BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - ANALISIS PENGETAHUAN SANTRIWATI TENTANG PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN DI PESANTREN RIYADHUS SHALIHIN GAMPONGMEUNASAH ARA KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT - Repository utu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  4.1.1. Data Geografi

  Pesantren Riyadhus Shalihin merupakan pesantren yang pendidikannya bersifat salafi/salafiah (tradisional) dan terletak di wilayah Kecamatan Kaway

  XVI. Batas bangunan Pesantren Riyadhus Shalihin adalah sebagai berikut :

  • Sebelah utara berdekatan dengan sungai Gampong Meunasah Ara - Sebelah selatan berdekatan dengan rumah penduduk Gampong Meunasah Ara - Sebelah timur berdekatan dengan jalan Gampong Meunasah Ara - Sebelah barat berdekatan dengan SD Meunasah Ara

  4.1.2. Data Demografi

  Jumlah keseluruhan santriwati di pesantren Riyadhus Shalihin yaitu 200 orang. Jumlah ustadz/ustadzah yaitu 42 orang (32 ustadz/guru laki-laki dan 10 ustadzah/guru perempuan). Terdapat kamar untuk para santriwati, dapur umum, mushalla, balai pengajian, dan MCK. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

  Tabel 2. Jumlah Santriwati di Pesantren Riyadhus Shalihin Kelas Jumlah

  I A

  33 I B

  34 II A

  30 II B

  30 III

  31 IV

  22 Sumber: Data Santriwati Pesantren Riyadhus Shalihin Tahun 2015

  

Tabel 3. Sarana yang Terdapat di Pesantren Riyadhus Shalihin

No. Sarana Jumlah

  1. Kamar

  25

  2. Mushalla

  2

  3. Balai Pengajian

  9

  4. Dapur Umum

  1

  5. Kamar Mandi/Sumur

  2

  6. Toilet

  3 Jumlah

  42 Sumber: Data Pesantren Riyadhus Shalihin Tahun 2015

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Pengetahuan Personal Hygiene Santriwati Mengenai Mandi

  Pengetahuan personal hygiene santriwati menjadi penting karena selain sebagai langkah awal terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat di pesantren, juga akan mencegah seseorang terkena penyakit.

  Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara langsung dengan informan kunci mengenai bagaimana pengetahuan personal hygiene santriwati di pesantren, mengatakan bahwa pengetahuan personal hygiene santriwati itu sudah bagus, namun praktiknya yang masih kurang, seperti ungkapan berikut :

  

“Kebersihan diri santriwati di sini itu sudah bagus,

pengetahuannya pun sudah lebih baik, karna sebelum

masuk ke pesantren mungkin mereka sudah diajari atau

sudah tau bagaimana cara merawat diri. Dan pun di

pesantren ini juga diajarkan tentang bersuci dan Ungkapan yang disampaikan oleh informan kunci 2 di atas hampir sama dengan ungkapan informan kunci 3 terkait pengetahuan personal hygiene santriwati. Berikut ungkapannya :

  

“Pengetahuan personal hygienenya itu sudah lumayan

bagus ya, karna kebersihan itu kan penting. Kita sholat

seluruh anggota badan itu harus bersih, suci. Jadi dari

awal santriwati mengaji di sini memang masalah

kebersihan yang pertama diajarkan. Terutama itu tadi,

personal hygiene atau kebersihan diri ya..”(An. Informan

  Kunci 3). Berdasarkan ungkapan informan kuncimengenai pengetahuan personal

  

hygiene santriwati, peneliti memberikan pertanyaan kepada informan pokok

tentang bagaimana cara merawat badan agar badan menjadi bersih dan sehat.

  Didapatkan jawaban yang sama dari semua informan pokok. Berikut beberapa ungkapannya: 

  

“Dengan mandi kak, pakek sabun, mandi setiap harilah

pokoknya kak, kan biar bersih..”(An. Informan Pokok

  1). 

  

“Caranya ya mandi setiap hari, pakek sabun abis tu

dibilas pakek air..” (An. Informan Pokok 2).

  

  

“Cara merawat badan ya dengan mandi, pakek air,

pakek sabun, trus digosok-gosok biar hilang kotorannya

eh maksudnya daki tu kak..” (An. Informan Pokok 7).

  

  

“Biasanya dengan mandi kak. Ya kek jawaban kawan-

kawan tadi juga. Pakek sabun biar bersih..” (An.

  Informan Pokok 8). Hampir semua informan pokok menjawab bahwa cara mereka merawat badan agar badan menjadi bersih dan sehat adalah dengan mandi dan memakai sabun. Berkaitan dengan jawaban informan pokok di atas, informan pokok 3 mengatakan :

  

“Kalo dalam dayah kan kita mandi cuman dua kali sehari

kalo misalnya ada waktu, itupun kalo misalnya nggak

terlalu dikejar oleh waktu. Kalo nggak da waktu sehari

sekali udah cukup.. (An. Informan Pokok 3).

  Berkaitan dengan pertanyaan mengenai mandi, informan menanyakan bagaimana kebiasaan informan dalam penggunaan sabun dan handuk. Maka beberapa informan pokok memberikan jawaban sebagai berikut:

  

 “Kalo saya sendiri ne ya kak, mandi tu pakek sabun

sendiri, kecuali kalo sabunnya dah habis baru mintak sama kawan…Handuk pakek punya saya sendiri kak, kalo handuk kami kotor ntar baru pinjam punya kawan..” (An. Informan Pokok 1).

 “Biasanya pakek punya sendiri, tapi handuknya

kadang-kadang sering dipakek bergantian juga sama kawan kalo misalnya lupa bawa handuk waktu mandi, jadi pakek punya kawan aja dulu..” (An. Informan

  Pokok 2)

  

 “Penggunaan sabun, di sini penggunaan sabun apa

yang ada itu yang dipakek, kek kebiasaan juga. Ya menurut kepribadian juga ya, kalo misalnya kita biasa pakek sabun, pakek sabun.. Itupun kalo dikejar oleh waktu pakek air aja gitu, ya buat segerin badan aja..” (An. Informan Pokok 3).

  Selanjutnya, peneliti juga menanyakan kepada informan pokok 5 apa yang dirasakan jika tidak mandi dan apa manfaat dari mandi. Berikut ungkapannya:

  

“Kalo nggak mandi nanti kan badan kita bau kak, trus

lengket juga kalo berkeringat..

Kalo mandi kan untuk menghilangkan bau badan, biar

lebih segar, bersih, terhindar dari kuman, sehat juga kan.

Trus yang paling penting itu suci pada saat shalat kak..”

(An. Informan Pokok 5).

  Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci dan informan pokok mengenai mandi itu sudah bagus, walaupun masih ada informan yang mandi hanya satu kali dalam sehari dan memakai satu handuk untuk bersama.

  Sebagaimana diketahui bahwa jika kita memakai handuk secara bergantian dengan sesama, apabila seseorang menderita penyakit tertentu seperti penyakit kulit, maka kemungkinan dapat tertular melalui handuk yang digunakan tersebut.Selain itu informan juga sudah mengetahui apa manfaat dari mandi.

4.2.2. Pengetahuan Personal Hygiene Santriwati Mengenai Menggosok Gigi

  Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pokok didapatkan bahwa para santriwati di pesantren Riyadhus Shalihin sudah mengetahui bagaimana cara merawat gigi. Hampir semua informan mengatakan bahwa mereka biasanya menggosok gigi 2 kali setiap harinya. Berikut ungkapannya :

  

  

“Dengan cara menggosok gigi kak. Biasanya dua kali

sehari, pagi sama malam aja..”(An. Informan Pokok 1).

 “Caranya ya dengan sikat gigi, dua kali sehari. Pagi

sama malam..”(Informan Pokok 6).

  Berkaitan dengan jawaban beberapa informan pokok di atas, ada juga beberapa informan pokok yang mengatakan bahwa mereka menggosok gigi 3 kali dalam sehari. Berikut ungkapannya:

  

  

“Cara merawat gigi ya dengan menggosok gigi, 3 kali

sehari kak. Pagi , sore, abis tu malam sebelum tidur..”

  (An. Informan Pokok 2).  “Sikat gigi setiap hari, bisa pagi siang malam..” (An.

  Informan Pokok 5). 

  

“Gosok gigi setiap hari kak, tiap pagi, waktu mandi

sore, trus malam waktu mau tidur..” (An. Informan

  Pokok 7). Berdasarkan jawaban informan pokok mengenai cara merawat gigi, informan kunci 3 mengungkapkan tentang peralatan yang dipakai oleh santriwati untuk merawat gigi itu merupakan milik sendiri, berikut ungkapannya:

  

“Ya kalo sikat gigi pakek punya mereka masing-masing,

pakek odol masing-masing. Kecuali kalo odolnya udah

habis kadang-kadang suka mintak sama temannya..” (An.

  Informan Kunci 3). Berdasarkan jawaban dari beberapa informan pokok dan informan kunci di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan personal hygiene santriwati mengenai cara merawat gigi itu sudah bagus. Namun tidak ada yang menjawab untuk memeriksa gigi ke dokter. Sebagaimana dianjurkan bahwa setiap 6 bulan sekali harus memeriksa gigi ke dokter untuk mengetahui apakah terdapat permasalahan pada gigi, seperti gigi berlubang dan sakit gigi.

  

4.2.3. Pengetahuan Personal Hygiene Santriwati Mengenai Perawatan

Rambut

  Berdasarkan hasil wawancara dengan informan pokokmengenai perawatan rambut, maka didapatkan jawaban yang sama dari pertanyaan bagaimana cara merawat rambut. Berikut ungkapan dari beberapa informan pokok:

  

  

“Merawat rambut,, eemmm.. dicuci gitu kak, setiap

mandi waktu rambut da kotor, ya dicuci pakek sampo

gitu. Saya sendiri kalo cuci rambut tu dua hari sekali

kalo lagi ada sampo, tapi kalo nggak da ya pakek air

aja..” (An. Informan Pokok 1).

  

  

“Biasanya sih cuci rambut 2 hari sekali aja. Tapi

kadang-kadang seminggu 2 kali, atau 3 kali juga

pernah..” (Informan Pokok 2).

   “Biasanya keramas dua hari sekali pakek sampo..” (An.

  Informan Pokok 6).

  “Merawat rambut, ya.. kami cuci rambut kak setiap

  

  hari, tapi nggak tiap hari juga sih. Paling 2 atau 3 hari sekali gitu kak..” (An. Informan Pokok 10).

  Tidak jauh beda dengan jawaban dari beberapa informan pokok di atas, informan pokok 7 dan informan pokok 8 juga memberikan jawaban yang sama.

  Berikut ungkapannya :

  “Merawat rambut, biasanya waktu mandi tu dicuci kak

  

kalo udah nggak suci lagi..” (An. Informan Pokok 7).

  “Merawat rambut, biasanya dicuci kalo da kotor, bisa

   jadi seminggu 2 kali..” (An. Informan Pokok 8). Selanjutnya peneliti juga menanyakan kapan informan pokok menyisir rambut, maka berikut ungkapannya:

  “Biasanya kak, kami kan kalo sisir rambut waktu dah

  

  kusut aja, kalo nggak ya nggak da, karna kan pakek

jilbab nggak Nampak juga..” (An. Informan Pokok 1).

  “Saya kak sisir rambut pas siap mandi atau nggak waktu  buka jilbab selalu sisir rambut biar nggak kusut..” (An.

  Informan Pokok 7). Berkaitan dengan jawaban informan pokok di atas, maka peneliti memberikan pertanyaan apakah rambut santriwati ada yang memiliki kutu, maka informan pokok 7 mengatakan :

  

“Di sini kak hampir semuanya ada kutu, paling satu dua

orang yang nggak ada..” (An. Informan Pokok 7).

  Lebih lanjut untuk mengkonfirmasi jawaban dari informan pokok di atas, maka peneliti menanyakan kepada informan kunci 2 mengenai kebersihan rambut para santriwati, berikut ungkapannya :

  

kalo kita shalat kan anggota badan, semuanya harus

suci..” (An. Informan Kunci 2).

  Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan pokok dan informan kunci 2 di atas, maka dapat diketahui bahwa informan merawat rambutnya dengan cara keramas memakai sampo dan ada juga yang hanya memakai air saja. Namun yang membedakannya adalah frekuensi keramas dari masing-masing informan.

  

4.2.4. Pengetahuan Personal hygiene Santriwati Mengenai Mencuci Tangan/

kaki

  Berkaitan dengan pengetahuan personal hygiene santriwati mengenai mencuci tangan/kaki, informan pokok 2 dan informan pokok 10 memberikan jawaban yang sama atas pertanyaan bagaimana cara mencuci tangan, berikut ungkapannya :

  

 “Cuci pakek air, trus digosok-gosok sampai ke sela-sela

jari, trus pakek sabun. Abis tu dibilas pakek air lagi..”

  (An. Informan Pokok 2).

  

 “Cara mencuci tangan itu dengan membasuh tangan

dengan air, trus pakek sabun, habis itu dibilas lagi

dengan air..” (An. Informan Pokok 10).

  Berbeda dengan ungkapan informan pokok di atas, beberapa informan pokokmengatakan bahwa mereka mencuci tangan pakai sabun jika tangannya kotor, berikut ungkapannya :

   “Cara kami mencuci tangan seperti orang biasa, pakek

  

sabun, bilas dengan sabun. Kalo misalkan tangan bersih

pakek air aja, kalo misalnya tangan itu kotor berarti

pakek sabun..” (An. Informan Pokok 4).

   “Cuci pakek air, kalo tangan kotor kali ya pakek sabun.

   “Kalo misalnya cuci tangan itu kan kita bisa

  

menggunakan air kek gitu kan, jadi kalo misalnya tangan

kita kotor, kita bisa menggunakan sabun juga untuk

membersihkannya gitu..” (An. Informan Pokok 9).

  Selanjutnya peneliti menayakan kapan kebiasaan informan mencuci tangan. Maka informan pokok 6 dan informan pokok 7 mengatakan : 

  “Kalo saya sendiri kak biasanya cuci tangan setiap mau makan dan siap makan.,” (An. Informan Pokok 6).

  

  “Biasanya sih kalo mau makan dan sesudah makan, trus siap pipis dan buang air besar kak..” (An. Informan

  Pokok 7). Berdasarkan ungkapan dari beberapa informan pokok diatas, maka dapat disimpulkan bahwa informan sudah mengetahui bagaimana cara mencuci tangan, namun mereka belum mengetahui apa manfaat dari mencuci tangan. Itu diketahui dari jawaban dari sebagian informan pokok bahwa mereka mencuci tangan menggunakan sabun hanya jika tangan terlalu kotor, jika tidak mereka hanya mencuci tangan pakai air saja.

4.2.5. Pengetahuan Personal Hygiene Santriwati Tentang Merawat Kuku

  Berdasarkan wawancara dengan informan pokok mengenai cara merawat kuku, hampir semua informan pokok memberikan jawaban yang sama, berikut ungkapannya :

   “Cara merawat kuku ya dengan dibersihin, trus dipotong

kalo kukunya udah panjang..” (An. Informan Pokok 1).

“Dibersihkan setiap hari, dipotong kalo kukunya udah panjang..” (An. Informan Pokok 2).  “Membersihkan kuku, bisa dengan dipotong, mengorek kuku kalo kotor..” (An. Informan Pokok 5).  “Caranya dipotong kalo udah panjang, trus dibersihin..”

   “Kalo kuku yang panjang dipotong kak, kalo kotor dibersihin…” (An. Informan Pokok 8). Berbeda dengan ungkapan beberapa informan pokok di atas, informan pokok 4 dan informan pokok 5 menjelaskan berapa kali mereka memotong kuku dalam seminggu, berikut ungkapannya :

   “Seminggu kadang dua kali dipotong apalagi kalo hari

jumat kan sunat, sama hari senin, hari kamis..” (An.

  Informan Pokok 3).  “Cara merawat kuku dengan cara membersihkannya,

  

memotongnya. Bisa jadi satu minggu sekali, atau nanti

kalau misalkan.. pokoknya cara kami membersihkan

kuku dengan cara membersihkannya, mengorek kuku..”

(An. Informan Pokok 4).

  Berdasarkan ungkapan dari informan pokok tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan personal hygiene santriwati tentang merawat kuku sudah bagus. Mereka sudah mengetahui bagaimana cara merawat kuku agar tetap bersih dan sehat.

4.2.6. Pengetahuan Personal Hygiene Santriwati Dalam Merawat Pakaian

  Mengenai pengetahuan personal hygiene santriwati dalam merawat pakaian, peneliti memberikan pertanyaan bagaimana cara menjaga kebersihan pakaian. Semua informan pokok memberikan jawaban yang sama. Berikut beberapa ungkapannya:

  

 “Kalo pakaian udah kotor ya dicuci, tiap mandi ganti

baju, jangan pakek baju yang udah dipakek tadi..” (An.

  Informan Pokok 2).

  

 “Kita cuci, itupun kalo misalnya ada waktu kita cuci,

misalnya kalo pagi nggak ada naek ulang itu baru kita

cuci. Kalo nggak, nggak sempat nyuci.. “ (An. Informan

  

 “Cara menjaga kebersihan pakaian yaitu dengan cara

mencucinya, dan menghindar daripada tempat-tempat

yang kotor..” (An. Informan Pokok 4).

 “Caranya dengan tidak duduk di tempat yang kotor, kalo

baju udah kotor tu dicuci biar bersih..” (An. Informan

  Pokok 5).

  

 “Kalo pakaian yang udah kotor itu dicuci, trus dijemur.

  

Ntar kalo da kering ya langsung dilipat, soalnya di sini

nggak ada setrika kak..” (An. Informan Pokok 6).

  Berkaitan dengan ungkapan dari beberapa informan pokok di atas tentang cara merawat pakaian, peneliti menanyakan tentang frekuensi berganti pakaian informan dalam sehari. Beberapa informan pokok mengatakan:

   “Kalo ganti baju biasanya kami satu hari dua kali ganti,

  

tiap mandi ganti baju laen. Tapi kan kadang-kadang

sehari tu sekali aja, soalnya kan payah nyuci di sini

kak..Kami kan ngaji di sini kak, jadi nggak da waktu.

Pagi naek ngaji, siang, malam trus kadang-kadang kalo

dah jam 9 tu kami ngaji juga naek ulang, jadi nggak

sempat nyuci.” (An. Informan Pokok 1).

   “Sekali ganti, soalnya di sini payah kita nyuci nggak da waktu..” (An. Informan Pokok 3).  “Kalau kebiasaan kami di sini satu kali ganti, karna

  

capek kan untuk mencuci di pesantren, jadi satu kali,

nanti kalau hari esok lain lagi pakainya..” (An. Informan

  Pokok 4). Dari hasil jawaban dari informan pokok tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan informan tentang merawat pakaian itu sudah bagus. Namun frekuensi berganti pakaian masih kurang. Itu disebabkan karena kurangnya waktu untuk mencuci pakaian di pesantren. Dan juga kepribadian dari masing-masing santriwati.

4.2.7. Pengetahuan Santriwati Tentang Sanitasi Lingkungan

  Pengetahuan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kebiasaan santriwati dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dengan adanya pengetahuan, santriwati akan sadar/peduli terhadap kebersihan lingkungan. Maka dari itu peneliti melakukan wawancara dengan informan pokok dengan memberikan pertanyaan tentang bagaimana cara menjaga kebersihan lingkungan. Semua informan pokok memberikan jawaban yang sama. Berikut beberapa ungkapan dari informan pokok:

   “Kebersihan lingkungan, dengan cara gotong royong,

  

trus nyapu, trus buang sampah pada tempatnya kek gitu

kak, jangan buang sampah sembarangan..” (An.

  Informan Pokok 1)  “Cara menjaga kebersihan lingkungan itu dengan

  

membersihkan lingkungan, nggak buang sampah

sembarangan. Kalo ada sampah ya dibuang pada

tempatnya..” (An. Informan Pokok 5).

   “Setiap hari kami membersihkannya, tiap hari jumat

  

kami gotong royong, cabut rumput, gitu..” (An. Informan

Pokok 6).

   “Caranya.. jangan buang sampah sembarangan. Kalo

  

ada sampah berserakan disapu. Jangan dibiarkan gitu

aja..” (An. Informan Pokok 7).

   “Menjaga kebersihan lingkungan itu dengan cara tidak

  

membiarkan sampah berserakan atau bertumpuk-tumpuk

di sekitar dayah, kalo bisa ya dibuang ke tempat

sampah.. (An. Informan Pokok 10).

  Berkaitan dengan ungkapan dari beberapa informan pokok di atas, peneliti menanyakan kepada informan pokok, mengapa kebersihan lingkungan pesantren perlu dijaga. Didapatkan jawaban yang bervariasi dari beberapa Informan pokok. Berikut ungkapannya:

  

“Karna kan kebersihan itu kan perlu kak, karna kalo

  

  “Karna kebersihan lingkungan itu penting kak. Kalo

  

  kebersihan nggak dijaga pasti pesantren ini nanti kotor, trus kalo ada tamu yang datang kan malu, masak pesantren kotor sih..” (An. Informan Pokok 2). “Ya biar lingkungan dayah enak kita pandang, kan kalo

  

  misalnya enak kita pandang kita nyaman dalam dayah..” (An. Informan Pokok 3). “Karna kebersihan itu sebahagian dari iman, dan kalo

  

  di pesantren itu kalo misalnya tidak bersih apa kata orang, karna kebersihan itu mempengaruhi, mungkin orang nanti kalo pesantren itu tidak bersih malas nanti mengaji di sini.. jadi untuk menarik orang untuk mengaji itu caranya dengan membersihkan pesantren agar orang tidak malas masuk di sini gitu, dan betah masuk di sini..” (An. Informan Pokok 4).

  Berbeda dengan jawaban dari beberapa informan pokok di atas, informan pokok 6 dan informan pokok 10 mengatakan :

  “Karna biar bagus, bersih. trus kami di sini juga

  

  dianjurkan untuk menjaga kebersihan lingkungan oleh abah dan ustadzah biar terhindar dari berbagai macam

penyakit, gitu katanya kak..” (An. Informan Pokok 5).

“Ya karna biar bersih kak, biar nggak timbul penyakit

  

  juga. Gitu aja kak yang saya tau..” (An. Informan Pokok 6). “Karna lingkungan pesantren itu, kek mana ya.. karna

  

  kebersihan lingkungan itu sangat penting. Kalau kebersihan nggak dijaga, kan bisa jadi penyakit..” (An.

  Informan Pokok 10). Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana kesadaran/kepedulian santriwati terhadap kebersihan lingkungan, peneliti menanyakan kepada informan kunci tentang kesadaran/kepedulian santriwati terhadap lingkungan. Berikut ungkapannya :

  

“Kalau mengenai kesadaran itu tergantung dari

  

paling kalau ada satu dua orang yang masih susah diatur.

Nggak peduli dengan kebersihan. Namanya juga manusia

ya..” (An. Informan Kunci 2).

  Ungkapan dari informan kunci 2 mengenai kesadaran/kepedulian satriwati terhadap kebersihan lingkungan hampir sama dengan ungkapan dari informan kunci 3. Berikut ungkapannya :

  

“Ya menurut saya lihat murid-murid, teman-teman di sini

sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan

lingkungan karna sudah daftar piketnya juga. Setiap hari

jumat kami juga gotong royong semua membersihkan

lingkungan pesantren.” (An. Informan Kunci 3).

  Lebih lanjut untuk mengetahui sanitasi lingkungan di pesantren Riyadhus Shalihin, peneliti menanyakan kepada informan kunci bagaimana sanitasi lingkungan di pesantren Riyadhus Shalihin. Berikut ungkapan informan kunci 2 dan informan kunci 3:

  

“Kalau masalah itu memang belum sepenuhnya ya, tapi

  

  

saya lihat santriwati di sini sudah berusaha untuk

menjaga kebersihan lingkungan, karna kalau berbicara

soal kebersihan itu memang harus ada dorongan dari

diri masing-masing. Tapi Alhamdulillah sejauh ini

kebersihan lingkungan di sini masih tetap terjaga..” (An.

  Informan Kunci 2).

  

“Alhamdulillah sudah baik ya, dari tahun-tahun

  

  

kemaren. Kalau dulu santriwatinya masih sedikit, jadi

untuk menjaga kebersihan itu pun kurang. Kalau

sekarang sudah lumayan banyak santrinya, jadi

kebersihan pun lebih terjaga walaupun belum maksimal

ya..” (An. Informan Kunci 3).

  Berdasarkan jawaban dari informan pokok dan informan kunci di atas dapat disimpulkan bahwa sanitasi lingkungan di pesantren Riydhus Shalihin lingkungan dapat mencegah timbulnya berbagai macam penyakit. Informan sudah sadar/peduli terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya di pesantren.

4.2.8. Hasil Observasi No. Item yang diamati Baik Kurang

   1. Air bersih

   2. Tempat sampah 3.  Jamban

   4. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Sumber: Data Primer (Diolah Tahun 2016)

  Berdasarkan hasil observasi, dipesantren Riyadhus Shalihin memiliki sumur, tempat sampah, jamban, dan saluran pembuangan air limbah. Namun sumur di pesantren tersebut airnya masih keruh, kurang jernih, dan berbau. Tempat sampahnya pun masih kurang. Hanya ada satu tong sampah di dekat dapur umum. Sedangkan jambannya hanya ada 3 di pesantren tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan jumlah santriwati yang terdapat di pesantren Riyadhus Shalihin yaitu berjumlah 200 orang. Saluran pembuangan air limbah hanya terdapat pada satu sumur. Sedangkan sumur yang satu lagi tidak memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL).

4.3.1. Pengetahuan Personal Hygiene Santriwati Mengenai Mandi

  Dalam penelitian ini hampir semua informan mengetahui bahwa cara membersihkan badan adalah dengan mandi. Informan juga mengetahui bahwa manfaat mandi adalah untuk menghilangkan bau badan, agar terasa lebih segar,terhindar dari kuman, bersih dan sehat, dan terutama suci pada saat beribadah.

  Ananto (2006) mengatakan bahwa cara membersihkan kulit secara keseluruhan umumnya dilakukan dengan mandi, karena mandi berguna untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan kulit, menghilangkan bau keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf, serta mengembalikan kesegaran tubuh.

  Informan juga mengatakan bahwa jika tidak mandi badannya akan terasa lengket dan akan tercium bau badan. Sesuatu yang dialami dan dirasakan oleh informan tersebut adalah pengalaman yang dapat mempengaruhi pengetahuannya. Pengalaman tersebut dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain (Notoadmodjo, 2007) dan dengan pengalamannya informan dapat menghilangkan kotoran yang melekat di tubuhnya dengan mandi.

  Hasil penelitian juga didapatkan bahwa informan sering meminjam atau memakai satu handuk secara bergantian dengan temannya, serta ada juga diantara mereka yang mandinya jarang memakai sabun mandi. Para santriwati tidak menyadari bahwa tindakannya tersebut dapat menularkan penyakit terutama penyakit kulit di antara mereka (Badri, 2007).

  Para santriwati biasanya mandi 2 kali dalam sehari. Namun ada juga yang

  (2000) bahwa semakin sering seseorang mandi maka semakin banyak pula usahanya mencegah penyakit yang ditularkan melalui sentuhan kulit.

4.3.2. Pengetahuan Personal Hygiene Santriwati Mengenai Menggosok Gigi

  Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan berbagai kotoran yang melekat pada permukaan gigi dan gusi. Lama menggosok gigi tidak ditentukan, tetapi biasanya dianjurkan maksimal 5 menit (minimal 2 menit), yang penting dilakukan secara sistematis supaya tidak ada bagian-bagian yang terlampaui. Sedangkan tujuan menggosok gigi adalah untuk membersihkan mulut dari sisa-sisa makanan agar fermentasi sisa makanan tidak berlangsung terlalu lama, sehingga kerusakan gigi dapat terhindari. Frekuensi menggosok gigi, sebaiknya dibersihkan 2 kali sehari setiap sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. Karena aliran ludah sudah tidak seaktif siang hari dimana bakteri berkembang biak dari sisa makanan, menggosok gigi pertama kali dilakukan pada pagi hari karena bakteri berkumpul dalam mulut (Ananto, 2006).

  Hasil penelitian didapatkan bahwa Informan menggosok gigi 2 kali setiap harinya, yaitu di waktu pagi dan malam sebelum tidur. Ada juga yang 3 kali dalam sehari. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan personal hygiene santriwati mengenai menggosok gigi sudah bagus.

  

4.3.3. Pengetahuan Personal Hygiene Santriwati Mengenai Perawatan

Rambut

  Perry dan Potter (2005) mengatakan bahwa penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Dalam penelitian ini semua informan sudah mengetahui bagaimana Beberapa informan mengatakan bahwa mereka keramas dengan sampo pada saat mandi. Biasanya dua hari sekali. Namun ada juga yang mengatakan keramas seminggu 2 kali atau 3 kali. Selanjutnya informan menyisir rambut setiap kali sehabis mandi dan tiap kali membuka kerudung. Ada juga informan yang mengatakan menyisir rambut apabila rambutnya kusut.

  Perry dan Potter dalam Fundamental Keperawatan (2005) menuliskan bahwa penyisiran dapat mencegah rambut kusut, sedangkan keramas dapat membersihkan rambut dari debu, dan mengurangi produksi minyak berlebih di kulit kepala sehingga rambut tidak menjadi lengket dan kulit kepala pun menjadi bersih.

  

4.3.4. Pengetahuan Personal Hygiene Santriwati Mengenai Mencuci

Tangan/kaki dan Merawat Kuku

  Depkes RI (2008), didapatkan data bahwa mencuci tangan menggunakan sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman yang masih tertinggal di tangan. Mencuci tangan yang benar pada saat sebelum dan sesudah makan, sebelum menyiapkan atau memegang makanan, dan setelah buang air kecil dan buang air besar untuk dapat mencegah penularan penyakit (Ananto, 2006).

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa informan sudah mengetahui bagaimana cara mencuci tangan. Namun mereka belum mengetahui manfaat dari mencuci tangan. Mereka mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air kecil dan buang air besar, dan setiap tangan kotor sehabis mengangkut sampah/gotong royong. Mereka juga membersihkan dan memotong kukunya 2 kali dalam seminggu apabila kukunya sudah panjang. Tetapi ada juga yang kotor dapat menjadi sarang kuman yang selanjutnya dapat ditularkan ke bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu, baik kuku jari tangan maupun kaki harus selalu dijaga kebersihannya (Ananto, 2006).

  4.3.5. Pengetahuan Personal Hygiene Santriwati Dalam Merawat Pakaian

  Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semua informan sudah mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan pakaian. Yang membedakannya adalah frekuensi mereka berganti pakaian dalam sehari. Informan mengatakan bahwa mereka berganti pakaian hanya 1 kali dalam sehari karena tidak sempat mencuci.Namun ada juga yang berganti pakaian 2 kali dalam sehari dan setiap kali mandi.

  Depkes RI (2000) juga menyebutkan untuk mencuci dan mengganti pakaian setiap hari agar terhindar dari penyakit. Selain itu pula dianjurkan untuk tidak bergantian baju, dan handuk untuk menghindari resiko penularan penyakit kulit.

  4.3.6. Pengetahuan Santriwati Tentang Sanitasi Lingkungan

  Dari hasil penelitian, santriwati di pesantren tersebut sudah menjaga kebersihan lingkungannya dengan baik, walaupun ada beberapa yang masih membuang sampah sembarangan.Informan mengatakan bahwa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan agar orang-orang yang berkunjung senang berada di pesantren tersebut, dan orang-orang tertarik untuk mengaji di situ. Informan juga mengatakan bahwa mereka dianjurkan untuk menjaga kebersihan lingkungan terhindar dari berbagai macam penyakit. Walaupun begitu masih ada juga sampah yang berserakan dan santriwati yang membuang sampah sembarangan.