Arahan Kebijakan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  B ab 3 Ara ha n Kebija k a n Renca na St ra t egis I nfra st ruk t ur Bida ng Cipt a Ka rya

  

3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN

RUANG

3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  

3.1.1.1. Arahan Pembangunan Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015

tentang RPJMN 2015-2019

  Arahan RPJMN terhadap pembangunan bidang Cipta Karya diuraikan sebagai berikut :

  1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0% melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 hektar dan peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan.

  2. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan melalui (i) pembinaan dan pengawasan khususnya Bangunan milik pemerintah (BGN/Bagunan Gedung Negra); (ii) penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) dan penerapan penyelenggaraan bangunan hijau; dan (iii) menciptakan

building codes yang dapat menjadi rujukan bagi penyelenggaraan dan penataan bangunan.

  3. Tercapainya akses air minum yang layak menjadi 100% melalui penanganan tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

  4. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 % pada tingkat kebutuhan dasar melalui penanganan tingkat regional, kabupaten/kota, kawasan dan lingkungan, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

3.1.1.2. Arahan Pembangunan Berdasarkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019

  Arahan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019 yang merupakan bagian dari Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019, yang menetapkan arahan strategi terhadap pembangunan bidang Cipta Karya. Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam mendukung pencapaiaan agenda pembangunan Nasional adalah mengacu kepada RPJMN 2015- 2019 dan berbasiskan pada keterpaduan infrastruktur wilayah, sesuai dengan rumusan tujuan yaitu :

  

Menyelenggarakan pembangunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk

mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak guna mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia sejalan dengan prinsip ‘infrastruktur untuk semua’.

  Adapun agenda dari rumusan tujuan diatas, yaitu Pembinaan dan Pengembangan

  

Infrastruktur Permukiman. Agenda prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan

  penyediaan infrastruktur dasar adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Bentuk dukungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terhadap hal tersebut diwujudkan melalui:

  1) Meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan; 2) Meningkatnya cakupan pelayanan dan akses permukiman yang layak. Dengan sasaran program yaitu:

  1) Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat; 2) Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak; 3) Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat. Sedangkan strateginya dilakukan melalui: a).

  Pencapaian target 100% pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia pada akhir periode perencanaan, akan dicapai melalui strategi utama:  Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) SPAM khusus 1.500 Liter/Detik.  Pengembangan SPAM PDAM terfasilitasi untuk 174 PDAM dan 522 kawasan MBR, dan pengembangan SPAM non PDAM terfasilitasi untuk 50 Non PDAM dan 106 Kawasan MBR.

   Pembinaan penyelenggaraan SPAM/penyehatan sebanyak 13 Laporan.

   Pendampingan restrukturisasi utang pada 75 PDAM.  Fasilitasi Opsi pembiayaan SPAM (perbankan) sebanyak 113 Laporan.  Fasilitasi kepengusahaan SPAM (pendampingan KPS dan B to B) sebanyak 112 Laporan.

b). Pengentasan permukiman kumuh perkotaan :

   Peningkatan kualitas permukiman kumuh seluas 38.431 Ha.

  Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan di 5.238  Kawasan. Pembangunan dan pengembangan kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil  terluar di 86 Kawasan serta pembangunan dan pengembangan kawasan rawan atau paska bencana di 63 Kawasan.

c). Peningkatan akses enduduk terhadap sanitasi layak ( air limbah domestik, sampah dan

  drainase lingkungan) menjadi 100% pada tingkat kebutuhan dasar, melalui strategi: Pembangunan sarana prasarana pengelolaan air limbah domestik, yaitu dengan  penambahan infrastruktur air limbah sistem terpusat di 12 Kota/Kab, penambahan pengolahan air limbah komunal di 5.200 Kawasan, penambahan IPAL skala kawasan sebanyak 200 Kawasan, serta peningkatan pengelolaan lumpur tinja melalui pembangunan IPLT di 222 Kota/Kab. Pembangunan sarana prasarana pengelolaan persampahan, yaitu dengan  pembangunan TPA di 163 Kawasan, penyediaan fasilitas 3R komunal di 850

  Kawasan, fasilitas pengolahan sementara sampah di 45 Kawasan.

   Pembangunan sarana prasarana drainase, yaitu dengan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan di 170 Kota/Kab.

  d).

  Peningkatan keamanan dan keselamatan bangunan gedung di kawasan perkotaan, melalui strategi: Penyusunan peraturan penataan bangunan dan lingkungan sebanyak 18 NSPK. 

   Dukungan legalisasi Perda Gedung di 139 Kabupaten/Kota dan pendampingan penyusunan 22 Ranperda bangunan Gedung.

   Penyelenggaraan bangunan Gedung pada 115 Bangunan Gedung dan penyelenggaraan penataan bangunan di 454 Kawasan.

  

3.1.1.3. Arahan Pembangunan Berdasarkan Rencana Aksi Daerah 100-0-100 Provinsi

Jawa Tengah A.

   VISI

  Visi Rencana Aksi Daerah 100-0-100 Provinsi Jawa Tengah merupakan gambaran kondisi masa depan yang dicita-citakan dapat terwujud dalam kurun waktu lima tahun yaitu Tahun 2015 - 2019. Sebagai gambaran tentang apa yang ingin diwujudkan di akhir periode perencanaan, maka visi tersebut dapat disebut sebagai Visi Rencana Aksi Daerah 100-0- 100 Provinsi Jawa Tengah yang akan diwujudkan pada akhir Tahun 2019 untuk menggambarkan tujuan utama guna mewujudkan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya yang handal di Provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2019, diharapkan akan mewujudkan infrastruktur permukiman yang layak huni dan berkelanjutan menuju Provinsi Jawa Tengah yang sejahtera dan berdikari dengan dilandasi semangat dan nilai keutamaan “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi” Oleh karena itu visi Rencana Aksi Daerah (RAD) 100-0-100 Provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2019 adalah:

  

“TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR BAGI PERMUKIMAN YANG LAYAK HUNI DAN

BERKELANJUTAN MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI”

B. MISI

  Misi Rencana Aksi Daerah (RAD) 100-0-100 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah yang merupakan rumusan upaya-upaya yang akan dilaksanakan selama periode Renstra PU Cipta Karya 2015 – 2019 dalam rangka mencapai visi serta mendukung upaya pencapaian target pembangunan nasional, berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja, amanat RPJMN tahap ketiga serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis, Sehingga Misi Rencana Aksi Daerah (RAD) 100-0-100 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

  1. Memfasilitasi peningkatkan kapasitas kelembagaan Penyelenggara Ke-Cipta Karya-an dan penerapan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK);

  2. Memfasilitasi pengembangan pendanaan dan kerja sama dengan badan usaha dan masyarakat;

  3. Memfasilitasi pembangunan, perluasan, dan/atau peningkatan sistem pelayanan air minum dan pemenuhan air baku di wilayah Provinsi Jawa Tengah;

  4. Memfasilitasi peningkatan pelayanan air minum di lintas Kabupaten/Kota, desa rawan air bersih/kekeringan/rawan bencana dan pesisir.

  5. Memfasilitasi pembangunan kabupaten kota dalam upaya mewujudkan kawasan permukiman tanpa kumuh di wilayah Provinsi Jawa Tengah

  6. Memfasilitasi pembangunan, perluasan, dan/atau peningkatan pelayanan penyehatan lingkungan permukiman di wilayah Provinsi Jawa Tengah;

C. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

  Tujuan

  Tujuan Rencana Aksi Daerah (RAD) 100-0-100 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah merupakan rumusan kondisi yang hendak dituju di akhir periode perencanaan. Tujuan ini merupakan penjabaran dari visi serta dilengkapi dengan rencana sasaran strategis yang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran nasional yang tertuang dalam RPJMN tahun 2015-2019. Tujuan Rencana Aksi Daerah (RAD) 100-0-100 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah secara umum adalah menyelenggarakan infrastrukutur Cipta Karya dengan tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera. Lebih lanjut, tujuan tersebut di jabarkan sebagai berikut:

  1. Memfasilitasi peningkatkan kapasitas kelembagaan Penyelenggara Ke-Cipta Karya-an dan penerapan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK),memiliki pemahaman sebagai berikut:

  a. Mengembangkan kemampuan manajemen dan kelembagaan penyelenggaraan Ke-Cipta Karya-an sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance;

  b. Mengembangkan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) dan Menegakkan Hukum

  2. Memfasilitasi pengembangan pendanaan dan kerja sama dengan badan usaha dan masyarakat, memiliki pemahaman sebagai berikut : a. Mobilisasi dana dari berbagai sumber untuk pengembangan Ke-Cipta Karya-an

  b. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Ke-Cipta Karya-an

  3. Memfasilitasi pembangunan, perluasan, dan/atau peningkatan sistem pelayanan air minum dan pemenuhan air baku di wilayah Provinsi Jawa Tengah, memiliki pemahaman untuk memfasilitasi pembangunan, perluasan dan/atau peningkatan sistem pelayanan air minum dan menjamin ketersediaan air baku yang berkualitas secara berkelanjutan, melalui :

  • Penyelenggaraan sistem pelayanan air minum di Provinsi Jawa Tengah • Perlindungan air baku oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, kabupaten/kota, penyelenggara SPAM, dan masyarakat;

  Penyelenggaran konservasi alam dan penyehatan lingkungan dalam rangka • perlindungan terhadap sumber air baku.

  4. Memfasilitasi peningkatan pelayanan air minum di lintas Kabupaten/Kota, desa rawan air bersih/kekeringan/rawan bencana dan pesisir, memiliki pemahaman sebagai berikut:

  • Penyelenggaraan SPAM lintas kabupaten/kota (SPAM Regional);

  Pemanfaatan sumber air baku lintas wilayah di Provinsi Jawa Tengah. •

  5. Memfasilitasi pembangunan kabupaten kota dalam upaya mewujudkan kawasan permukiman tanpa kumuh di wilayah Provinsi Jawa Tengah, memiliki pemahaman sebagai berikut:

  Penanganan kawasan kumuh melalui pencegahan dan peningkatan kualitas • permukiman kumuh, dimana pencegahan mutlak menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota Keterpaduan program/kegiatan dalam penyelesaian permasalahan permukiman • kumuh perkotaan melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-an Meningkatkan kesadaran pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas dan • wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya melakukan pengurangan dan/atau penghapusan luasan permukiman kumuh perkotaan

  6. Memfasilitasi pembangunan, perluasan, dan/atau peningkatan pelayanan penyehatan lingkungan permukiman di wilayah Provinsi Jawa Tengah, memiliki pemahaman sebagai berikut:

  Meningkatkan kesadaran pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas dan • wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya penyelenggaraan akses sanitasi layak. Keterpaduan program/kegiatan dalam penyelesaian permasalahan sanitasi • permukiman melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-an

  Sasaran Strategis

  Sasaran Strategis Rencana Aksi Daerah (RAD) 100-0-100 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah (dampak/Impact pada level stakeholders) yang dalam hal ini merupakan kondisi yang mencerminkan dampak dari pengaruh hasil sasaran-sasaran strategis (outcome/impact pada level customer yang dilayani) yaitu meningkatnya kehandalan infrastruktur Cipta Karya dalam mewujudkan: kedaulatan pangan, ketahanan air, dan kedaulatan energi; konektivitas bagi penguatan daya saing; layanan infrastruktur dasar; dan keseimbangan pembangunan antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat. Sementara sasaran strategis (outcome/impact pada level customers) dalam hal ini merupakan kondisi yang hendak dicapai secara nyata oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah sebagai penjabaran dari tujuan yang mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) satu atau beberapa program. Sasaran- sasaran strategis tersebut digambarkan dalam sebuah peta strategi sebagai petunjuk jalan untuk mencapai visi. Untuk meuwjudkan sasaran strategis tersebut, maka sasaran program Rencana Aksi Daerah 100-0-100 Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

  1. Memfasilitasi peningkatkan kapasitas kelembagaan Penyelenggara Ke-Cipta Karya-an dan penerapan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK),memiliki pemahaman sebagai berikut:

  a. Meningkatkan Kemampuan manajemen dan kelembagaan penyelenggaraan Ke- Cipta Karya-an sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance;

  • Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dalam pengembangan Ke-

  Cipta Karya-an;

  • Penyelenggaraan Ke-Cipta Karya-an yang transparan, parsitipatif, serta akuntabel;
  • Pelibatan semua pemangku kepentingan dalam pengembangan Ke-Cipta

  Karya-an;

  • Penguatan kelembagaan dengan penyesuaian struktur dan kewenangan kelembagaan penyelenggara Ke-Cipta Karya-an.

  b. Mengembangkan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) dan Menegakkan Hukum

  • Penyusunan NSPK terkait dengan pengembangan Ke-Cipta Karya-an;
  • Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menetapkan pengaturan dalam rangka penyelenggaraan pengembangan Ke-Cipta Karya-an;
  • Penegakkan hukum dan diberlakukannya sanksi bagi pelanggar peraturan terkait dengan penyelenggaraan pengembangan Ke-Cipta Karya-an.

  2. Memfasilitasi pengembangan pendanaan dan kerja sama dengan badan usaha dan masyarakat, memiliki pemahaman sebagai berikut : a. Mobilisasi dana dari berbagai sumber untuk pengembangan Ke-Cipta Karya-an

  Pengembangan alternatif sumber pembiayaan untuk pengembangan Ke- • Cipta Karya-an;

  • Pengembangan potensi pendanaan di internal penyelenggara Ke-Cipta Karya-an melalui peningkatan pengelolaan manajemen.

  b. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Ke-Cipta Karya-an Pelibatan masyarakat dan dunia usaha untuk aktif dalam penyelenggaraan • Ke-Cipta Karya-an; Penyampaian sistem informasi yang terbuka bagi masyarakat dan dunia • usaha dalam rangka mendorong keterlibatan dunia usaha dan masyarakat.

  3. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku, memiliki pemahaman untuk menjamin ketersediaan air baku yang berkualitas secara berkelanjutan, melalui :

  • Perlindungan air baku oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, kabupaten/kota, penyelenggara SPAM, dan masyarakat;
  • Penyelenggaran konservasi alam dan penyehatan lingkungan dalam rangka perlindungan terhadap sumber air baku.

  4. Memfasilitasi peningkatan pelayanan air minum di lintas Kabupaten/Kota, desa rawan air bersih/kekeringan/rawan bencana dan pesisir, memiliki pemahaman sebagai berikut:

  • Penyelenggaraan SPAM lintas kabupaten/kota (SPAM Regional); • Pemanfaatan sumber air baku lintas wilayah di Provinsi Jawa Tengah.

  5. Memfasilitasi pembangunan kabupaten kota dalam upaya mewujudkan kawasan permukiman tanpa kumuh di wilayah Provinsi Jawa Tengah, memiliki pemahaman sebagai berikut:

  • Penanganan kawasan kumuh melalui pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, dimana pencegahan mutlak menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota
  • Keterpaduan program/kegiatan dalam penyelesaian permasalahan permukiman kumuh perkotaan melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-an
  • Meningkatkan kesadaran pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas dan wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya melakukan pengurangan dan/atau penghapusan luasan permukiman kumuh perkotaan

  6. Memfasilitasi pembangunan, perluasan, dan/atau peningkatan pelayanan penyehatan lingkungan permukiman di wilayah Provinsi Jawa Tengah, memiliki pemahaman sebagai berikut:

  • Meningkatkan kesadaran pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas dan wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya penyelenggaraan akses sanitasi layak.
  • Keterpaduan program/kegiatan dalam penyelesaian permasalahan sanitasi permukiman melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-an

  Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut, maka sasaran program Rencana Aksi Daerah 100-0-100 Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

  • Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat, dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses air minum
  • Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, dengan indikator persentase penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan
  • Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat, dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi.

D. SASARAN KINERJA GERAKAN NASIONAL 100-0-100

  Target kinerja dalam hal ini diartikan sebagai target kinerja sasaran, baik sasaran strategis, sasaran program maupun sasaran kegiatan yang dilengkapi dengan indikatornya. Target kinerja sasaran menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai dalam Penyusunan Rencana Aksi Daerah Gerakan Nasional 100-0-100 Provinsi Jawa Tengah meliputi program dan kegiatan dalam periode waktu yang telah ditetapkan. Dalam penyusunan target kinerja baik tingkat kegiatan, program dan kegiatan didasarkan pada kriteria-kriteria diantaranya:

   Target menggambarkan angka kuantitatif dan satuan yang akan dicapai dari setiap indikator kinerja sasaran;  Penetapan target relevan dengan indikator kinerjanya, logis dan berdasarkan baseline data yang jelas. Dalam hal ini baseline capaian pada tahun 2015 yang merupakan jumlah dari rencana target baru ditambah dengan sisa yang belum tercapai pada periode 2015-2019.

1. Target Kinerja Penyediaan Air Bersih

  Dalam mendukung pencapaian target Gerakan Nasional 100-0-100 maka Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum yang dilaksanakan oleh Dinas Cipta

  Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah. Adapun indikator kinerja programnya adalah meningkatnya kontribusi pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat yang terdiri dari peningkatan sambungan rumah SPAM jaringan perpipaan dan peningkatan cakupan SPAM bukan jaringan perpipaan. Sedangkan sasaran kinerja diukur melalui indikator:

  a. Pembangunan Infrastruktur SPAM Regional dengan indikator terbangunnya SPAM Regional;

  b. Pembangunan Infrastruktur SPAM Perkotaan dengan indikator terbangunnya SPAM IKK;

  c. Pembangunan Infrastruktur SPAM Perdesaan dengan indikator terbangunnya SPAM Perdesaan Berbasis Masyarakat;

  d. Pembangunan Infrastruktur SPAM di Kawasan Khusus dengan indikator terbangunnya SPAM di Kawasan Kumuh Perkotaan, SPAM di Kawasan Nelayan, dan SPAM di Kawasan Rawan Air/Perbatasan/Pulau Terluar;

  e. Fasilitasi SPAM PDAM dengan indikator terbantunya Program di 35 PDAM dan berkembangnya jaringan SPAM MBR; f. Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan Pengembangan Air Minum dengan indikator terselenggaranya pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pengembangan air minum di 35 Kabupaten/Kota.

2. Target Kinerja Pengembangan Permukiman

  Dalam mendukung pencapaian target Gerakan Nasional 100-0-100 maka Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Penyelenggaraan dalam Pengembangan Kawasan Permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman. Adapun indikator kinerja program Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman adalah meningkatnya kontribusi penanganan kawasan permukiman di kawasan kumuh perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus, dengan sasaran kegiatan dan indikator yaitu: a. Layanan Perkantoran dengan indikator terselenggaranya pelayanan pendukung kegiatan pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan pengembangan kawasan permukiman;

  b. Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman dengan indikator tersusunnya NSPK bidang pengembangan kawasan permukiman; c. Pembinaan dan pengawasan pengembangan kawasan permukiman dengan indikator terselenggaranya pembinaan dan pengawasan pengembangan permukiman;

  d. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan dengan indikator meningkatnya kualitas permukiman daerah perkotaan; e. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan dengan indikator meningkatnya kualitas permukiman daerah perdesaan; f. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus dengan indikator meningkatnya kualitas permukiman kawasan khusus; g. Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat dengan indikator terselenggaranya pendampingan masyarakat;

3. Target Kinerja Penyehatan Lingkungan Permukiman

  Dalam mendukung pencapaian target Gerakan Nasional 100-0-100 maka Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Penyelenggaraan Sanitasi Lingkungan (Air Limbah dan Drainase) serta Pengembangan Persampahan yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Adapun indikator kinerja programnya adalah meningkatnya kontribusi pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat yang terdiri dari pelayanan air limbah, pelayanan persampahan, dan pelayanan drainase. Sedangkan sasaran kinerja diukur melalui indikator: a. Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman dengan indikator terselenggaranya NSPK peraturan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman;

  b. Pembinaan, Fasilitasi, Pengawasan dan Kampanye serta Advokasi dengan indikator terselenggaranya pembinaan dan pengawasan pengembangan penyehatan lingkungan permukiman di 35 kabupaten/kota;

  c. Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat Skala Kota, Kawasan dan Komunal dengan indikator jumlah kabupaten/ kota yang dibangun infrastruktur air limbah sistem terpusat skala kota; d. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dengan indikator terbangunnya IPLT;

  e. Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah dengan indikator terbangunnya TPA; f. Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R dengan indikator terbangunnya TPST/3R; g. Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Akhir Sampah dengan indikator terbangunnya

  FPAS h. Infrastruktur Drainase dengan indikator luas genangan yang tertangani.

E. KERANGKA PENDANAAN

  Kompleksitas yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur permukiman di Provinsi Jawa Tengah yang terpadu dengan pengembangan wilayah harus diimbangi dengan kapasitas kemampuan dan sumber daya yang salah satunya adalah pendanaan untuk mendukung hal tersebut. Pendanaan dalam pembiayaan isu-isu strategis pembangunan infrastruktur permukiman yang terpadu dengan pengembangan wilayah, perlu dipersiapkan kerangkanya terkait sumber dan mekanismenya baik dari pembiayaan pemerintah maupun pembiayaan yang lainnya untuk merencanakan pencapaian sasaran-sasaran pembangunan infrastruktur permukiman di Provinsi Jawa Tengah yang terpadu dengan pengembangan wilayah berdasarkan perkiraan realistis kebutuhan investasi dan kemampuan mendanai.

  Meskipun investasi pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pembangunan infrastruktur permukiman yang terpadu dengan pengembangan wilayah masih relatif belum sebesar dibandingkan dengan kebutuhan lainnya namun sangat penting sebagai bentuk nyata peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga dari investasi tersebut perlu dikelola secara cermat agar dapat berkontribusi secara optimal dalam pencapaian sasaran-sasaran pembangunan infrastruktur permukiman yang terpadu dengan pengembangan wilayah. Demikian pula pembiayaan/investasi dari non pemerintah/ investasi yang berasal dari investasi masyarakat atau swasta sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja pembangunan infrastruktur permukiman yang terpadu dengan pengembangan wilayah. Agar peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud, kerangka pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman yang terpadu dengan pengembangan wilayah diarahkan pada kebijakan pembiayaan terpadu sebagai berikut ;

  1. Optimalisasi terhadap sumber-sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur permukiman yang tarpadu dengan pengembangan wilayah yang sudah ada; dan

  2. Pengembangan potensi baru pembiayaan/investasi pembangunan infrastruktur permukiman yang tarpadu dengan pengembangan wilayah seperti skema CSR (Corporate Social Responsibility), Kerjasama Pemerintah Swasta/Public Private Partnership (KPS/PPP) dan dsb. Untuk melaksanakan arah, kebijakan, strategi, program dan kegiatan utama pembangunan infrastruktur permukiman diperlukan dukungan kerangka pendanaan yang maksimal. Perhitungan pendanaan memperhatikan antara lain 1) Alokasi pendanaan Program adalah penjumlahan dari alokasi pendanaan kegiatan; 2) Alokasi pendanaan Kegiatan merupakan penjumlahan dari alokasi pendanaan Output; dan 3) Alokasi pendanaan Output merupakan hasil proyeksi berdasarkan volume target.

3.1.2. Arahan Penataan Ruang

  Arahan spasial untuk Bidang Cipta Karya berdasarkan RTRWN, RTRW Provinsi Jawa Tengah, dan RTRW Kabupaten Purbalingga terhadap pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Purbalingga diuraikan sebagai berikut.

  3.1.2.1. RTRWN

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPIJM Kabupaten Purbalingga adalah :

   Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)  Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

  Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

   Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)  Berdasarkan struktur ruang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Kabupaten Purbalingga tidak termasuk dalam PKN, PKW, PKSN maupun KSN.

  3.1.2.2. RTRW Provinsi Jawa Tengah

  Kebijakan strategis berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 yang terkait dengan Kabupaten Purbalingga sebagai berikut :

A. Rencana Struktur Ruang Provinsi

  Rencana pengembangan struktur ruang wilayah Provinsi meliputi : 1) Sistem Perdesaan.

  Sistem perdesaan, dilakukan dengan membentuk pusat-pusat pelayanan desa secara berhierarki pada kawasan-kawasan perdesaan dan kawasan-kawasan selain dari yang telah ditetapkan sebagai kawasan perkotaan. Sistem perdesaan disusun berdasarkan pelayanan perdesaan secara berhierarki, meliputi: a. Pusat pelayanan antar desa;

  b. Pusat pelayanan setiap desa; dan c. Pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman. Pusat pelayanan perdesaan secara berhierarki memiliki hubungan dengan:

  a. Pusat pelayanan wilayah kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat;

  b. Perkotaan sebagai pusat pelayanan; dan c. Ibukota kabupaten masing-masing. 2) Sistem Perkotaan.

  Sistem perkotaan Kabupaten Purbalingga berdasarkan RTRW Provinsi ditetapkan sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal). 3) Sistem Perwilayahan.

  Sistem perwilayahan Kabupaten Purbalingga berdasarkan RTRWP termasuk kedalam sistem perwilayahan Barlingmascakeb (Banjarnegara-Purbalingga-Banyumas-Cilacap- Kebumen), dengan dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pelayanan lokal, provinsi, nasional (khusus Cilacap), dengan pengembangan sector unggulan berupa :

   pertanian;  industri;  pariwisata;  pertambangan; dan  perikanan.

  4) Sistem jaringan prasarana wilayah.

  Sistem jaringan prasarana wilayah berdasarkan RTRW Provinsi, meliputi : a. Rencana sistem jaringan prasarana transportasi.

   Randudongkal-Bobotsari, Purbalingga-Bobotsari, Purbalingga-Klampok, Rencana pengembangan terminal tipe A

  Rencana pengembangan jalan kolektor primer, yaitu Sokaraja-Purbalingga,

   Rencana sistem jaringan kereta api :.

    Rencana kereta api perkotaan/komuter yaitu jalur Barlingmascakeb  Peningkatan dan pembangunan dry port pada WP Barlingmascakeb  Rencana jalur kereta api antar moda dari dan menuju Bandara Wirasaba (Lanud Jenderal Besar Sudirman)

   Rencana pengembangan bandar udara pengumpan Lanud Wirasaba (Lanud Jenderal Besar Sudirman) b. Rencana sistem jaringan prasarana telekomunikasi.

   jaringan telekomunikasi dan informatika.

  Rencana sistem jaringan prasarana telekomunikasi meliputi pengembangan

  Pengembangan jaringan telekomunikasi dan informatika, meliputi :

    Pembangunan jaringan telepon kabel ke semua kabupaten/kota; dan  Pembangunan jaringan telepon tanpa kabel yang menjangkau semua kawasan terutama daerah terisolir.

   pembangunan jaringan layanan internet pada fasilitas umum di ibukota kabupaten/kota.

  Pengembangan sistem jaringan prasarana telekomunikasi meliputi

  c. Rencana sistem jaringan prasarana sumberdaya air.

  Rencana pengembangan prasarana sumberdaya air, meliputi :

   Pengembangan embung, meliputi :  Pembuatan embung-embung di setiap kabupaten/kota untuk kebutuhan air baku, pertanian dan pengendalian banjir;  Pembuatan area resapan air melalui program konversi lahan tidak produktif; dan  Konservasi embung-embung eksisting yang ada. Pengembangan jaringan air bersih

    Pembangunan bendungan di sungai-sungai yang potensial sebagai upaya memperbanyak tampungan air bagi keperluan cadangan air baku;  Pembangunan jaringan air bersih perpipaan di kawasan perkotaan; dan  Pembangunan jaringan perpipaan mandiri di perdesaan dari sumber air tanah dan air permukaan.

   Pengembangan jaringan irigasi  Peningkatan jaringan irigasi teknis di semua kabupaten/kota untuk memenuhi luasan lahan pertanian pangan berkelanjutan;  Pembangunan irigasi dari air tanah pada daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh irigasi teknis; dan  Pembangunan waduk sebagai upaya untuk meningkatkan suplai air pada jaringan irigasi teknis.

   Pembangunan dan/atau pengembangan waduk, embung serta pompanisasi terkait dengan pengelolaan sumber daya air, dengan mempertimbangkan:

   Daya dukung sumber daya air;  Kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat;  Kemampuan pembiayaan.

  d. Rencana sistem jaringan prasarana energi.

  Rencana pengembangan prasarana kelistrikan, meliputi :   Pembangkit listrik tenaga surya di kabupaten-kabupaten di Jawa Tengah.

   Pembangkit listrik tenaga mikro hidro di kabupaten-kabupaten di Jawa Tengah.  Pembangkit listrik tenaga alternatif di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah. Rencana pengembangan prasarana energi BBM dan Gas, meliputi : 

   Pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum dan stasiun pengisian bahan bakar elpiji di Kabupaten/Kota. Rencana pengembangan energi alternatif berada di kabupaten/kota.  e. Rencana sistem jaringan prasarana lingkungan. Pengembangan prasarana persampahan dilaksanakan dengan pendekatan  pengurangan, pemanfaatan kembali dan daur ulang, yang meliputi :

   Pembangunan tempat pemrosesan sementara di lokasi-lokasi strategis. Pengembangan prasarana air minum berupa pengembangan jaringan air minum  untuk jaringan air minum regional yaitu sistem penyediaan air minum regional

  Barlingmascakeb Pengembangan prasarana limbah dan drainase, meliputi : 

   Penyediaan sistem pengolahan limbah cair domestik sesuai kebutuhan pada kawasan perkotaan;  Pembangunan tempat pengolahan limbah industri bahan berbahaya dan beracun;  Pembangunan IPAL dan IPLT di kawasan perkotaan di tiap kabupaten/kota;  Pengembangan sistem drainase terpadu di seluruh ibukota kabupaten/kota;  Pengembangan sumur resapan di tiap bangunan.

B. Rencana Pola Ruang Provinsi 1) Kawasan lindung, meliputi:

  Kawasan lindung Kabupaten Purbalingga berdasarkan arahan RTRW Provinsi Jawa Tengah, sebagai berikut : a) Kawasan yang memberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi :

   Kawasan hutan lindung yang dikelola oleh negara.  Kawasan lindung yang dikelola oleh masyarakat; dan

  Kawasan budidaya Kabupaten Purbalingga berdasarkan arahan RTRW Provinsi Jawa Tengah, sebagai berikut :

   Peternakan unggas.

   Kawasan peruntukan peternakan besar dan kecil; dan

  d) Kawasan peruntukan peternakan, meliputi :

   Kawasan pertanian lahan kering.

  c) Kawasan peruntukan pertanian, meliputi :  Kawasan pertanian lahan basah; dan

  b) Kawasan hutan rakyat.

   Kawasan hutan produksi tetap; dan  Kawasan hutan produksi terbatas.

  a) Kawasan hutan produksi, meliputi :

  f) Kawasan lindung geologi  Kawasan rawan bencana alam geologi sebagai kawasan rawan letusan Gunung Slamet  Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah kawasan imbuhan air CAT Purwokerto-Purbalingga

   Kawasan resapan air.

   Kawasan rawan angin topan.

   Kawasan rawan banjir;  Kawasan rawan tanah longsor; dan

  e) Kawasan rawan bencana alam, meliputi :  Kawasan Rawan Bencana Gunung Api;

  d) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

  c) Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya

   Kawasan ruang terbuka hijau.

   Kawasan sempadan sungai dan saluran irigasi;  Kawasan sekitar danau/waduk/embung;  Kawasan sekitar mata air; dan

  b) Kawasan perlindungan setempat, meliputi :

2) Kawasan Budidaya, meliputi:

  e) Kawasan peruntukan perikanan.

   waduk, rawa, sungai dan embung.

  Perikanan tangkap di perairan umum yang memanfaatkan potensi danau,

   f) Kawasan peruntukan pertambangan.

  Lahan perikanan budidaya air payau, dan perikanan budidaya air tawar.

  Kawasan pertambangan mineral logam, bukan logam, batuan dan batubara,

   meliputi:  kawasan Gunung Slamet terletak di Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes.

  Kawasan pertambangan panas bumi   Wilayah Kerja Pertambangan panas bumi Baturraden meliputi : Kabupaten

  Banyumas, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang.

  g) Kawasan Peruntukan Pariwisata,

  h) Kawasan Peruntukan Permukiman, meliputi : Permukiman perdesaan; dan

   Permukiman perkotaan.

   C. Kawasan Strategis Provinsi

  Kawasan strategis Kabupaten Purbalingga berdasarkan arahan RTRW Provinsi Jawa Tengah, sebagai berikut : 1) Rencana Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, berupa

  Kawasan regional WP Barlingmascakeb 2) Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, yaitu Kawasan Gunung Slamet.

D. Indikasi Program Bidang Cipta Karya Provinsi

  Indikasi program dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029 yang terkait dengan Bidang Cipta Karya dan Penyusunan RPIJM Kabupaten Purbalingga sebagai berikut :

1. Pengembangan Permukiman

  Indikasi program dalam perwujudan pengembangan kawasan permukiman, meliputi :

  Pengendalian dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan,  meliputi :  Identifikasi dan inventarisasi perumahan dan permukiman kumuh;  Peningkatan Kualitas permukiman;  Penataan bangunan dan lingkungan; dan  Relokasi permukiman di kawasan rawan bencana. Pengembangan permukiman perkotaan dan perdesaan

    Peremajaan permukiman kumuh;  Penyediaan perumahan dan permukiman layak huni;  Pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana permukiman di kawasan perdesaan;  Pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana permukiman di kawasan perkotaan; dan  Pengembangan rumah susun di kawasan perkotaan.

  2. Sistem Penyediaan Air Minum

   Pembangunan bendungan di sungai-sungai yang potensial sebagai upaya memperbanyak tampungan air bagi keperluan cadangan air baku;  pembangunan jaringan air bersih perpipaan di kawasan perkotaan; dan

   pembangunan jaringan perpipaan mandiri di perdesaan dari sumber air tanah dan air permukaan.

  

3. Penyehatan Lingkungan Permukiman (Air Limbah, Persampahan, dan Drainase)

  a. Prasarana Air Limbah  Penyediaan sistem pengolahan limbah cair domestik sesuai kebutuhan pada kawasan perkotaan;  Pembangunan tempat pengolahan limbah industri Bahan Berbahaya dan

  Beracun; dan  Pembangunan IPAL dan IPLT di kawasan perkotaan di tiap kabupaten/kota.

  b. Prasarana Persampahan  Tempat Pemrosesan Akhir Sampah lokal direncanakan di setiap kabupaten yang diluar wilayah pelayanan Tempat Pengelolaan Akhir Sampah dan  Pembangunan Tempat Pemrosesan Sementara di lokasi-lokasi strategis.

   Pembangunan TPS 3R di lokasi strategis c. Prasarana Drainase  Pengembangan sistem drainase terpadu di seluruh ibukota kabupaten/kota; dan  Pengembangan sumur resapan di tiap bangunan.

3.1.2.3. RTRW Kabupaten Purbalingga

  Kebijakan strategis berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga Tahun 2011 – 2031 terkait dengan penataan ruang Kabupaten Purbalingga sebagai berikut :

1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang

  Tujuan, kebijakan dan strategis penataan ruang Kabupaten Purbalingga dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga Tahun 2011 - 2031

  A. Tujuan Penataan Ruang

  Penataan ruang Kabupaten bertujuan mewujudkan ruang Kabupaten berbasis agropolitan didukung pariwisata dan industri yang berkelanjutan.

  B. Kebijakan Penataan Ruang

  Kebijakan penataan ruang Kabupaten meliputi:

  a. pengembangan kawasan agropolitan ramah lingkungan;

  b. pengembangan potensi pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan berbasis masyarakat; c. pengembangan dan peningkatan kawasan peruntukan industri menjadi kawasan industri;

  d. pengembangan infrastruktur wilayah guna mendukung kehidupan sosial ekonomi masyarakat: e. pemantapan fungsi kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan;

  f. pengembangan kawasan budidaya sebagai pendukung agropolitan, pariwisata, dan industri dalam rangka pemerataan pembangunan; g. pengembangan kawasan strategis berbasis potensi dan kearifan lokal; dan h. peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.

  C. Kebijakan Penataan Ruang

  Kebijakan penataan ruang Kabupaten meliputi: (1) Strategi pengembangan kawasan agropolitan ramah lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi: a. mengembangkan sistem pemasaran hasil pertanian sesuai tingkat skala layanan;

  b. memulihkan lahan yang rusak

  c. mengembangkan prasarana pemasaran komoditas pertanian; d. mengembangkan prasarana dan sarana pengangkutan barang dari dan ke pusat pemasaran dan wilayah pelayanannya; e. mempertahankan kawasan pertanian pangan berkelanjutan;

  f. meningkatkan produktivitas lahan pertanian; dan g. mengembangkan prasana dan sarana pengolahan hasil pertanian. (2) Strategi pengembangan potensi pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan berbasis masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b meliputi: a. mengembangkan obyek wisata andalan prioritas;

  b. mengembangkan kawasan wisata dengan disertai pengembangan paket wisata;

  c. meningkatkan sarana dan prasarana wisata yang ada di masing-masing objek wisata;

  d. menyediakan sarana dan prasarana bagi pengembanan budaya lokal;

  e. mengembangkan sentra industri kerajinan; dan

  f. mengembangkan agroekowisata dan ekowisata (3) Strategi pengembangan dan peningkatan kawasan peruntukan industri menjadi kawasan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c meliputi: a. mengembangkan dan memberdayakan industri menengah, industri kecil, dan mikro;

  b. mengembangkan industri agro guna mendukung pengembangan komoditas pertanian unggulan dengan teknologi ramah lingkungan; c. meningkatkan pengelolaan limbah yang dihasilkan industri dengan penyediaan

  Instalasi Pengolahan Air Limbah secara individual maupun komunal;

  d. menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan industri;

  e. menyediakan jalur hijau sebagai zona penyangga pada tepi luar kawasan peruntukan industri; f. mengembangkan kawasan peruntukan industri yang saling bersinergi dan terpadu; dan g. mengembangkan kawasan industri pada lahan yang kurang produktif. (4) Strategi pengembangan infrastruktur wilayah guna mendukung kehidupan sosial ekonomi masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d meliputi: a. meningkatkan akses yang menghubungkan simpul-simpul kawasan produksi dengan kawasan pusat pemasaran; b. meningkatkan jangkauan distribusi energi dan pelayanan telekomunikasi dengan mengembangkan sistem jaringan di kawasan perdesaan; c. mengembangkan sistem jaringan prasarana distribusi sumber daya air;

  d. mengembangkan sistem jaringan limbah di permukiman perkotaan dan kawasan peruntukan industri;

  e. mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana alam; dan f. mengembangkan sistem sanitasi lingkungan di kawasan perkotaan. (5) Strategi pemantapan fungsi kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf e meliputi: a. meningkatkan kualitas perlindungan di kawasan lindung sesuai dengan sifat perlindungannya; dan b. mengendalikan kegiatan budidaya pada kawasan lindung. (6) Strategi pengembangan kawasan budidaya sebagai pendukung agropolitan, pariwisata, dan industri dalam rangka pemerataan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam

  Pasal 3 huruf f meliputi:

  a. mengembangkan kegiatan budidaya dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata, agropolitan, dan industri; dan b. melakukan percepatan pembangunan pada kawasan tertinggal. (7) Strategi pengembangan kawasan strategis berbasis potensi dan kearifan lokal meliputi:

  a. melakukan percepatan pengembangan kawasan strategis ekonomi;

  b. mempertahankan eksistensi kawasan strategis sosial budaya; dan

  c. meningkatkan upaya menjaga kelestarian kawasan strategis sumber daya lingkungan. (8) Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf h meliputi: a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya terbangun; dan d. meningkatkan upaya menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan.