KONTRIBUSI BIMBINGAN ORANG TUA DAN GURU TERHADAP PERILAKU SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI :Studi Deskriptif Analitik terhadap Perilaku Sosial-Emosional Anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu Tahun ajaran 2008/2009.
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN ... i
LEMBARAN PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ...vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ...xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah dan Batasannya ... 13
C. Tujuan Penelitian ... 14
D. Manfaat Penelitian... 15
E. Asumsi Penelitian ... 16
F. Hipotesis ... 17
E. Metodologi Penelitian ... 18
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini... 20
1. Pengertian Perkembangan Anak Usia Dini ... 20
2. Hakekat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ... 20
3. Ciri Khas Anak Usia Dini ... 22
4. Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak ... 28
5. Perkembangan Sosial pada Anak Usia Dini... 31
6. Perkembangan Emosional pada Anak Usia Dini ... 42
B. Bimbingan Orang Tua dalam Mengembangkan Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini ... 51
1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Bimbingan ... 51
2. Pengertian bimbingan Orang Tua ... 56
3. Peran Strategis Orang Tua ... 56
4. Macam-Macam bimbingan Orang Tua ... 57
5. Bentuk Bimbingan Orang Tua ... 62
C. Bimbingan Guru dalam Mengembangkan Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini ... 65
1. Pengertian / Makna Guru ... 65
2. Pengertian bimbingan Guru ... 66
3. Peranan Guru ... 66
4. Kompetensi Sosial Guru ... 69
5. Kompetensi Akademik Guru PAUD ... 70
6. Bentuk Bimbingan Guru ... 72
(2)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Teknik, Metode dan Pendekatan Penelitian ... 75
B. Tempat dan Sumber Data Penelitian ... 76
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 77
D. Definisi Operasional Variabel ... 80
E. Data dan alat Pengumpul Data ... 82
F. Uji Coba Instrumen ... 87
G. Teknik Pengumpulan Data ... 89
H. Teknik Pengolahan Data ... 90
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Penelitian ... 94
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 97
C. Pengujian Hipotesis ... 99
D. Analisis Data Hasil Penelitian ... 113
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 117
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 149
B. Rekomendasi ... 151
DAFTAR PUSTAKA ... 154
(3)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 . Jumlah Populasi anak TK Kel B di Kecamatan Sindang
Kabupaten Indramayu Tahun ajaran 2008/2009 ... 78
Tabel 2 . Jumlah Sampel Murid TK Kel B di Kecamatan Sindang
Kabupaten Indramayu Tahun ajaran 2008/2009 ... 80
Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 83
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Bimbingan Orang Tua ... 95
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Bimbingan Guru ... 96
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Perilaku Sosial Emosional
Anak Usia Dini ... 97
Tabel 7 Hasil Pengujian Normalitas X1, X2, dan Y ... 98
Tabel 8 Koefisien Korelasi antar Variabel ... 99 Tabel 9 Besaran Korelasi dan Kontribusi antara Variabel ... 112
Tabel 10 Hasil Pengujian Linieritas regresi ... 112
Tabel 11 Deskripsi Aspek-Aspek Bimbingan Orang Tua ( X1) ... 114
Tabel 12 Deskripsi Aspek-Aspek Bimbingan Guru ( X2) ... 115
Tabel 13 Deskripsi Aspek-Aspek Perilaku Soaial Emosional
Anak Usia Dini ... 116
(4)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Linieritas Regresi X1 ke Y
Normal P-P Plot Regression Standardized Residual
Dependent Variabel: Perilaku Sosial Emosional Anak ... 102
Gambar 2 Linieritas Regresi X2 ke Y
Normal P-P Plot Regression Standardized Residual
Dependent Variabel: Perilaku Sosial Emosional Anak ... 106
Gambar 3 Linieritas Regresi X1 dan X2 ke Y
Normal P-P Plot Regression Standardized Residual
Dependent Variabel: Perilaku Sosial Emosional Anak ... 110
(5)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian. Manusia adalah makhluk pedagogik yaitu makhluk Allah SWT yang dilahirkan dengan membawa fitrah, dapat mendidik dan dapat dididik. Kedudukan manusia dalam pendidikan bisa sebagai subjek dan atau objek pendidikan. Penciptaan manusia dilengkapi dengan pikiran, perasaan, dan
kemampuan berbuat untuk lebih maju sehingga manusia mampu
mempertahankan martabat dan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. Anak adalah amanah Allah SWT yang diberikan kepada orang tua, untuk dididik dan dijadikan generasi penerus. Sebagai amanah, kehadiran anak ditengah-tengah keluarga harus disyukuri. Salah satu cara mensyukuri nikmat atas keberadaan anak adalah orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap masa depan anak-anaknya. Apabila kedua orang tuanya menelantarkan anak-anaknya sama dengan akan menghancurkan kehidupan anaknya di masa yang akan datang. Orang tua (ayah dan ibu) adalah orang yang pertama kali dikenal oleh anak dan setiap perilaku dan perlakuannya yang diberikan terhadap anak-anaknya akan menjadi dasar yang kuat dalam pembentukan pribadinya. Oleh karena itu tanggung jawab di dalam proses bimbingan terhadap anak-anaknya merupakan pekerjaan yang utama untuk orang tua di lingkungan keluarga.
(6)
Apabila orang tua menyia-nyiakan anak dengan tidak mendidiknya secara baik maka anak akan menjadi fitnah baik untuk kehidupan diri anak itu sendiri, keluarganya dan masyarakatnya. Banyak orang tua yang merasa malu akibat perilaku anak-anak mereka yang sudah tumbuh dewasa tetapi tidak mencerminkan akhlak yang mulia. Allah SWT mengingatkan kepada para orang tua tentang keberadaan anak-anaknya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat At-Taghabun ayat 15 yang artinya “Sesungguhnya hartamu dan
anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)dan di sisi Allah pahala yang besar”.
(Depag RI Al-Quran dan Terjemahnya, 1990: 942)
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, membawa potensi sebagai bekal untuk kehidupannya, tetapi perkembangan dan pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Makna dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim bahwa “Setiap bayi dilahirkan menurut fitrahnya, maka hanya keduaorangtuanyalah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (Abdur Rahman, 2005: 23). Hadits tersebut menerangkan kepada orang tua tentang peranan mereka yang sangat menentukan kepribadian anak-anaknya di masa kehidupannya kelak.
Keluarga adalah sebagai tempat bagi anak sejak ia lahir dalam melaksanakan tugas perkembangannya. Hal ini didukung oleh pendapat Hurlock (1980: 132) yang menempatkan bahwa keluarga (ayah, ibu, sanak saudara) memberikan pengaruh terhadap pola kepribadian dan perilaku sosial anak: “Pola kepribadian yang dasarnya telah diletakkan pada masa bayi. Orang tua, saudara-saudara kandung dan sanak keluarga yang lain merupakan dunia
(7)
sosial bagi anak-anak, maka bagaimana perasaan mereka kepada anak-anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan faktor terpenting dalam pembentukan konsep diri anak.”
Oleh karena itu dapat dipahami bahwa orang tua sebagai pendidik pertama kali harus senantiasa memelihara, menyayangi, dan mendidik serta menasihati anak-anak dengan cara yang baik. Melalui pendidikan yang baik, putra putri kita akan menjadi generasi penerus yang berkualitas dari segi moral, intelektual dan spiritual. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 9 yang artinya “Hendaklah mereka takut kepada Allah jika meninggalkan
generasi yang lemah (tidak berkualitas) di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”. (Depag RI
Al-Quran dan Terjemahnya, 1990: 116)
Kemuliaanlah bagi seorang ibu dengan kesabaran yang dimilikinya dalam membimbing putra putrinya dari usia dini untuk menjadi anak-anak yang berhasil dengan memiliki kecerdasan emosional, intelektual, dan spiritual. Menurut Mustaqim (2005: 16) menerangkan bahwa “Mendidik anak merupakan tugas teramat mulia dalam sabda Nabi “ jika engkau mendidik anakmu dengan pendidikan yang baik, itu lebih utama daripada engkau bersedekah satu sha’ gandum setiap hari”. Untuk itu mendidik anak membutuhkan pengetahuan yang cukup, keterampilan yang memadai, dan kesabaran yang ekstra. Sebab pendidikan adalah proses panjang pembentukan kepribadian anak. Orang tua perlu mengetahui kiat-kiat efektif dalam mendidik anak, terutama ketika anak
(8)
belum memasuki usia sekolah yang disebut usia prasekolah. Jika kurang pengetahuan atau pengalaman, orang tua tidak mampu mengarahkan pendidikan yang baik. Berbagai keterampilan dalam mengasuh anak juga perlu dikuasai orang tua. Sikap sabar dalam menghadapi anak dengan kondisi apapun sangat membantu keberhasilan tersebut”.
Dari konsep tersebut harus kita pahami bahwa orang tua tidak sepantasnya berlaku kasar, memaksakan kehendaknya, dan bertindak tidak sopan dihadapan anaknya karena perilaku mereka akan ditiru oleh anak-anak mereka. Tindakan kasar terhadap anak-anak akan mengakibatkan anak-anak menjadi stress, kurang kreatif, pendendam, penakut dan sebagainya. Pendidikan bukanlah tanggung jawab sekolah. Sekolah hanya membantu sebagian tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak. Dengan demikian anak yang disekolahkan, bahkan disekolah yang bergengsi sekalipun, tetap membutuhkan pendidikan yang maksimal dari pihak keluarga dan masyarakat.
Di dalam keluarga ibu memiliki kedekatan psikologis yang lebih dekat dengan anak karena kondisi yang secara fitrah terbentuk demikian. Sembilan bulan ibu mengandung anaknya, kemudian diteruskan selama kurang lebih dua tahun menyusui anaknya, merawat dan mengasuhnya, dengan demikian kedudukan seorang ibu dalam pendidikan anaknya sangat besar artinya. Adapun seorang ayah merupakan kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam menentukan keberhasilan anak-anaknya. Seorang ayah berperan dalam menyediakan kebutuhan keluarga dan juga anak-anaknya. Dalam keluarga ibu
(9)
dan ayah memiliki peran dan kewenangan masing-masing yang saling melengkapi demi kemajuan anak-anaknya.
Menurut Al-Ghazali (Sulaeman H, 1993: 78) mengemukakan bahwa” Seorang anak itu harus dimuliakan dan disanjung atas perbuatan-perbuatan baik yang dilakukannya dan budi pekerti yang disandangnya, sebagaimana penghadiahannya perlu diberikan sebagai imbalan atas keberhasilannya, bila hal ini mungkin dapat dilakukan dan perlu memujinya di depan orang-orang besar dan orang-orang berkedudukan, sebagai perangsang keberaniannya”.
Sebagai seorang muslim terhadap pendidikan anak hendaklah sangat
diperhatikan karena apabila tidak melaksanakannya akan diminta
pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Pendidikan yang diberikan terhadap anak harus diarahkan kepada pendidikan yang berfungsi kepada eksistensi seorang anak sebagai manusia dimasa yang akan datang. Adapun eksistensi manusia dalam hidupnya adalah pertama ia mampu melaksanakan tugas sebagai pribadi yang memiliki tanggung jawab terhadap Allah SWT, kedua ia mampu mengemban amanat untuk mengelola dan memelihara bumi dari kerusakan atau dengan nama lain sebagai khalifah.
Pendidikan dimasa kecil menjadi dasar, penanaman moral, motivasi intelegensi dan kedisiplinan, emosi terkendali dan penanaman sikap sosial memberikan pengaruh terhadap kemajuan seseorang dimasa yang akan datang. Dalam hal ini orang tua dan lingkungan terdekat sangat berperan dalam pendidikan anak usia dini. Hal ini menggambarkan bahwa pendidikan yang
(10)
dimasa kecil akan tertanam kuat dan menjadi dasar untuk pendidikan selanjutnya.
Dalam ajaran Islam, amanat pendidikan sangat ditekankan terhadap umatnya. Bahkan dalam pembentukan kepribadian, pendidikan diajarkan sejak anak masih ada dalam kandungan sampai menjelang wafat. Hal ini menggambarkan betapa ajaran Islam sangat memperhatikan dan menjaga perkembangan anak sampai ia tumbuh dewasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (2006: 49) bahwa “tugas pendidikan yang lebih utama adalah membawa nilai-nilai tertentu yang diyakininya benar”.
Pendidikan Islam adalah pendidikan komprehensif yaitu pendidikan yang mencakup pengetahuan umum dan agama yang menekankan terhadap nilai-nilai Islam untuk membentuk sebuah peradaban yang maju dan kuat. Oleh karena itu orang tua muslim yang menginginkan anaknya tumbuh besar menjadi anak yang memiliki kepribadian yang kuat harus menanamkan nilai-nilai Islam sejak anak usia dini. Ketika anak mulai masuk pendidikan prasekolah, pada usia ini anak mulai tertarik dengan dunia diluar keluarganya. Pada usia ini pula anak mulai menampakan keinginan untuk bergaul di luar keluarganya. Ketertarikan anak pada dunia di luar keluarganya, membutuhkan kemampuan bersosialisasi yang baik, dengan istilah lain anak harus memiliki kemampuan bersosial yang baik dan diterima oleh dunia di luar keluarganya.
Pembinaan terhadap usia dini, suatu masa yang tidak boleh disia-siakan karena pada masa inilah merupakan usia emas (golden age), yang mana semua aspek perkembangan manusia pada saat ini sedang mengalami kepesatan baik
(11)
emosi, sosial, maupun intelektual. Kedua orang tua atau orang dewasa lainnya harus memahami masa ini dan berusaha untuk memanfaatkan sebaik-baiknya pembinaan, sebagai upaya peletakan dasar pembinaan dimasa yang akan datang. Salah satu perkembangan yang akan mempengaruhi kedudukan seseorang di masyarakat adalah prilaku sosial-emosional sebagai wujud kesuksesan hidup.
Dalam perkembangan sosial, setiap anak akan melalui sebuah proses panjang yang pada akhirnya nilai-nilai sosial tersebut akan menjadi bagian dalam diri seorang anak. Menurut Sujiono (2005: 77) ada beberapa alur proses sosialisasi pada setiap individu yaitu proses imitasi, proses identifikasi dan proses internalisasi.
Proses imitasi adalah proses peniruan terhadap tingkah laku atau sikap serta cara pandang orang dewasa (model) dalam aktivitas yang dilihat anak yang secara sengaja belajar bergaul dari orang-orang terdekatnya (orang tua). Proses Identifikasi adalah proses terjadinya pengaruh sosial pada seseorang yang didasarkan pada orang tesebut untuk menjadi seperti individu lain yang dikaguminya. Proses ini berlangsung terus sampai masa pubertas. Proses internalisasi adalah proses penanaman serta penyerapan nilai-nilai, relatif mantap dan menetapnya suatu nilai-nilai sosial pada diri seseorang. Sehingga nilai-nilai tersebut tertanam dan menjadi milik seseorang.
Ketika anak mulai tertarik dengan dunia diluar keluarganya, maka pada saat itu anak akan mendapatkan pengaruh-pengaruh dari luar yang akan ikut andil dalam pembentukan pribadinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Monks
(12)
(2004: 183) bahwa meluasnya lingkungan sosial bagi anak menyebabkan anak menjumpai pengaruh-pengaruh yang ada diluar pengawasan orang tua.
Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial. Sejak ia dilahirkan membutuhkan pergaulan dengan orang-orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya, yaitu makanan, minuman dan lain-lain. Pada usia dua bulan hubungan dengan ibunya sudah mulai berlangsung secara psikis, tidak hanya biologis, yaitu dengan menjawab senyuman ibunya dengan bersenyum pula. Apabila tidak ada hubungan psikis antara ibu dan anak kecil maka perkembangannya akan terhambat beberapa tahun lamanya. Ketika anak sudah mulai bergaul dengan kawan-kawannya yang sebaya, ia tidak hanya menerima kontak sosial dari orang lain tetapi juga ia akan memberikan kontak sosial.
Seorang anak akan mulai mempelajari dunia sekitar bahwa dalam kelompok sepermainan terdapat peraturan-peraturan tertentu. Mereka harus mampu mengikuti peraturan permainan atau mampu mengikuti aturan pergaulan guna dapat melanjutkan hubungannya dengan kelompok tersebut dengan lancar. Apabila seorang anak tidak mau mengikuti aturan permainan teman sebaya atau bersikap ingin sendiri maka ia akan tersisihkan dari teman-temannya. Hal ini tidak baik untuk perkembangan anak dimasa yang akan datang. Oleh karena itu orang tua dan orang dewasa lainnya harus memberikan bimbingan dan pengarahan ketika terjadi perilaku sosial yang tidak baik yang dilakukan oleh anak terhadap lingkungan sosialnya, Hal ini dilakukan sebagai pendidikan terhadap mereka dalam membentuk prilaku sosial yang positif.
(13)
Dalam pengamatan keseharian anak usia dini dalam hal ini mereka yang sudah masuk pendidikan prasekolah menunjukan perilaku-perilaku emosional dalam bersosial yang tidak diharapkan. Anak sering menunjukan : cepat marah, cepat tersinggung, tidak berani, menunjukan jalan keluar dengan menangis, memukul, melawan orang tua, ingin menang sendiri, tidak mandiri, tidak menunjukan keinginannya dengan ungkapkan dan lain sebagainya.
Perilaku-perilaku diatas menunjukan kondisi emosional yang negatif pada diri seorang anak dalam bersosial. Dengan demikian anak menunjukan perilaku emosional bersosialnya yang belum terbentuk. Perilaku-prilaku seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Ketidakmampuan anak menguasai emosionalnya dalam berperilaku sosial akan menimbulkan kesulitan pada anak itu sendiri untuk bergaul dengan lingkungannya. Apabila perilaku ini terus dibiarkan maka perilaku-perilaku ini akan lebih terbentuk pada anak dan anak akan lebih sulit lagi dalam melalui tahap-tahap perkembangan selanjutnya.
Perilaku sosial anak berkaitan erat dengan emosi yang dimilikinya. Emosi memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan, Emosi akan memberikan pengaruh terhadap penyesuaian pribadi dan sosial. Hal ini dijelaskan oleh Hurlock (1978: 211) bahwa : ”Semua emosi, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, mendorong interaksi sosial”. Melalui emosi anak belajar cara mengubah perilaku agar dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dan ukuran sosial.
Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek
(14)
jengkel dalam menghadapi lingkungannya sehari-hari. Pada masa kanak-kanak emosi anak lebih rinci, bernuansa atau disebut terdiferensiasi. Berbagai faktor yang telah menyebabkan perubahan tersebut. Kesadaran kognitifnya yang telah meningkat memungkinkan pemahaman terhadap lingkungan berbeda dari tahapan semula. Imajinasi atau daya khayalnya lebih berkembang.
Hal lain yang mempengaruhi perkembangan ini adalah berkembangnya wawasan sosial anak. Umumnya mereka telah memasuki lingkungan dimana teman sebaya mulai berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Tidak mengherankan bahwa orang berpendapat perkembangan umumnya hidup berlatar belakang kehidupan keluarga, sekolah dan teman sebaya. Sementara itu perlu diketahui bahwa setiap anak usia dini menjalin kelekatan dengan pengasuh pertamanya yang kemudian perlu diperluas hubungan tersebut apabila dunia lingkungannya berkembang. Oleh karena itu anak- anak perlu dibantu dalam menjalin hubungan dengan lingkungannya agar mereka secara emosional dapat menyesuaikan diri, menemukan kepuasan dalam kehidupannya dan sehat fisik dan moral.
Masing-masing anak menunjukan ekspresi yang berbeda sesuai dengan suasana hati dan dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh sepanjang perkembangannya. Pada awal perkembangan anak mereka telah menjalin hubungan timbal balik dengan orang-orang yang mengasuhnya. Kepribadian orang yang terdekat akan mempengaruhi baik sosial maupun emosional. Kerjasama dan hubungan dengan teman berkembang sesuai dengan bagaimana pandangan anak terhadap persahabatan.
(15)
Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku. Sebagaimana pendapat Hurlock (1978: 216): ”Anak-anak bisa saja tidak memperlihatkan reaksi emosional mereka secara langsung tetapi mereka memperlihatkannya secara tidak langsung melalui kegelisahan, melamun, menagis, kesukaran berbicara, dan tingkah laku yang gugup seperti menggigit kuku dan mengisap jempol”.
Perilaku–perilaku tersebut harus menjadi perhatian bagi orang tua atau guru untuk tidak dibiarkan karena akan mengganggu kehidupan anak di masa yang akan datang. Bimbingan orang tua berupa kasih sayang, perhatian, memberikan motivasi anak senang belajar, memberikan hadiah, bercerita, sabar
menjawab lontaran-lontaran pertanyaan dan lain sebagainya akan
mempengaruhi perilaku sosial-emosional anak. Di sekolah guru berperan aktif dalam proses bimbingan dengan memberikan perhatian, perlakuan yang baik, menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan pada anak dan curahan kasih sayang yang tulus akan dapat dirasakan oleh anak dan berpengaruh positif terhadap perilaku emosi anak.
Disekolah anak akan berjumpa dan bergaul dengan teman sebayanya dan akan bertemu dengan guru-guru, di mana guru sebagai partner orang tua
dalam membimbing anak-anak untuk dapat melaksanakan tugas
perkembangannya. Guru PAUD harus mengerahkan penguasaan akademik yang
utuh dalam pelaksanaan tugasnya. Guru bertugas memfasilitasi
pertumbuhkembangan kepribadian anak secara optimal (Ditjen Dikti: 2006). Guru disekolah ikut bertanggungjawab dalam membentuk kepribadian anak bangsa yang berakhlak dan mandiri, bertugas membantu anak dalam
(16)
melaksanakan tahapan-tahapan perkembangannya. Dalam makalahnya Kamsanah (2006) menyampaikan: ”Menjadi guru dan pendidik yang baik bagi anak usia dini adalah andil yang tak ternilai pada pembangunan generasi penerus bangsa”. Salah satu kompetensi akademik yang harus dimiliki oleh guru PAUD adalah mengenal peserta didik secara mendalam meliputi:
perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa,
perkembangan emosional, dan perkembangan sosial.
Dalam fenomena keseharian, tidak semua anak memiliki kestabilan emosional dan menunjukan perilaku sosial yang diharapkan. Ada anak yang menunjukan sikap ingin menang sendiri, sikap membangkang, cepat marah, cepat nangis, merebut barang milik orang lain, memukul, membangkang, tidak mampu mengungkapkan keinginannya, pelit dal lain-lain
Ketidakmampuan anak dalam mengekspresikan emosionalnya dan berperilaku sosial yang negatif dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekitarnya, terutama dalam hal berinteraksi dengan orang tua, guru, dan teman sebaya. Menurut Hurlock (1978: 201) sumbangan orang tua pada perkembangan anak adalah dengan bimbingan dan bantuan dalam mempelajari kecakapan motorik, verbal, dan sosial yang diperlukan untuk penyesuaian. Pendapatnya pula, Hurlock (1978: 372) bahwa orang yang paling penting bagi anak adalah guru, orang tua, dan teman sebaya, dari merekalah anak mengenal sesuatu yang baik atau tidak baik.
Berdasarkan anggapan bahwa orang tua dan guru merupakan orang yang paling penting bagi perkembangan anak maka penelitian ini difokuskan untuk
(17)
mengetahui bagaimana kontribusi bimbingan yang dilakukan oleh orang tua di rumah dan guru di sekolah dapat mempengaruhi perkembangan perilaku sosial-emosional anak. Apakah bimbingan orang tua dan guru mampu memberikan pengaruh yang dominan pada perkembangan perilaku anak.
B. Rumusan Masalah dan Batasannya
Permasalahan yang telah dipaparkan dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana kontribusi bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku sosial-emosional anak usia dini di lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak di-Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
Rumusan masalah tersebut dibatasi dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran aktivitas bimbingan orang tua, bimbingan guru dan perilaku sosial-emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu?
2. Berapa besar kontribusi bimbingan orang tua terhadap perkembangan perilaku sosial-emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu?
3. Berapa besar kontribusi bimbingan guru terhadap perkembangan perilaku sosial- emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu?
(18)
4. Berapa besar kontribusi bimbingan orang tua dan guru terhdap perilaku sosial-emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu?
Secara visual hubungan antar variable-variabel yang terkandung dalam pertanyaan penelitian di atas dilukiskan pada bagan berikut ini
X
1r
. x1.y
R.x1.x2.y
Y
X
2r
.x2.yC. Tujuan Penelitian
Secara umum maksud dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan program bimbingan terhadap perkembangan perilaku sosial-emosional anak usia dini. Untuk keperluan tersebut terlebih dahulu dilakukan penelitian untuk mendapatkan bukti empiris tentang besarnya pengaruh bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku sosial-emosional anak usia dini. Berdasarkan hal tersebut
(19)
dan mengacu pada pertanyaan penelitian, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan imformasi empiris tentang:
1. Bagaimana gambaran aktivitas bimbingan orangtua, bimbingan guru, dan perilaku sosial-emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
2. Besarnya kontribusi bimbingan orang tua terhadap perkembangan perilaku sosial-emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
3. Besarnya kontribusi bimbingan guru terhadap perkembangan perilaku sosial- emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
4. Besarnya kontribusi bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku sosial-emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan secara empiris tentang teori yang berhubungan dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku sosial-emosional anak usia dini.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat praktis terutama bagi orang tua dan guru
(20)
a. Manfaat bagi orang tua
Hasil p enelitian ini diharapkan dapat membantu orang tua dalam pemahaman tentang pentingnya perlakuan emosional dan sosial bagi anak, dan pemahaman tentang bagaimana membimbing anak agar memiliki perilaku sosial-emosional yang diharapkan.
b. Manfaat bagi guru
1. Membantu guru-guru Taman Kanak-Kanak dalam memahami perilaku
sosial-emosional anak usia dini, dan beberapa faktor yang lebih dominan mempengaruhinya. Dengan harapan guru-guru dapat memberikan bantuan yang berarti bagi anak.
2. Program bimbingan perilaku sosial-emosional anak Taman Kanak-Kanak yang dihasilkan diharapkan dapat dijadikan contoh dan pegangan dalam memberikan bimbingan kemampuan berperilaku social-emosional anak.
E. Asumsi Penelitian
Penelitian ini berdasarkan pada asumsi-asumsi dasar sebagai berikut
1. Masa kanak-kanak menjadi masa-masa bagi pembentukan kecenderungan emosi seumur hidup. Kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh di masa kanak-kanak menjadi tertera pada jaringan sinaps dasar arsitektur persarafan dan lebih sulit diubah di masa kemudian ( Goleman, 1997 : 32).
2. Kecerdasan emosional seseorang dapat dikatakan baik apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut pertama mampu memahami emosi, kedua mampu memasuki emosi, ketiga mampu menarik emosi, keempat mampu
(21)
menggunakan emosi-emosi itu untuk membantu pikirannya. (Senduk, 2007: 9)
3. Keluarga (ayah, ibu, sanak saudara) memberikan pengaruh terhadap pola kepribadian dan prilaku sosial anak: (Hurlock, 1980: 132)
4. Perkembangan emosi, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, memberikan pengaruh terhadap interaksi sosial. Melalui emosi anak belajar cara mengubah perilaku agar dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dan ukuran sosial. (Hurlock, 1978: 211)
5. Sumbangan orang tua pada perkembangan anak adalah dengan bimbingan dan bantuan dalam mempelajari kecakapan motorik, verbal, dan sosial yang diperlukan untuk penyesuaian. (Hurlock, 1978: 201).
6. Guru adalah orang tua kedua bagi anak di sekolah. Melayani anak sesuai dengan kebutuhannya, dengan memperhatikan tumbuh kembang jasmani maupun rohaninya, adalah salah satu fungsi ibu yang harus dijalankannya. (Kamsanah, 2006 : 4)
F. Hipotesis
Dalam menganalisis kontribusi bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku sosial-emosional anak usia dini terdapat tiga hipotesis dalam pengujian penelitian ini yaitu :
1. Terdapat kontribusi positif yang signifikan dari bimbingan orang tua terhadap perilaku sosial-emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
(22)
Hipotesis statistiknya adalah H0 :
r
xy = 0H1 :
r
xy> 0
2. Terdapat kontribusi positif yang signifikan dari bimbingan guru terhadap perilaku sosial-emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
Hipotesis statistiknya adalah H0 :
r
xy = 0H1 :
r
xy> 0
3. Terdapat kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku sosial-emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
Hipotesis statistiknya adalah H0 :
r
xy = 0H1 :
r
xy> 0
G. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian dengan teknik survey yaitu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relative kecil dengan tujuanuntuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi. Adapun pemilihan teknikini dipakai dengan alasan, penulis akan mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat karena
(23)
menggunakan sampel yang representative. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu metode yang memusatkan perhatiannya terhadap fenomena yang terjadi pada saat ini dan dalam penelitian ini menggambarkan fenomena yang diselidiki.
Populasi pada penelitian ini adalah anak Taman Kanak-Kanak kelompok B di Kecamatan sindang Kabupaten Indramayu sebanyak 355 anak yang tersebar pada 12 Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu ( data terakhir Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu tahun 2008-2009).
Sampel yang diambil dilakukan dengan teknik simple random sampling, yaitu cara pengumpulan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut, karena anggota populasi dianggap homogen. Dari populasi sebanyak 355 dengan tingkat presisi 10 %,maka jumlah sampelnya ditetapkan sebanyak 77 anak. Adapun untuk guru karena berjumlah 20 orang maka dalam pengambilan sampelnya dengan menggunakan sampel populasi.
(24)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Teknik, Metode dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik survei, yaitu menurut Kerlinger (1996) yang dikutif oleh Riduwan (2008: 49) bahwa penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi yang besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Adapun menurut Sukmadinata ( Hayati, 2009: 89) mengemukakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil dengan tujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi.
Penulis memilih penelitian survei dengan tujuan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif, yaitu memberikan gambaran tentang bimbingan yang dilakukan oleh orang tua dan guru memb rikan kontribusi terhadap perilaku sosial emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan sindang Kabupaten Indramayu pada tahun ajaran 2008/2009.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik menurut Hadjar (1996) yang dikutif oleh Hayati
(25)
(2009: 89) bahwa metode deskriptif analitik adalah metode penelitian yang memusatkan perhatiannya pada fenomena yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan, dimana penelitian ini berusaha untuk membuat deskripsi fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan fakta atau fenomena tersebut secara cermat. Adapun pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis data dan penafsirannya.
B. Lokasi Penelitian dan Sumber Data 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Indramayu yaitu di lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari :
a) Orang tua, yaitu data tentang bagaimana bimbingan yang dilakukan terhadap anak usia dini
b) Guru, yaitu data tentang bagaimana bimbingan yang diberikan oleh guru terhadap anak usia dini.
c) Anak Taman Kanak-Kanak kelompok B se-Kecamatan Sindang Kabupaten
Indramayu yaitu tentang bagaimana perilaku sosial-emosional anak di sekolah
(26)
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi menurut Sugiono (Riduwan, 2008: 54) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Riduwan (2008: 55) mengemukakan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Sampel menurut Arikunto (1988: 117) adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil dari populasi). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Adapun menurut Sugiono (Riduwan, 2008:56) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik populasi.
Adapun yang menjadi bahan penelitian ini adalah anak-anak kelompok B di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu. Jumlah lembaga pendidikanTaman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu sebanyak 12 dan jumlah anak Taman Kanak-Kanak Kelompok B di kecamatan Sindang sebanyak 335 orang. Adapun pengambilan sampel dari populasi yang ada menggunakan rumus dari Taro Yamane memakai tingkat presisi sebesar 10%. Jumlah yang menjadi sampel dari populasi sebanyak 335 adalah 77. Adapun jumlah masing-masing TK dan sampel yang akan diteliti sebagai berikut:
(27)
Tabel 1
Jumlah Populasi Murid Taman Kanak-Kanak Kelompok B di Kecamatan Sindang Kabupaten Indamayu Tahun ajaran 2008/2009
No Nama TK
Jumlah Anak
Jumlah Orang Tua
Jumlah Guru
1 Tk PUI I 61 61 4
2 Tk PUI II 53 53 4
3 Tk Al-Irsyad 38 38 2 4 Tk Terusan Mekar 33 33 1 5 Tk Pembina 30 30 2 6 Tk Gandasari 29 29 1 7 Tk PGRI Tunas Mekar 26 26 1 8 TK Aisyiah 6 6 1 9 Tk Mutiara al-Insani 19 19 1 10 Tk Tunas Melati 18 18 1 11 Tk Al-Muslimin 11 11 1 12 Tk Tunas Harapan 11 11 1 Jumlah Total 335 335 20
Dari jumlah populasi sebesar 335 anak, selanjutnya ditetapkan besarnya sampel dengan teknik yang digunakan adalah simple random
sampling, yaitu cara pengumpulan sampel dari anggota populasi dengan
menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut, karena anggota populasi dianggap homogen.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Jumlah populasi telah diketahui, maka rumus yang digunakan untuk menentukan sampel adalah dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Riduwan (2008: 65), yaitu
(28)
1
Dimana n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Berdasarkan rumus di atas, bila tingkat presisinya ditetapkan sebesar 10% maka dapat ditetapkan jumlah sampelnya sebagai berikut:
=
,
=
,=
77Kemudian dari jumlah sampel 77 orang tersebut untuk memudahkan dalam pengumpulan data, maka akan ditentukan jumlah masing-masing sampel dari setiap TK PUI secara proposional dengan rumus sebagai berikut:
.
Dimana ni = Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya
Ni = Jumlah populasi menurut strantum N = Jumlah populasi seluruhnya
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel masing-masing TK se-Kecamatan Sindang di Kabupaten Indramayu sebagai berikut:
(29)
Tabel 2
Jumlah Sampel Murid TK Kelompok B di-Kecamatan Sindang di Kabupaten Indramayu Tahun ajaran 2008/2009
No Nama TK
Jumlah Anak
Pengambilan Sampel
Jumlah Sampel
1 Tk PUI I 61 61/335 x 77 14
2 Tk PUI II 53 53/335 x 77 12
3 Tk Al-Irsyad 38 38/335 x 77 9
4 Tk Terusan Mekar 33 33/335 x 77 8
5 Tk Pembina 30 30/335 x 77 7
6 Tk Gandasari 29 29/335 x 77 7
7 Tk PGRI Tunas Mekar 26 26/335 x 77 6
8 Tk Mutiara al-Insani 19 19/333 x 77 4
9 Tk Tunas Melati 18 18/335 x 77 4
10 TK Tunas Harapan 11 18/335 x 77 2
11 Tk Al-Muslimin 11 11/335 x 77 2
12 TK Aisyiah 6 6/335 x 77 1
Jumlah Total 335 335/335x77 77
Sampel dalam penelitian ini diambil dari anak TK kelompok B . Pemilihan ini dilakukan karena anak-anak yang kelompok B telah berusia antara 5-6 tahun, pada usia ini sosial emosionalnya lebih mudah untuk diarahkan, selain itu anak-anak pada kelompok ini akan melanjutkan pendidikan sekolah dasar.
D. Definisi Operasional Variabel
1. a. Perilaku sosial merupakan aktivitas yang diperlihatkan anak dalam hubungannya dengan orang lain baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya (Syaodih, E: 2005). Adapun sikap yang
(30)
menunjukkan perilaku sosial diantaranya adalah : a) persaingan, b) kerja sama, c) empati, dan d) membagi ( Hurlock, 1980: 118)
b. Perilaku emosional menurut Oxford English Dictionary merupakan aktivitas atau kegiatan pikiran, perasaan, nafsu, keadaan mental yang hebat, Goleman (Dewi. R; 2005: 20). Perilaku emosi dapat memberikan pengaruh terhadap penyesuaian pribadi dan sosial. Sebagaimana yang dikemukakan Hurlock (1978: 211) bahwa : ”Semua emosi, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, mendorong interaksi sosial”. Adapun sikap yang menunjukan perilaku emosi diantaranya adalah a) rasa marah, b) rasa sedih, dan c) Kasih sayang (Hurlock, 1980: 116)
2. Bimbingan orang tua adalah upaya yang dilakukan oleh orang tua dalam proses pendidikan yang dilakukan secara periodik dan berkesinambungan (Mustaqim, 2005: 20) Untuk mengembangan perilaku sosial-emosional anak, bimbingan orang tua terhadap anaknya diantaranya : a) Penanaman nilai-nilai kebaikan, b) Pemberian pengetahuan, c) Perhatian dan kasih sayang, d), Memberikan motivasi terhadap anak, e) Kontrol orang tua terhadap anak, f) Berkomunikasi dengan anak, dan g) Keteladanan. Bentuk bimbingan di atas merupakan modifikasi dari beberapa sumber yaitu (Hurlock, 1978; Nasih Ulwan, 1981; Shochib, 2000; Mazhahiri, 2002; Ekomadyo, 2005; Istadi, 2006)
3. Bimbingan guru adalah upaya bantuan yang diberikan guru di taman kanak-kanak terhadap anak didik baik bagi anak yang dianggap mempunyai
(31)
masalah maupun anak yang tidak menunjukkan adanya masalah anak didik untuk mencapai perkembangan yang optimal, Syaodih, E. (2005: 137). Adapun dalam penerapan bimbingan menurut Shertzer & Stone (Syaodih E, 1998: 5) terdapat beberapa layanan bimbingan yaitu a) pemahaman siswa, b) pemberian informasi, c) pemberian nasihat, d) penempatan, e) pemecahan masalah, dan f) pembiasaan
E. Data dan Alat Pengumpul data
Dari judul penelitian yang diangkat maka data yang diperlukan adalah pertama data tentang bimbingan orang tua, kedua data tentang bimbingan guru dan ketiga tentang perilaku sosial-emosional anak usia dini. Untuk menggali ketiga data tersebut, alat pengumpul data yang digunakan adalah berupa kuisioner atau angket dan lembar observasi. Sebelum kuisioner dibuat, terlebih dahulu penulis menyusun kisi-kisi instrumen. Berdasarkan kisi-kisi tersebut penulis menyusun dan membuat instrumen penelitian yang dikembangkan oleh penulis sendiri dengan mengacu pada teori-teori yang mendukung dan penelitian terdahulu yang terkait.
Berikut ini penulis gambarkan kisi-kisi instrumen penelitian dari ketiga variabel dalam bentuk tabel yang memuat variabel, indikator, sub indikator, no item sebelum validasi, no item yang teropakai setelah validasi, dan no item untuk penelitian.
(32)
Tabel 3
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
No VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR No Item No Item No Item
Sebelum Validasi YangTerpakai Penelitian
1 2 3 4 5 6 7
I BIMBINGAN 1. Penanaman 1. Latihan melaksanakan ajaran agama 1, 2, 3,4,5, 101 1, 2, 4, 5 1,2,3,4
ORANG
TUA nilai-nilai 2. Penanaman kejujuran pada anak 6,7,8,9,10,11,102 7, 9, 11 5.6.7
Kebaikan 3. Sikap tanggung jawab dalam diri anak 12,13,14,15,16,103 12, 14, 15 8.9.10
4. Konsekuensi penyimpangan perilaku 11,14,15,17,18,104
11, 14, 15,
17 7,9,10,11
yang dilakukan anak
2. Pemberian 1. Pemberian pengetahuan agama 19,20,21,23 19, 20, 12,13
pengetahuan
2. Arahan terhadap anak untuk 24,25,27,29,32 25, 27 14,15
berperilaku yang baik
3. Nasihat terhadap perilaku anak 9,26,28,30,31 9, 31 6,16,
3. Perhatian dan 1. Tidak membandingkan dengan yang 22,33,34,36,37 22, 33, 37 17,18,19
kasih sayang lain(teman,saudara,saudara kandung)
2. Kedekatan dengan anak 35,38,40,46,50 35 20
3. Membangun percaya diri anak 39,41,42,45,49 42 21
4. Memberikan 1. Pengawasan pengerjaan tugas 43,44,47,48,51 43 22
motivasi pada 2. Pemberian motivasi dalam 52,53,54,55,56 54 23
Anak melaksanakan tugas
5. Kontrol orang 1. Pengawasan dalam memilih teman 57,58,59,60,61 58, 59, 61 24,25,26
tua terhadap 2. Pemberian jadwal untuk anak 62,63,64,65,66,67 63, 65 27,28
Anak 3. Pemilihan alat permainan 68,69,70,71,72 70 29
4. Peraturan bermain dengan teman 73,74,75,76,77 74, 75 30,31
5. Melatih anak mandiri 78,79,80,81,82,83 79, 80 32,33
6. Komunikasi 1.Anak diberi kebebasan untuk berbicara 41,84,85,86,87 87 34
dengan anak 2. Melayani apa yang disampaikan anak 88,89,90,91,92 90, 92 35,36
3. Berdiskusi dengan anak 69,93,105 93 37
4. Bertanya kepada anak 96,98,100, 110 96 38
8. Keteladanan 1. Keteladanan dengan sikap 94, 95,106, 107 94 39
(33)
1 2 3 4 5 6 7
II BIMBINGAN 1. Pemahaman 1. Tentang keluarga dan kesehatan anak 11,12,61,62,63, 11 1
GURU Anak 2. Kebiasaan yang dilakukan anak 18, 19,64,65,66 18, 19, 66 2,3,4
3. Kemampuan yang dimiliki anak 13, 15, 16, 17 13, 16 5,6
4. Perkembangan & kendala dlm belajar 14,20,21,67,68,69 14 7
5. Perilaku menyimpang yang
dilakukan 22,70,71,72,73, 22, 70, 71 8,9,10
Anak
2. Pemberian 1. Anak yang jujur, sopan, berbuat baik 1,2,3,33,34 1, 2, 3, 34 11,12,13,14
informasi pada orang tua
2. Bagaimana disayangi oleh Tuhan, ,8,9,10,44,45 8, 44, 45 15,16,17
orang tua dan guru
3. Menjadi anak yang disiplin 7,36,37,38,39 39 18
4. Bagaimana cara berbicara dengan 6,40,41,42,43, 6, 40, 43 19,20,21
teman sebaya dan yang lebih tua
3. Penempatan 1. Menempatkan sesuai dengan 4,5,23,24, 102 4 22
kemampuan dan minat anak
2. Bergabung dalam kelompok belajar 25, 26,46,112,113 25 23
yang sesuai dengan kondisi anak
4. Pemberian 1. Bagaimana bergaul dengan teman 27,31,32,47,48,49, 47, 49 24,25
nasihat 2. Bagaimana menjaga kebersihan diri 28,29,74,75,76 74, 76 26,27
3. Nasihat dalam belajar dan bermain 30,77,78, 105 77 28
4. Bagaimana bersikap terhadap guru 76,79,83,85,110, 79 29
dan orang tua
5. Pembiasaan 1. Membaca do’a sebelum dan 84,86,87,111,114 84, 86 30,31
sesudah kegiatan
2. Kebersihan diri 88,89,90,91 89, 90, 32,33
3. Menumbuhkan akhlaq terpuji 93,94,95,96,97 94 34
4. Tertib dalam setiap kegiatan 92,98,99,100,101 92 35
5. Membereskan/merapihkan sesuatu 50,52,103,104 52 36
6. Bantuan 1. Dalam masalah kegiatan belajar 54,55,57, 106 54, 55 37,38
pemecahan 2. Terhadap anak yang berperilaku 53,58,80,81,82 53, 58, 81 39,40,41
masalah Menyimpang
3. Terhadap anak yang berkelainan fisik 56,51,59,60, 109 59, 60 42,43
(34)
1 2 3 4 5 6 7
III PERIAKU 1. Persaingan 1. Menunjukan kemampuan 1,2,9,10,11,14 1, 9, 10 1,2,3
SOSIAL 2. Menampakan kebanggaan 2,6,12,13, 2 4
3. Mengikuti perlombaan 3,4,7,15,16 3, 4, 7, 16 5,6,7,8
2. Kerja sama 1. Berbagi tugas dengan teman 17,8,22,27,28 17, 8, 27, 28 9,10,11,12
2. Mematuhi peraturan permainan 20,21,23,29,30 29 13,
3. Peduli terhadap teman 18,24,31,32,34, 18, 24 14,15
4. Mengalah pada teman 23,25,26,35,36 26 16
3. Empati 1. Merasakan penderitaan temannya 37,38,39,40 38, 39 17,18
2. Membantu yang sedang susah 39,40,33,44 39 18
3. Mencari pertolongan untuk menolong 41,42,43,45 45 19
Temannya
4. Membagi 1. Memberikan sesuatu yg dimilikinya 46,47,52,53
46, 47, 52,
53 20,21,22,23
2. Memberikan pinjaman barang milik 48,54,55,56
48, 54, 55,
56 24,25,26,27
Sendiri
3. Tenggang rasa 49,50,51,57,58 49, 58 28,29
PERILAKU 5. Marah a. Sikap kasar pada yang lain 59,60,63,70,73 59, 60, 30,31
EMOSIONAL b. Melempar benda 64,65,67,71,72 65 32
c. Sikap terhadap diri sendiri 61,62,66,68,69, 61, 62 33,34
6. Sedih a. Bersikap diam 74,75,76,77 76, 77 35,36
b. Anak menangis 78,79.80,81,89 81 37
7. Kasih
saying a. penuh perhatian 39,40,82,83,87 39, 18
b. Sikap akrab 84,86,89,91,93 93 38
c. sikap ramah 85,88,90,92, 88, 92 39,40
(35)
Instrumen penelitian untuk menggali data tentang bimbingan orang tua dan bimbingan guru berupa kuisioner yang disusun dengan tiga alternative jawaban yaitu “sering”, “kadang-kadang” dan “tidak pernah”. Penskoran kuisioner tesebut, akan mengacu pada bentuk pertanyaan/pernyataan yang diajukan, yaitu jika pertanyaan/pernyataan berorientasi positif, maka option “sering” = 3, “kadang-kadang”=2 dan “tidak pernah = 1. Sebaliknya jika pertanyaan/pernyataan berorientasi negative, maka penskorannya terbalik yaitu: “sering” = 1, “kadang-kadang” = 2 dan “tidak pernah” = 3. Sedangkan instrument untuk menggali data tentang Perilaku Sosial-emosional anak Usia Dini berupa inventori yang disusun dengan dua altenatif jawaban yaitu “ya” dan “tidak”. Penskoran inventori sama seperti penskoran kuisioner, yaitu pernyataan/pertanyaan berorientasi positif maka option “ya” = 1 dan option “tidak” = 0. Dan untuk pertanyaan/pernyataan negatif, penskorannya sebaliknya yaitu, option “ya” = 0 dan option “tidak” = 1.
Sebelum melaksanakan penelitian terhadap responden yang terdapat di TK di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, penulis terlebih dahulu mengajukan kepada dua orang ahli untuk me-judgement (menimbang) instrumen yang telah dipersiapkan dengan tujuan agar instrumen tersebut memadai untuk dijadikan alat ukur mengambil data. Setelah dijudgement oleh dua orang ahli dan setelah dilakukannya perbaikan atas usulan para ahli maka langkah selanjutnya peneliti melakukan uji coba instrumen yang telah dijudgement dengan tujuan untuk mengetahui kualitas instrument.
(36)
Kualitas instrumen sebagai alat ukur pada umumnya harus memenuhi dua syarat utama, yaitu valid atau sahih dan reliabel atau ajeg. Validitas dalam suatu penelitian merupakan aspek yang sangat penting. Oleh karena itu membuat instrument yang valid harus mendapat perhatian setiap peneliti. Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur itu dapat mengukur apa yang harus di ukur oleh alat tersebut. untuk menguji validitas alat ukur yaitu dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor totalnya. Adapun untuk menguji reliabilitas instrumen yaitu menggunakan teknik belah dua kemudian mengkorelasikannya serta pengolahannya menggunakan SPSS 15,0 for
windows.
F. Hasil Uji Coba Instrumen
Penulis melakukan validitas instrumen kepada 30 responden di TK Mutiara yang terletak di Jl Pahlawan Kecamatan Indramayu pada tanggal 15 April 2009. Adapun proses pengambilan data sampai data terkumpul sebanyak 20, penulis memerlukan waktu 10 hari yaitu dari tanggal 15 sampai 25 april 2009. Kemudian data yang terkumpul jawabannya di inventarisasi dan diolah menggunakan SPSS 15,0 for windows. Untuk mengetahui tingkat validitas setiap item, maka angka koefisien korelasi yang diperoleh merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi tertentu.kaidah pengujiannya adalah : jika nilai r hitung > r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid dan dapat di pakai.
(37)
Sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel , maka item tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipakai.
Setelah melakukan validitas instrumen, maka dilanjutkan dengan melakukan reliabilitas atau tingkat keajegan instrumen. Dalam melakukan uji reliabilitas instrumen tetap menggunakan SPSS 15,0 for windows yaitu memakai Split Half Method (Metode Belah Dua) dengan cara pembelahan
ganjil genap. Adapun kaidah signifikansinya adalah apabila r hitung> r tabel
,
maka instrumen tersebut reliabel. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Adapun hasil dari validitas dan reliabilitas instrumen sebagai berikut: 1. Berdasarkan tabel instrumen Perilaku Sosial Emosional Anak, dari 93 item instrumen Perilaku Sosial-Emosional Anak, pernyataan yang valid dan bisa dipakai sebanyak 40 instrumen dan pernyataan yang valid dan tidak bisa dipakai sebanyak 53 instrumen. Adapun hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan SPSS 15,0 for window memakai Spilt Half Method dengan cara pembelahan ganjil genap diperoleh hasil tingkat reliabilitas perilaku sosial-emosional anak sebesar 0,673. hal ini berarti korelasi berada pada kategori kuat karena r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel yaitu 0,673 >
0,444. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial emosional
anak usia dini reliabel.
2. Berdasarkan tabel instrumen bimbingan orang tua di atas, dari 98 item instrumen bimbingan orang tua, pernyataan yang valid dan bisa dipakai sebanyak 40 instrumen dan pernyataan yang tidak valid dan tidak bisa dipakai
(38)
sebanyak 58 instrumen. Adapun hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan SPSS 15,0 for window memakai Spilt Half Method dengan cara pembelahan ganjil genap diperoleh hasil tingkat reliabilitas bimbingan orang tua sebesar 0,897. hal ini berarti korelasi berada pada kategori sangat kuat karena r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel yaitu 0,897 > 0,444. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan orang tua reliabel. 3. Berdasarkan tabel instrumen bimbingan guru di atas, dari 95 item instrumen bimbingan guru, pernyataan yang valid dan bisa dipakai sebanyak 43 instrumen dan pernyataan yang tidak valid dan tidak bisa dipakai sebanyak 52 instrumen. Adapun hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan SPSS 15,0 for
window memakai Spilt Half Method dengan cara pembelahan ganjil genap
diperoleh hasil tingkat reliabilitas bimbingan guru sebesar 0,956. hal ini berarti korelasi berada pada kategori sangat kuat karena r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel yaitu 0,956 > 0,444. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan guru reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitiuan ini dilakukan dengan
menggunakan angket, wawancara, observasi dan studi dokumentasi,
Angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada orang
lain (responden) dengan tujuan mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah.
(39)
Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya.
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Studi dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, laporan kegiatan, foto-foto dan sebagainya.
H.Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul (data bimbingan orang tua,guru dan perilaku anak), maka data tersebut diolah dan dianalisis yaitu meliputi:
1. Menguji normalitas distribusi, signifikansi regresi dan linieritas regresi serta anova.
Menggambarkan secara umum peran bimbingan orang tua, bimbingan guru, dan perilaku sosial emosional anak usia dini dengan menggunakan teknik persentase, rata-rata dan simpangan baku. Semua perhitungan dilakukan dengan program SPSS 15,0 for window. Adapun untuk mendeskripsikan dan menafsirkan gambaran secara umum tentang Bimbingan Orang Tua, Bimbingan Guru, dan Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini, menggunakan pedoman yang dikemukakan oleh Arikunto (2002: 245) sebagai berikut:
(40)
a. > 80 %
b. > 60% - < 80%
c. > 40% - < 60%
d. >20% - < 40%
e. >0,0% - < 20%
2. Menguji hipotesis regresi ganda, k menggunakan rum
a. Rumus Persam
b. Rumus Persam
c. Rumus Korelasi s
Selanjutnya mengetahui seberapa perilaku sosial-emosi
= Baik / Tinggi
= Cukup Baik / Cukup Tinggi
= Agak Kurang / Agak Rendah
= Kurang / Rendah
= sangat kurang / Sangat rendah
sis, dengan menggunakan teknik statistik regr korelasi sederhana dan korelasi ganda, m
umus sebagai berikut:
amaan Regesi Sederhana Ŷ = a + bx
amaan Regesi Ganda Ŷ = a + b₁₁₁₁x₁₁₁₁ + b₂₂₂₂x₂₂₂₂ Korelasi sederhana (Pearson Product Moment)
a adalah menentukan Koefisien Determ
pa besar kontribusi bimbingan orang tua dan osional anak usia dini yaitu dengan rumus:
KP = r2 x 100%
Dimana : KP = Nilai Koefisien determinan
gresi sederhana, masing-masing
erminan untuk an guru terhadap
(41)
r = Nilai Koefisien korelasi
Pengujian selanjutnya adalah uji signifikansi yang berfungsi untuk mengetahui makna hubungan antara variabel X1 terhadap variabel Y, dan variabel X2 terhadap variabel Y, dengan rumus:
- r√n / 2 √n / r²
Berikutnya adalah analisis korelasi berganda untuk menguji hipotesis ke-3, yaitu apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara bimbingan orang tua (X1) dan bimbingan guru (X2) terhadap perilaku sosial-emosional anak usia dini (Y), dengan rumus:
2
34356=
753
4.6 753589 346 . 356 . 73435
8753
435
Adapun untuk mengetahui signifikansi korelasi berganda dicari dulu
Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel dengan rumus :
Fhitung =
:5 ; 4<:5 =<;<4
Dimana: R= Nilai Koefisien Korelasi Berganda
k= Jumlah Variabel Bebas
(42)
Fhitung = Nilai F yang dihitung
Kaidah pengujian signifikansinya adalah jika Fhitung lebih besar atau sama dengan harga Ftabel, maka Hipotesis nol (H0) ditolak, artinya signifikan. Sebaliknya apabila Fhitung lebih kecil dari harga Ftabel, maka hipotesis nol (H0) diterima, artinya tidak signifikan.
(43)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah digambarkan pada uraian terdahulu, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Temuan hasil penelitian bahwa bimbingan orang tua dalam membentuk perilaku sosial emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu telah diupayakan dengan baik melalui aspek-aspek bimbingan seperti penanaman nilai-nilai kebaikan, pemberian pengetahuan, perhatian dan kasih sayang, memberikan motivasi pada anak, kontrol orang tua terhadap anak, komunikasi dengan anak dan keteladanan.
2. Temuan hasil penelitian bahwa bimbingan guru dalam membentuk perilaku sosial emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu telah diupayakan dengan baik melalui layanan bimbingan seperti pemahaman tentang anak, pemberian informasi, penempatan, pemberian nasihat, pembiasaan, dan bantuan pemecahan masalah.
3. Temuan hasil penelitian tentang perilaku sosial emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu secara umum telah memperlihatkan perilaku yang baik khususnya dari segi perilaku
(44)
sosial emosionalnya. Adapun aspek sosial dan emosional dalam hal ini ditunjukan melalui persaingan, kerja sama, empati, berbagi, menahan rasa marah, mengatasi rasa sedih dan sikap kasih sayang.
4. Hubungan antara bimbingan orang tua dengan perilaku sosial emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu dilihat dari hasil penelitian terdapat hubungan yang kuat. Adanya kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan orang tua dengan perilaku sosial emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
5. Hubungan antara bimbingan guru dengan perilaku sosial emosional anak
Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu dilihat dari hasil penelitian terdapat hubungan yang cukup kuat, kondisi ini ditunjukan dengan koefisien korelasi sebesar 0,555. Adapun besaran kontribusi atau sumbangan bimbingan, menggambarkan terdapat kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan guru dengan perilaku sosial emosional anak taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
6. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa bimbingan orang tua dan guru secara bersama-bersama berkorelasi positif signifikan dengan perilaku sosial emosional anak, hal ini ditunjukan dengan angka koefisien tersebut menggambarkan adanya kontribusi positif yang signifikan antara bimbingan orang tua dan guru terhadap perilaku sosial emosional anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu.
(45)
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan hasil penelitian di atas, penulis menyampaikan beberapa rekomendasi untuk orang tua dan guru-guru TK di Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu sebagai berikut:
1. Untuk orang tua anak Taman Kanak-Kanak
a. Temuan hasil penelitian menunjukan bahwa bimbingan orang tua dalam membentuk perilaku sosial emosional anak berkorelasi cukup kuat dan signifikan. Dengan bimbingan intensif yang dilakukan oleh orang tua, maka anak dapat memperoleh pengalaman yang berharga bagaimana anak dalam berperilaku yang baik. Oleh karena itu orang tua diharapkan mempertahankan upaya bimbingan melalui aspek-aspek bimbingan yang telah dilakukannya dan membimbing anak lebih intensif lagi tertutama aspek pengawasan terhadap anak dan komunikasi dengan anak
b. Temuan hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan dari aspek-aspek bimbingan orang tua, telah mencapai kategori baik, dilihat dari rata-rata 84%. Dilihat dari persentase semua aspek bimbingan orang tua, aspek kontrol yang hendaknya lebih ditingkatkan walaupun sudah mencapai kategori baik. Persentase aspek kontrol orang tua terhadap anak mencapai 80,5%. Adapun aspek yang bisa dipertahankan adalah aspek keteladanan karena dari semua aspek, aspek keteladanan mencapai nilai persentase yang lebih tinggi yaitu mencapai angka 93,7% .
(46)
2. Untuk guru-guru TK
1. Temuan dari hasil penelitian ditemukan bahwa bimbingan guru berkorelasi cukup kuat dan signifikan dalam membentuk perilaku sosial emosional anak, sekolah merupakan tempat kedua anak-anak mendapatkan bimbingan yang tidak dapat dilakukan oleh keluarga. Maka dari itu diharapkan guru-guru terus mempertahankan upaya bimbingan yang telah dilakukannya seperti pemahaman tentang anak, pemberian informasi, penempatan, pemberian nasihat, pembiasaan dan bantuan pemecahan masalah agar perilaku sosial emosional anak dapat diarahkan.
2. Temuan hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan dari aspek-aspek bimbingan guru, telah dilakukan dengan baik, hal ini terbukti secara keseluruhan aspek-aspek bimbingan guru rata-rata 85,75%. Dilihat dari persentase semua aspek bimbingan orang tua, aspek bantuan pemecahan masalah dan pemberian nasihat seyogyanya lebih ditingkatkan lagi walaupun sudah mencapai kategori baik. Persentase aspek aspek bantuan pemecahan masalah kmencapai 80,97%. Guru hendaknya meningkatkan kopetensinya dalam menangani masalah-masalah anak baik masalah fisik, psikis dan belajar anak.
3. Temuan hasil penelitian aspek bimbingan guru berupa pemahaman tentang anak perlu dipertahankan, Aspek pemahaman tentang anak mencapai nilai persentase 90,3%. Pemahaman tentang anak yang menyeluruh disamping pemahaman tentang latar belakang keluarga, kondisi kesehatan anak, yang lebih penting lagi adalah pemahaman tentang dunia anak itu sendiri
(47)
sehingga akan memberikan gambaran kepada guru untuk memberikan program pengajaran yang tepat bagi anak.
4. Kerja sama antara guru dengan orang tua hendaknya dibangun karena hubungan harmonis antara keluarga dan sekolah akan berdampak positif terhadap anak, dalam upaya membentuk perilaku sosial emosional anak, sekolah dan keluarga dapat saling melengkapi, saling mendukung dan mencari solusi secara bersama-sama.
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Abduhak, I. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Abdur Rahman, Jamal. (2005). Tahapan Mendidik Anak. Bandung: Irsyad
Baitus Salam.
Abdul Halim, N. M. ( 2001). Mendidik Keshalehan Anak. Jakarta: Pustaka Amani.
Agus, J. (2007). Menggali Potensi Anak Sejak Usia Dini. Tokyo: Aku Cinta Indonesia Publishing.
Abdullah, A.F. (2005). Mencetak Anak Cerdas. Jakarta Pusat: Pustaka al-Kautsar.
Amin, S.M. (2007). Menyiapkan Masa Depan Anak secara Islami. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Anggoro, T. (2007). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.
Alilkhan, S. (2005) Filsafat Pendidikan Al-Gozali. Bandung : Pustaka Setia. Burhanudin, Y.(2005.) Administrasi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Boyd, J. (1989). Equality Issues In Primary School. London: Paul Chapman
Publising.
Brewer, J.A (2007). Introkduction to Early Clildhood Education Preschool
Thrugh Primary Grades. USA: Persen Allyn and Bacon.
Dimas, M. 2R. (2008). 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akalanak. Bandung: Arkan Publising.
Daradjat, Z. (1993). Ilmu Jiwa Agama. Bandung: Bulan Bintang.
Dewi, R. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Djamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu
(49)
Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dryden, G. (1999). Revolusi Cara Belajar terjemahan dari The Lerning
Revolution. Selandia Baru: The Learning Web.Usaha Nasional.
Dockett, S. (1999). Play and Pedagogy in Early Chilhood Bending The rules. Australia: Harcourt.
Darmawan, D. (2008). Menjelajah Metodologi Riset. Bandung: Arum Mandiri Press
Darmansyah. (1986). Ilmu Sosial Dasar. Surabaya:
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen PLSP. (2003). Undang-Undang RI
No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang:
Aneka Ilmu
Essa, E.L. (2003). Introduction to Early Clildhood Education. USA: A division of Thomshon Learning.
Ekomadyo. (2005). Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat
Belajar Anak. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Garalian, (2007). Memahami Gejolak Emosi Anak. Jakarta: Cahaya Gerungan. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Gottman, J. (2003). Kiat-Kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan
Emosional, Terjemahan dari The Heart of Parenting. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Gracinia,G & Mulyani, Y. (2005). Belajar di Rumah untuk Anak Usia Pra
Sekolah, Panduan Praktis bagi Orang Tua untuk Mendidik Anak-anak di Rumah. Jakarta: Gramedia
Gunawan Adi. (2007). Born To Be a Genius But Conditioned To Be An Idiot tersedia di http ;//www.Pembelajaran. com.
Heryanto, (2007). Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan terjemahan Develovmental
Psycology. Jakarta: Erlangga.
(50)
Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Huston.(1984).Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: Erlangga. Istadi, I. (2006). Melipatgandakan Kecerdasan Emosi Anak. Bekasi:Pustaka
Inti.
Jassam, N. (2006). Anaku Mari Belajar tentang Seks. Jakarta: Mirkot Publising.
Kamsanah. (2007). Etika Pendidik Sebagai Modal Dasar dalam Mermbagun
Keterampilan Komunikasi & Interaksi Sosial Guru. Artikel.
Kelompok Ibu dan Generasi. (2009). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Tersedia di www el_D. comina_com.mht.
Lembaga Pondok Ibu. (2008 ). Pendidikan bagi Anak Usia Dini bukan
Sekedar Pilihan tersedia di URL bolg.
www.kbkthnya.wordpress.com
Mazhariri Husain. (2003). Pintar Mendidik Anak. Jakarta: Lentera. Moeodeslihatun. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak- Kanak.
Jakarta: Bineka Cipta.
Muhyidin M. ( 2006). Mendidik Anak sholeh dan sholehah. Jogjakarta: Dive Press.
Ma’ruf Farid. (2007). Ibuku Guruku ( Metode Home Schooling Group. Mahfuzh, (2005). Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar.
Mazhariri Husain. (2003). Pintar Mendidik Anak. Jakarta: Lentera.
Monks, (2004). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai
bagiannya.Jogyakarta: Gadjahmada University Press.
Muhammad, (2007). Bagaimana Mendidik Putra-Putri Kita dan Apa saja
Kewajiban Orang Tua dan Anak. Jogjakarta: Al-Ilmu.
Muhyidin M. ( 2006). Mendidik Anak sholeh dan sholehah. Jogjakarta: Dive Press.
(51)
Nurihsan,A.J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Rafika Aditama.
Nurihsan,A.J. (2007). Modul Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI. Patmonodewo S. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Pasya,H.S.(2007). Bimbingan Mendidik Anak Sejak Kecil Hingga Dewasa. Bandung: Raksa Dinika Pustaka.
Prayitno, (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Priyatna, C. (2006). Mengatasi Saudara Kandung pada anak-Anak. Jakarta: Gramedia.
Rahayu, H. S. ( 2004). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Readon, M. (2002). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Sasongko, D. (2008). 72% Anak Usia Dini Tak Terlayani Pendidikan tersedia I dhanang @yahoo.com Jakarta.
Sartono, (2001). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka Setia. Satori, (2007). Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sanjaya, W. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Bajaran
dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Kencana.
Syaodih, N & Sumantri,M. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universtias Terbuka.
Syaodih, E. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sa’ud, U.S. (2007). Modul Metodologi Penelitian Pendidikan Dasar. Bandung: UPI.
Setiabudhi,T. (2002). Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suharto, N & Sururi (2007). Belajar SPSS For Windowa untuk Mengelola
(52)
Soemanto Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Shochib, M. (2000). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu anak
Mengembangkan disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
Soo. Hyang Cho. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dan Kebijakan
Keluarga tersedia di http :
portal.unisco.org/education/en/ev.phd-URI. www.Unisco.or.id. Work shop UNISCO Jakarta. Sujanto, A. (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta
Sujiono,B. ( 2005). Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Alex Media Koputindo.
Sukaimi. (2007). Anak Cerdas, Anak Mulia, Anak Indah Metode Mendidik
Anak sesuai Fitrah. Jakarta: Arga Publising.
Surya, S. (2007). Melejitkan Multiple Intellgence Anak Sejak Usia Dini. Yogyakarta: Andi Opset
Teguh, (2004). Cara Mudah Melakukan Analisa Statisti dengan SPSS studi
Kasus, Pembahasan dan Teknik Membaca output. Yogyakarta: Gafa
Media.
Triono, (2005). Pintu-Pintu Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan NAsional
______, (2007) Proses Pendidikan Anak Usia Dini, Antara Wacana dan Pelaksanaan tersedia di: http://www.surya.co.id/web
Ulwan, A.N. (1995). Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Amani
Wisudo Bambang. (2005). Pendidikan Dalam Keluarga ( Tidak ada resep tunggal dalam mendidik anak) artikel
Wortham, Sue C. (2005). Assesment in Early Childhood Education, Fourth Edition, Ohio: Person Merril Prentice Hall
Yusuf,S. (2005). Psikologi Belajar Agama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Yusuf,S. (2007). Psikologi kembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda
Karya. .
(53)
______, (2003). Jendela Anak Indonesia, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia.
______, (2002). Masyarakat belum sadari Pentingnya Pendidikan bagi
PAUD, KCM copy rige harian kompas
______Kiat Menumbuhkan Membaca pada Anak, (Parent who love reading, kids who don’t) Movy leanhart, Grasindo Jakarta
______, (2005). PADU. Pembelajaran Kholistik, Jurnal Anak Usia Dini. Jakarta: PLS Ditjen Departen Pendidikan Nasional.
______, (2007). PADU. Kapita Selekta, Jurnal Anak Usia Dini. Jakarta: PLS Ditjen Departen Pendidikan Nasional
______ Membiasakan Membaca pada Anak, tersedia di http; // www.bacacompas.co.id
______, Pendidikan Usia Dini tersedia dihttp:
//www.depdiknas.go.id.php?a=1&to=f667
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Abduhak, I. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Abdur Rahman, Jamal. (2005). Tahapan Mendidik Anak. Bandung: Irsyad
Baitus Salam.
Abdul Halim, N. M. ( 2001). Mendidik Keshalehan Anak. Jakarta: Pustaka Amani.
Agus, J. (2007). Menggali Potensi Anak Sejak Usia Dini. Tokyo: Aku Cinta Indonesia Publishing.
Abdullah, A.F. (2005). Mencetak Anak Cerdas. Jakarta Pusat: Pustaka al-Kautsar.
Amin, S.M. (2007). Menyiapkan Masa Depan Anak secara Islami. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Anggoro, T. (2007). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.
Alilkhan, S. (2005) Filsafat Pendidikan Al-Gozali. Bandung : Pustaka Setia. Burhanudin, Y.(2005.) Administrasi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Boyd, J. (1989). Equality Issues In Primary School. London: Paul Chapman
Publising.
Brewer, J.A (2007). Introkduction to Early Clildhood Education Preschool Thrugh Primary Grades. USA: Persen Allyn and Bacon.
Dimas, M. 2R. (2008). 25 Kiat Mempengaruhi Jiwa dan Akalanak. Bandung: Arkan Publising.
Daradjat, Z. (1993). Ilmu Jiwa Agama. Bandung: Bulan Bintang.
Dewi, R. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Djamarah, S.B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
(2)
Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dryden, G. (1999). Revolusi Cara Belajar terjemahan dari The Lerning Revolution. Selandia Baru: The Learning Web.Usaha Nasional.
Dockett, S. (1999). Play and Pedagogy in Early Chilhood Bending The rules. Australia: Harcourt.
Darmawan, D. (2008). Menjelajah Metodologi Riset. Bandung: Arum Mandiri Press
Darmansyah. (1986). Ilmu Sosial Dasar. Surabaya:
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen PLSP. (2003). Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: Aneka Ilmu
Essa, E.L. (2003). Introduction to Early Clildhood Education. USA: A division of Thomshon Learning.
Ekomadyo. (2005). Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Garalian, (2007). Memahami Gejolak Emosi Anak. Jakarta: Cahaya Gerungan. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Gottman, J. (2003). Kiat-Kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional, Terjemahan dari The Heart of Parenting. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gracinia,G & Mulyani, Y. (2005). Belajar di Rumah untuk Anak Usia Pra Sekolah, Panduan Praktis bagi Orang Tua untuk Mendidik Anak-anak di Rumah. Jakarta: Gramedia
Gunawan Adi. (2007). Born To Be a Genius But Conditioned To Be An Idiot tersedia di http ;//www.Pembelajaran. com.
Heryanto, (2007). Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan terjemahan Develovmental Psycology. Jakarta: Erlangga.
(3)
Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Huston.(1984).Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: Erlangga. Istadi, I. (2006). Melipatgandakan Kecerdasan Emosi Anak. Bekasi:Pustaka
Inti.
Jassam, N. (2006). Anaku Mari Belajar tentang Seks. Jakarta: Mirkot Publising.
Kamsanah. (2007). Etika Pendidik Sebagai Modal Dasar dalam Mermbagun Keterampilan Komunikasi & Interaksi Sosial Guru. Artikel.
Kelompok Ibu dan Generasi. (2009). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Tersedia di www el_D. comina_com.mht.
Lembaga Pondok Ibu. (2008 ). Pendidikan bagi Anak Usia Dini bukan Sekedar Pilihan tersedia di URL bolg. www.kbkthnya.wordpress.com
Mazhariri Husain. (2003). Pintar Mendidik Anak. Jakarta: Lentera. Moeodeslihatun. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak- Kanak.
Jakarta: Bineka Cipta.
Muhyidin M. ( 2006). Mendidik Anak sholeh dan sholehah. Jogjakarta: Dive Press.
Ma’ruf Farid. (2007). Ibuku Guruku ( Metode Home Schooling Group. Mahfuzh, (2005). Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar.
Mazhariri Husain. (2003). Pintar Mendidik Anak. Jakarta: Lentera.
Monks, (2004). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagiannya.Jogyakarta: Gadjahmada University Press.
Muhammad, (2007). Bagaimana Mendidik Putra-Putri Kita dan Apa saja Kewajiban Orang Tua dan Anak. Jogjakarta: Al-Ilmu.
Muhyidin M. ( 2006). Mendidik Anak sholeh dan sholehah. Jogjakarta: Dive Press.
(4)
Nurihsan,A.J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Rafika Aditama.
Nurihsan,A.J. (2007). Modul Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI. Patmonodewo S. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Pasya,H.S.(2007). Bimbingan Mendidik Anak Sejak Kecil Hingga Dewasa. Bandung: Raksa Dinika Pustaka.
Prayitno, (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Priyatna, C. (2006). Mengatasi Saudara Kandung pada anak-Anak. Jakarta: Gramedia.
Rahayu, H. S. ( 2004). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Readon, M. (2002). Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Sasongko, D. (2008). 72% Anak Usia Dini Tak Terlayani Pendidikan tersedia I dhanang @yahoo.com Jakarta.
Sartono, (2001). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka Setia. Satori, (2007). Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sanjaya, W. (2006). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Bajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Syaodih, N & Sumantri,M. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universtias Terbuka.
Syaodih, E. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sa’ud, U.S. (2007). Modul Metodologi Penelitian Pendidikan Dasar. Bandung: UPI.
Setiabudhi,T. (2002). Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suharto, N & Sururi (2007). Belajar SPSS For Windowa untuk Mengelola Data Penelitian. Bandung: Dew Rushi
(5)
Soemanto Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Shochib, M. (2000). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu anak Mengembangkan disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
Soo. Hyang Cho. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dan Kebijakan Keluarga tersedia di http : portal.unisco.org/education/en/ev.phd-URI. www.Unisco.or.id. Work shop UNISCO Jakarta.
Sujanto, A. (1996). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta
Sujiono,B. ( 2005). Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Alex Media Koputindo.
Sukaimi. (2007). Anak Cerdas, Anak Mulia, Anak Indah Metode Mendidik Anak sesuai Fitrah. Jakarta: Arga Publising.
Surya, S. (2007). Melejitkan Multiple Intellgence Anak Sejak Usia Dini. Yogyakarta: Andi Opset
Teguh, (2004). Cara Mudah Melakukan Analisa Statisti dengan SPSS studi Kasus, Pembahasan dan Teknik Membaca output. Yogyakarta: Gafa Media.
Triono, (2005). Pintu-Pintu Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan NAsional
______, (2007) Proses Pendidikan Anak Usia Dini, Antara Wacana dan Pelaksanaan tersedia di: http://www.surya.co.id/web
Ulwan, A.N. (1995). Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Amani
Wisudo Bambang. (2005). Pendidikan Dalam Keluarga ( Tidak ada resep tunggal dalam mendidik anak) artikel
Wortham, Sue C. (2005). Assesment in Early Childhood Education, Fourth Edition, Ohio: Person Merril Prentice Hall
Yusuf,S. (2005). Psikologi Belajar Agama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Yusuf,S. (2007). Psikologi kembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda
Karya. .
(6)
______, (2003). Jendela Anak Indonesia, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia.
______, (2002). Masyarakat belum sadari Pentingnya Pendidikan bagi PAUD, KCM copy rige harian kompas
______Kiat Menumbuhkan Membaca pada Anak, (Parent who love reading, kids who don’t) Movy leanhart, Grasindo Jakarta
______, (2005). PADU. Pembelajaran Kholistik, Jurnal Anak Usia Dini. Jakarta: PLS Ditjen Departen Pendidikan Nasional.
______, (2007). PADU. Kapita Selekta, Jurnal Anak Usia Dini. Jakarta: PLS Ditjen Departen Pendidikan Nasional
______ Membiasakan Membaca pada Anak, tersedia di http; // www.bacacompas.co.id
______, Pendidikan Usia Dini tersedia dihttp:
//www.depdiknas.go.id.php?a=1&to=f667