Perlindungan Hukum Terhadap Saksi Instrumenter Dalam Akta Notaris yang Aktanya Menjadi Objek Perkara Pidana di Pengadilan

ABSTRAK
Pada dunia kenotariatan, kehadiran seorang saksi menjadi satu syarat formal
dalam pembuatan akta di hadapan Notaris. Ketidakhadiran saksi dalam suatu
pembuatan akta, dapat membuat kekuatan suatu akta tersebut menjadi kekuatan di
bawah tangan. Selain mempunyai tugas untuk membubuhkan tanda tangan di dalam
akta, seorang saksi juga bertugas untuk menyaksikan pembuatan dan pembacaan akta.
Hal ini dilakukan agar seorang saksi dapat menjadi pelindung bagi seorang Notaris
jika suatu hari terjadi sengketa dalam akta yang dibuatnya itu.
Penelitian ini menggunakan penelitian penelitian hukum normatif (yuridis
normatif), yaitu penelitian hukum yang mempergunakan data sekunder yang dimulai
dengan analisis terhadap permasalahan hukum yang baik berasal dari literature
maupun peraturan perundang-undangan.
Hasil penelitian diketahui bahwa kehadiran seorang saksi di dalam suatu akta
Notaris adalah syarat utama agar akta tersebut memiliki kekuatan akta yang otentik.
Di dalam Pasal Pasal 41 UUJN, ketidakhadiran seorang saksi akan membuat akta
tersebut hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan.
Namun, selain saksi memiliki kedudukan yang sangat penting dalam suatu akta,
seorang saksi dalam lalu lintas hukum kenotariatan, juga mendapatkan perlindungan
ketika harus memberikan keterangan di depan persidangan perihal akta yang terjerat
kasus hukum tersebut. Undang-undang Perlindungan Saksi dan korban Nomor 31
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006

Tentang Perlindungan Saksi dan Korban telah menjamin perlindungan bagi seorang
saksi ketika memberikan keterangan di muka persidangan. Dalam Pasal 5 telah
dijelaskan perihal perlindungan bagi seorang saksi yang salah satunya adalah
mendapatkan perlindungan baik diri pribadi sampai kepada tempat tinggal. Dan hal
ini berlangsung sejak proses penyelidikan hingga berakhirnya perkara tersebut.
Seorang saksi instrumenter dalam memberikan keterangan di depan persidangan
perihal akta yang disengketakan, haruslah memberikan keterangan yang sebenarbenarnya sesuai apa yang ia saksikan saat pembacaan akta berlangsung. Bahwa benar
terjadi suatu perbuatan hukum di dalam akta serta kehadiran para pihak serta
identitasnya. Hal ini dilakukan agar posisi seorang Notaris dalam suatu akta yang
disengketakan tetap aman dan tidak terjerat dalam hukuman pidana.
Kata kunci : Saksi Instrumenter, Notaris, Keterangan Palsu

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

In a notarial affair, the presence of a witness (or witnesses) becomes a formal
prerequisite in making a deed before a Notary. The absence of a witness can cause

the deed to become an underhanded one. Besides signing the deed, a witness must
also witnesses the drawing up and the reading of the deed in order to protect the
Notary from any dispute caused by the deed itself.
The research used judicial normative method by using secondary data,
starting from analyzing legal problems which come from literature or from legal
provisions.
The result of the research showed that the presence of a witness in making a
notarial deed is the principal prerequisite to make it authentic. Article 41 of UUJN,
the absence of a witness will make a notarial deed an underhanded one. Besides
playing an important role, in a notarial affair, a witness also gets protection in giving
his testimony before the court about the deed which has legal problem. Law No.
31/2014 on Protection against Witness and Victim on the amendment of Law No.
13/2006 on Protection against Witness and Victim gives legal protection for a witness
in giving his testimony in the proceedings. Article 5 states a witness gets protection
for his personal matters and his address, starting from the investigation until the
court’s verdict is handed down. An instrument witness, in the case of a deed with
legal problem, has to give the testimony correctly according to what he has witnessed
during the proceedings that legal act, the presence of the litigants, and their identity
so that a Notary’s position in a disputed deed is safe and does not involved in a
criminal case.


Keywords: Instrument Witness, Notary, False Testimony

ii

Universitas Sumatera Utara