PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

(1)

No. Daftar FPIPS: 2092/UN.40.2.2/PL/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1

Margahayu)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Dini Nuramalina

1009204

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1

Margahayu)

Oleh Dini Nuramalina

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dini Nuramalina 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DINI NURAMALINA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Margahayu)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H Sapriya, M.Ed NIP : 196308201988031001

Pembimbing II

Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd NIP : 197210012001122001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 196308021988031001


(4)

Skripsi ini telah diuji pada

Hari, Tanggal : Selasa, 8 April 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari : 1. Ketua

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekertaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 196308021988031001

3. Penguji : Penguji I

Prof. Dr. Endang Danial AR., M. Pd. NIP. 195005021976031002

Penguji II

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M. Pd. NIP. 195907141986011001

Penguji III

Syaifullah, S. Pd., M. Si NIP. 197211121999031001


(5)

vi Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 8

A. Kajian Pustaka... ... 8

1. Tinjauan Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 8

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 9

c. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan ... 11

2. Tinjauan Mengenai Hasil Belajar ... 11

a. Pengertian Hasil Belajar ... 11

b. Komponen-Komponen Hasil Belajar ... 13

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 14

d. Hasil Belajar Dalam PKn... 15

e. Evaluasi Hasil Belajar... 17

3. Tinjauan Mengenai Model Pembelajaran Kooperatif... 19

a. Pengertian Belajar... 19

b. Prinsip-Prinsip Belajar... 22

c. Pengertian Pembelajaran... 22


(6)

vii Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Pelaksanaan Pembelajaran... 24

f. Pengertian Pembelajaran Kooperatif... 25

g. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif... 26

h. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif... 27

i. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif... 27

4. Tinjauan Mengenai Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ... 28

a. Pengertian Model Pembelajaran TGT ... 28

b. Keunggulan Model Pembelajaran TGT ... 29

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran TGT ... 30

d. Ciri-Ciri Model Pembelajaran TGT ... 31

B. Hasil Penelitian Terdahulu... ... 33

C. Kerangka Pemkiran... ... 35

D. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 37

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 37

C. Definisi Operasional ... 41

D. Prosedur Penelitian ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Teknik Analisis Data ... 48

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 52

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 52

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 55

1. Kondisi Pra Pembelajaran... . 55

2. Tindakan Siklus I... ... 57

a. Perencanaan Tindakan Siklus I... .. 57

b. Pelaksanaan Siklus I... ... 58

c. Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus I... .. 65

d. Refleksi Tindakan Siklus I... .. 72

3. Tindakan Siklus II... . 73

a. Perencanaan Tindakan Siklus II... . 73

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 74

c. Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus II... . 81

d. Refleksi Tindakan Siklus II... . 88

4. Tindakan Siklus III... .. 89

a. Perencanaan Tindakan Siklus III... .. 89

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III... 90

c. Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus III... .. 97


(7)

viii Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Pembahasan Hasil Penelitian…... ... 105

1. Perencanaan Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Model Pembelajaran TGT... ... 105

2. Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Model Pembelajaran TGT... ... 109

3. Hasil Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran PKn... ... 113

4. Kendala dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... ... 121

5. Upaya dalam Mengatasi Kendala Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... ... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 126

A. Kesimpulan... 126

B. Saran... ... 129

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

ix Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Ulangan Harian Kelas XI IPA 1 ... 2

2.1 Rekognisi Tim... 33

4.1 Data Guru SMA Negeri 1 Margahayu... 53

4.2 Data Siswa SMA Negeri 1 Margahayu Selama 5 Tahun Terakhir ... 53

4.3 Hasil Ulangan Harian Kelas XI IPA 1 ... 57

4.4 Hasil Turnamen Siklus Ke 1... 60

4.5 Hasil Post Test Siklus I ... 61

4.6 Hasil Skala Sikap Siklus I ... 63

4.7 Hasil Daftar Gejala Kontinum Siklus I... 64

4.8 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Berfokus Terhadap Aktivitas Guru Siklus Ke I... 66

4.9 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Berfokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus Ke... 69

4.10 Hasil Turnamen Siklus Ke II... 75

4.11 Hasil Post Test Siklus II ... 76

4.12 Hasil Skala Sikap Siklus II ... 78

4.13 Hasil Daftar Gejala Kontinum Siklus II... 79

4.14 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Berfokus Terhadap Aktivitas Guru Siklus Ke II ... 81

4.15 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Berfokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus Ke II... 84


(9)

x Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.17 Hasil Post Test Siklus III ... 92

4.18 Hasil Skala Sikap Siklus III ... 94

4.19 Hasil Daftar Gejala Kontinum Siklus III... 95

4.20 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Berfokus Terhadap Aktivitas Guru Siklus Ke III... 98

4.21 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Berfokus Terhadap Aktivitas Siswa Siklus Ke III... 101

4.22 Perbandingan Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Berfokus Pada Aktivitas Guru Siklus I, II dan III... 110

4.23 Perbandingan Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Berfokus Pada Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III... 113

4.24 Perolehan Hasil Poin Turnamen Kelompok Siklus ke- I II dan III... 114

4.25 Hasil Post Test Pada Siklus I, II dan III... 116

4.26 Hasil Skala Sikap Pada Siklus I, II dan III... 118


(10)

xi Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kompetensi Kewarganegaraan ... 17

3.1 Siklus Pada Kegiatan PTK ... 39


(11)

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Dini Nuramalina (1009204). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn (PTK Terhadap Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Margahayu)

Penelitian ini didasari hasil pra penelitian yang dilakukan di kelas XI IPA 1 SMAN 1 Margahayu. Berdasarkan pra penelitian masalah yang ditemukan adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang diterapkan guru kurang efektif, sehingga peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk mengatasinya. Penelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu bagaimana perencanaan model TGT, bagaimana pelaksanaan model pembelajaran TGT, hasil penggunaan model pembelajaran TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa, kendala dan upaya guru dalam menerapkan model pembelajaran TGT. Model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement.Penelitian ini menggunakan metode PTK, dengan subyek penelitian siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 40 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, evaluasi hasil belajar, dan catatan lapangan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu : 1) perencanaan pembelajaran model pembelajaran TGT dimulai dari membuat RPP, silabus, media pembelajaran yakni kartu soal, lembar kerja kelompok; 2) Pelaksanaan model TGT sudah berjalan dengan baik, guru sudah mampu mengelola kelas dengan baik, mengatur waktu secara efektif, memotivasi siswa dengan baik; 3) Hasil belajar siswa dengan model TGT menunjukkan peningkatan yang diukur melalui post test sebagai hasil belajar kognitif, skala sikap sebagai hasil belajar ranah afektif dan DGK sebagai hasil belajar ranah psikomotor. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa pun mengalami peningkatan. Siklus I menunjukkan 40,62% kategori “cukup”, siklus II 65,62% kategori “baik”,

siklus III 90,62% kategori “sangat baik”; kendala yang dihadapi guru yaitu

mengatur waktu, pengelolaan kelas yang kurang baik sehingga siswa kurang aktif dalam pelaksanaan model ini ; 4) upaya untuk mengatasinya yaitu merefleksi dan memperbaiki proses pembelajaran pada siklus selanjutnya. Salah satunya dengan memotivasi siswa dengan baik, merencanakan pembelajaran dengan matang. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn terhadap siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 Margahayu. Model ini direkomendasikan sebagai alternatif model yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diharapkan hasil dalam penelitian ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.


(12)

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Margahayu Tahun 2014)

Dini Nuramalina 1009204

Abstract: This study is based on the results of pre- research in the XI Science 1 class SMAN 1 Margahayu. Based on the pre-research, the writer found the problem in the class, it was about poor learning performances on civics subjects. It caused by learning model application was not effective. The study has several aims: a) It aims to find out the planning of civics learning by using TGT model, b) to describe the implementation of civics learning by using TGT model, c) to

describe the enhancement of students’ learning performances by using TGT model, d) to describe the constrain of civics’ learning process by using media poster. e) to describe the solution to solve the problem in using TGT model. TGT is one of learning model which is easy to applicate, involve student activities without differences in status and peer tutors, in this model has game and reinforcement. This study use classroom action research (CAR), with 40 students in XI Science 1 as a subject study. This study uses classroom action research (CAR) in three cycles, and showed the result : 1) planning the learning program which showed in good performances in every cycle, 2) implementation TGT model, showed that teacher can use this model, manage the times and give motivation to students well, 3) observation showed that students have increase in their score we can see it beside in their observation. Post test showed in cognitive domain, Attitude scale showed affective domain and DGK showed psikomotor

domain.In observation there is 40,62% “enough” categories for 1st cycle, 65,62% “good” categories for 2nd cycle, and 90,62% “very good” for 3rd cycle. 4) The

problem which faced by the teacher aremanaging times, improve the class 5) The solution are reflection in every cycle and repair the process of learning so, students can be more understand about the subjects, have hood motivation to be better than before, and sportive competition. The conclucion of this study that TGT model can increase the result study of the student in civic education in XI Science 1 class, SMAN 1 Margahayu. This model recomended for increase the result study of the students, hopefully this study can use by the other well.


(13)

1

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan peneliti di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Margahayu memberikan gambaran bahwa masih banyaknya kelemahan dan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran PKn. Setelah melakukan pengamatan di kelas XI IPA 1 dan wawancara dengan guru PKn dan sebagian siswa, teridentifikasi masalah-masalah yang perlu diatasi dengan segera. Diantaranya pertama, masih banyaknya siswa yang menganggap mata pelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang tidak disukai karena terlalu banyak materi dan teori yang harus mereka pelajari sehingga membosankan. Ini terbukti, kurangnya daya saing antar siswa sehingga siswa kurang aktif di dalam kelas. Kedua, pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru di kelas lebih dominan menggunakan metode ceramah dan diskusi, sehingga menyebabkan kurangnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran, terkesan membosankan serta kurang menarik bahkan monoton. Ketiga, kurangnya rasa saling menghargai antar siswa . Selain itu dalam pengerjaan tugas kelompok, sebagian siswa selalu mengandalkan penyelesaian tugas pada siswa tertentu tanpa ia ikut berpartisipasi di dalamnya. Ini terbukti dengan adanya nilai ulangan siswa yang masih banyak di bawah KKM. Selain itu, pada ulangan harian siswa masih banyak yang mendapat nilai dibawah KKM terlihat pada tabel sebagai berkut :


(14)

2

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Kelas XI IPA 1 Frekuensi Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)

<75 23 57.5%

75-84 14 35%

85-94 3 7.5%

95-100 0 0

Jumlah 40 100

Sumber : Diolah peneliti (2014)

Dari tabel di atas bisa kita ketahui sebanyak 57,5% siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 75 sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran PKn adalah 75, Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah yang mana dibawah ketuntasan klasikal yakni sebesar 70%.

Dari permasalahan diatas, maka wajar apabila PKn dianggap mata pelajaran yang membosankan yang pada akhirnya berdampak pada pola tingkah laku siswa dan hasil belajar mereka. Sesuai dengan pendapat Nu`man Sumantri (Wuryan dan Syaifullah, 2008 : 47) yakni :

Kenyataan bahwa dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial seperti civics, sejarah , geografi, ekonomi dsb sering sekali mengundang rasa bosan dan menjenuhkan di kalangan siswa. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah pertama, sifat ilmu sosial yang berbeda dengan ilmu alam atau eksakta. Kedua, bahasa dalam ilmu sosial dapat ditafsirkan dari berbagai sudut pandang (point of view) atau bersifat multi interpretation, lebih – lebih latar belakang siswa yang berbeda. Ketiga, buku teks ilmu sosial kurang menghubungkan teori dan kegiatan dasar manusia. Keempat, banyaknya isu-isu controversial dalam pelajaran ilmu – ilmu sosial. Dilihat dari pernyataan diatas, maka perlu adanya solusi untuk membangun minat siswa terhadap pelajaran PKn. Seperti yang diungkapkan oleh Hermowo (2005 : 21) bahwa :

Apabila minat seorang siswa dapat ditumbuhkan ketika mempelajari sesuatu, lantas dia dapat terlibat secara aktif dan penuh dalam membahas materi-materi yang dipelajarinya, dan ujung-ujungnya ia terkesan dengan sebuah pembelajaran yang diikutinya, tentulah pemahaman akan materi yang dipelajarinya dapat muncul secara sangat kuat. Rasa ingin tahu atau kehendak


(15)

3

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menguasai materi yang dipelajarinya akan tumbuh secara hebat apabila ia berminat, terlibat dan terkesan.

Menurut pendapat tersebut maka perlu adanya stimulus agar siswa berminat dan terkesan terhadap mata pelajaran PKn. Salah satunya dengan diterapkannya suatu model pembelajaran. Maka, dipilihlah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya untuk mengatasi masalah pembelajaran PKn yang dihadapi oleh kelas XI IPA 1 SMAN 1 Margahayu. Model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement (Komalasari, 2010:67). Adapun kelebihan model TGT yaitu menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar sehingga siswa dapat mudah memahami dengan cepat dan mudah tentang materi yang diajarkan.

Disamping itu model TGT diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar karena bukan saja score, pujian maupun hadiah yang dijadikan penunjang dalam model pembelajaran ini, akan tetapi siswa akan diajarkan pentingnya bekerjasama dalam kelompok. Karena masing-masing siswa akan dibagi kelompok yang heterogen dimana mereka akan saling berdiskusi dan akan memecahkan masalah yang diberikan, diperlukan partisipasi yang aktif dari setiap anggota agar ketika diadakan turnamen mereka bisa melewatinya dengan baik. Turnamen yang dilaksanakan pun bersifat individu sehingga siswa dituntut untuk memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan materi didepan, dan harus berpartisipasi aktif dalam kelompok.

Selain itu juga, dengan model TGT bukan hanya pengetahuan yang akan diperoleh oleh siswa, akan tetapi juga pengalaman belajar tentang bagaimana mereka mengemukakan pendapat dalam kelompok, bagaimana mereka bertanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan, mengendalikan diri dalam persaingan, yang mana nantinya akan membentuk watak atau


(16)

4

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter yang lebih baik lagi. Inilah yang pada hakikatnya yang menjadi tujuan pendidikan kewarganegaraan yakni untuk membentuk warga negara yang baik (to be good citizen). Ini sejalan dengan karakteristik dari PKn yaitu “ Lahirnya warga negara dan warga masyarakat yang berjiwa Pancasila, beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengetahui hak dan kewajiban dan melaksankannya dengan penuh kesadaran dan bertanggung

jawab.” ( Wuryan dan Syaifullah 2008: 9)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji proses pembelajaran PKn dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan “

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan dalam penelitian ini, yaitu rendahnya hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 dalam pembelajaran PKn. Sebagai solusinya, peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament terhadap kelas XI IPA 1. Oleh karena itu peneliti berusaha mengidentifikasi apa saja yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian ini, yakni perencanaan pembelajaran PKn di kelas XI IPA 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament, pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model kooperatif tipe Teams Games Tournament. Kendala guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament, serta upaya guru dalam mengatasi masalah yang ditemukan dalam penelitian ini.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, terdapat masalah utama yaitu berupa rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn, maka didapatkan rumusan masalah yang dapat


(17)

5

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipecahkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa?

3. Bagaimana hasil penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa?

4. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dalam pembelajaran PKn?

5. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dalam pembelajaran PKn?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran nyata mengenai sejauh mana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn

Sedangkan secara khusus, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :

1. Perencanaan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa


(18)

6

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pelaksanaan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa

3. Hasil penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa

4. Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dalam pembelajaran PKn

5. Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dalam pembelajaran PKn

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai permasalahan yang sama dengan lebih mendalam. Selain itu peneliti akan memperoleh pengalaman berfikir dalam memecahkan persoalan dalam dunia pendidikan serta proses pembelajaran PKn.

2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa

Sebagai pembelajaran yang dapat membentu siswa untuk belajar sehinga memotivasi agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami lagi pembelajaran yang diberikan yang mana akan berdampak pada hasil belajar mereka.

b. Bagi Guru

Memberikan informasi dan masukan bahwa model TGT merupakan model pembelajaran kooperatif yang dapat dijadikan


(19)

7

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alternative pembelajaran untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan namun tetap kondusif.

c. Bagi Sekolah

Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas dengan mengembangkan model pembelajaran yang baru dengan sarana dan prasarana yang memadai.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian demi bagian dalam skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Bab ini berisikan kajian pustaka, kerangka pemikiran, hasil penelitian terdahulu dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Bab II ini terdiri dari empat subbab utama yaitu, tinjauan tentang Pendidikan Kewarganegaraan, tinjauan mengenai hasil belajar, tinjauan mengenai model pembelajaran kooperatif, tinjauan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT).

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjabaran mengenai metode penelitian dan komponen-komponen lainnya seperti lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.


(20)

8

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab ini merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian dan pembahasan., terdiri dari tiga hal utama, yakni gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian, dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Bab ini terdiri dari dua bagian yaitu kesimpulan dan saran.


(21)

37 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Margahayu yang terletak di Jl. K.H Wahid Hasyim 387 Margahayu Kabupaten Bandung.

SMA Negeri 1 Margahayu dipilih sebagai tempat penelitian karena berdasarkan observasi awal diperoleh informasi bahwa dikelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Margahayu memiliki masalah dalam hasil belajar yang masih rendah.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa siswi kelas XI IPA 1 yang berjumlah 40 orang dengan 16 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Alasan dipilihnya kelas XI IPA 1 karena guru mitra yang merekomendasikan kelas tersebut untuk dijadikan sebagai subyek penelitian karena hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn masih rendah.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ilmiah diartikan sebagai cara-cara atau langkah-langkah dengan tata urutan tertentu agar dapat dicapai pengetahuan yang benar. Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif.

Adapun pendekatan kualitatif menurut Denzim dan Lincoln dalam Moleong (2007:5) „Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena


(22)

38 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode

yang ada‟.‟ Sedangkan menurut Moleong (2007 : 6)

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat disimpilkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena yang dialami subjek penelitian yang mana menghasilkan suatu data deskriptif dalam bentuk kata-kata. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menguraikan hasil penelitiannya secara deskriptif sesuai dengan data-data yang diperoleh.

2. Metode Penelitian

Pemilihan metode penting untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu kegiatan penelitian, pemilihan metode yang benar akan menuntun peneliti untuk menyelesaikan penelitiannya dengan lebih baik. Adapun metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (2010 : 3) “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama,” Sedangkan menurut Kunandar (2008 : 45) mengemukakan bahwa :

Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasanya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.


(23)

39 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2008 : 11) mengemukakan bahwa :

Penelitian tidakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang didalamnya terdapat kerja sama (kolaborasi) antara guru dan peneliti untuk melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas belajar.

Gambar 3.1 Siklus pada Kegiatan PTK (Arikunto, 2010 : 16)

Pelaksanaan PTK dalam penelitian ini dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan

SIKLUS 1

Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi


(24)

40 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada siklus pertama tersebut, guru bersama peneliti menentukan rancangan siklus kedua. Adapun rincian kegiatan dalam setiap kegiatannya menurut Arikunto (2010 : 75-80) yaitu :

a. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Selain itu, dalam menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara guru dan peneliti. Pada tahap perencaan, peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah “dilatihkan” kepada pelaksana tindakan untuk dapat diterapkan didalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.

c. Pengamatan

Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Peneliti atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang dipelukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

d. Refleksi

Tahapan ini,dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya


(25)

41 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Definisi Operasional

Dalam bagian ini akan dijelaskan istilah-istilah operasional yang digunakan untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud tujuan yang ingin dicapai. Istilah-istilah tersebut:

1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

Bern dan Erickson (Komalasari, 2010 : 62) yang mengemukakan bahwa „Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran.‟

Selain itu, menurut Anita Lie (2002:12) mengungkapkan bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur.”

Salah satu model pembelajaran kooperatif yakni Teams Games Tournament (TGT), model ini dikembangkan oleh Robert E Slavin. Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif karena dalam model ini melibatkan kelompok belajar kecil yang mana adanya teman sebaya untuk bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran TGT yaiitu :

a. Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang. Setelah siswa duduk bersama kelompoknya, guru menjelaskan kepada siswa bahwa mereka bekerja dalam tim dan bermain akademik untuk menambah poin pada skor tim mereka, dan yang meraih skor tertinggi akan menerima rekognisi.

b. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan metode ceramah namun sebelumnya, guru memberitahukan siswa untuk memperhatikan


(26)

42 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan seksama apa yang guru jelaskan, karena materi yang disampaikan akan menjadi bahan untuk mereka diskusikan.

c. Para siswa dibagikan lembar kegiatan untuk mereka kerjakan dengan tim sehingga mereka menguasai materi

d. Adanya turnamen yang diadakan yakni permainan akademik yang mana persaingan antara siswa yang homogen dalam tingkat prestasi. Di dalam satu meja terdiri dari tiga peserta

e. Adanya rekognisi tim. Skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya

2. Hasil Belajar PKn

Menurut Hamalik (2001 : 30) “ hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”

Menurut Bloom (Sudjana, 2011 : 22) secara garis besar hasil belajar terbagi dalam tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Dalam mata pelajaran PKn, hasil belajar yang ingin dicapai, terdapat dalam kompetensi kewarganegaraan yaitu civic knowledge ( pengetahuan kewarganegaraan) , civic skills (kecakapan kewarganegaraan) dan civic dispositions (watak-watak kewarganegaraan). Pendapat lain dikemukakan oleh Erwin (2011:5) mengenai kompetensi kewarganegaraan (civic competence), sebagai berikut:


(27)

43 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Civic knowledge, yakni orang yang kenal dengan Pendidikan Kewarganegaraan dapat memiliki pengetahuan tentang kebangsaan dan kewarganegaraan. 2) Civic dispotions, dimana orang mengerti seluk beluk

tentang kebangsaan dan kewarganegaraan akan dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh pada tingkatan civic knowledge untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Civic skills, dimana pihak yang berada pada tingkatan ini telah mampu mengaplikasikannya dalam bentuk keterampilan seperti orang-orang yang dapat berperan dalam pembuatan kebijakan publik yang dapat berguna bagi orang banyak seperti orang-orang yang tergabungdalam legislative ataupun orang-orang yang dapat melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan seperti aktivis-aktivis lembaga swadaya masyarakat

Dalam hasil belajar ranah kognitif terdapat beberapa tipe hasil belajar (Sudjana 2011 : 23) yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan evaluasi. Untuk mengukur hasil belajar kognitif, salah satunya dengan tes uraian, karena dengan tes ini siswa dibiasakan dengan kemampuan memecahkan masalah, mencoba merumuskan hipotesis, menyusun dan mengekspresikan gagasannyadan menarik kesimpulan dalam memecahkan masalahnya. Untuk tipe hasil belajar ranah afektif ini berkenaan dengan perasaan, minat dan perhatian, keinginan, penghargaan dll. Sikap tersebut dapat dilaihat dalam hal ; (Sudjana 2011 : 31)

- Kemauannya untuk menerima pelajaran dari guru - Perhatiannya terhadap apa yang dijelaskan oleh guru - Penghargaannya terhadap guru itu sendiri

- Hasratnya untuk bertanya kepada guru

Sedangkan dalam ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini merupakan lanjutan dari hasil belajar afektif.


(28)

44 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan proses penelitian, maka terdapat beberapa tahap dalam penelitian yang disusun secara sistematis. Tahap tersebut antara lain:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal dengan mendatangi SMAN 1 Margahayu dengan melakukan kegiatan pra penelitian guna memperoleh informasi dari guru PKn di sekolah tersebut untuk menggali mengenai permasalahan dalam proses pembelajaran PKn dan untuk menentukan fokus kajian dalam penelitan, dan selanjutnya, peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti.

2. Tahap Perizinan Penelitian

Perizinan ditempuh untuk melaksanakan prosedur yang semestinya harus dilewati dalam proses penelitian, dan perizininan juga diupayakan kepada instansi terkait untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan proses penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada rektor UPI Bandung melalui jurusan PKn, ditandatangani oleh ketua Jurusan PKn, selanjutnya diteruskan kepada Dekan FPIPS melalui Pembantu Dekan I untuk mendapatkan surat rekomendasi.

b. Mengajukan surat izin penelitian ke SUBAG MAWA Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan melampirkan fotokopi proposal skripsi yang telah di sahkan oleh kedua pembimbing, tanda bukti pembayaran SPP, dan fotokopi KTM (Kartu Tanda Mahasiswa).


(29)

45 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pembantu Dekan I FPIPS mengeluarkan surat rekomendasi permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional.

d. Rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional mengeluarkan surat permohonan izin mengadakan penelitian sebagai pengantar kepada sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SMA Negeri 1 Margahayu. e. Setelah mendapatkan izin kemudian peneliti melakukan penelitian

di tempat yang telah ditentukan yaitu SMA Negeri 1 Margahayu.

3. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk memecahkan fokus masalah. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, jadi pelaksanaan yang dilakukan dalam PTK ini mengacu pada tahapan yang ada pada PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 siswa SMAN 1 Margahayu.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan secara terjun langsung kedalam proses pembelajaran di kelas serta mengamati langsung kegiatan pembelajaran seperti yang dikemukakan Guba dan Lincoln dalam Moleong (2007:174) mengemukakan beberapa alasan pentingnya pengamatan dalam penelitian kualitatif, yaitu :


(30)

46 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Jika suatu data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya peneliti ingin menanyakannya kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya adalah mengamati sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya. Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti.Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit.Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Adapun jenis observasi yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan guna mengetahui tujuan penelitian ini adalah observasi aktifitas kelas yang mana observasi aktifitas kelas ini peneliti laksanakan ketika proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran TGT . Peneliti mengamati secara langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam pembelajaran, sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat mengamati secara langsung keadaan siswa.

2. Wawancara

Menurut Moleong (2007 : 186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Dalam hal ini yang menjadi responden adalah guru mitra dan siswa mengenai penerapan model TGT terhadap hasil belajar mata pelajaran PKn.


(31)

47 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Evaluasi hasil belajar

Data yang telah diperoleh dilapangan akan diukur oleh peneliti dengan membandingkan hasil evaluasi pembelajaran setiap siklus. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada dijalan yang diharapkan. Selain itu, dalam penelitian ini selain melihat keaktifan yang diamati selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Taraf keberhasilan tindakan juga ditentukan dengan melihat prestasi belajar yaitu hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa yakni pada penelitian ini adalah post test, hasil belajar afektif yang berasal dari sikap siswa yang pada penelitian ini akan di berikan skala sikap sebagai alat pengukurnya, dan dalam ranah psikomotor hasil belajar akan diukur dengan daftar gejala kontinum.

4. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau penelitian yang akan diambil untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan, sumber yang digunakan berupa buku, jurnal, koran dsb.

5. Studi Dokumentasi

Teknik studi dokumentasi dijelaskan oleh Arikunto (2010:158) sebagai berikut:

Dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan studi dokumentasi terhadap berbagai dokumen yang terdapat dilapangan seperti profil sekolah dan catatan penulis di lapangan.


(32)

48 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2007: 209) „catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian kualitatif.‟ Catatan harian ini ditulis peneliti selama dalam proses pengambilan data yang dilakukan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Margahayu.

F. Teknik Analisis Data

Moleong (2007:248) mengemukakan bahwa:

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Menurut Arikunto (2010 : 131) dalam pelaksanaan PTK, ada dua jenis data yang dikumpulkan peneliti yaitu:

1. Data kuantitatif nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya, mencari nilai rerata, persentase keberhasilan belajar dan lain-lain. Persentase digunakan untuk menganalisis hasil observasi aktivitas siswa dan guru dengan cara menghitung setiap siklus, adapun cara menghitungnya, yaitu:

Perolehan skor x 100% Seluruh aktivitas

Setelah dihitung kemudian hasilnya diklarifikasikan sesuai dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh natsir (Rosita, 2005 : 38), yaitu :

Kategori Penilaian :

>80% = Sangat baik 60% - 79,9% = Baik


(33)

49 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20% - 39,9% = Kurang 0% - 19,9% = Sangat kurang

2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman atau sikap terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, motivasi belajar, perhatian dan sejenisnya dapat dianalisis secara kualitatif.

Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk memastikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMAN 1 Margahayu Bandung. Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011:337), teknik analisa data terdiri dari 3 pokok, yaitu : 1. Reduksi data,

Reduksi data adalah proses pemilahan data yang akan digunakan itu relevan atau tidak serta pengolahan data kasar langsung dari lapangan. Data yang diperoleh antara data siklus I dipisah dengan data siklus II maupun data siklus III. Pemilahan data tersebut dilakukan bertujuan untuk memudahkan dalam penyajian data dan pengumpulan, sehingga hasil penelitian dapat memberikan gambaran yang terjadi pada kegiatan penelitian pada setiap siklus.

2. Penyajian data

Penyajian data dilakukan dengan menyusun sekumpulan informasi yang diperoleh sehingga dapat menarik kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilaksanakan setelah proses klasifikasi dan penyajian data. Penyimpulan sebagai penafsiran data diawali masing-masing siklus, berlanjut dengan penyimpulan akhir sebagai penafsiran terhadap penerapan model pembelajaran TGT untuk


(34)

50 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkanmotivasi dan hasil belajar siswa. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data kuantitatif, cukup dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan sajian visual. Sajian tersebut untuk menggambarkan bahwa dengan tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Untuk evaluasi hasil belajar sesuai dengan indikator yang telah ditentukan, ditetapkan batas minimal keberhasilan belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar.

Dengan mengacu pada pendapat diatas, maka proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penyeleksian dan pengelompokan data, data yang sudah terkumpul diseleksi, dirangkum dan disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Setelah itu dikelompokan berdasarkan kategori tertentu untuk dicari tema dan polanya berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat. Kategorisasi data didasarkan pada tiga aspek, yakni:

a. Latar atau konteks kelas, yaitu berupa informasi umum dan khusus tentang latar fisik kelas dan latar para pelaku (guru dan siswa).

b. Proses pembelajaran, yaitu berupa informasi umum tentang interaksi sosial guru dengan siswa, interaksi siswa dengan kelompoknya, interaksi antar kelompok siswa dikelas, dan suasana kelas selama pembelajaran selama model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament berlangsung.

c. Aktivitas, yaitu berupa informasi umum tentang tindakan para pelaku yaitu tindakan guru dan siswa.

2. Validasi data dilakukan untuk membuktikan kesesuaian antara yang telah diamati peneliti dengan sesungguhnya ada dalam dunia nyata. Validasi dilakukan melalui teknik versi Hopkins dalam Wiraatmadja (2008:168-171) yaitu:


(35)

51 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Member-check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dan angket dari narasumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu diperiksa kebenarannya.

b. Triangulasi, yaitu memerikasa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. c. Audit trial, memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh

peneliti atau pengamat mitra penelitian lainnya. Hal ini berguna, apabila peneliti akan meretrieve informasi atau data yang ada, atau waktu mempersiapkan laporan.

d. Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang profesional di bidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahapan akhir ini dilakukan perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdsarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan serajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.

e. Key respondens review, yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang hendak menegetahui tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya

Menurut teknik dari Hopkins tersebut, validasi data dilakukan dengan cara member-check, triangulasi, audit trial, expert opinion dan key respondens review. Tahapan tersebut dilakukan untuk memperinci dan membantu proses validasi data.

3. Interpretasi data, setelah data dikumpulkan, diseleksi, dikelompokan serta diperiksa keabsahannya, tahap selanjutnya adalah dilakukan interpretasi terhadap keseluruhan data penelitian untuk memberikan makna terhadap data-data yang telah diperoleh, sehingga masalah penelitian bisa dipecahkan atau dijawab. Ineterpretasi dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan temuan penelitian berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoritik yang telah disepakati mengenai proses


(36)

52 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, yaitu:

a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan b. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus c. Mendeskripsikan hasil observasi aktivitas guru d. Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa

e. Menganalisis hasil belajar siswa berupa post test, skala sikap dan daftar gejala kontinum (DGK)


(37)

126 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan anggota kelompok yang heterogen kemudian saling bekerjasama dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Dalam model ini, setiap siswa akan saling membantu karena adanya tutor sebaya agar setiap siswa memahami materi dengan mudah. Setelah itu, akan diadakannya turnamen yang mana kelompok turnamen terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang sama dan akan bertanding mengumpulkan poin. Poin yang telah didapatkan siswa akan dirata-ratakan dengan kelompok belajar dan diberi suatu penghargaan sesuai dengan rata-rata poin turnamen yang didapatkan. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat cocok digunakan dalam pembelajaran PKn karena melalui model ini, siswa tidak hanya dituntut untuk memahami materi tapi siswa harus bisa menghadapi persaingan dan menyikapi setiap hasil yang diterima oleh kelompok, sehingga hasil belajar pun akan lebih meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilanjutkan analisis data terhadap proses pelaksanaan tindakan pada kelas XI IPA 1 SMAN 1 Margahayu, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan yang dilakukan guru untuk mengimplementasikan pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang meliputi silabus, RPP dan media pembelajaran diantaranya kartu soal, format perolehan skor turnamen kelompok, lembar kerja kelompok sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament


(38)

127 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(TGT). Pelaksanaan yang dilakukan sampai tiga siklus, karena dalam siklus ke III pelaksanaan PTK telah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan antara perencanaan dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, perncanaan sangat diperlukan dan berpengaruh terhadap proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi terarah dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran PKn.

2. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) di kelas XI IPA 1 diterapkan melalui beberapa tahapan yaitu penyampaian materi, mengerjakan tugas kelompok dalam tim, turnamen, rekognisi tim. Pelaksanaan pada siklus pertama belum terlalu optimal dan belum sesuai dengan apa yang direncanakan, hal ini dikarenakan perhitungan waktu yang kurang baik dan pengelolaan kelas belum maksimal, kemudian kekurangan tersebut diperbaiki pada siklus ke II dan siklus ke III. Guru melakukan perbaikan diantaranya dengan memotivasi siswa agar tidak ada lagi siswa yang membuang-buang waktu dengan mengobrol, memberikan reward pada siswa yang aktif sebagai penyemangat siswa. Dengan adanya perbaikan disetiap siklus, terjadi peningkatan pada setiap siklusnya dan mencapai hasil yang optimal pada siklus ke III

3. Hasil penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn memberikan hasil dan dampak positif terhadap kelas XI IPA 1. Secara menyeluruh hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya. Dalam aspek kognitif, yang diukur melalui post test menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memahami materi dengan lebih baik pada setiap siklusnya karena adanya tutor sebaya yang mempermudah siswa untuk belajar. Dalam aspek afektif, selain dilihat dari hasil skala sikap yang meningkat, hasil observasi pun menunjukkan bahwa siswa lebih termotivasi mengikuti pembelajaran


(39)

128 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena akan ada persaingan di dalamnya serta adanya reward yang diberikan sehingga memicu siswa lebih baik lagi, kerjasama dalam kelompok pun semakin baik karena adanya keinginan untuk memberikan yang terbaik untuk kelompoknya. Dalam aspek psikomotor, yang diukur melalui daftar gejala kontinum mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mampu menerapkan materi yang didapat terhadap kehidupan sehari-hari. Dapat terlihat juga, dari hasil observasi yang berfokus yang berfokus pada aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya sehingga melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 dalam pembelajaran PKn

4. Kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) secara umum terdapat dari guru itu sendiri diantaranya :

a. Perencanaan yang belum optimal yang mengakibatkan apa yang telah direncanakan dengan matang tidak sesuai dengan pelaksanaan

b. Pengaturan waktu yang kurang baik membuat proses pembelajaran kurang optimal

c. Pengelolaan kelas yang kurang baik sehingga kondisi kelas kurang kondusif, ini terjadi pada pelaksanaan siklus I dan II dimana hasil yang didapat kurang optimal

5. Upaya dalam mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah berusaha mengintrospeksi dengan melakukan refleksi serta memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik lagi pada penerapan model di siklus selanjutnya. Selain itu, yang terpenting bagi guru harus pandai memanfaatkan waktu dan mengelola kelas dengan baik agar tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai secara maksimal. Upaya-upaya tersebut dilakukan guru dalam memperbaiki proses pembelajaran pada


(40)

129 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap siklusnya sehingga penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik dilapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya meningkatkan pemahaman dan kemampuan pada langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), sehingga penerapannya dalam pembelajaran PKn lebih optimal lagi terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa b. Guru hendaknya dapat lebih mengoptimalkan lagi peran dan fungsinya

sebagai fasilitator, motivator dan evaluator

c. Guru hendaknya lebih kreatif lagi dalam memotivasi siswa dan dalam menggunakan model pembelajaran, agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan optimal

2. Bagi Siswa

a. Siswa sebaiknya melakukan persiapan sebelum pembelajaran yaitu dengan membaca buku, mencari informasi melalui internet, televisi atau sumber lainnya agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik

b. Harus selalu meningkatkan minat dan motivasi belajara lebih baik lagi agar dapat mengikuti dan menerima pelajaran dengan baik sehingga mencapai hasil yang maksimal


(41)

130 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi Sekolah

a. Mengadakan evaluasi secara rutin terhadap guru dan siswa sehingga terpantau kinerja guru dan hasil belajar yang diperoleh siswa

b. Memberikan kebebasan yang bertanggungjawab kepada guru untuk memilih penggunaan model pembelajaran yang relevan dengan mata pelajaran yang diajarkan

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan variabel yang berbeda seperti yang dikaitkan dengan partisipasi siswa atau keaktifan siswa. Demikian pula dalam metode penelitian dapat digunakan alternatif metode lain, seperti metode eksperimen, deskriptif dsb, sehingga dapat digunakan sebagai bahan studi yang lebih baik dan bermanfaat di masa yang akan datang.

5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Memperbanyak dan memperluas lagi pemberian pengetahuan model pembelajaran sebagai bekal mengajar setelah menjadi guru yang sesungguhnya

b. Memberikan sarana dan prasarana yang menunjang bagi mahasiswa untuk bisa berkreasi dalam mengembangkan model pembelajaran yang diterapkan di sekolah


(42)

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi.

Erwin, Muhammad (2011). Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung : Refika Aditama

Hamalik, Oemar (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hernowo, (2005). Menjadi guru yang mau dan mampu mengajar secara menyenangkan. Bandung : Mizan

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : Refika Aditama

Kunandar (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers

Lie, Anita.(2007). Cooperative Learning: Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia

Moleong, Lexy. J (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda

Nurmalina dan Syaifullah.(2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan.Bandung : Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

Pribadi, A. Benny. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan

Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta


(43)

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

, (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media

Slavin, E Robert (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media

Sudaryono. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Graha Ilmu Sudjana, Nana (2011), Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya

Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pakem. Surabaya : Pustaka Pelajar

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta Karya

Undang-Undang No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional.

Wiraatmadja, R. (2008). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2006). Ilmu Kewaganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Sumber Jurnal

Komalasari. (2011). “Kontribusi Pembelajaran Kontekstual Pengembangan Kompetensi

Kewarganegaraan Peserta Didik SMP di Jabar”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. 27, 47-55


(44)

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Sumber Internet

Ekocin. (2011). Model Pembelajaran Teams Games Tournament. [Online]. Tersedia:

http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-2/

Risal. (2011). Non Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil dan Proses Belajar. [Online]. Tersedia: http://www.artikelbagus.com/2011/06/nontes-sebagai-alat-penilaian-hasil-dan-proses-belajar.html

Sarwoedy. (2011). Komponen dan Kriteria Penilaian Hasil Pembelajaran. [Online].


(1)

128 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena akan ada persaingan di dalamnya serta adanya reward yang diberikan sehingga memicu siswa lebih baik lagi, kerjasama dalam kelompok pun semakin baik karena adanya keinginan untuk memberikan yang terbaik untuk kelompoknya. Dalam aspek psikomotor, yang diukur melalui daftar gejala kontinum mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah mampu menerapkan materi yang didapat terhadap kehidupan sehari-hari. Dapat terlihat juga, dari hasil observasi yang berfokus yang berfokus pada aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya sehingga melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 dalam pembelajaran PKn

4. Kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) secara umum terdapat dari guru itu sendiri diantaranya :

a. Perencanaan yang belum optimal yang mengakibatkan apa yang telah direncanakan dengan matang tidak sesuai dengan pelaksanaan

b. Pengaturan waktu yang kurang baik membuat proses pembelajaran kurang optimal

c. Pengelolaan kelas yang kurang baik sehingga kondisi kelas kurang kondusif, ini terjadi pada pelaksanaan siklus I dan II dimana hasil yang didapat kurang optimal

5. Upaya dalam mengatasi kendala dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah berusaha mengintrospeksi dengan melakukan refleksi serta memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik lagi pada penerapan model di siklus selanjutnya. Selain itu, yang terpenting bagi guru harus pandai memanfaatkan waktu dan mengelola kelas dengan baik agar tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai secara maksimal. Upaya-upaya tersebut dilakukan guru dalam memperbaiki proses pembelajaran pada


(2)

129 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap siklusnya sehingga penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan baik dilapangan maupun secara teoritis, maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru hendaknya meningkatkan pemahaman dan kemampuan pada langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), sehingga penerapannya dalam pembelajaran PKn lebih optimal lagi terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa b. Guru hendaknya dapat lebih mengoptimalkan lagi peran dan fungsinya

sebagai fasilitator, motivator dan evaluator

c. Guru hendaknya lebih kreatif lagi dalam memotivasi siswa dan dalam menggunakan model pembelajaran, agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan optimal

2. Bagi Siswa

a. Siswa sebaiknya melakukan persiapan sebelum pembelajaran yaitu dengan membaca buku, mencari informasi melalui internet, televisi atau sumber lainnya agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik

b. Harus selalu meningkatkan minat dan motivasi belajara lebih baik lagi agar dapat mengikuti dan menerima pelajaran dengan baik sehingga mencapai hasil yang maksimal


(3)

130 Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi Sekolah

a. Mengadakan evaluasi secara rutin terhadap guru dan siswa sehingga terpantau kinerja guru dan hasil belajar yang diperoleh siswa

b. Memberikan kebebasan yang bertanggungjawab kepada guru untuk memilih penggunaan model pembelajaran yang relevan dengan mata pelajaran yang diajarkan

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan variabel yang berbeda seperti yang dikaitkan dengan partisipasi siswa atau keaktifan siswa. Demikian pula dalam metode penelitian dapat digunakan alternatif metode lain, seperti metode eksperimen, deskriptif dsb, sehingga dapat digunakan sebagai bahan studi yang lebih baik dan bermanfaat di masa yang akan datang.

5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Memperbanyak dan memperluas lagi pemberian pengetahuan model pembelajaran sebagai bekal mengajar setelah menjadi guru yang sesungguhnya

b. Memberikan sarana dan prasarana yang menunjang bagi mahasiswa untuk bisa berkreasi dalam mengembangkan model pembelajaran yang diterapkan di sekolah


(4)

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi.

Erwin, Muhammad (2011). Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung : Refika Aditama

Hamalik, Oemar (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hernowo, (2005). Menjadi guru yang mau dan mampu mengajar secara menyenangkan. Bandung : Mizan

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : Refika Aditama

Kunandar (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers

Lie, Anita.(2007). Cooperative Learning: Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia

Moleong, Lexy. J (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda

Nurmalina dan Syaifullah.(2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan.Bandung : Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

Pribadi, A. Benny. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan

Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta


(5)

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

, (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media

Slavin, E Robert (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media

Sudaryono. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Graha Ilmu Sudjana, Nana (2011), Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya

Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pakem. Surabaya : Pustaka Pelajar

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta Karya

Undang-Undang No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional.

Wiraatmadja, R. (2008). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2006). Ilmu Kewaganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Sumber Jurnal

Komalasari. (2011). “Kontribusi Pembelajaran Kontekstual Pengembangan Kompetensi Kewarganegaraan Peserta Didik SMP di Jabar”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. 27, 47-55


(6)

Dini Nurmalina, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Sumber Internet

Ekocin. (2011). Model Pembelajaran Teams Games Tournament. [Online]. Tersedia:

http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt-2/

Risal. (2011). Non Tes Sebagai Alat Penilaian Hasil dan Proses Belajar. [Online]. Tersedia: http://www.artikelbagus.com/2011/06/nontes-sebagai-alat-penilaian-hasil-dan-proses-belajar.html

Sarwoedy. (2011). Komponen dan Kriteria Penilaian Hasil Pembelajaran. [Online].


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

0 2 260

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN - repository UPI S PKN 1009204 Title

0 0 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 288