IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM MEMPELAJARI KITAB SAFINATUN NAJAH DI PONDOK PESANTREN ZUMROTUT THOLIBIN MOJO ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 SKRIPSI

  

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM

MEMPELAJARI KITAB SAFINATUN NAJAH DI PONDOK

PESANTREN ZUMROTUT THOLIBIN MOJO ANDONG

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

NUR LAELI FARHATI

NIM 111 11 195

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

PERSET UJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudara Nur Laeli Farhati Kepada: Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : Nur Laeli Farhati NIM : 111 11 195 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Judul :IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM MEMPELAJARI KITAB SAFINATUN NAJAH DI PONDOK PESANTREN ZUMROTUT THOLIBIN MOJO ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 9 Agustus 2015 Pembimbing Dr. H. Miftahuddin, M. Ag.

  NIP. 19700922 199403 1002

KEMENTERIAN AGAMA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 Fax.323433 Salatiga 50721 Website

  

SKRIPSI

  

IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM MEMPELAJARI

KITAB SAFINATUN NAJAH DI PONDOK PESANTREN ZUMROTUT

THOLIBIN MOJO ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

DISUSUN OLEH NUR LAELI FARHATI

NIM : 111 11 195

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

  Susuanan Panitia Ujian Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd __________________ Sekretaris Penguji : Dr. H. Miftahuddin, M.Pd _________________ Penguji I : Drs. Abdur Syukur, M.Si. __________________ Penguji II : M. Farid Abdullah, S. PdI. S.Hum __________________

  Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.

  NIP: 19670112 199903 1 002

PERNYATAAN KEASL

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nur Laeli Farhati NIM : 111 11 195 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi ini saya tulis benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 9 Agustus 2015 Penulis

  NUR LAELI FARHATI NIM: 111 11 195

  

MOTTO

..... :م.ص ِللا

ِمَت

   ْل َي ا ًق ْيِرَط َكَلَس ْنَم ْو َل ُى ىِبَأ ْنَع َر ُس َق.َةَرْ يَر َل ُس )ملسم( ... ة َّنَجْلا ىَلِإ ا ًق ْيِرَط ُوَل ُللا َل َّهَس اًمْلِع ِوْيِف Artinya: Dari Abu Hurai rah berkata. Rasulullah saw bersabda : ……..

  “Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju Surga …….” (HR. Muslim)

   ْلا ِع ِم َّل ِب ِا ِب ِو ِعلا ِعلا ِلا َّن ْل ِم ُلا ْل ِم َط َأِب ِا ْع ْن َت ِف َن ِظ ْي َ ت ْع ُع َل َ ي َو َل َ ي َل ْم ْل َم َب ِر ِه ِذا ِل ِو ُلا ْس َت ْي ِم ْع ِظ ْو ِق ْي َو َ ت َو َ ت َو َا ْى Artinya: “Seorang pelajar tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak dapat bermanfaat , selain jika mau mengagungkan ilmu itu sendiri, ahli ilmu dan menghormati keagungan gurunya

   ) Syekh Imam Azzarnuji, tt: 16)

   PERSEMBAHAN

  Orang tuaku dan Keluarga besarku yang telah menjadi motivasi, inspirasi dan tiada henti memberikan dukungan dan do'anya buat aku.

KATA PENGANTAR

  Asslamu‟alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran, tenaga serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Para dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga, yang telah membekali pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  6. Keluarga besar penulis, atas segala motivasi, dukungan, dan doa restu kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  7. Berbagai pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu baik moral maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini yang tidak penulis sebutkan satu persatu.

  Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridha Allah SWT.

  Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

  Bergas, 9 Agustus 2015 Penulis

  Nur Laeli Farhati

  ABSTRAK

  Laeli Farhati, Nur. 2015. Implementasi Metode Sorogan Dalam Mempelajari

  Kitab Safinatun Najah di Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah

  dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. H. Miftahuddin, M. Ag.

  Kata kunci: Metode sorogan Kitab Safinatun Najah dan pondok pesantren.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana implementasi metode sorogan dalam memahami Kitab Safinatun Najah di Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin dan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode sorogan di Pondok Pesantren tersebut. Pertanyaan utama yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah, (1) Bagaimana Implementasi metode sorogan dalam mempelajari Kitab Safinatun Najah di Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolali? (2) Apa kelebihan dan kekurangan dari implementasi metode sorogan Kitab Safinatun Najah di Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin Andong Kabupaten Boyolali?.

  Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan pendekatan yang digunakan penulis adalah kualitatif diskriptif. Dalam penelitian ini penulis melalukan perencanaan, pelaksanan, pengumpulan data, analisis, penafsiran data dan pada akhirnya penulis melaporkan hasil penelitiannya.

  Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: 1) Implementasi metode sorogan dalam mempelajari Kitab Safinatun Najah di Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin berjalan dengan baik sesuai dengan teknis pembelajaran. Metode ini sudah diterapkan sejak awal berdirinya Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin hingga sekarang karena metode ini dianggap sangat efektif untuk mengetahui kemampuan masing-masing santri. 2) Adapun kelebihan dari metode sorogan meliputi: (a) guru dan santri memiliki hubungan yang dekat, (b) kemampuan santri yang berbeda-beda dapat diketahui langsung oleh guru, (c) dapat mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab, (d) menambah kosakata bahasa Arab, (e) menambah wawasan ilmu pengetahuan. Dan kekurangan dari metode

  

sorogan tersebut meliputi: (a) kurang efisien karena santri terlalu banyak, (b)

  santri membutuhkan persiapan, (c) santri cepat bosan karena membutuhkan kesabaran, kerajinan dan kedisiplinan.(d) membutuhkan waktu yang lama.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN LOGO ......................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI ........................................ iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. v HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ...................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

  BAB I : PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah .......................................................

  B.

  5 Fokus Penelitian ....................................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian ..................................................................

  D.

  6 Kegunaan Penelitian ..............................................................

  E.

  7 Penegasan Istilah ..................................................................

  F.

  8 Metode Penelitian ..................................................................

  G.

  Sistematika Penelitian ............................................................ 18

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Metode Sorogan Kitab Safinatun Najah .... 19 1. Pengertian Metode Sorogan ............................................... 19 2. Dasar Metode Sorogan ....................................................... 22 3. Teknik Metode Sorogan ..................................................... 23 4. Kitab Safinatun Najah ........................................................ 26 B. Tinjauan Pondok Pesantren ................................................... 32 1. Pengertian Pondok Pesantren ............................................. 32 2. Unsur-unsur Pondok Pesantren .......................................... 34

  3. Jenis-jenis Pondok Pesantren ............................................. 42 4.

  Metode Pembelajaran Pondok Pesantren ........................... 44 5. Tujuan dan Fungsi Pondok Pesantren ................................ 47

  BAB III : PAPARAN DAN TEMUAN DATA PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin ...... 49 1. Profil Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin ...................... 49 2. Sejarah Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin ................... 50 3. Keadaan Pondok Pesantren dan Letak Geografis .............. 52 4. Stuktur Organisasi Kepengurusan Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin Putri ....................................................

  53 5. Program Kegiatan Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin .. 55 6. Kalender Pendidikan Madrasah dan Pondok Pesantren .... 55 7.

  Peraturan Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin Putri ....... 55 8. Jadwal Pembelajaran Sorogan dan Bandongan ................ 57 9. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin Putri ....................................................................

  60 10. Keadaan Ustadz dan Santri ............................................... 63 B.

  Temuan Data Penelitian ......................................................... 64 1.

  Implementasi Metode Sorogan dalam Mempelajari Kitab Safinatun Najah di PP. Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolali ...........................................

  64 2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sorogan dalam

  Mempelajari Kitab Safinatun Najah di PP. Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolali ..................

  74 BAB IV : PEMBAHASAN A. Implementasi Metode Sorogan dalam Mempelajari Kitab

  Safinatun Najah di PP. Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolali ..............................................................

  79 1. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin ...........................................................................

  79

  2. Metode Pembelajaran Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin ...........................................................................

  81 3. Implementasi Metode Sorogan dalam Mempelajari Kitab Safinatun Najah di PP. Zumrotut Tholibin ...........

  87 B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sorogan dalam

  Mempelajari Kitab Safinatun Najah di PP. Zumrotut Tholibin ..................................................................................

  90 1. Kelebihan Metode Sorogan dalam Mempelajari Kitab Safinatun Najah di PP. Zumrotut Tholibin .....................

  91 2. Kekurangan Metode Sorogan dalam Mempelajari Kitab Safinatun Najah di PP. Zumrotut Tholibin .....................

  93 BAB V : PENUTUP A.

  Kesimpulan ........................................................................... 96 B. Saran-saran ............................................................................ 97

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1.1 Profil Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin ........................ 49TABEL 1.2 Struktur Organisasi Kepengurusan Pondok Pesantren Zumrotut

  Tholibin Putri Tahun 2014/2015 ......................................... 53

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Program Kegiatan PP. Zumrotut Tholibin 2014-2015 Lampiran 2. Kalender Tarbiyah Maddin dan Pondok Pesantren Dirosiyyah

  1435/1436 // 2014-2015 Lampiran 3. Daftar Asatidz Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Dirosiyyah

  1435/1436 // 2014-2015 Lampiran 4. Pedoman Wawancara Lampiran 5. Catatan Transkip Wawancara Lampiran 6. Foto-foto Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian Lampiran 8. SKK Lampiran 9. Biografi Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan

  untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.

  Menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia, dan alam semesta. Potensi jasmaniah manusia adalah yang berkenaan dengan seluruh organ-organ fisik manusia. Sedangkan potensi rohaniah itu meliputi kekuatan yang terdapat didalam batin manusia, yakni, akal, kalbu, nafsu, roh dan fitrah (Daulay, 2004: 31).

  Pendidikan Islam di Indonesiabermula ketika orang-orang yang masuk Islam ingin mengetahui lebih banyak isi ajaran agama yang baru di peluknya, baik mengenai tata cara beribadah, membaca Al Quran dan ajaran Islam yang lebih luas dan mendalam lainnya. Dalam perkembangannya, keinginan untuk lebih memperdalam ilmu-ilmu agama telah mendorong tumbuhnya pesantren yang merupakan tempat untuk melanjutkan belajar ilmu agama. Model pendidikan pesantren berkembang di seluruh Indonesia, dengan nama dan corak yang bervariasi. Di Jawa disebut pondok atau pesantren, di Aceh dikenal dengan rangkang dan di Sumatra Barat terkenal dengan surau. Tapi nama yang sekarang diterima umum adalah pondok pesantren(Departemen Agama, 2003:7).

  Sejarah perkembangan pondok pesantren telah melahirkan peran sekaligus kontribusi penting dalam sejarah pembangunan Indonesia.

  Sebelum kolonial Belanda datang ke Indonesia, pesantren merupakan suatu lembaga yang berfungsi menyebarkan agama Islam dan mengadakan perubahan-perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik, sebagaimana tercermin dalam berbagai pengaruh pesantren terhadap kegiatan politik raja dan pangeran di Jawa ( Barizi, 2011: 41).

  Pondok pesantren merupakan salah satu sub sistem pendidikan di Indonesia yang bergerak dan berusaha serta arah perkembangannya harus berada dalam ruang lingkup tujuan pendidikan nasional. Tujuan pandidikan nasional pada prinsipnya adalah membentuk manusia pembangunan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber- Pancasila, sehat rohani dan jasmani, memiliki ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab, dan menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangakan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur (Arifin, 1995: 258).

  Pada dasarnya pondok pesantren memiliki lima elemen dasar, yaitu pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik dan kyai (Muhtarom, 2005: 6). Pondok pesantren juga memiliki tujuan utama yaitu untuk mempersiapkan santri mendalami dan menguasaiilmu agama Islam atau lebih dikenal dengan tafaqquh fid-din, yang diharapkan dapat mencetak kader-kader ulama dan turut mencerdaskan masyarakat Indonesia, kemudian diikuti dengan tugas dakwah menyebarkan agama Islam dan sebagai benteng pertahanan umat dalam bidang akhlaq (Departemen Agama, 2013: 9). Hal ini sejalan dengan Firman Allah, dalam Surat At-Taubah ayat 122, yang berbunyi:

   َمَو اوُهَّقَفَ تَيِل ٌةَفِئاَط ْمُهْ نِم ٍةَقْرِف ِّلُك ْنِم َرَفَ ن َلْوَلَ ف ًةَّفاَك اوُرِفْنَ يِل َنوُنِمْؤُمْلا َناَك ا

َنوُرَذْحَي ْمُهَّلَعَل ْمِهْيَلِإ اوُعَجَراَذِإ ْمُهَمْوَ ق اوُرِذْنُ يِلَو ِنيِّدلا يِف

  Artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu‟min itu pergi semuanya (medan perang). Mengapatidak pergi dari tiap-tiap golongandiantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.

  Pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren terdiri dari materi agama yang langsung digali dari kitab-kitab klasik yang berbahasa Arab yang mencangkup beberapa macam ilmu pengetahuan keislaman seperti, Nahwu, Hadist, Tafsir, Tauhid, Fiqih, Ushul Fiqh Tasawuf dan Tarikh. Pengajaran ilmu-ilmu ini diberikan jenjang-jenjang kelas. Santri pada awalnya diajarkan pengetahuan-pengetahuan dasar dan berlanjut sampai pada pengetahuan yang lebih tinngi (Muhtarom, 2005:118).

  Kaitannya dengan pembelajaran, pondok pesantren memiliki beberapa metode pembelajaran yang digunakan seperti sorogan,

  

bandongan, weton, ceramah, perdebatan, diskusi dan hafalan. Biasanya

  ada kecenderungan dikalangan pondok pesantren untuk mempertahankan metode tradisional yang telah berlangsung secara turun menurun, sedangkan metode-metode baru sering kali kurang mendapat simpati bahkan kadang-kadang diragukan oleh kalangan pondok pesantren keraguan mereka cukup beralasan, disamping salah dengan sistem pengajarannya, lagi pula sering terjadi hubungan yang tidak sesuai dengan pengajaran kitab-kitab kuning (Arifin, 1995 : 259).

  Dalam berbagai metode yang diterapkan pada pondok pesantren tersebut penulis membidik salah satu metode yaitu metode sorogan, yang dalam hal ini penulis merasa metode sorogan merupakan metode tradisional yang masih diterapkan sampai saat ini dalam pembelajaran kitap kuning di pondok pesantren.

  Metode sorogan merupakan metode dengan seorang santri menghadap kiai dengan membawa kitab yang akandiajarkannya. Kiai membacakan kitab kalimat demi kalimat kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Jawa. Santri menyimak dan ngesahi kitab-kitabnya sendiri lalu kiai menyuruh santri untuk mengulang apa yang disampaikan kiai agar mendapatkan pengesahan (Muhtarom, 2005: 178). Metode ini merupakan bagian yang paling sulit dari keseluruhan metode pendidikan tradisional, sebab sistem atau metode ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaataan disiplin santri tetapi metode ini diakui paling intensif, karena dilakukan seorang demi seorang dan ada kesempatan untuk bertanya langsung.

  Metode sorogan adalah metode yang sudah diterapkan sejak awal berdirinya pondok pesantren di Nusantara. Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin Andong Kabupaten Boyolali merupakan salah satu pondok pesantren yang masih menerapakan metode sorogandalam mengkaji kitab kuning sampai saat ini. Salah satunya dalam mempelajari kitab Safinatun Najah, karena kitab ini dikaji untuk santri pemula sehingga diharapkan dengan metode sorogan santri pada tingkat selanjutnya dapat memahami kitab yang lain dengan baik.

  Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Implementasi Metode Sorogan Dalam Mempelajari Kitab Safinatun Najah Di Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin MojoAndong Kabupaten Boyolali Tahun

  2015” B.

   Fokus Penelitian

  Untuk membatasi permasalahan yang akan diteliti maka peneliti memfokuskan penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi metode sorogan dalam mempelajari Kitab

  Safinatun Najah di Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolali? 2. Apa kekurangan dan kelebihan dari implementasi metode sorogan dalam mempelajari Kitab Safinatun Najah di Pondok Pesantren

  Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolali? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi metode sorogan dalam mempelajari

  Kitab Safinatun Najah di Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolali.

  2. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari implementasi metode sorogan dalam mempelajari Kitab SafinatunNajah di Pondok Pesantren Zumrotut TholibinMojo Andong Kabupaten Boyolali.

D. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua sebagai berikut:

  1. Kegunaan Teoritik Memberikan informasi maupun sumbangan pemikiran bagi pihak lain pihak lain untuk mengkaji lebih lanjut metode sorogan dan menambah khasanah keilmuan Pendidikan Agama Islam di masa akan datang.

  2. Kegunaan Praktis Menambah pengetahuan peneliti, lembaga pendidikan dan khalayak ramai tentang implementasi metode sorogan yang ada di pondok pesantren.

E. Penegasan Istilah

  Untuk memudahkan dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis perlu memberikan penegasan dan penjelasan sebagai berikut:

  1. Implementasi Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, inovasi, dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai sikap (Susilo, 2007:174).

  2. Metode Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Bisa juga diartikan dengan cara kerja yang bersitem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Departemen Pendidikan, 2003:740).

  3. Sorogan Sorogan berasal dari kata sorog (bahasa jawa), yang berarti menyodorkan, setiap santri menyodorkan kitabnya dihadapan kiai atau pembantunya (badal, asisten kiai).Sistem sorogan ini termasuk belajar secara individual, di mana seorang santri berhadapan dengan seorang guru, dan terjadi interakasi saling mengenal di antara keduanya (Departemen Agama, 2003: 38).

  4. Mempelajari Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempelajari adalah sesuatu yang didalami dengan bersungguh-sungguh (Departemen

  Pendidikan, 2007: 17).

  5. Safinatun Najah Safinatun Najah adalah sebuah kitab ringkas mengenai dasar- dasarilmu fikih menurut mazhab Syafi'i.Kitab ini ditujukan bagi pelajar dan pemula sehingga hanya berisikesimpulan hukum fikih saja tanpa menyertakan dalil dan dasar pengambilan dalil dalam penetapan hukum. Kitab ini ditulis oleh Salim bin Sumair al- Hadhrami seorang ulama asal Yaman yang wafat di Jakarta pada abad ke-13 H. Kitab ini populer di kalangan pondok-pondok pesantren danmasuk sebagai salah satu materi kurikulum dasarnya (id.wikipedia.org diunduh 13 November 2014).

  Jadi dapat disimpulkan bahwa metode sorogan adalah metode yang dilaksanakan santri dalam proses pembelajaran di pondok pesantren yang bersifat individual. Dan metode ini merupakan salah satu metode yang masih diterapkan pada santri pemula di Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolali dalam proses pembelajaran.

F. Metode Penelitian

  Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena merupakan cara yang teratur dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Metode ini diperlukan agar hasil penelitian dapat diperoleh secara optimal.

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2003:90).Penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus di lapangan.

  2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utama pengambil data.Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena peneliti menjadi segalanya dalam proses penelitian. Namun, instrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat pengumpul dataseperti tes pada penelitian kualitatif (Moleong, 2009:168).

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin. Jln. PesantrenNo .

  04 Karang Joho, Mojo, Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Pemilihan lokasi tersebut karena, di Pondok Pesantren Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolali salah satu pondok pesantren yang masih menerapkan metode sorogan dalam pembelajaran sesuai dengan tema yang sedang penulis teliti.

  4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan

  tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

  lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. (Moleong, 2009 : 157)

  Jenis-jenis data diatas digolongkan menjadi dua yaitu sumber data primer dan sekunder.Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan langsung dari informan utama yaitu, Ibu Hj. Sutijah selaku pengasuh Pondok Pesantren putri Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolali.

  Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang mendukung penelitian seperti dari santri, pengurus, ustadz, danjuga bahan-bahan pustaka dan dokumentasi lapangan.

  5. Prosedur Pengumpulan Data Untuk mempermudah proses penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data, sebagai berikut: a.

  Interview/wawancara Menurut Esterberg (2002) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2014 : 317).

  Sedangkan menurutDudung Abdurrahman (2003: 10) wawancara adalah suatu metode penelitian yang meliputi pengumpulan data melalui interaksi verbal langsung anatara pewawancara dengan responden, pengumpulan data ini dilakukan dengan bertanya, namun dalam pelaksanaanya, ada 2 (dua) cara dilakukan yaitu secara lisan dan mengunakan tulisan.

  Dengan metode ini peneliti dapat memperoleh keterangan tentang data yang dibutuhkan secara lebih luas.Selanjutnya data yang diperoleh bisa disaring dan dipergunakan sesuai kebutuhan.

  Dalam penelitian ini jenis wawancara yang dilakukan adalah pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara.

  Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar materi yang dirumuskan dan tidak perlu ditanyakan secara berurutan (Moleong, 2009:187)

  Oleh karena itu, sebelumnya peneliti menyusun pedoman interview untuk mempermudah jalannya wawancara. b.

  Metode Observasi Agar data-data sesuai dengan kenyataan dan tujuan yang diharapkan, maka perlu digunakan tekhnik pengumpulan data yaitu observasi. Observasi merupakan suatu pengamatan, meliputikegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh panca indra (Arikunto 1997: 133).

  Sedangkan menurut Hadi (1994 : 136), observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena- fenomena yang diselidiki.

  Adapun jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemeran serta sebagai pengamat. Di sini peneliti tidak sepenuhnya menjadi pemeran serta, hanya sebagai anggota pura- pura dan tidak melebur dalam arti sesungguhnya (Moleong, 2009:177).

  Metode ini dilakukan penulis dengan mengamati ustadz yang menggunakan metode sorogan dalam proses belajar dan mengajar. Dalam hal ini penulis akan mengamati langsung agar mendapatkan data yang lebih akurat.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.Dalam penggunaan metode dokumen ini, guna menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, buku administrasi yang lain dan sebagainya (Arikunto, 1997: 135).

  Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang struktur organisasi, atau keadaan yang berkaitan yang sesuai dengan keadaan dilapangan, baik melalui buku, papan monografi atau yang lainnya.

6. Analisis Data

  Analisis data menurut Bogdan (1980), adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun ke dalam suatu pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2014 : 334).

  Menurut Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009: 248). Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam suatu susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkan atau memaknai (Imam danTobroni, 2003: 134).

  Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis data kualitatif, yaitu data yang berbentuk uraian kemudian penulis tafsirkan untuk mendapatkan makna yang terkandung. Dengan menggunakan metode ini tidaklah dimaksudkan untuk memperoleh penelitian yang baru akan tetapi hanya mendapatkan kejelasan atau penjelasan suatu pengertian tertentu dari penelaahan obyek penelitian. Metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka pikir pada penelitian adalah sebagai berikut : a.

  Reduksi Data Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2014: 338).

  Dalam reduksi data, penulis mengumpulkan data hasil wawancara ataupun informasi lain dari hasil observasi sesuai dengan tipologi data tersebut. Hasil data ataupun informasi yang diperoleh disusun secara sistematis dan identifikasi secara sederhana agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian. b.

  Menyusun Kategorisasi Kategorisasi merupakan upaya memilih-milih setiap satuan kedalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong,

  2009: 288). Penulis kemudian mengklasifikasikan atau mengolah berdasarkan katagori masing-masing menurut fokus masalahnya.

  c.

  Sintesisasi Mensintesiskan merupakan mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya (Moleong, 2009: 289). Penulis melakukan penanganan suatu objek tertentu dengan cara menggabung-gabungkan pengertian yang satu dengan yang lainnya, sehingga menghasilkan pengertian yang baru. Dengan demikian sintesis dilakukan dengan pendekatan deskriptif.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, penulis menggunakan cara ketekunan dan keajegan pengamatan serta triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2009: 330). Dalam pelaksanaannya peneliti membandingkan data dari informan primer dengan informan lain, hingga data benar-benar dapat teruji kebenarannya.

8. Tahap-tahap Penelitian a.

  Penelitian Pendahuluan Penulis mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan topik penelitian, kemudian menyusun kerangka atau bahan untuk memulai penelitian.

  b.

  Pengembangan desain Setelah data-data dari buku terkumpul, barulah penulis melaksanakan observasi ke lapangan untuk mencocokkan hasil temuan pustaka dengan realita di lapangan.

  c.

  Penelitian lapangan Penulis melakukan penelitian di lapangan, dan mengambil data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, kemudian data tersebut dianalis dan dilaporkan.

G. Sistematika Penelitian

  Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan untuk mendapatkan suatu karya ilmiah yang baik, maka diperlukan suatu cara penulisan yang baik sehingga isi dari hasil penelitian tidak melenceng dari apa yang sudah direncanakan dan ditetapkan dalam batasan masalah yang di teliti.Oleh karena itu, perlu adanya sistematika penulisan yang baik dan terarah yang terdiri dari lima pembahasan sebagai berikut :

  Bab pertama, marupakan pendahuluan yang didalamnya terdiri atas latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika pembahasan.Bab pendahuluan ini dimaksudkan sebagai kerangka acuan dalam penulisan skripsi, sehingga dapat dijelaskan secara sistematika sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

  Babkedua,membahas tentang sub bab yaitu: pertama tinjauan tentang pondok pesantren. Kedua, tinjauan tentang metode sorogankitab Safinatun Najah.

  Bab ketiga,marupakan pembahasan tentang gambaran umum PP. Zumrotut Tholibin Mojo Andong Kabupaten Boyolalimeliputi profil PP.Zumrotut Tholibin, sejarah PP.Zumrotut Tholibindan keadaan dan letak geografis PP.Zumrotut Tholibin, Struktur organisasi kepengurusan PP.Zumrotut Tholibin putri, program kegiatan PP.Zumrotut Tholibin, kalender pendidikan PP.Zumrotut Tholibin, peraturan PP.Zumrotut Tholibin putri, jadwal pembelajaran sorogan dan bandongan PP. Zumrotut Tholibin putri, sarana dan prasarana PP. Zumrotut Tholibin putri, keadaan ustadz dan santri PP.Zumrotut Tholibin putri,dan temuan data penelitian.

  Bab keempat, membahas tentang hasil penelitian dan memuat hasil penelitian di lapangan sesuai dengan yang ada dalam fokus masalah.

  Pembahasan meliputi implementasi metodesorogan dalam memahami Kitab Safinatun Najah di PP. Zumrotut Tholibin, kelebihan dan kekurangan metode sorogan dalam mempelajari Kitab Safinatun Najah di PP. Zumrotut Tholibin.

  Bab kelima, marupakan bab penutup yang didalamnya berisi kesimpulan dan saran-saran, yang diharakan dapat menarik intisari dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Metode Sorogan Kitab Safinatun Najah 1. Pengertian Metode Sorogan Menurut Arifin, dalam buku Pendidikan Islam Kajian Teoritis

  dan Pemikiran Tokoh, istilah metode secara bahasa sering diartikan “cara”. Kata “metode” berasal dari dua perkataan, meta dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan (Gunawan, 2014: 225).

  Dalam bahasa Arab metode disebut thariqatyang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi metode adalah sebuah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan pembelajaran dengan peserta didik, pada saat berlangsung proses pembelajaran secara efektif dan efisien juga untuk mencapai tujuan yang ditentukan (Gunawan, 2014: 255-257).

  Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar (Arief, 2002: 109) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mengaplikasikan sebuah metode pengajaran: a.

  Tujuan yang hendak dicapai.

  b.

  Kemampuan guru.

  c.

  Anak didik.

  d.

  Situasi dan kondisi pengajaran di mana berlangsung. e.

  Fasilitas yang tersedia.

  f.

  Kebaikan dan kekurangan sebuah metode.

  Metode dalam pengajaran dipilih dan digunakan atas dasar tujuan dan bahan pengajaran.Peranan metode sebagai alat untuk menjelaskan bahan pembelajaran agar sampai kepada tujuan pengajaran.Metode pengajaran dipilih sesuai karakteristik peserta didik, situasi dan waktu berlangsungnya pengajaran serta sarana prasarana yang ada, agar pengajaran dapat efaktif dan efisien.

  Sorogan berasal dari kata sorog (bahasa Jawa), yang berarti

  menyodorkan atau menyerahkan (Depag, 2003: 38). Sorogan artinya seorang santri menghadap kiai dengan dengan membawa kitab yang akan diajarkannya (Muhtarom, 2005: 178). Sedangkan menurut Muhaimin, metode sorogan adalah semacam sistem metode Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang santri aktif memilih kitab, biasanya kitab kuning, yang akan dibaca, kemudian membaca dan menerjemahkannya dihadapan kiai, sementara itu kiai mendengarkan bacaan santri itu dan mengkoreksi bacaan atau terjemahnya jika diperluan ( 2007: 68-69 ).

  Lebih lanjut Zamkhsyari Dhofier, menjelaskan bahwa metode ialah seorang santri mendatangi kiai atau ustadz yang akan

  sorogan

  membacakan beberapa baris Al- Qur‟an atau kitab-kitab bahasa Arab dan menerjemahkan kata demi kata ke dalam bahasa tertentu yang pada gilirannya santri mengulangi dan menerjemahkan kata perkata sepersis mungkin seperti yang dilakukan kiai atau ustadznya. Sistem penerjemahan dibuat sedemikian rupa sehingga para santri diharapkan mengetahui baik arti maupun fungsi kata dalam suatu kalimat bahasa Arab. Dengan demikian para santri dapat belajar tata bahasa Arab langsung dari kitab-kitab tersebut ( 2011:53 ).

  Dalam sejarah Islam metode sorogan lebih dikenal dengan sistem pendidikan “kuttai” sementara di dunia barat dikenal dengan metode tutorship dan mentorship. Pada prakteknya si santri diajari dan dibimbing bagaimana cara membacanya, menghafalnya atau lebih jauh lagi menerjemahkan atau menafsirkannya. Sistem penerjemahan dibuat sedemikian rupa sehingga diharapkan santri memahami sruktur kalimat dan artinya. Sebagai contoh dalam penerjemah bahasa Jawa, kata “utawi” digunakan untuk menunjukkan bahwa perkataan tersebut adalah mubtada, sedangkan kata “ iku” digunakan untuk menunjukkan bahwa perkataan tersebut adalah khabar. Sedangkan kata

  “wis” untuk menunjukkan bahwa kalimat itu adalah fiil madhi( Arief, 2002: 150-153 ).

  Pelaksanaan metode sorogan guru dan murid harus sama-sama aktif.Oleh karena itu ketika pelajaraan sedang berlangsung maka terjadi interaksi belajar-mengajar secara langsung, tatap muka. Sebagai seorang guru kiai harus aktif dan selalu memperhatikan kemampuan santri dalam membaca dan memahami kitab, dan di lain pihak seorang santri harus selalu siap untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kiai atau santri yang lain ( Nasir 2005: 112-113).

  Oleh karena itu inti dari metode ini adalah berlangsungnya proses belajar mengajar (PBM) secara face to face, antara guru dan murid.

2. Dasar Metode Sorogan

  Metode sorogan didasari atas peristiwa yang terjadi ketika Rasuluallah saw. atau pun Nabi Saw.- Nabi Saw. lainnya menerima ajaran dari Allah Swt. melalui malaikat Jibril mereka langsung bertemu satu persatu, yaitu antara malaikat Jibril dan para Nabi Saw. Saw tersebut. Sehingga pantaslah Rasulullah saw bersabda:

  ) ثيدحا ( يِبْيِدْأَت َنَسْحَاَف ِيّبَر يِنَبَدَا

  Artinya

  : “Tuhanku telah mendidiku, sehingga menjadikan baik pendidikanku (HR. Ibnu Taimiyyah)

  Berdasarkan kepada Hadis diatas, bahwa Rasulullah Saw.secara langsung telah mendapat bimbingan dari Allah Swt. dan kemudian praktek pendidikan seperti ini dilakukan oleh beliau bersama para sahabatnya dalam menyampaikan wahyu kepada mereka ( Arief, 151: 2002).

  Dalam metode ini ustadz atau guru memperlakukan berbeda antara santri satu dengan yang lain. Perlakuan itu disesuikan dengan kemampuan santri masing-masing. Sehingga terjadi interaksi atau hubungan yang erat antara guru dan santri.

3. Teknik Metode Sorogan

  Sorogan dilaksanakan dengan cara seorang santri menghadap

  kiai dengan membawa kitab yang akan diajarkannya. Kiai membacakan kitab kalimat demi kalimat.Kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Jawa. Santri menyimak dan ngesahi kitabnya sendiri lalu kiai menyuruh santri untuk mengulang apa yang telah disampaikan kiai agar mendapatkan pengesahan ( Muhtarom, 2005: 178). Sistem sorogan ini termasuk penerapan sistem pembelajaran dengan pendekatan individual. Seorang santri berhadapan dengan seorang guru, dan terjadi interaksi saling mengenal diantara keduanya ( Depag, 2003: 38).

  Menurut Zamakhsyari Dhofier (2011: 54-55) metode sorogan merupakan bagian yang paling sulit dari keseluruhan metode pendidikan pesantren, sebab metode sorogan menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi guru pembimbing dan murid.Metode sorogan terbukti sangat efektif sebagai taraf pertama bagi seorang murid yang bercita-cita sebagai alim.Metode ini memungkinkan seorang guru mengawasi, menilai, dan membimbing secara maksimal kemampuan seorang murid dalam menguasai bahasa Arab.