Pengaruh struktur corporate governance dan Intellectual capital (ic) terhadap kinerja keuangan Perusahaan infrastruktur, utilitas, dan Transportasi di bursa efek indonesia Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yang bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian
ini menguji pengaruh struktur Corporate Governance dan Intellectual Capital
(IC) terhadap kinerja keuangan perusahaan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media
internet dengan situs www.idx.co.id, dimana waktu penelitian dilakukan mulai
November 2014 sampai dengan Januari 2015.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional berguna agar peneliti dapat lebih fokus dalam
melakukan pengamatan. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu:
a.Variabel terikat (dependen), yaitu Return on Asset / ROA (Y).
b.Variabel bebas (independen), yaitu dewan komisaris (X1), dewan
komisaris independen (X2), dewan direksi (X3), kepemilikan institusional
(X4), dan Intellectual Capital / IC (X5).

51
Universitas Sumatera Utara

2. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang menerbitkan laporan keuangan pada
tahun 2013 dan memiliki data lengkap.
3.4 Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Variabel Terikat (Dependen)
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Return on Asset (ROA)
sebagai metode pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Return on Asset
(ROA) adalah rasio yang menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari

volume penjualan. Semakin besar semakin baik yang berarti bahwa aktiva
dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. ROA ini diukur dengan cara
membagi pendapatan operasional setelah pajak (laba bersih) terhadap total
aktiva (Kemalasari, 2009).
ROA =

3.4.2 Variabel Bebas (Independen)
1. Dewan Komisaris (X1)

Dewan komisaris merupakan mekanisme mengawasi dan mekanisme
untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan.
Dewan komisaris bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen, maka
dari itu dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan

52
Universitas Sumatera Utara

perusahaan (Sinamo, 2012). Dalam penelitian ini, dewan komisaris diukur
berdasarkan jumlah orang yang terlibat di dalamnya.
2. Dewan Komisaris Independen (X2)
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan. Dalam penelitian, dewan komisaris independen diukur
berdasarkan jumlah orang yang terlibat di dalamnya. (Sinamo, 2012).
3. Dewan Direksi (X3)
Dewan direksi merupakan pusat dari pengendalian dalam perusahaan,

dan dewan ini merupakan penanggung jawab utama dalam tingkat
kesehatan dan keberhasilan perusahaan secara jangka panjang (Louden,
1982 dalam Sekaredi, 2011). Dalam penelitian, dewan direksi diukur
berdasarkan jumlah orang yang terlibat di dalamnya.
4. Kepemilikan Institusional (X4)
Kepemilikan institusional adalah jumlah persentase hak suara yang
dimiliki oleh institusi. Dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
indikator persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh
modal saham yang beredar. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi
akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor

53
Universitas Sumatera Utara

institusional sehingga dapat menghalangi perilaku oportunistik manajer
(Kemalasari, 2009).

KI :

!"!


"

x 100%

5. Value Added Intellectual Coefficient / VAICTM (X5)
Metode ini dikembangkan oleh Pulic (1997), didesain untuk
menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud
(tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki
perusahaan (Ulum, 2009:88-90).
Formulasi dan tahapan perhitungan VAIC™ adalah sebagai berikut:
Tahap Pertama : Menghitung Value Added (VA)
VA dihitung sebagai selisih antara output dan input.
VA=OUT - IN
Keterangan :
OUT = Output: total penjualan dan pendapatan lain;
IN = Input: beban penjualan dan biaya lainnya (kecuali beban karyawan).
Value Added (VA) juga dapat dihitung dari akun-akun perusahaan

sebagai berikut:

VA = OP + EC + D + A
Keterangan:
OP = operating profit (laba operasi);
EC = employee costs (beban karyawan);
D = depreciation (depresiasi);
A = amortisation (amortisasi).

54
Universitas Sumatera Utara

Tahap Kedua : Menghitung Value Added Capital Employed (VACA)
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit
dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh
setiap unit dari CE terhadap Value Added organisasi.
VACA = VA/CE
Keterangan:
VACA = Value Added Capital Employed: rasio dari VA terhadap CE;
VA = Value Added;
CE = Capital Employed: dana yang tersedia (ekuitas).
Tahap Ketiga : Menghitung Value Added Human Capital (VAHU)

VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan
dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan
kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC
terhadap Value Added organisasi.
Rumus menghitung Value Added Human Capital (VAHU) :
VAHU = VA/HC
Keterangan :
VAHU = Value Added Human Capital: rasio dari VA terhadap HC;
VA = Value Added;
HC = Human Capital: beban karyawan.

55
Universitas Sumatera Utara

Tahap Keempat : Menghitung Structural Capital Value Added (STVA)
Rasio ini mengukur jumlah

SC

yang dibutuhkan untuk


menghasilkan 1 (satu) rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
STVA = SC/VA
Keterangan:
STVA = Structural Capital Value Added: rasio dari SC terhadap VA;
SC = Structural Capital : VA – HC;
VA = Value Added
Tahap Kelima : Menghitung Value Added Intellectual Coefficient
(VAIC™)
VAIC™ mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang
dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator).
VAIC™ merupakan penjumlahan dari 3 (tiga) komponen sebelumnya,
yaitu: VACA, VAHU, dan STVA.
VAIC™ = VACA + VAHU + STVA

56
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel
No.

Variabel

1

Return on
Asset / ROA
(Y)

2

Dewan
Komisaris
(X1)

3

Dewan

Komisaris
Independen
(X2)

4

Dewan
Direksi (X3)

5

Kepemilikan
Institusional
(X4)

6

Intellectual
Capital / IC
(X5)


Definisi
Rasio yang
menggambarkan
perputaran aktiva yang
diukur dari volume
penjualan
Pihak yang bertanggung
jawab untuk mengawasi
manajemen. Dewan
komisaris merupakan
mekanisme mengawasi
dan mekanisme untuk
memberikan petunjuk dan
arahan pada pengelola
perusahaan.
Anggota dewan komisaris
yang tidak terafiliasi
dengan manajemen,
anggota dewan komisaris

lainnya dan pemegang
saham pengendali, serta
bebas dari hubungan
bisnis atau hubungan
lainnya
Dewan direksi merupakan
pusat dari pengendalian
dalam perusahaan.
Penanggung jawab utama
dalam tingkat kesehatan
dan keberhasilan
perusahaan secara jangka
panjang
Jumlah persentase hak
suara yang dimiliki oleh
institusi.
Modal-modal non fisik
atau modal tidak
berwujud (intangible
assets) atau tidak kasat
mata (invisible) yang
terkait dengan
pengetahuan dan
pengalaman manusia
serta teknologi yang
digunakan.

Pengukuran

Skala

#$%$ &'()*ℎ
,-.$/ 01.*2$

Rasio

Jumlah orang yang terlibat
dalam dewan komisaris

Nominal

Jumlah orang yang terlibat
dalam dewan komisaris
independen

Nominal

Jumlah orang yang terlibat
dalam dewan direksi

Nominal

!"!

"

Rasio

VA= OUT – IN
VACA = VA/CE
VAHU = VA/HC

Rasio

STVA = SC/VA
VAIC™ = VACA + VAHU + STVA

Sumber : Data Diolah

57
Universitas Sumatera Utara

3.5 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor infrastruktur, utilitas,
dan transportasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 yaitu
sebanyak 51 perusahaan. Berdasarkan populasi yang telah ditentukan, maka akan
dipilih populasi sasaran yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan yang termasuk dalam sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan laporan keuangan
yang lengkap pada tahun 2013;
2. Perusahaan yang memiliki data lengkap mengenai struktur Corporate
Governance mencakup dewan komisaris, dewan komisaris independen, dewan

direksi, kepemilikan institusional yang tercantum dalam laporan keuangan
perusahaan pada tahun 2013.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 43 perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang
terdaftar di BEI yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Jumlah Populasi dan Sampel
Keterangan

No.

Jumlah

1

Jumlah populasi

51

2

Mempublikasikan laporan keuangan yang
lengkap pada tahun 2013

(8)

3

Data lengkap mengenai struktur Corporate
Governance

(0)

4

Jumlah sampel

43

Sumber : Website Resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) - Data Diolah

58
Universitas Sumatera Utara

Perusahaan yang menjadi sampel dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No.

Nama Perusahaan – Kode Saham

Tanggal IPO

Sub Sektor Energi
1

Leyand International - LAPD

2

Perusahaan Gas Negara - PGAS

3

Rukun Raharja - RAJA

17 Juli 2001
15 Desember 2003
19 April 2006

Sub Sektor Jalan Tol, Bandara, Pelabuhan & Sejenisnya
4

Cipta Marga Nusphala Persada - CMNP

5

Jasa Marga - JSMR

6

Nusantara Infrastructure – META

10 Januari 1995
12 November 2007
18 Juli 2001

Sub Sektor Telekomunikasi
7

Bakrie Telecom – BTEL

3 Februari 2006

8

XL Axiata - EXCL

29 September 2005

9

Smartfren - FREN

29 November 2006

10

Inovisi Infracom – INVS

11

Indosat – ISAT

12

Telekomunikasi Indonesia – TLKM

3 Juli 2009
19 Oktober 1994
14 November 1995

Sub Sektor Transportasi
13

Arpeni Pratama Ocean Line – APOL

22 Juni 2005

14

Adi Sarana Armada – ASSA

12 November 2012

15

Berlian Laju Tanker – BLTA

26 Maret 1990

16

Buana Listya Tama - BULL

23 Mei 2011

59
Universitas Sumatera Utara

No.

Nama Perusahaan – Kode Saham

Tanggal IPO

17

Cardig Aero Services – CASS

5 Desember 2011

18

Centris Multipersada Pratama – CMPP

8 Desember 1994

19

Garuda Indonesia – GIAA

11 Februari 2011

20

Humpuss Intermoda Transportasi – HITS

15 Desember 1997

21

Indonesia Air Transport – IATA

13 September 2006

22

Tanah Laut – INDX

17 Mei 2001

23

ICTSI Jasa Prima – KARW

17 Mei 2001

24

Mitra Bantera Segara Sejati – MBSS

6 April 2011

25

Mira Internasional Resources – MIRA

30 Januari 1997

26

Pelayaran Nelly Dwi Putri – NELY

11 Oktober 2012

27

Indo Straits – PTIS

28

Rig Tenders Indonesia – RIGS

29

Steady Safe – SAFE

30

Sidomulyo Selaras – SDMU

12 Juli 2011

31

Samudera Indonesia – SMDR

5 Desember 1999

32

Express Transindo Utama – TAXI

2 November 2012

33

Pelayaran Tempuran Emas – TMAS

34

Trada Maritime – TRAM

35

Panorama Transportasi – WEHA

36

Wintermar Offshore Marine – WINS

37

Zebra Nusantara – ZBRA

12 Juli 2011
26 Maret 1990
15 Agustus 1994

9 Juli 2003
10 September 2008
3 Mei 2007
29 November 2010
1 Agustus 1991

Sub Sektor Konstruksi Non Bangunan
38

Inti Bangun Sejahtera – IBST

39

Indika Energy – INDY

40

Solusi Tunas Pratama – SUPR

31 Agustus 2012
11 Juni 2008
11 Oktober 2011

60
Universitas Sumatera Utara

Nama Perusahaan – Kode Saham

No.
41

Tower Bersama Infrastructure – TBIG

42

Sarana Menara Nusantara – TOWR

43

Truba Alam Manunggal Enginering TRUB

Tanggal IPO
26 Oktober 2010
8 Maret 2010
16 Oktober 2006

Sumber : Website Resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) - Data Diolah

3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang
terdaftar di BEI pada tahun 2013, melalui situs resmi milik Bursa Efek Indonesia
yaitu www.idx.co.id.

3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode studi
dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan laporan keuangan, laporan tahunan,
dan ringkasan kinerja masing-masing perusahaan yang menjadi sampel penelitian
pada tahun 2013 yang diperoleh melalui situs Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id.

3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif ditujukan untuk melihat profil dari
penelitian tersebut dan memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Statistik

61
Universitas Sumatera Utara

deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan suatu data yang dilihat dari
mean, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai maksimum.
Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian (Situmorang dan Muslich, 2013 : 20)

3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda merupakan perluasan dari regresi
sederhana. Regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan
linear antara beberapa variabel bebas yang disebut X1, X2, X3, dan seterusnya
dengan variabel terikat yang disebut Y (Situmorang dan Muslich, 2013:166).
Hubungan antar variabel dapat digambarkan dengan persamaan sebagai
berikut:
Y= -0,141 + 0,035 X1 – 0,071 X2 + 0,001 X3+ 0,110 X4 + 0,008 X5 + e
Dimana:
Y = Return on Investment (ROA)
a = Konstanta
X1 = Dewan Komisaris (DK)
X2 = Dewan Komisaris Independen (DKI)
X3 = Dewan Direksi (DD)
X4 = Kepemilikan Institusional (KI)
X5 = Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)
e = Standard error

62
Universitas Sumatera Utara

3.9 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang efisien dan
tidak bias, maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Situmorang dan Muslich (
2013 : 175-177) memuat syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi
berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel berdistribusi secara normal atau tidak. Model pengujian normalitas
dengan analisis grafik dapat dilihat dengan grafik histogram dan normal
probability plot. Dengan grafik histogram, normalitas dapat dilihat dengan

membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal. Sedangkan analisis dengan grafik normal plot, normalitas
dapat dilihat dengan membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi
normal. Uji statistik dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan
skewness dari residual, serta uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Uji normalitas dengan dengan uji K-S, distribusi data dikatakan
normal jika signifikansi > 0.05%, sebaliknya disitribusi dikatakan tidak
normal jika signifikansi < 0.05%.

3.10.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai
varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, maka
dikatakan homoskedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama, maka

63
Universitas Sumatera Utara

dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode grafik dan Glejser Test. Glejser Test
dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen. Apabila signifikansi > dari taraf nyata 5%, maka dianggap tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas dan sebaliknya.

3.10.3 Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi
dideteksi dengan menggunakan 4 cara namun dalam penelitian ini digunakan
cara The Runs Test. Metode ini diperkenalkan oleh Geary. Keputusan dapat
dilihat melalui melalui nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila di atas 5% berarti
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

3.10.4 Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi,
maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel independen. Pengujian
terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat toleransi

64
Universitas Sumatera Utara

variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai
berikut:
a. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinearitas;
b. Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas;
c. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas;
d. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.
3.10. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara yaitu uji F dan uji t untuk
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara
simultan dan parsial (Situmorang dan Muslich, 2013 : 171-172).
3.10.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen (Situmorang dan Muslich, 2013 : 178).
Bentuk pengujiannya adalah:
a.H0:b1=b2=b3=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersamaan dari dewan komisaris, dewan komisaris independen, dewan
direksi, kepemilikan institusional, Value Added Intellectual Coefficient
(VAICTM) terhadap kinerja keuangan (ROA).
b. Ha: minimal satu bi

0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari dewan komisaris, dewan komisaris independen, dewan
direksi, kepemilikan institusional, Value Added Intellectual Coefficient
(VAICTM) terhadap kinerja keuangan (ROA).

65
Universitas Sumatera Utara

Dengan menggunakan tingkat signifikan ( ) 5%, jika nilai sig.F >
0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara
bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai
sig. F < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara
bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan
keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dan nilai
Ftabel. Dimana kriterianya, yaitu:
a. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada

= 5%

b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada

= 5%

3.10.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen (Situmorang dan Muslich, 2013 : 179). Bentuk
pengujiannya adalah:
a. Dewan Komisaris (DK)
H0 : b1 = 0, artinya dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia;
H0 : b1

0, artinya dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

66
Universitas Sumatera Utara

b. Dewan Komisaris Independen (DKI)
H0 : b2 = 0, artinya dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan
transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia;
H0 : b2

0, artinya dewan komisaris independen berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan
transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Dewan Direksi (DD)
H0 : b3 = 0, artinya dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia;
H0 : b3

0, artinya dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
d. Kepemilikan Institusional (KI)
H0 : b4 = 0, artinya kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan
transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia;
H0 : b4

0, artinya kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

67
Universitas Sumatera Utara

e. Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)
H0 : b5 = 0, artinya Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia;
H0 : b5

0, artinya Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dengan menggunakan tingkat signifikan ( ) 5%, jika nilai sig. t > 0,05
maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial
dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Sebaliknya, jika nilai sig. t < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh
yang signifikan secara parsial dari masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan
nilai thitung dan nilai ttabel, dimana kriterianya yaitu:
a. H0 diterima jika thitung < ttabel pada

= 5%

b. Ha diterima jika thitung > ttabel pada

= 5%

68
Universitas Sumatera Utara

3.10.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk
menggambarkan sampai seberapa jauh variabel-variabel bebas (independen)
yang digunakan dalam persamaan regresi mampu menjelaskan variabel
terikat (dependen). Dari penelitian ini R2 menunjukan bahwa variabel
independen kemungkinan dapat menjelaskan bahwa perubahan naik turunnya
variabel dependen, dan merupakan pengaruh dari variabel independen diluar
variabel yang dipakai dalam model regresi yang turut berpengaruh secara
signifikan terhadap perubahan nilai perusahaan.
Apabila nilai R2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik
regresi tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati nol, maka variabel bebas
secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel terikat (Situmorang dan
Muslich, 2013 : 169).

69
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan
Transportasi di Indonesia
1.

PT. Leyand Internasional (LAPD)
PT. Leyand International Tbk (selanjutnya disebut “Perusahaan”), semula

bernama PT Lapindo International Tbk, didirikan di Jakarta berdasarkan akta
notaris pada tanggal 7 Juni 1990 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan
kegiatan utama industri pembangkit tenaga listrik. Lokasi pembangkit listrik
berada di kota Medan, Palembang dan Pontianak. Perusahaan memulai kegiatan
usaha komersialnya pada tahun 1990.

2.

PT. Perusahaan Gas Negara (PGAS)
PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30
Mei 1996 yang diaktakan oleh notaris dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia. Perusahaan bertujuan untuk melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional, khususnya di bidang pengembangan pemanfaatan gas bumi untuk
kepentingan umum serta penyediaan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai
untuk melayani kebutuhan masyarakat.
70
Universitas Sumatera Utara

3.

PT. Rukun Raharja (RAJA)
PT. Rukun Raharja Tbk, (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris

pada tanggal 24 Desember 1993 dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik. Perusahaan menjalankan usahanya di
bidang jasa atau pelayanan distribusi gas bumi, penyediaan dan pengelolaan
bongkar muat peti kemas, jasa pengisian dan pengangkutan elpiji untuk tabung
gas 3kg, 12kg dan 50kg.

4.

PT. Cipta Marga Nusaphala Persada (CMNP)
PT. Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (Perusahaan) didirika dalam

rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968
berdasarkan akta notaris pada tanggal 13 April 1987 dan disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia. Perusahaan menyelenggarakan proyek jalan tol,
melakukan investasi dan jasa penunjang di bidang jalan tol Iainnya berdasarkan
ketentuan hukum yang berlaku, serta menjalankan usaha di bidang Iainnya yang
berkaitan dengan penyelenggaraan jalan tol. Perusahaan memulai kegiatan usaha
komersial pada tanggal 9 Maret 1990.

5.

PT. Jasa Marga (JSMR)
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, selanjutnya disebut Perusahaan, dibentuk

berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 Tahun 1978 tentang
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia mengenai pendirian Perusahaan
Perseroan (Persero) di bidang pengelolaan, pemeliharaan dan pengadaan jaringan

71
Universitas Sumatera Utara

jalan tol, serta ketentuan-ketentuan pengusahaannya. Perusahaan didirikan
berdasarkan Akta No. 1, tanggal 1 Maret 1978 dari notaris dan telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia.

6.

PT. Nusantara Infrastructure (META)
PT. Nusantara Infrastructure Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Jakarta

berdasarkan akta notaris pada tanggal 1 September 1995 dan telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Perusahaan terutama
bergerak dalam bidang jasa, perdagangan dan pembangunan yang berhubungan
dengan bidang usaha infrastruktur, pertambangan, minyak dan gas bumi.

7.

PT. Bakrie Telecom (BTEL)
PT. Bakrie Telecom Tbk (dahulu PT Radio Telepon Indonesia)

(“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 13 Agustus 1993
berdasarkan akta notaris di Jakarta dan dan telah memperoleh pengesahan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Ruang lingkup
kegiatan Perusahaan meliputi penyediaan jaringan dan penyelenggaraan jasa
telekomunikasi nasional.

8.

PT. XL Axiata (EXCL)
PT. XL Axiata Tbk (“Perseroan”) yang sebelumnya bernama PT.

Excelcomindo Pratama Tbk, pertama kali didirikan dengan nama PT.
Grahametropolitan Lestari. Perseroan berkedudukan hukum di Jakarta dan

72
Universitas Sumatera Utara

didirikan

berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 55 tanggal 6

Oktober 1989 dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia. Perseroan melakukan kegiatan dalam usaha penyelenggaraan
jasa telekomunikasi dan/atau jaringan telekomunikasi dan/atau multimedia.
Perseroan memulai operasi komersialnya di tahun 1996.

9.

PT. Smartfren (FREN)
PT. Smartfren Telecom Tbk (“Perusahaan”), dahulu PT Mobile-8 Telecom

Tbk, didirikan berdasarkan akta notaris pada tanggal 2 Desember 2002 dan telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Perusahaan melakukan kegiatan usaha dalam bidang telekomunikasi. Perusahaan
mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Desember 2003.

10.

PT. Inovisi Infracom (INVS)
PT. Inovisi Infracom Tbk ("Perusahaan“) didirikan dengan nama PT Cipta

Media Rekatama berdasarkan akta notaris tanggal 11 Mei 2007 dan

telah

memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang penyelenggaraan
jasa infrastruktur telekomunikasi bergerak. Perusahaan berkedudukan di Jakarta
dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 2007.

73
Universitas Sumatera Utara

11.

PT. Indosat (ISAT)
PT. Indosat Tk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-undang

Penanaman Modal Asing No.1 Tahun 1967 berdasarkan akta notaris pada tanggal
10 November 1967. Perusahaan melakukan kegiatan usaha penyelenggaraan
jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi serta teknologi informasi dan/atau
jasa teknologi konvergensi. Perusahaan melakukan kegiatan operasinya pada
tahun 1969.

12.

PT. Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia pada

mulanya merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan dan
beroperasi secara komersial pada tahun 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan
Peraturan Pemerintah N0.25 tahun 1991, status Perusahaan diubah menjadi
perseroan terbatas milik Negara (“Persero”).
Perseroan didirikan berdasarkan akta notaris pada tanggal 24 September
1991 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Perusahaan
menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi dan informatika, serta
optimalisasi sumber daya Perusahaan.

13.

PT. Aspeni Pratama Ocean Line (APOL)
PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan

akta notaris pada tanggal 4 Oktober 1975 dan telah mendapat pengesahan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Perusahaan bergerak dalam bidang

74
Universitas Sumatera Utara

pengangkutan

domestik

dan

internasional,

terutama

mengusahakan

dan

menjalankan pengangkutan barang dengan kapal laut, serta melaksanakan
pembelian dan penjualan kapal-kapal.

14.

PT. Adi Sarana Armada (ASSA)
PT. Adi Sarana Armada Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tahun 1999

berdasarkan akta notaris pada tanggal 17 Desember 1999 dan telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Perusahaan
menjalankan usaha-usaha di bidang jasa, yang antara lain meliputi jasa persewaan
kendaraan bermotor/ alat transportasi darat dan kegiatan usaha terkait termasuk
tetapi tidak terbatas pada jasa layanan fleet management, perawatan,
pemeliharaan, perbaikan (maintenance), dan jasa konsultasi di bidang transportasi.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2003.

15.

PT. Berlian Laju Tanker (BLTA)
PT. Berlian Laju Tanker Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta

notaris tanggal 5 September 1988 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi
usaha dalam bidang perkapalan dalam dan luar negeri dengan menggunakan
kapal-kapal, termasuk tetapi tidak terbatas pada kapal tanker, tongkang, dan kapal
tunda. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1981.

75
Universitas Sumatera Utara

16.

PT. Buana Listya Tama (BULL)
PT. Buana Listya Tama Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta

notaris pada tanggal 12 mei 2005 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial
sejak 2005. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang perkapalan
dalam dan luar negeri dengan menggunakan kapal-kapal, termasuk tetapi tidak
terbatas pada kapal tanker, tongkang, dan kapal tunda (tugboat).

17.

PT. Cardig Aero Services (CASS)
PT. Cardig Aero Services Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta

notaris pada tanggal 16 Juli 2009 dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Perusahaan bergerak di bidang
perdagangan, keagenan, perwakilan, jasa, angkutan, dan industri. Perusahaan
mulai beroperasi secara komersil tahun 2010.

18.

PT. Centris Multipersada Pratama (CMPP)
PT Centris Multipersada Pratama Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada

tanggal 25 Juli 1989 dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam
Negeri No. 6 tahun 1968 juncto Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan
akta notaris dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.
Ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi usaha pengadaan jasa
transportasi darat, perbengkelan, perakitan suku cadang dan perdagangan umum.
Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1989.

76
Universitas Sumatera Utara

19.

PT. Garuda Indonesia (GIAA)
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan

akta notaris pada tanggal 31 Maret 1950 dari notaris dan telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Perusahaan mulai beroperasi komersial
pada tahun 1950. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah sebagai
penyedia angkutan udara niaga berjadwal/tidak berjadwal untuk penumpang,
barang dan pos dalam negeri dan luar negeri, reparasi dan pemeliharaan pesawat
udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga.

20.

PT.Humpuss Intermoda Transportasi (HITS)
PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (“Perseroan”) didirikan

berdasarkan akta notaris pada tanggal 21 Desember 1992 dan telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman. Ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi bidang
transportasi laut dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan transportasi laut.
Perseroan memulai operasi komersialnya sejak tanggal 1 Januari 1993.

21.

PT. Indonesia Air Transport (IATA)
PT. Indonesia Air Transport (“Perseroan”) didirikan dalam rangka

Undang- Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan akta
notaris pada tanggal 10 September 1968 dan telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan usaha Perseroan adalah
dalam

bidang

pengangkutan

udara,

menyewakan

dan/atau

menyewa,

perdagangan, perawatan, jasa kebersihan dan jasaboga, perwakilan dan agen

77
Universitas Sumatera Utara

penjualan umum dan jasa pengamanan bandar udara. Perseroan beroperasi secara
komersial pada tahun 1969 dengan daerah operasi di Balikpapan (Kalimantan
Timur) dan Jakarta.

22.

PT. Tanah Laut (INDX)
PT Tanah Laut Tbk dahulu PT Indoexchange Tbk (Perusahaan) didirikan

dengan nama PT Sanggrahamas Dipta berdasarkan akta notaris pada tanggal 19
September 1991 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.
Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada bulan Februari 1996. Kegiatan
usaha utama Perusahaan pada saat ini adalah bergerak dalam bidang Jasa
konsultasi manajemen bisnis termasuk perencanaan dan desain dalam rangka
pengembangan manajemen bisnis dibidang pelayaran, angkutan dan logistik
kelautan, kepelabuhan, pertambangan, sumber daya energi serta jasa konsultasi
lainnya, kecuali dalam bidang hukum dan pajak.

23.

PT. ICTSI Jasa Prima (KARW)
PT. ICTSI Jasa Prima Tbk ("Perusahaan") didirikan di Jakarta dengan

nama PT Karwell Indonesia Knitting & Garment Industry

berdasarkan akta

notaris pada tanggal 18 Februari 1978 dan telah mendapat pengesahan dari
Menteri Kehakiman. Perusahaan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
pengembangan, pembangunan, dan pengoperasian sarana dan prasarana logistik
maritim serta jasa-jasa terkait

78
Universitas Sumatera Utara

24.

PT. Mitra Bantera Segara Sejati (MBSS)
PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan

akta notaris pada tanggal 24 Maret 1994. Akta tersebut telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan
terutama menjalankan usaha dalam bidang pelayaran, angkutan laut, baik barang
maupun penumpang, pengangkutan minyak dari pusat-pusat pengilangan,
penyewaan kapal laut, perwakilan pelayaran dari perusahaan pelayaran angkutan
laut baik pelayaran tetap maupun tidak tetap untuk pelayaran di dalam negeri dan
di luar negeri, agen perkapalan perusahaan pelayaran, pelayaran kapal tunda,
penyewaan peralatan pelayaran dan pelayaran luar negeri antar Negara (pelayaran
samudera). Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1994.

25.

PT. Mira Internasional Resources (MIRA)
PT. Mitra International Resources Tbk (Perseroan) yang semula bernama

PT Mitra Rajasa Tbk didirikan berdasarkan akta notaris pada tanggal 24 April
1979 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia. Perseroan menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan darat,
perdagangan, jasa, pembangunan, pertambangan dan perindustrian. Perseroan
mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1979.

26.

PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri (NELY)
PT. Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan

akta notaris pada tanggal 5 Februari 1977 dan telah mendapat persetujuan dari

79
Universitas Sumatera Utara

Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan
meliputi pelayaran dalam negeri dan luar negeri, jasa pelayaran dan
pengangkutan, jasa pengangkutan minyak dan gas, dan jasa penyewaan kapal laut.
Perusahaan memulai kegiatan komersial pada tahun 1977.

27.

PT. Indo Straits (PTIS)
PT. Indo Straits Tbk. (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta notaris

pada tanggal 21 Januari 1985 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Kegiatan utama PT Indo Straits Tbk
dan Entitas Anak (bersama-sama disebut “Grup”) saat ini adalah sebagai penyedia
jasa rekayasa kelautan yang terintegrasi dalam bidang pekerjaan konstruksi sipil
kelautan bagi perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi dan jasa dukungan
logistik yang mencakup dukungan transportasi dan pindah angkut (transshipment)
bagi perusahaan penambangan batu bara.

28.

PT. Rig Tenders Indonesia (RIGS)
PT. Rig Tenders Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta

notaris tertanggal 22 Januari 1974 yang disetujui oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha antara
lain dalam bidang penyewaan kapal dan tongkang terutama untuk kegiatan
industri minyak dan gas lepas pantai dan jasa pengangkutan batu bara. Perusahaan
mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974.

80
Universitas Sumatera Utara

29.

PT. Steady Safe (SAFE)
PT. Steady Safe, Tbk (Perseroan) didirikan pada tanggal 21 Desember

1971 dengan nama PT. Tanda Widjaja Sakti berdasarkan akta notaris dan telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan
Perseroan meliputi usaha pengangkutan, perbengkelan, perdagangan, dan real
estat. Perseroan melakukan kegiatan komersialnya sejak tahun 1972.

30.

PT. Sidomulyo Selaras (SDMU)
PT Sidomulyo Selaras Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 13 Januari

1993 berdasarkan akta notaris dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun
1994. Kegiatan usaha utama Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang
jasa transportasi bahan kimia beracun dan berbahaya.

31.

PT. Samudera Indonesia (SMDR)
PT. Samudera Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 13

November 1964 berdasarkan akta notaris dan telah disahkan oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Lingkup usaha Perusahaan meliputi
kegiatan pelayaran termasuk pengangkutan barang dengan kapal dan kegiatan
lainnya dengan bertindak sebagai agen baik keagenan lokal maupun keagenan
umum untuk perusahaan pelayaran lainnya. Perusahaan memulai kegiatan
komersial pada tahun 1964.

81
Universitas Sumatera Utara

32.

PT. Express Trasindo Utama (TAXI)
PT. Express Trasindo Utama Tbk (Perusahaan), dahulu bernama PT. Kasih

Bhakti Utama, didirikan berdasarkan akta notaris pada tanggal 11 Juni 1981 dan
telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Ruang
lingkup kegiatan utama Perusahaan adalah bergerak dalam bidang penyediaan jasa
transportasi darat. Perusahaan mulai beroperasi pada tahun 1989.

33.

PT. Pelayaran Tempuran Emas (TMAS)
PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk (“Perusahaan”) didirikan dengan

nama PT. Tempuran Emas berdasarkan akta notaris pada tanggal 17 September
1987 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Perusahaan
bergerak dalam bidang pengangkutan baik domestik maupun internasional,
terutama pengangkutan penumpang, barang dan hewan dengan kapal laut,
bertindak sebagai agen dari usaha pelayaran serta melaksanakan pembelian dan
penjualan kapal-kapal dan perlengkapannya. Perusahaan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1988.

34.

PT. Trada Maritime (TRAM)
PT. Trada Maritime Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 26

Agustus 1998 berdasarkan akta notaris dan telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan
Perusahaan adalah dalam bidang pelayaran dan penyelenggaraan angkutan laut.
Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada bulan September 2000.

82
Universitas Sumatera Utara

35.

PT.Panorama Transportasi (WEHA)
PT. Panorama Transportasi Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta

notaris pada tanggal 11 September 2001 dan telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan
Perusahaan terutama meliputi bidang pengangkutan darat, mencakup transportasi
penumpang dan pengangkutan. Perusahaan memulai usahanya secara komersial
pada tahun 2001.

36.

PT. Wintemar Offshore Marine (WINS)
PT. Wintermar Offshore Marine Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama

PT Swakarya Mulia Shipping berdasarkan akta notaris pada tanggal 18 Desember
1995 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang pelayaran di
dalam negeri dan kegiatan penunjangnya. Perusahaan memulai kegiatan komersial
pada tahun 1996.

37.

PT. Zebra Nusantara (ZBRA)
PT. Zebra Nusantara Tbk (Perseroan) didirikan dengan nama PT. Zebra

pada tahun 1968 berdasarkan akta notaris dan telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Perseroan terutama
adalah di bidang angkutan taksi dan jasa lainnya yang serupa. Perseroan memulai
usaha komersialnya pada tahun 1987.

83
Universitas Sumatera Utara

38.

PT. Inti Bangun Sejahtera (IBST)
PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan

notaris pada tanggal 28 April 2006 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan
bergerak dalam bidang perdagangan, pembangunan, industri, pertambangan,
pertanian, percetakan, pengangkutan, perbengkelan, dan jasa sewa menara
telekomunikasi. Perusahaan mulai beroperasi sejak tahun 2007 dan berfokus
pada dalam bidang jasa penguatan sinyal telekomunikasi dan sewa serta
pemeliharaan menara telekomunikasi.
39.

PT. Indika Energy (INDY)
PT. Indika Energy Tbk (”Perusahaan”), didirikan berdasarkan akta notaris

pada tanggal 19 Oktober 2000 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama
meliputi bidang perdagangan, pembangunan, pertambangan, pengangkutan dan
jasa. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004.
40.

PT. Solusi Tunas Pratama (SUPR)
PT Solusi Tunas Pratama Tbk (selanjutnya disebut “Perusahaan”)

didirikan berdasarkan akta notaris pada tanggal 25 Juli 2006 dan telah disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Kegiatan usaha
utama Perusahaan yaitu pengelolaan dan penyewaan bangunan menara Base
Transceiver

Station

(BTS)

atau

menara

telekomunikasi

serta

sarana

telekomunikasi. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Maret
2008.

84
Universitas Sumatera Utara

41.

PT. Tower Bersama Infrastructure (TBIG)
PT. Tower Bersama Infrastructure Tbk (“Perusahaan”), berdomisili di

Jakarta Selatan, didirikan berdasarkan akta notaris pada tanggal 8 Nopember 2004
dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia. Kegiatan usaha Perusahaan antara lain menjalankan usaha dalam
bidang jasa penunjang telekomunikasi meliputi jasa persewaan dan pengelolaan
menara Base Transceiver Station (BTS), jasa konsultasi bidang instalasi
telekomunikasi, serta melakukan investasi atau penyertaan pada perusahaan lain.
Perusahaan memulai kegiatan usahanya pada tahun 2004.

42.

PT. Sarana Menara Nusantara (TOWR)
PT. Sarana Menara Nusantara Tbk. (“Perseroan”) didirikan berdasarkan

akta notaris pada tanggal 2 Juni 2008 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia. Ruang lingkup usaha Perseroan adalah berusaha dalam bidang
jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak dan melakukan investasi pada
perusahaan lain. Perseroan memulai kegiatan usahanya pada tanggal 2 Juni 2008.

43.

PT. Truba Alam Manunggal Enginering (TRUB)
PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (Perusahaan) didirikan

berdasarkan akta notaris pada tanggal 1 Februari dan telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Ruang lingkup kegiatan
usaha Perusahaan meliputi rancang bangun, perekayasaan, pengadaan dan
konstruksi bangunan, infrastruktur, industry pabrik, perdagangan dan jasa.

85
Universitas Sumatera Utara

4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik
dari data. Statistik deskriptif dari variabel yang diteliti disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

DK

43

2,00

10,00

4,2558

1,83994

DKI

43

1,00

5,00

1,7674

,92162

DD

43

2,00

8,00

4,5349

1,63807

KI

43

,11

,88

,6795

,17122

VAICTM

43

-2,46

31,07

7,4977

8,02454

ROA

43

-,37

,32

,0221

,13764

Valid N (listwise)

43

Sumber: Hasil Olahan SPSS 18, 2015

Tabel 4.1 merupakan output statistik deskriptif variabel penelitian pada
tahun 2013 dengan menggunakan SPSS. Jumlah sampel keseluruhan adalah 43
sampel (43 pengamatan selama 1 tahun). Dari tabel dapat dijelaskan statistik
deskriptif masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Variabel dewan komisaris (X1) yang dilambangkan dengan DK
memiliki nilai minimum (terkecil) adalah 2 dan nilai maksimum (terbesar) adalah
10 dengan mean (nilai rata-rata) ukuran dewan komisaris adalah 4,2558. Standar
deviasi yang dihasilkan sebesar 1,83994 artimya standar penyimpangan dalam
regresi sebesar 1,83994.

86
Universitas Sumatera Utara

2. Variabel dewan komisaris independen (X2) yang dilambangkian dengan
DKI memiliki nilai minimum (terkecil) 1 dan nilai maksimum (terbesar) adalah 5
dengan mean (nilai rata-rata) dewan komisaris independen adalah 1,7674. Standar
deviasi yang dihasilkan sebesar 0,92162 artinya standar penyimpangan dalam
regresi sebesar 0,92162.
3. Variabel dewan direksi (X3) yang dilambangkan dengan DD memiliki
nilai minimum (terkecil) adalah 2 dan nilai maksimum (terbesar) adalah 8 dengan
mean (nilai rata-rata) dewan direksi adalah 4,5349. Standar deviasi yang
dihasilkan sebesar 1,63807 artinya standar penyimpangan dalam regresi sebesar
1,63807.
4. Variabel kepemilikan institusional (X4) yang dilambangkan dengan KI
memiliki nilai minimum (terkecil) adalah 0,11 dan nilai maksimum (terbesar)
adalah 0,88 dengan mean (nilai rata-rata) kepemilikan institusional adalah 0,6795.
Standar deviasi yang dihasilkan sebesar 0,17122 artinya standar penyimpangan
dalam regresi sebesar 0,17122.
5. Variabel Value Added Intellectual Coefficient (X5) yang dilambangkan
dengan VAICTM memiliki nilai minimum (terkecil) adalah -2,46 dan nilai
maksimum (terbesar) adalah 31,07 dengan mean (nilai rata-rata) Value Added
Intellectual Coefficient adalah 7,4977. Standar deviasi yang dihasilkan sebesar
8,02454 artinya standar penyimpangan dalam regresi sebesar 8,02454.
6. Variabel Return on Asset (Y) yang dilambangkan dengan ROA
memiliki nilai minimum (terkecil) adalah -0,37 dan nilai maksimum (terbesar)
adalah 0,32 dengan mean (nilai rata-rata) Return on Asset adalah 0,0221. Standar

87
Universitas Sumatera Utara

deviasi yang dihasilkan sebesar 0,13764 artinya standar penyimpangan dalam
regresi sebesar 0,13764.
4.2.2 Analisis Statistik
4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal. Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat bentuk
kurva histogram dengan kemiringan seimbang ke kiri dan ke kanan dan berbentuk
seperti lonceng atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar disekitar garis
diagonal dan searah mengikuti garis diagonal dari gambar Normal P-P Plot.

Gambar 4.1 Histogram - Hasil Olahan SPSS 18, 2015

88
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.1 menunjukkan kurva histogram yang memiliki kemiringan
seimbang kekiri dan kekanan, atau tidak condong ke kiri maupun ke kanan,
melainkan ke tengah dengan bentuk seperti lonceng. Hal ini memenuhi salah satu
syarat uji normalitas data bahwa data berdistribusi normal.

Gambar 4.2 Normal P-P Plot - Hasil Olahan SPSS 18, 2015

Gambar 4.2 merupakan Normal P-P Plot yang menunjukkan penyebaran
titik-titik data di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hal ini
berarti data pada variabel yang digunakan, yaitu variabel Return on Asset (ROA)
berdistribusi normal.

89
Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini juga menggunakan Uji Statistik non-parametrik One sample
Kolmogorov-Smirnov untuk mendapatkan tingkat uji normalitas yang lebih
signifikan. Pada Tabel 4.8 berikut ini, diperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed) > taraf
nyata ( ), yaitu 0,785 > 0.05. Hal ini berarti bahwa H0 diterima, yang berarti data
residual berasal dari distribusi normal.
Tabel 4.2
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b

43
Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

Absolute

,0000000
,11591359
,100

Positive

,089

Negative

-,100

Kolmogorov-Smirnov Z

,655

Asymp. Sig. (2-tailed)

,785

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Olahan SPSS 18, 2015

b. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians
dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Salah satu uji
untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari
varians residual pada diagram pencar (scatter plot).

90
Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.3 Scatterplot – Hasil Olahan SPPS 18, 2015

Gambar 4.3 Scatterplot - Hasil Olahan SPSS 18, 2015

Pada Gambar 4.3 terlihat penyebaran residual cenderung tidak teratur,
terdapat beberapa plot y

Dokumen yang terkait

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR HIGH-IC DAN LOW-IC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

22 105 47

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

1 20 116

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

0 1 2

Pengaruh struktur corporate governance dan Intellectual capital (ic) terhadap kinerja keuangan Perusahaan infrastruktur, utilitas, dan Transportasi di bursa efek indonesia

0 0 11

Pengaruh struktur corporate governance dan Intellectual capital (ic) terhadap kinerja keuangan Perusahaan infrastruktur, utilitas, dan Transportasi di bursa efek indonesia

0 0 2

Pengaruh struktur corporate governance dan Intellectual capital (ic) terhadap kinerja keuangan Perusahaan infrastruktur, utilitas, dan Transportasi di bursa efek indonesia

0 0 16

Pengaruh struktur corporate governance dan Intellectual capital (ic) terhadap kinerja keuangan Perusahaan infrastruktur, utilitas, dan Transportasi di bursa efek indonesia

0 0 34

Pengaruh struktur corporate governance dan Intellectual capital (ic) terhadap kinerja keuangan Perusahaan infrastruktur, utilitas, dan Transportasi di bursa efek indonesia

0 0 3

Pengaruh struktur corporate governance dan Intellectual capital (ic) terhadap kinerja keuangan Perusahaan infrastruktur, utilitas, dan Transportasi di bursa efek indonesia

0 0 14