurdiantoro, Burhan. (1987). Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Jogjakarta: BPFE.

Nurhadi. (1990). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.

Orwig, A. (2001). Teaching Reading in the Constructivist Middle School Classroom. Champaign, [on-line] Tersedia:

http://www.jtasd.k12.pa.us/jrhigh/reading/Procedures.html

Rahim, Farida. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Resmini, Novi dkk. (2006). Membaca Dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.


(5)

Robert, J. Tierney, et. Al. (1995). Reading Strategies And Practices. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum. Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung: Mulia Mandiri Press.

---. (2009). Manajemen Kurikulum. Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Jakarta: Raja Grasindo Persada.

---. (2009). Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pembelajaran. Pedoman Bagi Guru. Bandung: UPI.

---. (2010). Model-Model Pembelajaran. Bandung: Mulia Mandiri Pers. Sanjaya, W. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: San Grafika. ---. (2008). Kurikulum Dan Pembelajaran. Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Setiartin, T.R. (2008). Keefektifan Pendekatan Pembelajaran Kognitif Bahasa Akademik (Cognitive Academik Language Learning Approach) Bagi Peningkatan Motivasi Membaca Cerita Pendek. Tesis. Bandung: PPS UPI. Smith, F. (1986). Understanding Reading. New Jersey. Lawrence Erlbaum

Associates, Inc.

Suganda, E. (2008). Peningkatan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Pemetaan Pikiran. Tesis. Bandung: PPS UPI.

Sugianto. D. (2007). Kurikulum Berbasis Kompetensi Implementasinya Dalam Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Malang, [on-line] Tersedia: http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-Jurnal-Perpustakaan-Sekolah kurikulum-berbasis-kompetensi-implikasinya-dalam-penyelenggaraan-perpustakaan-sekolah.html

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

--- (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sujana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata, NS. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.


(6)

149

Solehudin, O. (2007). Model Pembelajaran Membaca Reading Workshop. Tesis. Bandung: PPS UPI

Tarigan, H. G. (1983). Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (1994). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

UPI. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR.

0 1 5

PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR.

0 5 32

EFEKTIVITAS PENERAPAN PRE READING PLAN TECHNIQUE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR.

17 76 45

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL BOTTOM UP TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR.

1 13 44

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA.

0 2 43

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Tipe Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) Pada

0 0 18

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA.

0 0 31

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA.

0 1 28

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN : Studi Eksperimen Kuasi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.

0 0 68

PENERAPAN MODEL MULTILITERASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR

0 1 6