3.1. Kebijakan Pembangunan Nasional - DOCRPIJM 1504692142Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten Batanghari
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN BATANGHARI
Rencana Program Investasi Infrastruktur
Jangka Memengah (RPI2-JM) Kawasan
Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3.1.
Kebijakan Pembangunan Nasional
A.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun
2005 – 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Nasional
adalah
dokumen
pembangunan
perencanaan
nasional
untuk
periode 20 (dua puluh) tahun
terhitung
sejak
tahun
2005
“Indonesia yang Mandiri, Maju,
Adil dan Makmur”
sampai dengan tahun 2025.
Rencana
pembangunan
jangka
panjang disusun untuk mencapai
tujuan
VISI
Pembangunan Nasional Tahun
2005–2025 adalah:
[Mewujudkan Visi Pembangunan
Nasional tersebut ditempuh
melalui 8
(delapan) Misi Pembangunan
Nasional ]
pembangunan
sebagaimana
tercantum
Pembukaan
UUD
dalam
1945
dan
mengacu pada arah pembangunan sebagai berikut.
laporan akhir|3 -1
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
1. Pembangunan ekonomi diarahkan kepada pemantapan sistem
ekonomi nasional untuk mendorong kemajuan bangsa dengan
ciri-ciri sebagai berikut.
•
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan;
•
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara;
•
Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat;
•
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas
asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi
berkeadilan,
berkelanjutan,
berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional;
•
APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
2. Pelaksanaan
pembangunan
secara
keseluruhan
memperhatikan hak warga negara serta kewajibannya untuk
berperan dalam pembangunan.
3. Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pembangunan,
pelaksanaan pemerintahan daerah didasarkan pada otonomi
yang luas. Pelaksanaan otonomi di daerah diupayakan untuk
mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan
dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan.
Visi Pembangunan Nasional Tahun 2005 – 2025 ini mengarah
pada
pencapaian
tujuan
pembangunan
sebagaimana
yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang
dihadapi
dalam
20
tahunan
mendatang
dengan
laporan akhir|3 -2
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia dan amanat pembangunan yang tercantum dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, visi pembangunan nasional tahun 2005–2025
adalah: “Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil Dan Makmur”
Dalam
mewujudkan
visi
pembangunan
nasional
tersebut
ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional
sebagai berikut:
1. Mewujudkan
masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah
Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bangsa
melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan
hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat
beragama,
melaksanakan
interaksi
antarbudaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur
budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual,
moral, dan etika pembangunan bangsa.
2. Mewujudkan
mengedepankan
bangsa
yang
pembangunan
berdaya-saing
sumber
daya
adalah
manusia
berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan
pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan, dan
penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun
infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan
aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik
berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan
kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi,
distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam
negeri.
laporan akhir|3 -3
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3. Mewujudkan
masyarakat
demokratis
berlandaskan
hukum adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang
lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat
kualitas
desentralisasi
pengembangan
media
dan
otonomi
dan
daerah;
kebebasan
menjamin
media
dalam
mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan
pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya
hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak
diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil.
4. Mewujudkan
membangun
Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah
kekuatan
TNI
hingga
melampui
kekuatan
esensial minimum serta disegani di kawasan regional dan
internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan
profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi
masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan
tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen
dan kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan
nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen cadangan,
komponen pendukung pertahanan dan kontribusi industri
pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.
5. Mewujudkan
pemerataan pembangunan dan berkeadilan
adalah meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi
kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada
masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis;
menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap
berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana
ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai
aspek termasuk gender.
6. Mewujudkan
Indonesia
asri
dan
lestari
adalah
memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang
laporan akhir|3 -4
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
dapat
menjaga
keseimbangan
antara
pemanfaatan,
keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya
dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini
dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi
antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial
ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan
ekonomi
sumber
daya
alam
dan
lingkungan
yang
berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas
kehidupan;
memberikan
kehidupan;
serta
keindahan
dan
meningkatkan
kenyamanan
pemeliharaan
dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar
pembangunan.
7. Mewujudkan
Indonesia menjadi negara kepulauan yang
mandiri, maju, kuat,
adalah
nasional
dan
berbasiskan
menumbuhkan
wawasan
kepentingan
bahari
bagi
masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesia
berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah
laut
nasional
untuk
mempertahankan
kedaulatan
dan
kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara
terpadu
dengan
mengoptimalkan
pemanfaatan
sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan.
8. Mewujudkan
pergaulan
diplomasi
kepentingan
Indonesia
dunia
berperan
internasional
Indonesia
nasional;
dalam
adalah
rangka
melanjutkan
penting
dalam
memantapkan
memperjuangkan
komitmen
Indonesia
terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi
internasional dan regional; dan mendorong kerja sama
laporan akhir|3 -5
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
internasional,
regional
dan
bilateral
antarmasyarakat,
antarkelompok, serta antar
Setiap sasaran pokok dalam delapan misi pembangunan jangka
panjang dapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing
tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat diperas kembali
menjadi prioritas utama. Prioritas utama menggambarkan makna
strategis dan urgensi permasalahan. Atas dasar tersebut,
Tahapan dan Skala Prioritas Utama dapat disusun sebagai
berikut:
1. RPJM ke-1 (2005 – 2009)
Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan tahap
sebelumnya, RPJM I diarahkan untuk menata kembali dan
membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk
menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan
demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat.
2. RPJM ke-2 (2010 – 2014)
Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-1, RPJM ke-2 ditujukan untuk lebih
memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang
dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi
serta penguatan daya saing perekonomian.
3. RPJM ke-3 (2015 – 2019)
Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-2, RPJM ke-3 ditujukan untuk lebih
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan
sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan
teknologi yang terus meningkat.
4. RPJM ke-4 (2020 – 2024)
Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-3, RPJM ke-4 ditujukan untuk mewujudkan
laporan akhir|3 -6
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur
melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
Indonesia
yang
Maju
dan
Mandiri
juga
tercermin
dari
pembangunan yang semakin merata ke seluruh wilayah. Sasaran
yang hendak dicapai dalam 20 tahun mendatang adalah
terwujudnya peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat
di
seluruh
wilayah,
termasuk
berkurangnya
kesenjangan antar wilayah dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
1. Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah
strategis
dan
cepat
tumbuh
didorong
sehingga
dapat
mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya
dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang
sinergis,
tanpa
mempertimbangkan
batas
wilayah
administrasi, tetapi lebih ditekankan pada pertimbangan
keterkaitan mata-rantai proses industri dan distribusi. Upaya
ini dapat dilakukan melalui pengembangan produk unggulan
daerah,
serta
mendorong
terwujudnya
koordinasi,
sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar sektor, antar
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung
peluang berusaha dan investasi di daerah.
2. Keberpihakan
pemerintah
ditingkatkan
untuk
mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil
sehingga
wilayah-wilayah
berkembang
ketertinggalan
secara
lebih
tersebut
cepat
pembangunannya
dapat
dan
tumbuh
dapat
dengan
dan
mengejar
daerah
lain.
Pendekatan pembangunan yang perlu dilakukan selain dengan
pemberdayaan masyarakat secara langsung melalui skema
pemberian dana alokasi khusus, termasuk jaminan pelayanan
publik dan keperintisan, perlu pula dilakukan penguatan
laporan akhir|3 -7
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
keterkaitan kegiatan ekonomi dengan wilayah-wilayah cepat
tumbuh
dan
strategis
dalam
satu
‘sistem
wilayah
pengembangan ekonomi’.
3. Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah
arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung
berorientasi inward looking menjadi outward looking, sehingga
kawasan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang
aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga.
Pendekatan
pembangunan
yang
dilakukan
selain
menggunakan pendekatan yang bersifat keamanan (security
approach),
juga
diperlukan
pendekatan
kesejahteraan
(prosperity approach). Perhatian khusus diarahkan bagi
pengembangan pulau-pulau kecil di perbatasan yang selama
ini luput dari perhatian.
4. Peningkatan
keterkaitan
kegiatan
ekonomi
di
wilayah
perkotaan dengan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan
didorong secara sinergis (hasil produksi wilayah perdesaan
merupakan backward linkages dari kegiatan ekonomi di
wilayah
perkotaan)
dalam
suatu
‘sistem
wilayah
pengembangan ekonomi’. Peningkatan keterkaitan tersebut
memerlukan adanya perluasan dan diversifikasi aktivitas
ekonomi dan perdagangan (non-pertanian) di perdesaan yang
terkait dengan pasar di perkotaan.
5. Pembangunan perdesaan didorong melalui: pengembangan
agropolitan
terutama
bagi
kawasan
yang
berbasiskan
pertanian; peningkatan kapasitas sumber daya manusia di
perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan
sumber
daya;
pengembangan
jaringan
infrastruktur
penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan kotakota kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan
fisik, sosial dan ekonomi yang saling komplementer dan saling
menguntungkan;
peningkatan
akses
informasi
dan
laporan akhir|3 -8
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
pemasaran,
lembaga keuangan,
kesempatan
kerja
dan
teknologi; pengembangan social capital dan human capital
yang belum tergali potensinya, sehingga kawasan perdesaan
tidak semata-mata mengandalkan sumber daya alamnya saja;
intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang berpihak ke
produk pertanian, terutama terhadap harga dan upah.
6. Pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah saat ini masih
sering
dilakukan
tanpa
mempertimbangkan
keberlanjutannya. Keinginan untuk memperoleh keuntungan
ekonomi jangka pendek seringkali menimbulkan keinginan
untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berkelebihan
sehingga menurunkan kualitas (degradasi) dan kuantitas
(deplesi) sumber daya alam dan lingkungan hidup. Selain itu,
sering pula terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor.
Salah satu penyebab terjadinya permasalahan tersebut
karena pembangunan yang dilakukan dalam wilayah tersebut
belum menggunakan Rencana Tata Ruang sebagai acuan
koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan
antar wilayah. Oleh karena itu, sangat penting untuk
memanfaatkan rencana tata ruang sebagai landasan atau
acuan kebijakan spasial bagi pembangunan lintas sektor
maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis,
serasi, dan berkelanjutan. Rencana Tata Ruang Wilayah
disusun secara hirarkis dari tingkat Nasional, Pulau, Provinsi,
Kabupaten, dan Kota.
7. Menerapkan sistem pengelolaan tanah yang efisien, efektif,
serta melaksanakan penegakan hukum terhadap hak atas
tanah
dengan
menerapkan
transparansi, dan demokrasi.
prinsip-prinsip
keadilan,
Selain itu, perlu dilakukan
penyempurnaan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah melalui perumusan berbagai aturan
pelaksanaan
land
reform,
serta
penciptaan
insentif/disinsentif perpajakan yang sesuai dengan luas,
laporan akhir|3 -9
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
lokasi, dan penggunaan tanah agar masyarakat golongan
ekonomi lemah dapat lebih mudah mendapatkan hak atas
tanah. Selain itu, menyempurnakan sistem hukum dan
produk
hukum
pertanahan
melalui
inventarisasi
dan
penyempurnaan peraturan perundang-undangan pertanahan
dengan mempertimbangkan aturan masyarakat adat, serta
peningkatan upaya penyelesaian sengketa pertanahan baik
melalui
kewenangan
administrasi,
alternative dispute resolution;
peradilan,
maupun
selain itu akan dilakukan
penyempurnaan kelembagaan pertanahan sesuai dengan
semangat otonomi daerah dan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia, utamanya dalam kaitannya
dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia bidang
pertanahan di daerah.
8. Pengembangan
ditingkatkan
pemerintah
pemerintah
kapasitas
melalui
daerah
pemerintah
peningkatan
peningkatan
daerah;
daerah
kapasitas
kapasitas
peningkatan
terus
aparat
kelembagaan
kapasitas
keuangan
pemerintah daerah termasuk upaya peningkatan kemitraan
dengan
masyarakat
pembangunan
daerah
dan
swasta
dalam
pembiayaan
ditingkatkan; penguatan lembaga
legislatif. Selain itu, pemberdayaan masyarakat akan terus
menerus ditingkatkan melalui: peningkatan pengetahuan dan
keterampilan; peningkatan akses pada modal usaha dan
sumber daya alam; pemberian kesempatan luas untuk
menyampaikan aspirasi terhadap kebijakan dan peraturan
yang
menyangkut
kesempatan
dan
kehidupan
kemampuan
mereka;
untuk
peningkatan
mengelola
usaha
ekonomi produktif yang mendatangkan kemakmuran dan
mengatasi kemiskinan.
laporan akhir|3 -10
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
B.
Di dalam Kebijakan Pembangunan
Nasional
2010-2014,
Visi
Indonesia 2014 yang dituju
adalah
Indonesia
“Terwujudnya
Yang
Sejahtera, Pembangunan Perdesaan didorong
Demokratis,
melalui pengembangan
Dan
Berkeadilan”.
mencapai
Untuk mewujudkan Misi ke-3 :
agroindustri padat kerja,
Untuk
visi
Peningkatan kapasitas SDM,
tersebut
Pengembangan jaringan
dijabarkan dalam 3 (tiga) misi
pemerintah
tahun
Infrastruktur penunjang
2010-
kegiatan produksi, Peningkatan
2014:
akses informasi dan
pemasaran, lembaga keuangan,
1. Memperkuat
Pilar-Pilar
kesempatan kerja&teknologi,
Demokrasi
Pengembangan social capital &
human capital, Intervensi
2. Melanjutkan
Pembangunan
Menuju
Indonesia yang Sejahtera
3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang.
Terkait dengan kebijakan pembangunan perdesaan, di dalam Misi
ke-3 yaitu Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang,
dinyatakan bahwa:
•
Pembangunan
pengembangan
perdesaan
harus
agroindustri
terus
didorong
melalui
padat kerja, terutama bagi
kawasan yang berbasis pertanian dan kelautan;
•
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di perdesaan
khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
alam melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
tepat guna;
•
Pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan
produksi di kawasan perdesaan dan kota-kota kecil terdekat
dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial, dan
ekonomi yang saling melengkapi dan saling menguntungkan;
laporan akhir|3 -11
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
•
Peningkatan
akses
informasi
dan
pemasaran,
lembaga
keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi;
•
Pengembangan social capital dan human capital yang belum
tergali potensinya sehingga kawasan perdesaan tidak sematamata mengandalkan sumber daya alam saja;
•
Serta intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang
berpihak ke produk pertanian, terutama terhadap harga dan
upah.
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 20102014, ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional
tahun 2010-2014, yaitu:
•
Agenda
I
:
Pembangunan
Ekonomi
dan
Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat
3.2.
•
Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
•
Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi
•
Agenda IV : Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi
•
Agenda V : Pembangunan Yang Inklusif dan Berkeadilan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
PU/ Cipta Karya
Kedudukan RPIJM Bidang PU/ Cipta Karya yaitu berada di bawah
kebijakan spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap
daerah sebagai Rencana Pembangunan Infrastruktur di masingmasing daerah baik pada skala provinsi maupun Kebupaten/
Kota. RPIJM pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari
RPJMN dan RPJMD Kebijakan spasial dalam RPIJM Bidang PU/
Cipta
Karya
mengacu
kepada
RTRW
Nasional,
Provinsi,
Kabupaten dan Kota, sedangkan kebijakan sektoral/ program
dalam RPIJM Bidang PU/ Cipta Karya mengacu kepada RPJMN
dan RPJMD atau lanjutannya serta Masterplan sektor yang ada.
laporan akhir|3 -12
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
KEBIJAKAN SPASIAL
KEBIJAKAN
NASIONAL
RTRW NASIONAL
RPJM NASIONAL
PROVINSI
RTRW PROVINSI
RPJM PROVINSI
STRATEGI PEMBANGUNAN
KAB/ KOTA:
MASTERPLAN
SEKTOR/
•
RENCANA
•
Strategi Pembangunan
Per Kawasan
Strategi Pembangunan
Rencana Program Investasi
Infrastruktur
Gambar 3.1.
Kedudukan RPIJM dalam Rencana
Pembangunan Nasional
Perihal yang dibahas dalam RPIJM Bidang PU/ Cipta Karya
ini meliputi:
1.
Pembangunan Infrstruktur Permukiman Perdesaan
untuk mendukung:
•
Pengembangan Kawasan agropolitan
•
Pengembangan KTP2D dan DPP
•
Penyediaan Infrastruktur bagi desa tertinggal dan
terpencil
2.
Peningkatan kualitas permukiman kawasan kumuh
dan nelayan, melalui:
•
P2KP
•
NUSSP
•
Peremajaan kawasan kumuh/ Nelayan
laporan akhir|3 -13
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3.
Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman
bagi masyarakat berpenghasilan rendah, melalui:
•
Penyediaan
infrastruktur
permukimanuntuk
pengembangan kawasan perumahan RSH bagi PNS/
TNI POLRI/ Pekerja
•
Pembangunan RUSUNAWA
•
Penyediaan infrastruktur permukiman di daerah
terpencil/ pulau kecil/ kawasan perbatasan
4.
Pengembangan
infrastruktur
permukiman
kota,
meliputi:
•
Sistem Penyediaan Sapras Air minum
•
Sistem pengolahan air limbah terpusat dan sistem
SANIMAS
•
Pengelolaan persampahan dan drainase
•
Penataan
revitalisasi
kawasan/
lingkungan
bersejarah di perkotaan
5.
Pengembangan
kawasan
permukiman
termasuk
penyediaan infrastruktur pendukungnya baik melalui
Peremajaan Kawasan di dalam Kota, maupun untuk
pengembangan permukiman kota dan Kawasan ekonomi
perbatasan
6.
Pembinaan
Teknis
bangunan
gedung,
penataan
bangunan dan lingkungan untuk memenuhi standar
keselamatan dan keamanan bangunan gedung.
3.3.
Kebijakan
Umum
Pembangunan
Infrastruktur
PU
dan
Permukiman
Pemerintah
Indonesia
telah
merumuskan
new
deal
pembangunan ekonomi Indonesia yang secara prinsip memuat
triple track strategy, yaitu: pro-growth, pro-job, dan pro-poor.
Track pertama dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan
laporan akhir|3 -14
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
ekonomi dengan mengutamakan ekspor dan investasi. Track
kedua
dilakukan
dengan
menggerakkan sektor
riil
untuk
menciptakan lapangan kerja. Dan track ketiga, dilakukan
dengan merevitalisasi sektor pertanian, kehutanan, kelautan dan
ekonomi perdesaan untuk mengurangi
dengan
prinsip
infrastruktur
tersebut,
Pekerjaan
maka
Umum
kemiskinan. Sejalan
peran
dan
pembangunan
permukiman
dalam
pembangunan nasional pada dasarnya sangat penting dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Gambar 3.2.
Triple Track Strategy
Dukungan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui upaya-upaya
terutama:
pekerjaan
(i)
program-program pembangunan
umum
penanggulangan
dan
kemiskinan
permukiman
dan
infrastruktur
dalam
peningkatan
rangka
kesempatan
kerja; (ii) program-program pembangunan infrastruktur untuk
mengurangi kesenjangan antarwilayah, dukungan
terhadap
kawasan perbatasan dan kawasan terpencil serta terisolir; dan
(iii)
program-program
permukiman yang
pembangunan
berbasiskan
infrastruktur
pemberdayaan
PU
dan
masyarakat.
Sedangkan dukungan terhadap peningkatan kualitas lingkungan
laporan akhir|3 -15
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
dilaksanakan melalui upaya-upaya: (i) penerapan prinsip-prinsip
green construction dalam pelaksanaan seluruh pembangunan
infrastruktur
PU
dan
permukiman;
(ii)
mendorong
pembangunan secara umum dan khususnya pembangunan
infrastruktur PU dan permukiman yang berbasiskan penataan
ruang;
dan
(iii)
pembangunan
infrastruktur
PU
dan
permukiman dalam rangka adaptasi terhadap perubahan iklim.
Sumber : Renstra Kementerian PU, 2010-2014
Gambar 3.3.
Berdasarkan
Peran Infrastruktur PU dan Permukiman
dalam Pembangunan Nasional
agenda,
prioritas
pembangunan
dan
arah
kebijakan umum Pembangunan Nasional, maka arah kebijakan
umum
pembangunan
infrastruktur pekerjaan umum dan
permukiman adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana
Tata Ruang Wilayah dan
pembangunan
berkelanjutan
di
kawasan strategis, tertinggal, perbatasan, daerah terisolir
untuk mengurangi
bencana,
serta
kesenjangan
meningkatkan
wilayah, daerah
kualitas
rawan
lingkungan
perumahan dan permukiman dan cakupan pelayanan dasar
laporan akhir|3 -16
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
bidang
pekerjaan
umum
dan
permukiman
untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan dan
inklusif.
2. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana
Tata Ruang Wilayah dan
pembangunan
berkelanjutan
melalui peningkatan keandalan sistem di kawasan pusat
produksi dan ketahanan pangan guna mendukung daya
saing dan
mendorong
industri
konstruksi
untuk
mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas.
3. Pembinaan penyelenggaraan infrastruktur melalui optimasi
peran
pelayanan publik
permukiman
penerapan
untuk
bidang
pekerjaan
mendukung
prinsip-prinsip
umum
dan
otonomi daerah dan
perbaikan
tata
kelola
pemerintahan, serta mendukung reformasi birokrasi dan
mewujudkan good governance.
3.4.
RPJMD Provinsi Jambi Tahun 2010-2015
Visi Pembangunan yang ditetapkan untuk Provinsi Jambi pada
tahun 2010–2015, yaitu “EKONOMI MAJU, AMAN, ADIL DAN
SEJAHTERA”JAMBI EMAS 2015. Adapun penjelasan lebih rinci
mengenai visi ini adalah sebagai berikut:
Ekonomi
Maju:
mengartikan
bahwa
adanya
pergerakan kondisi perekonomian kearah yang lebih baik
yang tergambar dari laju pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas dibarengi dengan laju inflasi yang terkendali,
berkurangnya angka pengangguran dan kemiskinan serta
tetap terjaganya kelestarian alam dan lingkungan hidup.
Selain itu, juga ditandai dengan struktur ekonomi yang
kokoh yang mampu mencapai produktifitas tinggi dengan
berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Aman:
Keadaan
yang
menggambarkan
perwujudan
memiliki perasaan aman dan kepercayaan yang tinggi
kepada pemerintah sehingga dapat menikmati kehidupan
laporan akhir|3 -17
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
yang lebih bermutu dan maju; serta memilliki pilihan yang
luas
dalam
seluruh
kehidupannya,
yang
dilandasi
supremasi hukum dan Hak Azazi Manusia yang tinggi.
Adil: mengartikan perwujudan pembangunan yang adil dan
merata, tanpa diskriminasi, baik antar individu maupun
antar wilayah, sehingga hasil dari pembangunan dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat
Sejahtera:
mengandung
makna
bahwa kondisi
semua
lapisan masyarakat secara menyeluruh dapat terpenuhi
hak-hak dasarnya, baik dibidang sosial, ekonomi dan
budaya, terutama pangan sandang dan pangan secara
merata.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, ditetapkan 5 Misi
Pembangunan Provinsi Jambi Tahun 2010–2015, yaitu sebagai
berikut:
1. Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur
Pelayanan
Umum
yaitu
meningkatkan
dan
mengembangkan kualitas dan aksesibilitas pelayanan
umum yang memiliki daya dukung dan daya gerak
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
dan
sosial
yang
berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat
umum untuk menunjang produktifitas dan mobilitas
publik;
2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan, Kehidupan
Beragama dan
Berbudaya yaitu
pembangunan yang
menekankan pada pembangunan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang ditandai dengan membaiknya taraf
pendidikan
dan
derajat
kesehatan
penduduk,
yang
didukung oleh meningkatnya ketersediaan dan kualitas
pelayanan, sosial dasar bagi masyarakat serta mewujudkan
masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya dan beradab serta berdaya saing untuk
mencapai kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera;
laporan akhir|3 -18
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan
Masyarakat berbasis Agribisnis dan Agroindustri yaitu
mengembangkan perekonomian daerah yang berlandaskan
ekonomi kerakyatan dengan memberdayakan masyarakat
dan seluruh kekuatan ekonomi daerah, yang bertumpu
pada pengembangan potensi lokal berbasis agribisnis dan
agroindustri sehingga mendorong penciptaan lapangan
kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat;
4. Meningkatkan
Pengelolaan
Sumberdaya
Alam
yang
Optimal dan Berwawasan Lingkungan yaitu melaksanakan
pembangunan yang memanfaatkan ekonomi Sumberdaya
Alam
dengan
tetap
menjaga
keseimbangan
antara
pemanfaatan serta keberlanjutan SDA dan lingkungan
hidup dengan tetap menjaga fungsi dan daya dukung
lingkungan;
5. Meningkatkan Tata Pemerintahan yang baik, Jaminan
Kepastian dan Perlindungan Hukum serta Kesetaraan
Gender
yaitu
kepemerintahan
menerapkan
yang
baik
prinsip-prinsip
secara
konsisten
tata
dan
berkelanjutan yang tercermin dari berkurangnya tingkat
korupsi, makin banyaknya keberhasilan pembangunan di
berbagai bidang, dan terbentuknya birokrasi pemerintahan
yang
professional
dan
berkinerja
tinggi,
menjamin
kepastian hukum, melindungi segenap masyarakat serta
memberikan akses dan kesempatan bagi penduduk lakilaki dan perempuan agar memperoleh manfaat dari
pembangunan yang adil dan merata.
Adapun kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Provinsi
Jambi yang dituangkan dalam kajian spasial, meliputi:
1. Pengurangan
kesenjangan
pembangunan
dan
perkembangan wilayah Barat-Tengah dan Timur Provinsi
Jambi.
2. Pengembangan ekonomi sektor primer, sekunder dan
tersier sesuai daya dukung wilayah.
laporan akhir|3 -19
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3. Optimalisasi pemanfaatan kawasan budi daya untuk
mendukung pengembangan ekonomi daerah.
4. Penetapan
pusat-pusat
kegiatan
perkotaan
untuk
mendukung pelayanan sosial/ekonomi dan pengembangan
wilayah.
5. Penetapan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian
sumberdaya alam secara terpadu dengan provinsi yang
berbatasan.
3.5.
RTRW Provinsi Jambi Tahun 2013-2033
Tujuan dan Kebijakan Penataan Ruang
Penataan
ruang
wilayah
Provinsi
Jambi
bertujuan
untuk
“mewujudkan ruang wilayah yang harmonis dan merata
berbasis pengelolaan sumberdaya alam dan infrastruktur
secara optimal dan berkelanjutan”.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka ditetapkan Kebijakan
Penataan Ruang Provinsi. Adapun kebijakan penataan ruang
wilayah Provinsi Jambi meliputi:
1. pengurangan
kesenjangan
pembangunan
dan
perkembangan wilayah barat, tengah dan timur;
2. pengembangan ekonomi sektor primer, sekunder dan
tersier sesuai daya dukung wilayah;
3. pengoptimalisasian pemanfaatan kawasan budi daya untuk
mendukung pengembangan ekonomi daerah;
4. penetapan
pusat-pusat
kegiatan
perkotaan
untuk
mendukung pelayanan sosial/ekonomi dan pengembangan
wilayah;
5. penetapan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian
sumberdaya alam secara terpadu dengan provinsi yang
berbatasan;
6. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan
keamanan Negara.
laporan akhir|3 -20
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Rencana Struktur Ruang
Arahan pengembangan wilayah untuk setiap kabupaten/kota di
Provinsi
Jambi
20
tahun
mendatang
didasarkan
pada
pertimbangan hirarki pusat kegiatan, sebagaimana berikut ini:
1. PKN berada di Kota Jambi.
2. PKNp berada di Perkotaan Muara Bungo dan Perkotaan
Sarolangun.
3. PKW berada di Perkotaan Kuala Tungkal dan Perkotaan Muara
Bulian.
4. PKWp
meliputi: Perkotaan
Muara
Sabak, Kota
Sungai
Penuh, Perkotaan Bangko, Perkotaan Sengeti, dan Perkotaan
Muara Tebo.
5. PKL meliputi:
•
Perkotaan Batang Sangir;
•
Perkotaan Sanggaran Agung;
•
Perkotaan Siulak;
•
Perkotaan Sungai Manau;
•
Perkotaan Pasar Masurai
•
Perkotaan Rantau Panjang;
•
Perkotaan Pasar Pamenang;
•
Perkotaan Pekan Gedang;
•
Perkotaan Singkut;
•
Perkotaan Pauh;
•
Perkotaan Rantau Keloyang;
•
Perkotaan Embacang Gedang;
•
Perkotaan Tuo Limbur;
•
Perkotaan Rantau Ikil;
•
Perkotaan Wiroto Agung;
•
Perkotaan Sungai Bengkal;
•
Perkotaan Simpang Sungai Rengas;
•
Perkotaan Muara Tembesi;
•
Perkotaan Muara Jangga ;
•
Perkotaan Pijoan;
•
Perkotaan Sebapo;
•
Perkotaan Marga;
laporan akhir|3 -21
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
•
Perkotaan Tanjung;
•
Perkotaan Merlung;
•
Perkotaan Tebing Tinggi;
•
Perkotaan Serdang Jaya;
•
Perkotaan Mendahara;
•
Perkotaan Nipah Panjang;
•
Perkotaan Pandan Jaya
Sehubungan dengan rencana pengembangan sistem jaringan
transportasi, dilakukan pengembangan terhadap transportasi
darat, laut, dan udara. Pada transportasi darat, terdapat jaringan
jalan arteri, kolektor, bebas hambatan dan jalan khusus. Adapun
jalan bebas hambatan di Provinsi Jambi meliputi ruas jalan Batas
Jambi/Sumatera Selatan – Tempino – Muara Jambi – Tanjung
Jabung Barat – Batas Riau yang merupakan bagian dari Jalan
Bebas Hambatan ruas Indralaya (Sumatera Selatan) – Betung –
Tempino – Jambi – Rengat (Riau). Sedangkan jalan khusus di
Provinsi Jambi meliputi ruas jalan Kabupaten Sarolangun –
Kabupaten Batanghari – Kabupaten Muara Jambi – Ujung
Jabung, dan ruas jalan Kabupaten Tebo – Kabupaten Batanghari
– Taman Raja/Pelabuhan Dagang (Tanjung Jabung Barat).
Selain jalan, juga terdapat terminal penumpang dan barang di
Provinsi Jambi. Rencana pengembangan terminal penumpang
meliputi:
1. pengembangan terminal tipe A di Kota Jambi, Kabupaten
Batang Hari, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Bungo,
Kabupaten Merangin dan Kota Sungai Penuh;
2. pengembangan terminal tipe B di Kota Jambi, Kabupaten
Bungo,
Kabupaten
Tanjung
Jabung
Barat,
Kabupaten
Batanghari dan Kabupaten Muaro Jambi;
3. peningkatan terminal tipe C menjadi tipe B di Kabupaten Tebo
Sedangkan rencana pengembangan terminal barang meliputi:
1. pengembangan terminal barang di Kabupaten Muaro Jambi;
2. pengembangan terminal barang di Kabupaten Merangin
laporan akhir|3 -22
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3. pengembangan terminal barang di Kabupaten Bungo
4. pengembangan terminal barang di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur;
5. pengembangan terminal barang di Kabupaten Batang Hari.
6. Pengembangan terminal barang di Kabupaten Kerinci
Untuk memenuhi kebutuhan jaringan angkutan sungai, danau
dan penyeberangan, terdapat beberapa pelabuhan di Provinsi
Jambi, yaitu:
1. pelabuhan Muara Tembesi di Kabupaten Batang Hari;
2. pelabuhan Muara Tebo di Kabupaten Tebo;
3. pelabuhan Muara Bungo di Kabupaten Bungo;
4. pelabuhan Pauh, pelabuhan Mandiangin dan pelabuhan
Sarolangun di Kabupaten Sarolangun;
5. pelabuhan Nipah Panjang di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur;
6. pelabuhan Tungkal Ulu di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Sedangkan untuk kebutuhan sistem jaringan transportasi laut,
terdapat
pelabuhan
pelabuhan
utama,
pengumpan.
pelabuhan
Adapun
pengumpul,
pengembangan
dan
pelabuhan
utama di Provinsi Jambi meliputi rencana pengembangan
Pelabuhan Samudera Ujung Jabung di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur. Pelabuhan pengumpul meliputi pelabuhan Kuala
Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, pengembangan
Pelabuhan Muara Sabak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
dan pengembangan Pelabuhan Talang Duku di Kabupaten Muaro
Jambi.
Sedangkan
pengembangan
pelabuhan
pelabuhan
Nipah
pengumpan
Panjang
dan
meliputi
Pelabuhan
Mendahara di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Selanjutnya, pada transportasi darat juga terdapat sistem
jaringan perkeretaapian. Jaringan jalur kereta api umum yang
terdapat di Provinsi Jambi meliputi:
laporan akhir|3 -23
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
1. pembangunan jaringan angkutan kereta api provinsi melalui
pembangunan jaringan kereta api Trans Sumatera;
2. pembangunan jaringan kereta api provinsi menghubungkan
Lampung – Palembang – Jambi - Pekanbaru – Medan dan
Banda Aceh, serta menghubungkan Wilayah Barat Sumatera;
3. pembangunan
jaringan
angkutan
kereta
api
provinsi
menghubungkan:
•
Batas Sumatera Barat – Muara Bungo – Muara Tebo Muara Tembesi – Muara Bulian - Jambi;
•
Batas Sumatera Selatan – Tempino - Jambi – Sengeti –
Merlung - Batas Riau;
•
Muara Tembesi – Pauh - Sarolangun;
•
Muara Tebo - Merlung – Kuala Tungkal;
•
Jambi – Muara Sabak – Sungai Lokan.
Untuk sistem jaringan transportasi udara, terdapat bandar udara
di Provinsi Jambi dengan rencana tatanan kebandarudaraan yang
tercantum dalam RTRW adalah sebagai berikut:
1. pengembangan bandar udara umum Sultan Thaha Jambi di
Kota Jambi sebagai bandar udara utama;
2. pengembangan bandar udara umum Bungo di Kabupaten
Bungo sebagai bandar udara pengumpul;
3. pengembangan
bandar
udara
umum
Depati
Parbo
di
Kabupaten Kerinci sebagai bandar udara pengumpan.
Selain sistem jaringan transportasi sebagaimana yang telah
disebutkan sebelumnya, struktur ruang wilayah juga mencakup
sistem jaringan energi dan kelistrikan. Adapun jaringan pipa
minyak dan gas bumi yang terdapat di Provinsi Jambi meliputi:
a. jaringan pipa minyak bumi meliputi:
•
Kabupaten Tebo – Kabupaten Batang Hari – Kota Jambi;
•
Kabupaten Muaro Jambi – Kota Jambi;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat – Kota Jambi;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Timur – Kota Jambi;
laporan akhir|3 -24
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
•
Kabupaten Sarolangun – Kabupaten Batang hari - Kota
Jambi;
•
Kota Jambi – Tempino – Sumatera Selatan.
b. jaringan pipa gas meliputi:
•
Kota Jambi;
•
Kabupaten Muaro Jambi - Kabupaten Tanjung Jabung
Timur – Batam;
•
Kabupaten Muaro Jambi - Kabupaten Tanjung Jabung
Barat – Batam.
Untuk jaringan transmisi tenaga listrik di Provinsi Jambi meliputi:
1. pengembangan dan pembangunan Jaringan Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) interkoneksi jaringan listrik
Riau - Tanjung Jabung Barat -– Batang Hari - Muaro Jambi –
Merangin – Sarolangun – Sumatera Selatan untuk transmisi
SUTET;
2. pengembangan dan pembangunan Jaringan Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) yang menghubungkan kabupaten
Sumatera Barat – Bungo – Merangin – Sarolangun – Sumatera
Selatan
3. pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
yang menghubungkan Merangin – Sungai Penuh - Kerinci –
Sumbar;
4. pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
yang menghubungkan Muaro Jambi – Tanjung Jabung Timur;
Sistem
jaringan
atasjaringan
telekomunikasi
terestrial dan jaringan
Provinsi Jambi terdiri
satelit. Jaringan
kabel
dikembangkan di seluruh kabupaten di wilayah provinsi dan
jaringan
nirkabel
berupa
penataan
dan
efisiensi
menara
telekomunikasi atau base transceiver station (BTS) dikembangkan
di seluruh kabupaten di wilayah provinsi.
laporan akhir|3 -25
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Sedangkan pada sistem jaringan sumber daya air, terdapat
jaringan irigasi di Provinsi Jambi, yang terdiri dari:
a.
DI kewenangan nasional meliputi:
•
DI Batang Hari meliputi Kabupaten Tebo, dan Kabupaten
Bungo; dan
•
DI Sei Siulak Deras dan DI Sei Batang Sangkir berada di
Kabupaten Kerinci.
•
b.
DI Batang Asai di Kabupaten Sarolangun
DI kewenangan provinsi meliputi:
•
DI Sei Tanduk di Kabupaten Kerinci;
•
DI Batang Limun di Kabupaten Sarolangun;
•
DI Sei Batang Uleh di Kabupaten Bungo; dan
•
DI Sei Suban di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
•
DI Mendahara/Sungai Lokan di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur
Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang wilayah terdiri atas rencana kawasan lindung
dan rencana kawasan budidaya. Adapun kawasan lindung di
Provinsi Jambi terdiri atas hutan lindung, kawasan yang
memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya,
kawasan
perlindungan
setempat,
kawasan
suaka
alam,
pelestarian alam, dan cagar budaya, dan kawasan rawan bencana
alam.
Kawasan hutan lindung Provinsi Jambi terdapat di:
1. Kabupaten Muaro Jambi
2. Kabupaten Tanjung Jabung Timur;
3. Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
4. Kabupaten Tebo;
5. Kabupaten Sarolangun;
6. Kabupaten Bungo;
7. Kabupaten Merangin
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di
bawahnya terdiri atas kawasan resapan air dan kawasan
laporan akhir|3 -26
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
bergambut. Kawasan bergambut terdapat di Kabupaten Muaro
Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Sedangkan kawasan resapan air meliputi:
1. Kabupaten Bungo;
2. Kabupaten Merangin;
3. Kabupaten Sarolangun;
4. Kabupaten Kerinci;
5. Kota Sungai Penuh.
Untuk kawasan perlindungan setempat, terdiri atas sempadan
pantai, sungai, danau/waduk, dan RTH. Kawasan sempadan
pantai Provinsi Jambi meliputi sempadan pantai di Kabupaten
Tanjung Jabung Barat dan sempadan pantai di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Kawasan sempadan sungai terdapat di
seluruh wilayah kabupaten/kota. Kawasan sekitar danau/waduk
terdapat di Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin, Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari, Kabupaten
Muaro Jambi, dan Kota Jambi. Sedangkan Ruang Terbuka Hijau
terdapat di seluruh wilayah perkotaan dalam wilayah Provinsi
Jambi.
Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya berada di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan Kawasan Reservaat atau
Suaka Perikanan Batu Taman Ciri di Kecamatan di Tabir Barat,
Kabupaten Merangin. Cagar alam meliputi Cagar Alam Durian
Luncuk I di Kabupaten Kabupaten Sarolangun dan Cagar Alam
Durian Luncuk II di kabupaten Batang Hari, dan Cagar alam
Hutan Bakau Pantai Timur di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sedangkan Taman
nasional meliputi Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yang berada
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tebo, Taman
Nasional Berbak yang berada di Kabupaten Muaro Jambi dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Taman Nasional Bukit Dua
Belas yang berada di Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari,
dan Kabupaten Sarolangun, serta Taman Nasional Kerinci Seblat
laporan akhir|3 -27
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
yang
berada
di
Kabupaten
Bungo,
Kabupaten
Merangin,
Kabupaten Kerinci, dan Kota Sungai Penuh.
Untuk kawasan rawan bencana, kawasan rawan tanah longsor di
Provinsi Jambi berada di Kota Sungai Penuh, Kabupaten Bungo,
Kabupaten Kerinci, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Merangin, dan Kabupaten Muaro Jambi. Kawasan
rawan banjir berada di wilayah Kabupaten/Kota. Kawasan letusan
gunung api berada di Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin,
Kabupaten Bungo dan Kota Sungai Penuh. Sedangkan kawasan
rawan gempa bumi meliputi Kota Sungai Penuh, Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Tebo, Kabupaten
Bungo, Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin.
Untuk pola ruang kawasan budidaya Provinsi Jambi meliputi:
a.
kawasan hutan produksi;
Kawasan hutan produksi terdiri atas hutan produksi terbatas dan
hutan produksi tetap. Adapun kawasan hutan produksi terbatas
terdapat di:
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kabupaten Batang Hari;
•
Kabupaten Sarolangun;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat; dan
•
Kabupaten Tebo.
Sedangkan kawasan hutan produksi tetap terdapat di:
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kabupaten Batang Hari;
•
Kabupaten Bungo;
•
Kabupaten Tebo;
•
Kabupaten Sarolangun;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Kerinci;
•
Kota Sungai Penuh;
laporan akhir|3 -28
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
•
Kabupaten Tanjung Jabung Timur;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
b.
kawasan peruntukan pertanian;
Pertanian tanaman pangan lahan basah kurang lebih sebesar 3%
dari luas wilayah daratan meliputi:
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Timur;
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kabupaten Batang Hari;
•
Kabupaten Bungo;
•
Kabupaten Tebo;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Sarolangun;
•
Kabupaten Kerinci; dan
•
Kota Sungai Penuh.
Pertanian tanaman pangan lahan kering kurang lebih sebesar 6%
meliputi:
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kabupaten Batang Hari;
•
Kabupaten Bungo;
•
Kabupaten Tebo;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Sarolangun;
•
Kabupaten Kerinci; dan
•
Kota Sungai Penuh.
Kawasan pertanian tanaman pangan kurang lebih sebesar 4%
ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Untuk
kawasan hortikultura terdapat di:
•
Kabupaten Kerinci;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Sarolangun;
laporan akhir|3 -29
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kota Sungai Penuh.
Kawasan perkebunan dengan komoditas berupa kelapa sawit, teh,
karet, kopi, kelapa dalam dan kulit kayu manis terdapat di:
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Timur;
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kabupaten Batang Hari;
•
Kabupaten Bungo;
•
Kabupaten Tebo;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Sarolangun;
•
Kabupaten Kerinci;
•
Kota Sungai Penuh.
Kawasan peternakan dengan jenis ternak berupa sapi, kerbau,
kambing ayam ras, ayam pedaging dan ayam buras terdapat di:
c.
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
•
Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
•
Kabupaten Muaro Jambi,
•
Kabupaten Batang Hari,
•
Kabupaten Bungo,
•
Kabupaten Tebo,
•
Kabupaten Merangin,
•
Kabupaten Sarolangun dan
•
Kabupaten Kerinci
kawasan peruntukan perikanan;
Kawasan
peruntukan
perikanan
tangkap
sungai
meliputi
Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Bungo, Kabupaten Merangin,
Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan
Kabupaten Tebo. Kawasan peruntukan perikanan tangkap laut
meliputi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Untuk kawasan peruntukan perikanan
laporan akhir|3 -30
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
tangkap danau terdapat di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten
Merangin.
Sedangkan
kawasan
peruntukan
perikanan
budidaya
laut
meliputi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Kawasan peruntukan perikanan budidaya
sungai meliputi Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Bungo,
Kabupaten Merangin, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten
Tanjung
Jabung
Sarolangun.
Barat,
Sedangkan
Kabupaten
kawasan
Tebo,
dan
Kabupaten
peruntukan
perikanan
budidaya danau terdapat di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten
Merangin.
d.
kawasan peruntukan pertambangan;
Pengembangan pertambangan mineral dan batubara meliputi
pertambangan batu bara berada di Kabupaten Sarolangun,
Kabupaten
Merangin,
Kabupaten
Bungo,
Kabupaten
Tebo,
Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batang Hari, dan Kabupaten
Tanjung
Jabung
Barat.
Pertambangan mineral
berada di
Kabupaten Kerinci, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin,
Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari,
Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pengembangan pertambangan
minyak dan gas bumi berada di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muara
Jambi,
Kabupaten
Batang
Hari,
Kabupaten
Sarolangun,
Kabupaten Merangin, dan Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo,
dan Kota Jambi. Sedangkan pengembangan pertambangan panas
bumi di Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin dan Kabupaten
Sarolangun.
e.
kawasan peruntukan industri;
Kawasan peruntukan industri besar meliputi Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kawasan
peruntukan industri menengah meliputi Kota Jambi, Kabupaten
laporan akhir|3 -31
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN BATANGHARI
Rencana Program Investasi Infrastruktur
Jangka Memengah (RPI2-JM) Kawasan
Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3.1.
Kebijakan Pembangunan Nasional
A.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun
2005 – 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Nasional
adalah
dokumen
pembangunan
perencanaan
nasional
untuk
periode 20 (dua puluh) tahun
terhitung
sejak
tahun
2005
“Indonesia yang Mandiri, Maju,
Adil dan Makmur”
sampai dengan tahun 2025.
Rencana
pembangunan
jangka
panjang disusun untuk mencapai
tujuan
VISI
Pembangunan Nasional Tahun
2005–2025 adalah:
[Mewujudkan Visi Pembangunan
Nasional tersebut ditempuh
melalui 8
(delapan) Misi Pembangunan
Nasional ]
pembangunan
sebagaimana
tercantum
Pembukaan
UUD
dalam
1945
dan
mengacu pada arah pembangunan sebagai berikut.
laporan akhir|3 -1
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
1. Pembangunan ekonomi diarahkan kepada pemantapan sistem
ekonomi nasional untuk mendorong kemajuan bangsa dengan
ciri-ciri sebagai berikut.
•
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan;
•
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara;
•
Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar kemakmuran rakyat;
•
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas
asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi
berkeadilan,
berkelanjutan,
berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional;
•
APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
2. Pelaksanaan
pembangunan
secara
keseluruhan
memperhatikan hak warga negara serta kewajibannya untuk
berperan dalam pembangunan.
3. Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pembangunan,
pelaksanaan pemerintahan daerah didasarkan pada otonomi
yang luas. Pelaksanaan otonomi di daerah diupayakan untuk
mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan
dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan.
Visi Pembangunan Nasional Tahun 2005 – 2025 ini mengarah
pada
pencapaian
tujuan
pembangunan
sebagaimana
yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang
dihadapi
dalam
20
tahunan
mendatang
dengan
laporan akhir|3 -2
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia dan amanat pembangunan yang tercantum dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, visi pembangunan nasional tahun 2005–2025
adalah: “Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil Dan Makmur”
Dalam
mewujudkan
visi
pembangunan
nasional
tersebut
ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional
sebagai berikut:
1. Mewujudkan
masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah
Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bangsa
melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan
hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat
beragama,
melaksanakan
interaksi
antarbudaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur
budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual,
moral, dan etika pembangunan bangsa.
2. Mewujudkan
mengedepankan
bangsa
yang
pembangunan
berdaya-saing
sumber
daya
adalah
manusia
berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan
pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan, dan
penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun
infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan
aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik
berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan
kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi,
distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam
negeri.
laporan akhir|3 -3
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3. Mewujudkan
masyarakat
demokratis
berlandaskan
hukum adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang
lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat
kualitas
desentralisasi
pengembangan
media
dan
otonomi
dan
daerah;
kebebasan
menjamin
media
dalam
mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan
pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya
hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak
diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil.
4. Mewujudkan
membangun
Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah
kekuatan
TNI
hingga
melampui
kekuatan
esensial minimum serta disegani di kawasan regional dan
internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan
profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi
masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan
tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelijen
dan kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan
nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen cadangan,
komponen pendukung pertahanan dan kontribusi industri
pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.
5. Mewujudkan
pemerataan pembangunan dan berkeadilan
adalah meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi
kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada
masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis;
menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap
berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana
ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai
aspek termasuk gender.
6. Mewujudkan
Indonesia
asri
dan
lestari
adalah
memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang
laporan akhir|3 -4
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
dapat
menjaga
keseimbangan
antara
pemanfaatan,
keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya
dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini
dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi
antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial
ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan
ekonomi
sumber
daya
alam
dan
lingkungan
yang
berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas
kehidupan;
memberikan
kehidupan;
serta
keindahan
dan
meningkatkan
kenyamanan
pemeliharaan
dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar
pembangunan.
7. Mewujudkan
Indonesia menjadi negara kepulauan yang
mandiri, maju, kuat,
adalah
nasional
dan
berbasiskan
menumbuhkan
wawasan
kepentingan
bahari
bagi
masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesia
berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola wilayah
laut
nasional
untuk
mempertahankan
kedaulatan
dan
kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara
terpadu
dengan
mengoptimalkan
pemanfaatan
sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan.
8. Mewujudkan
pergaulan
diplomasi
kepentingan
Indonesia
dunia
berperan
internasional
Indonesia
nasional;
dalam
adalah
rangka
melanjutkan
penting
dalam
memantapkan
memperjuangkan
komitmen
Indonesia
terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi
internasional dan regional; dan mendorong kerja sama
laporan akhir|3 -5
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
internasional,
regional
dan
bilateral
antarmasyarakat,
antarkelompok, serta antar
Setiap sasaran pokok dalam delapan misi pembangunan jangka
panjang dapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing
tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat diperas kembali
menjadi prioritas utama. Prioritas utama menggambarkan makna
strategis dan urgensi permasalahan. Atas dasar tersebut,
Tahapan dan Skala Prioritas Utama dapat disusun sebagai
berikut:
1. RPJM ke-1 (2005 – 2009)
Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan tahap
sebelumnya, RPJM I diarahkan untuk menata kembali dan
membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk
menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan
demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat.
2. RPJM ke-2 (2010 – 2014)
Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-1, RPJM ke-2 ditujukan untuk lebih
memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang
dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi
serta penguatan daya saing perekonomian.
3. RPJM ke-3 (2015 – 2019)
Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-2, RPJM ke-3 ditujukan untuk lebih
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan
sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan
teknologi yang terus meningkat.
4. RPJM ke-4 (2020 – 2024)
Berlandaskan
pelaksanaan,
pencapaian,
dan
sebagai
keberlanjutan RPJM ke-3, RPJM ke-4 ditujukan untuk mewujudkan
laporan akhir|3 -6
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur
melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
Indonesia
yang
Maju
dan
Mandiri
juga
tercermin
dari
pembangunan yang semakin merata ke seluruh wilayah. Sasaran
yang hendak dicapai dalam 20 tahun mendatang adalah
terwujudnya peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat
di
seluruh
wilayah,
termasuk
berkurangnya
kesenjangan antar wilayah dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
1. Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah
strategis
dan
cepat
tumbuh
didorong
sehingga
dapat
mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya
dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang
sinergis,
tanpa
mempertimbangkan
batas
wilayah
administrasi, tetapi lebih ditekankan pada pertimbangan
keterkaitan mata-rantai proses industri dan distribusi. Upaya
ini dapat dilakukan melalui pengembangan produk unggulan
daerah,
serta
mendorong
terwujudnya
koordinasi,
sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar sektor, antar
pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendukung
peluang berusaha dan investasi di daerah.
2. Keberpihakan
pemerintah
ditingkatkan
untuk
mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil
sehingga
wilayah-wilayah
berkembang
ketertinggalan
secara
lebih
tersebut
cepat
pembangunannya
dapat
dan
tumbuh
dapat
dengan
dan
mengejar
daerah
lain.
Pendekatan pembangunan yang perlu dilakukan selain dengan
pemberdayaan masyarakat secara langsung melalui skema
pemberian dana alokasi khusus, termasuk jaminan pelayanan
publik dan keperintisan, perlu pula dilakukan penguatan
laporan akhir|3 -7
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
keterkaitan kegiatan ekonomi dengan wilayah-wilayah cepat
tumbuh
dan
strategis
dalam
satu
‘sistem
wilayah
pengembangan ekonomi’.
3. Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah
arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung
berorientasi inward looking menjadi outward looking, sehingga
kawasan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang
aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga.
Pendekatan
pembangunan
yang
dilakukan
selain
menggunakan pendekatan yang bersifat keamanan (security
approach),
juga
diperlukan
pendekatan
kesejahteraan
(prosperity approach). Perhatian khusus diarahkan bagi
pengembangan pulau-pulau kecil di perbatasan yang selama
ini luput dari perhatian.
4. Peningkatan
keterkaitan
kegiatan
ekonomi
di
wilayah
perkotaan dengan kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan
didorong secara sinergis (hasil produksi wilayah perdesaan
merupakan backward linkages dari kegiatan ekonomi di
wilayah
perkotaan)
dalam
suatu
‘sistem
wilayah
pengembangan ekonomi’. Peningkatan keterkaitan tersebut
memerlukan adanya perluasan dan diversifikasi aktivitas
ekonomi dan perdagangan (non-pertanian) di perdesaan yang
terkait dengan pasar di perkotaan.
5. Pembangunan perdesaan didorong melalui: pengembangan
agropolitan
terutama
bagi
kawasan
yang
berbasiskan
pertanian; peningkatan kapasitas sumber daya manusia di
perdesaan khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan
sumber
daya;
pengembangan
jaringan
infrastruktur
penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan kotakota kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan
fisik, sosial dan ekonomi yang saling komplementer dan saling
menguntungkan;
peningkatan
akses
informasi
dan
laporan akhir|3 -8
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
pemasaran,
lembaga keuangan,
kesempatan
kerja
dan
teknologi; pengembangan social capital dan human capital
yang belum tergali potensinya, sehingga kawasan perdesaan
tidak semata-mata mengandalkan sumber daya alamnya saja;
intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang berpihak ke
produk pertanian, terutama terhadap harga dan upah.
6. Pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah saat ini masih
sering
dilakukan
tanpa
mempertimbangkan
keberlanjutannya. Keinginan untuk memperoleh keuntungan
ekonomi jangka pendek seringkali menimbulkan keinginan
untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berkelebihan
sehingga menurunkan kualitas (degradasi) dan kuantitas
(deplesi) sumber daya alam dan lingkungan hidup. Selain itu,
sering pula terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor.
Salah satu penyebab terjadinya permasalahan tersebut
karena pembangunan yang dilakukan dalam wilayah tersebut
belum menggunakan Rencana Tata Ruang sebagai acuan
koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan
antar wilayah. Oleh karena itu, sangat penting untuk
memanfaatkan rencana tata ruang sebagai landasan atau
acuan kebijakan spasial bagi pembangunan lintas sektor
maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis,
serasi, dan berkelanjutan. Rencana Tata Ruang Wilayah
disusun secara hirarkis dari tingkat Nasional, Pulau, Provinsi,
Kabupaten, dan Kota.
7. Menerapkan sistem pengelolaan tanah yang efisien, efektif,
serta melaksanakan penegakan hukum terhadap hak atas
tanah
dengan
menerapkan
transparansi, dan demokrasi.
prinsip-prinsip
keadilan,
Selain itu, perlu dilakukan
penyempurnaan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah melalui perumusan berbagai aturan
pelaksanaan
land
reform,
serta
penciptaan
insentif/disinsentif perpajakan yang sesuai dengan luas,
laporan akhir|3 -9
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
lokasi, dan penggunaan tanah agar masyarakat golongan
ekonomi lemah dapat lebih mudah mendapatkan hak atas
tanah. Selain itu, menyempurnakan sistem hukum dan
produk
hukum
pertanahan
melalui
inventarisasi
dan
penyempurnaan peraturan perundang-undangan pertanahan
dengan mempertimbangkan aturan masyarakat adat, serta
peningkatan upaya penyelesaian sengketa pertanahan baik
melalui
kewenangan
administrasi,
alternative dispute resolution;
peradilan,
maupun
selain itu akan dilakukan
penyempurnaan kelembagaan pertanahan sesuai dengan
semangat otonomi daerah dan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia, utamanya dalam kaitannya
dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia bidang
pertanahan di daerah.
8. Pengembangan
ditingkatkan
pemerintah
pemerintah
kapasitas
melalui
daerah
pemerintah
peningkatan
peningkatan
daerah;
daerah
kapasitas
kapasitas
peningkatan
terus
aparat
kelembagaan
kapasitas
keuangan
pemerintah daerah termasuk upaya peningkatan kemitraan
dengan
masyarakat
pembangunan
daerah
dan
swasta
dalam
pembiayaan
ditingkatkan; penguatan lembaga
legislatif. Selain itu, pemberdayaan masyarakat akan terus
menerus ditingkatkan melalui: peningkatan pengetahuan dan
keterampilan; peningkatan akses pada modal usaha dan
sumber daya alam; pemberian kesempatan luas untuk
menyampaikan aspirasi terhadap kebijakan dan peraturan
yang
menyangkut
kesempatan
dan
kehidupan
kemampuan
mereka;
untuk
peningkatan
mengelola
usaha
ekonomi produktif yang mendatangkan kemakmuran dan
mengatasi kemiskinan.
laporan akhir|3 -10
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
B.
Di dalam Kebijakan Pembangunan
Nasional
2010-2014,
Visi
Indonesia 2014 yang dituju
adalah
Indonesia
“Terwujudnya
Yang
Sejahtera, Pembangunan Perdesaan didorong
Demokratis,
melalui pengembangan
Dan
Berkeadilan”.
mencapai
Untuk mewujudkan Misi ke-3 :
agroindustri padat kerja,
Untuk
visi
Peningkatan kapasitas SDM,
tersebut
Pengembangan jaringan
dijabarkan dalam 3 (tiga) misi
pemerintah
tahun
Infrastruktur penunjang
2010-
kegiatan produksi, Peningkatan
2014:
akses informasi dan
pemasaran, lembaga keuangan,
1. Memperkuat
Pilar-Pilar
kesempatan kerja&teknologi,
Demokrasi
Pengembangan social capital &
human capital, Intervensi
2. Melanjutkan
Pembangunan
Menuju
Indonesia yang Sejahtera
3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang.
Terkait dengan kebijakan pembangunan perdesaan, di dalam Misi
ke-3 yaitu Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang,
dinyatakan bahwa:
•
Pembangunan
pengembangan
perdesaan
harus
agroindustri
terus
didorong
melalui
padat kerja, terutama bagi
kawasan yang berbasis pertanian dan kelautan;
•
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di perdesaan
khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
alam melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
tepat guna;
•
Pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan
produksi di kawasan perdesaan dan kota-kota kecil terdekat
dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial, dan
ekonomi yang saling melengkapi dan saling menguntungkan;
laporan akhir|3 -11
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
•
Peningkatan
akses
informasi
dan
pemasaran,
lembaga
keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi;
•
Pengembangan social capital dan human capital yang belum
tergali potensinya sehingga kawasan perdesaan tidak sematamata mengandalkan sumber daya alam saja;
•
Serta intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang
berpihak ke produk pertanian, terutama terhadap harga dan
upah.
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 20102014, ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional
tahun 2010-2014, yaitu:
•
Agenda
I
:
Pembangunan
Ekonomi
dan
Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat
3.2.
•
Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
•
Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi
•
Agenda IV : Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi
•
Agenda V : Pembangunan Yang Inklusif dan Berkeadilan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
PU/ Cipta Karya
Kedudukan RPIJM Bidang PU/ Cipta Karya yaitu berada di bawah
kebijakan spasial dan kebijakan sektoral yang ada di setiap
daerah sebagai Rencana Pembangunan Infrastruktur di masingmasing daerah baik pada skala provinsi maupun Kebupaten/
Kota. RPIJM pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari
RPJMN dan RPJMD Kebijakan spasial dalam RPIJM Bidang PU/
Cipta
Karya
mengacu
kepada
RTRW
Nasional,
Provinsi,
Kabupaten dan Kota, sedangkan kebijakan sektoral/ program
dalam RPIJM Bidang PU/ Cipta Karya mengacu kepada RPJMN
dan RPJMD atau lanjutannya serta Masterplan sektor yang ada.
laporan akhir|3 -12
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
KEBIJAKAN SPASIAL
KEBIJAKAN
NASIONAL
RTRW NASIONAL
RPJM NASIONAL
PROVINSI
RTRW PROVINSI
RPJM PROVINSI
STRATEGI PEMBANGUNAN
KAB/ KOTA:
MASTERPLAN
SEKTOR/
•
RENCANA
•
Strategi Pembangunan
Per Kawasan
Strategi Pembangunan
Rencana Program Investasi
Infrastruktur
Gambar 3.1.
Kedudukan RPIJM dalam Rencana
Pembangunan Nasional
Perihal yang dibahas dalam RPIJM Bidang PU/ Cipta Karya
ini meliputi:
1.
Pembangunan Infrstruktur Permukiman Perdesaan
untuk mendukung:
•
Pengembangan Kawasan agropolitan
•
Pengembangan KTP2D dan DPP
•
Penyediaan Infrastruktur bagi desa tertinggal dan
terpencil
2.
Peningkatan kualitas permukiman kawasan kumuh
dan nelayan, melalui:
•
P2KP
•
NUSSP
•
Peremajaan kawasan kumuh/ Nelayan
laporan akhir|3 -13
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3.
Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman
bagi masyarakat berpenghasilan rendah, melalui:
•
Penyediaan
infrastruktur
permukimanuntuk
pengembangan kawasan perumahan RSH bagi PNS/
TNI POLRI/ Pekerja
•
Pembangunan RUSUNAWA
•
Penyediaan infrastruktur permukiman di daerah
terpencil/ pulau kecil/ kawasan perbatasan
4.
Pengembangan
infrastruktur
permukiman
kota,
meliputi:
•
Sistem Penyediaan Sapras Air minum
•
Sistem pengolahan air limbah terpusat dan sistem
SANIMAS
•
Pengelolaan persampahan dan drainase
•
Penataan
revitalisasi
kawasan/
lingkungan
bersejarah di perkotaan
5.
Pengembangan
kawasan
permukiman
termasuk
penyediaan infrastruktur pendukungnya baik melalui
Peremajaan Kawasan di dalam Kota, maupun untuk
pengembangan permukiman kota dan Kawasan ekonomi
perbatasan
6.
Pembinaan
Teknis
bangunan
gedung,
penataan
bangunan dan lingkungan untuk memenuhi standar
keselamatan dan keamanan bangunan gedung.
3.3.
Kebijakan
Umum
Pembangunan
Infrastruktur
PU
dan
Permukiman
Pemerintah
Indonesia
telah
merumuskan
new
deal
pembangunan ekonomi Indonesia yang secara prinsip memuat
triple track strategy, yaitu: pro-growth, pro-job, dan pro-poor.
Track pertama dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan
laporan akhir|3 -14
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
ekonomi dengan mengutamakan ekspor dan investasi. Track
kedua
dilakukan
dengan
menggerakkan sektor
riil
untuk
menciptakan lapangan kerja. Dan track ketiga, dilakukan
dengan merevitalisasi sektor pertanian, kehutanan, kelautan dan
ekonomi perdesaan untuk mengurangi
dengan
prinsip
infrastruktur
tersebut,
Pekerjaan
maka
Umum
kemiskinan. Sejalan
peran
dan
pembangunan
permukiman
dalam
pembangunan nasional pada dasarnya sangat penting dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Gambar 3.2.
Triple Track Strategy
Dukungan terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui upaya-upaya
terutama:
pekerjaan
(i)
program-program pembangunan
umum
penanggulangan
dan
kemiskinan
permukiman
dan
infrastruktur
dalam
peningkatan
rangka
kesempatan
kerja; (ii) program-program pembangunan infrastruktur untuk
mengurangi kesenjangan antarwilayah, dukungan
terhadap
kawasan perbatasan dan kawasan terpencil serta terisolir; dan
(iii)
program-program
permukiman yang
pembangunan
berbasiskan
infrastruktur
pemberdayaan
PU
dan
masyarakat.
Sedangkan dukungan terhadap peningkatan kualitas lingkungan
laporan akhir|3 -15
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
dilaksanakan melalui upaya-upaya: (i) penerapan prinsip-prinsip
green construction dalam pelaksanaan seluruh pembangunan
infrastruktur
PU
dan
permukiman;
(ii)
mendorong
pembangunan secara umum dan khususnya pembangunan
infrastruktur PU dan permukiman yang berbasiskan penataan
ruang;
dan
(iii)
pembangunan
infrastruktur
PU
dan
permukiman dalam rangka adaptasi terhadap perubahan iklim.
Sumber : Renstra Kementerian PU, 2010-2014
Gambar 3.3.
Berdasarkan
Peran Infrastruktur PU dan Permukiman
dalam Pembangunan Nasional
agenda,
prioritas
pembangunan
dan
arah
kebijakan umum Pembangunan Nasional, maka arah kebijakan
umum
pembangunan
infrastruktur pekerjaan umum dan
permukiman adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana
Tata Ruang Wilayah dan
pembangunan
berkelanjutan
di
kawasan strategis, tertinggal, perbatasan, daerah terisolir
untuk mengurangi
bencana,
serta
kesenjangan
meningkatkan
wilayah, daerah
kualitas
rawan
lingkungan
perumahan dan permukiman dan cakupan pelayanan dasar
laporan akhir|3 -16
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
bidang
pekerjaan
umum
dan
permukiman
untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan dan
inklusif.
2. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana
Tata Ruang Wilayah dan
pembangunan
berkelanjutan
melalui peningkatan keandalan sistem di kawasan pusat
produksi dan ketahanan pangan guna mendukung daya
saing dan
mendorong
industri
konstruksi
untuk
mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas.
3. Pembinaan penyelenggaraan infrastruktur melalui optimasi
peran
pelayanan publik
permukiman
penerapan
untuk
bidang
pekerjaan
mendukung
prinsip-prinsip
umum
dan
otonomi daerah dan
perbaikan
tata
kelola
pemerintahan, serta mendukung reformasi birokrasi dan
mewujudkan good governance.
3.4.
RPJMD Provinsi Jambi Tahun 2010-2015
Visi Pembangunan yang ditetapkan untuk Provinsi Jambi pada
tahun 2010–2015, yaitu “EKONOMI MAJU, AMAN, ADIL DAN
SEJAHTERA”JAMBI EMAS 2015. Adapun penjelasan lebih rinci
mengenai visi ini adalah sebagai berikut:
Ekonomi
Maju:
mengartikan
bahwa
adanya
pergerakan kondisi perekonomian kearah yang lebih baik
yang tergambar dari laju pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas dibarengi dengan laju inflasi yang terkendali,
berkurangnya angka pengangguran dan kemiskinan serta
tetap terjaganya kelestarian alam dan lingkungan hidup.
Selain itu, juga ditandai dengan struktur ekonomi yang
kokoh yang mampu mencapai produktifitas tinggi dengan
berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Aman:
Keadaan
yang
menggambarkan
perwujudan
memiliki perasaan aman dan kepercayaan yang tinggi
kepada pemerintah sehingga dapat menikmati kehidupan
laporan akhir|3 -17
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
yang lebih bermutu dan maju; serta memilliki pilihan yang
luas
dalam
seluruh
kehidupannya,
yang
dilandasi
supremasi hukum dan Hak Azazi Manusia yang tinggi.
Adil: mengartikan perwujudan pembangunan yang adil dan
merata, tanpa diskriminasi, baik antar individu maupun
antar wilayah, sehingga hasil dari pembangunan dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat
Sejahtera:
mengandung
makna
bahwa kondisi
semua
lapisan masyarakat secara menyeluruh dapat terpenuhi
hak-hak dasarnya, baik dibidang sosial, ekonomi dan
budaya, terutama pangan sandang dan pangan secara
merata.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, ditetapkan 5 Misi
Pembangunan Provinsi Jambi Tahun 2010–2015, yaitu sebagai
berikut:
1. Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur
Pelayanan
Umum
yaitu
meningkatkan
dan
mengembangkan kualitas dan aksesibilitas pelayanan
umum yang memiliki daya dukung dan daya gerak
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
dan
sosial
yang
berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat
umum untuk menunjang produktifitas dan mobilitas
publik;
2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan, Kehidupan
Beragama dan
Berbudaya yaitu
pembangunan yang
menekankan pada pembangunan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang ditandai dengan membaiknya taraf
pendidikan
dan
derajat
kesehatan
penduduk,
yang
didukung oleh meningkatnya ketersediaan dan kualitas
pelayanan, sosial dasar bagi masyarakat serta mewujudkan
masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya dan beradab serta berdaya saing untuk
mencapai kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera;
laporan akhir|3 -18
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan
Masyarakat berbasis Agribisnis dan Agroindustri yaitu
mengembangkan perekonomian daerah yang berlandaskan
ekonomi kerakyatan dengan memberdayakan masyarakat
dan seluruh kekuatan ekonomi daerah, yang bertumpu
pada pengembangan potensi lokal berbasis agribisnis dan
agroindustri sehingga mendorong penciptaan lapangan
kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat;
4. Meningkatkan
Pengelolaan
Sumberdaya
Alam
yang
Optimal dan Berwawasan Lingkungan yaitu melaksanakan
pembangunan yang memanfaatkan ekonomi Sumberdaya
Alam
dengan
tetap
menjaga
keseimbangan
antara
pemanfaatan serta keberlanjutan SDA dan lingkungan
hidup dengan tetap menjaga fungsi dan daya dukung
lingkungan;
5. Meningkatkan Tata Pemerintahan yang baik, Jaminan
Kepastian dan Perlindungan Hukum serta Kesetaraan
Gender
yaitu
kepemerintahan
menerapkan
yang
baik
prinsip-prinsip
secara
konsisten
tata
dan
berkelanjutan yang tercermin dari berkurangnya tingkat
korupsi, makin banyaknya keberhasilan pembangunan di
berbagai bidang, dan terbentuknya birokrasi pemerintahan
yang
professional
dan
berkinerja
tinggi,
menjamin
kepastian hukum, melindungi segenap masyarakat serta
memberikan akses dan kesempatan bagi penduduk lakilaki dan perempuan agar memperoleh manfaat dari
pembangunan yang adil dan merata.
Adapun kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Provinsi
Jambi yang dituangkan dalam kajian spasial, meliputi:
1. Pengurangan
kesenjangan
pembangunan
dan
perkembangan wilayah Barat-Tengah dan Timur Provinsi
Jambi.
2. Pengembangan ekonomi sektor primer, sekunder dan
tersier sesuai daya dukung wilayah.
laporan akhir|3 -19
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3. Optimalisasi pemanfaatan kawasan budi daya untuk
mendukung pengembangan ekonomi daerah.
4. Penetapan
pusat-pusat
kegiatan
perkotaan
untuk
mendukung pelayanan sosial/ekonomi dan pengembangan
wilayah.
5. Penetapan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian
sumberdaya alam secara terpadu dengan provinsi yang
berbatasan.
3.5.
RTRW Provinsi Jambi Tahun 2013-2033
Tujuan dan Kebijakan Penataan Ruang
Penataan
ruang
wilayah
Provinsi
Jambi
bertujuan
untuk
“mewujudkan ruang wilayah yang harmonis dan merata
berbasis pengelolaan sumberdaya alam dan infrastruktur
secara optimal dan berkelanjutan”.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka ditetapkan Kebijakan
Penataan Ruang Provinsi. Adapun kebijakan penataan ruang
wilayah Provinsi Jambi meliputi:
1. pengurangan
kesenjangan
pembangunan
dan
perkembangan wilayah barat, tengah dan timur;
2. pengembangan ekonomi sektor primer, sekunder dan
tersier sesuai daya dukung wilayah;
3. pengoptimalisasian pemanfaatan kawasan budi daya untuk
mendukung pengembangan ekonomi daerah;
4. penetapan
pusat-pusat
kegiatan
perkotaan
untuk
mendukung pelayanan sosial/ekonomi dan pengembangan
wilayah;
5. penetapan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian
sumberdaya alam secara terpadu dengan provinsi yang
berbatasan;
6. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan
keamanan Negara.
laporan akhir|3 -20
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Rencana Struktur Ruang
Arahan pengembangan wilayah untuk setiap kabupaten/kota di
Provinsi
Jambi
20
tahun
mendatang
didasarkan
pada
pertimbangan hirarki pusat kegiatan, sebagaimana berikut ini:
1. PKN berada di Kota Jambi.
2. PKNp berada di Perkotaan Muara Bungo dan Perkotaan
Sarolangun.
3. PKW berada di Perkotaan Kuala Tungkal dan Perkotaan Muara
Bulian.
4. PKWp
meliputi: Perkotaan
Muara
Sabak, Kota
Sungai
Penuh, Perkotaan Bangko, Perkotaan Sengeti, dan Perkotaan
Muara Tebo.
5. PKL meliputi:
•
Perkotaan Batang Sangir;
•
Perkotaan Sanggaran Agung;
•
Perkotaan Siulak;
•
Perkotaan Sungai Manau;
•
Perkotaan Pasar Masurai
•
Perkotaan Rantau Panjang;
•
Perkotaan Pasar Pamenang;
•
Perkotaan Pekan Gedang;
•
Perkotaan Singkut;
•
Perkotaan Pauh;
•
Perkotaan Rantau Keloyang;
•
Perkotaan Embacang Gedang;
•
Perkotaan Tuo Limbur;
•
Perkotaan Rantau Ikil;
•
Perkotaan Wiroto Agung;
•
Perkotaan Sungai Bengkal;
•
Perkotaan Simpang Sungai Rengas;
•
Perkotaan Muara Tembesi;
•
Perkotaan Muara Jangga ;
•
Perkotaan Pijoan;
•
Perkotaan Sebapo;
•
Perkotaan Marga;
laporan akhir|3 -21
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
•
Perkotaan Tanjung;
•
Perkotaan Merlung;
•
Perkotaan Tebing Tinggi;
•
Perkotaan Serdang Jaya;
•
Perkotaan Mendahara;
•
Perkotaan Nipah Panjang;
•
Perkotaan Pandan Jaya
Sehubungan dengan rencana pengembangan sistem jaringan
transportasi, dilakukan pengembangan terhadap transportasi
darat, laut, dan udara. Pada transportasi darat, terdapat jaringan
jalan arteri, kolektor, bebas hambatan dan jalan khusus. Adapun
jalan bebas hambatan di Provinsi Jambi meliputi ruas jalan Batas
Jambi/Sumatera Selatan – Tempino – Muara Jambi – Tanjung
Jabung Barat – Batas Riau yang merupakan bagian dari Jalan
Bebas Hambatan ruas Indralaya (Sumatera Selatan) – Betung –
Tempino – Jambi – Rengat (Riau). Sedangkan jalan khusus di
Provinsi Jambi meliputi ruas jalan Kabupaten Sarolangun –
Kabupaten Batanghari – Kabupaten Muara Jambi – Ujung
Jabung, dan ruas jalan Kabupaten Tebo – Kabupaten Batanghari
– Taman Raja/Pelabuhan Dagang (Tanjung Jabung Barat).
Selain jalan, juga terdapat terminal penumpang dan barang di
Provinsi Jambi. Rencana pengembangan terminal penumpang
meliputi:
1. pengembangan terminal tipe A di Kota Jambi, Kabupaten
Batang Hari, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Bungo,
Kabupaten Merangin dan Kota Sungai Penuh;
2. pengembangan terminal tipe B di Kota Jambi, Kabupaten
Bungo,
Kabupaten
Tanjung
Jabung
Barat,
Kabupaten
Batanghari dan Kabupaten Muaro Jambi;
3. peningkatan terminal tipe C menjadi tipe B di Kabupaten Tebo
Sedangkan rencana pengembangan terminal barang meliputi:
1. pengembangan terminal barang di Kabupaten Muaro Jambi;
2. pengembangan terminal barang di Kabupaten Merangin
laporan akhir|3 -22
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
3. pengembangan terminal barang di Kabupaten Bungo
4. pengembangan terminal barang di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur;
5. pengembangan terminal barang di Kabupaten Batang Hari.
6. Pengembangan terminal barang di Kabupaten Kerinci
Untuk memenuhi kebutuhan jaringan angkutan sungai, danau
dan penyeberangan, terdapat beberapa pelabuhan di Provinsi
Jambi, yaitu:
1. pelabuhan Muara Tembesi di Kabupaten Batang Hari;
2. pelabuhan Muara Tebo di Kabupaten Tebo;
3. pelabuhan Muara Bungo di Kabupaten Bungo;
4. pelabuhan Pauh, pelabuhan Mandiangin dan pelabuhan
Sarolangun di Kabupaten Sarolangun;
5. pelabuhan Nipah Panjang di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur;
6. pelabuhan Tungkal Ulu di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Sedangkan untuk kebutuhan sistem jaringan transportasi laut,
terdapat
pelabuhan
pelabuhan
utama,
pengumpan.
pelabuhan
Adapun
pengumpul,
pengembangan
dan
pelabuhan
utama di Provinsi Jambi meliputi rencana pengembangan
Pelabuhan Samudera Ujung Jabung di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur. Pelabuhan pengumpul meliputi pelabuhan Kuala
Tungkal di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, pengembangan
Pelabuhan Muara Sabak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
dan pengembangan Pelabuhan Talang Duku di Kabupaten Muaro
Jambi.
Sedangkan
pengembangan
pelabuhan
pelabuhan
Nipah
pengumpan
Panjang
dan
meliputi
Pelabuhan
Mendahara di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Selanjutnya, pada transportasi darat juga terdapat sistem
jaringan perkeretaapian. Jaringan jalur kereta api umum yang
terdapat di Provinsi Jambi meliputi:
laporan akhir|3 -23
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
1. pembangunan jaringan angkutan kereta api provinsi melalui
pembangunan jaringan kereta api Trans Sumatera;
2. pembangunan jaringan kereta api provinsi menghubungkan
Lampung – Palembang – Jambi - Pekanbaru – Medan dan
Banda Aceh, serta menghubungkan Wilayah Barat Sumatera;
3. pembangunan
jaringan
angkutan
kereta
api
provinsi
menghubungkan:
•
Batas Sumatera Barat – Muara Bungo – Muara Tebo Muara Tembesi – Muara Bulian - Jambi;
•
Batas Sumatera Selatan – Tempino - Jambi – Sengeti –
Merlung - Batas Riau;
•
Muara Tembesi – Pauh - Sarolangun;
•
Muara Tebo - Merlung – Kuala Tungkal;
•
Jambi – Muara Sabak – Sungai Lokan.
Untuk sistem jaringan transportasi udara, terdapat bandar udara
di Provinsi Jambi dengan rencana tatanan kebandarudaraan yang
tercantum dalam RTRW adalah sebagai berikut:
1. pengembangan bandar udara umum Sultan Thaha Jambi di
Kota Jambi sebagai bandar udara utama;
2. pengembangan bandar udara umum Bungo di Kabupaten
Bungo sebagai bandar udara pengumpul;
3. pengembangan
bandar
udara
umum
Depati
Parbo
di
Kabupaten Kerinci sebagai bandar udara pengumpan.
Selain sistem jaringan transportasi sebagaimana yang telah
disebutkan sebelumnya, struktur ruang wilayah juga mencakup
sistem jaringan energi dan kelistrikan. Adapun jaringan pipa
minyak dan gas bumi yang terdapat di Provinsi Jambi meliputi:
a. jaringan pipa minyak bumi meliputi:
•
Kabupaten Tebo – Kabupaten Batang Hari – Kota Jambi;
•
Kabupaten Muaro Jambi – Kota Jambi;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat – Kota Jambi;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Timur – Kota Jambi;
laporan akhir|3 -24
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
•
Kabupaten Sarolangun – Kabupaten Batang hari - Kota
Jambi;
•
Kota Jambi – Tempino – Sumatera Selatan.
b. jaringan pipa gas meliputi:
•
Kota Jambi;
•
Kabupaten Muaro Jambi - Kabupaten Tanjung Jabung
Timur – Batam;
•
Kabupaten Muaro Jambi - Kabupaten Tanjung Jabung
Barat – Batam.
Untuk jaringan transmisi tenaga listrik di Provinsi Jambi meliputi:
1. pengembangan dan pembangunan Jaringan Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) interkoneksi jaringan listrik
Riau - Tanjung Jabung Barat -– Batang Hari - Muaro Jambi –
Merangin – Sarolangun – Sumatera Selatan untuk transmisi
SUTET;
2. pengembangan dan pembangunan Jaringan Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) yang menghubungkan kabupaten
Sumatera Barat – Bungo – Merangin – Sarolangun – Sumatera
Selatan
3. pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
yang menghubungkan Merangin – Sungai Penuh - Kerinci –
Sumbar;
4. pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
yang menghubungkan Muaro Jambi – Tanjung Jabung Timur;
Sistem
jaringan
atasjaringan
telekomunikasi
terestrial dan jaringan
Provinsi Jambi terdiri
satelit. Jaringan
kabel
dikembangkan di seluruh kabupaten di wilayah provinsi dan
jaringan
nirkabel
berupa
penataan
dan
efisiensi
menara
telekomunikasi atau base transceiver station (BTS) dikembangkan
di seluruh kabupaten di wilayah provinsi.
laporan akhir|3 -25
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Sedangkan pada sistem jaringan sumber daya air, terdapat
jaringan irigasi di Provinsi Jambi, yang terdiri dari:
a.
DI kewenangan nasional meliputi:
•
DI Batang Hari meliputi Kabupaten Tebo, dan Kabupaten
Bungo; dan
•
DI Sei Siulak Deras dan DI Sei Batang Sangkir berada di
Kabupaten Kerinci.
•
b.
DI Batang Asai di Kabupaten Sarolangun
DI kewenangan provinsi meliputi:
•
DI Sei Tanduk di Kabupaten Kerinci;
•
DI Batang Limun di Kabupaten Sarolangun;
•
DI Sei Batang Uleh di Kabupaten Bungo; dan
•
DI Sei Suban di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
•
DI Mendahara/Sungai Lokan di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur
Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang wilayah terdiri atas rencana kawasan lindung
dan rencana kawasan budidaya. Adapun kawasan lindung di
Provinsi Jambi terdiri atas hutan lindung, kawasan yang
memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya,
kawasan
perlindungan
setempat,
kawasan
suaka
alam,
pelestarian alam, dan cagar budaya, dan kawasan rawan bencana
alam.
Kawasan hutan lindung Provinsi Jambi terdapat di:
1. Kabupaten Muaro Jambi
2. Kabupaten Tanjung Jabung Timur;
3. Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
4. Kabupaten Tebo;
5. Kabupaten Sarolangun;
6. Kabupaten Bungo;
7. Kabupaten Merangin
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di
bawahnya terdiri atas kawasan resapan air dan kawasan
laporan akhir|3 -26
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
bergambut. Kawasan bergambut terdapat di Kabupaten Muaro
Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Sedangkan kawasan resapan air meliputi:
1. Kabupaten Bungo;
2. Kabupaten Merangin;
3. Kabupaten Sarolangun;
4. Kabupaten Kerinci;
5. Kota Sungai Penuh.
Untuk kawasan perlindungan setempat, terdiri atas sempadan
pantai, sungai, danau/waduk, dan RTH. Kawasan sempadan
pantai Provinsi Jambi meliputi sempadan pantai di Kabupaten
Tanjung Jabung Barat dan sempadan pantai di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Kawasan sempadan sungai terdapat di
seluruh wilayah kabupaten/kota. Kawasan sekitar danau/waduk
terdapat di Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin, Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari, Kabupaten
Muaro Jambi, dan Kota Jambi. Sedangkan Ruang Terbuka Hijau
terdapat di seluruh wilayah perkotaan dalam wilayah Provinsi
Jambi.
Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya berada di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan Kawasan Reservaat atau
Suaka Perikanan Batu Taman Ciri di Kecamatan di Tabir Barat,
Kabupaten Merangin. Cagar alam meliputi Cagar Alam Durian
Luncuk I di Kabupaten Kabupaten Sarolangun dan Cagar Alam
Durian Luncuk II di kabupaten Batang Hari, dan Cagar alam
Hutan Bakau Pantai Timur di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sedangkan Taman
nasional meliputi Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yang berada
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tebo, Taman
Nasional Berbak yang berada di Kabupaten Muaro Jambi dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Taman Nasional Bukit Dua
Belas yang berada di Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari,
dan Kabupaten Sarolangun, serta Taman Nasional Kerinci Seblat
laporan akhir|3 -27
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
yang
berada
di
Kabupaten
Bungo,
Kabupaten
Merangin,
Kabupaten Kerinci, dan Kota Sungai Penuh.
Untuk kawasan rawan bencana, kawasan rawan tanah longsor di
Provinsi Jambi berada di Kota Sungai Penuh, Kabupaten Bungo,
Kabupaten Kerinci, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Merangin, dan Kabupaten Muaro Jambi. Kawasan
rawan banjir berada di wilayah Kabupaten/Kota. Kawasan letusan
gunung api berada di Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin,
Kabupaten Bungo dan Kota Sungai Penuh. Sedangkan kawasan
rawan gempa bumi meliputi Kota Sungai Penuh, Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Tebo, Kabupaten
Bungo, Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin.
Untuk pola ruang kawasan budidaya Provinsi Jambi meliputi:
a.
kawasan hutan produksi;
Kawasan hutan produksi terdiri atas hutan produksi terbatas dan
hutan produksi tetap. Adapun kawasan hutan produksi terbatas
terdapat di:
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kabupaten Batang Hari;
•
Kabupaten Sarolangun;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat; dan
•
Kabupaten Tebo.
Sedangkan kawasan hutan produksi tetap terdapat di:
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kabupaten Batang Hari;
•
Kabupaten Bungo;
•
Kabupaten Tebo;
•
Kabupaten Sarolangun;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Kerinci;
•
Kota Sungai Penuh;
laporan akhir|3 -28
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
•
Kabupaten Tanjung Jabung Timur;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
b.
kawasan peruntukan pertanian;
Pertanian tanaman pangan lahan basah kurang lebih sebesar 3%
dari luas wilayah daratan meliputi:
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Timur;
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kabupaten Batang Hari;
•
Kabupaten Bungo;
•
Kabupaten Tebo;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Sarolangun;
•
Kabupaten Kerinci; dan
•
Kota Sungai Penuh.
Pertanian tanaman pangan lahan kering kurang lebih sebesar 6%
meliputi:
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kabupaten Batang Hari;
•
Kabupaten Bungo;
•
Kabupaten Tebo;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Sarolangun;
•
Kabupaten Kerinci; dan
•
Kota Sungai Penuh.
Kawasan pertanian tanaman pangan kurang lebih sebesar 4%
ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Untuk
kawasan hortikultura terdapat di:
•
Kabupaten Kerinci;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Sarolangun;
laporan akhir|3 -29
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kota Sungai Penuh.
Kawasan perkebunan dengan komoditas berupa kelapa sawit, teh,
karet, kopi, kelapa dalam dan kulit kayu manis terdapat di:
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat;
•
Kabupaten Tanjung Jabung Timur;
•
Kabupaten Muaro Jambi;
•
Kabupaten Batang Hari;
•
Kabupaten Bungo;
•
Kabupaten Tebo;
•
Kabupaten Merangin;
•
Kabupaten Sarolangun;
•
Kabupaten Kerinci;
•
Kota Sungai Penuh.
Kawasan peternakan dengan jenis ternak berupa sapi, kerbau,
kambing ayam ras, ayam pedaging dan ayam buras terdapat di:
c.
•
Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
•
Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
•
Kabupaten Muaro Jambi,
•
Kabupaten Batang Hari,
•
Kabupaten Bungo,
•
Kabupaten Tebo,
•
Kabupaten Merangin,
•
Kabupaten Sarolangun dan
•
Kabupaten Kerinci
kawasan peruntukan perikanan;
Kawasan
peruntukan
perikanan
tangkap
sungai
meliputi
Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Bungo, Kabupaten Merangin,
Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan
Kabupaten Tebo. Kawasan peruntukan perikanan tangkap laut
meliputi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Untuk kawasan peruntukan perikanan
laporan akhir|3 -30
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
tangkap danau terdapat di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten
Merangin.
Sedangkan
kawasan
peruntukan
perikanan
budidaya
laut
meliputi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Kawasan peruntukan perikanan budidaya
sungai meliputi Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Bungo,
Kabupaten Merangin, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten
Tanjung
Jabung
Sarolangun.
Barat,
Sedangkan
Kabupaten
kawasan
Tebo,
dan
Kabupaten
peruntukan
perikanan
budidaya danau terdapat di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten
Merangin.
d.
kawasan peruntukan pertambangan;
Pengembangan pertambangan mineral dan batubara meliputi
pertambangan batu bara berada di Kabupaten Sarolangun,
Kabupaten
Merangin,
Kabupaten
Bungo,
Kabupaten
Tebo,
Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batang Hari, dan Kabupaten
Tanjung
Jabung
Barat.
Pertambangan mineral
berada di
Kabupaten Kerinci, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin,
Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari,
Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pengembangan pertambangan
minyak dan gas bumi berada di Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muara
Jambi,
Kabupaten
Batang
Hari,
Kabupaten
Sarolangun,
Kabupaten Merangin, dan Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo,
dan Kota Jambi. Sedangkan pengembangan pertambangan panas
bumi di Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin dan Kabupaten
Sarolangun.
e.
kawasan peruntukan industri;
Kawasan peruntukan industri besar meliputi Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kawasan
peruntukan industri menengah meliputi Kota Jambi, Kabupaten
laporan akhir|3 -31
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster