Trend perkembangan usaha pembuatan kerupuk rambak kulit sapi di Desa Brontokan, Kecamatan Moyudan Magelang - USD Repository

  

TREND PERKEMBANGAN USAHA PEMBUATAN KERUPUK RAMBAK

KULIT SAPI DI DESA BRONTOKAN, KECAMATAN MERTOYUDAN,

MAGELANG

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

  

Oleh:

Katharina Citra Arum

081324056

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013

  PERSEMBAHAN Aku persembahkan karya ini kepada: 

ALLAH SWT

  

KEDUA ORANGTUA

  Drs. Edy Susilo Purnomo dan Dra. Widianantari 

MY HUSBAND

  Ali Nugroho Terimakasih atas kebersamaan yang terindah dalam cinta dan kasih sayang

  

ADIKKU TERSAYANG

  Laksmi Novita Cahyanti 

  ALMAMATERKU Universitas Sanata Dharma

  

MOTTO

  Sungguh..bersama kesukaran itu pasti ada kemudahan, oleh karena itu jika kamu telah selesai dari suatu tugas, kerjakanlah tugas lain dengan sungguh-sungguh Gunakanlah waktumu semaksimal mungkin, maka di hari tua kamu tidak akan mengatakan “Seandainya saya masih muda”.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 06 Desember 2013 Penulis,

  Katharina Citra Arum

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Katharina Citra Arum Nomor Mahasiswa : 08 1324 056 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : TREND PERKEMBANGAN USAHA PEMBUATAN KERUPUK RAMBAK KULIT SAPI DI DESA BRONTOKAN, KECAMATAN MERTOYUDAN, MAGELANG. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 06 Desember 2013 Yang menyatakan

  

ABSTRAK

TREND PERKEMBANGAN USAHA PEMBUATAN KERUPUK RAMBAK

KULIT SAPI DI DESA BRONTOKAN, MERTOYUDAN, MAGELANG

  Katharina Citra Arum Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2013

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi penentuan harga, teknologi, promosi, jumlah penjualan dan trend penjualan kerupuk rambak di Desa Brontokan, Kecamatan Mertoyudan, Magelang.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung dengan pemilik usaha kerupuk rambak kulit sapi. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah pemilik usaha kerupuk rambak dengan jumlah sampling 3 responden. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Penelitian ini menggunakan trend linear dengan metode kuadrat terkecil, persamaan yang digunakan adalah Y’= a + bx.

  Hasil penelitian ini antara lain : perkembangan usaha kerupuk rambak di Desa Brontokan ini mampu menyerap tenaga kerja berpendidikan rendah yang merupakan penduduk setempat dan membantu perekonomian masyarakat kecil. Dengan hasil trend penjualan yang diperoleh (1) Trend hasil penjualan pabrik Yoga di Desa Brontokan setiap bulannya mengalami peningkatan sebesar Rp.28.728.570. (2) Trend hasil penjualan pabrik Aneka di Desa Brontokan mengalami peningkatan tiap bulannya sebesar Rp 24.068.570. (3) Trend hasil penjualan pabrik Renyah di Desa Brontokan setiap bulannya mengalami peningkatan sebesar Rp 18.130.000. Peningkatan hasil analisis trend disebabkan meningkatnya hasil penjualan kerupuk rambak per bulan sehingga permintaan dari toko warung makan dan konsumen tunggal yang setiap bulannya menginginkan pasokan kerupuk rambak kulit sapi meningkat. Dengan jumlah penjualan yang makin meningkat maka produksi kerupuk rambak kulit sapi memproduksi jumlah kerupuk yang bertambah. Kenaikan yang signifikan ini dapat disimpulkan bahwa produksi kerupuk rambak kulit sapi telah diminati masyarakat karena rasa dan kualitasnya.

  

ABSTRACT

MAKING BUSINESS DEVELOPMENT TREND OF COWHIDE RINS

BRONTOKAN VILLAGE , MERTOYUDAN, MAGELANG

Katharina Citra Arum

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2013

  This study aims to determine the description of pricing, technology, promotion, sales amount, and sales trends rins the Brontokan Village, Mertoyudan subdistrict, Magelang . This research is a qualitative descriptive study. The primary data was obtained through interviews and direct observation with the business owners of cowhide rinds. The total population in this study were the business owners of cowhide rinds with 3 sampling number of respondents . Sampling of this study using saturation sampling technique. This study uses a linear trend with the least squares method, while the equation used is Y ' = a + bx.

  The results of this study include: the business development of cowhide rinds in Brontokan Village is able to absorb the local low-educated workers and help their economy community. With the results obtained by the sales trend ( 1 ) Trend of Yoga factory sales results an increase of Rp 28.728.570,- each month ( 2 ) Trend in the sale of various plant Brontokan village has increased Rp 24.068.570,- each mont. ( 3 ) Trend of Crisp factory sales results increased by Rp 18.130.000,- each month. The increasing trend analysis results due to the increasing of cowhide rinds sales revenue per month so that the market demand increases. With the increasing number of sales, the production of cowhide rinds increases. From this significant increase it can be concluded that the production of cowhide rinds has made the community interested because of its taste and quality.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan janji-Nya begitu nyata, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “TREND PERKEMBANGAN USAHA PEMBUATAN KERUPUK RAMBAK KULIT SAPI DI DESA BRONTOKAN, MERTOYUDAN, MAGELANG”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi.

  Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Sumber kekuatan hidupku Allah SWT atas semua berkat tak Nampak namun Nyata dalam hidupku.

  2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

  3. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd.,M.Sc. selaku dosen pembimbing satu yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si. selaku dosen pembimbing dua yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  6. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.

  7. Bapak Joko Wicoyo atas bantuan penyempurnaan penulisan abstrak.

  8. Bapak dan Ibu dosen serta staf sekretariat Pendidikan Ekonomi: Mbak Titin

9. Usaha kerupuk rambak desa brontokan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.

  10. Kedua orang tuaku, Bapak Edi Susilo Purnomo dan Ibu Widianantari tercinta atas segala doa, kasih sayang, perhatian, kesempatan, dan semangat yang diberikan dengan tulus selama ini.

  11. Suamiku tercinta Ali Nugroho terima kasih buat doa, semangat dan dukungannya selama ini.

  12. Adikku tersayang Laksmi Novita terima kasih buat doa, semangat dan dukungannya selama ini.

  13. Sahabatku Anita Triastika, Asiska ayu, Ledy Santyastri, Maria Yesuita, Maria Rosari yang telah memberikan semangat selama proses pembuatan skripsi.

  14. Sahabat dan Teman kosku Evalina Windia Samder, Elisabeth Vita, Mayumie Mila, Alia Pompom yang telah setia menemaniku baik suka dan duka selama proses pembuatan skripsi.

  15. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2008 Program Studi Pendidikan Ekonomi terima kasih untuk semua kenangan canda dan tawa selama kuliah di kampus tercinta.

  16. Semua pihak yang tidak bisa sebutkan satu persatu atas dukungan yang telah diberikan untuk penulisan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga sekripsi ini bermanfaat sebagaimana mestinya.

  Yogyakarta, 06 Desember 2013 Penulis,

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKSAI KARYA ILMIAH vii ABSTRAK ....................................................................................... viii

  

ABSTRACK ...................................................................................... ix

  KATA PENGANTAR ..................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xiii

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................

  1 B. Batasan Masalah ..................................................................

  7

  D.

  8 Tujuan Penelitian ..................................................................

  E.

  9 Manfaat Penelitian ................................................................

  F.

  9 Batasan Pengertian ..............................................................

  BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.

  11 Penjualan ..............................................................................

  1.

  11 Pengertian Penjualan .......................................................

  2.

  12 Jenis-jenis Penjualan .......................................................

  3.

  13 Tahapan Penjualan ...........................................................

  4.

  15 Tujuan Penjualan .............................................................

  5.

  16 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penjualan ................

  6. .................................................................

  18 Tingkat Penjualan B.

  19 Penentuan Harga .................................................................

  C.

  23 Teknologi ............................................................................

  D.

  25 Promosi ................................................................................

  1. Pengertian Promosi ..........................................................

  25 2. Strategi Bauran Promosi ...................................................

  28 E.

  29 Hasil Penelitian yang Relevan ..............................................

  F.

  30 Kerangka Penelitian ...........................................................

  BAB III. METODE PENELITIAN A.

  33 Jenis Penelitian ....................................................................

  C.

  34 Subjek dan Objek Penelitian ...............................................

  1.

  34 Subjek Penelitian ............................................................

  2.

  34 Objek Penelitian .............................................................

  D.

  34 Jenis dan Sumber Data ........................................................

  E.

  35 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ...................

  F.

  36 Teknik Pengumpulan Data ..................................................

  36 ...............................................................................

  1 . Wawancara ......................................................................

  36

  2. Observasi G.

  37 Teknik Analisis Data ............................................................

  1.

  37 Deskriptif Kualitatif .........................................................

  2. .......................................................................

  38 Analisis Trend

  BAB IV. GAMBARAN UMUM A.

  40 Profil Usaha Kerupuk Rambak Kulit Sapi ...........................

  1.

  40 Karakteristik Pengusaha Kerupuk Rambak Kulit Sapi I .

  2.

  43 Karakteristik Pengusaha Kerupuk Rambak Kulit Sapi II 3.

  45 Karakteristik Pengusaha Kerupuk Rambak Kulit Sapi III

  BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.

  47 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ................................

  1. Harga Kerupuk Rambak Per Kilogram ............................

  47

  3. Strategi Promosi ...............................................................

  53 4. Hasil Penjualan kerupuk ..................................................

  53 B.

  55 Analisis Trend ......................................................................

  1.

  55 Analisis Trend Penjualan ( Juni-Desember) Pabrik I .......

  2.Analisis Trend Penjualan ( Juni-Desember) Pabrik II ......

  60 3.Analisis Trend Penjualan ( Juni-Desember) Pabrik III .....

  66 C. ...................................................

  72 Pembahasan Hasil Penelitian

  BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ........................................................................

  87 B. Saran...................................................................................

  89 C. Keterbatasan Penelitian ......................................................

  90 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................

  91 LAMPIRAN .....................................................................................

  92

  DAFTAR TABEL Tabel.III.1. Kisi – Kisi wawancara ....................................................

  35 Tabel.V.1. Diagram Alir Rantai Pemasaran Kerupuk Rambak........... 54 Tabel.V.2 Perkembangan usaha kerupuk Pabrik Yoga.............. ........ 56 Tabel.V.3.

  Tabel trend penjualan Pabrik Yoga ……………………… 59 Tabel.V.4. Perkembangan usaha Pabrik Aneka........…………………. 62 Tabel.V.5. Tabel trend penjualan Pabrik Aneka………………………. 65

  Tabel.V.6. Perkembangan usaha Pabrik Renyah ……………………. 67 Tabel.V.7.

  Tabel trend penjualan Pabrik Renyah …………………… 71

   

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan proses perubahan yang

  terus menerus yang menuju ke arah perbaikan cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu bangsa, atau pembangunan ekonomi suatu bangsa ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat.

  Banyak pengusaha yang mempertimbangkan program penjualan sebagai alat kompetitif yang paling potensial. Tingkat penjualan yang tinggi merupakan hal yang diinginkan bagi setiap perusahaan, bagi sebuah perusahaan dengan tingginya tingkat penjualan yang dihasilkan diharapkan laba yang diperoleh juga meningkat. Philip Kotler dan Kevin Lane (2009) mengemukakan dalam penjualan terdapat konsep yang menyatakan bahwa konsumen, jangan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini beranggapan bahwa konsumen biasanya menampakkan keengganan membeli dan harus dipikat agar membeli lebih banyak dan bahwa perusahaan harus menggunakan serangkaian alat penjualan dan promosi yang efektif guna merangsang pembelian dalam jumlah yang lebih banyak.

   

  Penjualan dalam kegiatan usaha menjadi pengukur tingkat hasil yang diharapkan oleh produsen melalui keterimaan nilai produk yang dihasilkan, melalui produk atau jasa yang diterima baik oleh masyarakat maka tingkat penjualan akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah permintaan. Kotler (2006) penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan. Pertukaran kepentingan ini menjadi dasar adanya saling membutuhkan dan saling melengkapi, seorang penjual/produsen akan menjadi tidak berguna apabila tidak ada konsumen yang membeli produk yang telah dihasilkannya, begitu juga sebaliknya seorang konsumen tidak akan berdaya dengan segala potensi yang dimilikinya apabila tidak ada barang yang dapat dimanfaatkan nilainya.

  Dalam kehidupan ekonomi modern harga-harga memainkan peranan yang sangat penting, justru karena produsen dan konsumen bertindak atas dasar pertimbangan dan perbandingan tingkat harga. Produksi yang dihasilkan akan ditawarkan kepada konsumen dengan berbagai tingkat harga, semakin banyak produksi yang dihasilkan maka akan mendapat konsumen yang banyak.

  Kemudian faktor lain adalah teknologi. Perkembangan ekonomi yang sangat pesat ini juga didorong oleh perkembangan teknologi yang sudah mengarah pada koordinasi pengoperasian usaha yang lebih efektif dan efisien dengan biaya yang semakin murah. Hal ini telah membuat ketergantungan yang sangat tinggi di berbagai kalangan negara, sehingga

   

  perdagangan dunia mengarah ke bentuk global yang tidak lagi mengenal batas-batas wilayah suatu negara. Fokus pembangunan perekonomian negara Indonesia adalah usaha besar dan modern. Pada masa itu, Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat pengembangan industri nasional lebih diarahkan pada pengembangan usaha industri kecil melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif.

  Di samping itu, industri lebih diarahkan pada usaha kecil karena dengan modal yang tidak terlalu besar, usaha ini masih bisa berproduksi.

  Masalah yang dihadapi Indonesia adalah dualisme teknologi. Maksudnya, terdapat kepincangan antara penyebaran penduduk dan prasarana serta penyebaran sumber daya alam. Sebagian sumber daya alam Indonesia tidak terdapat di daerah dengan kepadatan penduduk tinggi. Maka teknologi padat modal lebih banyak dibutuhkan di Indonesia. Usaha kecil juga dinilai memiliki kinerja yang cenderung lebih baik dalam menghasilkan tenaga kerja produktif. Usaha kecil mampu meningkatkan produktivitas melalui investasi dan perubahan teknologi serta memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan usaha berskala besar. Fakta tersebut tidak mengherankan karena usaha kecil dan menengah dengan jiwa wirausaha mampu bertahan, berkembang, dan tumbuh di masa sulit dengan mengandalkan sumber daya yang terbatas.

  Perubahan ini mendorong berkembangnya kegiatan-kegiatan baru yang produktif dan sekaligus juga merupakan tantangan yang harus diantisipasi untuk meningkatkan kemampuannya bersaing dalam

   

  perekonomian global. Dengan adanya teknologi yang semakin maju membuat berbagai kegiatan perekonomian menjadi lebih terarah dan tidak kurang mengenal teknologi.

  Faktor yang terakhir ialah promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen yang semula tidak tertarik terhadap suatu produk bisa berubah pikiran dan menjadi tertarik pada produk tersebut.

  Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Hal inilah yang menjadikan peran promosi penting untuk perusahaan. Dengan promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Keunggulan- keunggulan dari produk dapat diketahui oleh produsen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba untuk membeli suatu produk tersebut.

  Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga konsumen mau membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya. Selain itu promosi mampu merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan promosi tersebu diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering

   

  lagi sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu perusahaan akan meningkat.

  Promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Agar konsumen bersedia menjadi langganan, mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut jika kurang yakin terhadap barang itu. Kita perlu mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya penjualan.

  Dalam memasarkan produk contohnya home industry yang ada di desa Brontokan yang memproduksi makanan ringan berupa snack kerupuk rambak. Di desa ini ada tiga pengusaha yang bergerak dalam bidang yang sama dan sudah punya daftar merek. Dalam memasarkan produk, produsen kerupuk rambak di desa brontokan dilakukan dengan menyebarkan selebaran produk rambak dan juga dari mulut ke mulut sehingga lama kelamaan membuat produksi kerupuk rambak dikenal masyarakat luas.

  Dengan promosi yang baik diharapkan akan terjadi komunikasi antara produsen dengan konsumen. Kemudian dengan adanya komunikasi tersebut diharapkan dapat memperoleh konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama, selain itu produsen juga harus dapat

   

  memberikan kepuasan, pelayanan yang memikat dan memahami kebutuhan konsumen.

  Peran penting industri kerupuk rambak kulit sapi bagi lingkungan sekitar ialah dapat mengurangi pengangguran yang ada di desa Brontokan karena sebelum di bangunnya industri kecil kerupuk, masih banyak penduduk yang tidak bekerja. Namun setelah adanya pabrik rambak maka penduduk sekitar sudah mendapatkan pekerjaan sebab pemilik usaha membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan usahannya dan pemilik usaha rambak membuka lapangan kerja untuk para penduduk tersebut. Dengan adanya hal demikian maka penduduk telah dapat penghasilan setiap bulannya dan masalah pengangguran sudah teratasi. Selain itu di desa Brontokan juga menjadi lebih dikenal masyarakat dengan adanya industri kerupuk rambak yang telah ada.

  Kecamatan Mertoyudan merupakan daerah pengembangan produk kerupuk rambak kulit sapi. Pengusahaan kerupuk rambak di Mertoyudan ini sudah dilakukan cukup lama yaitu kira- kira sudah hampir 10 tahun berlangsung. Pada umumnya, industri yang ada di Mertoyudan menggunakan bahan baku kulit sapi untuk proses produksi kerupuk rambak. Pemikiran penggunaan bahan baku kulit sapi oleh pemilik usaha adalah bahan baku kulit sapi memiliki daya mengembang yang lebih baik ketika digoreng. Para produsen yang telah lama mengusahakan kerupuk rambak memilih bahan baku kulit sapi karena harga bahan baku kulit sapi yang relatif lebih efisien. Berdasarkan uraian tersebut makan penelitian

   

  ini berjudul “Trend Perkembangan Usaha Pembuatan Kerupuk

  Rambak Kulit Sapi di Desa Brontokan, Kecamatan Mertoyudan, Magelang” B. Batasan Masalah

  Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis mendeskripsikan penentuan harga kerupuk rambak, teknologi yang digunakan dalam pembuatan kerupuk rambak, strategi promosi yang diterapkan untk pembuatan kerupuk rambak serta hasil penjualan kerupuk rambak.

  1. Lokasi penelitian di desa Brontokan, Mertoyudan Kabupaten Magelang.

  2. Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah pemilik Usaha Kerupuk rambak kulit sapi.

  3. Tingkat harga, teknologi dan promosi merupakan dependen sedangkan hasil penjualan merupakan independent.

C. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana penentuan harga kerupuk rambak kulit sapi di Desa Brontokan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang? 2. Bagaimana teknologi yang digunakan untuk pembuatan kerupuk rambak kulit sapi di Desa Brontokan, Kecamatan Mertoyudan,

  Kabupaten Magelang?

    3.

  Bagaimana promosi yang diterapkan untuk pembuatan Kerupuk rambak kulit sapi di Desa Brontokan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang? 4. Bagaimana jumlah penjualan kerupuk rambak kulit sapi di Desa

  Brontokan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang? 5. Bagaimana trend penjualan kerupuk rambak kulit sapi di Desa

  Brontokan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang? D.

   Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui deskripsi penentuan harga kerupuk rambak kulit sapi di desa Brontokan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

  2. Untuk mengetahui deskripsi teknologi yang digunakan untuk pembuatan kerupuk rambak kulit sapi di desa Brontokan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

  3. Untuk mengetahui deskripsi promosi yang diterapkan untuk pemasaran kerupuk rambak kulit sapi di desa Brontokan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

  4. Untuk mengetahui deskripsi jumlah penjualan kerupuk rambak kulit sapi di desa Brontokan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

  5. Untuk mengetahui deskripsi trend penjualan kerupuk rambak kulit sapi di desa Brontokan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

    E.

   Manfaat Penelitian 1.

  Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan akan menambah informasi yang bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan dalam mengembangkan pola strategi pemasaran utuk meningkatkan hasil penjualan kerupuk rambak kulit sapi ke arah yang semakin berkembang.

  2. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku kuliah bagi penulis sekaligus dapat membandingkan teori dan praktek terutama dibidang penawaran tentang tingkat harga dan teknologi serta manajemen pemasaran tentang promosi terhadap hasil penjualan.

  3. Bagi Peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan yang bermanfaat bagi peneliti-peneliti lain di bidang yang sama.

F. Batasan Pengertian 1.

  Tingkat harga yaitu harga per kilogram produksi kerupuk rambak kulit sapi per bulan.

  2. Teknologi yaitu alat yang digunakan dalam memproduksi kerupuk rambak kulit sapi masih bersifat tradisional dengan memotong kulit sapi yang dilakukan oleh para pekerja dan belum memakai peralatan modern.

    3.

  Promosi yaitu usaha yang dilakukan oleh pemilik kerupuk rambak kulit sapi dalam mempengaruhi konsumen ialah melalui komunikasi dari mulut ke mulut kemudian lama kelamaan produksi kerupuk rambak mulai dikenal masyarakat.

  4. Jumlah Penjualan yaitu jumlah penjualan dari kerupuk rambak kulit sapi per kilogram pada jangka waktu sebulan sehingga memicu pemilik usaha untuk meningkatkan hasil penjualannya per bulan.

   

   

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjualan 1. Pengertian Penjualan Aktivitas utama dari sebuah perusahaan dagang ataupun

  manufaktur adalah penjualan. Penjualan memegang peranan penting bagi perusahaan. Berikut ini beberapa pengertian penjualan yang dikemukakan oleh para ahli.

  Pengertian penjualan yang dikemukakan oleh Simamora (2000) bahwa : “ Penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa”. Penjualan merupakan penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”. Sedangkan pengertian penjualan dalam Kamus Besar Ekonomi adalah sebagai berikut: ”Penjualan adalah suatu transaksi yang melibatkan pengiriman atau penyerahan produk, hak, atau jasa dalam pertukaran kas, janji pembayaran atau yang dapat disamakan dengan uang, atau kombinasinya”.

  Pengertian penjualan adalah suatu persetujuan yang menetapkan bahwa penjualan memindahkan hak miliknya kepada pembeli untuk sejumlah uang yang disebut harga.

   

  Berdasarkan pengertian yang telah diungkapkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penjualan merupakan pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan yang ditandai dengan adanya perpindahan kepemilikan barang menjadi hak pembeli setelah terjadinya kesepakatan sejumlah uang yang disebut harga.

2. Jenis-jenis Penjualan

  Swastha ( 1998) terdapat beberapa jenis penjualan, yaitu : a.

   Trade Selling

  Kondisi yang terjadi apabila produsen dan dan pedagang besar memberi keleluasaan kepada pengecer untuk berusaha memperbaiki distributor produk-produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan, persediaan dan pengadaan produk baru sehingga terjadi pemusatan penjualan melalui penyalur dari ada penjualan ke pembeli akhir.

  b.

   Missionary Selling

  Dalam missionary selling peningkatan penjualan dilakukan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan.

  c.

   Technical Selling

  Peningkatan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat pada pembeli akhir dari barang dan jasanya dengan

   

  menunjukkan bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut.

  d.

   New Business Selling

  Berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan asuransi biasanya menggunakan penjualan ini.

  e.

   Responsive Selling

  Dua jenis penjualan utama disini adalah route driving dan

  retailing. Jenis penjualan seperti ini tidak akan menciptakan

  penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang baik dan hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus pada pembelian ulang.

3. Tahapan dalam Penjualan

  Nurbiyati dan Machfoedz (2005) terdapat tahapan-tahapan dalam penjualan meliputi : a.

  Prospekting Prospek merupakan orang mempunyai kemampuan untuk membeli yang telah menunjukkan rasa tertarik pada produk atau jasa yang ditawarkan.Terdapat dua alasan pokok yang menyebabkan perusahaan harus secara konstan mencari prospek baru : (1) untuk meningkatkan penjualan, dan (2) penggantian konsumen yang tidak lagi membeli produk atau jasa perusahaan.

    b.

  Perencanaan Pra-Penjualan Penjualan yang dilakukan dengan melakukan kunjungan masih dipandang sebagai dasar penjualan pada umumnya dan perencanaan kunjungan penjualan merupakan dasar keberhasilan. Mengetahui konsumen sebelum melakukan kunjungan penjualan akan lebih memungkinkan keberhasilan penjualan. Elemen perencanaan pra-penjualan meliputi faktor- faktor objek penjualan, profil konsumen dan manfaat bagi konsumen.

  c.

  Presentasi Penjualan Setiap kunjungan penjualan merupakan presentasi. Penjual menguraikan penjelasan tentang fungsi dan manfaat produk.

  Prospek memandang presentasi ini sebagai informasi tentang solusi atas problem yang mereka hadapi. Oleh karena itu, setiap kunjungan penjualan harus direncanakan dengan baik dan mempunyai tujuan jelas.

  d.

  Mengatasi Keberatan Prospek Keberatan yang dimaksudkan oleh prospek merupakan pernyataan tidak bersedianya untuk membeli produk yang ditawarkan oleh penjual. Keberatan dapat diungkapkan dengan pernyataan, pertanyaan atau bahkan dengan diam. Keberatan konsumen untuk membeli suatu produk yang ditawarkan oleh penjuala dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori, yaitu

   

  keberatan terselubung, tidak memberi jawaban yang jelas, tidak memerlukan produk yang ditawarkan dan keberatan dengan alasan keuangan/harga.

  Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi keberatan yang dimaksud oleh prospek yaitu memandang keberatan sebagai suatu kesempatan, bersikap positif, memahami keberatan dan meminta informasi serta persyaratan.

  e.

  Menutup Penjualan Penutupan penjualan merupakan prospek untuk membantu prospek dalam mengambil keputusan yang mendatangkan manfaat untuk mereka. Penjual membantu prospek untuk mengambil keputusan dengan menawarkan suatu produk untuk mereka beli. Sebagaimana diketahui bahwa keberhasilan penjual menutup penjualan merupakan hasil presentasi yang dilakukannya.

4. Tujuan Penjualan

  Dalam merintis suatu usaha, manajemen perusahaan tentunya harus memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai. Begitu juga dalam hal aktivitas penjualan, perusahaan harus memiliki tujuan yang terukur baik untuk jangka pendek ataupun jangka panjang sehingga kinerja manajemen khususnya bagian penjualan dapat terlihat.

   

  Tujuan umum penjualan dalam suatu perusahaan menurut Swastha dan Irawan (2005) yaitu : a.

  Mencapai volume penjualan tertentu.

  b.

  Mendapat laba tertentu.

  c.

  Menunjang pertumbuhan perusahaan.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penjualan

  Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan antara lain sebagai berikut : a.

  Kondisi dan kemampuan penjual Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa maslah penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Jenis dan karasteristik barang atau jasa yang ditawarkan.

  2. Harga produk atau jasa 3.

  Syarat penjualan. Seperti : pembayaran dan pengiriman.

  b.

  Kondisi pasar Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi dalam

   

  penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah :

1. Jenis pasar 2.

  Kelompok pembeli atau segmen pasar 3. Daya pembeli 4. Frekwensi pembelian 5. Keinginan dan kebutuhan modal c. Modal

  Untuk dapat menjalankan setiap aktivitas dalam perusahaan, tentunya diperlukan dana yang tidak sedikit.

  Termasuk untuk penjualan pasti akan banyak biaya yang harus perusahaan keluarkan, seperti biaya promosi, biaya angkut.

  Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki modal yang cukup agar setiap aktivitas dapat berjalan dengan lancar. Jika modal yang dimilki tidak memadai, maka akan berpengaruh terhadap segala aktivitas perusahaan termasuk penjualan.

  d.

  Kondisi organisasi perusahaan Pada perusahaan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli di bidang penjualan.

  e.

  Faktor-faktor lain Faktor-faktor lain seperti iklan, pesaing, kemasan, merk, dan pemberian hadiah dapat mempengaruhi penjualan.

    6.

  Tingkat Penjualan Tingkat pencapaian penjualan perusahaan setiap waktunya tentu tidak selalu sama, ada kalanya penjualan yang dicapai mengalami peningkatan namun adapula yang konstan bahkan ada juga yang cenderung menurun. Untuk dapat mengukur penjualan yang diperoleh perusahaan setiap waktu apakah mencapai target yang ditentukan atau tidak, maka ada dua dimensi yang dipakai diantaranya adalah sebagai berikut : a.

  Diukur berdasarkan unit produk terjual, yaitu jumlah unit penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode tertentu.

  b.

  Diukur berdasarkan nilai produk yang terjual (omzet penjualan), yaitu jumlah nilai penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode tertentu

  Dalam hal ini dimensi yang digunakan untuk mengukur tingkat penjualan yaitu diukur berdasarkan nilai produk yang terjual dalam suatu periode tertentu. Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya bahwa tingkat penjualan yang diapai perusahaan biasanya berfluktuasi, maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan adalah sebagai berikut: a.

  Kualitas barang Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi tingkat penjualan, jika barang yang diperdagangkan mutunya menurun

   

  dapat menyebabkan pembelinya yang sudah menjadi pelanggan dapat merasa kecewa sehingga mereka bisa berpaling kepada barang lain yang mutunya lebih baik.

  b.

  Selera konsumen Selera konsumen tidak bersifat tetap dan dapat berubah setiap saat. Apabila selera konsumen terhadap barang-barang yang dijual berubah maka tingkat penjualan akan menurun.

  c.

  Servis konsumen Servis terhadap pelanggan merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan, dimana tingkat persaingan semakin pesat. Dengan adanya servis yang baik terhadap para pelanggan maka dapat meningkatkan tingkat penjualan.

  d.

  Persaingan menurunkan harga jual Potongan harga dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan dari sebelumnya. Potongan harga tersebut dapat diberikan kepada pihak tertentu dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.

B. Penentuan Harga

  Strategi untuk menetapkan harga produk sering berubah ketika produk itu menjadi bagian dari bauran produk. Dalam kasus ini, perusahaan mencari sekumpulan harga yang memaksimalkan laba dari total bauran produk. Penetapan harga sulit dilakukan karena berbagai

   

  produk mempunyai permintaan dan biaya yang berhubungan dan menghadapi derajat kompetisi yang berbeda. Dalam pengertian sempit harga merupakan jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk barang atau jasa. Sedangkan pengertian harga yang lebih mendetail “Harga adalah jumlah uang dan kemungkinan ditambah beberapa produk yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk pelayanannya” (Swastha dan Irawan, 2001). Berdaarkan pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa harga yang telah dibayar oleh pembeli telah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Bahkan penjual juga menginginkan sejumlah keuntungan dari harga tersebut.

1. Tujuan Penetapan Harga

  Harga ditetapkan oleh perusahaan pada dasarnya ditujukan untuk memberi nilai atas produk yang telah diciptakan. Harga ditentukan oleh perusahaan melalui berbagai pertimbagan yang matang atas dasar besarnya biaya produksi dan berbagai faktor dengan tujuan agar perusahaan memperoleh laba. Ada empat tujuan penetapan harga menurut Swastha (2001) yaitu: a.

  Mencegah atau mengurangi persaingan seiring dengan semakin ketatnya persaingan dunia bisnis, maka diperlukan aturan dan batasan-batasan dalam bersaing, salah satunya adalah dengan penetapan harga. Melalui kebijakan harga para pelaku usaha tidak akan menetapkan harga dengan seenaknya. Dengan demikian harga atas produk barang atau jasa yang memiliki kesamaan akan

   

  mempunyai harga yang sama ataupun jika berbeda hanyalah memiliki perbedaan yang sedikit.

  b.

  Mempertahankan atau memperbaiki market share dengan adanya penetapan harga, maka market share dapat terjaga. Mempertahankan market share dapat dilakukan apabila kemampuan dan kapasitas produksi masih cukup longgar, selain itu kondisi keuangan harus benar-benar baik dan juga adanya kemampuan yang tinggi dalam bidang pemasaran.

  c.

  Mencapai target pengembalian investasi pada dasarnya penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk memperoleh laba dan sekaligus untuk menutup biaya operasional. Harga yang telah ditentukan dimaksudkan untuk menutup investasi secara berangsur-angsur, di mana dana yang digunakan untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan. Dengan adanya investasi tersebut diharapkan perusahaan dapat bertahan dan usaha akan bertambah besar.

  d.

  Mencapai laba maksimal. Harga ditetapkan atas dasar pertimbangan untung/rugi yang akan diderita oleh perusahaan. Dalam penetepan harga, perusahaan tentunya akan mengutamakan laba dan kemampuan atau daya beli konsumennya. Penetapan harga dengan pertimbangan laba yang bagus disertai daya beli masyarakat yang besar, maka akan mudahlah bagi pengusaha dalam memperoleh keuntungan yang maksimal.

    e.

  Aspek- aspek dalam mengukur harga dalam penentuan harga haruslah melalui berbagai tahap pertimbangan. Hal ini dikarenakan agar harga harus sesuai dengan kondisi atau keadaan atas produk yang ingin diberi harga. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam mengukur harga yaitu: 1)

  Nilai nominal produk yaitu suatu nilai produk yang didasarkan atas besarnya biaya produksi atau kualitas produk tersebut.

  2) Nilai jual produk yaitu jual atas suatu produk yang disebutkan dalam suatu ukuran nilai mata uang.

  3) Jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen yaitu sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pembeli kepada penjual atas suatu produk yang dibelinya.

  Harga merupakan satu-satunya unsure dalam pemasaran yang dapat menghasilkan pendapatan, untuk itu sangat diperlukan keseriusan dalam penanganannya. Harga atas suatu produk merupakan sebagai faktor penentu yang utama atas suatu permintaan, selain itu harga juga bisa mempengaruhi terhadap adanya persaingan dalam suatu bisnis. Dengan penetapan harga yang kompetitif dan sesuai dengan keinginan atau kehendak kensumen maka perilaku konsumen akan berubah (terpengaruh untuk melakukan pembelian). Sehingga berdasar pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga sangat berpengaruh atas perilaku konsumen dalam melakukan pembelian pada suatu produk.

    C.

   Teknologi

  Menurut Miarso (2007) teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai tambah, proses tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk, produk yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu menjadi bagian integral dari suatu sistem.

  Menurut Ellul (1986) Manusia suatu refleksi serius tenteng tujuan dan nilai kita sebelum mau mengembangkan teknologi baru atau mempertahankan teknologi lama. Dalam bidang penelitian misalnya manusia sadara bahwa tekanan dalam appropriate technology adalah keserasian antara teknologi dengan kepentingan manusia dan integritas ekosistem. Juga digaris bawahi bahwa semua teknologi harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi tuntutan-tuntutan berikut ini : 1.

  Teknologi harus beraneka ragam supaya bisa memungkinkan banyak alternatif atau pilihan untuk individu maupun untuk perkembangan sosial.

  2. Harus ada interaksi yang serasi antara manusia, mesin-mesin dan biosfer. Ini syarat mutlak untuk mempertahankan sistem ekonomi yang stabil di masa mendatang.

  3. Teknologi harus baik secara termodinamis untuk menghasilkan dan menggunakan energi serta untuk mengimbangi semua kerugian baik ekonomis maupun ekologis.

    4.

  Teknologi harus bersifat promotor perkembangan manusia yang mengembangkannya, berarti proses teknologi harus lebih menopang hidup daripada mengancamnya.

  Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia dalam melakukan produksi. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas proses produksi.