Pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada politeknik Unggul lp3m medan Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif yaitu

metode untuk menguji teori tertentu dengan cara meneliti

hubungan antar variabel penelitian. Variabel ini diukur menggunakan instrumen
penelitian, sehingga data yang terdiri dari angka atau rasio dapat dianalisis
berdasarkan prosedur statistik (Noor, 2012:38). Adapun variabel yang
dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu budaya organisasi
(X1) dan gaya kepemimpinan (X2), serta variabel terikatnya adalah kinerja
karyawan (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Politeknik Unggul LP3M Medan yang berada
di Jl. Iskandar Muda no. 3.Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015
sampai dengan Januari 2016.


3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini membahas Pengaruh budaya organisasi dan gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan Politeknik Unggul LP3M Medan.
Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:

39
Universitas Sumatera Utara

a. Variabel independent. Yaitu budaya organisasi (X1) dan gaya kepemimpinan
(X2).
b. Variabel dependent, yaitu kinerja karyawan (Y)

3.4 Definisi Operasional Variabel
Berikut ini diuraikan definisi operasional variabel pada Tabel 3.1.:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Budaya
Organisasi (X1)


Defenisi
Perangkat
sistem nilai –
nilai, keyakinan
Asumsi, atau
norma yang
telah lama
berlaku,
disepakati dan
diikuti oleh para
anggota suatu
organisasi.

Gaya
Kepemimpinan
(X2)

Proses
mempengaruhi
orang lain untuk

memahami dan
setuju dengan
apa yang harus
mereka lakukan
dan bagaimana
melakukan tugas
tersebut secara
efektif, dalam
mencapai tujuan
bersama.

1.
2.
3.
4.

Dimensi
Keterlibatan
Misi
Konsisten

Adaptabilitas

1. Otokratik
2. Demokratik
3. Laissez Faize

Indikator
1. Ikut berpartisipasi
2. Memberikan ideide.
3. Perusahaan
menyampaikan
tujuan perusahaan
kepada karyawan
4. Mensosialisasikan
visi dan misi
5. Rasa memiliki
pada perusahaan
6. Munculnya
komitmen yang
lebih besar

terhadap
perusahaan.
7. Penyesuaian diri
dengan perusahaan
8. Kenyamanan
bekerja
1. Kekuasaan.
2. Pengambilan
Keputusan.
3. Kebijaksanaan
4. Bebas bekerja
5. Kebebasan penuh
6. Tidak ada
partisipasi dari
pimpinan dalam
penentuan tugas

Skala
Likert


Likert

40
Universitas Sumatera Utara

Variabel
Kinerja
Karyawan
(Y)

Defenisi
Hasil kerja yang
dicapai oleh
seorang atau
sekelompok
dalam suatu
organisasi sesuai
dengan
wewenang dan
tanggungjawab

masing-masing
dalam rangka
untuk
mencapaitujuan
organisasi
secaralegal dan
tidak
melanggarhukum
dan sesuai
dengan moral
maupun etika.
Sutrisno
(2011:170)

Dimensi
1. Kualitas
kerja
2. Kuantitas
kerja
3. Waktu

kerja
4. Kerjasama

Indikator
1. Melakukan
pekerjaan
dengan rapi
dan teliti
2. Menyelesaika
n pekerjaan
dengan
standar yang
telah
ditetapkan
3. Pemenuhan
target
4. Penyelesaian
pekerjaan
dengan
efisien.

5. Ketaatan
6. Waktu
Penyelesaian.
7. Kerjasama
dengan rekan
kerja
8. Kemampuan
membina
hubungan
dengan
atasan.

Skala
Likert

Sumber : Sutrisno(2011:2), Fuad (2007), Sutrisno(2011:170)

3.5. Skala Pengukuran Variabel
Pada penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan skala pengukuran
atas variabel penelitian yaituSkala Likert (angka 1 sampai 5).Berikut ini skala

pengukuran yang digunakan peneliti atas variabel penelitian, yaitu :
Tabel 3.2.
Instrumen Skala Likert
No.
Keterangan
1
Sangat Setuju
( SS )
2
Setuju
(S)
3
Kurang Setuju
( KS )
4
Tidak Setuju
( TS )
5
Sangat Tidak Setuju ( STS )
Sumber : Priyatno (2013)


Skala
5
4
3
2
1

41
Universitas Sumatera Utara

3.6. Populasi dan Sampel penelitian
3.6.1. Populasi
Sulistyo (2010:22), ”Populasi adalah keseluruhan objek yang akan
diteliti”. Populasi pada penelitian ini adalah terdiri darikaryawan atau staf
sebanyak 36 orang.
3.6.2. Sampel
Menurut Martono (2010:65), ”Sampel yaitu bagian dari populasi yang
memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Teknik pengambilan
sampel yaitu menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah sampel yang
mewakili jumlah populasi.Pada penelitian ini tentang kinerja karyawan di
Politeknik Unggul LP3M. Karena jumlah karyawan hanya 36 orang, maka
seluruhnya dijadikan sampel penelitian.Dengan demikian, jumlah sampel
penelitian yang digunakan sebanyak 36responden.

3.7. Jenis Data
Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun
angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang
dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005:55). Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih
pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar

42
Universitas Sumatera Utara

pertanyaan/kuesioner dan observasi kepada karyawan yang bekerja di Politeknik
Unggul LP3M Medan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi
dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs
internet untuk mendukung penelitian. Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun
landasan teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual
penelitian misalnya buku-buku referensi (baik buku-buku wajib perkuliahan
maupun buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan
pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat
diterapkan dalam penelitian ini.

3.8. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data penelitian yang digunakan yaitu:
1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner
kepada karyawandengan menggunakan skala Likert..
2. Studi pustaka, yaitu teknik pengumpulan data yang bersumber dari berbagai
literatur, buku, internet, karya ilmiah, jurnal dan sebagainya.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan
uji validitas dan reabilitas :

43
Universitas Sumatera Utara

3.9.1

Uji Validitas
Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu

kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas diberikan kepada 36 orang
karyawan diluar sampel yang telah ditentukan, yakni para karyawan di institusi
lain yang sejenis, dalam penelitian ini kuesioner untuk uji validitas dan reliabiltias
disebar kepada karyawan Perguruan Tinggi Pelita Nusantara yang lokasinya
berdekatan dengan Politeknik Unggul LP3M..
Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau
benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya.
Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama
diperoleh hasil yang tidak berbeda. Pada tahap prasurvei, kuesioner diberikan
kepada 36 orang karyawan di luar sampel.
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah
penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
(kuesioner). Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur
apa yang ingin diukur (Situmorang dan Lufti, 2014:88).
Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah:
1. Jika r hitung>r tabelmaka pernyataan dinyatakan valid.
2. Jika r hitung< r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

44
Universitas Sumatera Utara

Pernyataan

Tabel 3.3
Uji Validitas
r hitung
t table

Validitas

Item1

0.547

0.444

Valid

Item 2

0.825

0.444

Valid

Item 3

0.694

0.444

Valid

Item 4

0.513

0.444

Valid

Item 5

0.615

0.444

Valid

Item 6

0.580

0.444

Valid

Item 7

0.632

0.444

Valid

Item 8

0.529

0.444

Tidak Valid

Item 9

0.529

0.444

Valid

Item 10

0.555

0.444

Valid

Item 11

0.780

0.444

Valid

Item 12

0.674

0.444

Valid

Item 13

0.634

0.444

Valid

Item 14

0.538

0.444

Valid

Item 15

0.581

0.444

Valid

Item 16

0.780

0.444

Valid

Item 17

0.581

0.444

Valid

Item 18

0.533

0.444

Valid

Item 19

0.780

0.444

Valid

Item 20

0.622

0.444

Valid

Item 21

0.610

0.444

Valid

Item 22

0.694

0.444

Valid

Item 23

0.825

0.444

Valid

Item 24

0.496

0.444

Valid

Item 25

0.600

0.444

Valid

Item 26

0.594

0.444

Valid

Item 27

0.542

0.444

Valid

Item 28

0.780

0.444

Valid

45
Universitas Sumatera Utara

Item 29

0.602

0.444

Valid

Item 30

0.780

0.444

Valid

Item 31

0.547

0.444

Valid

Item 32

0.825

0.444

Valid

Item 33

0.694

0.444

Valid

Item 34

0.513

0.444

Valid

Item 35

0.615

0.444

Valid

Item 36

0.780

0.444

Valid

Item 37

0.581

0.444

Valid

Item 38

0.533

0.444

Valid

Item 39

0.780

0.444

Valid

Item 40

0.622

0.444

Valid

Item 41

0.543

0.444

Valid

Item 42

0.629

0.444

Valid

Item 43

0.690

0.444

Valid

Item 44

0.665

0.444

Valid

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) , 2016
Dari hasil uji validitas diatas dapat diketahui bahwa merupakan data yang
valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner) dari 36 diluar responden yang
ingin di teliti.
3.9.2

Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Situmorang dan Lufti, 2014:89).
Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner.
Penyebaran kuesioner khusus uji validitas diberikan kepada 36 orang karyawan
diluar sampel yang telah ditentukan, yakni para karyawan di institusi lain yang
sejenis, dalam penelitian ini kuesioner untuk uji validitas dan reliabiltias disebar

46
Universitas Sumatera Utara

kepada karyawan Perguruan Tinggi Pelita Nusantara yang lokasinya berdekatan
dengan Politeknik Unggul LP3M..
Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau
benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya.
Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama
diperoleh hasil yang tidak berbeda. Pada tahap prasurvei, kuesioner diberikan
kepada 36 orang karyawan di luar sampel.
Menurut (Sugiyono, 2005 :110) instrument yang reliable adalah
instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang
sama akan menghasilkan data yang sama, maka akan ditentukan reliabilitasnya
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika r alpha positif atau> r tabel maka pernyataan reliable.
2. Jika r alpha negative atau < r tabel maka pernyataan tidak reliable.
Tabel 3.4
Uji Realibilitas
r alpha / Cranbach alpha
0.891

r tabel
0.444

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) , 2016
Dari kriteria diatas dapat disimpulkan bahwa r alpha (0.891) > r tabel
(0.444), sehingga penelitian dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai
alat pengumpulan data.

47
Universitas Sumatera Utara

3.10

Uji Asumsi Klasik
Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi linier berganda

sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas adalah mengetahui apakah variabel dependen, independen,
atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik
fan pendekatan statistik yaitu Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan
tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai
signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.
2. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain atau dengan kata lain apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan Uji Glejser dengan
pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi

variabel

dependen,

maka

ada

indikasi

terjadi

heteroskedastisitas.

48
Universitas Sumatera Utara

3. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji variabel independen yang
satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling
berhubungan secara sempurna. Multikolinieritas berarti adanya hubungan
linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel
yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan
Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:
a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas.
b. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.

3.11 Teknik Analisis Data
3.11.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data
yang

telah

diperoleh,di

susun,

dikelompokkan,

dianalisis,

kemudian

diinterprestasikan.
3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis statistik regresi linier
berganda. Dimana secara umum data hasil pengamatan Y dipengaruhi oleh
beberapa variabel bebas X1, X2, X3, …, Xn. Sehingga rumus umum dari regresi
berganda yaitu dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana : Y

= Kinerja Karyawan

49
Universitas Sumatera Utara

α

= Konstanta

β

= Koefisien regresi

X1 = Budaya Organisasi
X2 = Gaya Kepemimpinan
e

3.12

= Standar error

Pengujian Hipotesis
Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan

digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Uji Signifikasi Simultan (Uji-F)
Uji ini menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
Ho : β1 = β2 = 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : β1 ≠ β2 0
Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria Pengujiannya dengan taraf signifikansi sebesar 5% maka:
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel . Kriteria pengambilan
keputusannya, yaitu:

50
Universitas Sumatera Utara

a. Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
2. Uji signifikan Individual/Uji Parsial (Uji-t)
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat, maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan
pengujian secara parsial menggunakan uji t. Uji t menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen
Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan menentukan derajat
kepercayaan 95% (α =0,05) dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa,
maka cara yang dilakukan adalah :
a. H0 : b1 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
b. H0 : b1≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukurseberapa besar
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika koefisien determinasi
(R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan
X menerangkan Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil
(mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

51
Universitas Sumatera Utara

adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan
tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap
variabel terikat.

52
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Indonesia merupakan

negara

sedangg

berkembang

yang

banyak

membutuhkan tenaga kerja tingkat menengah (Middle Management) yang siap
kerja, trampil, profesional, matang dan jeli melihat peluang usaha.Berangkat dari
pemikitan tersebut, intitusi kami berkeinginan untuk menciptakan tenaga kerja
tingkat menengah yang mampu bersaing di era globalisasi dan teknologi tinggi
sekarang ini, mendirikan perguruan Tinggi Swasta dengan nama Politeknik
Unggul LP3M Medan. Ijin penyelenggaranya tertuang dalam surat izin Menteri
Pendidikan Nasional No. 25/D/O/2001 tertanggal 5 Februari 2002.
Program studi yang ada di Politeknik Unggul LP3M Medan terdiri dari
lima program studi yaitu:
1.

Program studi Akuntansi untuk jenjang program Diploma III

2.

Program studi Komputerisasi untuk jenjang program Diploma III

3.

Program studi Manajemen Informatika untuk jenjang program Diploma III

4.

Program studi Seketaris untuk jenjang program Diploma III

5.

Program studi Manajemen Pemasaran untuk jenjang program Diploma III.
Kelima program studi di atas telah mendapat perpanjangan dari direktorat

Jendral

Pendidikan

Tinggi

masing-masing

dengan

N0.

375/SK/Ban-

PT/Akred/Dpl-III/IX/2014 untuk Program Studi Akuntasndi, No. 077/SK/Ban-

53
Universitas Sumatera Utara

PT/Akred/Dpl-III/III/2014 untuk Seketaris, No. 235/SK/Ban-PT/Akred/AkXIII/III/XI/2013 untuk manajemen Pemasaran, No. 180/SK/Ban-PT/Akred/DplIII/VI/2014 untuk Komputerisasi Akuntansi dan No. 241/SK/Ban-PT/Akred/DplIII/XII/2013 untu Manajemen Informatika.
Makna LP3M Medan
Manajemen memberikan layanan dan kualitas yang Unggul kepada
Stakeholder, disingkat LPPM yaitu:


Layanan : Manajemen memberikan keunggulan dalam pelayanan yang
maksimal kepada Stakeholder yang didasari rasa ikhlas dan kekeluargaan



Pendidik/ Dosen : dalam proses belajar mengajar, Dosen? Tenaga pengajar
harus memiliki kompetensi mengajar berkualitas, berpengalaman dan
merupakan lulusan dalam atau luar negeri serta praktisi dari berbagai
perusahaan Swasta, BUMN atau Perusahaan Asing.



Pengajaran/ Kurikulum : kurikulum yang diberikan kepada Mahasiswa harus
sesuai konsep Link & Match yakni dapat memenuhi kebutuhan dunia usaha
dengan mengutamakan IQ, EQ dan SQ.



Pelatihan : mahasiswa juga diberikan Pelatihan, workshop, diskusi, kuliah
umum dari Pakar, serta Company visit ke berbagai perusahaan.



Mental/Moral : mahasiswa dididik Etika dan Spiritual yang optimal dengan
memberikan mata kulaih ESQ dalam kurikulum.

4.2

Analisis Statistik Deskriptif

54
Universitas Sumatera Utara

Analisis statistik deskriptif merupakan uraian atas hasil pengumpulan data
primer berupa kuesioner yang menjelaskan mengenai karakteristik responden
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan angkatan serta distribusi jawaban responden
terhadap masing-masing variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan dalam
penelitian ini.
4.2.1

Deskriptif Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pelaksana di Politeknik

Unggul LP3M Meda. Sampel yang diambil adalah sebanyak 36 orang berdasarkan
pada perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin.
Tabel 4.1
Identitas Responden
No.
1

2

3
4

Karakteristik
Jenis Kelamin

Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Usia
20-30
31-40
41-50
Jumlah
Bagian
Karyawan pelaksana
Pendidikan
SMA/SMK
D1/ D3
Jumlah
Sumber : Hasil pengolahan data primer (2016)

Jumlah
Responden
24
12
36
8
15
13
36
36
15
21
36

%
66,6
33,4
100
22,2
41,6
36,2
100
100
41,6
58,4
100

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa :
a.

Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui 24 orang atau 66,6% responden
adalah laki-laki dan 12 orang atau 33,4% responden adalah perempuan. Hal
ini menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah berjenis kelamin laki-

55
Universitas Sumatera Utara

laki. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak karyawan laki-laki yang
merasa puas.
b.

Berdasarkan umur dari responden, dapat diketahui bahwa 8 orang atau 22,2%
responden berumur 20-30 tahun, 15 orang atau 41,6% responden berumur 3140 tahun dan 13 0rang atau 36,2% responden berumur 41-50 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari responden yang
berumur 31-40 tahun yang merasa puas.

c.

Berdasarkan bidang pekerjaan yang dikerjakan oleh responden, dapat
diketahui bahwa 36 orang atau 100% responden dari bagian karyawan
pelaksana merasa puas. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden
merasa puas.

4.2.2 Deskriptif Variabel Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan skala pengukuran
atas variabel penelitian yaitu Skala Likert (angka 1 sampai 5). Berikut ini skala
pengukuran yang digunakan peneliti atas variabel penelitian, yaitu :
Tabel 4.2.
Instrumen Skala Likert
No.
Keterangan
1
Sangat Setuju
( SS )
2
Setuju
(S)
3
Kurang Setuju
( KS )
4
Tidak Setuju
( TS )
5
Sangat Tidak Setuju ( STS )
Sumber : Priyatno (2013)

Skala
5
4
3
2
1

56
Universitas Sumatera Utara

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Budaya organisasi
Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Budaya Organisasi
Indikator
Penelitian
(Pernyataan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

STS
1
N
%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Frekuensi Pendapat Responden (%)
TS
KS
S
2
3
4
N
%
N
%
N
%
0
0
7
19,4 26 72,2
0
0
4
11,1 25 69,4
0
0
6
16,6 18
50
0
0
3
8,3
22 61,1
0
0
6
16,6 15 41,6
0
0
5
13,8 22 61,1
0
0
7
19,4 18
50
0
0
4
11,1 18
50
0
0
6
16,6 18
50
0
0
5
13,8 21 58,3
0
0
2
5,5
23 63,8
0
0
7
19,4 16 44,4
5
0
6
16,6 18
50
0
0
5
13,8 22 61,1
0
0
2
5,5
23 63,8
0
0
3
8,3
20 55,5

SS
5
N
3
7
9
8
12
6
8
11
9
7
8
10
9
6
8
10

%
8,3
19,4
25
22,2
33,3
16,6
22,2
30,5
25
19,4
22,2
27,7
25
16,6
22,2
27,7

Total
N
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36

%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2016)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 36 orang responden untuk
variable budaya organisasi pada Tabel 4.3 yaitu :
a.

Pada pernyataan pertama (setiap karyawan ikut berpasrtisipasi dalam
menerapkan budaya organisasi) sebanyak 7 orang atau 19,4% yang
menyatakan kurang setuju , 26 orang atau 72,2% menyatakan setuju, 3 orang
atau 8,3% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan
sangat tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya
organisasi yang diberikan kepada karyawan

mempengaruhi kinerja

karyawan.

57
Universitas Sumatera Utara

b.

Pada pernyataan kedua (setiap karyawan ikut terlibat dalam menerapkan
aturan budaya organisasi) sebanyak 4 orang atau 11,1% yang menyatakan
kurang setuju , 25 orang atau 69,4% menyatakan setuju, 7 orang atau 19,4%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

c.

Pada pernyataan ketiga sebanyak 6 orang atau 16,6% yang menyatakan
kurang setuju , 18 orang atau 50% menyatakan setuju, 9 orang atau 25%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

d.

Pada pernyataan keempat sebanyak 3 orang atau 8,3% yang menyatakan
kurang setuju , 22 orang atau 61,1% menyatakan setuju, 8 orang atau 22,2%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

e.

Pada pernyataan kelima sebanyak

6orang atau 16,6% yang menyatakan

kurang setuju , 15 orang atau 41,6% menyatakan setuju,12 orang atau 33,3%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.
f.

Pada pernyataan keenam sebanyak 5 orang atau 13,8% yang menyatakan
kurang setuju , 22 orang atau 61,1% menyatakan setuju, 6 orang atau 16,6%

58
Universitas Sumatera Utara

menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan
g.

Pada pernyataan ketujuh sebanyak 7 orang atau 19,4% yang menyatakan
kurang setuju , 18 orang atau 50% menyatakan setuju, 8 orang atau22,2 %
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

h.

Pada pernyataan kedelapan sebanyak 4 orang atau 11,1% yang menyatakan
kurang setuju , 18 orang atau 50% menyatakan setuju, 11 orang atau 30,5%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

i.

Pada pernyataan kesembilan sebanyak 6 orang atau 16,6% yang menyatakan
kurang setuju , 18 orang atau 50% menyatakan setuju, 9 orang atau 25%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

j.

Pada pernyataan kesepuluh sebanyak 5 orang atau 13,8% yang menyatakan
kurang setuju , 21 orang atau 58,3% menyatakan setuju, 7orang atau 19,4%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

59
Universitas Sumatera Utara

k.

Pada pernyataan kesebelas sebanyak 2 orang atau 5,5% yang menyatakan
kurang setuju , 23 orang atau 63,8% menyatakan setuju, 8 orang atau 22,2%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan,

l.

Pada pernyataan keduabelas sebanyak 7 orang atau 19,4% yang menyatakan
kurang setuju , 16 orang atau 44,4% menyatakan setuju, 8 orang atau 22,2%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

m. Pada pernyataan ketigabelas sebanyak 6 orang atau 16,6% yang menyatakan
kurang setuju , 18 orang atau 50% menyatakan setuju,10 orang atau 27,7%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.
n.

Pada pernyataan keempatbelas sebanyak 5 orang atau 13,8% yang
menyatakan kurang setuju , 22 orang atau61,1 % menyatakan setuju, 6orang
atau 16,6% menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan
sangat tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya
organisasi yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan

o.

Pada pernyataan kelimabelas sebanyak 2 orang atau 5,5% yang menyatakan
kurang setuju , 23 orang atau 63,8% menyatakan setuju, 8orang atau 22,2%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat

60
Universitas Sumatera Utara

tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan
p.

Pada pernyataan keenambelas sebanyak 3 orang atau 8,3% yang menyatakan
kurang setuju , 20 orang atau 55,5% menyatakan setuju, 10orang atau 27,7%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

4.2.2.2

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Gaya Kepemimpinan
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhapap Gaya Kepemimpinan

Indikator
Penelitian
(Pernyataan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

STS
1
N
%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Frekuensi Pendapat Responden (%)
TS
KS
S
SS
2
3
4
5
N
%
N
%
N
%
N
%
0
0
7
33,6 26 23,6
3
42,7
0
0
4
16,4 25 40,9
7
42,7
0
0
6
5,5
18 37,3
9
57,3
0
0
3
11,8 22 33,6
8
54,5
0
0
6
23,6 15 38,2 12 38,2
0
0
5
4,5
22 52,6
6
41,8
0
0
7
6,4
18
20
8
73,6
0
0
4
30,9 18 39,1 11 25,5
0
0
6
32,7 18 18,2
9
44,5
0
0
5
4,5
21 53,6
7
41,8
0
0
2
20
23 36,4
8
43,6
0
0
7
28,2 16 35,5 10 36,4

Total
N
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36

%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2016)
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 36 orang responden untuk
variabel pelatihan pada Tabel 4.3 yaitu :
a.

Pada pernyataan pertama (setiap pemimpin memiliki kekuasaan penuh dalam
memerintah) sebanyak 7 orang atau 19,4% yang menyatakan kurang setuju ,
26 orang atau 72,2% menyatakan setuju, 3 orang atau 8,3% menyatakan

61
Universitas Sumatera Utara

sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju dan
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang diberikan
kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.
b.

Pada pernyataan kedua (setiap pemimpin memiliki kekuasaan yang mutlak
dan tidak dapat dibantah) sebanyak 4 orang atau 11,1% yang menyatakan
kurang setuju , 25 orang atau 69,4% menyatakan setuju, 7 orang atau 19,4%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpian
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

c.

Pada pernyataan ketiga sebanyak 6 orang atau 16,6% yang menyatakan
kurang setuju , 18 orang atau 50% menyatakan setuju, 9 orang atau 25%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpian
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

d.

Pada pernyataan keempat sebanyak 3 orang atau 8,3% yang menyatakan
kurang setuju , 22 orang atau 61,1% menyatakan setuju, 8 orang atau 22,2%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpian
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

e.

Pada pernyataan kelima sebanyak

6orang atau 16,6% yang menyatakan

kurang setuju , 15 orang atau 41,6% menyatakan setuju,12 orang atau 33,3%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat

62
Universitas Sumatera Utara

tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpian
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.
f.

Pada pernyataan keenam sebanyak 5 orang atau 13,8% yang menyatakan
kurang setuju , 22 orang atau 61,1% menyatakan setuju, 6 orang atau 16,6%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpian
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan

g.

Pada pernyataan ketujuh sebanyak 7 orang atau 19,4% yang menyatakan
kurang setuju , 18 orang atau 50% menyatakan setuju, 8 orang atau22,2 %
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpian
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

h.

Pada pernyataan kedelapan sebanyak 4 orang atau 11,1% yang menyatakan
kurang setuju , 18 orang atau 50% menyatakan setuju, 11 orang atau 30,5%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpian
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

i.

Pada pernyataan kesembilan sebanyak 6 orang atau 16,6% yang menyatakan
kurang setuju , 18 orang atau 50% menyatakan setuju, 9 orang atau 25%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpian
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

63
Universitas Sumatera Utara

j.

Pada pernyataan kesepuluh sebanyak 5 orang atau 13,8% yang menyatakan
kurang setuju , 21 orang atau 58,3% menyatakan setuju, 7orang atau 19,4%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpian
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

k.

Pada pernyataan kesebelas sebanyak 2 orang atau 5,5% yang menyatakan
kurang setuju , 23 orang atau 63,8% menyatakan setuju, 8 orang atau 22,2%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpian
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan,

l.

Pada pernyataan keduabelas sebanyak 7 orang atau 19,4% yang menyatakan
kurang setuju , 16 orang atau 44,4% menyatakan setuju, 8 orang atau 22,2%
menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat
tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpian
yang diberikan kepada karyawan mempengaruhi kinerja karyawan.

4.2.2.3

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Karyawan.
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinejra Karyawan

Indikator
Penelitian
(Pernyataan)
1
2
3
4
5
6
7
8

STS
1
N
%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Frekuensi Pendapat Responden (%)
TS
KS
S
SS
2
3
4
5
N
%
N
%
N
%
N
%
0
0
7
33,6 26 23,6
3
42,7
0
0
4
16,4 25 40,9
7
42,7
0
0
6
5,5
18 37,3
9
57,3
0
0
3
11,8 22 33,6
8
54,5
0
0
6
23,6 15 38,2 12 38,2
0
0
5
4,5
22 52,6
6
41,8
0
0
7
6,4
18
20
8
73,6
0
0
4
30,9 18 39,1 11 25,5

Total
N
36
36
36
36
36
36
36
36

%
100
100
100
100
100
100
100
100

64
Universitas Sumatera Utara

Indikator
Penelitian
(Pernyataan)
9
10
11
12
13
14
15
16

STS
1
N
%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Frekuensi Pendapat Responden (%)
TS
KS
S
SS
2
3
4
5
N
%
N
%
N
%
N
%
0
0
6
32,7 18 18,2
9
44,5
0
0
5
4,5
21 53,6
7
41,8
0
0
2
20
23 36,4
8
43,6
0
0
7
28,2 16 35,5 10 36,4
0
0
6
23,6 15 38,2 12 38,2
0
0
5
4,5
22 52,6
6
41,8
0
0
7
6,4
18
20
8
73,6
0
0
4
30,9 18 39,1 11 25,5

Total
N
36
36
36
36
36
36
36
36

%
100
100
100
100
100
100
100
100

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2016)
Untuk variabel bebas Kinerja Karyawan (Y)
1.

Dengan rata-rata 5,675 : responden menyatakan mereka puas dengan beban
kerja dan tanggung jawab yang dapat diselesaikan seluruhnya.

2.

Dengan rata-rata 5,85 : responden menyatakan mereka sangat puas dengan
adanya penanganan pekerjan sesuai target perusahaan.

3.

Dengan rata-rata 5,85 : responden menyatakan mereka sangat puas dengan
penyelesaian pekerjaan dengan tepat sasaran.

4.

Dengan rata-rata 5,787 : responden menyatakan mereka puas jika mereka
semua melakukan pekerjaan dengan tepat sesuai sasaran.

5.

Dengan rata-rata 6,125 : responden menyatakan mereka sangat puas dengan
pekerjaan mereka yang teliti sehingga sangat kecil terjadi kesalahan.

6.

Dengan rata-rata 6,225 : responden menyatakan mereka sangat puas karena
mereka hasil laporan yang rapi dan teliti.

7.

Dengan rata-rata 5,45 : responden menyatakan mereka puas dengan hasil
pekerjaan yang memuaskan.

65
Universitas Sumatera Utara

8.

Dengan rata-rata 5,85 : responden menyatakan mereka sangat puas karena
sesuai dengan kriteria yang dikerjakan.

9.

Dengan rata-rata 5,525 : responden menyatakan puas karena semua karyawan
bekerja sama dengan rekan kerjanya

10. Dengan rata-rata 6,425 : responden menyatakan mereka sangat puas dengan
adanya hubungan yang baik antara sesama rekan kerja
11. Dengan rata-rata 5,75 : responden menyatakan mereka puas dikarenakan
adanya kerja sama dengan atasan
12. Dengan rata-rata 5,612 : responden menyatakan mereka puas dikarenakan
adanya hubungan yang baik dengan atasan.

4.3

Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi perlu dilakukan uji asumsi klasik agar

dapat perkiraan yang tidak bias dan efisien. Ada beberapa syarat asumsi klasik
yang harus dipenuhi, yaitu:
4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual berdistribusi normal. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik. Untuk melihat normalitas residual, peneliti menganalisis
grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal dan juga menganalisis probabilitas plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.

66
Universitas Sumatera Utara

1.

Analisis Grafik

Dasar pengambilan keputusan untuk Uji Normalitas sebagai berikut:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram menujukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi mormalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2016)
Gambar 4.1
Grafik Histogram Uji Normalitas
Pada gambar 4.1 terlihat bahwa data juga berdistribusi normal ini dapat
dilihat pada scatterplot. Terlihat titik-titik yang mengikuti sebaran data di
sepanjang garis diagonal.

67
Universitas Sumatera Utara

Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 20 (2016)
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot
Pada Gambar 4.2 Grafik P-P Plot dapat dilihat bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, jadi dapat disimpulkan
bahwa data residual berdistribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2.

Analisis Kolmogrov-Smirnov
Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan uji statistic non-parametrik

Kolmogrov-Smirnov (K-S). dasar pengambilan keputusan untuk KolmogrovSmirnov yaitu nilai value pada kolom Asimp. Sig (2-tailed) >level of significant
(α = 5%).

68
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test

N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Unstandardized
Residual
36
0E-7
1.16073653
.087
.087
-.072
.783
.573

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2016)
Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 4.6 diperoleh nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) diatas angka 0.05 (0.573 > 0.05), dengan demikian dapat disimpulkan
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.3.2. Uji Heteroskedastisitas
Dalam melakukan pengujian heteroskedastisitas, dapat dilakukan melalui
dua cara. Pertama, melalui analisis grafik dengan cara membaca grafik
Scatterplot, di mana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar
secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan tersebar baik di
atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.Kedua, melalui analisis statistik
yang dilakukan melalui uji glejser, di mana tidak terjadi heteroskedastisitas
apabila tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen.

69
Universitas Sumatera Utara

Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 20 (2016)

Gambar 4.3
Scatterplot
Gambar Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik yang ada menyebar
secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan
tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Oleh karena itu, model regresi
dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas.
Tabel 4.7
Uji Glejser

Model

1

(Constant)

Budaya_Organisasi
Gaya_Kepemimpinan
a. Dependent Variable: ABSUT

Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
2,915
2,637
-,003
-,024

,132
,145

-,017
-,120

t
1,105

Sig.
,284

-,024
-,169

,981
,868

Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF
,114
,114

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2016)
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa tidak ada variabel bebas atau variabel
independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat atau
variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dari nilai Sig. variabel-variabel bebas yang
lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Jadi, model regresi tidak mengalami
heteroskedastisitas.

70
Universitas Sumatera Utara

2,759
2,759

4.3.3. Pengujian Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara
variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya
masalah multikolineaitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.8
Multikolinieritas

Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients

Model

B
1

(Constant)

,064

Budaya_Organisasi
,778
Gaya_Kepemimpinan
,680
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Std. Error
,023

Beta

,252
,276

,858
,068

t
3,198

Sig.
,005

3,088
2,245

,007
,009

Collinearity
Statistics
Toleranc
e
VIF
,114
,114

2,759
2,759

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2016)

Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Tolerance semua variabel bebas adalah
lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas adalah
lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini
dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.
4.4

Pengujian Hipotesis

4.4.1

Analisis Regresi Linear Berganda
Model regresi berganda yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y = 0,064 + 0,778 X1 + 0,660 X2

71
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9
Hasil Regresi Linier Berganda
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients

Model

B
1

(Constant)

,064

Std. Error
,023

Budaya_Organisasi
,778
Gaya_Kepemimpinan
,680
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Beta

,252
,276

,858
,068

T
3,198

Sig.
,005

3,088
2,245

,007
,009

Collinearity
Statistics
Toleranc
e
VIF
,114
,114

2,759
2,759

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2016)
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Konstanta (a) = 0.064. Ini menunjukkan nilai konstan, dimana jika variabel
budaya organisasi (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) = 0, maka kinerja
karyawantetap sebesar 0.064.
b. Koefisien X1 (b1) = 0.778. Variabel budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan dengan koefisien regresi 0,778. Nilai Thitungvariabel budaya
organisasi dengan tingkat signifikansi 0,007 adalah 3,088 dan nilai Ttabel1,658
maka Thitung > Ttabel(3,088 > 1,658), sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan (0,007 < 0,05)
secara parsial terhadap kinerja karyawan, artinya jika variabel budaya
organisasi ditingkatkan maka kinerja karyawan (Y) akan meningkat.
c. Koefisien X2 (b2) = 0,680. Ini menunjukkan bahwa variabel gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan koefisien regresi 0,680.
Nilai Thitungvariabel gaya kepemimpinan dengan tingkat signifikansi 0,009
adalah 2,245 dan nilai Ttabel1,658 maka Thitung > Ttabel(2,245 > 1,658),
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan berpengaruh

72
Universitas Sumatera Utara

positif dan signifikan (0,009 < 0,05) secara parsial terhadap kinerja karyawan,
artinya jika variabel gaya kepemimpinan ditingkatkan maka kinerja karyawan
(Y) akan meningkat.
4.4.2

Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji

F

dilakukan

untuk

menguji

apakah

variabel

budaya

organisasi(X1),gaya kepemimpinan ((X2), secara bersama-sama atau serempak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinera karyawan Politeknik LP3M
Unggul Medan.
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
ANOVAb

Model
1

Sum of Squares
Regression
Residual
Total

Df

Mean Square

1055,415

2

166,884

47,276

32

3,458

1102,691

34

F
48,263

Sig.
,000a

a. Predictors: (Constant), Budaya_Organisasi, Gaya_Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2016)
Pada Tabel 4.10 dapat dilihat Fhitung adalah 48,263 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Oleh karena tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05 maka hal ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya variabel bebas,
yang terdiri dari budaya organisasi dan gaya kepemimpinansecara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu kineja
karyawan.

73
Universitas Sumatera Utara

4.5

Identifikasi Determinan (R2)
Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Jika determinan (R2) semakin besar atau
mendekati satu, maka pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel
terikat (Y) semakin kuat. Jika determinan (R2) semakin kecil atau mendekati nol,
maka pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin
lemah.
Tabel 4.11
Pengujian Koefisien Determinan (R2)
Model Summary
Model

R
.957a

1

R Square

.915

Adjusted R
Square
.912

Std. Error of the
Estimate
1.18342

a. Predictors: (Constant), Budaya_Organisasi,Gaya_Kepemimpinan

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2016)

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai r = 0,957 berarti hubungan antara
variabel bebas (budaya organisasi dan gaya kepemimpinan) terhadap variabel
terikat (kinerja karyawan) adalah sebesar 95,7%, artinya hubungannya sangat erat.
Angka Adjusted R2 atau determinan sebesar 0,912 berarti variabel bebas yaitu
budaya organisasi (X1)dan gaya kepemimpinan(X2)mampu menjelaskan variabel
terikat, yaitukinerja karyawan (Y), sebesar 91,2% dan sisanya 8,8% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.6

Pembahasan
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa budaya organisasi dan gaya

kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap

74
Universitas Sumatera Utara

kinerja karyayawan. Ini menandakan bahwa keseluruhan variabel budaya
organisasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan
Politeknik LP3M Unggul Medan. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan
Sutrisno (2013:80) dalam bukunya bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja ada tiga yaitu faktor sosial; meliputi interaksi sosial antarkaryawan
ataupun dengan atasan, faktor fisik; meliputi jenis pekerjaan, jam kerja,
lingkungan kerja,gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan faktor finansial;
meliputi jaminan kesejahteraan seperti tunjangan, fasilitas, pelatihan, dan
promosi.
4.6.1

Pengaruh Budaya Organisasi (X1) Terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Kinerja karyawan dipandang sebagai suatu reaksi emosional yang

merupakan akibat dari dorongan, keinginan, tuntutan dan harapan-harapan
karyawan terhadap pekerjaan yang dihubungkan dengan realitas yang dirasakan
oleh karyawan (Sutrisno, 2013:74). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kesempatan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian di lapangan yang
menunjukkan bahwa budaya organisasi merupakan salah satu harapan dan bahkan
menjadi tujuan karyawan dalam bekerja, sebab saat ini sesorang bukan hanya
bekerja untuk memperoleh penghasilan, tetapi juga untuk meningkatkan karirnya
yang kemudian akan menciptakan kepuasan tersendiri pada karyawan tersebut.
Karena dengan memiliki budaya organisasi berarti karyawan tersebut memperoleh
penghargaan atas prestasinya, diakui kinerjanya, dan diberi tanggung jawab yang
lebih besar.

75
Universitas Sumatera Utara

Hal ini sesuai dengan jawaban responden menyatakan bahwa mereka
sangat puas dengan adanya budaya organisasi kepada karyawan berdasarkan
dengan adanya sosialisasi terbuka secara menyeluruh mengenai peraturanperaturan perusahaan , selain itu juga karena adanya budaya organisasi yang
diberikan bukan hanya karena lamanya bekerja tetapi karena karyawan tersebut
ahli dalam pekerjaannya dan paham betul visi misi perusahaan sejak bekerja.
Faktor lain yang mempengaruhi budaya organisasi juga dilihat dari hasil ujian
pekerjaan yang memusakan dari para karyawan.
4.6.2

Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X2) Terhadap Kinerja Karyawan
(Y)
Kinerja karyawan dapat mempengaruhi loyalitas seseorang karyawan

terhadap pekerjaan, bagaimana sikap senang atau tidak senang karyawan tersebut
dalam pekerjaannya. Setiap perusahaan pasti menyadari bahwa sumber daya
manusia merupakan sumber daya penting, maka perusahaan harus mengelolanya
secara tepat dan benar agar senantiasa dapat memberikan kontribusi dalam
pencapaian tujuan perusahaan yang telah direncanakan. Menurut Nurita (2008)
melalui

gaya

kepemimpinan

atasan

mempengaruhi,

mengarahkan,

dan

membimbing bawahannya agar bekerja dengan baik.. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan dengan nilai yang paling dominan dibandingkan
dengan variabel lainnya. Ini berarti pemberian gaya kepemimpinan sangat
memperngaruhi kinerja karyawan Politeknik LP3M Unggul Medan karena para
karyawan percaya untuk menerima arahan dan perintah yang di dapat langsung

76
Universitas Sumatera Utara

dari atasan guna mengembangkan pengetahuan karyawan tersebut khususnya
mengenai pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan jawaban responden yang
menyatakan

sangat

puas

dengan

kebijakan

perusahaan

dengan

gaya

kepemimpinan kepada karyawan. Ini berarti karyawan Politeknik LP3M Unggul
Medan membutuhkan pemimpin yang bukan hanya sebagai atasan yang dengan
mudahnya memerintah tetapi juga pemimpin yang mampu diajak kerja sama dan
berhubungan baik dengan karyawannya.
Faktor lain yang mempengaruhi gaya kepemimpinan adalah adanya
penilaian khusus pemimpin dalam menilai pekerjaan para karyawan,dan juga
perlunya pemimpin memberikan kepercayaan penuh dalam memberi tanggung
jawab kepada karyawannya yang kemudian dapat dibandingkan bagaimana
karyawan tersebut sebelum dan sesudah mendapatkan arahan.

77
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat
mengambil

kesimpulan

secara

simultan,

budaya

organisasi

dan

gaya

kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karya