BAB 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 65967ad4a4 BAB IIIBAB 3

  BAB 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG

  3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  a. Arahan Pembangunan Berdasarkan Perpres 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019

  RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah hasil penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan dengan Visi, Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita). Visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:

  “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong.”

  Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

  Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 1

  massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.

  Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

  1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen;

  2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia;

  3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

  4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional;

  5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;

  6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

  7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

  Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur bidang cipta karya menjadi kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Pembagian kewenangan ini didasarkan pada tingkat kepentingan dan lingkup wilayahnya. Berikut pembagian kewenangan pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota: Tabel III.1.

  Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Sub Urusan Pemerintah Pusat Provinsi Kab/Kota Permukiman a. Penetapan sistem pengembangan Penyelenggaraan Penyelenggaraan infrastruktur permukiman secara infrastruktur pada infastruktur pada nasional. permukiman di kawasan permukiman di Daerah b. Penyelenggaraan infrastruktur strategis Daerah Provinsi. Kabupaten/Kota. pada permukiman di kawasan

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 2

a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional.

  b. Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas Daerah Provinsi, dan SPAM untuk kepentingan strategis nasional. Air Limbah

  Sumber: RPJMN 2015-2019

  b. Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase lintas daerah Provinsi dan sistem drainase untuk kepentingan strategis nasional.

  Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung dengan sungai dalam daerah Kabupaten/Kota.

  Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung dengan sungai lintas daerah Kabupaten/Kota.

  a. Penetapan pengembangan sistem drainase secara nasional.

  b. Pengembangan sistem pengelolaan persampahan lintas daerah Provinsi dan sistem pengelolaan persampahan untuk kepentingan strategis nasional. Drainase

  Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan dalam daerah Kabupaten/Kota.

  Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan regional.

  a. Penetapan pengembangan sistem pengelolaan persampahan secara nasional.

  b. Pengelolaan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik lintas daerah Provinsi, dan sistem pengelolaan air limbah domestik untuk kepentingan strategis nasional. Persampahan

  Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik dalam daerah Kabupaten/Kota.

  Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik regional.

  a. Penetapan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik secara nasional.

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 3 Sub Urusan Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah

  Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas daerah Kabupaten/Kota.

  a. Penetapan pengembangan SPAM secara nasional.

  b. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungannya di kawasan strategis nasional. Air Minum

  Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di daerah Kabupaten/Kota.

  Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di kawasan strategis Daerah Provinsi dan penataan bangunan dan lingkungan lintas daerah.

  a. Penetapan pengembangan sistem pengembangan sistem penataan bangunan dan lingkungan secara nasional.

  b. Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentingan strategis Daerah Provinsi. Penataan Bangunan dan Lingkungan

  b. Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional dan penyelenggaraan bangunan gedung fungsi khusus.

  IMB dan sertifikat laik fungsi bangunan.

  Penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah Daerah kabupaten/kota, termasuk pemberian

  a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis Daerah Provinsi.

  Bangunan Gedung

  Provinsi Pemerintah Daerah Kab/Kota strategis nasional.

  Pengelolaan dan pengembangan SPAM di daerah Kabupaten/Kota.

b. Arahan Pembangunan Berdasarkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019

   Visi Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur bidang keciptakaryaan yang terpadu dan inklusif melalui pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum dan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman.”

  Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Ditjen Cipta Karya 2015-2019

  Berdasarkan arahan kebijakan serta memperhatikan peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan infrastruktur permukiman, maka misi yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam periode lima tahun ke depan adalah:

  1. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dalam bidang Cipta Karya dengan mengedepankan prinsip keterpaduan, inklusifitas, dan berkelanjutan.

  2. Melaksanakan keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman serta penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan penataan ruang dan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS).

  3. Menyediakan infrastruktur air minum dan sanitasi di perkotaan dan perdesaan dalam rangka pemenuhan target RPJMN 2015-2019.

  4. Meningkatkan kemandirian pemerintah daerah serta mendorong kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman.

  5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance.

  Tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015-2019 adalah: Penyelenggaraan dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman yang berkualitas dengan prinsip “infrastruktur untuk semua” melalui pembangunan yang terpadu, inklusif dan berkelanjutan.

  Setelah mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, target SDGs adalah memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi berkelanjutan bagi semua orang, juga membangun kota dan permukiman warga yang inklusif, aman, dan kukuh. Target tersebut merupakan tantangan berat Indonesia di

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 4 bidang infrastruktur permukiman adalah memberikan akses air minum 100%, mengurangi kawasan kumuh hingga 0%, dan menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk masyarakat Indonesia. Target tersebut lebih dikenal sebagai Gerakan Nasional 100-0-100 sebagai aktualisasi visi Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka sasaran strategis Ditjen Cipta Karya adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum;

  2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, dengan indikator persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan;

  3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi.

  Untuk mendukung penyelenggaraan infrastruktur keciptakaryaan, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah merumuskan kebijakan dan strategi dalam setiap bidang cipta karya, yang meliputi:

  Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pengembangan Permukiman

   Kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman ditetapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan pencapaian target berdasarkan prinsip pembangunan permukiman serta peran pemerintah dalam pembangunan permukiman. Kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan permukiman meliputi kebijakan umum terkait pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Tur-Bin-Was) yang berlaku untuk semua tipologi permukiman serta kebijakan khusus meliputi pelaksanaan pembanguanan pada tipologi permukiman perkotaan, perdesaan dan kawasan permukiman khusus. Kebijakan dan strategi tersebut dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu: Kebijakan dan Strategi Umum Pembangunan dan Pengembangan Permukiman

    Kebijakan 1: Penyusunan dan penyiapan landasan penyelenggaraan kawasan permukiman, dengan strategi: Menyiapkan peraturan perundang-undangan (PP, Peraturan Menteri, dan lain sebagainya) dan Pedoman Pembangunan dan

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 5 Pengembangan Permukiman (NSPK) sebagai landasan penyelenggaraan kawasan permukiman.  Kebijakan 2: Peningkatan kapasitas kelembagaan untuk penanganan permukiman, dengan strategi: Melakukan peningkatan dan penguatan kelembagaan dan SDM penyelenggara dan pengelola permukiman (pemerintah, lembaga masyarakat, dan masyarakat/individu) melalui pelatihan, pendampingan, bimbingan/bantuan teknis.  Kebijakan 3: Pengelolaan sistem informasi nasional yang terintegrasi dengan sistem informasi daerah, dengan strategi: Membangun dan mengelola sistem informasi nasional yang terintegrasi dengan sistem informasi daerah dan dimutakhirkan secara berkala. 

  Kebijakan 4: Pengawasan secara berkala penyelenggaraan kawasan permukiman di pusat dan daerah, dengan strategi: 1. Melakukan pengendalian perencanaan melalui monitoring perencanaan dan pemrograman; 2. Melakukan pengawasan (pemantauan, evaluasi, pelaporan) pembangunan untuk menjamin tercapainya target RPJMN; 3. Memfasilitasi daerah dalam melaksanakan pengendalian pemanfaatan hasil pembangunan. Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan Permukiman 

  Perkotaan 

  Kebijakan 1: Penanganan permukiman kumuh perkotaan terkait dengan upaya penurunan kumuh perkotaan menjadi 0% melalui upaya peningkatan kualitas lingkungan dan pelayanan prasarana dan sarana dasar permukiman dengan pendekatan kegiatan fisik maupun non-fisik, dengan strategi: 1. Penanganan komprehensif terhadap 30 kabupaten/kota prioritas kementerian sebagai best practice penanganan permukiman kumuh yang diharapkan menjadi model penanganan komprehensif yang dapat direplikasi dan diterapkan di kota-kota lainnya; 2. Penanganan permukiman kumuh terhadap kabupaten/kota lainnya dengan tujuan pemenuhan standar pelayanan perkotaan disesuaikan dengan kebutuhan yang diajukan oleh kabupaten/kota.  Kebijakan 2: Pengembangan permukiman baru dan perkotaan layak huni terkait dengan upaya pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan Inkubasi

  Kota Baru, dengan strategi: 1. Pemenuhan SPP bagi kawasan permukiman

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 6 perkotaan yang mengacu pada rencana kawasan permukiman; 2. Perintisan/inkubasi Kota Baru sebagai best practice kota publik berkelanjutan, meliputi kegiatan pemenuhan SPP, penerapan pendekatan Kota Hijau, dan penerapan Kota Cerdas Berdaya Saing.

   Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Perdesaan  Kebijakan 1: Percepatan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar permukiman perdesaan., dengan strategi: Menyediakan sarana dan prasarana permukiman sesuai dengan SPM Perdesaan. 

  Kebijakan 2: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang berkualitas yang mendukung peningkatan produktivitas kawasan perdesaan, dengan strategi: 1. Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas umum permukiman yang memenuhi SPM, baik melalui pengembangan dan pembangunan kawasan transmigrasi maupun kawasan non-transmigrasi; 2. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi di kawasan perdesaan sesuai dengan komoditas unggulannya. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi ini antara lain berupa terminal agro, pasar agro untuk kawasan agropolitan, atau dermaga, tambatan perahu dan tempat pelelangan ikan (TPI) pada kawasan permukiman pesisir/minapolitan; 3. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung peningkatan konektivitas kegiatan antar desa maupun antar desa-kota. Sarana dan prasarana ini antara lain berupa jalan usaha tani dan jalan poros desa.

   Kebijakan dan Strategi Implementasi Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Khusus  Kebijakan 1: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang berkualitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan, dengan strategi: 1. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung meningkatnya produktivitas kawasan perbatasan berbasis komoditi unggulan, terutama di 10 PKSN; 2. Menyediakan sarana prasarana pendukung kegiatan perbatasan seperti pos perbatasan negara yang memenuhi standar internasional di PKSN.

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 7

   Kebijakan 2: Percepatan penyediaan sarana dan prasarana permukiman perbatasan memenuhi SPM, dengan strategi: menyediakan sarana dan prasarana permukiman sesuai dengan SPM dan karakteristik permukiman (daratan dan pesisir). 

  Kebijakan 3: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang memiliki ketahanan terhadap bencana, dengan strategi: 1. Mengurangi ancaman bencana melalui pembangunan dan pengembangan permukiman pada lokasi yang aman sesuai RTRW dan mitigasi; 2. Mengurangi kerentanan fisik (bangunan dan PSU); 3. Meningkatkan kapasitas (peraturan, masyarakat, lembaga); 4. Meningkatkan kualitas/rehabilitasi permukiman di kawasan pasca bencana. Pelaksanaan penanganan pasca bencana dimulai dari masa tanggap darurat melalui pemulihan kondisi serta rehabilitasi dan rekonstruksi.

  Kebijakan dan Strategi Pembinaan Penataan Bangunan

   Dalam mendukung Gerakan 100-0-100 yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, maka bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan memfokuskan kegiatan pada upaya revitalisasi kawasan tematik perkotaan. Dalam mewujudkan kegiatan revitalitasi kawasan tematik perkotaan, didukung oleh tiga komponen utama, yaitu: penyusunan dan impelementasi NSPK, fasilitasi pemerintah daerah, dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan revitalisasi kawasan tematik perkotaan sebagai agenda utama bidang penataan bangnan dan lingkungan memiliki tujuan untuk mencapai perwujudan sustainable city dan juga menggiatkan urban economic development. Kebijakan utama dalam bidang penataan bangunan dan lingkungan ialah “Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan yang Andal dan Berkelanjutan”. Kebijakan utama tersebut dapat ditempuh melalui beberapa strategi dan strategi operasional sebagai berikut:  Kebijakan 1: Memberikan dukungan pembangunan sistem penataan bangunan, dengan strategi:

  1. Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dam Lingkungan (RTBL) untuk mensinergiskan kepentingan berbagai sektor dalam penataan kawasan;

  2. Mendukung kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan melalui revitalisasi kawasan tematik perkotaan;

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 8 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 9

  3. Meningkatkan aspek kualitas perencanaan terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan;

  4. Mendukung penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan yang tertib, andal serta ramah lingkungan. 

  Kebijakan 2: Melakukan fasilitasi kepada daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, dan kemitraan termasuk pembinaan teknis, dengan strategi:

  1. Meningkatkan pendampingan penyusunan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah;

  2. Meningkatkan pendampingan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) oleh Pemerintah kepada Penyelenggara (Pemerintah Daerah, Swasta, atau Masyarakat);

  3. Meningkatkan pendampingan penyusunan Peraturan Walikota/Bupati tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah;

  4. Memberikan pendampingan untuk implementasi peraturan Daerah Bangunan Gedung terutama untuk pendataan bangunan gedung, penyusunan Harga Satuan Bangunan Gedung;

  5. Mendorong kapasitas dan kompetensi aparatur Pemerintah, Pemerintah Daerah;

  6. Memperkuat peran dan fungsi Dinas/Instansi Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota di bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan;

  7. Mendorong pembentukan dan peningkatan kelembagaan bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan;

  8. Memberdayakan aparatur Pemerintah dan Pemerintah Daerah terkait hak, kewajiban, dan peran dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan;

  9. Memberdayakan aparatur Pemerintah dan Pemerintah Daerah terkait hak, kewajiban, dan peran dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan;

  10. Meningkatkan pemberdayaan dalam pengelolaan Rumah Negara. 

  Kebijakan 3: Memberikan dukungan penataan bangunan dan lingkungan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat, dengan strategi:

  1. Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan;

  2. Mendorong kerjasama bidang Penataan Bangunan dengan masyarakat dan pelaku peduli lingkungan;

  3. Membentuk jejaring dan wadah komunikasi antara pemerintah, masyarakat, swasta, dan ahli profesi secara nasional dan profesional;

  4. Membentuk kontribusi signifikan dalam kegiatan penyebarluasan informasi dan sosialisasi program Penataan Bangunan dan Lingkungan serta revitalisasi;

  5. Membangun jaringan informasi yang mandiri dalam mendukung pembangunan bidang Keciptakaryaan;

  6. Memberikan layanan atas informasi/produk lainnya yang diperlukan perencana, pelaksana, pengusaha, asosiasi profesi, pemerintah, masyarakat maupun kalangan akademis terkait bidang Keciptakaryaan.

  7. Membuat contoh Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam rangka menonton film revolusi mental sesuai arahan Nawa Cita Presiden Republik Indonesia.

  Kebijakan dan Strategi Sistem Penyediaan Air Minum

   Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2013 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP- SPAM), maka kebijakan dan strategi pengembangan air minum adalah:  Kebijakan 1. Peningkatan akses aman air minum bagi seluruh masyarakat di perkotaan dan perdesaan melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi, dengan strategi:

  1. Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan minimal untuk memperluas jangkauan pelayanan air minum terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

  2. Mengembangkan SPAM dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi.

  3. Meningkatkan dan memperluas akses air minum yang aman melalui SPAM bukan jaringan perpipaan terlindungi dan berkelanjutan.

  4. Meningkatkan kualitas air minum yang memenuhi persyaratan baku mutu yang berlaku.

  5. Menurunkan tingkat kehilangan air.

  6. Mengembangkan sistem informasi dan pendataan dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja pelayanan air minum.

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 10

   Kebijakan 2. Peningkatan kemampuan pendanaan operator dan pengembangan alternatif sumber pembiayaan, dengan strategi:

  1. Meningkatkan kemampuan finansial internal Penyelenggara SPAM.

  2. Meningkatkan komitmen Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pendanaan pengembangan SPAM.

  3. Mengembangkan pola pembiayaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR).

  4. Meningkatkan pendanaan melalui perolehan dana non-pemerintah, seperti pinjaman dan hibah dalam dan luar negeri, pinjaman perbankan, pinjaman non- perbankan, dan obligasi perusahaan.

  5. Meningkatkan sinergitas antara BUMN-BUMD dalam percepatan pengembangan SPAM. 

  Kebijakan 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan penyelenggaraan pengembangan SPAM, dengan strategi:

  1. Memperkuat kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di tingkat pusat dan daerah dalam pengembangan SPAM.

  2. Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pengembangan SPAM.

  3. Mendorong komitmen Pemda untuk lebih memprioritaskan Pengembangan SPAM.

  4. Menerapkan prinsip Good Corporate Governance untuk Penyelenggara/operator SPAM.

  5. Mengembangkan kapasitas SDM dengan pola Center of Excellent.

  6. Mengembangkan manajemen aset SPAM dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan.

  7. Mengembangkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan SPAM Regional. 

  Kebijakan 4. Pengembangan dan penerapan NSPK di pusat dan di daerah, dengan strategi:

  1. Melengkapi produk peraturan perundangan dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM.

  2. Menerapkan NSPK yang telah tersedia.

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 11 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 12 3. Menyelenggarakan pengembangan SPAM sesuai dengan kaidah teknis.

   Kebijakan 5. Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara berkelanjutan, dengan strategi:

  1. Meningkatkan konservasi wilayah sungai dan perlindungan sumber air baku.

  2. Meningkatkan upaya penyediaan air baku untuk air minum.

  3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya air melalui pendekatan berbasis wilayah sungai.

  4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air baku melalui sistem regional. 

  Kebijakan 6. Peningkatan peran dan kemitraan badan usaha dan masyarakat, dengan strategi:

  1. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM.

  2. Menciptakan iklim yang kondusif untuk investasi badan usaha dan koperasi.  Kebijakan 7. Pengembangan inovasi teknologi SPAM, dengan strategi: 1. Mendorong penelitian untuk menciptakan teknologi bidang air minum.

  2. Memasarkan hasil inovasi teknologi.

  3. Menerapkan teknologi tepat guna dalam pengembangan SPAM pada daerah dengan keterbatasan kualitas air baku.

  4. Menyusun rencana implementasi prinsip pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan SPAM.

   Kebijakan dan Strategi Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan penyehatan lingkungan permukiman diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Adapun tugas Direktorat Pengembangan PLP adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Tur-Bin-Was) serta fasilitasi pembangunan sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan, dan drainase lingkungan sebagai stimulus bagi pemerintah daerah. Kebijakan dan strategi pengembangan penyehatan lingkugan permukiman, sesuai dengan tugas dan fungsinya dibagi menjadi sebagai berikut:

  Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah   Kebijakan 1. Pengembangan sistem pengelolaan air limbah sistem setempat dan terpusat, dengan strategi:

  1. Pembangunan infrastruktur air limbah sistem setempat melalui hibah dan DAK sanitasi;

  2. Penerapan kriteria infrastruktur air limbah layak dalam pengajuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

  3. Pembangunan dan rehabilitasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) terintegrasi dengan program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT);

  4. Pembangunan infrastruktur air limbah sistem terpusat skala komunal, kawasan dan kota melalui dana APBN.

  5. Peningkatan kapasitas dan skala penanganan sistem pengelolaan air limbah skala komunal dan kawasan;

  6. Peningkatan teknologi pada sistem pengelolaan air limbah terpusat.  Kebijakan 2. Peningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam pembangunan air limbah permukiman, dengan strategi:

  1. Peningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah permukiman melalui pemicuan;

  2. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur air limbah berbasis masyarakat;

  3. Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha/swasta dalam pengelolaan air limbah permukiman.  Kebijakan 3. Pengembangan peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman, dengan strategi:

  1. Penyusunan peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman;

  2. Penyebarluasan informasi peraturan perundangan terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman;

  3. Penerapan peraturan perundangan.  Kebijakan 4. Penguatan kelembagaan pengelolaan air limbah permukiman, dengan strategi:

  1. Fasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola air limbah permukiman ditingkat masyarakat;

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 13

  2. Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola air limbah permukiman di daerah;

  3. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengelola air limbah permukiman;

  4. Peningkatkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga;

  5. Peningkatan kesadaran pemangku kepentingan terhadap pengelolaan air limbah permukiman.  Kebijakan 5. Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah pemukiman, dengan strategi:

  1. Mendorong berbagai alternatif sumber pembiayaan untuk penyelenggaraan air limbah permukiman;

  2. Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam mengembangkan sistem air limbah perkotaan dengan proporsi pembagian yang disepakati bersama.

  3. Peningkatan kemitraan dalam penyelenggaraan pembangunan air limbah permukiman.

   Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan  Kebijakan 1. Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya, dengan strategi:

  1. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan 3R (Reduce-ReuseRecycle);

  2. Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R;

  3. Mendorong koordinasi lintas sektor terutama perindustrian dan perdagangan. 

  Kebijakan 2. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas pengelolaan, dengan strategi:

  1. Meningkatkan pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan;

  2. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan;

  3. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan;

  4. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah sanitary landfill;

  5. Mengembangkan Pengelolaan TPA Regional;

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 14

  6. Menerapkan teknologi penanganan persampahan tepat guna dan berwawasan lingkungan.  Kebijakan 3. Peningkatan peran aktif masyarakat sebagai mitra pengelolaan, dengan strategi:

  1. Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah;

  2. Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum;

  3. Meningkatkan pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan dalam pengelolaan sampah;

  4. Mendorong pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. 

  Kebijakan 4. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan, dengan strategi:

  1. Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola;

  2. Meningkatkan kinerja institusi pengelola persampahan;

  3. Memisahkan fungsi / unit regulator dan operator;

  4. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku kepentingan lain;

  5. Meningkatkan kualitas SDM;

  6. Mendorong pengelolaan kolektif atas penyelenggaraan persampahan skala regional. 

  Kebijakan 5. Pengembangan alternatif sumber pembiayaan, dengan strategi:

  1. Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia usaha/swasta

  2. Mendorong peningkatan pemulihan biaya persampahan. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Drainase Lingkungan

    Kebijakan 1. Peningkatan keterpaduan penanganan pengendalian genangan berdasarkan keseimbangan tata air, dengan strategi:

  1. Mendorong rencana induk sistem drainase yang terpadu antara sistem drainase lingkungan dengan sistem drainase utama serta pengaturan dan pengelolaan sungai;

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 15

  2. Mengembangkan sistem drainase yang berwawasan lingkungan yang mendukung upaya konservasi air;

  3. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait dalam pengelolaan drainase. 

  Kebijakan 2. Pemanfaatan sistem yang ada, peningkatan/pemeliharaan, pengembangan dan pembangunan baru, dengan strategi:

  1. Pengembangan kapasitas operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana sistem drainase yang terbangun;

  2. Penyiapan prioritas optimalisasi drainase lingkungan;

  3. Pembangunan baru terutama di kawasan strategis perkotaan di kota metropolitan dan besar.

   Kebijakan 3. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola prasarana dan sarana drainase dan peran serta masyarakat, dengan strategi:

  1. Mendorong pembentukan institusi pengelola drainase;

  2. Meningkatkan kinerja institusi pengelola;

  3. Melakukan perkuatan kapasitas institusi pengelola; 4. Peningkatan kapasitas SDM Pemda.

   Kebijakan 4. Penguatan peraturan dan perundangan pengelolaan drainase lingkungan, dengan strategi:

  1. Menyiapkan peraturan dan produk hukum (NSPK) untuk penanganan drainase;

  2. Menyebarluaskan informasi terkait produk hokum (NSPK) pengelolaaan drainase lingkungan;

  3. Mendorong penerapan sanksi hokum untuk pengelolaan drainase lingkungan.  Kebijakan 5. Pengembangan alternatif sumber pembiayaan, dengan strategi:

  1. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadappentingnya pengelolaan drainase lingkungan;

  2. Mendorong pengelolaan drainase lingkungan berbasis masyarakat.

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 16

3.1.2. Arahan Penataan Ruang

a. Arahan Spasial Bidang Cipta Karya Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa

  Tengah Rencana Struktur Ruang Wilayah

  Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 – 2029 menyebutkan bahwa kawasan perkotaan Rembang di dalam struktur ruang wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah Pusat Kegiatan Lokal yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten. Kabupaten Rembang dalam sistem perwilayahan juga merupakan bagian dari sistem perwilayahan Banglor yang terdiri dari Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora, dengan pusat di Cepu, dengan fungsi pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal dan Provinsi.

  Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Mengembangkan secara selektif bangunan fisik di kawasan rawan bencana

   berdasarkan kajian teknis untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana; Mengembangkan kawasan perkotaan dengan kecenderungan pertumbuhan penduduk

   yang tinggi dan/atau padat dengan pendekatan perencanaan kawasan perkotaan; Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh

   persen) dari luas kawasan perkotaan; Mengembangkan kawasan tanah nonproduktif untuk kegiatan pembangunan non  pertanian guna mempertahankan lahan pangan berkelanjutan; Membatasi alih fungsi lahan sawah melalui penataan perkembangan kawasan

   terbangun di kawasan perkotaan dan perdesaan dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang secara vertikal dan tidak sporadis untuk mempertahankan tingkat pelayanan infrastruktur dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya; Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat menciptakan keadilan,  kesejahteraan, keharmonisan dan keberlanjutan.

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 17

b. Arahan Spasial Bidang Cipta Karya Berdasarkan RTRW Kabupaten

  Rembang Tahun 2011-2031

1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang

  Tujuan penataan ruang wilayah daerah yang termuat dalam Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031 adalah untuk “mewujudkan penataan ruang wilayah Daerah Rembang sebagai kawasan pantai unggulan yang didukung pengembangan sektor kelautan dan perikanan, pertanian, pertambangan dan industri dalam keterpaduan pembangunan wilayah utara dan selatan serta antar sektor yang berwawasan lingkungan.”

  Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Daerah Kabupaten Rembang sesuai dengan RTRW Rembang Tahun 2011-2031 meliputi: 1. pengembangan potensi sektor pertanian di bagian tengah dan bagian selatan; 2. pengembangan potensi sektor perikanan kelautan di bagian utara; 3. pengembangan potensi sektor pertambangan; 4. pengembangan potensi sektor industri; 5. pengembangan dan pemantapan fungsi pusat pelayanan yang terkoneksi dengan sistem prasarana wilayah dalam rangka pengurangan kesenjangan antar wilayah; 6. pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan; dan 7. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

  Kebijakan penataan ruang yang mendukung dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan infrastruktur bidang cipta karya di Kabupaten Rembang adalah kebijakan 1, kebijakan 2, dan kebijakan 5. Dari ketiga kebijakan tersebut kemudian dirumuskan strategi penataan ruang sebagai berikut.

  1. Strategi pengembangan potensi sektor pertanian di bagian tengah dan bagian selatan meliputi: a) mengembangkan kawasan produksi pertanian;

  b) mengembangkan kawasan agropolitan;

  c) mengembangkan produk unggulan perdesaan; dan d) mengembangkan prasarana dan sarana kawasan perdesaan.

  2. Strategi pengembangan potensi sektor perikanan dan kelautan di bagian utara meliputi:

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 18 a) mengembangkan kawasan mengembangkan kawasan peruntukan perikanan tangkap; b) mengembangkan kawasan peruntukan perikanan budidaya;

  c) mengembangkan kawasan wisata bahari terpadu;

  d) mengembangkan kawasan peruntukan industri pengolahan perikanan;

  e) mengembangkan kawasan pelabuhan perikanan dan pelabuhan umum;

  f) mengembangkan kawasan pesisir kabupaten sebagai kota pantai unggulan;

  g) menetapkan dan mengembangkan kawasan minapolitan;

  h) mempertahankan luasan lahan perikanan darat yang telah ditetapkan sebagai kawasan minapolitan; i) mengembangkan kawasan minapolitan yang meliputi subsistem hulu, subsistem usaha perikanan, subsistem hilir dan subsistem penunjang; dan j) mengembangkan sentra-sentra produksi dan usaha berbasis perikanan, dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai sebagai pendukung keanekaragaman aktivitas ekonomi.

  3. Strategi pengembangan dan pemantapan fungsi pusat pelayanan yang terkoneksi dengan sistem prasarana wilayah dalam rangka pengurangan kesenjangan antar wilayah meliputi:

  a) mengembangkan dan memantapkan sistem pusat kegiatan;

  b) mengembangkan sistem jaringan prasarana transportasi;

  c) mengembangkan sistem jaringan prasarana sumberdaya air;

  d) mengembangkan sistem jaringan prasarana energi/kelistrikan;

  e) mengembangkan sistem jaringan prasarana telekomunikasi; dan f) mengembangkan sistem jaringan prasarana lingkungan.

2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Daerah

  Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Rembang dimaksudkan untuk mengarahkan sistem pusat-pusat permukiman (kota-desa) sesuai dengan hirarki dan fungsinya dalam konteks pengembangan wilayah yang terintegrasi, dengan memacu perkembangan kota-kota utama, kota kecil dan pusat perdesaan. Rencana struktur ruang Kabupaten Rembang meliputi: Sistem pusat kegiatan dan Sistem jaringan prasarana Daerah.

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 19

a. Sistem Pusat Kegiatan

  Untuk sistem pusat kegiatan dibagi menjadi dua, yaitu sistem perkotaan dan sistem perdesaan. Pada pusat kegiatan sistem perkotaan dalam hal ini terdapat suatu hirarki kota, yang dimaksudkan untuk dapat menentukan sistem jenjang kegiatan yang dikaitkan dengan pusat-pusat kegiatan (kota) yang ada. Upaya ini bertujuan untuk lebih memantapkan dan memperjelas hirarki berdasarkan kondisi nyata kawasan-kawasan perkotaan dan tetap memperhatikan tata jenjang kegiatan yang lebih tinggi tingkatannya. Dengan penataan yang terstruktur, maka tujuan pemerataan pembangunan serta pusat-pusat kegiatan dapat secara efektif berperan sampai di tingkat lokal (pusat perdesaan). Berikut merupakan tabel hirarki pusat-pusat kegiatan perkotaan Kabupaten Rembang: Tabel III.2.

  Hirarki Pusat-Pusat Kegiatan Kabupaten Rembang

  Sistem No Kecamatan Fungsi Pusat Kegiatan Perkotaan Pusat Kegiatan Hirarki I

  1 PKL Rembang · Pusat pemerintahan Kecamatan Rembang · Pusat permukiman · Pusat transportasi wilayah · Pusat perdagangan dan jasa · Pusat pengembangan industri · Pusat pengembangan perikanan dan kelautan · Pusat pariwisata

  Pusat Kegiatan Hirarki II

  2 PKLp Lasem · Pusat pemerintahan Kecamatan Lasem · Pusat pengembangan perdagangan dan jasa · Pusat transportasi wilayah · Pusat permukiman · Pusat perikanan dan kelautan · Pengembangan pertanian · Pengembangan industri · Pengembangan pertambangan · Pengembangan pariwisata

  3 PKLp Pamotan · Pusat pemerintahan Kecamatan Pamotan · Pusat permukiman · Pengembangan pertanian dan kehutanan · Pengembangan pertambangan · Pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian dan pertambangan

  4 PKLp Kragan · Pusat pemerintahan Kecamatan Kragan · Pusat permukiman · Pengembangan perikanan dan kelautan

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 20 Sistem No Kecamatan Fungsi Pusat Kegiatan Perkotaan · Pengembangan pertanian dan kehutanan

  · Pengembangan industri dan pertambangan Pusat Kegiatan Hirarki III

  5 PPK Sulang · Pusat pemerintahan Kecamatan Sulang · Pusat permukiman · Pengembangan pertanian dan kehutanan · Pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian

  6 PPK Sluke · Pusat pemerintahan Kecamatan Sluke · Pusat permukiman · Pengembangan pertanian dan kehutanan · Pengembangan perikanan dan kelautan · Pengembangan perhubungan laut · Pengembangan pertambangan · Pengembangan industri · Pengembangan pariwisata

  7 PPK Kaliori · Pusat pemerintahan Kecamatan Kaliori · Pusat permukiman · Pengembangan pertanian dan kehutanan · Pengembangan perikanan dan kelautan · Pengembangan industri · Pengembangan pariwisata

  8 PPK Pancur · Pusat pemerintahan Kecamatan Pancur · Pusat permukiman · Pengembangan pertanian dan kehutanan · Pengembangan pertambangan

  9 PPK Sumber · Pusat pemerintahan Kecamatan Sumber · Pusat permukiman · Pengembangan pertanian dan kehutanan · Pengembangan industri berbasis pertanian

  10 PPK Bulu · Pusat pemerintahan Kecamatan Bulu · Pusat permukiman · Pengembangan pertanian dan kehutanan · Pengembangan industri berbasis pertanian · Pengembangan pariwisata · Pengembangan pertambangan

  11 PPK Gunem · Pusat pemerintahan Kecamatan Gunem · Pusat permukiman · Pengembangan pertanian dan kehutanan · Pengembangan industri berbasis pertanian · Pengembangan pariwisata · Pengembangan pertambangan dan industri berbasis pertambangan

  12 PPK Sedan · Pusat pemerintahan Kecamatan Sedan · Pusat permukiman · Pengembangan pertanian dan kehutanan · Pengembangan pertambangan · Pengembangan industri berbasis pertanian

13 PPK Sale · Pusat pemerintahan Kecamatan Sale

  Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 21 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rembang Tahun 2018 - 2022

  III - 22 No Sistem

  Perkotaan Kecamatan Fungsi Pusat Kegiatan · Pusat permukiman · Pengembangan pertanian dan kehutanan · Pengembangan pariwisata · Pengembangan pertambangan dan industri berbasis pertambangan

  14 PPK Sarang · Pusat pemerintahan Kecamatan Sarang · Pusat permukiman · Pengembangan perikanan dan kelautan · Pengembangan pertanian dan kehutanan · Pengembangan industri · Pengembangan pariwisata · Pengembangan pertambangan

  Sumber: RTRW Kabupaten Rembang Tahun 2011-2031, 2011

b. Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Daerah

  Untuk sistem jaringan prasarana wilayah daerah dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya. Untuk sistem jaringan prasarana utama meliputi, rencana pengembangan sistem prasarana transportasi darat dan rencana pengembangan sistem prasarana transportasi laut. Sedangkan untuk sistem jaringan prasarana lainnya meliputi, rencana sistem jaringan energi/kelistrikan, rencana sistem jaringan telekomunikasi, rencana jaringan sumber daya air, dan rencana jaringan prasarana lingkungan. Sistem jaringan prasarana wilayah merupakan salah satu rencana dalam pengembangan dan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya. Berikut merupakan tabel rencana sistem jaringan prasarana wilayah daerah yang mendukung pembangunan infrastruktur bidang cipta karya di Kabupaten Rembang:

  Tabel III.3. Rencana Jaringan Prasarana Wilayah Daerah Kabupaten Rembang