Peningkatan prestasi belajar IPA materi perubahan sifat benda dengan metode demonstrasi eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri Ngino 2 semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA

DENGAN METODE DEMONSTRASI EKSPERIMEN

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGINO 2 SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Oleh :

  

Agatha Asih Nugraheni

NIM : 081134219

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

“Remember that what’s right isn’t always popular

and what is popular isn’t always right”

“Tidak ada kata gagal, yang ada hanya

sukses atau belajar”

  

(Tung Desem Waringin)

Dengan segala kerendahan hati dan tulus ikhlas, secara khusus penelitian ini dipersembahkan kepada : kedua orang tuaku, saudara-saudaraku, dan teman-temanku terkasih.

  

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA

DENGAN METODE DEMONSTRASI EKSPERIMEN

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGINO 2 SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

  

Agatha Asih Nugraheni

NIM. 081134219

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Ngino 2 tentang materi Perubahan Sifat Benda dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen tahun ajaran 2010/2011 yang ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata dan persentase siswa yang mencapai KKM.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Ngino 2 pada tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 36 siswa. Obyek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi perubahan sifat benda. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.

  Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana siklus I dibagi dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Sedangkan pada siklus

  II juga dibagi dalam dua kali pertemuan. Satu kali pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran, dimana satu jam pelajaran adalah selama 35 menit. Pada penelitian ini peneliti memilih materi Perubahan Sifat Benda pada mata pelajaran IPA semester I kelas V dengan alasan tingkat prestasi belajar siswa pada materi tersebut masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas yang berada di bawah KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diambil tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen, nilai rata-rata siswa kelas V pada tahun ajaran 2009/2010 berada di bawah KKM yaitu 63 dan persentase siswa yang mencapai KKM masih rendah yaitu 48%. Setelah dilakukan tindakan terdapat peningkatan nilai rata-rata siswa yaitu pada siklus I meningkat menjadi 66 dan persentase siswa yang mencapai KKM adalah 61%, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 71 sedangkan persentase siswa yang mencapai KMM meningkat menjadi 72%.

  Kata kunci : prestasi belajar, metode demonstrasi eksperimen

  

ABSTRACT

LEARNING ACHIEVEMENT SAINS MATERIAL CHANGE IN THE NATURE OF THE

OBJECT WITH METHOD OF DEMONSTRATION EXPERIMENT

ON THE STUDENTS GRADE V OF NGINO 2 ELEMENTARY SCHOOL SEMESTER 1

YEAR OF COURSES 2010/2011

By

  

Agatha Asih Nugraheni

NIM. 081134219

  This study aims to determine the increase in student achievement Elementary School fifth grade Ngino Amendment 2 on the material properties of objects by using experimental demonstration of the academic year 2010/2011.

  The research is classroom action research (CAR). Subjects were fifth grade elementary school students Ngino 2 in the 2010/2011 academic year which amounted to 36 students. The research object is to increase learning achievement in science subjects concerning material changes in the nature of objects. Data collection techniques is obtained by a written test. Data were analyzed by using descriptive qualitative.

  This study consisted of two cycles, where the first cycle is divided in two meetings of the first meeting and second meeting. While on the second cycle is also divided into two meetings. The meetings consist of two hour lesson, which is one hour lesson for 35 minutes. In this study, researchers selected object properties of the material change in the first semester of teaching science class V by reason of the level of student achievement in these materials is still low. This is evidenced by the average value of the class under KKM which has been determined by the school.

  The results showed that prior to action taken using the method of demonstration experiments, the average value of V-grade students in 2009/2010 academic year is under the KKM is 63 and the percentage of students who pass the still low at 48%. After the action there is an increasing value of the average student in the first cycle increased to 66 and the percentage of students who pass the reached 61%, and the second cycle students' average score increased to 71 while the percentage of students who pass the increase to 72%. Key words : learning achievement, the method of demonstration experiments

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, semangat, dorongan, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.

  3. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik serta bimbingannya yang sangat berguna selama penelitian ini.

  4. Bapak Suwaldi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Ngino 2 yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas V

  5. Ibu Suwarni, S.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri Ngino 2 yang telah memberikan waktu dan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.

  6. Siswa kelas V SD Negeri Ngino 2 yang telah bersedia menjadi subyek dalam pelaksanaan penelitian.

  7. Teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan penelitian ini.

  8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis dengan senang hati bersedia menerima sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja.

  Yogyakarta, 17 Januari 2011 Penulis

  Agatha Asih Nugraheni

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …………….……………………… vi ABSTRAK …………………………………………………………………… vii ABSTRACT …………………………………………………………………. viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xi DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xiv DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xv DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4 C. Perumusan Masalah ...................................................................... 4 D. Pemecahan Masalah ...................................................................... 4 E. Pembatasan Pengertian .................................................................. 5

  F. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

  G. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

  BAB II PENDAHULUAN A. Hakikat IPA ................................................................................... 7

  1. Pengertian IPA ........................................................................ 7

  2. Karakteristik IPA .................................................................... 8

  3. Tujuan Pengajaran IPA di SD ................................................. 9

  B. Tinjauan Belajar dan Prestasi Belajar ........................................... 13

  1. Definisi Belajar ....................................................................... 13

  2. Prestasi Belajar ........................................................................ 15

  C. Metode Demonstrasi Eksperimen ................................................. 16

  D. Kurikulum IPA SD Kelas V Semester 1 ....................................... 18

  1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas V Semester 1 ................................................................. 18

  2. Materi Pokok Perubahan Sifat Benda dalam Mata Pelajaran IPA pada Kelas V Semester 1 ........................................................ 20 E. Kerangka Berpikir ......................................................................... 24

  F. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 25

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................................. 26 B. Setting Penelitian .......................................................................... 28 C. Rencana Tindakan ......................................................................... 29

  E. Analisis Data ................................................................................. 46

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal ................................................................ 49 B. Deskripsi Penelitian dan Hasil Penelitian ..................................... 49

  1. Deskripsi Penelitian Siklus I ................................................... 50

  2. Deskripsi Penelitian Siklus II .................................................. 56

  C. Pembahasan ................................................................................... 61

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 67 B. Saran .............................................................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69

LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Pemanasan ..................................................................................... 20 Gambar 2. Pendinginan ................................................................................... 21 Gambar 3. Percampuran dengan air ................................................................ 21 Gambar 4. Pembakaran ................................................................................... 22 Gambar 5. Pembusukan .................................................................................. 22 Gambar 6. Perkaratan ...................................................................................... 23 Gambar 7. Desain Siklus ................................................................................. 27

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ..................................... 18 Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 28 Tabel 3. Pengumpulan Data ............................................................................ 41 Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ......................................................... 42 Tabel 5. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ....................................................... 43 Tabel 6. Indikator Capaian Penelitian ............................................................. 46 Tabel 7. Bentuk Soal dan Penyekoran ............................................................ 46 Tabel 8. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar ................................................... 63 Tabel 9. Hasil Perolehan Siklus I dan Siklus II .............................................. 64

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Silabus ………………………………………………….………… 66 Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 1 ………………………………………... 69 Lampiran 3. RPP Siklus I Pertemuan 2 ……………………………………..…. 71 Lampiran 4. LKS Siklus I Pertemuan 1 …………………………………...…… 73 Lampiran 5. LKS Siklus I Pertemuan 2 ………………………………..………. 75 Lampiran 6. RPP Siklus II Pertemuan 1 ……………………………………….. 77 Lampiran 7. RPP Siklus II Pertemuan 2 ……………………………………….. 79 Lampiran 8. LKS Siklus II Pertemuan 1 ………………………………………. 82 Lampiran 9. LKS Siklus II Pertemuan 2 ………………………………………. 84 Lampiran 10. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ………………………………… 86 Lampiran 11. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II …………...…………………… 87 Lampiran 12. Soal Evaluasi Siklus I …………………………………………... 88 Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II ………………………………………….. 90 Lampiran 14. Kunci Jawaban Tes Evaluasi Siklus I …………………………... 92 Lampiran 15. Kunci Jawaban Tes Evaluasi Siklus II ………………………….. 94 Lampiran 16. Data Kondisi Awal ……………………………………………… 96 Lampiran 17. Persentase KKM Kondisi Awal ………………………………… 98 Lampiran 18. Data Perolehan Tes Evaluasi Siklus I ………………………….. 100 Lampiran 19. Data Persentase KKM Siklus I ………………………………… 102 Lampiran 20. Data Perolehan Tes Evaluasi Siklus II ………………..……….. 104 Lampiran 21. Data Persentase KKM Siklus II ………………………..…….… 106

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA merupakan materi pelajaran yang relatif dekat dengan kehidupan

  siswa, sehingga bila dipahami secara logika seharusnya IPA merupakan materi pelajaran yang potensial untuk diminati siswa. Namun pada kenyataannya kesan umum tentang mata pelajaran IPA kurang menggembirakan.

  Perubahan sifat benda merupakan kejadian yang tidak asing lagi dalam kehidupan ini. Sebagai contoh air berubah menjadi padat (es), kertas yang dibakar berubah menjadi abu, buah yang matang berubah menjadi busuk, lilin yang meleleh ketika dipanaskan dan masih banyak contoh-contoh perubahan sifat benda lainnya. Tentu saja materi ini dekat sekali dengan lingkungan kehidupan siswa, sehingga bukan suatu hal yang sulit untuk dipahami. Tetapi pada kenyataannya siswa SD Negeri Ngino 2 masih sangat kurang memahami materi yang diajarkan tersebut.

  Siswa SD secara ilmiah tidak dapat berpikir dan memandang mata pelajaran secara terkotak-kotak, siswa SD tersebut cenderung memandang secara holistik dalam kehidupannya. Oleh karena itu, pengembangan model pembelajaran hendaknya memperhatikan perkembangan anak. Karakteristik siswa SD yang masih suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan mudah terpengaruh oleh lingkungan, sehingga perlu diciptakan lingkungan bekerja dan prinsip bermain sambil belajar. Melalui prinsip bermain sambil belajar siswa akan belajar dari pengalaman bermainnya, sehingga secara tidak langsung muncul kreativitas dari pengalaman bermain. Untuk itu guru hendaknya menciptakan bentuk pembelajaran yang kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. (Sutarno, 2003: 8.22)

  Guru sebagai faktor utama keberhasilan pembelajaran IPA, dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran IPA kepada siswa dengan baik. Guru perlu mendapat pengetahuan tentang materi pembelajaran IPA dengan baik. Di samping itu guru harus menguasai berbagai strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswanya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam pembelajaran IPA terdapat berbagai alternatif metode belajar yang dapat dipilih dan dapat diterapkan dalam pembelajaran. Selain itu, guru hendaknya dapat menentukan dengan tepat metode apa yang akan digunakan untuk mengajarkan materi tertentu misalnya materi perubahan sifat benda. Namun kenyataan di lapangan guru sering kali mengabaikan hal tersebut. Guru kebanyakan hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan mengerjakan soal dalam menyampaikan materi pelajaran IPA, sehingga menimbulkan perasaan jenuh dan tidak adanya ketertarikan siswa pada pembelajaran IPA. Hal ini mengakibatkan rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa.

  Pengalaman yang diperoleh siswa dengan penggunaan metode yang tidak tepat dalam proses pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara pembelajaran akan membekas dalam diri siswa. Dengan metode demonstrasi eksperimen siswa akan mendapatkan pengalaman belajar IPA yang lebih menarik karena secara tidak langsung siswa terlibat aktif dalam menemukan permasalahan yang ingin dipelajari.

  Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru SD Negeri Ngino 2 diperoleh data bahwa dalam materi perubahan sifat benda kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2009/2010 masih mengalami kesulitan dalam memahami dan mempelajari materi tersebut. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai ulangan tentang materi perubahan sifat benda rata-rata nilai siswa adalah 63. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SD Negeri Ngino 2 dalam materi ini adalah 65 dan persentase siswa yang mencapai ketuntasan hanya 48%. Keadaan ini disebabkan karena metode yang dipergunakan guru kurang menarik bagi siswa, sehingga hal ini mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa.

  Dari adanya masalah di atas, maka peneliti akan mencoba menggunakan metode demonstrasi eksperimen untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2010/2011. Peneliti memilih metode tersebut dengan alasan karena metode demonstrasi eksperimen lebih konkrit bagi siswa, sehingga siswa dapat terjun langsung dalam pembelajaran tersebut. Dengan penggunaaan metode tersebut diharapkan siswa dapat lebih mudah menangkap materi yang disampaikan dan dapat memperoleh banyak pengetahuan, sehingga prestasi belajar siswa kelas

  B. Pembatasan Masalah

  Materi benda dan sifatnya memiliki cakupan yang luas, yaitu perubahan sifat dan perubahan wujud seperti pemanasan, pendinginan, pembakaran, percampuran air, pembusukan, dan perkaratan sehingga dalam penelitian ini masalah hanya akan dibatasi pada kompetensi dasar “menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap” dengan metode demonstrasi eksperimen untuk mengukur prestasi belajar siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2010/2011.

  C. Perumusan Masalah

  Apakah penggunaan metode demonstrasi eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi perubahan sifat benda pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2010/2011? D.

   Pemecahan Masalah

  Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang, masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Ngino 2 dalam materi perubahan sifat benda akan diatasi dengan metode demonstrasi eksperimen. Dengan metode ini diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami dan membangun pengetahuannya, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

  E. Pembatasan Pengertian

  Dengan maksud agar tidak menimbulkan pertanyaan dan multi tafsir mengenai istilah-istilah kunci dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan seperti di bawah ini:

  1. Metode demonstrasi eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan, melakukan suatu proses dan hasil dari proses itu untuk mencapai tujuan pengajaran.

  2. Prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka ulangan harian.

  3. Perubahan sifat benda adalah perubahan yang menghasilkan zat baru dan perubahannya tidak dapat balik.

  4. Perubahan fisika adalah perubahan benda yang dapat kembali ke wujud semula.

  5. Perubahan kimia adalah perubahan benda yang tidak dapat kembali ke wujud semula.

  F. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:

  1. Untuk mengetahui apakah metode demonstrasi eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar melalui indikator nilai rata-rata kelas dalam mata pelajaran IPA materi perubahan sifat benda pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2010/2011.

  2. Untuk mengetahui apakah metode demonstrasi eksperimen dapat meningkatkan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada mata

  pelajaran IPA materi perubahan sifat benda pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2010/2011. G. Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari kegiatan penelitian ini, di antaranya adalah:

  1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, khususnya yang berhubungan dengan IPA dan metode demonstrasi eksperimen.

  2. Bagi pembaca, dapat memberi masukan dan pengetahuan mengenai PTK khususnya yang berhubungan dengan IPA dan metode demonstrasi eksperimen.

  3. Bagi rekan-rekan guru, dapat dijadikan sebagai contoh salah satu referensi/acuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran

  IPA.

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat IPA 1. Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional

  dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya. Beberapa pendapat tentang IPA oleh para tokoh IPA menurut Hendro Darmodjo (1991: 42): a. Nash (1963) dalam bukunya The Nature of Natural Sciences, mengatakan bahwa Science is a way of looking at the world yang berarti bahwa IPA itu suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analitis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya itu.

  b. Einstein dikutip dari bukunya Nash mengatakan bahwa Science is the

  attempt to make the chaotic diversity of our sense experience correspond to a logically uniform system of thought . Kalimat tersebut

  berarti bahwa IPA itu merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola berpikir yang logis tertentu.

  c. Bernald dalam bukunya Science in History Jilid I mengatakan bahwa pengetahuan, (4) suatu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi, (5) salah satu faktor penting yang mempengaruhi sikap dan pandangan manusia terhadap alam.

  Dari beberapa pendapat para tokoh tentang IPA tersebut maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana cara atau metode untuk mengamati alam, dimana pengalaman tersebut dapat membangun pola berpikir logis manusia.

2. Karakteristik IPA

  Alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan habis digunakan. Dalam pembelajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Menurut Hendro Darmodjo (1991: 11),

  IPA dapat dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai pengembang sikap ilmiah. Yang dimaksud dengan “proses” di sini adalah proses mendapatkan IPA. Sedangkan IPA didapat melalui metode ilmiah. Jadi proses IPA itu tidak lain adalah metode ilmiah.

  Untuk anak usia SD, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk suatu paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana.

  Sesuai dengan penjelasan IPA maka Pendidikan IPA di Sekolah Dasar merupakan pengetahuan yang mendasar dan integratif, maka penekanan dalam kegiatan belajar mengajar bukanlah semata- mata hanya pada produknya saja, akan tetapi diseimbangkan dengan proses kerja IPA pengembangan pola berpikir deduktif-induktif serta aktivitas-aktivitas yang dapat merangsang terbentuknya pengalaman baru perlu ditekankan. Hal ini dimaksudkan agar siswa sebagai individu dapat tumbuh dan berkembang secara utuh dan optimal dan secara sosial dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

  Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan oleh siswa Sekolah Dasar karena IPA memberikan iuran untuk tercapainya sebagian dari tujuan pendidikan di Sekolah Dasar. Menurut Srini Iskandar dalam Ilmu Pengetahuan Alam (1996: 26) dengan pengajaran IPA diharapkan siswa akan dapat: a. Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya.

  b. Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA “berupa keterampilan proses” atau metode ilmiah yang sederhana.

  c. Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran Penciptanya.

  d. Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

  Menurut Srini Iskandar (1996: 27) ada beberapa hal yang dapat dikembangkan pada anak usia Sekolah Dasar, yaitu: a. Sikap ingin tahu

  Sikap ingin tahu di sini dimaksudkan suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang diamatinya. Anak usia Sekolah Dasar mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan jalan bertanya. Bertanya kepada gurunya, temannya atau pada dirinya sendiri. Jawaban itu tidak harus dari guru tetapi mungkin dapat diperoleh anak itu sendiri baik atas inisiatif sendiri, maupun atas petunjuk dari gurunya.

  b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru Orang mempunyai sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru adalah orang yang ingin menguak tembok ketidaktahuannya itu untuk memperoleh sesuatu yang asli meskipun orang tersebut tahu akan sampai ke batas ketidaktahuan berikutnya. Sikap anak usia Sekolah Dasar seperti itu dapat dipupuk dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan langsung pada objek-objek yang terdapat di lingkungan sekolah. Data yang mereka peroleh akan dapat memberikan sesuatu yang “baru” baginya tentang objek yang diamatinya itu.

  c. Sikap kerja sama Kerja sama di sini diartikan sebagai kerja sama untuk pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih banyak dan lebih sempurna daripada apa yang dimiliki sendiri sangatlah penting, karena dari hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan, seseorang merasa membutuhkan kerja sama dengan orang lain.

  Anak usia Sekolah Dasar memang perlu dipupuk sikapnya untuk dapat bekerja sama satu dengan yang lain. Kerja sama tersebut dapat dalam bentuk kerja kelompok, pengumpulan data maupun diskusi untuk menarik suatu kesimpulan hasil observasi.

  d. Sikap tidak putus asa Seorang ilmuwan mungkin saja telah menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan biaya yang banyak tetapi belum memperoleh apa yang dicari. Namun tidak putus asa karena tetap yakin bahwa kegagalan yang dialami setidaknya memberi petunjuk yang berguna bagi ilmuwan lain untuk tidak mengambil jalan yang serupa. Oleh karena itu, tugas guru adalah memberikan motivasi bagi anak didik yang mengalami kegagalan dalam upayanya menggali ilmu dalam bidang IPA agar tidak putus asa.

  e. Sikap tidak purba sangka Sikap tidak purba sangka di sini diartikan sebagai sikap yang tidak salah tafsir. Sikap ini dapat dikembangkan secara dini kepada anak usia Sekolah Dasar dengan melakukan observasi dan eksperimen dalam mencari kebenaran ilmu. Sebagai contoh adalah

  “benar” menurut akal sehat saja tidaklah cukup karena banyak yang kita pikir ternyata keliru. Seperti halnya matahari beredar mengelilingi bumi telah dipercaya orang akan kebenarannya selama ribuan tahun lamanya.

  f. Sikap mawas diri Anak usia Sekolah Dasar harus dikembangkan sikapnya untuk jujur pada dirinya sendiri, menjunjung tinggi kebenaran dan berani melakukan koreksi pada dirinya sendiri. Contoh: “Bu, tadi yang memecahkan termometer itu saya, lalu angka-angka dalam laporan itu dari melihat hasil kelompok lain”.

  g. Sikap bertanggung jawab Sikap bertanggung jawab harus dikembangkan sejak usia

  Sekolah Dasar, misalnya dengan membuat dan melaporkan hasil pengamatan, hasil eksperimen ataupun hasil kerjanya yang lain kepada teman sejawat, guru atau orang lain, dengan sejujur- jujurnya.

  h. Sikap berpikir bebas Tugas guru untuk dapat mengembangkan pikiran bebas dari anak sendiri dan bukan sebaliknya untuk mendiktekan pendapatannya agar sesuai dengan buku teks sangatlah penting. Jadi mencatat atau merekam hasil pengamatan sesuai dengan adanya dan membuat kesimpulan sesuai dengan hasil kerja mereka sendiri merupakan saat-saat yang penting bagi anak dalam mengembangkan sikap bebas. i. Sikap kedisiplinan diri

  Menurut Morse dan Wingo (1969) dalam Hendro Darmodjo (1991: 48) Pendidikan IPA 2, mengatakan bahwa kedisplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengontrol atau mengatur dirinya menuju kepada tingkah laku yang dikehendaki dan dapat diterima oleh masyarakat.

  Salah satu pengembangan kedisiplinan diri adalah pengorganisasian kelas termasuk adanya regu-regu kebersihan dan sebagainya yang dapat diatur sendiri oleh anak-anak.

B. Tinjauan Belajar dan Prestasi Belajar 1. Definisi Belajar

  Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Adapun definisi belajar menurut para tokoh adalah sebagai berikut: a. Menurut Hilgard dalam Simandjuntak Pasaribu (1980: 59), belajar itu adalah proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau b. Menurut Winkel dalam Riyanto (2009: 5), belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

  c. Menurut Walker dalam Riyanto (2009: 5), belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-faktor yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar.

  d. Menurut Gagne dalam (Riyanto, 2009: 5), belajar merupakan kecenderungan perubahan pada diri manusia yang dapat dipertahankan selama proses pertumbuhan.

  Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok, yaitu adanya perubahan tingkah laku, sifat perubahan relatif permanen, dan perubahan tersebut disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan. Oleh karena itu, pada prinsipnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar, baik sumber yang didesain maupun yang dimanfaatkan. Proses belajar tidak hanya terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan guru. Hasil belajar yang maksimal dapat pula diperoleh lewat interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar lainnya. (Kunandar, 2007: 320)

  Menurut Kunandar (2007: 322) ada beberapa hal yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut: a. Usahakan agar tujuan pembelajaran jelas dan menarik.

  b. Guru harus antusias dalam melaksanakan tugas mengajar dan mendidik.

  c. Ciptakan suasana yang sejuk dan menyenangkan.

  d. Libatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.

  e. Hubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa.

  f. Usahakan banyak memberikan penghargaan dan pujian dari pada menghukum dan mencela.

  g. Berikan PR yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

  h. Hargailah hasil pekerjaan siswa. i. Berikan kritik dengan senyuman. j. Gunakan cara atau metode dan media mengajar yang bervariasi.

  Menurut Wens Tanlain (2006: 23) tujuan belajar siswa adalah apa yang hendak dicapai siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Tujuan belajar ini perlu disadari dan dirumuskan secara tegas. Tujuan belajar siswa berupa kemampuan apa yang hendak diperoleh siswa yang mendasari perilakunya.

  Dari beberapa pendapat para tokoh di atas tentang definisi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.

2. Prestasi Belajar

  Gagne (1985: 40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu; kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsini Arikunto (1990: 110) mengatakan bahwa hasil belajar dibedakan menjadi

  Prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka- angka ulangan harian. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005: 8) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap sejauh mana seseorang menguasi bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.

  (http://www.scribd.com/doc/23735462/Pengertian-Prestasi) Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai seseorang dalam suatu pembelajaran berdasarkan pengukuran dan penilaian yang telah ditentukan.

C. Metode Demonstrasi Eksperimen

  Metode ialah cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan (Simandjuntak Pasaribu, 1980: 13). Metode dalam suatu pembelajaran merupakan hal yang penting. Penggunaan metode dalam pembelajaran akan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang sistematik.

  Metode demonstrasi eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan atau mempertunjukkan dan melakukan sesuatu proses, dan hasil dari proses itu untuk mencapai tujuan pengajaran. Beberapa kelebihan dalam penggunaan metode demonstrasi eksperimen menurut Simandjuntak Pasaribu (1983: 14) antara lain: a. Melalui metode demonstrasi eksperimen terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab peserta didik disuruh langsung memperhatikan dan melakukan kegiatan dalam bahan pelajaran yang dijelaskan.

  b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat dan melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut.

  c. Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

  d. Guru dan peserta didik sama-sama aktif dalam pembelajaran.

  e. Mudah memusatkan perhatian peserta didik kepada bahan pelajaran.

  f. Dapat memupuk dan mengembangkan bakat-bakat dan kecekatan- kecekatan.

  g. Mengembangkan rasa ingin tahu serta sikap dan tindakan ilmiah.

  Di samping memiliki beberapa kelebihan, metode demonstrasi eksperimen juga memiliki beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya, di antaranya adalah: a. Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode ini.

  b. Suatu eksperimen tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan.

  c. Mahalnya alat-alat praktikum di sekolah sering merupakan hambatan untuk melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium sekolah maupun di kelas.

  Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melakukan demonstrasi, menurut Simandjuntak Pasaribu (1986: 128) yaitu: a. Ciptakan suasana yang baik. Jelaskan tujuan demonstrasi dan bangkitkan minat anak.

  b. Usahakan agar demonstrasi itu sederhana dan hanya mengenai pokok- d. Selalu perhatikan, apakah demonstrasi itu cukup dipahami anak.

  Perhatikan reaksi-reaksi anak yang juga akan terlihat dari mata dan sikap anak.

  e. Jangan melakukan demonstrasi dengan terburu-buru. Selingi dengan pertanyaan-pertanyaan.

  f. Jangan demonstrasi itu diperpanjang, sehingga membosankan.

  g. Sambil melakukan demonstrasi pada saat-saat tertentu, kita membuat rangkuman apa yang telah dipertunjukkan.

D. Kurikulum IPA SD Kelas V Semester 1 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas V Semester 1

  Dalam satu tahun pelajaran, Kurikulum IPA di SD kelas V terdiri dari tujuh Standar Kompetensi, yang dijabarkan menjadi dua puluh dua Kompetensi Dasar (empat Standar Kompetensi dan sebelas Kompetensi Dasar di semester 1; tiga Standar Kompetensi dan sebelas Kompetensi Dasar di semester 2). Berikut ini tabel SK dan KD semester 1:

  Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

  

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Makhluk Hidup dan Proses Kehidupannya

  1. Mengidentifikasi

  1.1. Mengidentifikasi fungsi organ fungsi organ tubuh pernapasan manusia manusia dan hewan

  1.2. Mengidentifikasi fungsi pernapasan hewan misalnya ikan dan cacing tanah

  1.3. Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan

  1.4. Mengidentifikasi organ peredaran darah manusia

  1.5. Mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia

  2. Memahami cara

  2.1. Mengidentifikasi cara tumbuhan tumbuhan hijau hijau membuat makanan membuat makanan

  2.2. Mendeskripsikan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan

  3. Mengidentifikasi cara

  3.1. Mengidentifikasi penyesuaian diri makhluk hidup hewan dengan lingkungan tertentu menyesuaikan diri untuk mempertahankan hidup dengan lingkungan

  3.2. Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup

  Benda dan Sifatnya

  4. Memahami hubungan

  4.1. Mendeskripsikan hubungan antara antara sifat bahan sifat bahan dengan bahan dengan penyusunnya penyusunnya, misalnya benang, dan perubahan sifat kain, dan kertas benda sebagai hasil

  4.2. Menyimpulkan hasil penyelidikan suatu proses tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap

  Sedangkan Kompetensi dasar yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah KD 4.2. Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

2. Materi Pokok Perubahan Sifat Benda dalam Mata Pelajaran IPA pada Kelas V Semester 1

  Benda dapat mengalami perubahan sifat. Sifat benda yang mengalami perubahan dapat dilihat dari bentuk, warna, kelenturan, kekerasan, dan bau. Menurut Darling Kindersley (2004: 12) zat dibedakan menjadi tiga, yaitu padat, cair, dan gas. Padat adalah salah satu dari tiga wujud zat, dan tidak seperti wujud cair dan gas, zat padat berbentuk tetap dan tidak mudah berubah. Sedangkan zat cair mengalir dan tidak memiliki bentuk yang tetap. Namun, zat cair memiliki bentuk sesuai wadah tempat zat cair berada. Seperti zat cair, gas mengalir, namun tidak seperti zat padat atau cair, gas tidak tetap di tempat yang ditempati. Gas tidak memiliki bentuk atau volume, dan menyebar memenuhi segala wadah yang ditempati.

  Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perubahan pada benda pemanasan, pendinginan, pembakaran, pencampuran dengan air pembusukan, dan perkaratan.

  a. Pemanasan

  Pemanasan menyebabkan benda mengalami perubahan wujud dari padat ke cair atau cair ke gas. Sebagai contoh dari pemanasan adalah es berubah menjadi air kembali setelah dipanaskan dan air yang dipanaskan akan berubah menjadi uap air.

  b. Pendinginan Gambar 2. Pendinginan Pendinginan menyebabkan benda mengalami perubahan wujud.

  Wujud cair berubah menjadi padat. Wujud gas berubah menjadi cair. Air yang didinginkan dapat berubah menjadi es. Uap air yang mengalami pendinginan dapat berubah menjadi titik-titik kembali.

  Contohnya, uap minuman yang menempel pada tutup gelas akan menjadi butiran air kembali.

  c. Pencampuran air

  Pencampuran dengan air dapat mengalami perubahan bentuk dan kekerasan. Gula dan garam yang dicampur dengan air, lalu diaduk, akan larut. Bentuk gula tidak terlihat lagi. Bila airnya diuapkan, gula atau garam berubah kembali menjadi padat.

  d. Pembakaran Gambar 4. Pembakaran

  Pembakaran dapat menyebabkan benda mengalami perubahan bentuk, warna, kekerasan, kelenturan, dan bau. Misalnya kayu yang dibakar akan berubah menjadi arang yang berwarna hitam dan rapuh.

  e. Pembusukan Gambar 5. Pembusukan

  Pembusukan dapat menyebabkan benda mengalami perubahan bentuk, warna, kelenturan, kekerasan, dan bau. Misalnya buah apel f. Perkaratan Gambar 6. Perkaratan

  Perkaratan dapat menyebabkan benda mengalami perubahan warna dan kekerasan. Misalnya pisau yang tidak pernah dipakai akan tumpul dan rapuh karena berkarat.

  Sebuah benda akan mengalami perubahan jika ada perlakuan pada benda tersebut. Perlakuan tersebut dapat berupa dipanaskan, dibakar, atau didinginkan.

Dokumen yang terkait

Peningkatan prestasi belajar IPA menggunakan metode Eksperimen pada materi perubahan benda siswa kelas V SD Negeri Danurejo 1 Mertoyudan, Magelang tahun pelajaran 2013/2014.

0 1 70

Peningkatan prestasi belajar IPA materi wujud benda dan sifatnya menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas IV SD Negeri Krinjing I semester I tahun ajaran 2011/2012.

0 1 125

Peningkatan prestasi belajar IPA menggunakan metode eksperimen siswa kelas V Pasuruhan I Mertoyudan semester genap tahun pelajaran 2011-2012.

0 1 2

Peningkatan prestasi belajar IPA menggunakan metode Eksperimen pada materi perubahan benda siswa kelas V SD Negeri Danurejo 1 Mertoyudan, Magelang tahun pelajaran 2013 2014

0 0 68

Peningkatan prestasi belajar IPA menggunakan metode demonstrasi eksperimen siswa kelas V semester genap SD Negeri Tempak 1 Candimulyo Magelang

0 0 107

Peningkatan prestasi belajar menggunakan metode demonstrasi eksperimen dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Congkrang 1 Muntilan Magelang

0 0 99

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cancangan Sleman semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 191

Peningkatan prestasi belajar IPA dengan menerapkan metode eksperimen berbasis konstruktivisme pada siswa kelas III B SD Kanisius Sengkan semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 128

Peningkatan prestasi belajar IPA materi wujud benda dan sifat-sifatnya menggunakan metode demonstrasi eksperimen pada siswa kelas IV SD Karitas Ngaglik semester 1 tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 128

Peningkatan prestasi belajar siswa dengan pendekatan kontekstual melalui metode inkuiri pada mata pelajaran IPA kelas V SD Budya Wacana semester genap tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 176