PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL.

(1)

PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY (DRA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 19 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

RIAMA N SIHOMBING NIM 0900806

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY (DRA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 19 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Riama N Sihombing

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Riama N Sihombing 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

PENERAPAN METODE DIRECT READING ACTIVITY DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF EDITORIAL

Riama Novrianty Sihombing FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia

surel: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kesulitan siswa seperti kurang

termotivasinya untuk membaca editorial beserta metode yang konvensional yang tidak memacu antusiasme siswa sehingga menyebabkan siswa bosan dan tidak konsentrasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan siswa dalam membaca editorial dengan diterapkan metode DRA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teori yang melandasi penelitian ini adalah Metode Direct Reading Activity. Data penelitian berupa hasil kemampuan berupa hasil kemampuan membaca editorial siswa kelas XI SMA Negeri 19 Bandung. Hasil penelitian adalah metode DRA efektif digunakan dalam pembelajaran membaca intensif editorial di kelas XI.

Kata Kunci : Penelitian, pembelajaran, Metode DRA, kemampuan membaca editoria.

Abstrack: The background of this study is because the student’s difficulty of lacking

motivation to read editorial and the conventional method which do not stimulate the studens feeling bored and lack of concentration .the purpose of this research is to know there is or not the significant effectof the ability of student in reading editorial by applying the method of DRA. The method which is used in this research is Quasi Eksperimen by applying the experimental class and controlling class. The teory which is used in this research is Direct Reading Activity method. The data of the research concerns the result of the ability of reading editorial of student grade XI SeniorHigh School 19 Bandung.


(5)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Anggapan Dasar ... 8

1.6 Hipotesis ... 9

BAB 2 METODE DIRECT READING ACTIVITY, PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF DAN TAJUK RENCANA ATAU EDITORIAL 2.1 Metode Direct Reading Activity (DRA) ... 10

2.1.1 Tujuan Direct Reading Activity ... 10


(6)

viii

2.1.3 Tahapan Metode DRA ... 11

2.2 Membaca Intensif ... 13

2.2.1 Pengertian Membaca Intensif ... 13

2.2.2 Tujuan Membaca Intensif... 14

2.2.3 Jenis-jenis Membaca Intensif ... 14

2.2.4 Tujuan Membaca Intensif... 14

2.2.5 Aspek-aspek Membaca Intensif...15

2.2.5 langkah-langkah membaca intensif ... 15

2.2.6 Penilaian kemampuan membaca ... 16

2.2.7 Penilaian Kemampuan Membaca ...16

2.3 Teks Editorial ... 16

2.4 Tipe-tipe Editorial ...18

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian ... 19

3.1.2 Desain Penelian ... 19

3.2 Defenisi Operasional ... 20

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.4 Teknik Pengolahan Data ... 25

3.4.1 Pengolahan Data Hasil Tes ... 25

3.4.2 Pengolahan Data Hasil Angket ... 27

3.4.3 Pengolahan Data Hasil Observasi ... 28


(7)

ix

3.5Sumber penelitian ...31

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian ... 30

4.2Deskripsi Pengolahan Data ... 30

4.2.1 Data Prates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 30

4.2.2 Deskripsi Data Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 34

4.3Deskripsi Data Analisis Hasil Observasi ... 37

4.4Deskripsi Profil Kemampuan Tes Membaca ... 40

4.5Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 42

4.5.1 Uji Normalitas Data ... 42

4.5.2 Uji Homogenitas Data ... 53

4.5.2.1 Uji Homogenitas Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen 53 4.5.2.1 Uji Homogenitas Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen 54 4.5.3 Pembuktian Hipotesis ... 54

4.6Pengolahan Analisis Data Angket ... 62

4.7Pengolahan Hasil Penelitian...64

4.7.1 Profil Membaca Pemahaman ... 64

4.7.2 Proses Pembelajara... 65

4.8 Keefektifan Penerapan Metode DRA ... 65

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 67

5.2 Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA


(8)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah Penelitian

Proses belajar yaitu proses interaksi antara guru dan siswa dimana saat siswa tidak tahu menjadi tahu atau proses belajar dimana adanya perubahan sikap dan perkembangan pola pikir ke arah yang lebih baik lagi. Saat manusia mengalami proses belajar saat itu juga manusia tidak akan pernah merasa puas dan selalu ingin tahu tentang banyak hal. Semakin banyak yang diketahui maka semakin banyak juga yang tidak diketahui, maka manusia akan selalu berusaha dan melakukan proses belajar untuk mencari ilmu pengetahuan.

Dalam proses belajar, Guru adalah salah satu media untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang berperan sebagai pengajar. Manfaat dari proses belajar ini akan berpengaruh kepada ketiga aspek berikut yakni: (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (psikomotor) seseorang peserta didik. Proses belajar tersebut dapat diperoleh dari mendengarkan informasi, membaca, melihat, menganalisis dan mengamati. Dan semua hal tersebut merupakan hasil dari pengalaman menjadi sebuah proses belajar dan akan menghasilkan sebuah ilmu.

Belajar merupakan proses yang menjadikan seseorang berubah perilakunya akibat suatu pengalaman, (Gagne, 1984).

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu program pendidikan untuk mencapai manusia atau makhluk yang cerdas, pintar, dan mampu mengikuti perkembangan pendidikan di masa yang akan datang. Akan tetapi apa yang akan terjadi jika tujuan tersebut tidak tercapai maka anak-anak Indonesia tidak akan mampu bersaing dalam perkembangan pendidikan di masa yang akan datang. Terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, bagaimana mungkin bisa berkembang sementara pembelajaran bahasanya sendiripun siswa tidak mapan.


(9)

Untuk itu, dengan kondisi yang seperti ini terutama yang kita ketahui bahwa pada saat Ujian Nasional mayoritas siswa tidak lulus adalah dalam Mata pelajaran Bahasa Indonesia. Memang hal yang seperti ini sangat tidak mungkin terjadi tetapi inilah kenyataan yang terjadi di dunia pendidikan di Negara kita tercinta ini. Seperti yang dijelaskan oleh Tarigan (1993: 88) yang menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis. Keempat keterampilan tersebut pasda dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal.

Tampubolon (1987: 5) menjelaskan bahwa dalam pendidikan bahasa ada empat kemampuan bahasa pokok yang harus dibina dan dikembangkan, yaitu, menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca dan menulis. Dua kemampuan pertama terdapat dalam komunikasi lisan dan dua yang belakangan terdapat dalam komunikasi tulisan. Urutan demikian didasarkan pada pemerolehan dan perkembangan bahasa. Anak-anak secara alamiah mula-mula menyimak bahasa atau ujaran-ujaran di sekitarnya dan dengan potensi kebahasaan yang ada padanya dia memperoleh kaidah-kaidah bahasa yang bersangkutan. Kemudian dia memperoleh dan mengembangkan kemampuan berbicara. Setelah memiliki kedua kemampuan itu, dia dapat pula belajar membaca (secara formal di rumah atau di sekolah) dan kemuadian belajar menulis. Tetapi pada tingkatan lanjutan, urutan tersebut tidaklah demikian lagi. Keempat kemampuan itu pada umumnya sudah berfungsi secara integral, dalam arti saling mendukung. Dalam pendidikan bahasa, terutama dalam pendidikan formal, tekanan atau pengutamaan dapat diberikan pada kemampuan tertentu, misalnya pada membaca atau berbicara

Dari keempat aspek yang dilatih kepada siswa, membaca merupakan keterampilan yang harus mendapat perhatian secara sungguh-sungguh. (KBBI: 2005) secara leksikal, membaca adalah kegiatan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Menurut Finochiaro dan Bonomo (1973:119) bahwa membaca sebagai proses memetik serta


(10)

3

memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis atau “reading is

bringing meaning to and getting meaning from printed or written material’’.

Membaca adalah salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, sebagaimana telah dikatakan, lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf, dalam hal ini huruf-huruf menurut alfabet Latin. Fungsi bahasa tulisan yang begitu penting dalam kehidupan sebagaimana dikemukakan diatas menuntut kemampuan pembaca membaca maksimal anggota-anggota masyarakat. Kemampuan dimaksud sangat perlu dalam kehidupan dewasa ini dimana informasi tentang berbagai ilmu pengetahuan mengalir dengan deras dan akan semakin perlu lagi dalam abad ke-21 mendatang karena arus informasi akan lebih deras. Dan karena kemampuan membaca dimaksud ini menuntut kemandirian yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa membaca pada tingkatan ini adalah suatu cara yang terbaik untuk membina kemandirian. Selanjutnya, karena ide-ide atau pikiran-pikiran, maka dalam memahami bahasa tulisan dengan membaca, proses-proses kognitif (penalaran)lah yang terutama bekerja.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1979:7).

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang termasuk di dalam retorika seperti keterampilan berbahasa yang lainnya (berbicara dan menulis) (Haryadi 2007:4). Jadi, membaca merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan didahului oleh kegiatan melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat dan memahami merupakan suatu proses yang simultan untuk mengetahui pesan atau informasi yang tertulis. Membutuhkan suatu proses yang menuntut pemahaman terhadap makna kata-kata atau kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam pandangan sekilas. Oleh sebab itu, dapat pula dikatakan bahwa membaca adalah suatu cara untuk membina daya nalar.


(11)

Dalam pembelajaran membaca, siswa sering sekali merasa bosan, ngantuk sehingga berusaha untuk melakukan aktifitas yang mengganggu pembelajaran. Peristiwa ini juga sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa. Sering sekali guru tidak terlalu memerhatikan bagaimana model yang harus diterapkan agar siswa tertarik, semangat dan aktif melakukan pembelajaran membaca. Selain itu guru harus menyediakan media bacaan yang beragam dan mengundang ketertarikan siswa untuk lebih giat lagi membacanya.

Kelemahan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada saat pembelajaran membaca, siswa kurang termotivasi untuk membaca teks yang ditugaskan, siswa kurang berminat untuk membaca atau bersifat acuh tak acuh sehingga akan menyebabkan mereka tidak konsentrasi dan akan sulit menemukan gagasan-gagasan yang terdapat dalam isi teks. Untuk setiap pembelajaran, siswa akan diberikan tugas, maka jika siswa tidak membaca dengan konsentrasi bagaimana mungkin mereka dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditugaskan oleh guru. Padahal, dengan membaca siswa akan banyak memperoleh ilmu pengetahuan terutama yang bersumber dari bacaan yang diberikan oleh guru. Melalui hasil wawancara dengan salah seorang guru yang menangani mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI SMA N 19 Bandung yaitu Ibu Laksmi, salah satu kesulitan dari pembelajaran membaca yang paling utama adalah kurangnya minat siswa untuk membaca, dan juga kurangnya media seperti buku ajar. Buku ajar yang tidak bebas lagi diperjual belikan oleh guru kepada siswa melainkan diperoleh langsung dari pihak pemerintah. Untuk mengatasi hal yang menjadi pengaruh negatif pada siswa, maka di SMA 19 Bandung khususnya di Perpustakaan diadakan lomba kuis interaktif yang bertujuan untuk memacu minat siswa agar lebih giat lagi membaca buku bacaan dan sering berkunjung ke Perpustakaan. Terutama dalam pembelajaran Membaca Editorial, jika siswa ditugaskan untuk membaca Editorial atau teks bacaan lain, siswa banyak yang tidak memerhatikan bahkan melakukan pekerjaan lain atau mengobrol dengan teman-temannya.


(12)

5

Berdasarkan kenyataan di atas, bahwa dalam pembelajaran sangat diperlukan metode, media atau strategi yang tepat dalam pembelajaran untuk memacu minat membaca siswa terutama dalam membaca editorial.

Adapun penelitian tentang membaca editorial dengan model dan metode yang berbeda seperti contoh: Hartanti (2008) yang berjudul “Keefektifan Metode

SQ3R Pada Pembelajaran Membaca Kritis Teks Editorial” dengan skor tes akhir

sebesar 63, 47 dengan menggunakan metode SQ3R dari nilai skor awal sebelum menggunakan metode SQ3R adalah 56, 39. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan metode SQ3R pada pembelajaran membaca intensif editorial terbukti efektif.

Penelitian mengenai strategi Direct Reading Activity (DRA) juga sudah pernah dilakukan pada judul yang berbeda oleh Sofyati (2007) dalam “Penerapan Strategi Directed Reading Activity (DRA) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Efektif Membaca Kelas IV SD Negeri SEDEP 1 Pangalengan Tahun Ajaran 2006/2007”. Penelitian ini menghasilkan hipotesis penelitian yang teruji kebenarannya karena syarat hipotesis diterima yaitu t hitung >t tabel. Dengan demikian, strategi DRA efektif dalam meningkatkan kemampuan efektif membaca siswa kelas IV SD Negeri Sedep 1 Pangalengan.

Fuandi (2011: 4) menemukan bahwa siswa kurang berminat membaca karena membaca membuat siswa bosan dan jenuh. Siswa lebih tertarik menonton televisi daripada membaca. Selanjutnya, pembelajaran membaca dianggap membosankan, sehingga siswa kurang minat terhadap pembelajaran karena penyampaian materi pelajaran yang kurang menarik. Selain itu, pengetahuan siswa tentang tokoh dikatakan kurang, padahal dengan bacaan yang inspiratif dapat menumbuhkan semangat dan dapat menghasilkan inspirasi baru.

Sulistiyowati (2011) memperoleh hasil observasi yang dilakukan di SDN Kasin Malang, bahwa proses pembelajarannya masih didominasi oleh guru, tidak ditemukannya siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pada proses pembelajaran siswa cenderung ramai sendiri, tidak adanya tanggung jawab untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru. Kemampuan membaca pemahaman


(13)

yang diperoleh siswa pun masih belum maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat. Pada siklus I kemampuan membaca pemahamn siswa sebesar 63,97 dan pada siklus II sebesar 78,73. Peningkatan disini sebanyak 14,74%.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi permasalahan yang akan menjadi penelitian adalah sebagai berikut. Pada umumnya memang siswa kurang berminat dengan pembelajaran Bahasa Indonesia. Ketidakminatan siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia ini berpengaruh dengan setiap keterampilan yang ada dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, misalnya keterampilan membaca, mereka menganggap enteng terhadap pelajaran Bahasa Indonesia jadi tidak perlu untuk memberikan perhatian yang serius seperti mata pelajaran yang lain, khususnya pembelajaran membaca yang dianggap monoton dan membosankan.

Pembelajaran membaca yang dianggap monoton dan membosankan membuat siswa kurang berminat untuk membaca terutama membaca teks editorial. Siswa tidak mempunyai skema pemikiran tentang teks dan menghambat pemahaman terhadap isi teks tersebut sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi teks editorial

Ketidaktepatan dalam memilih metode pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam pembelajaran membaca teks editorial jika tidak tepat dalam memilih dan menggunakan metode akan mengundang siswa untuk melakukan hal yang tidak membantu pembelajaran. Guru juga sering sekali berfokus pada teori saja tanpa melakukan praktek membaca langsung oleh anak secara intensif.

1.3Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana profil keterampilan membaca intensif siswa khususnya membaca intensif editorial di kelas XI SMA Negeri 19 Bandung?


(14)

7

2) Bagaimana proses pembelajaran membaca intensif editorial di kelas XI SMA Negeri 19 Bandung dengan Metode Directed Reading Activity (DRA)?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca tajuk rencana atau editorial siswa kelas XI SMA 19 Bandung sebelum dan sesudah menggunakan Metode DRA?

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut adalah tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah untuk memberikan alternatif metode pembelajaran, terutama metode pembelajaran yang akan digunakan pada pembelajaran membaca teks editorial di jenjang SMA, khususnya kelas SMA XI. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) mengetahui kemampuan membaca intensif tajuk rencana atau editorial siswa kelas XI SMA Negeri 19 Bandung sebelum diterapkan metode Direct Reading Activity (DRA);

2) mengetahui kemampuan membaca intensif tajuk rencana atau editorial siswa kelas XI SMA Negeri 19 Bandung setelah diterapkan metode Direct Reading Activity (DRA);

3) mengetahui efektif atau tidak efektifnya metode Direct Reading Activity (DRA) dalam pembelajaran membaca tajuk rencana atau editorial;

4) mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan antara kemampuan membaca intensif siswa kelas XI SMA Negeri 19 Bandung sebelum dan setelah menggunakan metode Direct Reading Activity (DRA).

1.4.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap berbagai pihak. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut.


(15)

1.4.2.1Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mencari alternatif metode yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran membaca intensif editorial.

1.4.2.2Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1) Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini, maka peneliti akan memahami masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran bahasa indonesia dan membuktikan keberhasilan dari penerapan metode DRA ini;

2) Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan wawasan baru atau alternatif dalam peningkatan pembelajaran yakni tentang srategi Directed Reading Activity (DRA) yang berkaitan dengan keterampilan membaca, sehingga pembelajaran tidak lagi terasa membosankan bagi siswa dan memberikan motivasi bagi siswa untuk membaca karena strategi ini dapat memberi lebih banyak rangsangan dan kesempatan kepada siswa untuk leluasa membaca; 3) Bagi siswa, diharapkan siswa mampu membuat peta pikiran dan konsentrasi

yang penuh mengenai editorial yang mereka baca dan mereka mempu mengerti dan memahami isi dari editorial tersebut.

1.5Anggapan Dasar

Ada beberapa hal yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Keterampilan membaca dapat ditingkatkan dengan banyak latihan dan praktik. 2) Keterampilan membaca memiliki peran penting dalam kegiatan

berkomunikasi secara lisan.

3) Pembelajaran membaca memerlukan metode yang tepat agar siswa terampil membaca.


(16)

9

4) Directed Reading Activity (DRA) dapat digunakan untuk meningkatkan

keterampilan membaca siswa dan memacu siswa untuk giat dan mampu memahami isi dari editorial

1.6Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan dan dinyatakan sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian.

H0 : Metode Direct Reading Activity efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif khususnya dalam membaca teks editorial.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca teks editorial siswa menggunakan Metode Direct Reading Activity di kelas eksperimen dengan kemampuan membaca intensif teks editorial siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif di kelas pembanding.


(17)

19 BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, metode sangat diperlukan untuk membantu peneliti dalam memecahkan masalah dan mendapatkan hasil yang diinginkan. Metode merupakan cara utama yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen karena metode penelitian ini pada prinsipnya digunakan untuk membuktikan sebuah teori yang sudah ada sebelumnya sehingga dapat diketahui efektif atau tidaknya Metode DRA untuk membaca intensif editorial atau tajuk rencana. Selain itu juga, metode kuasi eksperimen dapat mengetahui hasil tentang subjek dan seberapa baik hasil akhir yang dilakukan setiap subjek.

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif yaitu metode kuasi eksperimen. Surakhmad, 1985: 131 (dalam Ridwan 2008- 38) mengatakan bahwa dalam pengujian desain metode penelitian kuasi eksperimen dilakukan dua kali, yaitu tes awal atau prates dan tes akhir atau pascates. Prates berfungsi sebagai nilai awal (01) atau dapat dikatakan nilai siswa sebelum diberikan pembelajaran (treatmen) dengan Metode Direct Reading Activity, sedangkan pascates berfungsi sebagai nilai akhir (02) siswa setelah diberi pembelajaran (treatmen) dengan Metode DRA. Dan dalam penelitian eksperimen terdapat dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.


(18)

20

Berikut adalah desain yang digunakan dalam melaksanakan uji coba untuk melihat hasil pembelajaran membaca intensif teks editorial atau tajuk rencana dengan menggunakan Metode DRA.

Tabel 3.1

Rancangan Tes Awal dan Tes Akhir dengan Sampel Acak

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

KE O1 X O2

KK O3 Y O4

Keterangan:

KE: kelas eksperimen KK: kelas pembanding

O1 : tes awal pada kelas ekperimen

O2 : tes akhir pada kelas eksperimen

X : perlakuan dengan menggunakan metode DRA Y : perlakuan dengan menggunakan metode Kooperatif O2 : tes awal pada kelas pembanding

O4 : tes akhir pada kelas pembanding

(Sugiyono, 2010: 112) 3.2 Defenisi Operasional

Untuk memperjelas pokok-pokok masalah dalam penelitian ini, maka variabel-variabel dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai berikut.

1) Metode Direct Reading Activity (DRA) dalam pembelajaran Membaca Intensif Editorial. Metode Direct Reading Activity (DRA) adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan memacu pemahaman siswa dalam hal membaca terhadap isi wacana. Pembelajaran


(19)

membaca intensif teks editorial merupakan proses pembelajaranyang melatih siswa untuk menelaah secara rinci dan memeroleh pemahaman terhadap isi dari informasi yang dikupas oleh penulis.

2) Kemampuan Membaca Intensif Editorial. Kemampuan dalam KBBI adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Dalam hal ini, siswa harus sanggup memacu dan menuntut pemahaman dari siswa mengenai isi dari editorial tersebut dengan menggunakan Metode DRA.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan teknik tes dan teknik nontes. Adapun pemaparannya adalah sebagai berikut:

1) Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir yang digunakan untuk sampel penelitian. Tes awal dilakukan sebelum penerapan Metode DRA sedangkan tes akhir dilakukan setelah penerapan Metode DRA. Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau suatu kelompok (Arikunto, 2006: 150). Tes yang dilakukan adalah tes awal (prates) untuk mengetahui kemampuan awal membaca intensif teks editorial pada siswa kelas XI IPA tahun pelajaran 2012/2013 sebelum diberikan perlakuan. Sebelum siswa diberikan treatment, siswa terlebih dahulu diberi tes awal untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan membaca siswa mengenai editorial sebelum menerapkan Metode DRA. Setelah pemberian tes awal (prates) serta mendapat nilai awalnya, peneliti memberikan sebuah treatmen sebanyak 3 kali tentang membaca intensif dengan menggunakan Metode DRA pada saat pembelajaran dengan menggunakan perlakuan yang telah disusun pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Pascates dilakukan untuk melihat nilai akhir dari siswa setelah diterapkannya Metode DRA serta untuk mengetahui keefektifan Metode DRA


(20)

22

dalam pembelajaran membaca Intensif. Atau untuk mengukur keterampilan membaca siswa mengenai editorial setelah menerapkan Metode DRA.

Bentuk tes yang digunakan berupa tes tulis atau tes pemahaman yang menuntut pemahaman siswa terhadap teks bacaan atau teks editorial yang diambil dari berbagai media, yaitu : “Pendidikan tanpa Keteladanan, “Memotong anggaran”, “Teroris masih eksis”, dan “Harapan pada Menkeu baru”. Jenis soal yang digunakan adalah jenis soal objektif (pilihan ganda) sebanyak 20 butir soal yang berdasarkan 7 jenjang pertanyaan membaca (Taksonomi Bloom). Dan wacana yang saya gunakan mencakup tipe-tipe editorial yakni ada empat buah. Berikut kisi-kis soalnya.

Tabel 3.2 Kisi-kisi soal Sekolah : SMA Negeri 19 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester :XI/2 (genap)

No. Materi Ujian Aspek Sosial

1 Wacana 1 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7

 Kosa Kata 1

 Membedakan fakta dan opini

2 3 4

 Kesimpulan wacana

5

2 Wacana 2

 Membedakan fakta dan opini

6 7 8


(21)

 Pokok persoalan 10 3 Wacana 3

 Membedakan fakta dan opini

11 12 13

 Fungsi paragraf 14

 Kesimpulan wacana

15

4 Wacana 4

 Membedakan fakta dan opini

16 17 18

 Jenis wacana 19 20

Jumlah 1 5 4 6 4 1

Jumlah soal 20

Keterangan:

K1 : Pertanyaan Ingatan K2 : Pertanyaan Terjemahan K3 : Pertanyaan pemahaman K4 : Pertantanyaan Terapan K5 : Pertanyaan Analisis K6 : Pertanyaan sintesis

K7 : Pertanyaan Nilaian/Evaluasi 2) Angket

Selain menggunakan tes, pengumpulan data dilakukan juga dengan membagikan angket untuk memperoleh informasi dari para siswa mengenai dampak atau respon siswa terhadap pembelajaran membaca intensif teks tajuk rencana atu editorial dengan menggunakan Metode DRA. Angket adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden


(22)

24

tentang Metode DRA dalam pembelajaran membaca. Hasil angket tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk keberhasilan penelitian karena data dari responden.

Peneliti akan menyebarkan angket kepada siswa sebagai data atau informasi tambahan bagi peneliti. Dari angket ini dapat diperoleh informasi dari para siswa mengenai dampak atau respon yang dirasakan oleh para siswa terhadap pembelajaran membaca intensif editorial dengan menggunakan Metode DRA.

Tabel 3.3

Berikut adalah kisi-kisi angket.

No Kategori

1 Minat siswa terhadap Metode DRA

2 Pengaruh DRA terhadap kemampuan siswa memahami teks editorial 3 Langkah-langkah Direct Reading Activity

4 Penggunaan Metode DRA 5 Penerapan Metode DRA 3) Lembar Observasi

Observasi dilakukan terhadap keadaan siswa ketika sedang mengikuti pembelajaran membaca intensif teks editorial dengan menggunakan Metode DRA di kelas eksperimen dan dengan teknik berkelompok di kelas kontrol. Tujuan observasi ini dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran dan akibat yang timbul setelah pembelajaran tersebut. Penulis menggunakan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran yaitu observasi proses dan kegiatan siswa dalam kelas. Observasi ini dilakukan pengisian lembar observasi yang berisi deskripsi penilaian tentang proses pembelajaran oleh pengamat. Observasi pada siswa ditujukan untuk mengetahui keterlibatan siswa pada saat proses pembelajaran


(23)

berlangsung. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh dua orang pengamat masing-masing mengisi lembar observasi yang berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi pada proses pembelajaran. Observasi berisi data tentang bagaimana proses pembelajaran dan sikap kepribadian siswa. Observasi dilakukan oleh observer atau pengamat. Lembar observasi terlampir.

Tabel 3.4

Kisi-kisi observasi terhadap proses pembelajaran No Kategori

1 Pembukaan pembelajaran yang mampu memotivasi siswa 2 Sikap guru selama proses pembelajaran

3 Penguasaan bahan belajar 4 Proses pembelajaran

5 Kemampuan menggunakan media 6 Evaluasi

7 Menutup pembelajaran

Tabel 3.5

Kisi-kisi observasi terhadap siswa

No Kategori

1 Sikap siswa

2 Konsentrasi siswa untuk menyimak 3 Antusiasme siswa

4 Komunikasi guru dan siswa

5 Keseriusan siswa mengerjakan tugas 6 Manfaat media

7 Refleksi


(24)

26

3.4.1 Pengolahan Data Hasil Tes

Teknik pengolahan data ini merupakan proses mengubah data mentah menjadi data masak atau data kasar menjadi data yang lebih halus. Karena penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dan pengukurannya menggunakan tes yang menghasilkan data kuantitatif berupa angka-angka atau bilangan numerik, data yang diperoleh dari penelitian ini akan diolah dengan menggunakan perhitungan statistika.

Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut.

1) Mengubah skor prates dan pascates siswa menjadi nilai ideal 100 2) Menguji normalitas data dengan menggunakan

a) Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul tersebar secara normal atau tidak. Pengujian dilakukan menggunakan rumus chi kuadrat dengan kriteria disteribusi normal apabila x2hitung <x2tabel Berikut ini

adalah rumus chi kuadrat.

Keterangan :

Oi : Frekuensi pengamatan Ei : Frekuensi ekspektasi b) Uji Gain

Uji gain dilakukan untuk membandingkan rata-rata nilai prates dan pascates yang dilakukan dengan menggunakan rumus. Untuk two tailed jika lebih besar dari atau lebih kecil dari (- ) dapat disimpulkan bahwa kedua variabel mempunyai perbedaan yang signifikan dan jika sebaliknya maka kedua variabel tidak memiliki perbedaan yang signifikan.


(25)

t = √ Keterangan:

Md : mean dari dari perbedaan prates dan pascates (pascates-prates) xd : deviasi masing-masing subjek (d-Md)

x2d : jumlah kuadrat deviasi

N : banyaknya subjek pada sampel d.b : ditentukan dengan N-1

Langkah-langkahnya:

a. Menentukan gain (d) antar nilai pada saat prates (X1) dan nilai yang diperoleh

pada saat pascatest (X2) dengan menggunakan rumus X2– X1

b. Menentukan nilai Md dengan rumus: Md =

N d

c. Menetukan nilai x2d dengan rumus:

x2d =

d - 2

 

N d

2

d. Menentukan nilai d.bdengan rumus: d.b = N-1

c) Melakukan uji homogenitas varian rata-rata skor prates dan pascates dengan menggunakan rumus.

Keterangan:

Fhitung : nilai yang dicari

Vb : varians terbesar

Vk : varians terkecil

Data dinyatakan homogen jika Fhitung< Ftabel pada derajat kebebasan db= N-1.


(26)

28

Melakukan uji hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan mean (M) antara hasil prates dan pascates serta uji signifikansi perbedaan dan pertambahan rata-rata tes awal dan tes akhir dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menentukan jumlah skor dari kelompok yang akan diuji. 2) Mencari rata-rata hitung dengan rumus:

̅ n

3) Mencari simpangan baku dengan rumus: d √

n n

4) Mencari thitung dengan rumus:

t M My

√( y y ) y

5) Menentukan taraf signifikansi dengan menentukan derajat kebebasan dimana thitung > ttabel berarti signifikan. Uji signifikansi ini dengan kriteria H0 diterima

jika ttabel < thitung. Namun jika thitung<ttabel , maka kedua variabel tidak memiliki

perbedaan yang signifikan.

3.4.2 Pengolahan Data Hasil Angket

Pengolahan data hasil angket ini menggunakan rumus: P x 100%

Keterangan: P : persentase

N : jumlah responden


(27)

Hasil dari perhitungan tersebut akan ditafsirkan berdasarkan kriteria berikut ini.

Tabel 3.6

Presentase Hasil Angket

Presentase Keterangan

0 % tidak ada

1% - 5% hampir tidak ada

6% - 25% sebagian kecil

24% - 49 % hampir setengahnya

50 % setengahnya

51% - 75% lebih dari setengahnya

76% - 95% sebagian besar

96% - 99% hampir seluruhnya

100 % seluruhnya

3.4.3 Pengolahan Data Hasil Observasi

Pada lembar observasi ini sudah terdapat poin dari masing-masing kriteria sehingga pada proses pengolahan data ini penulis hanya menjumlahkan poin dari masing-masing kriteria. Perhitungan data observasi diklasifikasikan melalui kualifikasi observasi sebagai berikut ini.

Tabel 3.7

Kualifikasi Nilai Obsevasi


(28)

30

A 4,00 – 3,50 Baik Sekali

B 3,49 – 3,00 Baik

C 2,99 – 2,50 Cukup

D 2,49 – 2,00 Kurang

E 1,99 – 1,50 Kurang Sekali

3.4.4 Menyimpulkan hasil penelitian

Setelah mengolah data yang diperoleh melalui perhitungan statistik selesai, maka peneliti meyimpulkan hasil penelitian ini berdasarkan hasil uji-t yang diperoleh.

Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam pembelajaran membaca intensif teks editorial dengan menggunakan Metode Direct Reading Activity ( DRA) tercermin pada skenario pembelajaran yang telah disusun sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dalam instrumen ini dipaparkan tahap-tahap dalam kegiatan perlakuan. Tahap-tahap dalam penelitian ini terdiri atas persiapan dan pelaksanaan.

3.5Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini meliputi populasi dan sampel. 1) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 19 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

2) Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random berdasarkan kelas. Hal ini dilakukan karena kemampuan siswa di SMA Negeri 19 Bandung adalah sama. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak dua kelas. Kelas pertama adalah kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan IPA 3 sebagai kelas pembanding atau kelas kontrol.


(29)

67

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan

Penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Direct Reading Activity (DRA) dalam Pembelajaran Membaca Intensif Editorial”. Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini karena siswa kurang termotivasi untuk membaca teks yang ditugaskan, salah satu faktor penting yang menyebabkan siswa kurang berminat untuk membaca atau bersifat acuh tak acuh sehingga akan menyebabkan mereka tidak konsentrasi dan akan sulit menemukan gagasan-gagasan yang terdapat dalam isi teks, dan metode yang digunakan oleh guru adalah biasa atau metode yang konvensional merupakan faktor penting yang menyebabkan rendahnya minat siswa untuk membaca teks. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengujicobakan metode Direct Reading Activty (DRA) jika diterapkan dalam pembelajaran membaca intensif editorial di kelas XI.

Metode Direct Reading Activity (DRA) adalah metode pembelajaran terstruktur yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam hal membaca melalui kegiatan baca pilih. DRA juga dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan membaca yang jelas dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipunyai siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman.

Langkah-langkah penelitian berupa pengumpulan dan pengolahan data hasil tes membaca editorial sebelum dan sesudah menggunakan metode Direct Reading Activity. Setelah semua data terkumpul, kemudian diolah dengan perhitungan statistika. Langkah-langkah pengolahannya adalah 1) melakukan pemeriksaan dan penilaian hasil tes awal dan tes akhir membaca editorial; 2) mengolah analisis hasil observasi; 3) mengubah skor menjadi nilai; 4) melakukan uji normalitas; 4) melakukan uji homogenitas ; dan 5) pengolahan data angket.

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dalam bab sebelumnya yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian dan hasil pembelajaran membaca


(30)

68

intensif editorial dengan menggunakan Metode DRA di SMA Negeri 19 Bandung, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca intensif editorial para siswa sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Metode Direct Reading Activity berada dalam kategori rendah. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata kemampuan membaca editorial pada saat tes awal adalah 57,8.

2. Kemampuan membaca editorial para siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Metode Direct Reading Activity berada dalam kategori baik. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata kemampuan membaca editorial siswa pada saat tes akhir adalah 76,3. Dari nilai tes akhir dapat dilihat bahwa dengan mendapatkan perlakuan menggunakan Metode Direct Reading Activity nilai kemampuan membaca siswa meningkat. Hal ini membuktikan bahwa Metode Direct Reading Activity berpengaruh terhadap kemampuan membaca siswa.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca editorial sebelum mendapatkan perlakuan (treatment) dan setelah mendapatkan perlakuan dengan menggunakan Metode Direct Reading Activity. Hal ini terbukti dari perhitungan > yaitu 3,10 > 1,98. Maka dapat disimpulkan bahwa diterima dan ditolak artinya terdapat perbedaan kemampuan membaca intensif editorial yang signifikan pada siswa kelas XI SMA Negeri 19 Bandung.

5.2Saran

Berdasarkan pengolahan, pembahasan, dan simpulan yang peneliti uraikan sebelumnya, dan sebagai bagian akhir dari penelitian ini peneliti sampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan.

1) Guru Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menggunakan metode Direct Reading Activity, khususnya dalam pembelajaran membaca editorial. Pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan memahami editorial siswa.


(31)

2) Peneliti mengharapkan pada penelitian pembelajarana membaca editorial selanjutnya dapat menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan variatif agar pembelajaran membaca tidak membosankan dan mampu menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran.

3) Dalam pembelajaran membaca, khususnya membaca editorial supaya menerapkan media yang unik dan tidak membosankan.

4) Dalam penggunaan metode DRA, pendidik supaya lebih efektif dalam menggunakan waktu untuk siswa berdiskusi.


(32)

71

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: IKAPI.

Abidi, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Refika Aditama.

Subana dan sudrajat, 2005. Metode Statistika. Bandung: Pustaka Setia.

Tarigan, Henry Guntur.1987. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung. Angkasa.

Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

Gagne, R.M., Margaret, E.B., (1984). Belajar dan Membelajarkan: Penerjemah Munadir, Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.

Isdriani Pudji. 2006. Seribu Pena Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta. Erlangga.

Hartanti (2008). Keefektifan Metode SQ3R Pada Pembelajaran Membaca Kritis Teks Editorial. Skripsi pada Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia.

Sofyati, P. (2007). Penerapan Strategi Directed Reading Activity (DRA) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Efektif Membaca Kelas IV SD Negeri SEDEP 1 Pangalengan Tahun Ajaran 2006/2007.


(33)

72

Fuandi (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Biografi dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011).

Sulistiyowati, Yuni (2011). Penerapan Strategi Direct Reading Thinking Activities(DRTA) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam pembeljaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Kasin Malang. Skripsi Sarjana Universitas Negeri Malang.

Sumber Internet:

http://forum.viva.co.id/iptek/673089-membaca-menambah-kosa-kata.html

http://www.metrotvnews.com/videoprogram/detail/2013/05/18/17260/121/Malas-Rapat-Rajin-Pelesiran/Editorial_Media_Indonesia

http://www.metrotvnews.com/videoprogram/detail/2013/05/14/17198/121/Pendidi kan-tanpa-Keteladanan/Editorial_Media_Indonesia

http://www.metrotvnews.com/videoprogram/detail/2013/05/10/17158/121/Teroris -masih-Eksis/Editorial_Media_Indonesia

http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/23/apa-dan-bagaimana-editorial-itu-459269.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Fuadi#Ketrampilan_Bahasa


(1)

A 4,00 – 3,50 Baik Sekali

B 3,49 – 3,00 Baik

C 2,99 – 2,50 Cukup

D 2,49 – 2,00 Kurang

E 1,99 – 1,50 Kurang Sekali

3.4.4 Menyimpulkan hasil penelitian

Setelah mengolah data yang diperoleh melalui perhitungan statistik selesai, maka peneliti meyimpulkan hasil penelitian ini berdasarkan hasil uji-t yang diperoleh.

Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam pembelajaran membaca intensif teks editorial dengan menggunakan Metode Direct Reading Activity ( DRA) tercermin pada skenario pembelajaran yang telah disusun sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dalam instrumen ini dipaparkan tahap-tahap dalam kegiatan perlakuan. Tahap-tahap dalam penelitian ini terdiri atas persiapan dan pelaksanaan.

3.5Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini meliputi populasi dan sampel. 1) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 19 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

2) Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random berdasarkan kelas. Hal ini dilakukan karena kemampuan siswa di SMA Negeri 19 Bandung adalah sama. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak dua kelas. Kelas pertama adalah kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan IPA 3 sebagai kelas pembanding atau kelas kontrol.


(2)

67 Riama N Sihombing, 2013

Penerapan Metode Ditect Reading Activity (DRA) Dalam Pembelajran Membaca Intensif Editorial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan

Penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Direct Reading Activity (DRA) dalam Pembelajaran Membaca Intensif Editorial”. Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini karena siswa kurang termotivasi untuk membaca teks yang ditugaskan, salah satu faktor penting yang menyebabkan siswa kurang berminat untuk membaca atau bersifat acuh tak acuh sehingga akan menyebabkan mereka tidak konsentrasi dan akan sulit menemukan gagasan-gagasan yang terdapat dalam isi teks, dan metode yang digunakan oleh guru adalah biasa atau metode yang konvensional merupakan faktor penting yang menyebabkan rendahnya minat siswa untuk membaca teks. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengujicobakan metode Direct Reading Activty (DRA) jika diterapkan dalam pembelajaran membaca intensif editorial di kelas XI.

Metode Direct Reading Activity (DRA) adalah metode pembelajaran terstruktur yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam hal membaca melalui kegiatan baca pilih. DRA juga dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan membaca yang jelas dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipunyai siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman.

Langkah-langkah penelitian berupa pengumpulan dan pengolahan data hasil tes membaca editorial sebelum dan sesudah menggunakan metode Direct Reading Activity. Setelah semua data terkumpul, kemudian diolah dengan perhitungan statistika. Langkah-langkah pengolahannya adalah 1) melakukan pemeriksaan dan penilaian hasil tes awal dan tes akhir membaca editorial; 2) mengolah analisis hasil observasi; 3) mengubah skor menjadi nilai; 4) melakukan uji normalitas; 4) melakukan uji homogenitas ; dan 5) pengolahan data angket.

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dalam bab sebelumnya yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian dan hasil pembelajaran membaca


(3)

intensif editorial dengan menggunakan Metode DRA di SMA Negeri 19 Bandung, diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca intensif editorial para siswa sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Metode Direct Reading Activity berada dalam kategori rendah. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata kemampuan membaca editorial pada saat tes awal adalah 57,8.

2. Kemampuan membaca editorial para siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Metode Direct Reading Activity berada dalam kategori baik. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata kemampuan membaca editorial siswa pada saat tes akhir adalah 76,3. Dari nilai tes akhir dapat dilihat bahwa dengan mendapatkan perlakuan menggunakan Metode Direct Reading Activity nilai kemampuan membaca siswa meningkat. Hal ini membuktikan bahwa Metode Direct Reading Activity berpengaruh terhadap kemampuan membaca siswa.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca editorial sebelum mendapatkan perlakuan (treatment) dan setelah mendapatkan perlakuan dengan menggunakan Metode Direct Reading Activity. Hal ini terbukti dari perhitungan > yaitu 3,10 > 1,98. Maka dapat disimpulkan bahwa diterima dan ditolak artinya terdapat perbedaan kemampuan membaca intensif editorial yang signifikan pada siswa kelas XI SMA Negeri 19 Bandung.

5.2Saran

Berdasarkan pengolahan, pembahasan, dan simpulan yang peneliti uraikan sebelumnya, dan sebagai bagian akhir dari penelitian ini peneliti sampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan.

1) Guru Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menggunakan metode Direct Reading Activity, khususnya dalam pembelajaran membaca editorial. Pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan memahami editorial siswa.


(4)

69

Riama N Sihombing, 2013

Penerapan Metode Ditect Reading Activity (DRA) Dalam Pembelajran Membaca Intensif Editorial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Peneliti mengharapkan pada penelitian pembelajarana membaca editorial selanjutnya dapat menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan variatif agar pembelajaran membaca tidak membosankan dan mampu menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran.

3) Dalam pembelajaran membaca, khususnya membaca editorial supaya menerapkan media yang unik dan tidak membosankan.

4) Dalam penggunaan metode DRA, pendidik supaya lebih efektif dalam menggunakan waktu untuk siswa berdiskusi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: IKAPI.

Abidi, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Refika Aditama.

Subana dan sudrajat, 2005. Metode Statistika. Bandung: Pustaka Setia.

Tarigan, Henry Guntur.1987. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung. Angkasa.

Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

Gagne, R.M., Margaret, E.B., (1984). Belajar dan Membelajarkan: Penerjemah Munadir, Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.

Isdriani Pudji. 2006. Seribu Pena Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta. Erlangga.

Hartanti (2008). Keefektifan Metode SQ3R Pada Pembelajaran Membaca Kritis Teks Editorial. Skripsi pada Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia.

Sofyati, P. (2007). Penerapan Strategi Directed Reading Activity (DRA) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Efektif Membaca Kelas IV SD Negeri SEDEP 1 Pangalengan Tahun Ajaran 2006/2007.


(6)

72 Riama N Sihombing, 2013

Penerapan Metode Ditect Reading Activity (DRA) Dalam Pembelajran Membaca Intensif Editorial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fuandi (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Biografi dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 19 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011).

Sulistiyowati, Yuni (2011). Penerapan Strategi Direct Reading Thinking Activities(DRTA) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam pembeljaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Kasin Malang. Skripsi Sarjana Universitas Negeri Malang.

Sumber Internet:

http://forum.viva.co.id/iptek/673089-membaca-menambah-kosa-kata.html

http://www.metrotvnews.com/videoprogram/detail/2013/05/18/17260/121/Malas-Rapat-Rajin-Pelesiran/Editorial_Media_Indonesia

http://www.metrotvnews.com/videoprogram/detail/2013/05/14/17198/121/Pendidi kan-tanpa-Keteladanan/Editorial_Media_Indonesia

http://www.metrotvnews.com/videoprogram/detail/2013/05/10/17158/121/Teroris -masih-Eksis/Editorial_Media_Indonesia

http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/23/apa-dan-bagaimana-editorial-itu-459269.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Fuadi#Ketrampilan_Bahasa